B A B II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Trichomonas vaginalis 1. Sejarah Donne pada tahun 1836 pertama kali menemukan parasit ini dalam secret vagina seorang penderita wanita dengan vaginitis. Dan pada tahun berikutnya ia menemukan parasit jenis Trichomonas vaginalis4. Dahulu adanya Trichomonas vaginalis dalam vagina dianggap sebagai
komensal
yang
tidak
berbahaya,
tahun
1943
Hoque
mempublikasikan laporan hasil penelitian efek Trichomonas vaginalis pada biakan sel yang memperlihatkan peranan Trichomonas vaginalis pada radang vagina (vaginitis).
2. Klasifikasi Klasifikasi Trichomonas vaginalis adalah : Golongan
: Animalia
Filum
: Protozoa
Klas
: Zoomastigophora
Ordo Genus Species
: Mastigophora : Trichomonas : Trichomonas vaginalis 10
3. Morfologi Trichomonas vaginalis tidak memiliki stadium kista tetapi hanya ditemui dalam stadium Tropozoit dan ciri-cirinya adalah : Bentuknya oval atau piriformis, memiliki 4 buah flagel anterior, flagel ke 5 menjadi axonema dari membran bergelombang (membrana undulant) , pada ujung pasterior terdapat axonema yang keluar dari badan yang diduga untuk melekatkan diri pada jaringan sehingga menimbulkan
6
iritasi, memiliki 1 buah inti, memiliki sitostoma pada bagian anterior untuk mengambil makanan, perkembangbiakan dengan cara belah pasang.
Gambar 2.1. Morofologi Trichomonas vaginalis Sumber11 Keterangan11 : 1. Blefaroplas ( Parabasal Aparalus), 2. Flagelata, 3. Sitostoma, 4. Nukleus/inti, 5. Kariosum, 6. Aksotil, 7. Membran bergelombang (Undalating Membrana Ukuran 15- 20 X 100 Mikron)
4. Hospes dan Nama Penyakit Manusia merupakan hospes parasit ini dan menyebabkan Trichomoniasis pada vagina dan pada pria prostatis.
5. Siklus Hidup Pada wanita tempat hidup parasit ini di vagina dan pada pria di uretra dan prostat.Parasit ini hidup di mukosa vagina dengan makan bakteri dan lekosit Trichomonas vaginalis bergerak dengan cepat berputarputar diantara sel-sel epitel dan lekosit dengan menggerakkan flagel anterior dan membran bergelombang.
7
Trichomonas vaginalis berkembang biak secara belah pasang longitudinal, diluar habitatnya parasit mati pada suhu 50 0 C, tetapi dapat hidup selama 5 hari pada suhu 0 0 C. Dalam perkembangbiakannya parasit ini mati pada PH kurang dari 4,9 inilah sebabnya parasit ini tidak dapat hidup disekret vagina yang asam (PH : 3,8-4,4), parasit ini tidak tahan pula terhadap desinfektan zat pulasan dan antibiotik7. Meskipun organisme ini dapat ditemukan dalam urine sekret uretra/setelah masase prostat, PH yang disukai pada pria belum diketahui5.
Infeksi Trichomonas vaginalis melalui hubungan
Tropozoit Trichomonas
Tropozoit Trichomonas vaginalis
vaginalis
di prostat dan uretra laki-laki
Tropozoit Trichomonas vaginalis Masuk melalui hubungan kelamin
Gambar 2.2 Siklus Hidup Trichomonas vaginalis Sumber:
10
Pada sebagian besar kasus Trichomonas vaginalis ditransmisikan saat terjadi hubungan kelamin,pria sering berperan sebagai pembawa parasit. Parasit ini berada pada saluran uretra pada pria, seorang pria yang membawa parasit akan menularkan pada pasangannya saat terjadi
8
hubungan seksual, selanjutnya wanita pasangannya tersebut akan terinfeksi oleh parasit dan berkembang biak didaerah genital. Apabila wanita tersebut kemudian berhubungan seksual dengan pria yang sehat maka akan terjadi penularan kembali,mengamati proses penularan parasit ini maka kelompok resiko tinggi untuk mengidap Trichomoniasis adalah para wanita pekerja seks komersial dan pria yang suka berganti-ganti pasangan dalam berhubungan seks serta semua orang yang memiliki kebiasaan seks bebas.
