http://www.mb.ipb.ac.id
BAB 11. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Data dan Informasi Davis (1992a:29) dan O'Brien (1990) mendefinisikan data sebagai kelompok teratur simbol-simbol yang menggambarkan fenomena fisik atau suatu transaksi bisnis dan m e ~ p a k a nukuran objektif dari atribut suatu entitas (objek seperti manusia, tempat, benda, dan kejadian) yang direpresentasikan dalam simbol-simbol seperti angka, kata, kode yang terdiri dari gabungan numerik dan karakter. Informasi adalah data yang diolah dan disajikan ke dalam konteks yang berarti dan bermanfaat dengan cara: (1) m e ~ b a hbentuknya, (2) menganalisa dan mengevaluasi isinya, (3) menempatkan dalam konteks yang tepat bagi penggunanya (O'Brien, 1990). Dalam dunia yang tidak menentu, informasi mengurangi ketidakpastian dan mempunyai nilai dalam proses keputusan (Davis, 1992a:U). Data dapat disebut sebagai fakta mentah atau hasil observasi yang masih belum diolah, sehingga dapat dipandang sebagai bentuk primitif dari informasi.
Informasi m e ~ p a k a ndata yang telah diolah untuk tujuan
informatif, argumentatif, dan basis pengambilan keputusan saat ini atau masa yang akan datang. Hubungan antara informasi dengan data adalah seperti bahan baku sampai barang jadi.
Nilai informasi berhubungan
dengan keputusan, bila tidak ada pilihan atau keputusan, nilai informasi menjadi rendah.
Magister Hanajemen Agribienis
IPB
MIS
-
7
http://www.mb.ipb.ac.id
2.2. Sistem Terminologi umum dari sistem adalah suatu totalitas yang terdiri dari subsistem-subsistem dengan atribut-atributnya yang satu sama lain saling berkaitan, saling ketergantungan satu sama lain, saling berinterkasi, dan saling pengaruh mempengaruhi secara terorganisir sehingga keselumhannya merupakan suatu kebulatan yang utuh serta mempunyai peranan dan tujuan tertentu. Suatu sistem dapat mempakan subsistem dari sistem yang lebih besar. Dengan demikian, sistem dapat didefinisikan sebagai aktivitas berbagai elemen yang bersifat sinergis dari suatu lingkup organisasi atau lembaga dalam rangka mencapai tujuan. Pencapaian tujuan ini bisa diperoleh melalui berbagai aktivitas pengolahan data menjadi infonnasi.
2.3. Sistem lnformasi Sistem informasi adalah sistem terbuka yang melihat keterkaitan berbagai tujuan dalam rangka menghasilkan informasi untuk dimanfaatkan bagi proses-proses yang terjadi dalam sistem itu sendiri (Kroenke, 1992:21). Sistem informasi
dapat dikatakan sebagai himpunan dari
kelompok orang-orang yang bekerja, prosedur-prosedur. dan sumberdaya peralatan yang mengumpulkan data, mengolahnya, merawat, dan menyebarkan dalam suatu organisasi (O'Brien, 1990). Mengikuti kecendemngan dalam sistem informasi industri dibutuhkan pegembangan sistem informasi pada level perusahaan. Dalam ha1 ini, sistem informasi meliputi tiga variabel analisis, yaitu: organisasi, pemsahaan, dan sistem informasi integratif antar departemen. Sistem informasi
Magister Hanajemen Agribisnis I P B
MIS
-
8
http://www.mb.ipb.ac.id
yang efektif adalah yang dapat membantu pencapaian tujuan (Kroenke, 1992:6).
Menurut O'Brien (1990) pada prinsipnya sistem informasi
mempunyai tiga peran utama dalam suatu organisasi, yaitu (1) menunjang kegiatan (bisnis) operasional, (2) menunjang manajemen dalam pengambilan keputusan, dan (3) menunjang keunggulan strategi kompetitif organisasi. Elemen sistem informasi minimal adalah orang, prosedur, dan
data. Sebagai tambahan dapat berupa mesin yang terdiri dari hardware dan software (program) (Kroenke, 1992:21). "Data" yang dimaksud meliputi (1) keterkaitan data antar departemen, (2) alternatif data distribusi, dan (3) sistem legal pada sistem distribusi data. "Prosedur" meliputi (1) proses kontrol terhadap manajemen informasi, (2) mengawasi, mengelola, mengikuti perkembangan secara serius, (3) proses kontrol terhadap organisiasi, struktur organisasi, aset; dan (4) proses kontrol terhadap sumberdaya data. "Orang" meliputi (1) pemakai di setiap departemen; dan (2) sistem informasi manajemen pada setiap departemen yang meliputi data prosesing, administrasi data, dan pemakai pendukung (pelatihan, konsultasi, toko, penelitian dan pengembangan) (Kroenke, 1992592). Dalam kaitannya dengan bisnis, sistem informasi meliputi pengolahan data bisnis (business data processing) dan sistem informasi manajemen (management infonnation system). Tipe informasi yang dibutuhkan perusahaan meliputi, laporan rutin, fungsional silang, laporan adhoc, peramalan Cforecast), non faktual, detail fakta (detail of factual), laporan perkeculian (exeption report), dan sebagainya. Tipe informasi ini sangat spesifik berdasarkan karakteristik dan jenis perusahaannya.
M a g i s t e r Manajemen A g r i b i s n i s IPB
MIS - 9
http://www.mb.ipb.ac.id
Implementasi dari sistem informasi pada suatu pemsahaan akan mempengamhi pemsahaan itu dalam mengelola sumberdaya informasi, penggunaan data bersama (data sharing), mempertimbangkan lingkungan dan hubungan sistem informasi dengan strategi bisnis. Keuntungan sistem informasi bagi perusahaan adalah (McLeod, 1995:71): (1) fleksibel dalam merespon kompetitor (2) kemampuan merespon perubahan
(3) kemampuan mengikuti perubahan pasar
(4) kemampuan melakukan transfer pengetahuan (5) mengurangi biaya-biaya operasi secara keseluruhan
(6) meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam memenuhi kebutuhan pelanggan (7) kemampuan untuk meningkatkan dan memelihara keragaman produk
dan bagaimana memproduksi dan mendistribusikan. Sistem informasi berperan penting dalam menunjang kesuksesan suatu organisasi modem. Walaupun demikian, sistem informasi yang tidak akurat dapat secara serius merusak keberadaan dan kesuksesan organisasi tersebut. Karena itu, pengelolaan sistem informasi yang tepat adalah tantangan utama organisasi. Bagi para pengguna akhir (end user, seperti manajer), sistem informasi merepresentasikan hal-ha1 berikut (O'Brien, 1990): (1) Bagian utama sumberdaya organisasi untuk melaksanakan bisnis. (2) Faktor yang mempengamhi efisiensi operasional, produktivitas tenaga kerja dan moral, serta pelayanan dan pemuasan pelanggan.
Hagister Hanajemen A g r i b i s n i s I P B
MIS
-
10
http://www.mb.ipb.ac.id
(3) Sumber utama informasi dan sarana menunjang utama dalam mela-
hirkan keputusan yang efektif. (4) Salah satu unsur penting dalam pengembangan produk dan layanan
yang kompetitif yang dapat memberikan keuntungan strategi bagi organisasi di pasaran. (5) Suatu yang penting, dinamik dan tantangan kesempatan pengembangan karir bagi banyak orang. Dengan demikian, manajer perlu mengetahui konsep dasar sistem informasi, teknologi dasar sistem informasi, aplikasi sistem informasi, pengembangan sistem informasi, dan manajemen (pengelolaan) sistem informasi. Desain sistem informasi bagi top manajemen adalah dalam rangka perencanaan sistem informasi yang bersifat top-down. Bagi menajemen menengah adalah gabungan antara top-down dan bottom-up, sedangkan bagi manajemen bawah yang dirancang sebagai kontrol sistem informasi yang bersifat bottom-up. Tiga peran strategis yang dianggap penting dari sistem informasi dalam membantu perusahaan meningkatkan daya saingnya adalah (O'Brien, 1990): (1) Peningkatan efisiensi dalam kegiatan operasional. Investasi teknologi sistem informasi dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan efisiensi dalam kegiatan operasional secara signifikan. Pemsahaan dapat secara dramatis mengurangi posting biaya yang biasa diieluarkan untuk melakukan kegiatan operasional, sekaligus meningkatkan kualitas produk dan layanan jasanya. Efisiensi operasional perusahaan mengarahkan perusahaan untuk mengadopsi strategi cost leader-
Hagister Hanajemen Agribisnis IPB
MIS
-
11
http://www.mb.ipb.ac.id
ship dan product differentiation. Dengan demikian, pemsahaan akan dapat lebih mudah dalam mengatasi ancaman-ancaman persaingan, karena akan sangat sulit bagi para pesaing untuk memasuki industri yang efisien. Efisiensi operasional juga berimplikasi pada peningkatan jumlah investasi ataupun derajat kompleksitas teknologi sistem informasi. Investasi teknologi sistem informasi ini dapat digunakan sebagai sarana pelekat dalam hubungan bisnis. Dengan demikian, keunggulan teknologi sistem informasi dapat dijadikan basis kekuatan oleh BPR dalarn membina dan melekatkan hubungan bisnis dengan nasabahnya. (2) Menggencarkan inovasi dalam bisnis. Investasi dalam teknologi
sistem informasi, seperti ATM, merupakan inovasi pelayanan bank. Dalam ha1 ini, bank ingin menciptakan ketergantungan nasabah melalui informasi yang inovatif tersebut. Sebagai akibatnya, para nasabah BPR enggan untuk menyisihkan biaya, waktu dan upaya untuk berpindah pada bank lain.
(3) Membangun Sumberdaya Informasi Strategis. Bagaimana membangun sumberdaya informasi yang meliputi hardware (perangkat keras), sofrware (perangkat lunak), jaringan kerja, pemenuhan para profesional dalam sistem informasi dalam upaya untuk menghasilkan suatu produk dan layanan barn. Suatu basis informasi yang strategis dapat dibangun untuk menunjang strategi persaingan pemsahaan. Informasi dalam bentuk corporate database senantiasa merupakan aset yang bemilai tinggi dalam mempromosikan efektivitas dan efisiensi. Informasi yang berkaitan dengan kegiatan operasional pemsahaan,
Magister Manajemen Agribisnis IPB
MIS
-
12
http://www.mb.ipb.ac.id
informasi tentang pelanggan, para pesaing, data ekonomi, demografi, dan lainnya, justm saat ini sering dipandang sebagai informasi yang bersifat strategis. Kesemuanya itu, dapat digunakan sebagai dasar penyusunan strategi BPR dalam menyongsong persaingan yang semakin ketat. Dengan demikian, peranan strategis sistem informasi memaksa para manajer BPR untuk melihat sistem informasi dari sistem bam. Sistem informasi itu bukan hanya dianggap sebagai sekelompok jasa pelayanan dalam bentuk pengolahan transaksi-transaksi bisnis dan untuk kepentingan pencatatan akuntasi BPR.
Sistem informasi juga bukan hanya sebagai
pensuplai informasi yang dibutuhkan dalam laporan bisnis dan sebagai alat dalam pengambilan keputusan. Selanjutnya, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi dirancang atau dibuat untuk menciptakan aliran informasi dalam garis-garis struktur organisasi, baik secara vertikal, horizontal maupun fungsi silang (cross-
functional). Sistem informasi, pada saat ini dan masa mendatang merupakan ha1 yang esensial bagi manajer.
Hal ini karena, saat ini sumber
informasi bagi top manajemen berasal dari intelejen eksternal, jaringan elekronik komputer, dan dari manajemen menengah, serta berasal dari media internal (seperti observasi, majalah pemsahaan, manual sistem informasi, dan sebagainya). Informasi intelejen yang dimaksud meliputi peraturan pemerintah, perubahan sosial budaya, lingkungan ekonomi, lingkungan politik, industri, pasar, kompetitor, teknologi, dan laimya.
Magister Manajemen Agribisnis IP8
MIS
-
13
http://www.mb.ipb.ac.id
2.4. Sistem lnformasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen (SIM) melibatkan semua individu dalam organisasi yang aktivitasnya adalah perencanaan, pengorganisasian, dan pengontrolan (Kroenke, 1992:14).
Sistem informasi manajemen
m e ~ p a k a nbagian dari sistem informasi strategis yang didisain untuk menghasilkan informasi yang diperlukan untuk membantu pengambilan keputusan yang efektif. Dalam kaitan ini Davis (1992a), mendefinisikan SIM sebagai suatu sistem terpadu antara manusia dan mesin yang menyediakan informasi untuk mendukung kegiatan operasional, manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dari suatu organisasi. Sistem ini memanfaatkan komputer baik perangkat keras maupun lunak, prosedur dan tata kerja, menajemen dan model pengambilan keputusan dan juga database. SIM adalah penggunaan dan pengembangan sistem informasi yang efektif dalam organisasi (Kroenke, 1992:6).
2.5. Bank Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan menyebutkan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak yang berazaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehatihatian (safety). Ada dua jenis bank yang dilegalisasi oleh Undang-Undang ini, yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Dalam melakukan kegiatan usahanya, bank wajib menempuh caracara yang tidak memgikan bank maupun nasabah yang mempercayakan
Magister nanajelnen Agribisnis I P B
MIS
-
14
http://www.mb.ipb.ac.id
dananya.
Untuk itu, bank selalu menyediakan informasi mengenai ke-
mungkinan timbulnya resiko kemgian bagi transaksi nasabah yang dilakukan melalui bank. Dalam ha1 ini, sistem informasi dalam operasionalisasi suatu bank menjadi mutlak diperlukan.
2.6. Bank Perkreditan Rakyat Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposit0 berjangka, tabungan, dadatau bentuk lain yang dipersamakan. BPR dilarang menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran, melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing, melakukan penyertaan modal, melakukan usaha perasuransian, dan dilarang melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha yang ditentukan. Larangan ini diiaksudkan untuk menyesuaikan dengan kegiatan usaha BPR yang terutama ditujukan untuk rnelayani usaha-usaha kecil dan masyarakat di daerah pedesaan. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 71 Tahun 1992 tentang Bank Perkreditan Rakyat, bentuk hukum BPR dapat berupa Pemsahaan Daerah, Koperasi, dan Perseroan Terbatas.
Berdasarkan
Peraturan Pemerintah ini juga, Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai, Lumbung Pitih Nagari (LPN), Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Badan Kredit Desa (BKD), Badan Kredit Kecamatan (BKK), Kredit Usaha Rakyat Kecil (KURK), Lembaga Perkreditan Kecamatan (LPK), Bank Karya Produksi Desa (BKPD), dantatau lembaga-lembaga lain yang dipersamakan dengan itu, dinyatakan menjadi BPR.
nagisrer Manajemen Agribisnis I P 8
MIS
-
15
http://www.mb.ipb.ac.id
BPR dalam oprasionalisasinya harus melakukan simbiosis dengan bank umum, seperti penyaluran kredit usaha kecil. Simbiosis mutualistis menjadi mutlak terjadi untuk menjaga keseimbangan bisnis antara BPR dengan bank umum dan sekaligus mengembangkan bisnis BPR itu sendiri. Pengawasan dan pembinaan Bank Indonesia (BI) menjadi instrumen utarna bagi peningkatan kualitas maupun kuantitas BPR. Rakyat miskin dan pengusaha kecil yang dilayani BPR dapat diielompokkan sebagai berikut (Danusaputro, 1992):
1. Golongan pengusaha dengan aset Rp 201 juta sampai Rp 600 juta. 2. Golongan pengusaha dengan aset Rp 100 juta sampai Rp 200 juta.
3. Golongan pengusaha dengan aset maksimal Rp 100 juta. Mempunyai usaha pokok, tempat usaha yang tetap, namun tidak mempunyai badan hukum dan tidak mempunyai Surat Izin Usaha Perdagangan.
4. Jenis usaha terkecil yang disebut informal "asongan".
5. Golongan rakyat yang tidak memiliki lahan, pendapatan tidak lebih dari Rp 40.000 per bulan, dan memiliki keterampilan berusaha.
2.7. Kerangka Konseptual Secara konseptual Geladikarya ini didasarkan atas permasalahan yang dihadapi oleh BPR (Gambar 1).
Magister Manajemen Agribisnis I P B
MIS
-
16
http://www.mb.ipb.ac.id
Q
P Internal
Eksternal
SDLC w ERD; ND; DFD
I
PENINCKATAN DAYA SAXNG
Keterangan
SDLC : Syslem Development Li/e Cycle ERD : Enlily-Relalionship Diagrams ND : Network Diagrams DFD : Data Flow Diagrams Gambar 1. Kerangka Konseptual Geladikarya
http://www.mb.ipb.ac.id
BAB 111. METODOLOGI 3 . 1 . Tempat dan Waktu
Geladikarya ini dilaksanakan di BPR Talabumi Leuwiliang yang berlokasi di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat dan dilakukan selama 2 bulan, dari bulan Januari sampai Febmari
1997.
3.2. Metoda Metoda rekayasa sistem informasi yang digunakan adalah System
Development Life Cycle (SDLC)yang meliputi tahap invetigasi, analisis, dan perancangan sistem, sedangkan tahap implementasi dan tahap pemeliharaan diserahkan pada BPR (Gambar 2). Tahap investigasi untuk mengetahui peluang dan masalah yang ada di BPR serta menentukan kelayakan terhadap rekayasa sistem.
Tahap analisis menghasilkan kebutuhan-
kebutuhan sistem BPR yang akan direkayasa dengan mengembangkan pemikiran logis dan komprehensif.
Tahap perancangan menghasilkan
spesifkasi dari sistem yang direkayasa yang dapat digunakan oleh pengguna akhir.
Tahap implementasi merupakan operasionalisasi dari sistem
yang direkayasa dan tahap pemeliharaan merupakan pengembangan dari sistem tersebut. Geladikarya ini merupakan studi kasus, dimana hasil dari geladikarya ini hanya berlaku untuk BPR yang bersangkutan.
Hagister Hanajemen Agribienis IPB
MIS
-
18
I
http://www.mb.ipb.ac.id
I
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
5
V1
7
Zl
PENERAPAN SISTEM INFORMASI
Gambar 2. System Development Life Cycle
http://www.mb.ipb.ac.id
3.3. Data Data terdiri dari data primer yang meliputi wawancara dan data sekunder dari BPR dan lembaga terkait lainnya. Jenis data bersifat kualitatif dan kuantitatif.
3.4. Analisis Data Data dianalisis dengan menggunakan alat-alat merekayasa sistem, yaitu: (1)
Entity-Relationship Diagrams (ERD), (2) Network Dia-
grams, dan (3) Data Flow Diagrams (DFD).
Magister Manajemen Agribisnis IPB
http://www.mb.ipb.ac.id
BAB IV. INVESTIGASI DAN ANALISA SISTEM BPR TALABUMI LEUWILIANG 4.1. BPR Talabumi Leuwiliang BPR Talabumi Leuwiliang merupakan usaha jasa bank yang didirikan pada tanggal 13 Mei 1992 dengan Akte Notaris Jimmy Simanungkalit SH. nomor 50. BPR ini mulai beroperasi pada tanggal 24 Agustus 1994 melalui keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor Kep.
242lKM.1711994. BPR Talabumi Leuwiliang termasuk BPR yang paling awal berdiri di Kecamatan Leuwiliang.
Keputusan mendirikan BPR di Kecamatan
Leuwiliang ini didasarkan atas penilaian potensi wilayah, terutama jenis usaha yang cukup beragam dari usaha pertanian, perdagangan, jasa, dan industti; dan lokasi usaha yang cukup strategislramai. Hal ini juga karena di Kecamatan Leuwiliang, pada tahun 1970 sampai akhir 1980 banyak berpraktek ijon-ijon, yang sangat menjerat dan sifatnya tidak mendidik masyarakat.
Oleh karena itu, dipandang perlu untuk mendirikan BPR
dengan praktek sistem perbankan yang dinilai lebih "manusiawi". Artinya, masyarakat tidak terjerat oleh hutang dan dapat belajar untuk berhubungan dengan bank (bankable). Selain itu, adanya kejelian pemili BPR dalam melihat situasi pelayanan perbankan yang sudah berdiri sebelumnya, seperti BRI, yang belum mampu menjangkau masyarakat kecil yang membutuhkan bantuan modal hanya ratusan ribu rupiah. Informasi ini diperoleh Pemilik melalui pengamatan langsung ke lapangan sejak masih menjadi mahasiswa IPB.
Magister Hanajemen Agribisnis IPB
MIS
-
21
http://www.mb.ipb.ac.id
Antisipasi terhadap kebutuhan masyarakat ini merupakan alasan mengapa kantor BPR Talabumi ditempatkan dekat dengan lokasi pasar dan terminal. Selain karena kedua lokasi tersebut merupakan pusat transaksi ekonomi yang pesat pertumbuhannya, juga karena kebutuhan akan modal yang jumlahnya relatif kecil sangat tinggi intensitasnya. Menurut Laporan dan Pertanggungjawaban Direktur (1996: 11). secara garis besar program BPR Talabumi Leuwiliang meliputi: (a) Program Bidang Umum yang meliputi Organisasi, Manajemen, Sistem dan Prosedur, Personalia, Aktiva Tetap d y Inventaris. (b) Program Bidang Operasi yang meliputi E!$ngumpulan Dana (Tabungan
dan Deposito), dan Penggunaan Dana (Kredit atau penyaluran). (c) Program Bidang Akuntansi yang meliputi Intensifisi Pengawasan, Pemeriksaan, dan Pembinaan. Hasil Evaluasi Direktur BPR Talabumi Leuwiliang selama tahun 1996 menyimpulkan bahwa: (a) Secara umum cukup menggembirakan, namun pendapatan mengalami penurunan (kerugian). Jika pada tahun 1995 pendapatan sebesar positif Rp. 4.190.000 (untung), maka pendapatan pada tahun 1996 sebesar minus Rp. 12.371.323 (rugi). Kerugian ini, menurut Direktur, sebagian besar karena adanya kemacetan kredit akibat kesemrawutan dalam manajemennya, sehingga saat ini manajemen menjadi fungsi yang sedang dibenahi dan diefisienkan. (b) Kebutuhan modal sendiri masih memenuhi persyaratan dari Bank Indonesia (BI) atau menurut ketentuan Aktiva Tertimbang Menurut
Hagister Hanajemen Agribisnis
IPB
MIS
-
22
http://www.mb.ipb.ac.id
Resiko (ATMR). Sampai Desember 1996, BPR Talabumi Leuwiliang mempunyai Rasio Modal sebesar 25 % .
(c) Terjadi peningkatan total asset, dimana pada tahun 1995 sebesar Rp. 89.378.649 menjadi Rp. 97.247.117 pada tahun 1996 (naik 8.80%). (d) Terjadi kenaikan pinjaman yang diberikan, dari Rp. 51.148.348 pada tahun 1995 menjadi Rp. 58.641.300 pada tahun 1996 (naik 14.65%) dengan jumlah nasabah 229 orang (naik 11.71%). (e) Terjadi kenaikan deposit0 sebesar 200%. dari Rp. 10.000.000 pada tahun 1995 menjadi Rp. 30.000.000 pada tahun 1996 dengan jumlah deposan 3 orang @ada tahun 1995 hanya 1 orang). Sedikitnya jumlah deposan ini, menurut Direktur adalah akibat salah persepsinya masyarakat terhadap kerja operasional BPR Talabumi Leuwiliang, diiana masyarakat hanya menganggap BPR adalah hanya melayani kredit, karena namanya adalah bank perkreditan.
(0 Tabungan juga naik, dari Rp 2.797.906 pada tahun 1995 menjadi Rp. 3.153.402 (naik sebesar 12.71 %) dengan jumlah nasabah yang turun menjadi 176 orang (turun sebesar 13.30%).
Menurunnya jumlah
nasabah tabungan ini pun tidak terlepas dari perbedaan persepsi di atas, namun demikian banyaknya jumlah nasabah karena adanya antisipasi kebijakan dari BPR Talabumi kuwiliang yang mengharuskan pengambil kredit untuk membuka rekening tabungan. (g) Minat dan opini masyarakat terhadap keberadaan BPR Talabumi Leuwiliang sangat positif, karena melayani pedagang kecil yang dapat menumbuhkan tingkat pendapatan.
Hagister H a n a j m n Agribisnis
IPB
MIS
-
23
http://www.mb.ipb.ac.id
(h) Penataan administrasi dan prosedur pemberian kredit telah diterapkan sesuai dengan pokok-pokok peraturan dan prosedur pemberian kredit yang Iayak dan sistem pembukuan yang mendukung operasional perkreditan perbankan.
Sistem dan prosedur dari seluruh bagian
stmktur organisasi tersebut adalah Tabungan, Deposito, Kredit, dan Akuntansi yang disesuaikan menurut petunjuk dan blanko pelaporan dari Bank Indonesia @I). (i) Bagian kepegawaian sedang di tata melalui sesuatu sistem yang diterapkan melalui pokok-pokok peraturan kepegawaian BPR Talabumi Leuwiliang. (i) Pengadaan aktiva tetap dan inventaris didasarkan atas kebutuhan yang
sangat mendesak pemanfaatan maksimal. (k) Laporan pajak kepada pemerintah setiap bulan terdiri dari PPh 21
(karyawan), PPh 25 (badan), PPh 23 (Pajak Tabungan dan Deposito). (I) Laporan kepada Bank Indonesia sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. (m) Kerja sama dengan lembaga lain seperti, kecamatan, lembaga keamanan (kepolisian dan militer), pasar, lembaga keagamaan dan lembaga masyarakat lain perlu terus dikembangkan dan ditingkatkan. Selanjutnya, sasaran yang hendak dicapai pada akhir tahun 1997 dicapai adalah sebagai berikut (Rencana Kerja dan Anggaran, 1997:7): (a) Pendapatan operasional pada akhir 1997 sebesar Rp. 58.402.000,(Lima puluh delapan juta empat ratus dua ribu rupiah). (b) Biaya operasional apa akhir 1997 sebesar Rp. 57.649.000,- (Lima puluh tujuh juta enam ratus empat puluh sembilan ribu rupiah).
Magister Manajenen Agribisnis I P B
MIS
-
24
http://www.mb.ipb.ac.id
(c) Laba operasional pada akhir 1997 sebesar Rp.753.000,- (Tujuh ratus lima puluh tiga ribu rupiah). Namun demikian, hambatan-hambatan yang mungkin menjadi kendala bagi perolehan sasaran di atas adalah sebagai berikut: (a) Kurang profesionalnya para karyawan menguasai bidangnya untuk menunjang kegiatan usaha Bank yang berhasil guna dan berdayaguna akan menjadi kendala bagi kinerja bank secara keseluruhan. Untuk itu, pendidikan dan latihan perbankan perlu diintensifkan. (b) Masih kurangnya peralatanlkelengkapan kantor (inventaris) untuk
menunjang operasional sebuah BPR. (c) Kurangnya pengetahuan atau kesalahan persepsinya masyarakat desa akan bidang operasional BPR, sehingga masyarakat sebagian besar hanya mengetahui bahwa BPR hanya untuk pemberian kredit saja. (d) Penampilan kantor BPR Talabumi Leuwiliang yang perlu ditata kembali untuk memberikan image positif pada masyarakat kecil pedesaan. Harapan Direktur saat ini adalah bagaimana caranya agar BPR Talabumi Leuwiliang dapat dikenal masyarakat dan bisa bersaing minimal dengan sesama bank rakyat, antara lain: (a) bisa menyalurkan kredit pada masyarakat lebih banyak. (b) bisa membuat kantor BPR lebih besar dan lebih dipercaya. (c) bisa menepati semua ketentuanlaturan yang berlaku. Saat ini, BPR Talabumi terdapat di lima kota, yaitu BPR Talabumi Sunrigal Medan, BPR Talabumi Tridana Pecut Medan, BPR Talabumi Pacur Batu Medan, dan BPR Talabumi Persada Bekasi dan BPR Talabumi
Magister Hanajwnen Asribisnis IPB
MIS
-
25
http://www.mb.ipb.ac.id
Leuwiliang Bogor. Perkembangan BPR Talabumi Leuwiliang tidak sepesat BPR Talabumi laimya, karena selain masih dalam tahap baru berdiri juga karena kurangnya atau tidak adanya promosi aktif terhadap rnasyarakat. Susunan pengurus BPR Talabumi LRuwiliang pada saat ini adalah sebagai berikut: Pemegang Saham Komisaris Direktur Kepala Bagian Umum Kepala Bagian Operasional Tata Usaha Akuntansi Kasir Kredit Tabungan dan Deposito
Ir. Wilson Ludin Siagian, MBA Bintang Bima Prakarsa Negara Ir. Wilson Ludin Siagian, MBA Abdul Haris Ida Farida Doni Ali A. Eet F. Robert Siagian, Mahmud A, Wilman Siagian, Andi Ida Farida
Jabatan Kepala Bagian masih belum ada yang menjabat, karena saat ini Direktur sedang melakukan perombakan pengums dan sedang melakukan penjajagan terhadap kemampuan stafnya untuk mengisi kekosongan tersebut. Hal ini juga karena posisi Kepala Bagian tersebut me~pi-ikan posisi barn yang ditawarkan Direktur dalam memperbaikan manajemen BPR Talabumi Leuwiliang (Gambar 3). Secara struktural Komisaris dan Direktur bertanggungjawab kepada RUPS terhadap pelaksanaan anggaran dan realisasi kerja tahun anggaran. RUPS secara rutin dilaksanakan setelah habis tahun anggaran sebelumnya. Maksimal waktu untuk melaksanakan RUPS adalah pada bulan Juni Tahun Anggaran (TA) berikutnya, atas undangan yang dibuat dan disebar oleh Direktur.
