Bab 1a Case Tools – Case Studio 2
Bab 1a Case Tools - Case Studio 2
1.1 Pendahuluan Alat bantu pemodelan pada pendekatan terstruktur adalah Data Flow Diagram (DFD). Beberapa hal yang sering dialami dalam penggambaran DFD adalah ketidakkonsistenan penggambaran aliran data antara diagram konteks dan DFD-DFD level selanjutnya, tidak terdefinisinya kamus data untuk beberapa aliran data, atau tidak terdefinisiya Process Specification (PSPEC) pada proses-proses yang tidak didekomposisi lagi. Untuk ruang lingkup masalah yang kecil, yang dapat digambarkan oleh DFD dengan 1-3 level, hal ini tidak terlalu memusingkan. Kita dengan mudah memperbaikinya atau melengkapinya. Namun untuk masalah yang kompleks dan berskala cukup besar, yang digambarkan oleh DFD dengan 7-10 level misalnya apakah kita masih bisa bersabar meneliti satu persatu level untuk memeriksa kekonsistenan aliran data dan kemudian memperbaikinya ? Untuk itulah diperlukan CASE tool (Computer Aided Software Engineering tool), suatu perangkat lunak yang dapat membantu menjaga kekonsistenan pemodelan. CASE tool banyak digunakan di dunia industri perangkat lunak karena terbukti membantu mempercepat dan menjaga konsistensi hasil pemodelan. Penggunaan CASE tool semakin meluas seiring perkembangan CASE tool yang dapat mentransformasikan hasil pemodelan ke kode bahasa pemrograman tertentu. Ada beberapa CASE tool yang dapat digunakan untuk membantu melakukan pemodelan dengan DFD, antara lain CASE studio dan easy CASE. Pada materi ini akan diperkenalkan CASE studio 2, dengan harapan mahasiswa dapat melakukan pemodelan fungsional dengan memanfaatkan CASE tool tersebut. Untuk memberikan pemahaman yang lebih lengkap terlebih dulu akan dibahas DFD. Penjelasan meliputi fungsi DFD, notasi, dan cara pembuatan DFD. Selanjutnya dalam menjelaskan penggunaan CASE Studio 2 ini disertai dengan studi kasus. Studi kasus yang digunakan dalam pembuatan DFD tersebut adalah Sistem Katalog Perjalanan (proses pemesanan tiket pesawat dan hotel dalam paket perjalanan). Dalam sistem ini terdapat tiga buah entitas yaitu Customer (pihak pemesan paket perjalanan), Airline (pihak pengelola jasa penerbangan) dan Hotel (pihak penyedia jasa penginapan). Pada diagram konteks terdapat satu buah proses yaitu Order processing. Proses ini selanjutnya didekomposisi menjadi dua buah sub proses yaitu Order creation dan Travel choice. 1.2 Data Flow Diagram (DFD) DFD digunakan untuk menggambarkan aliran data yang mengalir dalam sistem atau perangkat lunak. DFD juga menggambarkan fungsi-fungsi yang dimiliki sistem atau perangkat lunak tersebut. Notasi DFD yang digunakan mengacu pada notasi yang pertama kali diperkenalkan Tom De Marco (Gambar 1.1).
Praktikum Rekayasa Perangkat Lunak Departemen Ilmu Komputer FMIPA IPB
1
Bab 1a Case Tools – Case Studio 2
Entitas eksternal
Proses/buble
Aliran data
data store
Gambar 1.1 Notasi Data Flow Diagram [PRE01] Keterangan : Entitas eksternal/terminator merepresentasikan suatu entitas yang memberikan informasi ke sistem atau menerima informasi dari sistem. Entitas ekternal dapat berupa manusia, perangkat lunak lain, perangkat keras, organisasi, dan lain-lain. Proses(buble) merepresentasikan suatu fungsi dari perangkat lunak. Suatu proses akan mentransformasikan suatu informasi menjadi informasi lain. Aliran data merepresentasikan data atau informasi yang mengalir dari entitas luar ke proses atau sebaliknya Data store merepresentasikan suatu media yang berfungsi menyimpan data yang diperlukan oleh satu proses atau lebih. Pembuatan DFD dimulai dengan pembuatan diagram konteks dan DFD level selanjutnya. Pembuatan Diagram Konteks Pembuatan diagram konteks dilakukan dengan tahapan berikut :
menentukan entitas eksternal menentukan informasi yang mengalir dari entitas luar ke sistem dan sebaliknya menggambarkan diagram konteks
Diagram konteks memperlihatkan sistem sebagai suatu proses yang berinteraksi dengan lingkungannya. Gambar 1.2 memperlihatkan contoh diagram konteks.
