BAB 2 DATA DAN ANALISA
2.1
Sumber Data Data dan informasi untuk mendukung proyek tugas akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain:
2.1.1 Data Reli Lorosae Komodo Tour 1994.
gambar 1. Logo Reli Lorosae Komodo 1994
Seperti yang telah diutarakan pada pendahuluan, Reli mobil kuno ini sudah pernah diselenggarakan pada tanggal 25 Juni - 6 Juli 1994, tour berlangsung selama 11 hari. Data lengkap mengenai tour ini masih terdokumentasi dengan baik oleh sekretariat PPMKI, baik dokumentasi RC (racing Committee) maupun dokumentasi peserta.
5
Berikut beberapa item terkait yang berhasil didapatkan penulis dalam bentuk asli maupun hardcopy:
1. Buku Pedoman Umum Peraturan Lomba Lorosae Komodo Tour 1994. 2. Route Book Lorosae Komodo Tour 1994. 3. Notulen rapat, keputusan dewan juri, laporan keuangan, surat rekomendasi , dan berkas terkait Lorosae Komodo Tour 1994. 4. Kartu Kontrol Peserta 5. Contoh Nomor Start perserta (pintu kanan dan kiri) 6. Emblem logo Tour dan Plakat serta piagam penghargaan. 7. Dokumentasi fotografi dari event terkait.
gambar 2. Piagam Finisher
6
gambar 3. Piala juru kunci
gambar 4. Pedoman umum peraturan lomba
gambar 5. Route Book
gambar 6. Formulir Pendaftaran
7
gambar 7. Perijinan kapolsek dan peta
gambar 8. Soal perseta
gambar 9. Suasana Start
8
gambar 10, 11, 12, 13, 14, 15. Petualangan Komodo
9
2.1.2 Refrensi “Buku Jejak Roda Petualang”
Buku Jejak Roda Petualang diterbitkan dalam rangka memperingati 25 tahun Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia, ditulis dan disusun oleh Em Samudra dan Uslik Kristinillia. Buku ini telah terdistribusi ke banyak toko buku terkemuka di Indonesia, adapun konten dari buku ini mencakup sejarah dan asal muasal berdirinya PPMKI, Sejarah PPMKI, Reli PPMKI, Komunitas, Koleksi Anggota, serta sedikit tentang sejarah mobil di Indonesia.
2.1.3 Refrensi Buku “New Retro, Classic graphic, Today’s Designs”
“New Retro, Classic graphic, Today’s Designs” adalah buku yang mengupas tentang retro design baik dari sejarah maupun Retro elements yang menjadi penanda atau ciri khas suatu gaya design pada masanya. Buku ini juga menjabarkan Retro Elements Timeline yaitu pembagian masa dan gaya design menurut tahun dan karya yang dianggap fenomenal pada masa tersebut. Buku ini penulis anggap layak sebagai buku pedoman dikarenakan penulis bermaksud mengunakan pendekatan Retro Design sebagai gaya grafis dari tugas akhir ini.
10
2.1.4 Buku refrensi “50s CARS Vintage Auto Ads - Boeatan Indonesia Asli”
Kedua buku refrensi ini juga penulis anggap sebagai pedoman gaya grafis dari projek tugas akhir ini.
2.2 Wawancara
Penulis menyadari bahwa diperlukannya sebuah wawancara untuk mendapatkan data yang lebih akurat. Metode yang dipakai adalah tanya jawab dengan Ketua II bagian organisasi PPMKI, Bapak Robby di kediamannya di kawasan Tanjung Duren Jakarta Barat. Penulis cukup terbantu dengan data yang diperoleh, sehingga penulis mampu untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan strategi kreatif untuk Reli Lorosae Komodo Tour ini. Data yang diperoleh merupakan data kuantitatif, bukan kualitatif, sehingga ini dan materi tidak bersifat ilmiah, namun hanya bersifat opini dan ingatan belaka.
Berikut adalah hasil dari wawancara: Wawancara terangkum dalam bentuk essai, agar runutan agenda dan peristiwa terususun lebih runtut.
