Atasi Kelangkaan Air Bersih, Warga Desa Sendangsari Harus Upayakan Tandon Air PURWOREJO,
FP
–
Terkait
masih
adanya
warga
di
Desa
Sendangsari, Kecamatan Bener, Purworejo yang masih mengkonsumsi air irigasi untuk memasak dan keperluan seharihari, pihak PDAM Tirta Perwitasari Purworejo mengaku belum tahu persoalan yang sebenarnya. Namun demikian pihaknya menyarankan agar persoalan tersebut diselesaikan dengan dua arah, warga dan pemerintah. “Sampai saat ini pihak PDAM belum ada arahan maupun perintah dari pemerintah berkaitan persoalan tersebut, “kata Direktur PDAM Hermawan Wahyu Utomo kepada wartawan saat dikinfirmasi masalah tersebut, Kamis (8/6). Dikatakan, jika jaringan air PDAM akan digunakan untuk mengatasi ketidak ketersediaan air bersih di Desa Sendangsari sangat sulit karena lokasinya lebih tinggi dibanding posisi pipa utama PDAM yang terletak di jalan raya Bener yang berjarak sekitar 4 km. Selain itu, lanjut Hermawan Wahyu Utomo, biaya penyambungan pipa jaringan juga cukup mahal. “Per 1 km biayanya sekitar Rp 600 juta, “ucapnya. Menurut Hermawan, untuk mengatasi kelangkaan air bersih itu, sebaiknya pihak pemerintah dengan dana desa yang ada membuat atau membeli bak tandon air dengan kapasitas besar. “Dengan memiliki tandon air tersebut nantinya pihak pemerintah desa bisa berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mengajukan dropping air, “kata Hermawan .
Rumah Warga Perum Pagak Indah Terbakar, Kerugian Capai Puluhan Juta PURWOREJO, FP – Pristiwa kebakaran terjadi di rumah Muhammad Roni warga Perum Pagak Indah RT 01 RW 10 Desa Sumbersari, Kecamatan Banyuurip, Rabu (9/8) sekitar pukul 09.30 WIB. Tidak ada korban dalam kejadian itu, namun kerugian mencapai Rp 60 juta. Kepala Seksi Pemadam Kebakaran Sumadji menjelaskan, kebakaran diketahui sekitar pukul 09.00 WIB oleh Har, tetangganya. Selanjutnya Har menghubungi Muhammad Roni yang bekerja di bengkel mobil Garnizun Purworejo. Sementara warga lainya berusaha memadamkan api dengan alat seadanya. Karena api terus membesar, Ahmad Hidayat, tetangga korban kemudian menghubungi Pemadam Kebakaran Purworejo. Petugas Damkar yang mendapat langsung mendatangi lokasi dan berusaha memdamkan api. Setelah beberapa saat kemudian sekitar pukul 10.15 WIB api berhasil dipadamkan. Menurut Sumaji, sumber api diduga berasal dari konsleting kulkas yang berada di ruangan bagian belakang dan posisinya lebih rendah dari bangunan utama. “Api mudah menjalar karena diruangan itu banyak perangkat eletronik,” katanya.
UMP Wisuda 635 Lulusan, 91 Wisudawan Raih Predikat Cumlaude PURWOREJO, FP – Universitas Muhammadiyah Purworejo (UMP) mencatatkan sejarah menggembirakan pada tahun akademik ini. Dari sebanyak 635 lulusan yang diwisuda, 91 wisudawan di antaranya menyandang predikat cumlaude. Prosesi wisuda sarjana angkatan ke-57 tahun 2017 digelar dalam dua tahap bersamaan dengan Rapat Senat Terbuka di auditorium kampus setempat. Tahap pertama berlangsung pada hari Rabu (13/9) dengan jumlah 308 wisudawan dan sisanya diwisuda pada Kamis (14/9). Secara rinci, tahap pertama mewisuda 153 sarjana Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), 51 sarjana Prodi Manajemen, 12 sarjana Prodi Agrobisnis, 61 sarjana Prodi Pendidikan Ekonomi, dan 31 sarjana Prodi Pendidikan Fisika. Indeks Prestasi Komulatif (IPK) terbaik diraih oleh Tri Jampi Setiyorini dari Prodi PBI dengan IPK 3,89. Predikat wisudawan termuda disandang oleh Nurlatifah dari Prodi Pendidikan Matematika yang saat diwisuda berusia 20 tahun 8 bulan 19 hari. Rektor UMP Drs H Supriyono MPd dalam sambutannya meminta agar lulusan UMP siap berkiprah di masyarakat. Supriyono juga berpesan agar wisudawan tidak berhenti mengikuti proses pendidikan. “Sebagai intelektual, lulusan UMP yang mempunyai visi unggul dalam ilmu dan mulia dalam akhlak, tentunya memiliki perbedaan dalam bertindak, bersikap, maupun bergaul jika dibandingkan dengan mereka yang bukan lulusan UMP atau bahkan tidak memiliki kesempatan mengenyam pendidikan tinggi,” katanya.
