KONTRIBUSI PERSEPSI GURU PADA SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH, SUPERVISI MANAJERIAL PENGAWASAN SEKOLAH, DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA GURU BAHASA INDONESIA SMA NEGERI DI KABUPATEN GIANYAR Oleh: Ni Wayan Kasiani ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi persepsi guru pada supervisi akademik kepala sekolah, supervisi manajerial pengawasan sekolah, dan motivasi berprestasi guru terhadap kinerja guru bahasa Indonesia SMA Negeri yang ada di Kabupaten Gianyar. Penelitian ini merupakan penelitian ex post facto dengan menggunakan sampel sebanyak 57 orang melalui teknik proporsional random sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan pengukuran variabel dengan menggunakan model skala Likert. Analisis data menggunakan statistik infrensial dengan teknik analisis regresi sederhana, regresi ganda, dan korelasi ganda. Proses pengolahan data dilakukan dengan SPSS versi 15,00 for windows. Hasil penelitan menunjukkan: (1) terdapat kontribusi yang signifikan antara supervisi akademik kepala sekolah dengan kinerja guru melalui persamaan regresi Ŷ=104,990+0,343X1 dengan koefisien korelasi sebesar 0,582; konstribusi sebesar 33,9%; (Freg=28,211;p<0,05); (2) terdapat kontribusi yang signifikan antara supervisi manajerial pengawasan sekolah dengan kinerja guru melalui persamaan regresi Ŷ =122,299+0,206X2 dengan koefisien korelasi sebesar 0,650; kontribusi sebesar 42,3% (Freg=40,290; p<0,05); (3) terdapat kontribusi yang signifikan antara motivasi berprestasi guru dengan kinerja guru melalui persamaan regresi Ŷ =34,223+0,723X3 dengan koefisien korelasi sebesar 0,695; konstribusi sebesar 48,4%; (Freg= 51,504;p<0,05); dan (4) terdapat kontribusi yang signifikan secara bersama-sama antara supervisi akademik kepala sekolah, supervisi manajerial kepala sekolah, dan motivasi berprestasi melalui persamaan regresi Ŷ=43,165 + 0,152X1 + 0,095X2 + 0,446X3 dengan koefisien korelasi ganda (ry-123) sebesar 0,802; dan kontribusi sebesar 64,3%; (Freg= 31,827; p<0,05); Sumbangan efektif untuk masing-masing variabel bebas adalah X1=15,08%, X2=19,42% dan X3=29,81% dan total sumbangan efektif sebesar 64,3%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa supervisi akademik kepala sekolah, supervisi manajerial pengawasan sekolah dan motivasi berprestasi berkontribusi yang signifikan secara terpisah maupun secara simultan terhadap kinerja guru Bahasa Indonesia SMA Negeri di Kabupaten Gianyar. Dengan demikian ketiga variabel tersebut dapat dijadikan prediktor tingkat kecendrungan kinerja guru Bahasa Indonesia SMA Negeri di Kabupaten Gianyar. Kata-kata kunci: Supervisi Akademik Kepala Sekolah, Supervisi Manajerial Pengawasan Sekolah, Motivasi Berprestasi Guru, dan Kinerja Guru
1
CONTRIBUTION TO THE SUPERVISING TEACHER PERCEPTIONS OF ACADEMIC HEAD OF SCHOOL, SCHOOL SUPERVISION MANAGERIAL CONTROL, PERFORMANCE AND ACHIEVEMENT MOTIVATION AGAINST INDONESIAN SENIOR HIGH SCHOOL TEACHERS IN GIANYAR REGENCY By: Ni Wayan Kasiani ABSTRACT This study aims to determine the contribution of perception of teachers on the principal academic supervision, supervision of school managerial control, and achievement motivation of teachers to the performance of Indonesian senior high school teachers in Gianyar regency. This study is an ex post facto study using a sample size of 57 people through proportionate random sampling technique. Data was collected using a questionnaire and measurement variables using Likert scale models. Using statistical data analysis techniques infrensial with simple regression analysis, multiple regression and multiple correlation. Data processing performed by SPSS version 15.00 for windows. Research results indicate: (1) there is a significant contribution to the academic supervision of the principal to the performance of teachers through the regression equation Y = 104,990 + 0,343X1 with a correlation coefficient of 0.582; contribution of 33,9%; (Freg = 28.211, p < 0,05), (2) there is a significant contribution between managerial supervision supervision