ARTIKEL Judul Persepsi Peserta Didik Terhadap Proses Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ( Studi Kasus di Kelas VIII A SMP Bhaktiyasa Singaraja)
Oleh NI WAYAN SURATNI 1014021005
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2014
Persepsi Peserta Didik Terhadap Proses Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ( Studi Kasus di Kelas VIII A SMP Bhaktiyasa Singaraja) Oleh: Ni Wayan Suratni, (NIM 1014021005) (e-mail:
[email protected]) Tuty Maryati*) Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan (1) Mengetahui permasalahan dalam pembelajaran IPS di kelas VIII A; (2) Mengetahui model-model pembelajaran yang dikembangkan oleh guru IPS di kelas VIII A SMP Bhaktiyasa Singaraja; (3) Mengetahui persepsi peserta didik terhadap model pembelajaran IPS yang dikembangkan oleh guru di kelas VIII A SMP Bhaktiyasa Singaraja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan langkah-langkah: (1) penentuan lokasi penelitian; (2) teknik penentuan informan; (3) teknik pengumpulan data (observasi, wawancara, kuisioner, studi dokumentasi dan studi pustaka); (4) teknik penjaminan keabsahan data; dan (5) teknik analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) Permasalahan dalam pembelajaran IPS adalah beban mengajar guru, kualifikasi pendidikan guru IPS yang belum berlatar belakang Sarjana Pendidikan IPS, permasalahan dalam menerapkan konsep IPS Terpadu, kurangnya fasilitas pembelajaran IPS yaitu kurangnya ketersediaan buku penunjang pembelajaran IPS yang dimiliki siswa dan input (Siswa), kurangnya semangat belajar; (2) Model-model Pembelajaran yang Dikembangkan oleh Guru IPS sudah cukup variatif tidak hanya pada metode ceramah tetapi sudah mengembangkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD; (3) persepsi peserta didik terhadap pembelajaran IPS secara umum mengarah ke arah positif, hal ini tampak pada komponen minat kesukaan siswa terhadap pelajaran IPS, dan pandangan siswa mengenai pentingnya pelajaran IPS. Persepsi siswa terhadap model pelajaran IPS, guru sudah menggunakan model pembelajaran inovatif yang menyebabkan minat belajar siswa semakin meningkat. Kata Kunci: Persepsi, Peserta didik, Proses Pembelajaran
1
ABSTRACT The purpose of this research (1) Knowing the problem of IPS subject in class VIII A; (2) Knowing the learning models which were developed by the teacher of IPS in class VIII A, Bhaktiyasa Singaraja Junior High School; (3) Knowing the perception of learners to learning model of IPS which was developed by the teacher from class VIII A, Bhaktiyasa Singaraja Junior High School. This research is using a qualitative approach with some steps: (1) determination of research location, (2) determination informant technique, (3) collection data technique (observation, interview, questionnaire, documentation study and literature study), (4) guaranty of validity data technique, and (5) data analysis technique. The result of this research showing that: (1) the problem of IPS teaching load of teachers, education qualification of IPS teacher who don’t have IPS scholars background, the problem of applying concept IPS integrated, lack of IPS studying facilities, availability of the IPS books which is owned by the students dan input (students), lack of studying spirits, (2) the learning model which is developed by the IPS teachers are varied enough and not only a lecture method but it has developed a cooperative learning method STAD, (3) the students perception of IPS subject generally aims to positive thing, this can be seen from the component of studens interest to IPS subject, and the vision important that IPS subject. The studens perception about IPS subject that teachers have been using innovative learning model which effects studens interest is increasing Key words: perception, the learner, learning process. *)
Dosen Pembimbing Artikel
2
Belajar sistem
merupakan
pendidikan,
bagian
tujuan
dari
berkembang
belajar
secara
mandiri
melalui
penemuan dan proses berpikirnya. Seiring
hakikatnya merupakan proses perubahan
berkembangnya
kepribadian
sikap,
pendidikan menuntut perubahan paradigma
kebiasaan, dan kepandaian. Perubahan itu
dalam pendidikan dan pembelajaran, salah
bersifat menetap dalam tingkah laku sebagai
satu perubahan paradigma pembelajaran
hasil latihan atau pengalaman. Proses belajar
tersebut adalah orientasi pembelajaran yang
tidak menghafal konsep atau fakta belaka,
semula
tetapi lebih merupakan kegiatan internalisasi
centered) beralih berpusat pada murid
antar
(student
meliputi
konsep
pemahaman
guna
yang
pembelajaran
kecakapan,
menghasilkan
utuh.