Undangan pelaksanaan RUPS sudah hams disebar kepada
U a g i s t e r Uanajemen A g r i b i s n i s IPB
MIS
-
26
http://www.mb.ipb.ac.id
seluruh pemegang saham kira-kira 14 hari sebelum tangal RUPS dilaksanakan dan hams ada tanda tangan pemegang saham tentang kehadiran (bisaltidak) di dalam buku ekspedisi.
- I
I
I I I
I I
II
KASIR TATAUSAHA I I I
I
I
BAGIAN UHUM
A , r !
,
I
I
1
I I
II
I
I I
I I
I
BAGIAN OPERASIONAL
I
II
AKUNTANSI TABUNAN & DEPOSIT0 U 1 - 1
KREDIT
I
Gambar 3. Struktur Organisasi BPR Talabumi Leuwiliang
BPR Talabumi Leuwiliang pernah berhubungan dengan 3 Bank umum, yaitu BRI Leuwiliang, Lippo Bank, dan terakhir dengan Bank Danamon Leuwiliang.
Keterkaitan BPR Talabumi Leuwiliang dengan
Bank Danamon ini hanya sebatas sebagai nasabah tabungan, bukan hubungan kelembagaan.
n a g i s t e r Hanajemen A g r i b i s n i s IPB
MIS
-
27
http://www.mb.ipb.ac.id
4.2. Sistem BPR Talabumi Leuwiliang Secara umum, BPR Talabumi Leuwiliang telah melakukan operasionalisasi perbankan selayaknya sebuah bank perkreditan. Persyaratanpersyaratan operasional yang ditentukan oleh Bank Indonesia (BI) telah dipenuhi. Namun, demikian Bank Talabumi Leuwiliang masih memerlukan beberapa perbaikan, terutama dalam aspek manajemennya. Saat ini, Direktur BPR Talabumi sedang melakukan perbaikan-perbaikan tersebut, sehingga pembangunan sistem informasi strategis yang diusulkan ini sangat relevan dengan kebutuhan BPR Talabumi huwiliang. Bahkan, beberapa masukan dan inovasi Direktur sudah diiulai diterapkan, seperti perbaikan sistem pembukuan, penagihan, kepegawaian, pelaporan dan sebagainya. Ditinjau dari aspek sistem informasi manajemen, Bank Talabumi Leuwiliang masih belum memanfaatkan secara maksimal manfaat informasi dan kebutuhan akan data-data. Seperti halnya BPR secara umum, BPR Talabumi Leuwiliang masih menterjemahkan data dan informasi secara konvensional. Dalam ha1 ini dapat dilihat dari kepasifan dalam memperoleh dan mendapatkan informasi untuk meningkatkan efisiensi operasionalnya. Namun demikian, potensi untuk mengarah pada pembangunan sistem informasi strategis sangat besar, karena peranan Direktur yang dinamis, mau b e r f i i inovatif, dan mengembangkan ide-ide yang menantang tetapi progresif, serta berani mengambil resiko menjadi dasar kuat bagi BPR Talabumi Leuwiliang untuk maju di era persaingan yang semakin ketat. Beberapa ide menarik dari Direktur yang patut menjadi pertimbangan adalah seperti penggunaan nama Bank Perkreditan Rakyat dan pendirian lembaga pemerintah dalam mengatasi kredit macet BPR.
Hagister Hanajetren A g r i b i s n i s
IPB
MIS
-
28
http://www.mb.ipb.ac.id
Penggunaan nama "bank perkreditan" menjadi salah satu kendala bagi BPR Talabumi Leuwiliang untuk mengembangkan jasa lain seperti tabungan dan deposito.
Hal ini karena persepsi masyarakat akan BPR adalah hanya
untuk melayani kredit saja, sehingga masyarakat mengangap BPR tidak layaklaman (reliable) untuk tabungan dan deposito. Padahal kombinasi antara panyaluran (kredit) dan pangumpulan dana (tabungan dan deposito) hams berimbang sebagai dasar penentukan kesehatan bank yang ditentukan oleh BI. Persepsi masyarakat pada nama "perkreditan" ini menarik untuk dikaji. Ada dua kemungkinan solusi dari persepsi yang salah ini, yaitu: (a) Melakukan redefinisi terhadap nama BPR dengan narna yang tetap memberikan makna sebuah bank pengumpul dan penyalur dam serta memberikan sentuhan pada masyarakat kecil, misalnya menjadi "Bank Pedesaan" atau "Bank Rakyat Kecil" atau "Bank Pengusaha Kecil", dan lain-lain.
(b) Melakukan penyesuaian ketentuan BPR yang dibedakan dengan bank umum dalam beberapa kriteria pelaporan dan pe~laian, terutama dalam perimbangan antara pengumpulan (tabungan dan deposito) dengan penyaluran dana (kredit).
Berdasarkan pengalaman BPR
Talabumi Leuwiliang, tidak ada masyarakat yang menaruh deposito di BPR, sehingga deposito yang ada hanya dari pemilik atau pemegang saham BPR yang bersangkutan. Hal iN mempakan suatu keharusan untuk menjaga kesehatan BPR. Selain itu, banyaknya jumlah penabung di BPR Talabumi bukan karena masyarakat menginginkan untuk menabung, tetapi lebih cendemng pada strategi BPR untuk memperbe-
Hagister Hsnajemen Agribisnis I P B
MIS
-
29
http://www.mb.ipb.ac.id
sar pengumpulan dana dengan cara mengharuskan nasabah kredit untuk menabung (yang dipotong langsung dari jumlah kreditnya). Cara ini untuk sementara cukup efektif,' namun pada masa yang akan datang perlu ditemukan strategi pengumpulan dana yang lebih inovatif. Melalui teknik pemasaran yang berdasar pada ketersediaan informasi diharapkan menambah daya jangkau dan daya saing BPR di masa mendatang. Kedua solusi ini lebih terkait pada aspek kelembagaan dan hukum, sehingga pelaksanaannya membutuhkan suatu survey ilmiah yang komprehensif. Dalam ha1 ini, BI mempunyai peranan utama dalam mengantisipasi
permasalahan di atas, jika ternyata ha1 tersebut menjadi kendala bagi BPRBPR lain. Sebagian besar data yang ada di BPR Talabumi Leuwiliang merupakan data operasional b e ~ p a (a) : data keuangan, (b) data nasabah kredit, dan (c) data nasabah tabungan dan deposito, sedangkan data karyawan masih dalam pembenahan. Sampai saat ini, BPR Talabumi Leuwiliang belum memanfaatkan data atau informasi dari lembaga lain yang berada di Leuwiliang, seperti dari Kecamatan, Pasar dan lain sebagainya secara aktif. Informasi yang sering diterima oleh BPR Talabumi adalah dari BI yang berupa hasil evaluasi BI terhadap BPR Talabumi Leuwiliang atas dasar laporan periodik yang diterima BI. Mentransformasi data menjadi informasi pun masih sebatas berupa laporan-laporan, baik internal maupun eksternal, terutama laporan perkembangan keuangan dan kredit, karena keduanya mempakan titik penting operasional BPR Talabumi Leuwiliang. Dengan demikian, pembenahan
Magister Hanajemen Agribisnis IPB
MIS
-
30
http://www.mb.ipb.ac.id
manajemen pun ditekankan pada kedua ha1 tersebut, sehingga keterlibatan level menajemen pada kedua aspek ini sangat intensif. Sejalan dengan ha1 ini, penekanan sistem informasi strategis yang akan dibangun pun lebih pada sistem kredit dan keuangan, namun bukan berarti sistem lain dikesampingkan.
4.3. Sistem Kredit Ada dua jenis kredit yang ditawarkan oleh BPR Talabumi LRuwiliang, yaitu kredit konsumen dan kredit modal kerja mingguan (MKM). Pada dasamya, kedua jenis kredit tersebut mempunyai sistem yang sama, hanya berbeda sasarannya. Sasaran kredit konsumen adalah para konsumen yang mengajukan permohonan kredit untuk kebutuhan rumahtangga, artinya bukan untuk kegiatan produktif. Sedangkan kredit MKM sasarannya adalah para produksenlpengusaha yang mengajukan permohonan kredit untuk kegiatan produktif usahanya. Jumlah pemberian kedua jenis kredit tersebut sampai saat ini berkisar antara Rp. 100.000 sampai Rp. 3.000.000, tetapi sebenarnya Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) adalah 20% dari modal disetor. Dalam ha1 ini BPR Talabumi dapat memberikan kredit sebesar Rp. 15 juta.
Meskipun demikian, perlu dilakukan sistem kontrol antara jumlah
kredit yang disalurkan dengan jumlah uang yang tersedia, sehingga BPR Talabumi dapat menentukan jumlah uang minimal untuk kegiatan operasionalnya. Sistem kontrol tersebut mempakan bagian dari sistem informasi strategis BPR yang direkayasa.
Magister Manajemen Agribisnis IPB
MIS
-
31
http://www.mb.ipb.ac.id
Persaingan antar BPR dalam penyaluran dana ini terletak pada besarnya bunga.
Semakin kecil bunganya, akan semakin disukai oleh
nasabah. Walaupun demikian belum berarti bahwa BPR dengan bunga terendah akan lebih banyak meraih nasabah, karena ternyata faktor primordial sangat bewariasi. Oleh karena itu, tingkat penentuan bunga kredit mutlak menjadi hak BPR dengan asumsi tidak memberatkan masyarakat. Dengan dasar demikian maka penentuan bunga kredit tidak dikoordinasikan antara BPR dalam wilayah yang sama, sehingga keterkaitan antar BPR cenderung sangat lemah, baik keterkaitan informasi, institusi ataupun hubungan personal. Hal ini memerlukan kajian untuk membentuk jaringan keja antar BPR dalam suatu sistem informasi strategis BPR Talabumi Leuwiliang. Jaringan kerja tersebut dapat bempa guna bersama informasi, transfer dana, pembinaan nasabah, dan pemecahan masalah. Saat ini terdapat dua tipe jangka waktu kredit, yaitu mingguan (16 minggu) dan bulanan (10 sampai 12 bulan). Dalam jangka panjang, kredit bulanan akan dijadikan pola kredit utama dengan proporsi yang lebih besar, sedangkan kredit mingguan hanya sebagai penunjang untuk menjaga perputaran uang dalam kendali. Hal ini didasarkan atas tujuan BPR yang ingin meringankan beban nasabah yang berorientasi pada simbiosis mutalistis.
Besar bunga pada kedua tipe kredit ini berbeda, 3.5% untuk
kredit bulanan dan 4.5% untuk kredit mingguan. Penyaluran kredit tidak dibedakan berdasarkan sektor usaha calon nasabah, yang membedakan hanya jumlah kredit yang diajukan. Sektor pertanian belum menjadi fokus perhatian penyalurau kredit dari BPR Talabumi, karena resikonya relatif besar (sektor pertanian tergantung
MIS
-
32
http://www.mb.ipb.ac.id
kepada musim), sedangkan pasar untuk kredit mingguan (dagang) dirasakan oleh BPR Talabumi Leuwiliang masih besar.
Saat ini pun, kredit
sektor perdagangan kira-kira 75% dari total kredit yang disalurkan. Hal ini menguntungkan BPR karena perputaran uang yang rutin dan cepat, sedangkan 25% adalah jasa-jasa (misalnya konstruksi) yang jumlah nasabahnya masih sangat terbatas. Syarat utama mendapatkan kredit dari BPR Talabumi Leuwiliang hams mengajukan jaminan barang, bisa b e ~ p abarang bergerak ataupun barang tidak bergerak. Jika kredit dibawah Rp. 300.000, calon nasabah bisa memberikan barang jaminan bempa barang-barang fiducia (barang bergerak) seperti kuitansi TV atau alat ~ m a htangga berharga lainnya. Jika kredit diatas Rp. 300.000 barang jaminan lebih besar nilai-nya seperti surat BPKB motor, surat girik, sertifikat tanah. Sampai saat ini, sebagian besar barang jaminan yang sering diajukan adalah berupa BPKB motor. Minimal nilai barang jaminan yang diajukan biasanya bernilai 150% dari nilai kredit yang disetujui, terutama untuk barang jaminan berupa barang fiducia. Sedangkan untuk barang jaminan bempa barang tidak bergerak nilainya sekitar 180 - 200% dari kredit yang disetujui. Meskipun demikian, belum ada ketentuan resmi dari BPR Talabumi mengenai ketentuan nilai jaminan ini, sehingga sangat bervariasi tergantung dari hubungan personal dengan nasabah. Penyitaan barang yang dilakukan oleh BPR Talabumi Leuwiliang terjadi karena nasabah sudah menyatakan tidak sanggup lagi untuk melunasi kreditnya. Berdasarkan pengalaman BPR Talabumi Leuwiliang, penyelesaian kredit macet tidak semudah di bank umum yang langsung melaku-
Hagister Manajemen Agribisnis I P B
MIS
-
33
http://www.mb.ipb.ac.id
kan penyitaan (yang memang kuat dasar hukumnya). BPR menghadapi dilema dalam penyitaan, karena selain akan memperbumk citra BPR itu sendiri, juga menuntut biaya penyelesaian yang lebih besar dari nilai kreditnya. Untuk mengatasi dilema tersebut, Direktur BPR Talabumi Leuwiliang melakukan pendekatan kelembagaan.
Dalam ha1 ini, pendirian
lembaga pemerintah yang mampu menyelesaikan kredit macet BPR-BPR dalam satu wilayah perlu diiaji. Lembaga ini diharapkan mampu menjadi katalisator dalam penyelesaian masalah kredit macet dengan temp berdasar pada ketentuan-ketentuan hukum dan hubungan antara nasabah dengan BPR. Keterkaitan antara lembaga ini dengan BPR dapat diatur dan dikoordinasikan oleh Bank Indonesia sebagai pengawas BPR. Bagi nasabah yang membayar lebih awal dari jatuh tempo mendapat insentif bempa potongan bunga angsuran yang dapat mencapai nilai bunga satu minggulbulan. Jika dilihat dari nilai presentasenya, hampir 80-90% adalah kredit baiWlancar dan sisanya 10-20% kredit macet. Dengan angka prosentase kredit macet yang demikian, menurut Direktur, BPR Talabumi masih termasuk BPR sehat. Ada dua pola untuk mendapatkan kredit di BPR Talabumi Leuwiliang, yaitu: nasabah datang sendiri atau nasabah dicari oleh BPR. Pola pertama memang masih menjadi pilihan BPR Talabumi Leuwiliang, selain karena dengan alasan tidak adanya pos biaya dan tenaga untuk promosi atau mencari nasabah, juga karena pengamh primordial yang menganggap bahwa masyarakat yang membutuhkan bank. Namun demikian, peningkatan persaingan antar BPR mengharuskan BPR Talabumi Leuwiliang untuk
Magister Manajemen Agribisnis IPB
http://www.mb.ipb.ac.id
lebih progresif mencari nasabah. Melalui sistem informasi menajemen yang baik akan menekan biaya dan tetap menempatkan BPR sebagai mitra masyarakat dalam berusaha. Nasabah yang akan mengajukan kredit akan melalui beberapa prosedur yang terlingkup dalam Sistem Kredit BPR Talabumi (Gambar 4). Gambar ini mempakan diagram konteks sistem kredit BPR yang melibatkan lima elemen lingkungan (environmental elements), yaitu Nasabah, Kasir, Bagian Kredit, Kepala Bagian Operasional dan Direktur. Bagian Kredit terlibat sejak nasabah bermaksud mengambil kredit sampai kredit disetujui oleh Direktur.
Secara manual, semua file-file yang berkaitan
dengan kredit disiapkan dan disimpan oleh Bagian Kredit. Kasir hanya bersifat juru bayar saja, setelah nasabah menerima kuitansi pencairan kredit.
Direktur sebagai penentu persetujuan kredit hanya berdasarkan
pada data yang diterima dari Bagian Kredit (misalnya persyaratan), sedangkan Kepala Bagian Operasional belum berfungsi. Gambar 5 merupakan Sistem Kredit yang saat ini berjalan atau sistem manual. Disini terlihat bahwa Direktur tidak mempunyai informasi pendukung yang mampu menyakinkan dirinya dalam mengambil keputusan persetujuan kredit, sehingga ketergantungan pada bagian kredit dalam pengumpulan data yang benar dan akurat seringkali menyebabkan proses "Pengecekan Lapangan" berlangsung lama. Pada masa yang akan datang, Sistem Kredit ini hams lebih cepat dan efisien. Untuk itu, diperlukan perbaikan sistem informasi seperti yang disajikan Gambar 6.
Disini diperlukan fasilitas komputer (hardware
maupun somare) yang memungkinkan percepatan pengamb'ilan keputusan
Magister Manajwnen Agribisnis
IPB
MIS
-
35
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
pemberian kredit dan keputusan manajerial lainnya yang lebih cepat dan objektif. Hal ini dapat diharapkan karena adanya data pendukung yang terorganisasi baik (database). Sebagai contoh, data calon nasabah dan data keuangan sebagai informasi pendukung dalam pemutusan persetujuan kredit dan penentuan nilai kredit. Untuk menentukan nilai kredit, ada tiga variabel yang dipertimbangkan, yaitu: (1) variabel usaha, (2) variabel keluarga, dan (3) variabel jaminan. Variabel usaha ditentukan dengan analisis kelayakan berdasarkan standar umum yang berlaku. Artinya, pendapatan dan resiko dari usaha nasabah ditaksir dari pendapatan dan resiko rata-rata masyarakat dari usaha tersebut, misalnya ojeg, buka kios, dan dagang buah.
Dengan
demikian ketersediaan data dan informasi relatif tidak diperhatikan, namun untuk usaha yang tidak umum dimasyarakat, seperti jasa penyewaan komputer, dan toko buku, BPR Talabumi Leuwiliang akan kesulitan melakukan taksiran pendapatan dan resiko. Untuk itu, data dan informasi mengenai komoditi dan jasa, seperti data harga dan kebutuhan, sangat dibutuhkan BPR Talabumi Leuwiliang pada masa mendatang. Data dan informasi ini dapat diperoleh dari lembaga-lembaga terkait, seperti kantor kecamatan, kantor desa, dinas-dinas, pasar, kelompok pedagang, persatuan ojeg, dan lembaga perekonomian lainnya. Variabel keluarga ditentukan dari kartu keluarga yang dapat diperoleh dari kantor desa.
Data yang dibutuhkan adalah jumlah keluarga,
pekerjaan, jumlah tanggungan, pendidikan anggota keluarga, hubungan antara keluaraga, dan laimya.
Magister Hanajemen Agribisnis I P B
Dari data keluarga ini dapat diprediksi
http://www.mb.ipb.ac.id
pendapatan dan pengeluaran per bulannya serta tingkat hubungamya dengan BPR Talabumi Leuwiliang. Variabel jaminan ditaksir langsung berdasarkan harga umum yang terjadi pada saat sekarang, sehingga BPR Talabumi kuwiliang hams memiliki data dan informasi tentang harga dan kecendemngan perkembangan perekonomian wilayah, supaya memberikan keadilan h a t dalam menentukan nilai jaminan tersebut. Informasi yang terkumpul dari ketiga variabel diatas, oleh pihak manajemen dijadikan sebagai bahan dasar dalam menentukan nilai kredit dan memutuskan realisasi kredit nasabah. Dengan demikian, resiko kesalahan lebih diperkecil, karena data yang dipakai adalah data aktual dan berlaku di masyarakat. Dengan demikian, nilai yang tertera pada Surat Permohonan Kredit (SPK) secara teknis mempakan nilai kredit yang sudah diakui kelayakannya oleh BPR Talabumi Leuwiliang, karena pengajukan SPK mempakan hasil analisis bagian kredit atas nasabah berdasarkan data dan informasi ketiga variabel di atas yang dimiliki oleh BPR Talabumi Leuwiliang. Hal ini berimplikasi pada pengecekan lapangan yang lebih cepat, seperti terlihat pada Sistem Kredit yang diperbahami (Gambar 6). Pada sistem sekarang, survey dan interview relatif lebii lama karena hams mengumpulkan data nasabah dilapangan, bam membuat analisis jaminan dan laporan serta meminta persetujuan Direktur.
Pada sistem yang diperbahami,
ha1 itu cukup ditangani oleh Kepala Bagian kredit yang berdasar pada informasi keuangan BPR sebagai kontrol keseimbangan antara penyaluran dan pengumpulan dana.
Hagister Hanajemen Agribisnis I P B
MIS
-
40
http://www.mb.ipb.ac.id
Proses "Pengecekan Lapangan" pada Gambar 6 hanya mempakan langkah preventif untuk menghindari penipuan data dan informasi, serta untuk membuktikan apakah usaha calon nasabah dapat dipercaya dan berjalan sesuai pennohonan, serta memeriksa apakah usaha calon nasabah akan mampu membayar uang angsuran kredit dan bisa mempunyai keuntungan.
Proses tersebut juga mengacu pada keuntungan, namun sudah
dimulai dari tahap awal proses. Bahkan untuk nasabah yang mempunyai hubungan personal yang tinggi dengan BPR atau stafnya atau tersedia datanya secara lengkap di BPR, pelaksanaan pengecekan lapangan bisa diabaikan. Pola ini bisa diadopsi untuk nasabah yang tidak memiliii jam&n, dimana derajat hubungan menjadi faktor penentu. Oleh karena itu, perlu dikaji supaya BPR Talabumi Leuwiliang berani menjangkau masyarakat (bukan keluarga staf) yang tidak mempunyai jaminan. Ini bisa terjadi, jika BPR Talabumi mempunyai data yang lengkap tentang potensi usaha dan karakteristik nasabah. Jika ini diterapkan, maka BPR Talabumi Leuwiliang selangkah lebih maju dalam mengaplikasikan bank di masyarakat, dimana masyarakat kecil dapat berpartisipasi tanpa hams dibebani oleh jaminan yang notabene tidak dimiliki oleh masyarakat kecil. Salah satu yang dapat disarankan adalah bagaimana BPR Talabumi Leuwiliang marnpu menciptakan nasabah menjadi pengusaha-pengusaha kecil pedesaaan. Selanjutnya, Gambar 6 juga menjelaskan bahwa pada Sistem Informasi Kredit yang diperbahamhi ada proses "Penyesuaian Keuangan". Proses ini dimaksudkan untuk mengontrol kondisi keuangan dalam periode
Magister Manajemen Agribisnis
IPB
MIS
-
41
http://www.mb.ipb.ac.id
tertentu, misalnya harian, untuk menjaga keseimbangan antara pemasukan (dihitung dari biaya provisi, Biaya Administrasi TagihanIBAT, dan Biaya Tata Laksana/BTL) dan pengeluaran (kredit).
Hal ini penting, supaya
operasionalisasi BPR Talabumi Leuwiliang secara keseluruhan berlangsung dengan baik. Maka dari itu, BPR Talabumi Leuwiliang harus mempunyai
database keuangan yang dapat dihubungkan dengan Sistem Kredit. Namun, demikian proses "Penyesuaian Keuangan" ini bukan menjadi faktor pembatas pemberian kredit, tetapi lebih berfungsi pada pengawasan terhadap batas minimal kas yang harus tersedia, supaya tidak terjadi over kredit pada tenggang waktu tertentu. Dengan demikian, perhitungan pemasukan dan pengeluaran uang pada Sistem Kredit yang diperbaharui (komputer) ada pada proses awal bukan pada pada saat realisasi kedit.
Ini berarti, Sistem Kredit yang
diperbaharui satu proses lebih awal dan lebih cepat, tetapi tetap berazas pada prinsip kehati-hatian. Perbandingan efisiensi antara Sistem Kredit yang sedang berlangsung dengan yang diperbahuri pada setiap proses dapat dilihat pada Net-
work Diagram (Gambar 7 dan 8). Gambar 7 menunjukkan bahwa nasabah umumnya membutuhkan waktu selama 9 (sembilan) hari sejak melakukan penyiapan persyaratan sampai akad kredit (lihat jalur kritis). Hal ini terjadi selain karena kurangnya ketersediaan data dan informasi tentang nasabah yang disuwey, juga karena kemampuan teknik pengumpulan data dan informasi bagian kredit masih rendah, serta tidak adanya prosedur baku yang efisien diterapkan.
Magister Manajemen Agribisnis I P B
MIS
-
42
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
Gambar 8. Network Diagram Sistem Kredit BPRTalabumi Leuwiliang yang Diperbaharui
http://www.mb.ipb.ac.id
Dengan demikian, sebenarnya BPR Talabumi dapat mempercepat dengan hanya melakukan efisiensi dan pengaturan jadwal kerja (Gambar 8 bagian A), yaitu menjadi 6 hari (perbaikan prosedur).
Namun dengan
melakukan penyediaan data dan informasi, maka akan lebih cepat lagi, yaitu 4 hari (Gambar 8 bagian B). Percepatan yang diperoleh ini secara langsung mengurangi biaya, sehingga BPR memperoleh keuntungan yang lebih besar dengan tidak membebani nasabah. Gambar 8 juga mengindikasikan adanya aktivitas baru yang dapat dijadikan alat evaluasi kredit, yaitu proses "Evaluasi dan Pelaporan Kredit". Proses ini lebih cenderung pada evaluasi personal selama menjadi nasabah, seperti karakter, aktivitas sosial, aktivitas agama, dan lain-lainnya. Pembuatan pelaporan cenderung akan lebii cepat dengan adanya ketersediaan data dan informasi yang dibangun untuk menunjang pengambilan keputusan. J i a selama ini pelaporan hanya bersifat informatif, maka pelaporan yang diperbaharuhi hams lebii mengarah pada marketing. Artinya, nasabah dievaluasi baik personal maupun kredimya untuk diputuskan apakah bisa ditambah, dikurangi, tetap, atau dientikan kredimya. Hal ini bisa dilakukan jika BPR Talabumi memiliii perangkat evaluasi. Gambar 9 adalah Jadwal Menagih Nasabah yang diisi dan dibuat oleh penagih sebagai data perkembangan kredit nasabah. Data perkembangan kredit ini dipadukan dengan data personal nasabah hasil evaluasi langsung penagih dan kemudian direkap kedalam Evaluasi Penagihan Kredit (Gambar 10). Evaluasi Penagihan Kredit ini dibuat pada akhir periode kredit nasabah dan sekaligus dijadikan dokumen awal pada pengambilan kredit selanjutnya, juga sebagai bahan pelaporan kredit.
Magirter Manajemen Agribisnis IPB
MIS
-
45
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
Untuk memudahkan penagihan dan meminimalkan biaya penagihan, penggunaan jadwal mengansur (Gambar 11) dan peta nasabah (Gambar 12) sangat efektif. Jadwal mengangsur diberikan kepada nasabah dan diberi tanda tanggal-tanggal mengansur oleh penagih, selain untuk membantu mengingat juga membantu merencanakan pengangsuran. Keterlambatan mengangsur dapat dijadikan tolok ukur evaluasi pelaksanaan kredit nasabah yang bersangkutan. Peta nasabah memberikan alternatif yang lebih baik bagi BPR Talabumi Leuwiliang untuk melakukan perencanaan penagihan dengan biaya seminimal mungkin dan seefektif mungkin. Selain menentukan jalur terpendek juga untuk perencanaan pengembangan nasabah atau perluasan pasar, sehingga BPR Talabumi Leuwiliang mengetahui masyarakat mana yang menjadi nasabah dan bagaimana melakukan pendekatan serta kemana penyaluran dan pengumpulan dana dilakukan.