Diungkapkan, untuk meningkatkan kualitas dan memberikan peluang masyarakat menempuh pendidikan tinggi, pada tahun akademik 2017/2018 ini UMP membuka Prodi baru, yakni Teknologi Informasi yang telah memperoleh izin penyelenggaraan perkuliahan dari Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi. “Insya-Allah bulan ini akan mulai dibangun kampus 3 UMP yang beralamat di Jalan Pahlawan Kelurahan Sucen Jurutengah Kecamatan Bayan,” ungkapnya. Sementara itu, Kabag Umum Koordinator Kopertis VI Wilayah Jawa Tengah, Hendradi Sulistiawan SH, menyebutkan bahwa dari sekian banyak perguruan tinggi di Jawa Tengah, terdapat 34 perguruan tinggi berakreditasi B. UMP menjadi salah satunya. Pihaknya mengapresiasi kinerja terakreditasi B.
UMP
yang
hampir
seluruh
prodinya
Hingga H – 4 Arus Lalu Lintas di Jalur Utama Kebumen Masih Lengang KEBUMEN, FP – Memasuki H – 4 Operasi Ramadniya Candi 2017 belum tampak arus lalu lintas yang meningkat secara signifikan, hal ini terlihat dari pantauan udara dari tim Polres Kebumen, Rabu (21/6). Kapolres Kebumen AKBP Titi Hastuti, S.Sos menerangkan saat melakukan kunjungan dengan Muspida, semua personil sudah digelar mulai Senin (19/6) di semua pos pengamanan dan Sub
Pospam lebaran di sepanjang jalur utama Kebumen, “Diperkirakan arus lalu lintas akan meningkat mulai besok sore dan puncaknya pada hari jumat malam mendatang” ucap Kapolres. Masih kata Kapolres, penyebabnya mungkin ini dampak dari para anak sekolah yang sudah libur kenaikan kelas mulai dari tanggal 17 Juni yang manjadikan para pemudik sudah lebih awal pulang ke kampung halaman. “Disepanjang jalur utama Gombong sampai karanganyar dan perlintasan rel kereta api Karanganyar yang merupakan jalur rawan macet saat arus mudik hingga saat ini arus lalu lintas masih terpantau lengang” papar Kapolres.
