BAB 2 DATA & ANALISA
2.1
Data Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain : a. Data literatur berupa data elektronik maupun non-elektronik yang berasal dari website dan buku. b. Survey melalui penyebaran kuisioner kepada masyarakat ruang lingkup Jakarta (melalui jejaring sosial). c. Wawancara dengan narasumber seperti dari dinas pariwisata solo Bapak Agus, dan Ibu Prajuti Yang pernah tinggal lama di Solo Bapak Tommy Pratomo dia juga ayah penulis, dan Kakak ayah penulis Ibu Djimsartika.
2.2
Hasil Survey 2.2.1 Sumber Dari Dinas Pariwisata. [Research Report from DINAS PARIWISATA / 17-03-2012 10:12:00] Oleh : Pak Agus Daryanto dan Ibu Prajuti, dinas pariwisata Surakarta Apa asal mula sejarah terbentuknya Kota Solo ini? Sejarah berdirinya kota Surakarta atau yang lebih dikenal dengan kota Solo bermula ketika Sunan Pakubuwono ke II memerintahkan Tumenggung Honggowongso dan Tumenggung Mangkuyudo serta komandan pasukan belanda J.A.B Van Hohendorff untuk mencari lokasi ibukota kerajaan Mataram Islam yang baru. Sejarah berdirinya kota Surakarta atau yang lebih dikenal dengan kota Solo bermula ketika Sunan Pakubuwono ke II memerintahkan Tumenggung Honggowongso dan Tumenggung Mangkuyudo serta komandan pasukan belanda J.A.B Van Hohendorff untuk mencari lokasi ibukota kerajaan Mataram Islam yang baru. Adanya Perjanjian Giyanti 13 Februari 1755 menyebabkan Mataram Islam terpecah karena propaganda kolonialisme Belanda yang menyebabkan pusat pemerintahan terpecah menjadi dua, yaitu di Surakarta dan Yogyakarta. Selanjutnya adanya Perjanjian Salatiga pada tahun 1757 menyebabkan pusat pemerintahan kembali terpecah menjadi Kasunanan dan Mangkunegaran. Kasunanan Surakarta dipimpin oleh PB III (Pakubuwono II). Sedangkan Kasultanan Jogjakarta atau Mangkunegaran dipimpin oleh HB I (Hamengkubuwono I). Pada tahun 1742, orang-orang Tiong Hoa memberontak dan melawan kekuasaan Pakubuwono II yang bertahta di Kartasura, sehingga Keraton Kartasura hancur, dan Pakubuwono II menyingkir ke Ponorogo, Jawa Timur. Dengan bantuan VOC, pemberontakan tersebut berhasil ditumpas dan
2
Kartasura dapat direbut kembali. Sebagai ganti Ibukota Kerajaan yang telah hancur, maka didirikanlah Keraton baru di Surakarta, 20 km ke arah selatantimur dari Kartasura pada tahun 1745. Peristiwa ini, kemudian dianggap sebagai titik awal didirikannya kota Surakarta. Bersamaan dengan pindahnya Keraton Surakarta ke Desa Sala, lalu Kota Sala diberi nama Surakarta Hadiningrat. Jadi, Surakarta Hadiningrat dijadikan sebagai nama Ibukota Surakarta atau yang lebih dikenal dengan Sala atau Solo. Asal mula kota ini dinamakan Sala atau Solo dikarenakan desa ini berawa-rawa dan penuh pohon sala, yaitu pohon tom atau nila, namun ada juga yang menyebut pohon sala sejenis pohon pinus, seperti yang tertulis dalam “Serat Babad Sengkala“ yang disimpan di “Sana Budaya Jogjakarta“. Selain itu Sala berasal dari bahasa Jawa asli yang merupakan nama pohon sebangsa pinus yang tumbuh di daerah Sala. Saat ini Solo telah menjadi salah satu kota yang memiliki pemerintahan yang maju dan memiliki semboyan “Berseri” yang merupakan akronim dari “Bersih, Sehat, Rapi, dan Indah” sebagai slogan pemeliharaan keindahan kota. Untuk kepentingan pemasaran pariwisata, saat ini Solo mengambil slogan pariwisata Solo, The Spirit of Java (Jiwanya Jawa) sebagai upaya pencitraan kota Solo sebagai pusat kebudayaan Jawa. Kenapa Solo juga disebut Kota Surakarta? Dan apa artinya? "Sala" adalah dusun yang dipilih oleh Sunan Pakubuwana II dari tiga dusun yang diajukan kepadanya ketika akan mendirikan istana yang baru, setelah perang suksesi Mataram terjadi di Kartasura. Nama ini berasal dari kepala desa Sala pada waktu itu, yaitu Kyai Sala (Kyai Gêdhe Sala). Nama ini ternyata terus dipakai secara luas sampai sekarang, bahkan memiliki konotasi kultural. Nama "Surakarta", yang