1
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Softball merupakan salah satu cabang olahraga yang saat ini sedang berkembang di Indonesia. Olahraga softball merupakan pengembangan dari olahraga sejenis, yaitu baseball atau hardball, perbedaannya terletak pada ukuran lapangannya (ukuran lapangan softball lebih kecil), tipe permainan (baseball lebih keras dan cepat sehingga hanya dapat dimainkan laki-laki, sedangkan softball dapat dimainkan oleh wanita dan berbagai usia), serta bola yang digunakan (bola softball lebih lunak-soft dan lebih besar). Olahraga softball berasal dari Amerika, awalnya dimainkan hanya untuk rekreasi dan dimainkan di lapangan tertutup. Namun dalam waktu singkat olahraga ini banyak digemari oleh masyarakat di sana. Dari Amerika, olahraga ini berkembang ke Kanada dan dari sanalah softball makin berkembang ke seluruh penjuru dunia. Setiap cabang olahraga mempunyai karakteristik yang berbeda, ciri dari permainan softball dapat dilihat dari sifat permainan, teknik-teknik gerak, peraturan permainan dan perlengkapan yang digunakan. Softball adalah permainan cepat dan tepat artinya permainan ini memerlukan kecepatan dalam berlari, kecepatan dalam memukul, ketepatan dalam melempar dan memukul bola, kelincahan dalam menangkap dan menguasai bola dalam lapangan, begitu juga seorang pitcher harus mampu melemparkan bolanya secara cepat dan tepat pada sasaran.
2
Terdapat tiga tipe permainan softball: •
Fast pitch softball merupakan permainan ditentukan oleh pelempar bola. Pelempar melempar bola dengan kecepatan maksimum, serupa dengan bisbol. Perbedaan terdapat pada gaya lempar pelempar bola dan cara pelepasan bola. Pelepasan bola terletak di bawah atau sama dari posisi glove.
•
Modified pitch softball atau sering dikenal dengan nama modball. Tujuan utamanya adalah untuk melunakkan aturan-aturan yang dipakai di kategori fast-pitch sehingga pemain-pemain yang belum terbiasa tidak akan terkejut dengan peraturan-peraturan yang "ketat" di softball seperti strike zone, jarak antara marka, lamanya permainan dan lain-lain. Kecepatan lemparan pelempar bola dalam modball berada di antara fast dan slow pitch. Kecepatan bola dibatasi dengan putaran lengan melebihi bahu.
•
Slow pitch softball memberikan kemudahan bagi pemukul untuk memukul bola. Pemukul bola diberi bola terus-menerus oleh pelempar bola sampai bisa memukul bolanya. Lemparan pelempar bola pelan melambung. Permainan ini sering dimainkan dalam komunitas sosial sebagaimana sebuah kompetisi, tanpa dibatasi umur dan gender.
Dalam olahraga softball terdapat posisi yang dinamakan baterai yaitu posisi pitcher dan catcher. Dinamakan baterai karena posisi tersebut dinilai sangat penting terhadap keberhasilan suatu tim dalam memenangkan permainan. Seorang pitcher diwajibkan untuk melakukan lemparan yang baik karena dapat berpengaruh terhadap hasil permainan, jika pitcher melakukan lemparan dengan
3
baik ke arah strike zone maka akan memungkinkan untuk dapat mematikan pemukul. Strike zone adalah daerah yang harus diarahkan seorang pitcher untuk melempar bola berada diatas home plate diantara bahu sampai lutut seorang pemukul. Seperti dalam buku Official Rules of Softball (17:2002) menjelaskan bahwa : “strike zone adalah ruang di atas tiap bagian dari home plate, diketinggian antara bagian teratas bahu batter dengan lututnya, pada saat ia mengambil sikap siap memukul yang wajar.” Sehingga seorang pitcher dituntut untuk dapat melempar bola secara cepat dan tepat kearah strike zone selama 7 inning atau lebih untuk mematikan pemukul. Hal ini sejalan dengan pendapat Kneer dan Cord (1976:36), dalam skripsi Ririn Muchzawarni. M (2005:4) peranan penting seorang pitcher yaitu sebagai berikut ‘The pitcher is crucial to success in softball. The Initation of activity begins with the pitcher and probably seventy five percent of winning will defend upon pitching’. Diterjemahkan yaitu Pitcher sangat penting terhadap kesuksesan softball. Permainan awal dimulai oleh seorang pitcher dan kemungkinan 75% kemenangan di dalam pertandingan akan tergantung pada pitching. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa posisi pitcher memegang peranan penting yang paling dominan untuk mematikan serangan dari tim lawan karena apabila lawan tidak dapat melakukan serangan atau memukul bola maka pemukul akan dikenakan SO (strike out). Tujuan utama dari olahraga softball ini adalah mengumpulkan point terbanyak masing-masing team selama 7 inning, inning adalah bagian dari pertandingan antara dua team yang bertanding saling bergantian sebagai team
4
ofensif dan team defensif, dan dimana terjadi tiga mati bagi masing-masing team. Waktu standar yang digunakan dalam pertandingan biasanya 7 inning. Team yang paling banyak mengumpulkan point selama 7 inning, maka team tersebut dinyatakan sebagai pemenang pertandingan. International Softball Federation ( ISF ) merupakan badan yang membuat peraturan-peraturan yang menyangkut permainan olahraga softball yang berlaku di seluruh dunia, termasuk Indonesia pada saat ini. Pitching dapat dilakukan dengan beberapa bentuk teknik lemparan yaitu windmill dan slingshot. Pada teknik lempar windmill identik seperti kincir angin dan bahu sebagai titik pusatnya yang dilakukan satu putaran penuh, sedangkan pada teknik lempar slingshot mirip seperti teknik windmill tetapi dilakukan dengan
setengah
putaran.