4.4.
Sistem Tabungan
Pemberian jasa tabungan dilakukan setiap akhir bulan, dengan perhitungan tingkat bunga (17%) dikalikan saldo terendah awal bulan dan dikurangi pajak bunga (15%). Jenis Tabungan BPR Talabumi Leuwiliang adalah "Tabungan Persada". Nasabah tabungan sebagian besar adalah nasabah kredit, sehingga pengumpulan dana dari tabungan ini relatif lambat, bahkan beberapa nasabah hanya sekali menabung karena langsung dipotong dari nilai kredit. Pada masa yang akan datang, BPR Talabumi Leuwiliang hams memperbanyak nasabah sukarela yang menyadari manfaat menabung di BPR Talabumi Leuwiliang.
Magister Manajemen Rgribisnis 1PB
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
Gambar 13 menunjukkan diagram konteks sistem tabungan BPR yang melibatkan lima elemen lingkungan, yaitu Nasabah, Kasir, Bagian Tabungan, Kepala Bagian Tabungan dan Direktur. Gambar 14 mempakan Sistem Tabungan pada saat ini, dimana fungsi kelima elemen lingkungan ini tidak berbeda dengan di Sistem Kredit. Kepala Bagian Operasional barn terlihat fungsinya pada Gambar 15 yang merupakan penyempurnaan Sistem Tabungan dengan memasukkan unsur komputer. Gambar 15 menunjukkan prosedur yang semakin sederhana dan cepat, walaupun prosesnya bertambah. Jiia pada sistem sekarang perlu persetujuan direktur untuk menabung, maka pada sistem yang diperbahami tidak diperlukan lagi persetujuan Direlrtur. Hal ini karena dalam menabung tidak perlu dilakukan analisis kelayakan dan juga penabung tidak hams orang yang tercantum namanya dalam kartu tabungan, sehingga resiko bukan pada pihak BPR. Proses "Evaluasi Nasabah Tabungan" ini dianggap perlu karena selain bertujuan untuk mengetahui profil nasabah juga sebagai dasar pengukuran performans operasional tabungan. Hal ini bermanfaat sebagai informasi bagi manajemen dalam melakukan keputusan-keputusan manajerial mengenai perbaikan performans tabungan, misalnya dalam penentuan tingkat bunga, penentuan target nasabah, alokasi keuangan untuk operasional dan promosi dan sebagainya. Dengan demikian, masyarakat yang menabung di BPR Talabumi Leuwiliang menyadari betul manfaat dan keuntungannya.
Hsgister nsnajemen Agribisnis IPB
MIS
-
51
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
Selanjutnya, BPR Talabumi Leuwiliang sebaiknya juga mempunyai peta nasabah tabungan, seperti pada peta nasabah kredit. Hal ini berfungsi sebagai informasi dalam merencanakan promosi atau pemasaran. Sekaligus juga untuk mengetahui kelompok-kelompok masyarakat mana yang sangat antusias dalam menabung. Selain itu, juga dianjurkan untuk membuat form evaluasi untuk setiap nasabah yang diisi dan dilaporkan oleh bagian tabungan ke pihak manajemen. Form evaluasi untuk nasabah tabungan pada dasamya mirip dengan nasabah kredit, tetapi lebih berorientasi pada peningkatan jumlah tabungan dan intensitas menabung. Contoh dari form evaluasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 16. Ini berarti bagian tabungan hams mengenal betul siapa nasabah (misalnya pekerjaannya, darimana uang yang ditabung, dan karakternya), sehingga bagian tabungan tidak hanya bertindak pasif tetapi aktif memberikan alternatif-alternatif untuk meningkatkan kemampuan menabung para nasabah.
Ini bisa terjadi, jika bagian tabungan
memiliki naluri kemitraan @artnership)yang ramah dan normatif.
4.5. Sistem Deposito Jenis deposito yang ditawarkan oleh BPR Talabumi Leuwiliang ada tiga, yaitu deposito berjangka 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan. Tingkat bunga sebesar 20% per tahun yang ditawarkan setiap bulan, sehingga untuk deposito sebesar Rp 10 juta, nasabah bisa memperoleh 142 ribu per bulan (setelah dikurangi pajak). Pihak BPR Talabumi Leuwiliang kesulitan untuk mengajak masyarakat agar mau menyimpan uangnya dalam jumlah besar.
Karena itu, sampai saat ini
Magister Manajemen Agribisnis I P B
belum ada masyarakat
MIS
-
55
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
Leuwiliang yang mendepositokan uangnya di BPR Talabumi Leuwiliang.' Dengan demikian, deposito hanya berasal dari pemegang saham. Pada dasamya, Sistem Deposito tidak berbeda dengan Sitem Tabungan.
Karena selain sama-sama proses pengumpulan dana, juga
karena secara prinsip prosedural tidak berbeda, bahkan lebih sederhana. Berdasarkan pengalaman BPR Talabumi Leuwiliang, deposito yang ada adalah dari pemegang saham, sehingga penga~hnyapada Sistem Informasi BPR tidak begitu terasa.
4.6.. Sistem Keuangan Sistem Keuangan sangat terkait dengan sistem pelaporan keuangan BPR yang sekaligus menjadi tolok ukur performans BPR. Bank Indonesia @I) sebagai lembaga pengawas membuat beberapa standar laporan yang sebagian besar terkait dengan Sistem Keuangan, yaitu: (a)
1.
2. 3. (b)
Laporan mengenai realisasi pemberian kredit setiap triwulan 3 atau 3 (tiga) bulan. Laporan ini disampaikan ke BI selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah triwulan yang dimaksud berakhir. Bulan laporan: MARET, JUNI, SEPTEMBER, DESEMBER.
(c)
1.
2.
3.
I
I
II
Laporan Keuangan Bulanan disampaikan paling lambat 10 hari. Laporan BMPK (Batas Maksimum Pemberian Kredit) disampaikan paling lambat 10 hari. Laporan Keuangan Bulanan dan Laporan BMPK disampaikan ke BI secara bersama-sama.
Pengumuman Laporan Keuangan Publikasi dilakukan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun, yaitu berupa Laporan Keuangan Intern Posisi Akhir Bulan Juni dan Laporan Keuangan Akhir Tahun Posisi Akhir Desember. Laporan Keuangan Publikasi disajikan dalam bentuk Perbandingan dengan Laporan Periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan Keuangan Publikasi dilakukan selambat-lambatnya:
Hagister nanajemen Agribisnis I P B
MIS
-
57
http://www.mb.ipb.ac.id
a.
4.
1 (satu) bulan setelah berakhirnya bulan laporan untuk Laporan Keuangan Intern, posisi akhir bulan Juni. b. 2 (dua) bulan setelah berakhirnya tahun untuk Laporan Keuangan Akhir Tahun, posisi akhir bulan Desember. Pengumuman Laporan Keuangan Publikasi ditempelkan pada papan pengumuman di kantor BPR Talabumi Leuwiliang.
(d)
Laporan Keuangan Tahunan wajib disampaikan kepada Bank Indonesia selambat-lambatnya akhir bulan Februari tahun berikutnya. Laporan Tahunan yang disampaikan iN adalah Laporan Keuangan yang dipertanggungjawabkan.kepada Direksi atau yang setingkat RUPS atau Rapat Anggota.
(e)
Pembuatan rencana kerja BPR Talabumi Leuwiliang adalah Rencana Kegiatan dan Anggaran selama 1 (satu) tahun. Rencana Kegiatan dan Anggaran ini disampaikan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah tahun takwim diiulai.
(f)
Laporan Pelaksanaan Kej a adalah Laporan dari dewan Komisaris mengenai hasil pengawasan terhadap pelaksanaan rencana keja tahunan oleh Dieksi. Standar Laporan Keuangan yang diminta oleh Bank Indonesia ter-
diri dari: (a) (b) (c) (d) (e) (f)
(g) (h) (i) (i)
Neraca Bulanan RekeNng-rekening Administrasi Daftar Rincian Antar Bank Pasiva Daftar Rincian Antar Bank Aktiva Daftar Rincian Kredit yang Diberikan Daftar Rincian Tabungan Daftar Rincian Deposito Berjangka Daftar Rincian Rupa-rupa Aktiva Rincian Rupa-mpa Pasiva Daftar Rincian Laba Rugi Untuk memenuhi laporan ke BI ini, BPR Talabumi LRuwiliang
mempunyai: (a) (b)
Perincian Perhitungan Laba-Rugi Jurnal
Magister Manajemen Agribisnis
IPR
MIS
-
58
http://www.mb.ipb.ac.id
Perbedaan antara laporan Standar BI dengan yang dimiliki olehc BPR Talabumi Leuwiliang adalah format dan sandi yang digunakan. Untuk itu, dalam Sistem Informasi Keuangan, perlu penyesuaian penyandian. Ada dua cara yang dapat ditempuh dalam penyesuaian penyandian, yaitu (1) penyesuaian tanpa membah masing-masing sandi dan (2) penyesuaian dengan membah sandi BPR Talabumi Leuwiliang ke Standar BI. Cara pertama lebih praktis dengan alasan bahwa elemen-elemen keuangan BPR Talabumi Leuwiliang berbeda dengan BI, sehiigga tidak semua laporan standar BI bisa terisi. Dalam ha1 ini, laporan yang biasa diisi oleh BPR Talabumi Leuwiliang adalah Neraca Bulanan, Daftar Rincian Kredit yang Diberikan, Daftar Rincian Tabungan, Daftar Rincian Deposito Berjangka, Daftar Rincian Rupa-mpa Aktiva, dan Daftar Rician Laba Rugi. Penyesuaian cara kedua akan lebih akrab, tetapi membumhkan beberapa pembahan elemen-elemen keuangan BPR Talabumi Leuwiliang yang seringkali sulit disesuaikan. Hasil penyesuaian pada kedua cara di atas dapat dilihat pada Lampiran 1,2, 3 , 4 , dan 5. Penyesuaian sandi cara pertama menunjukkan tidak semua elemen (pos) keuangan sesuai (Lampiran 1, 2, dan 3), karena adanya perbedaan elemen keuangan antara BI dengan BPR Talabumi Leuwiliang. Bahkan, ada satu elemen keuangan BI hams disesuaikan dengan beberapa elemen keuangan BPR Talabumi Leuwiliang (Lampiran 3).
Kondisi ini tidak
terjadi pada penyeseuaian cara kedua (Lampiran 4 dan 5).
MIS -
59
.
http://www.mb.ipb.ac.id
Namun, penyesuaian cara kedua ini membuhlhkan pembahan format laporan BPR Talabumi Leuwiliang, baik dari segi konteks penulisan maupun letak (umtan) elemennya (lihat yang bertanda *). Walaupun demikian, cara kedua ini lebih mudah menggunakamya karena langsung merefleksi laporan standar BI.
4.7. Sistem Sumberdaya Manusia Saat ini, BPR Talabumi Leuwiliang sedang melakukan pembenahan sumberdaya manusia. Posisi kosong pada Kepala Bagian, seperti yang terlihat pada bagan organisasi, m e ~ p a k a nposisi yang sedang ditawarkan oleh BPR Talabumi kepada stafnya (atau orang lain) yang dianggap memiliki kemampuan. Untuk menempatkan seseorang pada posisi tersebut, BPR Talabumi sedang melakukan observasi terhadap staf yang ada dan mencari kemungkinan untuk merekrut dari luar. Dalam kaitan itu, BPR Talabumi Leuwiliang membutuhan suatu sistem kerja (prosedur) atau lebii jauh adalah sistem informasi sumberdaya manusia, yang secara teknis mampu memberikan informasi detail tentang staf BPR Talabumi Leuwiliang (atau orang luar), baik yang berkaitan dengan kualitas kerja maupun kualitas kemampuan bekerjasama. Untuk itu BPR Talabumi Leuwiliang membutuhkan seperangkat alat evaluasi, seperti yang terlihat pada Gambar 17.
Gambar 17 iN
menunjukkan form evaluasi akhir dari seorang staf dalam jangka waktu tertentu dengan aspek pe~laianmeliputi aspek sikap, pengetahuan, dan perilaku.
Pada kondisi saat ini, BPR Talabumi Leuwiliang sehamsnya
melakukan penekanan pada "objektivitas atasan" dalam melihat ketiga
Magister Hanajemen Agribisnis I P B
MIS
-
60
http://www.mb.ipb.ac.id
EVALUASI SUMBERDAYA MANUSIA BPR TALABUMI LEUWILIING
Nama Staf
Nomor
Jabatan Resume Pendidikan dan Pelatihan
Pengetahuan
I
A m .
I p i q
Skala
Sikap
Resume Gaji
Skala
.
Menyetujui,
Bogor, .. ........ Mengusulkan.
Direklur
xepaa Bagtan umum
ResumeJabatan
Dikeluarkan
Gambar 17. Form Evaluasi SDM BPR Talabumi Leuwiliang
http://www.mb.ipb.ac.id
aspek tersebut, karena untuk hal-ha1 yang bersifat kuantitatif, seperti tes, belum mungkin untuk dilaksanakan. BPR Talabumi Leuwiliang telah memiliki job description, sehingga evaluasi dapat dilakukan dengan melihat adanya gap yang terjadi antara kerja ideal dengan kerja faktanya. Meskipun demikian, job description bukan dijadikan dasar evaluasi utama, karena seringkali faktor non-teknis sangat berpengaruh (misalnya aspek lingkungan).
Untuk itu, sudah
sehamsnya melakukan pembangunan sistem informasi sumberdaya manusia ini sejak sekarang, selain karena masalah sumberdaya manusia ini sangat krusial, juga karena pengembangan sumberdaya manusia akan berpengaruh langsung pada pengembangan BPR Talabumi itu sendiri. BPR Talabumi Leuwiliang juga diiarapkan mempunyai perangkat perencanaan sumberdaya manusia untuk memberikan kepastian masa depan bagi stafnya.
Gambar 18 mempakan contoh form perencanaan
untuk beberapa tahun mendatang yang dapat digunakan sebagai acuan bagi BPR Talabumi untuk mengembangkan sumberdaya manusianya. Pengembangan sumberdaya manusia ini mengarah pada tiga dimensi peningkatan, yaitu peningkatan kualitas (seperti pendidikan dan pelatihan), peningkatan status (seperti karir), dan peningkatan pendapatan (seperti gaji).
4.8. Sistern Pernasaran Pemasaran dalam pengertian aktif memang belum menjadi perhatian BPR Talabumi Leuwiliang, karena saat ini nasabah mendatangi BPR atau membutuhkan BPR. Dengan pemikiran seperti ini, BPR sudah cukup melakukan intervensi pada pasar, misalnya dengan dari mulut ke mulut
Magister Manajemen Agribisnis IPB
MIS
-
62
http://www.mb.ipb.ac.id
PERENCANAAN SUMBERDAYA MANUSIA BPR TALtBUMl LEOWILIAWG
I
Tanggal Dibuat
Tanggal Berakhir Perencanaan Penerimaan
Perencanaan Keluar
Perencanaan Pensiun
I-Jlunhl I
.
Menyetujui.
Gambar 18. Form Perencanaan SDM BPR Talaburni Leuwiliang
Bogor, ........... Mengusulkan.
http://www.mb.ipb.ac.id
atau penempatan papan nama di depan kantor. Ini berimplikasi pada tidak adanya posting biaya dan alokasi tenaga kerja ke pemasaran. Pada masa mendatang, kondisi seperti di atas akan berubah pada persaingan yang semakin ketat.
Selain karena masuknya lembaga
keuangan lain (pertumbuhan industri yang relatif cepat), juga karena sasaran konsumemya semakin sediiit dan cenderung tidak disertai dengan perluasan area. Pada kondisi demikian, ada dua ha1 yang dapat dilakukan BPR Talabumi, yaitu melakukan efisiensi dan diversifikasi konsumen. Efisiensi adalah melakukan perbaikan manajemen terns menerus dengan memperbesar rasio output terhadap input, sedangkan diversivikasi konsumen adalah membuka pasar baru bagi konsumen yang selama ini ditinggalkan padahal berpotensi untuk digarap, misalnya pertanian. Untuk menjawab tantangan itu, maka BPR Talabumi harus Leuwiliang h m s aktif memasarkan produknya. Dalam ha1 ini, peranan sistem informasi pemasaran yang sesuai dengan lingkungan BPR Talabumi mutlak diperlukan. Contoh pemasaran yang mungkin dilakukan adalah tatap muka
..
dan melalui media, seperti membuat papan nama, stiker, papan penunjuk, dan sebagainya yang bekejasama dengan lembaga formal maupun non formal terkait laimya (misalnya kecamatan, desa, kepolisian, kelompok pengajian, dan laimya).
Hagister Hanajemen Agribisnis IPB
MIS
-
64
http://www.mb.ipb.ac.id
BAB V. RANCANGAN SISTEM INFORMAS1 MANAJEMEN BANK PERKREDITAN RAKYAT Sistem Informasi Manajemen Bank Perkreditan Rakyat (SIM-BPR) bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi pihak manajemen dan atau pihak lain yang berkompeten dengan BPR dalam rangka efisiensi, inovasi, dan pembangunan sumberdaya informasi sebagai basis pengambilan keputusan strategis, baik berupa keputusan yang bersifat operasional (rutin dan mendadak) ataupun perencanaan. SIM-BPR ini akan dibagi dalam dua kategori, yaitu: (a)
(b)
Sistem Informasi Fungsional (SIFIFunctional Information System) Sistem Informasi Eksekutif (SIEIExecutive Infonnation System) SIF terdiri dari Sistem Informasi Jasa (SU) Sistem Informasi
Keuangan (SIK), Sistem Informasi Sumberdaya Manusia (SISDM), dan Sistem Informasi Pemasaran (SIP). Keempat sistem informasi ini akan ditunjang oleh data yang diperoleh dari Sistem Informasi Pembukuan (Sistem Informasi AkuntansilSIA).
5.1. Sistern Informasi Akuntansi (SIA)
SIA ditandai oleh aktivitas transformasi data yang tinggi, baik dari aspek volume data maupun proses dan pengemasannya. Terdapat empat fungsi utama dalam SIA ini, yaitu: (1) pengumpulan data, (2) transformasi data, (3) penyimpanan data, dan (4) penyiapan dokumen. Dalam sistem terkomputerisasi, SIA memiliki model seperti pada Gambar 19.
Magister Manajemen Agribisnis IPB
MIS
-
65
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
Pengumpulan Data: Setiap BPR Talabumi Leuwiliang berinteraksi dengan lingkungannya (individu, kelompok atau lembaga) dijelaskan oleh satu catatan data (record), misalnya data penduduk, data pedagang, dan sebagainya. Transformasi Data: Transformasi data berarti mengubah data menjadi informasi bagi BPR Talabumi Leuwiliang (dan pengguna lain). Dalam mentransformasi data ini dilakukan beberapa tahapan, yaitu:
(1)
Pengklasifikasian. Penggunaan kode untuk mengklasifikasikan data. Kode merupakan satu atau beberapa karakter yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengelompokkan record. Contoh, record nasabah kredit memuat kodekode yang mengidentifikasi nasabah yaitu nomor rekening, nomor desa, klasifikasi gaji, dan sebagainya.
(2)
Penyortiran. Penyusunan record berdasarkan urutan tertentu atas dasar kode yang diinginkan pengguna. Contoh, ingin menyusun nama-nama nasabah berdasarkan jumlah kredit.
(3)
Perhitungan. Digunakan operasi matematik (perkalian, pembagian, penambahan, pengurangan) dan logika (lebih besar, lebii kecil, naik, tetap, turun, dan sebagainya) untuk memperoleh data tambahan dalam menunjang informasi. Misalnya, menentukan jumlah bunga kredit.
(4)
Pengikhtisaran. Penggunaan banyak data yang perlu disintesis dan disarikan menjadi informasi yang diinginkan. Misalnya, mengetahui tingkat permmbuhan kredit.
Penyimpanan Data: Data disimpan dalam bentuk file baik pada memori internal dan eksternal dalam komputer. File-file tersebut dapat diintegrasikan secara logis untuk membentuk database.
nsgister Msnajemen Agribisnis I P B
MIS
T
67
http://www.mb.ipb.ac.id
Penyiapan Dokumen: Dokumen yang dimaksud ada dua, yaitu berupa print out (kertas) atau tampilan di layar (monitor). Contoh dokumen berupa kertas adalah form-form isian setelah terjadi interaksi dengan nasabah (surat perjanjian kredit), form tagihan, dan sebagainya. SIA pada SIM-BPR ini disebut sebagai Sistem Jasa, karena BPR Talabumi Leuwiliang bergerak dalam bidang jasa. Diagram Konteks dari sistem jasa SIM-BPR ini dapat dilihat pada Gambar 20. Elemen lingkungan pada sistem jasa SIM-BPR ini adalah Nasabah, Masyarakat, Lembaga Terkait, Bank Indonesia, Komisaris, Bank Danamon, Direktur, Kepala Bagian Operasional, Kepala Bagian Umum, Bagian Kredit, Bagian Tabungan, Tata Usaha, Akuntan, dan Kasir. Nasabah; yang dimaksud adalah nasabah BPR Talabumi Leuwiliang, baik nasabah kredit, tabungan maupun deposito. Masyarakat; adalah penduduk yang berada dalam lingkup kerja BPR Talabumi Leuwiliang, tetapi bukan nasabah, yang m e ~ p a k a n calon nasabah, baik calon potensial maupun calon tidak potensial, baik berupa individu maupun kelompok. Lembaga Terkait; merupakan lembaga formal dan non formal yang berada dalam lingkup kerja BPR Talabumi Leuwiliang, baik lembaga sejenis maupun berlainan, seperti BPR lain, BRI Unit Desa, Bank Pasar, BKK, LPK, Kantor Kecamatan, Kantor Desa, Kepolisian, Koperasi, Persatuan, Kelompok Tani, dan lain sebagainya.
Bank Indonesia; dalam rangka pengawasan operasional BPR, Bank Indonesia secara periodik meminta laporan dan melakukan audit. Komisaris; adalah pemilik saham BPR Talabumi Leuwiliang, dimana BPR Talabumi secara operasional hams dipertanggungjawankan kepada Rapat Umum Pemegang Saham. Bank Danamon; adalah bank umum swasta tempat BPR Talabumi Leuwiliang meny impang uangny a.
Magister Hanajemen Agribisnis I P B
MIS
-
68
http://www.mb.ipb.ac.id
apllbst kegtatan pcrnasaran
K. OPERASIONAL
MASYARAKAT
KUMUM
KASIR
NASABAH buku tabungan. buku kred~t, uang. kuitansi. formullr, tanda tangan
AKUNTAN BAGIAN TABUNGAN BAGIAN KREDIT
data
A
pcmyataen kclayakan. analfsis program kredlt dsn tabungan, uang. ku$tansb,buku elmpanan yang dlupdate, ddokumcn krcdffidan tabungan, d s t
buku tabungan, buku kredlt, uang, ku~tansi,formullr, MOU. 5 K
kontml keuangan.
mvaluaa dan laporan krcdn~t,uang. kultans,. buku tabungan. pcngawaeantabungan dsn krcdat, d s t
Sistem lnformasi Manajemen Bank Perkreditan Rakyat
Keterangan:
I 1 elemen lingkungan
-allran data
ku~tans~, buku tabungan
penyimpan data
uang, form sctoran
laporan keuangan format BI
7 BANK DANAMON KOMISARIS
hasll cvaluas~BI. kebljakan
I BANK INDONESIA I
pemetujuan anggaran. hasil evaluasi, kebgakan
Gambar 20. Diagram Konteks Sistem Informasi Manajemen BPR (SIM-BPR) Talaburni Leuwiliang
http://www.mb.ipb.ac.id
Direktur; Kepala Bagian Operasional, Kepala Bagian Umum, Bagian Kredit, Bagian Tabungan, Tata Usaha, Akuntan, dan Kasir; adalah staf operasional dari BPR Talabumi dalam menyalurkan dan mengumpulkan dan masyarakat. Peranan masing-masing elemen lingkungan di atas berbeda-beda seperti terlihat pada DFD 0 SIM-BPR (Gambar 21). Gambar 21 menjelaskan bahwa SIM-BPR memiliki lima proses yaitu:
1. 2. 3. 4.
5.
Sistem Kredit, Sistem Tabungan, Sistem Keuangan, Sistem Sumberdaya Manusia, dan Sistem Pemasaran.
Masing-masing sistem ini memiliki datastore dan database tersendiii yang satu sama lain akan saling terkait, terutama dalam transfer data dan informasi.
5.2. Sistem Kredit (Diagram 1 ) Dalam Sistem Kredit ini (Gambar 22) terdapat delapan proses dengan lima elemen lingkungan (Nasabah, Bagian Kredit, Kasir, Kepala Bagian Operasional, dan Direktur) yang terlibat serta tiga datastore terkait, yaitu datastore Kredit, datastore Keuangan dan datastore Calon Nasabah. 1.1.
Pengisian Formulir Kredit: Bagi Nasabah baru yang bermaksud mengambil kredit diharuskan memenuhi semua persyaratan kredit yang telah dibuatkan formulirnya. Formulir yang telah diisi oleh nasabah kemudian diproses oleh Bagian Kredit untuk dibuatkan rekomendasi kredit, formulir perbaikan jika perlu, dan buku kredit serta dijadikan data dimasukkan pada datastore Kredit dan atau untuk bahan data proses selanjutnya.
Masister M a n a j m n Agribisnis IPB
MIS
-
70
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
1.2.
Melakukan Pengecekan Lapangan: Setelah semua persyaratan terpenuhi yang tertuan dalam rekomendasi, maka Bagian Kredit melakukan pengecekan lapangan (survey nasabah) untuk mencocokkan data dalam formulir dengan kondisi yang sebenamya. Kemudian ditentukan kelayakannya.
1.3.
Analisis Nasabah dan Jaminan: Berdasar formulir dan pengecekan lapangan, Bagian Kredit melakukan analisis nasabah (keluarga dan usaha) dan jaminan untuk kemudian dibuat kelayakannya. Dalam melakukan analisis ini, BPR memiliki data pendukung yang tersimpan dalam datastore Calon Nasabah yang diambil dari masyarakat dan lembaga terkait.
1.4.
Penyesuian Keuangan: Kredit yang layak kemudian oleh Kepala Bagian Operasional disesuaikan dengan kondisi keuangan BPR dengan berdasar pada datastore Kemgan. Proses ini melakukan verifiiasi jumlah kredit yang akan diberikan. Jika kondisi keuangan BPR tidak memungkinkan memberi sesuai dengan yang diiinta nasabah atau berdasarkan analisis nasabah dan jaminan perlu dikurangi atau ditambah, maka Bagian Kredit akan memberikan formulir baru yang akan disepakati lagi dengan nasabah.
1.5.
Pembuatan Buku Kredit dan Surat Kuasa: Kredit yang layak dan disepakati jumlahnya dengan nasabah dibuatkan buku kreditnya dan surat kuasanya atas jaminan yang diajukan. Kemudian setelah ditandangani oleh kedua belah pihak (nasabah dan Direktur) maka kuitansi pembayaran dibuat untuk dicairkan di Kasir.
1.6.
Memasukkan Data Kredit: Semua data kredit di masukkan ke dalam datastore Kredit, termasuk data baru untuk meng-update.
1.7.
Pencairan Kredit dan Angsuran: Kasir akan membayarkan sejumlah uang yang tertera di kuitansi pembayaran kredit. Pada proses ini, nasabah akan memperoleh sejumlah uang dan huh kredit, serta form lain yang hams dipegang nasabah. Dokumen-dokumen kredit ini dishpan oleh Bagian Kredit dan datanya dapat diiasukkan ke datastore Kredit. J i a nasabah mengangsur kreditnya maka akan berhubungan dengan Kasir, yang kemudian kuitansi pembayaran angsuran akan dijadiian data baru untuk dimasukkan ke datastore Kredit dan untuk merubah buku kredit.