Praktikum Rekayasa Perangkat Lunak Departemen Ilmu Komputer FMIPA IPB
2
Bab 1a Case Tools – Case Studio 2
u ser
processing request
requested video signal digital video processor
video source
monitor
NTSC video signal
Gambar 1.2 Contoh Diagram Konteks Pembuatan Data Flow Diagram (DFD)
DFD merupakan dekomposisi dari proses besar yang terdapat pada diagram konteks seperti yang diperlihatkan pada Gambar 1.3. Untuk membuat DFD lakukan langkah-langkah berikut : Definisikan secara naratif fungsi-fungsi yang dimiliki perangkat lunak Gambarkan proses-proses yang mewakili fungsi yang telah didefinisikan Gambarkan aliran data yang masuk dan keluar dari masing-masing proses Periksa kelogisan dari masing-masing proses dan kekontinuan aliran data Lakukan langkah seperti tersebut di atas untuk level berikutnya The Data Flow Hierarchy
a
x
b
P
y
level 0
level 1
a
c
p2
f
p1
d
p4 p3
e
g
5
b
Gambar 1.3 Data Flow Diagram [PRE01] Praktikum Rekayasa Perangkat Lunak Departemen Ilmu Komputer FMIPA IPB
3
Bab 1a Case Tools – Case Studio 2
Catatan untuk pemodelan fungsional : Semua notasi harus diberi label dengan nama yang memiliki arti DFD sebaiknya terdiri dari beberapa level untuk memperinci proses atau fungsi yang dimiliki perangkat lunak Setiap proses harus diberi label dengan kata kerja atau kata benda yang menunjukkan fungsi. DFD dimulai dengan menggambarkan diagram konteks (DFD level0) Pada diagram konteks entitas eksternal harus digambarkan Setiap anak panah (merepresentasikan aliran data) harus diberi label dengan kata benda Proses dapat didekomposisi menjadi proses-proses yang lebih detil sampai tiap-tiap proses teleh merepresentasikan fungsi tertentu Kebanyakan sistem memerlukan 3 sampai 7 level DFD Nama yang dipakai untuk proses, data store, aliran data harus konsisten dan representastif dengan fungsi atau data yang didefinisikan Setiap level harus konsisten aliran datanya dengan level sebelumnya Banyaknya proses yang disarankan pada setiap level tidak melebihi 7 proses Dekomposisi berdasarkan kelompok data lebih disarankan (memudahkan aliran data ke storage yang sama) Untuk proses yang masih perlu didekomposisi lagi, gunakan nama proses yang lebih umum Untuk proses spesifik (yang tidak didekomposisi lagi), definisikan PSPEC (Process Specification) Pada proses yang sudah tidak didekomposisi, nama proses dan nama data harus sudah spesifik Aliran ke data store harus melalui proses, tidak boleh langsung dari entitas luar Aliran data yang tidak ada data store-nya harus diteliti, apakah memang tidak mencerminkan presisten entity (perlu disimpan dalam file atau tabel), yaitu kelak hanya akan menjadi variabel dalam program 1.3 Pelaksanaan Praktikum Pembuatan DFD dengan CASE Studio 2 Pembuatan DFD dengan CASE Studio dilakukan dengan langkah berikut : A. Memulai Aplikasi CASE Studio Untuk memulai aplikasi CASE Studio, lakukan langkah-langkah berikut : 1. Jalankan aplikasi Case Studio yang terdapat pada menu Start | Program Files | Case Studio 2 (Gambar 1.4) sehingga muncul antarmuka aplikasi ini (Gambar 1.5).
Gambar 1.4 Shortcut aplikasi Case Studio.
Praktikum Rekayasa Perangkat Lunak Departemen Ilmu Komputer FMIPA IPB
4
Bab 1a Case Tools – Case Studio 2
Gambar 1.5 Halaman utama Case Studio 2. 2. Buatlah project baru melalui menu File | New Model atau melalui shortcut Ctrl+N sehingga muncul form Target database selection (Gambar 1.6). Form ini menentukan jenis basis data yang akan dibuat DFD-nya. Sebagai contoh, misalkan akan dibuat DFD dari DBMS Oracle 10g maka pada bagian Target database pilih jenis basis data yang sesuai, lalu klik tombol OK untuk memproses sehingga muncul antarmuka seperti pada Gambar 1.7.
Gambar 1.6 Form Target database selection.
