BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Saat ini, listrik di Indonesia dikelola oleh PLN sebagai Badan Usaha Milik
Negara. Sumber pembangkit tenaga listrik yang diusahakan oleh PT. PLN (Persero) sampai sekarang meliputi Pusat Listrik Tenaga Air, Pusat Listrik Tenaga Diesel, Pusat Listrik Tenaga Uap, Pusat Listrik Tenaga Gas, Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi dan Pusat Listrik Tenaga Gas Uap. Dalam pengelolaan listrik negara oleh PLN, menunjukkan peningkatan dengan semakin tingginya jumlah manusia, kemajuan elektronik, dan jumlah peningkatan di sektor pembangunan. Hal tersebut mempengaruhi jumlah peningkatan permintaan kebutuhan listrik dan jumlah pelanggan listrik. Peningkatan kebutuhan listrik dapat dilihat pada laporan perkembangan kelistrikan sebagai berikut:
Tabel 1.1 Jumlah Pelanggan Listrik di Indonesia
Sumber: website PT. PLN (2013)
1
2 Tabel 1.2 Laju Pertumbuhan Rata-rata Jumlah Pelanggan per Tahun di Indonesia (%)
Sumber: website PT. PLN (2013)
Tabel 1.3 Energi yang Terjual di Indonesia (GWh)
Sumber: website PT. PLN (2013)
Tabel 1.4 Laju Pertumbuhan Rata-rata Energi yang Terjual per Tahun di Indonesia (%)
Sumber: website PT. PLN (2013)
3 Tabel 1.1-1.4 disimpulkan bahwa kebutuhan listrik di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Karena banyaknya permintaan, maka banyak pula peluang bisnis yang bisa didapatkan perusahaan di bidang pembangkit listrik atau perusahaan pendukung listrik, termasuk perusahaan yang memproduksi kabel listrik. Melonjaknya
kebutuhan
penambahan
daya
listrik,
mendorong
pemerintah
membangun proyek pembangkit listrik baru berbahan bakar batu bara. Pertama-tama, pemerintah merencanakan pembangunan 10.000 MW pembangkit listrik tenaga uap yang diharapkan selesai di tahun 2010 dan rencananya dilanjutkan ke tahap selanjutnya sebesar 10.000 MW juga. Proyek pada tahap pertama ini berjalan dan mendorong permintaan kabel listrik untuk menyalurkan daya listrik ke konsumen. Pelaku perusahaan yang memproduksi kabel listrik adalah PT Sucaco (Supreme Cable Manufacturing and Commerce), berkembang menjadi salah satu produsen kabel listrik di Indonesia, omset lebih dari 2 trilliun rupiah/tahun dan mendapat pengakuan nasional sebagai perusahaan yang mengutamakan kualitas dan kehandalan. Didirikan tahun 1971, PT Sucaco menjadi pelopor indusri kabel modern dan salah satu pendiri Asosiasi Perusahaan Kabel (APKABEL). Dukungan teknis Furukawa Electric dari Jepang dan International Executive Service Corp dari Amerika Serikat, PT Sucaco memulai produksi dan pemasaran tahun 1972. PT Sucaco merupakan perusahan dalam negri yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 1982 dengan kode SCCO. PT Sucaco memproduksi dan memasarkan kabel listrik yang menjadi keunggulannya, dan kabel telekomunikasi juga kawat email sebagai bahan dasar pembuatan dinamo yang bermerek Supreme. PT Sucaco memiliki beberapa anak perusahan yang bergerak di bidang usaha secara langsung mendukung operasional perusahaan, seperti PT Tembaga Mulia Semanan yang memproduksi kawat tembaga dan aluminium sebagai bahan dasar pembuatan kabel, PT Setia Pratama Lestari yang memproduksi plastik PVC Compounds sebagai bahan dasar produksi kabel. Ada juga afliasi dengan anak perusahaan yang tidak berhubungan langsung dengan operasi perusahaan, yaitu PT Supreme Decoluxe yang memproduksi lembaran melamine untuk pelapis meja dan dinding, dan beberapa anak perusahaan lainnya yang tidak ada kaitannya dengan produksi dan pemasaran kabel PT Sucaco. Sampai sekarang, PT Sucaco menjadi mitra bisnis yang handal di bidang industri kabel. Selain itu, PT Sucaco merupakan perusahan dengan keuangan yang sehat, sehingga mampu menyumbang bagi pembangunan infrastruktur nasional dengan reputasi global.
