BAB 2 DATA & ANALISA 2.1
Sumber Data Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan beberapa buku dan informasi dari website. Berikut adalah daftar buku dan website yang digunakan oleh penulis sebagai referensi dan bahan data. -
Sejarah Revolusi Indonesia 1945-1950 karya Garda Maeswara
-
Basic Design 05 : Colour karya Gavin Ambrose & Paul Harris
-
The Power of Imagination karya Muhammad Muhibbuddin
-
Psikologi Perkembangan Anak karya Hastuti
-
Soedirman Bapak Tentara Indonesia karya A.Kresna Adi
-
The Animator’s Survival Kit karya Richard Williams (ebook)
-
The Illusion of Life karya Ollie Johnston dan Frank Thomas (ebook)
-
http://www.kendalisodo.wordpress.com blog milik Widodo Suyanto
-
http://www.youtube.com/aniboom channel YouTube yang berisikan short films
-
http://www.youtube.com/hellomotion channel YouTube yang berisikan short film Altitude Alto
-
2.1.1
Survey Online
Perang Ambarawa
Mulanya, kedatangan tentara Sekutu ke Jawa Tengah disambut baik oleh rakyat Indonesia. Bahkan, gubernur Jawa Tengah Mr.Wongsonegoro menyepakati untuk menyediakan bahan makanan demi keperluan tentara-tentara Sekutu. Apalagi mereka berjanji takkan mengganggu kedaulatan Indonesia. Namun ketika mengetahui NICA ikut membonceng pasukan Sekutu, dan sesampainya di Ambarawa dan Magelang, mereka melakukan pembebasan terhadap para tawanan tentara Belanda dan mempersenjatai mereka, timbul kemarahan rakyat Indonesia.
Jenderal Soedirman sebagai pemimpin pasukan menegaskan perlunya mengusir tentara sekutu dan Ambarawa secepat mungkin. Sebab sekutu akan menjadikan Ambarawa sebagai basis kekuatan untuk merebut Jawa Tengah. Dengan semboyan “Rawe-rawe rantas malang-malang putung, patah tumbuh hilang berganti”, pasukan TKR memiliki tekad bulat membebaskan Ambarawa atau dengan pilihan lain gugur di pangkuan ibu pertiwi.
Pertempuran Ambarawa berlangsung empat hari, dari 12-15 Desember 1945. Semangat juang pasukan TKR menjadi penentu kemenangan dalam melawan musuh.
Perjuangan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang dipimpin Kolonel Soedirman pada pertengahan Desember 1945, membuat tentara sekutu terjepit dan akhirnya mundur dari Ambarawa menuju Semarang.
Dalam penyerangan ini, Kolonel Soedirman menggunakan taktik “supit urang” (taktik pengepungan rangkap dari kedua sisi) untuk menghancurkan pasukan Sekutu.
Walaupun dihadang dengan seluruh kekuatan persenjataan modern serta kemampuan taktik dan strategi sekutu, para pejuang RI tak pernah gentar sedikitpun. Mereka melancarkan serangan dengan gigih seraya melakukan pengepungan ketat di semua penjuru kota Ambarawa. Dengan gerakan pengepungan rangkap ini sekutu benar-benar terkurung dan kewalahan.
Kolonel Soedirman sebagai pemimpin pasukan menegaskan perlunya mengusir tentara sekutu dan Ambarawa secepat mungkin. Sebab sekutu akan menjadikan Ambarawa sebagai basis kekuatan untuk merebut Jawa Tengah. Dengan semboyan “Rawe-rawe rantas malang-malang putung, patah tumbuh hilang berganti”, pasukan TKR memiliki tekad bulat membebaskan Ambarawa atau dengan pilihan lain gugur di pangkuan ibu pertiwi.
Serangan pembebasan Ambarawa yang berlangsung selama empat hari empat malam dilancarkan dengan penuh semangat pantang mundur. Dari tanggal 12 hingga 15 Desember 1945, para pejuang tidak menghiraukan desingan-desingan peluru maut dan lawan.
Letusan tembakan sebagai isyarat dimulainya serangan umum pembebasan Ambarawa, terdengar tepat pukul 04.30 WIB pada 12 Desember 1945. Pejuang yang telah bersiap-siap di seluruh penjuru Ambarawa mulai merayap mendekati sasaran yang telah ditentukan, dengan siasat penyerangan mendadak secara serentak di segala sektor. Seketika, dan segala penjuru Ambarawa penuh suara riuh desingan peluru, dentuman meriam, dan ledakan granat. Serangan dadakan tersebut diikuti serangan balasan musuh yang kalang kabut.
Sekitar pukul 16.00 WIB, TKR berhasil menguasai Jalan Raya Ambarawa Semarang, dan pengepungan musuh dalam kota Ambarawa berjalan dengan sempurna. Terjadilah pertempuran jarak dekat.
