BAB2 DATA DAN ANALISA
2.1 Sumber Data Data-data dan literature disini didapat dari bermacam-macam media, baik internet, buku dan video edukasi. Semua sumber merupakan bahan-bahan yang membantu memperkuat data-data teori cerita ataupun data visual referensi mengenai pembuatan film animasi pendek ini. 2.1.1
Internet : Untuk acuan data penulis mengambil dari wikipedia.org, bandung.go.id, anneahira.com, asal-usul.com, dll.
2.1.2
Buku
: Sejarah Bandung awal revolusi yang berjudul “Bandung Awal Revolusi” karya John R.W.Smail, dan “Album Bandoeng Tempo Doeloe (ED 200tahun Bandung)” karya Sudarsono Katam juga buku referensi animasi “The Animator’s Survival Kit” karya Richard Williams, “3D Human Modeling and Animation” karya Peter Ratner, dan “Animasi Pengetahuan Dasar Film Animasi Indonesia” karya Gatot Prakosa.
2.1.3
Video
: referensi film semasa kemerdekaan “Kereta Api Terakhir”, “Hati Merdeka”, juga film perang sejenis tentara “Windtalkers”, “Saving Private Ryan”, “Band of Brothers”, dll.
2.2 Data Umum 2.2.1
Animasi Animasi merupakan kumpulan gambar atau sequence baik 2D ataupun 3D yang
memiliki susunan gambar yang bergerak sedemikian rupa hingga membentuk suatu ilusi gerak. Definisi animasi diambil dari kamus Oxford berarti film yang seolah hidup, terbuat dari fotografi, gambaran, boneka, dan sebagainya dengan perbedaan tipis antarframes, untuk memberi kesan pergerakan saat diproyeksikan. Animate yang merupakan kata kerja dari bahasa Inggris berarti memberi nyawa. Animasi bukan teknologi yang baru lagi dan telah digunakan dalam berbagai film-film menarik. Namun demikian perkembangannya di Indonesia berjalan lambat sekali. Dari sekian banyak film animasi tiga dimensi yang beredar hampir semuanya adalah buatan luar negeri, bahkan sebagian besar masyarakat tidak mengetahui adanya karya lokal. Padahal
3
hingga saat ini sudah ada dua film animasi tiga dimensi berdurasi panjang buatan anak negeri yakni “Homeland” dan “Janus Prajurit Terakhir”. Sebenarnya Indonesia juga memiliki animator-animator handal, ironisnya karya mereka justru diekspor ke negara lain seperti yang dilakukan oleh Castle Animation di Jakarta. Permasalahannya adalah karena investor di Indonesia sendiri belum melihat animasi sebagai sektor yang menguntungkan. Memperhatikan film-film animasi layar lebar yang beredar, hampir semuanya menggunakan satu teknik saja yaitu umumnya adalah animasi 3D seperti yang biasa dilakukan Pixar studio, stop motion yang biasa dilakukan oleh Aardman, atau 2D yang biasa dilakukan oleh Disney. Melihat kenyataan tersebut penulis disini ingin mencoba mengeksplorasi sebuah teknik animasi gabungan yang jarang dipakai. Menggabungkan dua teknik animasi yang berbeda sebenarnya tidak dimungkinkan pada tahap produksi atau tahap penganimasian namun dimungkinkan sebagai compositing di tahap pasca-produksi.
2.2.1.1 Sejarah Animasi
Gambar 2.1 Gua Lascaux di Dordogne di Prancis
Keinginan manusia untuk membuat gambar atau santiran yang hidup dan bergerak sebagai pantara dari pengungkapan mereka, merupakan perwujudan dari bentuk dasar animasi yang hidup berkembang. Kata animasi itu sendiri sebenarnya penyesuaian dari kata animation, yang berasal dari kata dasar to animate, dalam kamus umum InggrisIndonesia berarti menghidupkan. Secara umum animasi merupakan suatu kegiatan menghidupkan, menggerakkan benda mati; Suatu benda mati diberikan dorongan kekuatan, semangat dan emosi untuk menjadi hidup dan bergerak, atau hanya berkesan hidup. Sebenarnya, sejak jaman dulu, manusia telah mencoba menganimasi gerak gambar binatang mereka, seperti yang ditemukan oleh para ahli purbakala di gua Lascaux Spanyol Utara, sudah berumur dua ratus ribu tahun lebih; Mereka mencoba untuk menangkap gerak
4
cepat lari binatang, seperti celeng,bison atau kuda, digambarkannya dengan delapan kaki dalam posisi yang berbeda dan bertumpuk. Orang Mesir kuno menghidupkan gambar mereka dengan urutan gambar-gambar para pegulat yang sedang bergumul, sebagai dekorasi dinding. Dibuat sekitar tahun 2000 sebelum Masehi. Lukisan Jepang kuno memperlihatkan suatu alur cerita yang hidup, dengan menggelarkan gulungan lukisan, dibuat pada masa Heian (794-1192). Animasi, sebenarnya tidak akan terwujud tanpa didasari pemahaman mengenai prinsip fundamental kerja mata manusia atau dikenal dengan nama The Persistance of Vision. Seperti ditunjukan pada karya seorang Prancis Paul Roget (1828), penemu Thaumatrope. Sebuah alat berbentuk kepingan yang dikaitkan dengan tali pegas diantara kedua sisinya. Kepingan itu memiliki dua gambar pada sisinya. Satu sisi bergambar burung, satu sisi lainnya bergambar sangkar burung. Ketika kepingan berputar maka burung seolah masuk kedalam sangkarnya. Proses ini ditangkap oleh mata manusia dalam satu waktu, sehingga mengekspose gambar tersebut menjadi gerak.
