BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT.Kompas Gramedia merupakan salah satu perusahaan besar hingga saat ini, namun perkembangan PT.Kompas Gramedia hingga saat ini bukanlah dengan waktu yang singkat, terdapat beberapa peristiwa penting dalam lingkungan PT.Kompas Gramedia hingga sampai saat ini
Awalnya Petrus Kanisius (PK) Ojong dan Jakob Oetama (JO), bersama J. Adisubrata dan Irawati SH. melahirkan majalah pertama yang diterbitkan pada tanggal 17 Agustus 1963, langkah ini merupakan langkah awal lahirnya dari PT.Kompas Gramedia, mereka menamakannya Majalah Intisari, Majalah ini bertujuan memberikan bacaan untuk membuka pikiran dan pengetahuan bagi masyarakat Indonesia pada saat itu, Majalah Intisari terbit dengan tampilan hitam putih, tanpa sampul dengan tebal 128 halaman, walaupun Majalah Intisari ialah majalah pertama dari Kompas Gramedia, namun Majalah Intisari mendapatkan sambutan yang baik, hal itu terbukti dari jumlah oplah yang mencapai 11.000 eksemplar
Pada tanggal 28 Juni 1965, PT.Kompas Gramedia menerbitkan Surat Kabar KOMPAS, awal lahirnya Surat Kabar KOMPAS dimaksudkan PT.Kompas Gramedia untuk melawan berita-berita yang tidak obyektif karena terlalu banyak dipengaruhi oleh komunis sehingga mereka menilai bahwa masyarakat tidak mendapatkan berita yang 1
2
sebenarnya, format pertama Surat Kabar KOMPAS ialah terbit seminggu sekali dan terbit delapan halaman, lalu berkembang lagi menjadi empat kali dalam seminggu, dan dalam waktu dua tahun, KOMPAS menjadi harian berskala nasional dengan oplah mencapai lebih dari 30.000 eksemplar
Melihat perkembangan yang sangat baik tersebut, PT.Kompas Gramedia melakukan diversifikasi usaha, tidak lagi hanya meproduksi media cetak, PT.Kompas Gramedia mendirikan Toko Buku Gramedia pada tanggal 2 Februari 1970 untuk memperkuat penyebaran produk sebagai salah satu strategi pemasaran dari Kompas Gramedia, Toko Buku Gramedia juga menjual produk-produk buku, majalah, dan tabloid dari luar negeri, hal ini dikarenakan masih sangat sulitnya masyarakat untuk memperoleh informasi dari dalam dan luar negeri, sebagai langkah awal, dibukalah toko pertama dari Toko Buku Gramedia, di Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat
Pada awalnya, harian KOMPAS dicetak di percetakan PT Keng Po. Namun melihat perkembangan pesat dari KOMPAS, perusahaan menilai bahwa sudah saatnya Kompas Gramedia memiliki percetakan sendiri agar mendukung produksi KOMPAS yang permintaannya semakin banyak dan untuk dapat terbit pagi hari setiap harinya, sehingga pada tahun 1971 PT.Kompas Gramedia mendirikan Percetakan Gramedia di Jalan Palmerah Selatan, percetakan Gramedia diresmikan pada 25 November 1972 oleh Gubernur DKI Jakarta pada saat itu, Ali Sadikin
Hampir bersamaan dengan mulai beroperasinya Percetakan Gramedia, pada tahun 1972 didirikanlah Radio Sonora, sebagai diverifikasi di bidang media elektronik,
3
hal ini untuk mendukung penyampaian informasi dan juga hiburan dengan media radio, Radio Sonora terus beroperasi hingga saat ini dan tetap eksis menyiarkan berita-berita serta terus menghibur pemirsanya
Dalam harian Kompas, terdapat rubrik khusus untuk anak-anak, hal ini dikarenakan adanya keinginan dari PT.Kompas Gramedia agar masyarakat Indonesia dibiasakan membaca sejak kecil, berkaitan dengan banyaknya permintaan pembaca yang menyukai rubrik ini, maka pada 14 April 1973 diterbitkanlah majalah Bobo, majalah Bobo adalah bentuk kepekaan PT.Kompas Gramedia dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan hiburan dan informasi dalam media cetak, tentu saja sebelum terbit majalah Bobo sudah mendapatkan lisensi dari penerbit asalnya yaitu di Belanda, majalah Bobo menjadi majalah khusus anak-anak pertama yang ada di Indonesia dan mendapatkan sambutan yang positif dari masyarakat.