of schools with teacher’s performance through the regression equation Y = 122,299 + 0,206X2 with correlation coefficient of 0.650; contribution of 42,3% (Freg = 40,290, p <0,05), (3) there is a significant contribution to achievement motivation among teachers and teacher performance through the regression equation Y = 34,223 + 0,723 X3 with a correlation coefficient of 0.695; contribution of 48,4%; (Freg = 51,504, p<0,05); and (4) there is a significant contribution in co-operation between the academic supervision of the principal, the principal managerial supervision, and achievement motivation through the regression equation Y = 43,165 + 0,152X1 + 0,095X2 + 0,446X3 with multiple correlation coefficient (ry123) for 0,802, and a contribution of 64,3%; (Freg = 31,827, p<0,05); effective contribution of each independent variable is X1 = 15,08%, X2 = 19,42%, and X3 = 29.81 % and the total contribution of 64,3% effective. Based on these results we can conclude that the principal academic supervision, supervision and managerial supervision of schools contribute a significant achievement motivation separately or simultaneously to the performance of Indonesian senior high school teachers in the district of Gianyar. Thus these three variables can be used as a predictor of the performance trend of Indonesian senior high school teachers in the district of Gianyar. Key words: facilities, administrative services, professional competence of teachers, and learning satisfaction. I. PENDAHULUAN Perilaku komponen termasuk
manusia
organisasi organisasi
memiliki peran yang sangat penting. sebagai
Keberhasilan
pendidikan
sangat
sekolah
ditentukan
orang-orang
2
organisasi yang
oleh
sekolah kualitas
bekerja
di
dalamnya. Orang-orang yang bekerja
gurunya. Dengan kata lain tidak ada
di sekolah adalah kepala sekolah,
produktivitas berupa prestasi belajar
guru, dan staf administrasi. Dalam
siswa yang berarti tanpa kinerja guru
kegiatan pelaksanaan pendidikan di
yang baik.
sekolah guru memiliki peran yang
Rendahnya
kinerja
guru
sangat penting karena gurulah yang
menurut Suroso (2002) disebabkan
melaksanakan pendidikan langsung
oleh beberapa faktor antara lain:
menuju tujuannya. Gurulah yang
supervisi kepala sekolah, supervisi
secara
pengawas
oprasional
melaksanakan
sekolah
dan
motivasi
segala bentuk, pola, gerak dan geliat
berprestasi guru rendah, minimnya
berbagai perubahan di paling depan
kesempatan yang diberikan kepada
dalam pendidikan, karena memiliki
guru
tugas utama mendidik, mengajar,
sumberdaya
membimbing mengarahkan, melatih,
sevise
menilai dan mengevaluasi peserta
kesempatan membaca bagi guru
didik (UU RI No. 14 Tahun 2005
karena
tentang Guru dan Dosen, pasal 1 ayat
pengahasilan
1).
kenaikan pangkat yang sulit terutama
Pelaksanaan
prefesional
guru
tugas-tugas terungkap
untuk
mengembangkan
manusia
melalui
training,
in
kurangnya
persoalan
mencari
tambahan,
prosedur
dari
untuk golongan VI/a ke atas, adanya
bagaimana seorang guru bekerja atau
perasaan tidak bangga menjadi guru,
kinerjanya.
karena perlakuan yang kurang adil
Kinerja guru sangat terkait
terhadap guru dan rasa kurang aman
dengan produktivitas sekolah, yang merupakan
tujuan
administrasi
atau
akhir
dalam bertugas.
dari
Dalam
penyelenggara
belajar
pelaksanaan
mengajar
pendidikan (Komariah dan Triatna,
Kurikulum
2005: 30). Kinerja adalah proses
(KBK)
yang
disempurnakan
menentukan
produktivitas
proses
dengan
Berbasis
model
Kompetensi
yang
sekarang
menjadi
organisasi. Jika produktivitas sekolah
Kurikulum
diukur dari prestasi belajar siswa,
Pendidikan
maka hal tersebut sangat tergantung
diberlakukan
sejak
pada prosesnya, yaitu kinerja belajar
KTSP ini
menekan guru agar
3
Tingkat
model
(KTSP) tahun
Satuan telah 2006.
melakukan berbagai upaya secara
memnentukan kinerja bawahannya
mandiri berkreasi membuat atau
terutama kinerja guru. Oleh karena
melaksanakan model pembelajaran
itu untuk meningkatkan kinerja guru
agar pembelajaran di kelas menjadi
kepala sekolah harus memperhatikan
lebih menarik dan menyenangkan
guru
untuk meningkatkan kinerja guru.
