1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stres merupakan fenomena yang sering dialami dialami tidak terkecuali oleh para karyawan sebuah organisasi ataupun lembaga. Stres yang dialami secara berkepanjangan akan mengakibatkan kelelahan baik secara fisik maupun psikologis. Keadaan seperti ini disebut
burnout. Kejenuhan kerja menjadi
suatu masalah bagi instansi/organisasi apabila mengakibatkan kinerja menurun, selain kinerja yang menurun produktivitas juga menurun (Dale, 2011). Berdasarkan penelitian Mohammad Bagher Gorji tahun 2011 tentang Status Kejenuhan Kerja
(Burnout) Dengan Kinerja
(Job Performance)
Pada
Pegawai Bank menunjukkan bahwa 30,75% pegawai rata-rata mengalami kejenuhan kerja, menekankan bahwa kejenuhan kerja (Burnout) ini dirasakan oleh pegawai yang sudah bekerja antara 3–5 tahun, dan lebih dominan terjadi pada jenis kelamin laki–laki. Sedangkan hasil Penelitian menunjukkan adanya kejenuhan tinggi pada pegawai yang berakibat pada kinerja pegawai, ini berarti kinerja pegawai menurun karena kejenuhan kerja meningkat. Fakultas Ilmu Pendidikan merupakan salah satu fakultas yang ada di Universitas Negeri Yogyakarta. Seiring dengan perkembangan zaman, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta juga terus berbenah diri dan meningkatkan kualitas khususnya di bidang pendidikan. Hal tersebut sesuai dengan visi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yakni “Pada tahun 2025 Fakultas Ilmu Pendidikan diakui Dunia sebagai pusat pencerahan dan pembaharuan pendidikan berbasis ketaqwaan, kemandirian, kecendekiaan; dan berwawasan kebangsaan”. Untuk mencapai visi tersebut perbaikan di berbagai elemen perlu dilakukan termasuk peningkatan kualitas kerja para karyawan yang bekerja di FIP UNY. Faktor manusia berperan dalam mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan instansi. Dalam hal ini sumber daya manusia menentukan keberhasilan perusahaan, dengan kata lain mutu instansi tergantung pada sumber daya manusia yang ada di dalamnya. Apabila sumber daya manusia yang dimiliki tidak berkualitas maka akan dapat menghambat tujuan dari instansi, akibatnya
2
karyawan akan merasa dirinya dituntut untuk meningkatkan kualitas kinerjanya agar tidak tersingkir dari perusahaan (As’ad, 1991: 47). Salah satu persoalan yang muncul sebagai akibat dari tingginya tuntutan instansi adalah munculnya stres. Hubungan antara burnout kerja dan kinerja para karyawan FIP UNY perlu diteliti untuk mengetahui keterkaitannya. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sejauh mana burnout kerja yang dialami karyawan FIP UNY. B. Perumusan Masalah Bagaimana tingkat burnout kerja yang dialami karyawan Fakultas ILMU Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta ? C. Tujuan Penelitian yang dikhususkan untuk karyawan yang aktif bekerja aktif di FIP UNY bertujuan untuk mengidentifikasi burnout kerja yang dialami karyawan FIP UNY. D. Luaran Yang Diharapkan Setelah dilakukan penelitian ini, diharapkan menjadi koreksi karyawan FIP UNY dan seluruh pihak terkait serta menjadi bahan ukuran dalam mengatasi burnout kerja yang dialami para karyawan FIP UNY. E. Kegunaan Secara terperinci, kegunaan dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut : 1. Bagi Karyawan FIP UNY Dengan adanya penelitian ini akan mengukur sejauh mana burnout kerja yang dialami. Selain itu, kegunaan untuk karyawan FIP UNY adalah sebagai bahan introspeksi dengan produktivitas dan dalam proses mengatasi burnout kerja. 2. Bagi Peneliti Dengan penelitian ini, peneliti dapat mengidentifikasi burnout kerja yang dialami karyawan FIP.
