BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan disegala bidang dewasa ini, berlangsung ditengah – tengah suasana yang cukup dinamis, dimana perubahan selalu terjadi disana – sini dan pada filosofinya perubahan adalah sesuatu hal yang pasti. Dalam hal ini timbul suatu masa yang ditandai dengan semakin gencarnya inovasi teknologi yang berdampak luas pada arus globalisasi. Sebagai salah satu inovasi teknologi pada arus globalisasi, sekarang ini televisi mampu mempengaruhi pola pikir masyarakat dengan sejumlah kelebihan yang dimilikinya , televisi telah menyentuh kepentingan masyarakat yang dirasakan semakin mendasar, yakni kebutuhan – kebutuhan akan informasi yang semakin hari semakin kompleks dan bervariasi. Karena kelebihan televisi ini para ahli mengasumsikan bahwa televisi mempunyai daya tarik yang kuat akibat adanya unsur seperti musik, kata – kata dan sound effect serta unsur visual dari televisi itu sendiri (Effendi , 1993 : 177 ). Televisi mampu menguasai jarak dan ruang, juga menjangkau massa yang cukup besar. Pemberitaannya sangat cepat dan juga lebih singkat, jelas dan sistematis (Effendy, 1993:21). Televisi saat ini bahkan telah mendominasi kehidupan masyarakat sehari – hari. Oleh karena itu, televisi harus menyajikan acara yang bermutu. Weis (dalam Rakhmat,1993:236) menyatakan media massa memenuhi kebutuhan akan hiburan dan informasi. Sehubungan dengan itu, televisi yang ada akan menyajikan acara yang
Universitas Sumatera Utara
sedapat mungkin memberikan hiburan dan informasi. Acara yang sifatnya informatif adalah berita, sedangkan acara yang bersifat hiburan seperti musik, kuis, komedi situasi, telenovela dan juga film. Khalayak sebagai sasaran dari media merupakan kumpulan berbagai individu yang berbeda dalam minat, perhatian maupun kepentingannya. Khalayak akan mengikuti secara lengkap dan seksama berita dan laporan permasalahan yang secara langsung mempengaruhi kehidupannya dan menjadi minat perhatiannya. Dalam hal ini, khalayak sadar akan kebutuhan serta menyadari alasan mereka untuk menggunakan media sehingga sikap khalayak terhadap pesan yang disampaikan adalah selektif. Khalayak berusaha mengikuti setiap informasi yang disampaikan media massa. Bahkan tidak tertutup kemungkinan untuk mencari sumber – sumber informasi yang digemarinya melalui berbagai media yang diangga mampu memenuhi kebutuhannya. Mahasiswa sebagai kaum intelektual dapat dikatakan sebagai khalayak sadar dimana mahasiswa dapat mengetahui dan menyadari kebutuhannya dalam menggunakan media. Realita kampus hari ini dimana adanya kebijakan BHMN (Badan Hukum Milik Negara) tentang masa studi yang mewajibkan mahasiswa untuk tamat dalam kurun waktu maksimal 6 tahun. Berangkat dari realita ini, mahasiswa dituntut untuk lebih giat dalam menjalani perkuliahannya yang dibebani oleh tugas-tugas kuliah, beban dalam menghadapi ujian tengah semester ataupun ujian akhir semester. Hal ini membuat mahasiswa membutuhkan suatu pelarian akan ketegangan emosi atau kebutuhan akan hiburan agar ketegangan-ketegangan yang dialaminya selama menjalani proses perkuliahan dapat berkurang.