supervisi akademik supaya guru
Di sini guru dituntut supaya menjadi guru yang
tahu
dan
sering
tugas
mengadakan
dan
kewajibanya,
kreatif dan
sehingga guru mau meningkatkan
inovatif mencari bahan ajar dan
kinerjanya dan selalu ingin mencapai
harus mampu menggunakan metode
yang lebih baik dari sebelumnya.
yang tepat di dalam proses belajar mengajar merasa
sehingga
siswa
Pendapat tersebut di atas juga
tidak
didukung oleh Wahjosumidjo (2001)
bosan dan jenuh sehingga
bahwa keberhasilan suatu sekolah
pelajaran menjadi menarik. Apabila
pada
semua itu bisa bisa dilakukan oleh
efektifitas dan efisiensi penampilan
seorang guru niscaya guru akan bisa
kepala sekolah. Keberhasilan sekolah
meningkat kinerjanya.
adalah keberhasilan kepala sekolah,
Melihat kondisi tersebut di atas, dan
hakekatnya
terletak
pada
keberhasilan kepala sekolah adalah
mencermati berbagai
keberhasilan sekolah.
penelitian tentang kinerja, salah satu
Kemudian
Mulyasa
(2003)
faktor yang mempengaruhi kinerja
mengatakan bahwa kepengawasan
guru adalah persepsi guru pada
kepala sekolah merupakan salah satu
supervisi akademik kepala sekolah.
faktor
Faktor persepsi guru pada supervisi
sekolah untuk dapat mewujudkan
akademik
sekolah
visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah
mempengaruhi kinerja guru, makin
melalui program yang dialaksanakan
positif persepsi guru pada supervisi
secara terancana dan bertahap.
kepala
akademik kepala
sekolah makin
yang
Kinerja
dapat
seorang
mendorong
guru
di
tinggi pula kinerja guru demikian
samping lahir dari kemampuan diri
pula sebaliknya. Ini berarti bahwa
juga dipengaruhi oleh kepengawasan
supervisi akademik kepala sekolah
seorang pemimpin yang sekaligus
sangat
bekerja sebagai seorang manejer.
mempengaruhi
dan
4
Wiles
(1980)
mengatakan
kelompok orang untuk mencapai
pemimpin
hasil tertentu sesuai dengan apa yang
merupakan suatu sumbangan yang
diinginkan. Lebih lanjut dikatakan
cukup berarti terhadap penetapan dan
bahwa dalam arti kognitif, motivasi
pencapaian
diasumsikan
kepengawasan
lembaga
seorang
tujuan
melalui
organisasi/
sebagai
aktivitas
idividu-individu
individu untuk menentukan prilaku
yang ada dalam suatu organisasi.
untuk mencapai tujuan. Dalam arti
Demikian
Weber
efektif, motivasi berarti sikap dan
(1980) berpendapat bahwa setiap
nialai dasar yang dianut sesorang
personil
atau
juga di
menurut
mana
setiap
orang
dipengaruhi untuk mencapai tujuan dari
orang
untuk
bertindak atau tidak bertindak.
bersama, maka di sana perlu ada pengawasan
sekolompok
Dari pengertian tersebut dapat
pimimpinan.
dikatakan bahwa motivasi adalah
Sehingga dengan demikian faktor
upaya untuk membangkitkan potensi
penting yang mempengaruhi kinerja
seseorang
guru adalah kepengawasan kepala
sesuatu dengan penuh semangat yang
sekolah. Kepala sekolah sebagai
didorong
pemimpin mempunyai posisi penting
datangnya dari dalam maupun dari
sebagai
luar diri.
penunjang
meningkatkan
dalam
kualitas
serta
untuk oleh
mengerjakan
rangsangan
yang
Dari uraian di atas betapa
membina para bawahannya terutama
banyaknya
guru untuk dapat bekerja secara
mempengaruhi
disiplin sesuai dengan tugas dan
Disamping itu juga ada tiga faktor
fungsinya.
lain yang penulis duga memiliki
Motivasi sangat sangat penting dalam
menunjang
faktor-faktor kinerja
yang guru.
hubungan yang signifikan dengan
keberhasilan
kinerja mengajar guru yaitu supervisi
pencapaian tujuan organisasi. Danim
akademik kepala sekolah, supervisi
(2008)
pengawas
mengatakan
(motivation) kekuatan,
diartikan dorongan,
motivasi sebagai
sekolah
dan
motivasi
berprestasi guru.
semangat,
Motivasi
berprestasi
tekanan atau mekanisme psikologi
merupakan bagian dari motivasi
yang
kerja yang lebih spesifik dengan
mendorong
individu
atau
5
karakteristik
berorientasi
keberhasilan,
pada
kepala sekolah, sejawat guru dan
kesempurnaan,
stakekholders.
kesungguhan dan keunggulan dalam melaksanakan
pekerjaan.