3
BAB II KAJIAN TEORI A. Burnout 1. Pengertian Burnout Istilah burnout diperkenalkan pertama kali oleh Freudenberger seorang ahli psikoanalisa pada tahun 1974. Freudenberger mengatakan bahwa burnout adalah habisnya sumber daya fisik dan mental secara keseluruhan yang disebabkan oleh upaya yang berlebihan untuk mencapai tujuan kerja yang tidak realistis dan merupakan akibat akhir dari stres kerja (Desler, 1992, h. 664). Dalam dunia kerja istilah burnout merupakan suatu istilah yang berkaitan dengan stres kerja. Konsepsi dan bahasan-bahasan yang dilakukan oleh para ahli mengenai burnout, tidak satupun yang tidak dikaitkan dengan lingkungan kerja dan jenis pekerjaan. Burnout merupakan gejala kelelahan emosional yang disebabkan oleh tingginya tuntutan pekerjaan yang dialami individu yang bekerja pada situasi dimana individu melayani kebutuhan orang banyak (Jackson, dalam Rosyid, 1996, h.2). Greenberg dan Baron (1995, h.236) mengatakan bahwa burnout merupakan sindrom yang berisikan gejala kelelahan fisik, kelelahan emosional, kelelahan mental dengan perasaan rendahnya penghargaan terhadap diri sendiri akibat dari stres kerja yang berkepanjangan dan terjadi ketika
orang mulai mempertanyakan nilai
pribadinya dan tidak lagi merasa bahwa apa yang dikerjakan merupakan hal yang penting. Dari teori-teori yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa burnout ialah gejala kelelahan fisik, psikis, emosisonal, mental serta rendahnya pengharapan pada diri sendiri diakibatkan stres berkepanjangan yang diawali ketika sesoorang mulai meragukan kemampuan dan eksistensi dirinya sendiri. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Burnout Farber (1991: 47) mengatakan bahwa ada tiga faktor yang mempengaruhi burnout, yaitu
4
a. Faktor Sosiodemografis, seperti : 1) Jenis Kelamin Wanita tidak mempunyai harapan hidup yang lebih panjang dan cenderung untuk bereaksi lebih secara fisiologis daripada pria dalam keadaan tertekan (Gibson, dkk, 1993, h.176). 2) Usia Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pekerja di bawah usia 40 tahun, cenderung terkena resiko
burnout.
Mereka sering
mendapatkan kesukaran dalam menetapkan kestabilan dan keterlibatan identitas keahlian sehingga lebih mudah tersinggung dan tertekan. 3) Masa kerja Semakin banyak pengalaman kerja semakin rendah tingkat burnout yang dialami. Seorang individu yang sudah cukup lama bekerja pasti sudah memiliki banyak pengalaman dalam mengatasi berbagai permasalahan, dan individu tersebut bisa terhindari dari stress kerja, jika individu tersebut tidak bisa keluar dari stressor maka individu tersebut bisa merujuk untuk terjadinya burnout. 4) Inteligensi Kesanggupan berfikir secara rasional dalam mengatasi tuntutan kebutuhan dalam hidup. b. Faktor Kepribadian 1) Tipe kepribadian Orang dengan kepribadian tipe A cenderung lebih mudah terkena sindroma burnout daripada dengan tipe kepribadian B 2) Harga Diri Seseorang dengan harga diri
yang tinggi akan lebih mampu
mengerahkan tenaga untuk mempertahankan hidupnya sehingga lebih kuat jika menderita tekanan (Gibson, 1993, h.176) 3) Locus of Control Suatu derajat individu dimana seorang individu memandang
5
peristiwa-peristiwa dalam kehidupannya sebagai konsekuensi perbuatannya (Lou dalam Smet, 1994, h.181) 4) Akibat dari perubahan kehidupan seperti pernikahan, kematian dan perceraian. Sedangkan menurut pendapat Goleman (dikutip oleh Nevi, 2005) mengatakan bahwa aspek dari kecerdasan emosional yang mempengaruhi burnout yaitu : a. Kesadaran diri (self awareness) Merupakan kemampuan individu untuk mengenali perasaannya sendiri sesuai dengan apa yang terjadi. b. Mengatur emosi dalam diri (self management) Kemampuan
untuk
menangani
perasaan
sehingga
dapat
mengungkapkannya dengan tepat, merealisasikan apa yang ada di balik perasaan, mencari cara untuk mengatasi ketakutan, kecemasan, kemarahan, dan kesedihan. c. Keyakinan diri (self efficacy) Kemampuan seseorang untuk mengatur emosi untuk mencapai tujuan tertentu, dan meyakinkan
diri bahwa bisa untuk mencapaitujuan.