Angkat Mega-Mega, KTP Sukses Hadirkan Ratusan Penonton PURWOREJO, FP – Naskah monumental Mega-Mega karya Arifin C Noor sukses diangkat oleh awak Komunitas Teater Purworejo (KTP) di Auditorium Universitas Muhammadiyah Purworejo (UMP), Sabtu (30/9) malam. Pementasan yang menjadi pembuka event Sajian Seni 10 tahun KTP tersebut dibludaki ratusan penonton. Tidak hanya dari Purworejo, melainkan juga sejumlah penonton luar kota seperti Jogja, Solo, Wonosobo, Kebumen, dan Magelang. Mega-Mega disutradarai Haryanto Djee, pembina KTP. Para pemain utamanya yakni Achmad Fajar Chalik sebagai Koyal, Supriyo sebagai Tukijan, Widaryanto sebagai Hamung, Mahestya andi Sanjaya sebagai Panut, Titi Prabandari sebagai Mae, dan Nuri Solekhah sebagai Retno. Selama lebih dari dua jam di panggung, mereka kuras emosi
penonton dalam nuansa perenungan yang mendalam dari sebuah kisah kehidupan kaum marjinal. Lakon surealis yang dimainkan seolah mengajak penonton turut terlibat dalam sebagian sisi kehidupan manusia yang dipenuhi dengan fantasi-fantasi dan impian. Menurut Pemimpin Produksi, Agus Pramono, lakon Mega-Mega sebenarnya cukup berat dimainkan. Terlebih, pemain yang terlibat kali ini tidak seluruhnya merupakan aktor senior KTP. “Ada beberapa pemain dalam produksi ini yang pertama bergabung pentas dengan KTP,” katanya. Meski demikian, para pemain dapat tampil total dengan dukungan tim artistik senior KTP. Beberapa di antaranya Harjito, Supriyono, Hendra, dan Jamboel (Penata setting), Yulianto, Eko Bayu, Dimas, Iwan, Alvin, dan Charis Mun’im (penata musik), serta Soiman, Beny, dan Dedy Harnanto (penata lampu). Melania Sinaring Putri (penata gerak), Maria Evana Rabeta, Palupi Anggraeni, dan Dyah Binugraheni (penata kostum dan make-up). “Pentas Mega-Mega ini menjadi penanda usia tahun KTP. Alhamdulillah, sejak disahkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Purworejo pada 15 Juni 2007 hingga sekarang sudah resmi berbadan hukum, KTP terus mendapatkan tempat di masyarakat berbagai kalangan,” ujar Soiman, Ketua KTP. Pementasan Mega-Mega malam itu kian lengkap dengan acara Bincang Budaya yang telah masuk dalam rangkaian Sajian Seni 10 Tahun KTP Bertajuk “Ekspresi Ruang Kontemplasi”. Diskusi berlangsung hingga larut dimoderatori oleh sastrawan Purworejo yang juga pembina KTP, Sumanang Tirta Sudjana. Asisten III Drs H Muh Wuryanto MM yang hadir mewakili Bupati Purworejo Agus Bastian SE MM, menyebutkan bahwa KTP menjadi salah satu aset berharga Purworejo yang harus terus berkembang. Menurutnya, teater menjadi ajang efektif untuk mendidik dan memberikan sosialisasi berbagai bidang kepada masyarakat.
“Pentas-pentas seperti ini sangat mendidik. Tentu pertunjukan teater membutuhkan pemikiran yang lebih, jadi jangan langsung dicerna mentah-mentah,” ungkapnya. Apresiasi juga disampaikan Ketua Dewan Teater Yogyakarta (DTY), Wahyana Giri. Dalam pengamatannya, setiap pertunjukan teater yang digelar KTP, penontonnya selalu menggembirakan. “Salah satu indikator suksesnya sebuah pertunjukan teater adalah tingkat apresiasi penontonnya. Purworejo ini cukup bagus untuk ukuran kabupaten, sama seperti kota-kota besar seperti Jogja dan Solo,” bebernya.
Tradisi Unik Dusun Sembir, Tangkal Pageblug Dengan Ketupat dan Kedelai Hitam PURWOREJO, FP – Masyarakat Dusun Sembir Desa Bugel, Kecamatan Bagelen memiliki tradisi unik menjelang datangnya bulan Muharam (suro), seperti saat dilakukan masyarakat sembir pada Selasa (12/9). Dimaksudkan sebagai sarana tolak balak atas serangan penyakit atau pageblug, warga Dusun Sembir tetap melestarikan tradisi yang ada sejak dulu kala, yaitu menggelar merti dusun yang diisi dengan doa bersama dan kenduri kupat. Dilaksanakan tepat di tengah pedukuhan, nyaris seluruh warga baik tua-muda, lelaki-perempuan mengikuti tradisi itu. Pemilihan lokasi tengah dimaksudkan sebagai penengah mata angin dari empat penjuru. Sesepuh pedukuhan, Sutarto, mengatakan upacara tolak balak itu menggunakan sarana ketupat sebagai sajian utamanya. Hanya berlauk kedelai hitam yang disangrai dan bersayur hijau dari daun mlinjo (so), warga berharap keselamatan selalu menaungi kehidupan di dusun Sembir.