Agar
bermakna,
guru
tercapai
kurikulum
berpusat
pada
centered).
dalam
guru
(teacher
Perubahan
ini
menyebabkan semakin terlihat posisi peserta
harus
didik
berusaha mengetahui dan menggali konsep-
sebagai
subyek
pembelajaran
(Trianto,2007: 1).
konsep yang telah dimiliki siswa dan
Salah satu dari mata pelajaran yang
memadukannya dengan pengetahuan baru.
didapat oleh peserta didik di tingkat SMP
Proses pembelajaran dari hasil pembelajaran
adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
yang dicapai oleh peserta didik merupakan
Sosial (IPS), mata pelajaran ini dijenjang
salah
sekolah mulai diperkenalkan dalam struktur
satu
indikator
dari keberhasilan
pendidikan. (Ahmadi dan Amri, 2011: 1).
pendidikan di Indonesia pada tahun 1975 (Sapriya, 2011: 11).
Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran
formal
Pendidikan IPS adalah salah satu
masih
seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan
rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini
humaniora, serta kegiatan dasar manusia
Nampak
pada hasil belajar peserta didik
yang diorganisasikan dan disajikan secara
yang
senantiasa
(sekolah)
pada
dewasa
memprihatinkan.
pendidikan ini
adalah
masih
sangat
ilmiah
dan
psikologis
untuk
Permasalahan
dalam
pendidikan. Pendidikan IPS
tujuan
merupakan
proses pembelajaran disebabkan karena
pemaduan antara berbagai disiplin ilmu-ilmu
ketika
masih
sosial yang terdiri dari mata pelajaran
tidak
Geografi, Sosiologi/Antropologi, Ekonomi
proses
memberi
belajar
dominasi
mengajar guru
dan
memberikan akses bagi anak didik untuk
dan 3
Sejarah.
Berkenaan
dengan
itu,
pelaksanaan pembelajaran semestinya tidak
menganut
lagi terpisah-pisah melainkan menjadi satu
mengarah pada model korelasi artinya
kesatuan. Hal ini memberikan implikasi
materi pelajaran dikembangkan dan disusun
terhadap guru yang mengajar di kelas agar
mengacu pada beberapa aspek kehidupan
dapat memadukan semua disiplin ilmu IPS
nyata.
menjadi satu keterpaduan (Hasan, 1995: 27).
pengorganisasian materi mata pelajaran IPS
Berdasarkan
Peraturan
secara terpisah. Sedangkan untuk sekolah kejuruan (SMK), materi pelajaran IPS
di Indonesia diberikan untuk peserta didik
disusun dalam satu mata pelajaran yakni
mulai jenjang sekolah Dasar (SD) dan
Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Sekolah
(IPS) ( Maryati, 2012: 12).
Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah
(MTs),
sampai
SMA/MA,
mengacu pada beberapa disiplin ilmu sosial
Mata pelajaran IPS dalam sistem pendidikan
(MI),
jenjang
yang
materi pelajaran dikembangkan dan disusun
(Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006,
Ibtidaiyah
Untuk
terpadu
menganut pendekatan yang terpisah, artinya
Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Madrasah
pendekatan
Sekolah
Pendekatan
terpadu
sebenarnya
Menengah Atas (SMA) dan Madrasah
sudah dikenalkan sejak kurikulum 1975,
Aliyah (MA), serta Sekolah Menengah
dimana
Kejuruan (SMK). Mata pelajaran IPS pada
“Fusi” atau gabungan dari beberapa disiplin
setiap
ilmu
jenjang
pendidikan
memiliki
matapelajaran
sosial.