Musuh mulai mundur pada 14 Desember 1945. Persediaan logistik maupun amunisi musuh sudah jauh berkurang.
Akhirnya, pasukan sekutu mundur dan Ambarawa sambil melancarkan aksi bumi hangus pada 15 Desember 1945, pukul 17.30 WIB. Pertempuran berakhir dengan kemenangan gemilang pada pihak TKR. Pasukan TKR berhasil merebut benteng pertahanan sekutu yang tangguh. Kemenangan pertempuran Ambarawa pada 15 Desember 1945. Keberhasilan Panglima Besar Jenderal Soedirman ini kemudian diabadikan dalam bentuk monumen Palagan Ambarawa. TNI AD memperingati tanggal tersebut setiap tahun sebagai Hari Infanteri.
Gambar 2.1 Peta yang digunakan TKR keitka menyerang tentara Belanda di Ambarawa
2.1.2
Imajinasi Anak Imajinasi anak bukanlah sekedar permainan anak. Khayalan bisa menjadi cara terbaik untuk menjadikan anak menjadi pemikir kreatif dan pelajar yang baik. “Mengembangkan kreativitas anak adalah salah satu hal terpenting yang bisa Anda lakukan,” kata Wendy Masi, PhD. Penelitian baru menunjukkan bahwa kemampuan imajinasi anak (imagination quotient) bisa menjadi faktor yang lebih menentukan keberhasilan akademis dibandingkan Intelligence Quotient (IQ). Pada buku Psikologi Perkembangan Anak yang ditulis oleh Hastuti,S Psi., dikatakan bahwa anak-anak pada usia 1-6 tahun hidup dalam dunia yang membuat keheranan, menjadikan itu tidak dikenal dan sering menciptakan hal yang fantastik. Dengan cara yang tepat, anak-anak akan suka menjadi seekor kodok, kuda atau bahkan mesin. Anak-anak belum bisa membedakan yang nyata dan khayalan, dan benar-benar percaya bahwa anjing hitam yang besar adalah beruang. Anak kecil sudah terbiasa untuk menciptakan khayalan mereka sendiri. Sebuah balok kayu dapat menjadi pistol, sebuah payung dapat menjadi pedang ataupun perisa. Maka dari itu, ketika mendengar suatu cerita ataupun dongeng, anak dapat membuat inspirasi untuk cerita versi mereka. Imajinasi anak dalam mencerna suatu cerita dapat menghasilkan fantasi yang tidak terbatas.
2.1.3
Tontonan Anak Jenis-jenis tontonan yang ditonton anak sudah mulai bervariasi, diantaranya adalah film-film baik film 2D maupun 3D yang menyajikan cerita dengan tema sci-fi. Hal tersebut mendukung imajinasi seorang anak untuk menciptakan visual dari cerita yang mereka dengar.
Gambar 2.2 Film animasi Ben10 yang mengangkat tema sci-fi
Gambar 2.3 Film The Incredible yang juga mengangkat tema sci-fi
Gambar 2.4 Film Jimmy Neutron yang juga mengangkat tema sci-fi
Film-film sukses diatas mendukung bahwa anak-anak jaman sekarang menyukai visual yang modern dan keren. 2.1.3
Hasil Survey Peminatan Terhadap Sejarah Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan beserta presentasi jawaban dari
koresponden 1. Berapa umur anda?
2. Menurut anda, Sejarah itu penting atau tidak?
3. Apa yang anda rasakan saat guru menjelaskan Sejarah Indonesia? (Bisa lebih dari 1)
4. Apakah anda familiar dengan perang Ambarawa?
2.2
Target Audiens 2.2.1 Target Primer Demografi : anak-anak, 8-15 tahun Psikografi : menyukai cerita yang ringan dan menarik Geografi
: di kota-kota besar
2.2.2 Target Sekunder Demografi : remaja, 15-25 tahun, dewasa Psikografi : pemikiran terbuka
Geografi
2.3
: di kota-kota besar
Analisa Kasus
2.3.1 1.
Faktor Pendukung Banyaknya orang yang tidak mengetahui peristiwa-peristiwa penting pada Sejarah Nasional.
2.
Banyaknya orang yang bosan dengan cara pengajaran sejarah yang konvensional.
3.
Dapat menjadi sarana hiburan yang sekaligus mendidik.
2.3.2
Faktor Penghambat
1.
Masih ada masyarakat yang tidak tertarik untuk mengetahui Sejarah Nasional.
2.
Keterbatasan narasumber karena peristiwa yang diangkat sudah berlangsung puluhan tahun yang lalu.
3.
Waktu yang relatif singkat untuk animasi yang membutuhkan banyak special effect.