BAB 2 DATA & ANALISA 2.1 Sikap Kesadaran Terhadap Peraturan SEPEDA MOTOR 2.1.1 Definisi sikap Kesadaran Terhadap Peraturan Banyak kalangan yang tidak paham betul dengan apa yang dimaksud dengan Kesadaran Terhadap Peraturan. Mungkin kalau di survey hanya beberapa populasi yang sudah mengerti banyak soal Kesadaran Terhadap Peraturan tersebut. Berikut akan dijelaskan secara menyeluruh apa yang dimaksud dengan Kesadaran Terhadap Peraturan tersebut. Definisi Kesadaran Terhadap Peraturan yang dikutip dari salah satu sumber mengandung pengertian adalah suatu usaha yang dilakukan dalam meminimalisir tingkat bahaya dan memaksimalkan keamanan dalam berkendara, demi menciptakan suatu kondisi, yang mana kita berada pada titik tidak membahayakan pengendara lain dan menyadari kemungkinan bahaya yang dapat terjadi di sekitar kita serta pemahaman akan pencegahan dan penanggulangannya. Implementasi dari pengertian di atas yaitu bahwa disaat kita mengendarai kendaraan, maka haruslah tercipta suatu landasan pemikiran yang mementingkan dan sangat mengutamakan keselamatan, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Untuk itu, berangkat dari dasar pemikiran keselamatan tersebut, maka para pengendara haruslah menyadari arti dari pentingnya keselamatan, hal ini bisa di contohkan dengan meningkatnya angka kecelakaan di jalan raya dan berbagai kejadian kecelakaan yang terjadi disebabkan dari berrbagai macam kasus. Walaupun terasa sangat sulit untuk menumbuhkannya, namun pemikiran yang mengutamakan keselamatan tersebut haruslah merupakan kesadaran dari diri sendiri yang terbentuk dan dibangun dari dalam hati dan bertekad untuk melaksanakan segala aktivitas yang mendasar pada Kesadaran Terhadap Peraturan. Bila dasar pemikiran Kesadaran Terhadap Peraturan telah dimiliki oleh masing-masing pengendara sepeda motor, maka dengan mudah setiap hal yang berkaitan dengan Kesadaran Terhadap Peraturan dapat kita terapkan dimulai dari diri sendiri dan memulainya dari hal-hal yang kecil, karena kesadaran sangat penting untuk kesalamatan diri diri kita sendiri dan orang lain sesama pengguna jalan. Usaha-usaha itu harus dilakukan secara terus menerus sehingga dapat menumbuhkan sikap “SOPAN” dalam berkendara yang mampu : 1. Meningkatkan kecakapan pengendara dalam mengendarai, agar paham dan mengerti bila berhadapan dengan keadaan darurat yang terjadi di sepanjang perjalanan. 2. Mencegah kecelakaan kendaraan bermotor melalui pengembangan gaya mengendarai yang baik dan sistematik. 3. Mengembangkan cara tepat tanggap akan bahaya dan manajemen resiko. 4. Mencegah bahaya dan resiko yang mungkin terjadi pada situasi jalan dan lalu lintas melalui kewaspadaan pengendara. 3
4
Kesadaran Terhadap Peraturan mengacu kepada perilaku berkendara yang secara ideal harus memiliki tingkat keamanan yang cukup baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Adapun tambahan beberapa poin untuk sikap Kesadaran Terhadap Peraturan dengan aman dan nyaman baik bagi pengendara itu sendiri maupun terhadap pengendara lain. Poin – poin dari Kesadaran Terhadap Peraturan: 1. Kelengkapan kendaraan bermotor standar. 2. Kaca spion wajib ada 2 buah di kiri dan kanan. 3. Lampu depan, lampu rem, riting kiri-kanan, klakson yang berfungsi. 4. STNK dan SIM selalu siap / tidak expired. 5. Plat nomor depan belakang 6. Memakai perlengkapan yang relatif paling aman apabila tanpa disengaja terjebak dalam situasi terburuk / kecelakaan: a. Helmet. full face or half face b. Sarung tangan c. Jaket d. Sepatu tertutup (menutup tumit) e. Knee protector (pelindung lutut), elbow protector (pelindung lengan/siku) f. Rompi pelindung dada g. Penutup hidung 7.Mematuhi peraturan lalu lintas. Paham rambu-rambu lalu lintas. 8.Hindari berkendara agresif. Sabar dan sopan dalam berkendara. Timbulkan simpati / kekaguman pemakai jalan lain terhadap prilaku berkendara kita. Tidak gampang terprovokasi dengan pemakai jalan lain, tidak arogan. 