Keyakinan diri adalah suatu sikap yang dapat menahan individu untuk tidak terjerumus dalam keadaan keputusasaan dan depresi pada saat mengalami berbagai kesulitan hidup, dimana motivator dalam keyakinan diri adalah sikap optimis dan adanya harapan. Harapan adalah keyakinan individu bahwa dirinya memiliki kemauan maupun cara untuk mencapai sasaran yang diinginkan dalam bentuk apapun. d. Mengenali emosi orang lain (emphaty) Merupakan kemauan untuk peka terhadap perasaan orang lain dan menyesuaikan diri dengan orang lain e. Kemampuan Sosial (social skill) Kemampuan untuk membaca berbagai situasi, dan berinteraksi dengan mulus dengan orang lain. Dari beberapa faktor yang diungkapkan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi
burnout, yaitu faktor
6
eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal dapat meliputi masa kerja, tekanan lingkungan pekerjaan, dan sebagainya. Sedangkan faktor internal dari burnout adalah usia, jenis kelamin, harga diri,
masa kerja, dan
kecerdasan emosional. Di dalam kecerdasan emosional terdapat beberapa aspek yaitu, self awareness, self management, self efficacy, emphaty, dan social skill. 3. Gejala-gejala Burnout Greenberg dan Baron (1995, h.20) mengemukakan bahwa ada empat gejala burnout, yaitu: a. Kelelahan fisik Ditandai dengan serangan sakit kepala, mual, sulit tidur, dan kurang nafsu makan. b. Kelelahan emosional Ditandai dengan depresi, merasa terperangkap di dalam tugasnya, mudah marah dan tersinggung, serta perasaan tidak berdaya. c. Kelelahan mental Ditandai dengan persepsi sinis terhadap orang lain, curiga tanpa alasan, dan cenderung merugikan diri sendiri, pekerjaan maupun organisasi. d. Feeling of Low Personal Accomplishment Suatu kondisi yang ditandai dengan adanya perasaan bahwa dirinya memiliki prestasi atau kemampuan kerja yang rendah, perasaan tidak puas terhadap diri sendiri, pekerjaan, maupun kehidupan. Dari pemaparan mengenai gejala burnout di atas, dapat disimpulkan bahwa gejala-gejala terjadinya individu yang mengalami
burnout
burnout, ialah dimana
akan menunjukkan gejala-gejala
seperti kelelahan fisik, kelelahan emosional, kelelahan mental dan feeling of low personal accomplish. 4. Burnout Kerja pada Karyawan Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu lembaga. Mulai dari lembaga atau yang besar sampai lembaga yang kecil mengakui bahwa sumber daya manusia sangatlah penting untuk menentukan keberhasilan perusahaan. Tuntutan pekerjaan yang semakin berat dewasa
7
ini menyebabkan karyawan merasa dirinya dituntut untuk meningkatkan kualitas kerjanya agar tidak tersingkir dari dunia kerjanya. Hal ini membuat
karyawan
bekerja
secara
efektif
dan
berusaha
untuk
menyelesaikan semua target yang telah ditentukan lembaga. Kemajuan zaman yang semakin modern ini menuntut lembaga untuk terus memperbaiki kualitasnya. Perubahan-berupahan kebijakan berkaitan dengan perbaikan tersebutpun tentunya harus diterapkan di semua bidang dalam suatu lembaga. Tuntutan pekerjaan menjadi aspek yang tidak bisa terlepas dari fenomena ini. Masalah beban kerja yang berlebihan adalah salah satu faktor dari pekerjaan yang berdampak pada timbulnya burnout (Maslach, 1982; Pines dan Aronson, 1989; Cherniss, 1980). Beban kerja yang berlebihan bisa meliputi jam kerja, jumlah individu yang harus dilayani (kelas padat misalnya), tanggung jawab yang harus dipikul, pekerjaan rutin dan yang bukan rutin, dan pekerjaan administrasi lainnya yang melampaui kapasitas dan kemampuan individu. Di samping itu, beban kerja yang berlebihan dapat mencakup segi kuantitatif yang berupa jumlah pekerjaan dan kualitatif yaitu tingkat kesulitan pekerjaan tersebut yang harus ditangani. Dengan beban kerja yang berlebihan menyebabkan pemberi pelayanan merasakan adanya ketegangan emosional saat melayani klien sehingga dapat mengarahkan perilaku pemberi pelayanan untuk menarik diri secara psikologis dan menghindari diri untuk terlibat dengan klien (Maslach, 1982).