Berkembangnya unit majalah membuat PT.Kompas Gramedia merasa untuk butuh mengembangkan satu unit khusus yang menangani majalah dan dinamakan unit bisnis Kelompok Majalah, berkembangnya unit majalah ini dikarenakan makin banyaknya majalah yang diproduksi oleh PT.Kompas Gramedia, antara lain segmen remaja, wanita, pria, otomotif, pengetahuan, teknologi, dan lainnya. Unit ini yang membawahi segala urusan di majalah, mulai dari redaksi hingga promosi
Pada tahun 1974 didirikanlah unit bisnis PT Gramedia Pustaka Utama (GPU) sebagai penerbit buku umum. Unit ini yang menerbitkan buku-buku seperti buku anakanak, novel, buku resep makanan, buku nonfiksi dan lainnya. Buku pertama yang
4
diterbitkan adalah novel Karmila karya Marga T, novel ini berasal dari lanjutan salah satu rubrik di harian Kompas yang cukup diminati oleh pembaca harian Kompas
Semakin Berkembangnya kebutuhan masyarakat akan informasi dan media, maka pada 15 Januari 1985 didirikan unit usaha khusus untuk menerbitkan buku-buku elektronik, buku komputer, yang kemudian juga merambah ke buku-buku komik, yaitu PT Elexmedia Komputindo, contoh produksi dari buku komik yang diterbitkan oleh PT. Elexmedia Komputindo antara lain Dragon Ball Z, Detektif Conan, Detektif Kindaichi, One Piece, Naruto, Kungfu Boy dan Breakshot dan masih banyak lagi hingga saat ini
Pada tanggal 22 Agusuts 1981, PT. Kompas Gramedia melakukan diversifikasi yang beroperasi diluar bidang inti (core bussines) PT.Kompas Gramedia, yaitu bisnis perhotelan, untuk mengurus bidang usaha ini, PT. Grahawita Santika didirikan untuk mengurus bisnis perhotelan dan langkah pertama dari PT. Grahawita Santika ialah membeli Hotel Soeti di Jl. Sumatera, Bandung, dan kemudian dirombak ulang bagian manajemennya serta melakukan renovasi, dan pada akhirnya secara resmi Hotel Soeti diganti namanya menjadi Hotel Santika Bandung hingga sekarang
Pada 3 Maret 1984 PT.Kompas Gramedia melahirkan tabloid baru bertemakan seputar dunia olahraga, yaitu Tabloid Bola, awalnya, tabloid ini merupakan sisipan harian Kompas untuk memberikan pelanggan Kompas informasi dunia olahraga. Rubrik Bola dicetak pertama kali sebanyak 412.000 eksemplar sesuai dengan oplah Kompas pada waktu itu, maka 4 tahun kemudian tepatnya pada bulan April 1988, Bola dilepas
5
oleh Kompas untuk berdiri sendiri menjadi Tabloid Bola, hal ini didukung oleh respon dari masyarakat yang menyukai rubrik olahraga di sisipan harian harian Kompas
Pada tahun 1987, Menteri Penerangan RI pada saat itu menghimbau agar korankoran besar ikut membantu koran-koran daerah yang terhambat permasalahan SIUPP (Surat Izin Usaha Penerbitan Pers), maka dengan segala pertimbangan yang matang, maka PT.Kompas Gramedia membeli kepemilikan dari Sriwijaya Post yang berada di Palembang, lalu PT.Kompas Gramedia mendirikan unit usaha Kelompok Pers Daerah (Persda) untuk membantu surat kabar daerah yang butuh pertolongan
Pada tahun 1988, PT.Kompas Gramedia juga mengambil alih perusahaan penerbitan koran Swadesi yang namanya diubah menjadi Serambi Indonesia di Banda Aceh. Tahun 1992, Kompas Gramedia juga mengambil alih perusahaan penerbitan koran Pos Kupang, dan pada tahun 1994 mengambil alih perusahaan penerbitan koran Banjarmasin Post, selanjutnya unit bisnis yang berada di provinsi-provinsi daerah diubah namanya menjadi Tribun, hingga saat ini Tribun memiliki jangkauan hampir di semua provinsi di Indonesia
Seiring teknologi yang berkembang di masyarakat, maka Harian Kompas membuat website www.kompas.com, hal ini dinilai penting oleh Harian Kompas karena semakin banyaknya pengguna internet di kalangan masyarakat, dan dengan pertimbangan mempermudah masyarakat dalam memperoleh informasi, website ini merupakan Harian Kompas dalam bentuk online, hingga pada tahun 1998, Kompas
6
Online berkembang menjadi unit bisnis tersendiri dibawah naungan PT Kompas Cyber Media (KCM).