Selamatan itu dilakukan awalnya karena adanya pageblug atau serangan penyakit berbahaya. Dimana setiap hari ada saja orang meninggal dan bahkan tidak hanya satu orang, hingga masyarakat sembir kuwalahan. Mereka yang meninggal tanpa sebab yang jelas, karena hanya sakit sejak pagi, sorenya bisa langsung meninggal, begitu sebaliknya. Kejadian itu ada nyaris satu bulan lamanya. “Saat masyarakat sudah kualahan itulah, Kyai Marjuki mendapat petunjuk jika untuk menangkal kejadian itu, setiap rumah harus membuat ketupat yang dipotong setiap pojoknya. Jumlahnya menyesuaikan jumlah anggota keluarga, “katanya. Ketupat dan sayur serta lauk selanjutnya ditempatkan dalam ancak bambu. Pemanfaatan ancak ini adalah simbol kerukunan anggota keluarga dan lingkungan. “Saat pertama kali, dulunya disertai dengan pemotongan kambing kendit yang mana kepalanya ditanam di tengah perempatan jalan kampung dan kakinya ditanam di empat penjuru angin, “imbuhnya. Atas kuasa Sang Pencipta, pasca prosesi itu, pageblug bisa hilang dan tidak terjadi lagi. Atas dasar itulah hingga kini tradisi turun temurun dan lestari di dusun yang berada di pinggiran Sungai Bogowonto ini.
Kopwan Srikandi Ekspor Gula Semut ke Sidney dan Sri Lanka PURWOREJO- Gula Kristal Organik berlabel “Srikandi” yang diproduksi oleh Koperasi Wanita (Kopwan) Srikandi Purworejo kian mewarnai pasar internasional. Bahkan, mulai bulan ini, Kopwan Srikandi dipercaya untuk memasok gula Kristal oleh dua negara, yakni Australia dan Sri Lanka. Pemberangkatan ekspor gula Kristal secara simbolik dilakukan dengan pemecahan kendi oleh Kelik Sumrahadi S.Sos selaku Pembina Kopwan Srikandi dan pemotongan pita oleh Kepala Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan Purworejo Dra.Suhartini.MM di
Gedung Central Processing Unit (CPU) Kopwan Srikandi yang terletak di jalan raya Cangkrep-Bagelen KM 1 Purworejo, Kamis (10/8). Hadir dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Koperasi UKM Jawa Tengah Dra Ema Rachmawati MHum, Bupati Purworejo yang diwakili Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Purworejo Dra Suhartini MM, Kepala Dinas terkait, serta para tokoh penggerak Kopwan Srikandi. Ketua Kopwan Srikandi, Sri Susilowati SE, mengatakan bahwa sebelumnya gula Kristal Srikandi telah merambah ke beberapa negara. Namun, ekspor ke Sidney Australia dan Colombo Sri Lanka kali ini dilakukan secara langsung tanpa perantara. Berdasarkan kerja sama yang terjalin, lebih dari seratus ton gula kristal organik akan dikirim setiap bulannya.
Susilowati, Srikandi
Ketua
Kopwan
“Kapasitas produksi kami sekitar 220 ton per bulan dan yang terserap baru 160 ton, jadi cukup untuk memasok dua negara tersebut,” katanya. Dijelaskan, sebenarnya sebelum ini Kopwan Srikandi sudah mengekspor ke luar negeri namun hanya bersifat insidentil, tapi untuk ekspor yang ini sudah kontinyu. Menurut Susilowati, di luar negeri, gula kristal organic sudah menjadi pengganti gula pasir. Selain memiliki kadar glukosa yang rendah, gula Kristal kelapa organic terbukti memiliki
kandungan gizi yang tinggi. “Produk kami telah melalui tahapan seleksi yang ketat sehingga terjamin kualitasnya,” sebutnya. Lebih lanjut diungkapkan bahwa saat ini Kopwan Sri Kandi telah memiliki mitra binaan sekitar 2.750 petani kelapa bersertifikasi yang tersebar di Kabupaten Purworejo dan Wonosobo. Untuk memenuhi tingginya permintaan pasar, dalam waktu dekat Kopwan Srikandi akan menambah 1200 petani di Kabupaten Kebumen dan Banyumas. Keberhasilan Kopwan Srikandi dalam menyejahterakan anggota dan masyarakat mendapatkan apresiasi dari Dra Ema Rachmawati MHum. Menurutnya, kemandirian Kopwan Srikandi dalam bidang produksi layak menjadi contoh di Indonesia, khususnya Jawa Tengah.
