ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY. D UMUR 33 TAHUN G3P2A0 DI BIDAN PRAKTEK SWASTA TITIK ISTIYATI, SALATIGA, TAHUN 2015 Isnaini Ayu Istiqomah1), Rini Susanti2), Widayati3) Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo Email: UP2M@AKBIDNgudiWaluyo
ABSTRAK
Ayu Istiqomah, Isnaini. 2016; Asuhan Kebidanan Berkelanjutan pada Ny. D Umur 33 Tahun G3P2A0 di Bidan Praktek Swasta Titik Istiyati, Salatiga, Tahun 2015. Karya Tulis Ilmiyah. DIII Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo. Pembimbing I : Rini Susanti, S.SiT., M.Kes. Pembimbing II : Widayati, S.SiT.,M.Keb. Latar belakang : AKI tahun 2015 menunjukkan angka 346 dengan target AKI 2019 adalah 309/100.000 KH. Upaya dalam menjalankan program pemerintah yaitu penurunan AKI dimana dipengaruhi oleh ibu pada masa kehamilan, bersalin dan nifas. KB tidak dapat lepas dalam mempengaruhi ketiga penyebab AKI, karena KB sendiri merupakan program pemerintah dalam menjarangkan kehamilan. AKB dipengaruhi bayi pada masa neonatus juga merupakan program pemerintah. Tujuan : Mampu melaksanakan dan menganalisis asuhan berkelanjutan pada Ny. D. Metode : Pengumpulan data ini menggunakan metode study kasus, wawancara, pemeriksaan fisik dan dokumentasi. Hasil : Setelah dilakukan asuhan kepada Ny D pada masa kehamilan, bersalin, nifas, neonatus dan KB diperoleh hasil bahwa asuhan pada Ny D dinyatakan berhasil karena tidak ditemukan komplikasi pada masa kehamilan dan nifas serta bayi lahir dengan berat 2100 gram, akan tetapi terdapat kesenjangan pada asuhan bersalin dalam pemilihan posisi klien tidak memilih sendiri posisi yang diinginkan, pada bayi diperoleh bahwa bayi lahir dengan berat kurang yaitu 2100 gram dan pada masa KB dimana seharusnya MAL dapat dilakukan selama 6 bulan namun ibu hanya melakukan selama 3 bulan dan dilanjutkan KB suntik. Kesimpulan : Pemberian asuhan berkelanjutan pada Ny D dinyatakan berhasil meskipun didalam persalinan terdapat kesenjangan yaitu klien terlebih dahulu diminta untuk posisi miring. Lahan praktik diharapkan tidak langsung meminta klien untuk miring kali jika baru memasuki kala II. Kata Kunci : Asuhan Kebidanan Berkelanjutan
CONTINUITY OF MIDWIFERY CARE IN MRS. D AGE 33 YEARS OLD G3P2A0 AT INDEPENDENT MIDWIFERY PRACTIONER (BPS) TITIK ISTIYATI, SALATIGA, 2015
Isnaini Ayu Istiqomah1), Rini Susanti2), Widayati3) Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo Email: UP2M@AKBIDNgudiWaluyo
Ayu Istiqomah, Isnaini. 2016; Continuity of midwifery care in mrs. D age 33 years old G3P2A0 at Independent Midwife Practioner (BPS) Titik istiyati, Salatiga, 2015. Scientific paper DIII of Midwifery of Ngudi Waluyo Midwifery Academy. Supervisor I: Rini Susanti, S.SiT., M.Kes. Supervisor II : Widayati, S.SiT., M.Keb. Background: MMR (Mother Mortality rate) 2015 showed the number of 346 with the MMR target in 2019 wich was 309 / 100,000 live birth. An effort of the government to reduce maternal mortality rate is influenced by the mother during pregnancy, childbirth and postpartum. Family planning program (FPP) can not be separated in influencing the three causes of MMR, because FPP itself is a government program in spacing pregnancy. Infant Moertality Rate (IMR) affected by infants in the neonatal period is also a government program. Objective: To be able to implement and analyze the continous care in Mrs. D. Methods: The data were collected by using the case study method, interview, physical examination and documentation. Results: After doing care to Mrs D during pregnancy, childbirth, post-partum, neonatal and FPP, it obtained the results that care for Mrs. D was considered successful because there was no complication during pregnancy and postpartum and infants weigh was 2100 grams, but there were gaps in maternity care in the selection of the labour position the client does not choose the desired position, the baby weigheg less than 2100 grams and at that time Metode Amenorhea Lactacy (MAL) should be conducted for 6 months but the mother just did for 3 months and continued by injections. Conclusion: The provision of continuous care in Mrs. D was declared successful even there is a gap when the client was first asked for a side position. Practice both is not expected to directly ask the client to do side position when just entering the second stage. Keywords: Continuity of midwifery care.