IPS
Berdasarkan
merupakan
pendekatan
pengembangan pembelajaran yang berbeda
tersebut, maka seharusnya kurikulum IPS
dalam setiap tingkatan pendidikan.
berisi pokok-pokok bahasan yang sama untuk dikaji beberapa disiplin ilmu sosial
Tingkat SD pengorganisasian materi
melalui
mata pelajaran IPS menganut pendekatan terpadu
(integrated),
artinya
“pendekatan
materi
Namun
dalam
program pengajaran. Pokok bahasan yang
pisah melainkan mengacu pada aspek
ada dikembangkan dan dikhususkan bagi
kehidupan nyata. Untuk jenjang SMP/MTs, pelajaran
dengan
berhasil dikembangkan secara baik dalam
mengacu pada disiplin ilmu yang terpisah-
materi
terpadu”.
IPS
kenyataannya, IPS yang dimaksud tidak
pelajaran dikembangkan dan disusun tidak
pengorganisasian
matapelajaran
masing-masing disiplin ilmu secara terpisah
IPS
bukan merupakan “keterpaduan”, sehingga 4
pendekan
“fusi
IPS”
yang
ingin
yang berlangsung di kelas, ketika guru
dikembangkan tidak terlaksana secara baik
memberikan
pada tingkat pengajaran. Akibatnya, meski
menggunakan metode pembelajaran yang
secara konseptual IPS menganut sistem fusi
inovatif
atau terpadu, namun dalam pelaksanaan
Achievement
pengajaran dianggap mengalami kegagalan
terlihat beberapa anak yang tidak serius
(Maryati,2012: 3).
dalam
Division
menerima
Student
Teams
(STAD),
masih
pembelajaran
yang
dapat mengerti sangatlah sulit.
IPS di SMP Bhaktiyasa belum sesuai dengan IPS
Tipe
cara
pelajaran IPS sangat banyak sehingga untuk
pada hasil observasi bahwa pembelajaran
pembelajaran
yaitu
dengan
diberikan oleh guru. dikarenakan materi
Kenyataan di lapangan berdasarkan
tujuan
materi
terpadu.
Dari
beberapa
kajian
tentang
Berdasarkan hasil pengamatan ketika guru
pembelajaran IPS, belum ada yang mengkaji
menyampaikan materi pembelajaran dengan
tentang masalah pembelajaran IPS dari
menerapkan
sudut
model-model
pembelajaran
pandang
persepsi peserta didik.
inovatif di kelas, khususnya di kelas VIII A
Mendasarkan hal tersebut maka penelitian
terdapat siswa yang serius dalam menerima
tentang “Persepsi Peserta Didik Terhadap
pembelajaran namun dari beberapa siswa
Proses Pembelajaran Ilmu Pengetahuan
yang mengikuti pelajaran masih terdapat
Sosial (IPS) ( Studi Kasus di Kelas VIII
siswa yang tidak serius dalam mengikuti
SMP
pembelajaran karena mereka menganggap
penting dilakukan. Disamping itu alasan
bahwa materi pembelajaran IPS sangat
dipilihnya penelitian ini karena dalam proses
banyak dan sulit untuk dipahami.
pembelajaran
untuk ditingkatkan, sehingga hal ini semakin
wawancara dengan peserta didik dan guru
membuat penulis tertarik untuk mengkaji
pengampu matapelajaran IPS pada tanggal
mengenai
26 Agustus 2013 di SMP Bhaktiyasa
belajar
mengajar
“Persepsi
Peserta
Terhadap Proses Pembelajaran
Singaraja, dapat ditemukan permasalahan proses
yang diberikan oleh guru-
guru khususnya guru IPS sangat penting
Berdasarkan hasil observasi awal dan
dalam
Bhaktiyasa Singaraja)” dipandang
Didik Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) ( Studi Kasus di
pada
Kelas
pelajaran IPS. Pada proses pembelajaran
VIII
Singaraja)” 5
A
SMP
Bhaktiyasa
Berdasarkan paparan di atas maka
Teknik
pengumpulan data (wawancara,
rumusan masalah penelitian ini adalah (1)
observasi, kuisioner dan studi dokumen); (4)
Mengapa
dalam
Teknik penjamin keabsahan data (triangulasi
pembelajaran IPS di kelas VIII A? (2)
data dan triangulasi metode); dan (5) Teknik
Bagaimanakah model-model pembelajaran
analisis data.
terjadi
permasalahan
yang dikembangkan oleh guru IPS di kelas VIII A SMP Bhaktiyasa Singaraja ? (3)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bagaimanakah
Permasalahan Dalam Pembelajaran IPS
persepsi
peserta
didik
terhadap model pembelajaran IPS yang
di
dikembangkan oleh guru di kelas VIII A
Singaraja.