Praktikum Rekayasa Perangkat Lunak Departemen Ilmu Komputer FMIPA IPB
5
Bab 1a Case Tools – Case Studio 2
Gambar 1.7 Area kerja DFD pada Case Studio. 3. Pada window bagian kiri, klik bagian DFD | Main process untuk memulai membuat Diagram konteks (DFD level 0). B. Menggambar Entitas Luar (Terminator) 1. Klik icon Terminator yang terdapat pada bagian menu bar, kemudian tambahkan terminator baru (Terminator1) pada DFD yang akan dibuat. 2. Klik kanan pada Terminator1 untuk mengedit properti Terminator1 tersebut (Gambar 1.8).
Gambar 1.8 Terminator.
Praktikum Rekayasa Perangkat Lunak Departemen Ilmu Komputer FMIPA IPB
6
Bab 1a Case Tools – Case Studio 2
3. Pada tab Terminator di form properti Terminator, set properti Name dari terminator tersebut menjadi Customer (Gambar 1.9) dan klik tombol OK. Output dari proses tersebut disajikan pada Gambar 1.10.
Gambar 1.9 Form properti Terminator.
Gambar 1.10 Hasil manipulasi properti Terminator (Name). C. Menggambar Proses 1. Klik icon Process yang terdapat pada bagian menu bar, kemudian tambahkan proses baru (Process1) pada DFD yang akan dibuat. 2. Selanjutnya, klik kanan pada Process1 untuk mengedit properti Process1 tersebut (Gambar 1.11).
Praktikum Rekayasa Perangkat Lunak Departemen Ilmu Komputer FMIPA IPB
7
Bab 1a Case Tools – Case Studio 2
Gambar 1.11 Process. 3. Pada tab Process di form properti Process, set properti Name dari proses tersebut menjadi Order processing (Gambar 1.12) dan klik tombol OK. Output dari proses tersebut disajikan pada Gambar 1.13.
Gambar 1.12 Form properti Process.
Praktikum Rekayasa Perangkat Lunak Departemen Ilmu Komputer FMIPA IPB
8
Bab 1a Case Tools – Case Studio 2
Gambar 1.13 Hasil manipulasi properti Process (Name). Dengan cara yang sama, lengkapi DFD tersebut dengan menambahkan entitas Airline dan Hotel. D. Menggambar Aliran Data (Data Flow) 1. Klik icon Data Flow yang terdapat pada bagian menu bar, kemudian tambahkan aliran data baru pada diagram dari entitas Customer ke proses Order processing (click dan drag mouse dari entitas Customer ke proses Order processing). Selanjutnya, klik kanan pada aliran data Flow1 untuk mengedit properti aliran data tersebut (Gambar 1.14).
Gambar 1.14 Data flow. 2. Pada tab Data Flow di form properti Data Flow, set properti Name dari aliran data tersebut menjadi Request (Gambar 1.15) dan klik tombol OK. Output dari proses tersebut disajikan pada Gambar 1.16.
Praktikum Rekayasa Perangkat Lunak Departemen Ilmu Komputer FMIPA IPB
9
Bab 1a Case Tools – Case Studio 2
Gambar 1.15 Form properti Data Flow.
Gambar 1.16 Hasil manipulasi properti Data Flow (Name). Dengan cara yang sama, buatlah aliran data Flight reservation dari proses Order prosesing menuju ke entitas Airline dan aliran data Hotel reservation dari proses Order processing ke entitas Hotel seperti pada Gambar 1.17.
Praktikum Rekayasa Perangkat Lunak Departemen Ilmu Komputer FMIPA IPB
10
Bab 1a Case Tools – Case Studio 2
Gambar 1.17 Diagram konteks . Anda dapat memberikan warna yang berbeda untuk setiap aliran data dengan cara mengganti properti warna dari aliran data tersebut. Klik kanan aliran data yang akan diubah warnanya, kemudian pilih menu Color dan set warna sesuai keinginan. Selain itu, Anda dapat mengatur alignment dari entitas yang telah dibuat melalui icon yang terdapat pada menu bar (sebelum melakukan proses ini, pastikan area obyek yang akan diatur alignment-nya telah dipilih dengan menggunakan click dan drag). E. Dekomposisi proses (DFD level 1, level 2 dan seterusnya) DFD level 1 merupakan dekomposisi proses dari level DFD yang berada di atasnya (DFD level 0 atau Diagram Konteks). Misalkan proses Order processing akan didekomposisi menjadi dua buah sub proses yaitu Order creation dan Travel choice. Untuk melakukan dekomposisi proses lakukan langkah berikut : 1. Klik kanan proses yang akan didekomposisi dan pilih menu Edit Process sehingga muncul antarmuka seperti pada Gambar 1.18.