Bapak Robby bergabung dengan PPMKI sekitar tahun 1982, beliau tercatat selalu ikut pada reli tahunan yang diselenggarakan oleh PPMKI. Karena keaktifan dan
11
loyalitas pada perhimpunan, beliau diangkat menjadi seketaris jendral pada periode 1994-1999, kemudian diangkat sebagai ketua umum PPMKI periode 1999-2002. Bapak Robby kemudian beliau meneruskan jabatannya sebagai Ketua II yang membawahi bagian organisasi. Menurut Bapak Robby, reli Lorosae - Komodo tour dapat dikatakan sebagai reli yang berkesan dan memiliki sejarah tersendiri bagi PPMKI, dikarenakan tour tersebut menempuh jarak 5000 km, dan melewati jalan-jalan yang tidak sepenuhnya beraspal, sehingga unsur petualangan dan tantangannya sangat terasa. Tour ini juga diikuti sekitar 80 mobil klasik yang kesemuanya start dari Jakarta. Bagi Bapak Robby, hal yang paling berkesan adalah ketika rombongan ingin menyebrang dari pulau Lombok menuju pulau Komodo, hari sudah larut malam pada waktu itu, kapten kapal sudah menolak untuk menyebrang, dikarenakan ombak yang cukup besar, namun, para anggota memaksa, dikarenakan waktu yang semakin sempit. Ditengah laut ombak menghantam kapal ferri kecil tanpa henti, “tinggi ombaknya mencapai gedung lantai empat!” begitu kata pak Robby, seluruh penumpang sibuk mencari benda apapun yang bisa mengapung untuk menyelamatkan diri, sebab tidak semua penumpang mendapatkan pelampung. Namun akhirnya ferri dapat tiba dengan selamat di pulau Komodo.
Menurut keterangan bapak Robby pula, ketahanan yang diperlihatkan oleh mobil para peserta cukup baik, hingga hampir semua mobil dapat mencapai finish, hanya sekitar empat mobil yang gugur, “itupun karena pulang kampung” sambung pak Robby.
12
Beliau juga berharap agar kedepannya Reli PPMKI dapat digarap lebih baik dari sisi tampilan, sebab menurutnya, dengan kemasan yang baik, dan koordinasi yang profesional, Reli PPMKI dapat lebih menarik minat penonton, dan minat sponsor.
Demikian rangkuman wawancara dengan bapak Robby.
2.3 Survei Lapangan
Penulis merasa bahwa untuk merasakan atmosfer dari suatu komunitas, khususnya komunitas otomotif seperti PPMKI, diperlukan pengalaman terjun langsung ke lapangan, oleh karena itu penulis turut serta dalam salah satu event yang melibatkan PPMKI. Penulis berkesempatan untuk ikut menghadiri kegiatan halal bihalal yang dilakukan di rumah bapak Hawke di daerah Cipete, dikarenakan belum adanya event reli pada masa penulisan tugas akhir ini, maka dirasa kegiatan ini cukup memadai untuk merasakan nuansa kekeluargaan dan keakraban antar anggota PPMKI, baik anggota lama atau anggota baru, bahkan banyak calon anggota yang ikut serta. Kegiatan ini diisi dengan acara makan-makan dan perkenalan para anggota baru, selebihnya yang terjadi adalah acara bebas, dimana semua anggota saling membaur, tentunya topik pembicaraan tidak pernah lepas dari mobil kuno.
13
2.4 Definisi 2.4.1 Reli Menurut Kamus Bahasa Indonesia Online, kata Reli memiliki arti: re.li [n] (1) perlombaan kendaraan (mobil, sepeda, dsb) di jalan umum dan biasanya tunduk pada peraturan lalu lintas dalam menetapkan kecepatan rata-rata: -- mobil Jawa-Sumatra itu melibatkan pembalap kawakan dalam dan luar negeri; (2) berjalan (berkendaraan) berbanyak di jalan-jalan untuk menunjukkan kekuatan massa, unjuk rasa.
2.4.2 Tour Menurut Kamus Thesaurus, kata Tour memiliki arti: tour noun 1 we enjoyed a two-week tour of Italy: trip to/through, excursion to/through, journey to/through, expedition to/through, jaunt to/through, outing to/through; trek to/through, safari to/through; archaic peregrination to/through. 2 a tour of the factory: visit, inspection, guided tour. verb 1 this hotel is well placed for touring the Cariboo: travel around, explore, discover, vacation in, visit.