Universitas Sumatera Utara
Pada umumnya dalam memenuhi kebutuhannya akan hiburan, mahasiswa melakukan berbagai aktivitas yang bersifat positif, misalnya dengan cara berkumpul bersama temantemannya, menonton film di bioskop, berolah raga, menonton acara hiburan di televisi, ataupun memilih melakukan kegiatan-kegiatan di organisasi yang diikutinya, seperti berdiskusi dan lain sabagainya. Jika kebutuhan akan hiburan ini tidak mengarah pada hal yang bersifat positif maka akibat yang ditimbulkan pada umumnya cenderung mengarah pada hal-hal yang bersifat negatif, misalnya mahasiswa melakukan kekerasan, tawuran ataupun mengkonsumsi obat-obatan terlarang, sek.s bebas dan hal negatif lainnya. Kondisi perkuliahan yang cukup menguras energi ini membuat mahasiswa harus dapat lebih bijak dan lebih pintar dalam menghadapinya. Demikian pula dalam memenuhi kebutuhannya akan pelepasan ketegangan emosi atau kebutuhan akan hiburan (escapism), mahasiswa harus lebih selektif dalam memilih aktivitas untuk dapat memenuhi kebutuhannya akan hiburan yang lebih mengarah ke hal yang bersifat positif. Hal inilah yang dimaksudkan ke dalam sasaran komunikasi. Effendy (1993:37) menyatakan, untuk mencapai sasaran komunikasi, kita dapat memilih salah satu atau gabungan dari beberapa media, bergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan dan tekhnik yang akan dipergunakan. Semakin tingginya kebutuhan akan informasi memungkinkan media massa tumbuh subur dan hal ini membuat kompetisi media khususnya tetlvisi sangatlah ketat. Saat ini di Indonesia ada sepuluh stasiun televisi swasta nasional, yaitu : RCTI, ANTV, TPI, Indosiar, Trans TV, Metro TV TRANS 7, Global TV, TV One, SCTV.
Universitas Sumatera Utara
Suatu media akan digemari apabila media tersebut mempunyai daya tarik yang dapat memenuhi kebutuhan khalayak sesuai dengan motif penggunaan media tersebut. Sebaliknya, media khususnya televisi yang tidak dapat memenuhi kebutuhan khalayak maka akan ditinggalkan oleh pemirsanya. Penyajian film di televisi – televisi swasta, baik buatan dalam negeri sendiri maupun luar negeri merupakan hiburan tersendiri bagi pemirsa yang selalu mencari film – film yang bermutu tinggi dan terbaru. Hiburan film lebih banyak dinikmati pemirsa daripada hiburan – hiburan lain yang bersifat sementara, seperti kuis, musik, olah raga dan lain sebagainya. Pemutaran film – film di televisi swasta tersebut telah mempengaruhi penonton untuk selalu menunggu film – film apa yang akan ditayangkan. Tak heran banyak pemirsa yang menggonta – ganti channel televisi untuk mencari program – program film sesuai dengan kebutuhannya. Salah satu televisi swasta yang banyak tayangan film dan acara hiburan adalah TRANS 7, dari sekian banyak program acara, peneliti tertarik untuk meneliti sebuah program acara “Opera Van Java” dimana program acara ini ditayangkan di TRANS 7 pada pukul 20:00 WIB sampai dengan 21:00 WIB dan mulai disiarkan pada awal Juni tahun 2009. Jika film hiburan lainnya hanya menengahkan si kaya dan si miskin, si jahat dan si baik hati, maka pada program acara ini banyak variasinya. Dimana program acara tersebut berasal dari sebuah budaya
jawa yaitu
wayang orang tetapi dikemas pada jalan cerita yang modern, terkadang wayang dan dalang kadang – kadang seperti tidak mempunyai garis koordinasi untuk menjalankan sebuah cerita pada program tersebut. Namun hal itu pula lah yang membuat program acara tersebut terlihat lucu dan konyol, untuk itu sang dalang memiliki pantun yang berbunyi : “ Disana gunung , disini gunung ditengah – tengah pulau jawa.
Universitas Sumatera Utara
Wayangnya bingung, dalangnya lebih bingung. Yang penting bisa tetap ketawa. “
Dalam program acara tersebut yang selalu menjadi tokoh utama wayangnya adalah Sule, Azis Gagap, Andre Taulany, Nunung, Mpo’ Nori dan terkadang beberapa artis ternama untuk mendukung jalan cerita, dan tak terlepas pula Parto Patrio sebagai dalangnya dan kedua sinden disisi kanan dan kiri, Sinden Winda dan Sinden Dewi Gita.
Pada pemutaran program acara yang berdurasi satu jam ini, terkadang ada adegan kekerasan yang dilakukan oleh wayang dan dalang, dan seakan – akan tabu untuk ditonton pemirsa televisi, misalnya ketika dalang memukul wayang dengan menggunakan batu yang terbuat dari gabus. Tetapi hal itu pula yang membuat pemirsa televisi tertarik untuk melihat acara ini. Paparan yang telah dikemukakan, menarik peneliti untuk melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan Uses and Gratifications yang menekankan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukan apa yang dilakukan media kepada khalayak tetapi apa yang dilakukan khalayak kepada media. Peneliti disini tertarik untuk meneliti bagaimana motivasi konsumsi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara angkatan 2007 – 2009 terhadap program acara tayangan Opera Van Java dan sejauh mana akan kebutuhan akan hiburan (escapism) dapat mereka peroleh melalui media televisi dalam kaitannya dengan pendekatan Uses and Gratifications. Alasan memilih mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik angkatan 2007 – 2009 dikarenakan mahasiswa angkatan tersebut masih aktif dan intens mengikuti proses perkuliahan.