Pada
Penulis
adalah
hakekatnya
sebagai
supervisi
bantuan
dan
memandang faktor tersebut sangat
bimbingan profesional bagi guru
mengagumkan jika dimiliki oleh
dalam
guru dan penting dalam mendukung
intruksional guna memperbaiki hal
kinerja mereka untuk meningkatkan
belajar
mutu pendidikan.
melakukan stimulasi, koordinasi, dan
melaksanakan dan
tugas
mengajar
dengan
Pendidikan akan bermutu jika
bimbingan secara kontinu untuk
sesuai dengan apa yang diharapkan
meningkatkan pertumbuhan jabatan
oleh masyarakat (bench mark) dapat
guru
dipenuhi. Apabila suatu sekolah telah
kelompok. Pandangan ini memberi
mencapai
yang
gambaran bahwa supervisi adalah
sekolah
sebagai bantuan dan bimbingan atau
secara bertahap mampu
tntutan kearah situasi pendidikan
mencapai mutu yang kompetitif baik
yang lebih kepada guru-guru dalam
yang
melaksanakan tugas profesionanya di
standar
dipersyaratkan, tersebut
mutu
maka
bertarap
nasional
maupun
internasional.
individual
maupun
bidang instruksional sebagai bagian
Peningkatan mutu akan dapat dipenuhi,
secara
melalui
dari peningkatan mutu pembelajaran.
pembinaan
Sehingga
guru
tersebut
dapat
sumberdaya manusia agar terjaga
membantu memecahkan kesulitan
kualitas profesionalnya. Kemudian
belajar
perlu menerapkan pengawasan yang
kurikulum yang berlaku.
intensif,
agar
semua
program
dan
pelaksana
kegiatan
siswa
Mengingat
dapat
maka
terukur. Pengawasan atau kontrol
senantiasa
yang terukur dapat dilakukan dengan
menyegarkan
melaksanakan
beberapa
baik
yang
pemerintah,
dilakukan pengawas
pada
pentingnya
bimbingan profesional ini bagi guru,
memenuhi standar dan pencapaianya
kegiatan
mengacu
supervisi
supervisor
harus
juga
meningkatkan
dan
tingkat
pengetahuanya lebih
baik
oleh
dibandingkan guru. Karena jika para
sekolah,
supervisor itu sama atau bahkan di
6
bawah guru kualitasnya maka tugas
cari kesalahan harus diganti dengak
bimbingan dan pemberian bantuan
sikap kreatif, di mana setiap guru
bagi guru tidak begitu berarti.
mau dan mampu menumbuhkan dan
Kepala
sekolah
sebagai
mengembangkan
kreatifitasnya
supervisor atau mereka yang secara
untuk mengembangkan pengajaran
resmi
dan pendidikan.
ditugaskan
oleh
perintah
melaksanakan tugas supervisor harus
Sehubungan
dengan
betul-betul mengerti bantuan apa
dalam
yang sebenarnya dibutuhkan oleh
pembelajaran, persepsi guru pada
guru dalam melaksanakan tugasnya
supervisi akademik kepala sekolah
dan
dan supervisi pengawas sekolah juga
menigkatkan
kualitas
meningkatkan
upaya
profesionalnya karena hal tersebut
diduga
dapat mempengaruhi persepsi guru
Keberlangsungan
terhadap supervisi kepala sekolah
pembelajaran guru
maupun pengawas sekolah sehingga
satuan pendidikan juga tergantung
dapat
mutu
pada sistem pengendalian dalam
landasan
bentuk pembinaan, pengembangan,
supervisi
penelitian
meningkatkan
pembelajaran
menjadi
profesionalisme pendidikan.
sangat
kualitas
dan
menentukan. kualitas pada
satuan-
penilaian
yang
dilaksanakan oleh pengawas sekolah,
Supervisor perlu menyesuaikan
yang sering disebut supervisor.
diri dengan prinsip-prinsip supervisi
Akan
tetapi
berdasarkan
yaitu memahami dan menguasai
fenomena yang ada pada saat ini
dengan seksama tugas dan tanggung
masih banyak kelemahan yang ada
jawab
sehingga
guru
sebagai
tenaga
belum
sesuai
dengan
kependidikan yang profesional yang
harapan. Pengawas sekolah masih
harus melaksanakan pengajaran dan
banyak
pedidikan.