14
2 the governor toured the factory: visit, go around/through, walk around/through, inspect; informal check out.
2.4.3 Komunitas Menurut Kamus Bahasa Indonesia Online, kata Komunitas memiliki arti: ko.mu.ni.tas [n] kelompok organisme (orang dsb) yang hidup dan saling berinteraksi di dl daerah tertentu; masyarakat; paguyuban
2.4.4 Antik Menurut Kamus Bahasa Indonesia Online, kata Antik memiliki arti: an.tik [a] kuno, tetapi tetap bernilai sebagai hasil karya seni atau benda budaya (barang-barang): koleksi barang --; (2) n ki perilaku, sifat, penampilan, dsb yang tidak seperti biasanya (orang)
15
2.5 Sejarah
2.5.1 Sejarah Mobil di Indonesia
Sejarah transportasi di Tanah Air tak bisa dilepaskan dari peran Gubenur Jendral Herman Willem Daendels, perintis jalan Anyer - Panurukan sejauh seribu kilometer, yang dimulai pada abad ke -16 dan rampung pada akhir abad ke -18. Jalan yang menghubungkan sisi barat dan timut Pulau Jawa ini menyimpan kisah perjalanan transportasi yang panjang di Indonesia, seperti terungkap dalam buku Rambles in Java and the Straits, sebuah reportase transportasi di Indonesia pada tahun 1800-an. Catatan itu dibuat oleh Charles Walter Kinloch, warga Inggris yang datang ke Batavia pada 5 Juni 1852. Pejalanannya sendiri dimulai pada 18 Juni 1852. Berawal dari Batavia, ia kemudian menyusuri Buitenzorg (kini Bogor), Bandung, Cirebon, Tegal, Magelang, Banyumas, Purworejo, Salatiga, sampai Semarang, lalu lembali ke Batavia. Charles Walter Kinloch belum menggunakan mobil karena kendaraan bermotor pada waktu itu belum dikenal. Britzka, kereta kecil yang ditarik kuda, adalah sarana transportasi utama pada waktu itu. Kinloch mencatat britzka adalah satu - satunya transportasi antarkota. Dari pengalaman menelusuri jalan itu, Kinloch meninggalkan jejak penting: ia menjadi saksi betapa jalan buatan Daendles itu menjadi media antara era kereta kuda dan kendaraan bermotor.
16
Pertemuan dua alat transportasi dari dua masa yang berbeda di jalan itu, berawal dari seorang Jerman bernama Gottlieb Daimler. Bersama Karl Benz, keduanya memproduksi kendaraan pertama di dunia pada tahun 1886. Delapan tahun setelah mobil pertama itu diluncurkan, Benz model Phaeton sudah dapat dilihat di Indonesia. Pemiliknya adalah kasusanan Surakata. Sunan Solo itu membelinya dari tangan seorang pedagang mobil, pertama pula di Indonesia, berama Jhon C.Potter. Bupati Brebes, Raden Mas Ario Tjondro tercatat sebagai pemilik mobil berikutnya. Mereknya Orient Blackboard buatan 1904. Mobil satu silinder dengan kekuatan delapan tenaga kuda ini dilengkapi dengan persneling maju mundur. Penggerak roda digerakan melalui rantai. Selain itu masih ada Kanjeng Raden Sosrodiningrat, kerabat raja Surakarta, yang memiliki mobil merek Fiat tahun 1907 yang hingga saat ini masih terawat baik dan disimpan di keraton Solo. Di era modern, Fiat 1907 ini pernah dipamerkan di Gaikindo Expo, Senayan pada tahun 1985. Selain kisah pemilik mobil dan pedagangnya, perjalanan sejarah mobil di Indonesia juga diwarnai dengan berdirinya klub - klub penggemar mobil. Klub tertua yang tercatat diantaranya adalah DMC (Delliche Motor Club) di Medan, Sumatra Utara, awal 1900-an. Kegiatan rutin klub pimpinan Prof. Dr. W. Schuffner ini adalah mengelilingi perkebutan sawit pada akhir pekan, sesekali diselingi tur ke Bukittinggi.