Hagister Hanajemen Agribisnis I P B
MIS
-
73
http://www.mb.ipb.ac.id
1.8.
Evaluasi dan Pelaporan Kredit: Pelaporan dan evaluasi kredit dibuat oleh Kepala Bagian Operasional berdasarkan datastore Kredit yang kemudian diserahkan kepada Direktur untuk dibuat kebijakan perbaikannya.
5.3. Sistem Tabungan (Diagram 2) Dalam Sistem Tabungan (Gambar 23) terdapat tujuh proses dengan l i i a elemen lingkungan (Nasabah, Bagian Tabungan, Kasir, Kepala Bagian Operasional, dan Direktur) yang terlibat serta datastore Tabungan. Datastore Keuangan tidak terkait secara langsung seperti di Sistem Kredit,
karena uang masuk atau keluar dalam Sistem Tabungan ini tidak ditentukan oleh pihak BPR. 2.1.
Pengisian Formulir Tabungan: Nasabah yang mau menabung diiamskan mengisi fomulir tabungan, yang kemudian diproses lebih lanjut oleh Bagian Tabungan.
2.2.
Pembuatan Buku Tabungan: Buku tabungan mempakan bukti autentik tentang posisi keuangan penabung di BPR yang berlaku jika sudah ditandatangani oleh kedua belah pihak (nasabah dan Direktur).
2.3.
Memasukkan Data Penabung: Semua data tabungan diiasukkan ke dalam datastore tabungan.
2.4.
Pengambilan dan Penyimpanan Uang Tabungan: Peneambilan dan Denvetoran uane tabunean dilakukan oleh nasibah kepada ~ a s i r ' d e n ~ abu& n kuiku%i.
2.5.
Update Data Tabungan: Proses penyesuaian data terbaru berdasarkan kuitansi tabungan yang kemudian dimasukkan ke datustore Tabungan.
2.6.
Evaluasi Nasabah Tabungan: Berdasarkan datastore Tabungan, Kepala Bagian Operasional mengevaluasi nasabah dan membuat beberapa kemungkinan perbaikan.
Magister Manajemen Agribisnis I P B
MIS
-
74
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
2.7.
Membuat Laporan Tabungan: Hasil evaluasi dan datastore Tabungan, dibuat laporan tabungan oleh Kepala Bagian Operasional yang kemudia diberikan kepada Direktur untuk dibuat kebijakan perbaikannya.
5.4. Sistem Keuangan (Diagram 3) Dalam Sistem Keuangan (Gambar 24 dan 25) terdapat delapan proses dengan tujuh elemen lingkungan (Kasir, Akuntan, Kepala Bagian Umum, Direkhlr, Komisaris, Bank Indonesia, Bank Danamon) yang terlibat serta datastore Keuangan. 3.1.
Pengeluaran Uang: Uang yang dieluarkan meliputi pencairan lcredit dan pengambilan tabungan. Kasir melakukan pencairan uang kredit setelah mendapat perintah dari Kepala Bagian Operasional melalui kuintansi pencairan kredit yang disetujui oleh Direktur. Pengambilan tabungan dilakukan oleh nasabah melalui lcuitansi pengambilan setelah divalidasi oleh Bagian Tabungan.
3.2.
Pemasukan Uang: Uang masuk berasal dari penyetoran angsuran kredit dan tabungan serta deposit0 (sangat jarang). Kasir menerima uang angsuran kredit setelah nasabah menerima nota setor dari Bagian Kredit. Uang tabungan diterima kasir dan berdasarkan kuitansi setoran, buku tabungan nasabah disesuaikan oleh Bagian Tabungan.
3.3.
Pencatatan Uang: Kuitansi yang berasal dari kasir (uang keluar atau masuk) dijadikan data yang dimasukkan ke datastore Keuangan.
3.4.
Jurnal: Mencatat semua data uang yang keluar maupun masuk berdasarkan jenis kegiatan dan tanggalnya.
3.5.
BukuBesar: Pemindahan pembukuan dari jumal ke Buku Besar; Pembu. kuan.
3.6.
Data Keuangan Diedit: Data jurnal terbam selalu digunakan untuk meng-qdate data di datastore Keuangan.
Magister Manajemen Agribisnis I P B
MIS
-
76
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
Gambar 25. Diagram 3.7. Sistem Informasi Manajemen BPR (SIM-BPR) Talabumi Leuwiliang
http://www.mb.ipb.ac.id
3.7.
Pelaporan, Evaluasi, dan Anggaran Keuangan: Pelaporan keuangan BPR, selain untuk kepentingan dirinya, juga untuk keperluan lembaga pengawas yang hams diformat sesuai dengan standar Bank Indonesia. Untuk itu, perubahan data yang terjadi di datastore Keuangan dirancang untuk dapat disesuaikan secara otomatis terdahap datastore Laporan, sehingga lebih sederhana dalam membuat pelaporan, evaluasi dan rencana anggaran.
3.7.1. Membuat Laporan Keuangan: Laporan ini dipersiapkan dan dibuat oleh Kepala Bagian Umum dengan berdasarkan pada data yang ada di Buku Besar dan datastore Keuangan.
3.7.2. Memasukkan Data Laporan: Laporan dimasukkan ke dalarn datastore Laporan sebagai dokumen elektronik.
3.7.3. Mencetak Laporan Format BI: Dari datastore Laporan langsung dapat dicetak laporan keuangan format Bank Indonesia yang diberikan kepada Bank Indonesia untuk dibuat evaluasinya
3.7.4. Mencetak Laporan Format BPR: Dari datastore Laporan langsung dapat dicetak laporan keuangan format BPR yang diberikan kepada Komisaris untuk dibuat kebijakan perbaikamya.
3.7.5. Membuat Anggaran Keuangan: Dari datastore Laporan dipersiapkan anggaran keuangan pada waktu yang akan datang. Anggaran ini dipersiapkan oleh Direktur dan disetujui oleh Komisaris untuk dibuat kebijakan perbaikannya.
3.7.6. Evaluasi Keuangan: Evaluasi berasal dari Komisaris dan Bank Indonesia dimana Direktur akan menindaklanjuti.
3.8.
Penyimpanan dan Pengambilan Uang: BPR melakukan penyimpanan uangnya di Bank Danamon sebagai nasabah tabungan.
Magister Manajemen Agribisnis I P B
MIS
-
79
http://www.mb.ipb.ac.id
5.5. Sistem Sumberdaya Manusia (Diagram 4) Dalam Sistem Sumberdaya Manusia (SDM) (Gambar 26) terdapat enam proses dengan l i i a elemen lingkungan (Tata Usaha, Kepala Bagian Umum, Direktur, Lembaga Terkait, dan Masyarakat) yang terlibat serta duadatastore, yaitu datastore SDM dan datastore Keuangan.
4.1.
Penerimaan SDM Baru: BPR dapat memuat iklan lowongan kerja di media atau langsung ke lembaga yang ada (lembaga kerjasama). Untuk itu, BPR memiliki data awal dari lembaga tersebut (atau masyarakat). Masyarakat yang ingin bekerja di BPR mengajukan lamaran dan mengikuti tes yang telah ditentukan, yang diproses oleh Tata Usaha.
4.2.
Analisis Kebutuhan dan Performans SDM: Kebutuhan staf dapat diperoleh berdasarkan analisis kebutuhan atas datastore SDM. Pada proses ini sekaligus dilakukan penilaian performans staf dalam rangka peningkatan karir.
4.3.
Seleksi SDM: Staf barn yang 1010s persyaratannya, diseleksi secara intensif dengan masa orientasi tertentu.
4.4.
Peningkatan Kualitas: Calon staf akan diberi pendidikan awal untuk meningkatkan kualitasnya, baik secara formal maupun informal ke lembaga terkait.
4.5.
Evaluasi dan Pelaporan SDM: Semua staf (barn maupun lama) dievaluasi dan dilaporkan oleh Kepala Bagian Umum ke Direktur untuk ditindaklanjuti.
4.6.
Restrukturasi SDM: Hasil evaluasi dan laporan dapat dijadian dasar peningkatan karir atau resuukturasi SDM. Untuk itu perlu dilakukan penyesuaian dengan kondisi keuangan BPR melalui datastore Keuangan.
Hagister Hanajemen Agribisnis IPB
MIS
-
80
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
5.6. Sistem Pemasaran (Diagram 5)
Dalam Sistem Pemasaran (Gambar 27) terdapat tujuh proses dengan empat elemen lingkungan (Kepala Bagian Operasional, Direktur, Lembaga Terkait, dan Masyarakat) yang terlibat serta empat datastore, yaitu datastore Pemasaran, datastore Keuangan, datastore Kredit, dan datastore Tabungan.
5.1.
Memasukkan Data: Pada awalnya, datastore Pemasaran diperoleh dengan mengambil data dari lembaga terkait dan masyarakat oleh Bagian Kredit maupun Tabungan.
5.2.
Analisis Data: Data dalam datastore Pemasaran dioleh dan dianalisis untuk dibuatkan rancangan program pemasaran.
5.3.
Perancangan Program Pemasaran: Program-program pemasaran dilihat kelayakan operasionalnya.
5.4.
Perhitungan Biaya: Perhitungan biaya dilakukan untuk melihat kemampuan finansial BPR dalam melaksanaan program pemasaran.
5.5.
Evaluasi Program: Rancangan program yang layak di evaluasi dengan melihat kinerja lcredit dan tabungan dari datastore-nya masingmasing.
5.6.
Membuat Laporan Pemasaran: Laporan pemasaran dibuat dan dipersiapkan oleh Kepala Bagian Operasional dan diserahkan pada Direktur.
5.7.
Pelaksanaan Program: Program diimplementasikan ke masyarakat dan lembaga terkait dan dampaknya terhadap kiierja BPR dievaluasi dan dilaporkan ke Direktur.
Hagister Hanajemen Agribisnis I P B
MIS
-
82
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
5.7. Database Dalam SIM-BPR ini terdapat tujuh database yang saling terkait satu sama lain, yaitu: database Calon Nasabah (Lampiran 6). database Kredit (Lampiran 7 ) , database Tabungan (Lampiran 8), database Keuangan (Lampiran 9). database Laporan (Lampiran lo), database SDM (Lampiran 11). database Pemasaran (Lampiran 12), dan database Evaluasi (Lampiran 13).
a
Database Calon Nasabah merupakan kumpulan data awal yan diperoleh BPR dari lembaga dl luar BPR yang bertujuan untu memberikan dukungan terhadap engambilan keputusan manajerial dalam rangka pengembangan pro! uk.
Database Kredit meru akan kumpulan data tentang nasabah kredit dan performansi kre it BPR yang bertuiuan untuk memberikan dukungan terhadap pengambilan keputbsan manajerial dalam rangka perbaikan dan pengembangan kredit.
2
Database Tabungan meru akan kumpulan data tentang nasabah tabungan dan performans fcredit BPR vane bertuiuan untuk memberikcn dukuigan terhadap pengam6ilaii kep
%
BPI~:
Database La oran mempakan kumpulan laporan keuangan BPR untuk pihak Pain, seperti BI dan Komisaris an bertu'uan untuk memberikan pengawasan dan en ambilan keiij&an d a l h rangka perbaikan dan pengembangan
i~f.
Database SDM mempakan kumpulan data SDM dan performansi SDM ang bertujuan untuk memberikan dukungan terhada pengamiilan keputusan manajerial dalam rangka perbaikan SD dan pengembangannya.
8
Database Pemasaran merupakan kumpulan data pemasaran dan rencana pemasaran yang bertujuan untuk memberlkan dukungan terhadap pen ambilan keputusan manajerial dalam rangka memasarkan BPR. Database Evaluasi merupakan kumpulan data hasil evaluasi operasional BPR yang bertujuan untuk memberikan dukun an terhadap pengambilan keputusan manaierial dalam raneka mem uat rencana itraSegis pada misa yang aka6 datang.
-
nagister Manajemen Agribisnis I P B
%
MIS
-
84
http://www.mb.ipb.ac.id
5.8. Sistern lnforrnasi Jasa Sistem Informasi Jasa (SIJ) di BPR terdiri dari jasa kredit dan tabungan (deposito). Jasa kredit adalah jasa penyaluran dana ke masyarakat, sedangkan jasa tabungan adalah jasa penyirnpanan dana masyarakat. Harga yang diberikan pada kedua jasa ini adalah tingkat bunga. Dibandingkan dengan jasa perbankan lain, seperti Bank Umum, BPR harus memiliki kecepatan dan kemudahan. Untuk itu, pengelolaan kedua jasa ini harus didukung oleh prosedur yang efisien. Model Sistem Informasi Jasa (SIJ) BPR Talabumi Leuwiliang seperti digambarkan pada Gambar 28.
Gambar ini menunjukkan subsistem input, database dan
subsistem output. Subsistem input terdiri dari: 1. 2. 3.
Sistem Informasi Akuntansi Subsistem Penelitian Jasa Subsistem Intelijen Jasa
Subsistem output terdiri dari: 1. 2. 3. 4. 5.
Subsistem Jasa Subsistem Bunga Subsistem Pelayanan Subsistem Kualitas Subsistem Area
Subsistem input menyediakan data bagi datubase Jasa.
Sistem
Informasi Akuntansi mengumpulkan data yang menjelaskan transaksi jasa BPR Talabumi Leuwiliang.
Subsistem intelijen jasa mengumpulkan
informasi dari lingkungan BPR yang berkaitan dengan operasional BPR Talabumi huwiliang.
Subsistem penelitian jasa
melakukan penelitian
khusus mengenai jasa BPR lain atau lembaga keuangan lain untuk tujuan
Hagister Hanajemen Agribisnis I P B
MIS
-
85
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
mempelajari pesaing dan kebutuhan masyarakat, serta meningkatkan efesiensi operasional BPR Talabumi Leuwiliang. Data yang digunakan oleh subsistem output berasal dari database. Beberapa data dalarn database adalah unik bagi fungsi jasa, tapi banyak yang berhubungan dengan area fungsional lain. Tiap subsistem output rnenyediakan informasi tentang subsistem itu sebagai bagian dari jasa. Subsistem jasa menyediakan informasi tentang performansi kredit dan tabungan serta kemungkinan pengernbangannya. Subsistem bunga menyediakan informasi bunga kredit dan tabungan. Subsistern pelayanan menyediakan informasi tentang kegiatan pelayanan. Subsistem area memberikan informasi tentang sebaran kredit dan tabungan BPR Talabumi huwiliang.
5.8.1.
Subsistem Penelitian Jasa
Kepala Bagian Operasional BPR Talabumi dapat menggunakan penelitian yang berkaitan dengan bentuk jasa yang diinginkan oleh masyarakat. Data yang dikumpulkan seringkali hams dibeli dan mungkin tersedia dalam bentuk pita mangetik atau disket untuk memud-
pemasukan ke
dalam komputer. Meskipun demikian, ada juga data yang bisa diperoleh dengan cuma-cuma, sepeai yang terdapat di perpustakaan. Sistem pengambilan informasi berbasis komputer akan menambah efisiensi dan kecepatan, sehingga memungkinkan BPR Talabumi membuat kontak dengan lembaga penelitian terpilih, biasanya dengan surat langsung
(direct mail). Penelitian jasa itu sendiri dapat dilakukan melalui survei yang menanyakan sejurnlah orang dengan pertanyaan yang sama melalui
Magister Hanajemen Agribisnis IPB
MIS
-
87
http://www.mb.ipb.ac.id
wawancara pribadi, telepon, atau surat. Jumlah responden mungkin relatif sedikit, misalnya 30 atau lebih, Mungkin teknik yang digunakan adalah wawancara mendalam (indepth interview). Waktu yang digunakan untuk wawancara lebih lama daripada waktu yang digunakan oleh orang yang berpartisipasi dalam sunei.
Juga, penekanan wawancara mendalam
adalah mendapatkan penjelasan mengapa nasabah menginginkan jasa dalam bentuk tertentu. Teknik penelitian jasa lain adalah pengamatan (observation), baik mengamati perilaku tertentu atau mencari bukti.
5.8.2.
Subsistern Intelijen Jasa
Kepala Bagian Operasional memiliki tanggung jawab utama pada penemuan produk baru yang dibutuhkan nasabah.
Untuk itu, selain
melakukan penelitian, juga dapa melakukan obsewasi tertutup ke pesaing (intelejen).
Intelejen jasa ini berguna untuk mengikuti perkembangan
pesaing dan selalu bemsaha menjadi leader dalam bisnis jasa ini, baik itu perkembangan pesaing sebagai lembaga, maupun perkembangan bisnisnya. Pekerjaan tersamar ini berlangsung dalam dunia bisnis yang konpetitif, tapi sedikit kejadian yang telah dipublikasi. Intelijen jasa (servicing intelligence) mengacu pada berbagai kegiatan yang etis yang dapat diguna-
kan untuk mendapatkan informasi tentang pesaing, nasabah pesaing, dan lain sebagainya. Intelijen persaingan melibatkan lima tugas dasar intelijen, yaitu: (1) pengumpulan data, (2) evaluasi keakuratan data, (3) analisa data, (4) menyimpan data, dan (5) menyebarkan data. Suatu pendekatan canggih untuk penyebaran adalah menyiapkan suatu profil intelijen bagi tiap
Magister H a n a j m n Agribisnis IPB
MIS
-
88
http://www.mb.ipb.ac.id
pemakai (Komisaris, Direktur), yang menjelaskan dalam bentuk kode topik intelijen yang ingin dipantau oleh pemakai.
5.8.3.
Subsistem Jasa
Jasa yang ditawarkan kepada nasabah merupakan aplikasi bisnis BPR Talabumi Leuwiliang, sehingga keputusan yang tepat dalam penyediaan jasa tersebut akan meningkatkan performansi bisnis dan memberikan kualitas image pada masyarakat.
5.8.4.
Subsistem Bunga
Tigkat bunga merupakan daya tarik utama yang penentuannya harus hati-hati, karena kepentingan masyarakat dan BPR terhadap bunga
ini bertolak belakang. Bunga yang tinggi menguntungkan bagi BPR, tetapi bunga rendah yang diiiginkan oleh masyarakat.
Untuk ketersediaan
informasi dalam memutuskan tingkat bunga iN sangat mutlak diperlukan.
5.8.5.
Subsistem Pelayanan
Selain bunga, kelebiian BPR dibandingkan Bank Umum adalah kecepatan proses yang hams didukung oleh kualitas pelayanan. IN berarti bahwa pelayanan menjadi faktor dominan dalam menarik nasabah. Perancangan terhadap model pelayanan yang kondisional sangat dianjurkan, sehingga pengamatan dan ketersediaan informasi akan membantu BPR mengadaptasi pelayanan yang diinginkan masyarakat.
Hagister Manajemen Agribisnis
IPB
MIS
-
89
http://www.mb.ipb.ac.id
Pelayanan juga merupakan ciri spesifik dari operasional BPR Talabumi Leuwiliang. Maka dari itu, keseragaman sikap dan perilaku sudah hams disosialiasasikan sejak dini kepada staf.
5.8.6.
Subsistem Area
Mengetahui sebaran nasabah (kredit dan tabungan) memudahkan BPR dalam melakukan efisiensi operasional, terutama minimisasi biaya transportasi.
5.9. Sistem lnformasi Keuangan Fungsi keuangan berhubungan dengan arus uang yang melalui BPR Talabumi. Pertama, perlu diperoleh uang yang cukup untuk mendukung kegiatan jasa, pemasaran, dan kegiatan lain. Kemudian, dana ini perlu dikendalikan untuk memastikan agar dana tersebut digunakan dengan cara yang paling efektif. Semua staf BPR Talaburni memiliki tanggungjawab keuangan, dimana paling tidak diberikan suatu anggaran operasi yang diharapkan mengendalikan pengeluaran pada kas yang telah ditentukan. Informasi yang menjelaskan arus uang, baik anggaran maupun aktual, memungkinkan semua staf memenuhi tanggungjawab keuangannya. Banyak elemen dalam lingkungan BPR Talabumi yang berkepentingan dengan soal keuangan perusahaan. Pemegang saharn, masyarakat, pemerintah, dan lembaga keuangan terkait (BI), memerlukan informasi yang menjelaskan keadaan keuangan BPR Talabumi. Juga, banyak informasi keuangan yang ditunju-
Magister Manajemen Agribisnis 1PB
MIS
-
90
http://www.mb.ipb.ac.id
kan bagi kelompok dan organisasi yang tidak terlalu berhubungan langsungan dengan BPR Talabumi, misalnya lembaga pendidikan. Sebuah model Sistem Informasi Keuangan (SIK) BPR Talabumi Leuwiliang terlihat pada Gambar 29. SIK berisi subsistem input, database dan output. Subsistem input terdiri dari:
1. 2. 3.
Informasi Akuntansi Audit Internal Intelijen Keuangan
Subsistem Output terdiri dari: 1. Peramalan 2. Manajemen Dana 3. Pengendalian Subsistem audit internal terdiri dari auditor yang menganalisis sistem konseptual BPR Talabumi untuk memastikan bahwa data-data keuangan diproses secara tepat. Subsistem peramalan (forecasting)memproyeksikan kegiatan jangka panjang BPR Talabumi dalam lingkungan ekonomi. Subsistem Manajemen Dana mengelola arus uang, menjaganya agar tetap seimbang dan positif. Subsistem pengendalian memungkinkan Direktur untuk menggunakan secara efektif semua jenis sumber daya yang tersedia. Lebih banyak perangkat lunak aplikasi siap pakai @rewritten appli-
cation software) yang diembangkan untuk area keuangan ini daripada untuk area lain.
Perangkat lunak ini sebagian besar merupakan paket
pengolahan data serti gaji, persedian dan piutang. Manajer keuangan dan analis juga banyak menggunakan spreadsheet elektronik, yang merupakan contoh dari paket produktivitas perorangan. Aplikasi spreadrheet sangat
Magister Hanajemen Agribisnis IPB
MIS
-
91
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
baik untuk menggambarkan data keuangan seperti angsuran kredit, bunga kredit, dan sebagainya yang dapat menggambarkan priode waktu seperti bulan, triwulan atau tahun. Sistem perangkat lunak siap pakai ini memungkinkan BPR Talabumi mencapai pengendalian keuangan yang baik tanpa melakukan investasi dalam staf jasa informasi yang besar.
5.9.1.
Subsistem Audit Internal
BPR Talabumi tergantung pada auditor eksternal yang dilakukan oleh BI untuk mengaudit catatan akuntansinya atau untuk menguji kebenarannya. Untuk mempermudah pekerjaan auditor eksternal tanpa menurunkan akurasinya, maka BPR Talabumi memiliki sistem audit internal yang melakukan analisis yang sama seperti auditor eksternal tetapi memiliki lingkup tanggungjawab yang lebih luas. Audit internal sebagai subsistem
input dari SIK karena kemampuannya untuk mengevaluasi dan mempengaruhi operasi perusahaan secara independen dari sudut pandang keuangan. Dalam ha1 ini, Komisaris BPR Talabumi sekaligus men~adiauditor internal. Hal unik yang ditawarkan auditor internal adalah obyektivitas, karena beroperasi secara independen dari unit-unit fungsional lain dan secara tegas dalam kapasitas sebagai penasehat.
Mereka membuat saran-saran
kepada manajemen, dan manajemen memutuskan apakah akan menerapkan saran tersebut. Dengan cara demikian, auditor internal bekerja dengan cara yang sama seperti analis sistem. Ada empat jenis dasar kegiatan audit internal, yaitu: Pertama, mengaudit keuangan (Fnancial auditing) dengan menguji akurasi catatan keuangan BPR Talabumi. Kedua, mengaudit kegiatan operasional (opera-
Magister M a n a j m n Agribisnis I P B
MIS - 93
http://www.mb.ipb.ac.id
tional auditing) untuk memeriksa efektivitas prosedur dengan berprinsip pada kemampuan dasar: (1) pengendalian yang memadai, (2) efesiensi, dan (3) ketaatan pada kebijakan pe~sahaan. Ketiga, mengaudit kesesuaian (concurrent auditing). Keempat, merancang sistem pengendalian internal. Auditor internal berpartisifasi secara aktif dalam pengembangan sistem, karena biaya memperbaiki kesalahan sistem lebih besar dan memberikan keahlian yang dapat meningkatkan kualitas sistem.
5.9.2.
Subsistem Intelijen Keuangan
Subsistem intelijen keuangan berusaha mengindentifikasi sumbersumber terbaik modal tambahan dan investasi. Untuk mencapai tujuan ini, sistem intelijen keuangan mengumpulkan data dan informasi fungsional lain, juga mengumpulkan data dan informasi dari lembaga lain, seperti pesaing dan pemerintah. Banyak informasi yang mempengamhi arus uang datang dari pemerintah pusat, pemerintah daerah (propinsi, kabupten, kecamatan, desa). Ligkungan berpengaruh tidak langsung maupun langsung pada arus uang melalui BPR Talabumi. Misalnya, ketika Bank Indoenesia ingin mempercepat arus uang, BI melonggarkan berbagai pengendalian, seperti menurunkan tingkat bunga dan ketika ingin memperlambat ams, BI memperketat pengendalian seperti menaikan suku bunga. BPR Talabumi kuwiliang mengumpulkan intelijen keuangan dalam tiga cara dasar: (1) komunikasi informasi, (2) publikasi massalis dan (3) database komputer. Komunikasi informasi dapat dilakukan melalui telepon dan melalui percakapan tatap muka, seperti yang dilakukan pada
nagister nanajemen Agribisnis
IPB
MIS
-
94
http://www.mb.ipb.ac.id
makan siang bisnis. Publikasi masa dapat diambil dari surat kabar, Warta dan Majalah (media masa cetak) serta televisi, radio dan internet (media masa elektronik).
5.9.3.
Subsistem Peramalan
Peramalan (forecasting) merupakan salah satu kegiatan matematis tertua dalam bisnis. Peramalan ini telah dilakukan bertahun-tahun sebelum era komputer. Komputer memungkinkan peramal (fbrecasters) membuat perhitungan prediisi secara lebih cepat dan mudah. BPR Talabumi dalam melakukan peramalan berdasar pada proyeksi dari masa lalu. Inilah alasan mengapa data akuntansi sangat penting dalam peramalan; data akuntansi memberikan dasar historis. Selain itu, peramaIan terdii dari keputusan semistruktur dan tidak ada teknik peramalan yang sempurna. Peramalan sering hanya melibatkan metode kuantitatif, namun peramalan yang dilakukan oleh BPR Talabumi Leuwiliang dapat juga diarahkan kepada metode kualitatif. Metode kualitatif tidak melibatkan perhitungan data tetapi didasarkan pada taksiran subyektif. Peramalan ini merupakan hasil dari pengertian yang mendalam mengenai bisnis karena pengalaman bertahun-tahun yang sangat tergantung kepada data intuisi dari pengambil keputusan, misalnya Direktur. Meskipun demikian, ada beberapa sistem formal dalam metode kualitatif, yaitu konsensus panel, metode Delphi, dan sistem rapat elektro-
nik. Melalui teknik konsensus panel, BPR Talabumi LRuwiliang dapat memperoleh infomasi dari sekolompok pakar yang secara terbuka men-
Magister Manajemen Agribisnis
IPB
MIS
-
95
http://www.mb.ipb.ac.id
diskusikan faktor-faktor yang terkait dengan masa depan dan mencapai proyeksi tunggal berdasarkan kombinasi input. Jika tidak memungkinkan bertatap muka, maka para pakar dapat memberikan masukan melalui pengisian kuesioner (metode Delphi). Melalui dukungan perangkat lunak komputer, pihak menajemen atau para pakar dapat melakukan rapat atau diskusi melalui jaringan elektro~k. Metode kualitatif pada dasarnya dapat digunakan secara terpadu dengan output dari sistem kuantitatif, karena keduanya dapat saling mendukung. Salah satu contoh metode kuantitatif adalah analisis regresi. Analisis regresi melibatkan pembuatan suatu hubungan antara kegiatan yang akan diramal, disebut variabel terikat (dependent variabel), dengan kegiatan yang lain, disebut variabel bebas (independent variabel). Banyak program siap pakai digunakan untuk membuat analisis regresi pada komputer, seperti spreadsheet, LINDO,SAS, SPSS, dan lainnya.
5.9.4.