9.Mengerti posisi sesama pengendara/pemakai jalan bahwa jalan raya digunakan untuk bersama. Jadi sebisa mungkin menghindari prilaku prilaku seperti meng-klakson berlebihan, menggunakan aksesoris yang dapat mengganggu pemakai jalan lain seperti klakson kebo/anjing, sirine, strobo dsb. 2.1.2 Target Audience 2.1.2.1 Psikografi Mengendarai sepeda motor sehari-hari Sering berhadapan dengan jalanan yang padat Tidak taat pada peraturan-peraturan lalu lintas Tempramental Memiliki pemikiran yang belum dewasa 2.1.2.2 Demografi Pria 20 - 30 tahun Belum menikah / baru menikah Status sosial C Pendidikan < SMU Tinggal di Jakarta
5
2.1.2.3 Geografi Tinggal di Kota Jakarta, khususnya di daerah padat dan bukan jalanan protokol. 2.1.3 Manfaat sikap Kesadaran Terhadap Peraturan Data dan fakta menyatakan bahwa terjadi peningkatan jumlah korban tewas pada kecelakaan lalu lintas yang melibatkan pengendara motor. Tengok saja jumlah pengendara sepeda motor yang tewas di Jakarta dan sekitarnya naik 55,5%. Angka itu tercatat sepanjang Januari-April 2009 dibandingkan periode 2008. Dari total korban kecelakaan yang melibatkan sepeda motor yakni 106 orang, sebanyak 28 orang tewas atau sekitar 26,42%, sebanyak 78 orang luka berat dan ringan (73,58%). Menurut pengetahuan penulis, pada tahun 1980-an, kondisi lalu lintas tidak sepadat seperti saat ini, jalan juga belum begitu padat dengan mobil, motor, angkutan umum dan lainnya. pengendara motor masih bebas berkeliaran dimanamana hanya dengan menggunakan helm catok tanpa adanya rasa khawatir akan kecelakaan dan merasa sudah sangat aman selain itu udara juga belum banyak terpolusi sehingga masih aman untuk dihirup dan membuat wajah segar pengendara motor yang cukup dengan mengenakan helm catok. Tahun 1990-an dimana kondisi jalan mulai padat dan menurut catatan penulis, jumlah kecelakaan yang melibatkan pengendara motor pun ikut meningkat maka dari instansi terkait dan aparat mulai meningkatkan tanggung jawabnya dalam melaksanakan tugas. Namun dikarenakan jumlah petugas polisi sangat tidak mencukupi kala itu, pihak kepolisian pun membentuk satuan-satuan yang bertugas mendukung kerja kepolisian. Pada masa ini tercatat satuan-satuan seperti Supeltas dan Banpol yang bermunculan untuk membantu tugas kepolisian. Melihat perkembangan transportasi darat dan kondisi jalan raya yang semakin semerawut dimana peningkatan jumlah kendaraan semakin meninggalkan peningkatan jumlah jalan raya maka pada awal 1990-an pemerintah dan DPR membuat suatu perundangan yang mengatur lalu lintas dan jalan raya yang lebih dikenal dengan UULAJ. Namun dalam penerapannya undang-undang tersebut banyak menuai kontroversi karena dinilai oleh beberapa kalangan sangat merugikan pengguna jalan. Tak kurang demo dan unjuk rasa mahasiswa sempat menentang pelaksanaan UULAJ ini. Era 2000-an menjadi masa yang paling mengkhawatirkan baik dari segi penambahan jumlah kendaraan maupun dari tingkat kecelakaan lalu lintas. Sebagai gambaran saja, angka kecelakaan pada musim mudik 2007 berjumlah 1.982 kasus kecelakaan yang melibatkan sepeda motor. Bandingkan dengan angka pada tahun 2006 yang berjumlah 91 kasus. Angka yang sangat fantastis. Mengapa sikap Kesadaran Terhadap Peraturan itu penting? Pernahkah anda mengalami kondisi dimana membuat anda marah terhadap kondisi lalu lintas? Pernahkah anda mengalami kondisi sedih yang sangat mendalam yang diakibatkan kecelakaan lalu lintas yang dialami rekan atau saudara anda? Oleh karena itu sangat penting untuk dibudayakan sikap Kesadaran Terhadap Peraturan bagi pengendara sepeda motor, yang tidak saja aman bagi dirinya sendiri juga mendatangkan rasa aman bagi pengguna jalan yang lain. Ketika budaya sikap
6