PENDAHULUAN Latar belakang Target AKI (Angka Kematian Ibu) di Indonesia pada tahun 2015 adalah 102 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Sementara itu berdasarkan SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia) tahun 2012, AKI sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup jauh dari target yang harus dicapai pada tahun 2015 (Dita, 2013). WHO pada tahun 2014 juga
menghitung jumlah kematian ibu di Indonesia pada tahun 2013 dan angka yang ditemukan hanya 190 (Kurnia, 2014). Upaya pelayanan kesehatan ibu meliputi pelayanan kesehatan ibu hamil, pelayanan kesehatan ibu bersalin, pelayanan kesehatan ibu nifas, pelayanan/penanganan komplikasi kebidanan dan pelayanan kontrasepsi. Diperkirakan 20% dari kehamilan akan mengalami komplikasi. Sebagian komplikasi ini dapat mengancam jiwa, tetapi
sebagian besar komplikasi dapat dicegah dan ditangani bila ibu segera mencari pertolongan ke tenaga kesehatan, tenaga kesehatan melakukan prosedur penanganan yang sesuai, antara lain penggunaan partograf untuk memantau perkembangan persalinan, dan pelaksanaan manajemen aktif kala III (MAK III) untuk mencegah perdarahan pasca-salin, tenaga kesehatan mampu melakukan identifikasi dini komplikasi, apabila komplikasi terjadi, tenaga kesehatan dapat memberikan pertolongan pertama dan melakukan tindakan stabilisasi pasien sebelum melakukan rujukan, proses rujukan efektif serta pelayanan di rumah sakit yang cepat dan tepat (Profil Kesehatan Indonesia, 2014). Menurunkan AKI di Indonesia dapat diupayakan pula dengan adanya persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan melakukan persalinan difasilitas pelayanan kesehatan. Tenaga kesehatan terlatih yaitu dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dokter umum, dan bidan. Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan secara nasional pada tahun 2013 adalah sebesar 90,9% (Dita, 2013). Permasalah yang terjadi bukan hanya AKI saja di Indonesia. AKB (Angka Kematian Bayi) ikut ambil andil dalam penentuan baik buruknya suatu negara. Hasil SDKI tahun 2012 menunjukkan bahwa AKB (Angka Kematian Bayi) adalah 32 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Target AKB di Indonesia pada tahun 2015 adalah 22 kematian per 1.000 kelahiran (BKKBN, 2013).
Cakupan pelayanan kesehatan ibu tidak hanya pada saat hamil saja, ada persalinan dan juga masa nifas. Cakupan hamil dapat dinilai dengan menggunakan indikator cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal pertama kali oleh tenaga kesehatan, cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit empat kali. Cakupan persalinan merupan jumlah kunjungan ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesahatan dan yang terakhir adalah KF3 (cakupan kunjungan ibu nifas) (Profil Kesehatan Indonesia, 2014). Persentase cakupan kunjungan ibu hamil K-1 di Kota Salatiga tahun 2014 sebesar 98,2%. Cakupan ini sudah melampaui target sebesar 95%, meskipun mengalami sedikit penurunan dibanding tahun 2013 sebesar 99%. Hasil ini menunjukkan antisipasi yang baik pada ibu hamil pada trimester awal. Persentase cakupan kunjungan ibu hamil K-4 di Kota Salatiga tahun 2014 sebesar 89% dari target K4 yang ditetapkan sebesar 94% dan mengalami sedikit penurunan dibanding tahun 2013 sebesar 90,7%. Penurunan ini dimungkinkan karena kurangnya pemahaman ibu hamil terhadap pentingnya pemeriksaan pada trimester tiga (Profil Dinkes Kota Salatiga, 2014). Cakupan K1 murni di puskesmas Sidorejo Kidul sudah menunjukkan angka yang memuaskan dikarnakan sudah mencapai agka 100%. Cakupan K1 yang mengagumkan ini sayangnya tidak dibarengi dengan adanya cakupan K4 yang justru sangat jauh dari target dimana angka yang diperoleh baru menyentuh angka 92% dari target 98%.