4 Dukungan sumber daya manusia yang berkualitas dan bermotivasi tinggi penting untuk pertumbuhan PT Sucaco. Sebab itu, manajemen selalu berupaya dalam meningkatkan kesejahteraan dan kemampuan karyawan dengan pelatihan rutin, layanan medis, tunjangan kesehatan, fasilitas keagamaan, rekreasi, insentif dan tunjangan yang lainnya. Berbagai fasilitas diberikan agar rasa aman dan rasa memiliki tinggi di kalangan karyawan. Dukungan karyawan yang bekerja dengan semangat dan mau berkomitmen, menjadikan perusahaan tersebut memantapkan posisinya sebagai produsen kabel listrik terbesar dan tebaik di Indonesia, yang memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan nasional. Saat terjadi lonjakan permintaan konsumen terhadap kabel listrik, karyawan yang bekerja di PT Sucaco harus bekerja lebih keras dalam memenuhi kebutuhan tersebut yang mungkin akan terus meningkat. Oleh sebab itu, menyangkut juga pada kepuasan kerja karyawan, setiap perusahaan memiliki pemimpin yang berbeda, pemberdayaan karyawan yang berbeda, lingkungan yang berbeda, tuntutan yang berbeda, serta kualitas karyawan dan posisi keuangan yang berbeda. Gaya kepemimpinan dan penberdayaan yang baik bagi karyawan adalah fokus utama dari masalah kepuasan kerja karyawan. Karena itu, pemberdayaan karyawan di perusahaan
dan
perilaku
kepemimpinan
yang
terkait
dengan
itu,
dapat
mempengaruhi kepuasan kerja karyawan di perusahaan. Di sisi lain, perilaku kepemimpinan memiliki dampak yang besar pada keberhasilan atau kegagalan hasil pekerjaan dan merupakan salah satu semangat bagi karyawan. Penurunan jumlah karyawan yang berprestasi dapat dilihat pada data dari PT Sucaco, sebagai berikut:
Tabel 1.5 Laju Pertumbuhan Rata-rata Jumlah Karyawan Berprestasi per Tahun di PT Sucaco (%)
Sumber: PT Sucaco (2013)
Tabel 1.5 menyiimpulkan bahwa jumlah karyawan berprestasi di PT Sucaco terus menurun setiap tahunnya. Hal itu karena perubahan perilaku kepemimpinan
5 yang dapat menyebabkan variasi dalam karakteristik lingkungan kerja, seperti ketidakpastian tentang konflik dalam pekerjaan, peran tiap posisi dan komunikasi yang tidak jelas serta tekanan pada karyawan. Ini adalah situasi yang umum terjadi dan berdampak pada kepuasan kerja karyawan, dan juga bisa menghasilkan tekanan secara fisik dan pemberdayaan psikologis karyawan. Proses pemberdayaan yang mana orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam berbagi pengontrolan dan mempengaruhi terhadap kejadiankejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan dianggap mampu menumbuhkan dan meningkatkan kepuasan kerja para karyawan. Permasalahan yang terjadi dapat berdampak terhadap pegawai diantaranya, merasa tidak puas terhadap pekerjaan yang mereka geluti saat ini, kondisi kerja pegawai yang memiliki keyakinan bahwa mereka tidak mampu untuk menjalankan tugasnya sebagai seorang pegawai, para pegawai menganggap profesinya sebagai suatu beban dan hal lain yang muncul adalah adanya kecenderungan turunnya tingkat absensi dan menunjukan adanya kepuasan kerja yang menurun. Berdasarkan latar belakang tersebut, judul yang diajukan dalam penelitian ini adalah
ANALISIS
PEMBERDAYAAN
PENGARUH PSIKOLOGIS
PERILAKU TERHADAP
KEPEMIMPINAN KEPUASAN
DAN KERJA
KARYAWAN DI PT. SUCACO, DAAN MOGOT.
1.2
Perumusan Masalah Berikut adalah masalah yang akan diteliti berdasarkan latar belakang: 1. Apakah perilaku kepemimpinan mempengaruhi kepuasan kerja karyawan? 2. Apakah permberdayaan psikologis mempengaruhi kepuasan kerja karyawan? 3. Apakah perilaku kepemimpinan dan pemberdayaan psikologis mempengaruhi kepuasan kerja karyawan?
1.3
Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui: 1. Pengaruh perilaku kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan. 2. Pengaruh permberdayaan psikologis terhadap kepuasan kerja karyawan. 3. Pengaruh perilaku kepemimpinan dan pemberdayaan psikologis terhadap kepuasan kerja karyawan.
6 1.4
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini bermanfaat bagi: 1. PT Sucaco, Daan Mogot Untuk mengetahui apa pengaruh perilaku kepemimpinan dan pemberdayaan psikologis terhadap kepuasan kerja karyawan, sehingga bagi perusahaan dapat digunakan menjadi acuan untuk mengevaluasi perilaku kepemimpinan dan pemberdayaan psikologis, supaya kepuasan kerja karyawan meningkat. 2. Perusahaan lainnya di bidang yang sama Untuk mengenali faktor-faktor apa saja yang dilihat dari perilaku kepemimpinan dan pemberdayaaan psikologis yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan, khususnya di PT Sucaco, Daan Mogot. Sebagai acuan untuk memperbaiki perilaku kepemimpinan dan pemberdayaan psikologis, sehingga bisa meningkatkan kepuasan kerja karyawan. 3. Bagi ilmu pendidikan Sebagai salah satu referensi penelitian ilmiah tentang kepuasan kerja karyawan untuk analisa perilaku kepemimpinan dan pemberdayaan psikologis. Dan terhadap dunia penelitian ilmiah yang bisa menjadi acuan bagi peneliti lainnya. 4. Bagi penulis Sebagai latihan dan pengetahuan yang penting bagi penulis di dunia kerja nanti, dalam melakukan riset baik secara mandiri maupun menggunakan konsultan riset bisnis. Dan mengetahui dengan rinci apa yang dilakukan dalam sebuah riset tentang kepuasan kerja karyawan, khususnya pengaruh perilaku kepemimpinan dan pemberdayaan psikologis.