Kneer
dan
Cord
(1976:37)
dalam
(http://www.koni.or.id/files/documents/journal/3.) mengemukakan bahwa bentuk lemparan yang lazim dilakukan pitcher yaitu : ‘Most pitchers use a windmill or a slingshot type of delivery’. Dalam teknik lemparan windmill dikenal ada dua cara yaitu teknik lemparan windmill dan teknik windmill jumping. Cara melakukan teknik lemparan windmill yaitu dimulai dengan sikap berdiri dan menginjak pitcher’s plate dengan kedua kaki dibuka selebar bahu, dilanjutkan memindahkan berat badan ke kaki depan (kaki kanan) dan melangkahkan kaki belakang (kaki kiri) ke depan seperti langkah normal, sehingga bahu kiri menghadap ke arah catcher, kedua lengan di tarik ke depan dada sebagai awalan untuk melakukan putaran lengan, kemudian memutarkan
5
tangan yang memegang bola ke depan atas kepala dengan berpusat pada bahu disertai dengan perputaran pinggang. Gerak lanjut yang dilakukan yakni dengan melangkahkan kaki kanan sejajar dengan kaki kiri dan membiarkan lengan dan pergelangan tangan mengikuti sisa lemparan setelah melemparkan bola agar mendapatkan keseimbangan tubuh setelah melakukan pitching. Dilihat dari Analisi Biomekanika Pitching, untuk memperbesar kecepatan, harus memperbesar pula impuls yang dihasilkan dari kekuatan lecutan pergelangan tangan dan momentum sebagai hasil kekuatan terhadap bola. Imam Hidayat (1997:238), menyatakan bahwa ‘momentum adalah besarnya gaya dorong
dari
suatu
benda,
atau
bisa
disebut
juga
kekuatan
gerak’.
(http://www.koni.or.id/files/documents/journal/3). Begitu juga dalam gerakan pitching, momentum yang dihasilkannya adalah momentum kedepan jadi pada saat melakukan gerakan pitching dengan mengerahkan kekuatan, maka terjadilah kekuatan gerak (momentum) pada bola yang besarnya = massa x kecepatan bola (mxv). Momentum terhadap bola tidak hanya dihasilkan dari kekuatan gerak saja (K), makin lama kita mengerahkan kekuatan makin besar pula momentum yang dihasilkan. Jadi besarnya K dan lamanya kekuatan gerak (t) menetukan besarnya momentum (K x t). Jadi sebetulnya K x t adalah yang menyebabkan, sedangkan m x v adalah akibat yang ditimbulkannya. Sebab akibat akan sama besar, (K x t = m x v). Dilihat dari gerakan pitcher, kalau lengan ayunan lebih panjang sehingga pengerahan kekuatannya pun semakin lama sehingga impulsnya lebih besar. Impuls yang besar, otomatis momentum yang dihasilkan juga besar. Untuk memperbesar
6
kecepatan, seorang pitcher harus dapat melangkahkan kaki sejauh-jauhnya, dengan melangkah lebih jauh maka otomatis jarak tempuh bola akan semakin pendek, dengan catatan tenaga seorang pitcher itu dianggap sama. Pada
teknik
pitching
keseluruhan
gerak
pitching
ini
harus
mengkoordinasikan gerakan seluruh anggota tubuhnya, baik lengan , bahu, pinggul, badan maupun kakinya. Semua komponen gerak tersebut harus dimiliki oleh seorang pitcher. Selain itu aspek lainnya juga perlu diperhatikan seperti fisik, taktik, dan mental agar dapat mencapai prestasi puncak. Kondisi fisik mempunyai peranan yang sangat penting karena kondisi fisik seorang atlet merupakan modal awal dalam melakukan latihan. Seorang pitcher harus memiliki kondisi fisik yang baik, yaitu fleksibilitas, kekuatan, kecepatan, dan daya tahan agar dalam melakukan lemparan akan menghasilkan lemparan yang maksimal. seperti yang dijelaskan oleh Harsono (1988:153) bahwa: Bila kondisi fisik baik maka berpengaruh terhadap fungsi dan organisme tubuh antara lain berupa : akan ada peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung, akan ada peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan, dan lain-lain komponen kondisi fisik, akan ada ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu latihan, akan ada pemullihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan, akan ada respon yang lebih cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu respon demikian diperlukan. Begitu
