ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY.MARINTA UMUR 21 TAHUN DI BPM NY. ENDANG MURNIATI, AMD.KEB BULUSTALAN KOTA SEMARANG Iin Oktaviani 1), Chichik Nirmasari 2), Heni Setyowati3) Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo Email: UP2M@AKBIDNgudiWaluyo
INTISARI
Oktaviani, Iin. 2016; Asuhan kebidanan berkelanjutan pada Ny. Marinta di BPM Ny.Endang Murniati, Amd.Keb. DIII Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo Ungaran. Pembimbing I : Chichick Nirmasari S. SiT, M.Kes, Pembimbing II : Heni Setyowati S. SiT,M.Kes Latar Belakang Angka Kematian Ibu di Provinsi Jawa Tengah mengalami peningkatan cukup tinggi apabila di tahun 2013 sebesar 118,62/100.000 kelahiran hidup, di tahun 2014 menjadi 140,31/100.000 kelahiran hidup. Upaya peningkatan asuhan kebidanan berkelanjutan (Continue of Care) mulai dari masa kehamilan, persalinan, masa nifas, serta perawatan bayi baru lahir, sampai dengan KB serta melakukan pedokumentasian kebidanan. Tujuan penelitian mampu menganalisa dan melakukan asuhan kebidanan berkelanjutan pada Ny. Marinta meliputi masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana (KB) sesuai denggan 7 langkah manajemen varney dan pendokumentasian dengan metodd SOAP. Metode penulisan ini menggunakan metode pengumpulan data yaitu melalui wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, studi dokumentasi, studi pustaka. Kesimpulan Asuhan pada kasus Ny, Marinta selama kehamilan tidak ditemukannya kelainan atau komplikasi pada ibu dan bayi namun terdapat kesenjangan dalam pemeriksaan ANC, Asuhan kebidanan bersalin pada Ny. Marinta di lakukan tindakan induksi dan di lakukan operasi SC dengan diagnose partus tak maju, akan tetapi tidak dilakukan pengawasan 10 pada kala 1, Asuhan pada saat masa nifas dari 1 jam postpartum sampai 4 minggu postpartum, selama pemantauan masa nifas, berlangsung dengan baik, Asuhan pada bayi baru lahir dari 1 jam neonatus sampai 4 minggu yang berjenis kelamin laki-laki, BB 3555 gram, PB 50 cm. Tidak ditemukan adanya cacat serta tanda bahaya dan pada asuhan KB pada Ny. Marinta menggunakan KB suntik 3 bulan. Saran Diharapkan Tenaga Kesehatan terus berperan aktif dalam memberikan pelayanan kebidanan yang berkualitas kepada masyarakat terutama dalam asuhan kebidanan ibu dari mulai hamil sampai dengan Kb terutama pada pemeriksaan ANC pada ibu hamil dalam program pemerintah 4x selama kehamilan dengan tetap berpegang pada standar pelayanan kebidanan sehingga dapat mengurangi terjadinya peningkatan AKI dan AKB di Indonesia. Kata Kunci : Asuhan Kebidanan Berkelanjutan, Kehamilan, Persalinan , Nifas, Bayi baru lahir ,KB
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY.MARINTA UMUR 21 TAHUN
1
ABSTRACT
Oktaviani, Iin. 2016. Advanced Midwifery Care to Mrs. Marinta in midwife clinic of Mrs. Endang Murniati, Amd. Keb. DIII NGUDI WALUYO MIDWIFERY ACADEMY, UNGARAN. First supervisor: Chichick Nirmasari S. SiT, M.Kes, Second supervisor : Heni Setyowati S. SiT,M.Kes Background: Maternal Mortality Rate in Central Java Province experienced high increasing, if in 2013 118,62 of 100000 life births, in 2014 became 140,31 of 100000 life births. Improvement effort of advanced midwifery care begins from period of pregnancy, labour, postpartum, and care of newborn baby, to contraception and also do documentation of midwifery. Objective of research: Objective of this research is to be able to analyze and do advanced midwifery care to Mrs. Marinta, includes: period of pregnancy, labour, postpartum, newborn baby and according contratception based on 7 steps of Varney management and documentation with SOAP method. Research Method: To collect data, this research used interview, observation, physical examination, supporting data examination, documentation study, and literature study. Conclusion: Midwifery care to Mrs. Marinta’s case, during pregnancy it is not found complication on the mother and baby but it is found complication during ANC inspection. Midwifery care to Mrs. Marinta, during labour is done induction treatment and SC treatment with diagnose stagnant partus, however, it is not done observation of 10 in the phase 1st. Midwifery care in postpartum period is conducted from 1 hour to 4 weeks postpartum, during monitoring