6. Distribusi Geografis Terdapat diseluruh dunia dengan insidens lebih kurang 25% pada wanita dan lebih tinggi pada golongan wanita yang kurang menjaga kebersihan alat genitalnya,hanya sepertujuh dari semua wanita yang terinfeksi dengan parasit ini menunjukkan gejala atau keluhan5. Gejala umumnya muncul dalam 4–20 hari setelah infeksi, wanita yang terinfeksi parasit ini akan mengeluarkan cairan dari vagina berwarna kuning kehijauan atau abu-abu serta berbusa dalam jumlah banyak, kadangkala disertai perdarahan, bau tidak sedap serta gatal8.
7. Gejala Klinis Infeksi Trichomonas vaginalis Trichomonas vaginalis merupakan penyakit menular lewat hubungan seksual (PMS), seseorang beresiko terkena PMS apabila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal, bila tidak diobati dengan benar penyakit ini dapat berakibat serius bagi kesehatan reproduksi, seperti terjadinya kemandulan, kebutaan pada bayi yang baru lahir bahkan kematian. a. Pada Wanita Trichomoniasis menyebabkan vaginitis(radang vagina) dengan fluor albus yang berwarna putih seperti cream dan berbuih, bagian Vulva dan cervik bisa mengalami peradangan. Banyaknya fluor tergantung dari beratnya infeksi dan stadium penyakit, selain gejala
9
fluor albus yang merupakan keluhan utama penderita pruritus vagina atau vulva dan rasa pedih saat kencing merupakan keluhan tambahan perasaan gatal pada vulva dan kadang-kadang sampai ke paha. Sering kali penderita mengeluh keluar darah setelah berhubungan seks infeksi dapat menjalar dan menyebabkan uretriris kadang infeksi terjadi tanpa gejala, jika ada gejala biasanya berupa antara lain: Rasa sakit atau nyeri pada saat kencing atau hubungan seksual, rasa nyeri pada perut bagian bawah, pengeluaran lendir pada vagina atau alat kelamin, keputihan berwarna putih susu bergumpal disertai rasa gatal dan kemerahan pada alat kelamin dan sekitarnya, keputihan yang berbusa, kehijauan, berbau busuk dan gatal, timbul bercak-bercak darah setelah berhubungan seksual, bintil-bintil berisi cairan, lecet atau borok pada alat kelamin. b. Pada Pria Karena bentuk dan letak alat kelamin pria berada diluar tubuh, maka gejala PMS lebih mudah dikenali, dilihat dan dirasakan tetapi dapat pula terjadi uretritis dan prostatitis4. Tanda – tanda PMS pada pria antara lain adalah: Berupa bintil-bintil berisi cairan, lecet atau borok pada penis atau alat kelamin, luka tidak sakit, keras dan berwarna merah pada alat kelamin, rasa gatal yang hebat sepanjang alat kelamin, rasa sakit yang hebat pada saat kencing, bengkak, panas dan nyeri pada pangkal paha yang kemudian berubah menjadi borok.
8. Pencegahan Penularan Kebiasaan melakukan seks bebas ternyata dapat memicu timbulnya Trichomoniasis sehingga upaya pencegahan infeksi lebih dititik beratkan pada perilaku manusia, hanya berhubungan seks dengan suami atau istri yang sah merupakan salah satu alternatif pencegahan infeksi ini. Dengan hanya berhubungan seks terhadap pasangan sah diharapkan dapat menekan penyebaran penularan infeksi parasit ini.