sekarang dipakai sebagai nama administrasi yang mulai dipakai ketika Kasunanan didirikan, sebagai kelanjutan monarki Kartasura. Pada masa sekarang, nama Surakarta digunakan dalam situasi formalpemerintahan, sedangkan nama Sala/Solo lebih umum penggunaannya. Kata sura dalam bahasa Jawa berarti "keberanian" dan karta berarti "sempurna"/"penuh". Dapat pula dikatakan bahwa nama Surakarta merupakan permainan kata dari Kartasura. Kata sala, nama yang dipakai untuk desa tempat istana baru dibangun, adalah nama pohon suci asal India, sala, yang bisa Couroupita atau Shorea Robusta. Bagaimana asal mulanya Keraton Surakarta? Keraton Surakarta dibangun tahun 1745 oleh Paku Buwana II saat memindahkan ibukota kerajaan dari Kartasura ke desa Sala. Keraton dibangun secara bertahap dan mencapai puncaknya pada masa Paku Buwana X (1893-1939). Meski dilakukan bertahap tetapi pola dasar tata ruang tidak pernah berubah. Beberapa bangunan dan area di kompleks keraton antara lain Alun-alun Lor dan Alun-alun Kidul, Sasana Sumewa, Sitihinggil, Kamandungan, Sri Manganti, dan Kedhaton. Keraton memiliki museum yang menyimpan benda bernilai seni tinggi seperti kereta kencana, pusaka kerajaan serta berbagai artefak lainnya. 3
Bagaimana asal mulanya Istana Mangkunegaran? Pura Mangkunegaran merupakan istana kediaman Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara. Berdiri tahun 1757, setelah perjanjian Salatiga yang membagi wilayah kekuasaan Paku Buwana III dengan Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa yang kemudian bergelar Mangkunegara I. Arsitektural Pura Mangkunegaran berciri Jawa klasik dan Eropa. Memiliki pendopo berbentuk joglo besar yang soko gurunya terbuat dari kayu jati utuh. Di Mangkunegaran terdapat berbagai macam koleksi benda bersejarah bernilai tinggi seperti topeng tradisional dari berbagai daerah di Indonesia, wayang golek, gamelan kuno serta koleksi kitab kuno dari jaman Majapahit dan Mataram yang tersimpan di rekso pustaka. Apa itu museum radya pustaka? Dan sejarahnya? Radya Pustaka adalah museum tertua di Indonesia dibangun pada tahun 1890. Benda kuno yang tersimpan antara lain arca batu dan arca perunggu dari zaman Hindu dan Budha. Selain itu juga terdapat koleksi keris dan senjata tradisional, gamelan wayang kulit, wayang beber, benda-benda keramik termasuk hadiah dari Napoleon Bonaparte. Radya Pustaka menyimpan koleksi berbagai kitab kesusasteraan kuno berbahasa dan huruf Jawa kuno serta koleksi pustaka berbahasa asing seperti Belanda. Apa sejarah dari Pasar Klewer dan Apa saja yang ada didalam Pasar Klewer? Pasar Klewer dulunya bernama Pakretan atau tempat parkiran kereta kuda. Tetapi ketika kereta api mulai masuk dan melintas di jalan protocol solo pada 1923, kawasan ini pun berubah nama menjadi Pasar Slompretan. Tapi penjajahan pada 1942-1945 sempat membuat aktivitas pasar mandek. Hidup susah menyebabkan masyrakat menjual kain-kain bekas demi sesuap nasi. Dari sini muncul nama Pasar Klewer dari “Kleweran” atau berjuntaian karena kain-kain lungsuran dijajakan secara ala kadarnya, bahkan berjuntaian ke tanah. Pasar Klewer tidak hanya ada pernak pernik, melainkan juga batik, tekstil, oleh-oleh khas Solo dan kuliner khas Solo. Apa itu Taman Sriwedari? Taman Sriwedari adalah sebuah kompleks taman di Kecamatan Lawiyan, Kota Surakarta. Sejak era Pakubuwana X, Taman Sriwedari menjadi tempat diselenggarakannya tradisi hiburan Malam Selikuran. Sriwedari juga pernah menjadi lokasi penyelenggaraan PON I pada tahun 1948. Saat ini kepemilikan Taman Sriwedari menjadi sengketa antara Pemerintah Kota Surakarta dengan ahli waris keluarga KRMH Wirjodiningrat. Apa itu Pasar Triwindu? Pasar Triwindu adalah pasar yang menawarkan berbagai macam barang antik serta tempat membuat duplikasi atau reproduksi benda tertentu yang bernilai tinggi tetapi persediaannya terbatas.