postpartum period, all are well done. Midwifery care to newborn baby is conducted from 1 hour of neonatus to 4 weeks which found male gender, weight 3,555 grams, Length 50 cm. It’s not found existence of disability and disorder signs and in family planning program, Mrs. Marinta uses 3 month injection contraception. Suggestion: It is suggested to health Officer to always take active role in giving qualified midwifery service to people especially in midwifery care of mother begin from pregnancy to taking family planning especialy at ANC to pregnant mother in government program 4 times during pregnancy based on midwifery service standard, so that it can decrease the happening of increasing of maternal and infant mortality rate in Indonesia. Keywords : Advanced Midwifery Care, Pregnancy, Labour, Postpartum, Newborn baby , Contraception
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY.MARINTA UMUR 21 TAHUN
2
PENDAHULUAN Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) mencerminkan risiko yang dihadapi ibu-ibu selama kehamilan sampai dengan paska persalinan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang kehamilan, kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran, tersedianya dan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan prenatal dan obstetri. Tingginya angka kematian ibu dab Bayi menunjukkan keadaan sosial ekonomi yang rendah dan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan prenatal dan obstetri yang rendah pulayang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB, serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi.. Penyebab kematian maternal juga tidak terlepas dari kondisi ibu itu sendiri dan merupakan salah satu dari kriteria 4 “terlalu”, yaitu terlalu tua pada saat melahirkan (>35 tahun), terlalu muda pada saat melahirkan (<20 tahun), terlalu banyak anak (>4 anak), terlalu rapat jarak kelahiran/paritas (<2 tahun). AKI Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 berdasarkan laporan dari kabupaten/kota sebesar 126,55/100.000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2013 sebesar 118,62/100.000 kelahiran hidup, hal ini berarti terjadi peningkatan permasalahan kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah. (profil dinkes 2014). Studi pendahuluan di BPS Ny. Endang Murniati, Amd.Keb Bulustalan Kota Semarang tahun 2015 : Jumlah ibu hamil yang melakukan ANC sebanyak 62 orang, 16 (25,8%) ibu hamil dengan resiko tinggi sehingga harus dirujuk. Jumlah ibu bersalin sebanyak 6 orang. Jumlah KB dalam bulan Oktober sebanyak 295 ibu,
dimana peserta KB baru 10 ibu. Dari 10 ibu ini yang melakukan pemeriksaan berkelanjutan mulai dari ANC,INC,PNC,BBL,KB ada 8 (80%) ibu dan 2 (20%) ibu tidak melakukan asuhan INC karena melahirkan di rumah sakit. Berdasarkan data di atas kita perlu mengatur jarak persalinan untuk mencegah terjadinya gangguan kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir pada ibu dengan menggunakan metode kontrasepsi. Metode kontrasepsi perempuan juga lebih banyak digunakan dibandingkan metode kontrasepsi lakilaki (Kemenkes RI, 2013). Pada tahun 2012 Kementrian Kesehatan meluncurkan program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) dalam rangka menurunkan Angka Kematian Ibu dan neonatal sebesar 25 %. program EMAS dilakukan dengan cara meningkatkan kualitas pelayanan obstetri dan bayi baru lahir minimal di 150 Rumah Sakit (PONEK) dan 300 Puskesmas/Balkesmas (PONED) dan memperkuat sistem rujukan yang efisien antar Puskesmas dan Rumah Sakit (Profil Kesehatan Indonesia, 2014). Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk memberikan asuhan kebidanan berkelanjutan pada Ny. Marinta umur 21 tahun G1P0A0 umur kehamilan 37 minggu 1 hari di BPS Ny. Endang Murniati, Amd.Keb melalui asuhan tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam upaya menurunkan AKI di Indonesia serta tercapai kesehatan ibu dan anak yang optimal. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan dalam menyusun karya tulis ilmiah ini meliputi : 1. Tujuan umum Mampu memberikan asuhan kebidanan berkelanjutan pada Ny. Marinta umur 21 tahun dengan
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY.MARINTA UMUR 21 TAHUN
3