Gambar 2.2 Thaumatrope
Dua penemuan berikutnya semakin menolong mata manusia. Phenakistoscope, ditemukan oleh Joseph Plateu (1826), merupakan kepingan kartu berbentuk lingkaran dengan sekelilinganya di penuhi lubang-lubang dan gambar berbentuk obyek tertentu. Mata akan melihat gambar tersebut melalui cermin dan pegas membuatnya berputar sehingga satu serial gambar terlihat secara progresif menjadi gambar yang bergerak kontinyu. Teknik yang sama di tampilkan pada alat bernama Zeotrope, ditemukan oleh Pierre Desvignes (1860), berupa selembar kertas bergambar yang dimasukan pada sebuah tabung.
5
Gambar 2.3 Phenakistoscope dan Zeotrope
Hingga di tahun 1880-an, Jean Marey menggunakan alat potret beruntun merekam secara terus menerus gerak terbang burung, berbagai kegiatan manusia dan binatang lainnya. Sebuah alat yang menjadi cikal bakal kamera film hidup yang berkembang sampai saat ini. Dan di tahun 1892, Emile Reynauld mengembangkan mainan gambar animasi ayng disebut Praxinoscope, berupa rangkaian ratusan gambar animasi yang diputar dan diproyeksikan pada sebuah cermin menjadi suatu gerak film, sebuah alat cikal bakal proyektor pada bioskop. Kedua pemula pembuat film bioskop, berasal dari Perancis ini,dianggapsebagai pembuka awal dari perkembangan teknik film animasi. Sepuluh tahun kemudian setelah film hidup maju dengan pesat-nya di akhir abad ke 19. Di tahun 1908, Emile Cohl pemula dari Perancis membuat film animasi sederhana berupa figure batang korek api. Rangkaian gambar-gambar blabar hitam(black-line) dibuat di atas lembaran putih, dipotret dengan film negative sehingga yang terlihat figur menjadi putih dan latar belakang menjadi hitam. Pada awal abad ke dua puluh, popularitas kartun animasi mulai menurun sementara film layar lebar semakin merajai sebagai alternatif media entertainment. Publik mulai bosan dengan pola yang tak pernah berganti pada animasi tanpa didalamnya terdapat story line dan pengembangan karakter. Apa yang terjadi pada saat itu merupakan kondisi dimana mulai terentang jarak antara film layar lebar dan animasi, kecuali beberapa karya misalnya Winsor McCay yang berjudul Gertie the Dinosaur, 1914. McCay telah memulai sebuah cerita yang mengalir dalam animasinya ditambah dengan beberapa efek yang mulai membuat daya tarik tersendiri. Hal ini juga mulai terlihat pada karya Otto Messmer, Felix the Cat.
6
Gambar 2.4 Felix the Cat karya Otto Messmer
Tokoh yang dianggap berjasa besar mengembangkan film animasi adalah Walt Disney. Walt Disney banyak menghasilkan karya fenomenal seperti Mickey Mouse, Donald Duck, Pinokio, Putri Salju, dan lainnya. Walt Disney pulalah yang pertama membuat film animasi bersuara. Yakni, film Mickey Mouse yang di putar perdana di Steamboat Willie di colony Theatre, New York pada 18 November 1928. walt Disney juga menciptakan animasi berwarna pertama yakni, Flower and Trees yang di produksi Silly Symphonies di tahun 1932. Pada era ini, cerita animasi masih banyak terpengaruh pola cerita klasik, mungkin masih terasa hingga saat ini. Tipikal ceritanya selalu dengan tokoh yang menjadi hero dan musuhnya. Industri animasi mulai kembali menanjak di Amerika manakala komersialiasi mulai merambah dunia tersebut. Cerita and strory line pun mulai beragam disesuaikan dengan demand publik. Industri-industri film raksasa mulai membuat standardisasi animasi yang laku di pasaran. Biaya produksi pun dapat ditekan dan tidak setinggi dulu. Akhirnya kartun mulai memasuki era manufaktur dipertengahan abad ke dua puluh.