4
Apa asal mulanya Tawangmangu? Tawangmangu berasal dari kata ‘tawang’ dan ‘mangu’ yang berarti langit dan tempat yang nyaman. Tawangmangu adalah sebuah kota kecil di lereng Gunung Lawu, sisi paling timur dari kabupaten karanganyer, Jawa Tengah, Indonesia. Terletak 1200 meter diatas permukaan laut, Tawangmangu merupakan wilayah kecamatan yang bersuhu dingin serta cocok untuk dijadikan tempat wisata. Tawangmangu sangat mudah dijangkau, sekitar 1 jam perjalanan dari kota Solo. Terletak 40km dari Solo, Tawangmangu dapat diibaratkan “puncak” bagi Solo. Terdapat beberapa tempat wisata utama di Tawangmangu yaitu Grojogan sewu dan Balaikambang. Apa sejarah Candi Sukuh? Dulu Ketika Raden Brawijaya sedang kabur ke kota karanganyar Raden Brawijaya sempat mendirikan sebuah candi yang diberi nama Candi Sukuh yang terletak di Dusun Sukuh Desa Berjo Karanganyar. Tetapi belum juga merampungkan candinya, Raden Brawijaya sudah ketahuan terlebih dahulu oleh pasukan Demak, dan pengikut-pengikut Raden Patah yang terus mengejarnya sehingga Raden Brawijaya harus meninggalkan Karanganyar dan meninggalkan sebuah candi yang belum rampung yaitu Candi Sukuh. Candi Sukuh merupakan candi yang memiliki bentuk unik dan tak lazim seperti umumnya candi-candi lainnya. Sekilas bangunan candi yang di perkirakan dibangun pada tahun 1437 ini mirip dengan bangunan piramida di Mesir dan butuh 1 jam perjalan dari kota Solo ke daerah Karanganyar menggunakan motor dan mobil. Apa sejarah Candi Cetho? Candi Cetho terletak di Desa Seto, Kelurahan Gumeng, Kecamatan Jenawi, Karanganyar, Jawa tengah ini diperkirakan didirikan pada tahun 1400-an, pada akhir jaman Majapahit. Merupakan salah satu peninggalan dari Raja Brawijaya, raja terakhir Majapahit. Lokasi candi seluas 215 X 30 meter persegi dan dikelilingi oleh hutan pinus yang rindang dengan ketinggian 1500 meter. Candi ini merupakan peninggalan umat Hindu terakhir di Jawa. Menurut ceritanya candi ini merupakan tempat pesanggrahan Brawijaya sebelum beliau moksa di puncak Lawu. Sebenarnya candi ini belum terselesaikan seluruhnya, karena saat itu Brawijaya tengah dalam pelarian dikejar-kejar oleh pasukan Raden Patah dari Demak. Kala itu, dari Desa Seto Brawijaya lalu lari ke Desa Sukuh dan mendirikan pula sebuah candi di sana. Namun, sebelum pindah ke Desa Sukuh, pada puncak Candi Ceto ini Brawijaya sempat mendirikan arca dirinya yang dinamakan Nala Genggong. Melihat gapura Candi Seto mengingatkan kita akan bentuk-bentuk gapura di Pulau Bali. Tak salah memang, karena Candi Seto merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit yang merupakan kerajaan Hindu di tanah air. Candi berundak yang menghadap ke barat, menjadi simbol berakhirnya Kerajaan Majapahit. 5
Sebelum memasuki gerbang yang berupa gapura ini, terlebih dahulu mendaki tangga yang terbuat dari batu yang tertata rapi. Memasuki gerbang, sampailah kita di pelataran pertama di mana pada sebelah kiri gerbang terdapat pos penjagaan. Candi Cetho (cetho = jelas, jernih tanpa halangan) merupakan sebuah candi peninggalan budaya Hindu dari abad ke-14 pada masa akhir pemerintahan Majapahit. Fungsi candi ini tidaklah berbeda dengan candi Hindu yang lain yakni sebagai tempat pemujaan. Sampai saat