menggunakan pendekatan manajemen kebidanan. 2. Tujuan khusus a. Mampu menganalisa dan melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny.Marinta umur 21 tahun Umur kehamilan 37 minggu 1 hari di BPS Ny. Endang Murniati, Amd.Keb Bulustalan Kota Semarang. b. Mampu menganalisa dan melakukan asuhan kebidanan pada Ny. Marinta umur 21 tahun pada masa inpartu di BPS. Endang Murniati, Amd.Keb Bulustalan Kota Semarang. c. Mampu menganalisa dan melakukan asuhan kebidanan ibu nifas Ny. Marinta umur 21 tahun di BPS Ny. Endang Murniati, Amd.Keb d. Mampu menganalisa dan melakukan asuhan kebidanan pada BBL Ny. Marinta umur 21 tahun di BPS Ny. Endang Murniati, Amd.Keb e. Mampu menganalisa dan melakukan asuhan kebidanan pada ibu Akseptor KB Ny. Marinta umur 21 tahun di BPS Ny.Endang Murniati, Amd.Keb Manfaat Penulisan 1. Bagi Penulis Mampu menerapkan secara nyata ilmu yang sudah didapat mengenai asuhan kebidanan secara berkelanjutan 2. Bagi Klien Dapat meningkatkan pengetahuan tentang kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan KB, melalui informasi yang diberikan oleh petugas selama memperoleh pelayanan 3. Bagi Bidan Dapat meningkatkan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB sesuai dengan prosedur dan standar praktik kebidanan.
4. Bagi Institusi Pendidikan Dapat dijadikan sebagai bahan dokumentasi dan bahan perbandingan untuk studi kasus selanjutnya. Metode Penulisan dan Cara Memperoleh Data Secara garis besar pengumpulan data yang akan digunakan untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah Asuhan Kebidanan meliputi : 1. Wawancara Suatu teknik pengumpulan data dengan melaksanakan komunikasi dengan pasien dan atau keluarga untuk dapat mengetahui keluhan atau masalah pasien dengan cara Auto-anamnesa dan Alloanamnesa .Auto-anamnesa yaitu kegiatan wawancara langsung kepada pasien karena pasien dianggap mampu tanya jawab Allo-anamnesa yaitu kegiatan wawancara secara tidak langsung atau dilakukan wawancara/tanya jawab pada keluarga pasien atau yang mengetahui tentang pasien. 2. Observasi Observasi adalah pengamatan dan juga pencatatan sistematik atas unsur-unsur yang muncul dalam suatu gejala atau gejala-gejala yang muncul dalam suatu objek. 3. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik adalah penyusun memeriksa untuk mengumpulkan keadaan fisik klien baik yang normal maupun yang menunjukkan kelainan. Pemeriksaan fisik pada kunjungan awal pranatal difokuskan untuk mengidentifikasi kelainan yang sering mengkontribusi morbiditas dan mortalitas dan untuk mengidentifikasi gambaran tubuh yang menunjukkan gangguan genetik
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY.MARINTA UMUR 21 TAHUN
4
Teknik pengkajian fisik menurut Prihardjo (2006) meliputi : a. Inspeksi Inspeksi adalah merupakan proses observasi dengan menggunakan mata untuk mendeteksi tanda-tanda fisik yang berhubungan dengan status fisik saat pertama kali bertemu pasien dan mengamati secara cermat tingkah laku dan keadaan tubuh pasien. Peneliti melakukan pemeriksaan inspeksi secara head to toe dari kepala ke kaki pasien.. b. Palpasi Palpasi dilakukan dengan menggunakan sentuhan atau rabaan. Metode ini biasannya dilakukan terakhir setelah inspeksi, auskultasi dan perkusi. Dalam melakukan palpasi hanya menyentuh bagian tubuh yang akan diperiksa dan dilakukan secara terorganisasi dari suatu bagian kebagian yang lain. c. Perkusi Perkusi adalah metode pemeriksaan dengan cara mengetuk dengan tujuan menentukan batas-batas organ atau bagian tubuh dengan cara merasakan vibrasi yang ditimbulkan akibat adannya gerakan yang diberikan kebawah jaringan, Perkusi dilakukan pada lutut untuk menilai refleks patella kiri dan kanan. d. Auskultasi Merupakan metode pengkajian yang menggunakan stetoskop untuk memperjelas pendengaran misalnya mendengarkan bunyi jantung, paru-paru, bagian usus, dan mengukur tekanan darah. Auskultasi dilakukan peneliti pada abdomen untuk mengetahui Detak Jantung Janin (DJJ).
e. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan yang dilakukan untuk mendukung penegakan diagnosa seperti pemeriksaan hemoglobin, protein urine dan urine reduksi. f. Studi Dokumentasi Penulis mempelajari catatan-catatan rekam medik pasien. g. Studi Pustaka Diambil dari buku-buku literature guna memperkaya khasanah ilmiah yang mendukung pelaksanaan studi kasus.