Kesadaran Terhadap Peraturan tersebut sudah tercipta maka dengan sendirinya akan dilahirkan rasa aman dan nyaman pada seluruh pengguna jalan. Sikap Kesadaran Terhadap Peraturan menjadi budaya? Menciptakan Kesadaran Terhadap Peraturan sebagai suatu budaya, tidaklah mudah. Sama seperti budaya lainnya yang diwariskan nenek moyang kita kepada bangsa ini, seperti budaya gotong royong, harus dibentuk selama berabad-abad lamanya. Intinya dibutuhkan suatu proses yang berkesinambungan agar sikap Kesadaran Terhadap Peraturan dapat menjadi budaya di masyarakat kita. Apakah mungkin? Mungkin saja, sikap Kesadaran Terhadap Peraturan merupakan core competency yang harus dimiliki oleh setiap pengguna sepeda motor. Karena dengan begitu, mau tidak mau, pada saat sebelum, sedang dan sesudah berkendara kita harus mempertimbangkan faktor keamanan, kenyamanan dan keselamatan. Perlu ditanamkan suatu sistem nilai-nilai, keyakinan dan pembiasaan menerapkan sikap Kesadaran Terhadap Peraturan kepada seluruh pengguna sepeda motor. Pemahaman terhadap makna Kesadaran Terhadap Peraturan harus diawali sebelum membudayakan suatu kebiasaan. Sebagai gambaran, bahwa untuk menciptakan suatu kebiasaan maka perlu ditanamkan pemahaman dan pemaknaan mengenai Kesadaran Terhadap Peraturan, kemudian jika sudah paham dan mengerti maknanya, maka setidaknya hal tersebut akan dicoba untuk diterapkan pada kondisi nyatanya. Setelah diterapkan perlu dilakukan suatu evaluasi dan monitoring untuk menilai apakah penerapan Kesadaran Terhadap Peraturan menghasilkan hasil yang positif terhadap keselamatan? Tahap pemahaman, penerapan dan hasil evaluasi mendatangkan hasil positif maka setiap pengguna sepeda motor dan kendaraan bermotor lainnya akan merasakan manfaat dari sikap Kesadaran Terhadap Peraturan dan akhirnya akan melahirkan needs atau kebutuhan akan hal tersebut. Jika setiap pengguna sepeda motor sudah merasa butuh akan sikap Kesadaran Terhadap Peraturan maka dengan sendirinya sikap Kesadaran Terhadap Peraturan akan menjadi kebiasaan bagi semua pengguna sepeda motor dan membawa implikasi yang baik bagi semua pengguna kendaraan bermotor dan pengguna jalan lainnya.
7 REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Angka kecelakaan lalu lintas di Jabodetabek meningkat sepanjang 2010. Pada tahun sebelumnya, angka kecelakaan mencapai 7.329. Sedangkan tahun 2010, jumlahnya meningkat 158 kasus, yaitu 7.487. Data akhir tahun Polda Metro Jaya menunjukkan kenaikan tersebut mencapai 2,11 persen. Namun dari sisi jumlah korban meninggal dunia karena kecelakaan mengalami penurunan. Pada tahun 2010 berjumlah 938 orang, sementara tahun sebelumnya 1.071 orang tewas akibat kecelakaan. Penurunan korban tewas mencapai 133 orang atau dalam prosentase – 14,17 persen. Kecelakaan juga kerap mengakibatkan korbannya menderita luka berat, yaitu cacat tubuh, seperti patah tulang atau geger otak. Sejumlah 3.232 korban kecelakaan mengalami luka berat pada 2010 ini. Sedangkan tahun lalu, jumlah mereka mencapai 3.388. Bila dibandingkan, korban luka berat pada 2010 lebih kecil 156 orang dibandingkan tahun sebelumnya atau – 4,82 persen. Jumlah kendaraan bermotor yang terlibat kecelakaan pada 2010 ini mencapai 11.209. Bila dibandingkan tahun lalu yang berjumlah 11.348, ada peningkatan 139 unit kendaraan atau 1,22 persen terlibat kecelakaan. Meningkatnya jumlah kendaraan tersebut mengakibatkan bertambahnya total kerugian materi. Pada 2009, total kerugian materi akibat kerusakan kendaraan yang terlibat kecelakaan sejumlah Rp 12.393.069.000. Pada 2010 ini, total kerugian mencapai Rp 15.806.903.000. Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Royke Lumowa, mengatakan peningkatan angka kecelakaan bisa jadi karena faktor kesalahaan manusia yang mengendarai kendaraan bermotor. “Ada yang ketika menyupir mobil sedang mabuk minuman keras, bahkan dalam pengaruh narkoba,” ungkapnya di Mapolda Metro Jaya, Rabu (29/12).