Subsistem Manajemen Dana
Arus uang dari masyarakat, melalui BPR Talabumi, dan kembali ke masyarakat dapat dikelola untuk mencapai dua tujuan, yaitu: (1) untuk memastikan bahwa arus masuk pendapatan lebih besar dari m s keluar biaya, dan (2) untuk memastikan bahwa keadaan iN tetap stabil sepajang tahun. BPR Talabumi dapat menunjukan keuntungan tahunan yang baik, narnun pada tahun berjalan memiliki beberapa periode biayanya melebihi pendapatannya. Untuk itu, BPR Talabumi perlu melakukan analisis arus kas (cash
flow anizlysis) yang menelusuri arus uang masuk dan arus uang keluar
Magister Manajemen Agribisnis 1PB
MIS
-
96
http://www.mb.ipb.ac.id
setiap periode (minggu, bulan, triwulan, semester, tahunan). Perangkat lunak yang digunakan untuk analisis ini disebut model arus kas (cash flow model).
Model ini dapat diprogram sendiri (customized programmed),
atau dapat berupa perangkat lunak aplikasi komersial seperti spreadsheet elektronik. Outputnya ditampilkan dalam bentuk tabel maupun grafik. Model arus kas merupakan contoh terbaik mengenai cara penggunaan komputer dalam pengatur arus uang, karena mencakup seluruh proses yang dimulai dengan penerimaan kas dan berakhir dengan pengeluaran kas.
Banyak keputusan hams dibuat dalam proses ini, dan subsistem
manajemen dana dapat mendukungnya. Program-program dalam sistem manajemen dam memungkinkan manajemen (Direktur) membuat keputusan yang mempengaxuhi arus uang menurut cara yang diinginkan, misalnya target kredit yang akan disalurkan. Dengan demikan, BPR Talabumi dapat mangalokasikan anggaran operasi (operating budget) untuk memenuhi target kredit tersebut. Proses penganggaran (budgeting process) didukung oleh data dalam bentuk catatan akuntansi historis dengan proses transformasi yang ditetapkan.
5.9.5.
Subsistem Pengendalian
Jika BPR Talabumi memiliki database yang akurat dan mutakhir, maka merupakan proses yang mudah untuk membandingkan antara biaya aktual dan anggaran, menghasilkan laporan dan menghitung rasio. Dengan demikian, BPR Talabumi secara terus menerus dapat memantau posisi keuangannya, sehingga secara langsung dapat mengendalikan oprasionalisasinya.
Hagister H a n a j m n Agribisnis I P B
MIS
-
97
http://www.mb.ipb.ac.id
5.10. Sistem lnformasi Sumberdaya Manusia
Pembangunan Sistem Informasi Sumberdaya Manusia (Human
Resource Information System) atau SISDM dimaksudkan untuk memberikan informasi detail tentang staf BPR Talabumi Leuwiliang, baik yang berkaitan dengan kualitas kerja maupun kualitas hubungannya. Informasi tentang kualitas kerja akan bermanfaat dalam menentukan besarnya upah (gaji) staf dan perbaikan karirnya. Kualitas hubungan sangat menentukan kualitas komunikasi antar staf untuk menjalin harmonisasi manajemen BPR Talabumi Leuwiliang. Selain itu, Sistem Informasi Sumberdaya Manusia dibangun untuk mengetahui bagaimana lingkungan mempengmhi SDM BPR Talabumi Leuwiliang dan mengerti bagaimana database lingkungan dapat memudahkan arus SDM. Arus SDM dapat dilihat pada Gambar 30 di bawah ini. Gambar 30 menunjukkan bahwa kegiatan utama SDM adalah: (1) perekrutan dan penerimaan, (2) pendidiin dan pelatihan, dan (3) manajemen data SDM. Kegiatan perekrutan dan penerimaan SDM membantu BPR Talabumi Leuwiliang membawa pengawai baru yang dibutuhkan dan sesuai dengan kebutuhan BPR itu sendiri, baik dari aspek fisik maupun mental.
Kegiatan pendidikan dan pelatihan dapat mengatur program
peningkatan pengetahuan dan keterampilan staf yang dibutuhkan pada saat ini dan di masa datang. Kegiatan manajemen data adalah kegiatan pemrosesan dan penyimpanan data staf untuk dijadiian informasi yang berguna. Sebenamya, dapat ditambahkan kegiatan lain yaitu "Pasca Kerja" dan "Administrasi lknjangan" yaitu kegiatan yang bertujuan untuk memberikan pelayanan bagi staf setelah tidak bekerja lagi, seperti pada saat pensiun
Magister Manajemen Agribisnis I P B
MIS
-
90
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
dan keluar dari BPR Talabumi Leuwiliang. Namun, kegiatan ini kurang begitu diperlukan pada kondisi BPR Talabumi saat ini. Secara khusus model SISDM BPR Talabumi Leuwiliang dapat dilihat pada Gambar 31. Pada model SISDM terdiri dari: (1)
Subsistem input, yang terdiri dari: a. b. c.
Sistem Informasi Akuntansi Penelitian SDM Intelijen SDM
(2)
Database SISDM
(3)
Subsistem output, yang terdiri dari: a. b. c. d. e.
Perencanaan Perekrutan Manajemen Kompensasi Pelaporan
Dalam Sistem Informasi Akuntansi, data yang ditangani oleh SISDM m e ~ p a k a ngabungan antara data personal dan data keuangan. "Penelitian SDM" mengumpulkan data staf selama staf tersebut bekerja, seperti Analisis Jabatan (pengetahuan, keterampilan, sikap), Studi Suksesi (staf keluar, jenjang karir), dan keluhan (jenis keluhan, pemecahan masalah)
"Intelijen SDM" mengumpulkan data yang berhubungan dengan
sumberdaya manusia dari lingkungan BPR Talabumi Leuwiliang. Lingkungan yang dimaksud b e ~ p aNasabah, Pemerintah, Perguman Tiggi, Serikat Pekerja, Masyarakat, dan Pesaing.
Untuk itu, BPR Talabumi
Leuwiliang hams bisa akses pada database lingkungan di atas. Dengan demikian, isi dari "Database" atau basis data SISDM BPR Talabumi Leuwiliang tidak hanya berupa data staf, tetapi juga non-staf.
Magister Manaj-n
Agribisnis I P B
MIS
-
100
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
Output dari SISDM ini dapat bempa laporan periodik (mingguan, bulanan, dan tahunan), dan jawaban atas permintaan pengguna. Kelima aplikasi yang terdapat pada subsistem output ini mempakan hasil pengolahan data yang ada di database SISDM. Aplikasi perencanaan berguna untuk mengidentifii kebutuhan staf di masa yang akan datang. Aplikasi perekrutan untuk menelusuri calon staf yang melamar ke BPR Talabumi Leuwiliang.
Apliiasi Manajemen untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, pelayanan, dan lain sebagainya yang secara keselumhan meningkatkan kinerja staf. Apliiasi kompensasi untuk mengetahui stmktur gaji staf sebagai bahan pertimbangan dalam pengelolaan keuangan BPR.
Terakhir, apliiasi pelaporan untuk mepersentasikan SDM BPR
Talabumi Leuwiliang ke lingkungannya (lembaga lain). Pemakai (user) dari SISDM BPR Talabumi Leuwiliang ini adalah Komisaris, Direktur, dan Kepala Bagian, serta pihak lain yang dianggap kompeten oleh BPR Talabumi Leuwiliang.
5.1 1. Sistem lnforrnasi Pemasaran Pada era persaingan yang semakin ketat, pemasaran tidak lagi bertumpu pada penjualan, tetapi lebih pada percepatan proses pertukaran (barang atau jasa) dengan prinsip saling menguntungkan. Secara m u m , strategi pemasaran menekankan pada produk, promosi, tempat dan harga atau dikenal dengan 4P (Product, Promotion, Placement, Price) atau sering disebut juga bauran pemasaran (marketing mix). Produk BPR Talabumi adalah jasa yang bempa kredit, tabungan, dan deposito. Promosi adalah obyek maupun aktivitas yang berhubungan
Magister Manajemen Agribisnis IPB
MIS
-
102
http://www.mb.ipb.ac.id
dengan semua cara yang mendorong penjualan jasa BPR Talabumi. Tempat berkaitan langsung dengan lokasi dimana BPR Talabumi menjual produknya.
Harga adalah bunga yang diberikan oleh BPR Talabumi
kepada nasabah. Berdasarkan ha1 di atas, maka model Sistem Informasi Pemasaran (SIP) BPR Talabumi Leuwiliang seperti digambarkan pada Gambar 32. Gambar ini menunjukkan subsistem input, database dan subsistem output. Subsistem input terdiri dari: 1. 2. 3.
Sistem Informasi Akuntansi Subsistem Penelitian Pemasaran Subsistem Intelijen Pemasaran
Subsistem output terdiri dari: 1. 2. 3. 4.
5.
Subsistem Produk Subsistem Promosi Subsistem Tempat Subsistem Harga Subsistem Terintegrasi
Sistem Informasi Akuntansi mengumpulkan data yang menjelaskan transaksi pemasaran BPR Talabumi Leuwiliang.
Subsistem intelijen
pemasaran mengumpulkan informasi dari lingkungan perusahaan yang berkaitan dengan operasi pemasaran BPR Talabumi Leuwiliang. Subsistem penelitian pemasaran melakukan penelitian khusus mengenai operasi pemasaran untuk tujuan mempelajari kebutuhan konsumen, dan meningkatkan efesiensi pemasaran BPR Talabumi Leuwiliang. Beberapa data dalam database adalah unik bagi fungsi pemasaran, tapi banyak yang berbagi (berhubungan) dengan area fungsional lain.
Hagister M a n a j m n Agribisnis
IPB
MIS
-
103
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
Tiap subsistem output menyediakan informasi tentang subsistem itu sebagai bagian dari bauran pemasaran. Subsistem produk menyediakan informasi tentang produk BPR Talabumi Leuwiliang (kredit, tabungan, deposito).
Subsistem tempat menyediakan informasi tentang jaringan
nasabah. Subsistem promosi menyediakan informasi tentang kegiatan periklanan dan penjualan langsung. Subsistem harga membantu Kepala Bagian (Direktur) membuat keputusan bunga. Selain itu, ada subsistem kelima, Subsistem Terintegrasi yang memungkinkan Direktur BPR Talabumi untuk mengembangkan strategi yang mempertimbangkan dampak gabungan dari unsur-unsur tersebut, misalnya peramalan nasabah. Tiap subsitem output terdiri dari program-program di dalam koleksi perangkat lunak.
Berbagai program ini memungkinkan manajer untuk
mendapat informasi dalam bentuk laporan periodik dan khusus, hasil simulasi matematika, komunikasi elektronik, dan saran sistem pakar (expert
system).
5.11.1. Subsitem Penelitian Pemasaran Kepala Bagian Pemaran BPR Talabumi dapat menggunakan penelitian pemasaran untuk mengumpulkan segala jenis informasi yang sebagian besar kegiatan ditunjukan pada nasabah dan calon nasabah. Data yang dikumpulkan seringkali hams dibeli dan mungkin tersedia dalam bentuk pita mangetik atau disket untuk memudahkan pemasukan ke dalam komputer. Meskipun demikian, ada juga data yang bisa diperoleh dengan cuma-cuma, seperti yang terdapat di perpustakaan. Sistem pengambilan informasi berbasis komputer akan menambah efisiensi dan
Magister Manajemen Agribisnis I P B
MIS
-
105
http://www.mb.ipb.ac.id
kecepatan, sehingga memungkinkan BPR Talabumi membuat kontak dengan pasar terpilih, biasanya dengan surat langsung (direct mail). Penelitian Pemasaran dapat dilakukan melalui suwei. Suatu survei mencakup menanyakan sejumlah orang dengan pertanyaan yang sama melalui wawancara pribadi, telepon, atau surat. Jumlah responden mungkii relatif sedikit, misalnya 30 atau lebih. Saat pertanyaan-pertanyaan diajukan, mungkin teknik yang digunakan adalah wawancara mendalam
(indepth interview). Waktu yang digunakan untuk wawancara lebih lama daripada waktu yang digunakan oleh orang yang berpartisipasi dalam suwei. Juga, penekanan wawancara mendalam adalah mendapatan penjelasan mengapa nasabah bertindak demikian. Tekniik penelitian pemasaran lain adalah pengamatan (observation), baik pengamatan perilaku tertentu atau pencarian bukti.
5.11.2. Subsistem Xntelijen Pemasaran Pemasaran memiliki tanggung jawab utama pada nasabah dan pesaing. Seperti area fungsional laimya, pemasaran juga memiliki tanggung jawab pada pemerintah dan komunitas global. SIA mengumpulkan data pelangan dan subsistem intelijen pemasaran mengumpulkan data pesaing. Aktivitas intelijen pemasaran mempakan kegiatan spionase terhadap industri (industrial espionage). Pekerjaan tersamar ini berlangsung dalam dunia bisnis yang kompetitif, tapi sedikit kejadian yang telah dipublikasi. Intelijen pemasaran mengacu pada berbagai kegiatan yang etis yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang pesaing.
Magister Manajemen Agribisnis I P B
MIS
-
106
http://www.mb.ipb.ac.id
Intelijen persaingan melibatkan lima tugas dasar intelijen, yaitu: (1) mengumpulkan data, (2) mengevaluasi keakuratan data, (3) menganalisis data, (4) menyimpan data, dan (5) menyebarkan data. Suatu pendekatan canggih untuk penyebaran adalah menyiapkan suatu profil intelijen bagi tiap pemakai (Komisaris, Direklur), yang menjelaskan dalam bentuk kode topik intelijen yang ingin dipantm oleh pemakai.
5.11.3. Subsistem Produk
Produk biasanya mempakan unsur pertama yang dijelaskan dalam bauran pemasaran. BPR Talabumi Leuwiliang dapat memutuskan untuk menyediakan suatu kredit untuk memenuhi kebutuhan pasar tertentu (misalnya petani).
5.11.4. Subsistem Tempat
Berbagai saluran distribusi yang digunakan BPR Talabumi untuk menyalurkan kreditnya ke masyarakat merupakan unsur tempat dalam bauran pemasaran. Misalnya melalui saluran kelompok pengajian, kelompok pemuda, kelompok tani dan sebagainya. Tiap anggota saluran hams mengetahui rincian arus kredit sehubungan dengan peran mereka dalam proses distribusi. Misalnya, kelompok petani mengetahui tingkat bunga (atau fee) yang diperoleh dari BPR Talabumi.
5.11.5. Subsistem Promosi
Satu area promosi yang dapat diterapkan oleh BPR Talabumi adalah komunikasi bagian kredit. Jika BPR Talabumi ingin memperlang-
Magister Manajemen Agribisnis I P B
MIS
-
107
http://www.mb.ipb.ac.id
kapi bagian kreditnya dengan cara komunikasi yang fleksibel, ha1 ini dapat dicapai dengan penggunaan komputer dan melalui jaringan komputer (internet). Penggunaan komputer memungkinkan BPR memiliki kemampuan untuk melakukan simulasi terhadap sasaran promosi, misalnya dengan melakukan sortasi dan segmentasi sasaran. Dalam ha1 ini, bagian kredit dapat memperoleh: (1) informasi tentang calon nasabah barn, (2) informasi tentang nasabah yang ada, seperti pola historis dari pemberian kredit terdahulu, dan (3) informasi tentang produk yang paling menguntungkan untuk dijual, dengan mempertimbangkan juga faktor-faktor seperti tingkat bunga, komisi, bonus dan lainya. Semua informasi ini memungkinkan bagian pemasaran (kredit) melakukan tugas dengan lebih baik. Bagian kredit dapat meningkat komisinya, BPR Talabumi meningkatan jumlah kreditnya, dan nasabah menerima pelayan yang lebih baik.
5.11.6. Subsistem Harga Harga atau tingkat bunga ditentukan berdasarkan biaya (cost-based pricing) yang umumnya setelah menambahkan jumlah keuntungan yang diinginkan.
Pendekatan ini bersifat agak hati-hati, karena cenderung
nasabah dibebani. Jika BPR Talabumi memiliki SIA yang baik, ketersedian data biaya yang akurat membuat tugas subsistem harga menjadi mudah untuk mendukung penentuan harga berdasarkan biaya.
Hagister Manajemen Agribisnis I P B
MIS
-
108
http://www.mb.ipb.ac.id
Kebijakkan harga yang kurang teliti adalah penentuan bunga berdasarkan permintaan (demand-based pricing), yang menetapkan bunga sesuai dengan nilai yang ditempatkan oleh nasabah. Kunci pendekatan ini adalah memperkirakan permintaan dengan cepat. Hal ini memerlukan pemahaman yang baik tentang masyarakat serta pasar, termasuk keadaan ekonomi dan persaingan. Jika mengikuti pendekatan penentuan harga berorientasi permintaan, maka dukungan aplikasi komputer yang menyediakan model matematika, memungkinkan BPR Talabumi melakukan simulasi bunga dengan tidak menaikkan intensitas kegiatan persaingan.
5.11.7. Subsistem Terintegrasi Subsistem terintegrasi mendukung Direktur saat unsur-unsur bauran pemasaran dikombinasikan untuk membentuk strategi tertentu. Ini dicapai dengan memproyeksikan berbagai kemungkinan hasil dari berbagai kombinasi.
5.1 2. Sistem lnformasi Eksekutif Ketersediaan data Sistem Informasi Eksekutif (SIE) adalah dari SIF dan khusus dikonsumsi informasinya oleh tingkat top manajer (Direktur BPR Talabumi Leuwiliang). Posisi dari SIE dan SIF dapat dilihat pada Gambar 33. Namun, pada kondisi organisasi BPR Talabumi, maka yang dimaksud eksekutif itu adalah hanya Direktur bukan sebagai badan atau sekelompok orang.
Magister Hanajemen Agribisnis I P B
MIS
-
109
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
Untuk mentransformasi data menjadi informasi yang dibutuhkan oleh Direktur, SIE hams didukung oleh ketersediaan software atau program yang siap pakai, misalnya DBMS, paket spreadsheet, paket grafik, paket words, paket disain, dan aplikasi lainnya. Bahkan tidak menutup kemungkinan untuk membuat program tersendiri yang khusus, misalnya untuk keuangan. Model dari SIE disajikan pada Gambar 34. Dalam SIE, Direktur memiliki database khusus yang diperoleh dari database SIF yang digabung dengan intuisi bisnisnya. Dalam ha1 ini, Direktur memilii peluang untuk bereksprimentasi terhadap berbagai masalah yang akan diputuskan, sehingga secara langsung mempunyai banyak pilihan keputusan. Dengan demikian keputusan yang diambil memiliki peluang akurasi yang besar. Model SIE juga menggambarkan bahwa Direktur dapat mengakses data lain selain data yang ada di database SIF sebagai informasi pembanding untuk lebii memperbesar peluang keberhasilan dalam pengambilan keputusan.
5.1 3. Rencana Sistem Komputer
Sistem komputer adalah alat yang efektif dan vital digunakan pada saat ini oleh para eksekutif level manajemen menengah ke atas.
Ada
empat fungsi utama dari pemakaian sistem komputer ini (Gambar 35): 1.
Input; bagaimana memasukkan data ke dalam sistem komputer, baik melalui entry data maupun melalui jaringan telekomunikasi (internet).
nagister Manajemen Agribisnis I P B
MIS
-
111
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
2.
Proses; penggunaan fungsi-fungsi aritmetik dan kerangka logis (berbagai bahasa komputer) untuk memproses data yang masuk menjadi informasi yang dibutuhkan.
3.
Output; mengkonversi informasi dalam bentuk bahasa elektronik menjadi informasi yang persentatif dan dapat dimengerti oleh pemakainya.
4.
Penyimpan; menyimpan data, informasi, dan program (aplikasi) yang dibutuhkan dalam memproses input menjadi output.
5.
Kontrol; berkaitan dengan manajemen pengendalian sistem informasi seperti strukturisasi fungsi dan wewenang, penetapan aturan dan kode etik, penjadwalan aktivitas, pemantauan terhadap nasabah dan evaluasi sistem.
5.13.1. Perangkat Keras (Hardware) Ada tiga kategori dalam sistem komputer yang umum dipakai, yaitu
mainframes, minicomputers, dan microcomputers. Tipe komputer yang direncanakan dirancang di BPR Talabumi Leuwiliang adalah Personal
Computer yang termasuk kategori microcomputers. Perangkat keras yang dibutuhkan adalah:
1.
Microprocessor utama dan beberapa alat pendukungnya (ada dalam Central Processing UnitlCPU).
2.
Perangkat input; keyboard, mouse (bisa juga touch screens, light
pens, optical scanners, dan device suara), dan video display monitor (layar monitor). 3.
Perangkat output; printers
Magister Manajemen Agribisnis I P B
MIS
-
114
http://www.mb.ipb.ac.id
4.
Perangkat proses dan kontrol; microprocessor (dalam CPU).
5.
Perangkat penyimpan; hardisk, jloppy disk, bisa juga magnetic tape.
5.13.2. Perangkat Lunak (Somare) Perangkat lunak yang dimaksud adalah program atau aplikasi yang digunakan, bukan sumberdaya manusia. Aplikasi yang digunakan dalam rancangan sistem komputer di BPR Talabumi Leuwiliang ini adalah: 1.
Wrd Processing; aplikasi pengolah kata yang bermanfaat untuk menulis surat, laporan, dan pembuatan dokumen lain.
2.
+
Wordstar
4
Wordperfect
4
Microsoft Word
4
Write
Database Management; aplikasi pengolah data (sebagai besar data numerik), seperti catatan pembukuan, dan angka-angka laporan. Aplikasi ini juga membangun dan memelihara file-file dan database dari catatan bisnis. 4
3.
Dbase
Decision Support; aplikasi yang digunakan untuk membangun model-model spreadsheet dan model-model situasi bisnis, seperti perencanaan dan analisis kerja dari suatu bisnis.
4
Lotus
4
Microsoft Excel
4
VP-Planner
Magister Manajemen A g r i b i s n i s I P B
MIS
-
115
http://www.mb.ipb.ac.id
4.
Graphics; aplikasi pembuat charts dan grafik atau gambar untuk membuat tampilan yang lebih menarik dan sederhana.
+ + + 5.
Havard Graphics DFS:Graph Visio
Communications; aplikasi untuk berhubungan dengan lembaga lain (atau antar BPR). Aplikasi akan dikembangkan setelah fungsinya menjadi esensial.
+ +
Eudora Netscape
5.13.3. Sumberdaya Manusia Sumberdaya manusia yang dimaksud selain orang adalah kemampuan dan ketrampilan staf BPR Talabumi Leuwiliang untuk mengoperasionalkan sistem komputer. Untuk mengelola sistem komputer di BPR Talabumi Leuwiliang dibutuhkan seorang operator yang bertugas memasukkan data (data entry), memproses, dan membuat outputnya. Operator yang dimaksud adalah orang yang mengerti betul (berlatar belakang pendidikan atau berpengalaman di bidang komputer) tentang perangkat keras, perangkat lunak, dan sistem komputer yang dijalankan. Meskipun demikian, semua staf BPR diharapkan dapat akses ke dalam sistem sesuai dengan bidang dan keahliamya (seperti akuntan yang bisa akses pada sistem keuangan) atau ada hak akses.
Memberikan kemampuan dan
ketrampilan staf ini hams dimulai dengan bimbingan pengetahuan tentang komputer dan manfaatnya.
Magister Manajemen Agribisnis I P B
http://www.mb.ipb.ac.id
BAB VI. SISTEM INFORMASI STRATEGIS Nilai strategis dari SIM-BPR akan tampak seiring dengan peningkatan jumlah nasabah dan cakupan produk yang dikelola oleh BPR Talabumi Leuwiliang. Pada saat ini, ada kesan bahwa rekayasa SIM-BPR kurang relevan dan Cende~ngbiaya tinggi. Namun demikian, pada pertumbuhan dan perkembangan BPR yang semakin cepat, nilai strategis SIM-BPR semakin tinggi. Hal ini telah diantisipasi oleh BPR Talabumi Leuwiliang, dengan memproyeksikan pemakaian komputerisasi pada tahun 1998. Pada kenyataamya, pada tahap awal pembangunan SIM-BPR akan membutuhkan investasi besar, terutama pada saat pengadaan hardware dan
software, dan biayanya akan relatif mengecil pada masa pemeliharaan. Walaupun demikian, bukan berarti investasi tersebut tidak menguntungkan dilihat dari sisi bisnis, karena SIM-BPR akan sangat berguna bagi BPR Talabumi Leuwiliang dalam hal: (a)
Efisiensi
(b)
Automatisasi
(c)
Simplifikasi
(d)
Seleksi
(e)
Integrasi
6.1. Efisiensi
Penerapan SIM-BPR secara langsung akan mengurangi biaya operasional yang menjadi beban BPR dan biaya lain yang dibebankan ke nasabah. Pengurangan biaya ini secara nyata,akan memperbaiki kinerja BPR, karena BPR Talabumi Leuwiliang akan mampu bersaing dengan Magister Manajemen Agribisnis IPB
MIS
-
117
http://www.mb.ipb.ac.id
BPR lain dalam ha1 penentuan tingkat bunga dan pelayanan. Pengurangan biaya ini terjadi karena BPR Talabumi Leuwiliang didukung oleh data awal atau informasi yang akurat dalam menentukan tingkat bunga yang diolah dari SIJ. Dengan demikian, pada akhirnya BPR Talabumi Leuwiliang juga dapat meningkatkan efisiensi ekonomisnya. Selain itu, beberapa perangkat form yang disarankan akan meningkatkan efisiensi teknis dari operalionalisasi BPR Talabumi itu sendiri. Perbaikan prosedur kerja dan pemanfaatan data serta informasi, seperti yang dijelaskan pada network diagram
bagian sebelumnya, BPR bisa
mengurangi hari pengecekan lapangan, sehingga secara langsung juga mengurangi biaya ke lapangan. Peningkatan kedua jenis efisiensi ini memberikan kontribusi keuntungan yang lebih besar bagi BPR dan mengurangi beban nasabah untuk menanggung biaya provisi, biaya administrasi tagihan, dan biaya tata laksana. Jika demikian, maka BPR Talabumi Leuwiliang memungkinkan untuk menjadi pemimpin pasar.
6.2. Automatisasi Penerapan SIM-BPR yang didukung oleh komputerisasi memungkikan BPR Talabumi Leuwiliang melalukan automatisasi dalam operasionalisasinya.
Pelayanan yang bersifat automatis ini memudahkan BPR
Talabumi dalam mengelola aset dan omsetnya untuk melakukan perencanaan strategis ke depan. Meskipun demikian, automatisasi ini harus dudukung oleh pengetahuan dan kemampuan masyarakat (nasabah atau pemakai).
Magister
Manajemen A g r i b i s n i s IPB
MIS
-
118
http://www.mb.ipb.ac.id
Skala organisasi yang hams kecil akan lebih menguntungkan bagi BPR Talabumi Leuwiliang untuk melakukan automatisasi, karena selain lebih cepat dalam melayani juga karena intensitas transaksi yang tinggi. Intensitas transaksi ditandai banyaknya masyarakat yang dapat dijadikan nasabah. Besaran transaksi yang relatif kecil merupakan daya tarik bagi BPR Talabumi Leuwiliang untuk meningkatkan jumlah nasabahnya. Maka dari itu, automatisasi akan membantu meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya, yang pada akhirnya akan meningkatkan daya saingnya. Contoh sederhana dari autornatisasi ini adalah jika nasabah ingin mengetahui posisi keuangannya, maka dalam waktu cepat BPR dapat menunjukkan melalui monitor.
Bahkan bagi nasabah bam (baik kredit
maupun tabungan) akan lebih sederhana dalam menyelesaikan administrasinya.
6.3. Simplifikasi (Penyederhanaan) SIM-BPR memiliki kemampuan untuk menyederhanakan sistem atau prosedur. Penyederhanaan atau simplifikasi ini rnemperkecil resiko, sehingga secara langsung juga mengurani biaya yang berdampak pada meningkatkan kontribusi keuntungan. Prosedur operasional seperti pengecekan nasabah ke lapangan, yang selama ini membutuhkan waktu sekitar 9 hari, maka dapat direduksi menjadi 6 hari dengan penyederhanaan dan perencanaan kerja serta secara logis bisa menjadi 4 hari jika ada tambahan data dan informasi (Gambar 8). Penyederhanaan juga terjadi dalam pengambilan keputusan, dimana peranan direktur dalam memutuskan apakah seseorang layak untuk mena-
Hagister Manajemen Agribisnis IPB
MIS
-
119
http://www.mb.ipb.ac.id
bung atau tidak dapat ditangani oleh bagian tabungan saja, atau bahkan hanya oleh kasir. Hal ini dimungkikan, karena data dan informasi penabung serta kinerja dari tabungan telah diketahui.
