BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Fakta dan data yang ada sekarang ini mengatakan bahwa di Indonesia angka pengangguran semakin hari semakin meningkat, yang sebagian besar di antaranya dialami oleh para mahasiswa lulusan baru (Data Bappenas, 2011). Hal ini merupakan sebuah kenyataan yang kurang mengenakkan, mengingat mahasiswa lulusan baru seharusnya tidak perlu mengalami kesulitan dalam mencari pekerjaan, oleh karena gelar sarjana yang telah diraihnya dengan susah payah dan penuh perjuangan. Pada kenyataannya, semakin ketatnya persaingan dalam dunia kerja menjadikan lulusan sarjana S-1 saja tidak cukup untuk dapat memperoleh pekerjaan dengan mudah. Tidak seperti pada zaman dahulu, di mana lulusan sarjana S-1 dapat dengan mudah mencari pekerjaan, mengingat jumlah sarjana pada saat itu yang belum sebanyak sekarang ini. Hal inilah yang menyebabkan banyak orang pada saat ini merasa bahwa melanjutkan kuliah setelah S-1 (pascasarjana) merupakan suatu keharusan, jika ingin memiliki pekerjaan dan jabatan yang bagus, sesuai dengan yang diharapkan. Peneliti merasa bahwa jurang pemisah antara fakta yang ada saat ini (banyaknya mahasiswa lulusan baru yang sulit dalam memperoleh pekerjaan) dan kondisi ideal yang seharusnya terjadi (mahasiswa lulusan baru atau sarjana S-1 tidak mengalami kesulitan dalam memperoleh pekerjaan) perlu untuk dicari solusi
atau jalan keluarnya. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti memutuskan untuk mengadakan penelitian ini. Pada tahun 2009, Besser, Marpet, dan Medoff dari St. John’s University melakukan sebuah penelitian, yang kemudian dibukukan ke dalam sebuah paper ilmiah. Adapun kesimpulan dari penelitian tersebut berbunyi, “Because the cost to both business and to society is significant, efforts to minimize fall accidents and their concomitant costs is desirable. Logistic regression is a natural candidate for mathematical modeling of fall accidents and, more recently, for the modeling of tribometers, that have a slip/no-slip output. By using logistic regression to model what contributes to fall accidents, and to model which tribometers best measure friction, costs to business and to society from this significant cause of accidents can be minimized”. Pada tahun 2010, Ahani, Abass, dan Ray dari University of Lagos, Nigeria melakukan sebuah penelitian ilmiah. Adapun kesimpulan dari penelitian tersebut berbunyi, “The model appears to suggest this conclusion. Given that the other predictors remain in the model, removing the GPA in final year as a predictor would result in significantly poorer predictive efficiency, although removing any of the other predictors does not have a significant impact. The factor that contributed in the model is the final year GPA”. Pada tahun 2011, Simpson dan Ouzts melakukan sebuah penelitian ilmiah mengenai pengaruh IPK terhadap penjurusan mahasiswa pada universitas mereka. Adapun kesimpulan dari penelitian tersebut berbunyi, “Our conclusion from this experiment based on the evidence provided above is that a student’s
GPA is a statistically significant variable in predicting whether the student remained a computers science, engineering, or other science related major after three semesters”.