17
Anggota klub adalah pedagang dan pemilik perkebunan di Sumatra. Mobilnya kebanyakan Fiat yang memang populer disana, Spyker yang dipasarkan Verwey & Lugard serta Delahaye, mobil buatan Amerika yang saat itu banyak dipakai tentara Belanda untuk operasi. Schuffner sendiri lebih suka menggunakan Benz bermesin 5 PK untuk acara pesiarnya. Di Jawa sendiri, klub-klub mulai bermunculan di awal tahun 1900. Pelopornya para pedagang dan pengusaha perkebunan gula yang tersebar di Jawa Barat dan Jawa Timur. Mereka biasanya melakukan perjalanan keluar kota. Piknik dilakukan dengan cara membuka tenda di tempat terbuka. Setelah perang duina ke dua, seiring dengan memudarnya kekuasaan Belanda di Indonesia, klub-klub mobil yang mayoritas warga Belanda dan Inggris mulai menghilang. Klub mobil di Indonesia baru bermunculan kembali pada dasawarsa 1960-an, yang didominasi pada pedangang dan pengusaha di Indonesia. Salah satu klub yang berdiri di era Kemerdekaan adalah Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (1979). Mobil-mobil kuno yang pernah digunakan pedagang dan pengusaha Belanda di awal dasawarsa 1900 itu kemudian bertemu kembali dalam suasana berbeda, tetapi dalam jalan yang sama: jalan yang dibuka Gubernur Jendral Herman Willem Daendels, lebih dari dua abad silam.
18
2.5.2 Sejarah Reli Mobil
Istilah "reli”, sebagai cabang dari motorsport, mungkin berasal dari Reli Monte Carlo yang dilaksanakan pada Januari 1911, Sampai akhir 1920-an, sebelumnya
hanya ada sedikit acara lain yang mempergunakan istilah tersebut.
Istilah Reli sendiri dapat ditelusuri kembali pada tahun 1894 yaitu pada event Concours des sans Voitures Chevaux, yang disponsori oleh sebuah koran di Paris,
Le Petit Journal, yang cukup menarik perhatian umum maupun para
produsen terkemuka. Hadiah diberikan kepada kendaraan berdasarkan laporan dari para pengamat yang mengendarai mobil masing-masing. Pada Event berikutnya, kecepatan telah jauh melampaui batas aman jalan raya, kondisi jalan yang berdebu serta penuh sesak dengan penonton. Pemerintah Perancis menghentikan perlombaan dan melarang acara reli tersebut. Sejak saat itu, balap di Eropa (selain dari Italia) selanjutnya berada di sirkuit tertutup. Di era modern, reli secara garis besar terbagi menjadi dua jenis, yaitu Reli tertutup (didalam sirkuit) dan Reli Jalan raya. Reli tertutup tentunya diselengarakan di area yang terbatas, dan terisolasi dari kendaraan umum lainya, kemenangan ditentukan oleh siapa yang paling dulu mencapai garis finish, setelah melewati beberapa putaran yang ditentukan. Lain halnya dengan Reli Jalan Raya, reli ini tidak mengukur kemenangan dari salip - menyalip antar pembalap, serta posisi, namun kemenangan diukur melalui waktu tercepat pada setiap tahapan. Hal ini dikarenakan balapan yang dilangsungkan di jalan raya
19
sehingga tidak memungkinkan kendaraan beradu kecepatan, mengingat faktor keamanan dan faktor alam yang tidak dapat diprediksi.
2.5.3 Sejarah PPMKI
I. Visi dan Misi
Visi : Menjadikan mobil-mobil kuno di Indonesia sebagai bagian dari aset bangsa yang perlu dilestarikan karena merupakan warisan bersejarah dan saksi sejarah bagi bangsa Indonesia, serta sebagai pendukung pariwisata Indonesia.
Misi : Meningkatkan kegemaran mayarakat umum pada barang-barang bersejarah khususnya terhadap mobil-mobil kuno di Indonesia.
20
Mobil Kuno : Klasifikasi/kriteria teknis kendaraan KUNO adalah kendaraan yang diproduksi 40 tahun, sehingga umur / produksi tahun kendaraan setiap tahun berubah.
II. Syarat Menjadi Anggota PPMKI.
1.
Menggemari mobil-mobil kuno dan berminat memiliki mobil kuno. Walaupun belum memiliki mobil kuno bisa menjadi anggota PPMKI.