8
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan survey. Penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai proses pemecahan masalah yang diselidiki dengan melukiskan keadaan subyek dan obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau bagaimana adanya. B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2013 sampai dengan bulan Agustus 2013 pada karyawan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. C. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja di FIP UNY. Sampel dalam penelitian ini diambil secara random sampling yaitu karyawan tiap bagian dan sub bagian di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Karyawan FIP UNY terdiri dari subbag pendidikan, subbag kemahasiswaan dan alumni, subbag keuangan dan akuntansi, subbag umum, kepegawaian, dan pelengkapan, dan perpustakaan FIP UNY. D. Variabel Penelitian Variabel penelitian ini adalah burnout kerja sebagai variabel bebas (X1) dan karyawan FIP UNY (Y1) sebagai variabel terikat. E. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode skala burnout. Skala burnout ialah alat ukur berupa skala yang disusun berdasarkan empat gejala burnout yang meliputi kelelahan fisik, kelelahan emosional, kelelahan mental dan feeling of low personal accomplishment. Semakin tinggi skor skala burnout maka semakin tinggi pula burnout pada subyek. Sebaliknya, semakin rendah skor skala burnout maka semakin rendah tingkat burnout yang terjadi (Wibowo, 2011). Model angket yang digunakan adalah skala Likert. Model skala Likert menurut Bimo Walgito (2003: 167)
9
tergolong skala untuk orang dan pada rancangan dasarnya disusun untuk mengukur sikap. F. Teknik Analisis Data Pada penelitian ini, analisis data yang digunakan adalah dengan menghitung skor maksimal dan minimal dari nilai skala kemampuan pemecahan masalah serta menghitung skor masing-masing subyek. Penentuan kategori kecenderungan dari tiap-tiap variabel didasarkan pada norma atau ketentuan kategori. Kategori tersebut menurut Burhan Nurgiyantoro (2003:109) sebagai berikut: a) (µ+1,0σ) ≤ X
= Tinggi
b) (µ-1,0σ) ≤ X < (µ+1,0σ)
= Sedang
c) X < (µ-1,0σ)
= Rendah
Keterangan : µ
= Mean ideal
σ
= Standar Deviasi
X
= Skor yang diperoleh
10
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan karyawan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Adapun Subyek penelitiannya meliputi perwakilan karyawan dari tiap bagian dan sub bagian di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. B. Penyajian Data 1. Studi Pendahuluan Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif berupa survei kepada para karyawan Fakultas Ilmu Pendidikan. Penelitian ini menggunakan data dari skala dalam mengidentifikasi burnout kerja fakultas ilmu pendidikan. Studi pendahuluan ini didapatkan dari hasil pengamatan dan observasi bahwasanya terdapat burnout kerja yang dialami para karyawan Fakultas Ilmu
Pendidikan
Universitas
Negeri
Yogyakarta
yang
belum
teridentifikasi tingkat burnout yang dialaminya. Kajian pustaka meliputi jurnal dan buku mengenai teori burnout yang kemudian menjadi landasan penelitian yang peneliti lakukan sebagai penunjang dan guna mengembangkan kajian ilmu pengetahuan. 2. Perencanaan Pada tahap perencaan ini, peneliti menganalisa dan menyimpulkan dari studi pendahuluan tersebut bahwa perlu adanya survei skala guna dapat mengidentifikasi dan mengetahui tingkat burnout yang dialami. 3. Pelaksanaan Pada pelaksanaan penelitian yang kami lakukan ini dengan menyebarkan angket secara random sampling (sampel secara acak) pada perwakilan dari tiap bagian dan sub bagian di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Adapun distribusi skala yang telah diberikan seperti yang tertera dalam tabel sebagai berikut :
11