Praktikum Rekayasa Perangkat Lunak Departemen Ilmu Komputer FMIPA IPB
11
Bab 1a Case Tools – Case Studio 2
Gambar 1.18 Form properti Process. 2. Pada tab Process di properti Process, Lowest level digunakan sebagai penanda bahwa proses tersebut berada pada level yang terendah dan tidak akan dilakukan proses dekomposisi lebih lanjut. Hilangkan check list yang berada pada bagian Lowest level untuk memulai proses dekomposisi proses Order processing dan tekan tombol OK. 3. Pada window bagian kiri, expand tree DFD | Main process | Order processing untuk membuat DFD level di bawahnya (Gambar 1.19).
Gambar 1.19 Hasil uncheck list Lowest level dan expand tree DFD . 4. Tambahkan satu buah sub proses untuk Order creation dan perbaikilah aliran data dari Customer ke proses Order creation serta aliran data dari Order creation ke Airline dan Hotel seperti pada Gambar 1.20.
Praktikum Rekayasa Perangkat Lunak Departemen Ilmu Komputer FMIPA IPB
12
Bab 1a Case Tools – Case Studio 2
Gambar 1.20 Sub proses Order creation. 5. Selanjutnya, tambahkan satu buah sub proses Travel choice beserta aliran data dari entitas Customer ke Travel choice berupa Request dan aliran data dari proses Travel choice ke Customer berupa Particular travel (Gambar 1.21).
Gambar 1.21 Sub proses Travel choice. 6. Tambahkan obyek Data Store sebagai representasi media penyimpanan yang digunakan dan sebagai masukan ke proses Travel choice. Klik icon Data Store yang terdapat pada bagian menu bar, kemudian tambahkan Data store tersebut pada diagram. Selanjutnya, klik kanan pada Data Store1 untuk mengedit properti dari data store tersebut (Gambar 1.22).
Praktikum Rekayasa Perangkat Lunak Departemen Ilmu Komputer FMIPA IPB
13
Bab 1a Case Tools – Case Studio 2
Gambar 1.22 Data store. 7. Pada tab Data Store di form properti Data Store, set properti Name dari data store tersebut menjadi Catalog (Gambar 20) dan klik tombol OK. Output dari proses tersebut disajikan pada Gambar 21.
Gambar 1.23 Form properti Data Store .
Praktikum Rekayasa Perangkat Lunak Departemen Ilmu Komputer FMIPA IPB
14
Bab 1a Case Tools – Case Studio 2
Gambar 1.24 Hasil manipulasi properti Data Store (Name). 8. Tambahkan aliran data Travel information dari data store Catalog ke proses Travel choice (Gambar 1.25) dan expand tree proses Order processing yang terletak pada window bagian kiri. Lingkaran berwarna gelap yang terletak di bawah tree Order processing merepresentasikan proses yang berada pada bagian lowest level.
Gambar 1.25 DFD level 1.
F. Membuat Report Report digunakan untuk membangkitkan laporan detail dari Data Flow Diagram yang telah dibuat. Jenis report yang dapat dibuat oleh Case Studio adalah HTML Report dan RTF Report. Untuk membuat HTML Report lakukan langkah berikut :
Praktikum Rekayasa Perangkat Lunak Departemen Ilmu Komputer FMIPA IPB
15
Bab 1a Case Tools – Case Studio 2
1. Klik icon yang terdapat dalam menu bar sehingga muncul form Generate HTML Report. Pada form Generate HTML Report, pilih Data Flow Report pada bagian Select HTML Report untuk membuat report dari DFD yang telah dibuat. 2. Anda bisa mengatur tampilan dari report yang terbentuk dengan mengatur nilai yang terdapat pada bagian Use style. Sebagai contoh, report yang akan dibuat berikut menggunakan template Others | mozilla_blue. 3. Selanjutnya klik tombol Generate untuk memulai membuat report (Gambar 1.26) dan hasil report yang terbentuk dapat dilihat dengan meng-klik tombol View (Gambar 1.27).
Gambar 1.26 Form Generate HTML Report.
Praktikum Rekayasa Perangkat Lunak Departemen Ilmu Komputer FMIPA IPB
16
Bab 1a Case Tools – Case Studio 2
Gambar 1.27 HTML Report dari DFD yang telah dibuat 1.4 Penutup Untuk melengkapi kemampuan penggunaan CASE Studio 2 ini kerjakan tugas berikut : 1. Buatlah Kamus Data untuk semua aliran data pada studi kasus di atas 2. Buatlah Process Specification (PSCPEC) untuk proses-proses yang tidak didekomposisi lagi untuk studi kasus di atas 3. Gunakan CASE Studio untuk membantu penyelesaian tugas proyek pembangunan perangkat lunak sesuai dengan kasus yang anda pilih
Praktikum Rekayasa Perangkat Lunak Departemen Ilmu Komputer FMIPA IPB
17