Produksi gula semut “Kopwan Srikandi tidak hanya menyejahterakan anggota, melainkan juga memberdayakan masyarakat. Prinsip-prinsip koperasi masih dijalankan, ini yang paling penting. Jangan sampai koperasi kehilangan jati diri,” ungkapnya. Meski demikian, Ema berpesan agar Kopwan Srikandi tidak terlena dengan keberhasilan yang telah dicapai. Pihaknya meminta agar regenerasi tetap diperhatikan sehingga dapat muncul tokoh-tokoh koperasi seperti Sri Susilowati. Ema juga meminta agar kelestarian pohon kelapa diperhatikan. Salah satunya melalui koordinasi dengan dinas terkait.
Sepekan Operasi Patuh, Sat Lantas Polres Kebumen Tindak 994 Pelanggar KEBUMEN, FP – Memasuki sepekan Operasi Patuh 2017 Sat Lantas Polres Kebumen sudah melakukan 994 penindakan tilang dengan rincian E-Tilang 85, dan Tilang Manual 186. “Sementara untuk laka lantas sampai sepekan Operasi Patuh 2017 tidak ada, ” Kara Kasat Lantas Polres Kebumen AKP Aditya Mulya Ramdani, S. I. K Senin (15/5). Dikatakan, dari jumlah penindakan tilang tersebut mayoritas pelanggaran tidak menggunakan helm terutama anak-anak. Dijelaskan, Operasi Patuh akan berlangsung hingga 22 Me I 2017 mendatang dengan sasaran 70 persen penindakan 30 persen teguran dan himbauan. “Semua mempunyai hak selamat, termasuk anak-anak, karena itu kita menghimbau agar saat naik kendaraan anak juga dilengkapi helm, “katanya. Menurutnya, meski pelanggaran masih tinggi, namun kesadaran masyarakat akan keselamat berkendara sudah mulai meningkat.
SATRIA Siap Menangkan Prabowo Subianto di Pilpres 2019 JAKARTA, FP – Menyongsong pelaksanaan pilkada 2018, pileg dan pilpres 2019, organisasi sayap partai Gerindra, Satuan Relawan Indonesia Raya (Satria) siap mensukseskan ajang pesta akbar demokrasi bangsa Indonesia ini. Menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat Satria, M Nizar Zahro,
dirinya bakal menggerakkan semua kemampuan sumber daya organisasi yang dipimpinnya demi pemenangan partai Gerindra di pileg dan pilpres mendatang. “Menyongsong pileg dan pilpres 2019, kita akan mengkoordinasikan dengan semua jajaran pengurus pusat (Satria), jajaran pengurus daerah dan pengurus cabang untuk bersama-sama menggerakkan semua sumber saya manusia partai (Gerindra) dalam rangka pertama pemenangan pileg 2019, yang kedua pemenangan pemilihan Presiden 2019, Pak Prabowo Subianto,” kata M Nizar Zahro di Jakarta Selatan, usai syukuran penyerahan SK PP Satria, Senin (25/9/2017) malam. Adapun strategi pemenangannya seperti apa, Nizar yang juga anggota DPR RI dapil Jatim ini menjelaskan bahwa sayap partai yang di pimpinnya akan terus berkoordinasi dan terus bersentuhan dengan rakyat sebagai ciri khas partai Gerindra berdiri.