10
Pada ibu rumah tangga sebaiknya selalu memeriksakan diri secara periodik guna mengetahui infeksi secara dini
dan segera melakukan
pengobatan apabila ada gejala dan tanda infeksi. Dengan demikian diharapkan dapat mengurangi penyebaran parasit pada pria yang berhubungan dengannya, pada pria yang suka berhubungan dengan wanita pekerja seks komersial hendaknya selalu menggunakan pelindung (kondom) saat berhubungan. Namun demikian secara arif kita akan dapat mencegah penularan penyakit ini pada diri kita masing-masing apabila kita memegang teguh ajaran agama karena tidak ada satu agamapun yang mengajarkan umatnya untuk melakukan seks bebas.
9. Pengobatan Dasar pengobatan yaitu memperbaiki keadaan vagina dengan membersihkan mukosa vagina dan memakai obat kimia peros dan lokal, pada saat ini metronidazol (merupakan obat yang efektif untuk pengobatan baik untuk wanita ataupun pria)4. Berbagai obat baru juga telah banyak dan sangat efektif dalam mengobati Trichomoniasis yaitu Tinidazol, Seknidazol, Nimorazol dan Ornidazol. Cara pemberian takaran obat-obat tersebut adalah: a. Metronidazol Wanita : diberikan 3 kali 250 mg selama 10 hari atau 2 gr dosis tunggal
tanpa
Diberikan
malam
hari peroral,
untuk
pengobatan lokal diberikan tablet Vagina sebanyak 500 mg sehari selama 10 hari. Pria
: pemberian peroral 2 kali 250 mg sehari selama 10 hari atau 2 gr dosis Tunggal diberikan malam hari.
b. Tinidazol Baik pada wanita maupun pria diberikan dengan takaran 2 gr dosis tunggal peroral.
11
c. Seknidazol Diberikan untuk Trichomoniasis pada wanita maupun pria dengan takaran 2 gr dosis tunggal peroral. d. Nimorazol Diberikan pada wanita maupun pria dengan takaran 2 kali 250 mg selama 6 hari atau diberikan 2 gr dosis tunggal. e. Ornidazol Diberikan dalam dosis tunggal 1500 mg atau 2 kali lipat 750 mg pengobatan lokal dengan tablet vagina persarin ataupun krim vagina yang digunakan pada waktu malam hari.
B. Diagnosis Laboratorium Diagnosis
laboratorium
dapat
ditegakkan
dengan
melakukan
pemeriksaan pada sample sekret vagina (fluor albus) pada wanita dan sekret uretra pada pria, secara mikroskopis apabila ditemukan parasit Trichomonas vaginalis maka diagnosa laboratorium dapat ditegakkan Secara klinis diagnosis Trichomoniasis ditegakkan berdasarkan adanya keluhan keputihan atau flour albus dan rasa panas serta gatal pada vulva atau vagina dan adanya sekret encer, berbusa, bau tidak sedap dan berwarna kekuningan serta adanya lesi bakas garukan karena gatal dan hiperemia pada vagina. Untuk menentukan diagnosis perlu dilakukan diagnosa laboratorium dengan menemukan parasit Trichomonas vaginalis dibahan sekret vagina, sekret uretra, sekret prostat dan sedimentasi urine(4) dengan melihat adanya gerakkan aktif dari temuan tropozoit Trichomonas vaginalis didalam pemeriksaan mikroskopis, jika pergerakkan dari tropozoit berkurang mungkin dapat dilihat pergerakkan membran bergelombang pada perbesaran tinggi. Tes diagnostik selain dengan sediaan basah dapat juga digunakan pulasan permanen,organisme sulit dikenal pada pulasan permanen, apabila sediaan hapus kering dikirim ke laboratorium dapat digunakan dengan pulasan atau pengecatan giemsa atau papanicelau pada pulasan gram biasanya organisme tidak ditemukan6.
12
C. Penyebab Trichomoniasis Penyebab
keputihan
ada
dua
yaitu
fisiologis
dan
patologis.