2.2.1.2 Animasi di Indonesia Pada tahun 70-an terdapat studio animasi di Jakarta bernama Anima Indah yang didirikan oleh seorang warga Amerika. Anima Indah termasuk yang mempelopori animasi di Indonesia karena menyekolahkan krunya di Inggris, Jepang,Amerika dan lain-lain. Anima berkembang dengan baik namun hanya berkembang di bidang periklanan. Di tahun 70-an banyak film yang menggunakan kamera seluloid 8mm, maraknya penggunaan kamera untuk membuat film tersebut, akhirnya menjadi penggagas adanya festival film. di festival film itu juga ada beberapa film animasi Batu Setahun, Trondolo, Timun Mas yang disutradarai Suryadi alias Pak Raden (animator Indonesia Pertama). Era tahun 80-an ditandai sebagai tahun maraknya animasi Indonesia Ada film animasi “Rimba Si Anak Angkasa” yang disutradarai oleh Wagiono Sunarto dan dibuat atas
7
kolaborasi ulangan “Si Huma” yang diproduksi oleh PPFN dan merupakan animasi untuk serial TV. Beberapa animator lokal. ada juga film animasi pet sekitar tahun 1980-1990-an. Hal ini ditandai dengan lahirnya beberapa studio animasi seperti Asiana Wang Animation yang bekerjasama dengan Wang Fim Animation, Evergreen, Marsa Juwita Indah, Red Rocket Animation Studio di Bandung, Bening Studio di Yogyakarta dan Tegal Kartun di Tegal. Pada era tahun 90-an sudah banyak bertaburan berbagai film animasi diantaranya Legenda Buriswara, Nariswandi Piliang, Satria Nusantara yang kala itu masih menggunakan kamera film seluloid 35 mm. Kemudian ada serial “Hela,Heli,Helo” yang merupakan film animasi 3D pertama yang di buat di Surabaya. Tahun 1998 mulai bermunculan film-film animasi yang berbasis cerita rakyat seperti Bawang Merah dan Bawang Putih, Timun Mas dan petualangan si Kancil. Dan pada era 90-an ini banyak terdapat animator lokal yang menggarap animasi terkenal dari negara Jepang seperti Doraemon dan Pocket Monster. Diantara sekian banyak studio animasi yang terdapat di Indonesia, Red Rocket Animation termasuk yang paling produktif. Pada tahun 2000 Red Rocket memproduksi beberapa serial animasi TV seperti Dongeng Aku dan Kau, Klilip dan Puteri Rembulan, Mengapa Domba Bertanduk dan Berbuntut Pendek, Si Kurus dan Si Macan. Pada masa ini serial animasi cukup populer karena sudah menggabungkan 2D animasi dengan 3D animasi. Lalu pada tahun 2003, serial 3D animasi merambah ke layar lebar diantaranya “Janus Perajurit Terakhir” Pada 7 Mei 2004, hadir film 3D animasi berdurasi panjang (full animation) buata Indonesia sekitar 30 menit yaitu “Homeland” yang ceritanya diolah bersama tim Visi Anak Bangsa dan Kasatmata. Film ini berkisah soal petulangan seorang bocah bernama Bumi yang berusaha menemukan tempat tinggalnya di dunia yang imajiner. Dalam menempuh perjalanan itu Bumi ditemani beragam binatang yang memiliki indra dan berjiwa dan mempunyai kepribadian serta bisa berbicara sebagaimana layaknya manusia. Film ini digarap selama satu tahun di bawah payung Studio Kasatmata di Jogjakarta. Walaupun film kurang meraih sukses tapi menjadi babak baru bagi dunia peranimasian di bumi Nusantara. Di antara suguhan berbagai serial kartun dari Nickelodeon, Global TV menyelipkan satu program anak-anak Kabayan dan Liplap. Animasi buatan asli anak negeri ini yang merupakan buah karya Castle Production, perusahaan animasi lokal yang sebelumnya lebih sering menangani proyek animasi untuk negara lain. Animasi ini mencitrakan Kabayan sebagai seorang anak berumur 10 tahun, bertubuh gemuk, rajin, jujur, dan bijaksana. Kabayan memiliki teman imajinasi seekor kunang-kunang bernama Lip Lap. Dia selalu
8
mengikuti dan menemani Kabayan ke mana pun. Lip Lap sering menyemangati Kabayan bila sedang putus asa dan mengingatkan bocah tersebut bila berbuat salah. Selain Kabayan Liplap yang merupakan tokoh khas Indonesia, ada pula film animasi pendek superhero asal Tasikmalaya yang telah dua kali memenangkan ajang penghargaan INAICTA (Indonesia ICT Awards), yaitu Hebring. Nama aslinya adalah Heru, yang menetap di rumah susun dan bekerja sebagai tukang ojek. Saat ini Hebring sudah dibuat dalam dua sekuel. Hebring 1 berhasil memenangkan INAICTA 2007 dan selang dua tahun kemudian sekuel kedua animasi ini mendapat juara pada penghargaan yang sama. Menyusul tahun 2004 studio Kasat Mata membuat film animasi 3D berdurasi panjang untuk layar lebar yaitu ”Homeland”. Hingga pada tahun 2009, Indonesia berhasil membuat film animasi bertaraf Internasional dengan judul ”Sing to the Dawn” atau ”Meraih Mimpi” yang di produksi oleh Infinite Frameworks (IFW).