Universitas Sumatera Utara
I.2 Perumusan Masalah Berangkat dari latar belakang masalah yang diuraikan , maka permasalahan yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut : “Sejauh manakah pemenuhan kebutuhan akan hiburan (escapism) tayangan Opera Van java pada mahasiswa FISIP USU dapat diperoleh melalui televisi swasta?”
I.3 Pembatasan Masalah Pembatasan masalah ini perlu dibuat agar ruang lingkup menjadi lebih jelas, terarah, tajam dan tidak terlalu luas. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Fokus penelitian adalah motivasi khalayak mengonsumsi tayangan acara “Opera Van Java” dari media televisi swasta terhadap pemenuhan kebutuhan akan hiburan (escapism) 2. Kebutuhan yang dimaksud terbatas pada kebutuhan hiburan (escapism) yang menyangkut tayangan acara “Opera Van Java” 3. Khalayak yang diteliti adalah mahasiswa FISIP USU mulai dari angkatan 2007 sampai 2009
Universitas Sumatera Utara
I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan hiburan mahasiswa FISIP USU yang mengkonsumsi tayangan acara Opera Van Java di TRANS 7. 2. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan media oleh mahasiswa FISIP USU dalam memilih media untuk memenuhi kebutuhan hiburan (escapism) mereka. 3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara penggunaan program acara Opera Van Java dengan pemenuhan kebutuhan hiburan mahasiswa FISIP USU angkatan 2007 sampai 2009.
I.4.2 Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang Uses and Gratifications terutama tentang motivasi konsumsi media. 2. Secara akademis, penelitian ini dapat disumbangkan kepada FISIP USU khususnya jurusan Ilmu Komunikasi dalam rangka memperkaya bahan penelitian dan sumber bacaan. 3. Secara praktis, sebagai sumbangan pemikiran kepada pihak media massa elektronik yaitu televisi.
Universitas Sumatera Utara
I.5 Kerangka Teori Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berfikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok – pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana penelitian disoroti. Uraian dalam kerangka teori merupakan hasil berpikir rasional yang dituangkan secara tertulis meliputi aspek – aspek yang terdapat didalam masalah atau sub – sub masalah (Nawawi, 2001 : 39-40) Dalam penelitian ini hal – hal yang akan dibahas adalah komunikasi dan komunikasi massa, teori Uses and Gratifications, motif penggunaan media, televisi sebagai media komunikasi massa, film dan komedi.
I.5.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa Menurut Effendy (1992 :5), komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau mengubah sikap pendapat atau prilaku baik langsung maupun tidak langsung media. Komunikasi dapat berlangsung atau tanpa media komunikasi dengan menggunakan media yang ditujukan kepada khalayak disebut komunikasi massa. Komunikasi massa ini dapat dikenali sebagai berikut : •
Sumber komunikasi massa merupakan suatu organisasi formal dan sang pengirimnya seringkali merupakan komunikator yang professional
Universitas Sumatera Utara
•
Pesannya tidak unik dan beraneka ragam serta data diperkirakan. Pesan tersebut seringkali diproses, distandarisasi dan selalu diperbanyak sehingga merupakan produk dan komoditi yang mempunyai nilai tukar serta acuan simbolik yang mengandung nilai kegunaan.
•
Hubungan antar pengirim dan penerima bersifat satu arah dan jarang sekali bersifat interaktif. Hubungan tersebut bersifat impersonal, bahkan mungkin bersifat non moral dan kalkulatif. Artinya pengirim biasanya tidak bertanggung jawab atas konsekuensi yang terjadi pada para individu (McQuail,1994: 33-34).