juga
diungkapkan
oleh
Dell
Bethel
(1987:22)
dalam
(http://www.koni.or.id/files/documents/journal/3) sebagai berikut : Khusus untuk seorang pitcher harus memiliki kecakapan kemampuan gerak yang tinggi dan dicarikan orang-orang yang badannya tinggi, besar dan perkasa. Seorang pitcher harus memiliki lengan yang panjang, lentur dan kuat. Dia harus pandai mengkoordinasikan lengan, bahu berikut badannya.
7
Dari kutipan tersebut, dapat dijelaskan bahwa untuk menjadi seorang pitcher yang terampil diperlukan kemampuan kecakapan gerak yang tinggi, artinya pitcher harus menguasai dan memiliki komponen gerak yaitu agilitas, fleksibilitas
yang
tinggi,
stamina,
power,
kecepatan,
koordinasi
dan
keseimbangan. Hanya dengan kondisi fisik yang baik, pitcher atau atlit akan merasa siap dalam melakukan latihan atau pembelajaran yang diaplikasikan dalam setiap pertandingan yang harus mampu melempar secara cepat dan tepat ke daerah strike zone selama 7 inning atau lebih, keseluruhan gerak pitching ini harus mengkoordinasikan gerakan seluruh anggota tubuhnya, baik lengan, bahu, pinggul, badan maupun kakinya. Kesemua komponen gerak tersebut harus mutlak dipunyai oleh seorang atlit pada umumnya dan pitcher khususnya. Komponen kondisi fisik yang berkaitan dengan konsep permasalahan di dalam penelitian ini adalah aspek power lengan dan fleksibilitas pinggang. Power menurut Harsono (1988:200) adalah “Kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat”. Jadi power adalah kemampuan otot untuk melakukan gerakan dengan cepat dan kuat. Lengan menurut Damiri (1994:52) yaitu “Merupakan alat gerak yang mempunyai fungsi menarik, mendorong, memindahkan, melempar benda dan lain sebagainya”. Power lengan adalah kemampuan otot lengan untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat. Power lengan yang baik akan memberikan kontribusi yang berarti terhadap hasil lemparan (pitching), ketika pitcher melempar bola dengan cepat dan kuat maka akan menyulitkan batter untuk dapat memukul bola dan akan mematikan batter, hal tersebut bisa dilakukan
8
ketika pitcher mempunyai power yang baik. Tidak hanya komponen kondisi fisik power tetapi fleksibilitas pinggang pun dibutuhkan untuk menunjang gerak melempar dan memperbaiki sikap tubuh. Pada saat melakukan lemparan, fleksibiltas pinggang diperlukan ketika pitcher melempar bola dengan memutar pinggang ke samping (badan menghadap batter). Oleh karena itu jika seorang pitcher memilki fleksibilitas pinggang yang baik akan dapat mendukung dalam melakukan lemparan secara cepat. Fleksibilitas menurut Harsono (1988:163) adalah “Kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi”. Sedangkan fleksibilitas menurut Matjan (2009:20) adalah “Tingkat ruang gerak suatu persendian”. Fleksibilitas atau kelenturan menurut Nurhasan dan Cholil (2007:176) adalah ”Kemampuan seseorang untuk menggerakan tubuh dan bagianbagian tubuh dalam satu ruang gerak yang seluas mungkin, tanpa mengalami, menimbulkan cedera pada persendian dan otot di sekitar persendian itu”. Fleksibilitas pinggang adalah kemampuan otot pinggang untuk melakukan gerakan dalam ruang sendi yang seluas-luasnya. Fleksibilitas pinggang mempunyai peranan pada gerak melempar, pada saat melempar sendi dan otototot pinggang bergerak dibantu oleh bahu sehingga ruang gerak lebih luas, kemudian pinggang melakukan gerak fleksi untuk menghasilkan lemparan yang maksimal. Dari latar belakang di atas, penulis mempunyai ketertarikan untuk melakukan penelitian kontribusi power lengan dan fleksibilitas pinggang terhadap ketepatan hasil pitching pada cabang olahraga softball.
