V. PEMODELAN SISTEM
Pada perancangan paket program SIBBioPeS 1.0, tidak semua diagram yang terdapat pada UML dibuat, karena kebutuhan pemodelan sistem yang tidak terlalu kompleks. Diagram-diagram yang dibuat pada perancangan sistem ini meliputi diagram kasus (use case), aktivitas (activity), kolaborasi (collaboration), urutan (sequence) dan kelas (class). Pembuatan diagram tersebut dilakukan dengan alat bantu perangkat lunak Microsoft Visio 2003 (Microsoft, 2003) dan Sybase Power Designer 12.5. (Sybase, 2005)
A. Use case diagram (diagram kasus). Langkah awal dalam perancangan sistem berorientasi obyek adalah dengan membuat diagram kasus. Diagram kasus menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem yang memperlihatkan apa yang akan dilakukan oleh sistem dan bukan bagaimana sistem itu melakukan. Diagram tersebut dihasilkan karena adanya interaksi pelaku (actor) yang berinterakai dengan sistem tersebut atau dapat juga dihasilkan dari kebutuhan pengguna terhadap sistem. Diagram kasus dapat digunakan sebagai prosedur awal pengujian sistem, membantu dalam menyusun kebutuhan sistem, mengkomunikasikan rancangan dengan pihak lain, dan merancang test case semua fitur yang ada pada sistem.
Gambar 14. Diagram kasus dari SIBBioPeS 1.0 Diagram kasus terdiri dari tiga buah notasi utama yaitu actor (pelaku), case (kejadian/perilaku), dan relationship (hubungan). Sebuah sistem dibatasi oleh area berbetuk persegi yang diberi nama sesuai dengan nama sistem tersebut. Selanjutnya aktor yang berperan
27
terhadap sistem berada di luar area tersebut. Aksi atau perilaku yang dapat dilakukan sistem diletakkan dalam sebuah elips. Gambar 15 menyajikan contoh diagram kasus dari sub-sistem analisis finansial pada SIBBioPeS 1.0. (Diagram lengkap terdapat pada Lampiran 1 sampai dengan lampiran 6) Berdasarkan diagram kasus pada Gambar 15, aktor utama pada SIBBioPeS 1.0 adalah pengguna, administrator, web service dan DBMS (database management system). Administrator merupakan subclass dari pengguna yang dapat bertindak sebagai pengguna tetapi mempunyai aksi tambahan atau khusus yaitu membuka sub-sistem kendali admin. Sedangkan aksi yang dapat dilakukan oleh sistem adalah seperti yang terlihat dalam elips, sebagai contoh adalah memilih database yang akan digunakan, pengaturan tampilan antar muka (customize user interface), dan memilih sub sistem yang ingin digunakan. Selanjutnya aksi yang dipilih pengguna, akan dihubungkan dengan sub-sistem yang bersangkutan. Notasi <<extends>> menunjukkan bahwa aksi tersebut terdiri atas aksi-aksi yang lain sebagai contoh koneksi database terdiri atas koneksi database online dan database offline, dimana database online akan melibatkan aktor di luar sistem yaitu web services.
Gambar 15. Diagram kasus sub-sistem analisis finansial Pada sub-sistem analisis finansial, pelaku yang berperan ada dua yaitu pengguna sistem dan DBMS. Aksi (case) yang dapat dilakukan sistem terhadap aktor pengguna tersebut adalah menentukan kelayakan investasi, menghitung kriteria kelayakan, menghitung proyeksi arus kas, proyeksi laba rugi, dan kebutuhan modal. Keterkaitan antar perilaku ditunjukkan dengan relasi <<uses>> yang menunjukkan bahwa suatu perilaku membutuhkan atau menggunakan perilaku yang lainnya. Sebagai contoh, perilaku penentuan kelayakan investasi akan menggunakan perilaku menghitung kriteria investasi (IRR, PBP, NPV dan B/C) dan dalam menjalankan perilaku menghitung kriteria investasi akan membutuhkan perilaku menghitung proyeksi arus kas.
B. Activity diagram (diagram aktifitas)
28
Diagram aktifitas merupakan diagram alir untuk mendeskripsikan aliran kerja atau aktifitas di dalam sistem. Kelebihan diagram aktivitas dibandingkan dengan diagram alir biasa adalah adanya dukungan konkurensi (pelaksanaan aktivitas secara bersama), pengiriman pesan dan swimlane (pelaku aktivitas). Gambar 16 adalah diagram aktifitas subsistem analisis finansial yang terdapat pada SIBBioPeS 1.0.
Gambar 16. Diagram aktifitas Sub-sistem Analisis Finansial Diagram aktivitas diawali dengan lingkaran hitam, dan diakhiri dengan lingkaran hitam bertepi putih. Aktivitas digambarkan dengan bentuk persegi panjang bersudut lengkung. Setiap aktivitas dihubungkan dengan anak panah dari awal hingga akhir diagram aktivitas. Sama halnya dengan diagram alir biasa, diagram aktivitas pun memiliki simbol yang sama untuk menggambarkan keputusan. Keputusan digambarkan dengan bentuk diamond, namun deskripsi kondisi yang menyertai keputusan diletakkan di luar simbol tersebut.