Kelas
VIII
A
SMP BHaktiyasa
SMP Bhaktiyasa Singaraja?
Berdasarkan penelitian di lapangan
METODE PENELITIAN
yang dilakukan di kelas VIII A SMP Bhaktiyasa Singaraja terdapat beberapa
Penelitian mengenai persepsi peserta
permasalahan dalam
didik terhadap proses pembelajaran ilmu
yaitu : (1) Beban mengajar guru, guru yang
pengetahuan sosial (IPS) menggunakan metode kualitatif Penentuan
penelitian di
kualitatif.
antaranya lokasi
berstatus PNS dan sudah sertifikasi di tuntut
Metode
terdapat
untuk mendapat jam mengajar selama 24
(1)
jam
penelitian,
dalam
seminggu;
(2)
Kualifikasi
pendidikan Guru, untuk guru IPS di SMP
penelitian ini dilakukan di kelas VIII A SMP
Bhaktiyasa Singaraja sampai saat ini belum
Bhaktiyasa Singaraja, terletak di jalan
ada
Ngurah Rai No. 29 Singaraja; (2) Teknik
yang
berlatar
belakang
Sarjana
Pendidikan IPS, namun hal tersebut cukup
penentuan informan. Informan yang dituju
teratasi karena guru bidang studi IPS di
untuk memperoleh data yaitu Pertama, I Gede Suasta S.Pd,
pembelajaran IPS
SMP bhaktiyasa merupakan lulusan dari D2
merupakan Guru
IPS
pengampu mata pelajaran IPS di SMP
sehingga
tidak
begitu
mengalami
kesulitan dalam menerapkan pembelajaran
Bhaktiyasa Singaraja. Kedua, yaitu Siswa
IPS terpadu Namun pada umumnya tidak
kelas VIII A yang berjumlah 22 orang siswa
semua
di SMP Bhaktiyasa Singaraja . Ketiga, Ni
guru
yang
mengajar
di
SMP
merupakan lulusan dari D2 IPS dan di Bali
Nengah Artuti, S.Pd, M.Pd merupakan
khususnya sampai saat ini belum ada guru
Kepala SMP Bhaktiyasa Singaraja.; (3) 6
yang berlatar belakang dari lulusan sarjana
semua siswa memiliki semangat belajar
IPS; (3) Permasalahan dalam menerapkan
yang tinggi; (4) Fasilitas pembelajaran
konsep IPS terpadu Ketika proses belajar
fasilitas belajar yang ada di SMP Bhaktiyasa
mengajar berlangsung di sekolah khususnya
Singaraja khusus untuk pelajaran IPS seperti
untuk pelajaran IPS yang ada di SMP
ketersediaan buku pelajaran, ruang kelas,
Bhaktiyasa, melihat dari latar belakang
LCD, peta, globe, papan tulis, Meja, dan
pendidikan guru IPS merupakan lulusan D2
kursi. Semua fasilitas belajar yang ada di
IPS dan melanjutkan pendidikan pada
sekolah dapat menunjang pembelajaran IPS
jenjang Sarjana Pendidikan Geografi. Oleh
yang lebih baik. Namun dari keseluruhan
karena itu nampak bahwa ketika pertama
fasilitas yang sudah disediakan tidak seluruh
kali guru mengajar IPS mengalami kesulitan
siswa
memanfaatkannya dengan baik,
untuk dapat memadukan seluruh sub bidang
masih
terdapat
ilmu
memanfaatkan fasilitas yang disediakan
sosial
agar
dapat
menjadi
satu
permasalahan awal yang dihadapi oleh
menunjang proses belajar mengajar IPS,
bapak I Gede Suasta S.Pd sekarang ini sudah
sekolah hanya menyediakan satu buku paket
tidak lagi mengalami kesulitan karena dari
yang diberikan kepada siswa untuk dapat
latar belakang pendidikan yang di tempuh
digunakan dalam proses belajar mengajar,
sebelum menjadi guru IPS merupakan
sekolah tidak menggunakan lembar kerja
lulusan dari D2 IPS dan Sarjana Pendidikan
siswa (LKS) yang diberikan kepada siswa.