Tabel 1. Distribusi kuesioner No Item Jumlah 1. Skala yang dibagikan 35 2. Skala yang tidak diisi 5 3. Skala yang diisi tidak lengkap 2 4. Skala yang tidak kembali/ 5 hilang 5. Skala yang dapat diolah 23 Tabel diatas memperlihatkan bahwa dari 35 kuesioner yang dibagikan terdapat 5 kuesioner yang tidak diisi dengan berbagai alasan meliputi kesibukan karyawan, lupa dan lain sebaginya. 5 kuesioner yang tidak kembali/ atau hilang akibat dibawa oleh pengisi kuesioner dan lupa disimpan dimana. Dengan demikian jumlah kuesioner yang dapat diolah sebanyak 23 buah. C. Analisis Data Berdasarkan data pada tabel 1 bahwasanya data yang didapatkan dan dapat diolah adalah 23 skala atau sebanyak 66% dari 35 skala yang dibagikan sehingga data ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Tabel 1
tersebut menunjukan bahwa penelitian ini telah memenuhi jumlah yang telah ditentukan sehingga penelitian ini layak untuk diteruskan. D. Analisis Deskriptif Pada bagian ini peneliti akan mendeskripkan mengenai tingkat burnout yang dialami karyawan FIP UNY. Data akan disajikan melalui tabel hasil skala yang telah diisi oleh responden. Dari 24 item pernyataan dalam skala akan diskor berdasarkan data yang diberikan responden. Kemudian setelah melakukan scoring data tersebut dikategorisasi menjadi 3 kategori untuk mengetahui tingkat burnout yang dialami. Berikut kategorisasi yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 2. Kategori Burnout kerja Kategori Rendah Sedang Tinggi Sementara untuk mengetahui
Rentang skor 0-32 33-64 65-69 tingkat burnout karyawan FIP UNY
secara keseluruhan dapat diketahui melalui penjumlahan semua skor burnout
12
responden dibagi skor maksimal skala berdasar jumlah responden, dikali 100%. Berikut adalah tabulasi data dari skala burnout yang telah diisi responden. Tabel 3. Tabulasi Data Skala Burnout No. y1 y2 y3 y4 y5 y6 y7 y8 y9 y10 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 4 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 5 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 7 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 8 2 3 2 2 1 1 2 2 2 2 9 2 3 2 2 2 3 2 3 2 10 2 1 1 1 1 1 2 3 2 1 11 2 3 3 2 2 1 2 2 2 2 12 2 1 1 2 2 1 2 2 3 2 13 1 2 3 2 2 2 2 2 3 2 14 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 15 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 16 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 17 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 18 1 2 2 2 2 4 2 2 1 2 19 2 2 2 2 3 1 2 2 4 2 20 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 21 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 22 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 23 2 ∑ 44 44 45 40 41 34 46 47 51 42
y11 1 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 3 2 1 2 1 1 1 3 2 2 42
y12 1 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 47
y13 1 3 2 2 2 2 2 0 2 3 1 2 3 2 4 2 3 1 2 3 3 2 2 49
y14 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 49
13
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 ∑
y15 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 3 3 1 2 3 2 2 2 2 2 47
y16 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 46
y17 1 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 1 1 1 2 3 2 2 47
y18 1 2 2 2 2 2 2 1 3 2 1 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 47
y19 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 3 2 2 1 0 2 2 2 2 2 41
y20 1 3 2 2 2 3 2 3 2 2 1 2 3 2 3 1 2 2 2 1 3 2 2 48
y21 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 45
y22 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 43
y23 y24 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 1 1 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 3 2 3 2 2 2 2 47 46 Mean Tingkat Burnout Persentase Burnout
Skor 28 53 46 46 45 46 48 46 49 55 32 52 48 56 61 41 43 35 47 48 58 48 47 1078 47 Sedang 48,82%
Keterangan: Y: Item skala Tidak diisi Bersarkan analisis dari data tersebut dapat tersebut dapat diketahui bahwa karyawan Fakultas Ilmu pendidikan mengalami tingkat burnout kerja atau kejenuhan kerja senilai 48,82% dan masuk pada kategori sedang. Skor tertinggi yakni 51 terdapat pada item y9 yakni pada pernyataan “saya sulit untuk tidur”. Item y9 merupakan salah satu indikasi faktor pernebab burnout kerja dari aspek kelelahan fisik. Berdasarkan hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa penyebab tertinggi burnout kerja yang dialami karyawan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta ialah faktor kelelahan fisik.