Karena
formal dalam melakukan tugasnya
supervisor
yang
jika
sikap
memaksakan
sebagai
menggunakan supervisor,
kehendak, menakut-nakuti guru, dan
terhadap
prilaku
meningkatkan
negatif
lainnya
akan
guru-guru
cara-cara pembinaan dalam
profesionalisasinya
melumpuhkan kreatifitas guru. Sikap
tidak dilakukan secara berkelanjutan
korektif supervisor yang mencari-
dan tidak intensif. Pengawas sekolah
7
jarang
mengunjungi
guru
yang
yang
cukup.
Sering
diisukan
sedang mengajar, jarang memberikan
rendahnya kemampuan manajemen
pengarahan
guru
kepala sekolah maupun pengawas
mengajar, jarang memberi contoh
sekolah menurunkan semangat kerja
bagaimana
guru.
tentang
cara
mengajar
yang
baik,
Banyak
kepala
sekolah
bagaimana membuat perlengkapan
maupun pengawas sekolah belum
administrasi yang benar. Pengawas
berani
sekolah jarang mengunjungi sekolah
membina
binaannya,
pelanggaran
bahkan
tidak
pernah
bertindak guru
tegas
yang
sehingga
dalam
melakukan ini
akan
menuntun sekolah maupun guru
berpengaruh juga
tentang aturan yang benar apa yang
memiliki semangat kerja yang tinggi.
seharusnya dilakukan oleh sekolah
Pada saat ini kepengawasan kepala
maupun guru untuk meningkatkan
sekolah maupun pengawas sekolah
mutu sekolah maupun pendidikan.
yang memiliki manajemen yang baik
Belakangan
ini
dengan
sangat
bagi guru yang
diperlukan
untuk
diberlakukan Undang-Undang No.
meningkatkan kinerja mengajar guru
20
dan kinerja sekolah.
tahun
2003
tentang
sistem
pendidikan nasional yang tercantum tentang
pendidikan
masyarakat,
Di Kabupaten Gianyar rata-rata
berbasis
masyarakat
kepala
sekolah jarang ke kelas,
adalah
jarang memberikan pengarahan pada
pendidikan
guru, jarang memberikan motivasi
berdasarkan kekhasan agama, sosial,
karena terlalu banyak agenda kepala
budaya,
potensi
sekolah yang harus diselesaikan.
perwujudan
Begitu juga hampir sama alasan yang
pendidikan dari, oleh, dan untuk
diberikan oleh pengawas sekolah
masyarakat. Pelaksanaan Undang-
dengan banyaknya agenda
Undang ini menuntut manajemen
kepala sekolah maupun pengawas
sekolah
sekolah
penyelenggara aspirasi,
masyarakat
sebagai
yang
Pengololaan manajemen
dan
berbasis sekolah
ini
sekolah. dengan
sehingga menyebabkan
kurangnya
mengharuskan
guru
dari
pemahaman
tugas-tugas
yang
harus
kepala sekolah maupun pengawas
dilaksanakan
sekolah untuk memiliki kemampuan
pendidik. Oleh karena itu supervisi
8
sebagai
terhadap tenaga
merupakan upaya membinaan agar
Berdasarkan
latar
belakang
semua faktor yang mempengaruhi
masalah di atas, dapat dirumuskan
pegawai atau guru tidak menggangu
masalah
kinerja
berikut: (1) Apakah ada kontribusi
mereka,
melainkan
penelitian
sebagai
sebaliknya, menggiringnya menjadi
persepsi
potensi
secara
akademik kepala sekolah terhadap
profesional. Upaya ini menjaga guru
kinerja guru bahasa Indonesia SMA
tetap on the track.