Pada tahun 1999, PT.Kompas Gramedia menilai bahwa perlu adanya harian yang lebih spesifik untuk masyarakat Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, hingga akhirnya pada tanggal 3 Mei 1999 dibuatlah harian Warta Kota, awalnya Warta Kota terbit hanya dari hari Senin hingga Sabtu, namun respon positif dari masyarakatlah yang menuntut untuk diterbitkannya Warta Kota edisi Minggu
Pada tanggal 25 November 2005, PT.Kompas Gramedia mendirikan Universitas Multimedia Nusantara (UMN) yang dikelola oleh Yayasan Media Informasi Kompas Gramedia sebagai langkah diversifikasi di bidang sarana pendidikan, Universitas Media Nusantara merupakan sebuah lembaga perguruan tinggi dengan teknologi informasi dan komunikasi sebagai dasar dalam setiap proses belajar mengajar, awalnya Universitas Media Nusantara menyewa gedung BNI46 di Jl. Jend. Sudirman, Jakarta untuk tempat berlangsungnya aktivitas belajar mengajar, hingga pada tahun 2009 UMN membangun gedung sendiri di daerah Gading Serpong, Sumarrecon, Tangerang.
Dari sejarah PT.Kompas Gramedia diatas, penulis menilai bahwa PT.Kompas Gramedia ialah perusahaan besar dimana program corporate social responsibility merupakan tanggung jawab yang telah dituntut oleh masyarakat kepada Kompas Gramedia, sehingga penulis ingin meneliti bagaimana strategi promosi dari program Corporate Social Responsibility dari Kompas Gramedia, dari beberapa sumber, penulis mendapatkan informasi tentang beberapa program Corporate Social Responsibility yang
7
dilakukan PT.Kompas Gramedia, program tersebut bermacam-macam antara lain Dana Kemanusiaan Kompas berupa bantuan kesehatan, bantuan pendidikan, bakti sosial dan lainnya, contoh Corporate Social Responsibility bidang pendidikan dengan pemberian beasiswa pada warga dan keluarga loper serta pembangunan perpustakaan untuk masyarakat umum, program Corporate Social Responsibility selanjutnya dan yang ingin penulis bahas ialah Bentara Budaya, Corporate social responsibility di bidang seni dan budaya
Bagi kebanyakan kalangan, budaya Indonesia sudah dirasa mulai luntur dan kalah bersaing oleh budaya-budaya dari luar, dapat kita lihat mulai dari kesenian, kuliner, tata busana, dan berbahasa, kita seakan terjajah oleh negara-negara asing, tidak heran bila suatu saat budaya kita akan segera terlupakan
Sebenarnya tidak sedikit masyarakat kita yang masih peduli dengan seni dan budaya Indonesia, hanya saja banyak diantara mereka tidak mengetahui tempat yang tepat untuk mencari tahu dan mengenali kebudayaan-kebudayaan Indonesia, hal inilah yang menjadi salah satu dinding tinggi majunya kebudayaan Indonesia
Bahkan sebelum penulis mengetahui adanya Bentara Budaya Jakarta, penulis hanya mengetahui dua tempat dimana masyarakat dapat melihat dan mengenal budaya Indonesia serta banyak digelar pertunjukkan seni tradisional, yang pertama ialah Taman Ismail Marzuki (TIM) dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) hal ini menunjukkan kurangnya wadah untuk melestarikan budaya Indonesia
8
Masalah ini sudah diperkirakan oleh para pendiri Kompas Gramedia sejak dulu, mereka melihat bahwa dimasa akan datang bangsa Indonesia akan buta mengenai ciri khas dan karakteristiknya karena budaya asing yang menjajah kebudayaan asli dari masyarakat Indonesia, maka salah satu pendiri PT.Kompas Gramedia yaitu Petrus Kanisius Ojong mengusulkan untuk didirikannya wadah untuk mengenalkan budaya asli Indonesia dan menjadi sarana untuk senimam menuangkan ekspresinya, maka lahirlah Bentara Budaya