29
Berdasarkan diagram aktifitas pada Gambar 16 dapat diketahui bahwa aktifitas pertama kali dilakukan oleh pengguna yaitu memasukkan jenis pembiayaan syariah. Pilihan pembiayaan terbagi menjadi dua yaitu musyarokah dan mudorobah. Jika pilihan pembiayaan yang dipilih adalah musyarokah maka pengguna diharuskan mengisi nisbah pembiayaan. Jika pengguna tidak memilih musyarokah, yang digunakan adalah pembiayaan mudharabah yaitu pengguna tidak perlu menentukan nisbah pembiayaan karena model pembiayaan mudhrabah adalah pembiayaan yang kebutuhan modal ditanggung penuh oleh mudharib (lembaga pembiayaan). Setalah menentukan jenis pembiayaan, pengguna menentukan jumlah kapasitas industri. Selanjutnya masukan tersebut akan digunakan oleh tiga aktifitas pada tiga sub sistem yaitu aktifitas menghitung pendapatan penjualan pada sub sistem anfin, aktifitas penentuan lokasi industri pada sub sistem bahan baku, dan aktifitas menentukan biaya tranportasi bahan baku dari sumber bahan baku ke lokasi industri pada sub sistem penjadwalan. Hasil dari sub sistem bahan baku dan penjadwalan digunakan untuk mencari biaya transportasi dan biaya variabel. Selanjutnya pengguna memasukkan nilai-nilai untuk perhitungan biaya teteap seperti mesin, tanah, bangunan dan tenaga kerja sehingga didapatkan total biaya. Nilai total biaya dan pendapatan penjualan diguanakan untuk menghitung proyeksi laba rugi pada aktyifitas hitung proyeksi laba rugi menggunakan perhitungan pemiayaan syariah. Hasil perhitungan laba rugi digunakan untuk menghitung proyeksi arus kas. Proyeksi arus kas tersebut digunakan untuk menghitung komponen-komponen kriteria kelayakan investasi seperti NPV, IRR, PBP dan rasio B/C.
C. Collaboration diagram (diagram kolaborasi). Diagram kolaborasi merupakan diagram yang digunakan untuk melihat interaksi berbagai objek dalam menghasilkan fungsionalitas tertentu. Pada diagram tersebut akan terlihat peranan masing-masing objek dalam sistem untuk menghasilkan fungsionalitas tersebut. Peranan suatu objek dapat terlihat pada pesan yang disampaikan ke objek lainnya. Pesan yang disampaikan umumnya nilai dari atribut atau nilai hasil operasi dari kelas. Gambar 17 merupakan contoh diagram kolaborasi pada SIBBioPeS 1.0 pada sub-sistem analisis finansial. Pada diagram kolaborasi dapat dilihat objek-objek yang berperan dalam fungsionalitas analisis finansial. Masing masing objek akan memberikan peranan dalam analisis finansial dengan mengirimkan pesan kepada objek yang lainnya. Sebagai contoh pada diagram tersebut, kelas mesin akan mengirimkan pesan berupa biaya perawatan mesin dan biaya depresiasi mesin kepada kelas biaya tetap. Selain itu kelas tenaga kerja juga mengirimkan pesan berupa biaya tenaga ke kelas biaya tetap. Selanjutnya kelas biaya tetap akan menjalankan operasi Hitungtotalbiayatetap yang akan menghasilkan nilai berupa total biaya tetap. Nilai hasil operasi hitungtotalbiayatetap dikirimkan sebagai pesan kepada kelas kas keluar. Kas keluar juga akan menerima pesan berupa total biaya variabel dari kelas biaya variabel. Setelah itu kelas kas keluar akan menghitung total jumlah pengeluaran yang hasilnya akan dikirimkan sebagai pesan kepada kelas AnalisisFinansial untuk kemudian dihitung lebih lanjut. Tujuan utama dari pembuatan diagram kolaborasi adalah untuk melihat rasionalitas suatu proses atau prosedur dari sistem dalam menghasilkan suatu fungsionalitas tertentu, selain itu dengan diagram kolaborasi dapat digunakan untuk melihat kebutuhan dan sumber data yang dibutuhkan dalam fungsionalitas tersebut.