2.
Mengisi formulir pendaftaran anggota, silakan klik formulir pendaftaran anggota PPMKI disini, selanjutnya diisi dan dikembalikan melalui email atau fax yang tertera dalam formulir tersebut, disertai bukti transfer biaya pendaftaran.
3.
Biaya administrasi pendaftaran sebesar Rp 200.000,- (duaratus ribu rupiah) ke Rekening Bendahara PPMKI di BCA Cab Bintaro No. 501-0162-311 an. Jimmy Syamsudin.
III. Sejarah terbentuknya PPMKI
PPMKI lahir dari Semangat Melestarikan Mobil Kuno, Bicara hobi koleksi mobil kuno rasanya kurang pas kalau tidak menilik keberadaan Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI). Wadah
21
bersifat non-komersial ini lahir dari semangat melestarikan mobil kuno yang punya arti penting buat sejarah dan perkembangan teknologi.
PPMKI resmi berdiri pada 13 November 1979 dengan ketua pertama, Solihin G.P. Setelah terbentuk, beragam kegiatan segera digelar. Aktivitas perdana adalah Joy Tour ke pantai Carita dan Cimelati. Pada 1980, PPMKI nekat mengadakan reli mobil kuno yang pertama dengan rute Jakarta - Semarang. Kenekatan ini sangat beralasan sebab pengurus waktu itu belum punya pengalaman atas event berkecepatan tinggi ini. Namun berkat peran jago-jago reli seperti Tinton Suprapto, Helmy Sungkar, Doly Sofary dan Doly Indra Nasution, ajang ini berhasil meluncur mulus. Sejak itu, reli mobil kuno menjadi agenda tetap PPMKI. Lingkupnya menjadi kalender event otomotif nasional.
Cikal bakal berdirinya klub sudah terlihat ketika pada November 1979 digelar pameran otomotif pertama di Balai Sidang Jakarta. Penyelenggaranya, IKIA Inc. Karena yang pertama, berbagai merek dan jenis pun tak mau ketinggalan. Mereka merasa rugi bila tak ikut serta di dalam ajang ini. Ketika itu juga dirasakan perlu untuk mengundang para pencinta mobil, karena itulah undangan ini diiklankan.
22
Ternyata kemunculan iklan tersebut, mendapat antusias yang tinggi dari para pengemar mobil tua. Setelah permohonan partisipasi diterima IKIA, jadilah mobil-mobil tua hadir dalam pameran ini. Ketika itu, terkumpul 10 unit mobil tua, termasuk sebuah Ford tahun 1918 menjadi peserta pameran. Ada definisi mobil kuno yang dianut PPMKI, yaitu kendaraan beroda empat atau lebih, yang dibuat pada tahun 1965 atau sebelumnya, dan keaslian komponennya sesuai dengan ketentuan. Semua bagian harus 90% asli seperti bentuk bodi, mesin, gril, bemper depan-belakang, lampu-lampu, lis-lis, pelek, dashboard dan indikatornya, stir serta radiator.
Sampai saat ini PPMKI telah tersebar di berbagai daerah. Masing-masing cabang juga membentuk kepengurusan sendiri. Mereka bisa ditemui di DKI, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sumatera Utara dan Sumatera Barat.
IV. Pengurus PPMKI
Sesepuh : Let.Jen (Purn) H. Solihin G.P., May.Jen (Purn) Herman Saren Soediro
Dewan Pembina : Let.Jen (Purn) Soeyono, Mars.Ma (Purn) Suprihadi
23
Dewan Penasehat : Sofyan Tamara, Budiono Widodo, David Hermandjaja, Hasan, E. Budi Santoso, Hauke Hartawan Setjodiningrat, M. Imam Effendi
Dewan Pengawas : Dani Kamdani, Zulkarnaen Siregar
Ketua Umum : H. M. Bambang Rus Effendi
Ketua I - Harian : R. Rony Arifuddin
Ketua II - Organisasi : Robby Djojosaputro
Ketua III - IT & Komunikasi : KRMT Roy Suryo
Ketua IV - Urusan Luar Negeri : Lutfhi Solihin GP
24
Ketua V - Hubungan Masyarakat : Oong Setiamanah
Sekretaris Jenderal : Arya G. Made Armade
Bendahara Umum : Jimmy Arnold
VI. Kegiatan, Dokumentasi, Penghargaan oleh PPMKI
25
26
2.6 Kompetitor
2.6.1 Kompetitor Langsung Kompetitor langsung dianalisa berdasarkan acuan geografis, demografis dan positioning, dimana PPMKI adalah organisasi yang berakar pada komunitas, sehingga persaingan langsung antar komunitas tidak pernah ada, yang terjadi justru kebersamaan dan keikutsertaan anggota dari komunitas lain dalam acaraacara terkait.