Bentara Budaya awalnya dibangun di Jalan Jendral Sudirman di Yogyakarta, pada tanggal 26 September 1982, pendirian Bentara Budaya ini dimaksudkan untuk melestarikan budaya nusantara dan menjadi sarana berkarya bagi para seniman serta menjadi sarana masyarakat untuk melihat dan mengenal keaneka ragaman budaya Indonesia
Bentara Budaya Yogyakarta berdiri karena kepedulian pada pendiri Kelompok Kompas Gramedia terhadap kebudayaan, mereka memiliki koleksi yang tak bisa dibilang sedikit, hal ini dikarenakan adanya kebiasaan mengoleksi barang-barang di kalangan pers pada saat itu, namun Kelompok Kompas Gramedia tidak memiliki wadah menampung barang-barang koleksinya, sehingga pada saat toko buku Gramedia di Yogyakarta pindah, maka lahan yang sebelumnya dimanfaatkan sebagai media penyimpanan koleksi-koleksi dari Kelompok Kompas Gramedia, sehingga lahirlah Bentara Budaya pertama di Yogyakarta
9
Setelah Yogyakarta, lahirlah Bentara Budaya selanjutnya yang dinamakan Bentara Budaya Jakarta yang berlokasi di Jalan Palmerah Selatan 17, Jakarta, Bentara Budaya di Jakarta tergolong unik karena memiliki rumah adat Kudus yang masih utuh dan dalam keadaan masih bagus, di dalamnya terdapat koleksi-koleksi yang beraneka ragam mulai dari ukiran kayu, keramik, kerajinan batu, lukisan-lukisan ternama, hingga alat-alat musik tradisional seperti angklung, gamelan, dan lainnya
Hingga saat ini
Bentara Budaya yang dibina oleh PT.Kompas Gramedia
memiliki empat venue di empat daerah yang berbeda, yang pertama ialah Bentara Budaya Yogyakarta di Daerah Istimewa Yogyakarta, Bentara Budaya Jakarta di Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Balai Soedjatmoko di Solo, dan Bentara Budaya Bali di Bali
1.2 Ruang Lingkup Berdasarkan fokus penelitian diatas, penulis ingin menetapkan ruang lingkup sebagai batasan masalah agar pembahasannya tidak meluas dan terfokus, untuk itu penulis menetapkan bahwa penelitian ini membahas mengenai strategi promosi dari salah satu program PT.Kompas Gramedia yaitu Bentara Budaya dalam menyampaikan pesan ke masyarakat, dan agar lingkup penelitian kali ini terfokus, Bentara Budaya yang akan penulis gunakan dalam penelitian kali ini adalah Bentara Budaya Jakarta, dan masyarakat yang akan diambil oleh penulis dalam penelitian kali ini adalah masyarakat Palmerah
10
Penulis menilai bahwa daerah Palmerah adalah daerah dimana Bentara Budaya Jakarta berada, serta banyak kegiatan promosi yang dilakukan Bentara Budaya Jakarta dilakukan di Palmerah dan segala kegiatan acara Bentara Budaya Jakarta dilaksanakan di sekitar kompleks Bentara Budaya Jakarta, yaitu daerah Palmerah, Jakarta Barat
1.3 Tujuan dan Manfaat Tujuan penulis menyusun serta menulis skripsi ini adalah sebagai salah satu prasyarat kelulusan dari studi strata satu (S1) di perguruan tinggi Universitas Bina Nusantara, penulis juga ingin melakukan penelitian ini untuk mengetahui strategi promosi yang dilakukan PT.Kompas Gramedia untuk menkomunikasikan pesan ke masyarakat melalui salah satu program corporate social responsibility-nya yaitu Bentara Budaya Jakarta, Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini, penulis berharap untuk mendapatkan manfaat seperti menambah wawasan penulis dalam permasalahan strategi promosi, juga menambah pengetahuan penulis tentang pengaplikasian strategi promosi, pihak Bentara Budaya Jakarta juga dapat menjadikan penelitian ini sebagai bahan informasi untuk evaluasi kedepannya agar program corporate social responsibility nya menjadi lebih baik, serta memjadi bahan pembelajaran bagi peneliti-peneliti lain yang juga ingin meneliti tentang pengaplikasian strategi promosi dalam mempromosikan suatu perusahaan, lembaga, ataupun organisasi