8
2.1.4 Strength, Weakness, Opportunities, Threats 2.1.4.1 Strength Sikap Kesadaran Terhadap Peraturan sepeda motor adalah perilaku yang bermanfaat, memberikan keselamatan bagi diri sendiri dan orang lain. Tentunya hal ini mendapat dukungan penuh oleh berbagai pihak, sebut saja salah satu lembaga pemerintah yaitu Polda Metro Jaya. Keluarga pun juga tentunya mendukung anggota keluarganya untuk bersikap "sopan" dalam mengendarai sepeda motor, karena sebagai manusia, tentu kita tidak mau kehilangan orang yang kita sayangi. Dan masih banyak lagi lembga-lembaga sosial serta brand-brand yang berkaitan dengan sepeda motor yang selalu mendukung sikap "sopan" dalam berkendara sepeda motor. 2.1.4.2 Weakness Kurang mampunya sebagian besar masyarakat untuk menerima berita dan ajakan tentang Kesadaran Terhadap Peraturan. Banyak masyarakat yang tidak sadar dan terkadang tidak mau tahu sama sekali bahwa pentingnnya Kesadaran Terhadap Peraturan tersebut. Terlebih, hanya karena satu kata, malas. Sering kali kita malas untuk menggunakan sepatu karena terburu-buru atau jarak yang tidak terlalu jauh, malas menggunakan helm atas dasar alasan yang sama, "cuma deket-deket ini", malas mengikuti arah jalur yang sesuai, lebih memilih lawan arah dijalanan yang satu arah dan sebagainya. Ini merupakan perilaku yang sudah mendarah daging dan sangat sulit dihilangkan. 2.1.4.3 Opportunities Banyak lembaga sosial maupun pemerintah yang setuju dengan sikap Kesadaran Terhadap Peraturan sepeda motor. Dengan perencanaan strategi yang jelas dan tepat, tentu banyak lembaga sosial dan pemerintah yang mendukung untuk bersikap "sopan" dalam mengendarai sepeda motor. 2.1.4.4 Threats Sikap tidak "sopan" mengendarai sepeda motor memang sudah mendarah daging di dalam diri target audience. Hal ini dapat mengubah presepsi orang tentang sikap "sopan" tersebut. Sering kali kita mendengar ucapan teman maupun kerabat tentang motor yang melanggar peraturan lalu lintas. Mereka mengatakan "Yah, namanya juga motor", "Itu mah biasa" dan kata-kata lainnya yang memiliki arti yang sama. Hal ini membuat presepsi baru bahwa motor sudah selayak dan sepantasnya melanggar peraturan lalu lintas. Presepsi seperti ini yang harus dibentengi dan dibuang jauh-jauh.
9
2.2 POLDA METROJAYA 2.2.1 Definisi POLDA METROJAYA Jakarta bukanlah sekedar sebagai pusat pemerintahan ibukota negara Republik Indonesia. Jakarta juga berfungsi sebagai pusat perdagangan, pusat investasi, pusat industri, pusat pariwisata, pusat hiburan dan sekaligus pusat segala aktivitas ekonomi lainnya. Posisi yang sangat strategis ini membuat kota Jakarta menjadi barometer bagi daerah-daerah lain di Indonesia. Sebagai kota metropolitan, Jakarta juga merupakan salah satu faktor pemicu perkembangan wilayah di sekitarnya. Kawasan yang semula hanya sebuah kota Kecamatan berkembang menjadi kota satelit yang berfungsi sebagai penyangga Jakarta. Ada tujuh wilayah peyangga yang mengelilingi Jakarta dan menjadi bagian wilayah hukum Polda Metropolitan Jakarta yaitu Kodya Tangerang, Kabupaten Tangerang Banten, Kodya Depok, Kodya Bekasi dan Kabupaten Bekasi Jawa Barat Wilayah hukum Polda Metropolitan Jakarta Raya membawahi 13 Polres Metropolitan, 109 Polsek Metropolitan, 324 Polpos dan 55 Pospol dengan jumlah penduduk sebanyak 23.474.841 dan jumlah anggota Polri sebanyak 30.909 Personel. Dalam menyambut berlakunya UU No 14/2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP), Polda Metro Jaya beserta jajaran melalui Humas Polda Metro Jaya, telah menyiapkan fasilitas untuk membantu masyarakat yang datang secara langsung untuk mengakses informasi sesuai ketentuan dalam UU No.14/2008 atau informasi lain bersifat Real Time, peristiwa penting maupun penjelasan dari pejabat Polri-Polda Metro Jaya serta menyediakan fasilitas interkatif dalam rangka akurasi informasi yang dapat dipertanggungjawabkan (akuntabel). Polda Metro Jaya hadir seiring kebutuhan dan harapan masyarakat akan informasi dan pelayanan Kepolisian. Kehadiran Polda Metro Jaya pada tampilan perdana ini tentu masih jauh dari sempurna, namun Polda Metro Jaya akan terus berusaha untuk menyempurnakannya agar segenap harapan masyarakat terhadap Polri di jajaran Polda Metro Jaya ini dapat tercapai. Cikal bakal Kepolisian Jakarta di bentuk oleh penjajah Belanda. Ini terjadi jauh sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. Setelah Kemerdekaan Rl, pembentukan Kepolisian Kota Jakarta belum sepenuhnya dapat dilaksanakan Bangsa Indonesia, sebab, saat itu jawatan Kepolisian Negara masih sangat sederhana. Akibatnya, Kepolisian Kota Jakarta masih tetap melanjutkan system Kepolisian yang dibentuk pada masa pendudukkan Jepang, Inilah yang menyebabkan penulisan sejarah hari jadi Polda Metro Jaya diawali dari sejarah Kepolisian Batavia di tahun 1936 (sesuai Regeerings Almanak Halaman 287 Voor Nederlandsch Indie 1941 Tweede Gedeelte yang disusun Belanda selama berada di Indoneisa).