HASIL DAN PEMBAHASAN Kehamilan : 1. Data Subyektif Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada Ny.Marinta umur 28 tahun, kehamilan yang pertama belum pernah keguguran, HPHT 13 Februari 2015 ibu mengatakan melakukan pemeriksaan ANC selama kehamilan sebanyak 6x yaitu, trimester I tidak melakukan pemeriksaan, Trimester II : 2x dan trimester III : 4x. Menurut (Mufdilah,2009) selama kehamilan minimal 4 kali kunjungan yaitu pada trimester 1 sebanyak 1 kali trimester II sebanyak 1 kali dan trimester III sebanyak 2 kali. Hal ini tidak sesuai dengan teori karena kurangnya kesadaran tentang pentingnya pemeriksaan ANC selama kehamilan. 2. Data Objektif Pada pemeriksaan yang dilakukan pada Ny.Marinta diperoleh data objektif yaitu Pada kunjungan pertama tanggal 2 November 2015 pemeriksaan kehamilan Ny.Marinta hanya dilakukan 10 T. Yang tidak dilakukan yaitu senam hamil,
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY.MARINTA UMUR 21 TAHUN
5
3.
4.
pemeriksaan VDRL, pemberian kapsul yodium dan terapi anti malaria tidak dilakukan. Menurut Walyani (2015), standar asuhan antenatal minimal 14 T yaitu timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur TFU, Tablet Fe, imunisasi TT, pemeriksaan Hb, pemeriksaan veneral desease reseacrh of laboratones (VDRL) berfungsi untuk mendeteksi penyakit sifilis, perawatan payudara, senam hamil, temu wicara, pemeriksaan protein urin, reduksi urine, pemberian terapi kapsul yodium dan pemberian anti malaria. Hal ini terdapat kesenjangan antara teori dan praktik karena pada pemeriksaan kehamilan Ny.Marinta hanya dilakukan 10 T yaitu senam hamil tidak dilakukan karena keterbatasan waktu, pemeriksaan VDRL tidak dilakukan karena hanya pada pasien tertentu yang mempunyai riwayat penyakit dan dilakukan di puskesmas, pemberian kapsul yodium dan terapi anti malaria tidak dilakukan karena rumah Ny.Marinta bukan merupakan tempat endemik perkembangan malaria. Assasment Diagnosa masalah yang mungkin timbul pada kasus ini setelah dilakukan pengkajian 2 kali adalah, Pada pengkajian pertama diagnosa kebidanan didapatkan dari data subjektif dan data objektif sehingga muncul diagnosa kebidanan Ny. Marinta umur 21 tahun G1P0A0 umur kehamilan 37 minggu 1 hari, janin tunggal hidup intra uteri, letak memanjang, puki, presentasi kepala, divergen. Menurut (simatupang,2008) yang mengutip pernyataan varney, pendokumentasian dalam bentuk SOAP. Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik. Planning Penulis memberitahu pada Ny.Marinta bahwa keluhan sering kencing ibu termasuk fisiologis, menjelaskan kepada ibu ketidaknyamanan pada ibu
hamil trimester III yaitu salah satunya adalah sering BAK hal ini disebabkan karena tekanan uterus pada kandung kemih serta ekresi sodium yang meningkat bersamaan dengan terjadinya pengeluaran air. Cara meringankan ataua mencegahnya yaitu dengan memberikan konseling pada ibu, perbanyak minum pada siang hari dan mengurangi minum pada malam hari serta batasi minum bahan dieuretika alamiah seperti kopi,the, cola dan caffeine (Kusmiyati, 2010) hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek di lahan . Persalinan : 1. Data Subyektif Pengkajian persalinan dilakukan pada tanggal 27 November 2015 didapatkan data subyektif, ibu mengatakan HPHT tanggal 3 februari 2015, ibu mengatakan belum kenceng-kenceng, ibu mengatakan cemas karena kehamilannya melebihi HPL yaitu pada tanggal 20 November 2015 ,Sekarang umur kehamilan ibu adalah 41 minggu. Menurut (Saifuddin 2006;h.100) persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik 2.