Gambar 2.5 Cuplikan Sing to the Dawn
2.3 Data Cerita Indonesia memiliki sejarah panjang dalam meraih kemerdekaannya. Salah satu yang membekas adalah peristiwa pertempuran Bandung Lautan Api. Peristiwa besar yang terjadi di tanah Pasundan itu membekaskan sebuah cerita sejarah besar bagi masyarakat Bandung Khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Siapa yang takkenal peristiwa pertempuran Bandung Lautan Api? Peristiwa dahsyat itu tercatat dalam buku-buku sejarah. Mengajarkan para generasi muda tentang sebuah perjuangan dalam arti yang sesungguhnya. Bahwa kebebasan memang harus diupayakan, sekalipun dengan mempertaruhkan nyawa. Perjuangan masyarakat Indonesia saat itu merata. Dari ujung barat hingga timur. Begitupun dengan masyarakat Bandung. Merasa menjadi bagian dari negara Indonesia, sudah lelah dengan segala tindak penindasan yang dilakukan oleh penjajah adalah alasan mendasar. Kemerdekaan akan didapat ketika masyarakat Indonesia bersatu. Semangat
9
seperti itulah yang kira-kira membara di dada. Hal itu kemudian mendasari terjadinya peristiwa pertempuran Bandung Lautan Api yang melegenda. Pertempuran Bandung Lautan Api atau Peristiwa Bandung Lautan Api adalah peristiwa pembumihangusan kota Bandung pada bulan Maret 1946. Pembumihangusan yang dilakukan pejuang Republik Indonesia tersebut dilakukan untuk mencegah tentara sekutu dan Belanda memanfaatkan fasilitas-fasilitas di kota yang ditinggalkan pihak Republik tersebut. Latar belakang terjadinya pertempuran Bandung Lautan Api pasti berkaitan dengan keinginan untuk lepas dari belenggu para penjajah. Saat itu, memanfaatkan segala kesempatan adalah sebuah keharusan. Melawan penjajah tidak mesti harus berhadapan satu lawan satu. Dengan taktik dan kecerdikan serta sigap memanfaatkan kesempatan juga merupakan cara yang efektif.
2.3.1 Insiden Perobekan Bendera Setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Indonesia belum sepenuhnya merdeka. Kemerdekaan harus dicapai sedikit demi sedikit melalui perjuangan rakyat yang rela mengorbankan segalanya. Setelah Jepang kalah, tentara Inggris datang untuk melucuti tentara Jepang. Mereka berkomplot dengan Belanda (tentara NICA) dan memperalat Jepang untuk menjajah kembali Indonesia. Berita pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan dari Jakarta diterima di Bandung melalui Kantor Berita DOMEI pada hari Jumat pagi, 17 Agustus 1945. Esoknya, 18 Agustus 1945, cetakan teks tersebut telah tersebar. Dicetak dengan tinta merah oleh Percetakan Siliwangi. Di Gedung DENIS, Jalan Braga (sekarang Gedung Bank Jabar), terjadi insiden perobekan warna biru bendera Belanda, sehingga warnanya tinggal merah dan putih menjadi bendera Indonesia. Perobekan dengan bayonet tersebut dilakukan oleh seorang pemuda Indonesia bernama Mohammad Endang Karmas, dibantu oleh Moeljono. Tanggal 27 Agustus 1945, dibentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR), disusul oleh terbentuknya Laskar Wanita Indonesia (LASWI) pada tanggal 12 Oktober 1945. Jumlah anggotanya 300 orang, terdiri dari bagian pasukan tempur, Palang Merah, penyelidikan dan perbekalan. Peristiwa yang memperburuk keadaan terjadi pada tanggal 25 November 1945. Selain menghadapi serangan musuh, rakyat menghadapi banjir besar meluapnya Sungai Cikapundung. Ratusan korban terbawa hanyut dan ribuan penduduk kehilangan tempat
10
tinggal. Keadaan ini dimanfaatkan musuh untuk menyerang rakyat yang tengah menghadapi musibah. Berbagai tekanan dan serangan terus dilakukan oleh pihak Inggris dan Belanda. Tanggal 5 Desember 1945, beberapa pesawat terbang Inggris membom daerah Lengkong Besar. Pada tanggal 21 Desember 1945, pihak Inggris menjatuhkan bom dan rentetan tembakan membabi buta di Cicadas. Korban makin banyak berjatuhan.