11
1.4 Metodologi Dalam skripsi ini penulis memilih memakai metodologi kualitatif, dikarenakan penulis melihat bahwa semua data yang diperoleh penulis itu penting (induktif), penulis juga ingin menilai pandangan dari subjek penelitian untuk dikaji lebih dalam lagi (emik), dan menjelaskan tentang selera, opini, perasaan, minat dan alasan dari data yang ada, penulis ingin mengungkapkan pandangan masyarakat sebagai subyek penelitian agar dapat mengetahui sejauh mana strategi promosi dari Bentara Budaya Jakarta mempengaruhi masyarakat Palmerah, sehingga penulis akan terjun langsung dalam mencari informasi melalui wawancara Bogdan dan Taylor berpendapat bahwa metode kualitatif ialah suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2010:4) dari pendapat tersebut penulis merasa bahwa metode ini cocok untuk diaplikasikan pada penelitian kali ini, karena penulis menginginkan jawaban dari subyek penelitian berupa penjelasan detail tentang apa yang mereka rasakan Dari sebuah penyelidikan akan dihimpun data-data utama dan sekaligus data tambahannya. Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan. Sedangkan data tertulis, foto, dan statistik adalah data tambahan (Moleong, 2007:157) dari pendapat diatas, penulis menilai bahwa data kualitatif menjelaskan dengan sebenarnya apa yang terjadi dengan kata-kata serta jujur adanya, tidak dibuatbuat
12
1.5 Sistematika Penulisan Di Sub-bab ini, penulis ingin menjabarkan secara garis besar penulisan dari skripsi yang akan disusun oleh penulis, pada Bab pertama, penulis menjelaskan tentang pendahuluan, dimana penulis menjelaskan latar belakang dari PT.Kompas Gramedia sebagai objek penelitian serta awal berdirinya Corporate Social Responsibility Kompas Gramedia yang akan penulis teliti yaitu Bentara Budaya Jakarta, dalam bab satu ini juga penulis menjabarkan isi dari Bentara Budaya Jakarta serta penulis menjelaskan apa alasan penulis mengambil permasalahan ini untuk diteliti Selanjutnya penulis menjelaskan ruang lingkup dari penulisan ini, bagaimana strategi promosi yang dilakukan Bentara Budaya Jakarta dalam mempromosikan Bentara Budaya Jakarta itu sendiri dan acara-acaranya terhadap masyarakat Palmerah, penulis pun mengharapkan bahwa tujuan dan manfaat dari penulisan ini akan sesuai dari apa yang diharapkan yaitu sebagai salah satu prasyarat kelulusan dari studi strata satu (S1) di perguruan tinggi Universitas Bina Nusantara, dan mengetahui bagaimana strategi promosi Bentara Budaya Jakarta dalam mempengaruhi masyarakat Palmerah, setelah berhasil mendapatkan tujuan dari penulisan ini, penulis berharap terdapat beberapa manfaat seperti menambah wawasan penulis dalam permasalahan strategi promosi, Bentara Budaya dapat menjadikan penelitian ini sebagai bahan informasi untuk evaluasi kedepannya agar strategi promosinya menjadi lebih baik, serta memjadi bahan pembelajaran bagi peneliti-peneliti lain yang juga ingin meneliti tentang strategi promosi
13