Data Objekfif Data objektif yang didapatkan pada tanggal 27 November 2015 jam 10.00 WIB di dapatkan hasil keadaan umum ibu baik, kesadaran komposmentis, TTV dalam batas normal, BB 84 kg, TB 160 cm, LILA 28 cm, pemeriksaan fisik
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY.MARINTA UMUR 21 TAHUN
6
dalam batas normal. Pada pemeriksaan obstetri di dapatkan hasil Leopod 1 teraba 3 jari di bawah PX, bulat, lunak, tidak melenting (bokong), leopod 2 Kanan : teraba bagian kecil-kecil janin (ekstremitas), kiri teraba keras, memanjang seperti papan (punggung), leopod III teraba bulat, keras, melenting (kepala), tidak dapat dogoyangkan, leopod IV divergen ,TBJ : (32 – 11) X 155 = 3255 gram, DJJ :144 x/ menit, HIS : - . DJJ : 144x/menit . Pemeriksaan dalam didapatkan hasil VU kosong, vagina elastis, porsio lunak, pembukaan 1 cm, effacement 10 %, kulit ketuban masih utuh, presentasi kepala, POD belum teraba, tidak ada bagian yang menumbung, penurunan H-2 , tidak ada molase. Pada jam 23.00 diperoleh data obyektif HIS : 2x10’/10”. DJJ : 142x/menit . Pemeriksaan dalam didapatkan hasil VU kosong, vagina elastis, porsio lunak, pembukaan 1 cm, effacement 10 %, kulit ketuban masih utuh, presentasi kepala, POD belum teraba, tidak ada bagian yang menumbung, penurunan H-2, tidak ada molase. Menurut (Ari Sulistyawati, 2010) kala 1 selesai apabila pembukaan serviks telah lengkap. Pada primigravida berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan pada multigravida kirakira 7 jam. Dalam hal ini terjadi kesenjangan teori dan praktik sehingga dilakukannya tindakan induksi persalinan. 3.
Assesment Assesment pada kasus ini setelah dilakukan pemeriksaan diperoleh diagnosa kebidanan dan diagnosa masalah. Diagnosa kebidanan Ny.Marinta umur 21 tahun G1P0A0 hamil 41 minggu, janin tunggal, hidup intra uteri,letak memanjang punggung kiri presentasi belakang kepala, divergen. sedangkan diagnosa masalah pada kasus Ny.Marinta adalah partus tak maju. (Prawirohardjo, 2009) Partus
tak maju yaitu persalinan yang ditandai tidak adanya pembukaan serviks dalam 2 jam dan tidak adanya penurunan janin dalam 1 jam. Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik. Kasus Ny.Marinta di temukan masalah sehingga pada langkah ini terdapat diagnosa potensial. Diagnose potensial yang muncul pada Ny.Marinta apabila tidak di tangani segera akan mengakibatkan gawat janin dan afiksia pada janin sedangkan pada ibu akan mengakibatkan rupture uteri serta mortalitas pada ibu. Menurut (WHO:2008) Jika partus tak maju dibiarkan berlangsung lebih dari 24 jam maka dapat mengakibatkan kematian janin yang disebabkan oleh tekanan yang berlebihan pada plasenta dan korda umbilicus.Hal ini sesuai antara teori dan praktik Antisipasi perencanaan segera dalam kasus Ny.Marinta dilakukan Antisipasi segera yang dilakukan adalah lakukan kolaborasi dengan dokter SpOG. 4.
planning Planning pada kasus ini adalah memberitahukan pada Ny.Marinta bahwa keadaan ibu dan janin baik, lapor dokter SpOG kemudian dokter memberikan advise untuk melakukan induksi persalinan pada ibu dengan melmberikan Chytotec secara sublingual dengan dosis awal ¼ SL kemudian evaluasi 6 jam lalu di naikan dengan dosis 1/8 SL melakukan pemeriksaan dalam setiap 6 jam sekali. Menurut (Windirm,2007) badan America Colege of Obstetricians and Gynecologist merekomendasikan pemakaian misoprostol dengan dosis 25 mikrogram yang di ulang tiap 4-6 jam. Dalam hal ini tidak ada kesenjangan teori dan praktik.