Geografi selain itu bapak I Gede Suasta S.Pd
Permasalahan
sudah mengajar IPS selama 12 tahun untuk
sedikitnya sumber belajar yang dimiliki
mengatasi permasalahan yang dialaminya
siswa berimbas pada guru yang mengajar di
dapat
dapat
kelas; (5) Input (Siswa) mengenai jalur
memadukan konsep IPS terpadu tidak lagi
masuk penerimaan siswa baru di SMP
mengalami kesulitan. Namun dari kesulitan
Bhaktiyasa
yang sekarang sudah tidak lagi di dapat oleh
menggunakan jalur tes maupun melalui nilai
guru
pembelajaran,
maka dari pihak sekolah belum dapat
kesulitan yang didapat guru ada pada sikap
mengetahui potensi-potensi yang dimiliki
ketika
memadukan
untuk
siswa ketika menerima pembelajaran tidak 7
yang
belajar.
tidak
untuk
sehingga
mereka
yang
keterpaduan ilmu yaitu IPS terpadu. Dari
diatasi
sarana
siswa
ditemukan
Singaraja
yang
Untuk
dengan
tidak
siswa serta kurangnya semangat belajar
pelajaran IPS merupakan pelajaran yang
yang dimiliki oleh siswa.
penting untuk dipelajari ini berarti bahwa
Model-model
Pembelajaran
siswa memiliki kegunaan belajar IPS; (2)
yang
Dikembangkan oleh Guru IPS di Kelas
Pandangan
siswa
VIII A SMP Bhaktiyasa Singaraja.
pembelajaran
terhadap
IPS
18
aktifitas
siswa
yang
Model pembelajaran yang digunakan
menyatakan aktif ketika proses belajar
oleh guru bidang studi IPS di kelas VIII A
mengajar berlangsung keaktifan mereka
SMP Bhaktiyasa Singaraja adalah model-
dikarenakan mereka sudah dapat memahami
model Pembelajaran yang Dikembangkan
materi yang disampaikan oleh guru sehingga
oleh Guru IPS sudah cukup variatif tidak
ketika proses belajar mengajar berlangsung
hanya pada metode ceramah tetapi sudah
di kelas guru
mengembangkan
pembelajaran
mereka dapat menjawab dengan baik, 4
Kooperatif tipe STAD dengan langkah-
orang siswa menyataka tidak aktif karena
langkah guru membentuk kelompok dan
mereka menganggap bahwa materi yang
adanya diskusi tanya jawab.
disampaikan oleh guru terlalu
Persepsi Peserta Didik Terhadap Model
sehingga mereka mengalami kesulitan dalam
Pembelajaran IPS yang Dikembangkan
memahami materi yang sudah dijelaskan
Oleh Guru di Kelas VIII A SMP
oleh guru; (3) Persepsi siswa terhadap model
Bhaktiyasa Singaraja.
pembelajaran IPS, siswa menyatakan bahwa
Persepsi
model
siswa
kelas
VIII
A
guru
sudah
terhadap pembelajaran IPS dibagi menjadi 3
pembelajaran
aspek;
langkah-langkah
(1)
pandangan
siswa
terhadap
memberikan pertanyaan
menggunakan inovatif
banyak
model
STAD
dengan
pembelajaran
seperti
pembelajaran secara umum mengarah ke
diskusi kelompok dan tanya jawab.
arah positif, hal ini tampak pada komponen
SIMPULAN
minat siswa, kesukaan siswa terhadap
Menurut guru bidang studi IPS dan
pelajaran IPS tidak dapat terlepas dari materi
siswa kelas VIII A SMP Bhaktiyasa
pelajaran IPS yang pada prinsipnya dari
Singaraja permasalahan yang ada terdapat
kehidupan sehari-hari siswa. Pandangan
pada
siswa lainnya mengenai penting tidaknya
mengajar
pelajaran IPS siswa berpendapat bahwa
Guru, Permasalahan dalam Menerapkan 8
proses
belajar
guru,
mengajar
Kualifikasi
beban
Pendidikan
Konsep
IPS
Terpadu
Pembelajaran,
Input
,
Fasilitas
(Siswa).