2.6.2 Kompetitor Tidak Langsung Kompetitor tidak langsung dianalisa berdasarkan acuan demografis dan positioning, namun tidak menggunakan acuan geografis. Yang tergolong kompetitor tidak langsung adalah event atau reli mobil yang diselenggarakan oleh pihak swasta, namun biasanya event-event tersebut tidak pernah menggolongkan mobil berdasar umur mobil, karena lebih bersifat fun rally. Reli jenis ini juga biasanya bersifat tunggal atau diselenggarakan pada saat tertentu dengan kepentingan promosi prodak.
27
2.7
Target Audiens 2.7.1 Target Primer Demografi Jenis Kelamin :
Pria - Wanita
Usia
:
20 - 70 tahun
Kelas Sosial
:
A - B level
Geografi
:
Kota-kota besar di Indonesia
Psikografi
:
a. Personality • Memiliki ketertarikan pada bidang mekanik - otomotif • Memiliki kegemaran berkumpul (komunitas) • Kekeluargaan • Menikmati pemandangan alam • Penikmat adrenalin dan tantangan • Memiliki apresiasi pada romansa tempoe doloe • Mengapresiasi seni • Terjebak masa lalu
28
b. Behaviour • Travelling • Penikmat genre musik Jazz, Blues • Kolektor barang – barang antik - khususnya mobil. • Menikmati proses “perburuan” onderdil. • Geek - Cult
2.7.2 Target Sekunder
Demografi Jenis Kelamin :
Pria - Wanita
Usia
:
20 - 70 tahun
Kelas Sosial
:
Semua kalangan
Geografi
:
Kota-kota besar di Indonesia
Psikografi
:
masyarakat umum yang gemar melihat suatu kejadian unik/ tidak biasa yang jarang terjadi di lingkungannya.
29
2.8 Analisa SWOT 2.8.1 Strength (kekuatan) • Organisasi kendaraan roda empat tertua di Indonesia • Tidak adanya organisasi sejenis yang spesifik • Memiliki akses kepada pemerintahan dan lembaga terkait • Selalu menjadi bahan rujukan media cetak dan elektronik • Berpengalaman lebih dari tiga puluh tahun menyelenggarakan reli mobil • Kepengurusan yang tersebar di banyak provinsi di Indonesia • Jumlah anggota yang besar, baik yang aktif maupun yang sifatnya simpatisan
2.8.2 Weakness (kelemahan) • Kurangnya variasi pada setiap event reli yang diselenggarakan • Sangat tergantung dari pendanaan anggota • Lambatnya regenerasi anggota-anggota baru • Kesan eksklusif / pestisius • Desain / produksi event yang tidak profesional dan sintaktik serta tematik
30
2.8.3 opportunity (peluang) • Menjadi event / agenda rutin objek turisme di Indonesia • Menjadi museum kontemporer non-permanen. • Mengajak masyarakat melihat nilai historis dan romantisme pada mobil klasik. • Menjadi wisata edutaiment yang menarik bagi anak usia sekolah. • Mendapat pengakuan internasional atas eksistensinya • Menjadi alat promosi brand otomotif untuk mempromosikan produk.
2.8.4 Threat (ancaman) • Kesan mobil tua sekarang menjadi benda mahal dan mewah • Mobilitas penyelenggaraan Reli yang berpindah dari kota ke kota, hingga waktu penggunjung untuk menyaksikan pameran sangat singkat. • Argumentasi sebagian masyarakat yang menggangap reli/ tour mobil merupakan kegiatan konsumtif yang menimbulkan kecemburuan sosial. • Perlawanan dari komunitas pecinta lingkungan (green Peace dan sebagainya)
31