BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Dampak
duniaindustri
faham
modern
ekonomi dewasa
kapitalis
ini.Banyak
telah
banyak
perusahaan
menjalar
yang
pada
menerapkan
konsepmaksimalisasi laba (salah satu dari konsep yang dianut kaum kapitalis) namunbersamaan dengan itu mereka telah melanggar konsensus dan prinsipprinsipmaksimalisasi laba itu sendiri. Prinsip-prinsip yang dilanggar tersebut antaralain
adalah
kaidah
biaya
ekonomi
(economic
cost),
biaya
akuntansi(accounting cost) dan biaya kesempatan (opportunity cost). Implikasi daripelanggaran
terhadap
prinsip-prinsip
tersebut
diantaranya
adalahterbengkalainya pengelolaan (manajemen) lingkungan dan rendahnya tingkatkinerja
lingkungan
serta
rendahnya
minat
perusahaan
terhadap
konservasilingkungan. Pelanggaran terhadap opportunity cost misalnya, telah memberidampak yang signifikan bagi keberlanjutan (sustainability) lingkungan global. Perusahaan
dalam
perkembangannya
selalu
berusaha
untuk
mempertahankan keunggulan bisnisnya dalam meningkatkan nilai perusahaan. Dalam jangka panjang perusahaan dapat melakukan pengembangan perusahaan maupun pengurangan skala ekonomis usaha. Optimalisasi nilaiperusahaan yang merupakan
tujuan
perusahaan
dapat
dicapai
melaluipelaksanaan
fungsi
manajemen keuangan, dimana satu keputusan keuanganyang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan (Fama dan French, 2007).
Rendahnya kualitas laba akan dapat membuat kesalahan pembuatan keputusan
para
pemakainya
seperti
investor
dan
kreditor,
sehingga
nilaiperusahaan akan berkurang (Siallagan dan Machfoedz, 2008). Sedangkan Wahyudi dan Pawestri (2009) menyatakan nilai perusahaan akan tercermin dari harga pasar sahamnya. Laba sebagai bagian dari laporan keuangan yang tidak menyajikan fakta yang sebenarnya tentang kondisiekonomis perusahaan dapat diragukan kualitasnya. Laba yang tidak menunjukkan informasi yang sebenarnya tentang kinerja manajemen dapatmenyesatkan pihak pengguna laporan.Jika laba seperti ini digunakan oleh investor untuk membentuk nilai pasar perusahaan, maka laba tidak dapatmenjelaskan nilai pasar perusahaan yang sebenarnya (Boediono, 2007). Pengambilan keputusan ekonomi hanya dengan melihat nilai perusahaan (corporate value) yang direfleksikan dalam kondisi keuangan(financial) suatu perusahaan, saat ini sudah tidak relevan lagi.Eipstein danFreedman (1994), dalam Anggraini (2009), menemukan bahwa investorindividual tertarik terhadap informasi sosial yang dilaporkan dalam laporan tahunan.Untuk itu dibutuhkan suatu sarana yang dapat memberikan informasi mengenai aspek sosial, lingkungan dan keuangan secara sekaligus. Saranatersebut dikenal dengan nama laporan keberlanjutan (sustainability reporting). Penelitian
mengenai
faktor-faktor
yang
berpengaruh
terhadap
nilaiperusahaan telah dilakukan.Penelitian menemukan bahwa corporate social responsibility dan prosentase kepemilikan manajemen berpengaruh terhadap nilai perusahaan (Ramadhani dan Hadiprajitno. 2012).Invesment opportunity set dan leverage berpengaruh terhadap nilai perusahaan (Andri dan Hanung, 2010).
Penelitian mengenai pengaruh kinerja keuangan dalam hal ini returnon asset (ROA), (EVA) dengan CSR sebagai variabel interksi terhadap return saham menunjukkan hasil yang tidakkonsisten. Hal ini berdampak pada peningkatan return saham. Penelitianyang dilakukan oleh Dwijayanti, Wirakusuma dan Suardikha (2011).menemukan hasil bahwa kinerja akuntansi ROA dan EVAsecara parsial berpengaruh positif terhadap return saham. Sedangkan pengungkapan CSR tidak terbukti secara signifikan sebagai variabel interaksi pada hubungan antara ROA dengan return saham, maupun EVA dengan return saham. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pengukuran kinerja ROA dibandingkan EVA. Namun, hasil yang berbeda diperoleh oleh Carningsih (2012) dalam penelitiannya menemukan bahwa ROA justru berpengaruh negatif terhadap nilaiperusahaan.
Hal
ini
menunjukkan
adanya
faktor
lain
yang turut
mempengaruhi hubungan ROA dengan nilai perusahaan. Oleh karena itu,dalam penelitian ini memasukkan pengungkapan corporate social responsibility (CSR) sebagai variabel moderasi yang diduga ikut memperkuat atau memperlemah pengaruh tersebut. CSR sebagai sebuah gagasan yang berpijak pada triple bottom lines.Di sini triple bottom lines adalah finansial, sosial dan lingkungan. Karena kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan
(sustainable).