Dengan demikian,
penyederhanaan operasional akan berakibat langsung pada efisiensi teknis dan ekonomis yang mampu meningkatkan kinerja bisnis BPR Talabumi.
6.4. Seleksi Kinerja BPR Talabumi secara keseluruhan ditentukan oleh kemampuan melakukan seleksi atas nasabah yang akan menjadi mitra usaha. Kesalahan dalam seleksi akan memberikan peluang yang besar untuk macet. Jika ini terjadi, maka BPR Talabumi Leuwiliang akan mengalami kesulitan dalam mengembangkan bisnisnya.
Prinsip kehati-hatian yang
diterapkan BPR Talabumi Leuwiliang merupakan langkah dasar untuk melakukan seleksi tersebut. Kemampuan melakukan seleksi ini bisa ditingkatkan dengan dukungan data dan informasi yang keduanya dapat diperoleh dari SIM-BPR. Sifat data dan informasi SIM-BPR yang bisa diperbaharui (update) sejalan dengan waktu, maka kahandalan dan keakuratan pengambilan keputusan yang berhubungan dengan seleksi ini sangat tinggi.
6.5. lntegrasi SIM-BPR memiliki sifat integratif, dimana terjadi keterkaitan antar data dan atau antar database. Keterkaitan ini menurunkan peluang melakukan kesalahan dalam analisis logisnya maupun dalam aplikasi operasionalnya. Dalam ha1 ini, data yang satu didukung oleh data atau informasi
Magister Manajwnen Agribisnis IPB
MIS
-
120
http://www.mb.ipb.ac.id
lain yang berfungsi meminimalkan kesalahan (error) manusia maupun teknisnya.
Selain itu, keterkaitan data dan informasi ini juga untuk
memberikan nilai lebih pada informasi yang dibutuhkan, sehingga lebih akurat, valid, dan informatif. Keterkaitan antar data secara keseluruhan dapat dilihat pada Entity Relationship Diagrams (ERD) di bawah ini, yang meliputi: (a)
Keterkaitan data dalam menciptakan nasabah baru (Gambar 36). Terdapat tiga hubungan dalam ERD ini, yaitu R1, R2 dan
R3. Hubungan R1 antara data dalam file HUNTING.NSB dengan data dalam file POTENSLNSB, R2 menghubungkan dengan data dalam file 1MPOTENS.NSB dan R3 menghubungkan dengan data dalam file KLEMBAGA.NSB, yang kesemua file tersebut berada pada database Calon Nasabah. Keterkaitan di R1 dan R2 adalah "satu ke satu" (one-toone), artinya setiap satu orang yang akan dihunting atau ingin dijadikan nasabah berasal dari satu orang di POTENSI.NSB dan 1MPOTENS.NSB dengan atribut kunci adalah "kode". Sebaliknya, setiap orang yang berada di daftar POTENSI.NSB dan IMPOTENS.NSB memiliki satu kesempatan untuk dijadikan nasabah. Karena nasabah tidak hanya individu, juga berupa lembaga, maka dalam melakukan menciptakan nasabah baru juga terkait dengan data di file KLEMBAGA.NSB dengan keterkaitan satu ke satu (R3). Ini berarti bahwa setiap lembaga dipelajari dan hanya satu lembaga yang memiliki peluang terbesar yang akan dijadikan nasabah dan strategi masuk ke lembaga tersebut sangat spesifik.
M a g i s t e r Manajemen A g r i b i s n i s
IPB
MIS - 121
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
(b)
Keterkaitan data dalam menganalisis peluang kredit (Gambar 37). Terdapat tiga hubungan dalam ERD ini, yaitu R4, R5 dan R6. Hubungan R4 antara data dalam file NASABAH.KRD (dalam database Kredit) dengan data dalam file HUNTING.NSB, R5 menghubungkan dengan data dalam file BISNIS.NSB dan R6 menghubungkan dengan data dalam file KOMODITI.NSB. Keterkaitan di R4 adalah "satu ke satu" (one-to-one), artinya setiap satu nasabah yang akan dianalisis kreditnya berasal dari satu orang di HUNTING.NSB dengan atribut kunci adalah "kode", sedangkan data pendukung dalarn analisis tersebut berasal dari file BISNIS.NSB (R5) dan KOMODITI.NSB (R6). File BISNIS.NSB memuat semua kemungkinan variabel bisnis yang berada di Kecamatan Leuwiliang dan sekitarnya, seperti ojek, becak, delman, angkutan
pedesaan,
bakso,
sate,
dan
laimya.
File
KOMODITI.NSB mernuat jenis-jenis komoditi yang memiliki prospek berkembang dan dibutuhkan oleh masyarakat. Keterkaitan R5 dan R6 adalah "satu ke banyak" (one-to-
many) yang berarti bahwa setiap nasabah dapat memiliki banyak usaha atau komoditi yang akan dikembangkan. Dengan demikian, analisis yang dilakukan oleh BPR Talaburni akan lebih akurat dan tetap dengan prinsip untuk memperkecil resiko. (c)
Keterkaitan data pada kinerja kredit (Gambar 38). Terdapat tujuh hubungan dalam ERD ini, yaitu R7, R8, R9, R10, R11, R12 dan R13.
R7 menghubungkan data dalam file
NASABAH.KRD dengan data dalam file JURNAL.KEU (dalam
Masister Manajemen Agribisnis IPB
MIS
-
123
http://www.mb.ipb.ac.id
0Eotitas: - Elemen lingkungan ,
- Sumberdaya
0
ZZz(re1asi) Keterkaitan (kardinalitas): satu ke s a t - (1 ke 1) - satu ke banyak (1 ke M) - banyak ke banyak (M ke M) J
-
HUNTING.NSB
NASABAH.KRD
1
BISNIS.NSB
1
M
KOMODITI.NSB
Gambar 37. Entity Relntionship Dingrnm dalam Menganalisis Peluang Kredit Nasabah
http://www.mb.ipb.ac.id
Entitas: - Elemen lingkungan Sumberdaya
-
0
Z",':(relasi) Keterkaitan @cardinalitas): - satu ke satu (1 ke 1) - satu ke banyak (1 ke M) banyak ke banyak (M ke M)
I
-
JURNAL.KEU
NASABAH.KRD DRKBERI.LAP
NASAKHIRKRD
NASMACET.KRD
M
KREDIT.EVA Gambar 38. Entity Relationship Diagram dalam Menganalisis Kinerja Kredit
J
http://www.mb.ipb.ac.id
database Keuangan), R8 menghubungkan dengan data dalam file NASAKHIR.KRD, R9 menghubungkan dengan data dalam file NASMACET.KRD, R10 menguhubungkan denganadata dalam file KREDIT.EVA (dalam database Evaluasi) dan R13 menghubungkan dengan data dalam file DRKBERI.LAP
(dalarn database
Laporan), sedangkan R10 menghubungkan antara data dalam file KREDIT.EVA dengan data dalam file NASABAHKRD dan R12 dengan data dalam file NASMACET.KRD. Keterkaitan di R7 adalah "banyak ke satu" (many-to-one) yang bertujuan untuk menjelaskan posisi keuangan BPR dengan bertambah atau berkurangkan kas BPR akibat kegiatan kredit, sehingga posisi keuangan selalu dapat dipantau setiap saat dalam rangka menjaga keseimbangan antara uang masuk dan uang keluar. Kemudian, melalui R8 akan diketahui nasabah kredit yang mengalami kemacetan dan melalui R9 akan diketahui nasabah yang sudah mau berakhir dengan keterkaitan "banyak ke banyak" (many-romany).
Selanjutnya, R10, R11 dan R12 menunjukkan bahwa
sernua nasabah kredit (lancar, macet maupun yang berakhir) akan dievaluasi untuk kemudian diberi kredit lagi, melalui keterkaitan "banyak ke satu". Dalam rangka kepentingan BI, maka semua nasabah kredit, rnelalui R13 didaftar dalam form khusus standar BI yang tertuang dalam DRKBERI.LAP, melalui keterkaitan "saw ke satu". Artinya, masing-masing nasabah kredit akan diuraikan secara khusus di daftar rincian pemberian kredit menurut standar BI tersebut.
M a g i s t e r Manajemen A g r i b i s n i s IPB
MIS
-
126
http://www.mb.ipb.ac.id
(d)
Keterkaitan data pada kinerja tabungan (Gambar 39). Terdapat tujuh hubungan dalam ERD ini, yaitu R14, R15, R16, R17, R18, R19 dan R20. R14 menghubungkan data dalam file NASABAH.TBG
(dalam database Tabungan) dengan data
dalam file JURNALKEU, R15 menghubungkan dengan data dalam file NASAKHIR.TBG, R16 menghubungkan dengan data dalam file NASMACET.TBG, R17 menghubungkan dengan data dalam file TABTJNG.EVA (dalam database Evaluasi), dan R20 menghubungkan dengan data dalam file DRTABUNG.LAP (dalam database Laporan), sedangkan R18 menghubungkan antara data dalam
file TABUNG.EVA dengan data dalam file NASAKHIR.TBG dan R19 menghubungkan dengan data dalarn file NASMACET.TBG. Keterkaitan di R14 adalah "banyak ke satu" yang bertujuan untuk menjelaskan posisi keuangan BPR dengan bertambah atau berkurangkan kas BPR akibat kegiatan tabungan, sehingga posisi keuangan selalu dapat dipantau setiap saat dalam rangka menjaga keseimbangan antara uang masuk dan uang keluar. Kemudian, dengan keterkaitan R15 akan diketahui nasabah tabungan yang mengalami kernacetan dan dengan R16 juga diketahui nasabah yang sudah mau berakhir, melalui keterkaitan "banyak ke banyak". Selanjutnya, melalui R17, R18 dan R19 semua nasabah tabungan (lancar, lambat maupun yang mau berakhir) akan dievaluasi untuk kemudian diberi perlakuan strategis, melalui keterkaitan "banyak ke satu" .
Magister Hanajemen Agribisnis IPB
MIS
-
127
http://www.mb.ipb.ac.id
- satu ke satu (I ke 1)
- satu ke banyak (1 ke M) - banyak ke banyak (M ke M)
Gambar 39. Entity Relationship Diagram dalam Menganalisis Kinerja Tabungan
http://www.mb.ipb.ac.id
Dalam rangka kepentingan BI, maka semua nasabah tabungan, melalui R20 didaftar dalam form khusus standar BI yang tertuang alam DRTABUNG.LAP, melalui keterkaitan "satu ke satu". Artinya, masing-masing nasabah tabungan akan diuraikan secara khusus di daftar rincian tabungan menurut standar B1 tersebut. (e)
Keterkaitan data pada kinerja keuangan (Gambar 40). Terdapat sepuluh hubungan dalam ERD ini, yaitu R21, R22-28, R29 dan R30. R21 menghubungkan data dalam file JURNAL.KEU dengan data dalam file BUKUBESA.KEU (dalam database Keuangan). R22-28 menghubungkan antara data dalam
file BUKUBESA.KEU dengan delapan buah format laporan keuangan standar BI yang ada di databse Laporan. R29 menghubungkan antara data dalam file BUKUBESAKEU dengan data dalam file
PPLARU.LAP
dan
R30
dengan
data
dalam
file
ANGGARAN.LAP (dalam database Laporan). Keterkaitan R21 menjelaskan adanya peraliian pos keuangan berdasarkan "kodeNnya. Buku Besar merupakan rekapitulasi dari jurnal, sehingga secara teknis dilakukan secara otomatis. Kemudian, melalui R22-28 dibuat laporan keuangan standar BI yang secara teknis juga merupakan peralihan langsung pos keuangan yang ada di Buku Besar. Selanjutnya, dari Buku Besar juga dapat dibuat Perhitungan Laba Rugi BPR (R29) dan anggaran (R30) untuk tahun berikutnya. Proses yang ditunjukkan oleh keterkaitan ini juga merupakan proses pengalihan langsung dari pos keuangan.
Hagister Manajemen Rgribisnis IPB
MIS
-
129
http://www.mb.ipb.ac.id
-
1I
IEntitas:
- Elemen lingkungan
- Sumberdaya
NERAcA.LAp REKADMI.LAP DRABPASI.LAP DRABAKTLLAP DRRAKTI.LAP DRRPASI.LAP DRLARU.LAP
0
L3z(re1a, Keterkaitan (kardinalitas): - satu ke satu (1 ke 1) satu ke banyak (1 ke M) - banyak ke banyak (M ke M)
-
JuRNAL.KEU
1
ANGGARAN.LAP
Gambar 40. Entify Relationship Diagram Kinerja Keuangan
http://www.mb.ipb.ac.id
(Q
Keterkaitan data pada kinerja SDM (Gambar 41). Terdapat lima hubungan dalam ERD ini, yaitu .R31, R32, R33, R34 dan R35. R31 menghubungkan antara data dalam file PERSONAL.SDM (dalam database SDM) dengan data dalam file LEMBAGASDM, R32 dengan data dalam file PELATIHA.SDM, R33 dengan data file PENDIDIK.SDM, R34 dengan data dalam file JURNAL.KEU dan R35 menghubungkan dengan data dalam file KARIR.SDM. Keterkaitan di R31 berarti bahwa sejumlah SDM BPR dapat dilatih atau dididik di satu lembaga dengan satu jenis pelatihan (R32) dan pendidikan (R33) pada kurun waktu tertentu.
R34
menunjukkan perlunya terkait dengan JURNAL.KEU untuk melihat posisi keuangan BPR dalam membiaya pendidikan dan pelatihan tersebut. Keterkaitan R35 artinya akan ada kesempatan bagi sejumlah staf untuk dipromosikan ke tingkat yang lebih tinggi, misalnya dengan perbaikan sistem penggajian dan meningkatkan sistem kesejahteraannya. (g)
Keterkaitan data pada kinerja Pemasaran (Gambar 42). Terdapat dua hubungan dalam ERD ini, yaitu R36 dan R37. R36 menghubungkan data dalam file 1NDIVIDU.PSR (dalam
database Pemasaran) dengan data dalam file LEMBAGA.PSR dan R17 menghubungkan dengan data dalam file JURNAL.KEU. Keterkaitan R36 menunjukkan bahwa sejumlah individu dalam lembaga dapat dijadikan target pasar, sendangkan R37 adalah untuk melihat posisi keuangan dalam membiaya pemasaran.
Magister Manajemen A g r i b i s n i s
IPB
MIS
-
131
http://www.mb.ipb.ac.id
'0
Entitas: , - Elemen llngkungan Sumberdaya
-
0 0 nose)
)isalerZ (g",Z " Keterkaitan (kardinalitas): satu ke satu (1 ke 1) satu ke banyak (1 ke M) - banyak ke banyak (M ke M)
-
KARIR.SDM
PELATIHASDM LEMBAGA.SDM PENDIDIICSDM
I Gambar 41. Entify Relationship Diagram Kinerja SDM
http://www.mb.ipb.ac.id
17Entitas: - Elemen Iingkungan ,
- Sumberdaya
0
ZI;.","(reIa, Keterkaitan (kardinalitas): satu ke satu (1 ke 1) satu ke banyak (1 ke M) banyak ke banyak (M ke M)
-
JURNAL.KEU
M
INDIVIDU.PSR M
LEMBAGA.PSR
Gambar 42. Entity Relationship Diagram Kinerja Pemasaran
1
http://www.mb.ipb.ac.id
BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Keterkaitan BPR Talabumi Leuwiliang dengan Bank umum hanya sebatas sebagai nasabah tabungan, bukan hubungan kelembagaan, sedangkan dengan BPR lain belum terbentuk jaringan kerja.
Bank Talabumi
Leuwiliang masih memerlukan beberapa perbaikan, terutama dalarn aspek manajememya, juga masih belum memanfaatkan secara maksimal manfaat informasi dan kebutuhan akan data-data. Pengolahan data masih bersifat tradisional atau apa adanya. Penggunaan nama "bank perkreditan" menjadi kendala bagi BPR Talabumi Leuwiliang untuk mengembangkan jasa lain seperti tabungan dan deposito, sehingga perlu dipikirkan untuk disesuaikan, misalnya menjadi "Bank Pedesaan" atau "Bank Rakyat Kecil" atau "Bank Pengusaha Kecil". Mentransformasi data menjadi informasi pun masih sebatas berupa laporan-laporan, baik internal report maupun external report, terutama laporan perkembangan keuangan dan kredit, karena keduanya merupakan titik penting operasional BPR Talabumi Leuwiliang. Ada kesan bahwa rekayasa SIM-BPR kurang relevan dan cenderung biaya tinggi, namun pada pertumbuhan dan perkembangan BPR yang semakin cepat, nilai strategis SIM-BPR semakin tinggi. Penerapan SIM-BPR secara langsung akan mengurangi biaya operasional yang menjadi beban BPR dan biaya lain yang dibebankan ke nasabah yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi ekonomisnya. Skala organisasi yang kecil akan lebih menguntungkan bagi BPR Talabumi Leuwiliang untuk melakukan automatisasi pada intensitas Magister Manajemen Agribisnis IPB
MIS
-
134
http://www.mb.ipb.ac.id
transaksi yang tinggi. Automatisasi membantu meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya, yang pada akhirnya akan rneningkatkan daya saingnya. Demikian juga, simplifikasi memperkecil resiko yang berdampak pada meningkatkan kontribusi keuntungan. Kesalahan dalam seleksi akan memberikan peluang yang besar untuk macet. Kemampuan melakukan seleksi bisa ditingkatkan dengan dukungan data dan informasi yang keduanya dapat diperoleh dari SIM-BPR.
SIM-BPR merniliki sifat integratif,
dimana terjadi keterkaitan antar data dan atau antar database. Keterkaitan data dan informasi ini juga untuk memberikan nilai lebih pada informasi yang dibutuhkan, sehingga lebih akurat, valid, dan informatif. Rancangan Sistem Informasi Manajemen BPR (SIM BPR) telah selesai dilaksanakan secara teoritis untuk meningkatkan efisiensi, daya inovasi, sumberdaya informasi strategis.
7.2. Saran Aplikasi dari sistem yang dibangun ini hendaknya dilakukan sambil dievalusi. Meskipun demikian, diserahkan sepenuhnya pada kemauan dan kemampuan BPR Talabumi Leuwiliang unNk menggunakannya. Perlu ada kajian ekonomi untik implementasi sistem informasi yang diusulkan. Salah satu pendekatan adalah dengan pendekatan value engineering.
Magister Manajemen Agribisnis IPB
MIS
-
135
http://www.mb.ipb.ac.id
DAFTAR PUSTAKA Danusaputro, M. 1992. Meningkatkan Fungsi BPR. Infobank, Edisi Agustus No. 152. Jakarta. Davis, G. B. 1992a. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen: Pengantar. PT Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta. Davis, G. B. 1992b. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen: Struktur dan Pengembanganya. PT Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta.' Davis, W. S. 1983. System Analysis and Design: a structure approach. Addison Wesley Publishing Co. Massachusetts, USA. Korth, H. F. and A. Silbersschatz. 1986. Database System Concept. McGrawHill Book. New York. Kroenke, D. 1992. USA.
Management Information Sistems.
McGraw-Hill, lnc.
McLeod, R. Jr. 1995. Management Information Systems: a study of computerbased information system. 6th Ed. Prentice-Hall. Inc. USA. O'Brien, J. A. 1990. Management Informatin System: a managerial end user persepective. Irwin, Inc. Boston. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 1992 tentang Bank Perkreditan Rakyat. Sinar Grafika. Jakarta. PSP IPB. 1997. Kredit Usahatani Konservasi Melalui Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Bogor. Sager, M. 1990. Managing Advanced Information System: an introduction to frameworks and exprience. Prentice Hall. New York. Shannon, C. E. and W. Weaver. 1949. The Mathematical Theory of Communication. University of illinois Press. USA. Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Sinar Grafika. Jakarta. Wetherbe, J. C. 1988. System Analysis and Design. 3rd Ed. West Publishing Co. Minnesota, USA. Yourdon, E. 1989. Modern S t ~ t ~ t eAnalysis. d Yourdon Press. New Jersey, USA.
Magister Manajemen Agribisnis I P B
MIS
-
136
http://www.mb.ipb.ac.id
LAMPIRAN
Magister Manajemen A g r i b i s n i s IPB
I
I
http://www.mb.ipb.ac.id
NERACA BULANAN Nama BPR Jenis laporan Alamat kantor Laporan pada akhir bulan
NO.
cabang/pusat/~abungant) :
POS-POS Kas S e r t i f i k a t Bank lndosnesia (61 Antarbank Aktiva 1) Kredit ang d i berikan 2) ~ e n y i s i K a npenghapusan aktiva produktif - I Aktiva dalam valuta asing Aktiva tetap dan i v e n t a r i s a. Tanah dan gedung b. Aktrrulasi penyusutan gedung-lc. Inventaris d. Akurulasi penyusutan investasi Antar kantor Aktiva Rupa-rupa 3) Junlah Aktiva
Sandi
I
Sandi BPR Talabumi
I
190
--
~
t i d a k ada d i jurnal
Con, yaw tid.kwdu. I1 l u e h g o . 3 b m l urn. d.w.niuml.hwda I d o m VI Olltar Nncbn *nlBr+m* hIllWa: 1I dm!& ws I b w s u- danpan iumbh pad. k* XI 0an.r R d n Dadn 1.4 dlbaribn; 31 Jum1.h O s 9 ham. I.- dmnnanlumlah .ad. Ldom IY Dsl8.r Pincln R u 0 l . m ~Akllra.
Lampiran 1. Penyesuaian Sandi Neraca Bulanan (Cara 1) Hagister Manajemen Agribisnis IPB
MIS
-
137
http://www.mb.ipb.ac.id
DAFTAR RlNClAN RUPA-RUPA AKTIVA
Nama BPR Alamat kantor SAND 1
I
I
I 1
I
I
II
I I
I NI I I
I
111
I
Nama Rekening
I I
I
I
13.
I I Pedapatan bunga yang akan diterima I I Pajak yang dibayar di rmka I 1 Beban yang ditangguhkan
I
I
I 1 I I I 1 I
I 11.
I 2 .
I
I Biaya dibayar dinuka I I Agunan yang diambi l a1 i h I
I 17.
I I I
I
I 1 I I I
Sandi
I
I
I I I I
I I I I I I I I I I I
Sai-di BPR Talabuni
I
19 20 30
I 1 I I
I 1
230.24
I
I
Penyediaan dsna Lainnya
I
I I I I I
I
I
I
8
1
I
Jmlah
I
I I I I I
I I I I I I I
90
230.44
I
Jumlah pada kolan IV harus sama dengan j m l a h pos 9, aktiva neraca
Lampiran 2. Penyesuaian Sandi Daftar Rincian Rupa-rupa Aktiva (Cara 1)
Magister Manajemen Agribisnis IPB
MIS
-
138
http://www.mb.ipb.ac.id
DAFTAR RlNClAN LABA RUGI1) Nama BPR Alamat kantor SAND l 09 Rekening-rekening
Sandi
A. Pendapatan operasional 1. Bunga a. Oari bank-bank Lain Giro ii. Tabungan iii. S e r t i f i k a t deposit0 iv. Deposit0 berjangka v. K r e d i t yang diberikan b. Oari pihak ketiga bukan bank c. Lainnya 2. Provisi dan komisi a. Provisi dan komisi k r e d i t b. Lainnya 3. Lainnya
.
1
-
I
Sardi BPR Talabuni
100
I.
18. Beban operasional 1. Bunga a. Kepala Bank Indonesia b: Kepala bank-bank Lain 1. Tabunsan ii. D e p o s i t ~berjangka j i i . Pinjaman yang diterima Iv Lainnya c. Kepala pihak ketiga bukan bank i. Tabunsan i f . Deposito berjangka j i i . Pjnjaman yang diterima lv. Lainnya 2. Premi asuransi 3. Tanaga Keria a. Caji, uiah dan h o n o r a r i m b. Biaya pendidikan c. Lainnya 4 . Seua 5. Pajak-pa'ak ( t i d a k termaruk pajakpenghasi fan ) 6. Pemerihara dan rbaikan 7. ~enyusutanlpengKpusan a. Aktiva produktif b. Aktiva t e t a p dan inventaris c. Beban ya?g ditangguhkan 8. Barang dan Jasa 9. Lainnya C. 1. Laba operasional (A-8) 2. Rugi operasional (8-A) D. Perdapatan non-operasional E. Beban non-operasional F. 1. Laba non-operaslonal (0-E) 2. Rugi non-operasional (E-D) G. 1. Laba tahun berjalan 2. Rugi tahun berjalan H. Takslran pajak nghasilan 1. 1. Junlah laba 2. Jtanlah r u a i 31 -.
1
112 113 114 115 116 120 129
I
131 139 149
0126
0151 0159 0170
rqn
,"-
167 168 169
.. .
3 74
172 173 179 190
<."
1
0560 0570
11 Daftar rincian lni diisi secara kumt,latif se;ak januari sampai dengan akhir bulan laporan 21 Jdmlah n i haws sama aengan pos 1l.b.i. pasiva neraca 31 Jumlah inn harus sama dengan pos ll.b.i~.pasiva neraca
Lampiran 3. Penyesuaian Sandi Daftar Rincian Laba Rugi (Cara 1)
Magister Manajemen Agribisnis IPB
MIS
-
139
http://www.mb.ipb.ac.id
PERlNClAN PERHITUNGAN LABA-RUG1 PERIODE
:
A. PEDAPATAN OPERASIONAL: 1. Pendatan Bunga : a. Dari Bank Indonesia : 1. Jasa Giro . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2. Premi AsuransiJaminan Kredit .... a. KIK/KMKP ..................... b. Eksport ...................... c. Lainnya ..................... 3. Lainnya ........................ b. Dari bank-bank lain : 1. Giro ............................ 2. Tabungan ....................... 3. Sertifikat Deposito............. 4. Deposito Berjangka .............. 5. Kredit yang Diberikan . . . . . . . . . . . 6. Bunga lainnya .................. c. Dari Pihak Ketiga Bukan Bank : 1. Bunga pinjaman yang diberikan: a. Angsuran Bunga : 1. 2.
3. 4.
b. Bunga Penasan
:
1.
2. 3. 4.
c. Bunga Lease Back ** .......... 2. Lainnya ........................ d. Lainnya ............................ 2. Provisi dan komisi : a. Provisi Kredit . . . . . . . . . . . . . . . . . . . b. Lainnya : 1. Biaya Tata Laksana ............. 2. Administrasi dan Tagihan ....... 3. komisi pembelian/penj-efek-efek. 4. Lainnya ........................ 3. Deviden atas saham-saham . . . . . . . . . . . . .
Lampiran 4. Penyesuaian Sandi Perincian Perhitungan Laba Rugi (Cara 2)
Magister Manajemen A g r i b i s n i s
IPB
MIS
-
140
http://www.mb.ipb.ac.id
.
.
>..iY. ., . .~.
.**: ..
4.
URAIAN
Pendapatan operasional lainnya ........ a. Denda angsuran .................... b. Penerimaan piutang yang dihapuskan c. Penjulan buku tabungan............. d. Penutupan tabungan ............... e. Administrasi penrikan deposit0 .... f. Penjulan Materai .................. g. Klairn Dana Duka ................... h. Lainnya. ..........................
B. BEBAN OPERASIONAL: 1. Bunga : a. Kepada Bank Indonesia.............. b. Kepada Bank-bank lain : 1. Tabungan ....................... 2. Deposit0 berjangka . . . . . . . . . . . . . . 3. Pinjaman yang diterima . . . . . . . . . . 4 . Lainnya ......................... c. Kepada Pihak Ketiga Bukan Bank : 1. Tabungan ........................ a. b. 2. Deposit0 berjangka .............. 3. Pinjaman yang diterima .......... 3. Lainnya: a. Bungan pinj-yang diterima ... b. Bunga pembelian dg angsuran.. c. Bunga lainnya ................ 2. Premi Angsuran : a. Angsuran kredit ................... b. Lainnya : 1. Bangunan ....................... 2. Kendaraan ...................... 3. Kecelakaan ..................... 4 . Astek .......................... 5. As-per-rumah Sakit ............. 6. Lainnya ........................ 3. Biaya Tenaga Kerja : a. Gaji, Upah, dan Honorarium : 1. Gaji dan tunjangan .............. 2. Honorarium Direksi . . . . . . . . . . . . . 3. Honorarium Karyawan honorer . . . . . 4 . Lainnya ........................