I.5.2 Teori Uses and Gratifications Teori Uses and Gratifications memandang individu sebagai makhluk suprarasional dan sangat selektif. Uses and gratifications ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada khalayak, tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan khalayak terhadap media. Artinya, anggota khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Menurut Blummer, pendekatan Uses and Gratifications member pengertian bahwa komunikasi massa bermanfaat (utility), bahwa pengguna media diarahan oleh motif (intentionality), dan perilaku media mencerminkan kepentingan dan selektifitas (selectivity), dan bahwa khalayak sebenarnya keras kepala (stubborn). Oleh karenanya, penggunaan media hanyalah dianggap sebagai salah satu cara untuk memenuhi keperluan psikologi dan efek media dianggap sebagai salah situasi pada saat kebutuhan tersebut dipenuhi (Rakhmat, 193:65). Konsep dasar pendekatan ini seperti yang diringkaskan oleh Katz, Blumler, dan Gurevitch dapat dismpulkan sebagai berikut: (1) sumber sosial dan psikologis dan (2) kebutuhan, yang melahirkan (3) harap – harapan dari (4) media massa sumber – sumber yang lain , yang
Universitas Sumatera Utara
menyebabkan (5) perbedaan pola terpaan media dan menghasilkan (6) pemenuhan dan (7) akibat – akibat lain, bahkan seringkali akibat – akibat yang tidak dikehendaki (Hoeta Soehoet, 2002:67). Teori Uses and Gratifications dapat digambarkan sebagai berikut (Tan Alexis, 1981). Gambar 1.
Lingkungan sosial
Kebutuhan -keluarga dan teman
-Ciri – ciri demografi. - Keanggotaan dalam kelompok
- afektif - integrasi sosial - integrasi personal
- ciri – ciri kepribadian
Sumber nonmedia -keluarga dan teman - hubungan interpersonal - hobi - istirahat dll
- escapism
Sumber media -sumber media -Isi media -terpaan media -Konteks sosial terhadap terpaan media
Fungsi -pengawasan -hiburan -Identitas diri -Intergrasi
(Tan Alexis, 1981)
I.5.3 Teori Escapism (Motif Penggunaan Media) Secara Etimologi, escapism berasal dari bahasa inggris, yaitu escape, yang artinya melarikan diri. Definisi eskapisme adalah sebuah kehendak atau kecenderungan menghindar dari kenyataan dengan mencari hiburan dan ketenteraman di dalam khayal atau situasi rekaan. Kecenderungan sikap eskapis semacam ini bisa kita atasi dengan berbagai cara, antara lain dengan relaksasi. Relaksasi merupakan suatu bentuk eskapisme yang sehat dan banyak kita jalankan. Sedangkan menurut katz, Guerevitch dan Haas telah menemukan bahwa kebutuhan yang berkaitan dengan media dipengaruhi oleh pendidikan dan usia. Sementara Raymond Bauer
Universitas Sumatera Utara
mengatakan, orang yang terdidik dan memiliki intelegensi yang cukup baik punya kecendrungan menyukai media elektronik, khususnya televisi (Depari & Collins,1993:35). Dari pendapat tersebut, mahasiswa FISIP USU pada angkatan 2007 – 2009 dapat dikatakan memiliki kecendrungan menyukai media televisi. Mereka juga akan menanggapi pesan yang disampaian media sesuai dengan lingkungan kelompoknya. Artinya ia akan mencari dan menentukan pesan – pesan apa yang sesuai dengan kebutuhan yang timbul dari lingkungannya tersebut. Dari pandangan ini, penggunaan media disebabkan oleh adanya kebutuhan yang timbul dari lingkungan sosial dan psikologis, dan khalayak menggunakan media untuk memuaskan kebutuhannya. Adapun penyebab atau dorongan tersebut dapat dikaitkan sebagai motif. Sehubungan dengan kebutuhan, Katz, Guerevitch, Haas membuat tipologi kebutuhan manusia yang berkaitan dengan penggunaan media yang meliputi (Liliweri, 1991:137) : 1. Kebutuhan Kognitif 2. Kebutuhan Afektif 3. Kebutuhan Integratif Personal 4. Kebutuhan Integratif Sosial 5. Kebutuhan akan pelarian Khususnya tentang kebutuhan escapism dapat diartikan sebagai usaha khalayak untuk menghindari diri dari tekanan, ketegangan, dan hasrat akan keanekaragaman, dalam hal ini mengikuti tayangan acara Opera Van Java. I.5.4 Televisi sebagai Media Komunikasi Massa
Universitas Sumatera Utara
Istilah televisi terdiri dari perkataan “tele” yang berarti jauh dan “visi” (vision) yang berarti penglihatan. Televisi adalah salah satu bentuk media komunikasi massa yang selain mempunyai daya tarik yang kuat, disebabkan unsur – unsur kata, music, dan sound effect , juga memiliki keunggulan yaitu unsur visual berupa gambar hidup yang dapat menimbulkan pesan mendalam bagi pemirsanya (Effendy, 1993:192). Menurut Teguih Meinanda (1981:44) televise berfungsi sebagai alat kontrol sosial yang memberikan penerangan kepada masyarakat serta medidiknya kemudian hari. Sedangkan menurut sosiolog Marshall Luhan, kehadiran televise membuat dunia menjadi “Desa Global” yaitu masyarakat dunia yang batasannya diterobos oleh media televisi (Kuswandi, 1996:20) Televisi memiliki ciri – ciri antara lain : -
Berlangsung satu arah
-
Komunikasi melembaga
-
Pesannya bersifat umum
-
Sasarannya menibulkan keserempakan
-
Komunikasinya bersifat heterogen (Effendy, 1993:21)
I.5.5 Film Gambar bergerak (film) adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual di belahan dunia. Film atau motion pictures ditemukan dari hasil pengembangan prinsip – prinsip fotografi dan proyektor. Film merupakan salah satu jenis media massa yang sudah diproduksi sejak tahun 1901.