Keputihan/fluor albus fisiologis muncul saat mau datang haid, terangsang dan biasanya tidak berbau dan tidak menyebabkan gatal. Keputihan patologis muncul dengan adanya kelainan patologis atau faktor infeksi, berbau, berwarna keruh, hijau atau kuning, rasa gatal dan obatnya adalah segera periksa ke dokter.
D.
Beberapa
Faktor
Yang
berhubungan
dengan
kejadian
infeksi
Trichomonas vaginalis 1. Faktor Karakteristik a. Pendidikan Pendidikan dianggap sebagai salah satu unsur yang ikut menentukan pengalaman dan pengetahuan seseorang baik dalam ilmu pengetahuan maupun kehidupan sosial. b. Umur Umur atau usia merupakan waktu atau masa hidup seseorang selama masih hidup didunia yang dihitung mulai dari manusia dilahirkan.Para ahli psikologi membagi umur menjadi beberapa kelompok yang didasarkan pada pertumbuhan fisik dan pertumbuhan mental antara lain: 1) Masa dewasa dini
: 18 tahun- 40 tahun
2) Masa dewasa madya
: 41 tahun – 60 tahun
Umur berkaitan dengan masa aktif hubungan kelamin karena pada usia yang meningkat akan di ikuti dengan proses degenerasi dari organ seksual sehingga dalam hal ini kemampuan organ seksual akan menurun14 2. Kebersihan alat kelamin Kebersihan alat kelamin harus diperhatikan karena ibu rumah tangga ada yang kurang memperhatikan kebersihan alat kelamin, sehingga setelah
13
melakukan kontak seksual alat kelamin harus segera dibersihkan biasanya mereka memakai obat-obatan atau cairan betadine yang dijual bebas dan diiklankan di televisi, dapat juga dengan melakukan: menghindari pemakaian pencuci vagina dengan semprot vagina (spray), jaga kebersihan vagina baik sebelum dan sesudah berhubungan seks, ganti pembalut sesering mungkin jika sedang mengalami haid, kenakan pakaian dalam yang terbuat dari katun agar mudah menyerap kelembaban dan sirkulasi udara disekitar vagina terjaga, pakaian dalam
yang tidak menyerap
keringat akan menciptakan suasana di vagina menjadi lembab dan tentu saja akan merangsang pertumbuhan bakteri yang merugikan, jaga organ intim tetap bersih dan kering, membasuh vagina dengan air yang bersih setiap kali setelah selesai menggunakan toilet umum, siramlah menggunakan (flushing) hal ini untuk mencegah penularan jika ada pengguna lainnya yang terkena penyakit kelamin.5 Menurut penelitian air yang tergenang ditoilet umum mengandung 70% jamur candida albicans (penyebab keputihan dan rasa gatal pada vagina)5. 3. Penggunaan air bersih Penggunaan air bersih dalam jumlah yang banyak sangat diperlukan untuk menjaga kebersihan badan, alat kelamin dan pakaian karena T. Vaginalis dapat hidup pada obyek basah selama 45 menit pada kloset duduk, kain lap pencuci badan, baju, air mandi dan cairan tubuh, disamping itu dapat pula dilakukan : setelah buang air besar, bilaslah dengan air yang bersih dari arah depan kebelakang cara ini dapat mencegah penyebaran bakteri dari arah anus ke vagina, saat membasuh harus melihat juga kondisi air, kalau kotor jangan dipaksakan sebab air yang tidak bersih bisa menyebabkan adanya kuman dan jamur yang akhirnya menimbulkan keputihan, bila perlu basuh pakai tisu yang tidak mudah hancur.
14
4. Berganti-ganti pasangan seksual Setia dan jangan berganti-ganti pasangan untuk mencegah terjadinya infeksi Trichomonas vaginalis.