2.3.2 Cerita Awal Mula Terjadinya Pertempuran Bandung Lautan Api Peristiwa pertempuran Bandung Lautan Api terjadi pada bulan Oktober 1945. Saat itu tentara sekutu mulai memasuki Kota Bandung. Hal tersebut tentu saja mengusik ketenangan dan rasa nasionalisme para pemuda Bandung. Bersamaan dengan datangnya para tentara sekutu, para pemuda dan pejuang di Bandung juga sedang berjuang merebut senjata dari tangan tentara Jepang. Tentara sekutu yang sesuka hati memasuki wilayah Bandung kemudian menuntut agar senjata-senjata yang telah direbut para pemuda diserahkan kepada mereka. Permintaan tentara sekutu, tentu menjadi hal yang mustahil. Mengingat semangat pemuda Bandung dan pejuang Bandung yang sangat tinggi untuk mempertahankan wilayahnya. Peristiwa tersebut menjadi latar belakang terjadinya pertempuran Bandung Lautan Api. Tentara sekutu memberikan ultimatum pertama pada 21 November 1945. Dengan alasan untuk menjaga keamanan, mereka menuntut agar Kota Bandung bagian utara di kosongkan oleh pihak Indonesia selambat-lambatnya pada 29 November 1945. Ancamanancaman seperti itu semakin membuat pejuang Indonesia yang ada di daerah Bandung merasa geram. Tanpa disadari oleh pihak sekutu, hal tersebutlah yang menjadi penyebab terjadinya pertempuran Bandung Lautan Api. Pihak sekutu membatasi wilayah di tanah yang jelas-jelas bukan milik mereka. Pihak sekutu memerintahkan warga Bandung mengosongkan wilayah Bandung. Batas kota bagian utara dan selatan yang harus dikosongkan adalah rel kereta api yang melintasi Kota Bandung. Para pejuang Republik Indonesia tidak mau mengindahkan ultimatum Sekutu tersebut. Sejak saat itu, sering terjadi insiden antara pasukan sekutu dan pejuang Republik. Insiden tersebut seperti sebuah rangkaian peristiwa pertempuran Bandung Lautan Api yang jauh lebih dahsyat. Beberapa hari sebelumny, tepatnya pada 25 November 1945, rakyat Bandung ditimpa musibah, yakni banjir besar akibat meluapnya Sungai Cikapundung. Bencana alam tersebut menelan ratusan korban yang dihanyutkan derasnya arus sungai. Ribuan penduduk Bandung
11
juga kehilangan tempat tinggal. Musibah banjir ini “melengkapi” dahsyatnya peristiwa Bandung Lautan Api.
2.3.3 Pertempuran Bandung Lautan Api – Serangan Tentara Sekutu dan Belanda Rangkaian cerita pertempuran Bandung Lautan Api pun berlanjut. Keadaan buruk rakyat Bandung tersebut justru dimanfaatkan tentara sekutu dan belanda atau NICA (Netherland Indies Civil Administration). Mereka menyerang rakyat yang sedang tertimpa musibah. Pada 5 Desember 1945, pesawat-pesawat tempur Inggris mengebom daerah Lengkong Besar. Selanjutnya, pada 21 November 1945, tentara Sekutu kembali menjatuhkan bom di kota Bandung, tepatnya di daerah Cicadas. Pertempuran Bandung Lautan Api pun “dimulai”. Dengan segala kelebihan yang dimiliki oleh para tentara sekutu, persenjataan lengkap, semuanya serba terbaru, mereka menyerang warga Bandung yang saat itu tengah dilanda musibah banjir. Peristiwa pertempuran Bandung Lautan Api sedang dalam “prosese”. Warga Bandung seperti tengah diuji kesabarannya. Tanpa disadari pihak sekutu hal tersebut seperti bom waktu yang siap meledak kapan saja. Tentara sekutu mengeluarkan ultimatum kedua pada 23 Maret 1946. Kali ini, mereka menuntut tentara Republik Indonesia (TRI) mengosongkan seluruh kota Bandung.
2.3.4 Pertempuran Bandung Lautan Api – Perintah Pengosongan Kota Bandung Dari Jakarta, Pemerintah Republik Indonesia memerintahkan agar TRI mengosongkan kota Bandung. Menteri Keamanan Rakyat Mr. Amir Sjarifuddin tiba di Bandung dengan perintah kepada TRI untuk mengundurkan diri dari kota Bandung. Sementara itu, dari Markas TRI di Jogjakarta datang perintah yang berbeda. Tentara Republik Indonesia dinstruksikan untuk tidak meninggalkan kota Bandung. Walau dengan berat hati, TRI di Bandung akhirnya mematuhi perintah dari Jakarta. Akan tetapi, sebelum meninggalkan kota Bandung, para pejuang Republik melancarkan serangan ke arah kedudukan-kedudukan tentara Sekutu. Hal tersebut bukan lantas menghentikan perjuangan warga Bandung untuk mempertahankan wilayahnya. Membela dengan cara lain pun dilakukan, pertempuran Bandung Lautan Api menjadi salah satu cara peristiwa dari cara yang dipilih.