14
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian yang dilakukan ini mengidentifikasi burnout kerja yang dialami karyawan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta beserta faktor penyebabnya Adapun gambaran umum penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini menggunakan metode dan kaidah-kaidah yang sesuai dengan metode survei terhadap para karyawan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Adapun langkah yang dilakukan adalah mempersiapkan skala, revisi skala, penyebaran skala, pengumpulan data dan analisa deskriptif. 2. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau tingkat burnout kerja yang dialami karyawan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta beserta faktor penyebabnya. 3. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa karyawan Fakultas Ilmu pendidikan mengalami tingkat burnout kerja atau kejenuhan kerja senilai 48,82% dan masuk pada kategori sedang. Sedangkan faktor penyebab yang paling besar ialah faktor kelelahan fisik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa burnout kerja yang dialami karyawan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta masuk dalam kategori sedang dengan faktor penyebab terbesar ialah faktor kelelahan fisik. B. Saran Bardasarkan hasil penelitian mengenai Identifikasi Burnout Kerja pada Karyawan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta dapat disarankan sebagai berikut: 1. Dengan diketahuinya tingkat burnout kerja yang dialami karyawan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta beserta faktor penyebabnya yang diharapkan ada tindakan atau penelitian lanjutan berupa
15
pelatihan tindakan terhadap para karyawan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta beserta faktor penyebabnya DAFTAR PUSTAKA
A.Dale Timple. (2011). Memotivasi Pegawai, Seri Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Elex Media Komputindo. As’ad S. U. 1991. Psikologi Industri : Seri Ilmu Sumber Daya Manusia (Edisi Revisi). Yogyakarta : Penerbit Liberty. Dessler, G. 1992. Manajemen Personalia. Alih Bahasa : Agus Dharma. Jakarta : Erlangga. Farber, B. A. 1991. Crisis in education : Stress and Burnout in The American Teacher. California : Jossey Bass Publisher. Gibson, J. L. Ivancevich, J. H. Donnely, J. H. 1997. Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses. Alih Bahasa : Nunuk Adiani. Edisi Kedelapan. Jakarta : Erlangga. Greenberg, F dan Baron, R. A Jones 1995 “Behavior in Organization : Understanding and Managing the Human side of Work” sixth. Edisi Kelima New Jersey : Engleward Cliffs Prentice Hall. Maslach, C., Leiter M.P 1997. The Truth About Burnout : How Organizations Cause Personal Stress and What to do About it. San Fransisco : Library of Congress Cataloging in Publication data. Nevi, L. & R, D. Nurdjajadi. 2005. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Burnout pada Tenaga Penjual. Jurnal Phronesis. Jakarta : Vol 7, No 2, Desember 2005 (141-171). Rosyid, H. F. 1996. Burnout Penghambat Produktivitas yang Perlu dicermati. Buletin Psikologi. Agustus. Tahun VI. No. 1 (19-25). Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Yogyakarta : Gramedia.