5. Pemeriksaan kesehatan secara rutin Pemeriksaan kesehatan secara rutin dan teratur harus dilakukan khusunya pada wanita yang sudah melakukan hubungan seksual secara teratur. Sebelum dilakukan pengobatan, dokter biasanya memeriksa cairan keputihan dilaboratorium. Pengobatan dilakukan dengan terlebih dahulu menyingkirkan faktor-faktor yang mempermudah timbulnya penyakit.Bila diagnosis menunjukkan penyakitnya tidak akut maka biasanya dokter menyarankan untuk mencuci daerah vagina dengan obat anti septik, sayangnya seringkali setelah tahu obatnya, pasien tak datang lagi tapi membeli obat tersebut kemudian dipakai terus untuk mencuci vagina dan akibatnya bakteri doderlein (yang membuat vagina selalu asam) jadi mati.Maka suasana asam terganggu menjadi basa sehingga muncullah berbagai penyakit, entah itu kandida atau jamur, infeksi dari luar vagina dan sebagainya.11 6. Penggunaan pembersih vagina Wanita seringkali salah dalam membersihkan alat kelamin biasanya mereka menggunakan sabun biasa atau cairan pembersih yang tidak jelas komposisi kandungannya atau menaburi bedak bahkan menyemprotkan parfum didalam vagina. Penggunaan antibiotik maupun steroid cukup lama sehingga menyebabkan bakteri baik penjaga pH vagina mati serta menyebabkan jamur dapat tumbuh dengan subur, pemakaian pil KB karena keseimbangan hormon terganggu sehingga terjadi ketidak seimbangan pH, penggunaan sabun pencuci vagina mengganggu keseimbangan pH vagina.5
15
7. Pengetahuan tentang infeksi Trichomonas vaginalis Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga, pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang ( overt behavior). Prilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Faktor-faktor yang memicu berkembangnya PMS antara lain karena kurangnya pengetahuan tentang PMS, hubungan seksualnya cenderung lebih dari satu pasangan atau pasangannya mempunyai lebih dari satu mitra seksual, hubungan seksual tidak aman misalnya, tidak memakai kondom selain itu karena anatomi organ reproduksi perempuan lebih mudah tertular PMS daripada pria. Keputihan disebabkan karena kelenjar di dalam rahim dan vagina membawa keluar sel-sel mati dan bakteri dengan pengeluaran lendir, keluarnya lendir ini menyebabkan vagina tetap bersih dan membantu dalam mencegah infeksi.7
16
E. Kerangka Teori
Pemakaian Sabun Cuci Vagina
Multi Partner Sex
Pengetahuan tentang infeksi Trichomonas vaginalis
Pendidikan
Pekerjaan
Paparan Parasit Trichomonas vaginalis
Kejadian infeksi Trichomonas vaginalis
Personal Hygiene
Pemeriksaan Kesehatan Rutin
Sosial Ekonomi
Kecukupan Air Bersih
17
Gambar 2.3 Kerangka Teori
F. Kerangka Konsep
Variabel terikat
Variabel bebas Pendidikan
Umur Kejadian infeksi Pengetahuan tentang infeksi
Trichomonas vaginalis
Trichomonas vaginalis Pengunaan pembersih vagina
Gambar 2. 4 Kerangka Teori
F. Hipotesa 1. Ada hubungan antara pendidikan dengan kejadian infeksi Trichomonas vaginalis pada ibu rumah tangga
RW 26 Pucang Gading Kabupaten
Demak 2. Ada hubungan antara umur dengan kejadian infeksi Trichomonas vaginalis pada ibu rumah tangga RW 26 Pucang Gading Kabupaten Demak
18
3. Ada hubungan antara penggunaan obat atau cairan pembersih vagina dengan kejadian infeksi Trichomonas vaginalis pada ibu rumah tangga RW 26 Pucang Gading Kabupaten Demak 4. Ada hubungan antara pengetahuan tentang infeksi Trichomonas vaginalis dengan kejadian infeksi Trichomonas vaginalis pada ibu rumah tangga RW 26 Pucang Gading Kabupaten Demak
19