PERANCANGAN CASE TOOLS UNTUK UML CLASS DIAGRAM, ACTIVITY DIAGRAM, DAN USE CASE DIAGRAM BERBASIS WEB
Donny Indrawan 1301034642 Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Lukman 1301035292 Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Ganesh Putra 1301035550 Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan sebuah aplikasi CASE tool UML yang memungkinkan seorang user membuat sebuah use case, activity atau class diagram dengan lebih cepat dan mudah. Selain itu, memudahkan user dalam melakukan pengaksesan dan pembuatan pemodelan UML karena berbasiskan web. Dengan berbasiskan web maka user hanya memerlukan browser dan koneksi internet untuk menjalankan aplikasi ini. Aplikasi ini juga membantu user untuk memahami cara pembuatan diagram UML yang benar dan baik. Metode penelitian yang kami gunakan adalah metode Scrum Model. Metode Scrum adalah metode agile yang merupakan proses untuk mengolah software serta mudah untuk dikembangkan sesuai dengan perkembangan teknologi. Scrum menggunakan metode empiris atau dengan kata lain setiap tahap di dalamnya melibatkan inspeksi dan adaptasi. Hasil yang dicapai pada skripsi ini adalah aplikasi CASE Tools UML berbasis web yang user friendly. Simpulan yang didapat adalah aplikasi ini memudahkan user dalam membuat pemodelan UML.
Kata Kunci : Case tools, Diagram, UML, use case, activity, class
1. Pendahuluan Saat ini piranti lunak semakin luas penggunaannya, baik untuk sistem yang sederhana maupun untuk sistem yang kompleks. Piranti lunak diharapkan menghasilkan luaran yang baik, sehingga perlu dibuat dengan menggunakan pemodelan (modeling) yang sebaik mungkin dan memerlukan penanganan yang jelas jika terjadi error atau bug. Pemodelan (modeling) adalah proses merancang piranti lunak sebelum melakukan pengkodean (coding). Model piranti lunak dapat dianalogikan seperti pembuatan blueprint pada pembangunan gedung. Membuat model dari sebuah sistem yang kompleks sangatlah penting karena untuk memahami sistem yang kompleks secara menyeluruh sangat sulit. Semakin kompleks sebuah sistem, semakin penting pula penggunaan teknik pemodelan yang baik. Kesuksesan suatu pemodelan piranti lunak ditentukan oleh tiga unsur, yang kemudian terkenal dengan sebutan segitiga sukses (the triangle for success). Ketiga unsur tersebut adalah metode pemodelan (notation), proses (process) dan tool yang digunakan. CASE tools merupakan teknik yang digunakan yang membantu untuk melakukan beberapa fase, yakni fase analisis, desain, maintenance, dan implementasi dalam perancangan piranti lunak.Dengan menggunakan CASE tools maka dapat memperbesar kemungkinan otomatisasi pada setiap fase lifecycle piranti lunak dan sangat membantu dalam meningkatkan kualitas
rancangan
model
suatu
piranti
lunak
sebelum
piranti
lunak
itu
dibangun/dikembangkan, baik piranti lunak yang dibangun dalam environment yang sederhana maupun kompleks. Kebanyakan CASE tools yang digunakan berbasis desktop sehingga memerlukan instalasi yang cukup panjang pada setiap komputer yang ingin digunakan, terbatas pada sistem operasi tertentu, media yang terbatas untuk mengakses aplikasi tersebut, dan memerlukan spesifikasi komputer yang tinggi untuk menjalankan aplikasi. Melihat kelemahan-kelemahan pada aplikasi CASE tools berbasis desktop, maka penulis merancang aplikasi CASE tools berbasis website. Dengan CASE tools berbasis website, maka masalah-masalah tersebut di atas dapat diselesaikan dan perancangan piranti lunak dapat dibuat secara lebih efisien. Aplikasi berbasis website dapat dijalankan tanpa instalasi piranti lunak khusus untuk menggunakannya, melainkan hanya memerlukan browser dan akses internet. CASE tools berbasis website dapat digunakan dimanapun dan kapanpun, dijalankan pada sistem operasi manapun, dan diakses melalui banyak media seperti handphone dan komputer yang sudah sesuai dengan standar WAP, serta tidak memerlukan spesifikasi tinggi untuk menggunakan aplikasi berbasis website ini karena sebagian besar proses dilakukan di websiteserver penyedia aplikasi. Melihat kebutuhan dan teknologi yang ada, maka dibutuhkan aplikasi CASE tools untuk pemodelan UML yang handal dan mempunyai fungsionalitas standar UML dengan menggunakan HTML5 yang memiliki integrasi yang lebih baik. Adapun fitur yang akan dibuat adalah Save dan Open Project secara online pada website, dan Mulptiple Diagram in one Project.