10
VISI DAN MISI POLDA METRO JAYA TAHUN 2010 VISI ; “TERGELARNYA POLISI YANG DIPERCAYA MASYARAKAT DISEMUA TITIK DAN LINI PELAYANAN MASY DI SEPANJANG WAKTU DALAM WUJUDKAN KEAMANAN DI WILAYAH HUKUM POLDA METRO JAYA DAN TEGAKNYA HUKUM SEBAGAI SINERGI PENCAPAIAN HASIL PEMBANGUNAN YANG BERWAWASAN KEAMANAN” MISI ; 1.PERKUAT DAN TINGKATKAN KEMAMPUAN INTELIJEN KEAMANAN POLDA METRO JAYA GUNA MENJARING INFORMASI UNTUK CEGAH GANGGUAN KEAMANAN DAN PENGUNGKAPAN KASUS SECARA SISTEMATIS DAN TUNTAS 2.KEMBANGKAN PELAYANAN PUBLIK DI SETIAP LINI BERBASIS PELAYANAN PRIMA 3.MENGGELAR POLISI SEBANYAK-BANYAK DI TENGAH MASYARAKAT DALAM MEMBERIKAN DUNG,YOM DAN YAN MASYARAKAT 4.KEMBANGKAN FALSAFAH DAN STRATEGI PERPOLISIAN MASY (POLMAS) DALAM BANGUN HUB POLISI DAN MASY YG LEBIH DEKAT DAN INTERAKTIF DALAM UPAYA WUJUDKAN MASY PATUH HUKUM. 5.BERDAYAKAN SELURUH KEKUATAN DAN KEMAMPUAN ORGANISASI PENGEMBAN FUNGSI LIDIK DAN SIDIK DALAM WUJUDKAN POLRI SEBAGAI PENEGAK HUKUM YANG TERDEPAN. 6.TINGKATKAN KINERJA POLDA METRO JAYA SECARA PROFESIONAL, TRANSPARAN DAN AKUNTABEL GUNA DUKUNG TUPOKSI POLRI SASARAN PRIORITAS POLDA METRO JAYA 1.TERWUJUDNYA KONDISI KAMTIBMAS WILAYAH HUKUM POLDA METRO JAYA YANG KONDUSIF PASCA PELAKSANAAN PEMILU 2009 2.LANJUTKAN PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA 3.TINGKATKAN KUALITAS KEMAMPUAN DAN KETRAMPILAN PERSONEL POLDA METRO JAYA 4.MELAKSANAKAN PEMBINAAN PERSONIL POLRI 5.TERTANGGULANGINYA PENYALAHGUNAAN NARKOBA MELALUI GIAT PREVENTIF DAN REPRESIF 6.TERTANGGULANGINYA KEJAHATAN TRANSNASIONAL (TRAFFICKING IN PERSON DAN PEOPLE SMUGLING) 7.TEREALISASINYA PROGRAM PERPOLISIAN MASYARAKAT (POLMAS) UNTUK TINGKATKAN KEMITRAAN DAN KEPATUHAN HUKUM MASYARAKAT. 8.TERPELIHARANYA KAMTIBMAS PERAIRAN DAN TERTANGANINYA SEGALA BENTUK KEJAHATAN DI PERAIRAN YURIDIKSI POLDA METRO JAYA
11
9.TERTANGANINYA PERKARA-PERKARA KORUPSI 10.PENANGANAN BENCANA BANJIR 11.MENINGKATKAN PENCAPAIAN QUICK WINS 12.TERWUJUDNYA KONDISI LINGKUNGAN YANG AMAN DAN BEBAS DARI PREMANSME, KEJAHATAN JALANAN (STREET CRIME) DAN PERJUDIAN. 13.TINGKATKAN KUALITAS PESERTA PENDIDIKAN POLRI (BINTARA) 2.2.2 Peran POLDA METROJAYA terhadap keteriban sepeda motor Peran yang sangat penting dan mendasar adalah hanya perlunya meningkatkan kesadaran masyarakat akan tertib berlalu lintas. Seperti yg teruang berikut ini. Hampir tiap hari kemacetan terjadi diberbagai titik di Jakarta. Volume kendaraan dan semrawutnya perilaku para pengendara di jalan raya tak jarang mengakibatkan terjadinya pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas. Menurut Kepala Sub Direktorat Rekayasa Ditlantas Polda Metro Jaya, AKBP Kanton Pinem, itu terjadi karena rendahnya kesadaran masyarakat terhadap ketertiban berlalu lintas. Ia prihatin, padahal masalah ketertiban lalu lintas telah diatur dalam Undang-Undang RI No.22 tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, yang memberikan sanksi lebih berat dari sebelumnya. Beberapa butir peraturan tersebut, lanjutnya, pentingnya memakai helm berstandar nasional Indonesia (SNI) bagi pengendara sepeda motor dan sabuk pengaman bagi pengendara mobil, mematuhi rambu-rambu lalu lintas, serta wajib memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM), dan melengkapi surat-surat khususnya pada saat berkendara. Dengan tegas ia mengatakan siapa pun dia harus tertib lalu lintas karena ketertiban lalu lintas merupakan tanggung jawab bersama. Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Pol Royke Lumowa meminta jajaranya menegakkan peraturan secara baik dan tegas di lapangan. Tanpa perlu menyakiti masyarakat pengguna jalan. "Dalam menjaga ketertiban, hendaknya kita melakukan penilangan terhadap semua pelanggar sesuai dengan prosedur yang berlaku. Tapi jangan menyakiti masyarakat," ujar Royke, Sabtu (15/1), di Senayan. Menurut Royke, polisi adalah sosok profesional dalam melindungi masyarakat. Namun, penegakan hukum tetap menjadi tujuan semua anggota Dirlantas Polda Metro Jaya. Royke berharap, semua anggotanya bisa melaksanakan tugas dengan baik. Salah satu caranya meminimalisir istilah damai terhadap pelanggaran. Dengan begitu, pola pikir masyarakat yang negatif terhadap polisi lalu lintas dapat terkikis. Sementara itu, lomba foto twitter yang dicanangkannya setiap triwulan sekali juga merupakan langkah yang cukup efektif dalam mengajak masyarakat untuk melihat peran anggota yang menjalankan tugas di lapangan. Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Sutarman menargetkan tahun 2011 menjadi tahun tanpa pelanggaran yang dilakukan oleh anggota kepolisian alias zero pelanggaran anggota. "Inilah saatnya kita mengawal kinerja polisi karena Kapolda sendiri mengatakan bahwa tahun ini adalah tahun zero pelanggaran untuk anggota kepolisian,
12
dan membuka diri terhadap proses hukum yang dilakukan oleh anggotanya," kata Indria Fernida, Ketua Delegasi Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Polri kepada wartawan di Mainhall Polda Metro Jaya, Selasa (11/1/2011) . Indria mengatakan dengan dibukanya kesempatan sebagai tahun tanpa pelanggaran, menjadi kesempatan pula bagi masyarakat sipil untuk memantau prosesproses tersebut guna mendukung upaya pembenahan yang dilakukan oleh Polri. Menanggapi keterbukaan informasi polisi kepada masyarakat, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Baharudin Djafar mengatakan ini merupakan agenda utama kepolisian. "Penegakan hukum yang lebih serius, ketegasan pengawasan pimpinan merupakan agenda utama reformasi birokrasi Polri," ujarnya. Sementara mengenai tahun zero pelanggaran anggota kepolisian, Baharudin menjelaskan maksudnya apabila ada anggota kepolisian yang melakukan pelanggaran akan diproses. Pelaksanaan sidangnya dapat dilihat secara langsung oleh masyarakat. Untuk memperjelas tugas dan tanggung jawab pemerintah dalam penanganan lalu lintas, lembaga yang khusus menangani permasalahan seputar lalu lintas adalah Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) yang anggotanya biasa disebut Polantas. Direktorat Lalu Lintas ada dalam struktur organisasi Polda Metro Jaya dan Polda Metro Jaya berada di dalam struktur organisasi Polisi Republik Indonesia (POLRI). Berdasarkan data yang didapat dari Ditlantas, jumlah kejadian kecelakaan sepeda motor pada tahun 2010 sebanyak 5.798 jiwa. Korban meninggal dunia sebanyak 745 jiwa, luka berat 2.663 jiwa dan luka ringan sebanyak 4.346 jiwa. Kerugian materi mencapai Rp 7.974.245.000,- sedangkan di tahun 2011 (Januari dan Febuari), tercatat sebanyak 934 kejadian kecelakaan sepeda motor yang mengakibatkan korban meninggal dunia sebanyak 130 jiwa. Luka berat sebanyak 355 jiwa dan luka ringan sebanyak 766 jiwa. Kerugian materi sampai dengan bulan Febuari mencapai Rp 1.398.950.000,-. 2.2.3 Strength, Weakness, Oppurtunities, Threats 2.2.3.1 Strength Polda Metro Jaya sebagai satu-satunya lembaga pemerintah yang berperan penting dalam menciptakan keamanan di dalam masyarakat. 2.2.3.2 Weakness Masyarakat masih suka mencibir terhadap kepolisian di Indonesia karena hal-hal tentang korupsi, kolusi dan nepotisme yang sudah mendarah daging. Hal tersebut pun di akui secara garis besar oleh Polda Metro Jaya seperti pada spanduk yang ada di gedung Direktorat Lalu Lintas di jalan Jendral Sudirman Kav. 55 yang bertuliskan "Kami memang belum sempurna tetapi kamu selalu berusaha" 2.2.3.3 Opportunities Semakin ke era yang baru ini, Kepolisian sudah semakin membaik, meskipun belum total dan perkembangan lambat, setidaknya kita bisa melihat perkembangan-perkembangan yang telah dilakukan oleh Polda Metro Jaya. Seperti update tentang kejadian-kejadian di Jakarta melalui social media