12
2.3.5 Pertempuran Bandung Lautan Api Pertempuran Bandung Lautan Api benar-benar terjadi. Selain menyerang kedudukan tentara sekutu, para pejuang juga membumihanguskan kota Bandung bagian selatan. Pembumihangusan kota Bandung persebut diputuskan melalui musyawarah Majelis Persatuan Perjuangan Priangan (MP3) pada 24 Maret 1946. Keputusan Musyawarah tersebut diumumkan oleh Kolonel Abdoel Haris Nasoetion selaku Panglima Divisi III/ Priangan. Beliau juga meminta rakyat untuk meninggalkan kota, Pertempuran Bandung Lautan Api dilakukan dengan banyak pertimbangan, mengingat akibat yang akan dirasakan oleh warganya. Bersama rakyat, TRI sengaja membakar kota yang mereka cintai. Udara kota Bandung yang biasanya sejuk dipenuhi asap hitam yang membubung tinggi. Saat itu, listrik di kota Bandung juga mati. Pertempuran Bandung Lautan Api benar-benar berdampak buruk bagi masyarakat Bandung dan sekitarnya. Pasukan sekutu pun mulai menyerang. Pertempuran sengit terjadi karena para pejuang Republik memberikan perlawanan hebat. Di desa Dayeuhkolot, sebelah selatan Bandung, pertempuran paling dahsyat terjadi. Di Dayeuhkolot terdapat gudang mesiu yang dikuasai sekutu. Disanalah, pertempuran Bandung Lautan Api “bermarkas”. Pihak Republik bermaksud menghancurkan gudang mesiu tersebut. Dua orang pemuda, Muhammad Toha dan Muhammad Ramdan diutus untuk meledakkan gudang mesiu di Dayeuhkolot tersebut. Dua pemuda pemberani tersebut berhasil melaksanakan tugas berat itu. Dua pemuda hebat tersebut menjadi pahlawan dalam pertempuran Bandung Lautan Api. Mereka meledakkan gudang mesiu dengan granat tangan. Akan tetapi, Muhammad Toha dan Muhammad Ramdan ikut terbakar bersama gudang mesiu yang mereka ledakkan. Semula, staf pemerintahan kota Bandung memutuskan akan tetap tinggal di dalam kota. Namun, demi keselamatan mereka ikut keluar kota pada pukul 21.00 Sekitar pukul 24.00 Bandung Selatan telah kosong dari penduduk dan Tentara Republik Indonesia. Akan tetapi, api masi membakar kota. Kota Bandung telah berubah menjadi lautan api. Pertempuran Bandung Lautan Api meninggalkan bekas yang “membara”. Peristiwa yang dikenal sebagai “Bandung Lautan Api” tersebut oleh komponi s Ismail Marzuki diabadikan dalam sebuah mars perjuangan yang sangat terkenal, “Halo-halo Bandung”. Semangat pertempuran Bandung Lautan Api turut dapat dirasakan ketika lagu ini dinyanyikan.
13
Halo, Halo Bandung, Ibu kota Periangan,
Halo, Halo Bandung, Kota kenang-kenangan,
Sudah lama beta, Tidak berjumpa dengan kau,
Sekarang telah menjadi lautan api, Mari Bung rebut kembali.
2.3.6
Data Biografi Mohammad Toha
Gambar 2.6 Foto Muhammad Toha
Mohammad Toha (Bandung,1927 - Bandung,24 Maret 1946) adalah seorang komandan Barisan Rakyat Indonesia, sebuah kelompok milisi pejuang yang aktif dalam masa Perang Kemerdekaan Indonesia. Dia dikenal sebagai tokoh pahlawan dalam peristiwa Bandung Lautan Api di Kota Bandung, Indonesia tanggal 24 Maret 1946. Toha meninggal dalam kebakaran dalam misi penghancuran gudang amunisi milik Tentara Sekutu bersama rekannya, Ramdan, setelah meledakkan dinamit dalam gudang amunisi tersebut. Mohammad Toha dilahirkan di Jalan Banceuy, Desa Suniaraja, Kota Bandung pada tahun 1927. Ayahnya bernama Suganda dan ibunya yang berasal dari Kedunghalang, Bogor Utara, Bogor, bernama Nariah. Toha menjadi anak yatim ketika pada tahun 1929 ayahnya meninggal dunia. Ibu Nariah kemudian menikah kembali dengan Sugandi, adik ayah Toha. Namun tidak lama kemudian, keduanya bercerai dan Mohamad Toha diambil oleh kakek
14
dan neneknya dari pihak ayah yaitu Bapak Jahiri dan Ibu Oneng. Mohamad Toha mulai masuk sekolah rakyat pada usia 7 tahun hingga kelas 4. Sekolahnya terhenti ketika Perang Dunia II pecah. Pada zaman Jepang, Toha mulai mengenal dunia militer dengan memasuki Seinendan. Sehari-hari Toha juga membantu kakeknya di Biro Sunda, kemudian bekerja di bengkel motor di Cikudapateuh. Selanjutnya, Toha belajar menjadi montir mobil dan bekerja di bengkel kendaraan militer Jepang sehingga ia mampu berbahasa Jepang. Setelah Indonesia merdeka, Toha terpanggil untuk bergabung dengan badan perjuangan Barisan Rakjat Indonesia (BRI), yang dipimpin oleh Ben Alamsyah, paman Toha sendiri. BRI selanjutnya digabungkan dengan Barisan Pelopor yang dipimpin oleh Anwar Sutan Pamuncak menjadi Barisan Banteng Republik Indonesia (BBRI). Dalam lasykar ini ia duduk sebagai Komandan Seksi I Bagian Penggempur. Menurut keterangan Ben Alamsyah, paman Mohamad Toha, dan Rachmat Sulaeman, tetangga Mohamad Toha dan juga Komandannya di BBRI, pemuda Toha adalah seorang pemuda yang cerdas, patuh kepada orang tua, memiliki disiplin yang kuat serta disukai oleh teman-temannya. Pada tahun 1945 itu, Mohamad Toha digambarkan sebagai pemuda pemberani dengan tinggi 1,65 m, bermuka lonjong dengan pancaran mata yang tajam.