2. Metodologi Pada SCRUM ada roles/peran, artifacts dan process yang penting untuk dipahami. Scrum Roles terdiri dari: -
Scrum Master, peran dari Scrum Master adalah membantu Scrum Team supaya memberikan performa terbaik dan mengatasi hambatan yang dihadapi dalam proses pengerjaan. Scrum Master tidak menentukan tugas Scrum Team, melainkan fokus kepada team dan tantangan yang dihadapi.
-
Scrum Team merupakan tim yang bekerja secara mandiri dan menentukan tugas-tugas yang akan diselesaikan di dalam sprint.
-
Product Owner adalah stakeholders yang tahu apa yang harus dibangun dan bagaimana seharusnya progress berjalan.
Scrum Artifacts terdiri dari: -
Product backlog merupakan daftar kebutuhan backlog items, yaitu fitur dan produk yang akan diselesaikan dan diatur berdasarkan skala prioritas.
-
Sprint backlog merupakan daftar tahap pengerjaan untuk penyelesaian backlog items yang dibuat secara mandiri oleh Scrum Team.
-
Burn down charts adalah diagram yang digunakan untuk mengindikasikan progress dari keseluruhan project.
Berikut adalah proses kerja dalam Scrum Process: -
Kickoff Meeting adalah pertemuan yang dihadiri oleh Scrum Master, Scrum Team, dan Product Owner untuk menentukan tujuan utama proyek.
-
Sprint Planning adalah meeting yang dihadiri oleh Scrum Master, Scrum Team, dan Product Owner diawal setiap iterasi(sprint). Fokus meeting ini ada dua hal yaitu:
-
Menentukan product backlog dan hasil akhir sprint.
-
Menentukan sprint backlog.
-
Sprint merupakan proses pengerjaan product backlog sesuai dengan sprint backlog yang dilakukan oleh Scrum Team. Dalam proses pengerjaan akan berjalan secara tertutup dan tidak boleh ada perubahan requirements.
-
Daily Scrum adalah pertemuan singkat sekitar 15 menit yang dipimpin oleh Scrum Master sebelum memulai sprint setiap harinya. Pertanyaan yang biasa ditanyakan pada pertemuan ini adalah:
-
Apa yang sudah dilakukan pada Scrum terakhir?
-
Apa yang akan kalian lakukan untuk Scrum berikutnya?
-
Apa yang membuat pekerjaan kalian tertunda? Tujuan dari pertemuan singkat ini adalah melacak progress dari sprint dan membentuk komitmen yang kuat antar anggota tim.
-
Sprint
Review
Meeting
dilaksanakan
pada
mendemonstrasikan hasil sprint kepada Product Owner.
akhir
sprint
dan
3. Evaluasi Performance dinilai berdasarkan seberapa cepat, efektif, dan efisien aplikasi saat dijalankan melalui browser. Evaluasi dilakukan menggunakan software YSlow dan Page Speed seperti yang dijelaskan pada Bab II, kedua aplikasi akan menampilkan grade atau nilai performance dari aplikasi. Semakin besar dan baik nilai perfomance yang dihasilkan akan semakin bagus. 3.1 Yslow
Gambar Hasil Test Performance menggunakan Yslow Tampilan diatas merupakan hasil test performance menggunakan Yslow dari Yahoo dan mendapatkan Grade C dengan overall performance score 74. Dari total pengetesan sebanyak 23 tes yang dilakukan oleh Yslow mencakup tes content, cookie, css, images, javascript dan server, aplikasi kami mendapatkan n/a pada External CSS dikarenakan aplikasi kami tidak menggunakan External CSS sehingga tes External CSS di ignore, 16 score Grade A dan 6 score Grade F tanpa Grade B, C ataupun D.
3.2 Page Speed
Gambar Hasil Test Performance menggunakan Page Speed Tampilan ini merupakan hasil dari test performance menggunakan Page Speed dari Google dan aplikasi kami mendapatkan Page Speed Score 42 dari nilai tertinggi 100 dengan mendapatkan 2 score merah yaitu pada Leverage Browser Catching dan Enable Compression, 1 score kuning pada Minify JavaScript serta mendapatkan score hijau pada tes lainnya dari Minify CSS sampai Specify a cache validator. Keterangan : -
Warna Merah berarti perlu banyak perbaikan untuk mendapatkan hasil tes yang tinggi (termasuk compress file atau caching pada browser)
-
Warna Kuning berarti diperlukan sedikit optimasi untuk memaksimalkan pengetesan
-
Warna Hijau berarti sudah sempurna sesuai dengan kriteria pada Page Speed.