inipun Candi Cetho tetap digunakan oleh penduduk sekitar yang memang merupakan penganut agama Hindu. Di beberapa teras terdapat pendapa dan bangunan kayu tempat arca Brawijaya V dan pengawalnya serta sebuah arca lingga. Di sebelah timur kompleks candi terdapat sebuah meru yang di dalamnya menyimpan sebuah lingga sebagai simbol jenis kelamin laki-laki dan yoni sebagai simbol kelamin perempuan. Perlu untuk diketahui, di atas candi Cetho ada candi lagi yaitu candi Kethek. Di timur candi, terdapat Puri Taman Saraswati. Taman ini merupakan tempat sembahyang bagi umat Hindu kepada Sang Hyang Aji Saraswati. Patung Dewi Saraswati adalah pemberian dari bupati Gianyar A.A Gde Agung Barata untuk bupati Karanganyar Rina Iriani sebagai bentuk kerjasama dan ikatan persaudaraan antara masyarakat Hindu Bali dan Hindu jawa. Di kawasan taman, setiap peringatan Hari Saraswati yang diadakan setiap 210 hari. Candi Cetho terdiri dari sembilan trap (tingkat) berbentuk memanjang kebelakang dengan trap terakhir sebagai trap utama pemujaaan terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa (seperti bentuk-bentuk tempat pemujaan pada masa purba yaitu punden berundak). Apa itu Jumog? Bagaimana sejarahnya? Jumog merupakan nama air terjun di Karanganyar yang memiliki keunikan berupa alamnya yang asri dan liar. Dengan ketinggian 1000 dpa. Dari kejauhan tampak anggun dan memukau dengan airnya yang bersih dan alami membiaskan sinar matahari. Apakah wisatawan luar negeri juga sering berkunjung ke tempat-tempat wisata di kota Solo? Banyak wisatawan dari luar negeri berkunjung ke tempat-tempat wisata kota Solo dibandingkan dengan wisatawan dalam negeri diluar Kota Solo. Apa itu museum Danar Hadi? Museum Danar Hadi mengisahkan sejarah batik melalui jalinan warna dan motif yang terwujud dalam helai-helai kain batik yang indah. Tersaji 600 helai batik kuna hingga batik kontemporer, yang masing-masing coraknya dan kehalusannya akan memukau pengunjung. Museum Danar Hadi ini juga memperlihatkan proses pembuatan batik itu sendiri walau tidak sampai tahap final karena dilarang diliput dan direkam oleh alat apapun takut hak ciptanya bocor sampai keluar. 6
2.3
Kuisioner
-
7
8
9
Kesimpulan dari data kuisioner : Orang-orang yang mengisi di kuisioner ini kebanyakan adalah anak muda yang menyukai aktifitas traveling pada saat mengisi hari libur panjangnya di bandingkan dengan orang yang mengisi waktunya hanya dirumah dan ke mall, akan tetapi dari beberapa mereka hanya sedikit yang pernah ke solo itu juga dikarenakan kampung tempatnya dan juga mereka hanya tahu kota solo tetapi tidak tahu tempat pusat objek wiasatanya, itu dikarenakan mereka kurang akan informasi tempat wisata di solo tersebut mungkin sudah ada banyak informasi di internet tetapi mereka tidak mengetahui nama-nama tempat wisata tersebut. 2.3.1 Buku pembanding / reverensi - Bali Eye Indonesia
Buku yang membicarakan tentang adat dan istiadat kehidupan kota bali, seperti acara besarnya dan adat istiadat agama manoritasnya sehari-hari dengan dibuat dengan gaya fotografi yang kuat, dan penjelasan yang singkat namun mudah dimengerti para halayak, tidak hanya itu didalamnya juga terdapat gambar-gambar eksotis alam yang indah di bali.