Kunjungan trimester 3 sering kali diabaikan dikarnakan ibu hamil jarang mengalami keluhan dan beranggapan akan memeriksakan kehamilan saat menemui adanya tanda-tanda persalinan (Profil Puskesmas Sidorejo Kidul, 2015). Cakupan persalinan nakes di kota Salatiga masih 91% dari target yang 100% pada tahun 2014. KN1 (kunjungan neonatus pertama) dan KF3 (kunjungan nifas) terbilang bagus karna sudah mencapai 96% dan 94% dari total target 100%. Angka ini didapat karena adanya persalinan yang masih ditolong dukun namun pemeriksaan nifas sekaligus bayi tetap kepada petugas kesehatan dan juga adanya persalinan yang dilakukan di daerah asal ibu namun tetap memeriksakan bayinya ditempat tinggalnya (Profil Dinkes Kota Salatiga, 2015). Persentase yang didapat oleh kota Salatiga sama baiknya dengan persentase angka yang diperoleh Puskesmas Sidorejo Kidul yang mana cakupan persalinan mencapai 94% dari total target 100%, KN1 dan KF3 memperoleh angka sama yaitu sebesar 96%. Angka ini bahkan dianggap kurang dikarnakan belum bisa mencapai angka 100% yang disebabkan masih adanya masyarakat yang mempercayakan persalinannya kepada dukun (Profil Puskesmas Sidorejo Kidul, 2015). Besarnya capaian KN1 yang sudah mencapai 92%, ini berbanding terbalik dengan capaian cakupan KB yang masih menembus angka 76 %. Meskipun sudah digalakkan KB gratis oleh pemerintah, namun partisipasi dari masyarakat menunjukkan kurang adanya keinginan untuk ikut ber-KB di puskesmas. Hal ini disebabkan karena masyarakat Tingkir banyak
yang bekerja di pabrik-pabrik. Sebagian juga berpikiran bahwa lebih banyak kebutuhan ketimbang harus ber-KB (Profil Dinkes Kota Salatiga, 2015). Angka-angka yang diperoleh BPS Titik Istiyati cukup mengagumkan, meskipun bidan Titik Istiyati tidak bertugas di salah satu puskesmas yang ada di kota Salatiga. Sebut saja K1, BPS Titik Istiyati memperoleh angka 97% dari target 100%. K4 juga tidak kalah baiknya karna mampu menembus angka 94% dari target 100%. Cakupan persalinan dan cakupan kunjungan neonatus pertama memperoleh angka sama yaitu 96% dari total target 100%, sementara cakupan nifas hanya menembus angka 90% dari target 100%. Cakupan nifas yang hanya menembus angka 90% ini dipengaruhi oleh tanggapan ibu nifas yang sebagian beranggapan bahwa dirinya sehat pada minggu ke 6, sehingga tidak memerlukan kunjungan. Cakupan KB juga tak dapat dikatakan buruk mengingat angka yang diperoleh adalah 98% dari total target 100%. Perolehan persentase diatas dianggap sudah baik tidak hanya mengingat tempat tugas bidan Titik Istiyati yang bukan di salah satu puskesmas yang ada di kota Salatiga, tapi juga dikarnakan ada salah satu dokter yang membuka praktek tidak jauh dari tempat BPS Titik Istiyati (BPS Titik Istiyati, 2014). Berdasarkan dari uraian masalah di atas, penulis tertarik untuk memberikan asuhan kebidanan berkelanjutan pada Ny. D 33 tahun, di bidan praktek mandiri Titik Istiyati di kota Salatiga. Rumusan Masalah Berdasar latar belakang, maka rumusan masalahnya yaitu