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY.MARINTA UMUR 21 TAHUN
7
Nifas : 1. Data Subjektif Dari hasil pengkajian di dapatkan ibu mengatakan bernama Ny.Marinta umur 21 tahun, ibu mengatakan melahirkan anak yang pertama secara SC pada tanggal 28 November 2015 jam 10.00 WIB, ibu merasa nyeri daerah insisi bekas SC, Ibu mengatakan perutnya masih nyeri dan mules.Nyeri adalah salah utama karena insisi yang mengakibatkan gangguan rasa nyaman (saifuddin 2009). Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik. 2.
Data Objektif Pada kunjugan pertama didapatkan keadaan umum Ny. Marinta baik,kesadaran composmentis, TTV dalam batas normal, pemeriksaan fisik yang didapatkan dari Ny.Marinta dalam batas normal, asi belum keluar, TFU 2 jari dibawah pusat,bising usus 10x/menit, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, urine tampung 400cc warna kuning terdapat luka jahitan yang masih basah pada luka bekas SC, pengeluaran lokea rubra, jumlah perdarahan ± 50 cc. Menuru (Vivian, 2013) Lokea rubra keluar pada hari pertama sampai hari ketiga pasca postpartum. Berwarna merah dan mengandung banyak darah dari robekan/luka pada plasenta dan serabut dari desidua dan chorion. TFU teraba 2 jari dibawah pusat dan berat 1000 gram. Dalam hal ini terdapat kesenjangan teori dan praktek. Pada kunjungan ke tujuh yang di dapatkan hasil ku baik, TTV normal, pada pemerikasaan fisik Ny.Marinta tidak ada kelainan abnormal, ASI keluar lancar, TFU tidak teraba, kandung kemih kosong.Terdapat luka jahitan pada insisi SC sudah mengering lochea alba warna keputihan, bau tidak amis, konsistensi cair, jumlah ± 5cc Menurut (Saleha, 2009), 4 minggu TFU tidak terba dan berat 50
gram. Pasca persalinan dinding perut menjadi longgar, disebabkan karena teregang begitu lama. Namun akan pulih dalam wakktu 4 minggu. Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik lahan.
3.
4.
Assasment Pada kasus Ny. Marinta ditegakkan diagnosa Ny. Marinta umur 21 tahun P1A0 1 jam post partum – 4 minggu post partum. Selama pengambilan data untuk menegakkan diagnosa kebidanan dan diagnosa masalah tidak mengalami hambatan. Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek Planning Pada kasus Ny. Marinta memastikan luka bekas operasi tidak ada infeksi, involusi berjalan dengan baik dan tidak ada perdarahan setelah melahirkan, menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya, menganjurkan ibu istirahat cukup, memberitahu ibu tentang tanda bahaya masa nifas, menganjurkan ibu untuk tetap mengonsumsi makan makanan yang bergizi serta tidak ada pantangan makanan masa nifas dan memotivasi ibu untuk menggunakan alat kontrasepsi. Menurut (Sunarsih, Vivian Nanny, 2013), fokus kunjungan 4 minggu post partum adalah Memberikan konseling untuk KB secara dini. Pada asuhan nifas Ny U tidak terjadi komplikasi pada ibu dan bayi.
Bayi baru lahir : 1. Data Subyektif yang di dapatkan pada asuhan 1 jam, penulis memperoleh data subjektif bahwa indentitas By Ny.Marinta, bayi merupakan anak pertama, hahir pada tanggal 28 November 2015 pukul 10.00 WB,lahir secara operasi, bayi sudah
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY.MARINTA UMUR 21 TAHUN
8
BAB dan BAK dan bayi menangis kuat, gerakan aktif serta kulit kemerahan, ibu mengatakan berat badan bayi 3555 gram. Menurut (Sari Wahyuni, 2011) bayi baru lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dengan berat badan 2500 gram sampai 4000 gram. Hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik. 2.
3.
4.