3.3 Evaluasi User Pada subab ini dilakukan evaluasi terhadap user dengan menggunakan kuisioner dengan tujuan untuk mengetahui apakah aplikasi dengan platform website ini lebih dibutuhkan dari pada aplikasi CASE Tools berbasis desktop pada umumnya. Target responder kami adalah mahasiswa Bina Nusantara jurusan Teknik Informatika angkatan 2009, alasannya karena aplikasi ini dirancang dengan tujuan agar dapat memenuhi kebutuhan standard mahasiswa dalam pembuatan pemodelan diagram UML. Pertanyaan yang diajukan terdapat 7 buah pertanyaan dengan target jumlah responder 40 orang. Hasil dari jawaban responder adalah sebagai berikut : 1.
Apakah anda tahu mengenai Unified Modelling Language (UML)?
Ya
35 (88%)
Tidak tahu 5
(13%)
2. Apakah anda pernah membuat suatu diagram UML ?
Pernah
35 (88%)
Tidak pernah 5 (13%)
Tujuan dari pertanyaan satu dan dua adalah mengetahui seberapa besar tingkat pengenalan mahasiswa terhadap arti dari UML yang merupakan bagian penting
dalam perancangan dan pembuatan sebuah softwareatau aplikasi. Hasil yang didapat 88% mahasiswa mengetahui dan 13% lainnya tidak. 3. Apakah anda pernah menggunakan software pemodelan UML (seperti Visio atau lainnya)?
Pernah
34 (85%)
Belum 6 (15%) pernah
Jika pernah, apakah anda merasa kesuliatan dalam proses pembuatannya?
Ya
28 (70%)
Tidak 12 (30%)
Tujuan dari pertanyaan nomor tiga adalah untuk mengetahui apakah responder mengalami kesulitan dalam menggunakan software atau aplikasi pemodelan UML untuk kebutuhan pembuatan pemodelan UML. Hasilnya 70% mengatakan kesulitan dan 30% lainnya tidak.
4. Apakah aplikasi yang anda gunakan untuk membuat diagram UML sudah ada fitur save? Ya, sudah ada
19 (48%)
Tidak,
masih
menggunakan
screen 21 (53%)
shoot Pertanyaan ini ditujukan untuk mengetahui seberapa besar persentase aplikasi CASE Tools yang telah ada mempunyai fitur untuk menyimpan project UML user. Hasilnya 48% sudah ada, dan 53% belum ada dan masih menggunakan screen shoot. 5. Apakah anda menginginkan aplikasi CASE Tools (software permodelan) UML berbasiskan web? Ya,
saya
menginginkan karena
tidak 38 (95%)
memerlukan proses instalasi Tidak
2 (5%)
Tujuan dari pertanyaan ini adalah untuk melihat seberapa besar persentase aplikasi CASE Tools berplatform website yang tidak memerlukan proses instalasi apapun ini dibutuhkan untuk menggantikan aplikasi desktop. Hasilnya 95% mengatakan ingin dan 5% mengatakan tidak ingin.
6. Software apa yang biasa anda gunakan untuk membuat permodelan UML? IBM Rational Software Architect 4 (10%) Microsoft Visio
29 (73%)
NetBeans UML Diagram
12 (30%)
Lainnya
12 (30%)
Pertanyaan ini diajukan untuk mengetahui software atau aplikasi apa yang paling banyak digunakan oleh responder untuk pembuatan diagram UML. Hasilnya yang paling sering dipakai adalah Microsoft Visio sebesar 74% dari total semua responder.
7. Apakah anda menginginkan aplikasi tersebut secara gratis?
Ya
38 (95%)
Tidak 2 (5%)
Pertanyaan ini diajukan untuk mengetahui persentase pilihan responder untuk aplikasi open source atau dapat digunakan tanpa harus membayar license, karena pada umumnya aplikasi CASE Tools banyak yang berbayar atau harus menggunakan license. Hasilnya 95% mengatakan ingin, dan 5% lainnya tidak. Dari hasil evaluasi kuisioner terhadap responder maka dapat diketahui bahwa aplikasi CASE Tools berbasis website ini sangat dibutuhkan terutama untuk kebutuhan membuat pemodelan dengan UML yang mudah dalam penggunaan interface aplikasi dan open source, tidak memerlukan instalasi, dan memiliki fitur save project.
4. Simpulan Berdasarkan analisis dari evaluasi yang telah dilakukan pada bab 4, maka dapat disimpulkan dari perancangan aplikasi CASE Tools berbasis website ini adalah : 1.
Aplikasi ini dirancang berbasis website sehingga memerlukan koneksi internet untuk mengaksesnya.
2.