Lampiran 4. Lanjutan
M a g i s t e r Manajemen A g r i b i s n i s
IPB
MIS
-
141
http://www.mb.ipb.ac.id
URAIAN b. Biaya Pendidikan dan Latihan : 1. Kursus .......................... 2. Penataran seminar/sidang ........ 3. Latihan kerja .................. 4. Pendidikan umum ................ 5. Lainnya ........................ c. Lainnya : 1. Honorarium Komisaris ............ 2. Honorarium : a. Akuntan Luar ................ b. Penasehat hukum .............. c. Notaris ....................: d. Juru lelang ................. e. Lainnya ..................... 3. Uang lembur .................... 4. Perawatan kesehatan ............ a. Bantuan Kaca Mata ........... b. Bantuan Biaya bersalin ...... c. Bantuan per-rumah sakit ...... d. Lainnya ..................... 5. Bantuan dalam bentuk Natura : a. Tunjangan Pangan ............ b. Pakaian Dinas ............... c. Uang makan .................. d. Uang Hadir .................. e. Uang trasport ............... f. Bantuan per -Kesehatan ...... g. Lainnya ..................... 6. Pembayaran uang lain : a. Tunjangan hari raya ......... b. Uang Pengganti cuti.......... c. Pesangon/uang jasa . . . . . . . . . . d. Biaya Bantuan Perumahan ..... e. Jasa Produksi ............... f. Lainnya ..................... 4. Sewa : a. Akuntan Luar ...................... b. Perumahan/mes ..................... c. Kendaraan/pengangkutan ............ d. Peralatan/perabot ................. e. Lainnya ...........................
Lampiran 4. Lanjutan
Magister Manajemen Agribisnis IPB
MIS
-
142
http://www.mb.ipb.ac.id
-
~
-~
-
5. Pajak-pajak :
a. Tanah dan Bangunan ................. b. Kendaraan ......................... c. Televisi .......................... d. Lainnya ........................... 6. Pemeliharaan dan Perbaikan : a. Gedung Kantor ..................... b. Perumahan/mes ..................... c. Kendaraan ......................... 1. Bahan Bakar .................... 2. Bahan pelurnas . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3. Suku cadang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4. Ban ............................ 5. Variasi/Aksesori ............... 6. Perawatan mesin ................ 7. Perawatan Body ................. 8. Lainnya ......................... d. Inventaris kantor : 1. Mebeuler ........................ 2. Mesin-mesin kantor ............. 3. Telephon ....................... 4. Alat-alat Elekronik ............ 5. Lainnya ........................ e. Lainnya ........................... 7. Penyusutan/Penghapusan a. Aktiva Produktif (Piutang)......... b. Aktiva Tetap dan Inventaris : 1. Tanah dan Gedung ................ 2. Golongan IV .................... 3. Inventaris (Go1 I dan 11) ....... c. Beban yang ditangguhkan............ 8. Barang dan Jasa : a. Biaya langanan : 1. Air . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2. Listrik ........................ 3. Telephon ....................... 4. Koran. ........................ 5. Majalah ........................ 6. Lainnya ........................ b. Biaya Sekretariat : 1. Alat tulis kantor .............. 2. Cetakan .........................
Lampiran 4. Lanjutan
M a g i s t e r Manajemen A g r i b i s n i s IPB
MIS
-
143
http://www.mb.ipb.ac.id
Stensilan ...................... photo copy ...................... Penjilidan ..................... Benda pos dan Materai . . . . . . . . . . . Dokumentasi .................... Lainnya ........................ c. Biaya bank dan penggalian Dana : 1. Biaya Bank ..................... 2. Biaya penggalian dana .......... 3. Biaya kredit ................... 4. Promosi/iklan .................. 5. Pengembangan ................... 6. Lainnya ........................ d. ~ i a y aPengiriman : 1. Uang. .......................... 2. Surat-surat..................... 3. Telegram ........................ 4. Barang/paket.................... 5. Otomasi penyampaian laporan .... 6. Lainnya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . e. Peralatan : 1. Peralatan kantor ................ 2. Kelengkapan dapur ............... 3. Sarana leasing ................. 4. Lainnya ........................ f. Biaya penagihan : 1. Provisi Bank ................... 1. Provisi Taspen.................. 1. Provisi Kantor Pos .............. 1. Provisi Pegawai Instansi ........ 2. Provisi Lainnya ................. g. Biaya perjalanan Dinas : 1. Perjalanan Dinas ................ 2. Bantuan perpndahan .............. 3. Lainnya/tol ..................... h. Lainnya ........................... 9. Biaya Operasional Lainnya : a. Biaya rapat........................ b. Biaya pesta/hiburan rekreasi. . . . . . . c. Kado/Karangan bunga/sumb.pemerintah d. Dana duka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . e. Biaya Olah Raga : 1. Kostum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2. Peralatan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Lampiran 4. Lanjutan
M a g i s t e r Manajemen A g r i b i s n i s IPB
MIS - 144
http://www.mb.ipb.ac.id
URAIAN
Sewa Lapang ..................... Honor Pelatih................... P.0.R .......................... Lainnya ......................... Amortisasi Aktiva Tak Berwujud : 1. Biaya pendirian ** .............. 2. Goowill ** ...................... 3. H.G.B ........................... 4. H.G P .......................... 5. Lainnya ......................... Jamuan : 1. Jamuan Karyawan ................. 2. Jamuan Tamu .................... Perpustakaan ...................... Lainnya : 1. Representasi ................... 2. Pengusuran. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3. Turan/restribusi................ 4. Keamanan ........................ 3. 4. 5. 6.
f.
g.
h. i.
C. 1. Laba operasional (A-B) 2. rugi operaeional (B-A)
D. Pendapatan Non Operasional: 1. Sewa.................................. 2. Keuntungan Penja-Ak-Tetap dan Inv .... 3. Bunga antar kantor aktiva : a. Bunga Rak modal kerja ............. b. Bunga leasing . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . c. angsuran leasing ................... d. Lainnya ............................ 4. Pedapatan Non operasional Lainnya ..... E. BEBAN NON OPERASIONAL: 1. Kerugian Penj-AK-Tetap dan Inv ........ 2. transfer Payment : a. Sumbangan.......................... b. Kado ............................... c. Hadiah ............................ d. Karangan bunga .................... e. Lainnya ........................... 3. Bunga antara kantor pasiva : a. Bunga rak modal kerja ............. b. Bunga leasing .....................
Lampiran 4. Lanjutan
Magister Hanaiemen Agribisnis IPB
MIS
- 145
http://www.mb.ipb.ac.id
URAIAN
c. Angsuran leasing . . . . . . . . . . . . . . . . . . d. lainnya ........................... 4. Denda-denda ........................... 5. Biaya non operasional lainnya ........ F. 1. Laba Non Operasional (D-E) ........... 2. rugi Non Operasional (E-D)............ G. 1. Laba tahun berjalan 2. Rugi tahun berjalan
................... ..................
H. 1. Transfer Laba dari kantor cabang 2. Transfer rugi dari kantor cabang
I. 1. Transfer Laba Ke Kantor Pusat 2. Transfer Rugi ke kantor pusat J. 1. Laba tahun lalu 2. Rugi tahun lalu
**... ** ..
........
........
I
** .................... 1 ** .................... 1
K. Taksiran Pajak Penghasilan ............... L.1. Jumlah Laba 2. Jumlah Rugi
........................... ...........................
Disetujui oleh: DIREKSI
I 1 I 1 1 I
Leuwiliang, AKUNTAN
I I I I I I
345 346 350
I
360 370
I I 19..
Lampiran 4. Lanjutan
Magister Manajemen Agribisnis IPB
MIS
-
146
http://www.mb.ipb.ac.id
JURNAL
I 1 1 I I I I2 I I (
I 1 I
Kas : 1.1. Kas Besar Il.l.~as~ecil
............................. .............................
I I 1
Bank 3.1. 13.2. ( 3.3. 1 3.4.
Indonesia : S e t i f i k a t Bank Indonesia Giro Setoran jaminan k t i r i n g Lainnya
.............. .................................. ............... ...............................
I
100.0 100.1
(
I I 1 1 1 1 I 1
110 111 112 119
I I I 1 3 1 Antar Bank Aktiva : 120 I 1 4.1. G i r o ................................. I 121 I 1 4.2. Deposito an c a l l ...................... 1 122 I 1 4.3. Simpanan berjangka .................... 1 123 I 1 4.4. S e r t i f i k a t Deposit0 ................... 1 124 I 1 4.5 Pinjaman yang d i b e r i k a n ................1 125 I 14.6.Lainnya ................................ I 129 I I I 1 4 1 K r e d i t yang d i b e r i k a n : 1 * 130 1 1 4.1. 1 131 I 1 4.2. 1 132 1 ( 4.3. 1 1 3 3 I 1 4.4. 1 134 I I I 1 5 1 Penyisihan penghapusan a k t i v a p r c d u k t i f : I ' 140 I 1 5.1. 1 141 1 1 5.2. 1 142 I I I ( 6 ( Aktiva d a l m v a l u t a asing : 1 * 150 I 16.1. 1 151 I 1 6.2. 1 152 I 1 6.3. 1 153 I I I 1 7 1 Aktiva Tetap dan l n v e n t a r i s : 1 160 I 1 7.1. Tanah dan Gedung....................... I * 161 ( ( 7.2. Akunulasi penyusutan gedung ............ 1 * 162 I 1 7.2. Golongan IV ........................... I ' 163 I
I
I
Lampiran 5. Penyesuaian Sandi Jurnal (Cara 2)
Magister Manajemen A g r i b i s n i s IPB
1 I I 1 I I I I 1 I 1 1 1 1 (
I I I 1 1 1
I 1 I 1 I 1 I 1 1 I 1 I 1 1 I
http://www.mb.ipb.ac.id
I
I
I
I
INO.I URAIAN I SAND1 I I I I 1 7.2. A k m l a s i penyusutan golongan I V ...... I * 164 I 1 7.3. I n v e n t a r i s (Gol I dan 11) ............. I * 165 I 1 7.4. A k w l a s i penyusutan inventaris.. .... .. 1 ' 166 I I I 1 8 1 Antar Kantor Aktiva : I I 1 13.1. Dana Modal Kerja ...................... I I 1 12.2. Pemindahan Simpanan Pokok/Uajib ....... I I 112.3. Leasing ............................... I I 1 12.4. Pemindahan satdo LabalRugi ............ I 1 1 12.5. Pemindahan pinjaman yang diberikan .... I 1 1 12.6. Lainnya............................... I I I I ) 9 ) Rupa-rupa ~ k t i v a: I I 1 14.1. Biaya dibayar dirmka : I I I 14.1.1. Seua : I I I a. Seua Kantor ............... I 1 I b. Seua permahanlmes ......... I I I c. Seua kendaraan ............ I I I d. Seua peralatan kantor. ..... I e. Seua Lainnya ............. I I I 14.1.2. Asuransi : I I I I I a. Asuransi Gedung ............ I I I b. Asuransi kendaraan ........ I I I c. Asuransi kecelakaan kryu.. . I I I d. Asuransi per. Runah sakit.. I I I e. Asuransi k r e d i t ........... I f. Asuransi Lainnya ........... I I I 14.1.3. Bantuan permahan ............ I I I I I 14.1.4. Biaya Tenaga Kerja ........... I 14.1.5. Lainnya ....................... I I I 1 14.2. Biaya yang ditangguhkan : I I 14.2.1. Perbaikan : I I I I I a. Gedung ysng diselesaikan. .. I I 1 b. Runah Dinas ............... 1 I I c. Gedung yang diseualkontrak. I d. Lainnya .................... I I I 14.2.2. Lainnya ....................... I I I 1 14.3. Uang muka : I I 14.3.1. Pajak : I I I a. PPh perusahaan " ......... I I I b. Pajak Penghasiian ......... I I I c. Pajak atas Jasa G i r o ....... I I I 14.3.2. Restibosi PPh ................. I I I 14.3.3. Biaya Bunga .................. I I I I
I I I I 1
I
I
Lampiran 5. Lanjutan
Magister Manajemen A g r i b i s n i s IPB
MIS
-
148
http://www.mb.ipb.ac.id
I 1 I I
I I I 1 I 1 I I I
I I I I I I I 1 I I
14.3.4. 14.3.5. 14.3.6.
14.3.7.
.
1
I I
(
( 14.4.
I I I I I
I I I I I
I I I I I I I I I I
I I I I I I 1 1
(
( 14.5.
14.6. 14.7. 114.8.
I 1 1 1 I
........... ............... ..... ......... ................ 1 ........ ....
Biaya tenaga k e r j a I Biaya urnonladm 1 Pengadaan Ak. Tetap & I n v I a. Tanah dan gedung.. I b. Golongan I V c. l n v e n t a r i s (GoL I dan II)..I Renovasi Gedung kantar I a. Yang t e l a h diteasingkan ( b. Yang t i d a k diteaisngkan... I c. Yang diseualdikontrak Pinjaman yang d i b e r i k a n
..... I 14.3.8. ....... \ 14.3.9. Peny-Kredi t kcp/Kas Mobi 1.. ... I 14.3.1O.Uang muka lainnya ......... ... I Aktiva Tetap t a k beruujud : I 14.4.1. Biaya p e n d i r i a n............... I 14.4.2. GoduiLL ".................... I 14.4.3. Hak guna bangun ............... I 14.4.4. Hak guna pakai ................ I 14.4.5. Lainnya ....................... I Persedian : I 14.5.1. Haterai. .................... .. I 14.5.2. Perangko ..................... I 14.5.3. Kertas segel... ............... I 14.5.4. A.T.K ......................... I 14.5.5. Cetakan.. ..................... I 14.5.6. Lainnya ....................... I Pos perantara ......................... I Giro pos ............................. I Rupa-rupaaktiva Lainnya
............. I
I I .................. .... I 1 I ............................... I I I 111 ) Uesel Promeslaksep dan tagihan Lainnya : I I I 5.1. Surat Berharga Pasar Uang dan modal.. .. I I 1 5.2. Uesel dan promes/aksep Lainnya : I I 1 5.2.1. Lwnbaga Keuangan Bukan Bank ..... I I 1 5.2.2.Lainnya ......................... I 1 5.3. Tagihan Lainnya ....................... I I I I I 112 I Kertas Perbendaraharaan Negara : I I 1 6.1. Promes ............... .................. I I 1 6.2. B i l y e t ................................ I 110
Cek dan B i l y e t g i r o : 2.1. Pemerintah Pusat 2.2. Lainnya
Lampiran 5 . Lanjutan
Magister Manajemen A g r i b i s n i s IPB
MIS
-
149
http://www.mb.ipb.ac.id
I
I 1
I I 1 ( ....................... 1 I 1 7.2. Lainnya ............................... I I I I 114 1 Cadangan piutang Ragu-ragu ( - ) ............ I I I I (15 1 Penyertaan : 1 1 10.1. Lembaga Keuangan bukan Bank ........... I I I 1 10.2. Perusahaan Lainnya ................... I I I I I I I I ( PASIVA I I I I I 1 I Kewajiban-keuajiban lainnya yg segera dapat I I 1 d i bayar : I I I 1.1. Kepada Pemerintah Pusat : I 1 1 1.1 .l.PPh Perusahaan.. ................ I 1.1.2. PPh Karyawan ................... I I I I 1 1.1.3. Pajak penghasilan .............. I a. PPH atas seua ............... I I I I I b. PPh atas bunga tabungan ..... I I I c. PPh a t a r hungandepsito.. .... 1 1.1.4. Pajak Lainnya ................... I I I ( 1 1.2. Lainnya: I 1.2.1. Utang jangka pendek ............ I I I I I 1.2.2. Bungan yang masih harus dibayar. I a. Bungan tabungan................. I I I I I b. Bunga d e p s i t o ................. I 1.2.3. A s t e k ...................... I I I 1 I 1.2.4. T i t i p a n sementara .............. I 1.2.5. Lainnya. ....................... I I I I I I I 2 I Tabungan : I I I 2.1. I 1 1 2.2. I I I 2.3. I I 1 2.4. I I I I 1 3 1 Deposi t o berjangka : I I 1 3.1. Simp-Berjangka yang belum jatuh tempo.. I I 1 3.2. Simp-Berjangka yang sudah j a t u h temp.. I I I I 113
Efek-efek : 7.1. Pemerintah Pusat
Lampiran 5. Lanjutan
Magister Manajemo A g r i b i s n i s IPB
MIS
-
150
http://www.mb.ipb.ac.id
2
,
INo. I I I
1
I I
4
I I I I I 15 I
URAIAN
Bank Indonesia : [ 4.1. Pinjaman L i k u i d i t a s
(
SANOl
I
1
1 1
1
4.2. 4.3.
1
................... ( Dana kelolaan .......................... 1 F a s i l i t a s Diskonro :
1 1 4.4. I 1 Antar
1
...................... 1 4.3.2. Diskonto 11..................... 1 Lainnya .......... ... .................. 1
4.3.1.
Diskonto I
230 231 232
233 233. 233.1 239
I Bank Pasiva : 1 240 1 5.1. Deposit0 on c a l l ....................... 1 241 ( ( 5.2. Simpanan Berjangka.. . .. . ............... 1 242 I 1 5.3. Pinjaman yang d i t e r i m a ................ 1 243 I 15.4.Lainnya ................................ 1 249 I I I 1 6 1 Pinjaman yang d i t e r i m a : 1 250 I 1 6.1. P i n j a m n Subordinasi (bukan bank): 1 * 251 I 1 6.1.1. Surat Berharga Pasar Uang ...... I 251.0 I 1 6.2.1. Lainnya ........................ 1 251.9 I 1 6.2. Lainnya sampai dengan 3 bulan: 1 ' 256 1 1 6.2.1.S.B.B.U ......................... 1 256.0 I I 6.2.2. Dana kelolaan................... 1 256.1 I 1 6.2.3. Obligasi ....................... 1 256.2 1 1 6.2.4. Lainnya.. ....................... 1 256.9 I I - Pwnbelian dengan angsuran.. ... 1 256.9.0 I I I 1 ' 257 1 1 6.3. Lainnya Lebih d a r i 3 bulan : I I 6.3.1.S.B.B.U ......................... 1 257.0 I I 6.3.2. Dana kelolaan................... 1 257.1 I I 6.3.3. Obligasi ....................... 1 257.2 1 1 6.3.4.Lainnya ......................... 1 2 5 7 . 9 I I - Pembelian dengan angsuran.. ... 1 257.9.0 I I I 1 7 1 Antar Kantor Pasiva : 1 260 I 1 7.1. Dana Modal Kerja ...................... 1 261 I 1 7.2. Pemindahan sim-Pokok/wajib ............. 1 262 I 1 7.3. Leasing ......................... .... .. 1 263 I 1 7.4. Pemindahan saldo Lab/rugi .............. 1 264 I 1 7.5. Antara Kantor Passiva Lainnya .......... 1 269 I I I 1 8 1 Rupa-rupa Pasiva : 1 270 I 1 8.1. Biaya yang akan dibayar ............... 1 271 8.1.1. Biaya renaga k e r j a .......... ... 1 271.0 1 I 271.1 I I a. Tunjangan Hari Raya.......... 1 271.2 I I b. Banruan Perumahan ........... 1
1 I I I I 1 1 1 1 1 1 I 1 1 I I 1 I I 1 I 1 1 1 1 1 I 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 I 1 1 1 1 1
Lampiran 5. Lanjutan
Magister Manajemen A g r i b i e n i s IPB
MIS
-
151
http://www.mb.ipb.ac.id
I
I
lNO. I I I I I I I I I
I I I I 1 8.2. 1 8.3. 1 8.4. 1 8.5. 1 8.6. I
I
I
URAlAN
-
SAND1
I
8.2.2. 8.2.3.
..................... 1 ................... 1
Denda-denda Biaya Lainnya
............. 1 ......... 1
Pendapatan diterima dimuka Tag. Pinj.yang d i t e r i m a dimuka As. K r e d i t yang d i t e r i m a dirmka
....... ( ...................... 1
Biaya pendidikan Rupa-rupa Passiva Lainnya
............. 1
271.3 271.9 272 273 274 275 279
I
I I I I
1 * 280 1 9.1. Modal dasar ........................... 1 281 1 9.2. Modal yang belum d i s e t o r ( - 1 .......... 1 282 1 9.3. Modal sumbangan ........................ 1 * 285 1 9.4. Modal pinjaman......................... 1 287 I I I Cadangan : 1 ' 290 1 10.1. Cadangan umm : 1 291 a. Laba Lakuidasi .................... 1 291.0 I b. Simpanan PokokIWajib ............... 1 291.1 I 1 10.2. Cadangan tujuan ....................... 1 * 293
(
( 10.3.
I
I I 1 LabalRugi : 1 300 1 11.1. Tahun-tahun yang l a l u : 1 301 a. Laba .............................. I * 302 I b. Rugi .............................. I * 303 I 1 11.2. Tahun b e r j a l a n : I a. Laba .............................. I * 307 I b. Rugi .............................. I * 308 I I I I Setoran Jaminan : 1 310 1 12.1. LIC Dalam Negeri.. .................... ( 311 1 12.2. CLI Luar Negeri ...................... I 312 1 12.3. Lainnya .............................. 1 319 I I 1 G i r o ........................................ 1 320 I I I PEMAPATAN OPErUSIaUL : 1 100 I I I a. Bunga Bank Indonesia : 1 102 I 1. Jasa Giro ............................ 1 103 [ 2. Premi Asuransiljaminan k r e d i t ........ 1 104 ........................... I a. KIKIKMKP 1 104.0
( 9 ( Modal
I I I 1 I 110
111
I I I I I I I 112
I
1 I I (13
I I I 1
I I I
1
:
Laba yang ditahan
.....................
(
295
Lampiran 5 . Lanjutan
Magister Manajemen A g r i b i s n i s IPB
MIS
-
152
http://www.mb.ipb.ac.id
, , INo.I I I I I 1 1 I 1 I I I I I 1 I
I I 1 1 1 1
(
(
)
I
1
URAIAN
SAND1
I
............................ 1 ............................ 1 .............................. 1
b. Eksporr c. Lainnya 3. Lainnya b. Bunga pihak ketiga Bukan Bank : 1. dasa Giro
1
............................ I Jasa Tabungan ......................... 1 * S e r t i f i k a t Deposito ................... 1 *
2. 3. 4. Deposito berjangka
.................... I
6. Bunga lainnya
113 113 ' 114
....... I * ......................... 1
5. Bunga pinjaman yang diberikan..
104.1 104.2 109 111 112
115 119
I
1 ' 120 I ,121 a. Angsuran Bunga : 1 122 .1. 1 122.0 2. I 122.1 3. I 122.2 I 122.9 I 4. 1 123 I b. Bunga Pelunasan : 1 123.0 I 1. 1 123.1 I 2. 1 123.2 I 3. 1 123.3 I 4. 1 c. Bunga Lease Back ** ................ 1 124 I 2.BungaLainnya ......................... 1 127 I d. Bunga d a r i iainnya ....................... I * 129 I I I P r o v i s i dan K m i s i : 1 131 I a. P r o v i s i k r e d i t ........................... 1 132 I b. Lainnya ................................. ( 139 I 1. Biata Tata Laksana ................... 1 139.0 I 2. Administrasi dan Tagihan ............. 1 139.1 1 3. Komosi Pembelian/penj. efek-efek.. .... 1 139.2 1 4. Lainnya ............................... 1 139.9 I I 1 Deviden atas saham-saham ................... 1 140 I I 1 Pendapatan operasional Lainnya .............. 1 149 I a. Denda angsuran ........................... ( 149.0 I b. Penerimaan piutang yang dihapuskan ....... 1 149.1 I c. Penjualan buku tabungan ................. 1 149.2 I d. Penutupan tabungan ...................... 1 149.3 I e. Administrasi penarikan deposito.. ........ 1 149.4 ( f . Penjualan materai ........................ 1 149.5 I g. Klaim dana duka ......................... 1 149.6
I
I
I I I I I
I I I I I I 1 I I I I I I 1 I (
2
I I I I I I I 13 I 1 4 I I
I I I (
c. Bunga pihak ke Tiga Bukan Bank : 1. Bunga Pinjaman yang d i b e r i k a n :
h. Lainnya
................................. 1
149.9
-
Lampiran 5 . Lanjutan
Magister Manajemen A g r i b i s n i s IPB
MIS
-
153
http://www.mb.ipb.ac.id
I
1
,
I I I I
I I I BIAYA WERASIWL : I I Biaya bunga : I a. Bunga Bank Indonesia .................... I b. Bunga Bank-Bank Lain : I 1. Bunga tabungan ....................... I 2. Bunga deposit0 berjangka .............
I I
1
(
I I (
I I I I I I I I I 1 2
I 13 I I I 1 1 I (
I I
I
I I
I I 1 I 1 1 1 I I* 3. Bunga pinjaman yang d i t e r i m a ......... 1 * 4. Bunga Lainnya ........................ 1 * Bunga pihak k e t i g a bukan Bank : 1
150 160 161 165 166 167 168
1 169 I c. 170 I 1. Bunga tabungan ...................... ( * 171 1 171.0 I a. 1 171.1 I b. I 2. Bunga simpanan berjangka ............. I ' 172 1 3.Bungalainnya: 1 * 179 a. Bunga pinjaman yang d i t e r i m a ...... 1 179.0 I b. Bunga pembelian dengan angsuran.. . 1 179.1 I c. Bunga lainnya ..................... 1 179.9 I I I 1 Premi Asuransi : I I a. Asuransi k r e d i t ......................... I I b. Lainnya : I I 1. Bangunan.............................. I ( 2. Kendaraan............................. I 1 3. Kecelakaan ............................ I 1 4. astek ................................. I 1 5. AS. per. Rtnnah S a k i t .................. I 1 6.Lainnya ............................... I I I 1 Biaya Tenaga Kerja : I 200 I a. Gaji, Upah dan Honorarim : 1 * 201 I 1. Gaji dan Tujangan ..................... ( 201.0 I 2. Honorarim O i r e k s i .................... 1 201.1 1 3. honorarium Karyauan Honorer ........... I 201.2 1 4. Lainnya .............................. 1 201.9 I b. Biaya Pendidikan dan Latihan : 1 206 1 1. Kursus ............................... 1 206.0 I 2. Penataran Sminar/sidang ............. 1 206.1 I 3. Latihan Kerja ........................ 1 206.2 ( 4. Pendidikan Umum ...................... 1 206.3 1 5.Lainnya .............................. 1 206.9 I
I
I I I (
1 I 1 1 1 1 1 1 1 I
Lampiran 5. Lanjutan
Magister Manajemen A g r i b i s n i s IPB
MIS
-
154
http://www.mb.ipb.ac.id
c . Lainnya : 1
2
I*
. Honorarium K m i s a r i s .................. I
. Honorarium :
I
. ....................... I . .................... I . ............................ I d. Juru Lelang ........................ I e . Konsultan .......................... I f . Lainnya ............................ 1 a Akuntan l u a r b Penasehat hukum c Notaris
3
4
. Uang lembur ........................... I . Perauatan kesehatan : I 1
.
2 3 4
. Bantuan Kaca Mata .................. I . Bantuan biaya B e r s a l i n............. I . Bantuan per . Rumah Sakit ........... I . Lainnya............................ I
5 Bantuan dalan bentuk Natura :
I
. ................... I 2 . Pakaian Dinas ...................... I 3 . Uang makan......................... I 4 . Uang hadir ......................... I 5 . Uang Transport ..................... I 6 . Bantuan per . Kesehatan ............. I 7. Lainnya ............................ I 1 Tunjangan pangan
6
. Pembayaran uang lainnya : I 1. Tunjangan Hari Raya................ I
.