13
Twitter. Hal ini menciptakan hubungan yang lebih dekat dan mencitrakan kepada masyarakat bahwa nantinya Polda Metro Jaya bisa menjadi sebuah lembaga yang dapat diandalkan oleh masyarakat. 2.2.3.4 Threats Korusi, kolusi dan nepotisme masih menjadi ancaman terbesar Kepolisian kita, hal ini bisa menjatuhkan kembali citra Kepolisian Indonesia. 2.3 Data Riset Penulis telah melakukan riset dengan pengisian kuisioner terhadap lima puluh pengendara motor di Jakarta. Berdasarkan riset yang 88% adalah pengendara pria dan 50% lebih berusia antara 21-30 tahun tersebut bisa disebutkan bahwa 82% pengendara tersebut mengendarai motor sebagai kendaraan sehari-hari, sedangkan sisanya hanya sebagai kendaraan hobby atau sekunder. Jenis motor bebek dan matic lebih mendominasi yaitu sebanyak 30% masing-masing, sisanya adalah jenis motor sport, motor tangki di depan seperti scorpio, ninja r, rx king dan motor listrik. Sebanyak 90% dari mereka mengaku memiliki Sim C, sisanya tidak memiliki atau Sim tersebut sudah selesai masa berlakunya. Pengalaman berkendara sepeda motor pun cukup lama karena sebanyak 66% telah mengendarai motor untuk kegiatan sehari-hari selama 1 s/d 3 tahun dan 26% telah mengendarai motor untuk kegiatan sehari-hari lebih dari 3 tahun. Untuk masalah perlengkapan berkendara, tenyata mereka cukup patuh. Sebanyak 86% dari mereka mengaku selalu menggunakan helm, 54% selalu menggunakan sarung tangan, 68% selalu menggunakan jaket tetapi semakin kebawah semakin berkurang karena hanya 48% dari mereka yang selalu menggunakan celana panjang dan 42% yang menggunakan sepatu, selebihnya alasan mereka tidak menggunakan perlengkapan tersebut karena mereka hanya menempuh jarak yang tidak seberapa jauh atau memang tidak memiliki perlengkapan tersebut. Kendaraan yang mereka gunakan pun memadai, terdata bahwa 86% lampu depan motor mereka terang sekali, 70% lampu belakang menyala dan 72% lampu sein mereka berfungsi normal. Sebanyak 82% dari sistem pengereman mereka pun berfungsi dengan baik dan 78% dari mereka memiliki spion lengkap, lalu mengapa tingkat kecelakaan sepeda motor cukup tinggi? Sebanyak 70% dari mereka akan membonceng bila yang dibonceng menggunakan helm dan 60% hanya mau membonceng satu orang, sisanya yang 40% rela membonceng lebih dari satu orang demi penghematan waktu dan bahan bakar. Terhadap lampu merah, hanya 58% yang rela berhenti dengan patuh, lalu yang 32% akan melihat situasi dan kondisi, apabila aman mereka akan menerobos lampu merah dan sisanya yang 10% tidak peduli terhadap lampu merah karena mereka sudah terbiasa menerobos. Begitu juga terhadap marka jalan, hanya 50% yang taat dan 50% lainnya akan melihat situasi dan kondisi jalanan. Lalu sebanyak 72% senang menyalip kendaraan lain dan 96% dari mereka rela disalip kendaraan lain yang lebih cepat, sisanya yang 4% akan membalas menyalip bila kendaraan mereka disalip. Untuk melintas bukan pada tempatnya seperti naik trotoar, 82% setuju untuk tetap melintas di jalan dan sisanya akan ikut naik trotoar apabila ada sepeda motor lain yang naik trotoar. Tetapi pada saat pertanyaan, seberapa sering mereka melanggar peraturan lalu lintas, sebanyak 86% dari mereka selalu
14