Data Objektif Di dapatkan keadaan umum baik, nadi 142 x/m, suhu 36,40C, respirasi 38x/m. Pada pemeriksaan antopometri BB 3555 gram, PB 50 cm, LD 33 cm, LK 31 cm, Lila 11 cm. Pada pemeriksaan fisik bayi tidak ditemukan kelainan bawaan dari ujung kepala hingga kaki bayi. Menurut (Marmi dkk, 2014), Ciriciri bayi normal, antara lain sebagai berikut : Berat badan 2500-4000 gram, Panjang badan 48-52 cm, Lingkar badan 30-38 cm, Lingkar kepala 33-35 cm, Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180 x/menit kemudian menurun sampai 120-160 x/menit, Pernafasan pada menit pertama kirakira 80 x/menit kemudian turun sampai 40 x/menit. Pada kasus ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek. Assasment Pada kasus Ny. Marinta di tegakkan diagnosa Bayi Ny. U umur 1 jam postpartum – 28 hari postpartum. Kasus By Ny Marinta tidak di temukan masalah sehingga pada langkah ini tidak terdapat diagnosa potensial (Sulistyawati, 2011). Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek dilahan. Planning Pada kasus Ny. Marinta memberikan vit K, salep mata, memberi imunisasi Hb 0. Hal ini sesuai dengan teori bahwa perencanaan bayi baru lahir dilakukan penyuntikan imunisasi Hb 0 (Dapertemen Kesehatan RI, 2011). pencegahan infeksi, memandikan bayi, menjaga kehangatan, memberikan
ASI ekslusif pada bayi, memberitahu tentang tanda bahaya bayi baru lahir, memberitahu cara perawatan seharihari pada bayi sampai dengan memberikan imunisasi BCG. Hal ini sesuai dengan teori Departemen RI (2011) menyatakan asuhan KN-1 meliputi: Pemeriksaan bayi baru lahir, ASI ekslusif, Menjaga bayi tetap hangat, Perawatan bayi, Tanda bayi sakit dan bahaya pada bayi, Merawat BBL, Konseling. Selama asuhan tidak terdapat tanda-tanda bahaya bayi baru lahir dan tidak terdapat komplikasi lain. Keluarga Berencana : 1. Data Subyektif Ibu mengatakan ingin menggunakan KB Suntik 3 bulan dan suami setuju dengan alat kontrasepsi yang dipilih ibu, ibu mengatakan setelah melahirkan ibu belum pernah melakukan hubungan seksual dengan suaminya. 2. Data Objektif Pemeriksaan umum dan pemeriksaan fisik ibu dalam batas normal, tidak ada kontraindikasi akseptor KB suntik 3 bulan 3. Assasment Pada kasus Ny. Marinta ditegakkan diagnosa Ny. Marinta umur 21 tahun calon Akseptor KB suntik 3 bulan. Kasus Ny. Marinta tidak di temukan masalah sehingga pada langkah ini tidak terdapat diagnosa potensial (Sulistyawati, 2011). Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek dilahan. 4. Planning Pada kasus Ny. Marinta di lakukan konseling tentang KB suntik 3 bulan serta memberikan injeksi depo provera 150 mg pada bokong kiri ibu dan memberikan tanggal kunjungan ulang ibu untuk mendapatkan suntikan depo provera kembali. Didapatkan evaluasi setelah
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY.MARINTA UMUR 21 TAHUN
9
ibu menggunakan kunjungan ulang dan ibu tidak ada keluhan selama menggunakan suntik KB suntik 3 bulan.