“bagaimanakah asuhan kebidanan berkenjutan pada Ny. D umur 33 tahun, di BPS Titik Istiyati, Salatiga tahun 2015?” Metode Penulisan Penyusunan KTI ini berdasarkan teori ilmiah yang dipadukan dengan praktik dan pengalaman, penulis memerlukan data yang obyektif dan relevan dengan teori-teori yang dijadikan sebagai dasar analisis dalam pemecahan masalah, untuk itu penulis menggunakan metode sebagai berikut : 1. Studi kepustakaan Mempelajari bukubuku/literature lainnya, mengambil data dari internet, membaca buku yang berkaitan dengan preeklamsia dan termasuk karya tulis yang ada. 2. Studi Kasus Studi kasus dilakukan dengan menggunakan pendekatan proses manajemen asuhan kebidanan yang meliputi : pengumpulan data, analisa dan perumusan diagnosa atau masalah aktual dan potensial, perencanaan tindakan, evaluasi dan pendokumentasian. 3. Wawancara Pengumpulan informasi melalui pembicara terarah yang umumnya dilakukan pada pertemuan tatap muka langsung dengan klien atau keluarga klien. 4. Pemeriksaan Fisik a. Inspeksi Inspeksi adalah observasi yang sistematis yang tidak hanya terbatas pada penglihatan, tetapi juga meliputi indera pendengaran dan penciuman. b. Palpasi
Palpasi adalah menyentuh atau menekan permukaan luar tubuh dengan jari. c. Auskultasi Auskultasi adalah mendengarkan bunti dalam tubuh dengan bantuan stetoskope dengan menggambarkan dan menginterpretasikan bunyi yang didengar. d. Perkusi Perkusi adalah melakukan ketukan langsung atau tidak langsung pada permukaan tubuh untuk memastikan informasi tentang organ atau jaringan yang ada dibawahnya. 3. Studi Dokumentasi Penulis memperoleh informasi atau data bardasarkan catatan medic klien dari bidan, dokter maupun datadata penunjang lainnya. 4. Diskusi Penulis melakukan diskusi dengan tenaga kesehatan, pembimbing lahan, dan pembimbing institusi demi kelancaran penulisan karya tulis ilmiah ini. PEMBAHASAN 1. Kehamilan Kehamilan dilakukan dua kali pengkajian yaitu pada saaat umur kehamilan 38 minggu dan 39 minggu. DS : a. Ibu mengatakan bernama Ny. D umur 21 tahun. b. Ibu mengatakan hamil ke 3, bersalin 2x. c. Ibu mengatakan mengalami pegal-pegal. DO : hasil pemeriksaan ditemukan bahwa tinggu
fundus uterus adalah 28 cm pada kehamilan 38 minggu dan 30 cm pada kehamilan 39 minggu. Assasment : Ny D G3P2A0 umur 33 tahun, hamil 38 minggu, janin tunggal, hidup intra uteri, letak memanjang, puki, presentasi kepala, divergen. Planning : KIE cara mengatasi pegel-pegel dengan sikap body machanic. Kesenjangan yang ditemukan pada masa kehamilan ialah TFU yang kurang, 2. Persalinan Persalinan pada tanggal 12 November 2015 berlangsung sesuai dengan asuhan persalinan normal. DS : Ibu datang dengan keluhan sudah keluar cairan dari jalan lahir jam 18.00 WIB. DO : pemeriksaan dalam sudah mencapai pembukaan lengkap. Assasment : Ny. D umur 33 tahun hamil 38 minggu, janin tunggal, hidup intra uteri, letak memanjang, puki, presentasi kepala, divergen, inpartu kala II. Planning : Keluarnya cairan dari jalan lahihr yang dirasakan ibu merupakan tanda dari pecahnya ketuban. Tindakan yang dilakukan ialah sesuai dengan asuhan persalinan normal mulai dari pembukaan lengkap hingga 2 jam post partum. Asuhan persalinan dilakukan tanpa adanya kesenjangan. Hasil selama pengkajian persalinan ialah bayi lahir selamat dan ibu sehat.