2.4 Data Hasil Survey Penulis mengadakan survey berupa polling secara online menggunakan jasa service survey online www.surveymonkey.com 2.4.1 Survey Polling Online Survey ini penulis lakukan terhadap kurang lebih 100 responden untuk mengetahui seberapa banyak responden yang tahu tentang Bandung Lautan Api. Berikut hasil survey online yang diadakan penulis berhubungan dengan Bandung Lautan Api di Indonesia. 2.4.1.1 Polling Pertanyaan-pertanyaan, tabel, dan presentasi jawaban dari koresponden: 1. Apa jenis kelamin anda? Jumlah
Persentase (%)
Laki-Laki
63
63.0
Perempuan
37
37.0
Total
100
100
15
2. Berapakah usia anda? Jumlah
Persentase (%)
< 12 tahun
0
0.0
12-17 tahun
18
18.0
18-30 tahun
72
72.0
> 30 tahun
10
10.0
Total
100
100
Jumlah
Persentase (%)
Pelajar
6
6.0
Mahasiswa
77
77.0
Bekerja
12
12.0
Lainnya
5
5.0
100
100
3. Pendidikan anda sekarang?
Total
4. Kapan anda terakhir kali belajar atau membaca buku sejarah? Jumlah
Persentase (%)
SD
1
1.0
SMP
5
5.0
SMA
64
64.0
Kuliah
25
25.0
Sekarang atau baru-baru ini
5
5.0
100
100
Total
5. Sejarah berikut yang anda ketahui? Jumlah
Persentase (%)
G30SPKI
37
37.0
Pertempuran Surabaya
20
20.0
19
19.0
Bandung Lautan Api
24
24.0
Total
100
100
Pertempuran 5 hari di Semarang
16
6. Apakah anda tahu cerita sejarah tentang Bandung Lautan Api? Jumlah
Persentase (%)
Ya
57
57.0
Tidak
43
43.0
Total
100
100
7. Menurut anda manakah tokoh dari berikut ini yang merupakan tokoh dari sejarah Bandung Lautan Api? Jumlah
Persentase (%)
Ir. Soekarno
14
14.0
Bung Tomo
53
53.0
12
12.0
21
21.0
0
0.0
100
100
Muhammad Toha Rahmdan Raden Mas Jatmika Sri Sultan Hamengkubuwono IX Total
2.4.1.2 Analisis Dari polling diatas dapat disimpulkan analisa-analisa berikut: Pertanyaan1-3 Memperlihatkan responden sebagian besar merupakan laki-laki, walaupun tidak terlalu jauh beda jumlahnya. Berusia sekitar 18-30 tahun, dengan sebagian besar berpendidikan mahasiswa. Kesimpulannya adalah sebagian besar responden merupakan remaja hingga dewasa, dengan tingkat pendidikan yang tinggi dan berpengetahuan luas sehingga lebih kritis dalam menjawab. Pertanyaan 4-5 Melihat jawaban 64 persen dari responden mengatakan terakhir kali belajar sejarah pada waktu sma menunjukkan kurangnya minat remaja serta menghilangnya nilai sejarah dikalangan remaja setelah pendidikan di sma. Dimana sejarah merupakan warisan serta asalusul yang membuat masa sekarang lebih baik.
17
Sedangkan untuk pertanyaan nomor 5 memperlihatkan seberapa tahunya mereka pada sejarah yang ada di Indonesia dengan menunjukkan mengetahui G30SPKI sebesar 37 persen yang kebanyakan sejarahnya diperoleh pada saat pendidikan dasar. Pertanyaan 6-7 Penulis ingin mengetahui berapa banyak responden tahu tentang cerita serta tokoh yang berperan dalam Bandung Lautan Api. Dan ternyata 57 persen responden menyatakan tahu, berbeda sedikit dengan responden yang menyatakan tidak tahu. Namun demikian penulis mendapatkan hasil yang ironis, dari pertanyaan nomer 7 penulis menaruh tokoh yang berperan dalam Bandung Lautan Api, yaitu Muhammad Toha dan Rahmdan namun dari 57 persen responden yang menyatakan tahu cerita sejarah Bandung Lautan Api tidak menjawab Muhammad Toha dan Rahmdan. 53 persen menyatakan Bung Tomo ini menunjukkan masih banyaknya responden yang belum mengetahui cerita serta tokoh yang berperan penting dalam sejarah Bandung Lautan Api.