Dengan berbasis website, maka semua data project UML yang dibuat oleh user pada aplikasi ini akan disimpan secara online, dan user dapat membuka kembali project tersebut. Hal ini memudahkan user dalam menyimpan dan membuka kembali semua pekerjaannya karena semua data telah disimpan pada aplikasi.
3.
Aplikasi ini dirancang agar dapat berjalan secara ringan dan cepat, karena menggunakan teknologi HTML5, ExtJS, dan JsPlumb.
DAFTAR PUSTAKA Arora, A. K. (2012). Application of UML in Real-Time Embedded. International Journal of Software Engineering & Applications (IJSEA), Vol.3, No.2, March 2012 , 1-12. Bibeault, B., & Katz, Y. (2010). Jquery In Action (2 ed.). United States of America: Manning Publication. Boulos, K. M., & Jeffrey, W. (2010). HTML5 and the canvas elemnt for interactive online mapping. Web GIS in practice VIII , 1-2. Bruce, D. P. (2003). UML sequence Diagrams. Embedded Systems Programming , 55. Cao, S., Grundy, J., Hosking, J., Stoeckle, H., Tempero, E., & Zhu, N. (2005). Generating Web-based User Interfaces for Diagramming Tools. Department of Computer Science and Department of Electrical and Computer Engineering University of Auckland , 1-10. Cervone, H. (2011). Understanding agile project management methods using scrum. Dalam H. Cervone, Understanding agile project management methods using scrum (hal. 18-22). OCLC Systems and Services. Chandler, D. M. (1995). Running a Perferct Web Site. United States of America: Roland Elgey. Chiang, R. H., Ee-Peng, L., & Storey, V. C. (2000). A framework for acquiring domain semantics and knowledge for database integration. Database for Advances in Information Systems , 46. Christopher Steven Marcum (2012, p3) Google JSON Data Interpreter for R.
Dathan, B., & Ramnath, S. (2011). Object-Oriented Analysis and Design. Universities Press : Springer. Dobing, B., & Parsons, J. (2000). Understanding the role of use case in UMl: A review and research agenda. Journal of Database Management , 28. extjs. (2013). Retrieved from sencha: http://www.sencha.com/products/extjs (2008). In G. B. Shelly, D. M. Woods, & W. J. Dorin, HTML: Comprehensive Concepts and Techniques (p. 8). Course Technology. Gentile, R. (1997). Meet the new HTML. Macworld , 36. Ghahramani, B. (2005). Implementing CASE Tools In The Inteligent Telecommunication Systems. 2-3. google. (2012). Retrieved December Monday, 2012, from google developers: https://developers.google.com/spedd/pagespeed Hahn, H. (1996). The Internet Complete Reference, Second Edition. United States of America: McGraw-Hill. Hoffmann, D. H.-P. (2005). UML 2.0-Based Systems Engineering Using a ModelDriven Development Approach. The Journal of Defense Software Engineering , 1-6. Joseph, M. H. (2007). Architecture of a Database System. 2-3. Lethribridge, & Laganiere. (2001). Object Oriented Software Engineering. New York: McGraw-Hill. Mackay, D., Noble, J., & Biddle, R. (2002). A Lightweight Web-Based Case Tool for UML Class Diagrams. Victoria University Of Wellington , 1-7. Manger, J. J. (1994). The World-Wide Web, Mosaic and More. Singapore: McGrawHill Book Company Europe. Mohamed Mkaouar, R. B. (2011). QUERYING AND MANIPULATING TEMPORAL. International Journal of Database Management Systems ( IJDMS ), Vol.3, No.1, February 2011 , 1-17.
Padhy, R. P. (2011). RDBMS to NoSQL: Reviewing Some Next-Generation NonRelational Database's. (IJAEST) INTERNATIONAL JOURNAL OF ADVANCED ENGINEERING SCIENCES AND TECHNOLOGIES , 15-30. Palaniappan, S., & Ling, L. (2008). Web-Based CASE Tool for Automated Rendering of UML. IJCSNS International Journal 146 of Computer Science and Network Security , 1-7. Pressman, & S, R. (2005). Software Engineering: A Practitioner's Approach. McGraw-Hill Science. (2007). In S. Sawyer, & B. Wiliams, Using Information Technology (p. 66). Career Education. Schach, S. R. (2004). Introduction to Object-Oriented Analysis and Design. New York: McGraw-Hill. Schmuller, J. (1999). Sams Teach Yourself UML in 24 Hours. United States of America: Sams Publishing. Sutherland, J. (2010). Jeff Sutherland's Scrum Handbook. Somerville: The Scrum Training Institute. wordpress. (2012). Retrieved December Monday, 2012, from routeterritory: routeterritory.wordpress.com/2010/02/11/enterprise-architecture/