“Beberapa hal yang bersentuhan langsung pada rakyat salah satunya menegakkan pasal 33 UUD 1945, dimana bumi, air dan kekayaan alamnya dikuasai oleh negara digunakan untuk kemakmuran rakyat, sementara sampai 72 tahun Indonesia merdeka ini bangsa asing yang menikmati sumber daya alam Indonesia kita ini,” terang Nizar. Dia lantas menjelaskan bahwa harusnya kekayaan alam yang melimpah dikuasai oleh negara diolah oleh BUMN dan menghasilkan APBN yang dimanfaatkan untuk kemakmuran rakyat. “Kekayaan alam yang dimiliki Indonesia harus dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara yang keuntungan bisa masuk ke kas APBN sehingga bisa mensejahterahkan rakyat, itu tujuan partai Gerindra, saya pikir rakyat akan tergugah dan berjuang bersama kami, ” pungkas anggota komisi V DPR-RI ini. “Kerja keras sayap partai Gerindra demi pemenangan Prabowo Subianto di pilpres 2019 akan terus kita intensifkan,” ujar Nizar.
Wujud Syukur Hasil Panen, GKJ Purworejo Gelar Riyoyo Unduhunduh PURWOREJO, FP – Gereja Kristen Jawa (GKJ) Purworejo menggelar tradisi Riyoyo Unduh-unduh, Sabtu (5/8). Tradisi Riyoyo Unduhunduh adalah simbul rasa syukur atas hasil panen yang melimpah. Berbagai macam hasil bumi diarak jemaat GKJ menuju gereja dan keesok harinya Minggu (6/8) di jual kemudian hasilnya digunakan untuk keperluan gereja. Tradisi Riyoyo Unduh-unduh merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh GKJ Purworejo dan dinanti masyarakat Purworejo. Ketua Panitia, Protomo, mengatakan, selain sebagai ungkapan rasa syukur hasil panen, juga untuk memeriahkan HUT RI ke-72. “Sekaligus sebagai wujud peran aktif keluarga GKJ Purworejo, ” kata Protomo. Dikatakan, Riyoyo Unduh-unduh diikuti oleh 4 Bergodo perwakilan jemaat GKJ di Purworejo. Bergodo 1 dari kelompok Play Group Seruni, TK Seruni, SD Kristen, SMP Widodo, SMK Penabur, Rumah Sakit Panti Waluyo, Mitra Kasih, dan Radio Komunitas Mitra FM beserta Komunitas Mitra mania.
Bergodo 2, kelompok Nazaret Seren, Betlehem, Corinte Barat, Efesus, dan Samaria Timur. Untuk Bergodo 3, kelompok Yerusalem Plaosan, Yeriko, Cornelius Timur Selatan, Cornelius Utara, dan Samaria Barat. Sementara Bergodo 4 dari kelompok Jerusalem Sindurjan, Betania Selatan, Betania Utara, Corinto Timur, Filipi, dan Kenteng. Arak-arakan juga dimeriahkan dengan hiburan Calung, Kuda Kepang, Rampak Buto, Drumnand SMK Kartini, RAPI, dan Atas Jago (Asosiasi Komunitas Penjaga Bogowonto) yang membawa air dari tuju sumber. “Dalam kesempatan ini juga hadir GKJ dari Grogol Sidoharjo dan GKJ Pakem Yogyakarta untuk melihat langsung pelaksanaan Riyoyo Unduh-unduh, “ucapnya. Pengamatan lapangan, mobil dan becak peserta pawai dihiasi aneka macam hasil bumi dalam bentuk yang berbeda. Arak-arakan berangkat dari SMK Penabur Purworejo kemudian ke timur menyusuri jalan Dr Setia Budi depan pendopo kabupaten. Selanjutnya masuk jalan Ahmad Yani hingga perempatan Buntu belok kiri menyusuri jalan Ahmad Dahlan ke utara dan berakhir di depan GKJ Purworejo di jalan Kolonel Sugiono. Usai diarak, seluruh hasil bumi dikumpulkan dan akan dijual pada kegiatan pasar murah dan pentas seni yang akan dilaksanakan hari Minggu (6/8) di depan GKJ Purworejo. Sepanjang jalan yang dilewati masyarakat sangat antusias menyaksikan arak-arakan tersebut.