2 Uang penganti C u t i 3 Pesangonluang jasa
................. I
. ................. I 4 . Biaya bantuan permahan ............ I 5 . Jasa Produksai .................... I 6 . Lainnya............................ ( I I
Sewa :
. Gedung Kantor ............................ ) . Permhanlmes ............................ I . Kendaraanlpengangkutan ................... I . Peralatanlperabot ........................ I e . Lainnya ................................. 1
a b c d
I I a . Tanah dan Bangunan....................... I b . Kendaraan ................................ I c . T e l e v i s i ................................. 1 d . Lainnya .................................. I Pajak-pajak :
Lampiran 5 . Lanjutan
Magister Manajemen A g r i b i s n i s IPB
MIS . 155
http://www.mb.ipb.ac.id
INO.I URAIAN I SAND1 I I I 1 6 1 Pemeliharaan dan Perbaikan : 1 230 I I a. Gedung Kantor ............................ 1 231 I I b. Permahanlmes ............................ 1 232 I I c . Kecdaraan : 1 233 I 1 1. Bahan Bakar ........................... [ 233.0 I I 2. Bahan Pelmas ......................... 1 233.1 I 1 3. Suku cadang ........................... 1 233.2 I 1 4. Ban................................... ( 233.3 I 1 5. Variasi/Aksesori ...................... 1 233.4 1 1 6. Perauatan Hesin....................... 1 233.5 I 1 7. Perauatan Body ....................... 1 233.6 I 1 8. Lainnya ............................... 1 233.9 I I d. l n v e n t a r i s Kantar : 1 234 I I 1. Mebeuler .............................. 1 234.0 I I 2. Hesin-mesin Kantor .................... 1 234.1 I 1 3. Telephon .............................. 1 234.2 ( 1 4. A l a t - a l a t E l e k t r o n i k .................. 1 234.3 I 1 5. Lainnya............................... 1 234.9 I I e. Lainnya.................................. 1 239 I I I 1 7 1 Penyusutan dan Penghapusan : 1 * 240 I I a. Aktiva p r o d u k t i f (piutang) ............... I * 241 1 ' 243 I ( b. A k t i v a r e t a p dan i n v e n t a r i s : I I 1. Tanah dan gedung...................... 1 243.0 I I 2 . G o l o n g a n I V ........................... 1 243.1 ( 1 3 . I n v e n t a r i s (Go1 I dan 11) ............. 1 243.2 I I c . Beban yang ditangguhkan : 1 * 245 I I I 1 8 1 Barang Jasa Pihak Ke Tiga : 1 250 I I a. Biaya Langganan : 1 251 I I 1. A i r ................................... 1 251.0 1 I 2. L i s t r i k ............................... 1 251.1 I 1 3. Telephon .............................. 1 251.2 I 1 4. Koran................................. 1 251.3 1 1 5. Majalah .............................. 1 251.4 I 1 6. Lainnya ............................... 1 251.9 I I b. Biaya Sekretariat : 1 252 I I 1. ALat t u l i s kantor ..................... 1 252.0 I I 2. Cetakan .............................. 1 252.1 I 1 3. Stensilan............................. 1 252.2 I 1 4 . Photo Copy............................ 1 252.3 I 1 5 . P e n j i l i d a n ........................... 1 252.4 I 1 6. Benda pos dan Haterai ................ 1 252.5 I
I
I
Lampiran 5. Lanjutan
Magister Hanajemen A g r i b i s n i s IPB
MIS - 156
http://www.mb.ipb.ac.id
I
.
I
INO .I
.I
1 I I I I I / [
I I I (
I I I )
I I I I I I I I I I I I I I I I 1 9 I I I I 1 I I I 1
I
URAIAN
8
. .......................... I . Lainnya .............................. I
1
7 Dokmentasi
1
8
I c . Biaya Bank dan Penggalian Dana : 1 1 . Biaya Bank ............................ I 2 . Biaya Penggalian Dana ................. 1 3 . Biaya K r e d i t ......................... 1 4 . promosilIklan ........................ 1 I I I (
I I I I I 5 . Pengembangan ......................... I
6
d
. Lainnya ..............................
. Biaya Pengeriman :
I
. ................................. I 2 . Surat-Surat ........................... I 3 . Telegram ............................. 1 4 . BaranglPaket .......................... I 5 . Otomasi Penyarqaian Laporan .......... I 6 . Lainnya ............................... I 1 Uang
1 1 1 I 1 e . Peralatan : I 1. Peralatan Kantor ..................... 1 2 . Kelengkapan Dapur .................... 1 3 . Sarana Leasing ....................... I 4 . Lainnya............................... I f . Biaya Penagihan : I 1. P r o v i s i Bank .......................... (
(
2
. Provisi
Taspn
.......................
1 3 . P r o v i s i Kantor PoS .................... 1 4 . P r o v i s i Pegauai l n s t a n s i ............. 1 5 . Lainnya............................... 1 g . Biaya Perjalanan Dinas : I 1. Perjalanan Dinas ..................... 1 2 . Bantuan Perpindahan .................. 1 3 . Lainnya .............................. I h . Lainnya ................................. I 1 Biaya Operasional Lainnya :
I I I (
I I I I I I I I I I I I I I
a . Biaya Rapat ............................. I I b. Biaya Peetalhiburanlrekreasi ............ I I c . KadolKarangan BungalSumb.Pernikahan ..... I I d . Dana Duka ............................... I ( e . Biaya Olah Raga : 1 I 1. Kostum ............................... I 1 2 . Peralatan ............................I 1 3 . Seua Lapang .......................... I
(
1
4
. Honor P e l a t i h ........................
I
Lampiran 5 . Lanjutan
Magister Manajemen A g r i b i s n i s IPB
MIS
. 157
http://www.mb.ipb.ac.id
I
I I
I 1 I I (
I I (
I I (
I I 1 I 1 I I I 1 I I 1 I I 1 I I
I I I I I 1 I I I I
I
4
I
INO.I I I I 1 I 1 I I f. I I
URAIAN
1
SAND1
I
5. P.O.R. 6. Lainnya
............................... 1 ............................... (
1 .................... 1 / ............................ 1 1 ................ ................. 1 1 ............................... 1 1 .............................. 1 I g. Jamuan : 1 I 1. Jarman Karyauan ...................... 1 1 2. Jawan T a w .......................... 1 I h . Perpustakaan ............................ 1 I i. Lainnya : 1 1. Representasi . . . .. . . ... . . . . . .. . . . . . . . . 1 1 I 2. Pengurusan ........................... 1 1 3. l u r a n l r e s t r i b u s i ...................... 1 1 4. Keamanan ............................. 1 I I I I 1 PENDkPhTMI NOW OPElUSlaUL : I I I I 1. Seua .................................... 1 I I I 2. Keuntungan Penj. Ak. Tetap dan l n v ...... 1 I I 1 3. Bunga Antra Kantor Aktiva : 1 I a. Bunga Rak Modal Kerja ................ 1 I b. Bunga Leasing **. ..................... 1 I c. Angsuran Leasing " .................. 1 I d.Lainnya ............................... 1 I I 1 4. Perdapatan Operasional Lainnya ........... 1 I I I I I BIAYA YON DPElUSIaUL : I I I I 1. Kerugian Penj. Ak. Tetap dan 1nv ........ I I I I 2. Transfer Payment : I I a. Sunbangan ............................ I I b. Kado ................................. I I c. Hadiah ............................... I I d. Karangan Bunga ....................... 1 I e.Lainnya ............................... I Amortisasi Aktiva Tak Beruujud : 1.BiayaPendirian" 2.~oouiLl** 3. H.C.B 4. H.G.P. 5.Lainnya
269.4.4 269.4.9 269.5 269.5.0 269.5.1 269.5.2 269.5.3 269.5.9 269.6 269.6.1 269.6.2 269.7 269.9 269.9.0 269.9.1 269.9.2 269.9.3
290 291 292 293 293.0 293.1 293.2 293.3
1 i 1 (
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 )
1 1 1 I I I 1 1 I 1 I I 1 1 1 1
299
Lampiran 5. Lanjutan
Magister Hanajemen A g r i b i s n i s IPB
MIS
-
158
http://www.mb.ipb.ac.id
4
2
lN0.1 I I I I ( 1 3. I I ( I I I I I I
I
i i 4. I I I
I 1 5. I
I
I
I
I
1
URAIAN
SAND1
I
I 1 ................ 1 ........................ 1
I I I I 1 1
Bunga antar Kantor Passiva : a. Bunga Rak Modal Kerja b. Bunga Leasing
303 303.0 303.1
c. Angsuran Leasing d. Lainnya
303.2 303.9
(
304
I
..................... (
............................... 1 I
............................. i I Biaya Non Operasianal Lainnya ............ 1
~enda-denda
I
1 I
I 309
1 I I
JUMLAH
I
I I
D i s e t u j u i oleh:
I
I
Leuuiliang. AKUNTAN
DlREKSl
19..
Lampiran 5. Lanjutan
Magister Manajemen A g r i b i s n i s IPB
MIS
-
159
http://www.mb.ipb.ac.id
Lampiran 6. Database Calon Nasabah Database Calon Nasabah merupakan kumpulan data awal yang diperoleh BPR dari lembaga di luar BPR. Database ini bertujuan untuk memberikan dukungan terhadap pengambilan keputusan manajerial dalam rangka pengembangan produk. Database Calon Nasabah berisi: 1.
Data semua penduduk Kecamatan Leuwiliang yang potensial untuk dijadikan nasabah (Penduduk kelas ekonomi menengah atas pedesaan)
File
Field
Tipe
POTENSIA.NSB
KODE numerik NAMA karakter KAMPUNG karakter DESA karakter NIS-SU karakter PKEWAU karakter PKEWAS karakter PDIDIK numerik TANGGUNG numerik LAHAN numerik ELEKTRO karakter TRANSPO karakter PENDAPAT numerik TKREDIT numerik
Keterangan
nama istrilsuami pekerjaan utama pekerjaan sampingan pendidikan (tahun) jumlah tanggungan luas lahan milik jenis elektronika jenis alat transport jumlah pendapatan Target kredit
Target kredit dapat ditentukan dengan menaksir harga jenis alat elektronik, alat transportasi dan lahan yang dimiliki serta pendapatan per bulan atau per minggu. Kemudian gabungan nilai ini di konversi ke nilai kredit yang dapat diminta oleh nasabah.
2.
Data semua penduduk Kecamatan Leuwiliang yang tidak potensial tetapi masih mungkin dicreate menjadi potensi (Penduduk kelas ekonomi rendah pedesaan)
File
Field
Tipe
Keterangan
1MPOTENS.NSB
KODE NAMA KAMPUNG DESA NIS-SU PKEWAU
numerik karakter karakter karakter karakter karakter
nama istrilsuami pekerjaan utama
Magister Manajemen A g r i b i s n i s I P B
MIS
-
160
http://www.mb.ipb.ac.id
File
Field
Tipe
Keterangan
PDIDIK TANGGUNG LAHAN PENDAPAT JKREDIT JUSAHA TKREDIT
numerik numerik numerik numerik numerik karakter numerik
pendidikan (tahun) jumlah tanggungan luas lahan milik jumlah pendapatan jenis kredit jenis peluang usaha target kredit
-
Jenis kredit ditentukan oleh BPR berdasarkan pendapatan dan lahan. Jenis peluang usaha diisi oleh BPR dengan rnelihat potensi usaha wilayah dan karakteristik calon nasabah. Target kredit dihitung dengan memperhatikan lahan, pendapatan, dan jenis usaha.
3.
Data semua lembaga di Kecamatan Leuwiliang yang potensial untuk dijadikan nasabah.
File
Field
Tipe
Keterangan
KLEMBAGA.NSB
KODE NAMA &PUNG DESA BERDIRI ANGGOTA USAHA ASSET KUNTUNG TKREDIT
numerik karakter karakter karakter karakter numerik karakter numerik numerik numerik
tanggal berdiri jumlah anggota ienis usaha jumlah asset keungtungan per tahun target kredit
Target kredit dikonversi dari asset dan keuntungan.
4.
Data penduduk atau Lembaga yang sedang dihunting untuk dijadikan nasabah.
File
Field
Tipe
Keterangan
HUNTING.NSB
KODE NAMA KAMPUNG DESA MULAI AKHIR JAMINAN NJAMINAN TKREDIT BOPERASI
numerik karakter karakter karakter karakter karakter karakter numerik nurnerik karakter
tanggal dimulai tanggal berakhir jenis jaminan nilai jaminan target kredit biaya operasional
Magister Manajemen Agribisnis I P S
MIS - 161
http://www.mb.ipb.ac.id
File
5.
Field
Tipe
Keterangan
WKREDIT PROFIT RESIKO PETUGAS
numerik numerik numerik karakter
lama waktu kredit keuntungan kredit persentase resiko nama petugas
Data potensi ekonomi wilayah Leuwiliang.
-
File
Field
Tipe
BISNIS.NSB
KODE JENIS KAPASITA BINVES BOPERASI JPRODUK HPRODUK PAYBACK IRR NPV PROFIT PELUANG RESIKO
numerik karakter numerik numerik numerik karakter numerik numerik numerik numerik numerik numerik numerik
6.
Keterangan
kapasitas produksi biava investasi biaya operasional ienis oroduk *hargiproduk
keuntungan persentase berhasil persentase gaga1
Harga produk di Kecamatan Leuwiliang dan sekitarnya.
File
Field
Tipe
KOMODITI.NSB
KODE NAMA SATUAN HARGA
numerik karakter numerik numerik
Masister Manajemen Agribisnis
IPB
Keterangan
MIS
-
162
http://www.mb.ipb.ac.id
Lampiran 7. Database Kredit
Database Kredit merupakan kumpulan data tentang nasabah kredit dan performans kredit BPR. Database ini bertujuan untuk memberikan dukungan terhadap pengambilan keputusan manajerial dalam rangka perbaikan dan pengembangan kredit. Database Kredit berisi: 1.
Data semua nasabah kredit BPR Talabumi Leuwiliang.
File
Field
NASABAH.KRD
KODE NAMA
Tipe
numerik karakter NOGK numerik karakter JAMINAN NJAMINAN numerik nurnerik JKREDIT numerik BPROVISI nurnerik RKREDIT WKREDIT numerik karakter TMULAI karakter TAKHIR numerik BUNGA JANGSUR numerik BANGSUR numerik TANGSUR numerik numerik SALDO
Keterangan
nomor rekening jenis jaminan nilai jaminan jurnlah kredit biaya provisi realisasi kredit waktu kredit tanggal mulai tanggal berakhir bunga kredit jumlah angsuran bayar angsuran tanggal mengangsur saldo kredit
saldo dihitung dari jumlah kredit dikurangi bayar angsuran.
2.
Daftar nasabah yang berakhir kreditnya pada bulan tertentu.
File
Field
Tipe
Keterangan
NASAKHIR.KRD
KODE NAMA NOREK TAKHIR JKREDIT DISKON KKREDIT LKREDIT PETUGAS
nurnerik karakter numerik numerik numerik numerik karakter numerik karakter
nomor rekening tanggal berakhir jumlah kredit diskon bunga keputusan kredit jumlah kredit lanjutan nama petugas
Magister Manajemen Agribisnis IP8
MIS
-
163
http://www.mb.ipb.ac.id
3.
Daftar nasabah yang kreditnya macet.
File
Field
Tipe
Keterangan
NASMACEZNSB
KODE NAMA NOREK TAKHIR JKREDIT SKREDIT JAMINAN KKREDIT PETUGAS
numerik karakter numerik karakter numerik numerik karakter karakter karakter
nomor rekening tanggal berakhir jumlah kredit sisa kredit jenis jaminan keputusan kredit nama petugas
Magister Manajemen Agribisnis IPB
MIS
-
164
http://www.mb.ipb.ac.id
Lampiran 8. Database Tabungan
Database Tabungan merupakan kumpulan data tentang nasabah tabungan dan performans kredit BPR.
Database ini bertujuan untuk
memberikan dukungan terhadap pengambilan keputusan manajerial dalam rangka perbaikan dan pengembangan tabungan. Database Tabungan berisi: 1.
Data semua nasabah tabungan BPR Talabumi Leuwiliang. -
File
Field
Tipe
NASABAH.KRD
KODE NAMA NOREK TMULAI JTABUNG DEBET TDEBET KREDIT TKREDIT BUNGA PAJAK SALDO
numerik karakter numerik karakter numerik numerik karakter numerik karakter numerik numerik numerik
2.
-
-
Keterangan
nomor rekening tanggal awal jumlah awal tabungan tanggal mendebet tangal mengkredit bunga tabungan pajak bunga saldo kredit
Daftar nasabah yang melakukan clearing.
File
Field
Tipe
Keterangan
NASAKHIR.KRD
KODE NAMA NOREK TKLIRI ALASAN
numerik karakter numerik karakter karakter
nomor rekening tanggal kliring
Hagister Hanajemcn Agribisnis IPB
MIS
-
165
http://www.mb.ipb.ac.id
3.
Daftar nasabah yang tabungannya lambat.
File
Field
Tipe
NASMACET.NSB
KODE NAMA NOREK TMULAI SALDO RTABUNG KTABUNG PETUGAS
numerik karakter numerik karakter numerik numerik karakter karakter
M a g i s t e r Manajemen A g r i b i s n i s I P B
Keterangan
nomor rekening tanggal awal rata-rata menabung keputusan tabungan nama petugas
MIS
-
166
http://www.mb.ipb.ac.id
Lampiran 9. Database Keuangan Database Keuangan merupakan kumpulan data tentang keuangan BPR dan performans keuangan BPR.
Database ini bertujuan untuk
memberikan dukungan terhadap pengambilan keputusan manajerial dalam rangka perbaikan dan pengembangan BPR. Database Keuangan berisi: 1.
Jurnal keuangan BPR harian, mingguan, bulanan.
File
Field
Tipe
JURNAL.KEU
KODE NOKUI TANGGAL ITEMS DEBET KREDIT SALDO PETUGAS
numerik numerik karakter karakter numerik numerik numerik karakter
Keterangan nomor lcuitansi
Saldo menunjukkan perbandingan antara kredit dan debet dalam hari yang bersangkutan.
2.
Buku Besar mingguan dan bulanan.
File
Field
Tipe
BUKUBESA.KEU
KODE ITEMS DEBET KREDIT SALDO
numerik karakter numerik numerik numerik
Keterangan
Saldo menunjukkan posisi keuangan BPR pada rninggu atau bulan yang bersangkutan.
Hagister Manajemen Agribisnis
1PB
MIS
-
167
http://www.mb.ipb.ac.id
Lampiran 10. Database Laporan
Database Laporan merupakan kumpulan laporan keuangan BPR untuk pihak lain, seperti BI dan Komisaris. Database ini bertujuan untuk memberikan pengawasan dan pengambilan kebijakan dalam rangka perbaikan dan pengembangan BPR. Database Laporan ini berisi: 1.
Neraca Bulanan (Lampiran 1).
File
Field
Tipe
NERACA.LAP
KODE ITEMS SALDO
numerik karakter numerik
Keterangan
Saldo menuniukkan jumlah uang dari items dimaksud
2.
Rekening-rekening Administrasi (Lampiran 2).
File
Field
Tipe
REKADMI.LAP
KODE ITEMS SALDO
numerik karakter numerik
Keterangan
Saldo menunjukkan jumlah uang dari items dimaksud.
3.
Daftar Rincian Antar Bank Pasiva (Lampiran 3).
File
Field
Tipe
DRABPASI.LAP
KODE JENIS TAHUN BULAN TANGGAL BUNGA SALDO
numerik numerik numerik numerik numerik numerik numerik
Keterangan
Saldo rnenunjukkan jumlah uang dari setiap kode dimaksud.
Magister Manajemen Agribisnis I P B
MIS
-
168
http://www.mb.ipb.ac.id
4.
Daftar Rincian Antar Bank Aktiva (Lampiran 4).
File
Field
Tipe
DRABAKTI. LAP
KODE JENIS TAHUN BULAN TANGGAL BUNGA SALDO
numerik numerik numerik numerik numerik numerik numerik
Keterangan
Saldo menunjukkan jumlah uang dari setiap kode dirnaksud.
5.
Daftar Rincian Kredit yang Diberikan (Lampiran 5).
File
Field
Tipe
DRKBERLLAP
KODE NOREK SIFAT JENIS TAHUN BULAN TANGGAL KOLEKTI GOLDEBI SEKENOM PBUNGA CBUNGA GOLJAMIN BAGJAMIN PLAFOND BAKIDEBE SALDO
numerik numerik karakter numerik numerik numerik numerik numerik numerik numerik numerik karakter numerik karakter numerik numerik numerik
Keterangan
kolektibilitas golongan debitur sektor ekonomi persen bunga per tahun cara perhitungan golongan penjamin bagian yang dijamin
Saldo menunjukkan jumlah uang dari setiap rekening dirnaksud.
6.
Daftar Rincian Tabungan (Lampiran 6).
File
Field
Tipe
Keterangan
DRTABUNG.LAP
KODE NOREK KELOM GOLMILI BUNGA SALDO
numerik numerik numerik numerik numerik numerik
nomor rekening kelompok golongan pemilik suku bungan setahun
Saldo rnenunjukkan jumlah uang dari setiap rekening dirnaksud.
MIS
-
169
http://www.mb.ipb.ac.id
7.
Daftar Rincian Deposito Berjangka (Lampiran 7).
File
Field
Tipe
DRDEPOSI.LAP
KODE NOREK KELOM TAHUN BULAN BUNGA SALDO
numerik numerik numerik numerik numerik numerik numerik
Keterangan nomor rekening kelompok suku bungan setahun
Saldo rnenunjukkan jumlah uang dari setiap rekening dirnaksud.
8.
Daftar Rincian Rupa-rupa Aktiva (Lampiran 8).
File
Field
Tipe
DRRAKTI. LAP
KODE ITEMS SALDO
numerik karakter numerik
Keterangan
Saldo menunjukkan jumlah uang dari items dirnaksud.
9.
Rincian Rupa-rupa Pasiva (Lampiran 9).
File
Field
Tipe
DRRPASI.LAP
KODE ITEMS SALDO
numerik karakter numerik
Keterangan
Saldo rnenunjukkan jumlah uang dari items dirnaksud
10.
Daftar Rincian Laba Rugi (Lampiran 10).
File
Field
Tipe
DRLARU. LAP
KODE ITEMS SALDO
numerik karakter numerik
Keterangan
Saldo rnenunjukkan jurnlah uang dari items dirnaksud.
Hasister Hanajemen A g r i b i s n i s IPB
MIS
-
170
http://www.mb.ipb.ac.id
11.
Perincian Perhitungan Laba-Rugi (Lampiran 11).
File
Field
Tipe
PPLARU. LAP
KODE ITEMS SALDO
numerik karakter numerik
Keterangan
Saldo menunjukkan jumlah uang dari items dimaksud.
12.
Rencana Anggaran.
File
Field
ANGGARAN.LAP KODE ITEMS SALDO
Tipe
Keterangan
numerik karakter nun~erik
Saldo menunjukkan jumlah uang dari items dimaksud.
Magister Hanajemen A g r i b i s n i s IPB
MIS
-
171
http://www.mb.ipb.ac.id
Lampiran 11. Database SDM
Database SDM m e ~ p a k a nkumpulan data SDM dan perfornlans Database ini bertujuan untuk memberikan dukungan terhadap
SDM.
pengambilan keputusan manajerial dalam rangka perbaikan SDM dan pengembangannya. Database SDM berisi: Data staf BPR
1.
File
Field
Tipe
PERSONAL.SDM
KODE NAMA NOSTAF TAHMASUK BULNASUK TANMASUK PENDIDI JKELAMI STATUS JTANGGU JSAUDAR TINGGI BERAT SUKU AGAMA ALAMAT PENYAKIT REKOMEN JABAAWA JABASEK GAJIAWA GAJISEK TPENSIU
numerik karakter numerik numerik numerik numerik numerik karakter karakter numerik numerik numerik numerik karakter karakter karakter karakter karakter karakter karakter numerik numerik numerik
nomor staf tahun masuk bulan masuk tanggal masuk pendidikan jenis kelamin jumlah tanggungan jumlah saudara
rekomendasi jabatan awal jabatan sekarang gaji awal gaji sekarang tahun pensiun
Data Lembaga pendidikan dan pelatihan
2. -
Keterangan
-
File
Field
Tipe
Keterangan
LEMBAGA.SDM
KODE NAMA TAHBERDI BULBERDI TANBERDI
numerik karakter numerik numerik numerik
tahun berdiri bulan berdiri tanggal berdiri
Magister Manajemen A g r i b i s n i s I P B
MIS
-
172
http://www.mb.ipb.ac.id
File
Field -
-
Tipe -
ALAMAT JPENDIDI LPENDIDI JPELATIH LPELATIH STATUS JSTAF NPEMILIK BIAYA
3.
Keterangan
-
karakter karakter numerik karakter numerik karakter numerik karakter numerik
jenis pendidikan lama pendidikan jenis pelatihan lama pelatihan jumlah staf nama pemilik
Data rasionalisasi pendidikan staf
File
Field
Tipe
Keterangan
PENDIDKSDM
KODE NAMA NOSTAF TMASUK TAKHIR LEMBAGA BIAYA
numerik karakter numerik karakter karakter karakter numerik
nomor staf tanggal masuk tangal berakhir
4.
Data rasionalisasi pelatihan staf
File
Field
Tipe
Keterangan
PELATIHASDM
KODE NAMA NOSTAF TMASUK TAKHIR LEMBAGA BIAYA
numerik karakter numerik karakter karakter karakter numerik
nomor staf tanggal masuk tangal berakhir
5.
Data rasionalisasi karir dan gaji staf
File
Field
KARIR.SDM
KODE numerik NAMA karakter NOSTAF numerik LAMABEK numerik
Magister Manajemen Agribisnis I P B
Tipe
Keterangan
nomor staf lama bekerja
MIS
-
173
http://www.mb.ipb.ac.id
File
Field
Tipe
Keterangan
JABALAM PENDIDI JABABAR GAJILAM GAJIBAR
karakter karakter karakter numerik numerik
jabatan lama pendidikan jabatan baru gaji lama gaji baru
Magister Manajernen A g r i b i s n i s I P B
MIS
-
174
http://www.mb.ipb.ac.id
Lampiran 12. Database Pemasaran:
Database Pemasaran merupakan kumpulan data pemasaran dan rencana pemasaran. Database ini bertujuan untuk memberikan dukungan terhadap pengambilan keputusan manajerial dalam rangka memasarkan produk BPR. Database Pemasaran ini berisi:
1.
Karakteristik pasar individu
File
Field
Tipe
Keterangan
1NDIVIDU.PSR
KODE DESA JPENDU KERTA TKERTA BANGKER LAKI WANITA JKELUA
numerik karakter numerik numerik numerik numerik numerik numerik numerik
jumlah penduduk penduduk bekerja penduduk menganggur bukan angkatan kerja
Keterangan
2.
jumlah keluarga
Karakteristik pasar lembaga
File
Field
Tipe
LEMBAGA.PSR
KODE DESA JLEMBA USAHA JKERTA JTENAGA LTENAGA WTENAGA OMSET
numerik karakter numerik numerik numerik numerik numerik numerik numerik
Magister Manajemen Agribisnis I P B
jumlah lembaga jam kerja jumlah tenaga kerja tenaga kerja Iaki tenaea keria " wanita
-
MIS
-
175
http://www.mb.ipb.ac.id
Lampiran 13. Database Evaluasi:
Database Evaluasi mempakan kumpulan data hasil evaluasi operasional BPR yang bertujuan untuk memberikan dukungan terhadap pengambilan keputusan manajerial dalam rangka membuat rencana strategis pada masa yang akan datang. 1.
Evaluasi Kredit
File
Field
Tipe
Keterangan
KREDIT. EVA
KODE NAMA NOREK WANGSUR PUSAHA KNASABAH KURANG TETAP TAMBAH STOP PEVALU
numerik karakter karakter karakter karakter karakter numerik numerik numerik karakter karakter
nomor rekening waktu mengangsur perkembangan usaha karakter nasabah kredit dikurangi kredit tetap kredit ditambah yaltidak pengevaluasi
2.
Evalusai Tabungan
File
Field
Tipe
Keterangan
TABUNG.EVA
KODE NAMA NOREK INMENABU KNASABAH USAHAPRO TKECIL RATAAN TBESAR SALDO PEVALU
numerik karakter numerik karakter karakter karakter numerik numerik numerik numerik karakter
nomor rekening intensitas menabung karakter nasabah usaha proaktif tabungan terkecil tabungan rata-rata tabungan terbesar
Magister nanajemen Agribisnis I P B
pengevaluasi
MIS
-
176