10
- Understanding Exposure 3rd edition
Buku ini bukanlah tentang wisata ataupun tentang budaya tetapi buku ini mengajarkan kita bagaimana cara untuk mendapatkan sudut pandang yang bagus dan cara pengambilan gambar landscape yang benar, buku ini sebagai panduan bagus untuk orang-orang yang ingin menjelajah ke tempat-tempat terbuka untuk mengambil gambar alam dan sekitarnya, maka dari itu buku ini juga sebagai panduan penulis supaya bisa mengambil gambar dengan tepat dan benar. 2.3.2 Kompotitor - Secret Bali : Jill Yocher
Gambar 2.3.2.3 Secret Bali book
Buku ini bertentang akan selak beluk kota bali dimana adanya tempattempat di kota bali yang masih kurang dikenal oleh turis-turis yang pergih ke kota bali seperti budaya, tempat wisata dan adat istiadat yang masih kurang dikenal oleh para halayak tujuan buku ini untuk mempublikasikan rahasia bali tersebut dengan gaya fotografi yang kuat. Buku ini penuh dengan gambar yang indah dan langka dimana gambar-gambar langka tersebut di ambil gambarnya pada saat momentum yang tepat di acara agama, acara masyarakat dan juga di tempat wisatanya yang indah. 11
- Borobudur Golden Tales Of The Buddhas : jhon miksic, Marcello, and anita
Gambar 2.3.2.4 Borobudur Golden Tales Of The Buddhas book
Buku ini temanya adalah tentang peradapan kerjaan agama buddha jaman dahulu dan peninggalannya seperti candinya dan patung-patung batunya lebih ke sprsifikan ke candi borobudur dengan pembahasan sudah berapa lama candi ini berdiri, bagaimana kisah dibalik sejaranhnya dan membahas peninggalan di sekitar candi borobudur ini, buku ini dirangkup dengan design dan komposisi fotografi yang bagus, dimana memperlihatkan sisi borobudur yang sebenarnya. Karena susahnya mencari buku seperti yang membahas tentang kota solo maka dari itu kedua buku ini sebgaia kompotitor untuk buku publikasi yang nanti saya buat.
12
2.3.3
Daftar isi / Content buku COVER • Contents • Introduction Wisata Solo WISATA BUDAYA o Keraton Surakarta o Istana Mangkunagaran o Museum Radya Pustaka o Museum Galeri Batik Kuno Danarhadi o Pasar Klewer o Taman Sriwedari o Pasar Barang Antik Triwindu WISATA ALAM o Perjalanan Tawamangu Grojogan Sewu o Tawamangu Grojogan Sewu o Perjalanan Candi Cetoh o Candi Cetoh o Candi Sukuh o Jumog (air terjun Perawan) WISATA KULINER o Nasi Liwet Keprabon o Roti Bakar Gower dan Susu Segar o Serabi Notosuman o Sate Kelinci Tawamangu o Kare o Soto Trisakti o Wedangan Pendhopo
2.4
Target Audience Berikut ini merupakan target sasaran penulis dalam komunikasi visual pada buku tentang Solo : 2.4.1 Target Primer Target primer dalam publikasi “Menelusuri Keindahan Solo” ini adalah usia 22 - 40 dengan keadaan sosial menengah dan kalangan atas, baik pria dan wanita, soslialita, para penikmat budaya Indonesia, mempunyai kegiatan backpaking yang menyukai sejarah dan menyukai dunia fotografi. 2.4.2 Target Skunder Target berusia 17-30 tahun yang menyukai pertualangan dan pelajaran sejarah Indonesia, juga suka berlibur di tempat-tempat indah di Indonesia.
13
2.5.1 Faktor Pendukung Faktor pendukung dalam perancangan komunikasi visual ini adalah tema yang diangkat menarik dan hampir tidak dikenal banyak orang Indonesia akan tempat wisata ini, juga sebagai pengetahuan tentang budaya Indonesia yang sudah lama berada di Indonesia. 2.5.2 Faktor Penghambat Faktor penghambat dalam perancangan komunikasi visual ini adalah banyaknya orang-orang diluar solo terutama jakarta tidak tahunya tempat wisata yang berada Jawa Tengah ini, karena kurangnya media informasi akan tempat-tempat ini. 2.5.3 Faktor S.W.O.T Strength - Menampilkan lengkap tentang kehidupan tempat wisata pagi, sampai malam kota solo ini dengan gaya fotografi - Memberikan informasi tentang tempat wisata yang sangat di rekomendasikan untuk halayak. Weakness - Mungkin buku ini sudah banyak saingannya seperti buku tentang kota bali, dan yogyakarta, dimana kota itu lebih dikenal oleh seluruh penjuru negara sebagai kota budaya dan indah. Opportunity - Membantu untuk melestarikan tempat-tempat wiasata yang hampir terlupakan oleh masyarakat ini dan membantu perekonomian masyarakat sekitar dari pendapatan wisatawan yang datang. - Memberikan informasi kepada masyarakat tentang salah satu unsur budaya Indonesia. - Sebagai tempat wisata yang murah meriah yang terjangkau oleh kalangan menengah dan kebawah Threat - Banyak yang tidak menghargai beberapa tempat wiasata ini - Dan kurangnya masyarakat yang tertarik akan wisata Solo ini karena kurangnya informasi dan promosian akan tempat wisata itu sendiri.
14