melakukan minimal satu pelanggaran saat mereka mengendarai motor, sisanya hanya melanggar skitar satu peraturan sehari sampai seminggu. Kemudian mengenai tanggapan mereka terhadap iklan tentang keselamatan berkendara yang dipublikasikan oleh Polda Metro Jaya, sebanyak 88% akan memperhatikan iklan tersebut tetapi sebanyak 72% hanya akan mengingat atau menyerap pesan dari iklan tersebut selama beberapa detik saja kemudian melupakannya. Menurut analisa penulis berdasarkan data riset diatas, sesungguhnya setiap pengendara motor cukup sering melanggar peraturan-peraturan seperti berhenti di zebra cross, melintas di garis putih dan sebagainya. Dari hasil wawancara singkat dengan beberapa responden kuisioner, mereka mengaku terkadang tidak sadar mereka melanggar karena beberapa pelanggaran seperti memotong jalur orang, berhenti di zebracross dan pelanggaran-pelanggaran seperti itu sudah "biasa" bagi mereka. Berarti penulis bisa mengutib dua buah kata dari hasil riset ini yaitu " kurangnya kesadaran". 2.4 DATA WAWANCARA Untuk melengkapi data dan membantu analisa, Penulis juga melakukan wawancara dengan dua orang pria yang bertempat tinggal di Jakarta. Mereka adalah Andri, 30 tahun dan Kamil, 23 tahun. Andri seorang pegawai swasta di perusahaan tabloid di Jakarta Barat sedangkan Kamil seorang asisten montir di sebuah bengkel dikawasan Palmerah. Kebiasaan mereka hampir sama, yaitu beraktivitas dengan motor tetapi bedanya Andri bekerja di kantor yang pulang pergi mengendarai motornya, sedangkan Kamil biasa disuruh kesana kemari untuk membeli berbagai kebutuhan bengkel. Andri yang seorang pegawai swasta bila mengendarai motor selalu menggunakan helm, jaket, sepatu dan sarung tangan sedangkan Kamil hanya menggunakan helm saja, itu pun bila pergi ke daerah protokol, sisanya hanya sendal jepit dan celana pendek saja. Meskipun mereka berbeda dalam perlengkapan, tetapi saat di tanya berapa banyak kuantitas mereka melanggar peraturan, mereka mengaku setiap mereka mengendarai sepeda motor pasti ada asaja peraturan yang dilanggar, terlihat ataupun tak terlihat dan sadar ataupun tak sadar. Kamil sudah pasti selalu melanggar karena sim saja tidak punya, sedangkan Andri mengaku sering memotong garis putih dan masuk jalur busway. Mereka pun mengaku sering tidak sabar berada dibelakang kendaraan yang berjalan lambat baik itu motor, mobil, bus, bajaj, angkot, dsb. Mereka akan memilih menyalip entah itu dari kiri ataupun kanan, tergantung situasi dan kondisi. Andri rela menaiki motornya keatas trotoar atau pindah ke jalur busway demi melintas ke jalur yang lebih lancar. Berdasarkan wawancara dengan beberapa anggota Polda Metro Jaya, anggota Ditlantas khususnya, mereka setuju bahwa faktor utama kecelakaan di Jakarta bukanlah kesalahan dari kendaraan ataupun kemacetan tetapi human error adalah faktor utamanya, kurangnya tingkat kesadaran dan kewaspadaan pengendara sepeda motor terhadap segala bahaya yang mengancamnya, hal ini pun di akui oleh Kepala Sub Direktorat Rekayasa Ditlantas Polda Metro Jaya, AKBP Kanton Pinem. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat kecelakaan kendaraan roda dua di Jakarta sangat berpengaruh terhadap mental pengendara itu sendiri. Memang kalau nasib tidak bisa dihindari tetapi tanpa kesadaran dan kewaspadaan dari masing-masing pengendara sepeda motor, itu artinya belum ada usaha. Menurut Ketua Seketariat PPPI, Ridwan H. mengatakan bahwa sampai saat ini belum ada kampanye sosial tentang sikap berkendara sepeda motor di Jakarta yang terbilang
15
berhasil. Beliau merumuskan bahwa tingkat keberhasilan suatu kampanye dapat dilihat dari seberapa eksis kampanye sosial tersebut dibicarakan dan media massa datang meliput tanpa diundang.