2.5 Data Produk 2.5.1
Film Pendek (Short Movie) Film Pendek artinya film yang memiliki waktu yang singkat. Waktu singkat bukan
berarti hanya durasinya yang singkat, namun dalam durasi yang singkat itu, dalam sebuah film dapat menceritakan dari awal, isi hingga akhir cerita dapat di tangkap oleh penonton. Film pendek merupakan deskripsi teknikal dari industri film di Amerika Utara pada periode awal sinema. Walaupun orang-orang Amerika Utara secara umum mengatakan bahwa film pendek merupakan film dengan durasi 20-40 menit, definisi tersebut berbeda di Eropa, Amerika Latin dan Australia dimana film pendek merupakan segala macam film dengan durasi 1-15 menit. Hal ini dikarenakan di Amerika Utara film-film tersebut lebih fokus terhadap karakter, sedangkan di Eropa dan Australia bentuk dari film biasanya lebih memperhatikan drama visual dan plot.
2.5.2
3D Animation 3D animation merupakan animasi yang dihasilkan pada era moderen ini dengan
menggunakan digital, sebuah karakter di model dan dimanipulasi oleh seorang animator agar dapat bergerak seolah-olah hidup. Untuk mengerakan model tersebut, manipulasi objek karakter tersebut akan di beri struktur tulang digital untuk mengontrol bagian mesh dari objek tersebut, proses ini dikenal sebagai rigging. Dengan perkembangan sekarang ini, 3D animation sering dipakai untuk pembuatan film-film layar lebar pada saat ini.
18
2.5.3
Film Action Dimana kebanyakan film dalam peperangan mengambil aspek action untuk terjadi di
tengah-tengah karakter dan biasanya dibumbuhi sedikit romantik dalam penceritaannya. Dalam film action biasanya lebih menekankan sisi intelektual, emosi dan sudut pandang karakter yang membuat kejadian tersebut terasa mendebar-debarkan. Dan emosi itulah yang masuk dalam realitas penontonnya, berikut ini contoh-contoh film yang bisa dikatakan action, Die Hard, Windtalkers, Transformer, dll.
2.6 Pembanding 2.6.1
Dalam Negeri Untuk pembanding industri film pendek animasi di dalam negeri sebetulnya banyak,
namun karena kurang terkenalnya film animasi dalam negeri, hanya sedikit yang terdengar sehingga masih bisa dikatakan sangat jarang. Adapun yang memicu adanya industri animasi di Indonesia yaitu mulai banyaknya festival-festival yang membangun film animasi di dalam negeri seperti HelloFest dan INAICTA. Yang mulai paling dikenal oleh masyarakat yaitu film animasi pendek Hebring yang menang pada perlombaan INAICTA tahun 2007, dan menang kembali pada tahun 2009 dengan Hebring 2. Dan baru-baru ini ada perlombaan HelloFest yang menambah peminat dari seluruh kalangan animasi, salah satu contohnya Semut Wars Spec Ops yang ikut serta dalam HelloFest awal 2012 kemarin.
(a)
(b)
(c)
Gambar 2.7 Animasi Pendek Dalam Negeri, (a)Hebring, (b) Lakon Animasi, (c) Semut Wars Spec Ops
19
2.6.2
Luar Negeri Untuk luar negeri animasi negara tetangga seperti Malaysia, film animasi pendeknya
berjudul Nusantara yang saat ini masih trailer, serta animasi-animasi dari Glue studios yang mengangkat cerita lokal seperti Timun Mas, Bawang Merah-Bawang Putih, Golden Fish dll. Yang membuat film animasi dengan kualitas renderan dan visual yang cukup indah.
(b)
(a) (c) Gambar 2.8 Animasi Pendek Luar Negeri, (a)Nusantara Fantasy, (b)Timun Mas by Glue Studios, (c)Bawang Merah Bawang Putih Timun Mas by Glue Studios
2.7 Analisa 2.7.1 Faktor Pendukung a. Tayangan animasi saat ini telah diminati seluruh kalangan masyarakat. b. Cerita action cukup diminati masyrakat Indonesia c. Teknologi telah maju sehingga memudahkan untuk menghasilkan karya animasi
2.7.2 Faktor Penghambat a. Sedikitnya minat generasi muda untuk mencari tahu sejarah b. Masih sedikitnya buku yang membahas Bandung Lautan Api c. Banyak alternatif tontonan dan hiburan lain yang lebih dikenal dapat merebut perhatian target market d. Kualitas animasi dalam negeri yang dinilai memiliki kualitas yang buruk dapat mengurangi minat terhadap animasi lokal.
20
2.7.3 Target Audience Demografi - Laki-laki dan perempuan -
Target utama ditujukan kepada remaja berusia 14-25 tahun agar terus dapat menyimpan dan mempertahankan memori bersejarah bagi generasi muda.
- Remaja hingga dewasa. - Sosial ekonomi status tingkat sosial yang bisa menonton film ini dengan baik adalah kelas menengah ke atas. Geografi Penonton di kota-kota besar di Indonesia. Psikografi Terbuka, heroik, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi tentang Bandung Lautan Api, memiliki rasa solidaritas yang tinggi, dan mencintai karya dalam negeri.
21