3. Nifas Asuhan nifas dilakukan sebanyak 4 kali meliputi 6 jam post partum, satu minggu, dua minggu, dua minggu dan enam minggu. DS : Ibu mengatakan bersalin tanggal 12 November 2015 dan tidak ada keluhan berarti. DO : TFU antara pusat dan sympisis dan berangsur-angsur kembali. Assasment : Ny D umur 33 tahun P3A0 postpartum 6 jam nifas fisiologis. Planning : Melakukan pengawasan perdarahan dan kontraksi uterus. Asuhan nifas berlangsung hingga 6 minggu postpartum tanpa ada kesenjangan. 4. Bayi baru lahir Asuhan BBL dilakukan sebanyak 4 kali meliputi umur 11 jam, 7 hari, 2 minggu dan 6 minggu. DS : a. Ibu mengatakan bayi lahir pada tanggal 12 November 2015 jam 19.25 WIB. b. Ibu mengatakan bayi menangis kuat, bergerak aktif dan kulit kemerahan. c. Ibu mengatakan bayi menetek kuat, sudah BAB dan BAK. DO : BB 2100 gram, PB 45 cm, LK 30 cm, LD 27 cm. Assasment : bayi baru lahir 11 jam dengan BBLR. Planning : Mempertahankan suhu tubuh bayi, memperhatikan nutrisi bayi dengan memberi ASI setiap 2 jam. Asuhan bayi baru lahir tidak ditemukan kesenjangan, walaupun
pada saat lahir bayi beratnya kurang, namun saat usia 6 minggu sudah ditemukan berat bayi 3600 gram. 5. KB Pengkajian dilakukan 2 kali, yaitu saat ibu nifas 6 minggu dan tanggal 27 Februari 2016 karena ibu ingin menggunakan KB suntik 3 bulan. DS : ibu mengatakan ingin menggunakan KB suntik 3 bulan dan belum menstruasi. DO : pemeriksaan umum dan pemeriksaan fisik dalam batas normal. Assasment : Ny. D umur 33 tahun akseptor KB suntik 3 bulan. Planning : injeksi suntik 3. Asuhan diberikan tanpa menemukan adanya kesenjangan. PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh penulis setelah melakukan asuhan kebidanan berkelanjutan pada Ny D pada masa kehamilan, bersalin, nifas, neonatus dan KB yang dimulai dari tanggal 1 November 2015 sampai tanggal 27 Februari 2016 serta berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya adalah sebagai berikut : 1. Kehamilan pada tanggal 1 dan 8 November 2015. Standar asuhan 14T tidak dilakukan sepenuhnya mengingat tempat tinggal klien bukan merupakan kawasan endemis. Hasil akhir yang diperoleh ialah tidak ditemukan kelainan maupun komplikasi pada ibu dan janin saat kehamilan.