mendengarkan pernyataan yang diberikan
Model
oleh guru.
pembelajaran yang diterapkan di kelas VIII
Saran
A oleh guru IPS menggunakan model
pembelajaran Kooperatif tipe STAD, materi-
untuk masa depan, sehingga sebagai
materi pembelajaran selama ini bersumber
siswa
dari buku paket, media masa (internet, surat
menggunakan model pembelajaran yang dapat
keaktifan
dalam
siswa
meningkatkan proses
jangan
pernah
malas
untuk
sekolah dan belajar.
kabar, dan lingkungan sekitarnya), dengan
menyenangkan
Belajar adalah hal yang sangat berguna
Ketika proses belajar mengajar guru hendaknya selalu memperhatikan situasi
belajar
keadaan
kelas
mengajar. Untuk dapat menciptakan kondisi
menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan di kelas
kondusif.
agar
keadaan
guru
mampu
kelas
yang
siswa belajar dengan model permainan
sehingga siswa tidak tegang, dan cepat
Dalam proses belajar mengajar guru sebaiknya
bosan dalam belajar. Menurut siswa kelas
tidak
menggunakan
satu
model pembelajaran, karakteristik dari
VIII A SMP Bhaktiyasa Singaraja bahwa
siswa yang berbeda-beda menyebabkan
pelajaran IPS selama ini menyenangkan,
guru harus kreatif dalam memilih model
karena mereka menyukai pelajaran IPS,
pembelajaran yang digunakan.
model-model pembelajaran IPS yang selama ini diberikan oleh guru menggunakan model
Meningkatkan
minat
belajar
siswa
belajar yang menyenangkan seperti diskusi
merupakan hal yang harus dilakukan
kelompok, tanya jawab, sehingga ketika
oleh guru, minimnya minat belajar siswa
menerima pelajaran mereka bersungguh-
melalui membaca buku harus dapat
sungguh, walaupun masih ada beberapa
ditingkatkan
siswa
menerima
merupakan gudang ilmu sehingga bila
pelajaran, untuk mengatasi hal tersebut, guru
siswa tidak senang membaca buku maka
menggunakan model pembelajaran tanya
siswa akan mengalami kesulitan dalam
jawab
belajar dan memahami materi dari setiap
yang
kurang
sehingga
serius
siswa
yang
kurang
memperhatikan pelajaran akan fokus untuk
pelajaran. 9
lagi
karena
buku
Ucapan terima kasih ditujukan kepada 1.
Dr.
Tuty
Maryati,
M.Pd
Pembimbing I yang
Tingkat SMP dan SMK Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas
sebagai
Pendidikan Ganesha pada Tanggal 22
telah banyak
November 2012 di Ruang Seminar FIS
meluangkan waktunya kepada penulis dalam
memberikan
Undiksha.
pengetahuannya,
memotivasi dan membimbing penulis
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran
dalam penyusunan artikel.
Inovatif
Berorientasi
Kontruktivistik.
Jakarta: Pustaka Nasional 2.
Ketut Sedana Arta S.Pd, M.Pd selaku Pembimbing
Akademik
(PA)
dan Sapriya. 2011. Pendidikan IPS. Bandung:
Pembimbing II yang telah banyak
PT Remaja Rosdakarya.
meluangkan waktunya kepada penulis dalam
memberikan
pengetahuannya,
memotivasi dan membimbing penulis dalam penyusunan artikel.
DAFTAR RUJUKAN Ahmadi Khoiru Iif, Amri Sofan. 2011. Pengembangan
Pembelajaran
IPS
Terpadu. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya. Hasan. S. Hamid. 1995. Pendidikan Ilmu sosial. Jakarta : Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan
Direktorat
Jendral
Pendidikan Tinggi Nasional. Maryati Tuty. 2012. Seminar Meningkatkan Pengetahuan dan Pemahaman Guru IPS TEntang Pembelajaran IPS Terpadu di 10