Universitas Sumatera Utara
I.6 Kerangka Konsep Kerangka Konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dlam memperkirakan kemungknan hasil penelitian yang akan dicapai dapat mengantar penelitian pada rumusan hipotesa (Nawawi,1993:33). Berdasarkan kerangka teori yang telah dipaparkan di atas ada beberapa konsep yang harus dioperasionalisasikan menjadi : 1. Variabel Antaseden Variabel anteseden mempunyai kesamaan dengan variabel antara yakni merupakan hasil yang lebih mendalam dari penelusuran hubungan kausal antara variabel. Variabel anteseden mendahului variabel pengaruh (Singarimbun, 1989:66) Posisi variabel ini sangat menentukan terhadap motif. Variabel anteseden dalam penelitian ini adalah karakteristik responden yang meliputi: -
Jenis kelamin
-
Status
-
Usia
-
Angkatan (Stambuk)
2. Variabel Bebas Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor unsur yang lain (Nawawi, 1993:40). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu motivasi mengkonsumsi (escapism) program acara Opera Van Java. Kebutuhan hiburan akan tayangan acara Opera Van Java
Universitas Sumatera Utara
yang timbul dari latar belakang pendidikan yang sama, akan memotivasi mereka untuk mengkonsumsi media televisi agar kebutuhan escapism terpenuhi. Maka, dalam penelitian ini motivasi yang akan diteliti dikategorikan sebagai : Kebutuhan Escapism Adapun motivasi hiburan dalam penelitian ini antara lain : -
Mencari hiburan
-
Menambah pengetahuan tentang cerita dari negara lain yang dikemas dalam budaya jawa namun konyol. Untuk melihat bagaimana motivasi hiburan escapism tersebut, perlu ditnjau dari beberapa indikator, antara lain:
3.
-
Jenis saluran televisi
-
Isi / acara televisi
-
Frekuensi menonton televisi
-
Intensitas menonton televisi
Variabel Terikat Variabel terikat adalah variabel yang merupakan akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya. (Rakhmat, 1993:12). Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu pemenuhan kebutuhan hiburan (Escapisme).
Universitas Sumatera Utara
Pemenuhan kebutuhan escapism terdiri dari dua indikator, yaitu : -
Konsumsi media. Dari mengkonsumsi media, kita data melihat bagaimana pemenuhan kebutuhan hiburan yang diperoleh khalayak dari media tersebut, dalam hal ini televisi swasta.
-
Konsumsi Tayangan Opera Van Java. Dari mengkonsumsi tayangan Opera Van Java di TRANS 7, khalayak akan mengetahui seputar acara Opera Van Java.