2. Bersalin pada Ny D dimana persalinan berlangsung pada tanggal 12 November 2015 dan asuhan yang diberikan perpatokan pada 58 langkah APN. Usia kehamilan pada saat persalinan adalah 39 minggu 4 hari, merupakan usia kehamilan aterm. Tidak terdapat penyulit dan komplikasi walaupun ditemukan kasus bayi dengan berat lahir rendah namun bayi sehat dan ibu selamat. 3. Nifas pada Ny D dimana pengkajian dilaksanakan tanggal 13 November 2015 sampai dengan tanggal 23 Desember 2015. Masa nifas berjalan dengan baik dan klien telah memperoleh pendidikan kesehatan mengenai kebutuhan istirahat dan kebutuhan nutrisi selama nifas. Tidak ditemukan kelainan selama masa nifas. 4. Bayi lahir tanggal 12 November jam 19.25 WIB. Jenis kelamin perempuan dengan berat 2100 gram. Setelah dilakukan asuhan hingga tanggal 23 Desember 2015, berat bayi sudah menunjukkan hasil menjadi 3600 gram. Tidak ditemukan kelainan dan komplikasi walaupun ditemukan bayi lahir dengan berat lahir rendah. 5. KB dilakukan sebanyak 2x yaitu tanggal 23 Desember 2015 dan tanggal 27 Februari 2016. Pada pengkajian awal klien tertarik mengikuti program MAL yang memanfaatkan ASI eksklusif, namun karena ingin bekerja dan khawatir tidakdapat memberikan ASI secara eskklusif klien memilih untuk
menjadi akseptor KB suntik 3 bulan. Tidak dilakukan penapisan KB mengingat sebelumnya klien menggunakan KB hormonal. B. SARAN 1. Bagi institusi Karya tulis ilmiah merupakan media penerepan ilmu pengetahuan yang telah ditetap dalam teori dan juga diharapkan penulisan ini dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman bagi penulis khususnya dalam penatalaksaan asuhan kebidan berkelanjutan pada Ny. D umur 33 tahun. 2. Bagi lahan praktek Agar lebih ditingkatkan dalam memberikan pelayanan pada ibu hamil, bersalin , nifas, KB, dan BBL yang menggunakan acuan atau standar yang telah ditetapkan dengan teori dan agar lebih memperhatikan tindakan yang akan dilakukan pada pasien sesuai dengna asuhan persalinan normal atau teori, agar intervensi-intervensi yang diberikan pada klien adalah benar-benar di butuhkan, sehingga asuhan yang diberikan lebih bersifat alami dan aman. 3. Bagi klien Penulisan ini diharapkan klien dapat memahami keaadan yang terjadi pada diri klien, sehingga dapat berfikir positif atas tindakan yang dilakukan tenaga kesehatan untuk kesehatan dan keselamatan pasien.
DAFTAR PUSTAKA Affandi, dkk. 2012. Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawiraharjo. Ambarwati dkk, 2009. Asuhan Kebinan Masa Nifas. Yogyakarta; Mitra Cendikia. Anonymous. Permenkes 1464/MENKES/PER/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan. [Diunduh tanggal 15 November 2015]. Didapat dari : https://www.scribd.com Dewi Ratna, 2011. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta; Nuha Medika. Dinas Kesehatan Kota Salatiga. 2014. Profil Dinas Kesehatan Kota Salatiga Tahun 2014. Dinas Kesehatan Kota Salatiga. 2014. Profil Puskesmas Sidorejo Kidul Tahun2015. Dita. Angka Kematian Ibu di Indonesia Masih Jauh dari Target MDG’s 2015. 10 November 2014. [Diakses tanggal 15 November 2015]. Didapat dari : Http://www.kompasiana.com JNPK – KR, 2008. Asuhan Persalinan Normal & Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta; Depkes RI. Kurnia. 2015 Jumlah AKI Diharapkan Turun. 9 September 2014. [Diakses tanggal 15 November 2015]. Didapat dari: Http:lifestyle.okezone.com Kurniawati Desi, 2009. Obginacea. Jakarta; Tosca Enterprise. Manuaba dkk, 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta; EGC.
Marmi, Kukuh, 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah. Yogyakarta; Pustaka Pelajar. Nur, Wafi, 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Yogyakarta; Fitra Maya. Proverawati, 2010. BBLR (Berat Badan Lahir Rendah). Yogyakarta; Nuha Medika. Sarwono, 2007. Pelayanan Kesehatan Maternal. Jakarta; Yayasan Bina Pustaka. Sarwono, 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta; Yayasan Bina Pustaka. Sofyan dkk, 2008. 50 Tahun Ikatan Bidan Indonesia. Jakarta; Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia.
Sulistyowati, Ari, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta; Salemba Medika. Sumarah dkk, 2009. Perawatan Ibu Bersalin : Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta; Fitramaya. Rukiyah dkk, 2011. Asuhan Kebidanan III (Nifas). Jakarta; Trans Info Medika. Widdowson, Rosalind, 2004. Yoga untuk Masa Kehamilan. Jakarta; PT Gelora Aksara Pratama. Winkjosastro, 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta; Yayasan Bina Pustaka.