Dari
perspektif
ekonomi,
perusahaan
akan
mengungkapkan suatu informasi jika informasi tersebut dapat meningkatkan nilai perusahaan (Verecchia, 1983 dalam Basamalah dan Jermias, 2007). Perusahaan akan memperoleh legitimasi sosial dan memaksimalkan kekuatan keuangannya dalam jangka panjang melalui penerapan CSR (Kiroyan, 2007).
Berdasarkan UU No.19 Tahun 2003 tentang BUMN, UU inikemudiaan dijabarkan lebih jauh oleh Peraturan Menteri Negara BUMN No.4Tahun 2007 yang mengatur mulai dari besaran dana hingga tata carapelaksanaan CSR. CSR milik BUMN adalah Program Kemitraan dan BinaLingkungan (PKBL).Dalam UU BUMN dinyatakan bahwa selain mencari keuntungan, peran BUMN adalah juga memberikan bimbingan bantuan secaraaktif kepada pengusaha golongan lemah, koperasi dan masyarakat. Selanjutnya, Permen Negara BUMN menjelaskan bahwa sumber dana PKBLberasal dari penyisihan laba bersih perusahaan sebesar 2 persen yang dapatdigunakan untuk Program Kemitraan ataupun Bina Lingkungan. Hal ini akan mengakibatkan berkurangnya keuntungan ekonomis dari shareholder ataupun alokasi atas investasi modal perusahaan lebih dari 2 % dari laba yang dijadikan untuk implementasi program pengembangan masyarakat melaluibina lingkungan serta mitra usaha. Untuk perusahaan swasta pengalokasian besarnya biaya disesuaikan dengan kebijakan perusahaan. Biayabiaya yang dikeluarkan dalam implementasi Tanggung Jawab Sosial tidak hanya atas implementasi program bina lingkungan saja akan tetapi program kegiatan lainyang memberikan dampak positif bagi pengembangan kehidupan masyarakat di daerah perusahaan. Dengan dipergunakannnya minimal 2 % dari labatersebut akan menjadikan alokasi terhadap modal dan dividen akan berkurang sehingga akan mempengaruhi kinerja perusahaan secara keseluruhan dan nilai perusahaan, dalam penelitian ini penilaian atas kinerja mempergunakan ROAdan penilaian atas nilai perusahaan menggunakan Tobin’s Q. Berdasarkan permassalahan di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul :“Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap
Nilai
Perusahaan
Dengan
Pengungkapan
Responsibility Sebagai Variabel Pemoderasi”.
Corporate
Social
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka pokok
permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Apakah kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
2.
Apakah alokasi corporate social responsibility (biaya tanggung jawabsosial perusahaan) ini merupakan pemoderasi hubungan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut : 1.
Untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan.
2.
Untuk mengetahui Alokasi corporate social responsibility (biaya tanggung jawabsosial perusahaan) ini merupakan pemoderasi hubungan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan BUMN yang terdaftar di bursa efek Indonesia.
1.4
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1.
Kontribusi Teoritis Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan perspektif ilmu akuntansi keuangan mengenai teori-teori dan konsep mekanisme kontrol internal perusahaan dalam hubungannya dengan tindakan dan penerapan earning management pada perusahaan.Serta bagi
lembaga- lembaga pembuat peraturan atau standar (Bapepam, IAIdan sebagainya).
Hasil
penelitian
ini
dapat
digunakan
sebagai
bahan
pertimbangan bagipenyusunan standar akuntansi lingkungan dan sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kualitas standar dan peraturan yang sudah ada. 2.
Kontribusi Praktis Dapat
memberikan
sumbangan
pemikiran
tentang
pentingnya
pertanggungjawaban sosial perusahaan yang diungkapkan di dalam laporan yang disebut sustainibility reporting dan sebagai pertimbangan dalam pembuatan
kebijaksanaan
perusahaan
untuk
lebih
meningkatkan
kepeduliannya pada lingkungan sosial. 3.
Kontribusi Kebijakan Akan memberikan wacana baru dalam mempertimbangkan aspek- aspekyang perlu diperhitungkan dalam investasi yang tidak terpaku pada ukuran-ukuran moneter serta bagi masyarakat, akan memberikan stimulus secara proaktif sebagai
pengontrol
atasperilaku-perilaku
perusahaan
dan
semakin
meningkatkan kesadaran masyarakat akan hak-hak yang harus diperoleh. 1.5
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian difokuskan pada analisis tentang hubungan dan Pengaruh
Kinerja
Keuangan
Terhadap
Nilai
Perusahaan
Dengan
Pengungkapan
CorporateSocial Responsibility Sebagai Variabel Pemoderasi perusahaanperusahaan yang tergolong dalam kelompok Badan Usaha Milik Negara(BUMN) non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode2010 – 2013.