30
Gambar 17. Diagram kolaborasi subsistem analisis finansial 31
D. Sequence diagram (diagram urutan). Sequence diagram merupakan diagram penjelasan lebih lanjut dari diagram kolaborasi. Pada diagram kolaborasi, hanya memperlihatkan berbagai objek yang berperan dalam fungsionalitas tertentu dengan saling mengirimkan pesan tanpa melihat kapan waktu pesan tersebut harus dikirimkan. Sedangkan pada diagram urutan, waktu kapan pesan tersebut harus dikirimkan juga digambarkan. Secara umum, diagram urutan terdiri dari sumbu horisontal yang merupakan kumpulan objek-objek yang melakukan peranan dan sumbu vertikal merupakan urutan pengiriman pesan. Contoh diagram urutan pada sub-sistem analisis finansial terdapat pada Gambar 18. Pada Gambar 18 tersebut, obyek yang terlibat merupakan objek yang ada pada diagram kolaborasi. Pada diagram urutan akan terlihat siapa yang terlibat, pesan apa yang dikirimkan, dan waktu pengiriman pesan. Pesan yang dikirim dapat berupa nilai masukan bagi suatu kelas ataupun hasil keluarannya. Keluaran dari hasil perhitungan suatu kelas dapat menjadi masukan bagi kelas lain dan dapat menjadi nilai balik bagi kelas pengirim sebelumnya. Pada Gambar 18, contoh hasil keluaran yang menjadi masukan bagi kelas yang lain terdapat pada kelas tenaga kerja. Saat pengguna memasukkan jumlah dan posisi tenaga kerja, kelas tenagakerja akan menghitung biaya tenaga kerja yang selanjutnya hasil perhitungan biaya tenaga kerja tersebut dikirimkan ke kelas biayatetap sebagai masukan pada kelas tersebut. Sedangkan contoh hasil perhitungan yang menjadi nilai balik bagi kelas pengirim sebelumnya adalah pada kelas hasilanfin, pada kelas anfin, hasil perhitungan analisis finasial menjadi nilai balik bagi pengguna dan menjadi nilai masukan bagi kelas laporan
32
Gambar 18. Diagram urutan sub-sistem analisis finansial.
33
E. Class Diagram (Diagram Kelas) Diagram kelas merupakan diagram utama dalam perancangan sistem berorientasi objek. Hal ini disebabkan karena diagram kelas adalah diagram yang menggambarkan keadaan statis sebuah sistem sebagai sebuah obyek seperti di kehidupan nyata. Obyek menurut Nugroho (2002) didefinisikan sebagai konsep abstraksi atau sesuatu yang dianggap memiliki arti bagi sebuah sistem. Obyek dapat berupa kata benda seperti orang, hewan, tumbuhan, komputer, printer ataupun entitas-entitas konseptual seperti rumus persamaan kuadrat, liberalism, marxisme dan lain sebagainya. Setiap obyek akan dilengkapi dengan atribut-atribut dan operasi yang dapat dilakukannya. Sebagai contoh seorang yang bernama Adi akan mempunyai atribut misalnya, tinggi, berat badan, alamat dan lain sebagainya. Sedangkan contoh perilaku misalnya berjalan, berbicara, makan, minum dan lain sebagainya. Selanjutnya objek-objek yang mempunyai atribut dan perilaku yang hampir mirip dikelompokkan dalam satu kelas. Misalnya seorang dengan nama Andi dan Rudi masuk dalam kelas yang sama yaitu kelas manusia begitu juga manusia dan kera termasuk dalam kelas yang lebih tinggi yaitu kelas primata. Diagram kelas yang terdapat pada SIBBioPeS ditunjukkan pada Gambar 19:
34
Gambar 19. Diagram kelas pada SIBBioPeS 1.0
35
Gambar 19 merupakan contoh kelas yang terdapat pada SIBBioPeS. Pada diagram tersebut digambarkan kelas atau obyek yang menyusun sistem. Setiap kelas umumnya terdapat tiga bagian utama yaitu bagian pertama berisi nama kelas, bagian kedua merupakan atribut dari kelas tersebut, dan bagian ketiga adalah operasi yang dapat dilakukan oleh kelas tersebut. Sebagai contoh kelas mesin terdapat pada Gambar 20.
Gambar 20. Kelas mesin dan Investasi Layaknya dalam kehidupan nyata, kelas mesin tersebut mempunyai atribut yaitu jenis mesin, kapasitas, harga, biaya perawatan, depresiasi dan daya mesin. Kelas mesin tersebut juga mempunyai operasi yaitu menghitung total kapasitas mesin, menghitung kebutuhan listrik. Menghitung depresiasi dan total biaya perawatan. Selain itu juga, kelas ini mempunyai relasi dengan kelas yang lain yaitu kelas invesatasi, dimana mesin merupakan salah satu komponen dalama kelas investasi. Kelas investasi akan menerima pengirim pesan dari kelas mesin berupa total harga mesin yang dibutuhkan. Tujuan pembuatan diagram kelas adalah untuk memetakan objek-objek penyusun dari sistem tersebut. Sehingga jika pada saat pemeliharaan sistem ditemukan kesalahan, programmer hanya memperbaiki pada kelas yang salah tersebut dan tidak harus merubah keseluruhan sistem. Begitu juga jika sistem tersebut akan dikembangkan, tidak perlu merubah dari awal sistem, tetapi cukup menambahkan objek-objek yang dikembangkan.
36