PENUTUP A. Kesimpulan Adapun ruang lingkup asuhan kebidanan komprehensif ini dimulai dari kehamilan TM III, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB yang dilakukan dalam bentuk 7 varney pada Ny. Marinta Umur 21 Tahun di BPS Ny. Endang Murniati, Amd.Keb Bulustalan Kota Semarang pada bulan November 2015 sampai bulan Januari 2016. 1. Asuhan kebidanan pada Ny. Marinta selama kehamilan sudah dilakukan pelayanan kebidanan sesuai dengan kebutuhan, keluhan pasien dan kewenangan bidan, terdapat kesenjangan antara teori dan praktek yaitu pada standar asuhan pelayanan ANC yang tidak sesuai dengan standar asuhan 14T dan frekuensi pemeriksaan ANC pda TM 1. 2. Asuhan kebidanan pada Ny. Marinta selama persalinan berlangsung secara operasi SC pada tanggal 28 November 2015 dengan indikasi partus tak maju. Persalinan dilakukan di rumah sakit. Asuhan Nifas pada Ny. Marinta dari tanggal 28 November sampai dengan 25 Desember 2015 yaitu dari 1 jam postpartum sampai 4 minggu postpartum. Selama pemantauan masa nifas, berlangsung dengan baik dan tidak ditemukan tanda bahaya atau komplikasi. 3. Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir pada bayi Ny. Marinta dari tanggal 28 November 2015 sampai dengan 28 Desember 2015, bayi yang berjenis kelamin Laki-laki, BB: 3555 gram, PB: 50 cm. Tidak ditemukan adanya infeksi dan tanda bahaya. Bayi telah diberikan injeksi Vit K, bayi sudah diberikan salep mata, dan imunisasi HB 0. Sampai
pada usia 4 minggu tidak ditemukan adanya komplikasi dan tanda bahaya. 4. Asuhan KB pada tanggal 7 Januari 2016 yaitu memberikan kembali KIE KB yang sesuai dengan keadaan ibu. tanggal 14 januari 2016 Ny. Marinta melakukan KB suntik 3 bulan. B. Saran 1. Bagi penulis Diharapkan mahasiswa mendapatkan pengalaman dalam mempelajari kasus-kasus pada saat praktik dalam bentuk manajemen SOAP serta menerapkan asuhan sesuai standar pelayanan kebidanan yang telah ditetapkan sesuai dengan kewenangan bidan yang telah diberikan kepada profesi bidan. Serta diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif 2. Bagi institusi pendidikan Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa dengan penyediaan fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan kompetensi mahasiswa sehingga dapat menghasilkan bidan yang berkualitas. 3. Bagi lahan praktek Asuhan yang sudah diberikan pada klien sudah cukup baik dan hendaknya lebih meningkatkan mutu pelayanan agar dapat memberikan asuhan yang lebih baik sesuai dengan standar asuhan kebidanan serta dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan agar dapat menerapkan setiap asuhan kebidanan sesuai dengan teori mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, BBL sampai dengan KB
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY.MARINTA UMUR 21 TAHUN
10
4. Bagi pasien Agar klien memiliki kesadaran untuk selalu memeriksakan keadaan kehamilannya secara teratur sehingga akan merasa lebih yakin dan nyaman karena mendapatkan gambaran tentang pentingnya pengawasan pada saat hamil, bersalin, nifas, BBL dan KB dengan melakukan pemeriksaan rutin di pelayanan kesehatan . DAFTAR PUSTAKA BKKBN, 2010, Buku Panduan Praktik Pelayanan Kontrasepsi, bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta. Dewi. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika ; 2010. Dini pada Ibu Nifas Post Sectio Caesaria (Di Ruang Merpati RSUD Dr. Soetomo Surabaya).Hal 12. Hartanto. Keluarga berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar harapan ; 2002 JNPK_KR. APN. Yayasan Bina Pustaka Prawiroharjo. Jakarta : 2008. Kusmiati. Perawatan ibu hamil (Asuhan Ibu hamil).Yogyakarta : Fitramaya ; 2010 Manuaba, Ida Bagus Gde, 2010. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri ginekologi dan KB, EGC, Jakarta.
Prawirohardjo. Ilmu kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2010. Profil Kesehatan Indonesia 2014. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI 2014. Profil kesehatan Jawa tengah 2014. Jawa Tengah Profil Kesehatan Kota Semarang 2014. Semarang Rukiyah. Asuhan Kebidanan II. CV. Jakarta: Trans Info Media.; 2009. Saifuddin. Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono ; 2006. Saleha. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika ; 2009. Saleha, S., 2009, Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas, Slaemba Medika, Jakarta. Setyowati, Y., Supartini (2012) Karakteristik yang Mempengaruhi Mobilisasi Simatupang. Penerapan Unsur-Unsur Manajemen Praktik Kebidanan. Jakarta : Arwana Indah ; 2008. Sulistyawati Ari, 2009, Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas, Penerbit Andi, Yogyakarta Andi, Yogyakarta
Medforth. J & dkk, 2012, Kebidanan Oxford : dari Bidan Untuk Bidan, EGC, Jakarta
Sumarah. Perawatan Ibu Bersalin : Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Yogyakarta : Fitramaya ; 2010.
Moctar, R., 2013, Sinopsis Obstetri Edisi 3, Cetakan Pertama, EGC, Jakarta.
Varney. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC ; 2007.
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY.MARINTA UMUR 21 TAHUN
11
Winkjosastro, H., 2006, Ilmu Bedah Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
.
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY.MARINTA UMUR 21 TAHUN
12