I.7 Model Teoritis Variabel – vairabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep akan dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut: Gambar 2. Variabel Anteseden Karakteristik Responden Jenis Kelamin Usia Angkatan (stambuk)
Variabel Bebas Motivasi escapism
Variabel Terikat Pemeunhan kebutuhan Escapism Konsumsi • Pemenuhan kebutuhan hiburan Konsumsi Tayangan acara Opera Van Java • Acara Komedi yang diminati responden
1.8 Hipotesis Hipotesis adalah dugaan pemecahan permasalahan yang bersifat sementara yang mungkin benar dan mungkin pula salah. Untuk menguji hipotesis, harus diperlukan data/ fakta
Universitas Sumatera Utara
yang diperoleh dari hasil pengumpeulan data. Hipotesa yang peneliti ajukan dalam penelitian ini adalah : Ha : Terdapat hubungan yang tinggi antara tayangan Opera van Java dengan pemenuhan kebutuhan hiburan mahasiswa FISIP USU angkatan 2007 – 2009. Ho : Tidak terdapat hubungan yang tinggi tayangan Opera van Java dengan pemenuhan kebutuhan hiburan mahasiswa FISIP USU angkatan 2007 – 2009. I.9 Operasionalisasi Variabel Untuk mempermudah operasionalnya di dalam memecahkan masalah maka dibuatlah operasionalisasi variabelnya sebagai berikut : Variabel Teoritis
Variabel Operasional
Variabel Anteseden
-
Jenis kelamin
Karakteristik Responden
-
Usia
-
Angkatan (stambuk)
-
Jenis saluran
Variabel Bebas Motivasi konsumsi tayangan acara Opera Van Java -
Kebutuhan Escapism :
1. Mencari hiburan
Universitas Sumatera Utara
2. Menambah pengetahuan tentang cerita dari negara lain yang dikemas dalam
-
Isi / acara televisi
-
Frekuensi televisi
-
Intensitas menonton televisi
-
Pemenuhan kebutuhan hiburan yang
budaya jawa kuno namun konyol. Variabel Terikat Pemenuhan kebutuhan informasi escapism : 1. Konsumsi Media 2. Konsumsi Tayangan Acara Dewasa
diberikan televisi -
Tayangan acara program komedi yang diminati responden
I.10 Definisi Operasional Definisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenal cara – cara untuk mengukur variabel – variabel. Defenisi operasional juga merupakan suatu informasi alamaiah yang sanagat membantu peneliti yang lain yang akan menggunakan variabel yang sama.
Definisi operasional dari variabel – variabel dalam penelitian ini adalah :
Universitas Sumatera Utara
1. Karakteristik responden adalah nilai – nilai khusus yang dimiliki responden yang memdakannya dengan orang lain dimana dapat menjadi identitas dari responden. Karakteristik responden dalam penelitian ini antara lain : 1. Jenis kelamin yaitu pria dan wanita 2. Usia yaitu lama hidup yang dihitung sejak lahir , dalam hal ini pada waktu dilakukan penelitian. 3. Angkatan stambuk yaitu terhitung dari angkatan dan mulai aktif kuliah dari tahun 2007 sampai dengan 2009. 2. Motivasi konsumsi adalah motif atau dorongan yang ada di dalam diri individu untuk mengkonsumsi tayangan acara Opera Van Java di televisi. Motivasi konsumsi dalam penelitian ini adalah untuk memenuhi escapism. Adapun yang berkaitan dengan upaya untuk menghindarkan ketegangan dan hasrat akan keanekargaman. Kebutuhan escapism dapat terpenuhi oleh adanya dorongan – dorongan seperti keinginan dan penjelajahan pada diri kita. Untuk melihat bagaimana motivasi konsumsi ini, dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu: -
Jenis saluran televisi yaitu saluran televisi swasta yaitu TRANS 7.
-
Isi/acara di televisi yang paling sering dikonsumsi oleh responden, misalnya film berita, infotainment, reality show, dll.
-
Frekuensi menonton yaitu seberapa sering seseorang biasa menonton televisi dalam seminggu.
Universitas Sumatera Utara
-
Intensitas menonton maksudnya berapa rata – rata waktu yang dibutuhkan untuk menonton televisi.
3.
Pemenuhan kebutuhan hiburan yaitu terpenuhinya kebutuhan escapism Mahasiswa FISIP USU pada angkatan 2007 – 2009 akan tayangan acara Opera Van Java.
4.
Pemenuhan kebutuhan escapism terdiri dari dua indikator, yaitu : 1. Konsumsi media. Maksudnya, seberapa jauh televisi mampu membantu mahasiswa FISIP USU sehingga kebutuhan hiburan mereka dapat terpenuhi 2. Konsumsi tayangan acara Opera Van Java. Maksudnya , seberapa jauh program acara Opera Van Java diminati oleh mahasiswa FISIP USU angkatan 2007 – 2009.
Universitas Sumatera Utara