1.2
Perumusan Masalah Adapun besarnya peluang seorang mahasiswa lulusan baru untuk memperoleh suatu pekerjaan, dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), softskill, kemampuan bekerjasama di dalam kelompok/tim, pengalaman bekerja yang dimiliki, jenis kelamin, dan usia. Apabila membaca berbagai iklan lowongan pekerjaan yang beredar di berbagai media, baik di koran-koran maupun di internet, pasti faktor-faktor di atas akan ditemui sebagai ketentuan-ketentuan yang akan selalu diminta oleh suatu perusahaan dari para calon pelamarnya. Apabila seorang mahasiswa lulusan baru memiliki kekurangan di dalam sebagian atau keseluruhan dari faktor-faktor tersebut, besar kemungkinan mahasiswa lulusan baru tersebut akan menemui kesulitan dalam mencari pekerjaan. Rendahnya IPK sudah hampir pasti akan menyebabkan sulitnya memperoleh pekerjaan yang cukup bergengsi, mengingat hampir setiap perusahaan besar pasti akan mematok syarat yang cukup tinggi bagi para calon pelamarnya, untuk posisi-posisi tertentu yang cukup menjanjikan. Kurangnya softskill, seperti kemampuan untuk berkomunikasi, berorganisasi, dan mengelola waktu dengan baik, juga merupakan sebuah nilai minus bagi para mahasiswa lulusan baru, mengingat tuntutan dalam persaingan dunia kerja yang semakin hari semakin tinggi. Hampir setiap perusahaan juga mewajibkan para calon
pegawainya untuk dapat bekerjasama di dalam sebuah tim. Sering kali justru hal ini lebih diutamakan, ketimbang IPK yang tinggi. Yang terakhir, hampir setiap perusahaan juga lebih mengutamakan calon pegawai yang sebelumnya sudah memiliki pengalaman bekerja pada bidang yang bersangkutan, selama kurun waktu tertentu. Hal ini menjadi kesulitan bagi para mahasiswa lulusan baru, yang sama sekali belum pernah bekerja atau mengambil pekerjaan paruh waktu semasa kuliah dulu. Jenis kelamin dan usia juga dapat berpengaruh terhadap peluang seorang mahasiswa baru dalam memperoleh pekerjaan. Beberapa lowongan pekerjaan hanya terbuka bagi para calon pelamar dengan jenis kelamin tertentu saja, seperti misalnya khusus wanita bagi posisi sebagai sekretaris. Pada umumnya perusahaan-perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan juga hanya menginginkan para calon pelamar dalam batas usia tertentu saja, seperti antara usia 20 hingga 30 tahun, karena dianggap rentang usia tersebut merupakan masa-masa produktif yang dimiliki oleh seseorang. Berlandaskan pada latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalah yang terdapat di dalam penelitian ini, sebagai berikut. Apakah besarnya peluang memperoleh pekerjaan dipengaruhi oleh seluruh atau sebagian dari ketiga faktor IPK, jenis kelamin, dan usia?
1.3
Ruang Lingkup 1.3.1
Agar tetap terfokus dan tidak menyimpang dari inti permasalahan yang sebenarnya, maka peneliti menitikberatkan masalah yang diteliti
pada penelitian ini hanya pada faktor IPK, jenis kelamin, dan usia saja. 1.3.2
Peneliti merasa dan berasumsi bahwa IPK, jenis kelamin, dan usia merupakan penyebab-penyebab paling utama, yang mengakibatkan sulitnya seorang mahasiswa lulusan baru dalam mendapatkan pekerjaan, meskipun masih terdapat faktor-faktor lain yang tidak kalah pentingnya, sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya.
1.3.3
Pembatasan terhadap ruang lingkup dan teknik analisis data yang digunakan, yaitu penelitian ini akan dilangsungkan hanya di BINUS UNIVERSITY saja, dan dari sekian banyak teknik analisis data yang dapat digunakan, metode Regresi Logistik adalah yang paling tepat untuk digunakan. Untuk membantu dalam mengimplementasikan teori yang digunakan pada penelitian ini, maka peneliti juga akan merancang sebuah program menggunakan Bahasa C, yang mana segala perhitungan statistik yang terdapat di dalamnya akan dilakukan dengan bantuan Bahasa R.
1.4
Tujuan dan Manfaat 1.4.1
Tujuan dari penelitian ini, sesuai dengan perumusan masalah yang
ada,
adalah
untuk
mengetahui
besarnya
peluang
memperoleh pekerjaan bagi seorang mahasiswa lulusan baru, jika diketahui data-data mengenai IPK, jenis kelamin, dan usia dari mahasiswa lulusan baru tersebut.
1.4.2
Manfaat penelitian ini bagi para mahasiswa yang masih aktif adalah agar para mahasiswa tersebut dapat sedini mungkin menentukan dan mengusahakan target IPK serta waktu lulus yang diinginkan, agar nantinya dapat memiliki peluang yang besar untuk memperoleh suatu pekerjaan yang baik, sesuai dengan yang mereka harapkan.
1.4.3
Manfaat penelitian ini bagi BINUS UNIVERSITY adalah untuk dapat mengetahui kualitas para lulusan dan peluang para lulusan dalam memperoleh pekerjaan, guna mempertahankan atau meningkatkan kualitas lulusan-lulusan BINUS UNIVERSITY di masa depan.