Metodologi yang digunakan penulis juga disampaikan pada sub-bab berikutnya beserta alasannya, disini penulis menjelaskan bahwa metode yang dipakai dalam pengumpulan data adalah dengan metode kualitatif, karena penulis menilai bahwa semua data yang didapat oleh penulis itu penting dan menjelaskan tentang selera, opini, perasaan, minat dan alasan dari data yang ada serta penulis menilai bahwa semua data yang diperoleh penulis dari subyek penelitian itu penting Bab kedua penelitian ini ialah landasan teori, bab ini terdiri dari dua sub-bab yaitu kerangka teori dan kerangka pemikiran, pada kerangka teori penulis menjelaskan teori yang berkaitan dengan tema yang akan penulis teliti, mulai dari teori umum seperti teori komunikasi dan teori public relation, hingga teori khusus, teori khusus merupakan teori-teori yang berkaitan dengan topik yang penulis bahas dalam penelitian ini Pada bab kedua di sub-bab kedua, penulis membahas kerangka pemikiran, disini adalah sub-bab yang menghubungkan antara ruang lingkup di bab pertama dengan teori yang ingin penulis kaitkan yaitu teori promotional mix, sehingga kurang lebih dalam subbab ini penulis menjelaskan bagaimana Bentara Budaya Jakarta dengan teori promotional mix mempengaruhi masyarakat Palmerah Kemudian Penulis menjabarkan objek penelitian pada bab ketiga, pada subbab pertama, penulis menceritakan struktur sosial dan struktur organisasi dari corporate social responsibility PT.Kompas Gramedia yaitu Bentara Budaya, untuk mempermudah penelitian, penulis memfokuskan pada Bentara Budaya yang terdapat di Jakarta, selanjutnya penulis menjelaskan tentang struktur organisasi perusahaan yang berlaku di Bentara Budaya Jakarta, tentang bagaimana pelaksanaan kegiatan BBJ, rutinitas
14
kegiatan yang dilaksanakan Bentara Budaya Jakarta, prosedur yang berlaku, hingga mekanisme acara pelaksanaan yang dilakukan Bentara Budaya Jakarta Data yang diperoleh penulis berasal dari narasumber yang berkaitan langsung dengan penelitian dengan wawancara serta data-data tambahan yang berasal dari internet serta buku panduan dari Bentara Budaya Jakarta, setelah itu permasalahan dari objek akan dijelaskan secara detail, dan akhirnya penulis akan mencoba untuk mencari pemecahan masalah dari objek yang diteliti oleh penulis Dalam bab keempat penulis akan coba untuk mendapatkan hasil wawancara dengan subyek penelitian mengenai obyek penelitian, penulis berharap di bab ini masalah yang terdapat dalam objek penelitian dapat diketahui secara mendalam dari sudut pandang obyek maupun subyek penelitian untuk dikupas dan didapatkan jawabannya Dalam bab ini,akan terdapat tiga sub-bab pembahasan yaitu penyajian data penelitian, pengolahan terhadap data yang terkumpul, dan pembahasan, dari tiga subbab tersebut penulis berharap untuk sudah mendapatkan inti jawaban dari permasalahan yang dihadapi objek secara jelas dan terperinci Bab kelima adalah simpulan dan saran, sub-bab pertama ialah sumpulan di dalam sub-bab ini tidak banyak berbeda dengan bab sebelumnya (Bab IV) disini akan dijelaskan secara singkat, jelas, dan padat tentang harapan dan kenyataan, disini akan dijelaskan pula inti dari segala data yang telah kita peroleh dari berbagai sumber tanpa
15
adanya ilustrasi seperti diagram, predikat penilaian, dan lainnya, penulis hanya menarik beberapa simpulan yang merupakan hal-hal terpenting dari penyusunan skripsi ini Sub-bab kedua ialah saran, dalam sub-bab ini penulis akan menjelaskan saransaran yang dapat diambil dalam hal membantu menyelesaikan masalah atau memaksimalkan kinerja dari kegiatan promosi Bentara Budaya Jakarta, serta menjadi dasar Bentara Budaya untuk melakukan koreksi