9
B. Masalah Penelitian Dalam upaya mendapatkan temuan-temuan baru sering kali di hadapkan kepada
berbagai
macam
permasalahan
yang muncul
dan
memerlukan
penyelesaian. Selanjutnya permasalahan ini di angkat ke dalam suatu penelitian ilmiah supaya mendapatkan jawaban yang tepat atas permasalahan tersebut. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dalam penelitian ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1.
Apakah terdapat kontribusi yang positif dari power lengan terhadap ketepatan hasil pitching?
2.
Apakah terdapat kontribusi yang positif dari fleksibilitas pinggang terhadap ketepatan hasil pitching?
3.
Apakah terdapat kontribusi yang positif dari power lengan dan fleksibilitas pinggang secara bersama-sama terhadap ketepatan hasil pitching?
C. Tujuan Penelitian Penelitian merupakan suatu usaha yang sistematis atau suatu proses yang teratur dan terkontrol. Dari kutipan tersebut, tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui apakah terdapat kontribusi yang positif dari power lengan terhadap ketepatan hasil pitching 2. Untuk mengetahui apakah terdapat kontribusi yang positif dari fleksibilitas pinggang terhadap ketepatan hasil pitching
10
3. Untuk mengetahui apakah terdapat kontribusi yang positif dari power lengan dan fleksibilitas pinggang secara bersama-sama terhadap ketepatan hasil pitching
D. Manfaat Penelitian Dalam setiap penelitian atau penulisan seseorang maupun kelompok diharapkan dapat bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun bagi atlet softball. Penulis berharap hasil dari penelitian ini dapat memberikan kegunaan sebagai berikut: 1. Secara teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini berguna untuk memberikan informasi ilmiah dalam bidang olahraga, khususnya olahraga softball serta ilmu kepelatihan olahraga pada umumnya. Terutama yang berkaitan dengan power lengan dan fleksibilitas pinggang yang berpengaruh pada hasil pitching. 2. Secara praktis Secara praktis hasil penelitian ini dapat direkomendasikan kepada pembina olahraga atau pelatih khususnya cabang olahraga softball sebagai salah satu bahan informasi, tentang kontribusi power lengan dan fleksibilitas pinggang terhadap hasil pitching, sehingga dapat memberikan pola latihan yang sesuai untuk penerapan teknik pitching dan landasan untuk proses pembinaan dalam mencari bibit-bibit atlet.
11
E. Batasan Penelitian Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak terlalu luas dalam pelaksanaan dan pada tujuan yang akan dicapai, maka permasalahan dalam penelitian dibatasi sebagai berikut: 1. Ruang lingkup penelitian hanya ditujukan pada kontribusi power lengan dan fleksibilitas pinggang terhadap ketepatan hasil pitching. 2. Pengukuran dan pengujian terbatas pada unsur power lengan, fleksibilitas pinggang dan ketepatan hasil pitching. 3. Populasi dalam penelitian ini adalah UKM Softball Bumi Asri UPI. 4. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 5 orang pitcher putra.
F. Penjelasan Istilah Untuk menghindari penafsiran yang salah terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulis memberikan penjelasan mengenai istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Kontribusi menurut Poerwadinata (1986:521) adalah “Uang iuran, sumbangan atau dukungan terhadap perkumpulan “.
2.
Power menurut Harsono (1988:200) adalah “Kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat”.
12
3.
Lengan menurut Damiri (1994:52) yaitu “Merupakan alat gerak yang mempunyai fungsi menarik, mendorong, memindahkan, melempar benda dan lain sebagainya”.
4.
Power lengan dalam gerak pitching adalah kemampuan otot lengan untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat pada saat melempar.
5.
Fleksibilitas menurut Harsono (1988:163) adalah “Kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi”.
6.
Fleksibilitas pinggang dalam gerak pitching adalah kemampuan sendi pinggang untuk melakukan gerakan dalam ruang sendi pada saat melempar.
7. Ketepatan lemparan. Dalam Wikipedia (2-11-2010) adalah melempar dengan kecepatan tinggi dan dengan sasaran yang tepat. Ketepatan hasil lemparan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lemparan yang cepat dan tepat pada strike zone.