Negeri yang ada di Kabupaten
untuk
Supervisi
bekerja
yang
dilakukan
guru
ini
pada
supervisi
Gianyar?, (2) Apakah ada kontribusi
kepala sekolah maupun pengawas
persepsi
sekolah penulis pandang penting
manajerial
karena merupakan rangkaian dari
terhadap
aktivitas quality assurance dalam
Indonesia SMA Negeri yang ada di
pendidikan.
terhadap
Kabupaten Gianyar?, (3) Apakah ada
akivitas supervisi akademik kepala
kontribusi motivasi berprestasi guru
sekolah secara kedinasan dilakukan
terhadap
oleh pengawas sekolah. Untuk itu
Indonesia SMA Negeri yang ada di
penulis mencoba meneliti supervisi
Kabupaten Gianyar?, dan (4) Apakah
yang dilakukan oleh kepala sekolah
ada kontribusi persepsi guru pada
dan pengawas sekolah berdasarkan
supervisi akademik kepala sekolah,
persepsi guru yang disupervisinya.
supervisi
Dengan
masalah
sekolah, dan motivasi berprestasi
seperti yang dipaparkan di atas,
guru terhadap kinerja guru bahasa
penulis melakukan penelitian yang
Indonesia SMA Negeri yang ada di
berfokus pada kinerja guru dengan
Kabupaten Gianyar?.
Penilaian
latar
belakang
judul “Kontribusi Persepsi Guru pada
supervisi
Sekolah, Pengawas
Akdemik
Supervisi Sekolah,
guru
pada
supervisi
pengawas
sekolah
kinerja
kinerja
guru
bahasa
guru
manajerial
bahasa
pengawas
Penelitian ini bertujuan untuk
kepala
mengetahui dan menganalisis: (1)
Manajerial
untuk mengetahui kontribusi persepsi
Motivasi
guru pada supervisi akademik kepala
Berprestasi terhadap Kinerja Guru
sekolah terhadap kinerja
Bahasa Indonesia SMA Negeri di
bahasa Indonesia SMA Negeri yang
Kabupaten Gianyar”.
ada di Kabupaten Gianyar, (2) untuk
9
guru
mengetahui kontribusi persepsi guru
manfaat praktis penelitian ini adalah:
pada supervisi pengawas sekolah
(a) bagi guru, sebagai masukan
terhadap
dalam
kinerja
guru
bahasa
meningkatan
dan
Indonesia SMA Negeri yang ada di
motivasinya
Kabupaten
Untuk
mutu pendidik menuju peningkatan
motivasi
sumberdaya manusia, (b) bagi kepala
Gianyar,
mengetahui
(3)
kontribusi
untuk
kinerja
meningkatkan
berprestasi guru terhadap kinerja
sekolah,
guru bahasa Indonesia SMA Negeri
memperbaiki supervisi akademiknya,
yang ada di Kabupaten Gianyar, dan
mengarahkan, dan membina guru
(4) Untuk mengetahui kontribusi
sehingga mampu memotivasi para
persepsi
guru,
guru
pada
supervisi
sebagai masukan untuk
memacu
akademik kepala sekolah, supervisi
kinerjanya,
pengawas
sekolah,
sekolah
dan
motivasi
(c)
meningkatkan bagi
sebagai
pengawas
masukan
untu
berprestasi guru terhadap kinerja
meningkatkan
guru bahasa Indonesia SMA Negeri
manajerialnya agar guru dan kepala
yang ada di Kabupaten Gianyar.
sekolah
Adapun manfaat yang ingin
supervisi
mendapatkan
berprestasi
motivasi
dalam
upaya
dicapai dalam penelitian ini sebagai
peningkatan mutu pendidikan di
berikut: (1) manfaat teoretis, yaitu:
sekolah yang dibinanya dan bisa
(a) manfaat teoretis penelitian ini
mengkondisikan terciptanya kinerja
adalah sebagai bahan kajian ilmu
guru
pengetahuan, menambah wawasan,
lembaga/sekolah, dengan mengetahui
pengembangan teori, pengembangan
besarnya kontribusi persepsi guru
penelitian, dan sebagai pendalaman
pada
ilmu
bidang
sekolah, supervisi pengawas sekolah
pada
dan motivasi berprestasi terhadap
pengetahuan
manajemen
di
pendidikan
yang
prima,
(d)
supervisi akademik
kinerja
peningkatan kinerja guru dan (b)
stakeholders pendidikan, terutama
hasil Penelitian ini diharapkan dapat
departemen (pemerintah pusat) dan
dijadikan refrensi bagi peneliti lain,
dinas
dengan
daerah) bisa menentukan kebijakan
lain
yang
variabel-variabel
relevan.
Sedangkan
yang
10
guru,
kepala
umumnya dan khususnya dalam
meneliti
mengajar
bagi
pendidikan kondusif
maka
(pemerintah
dalam
rangka
peningkatan mutu pendidikan, dan
Penelitian ini juga termasuk kategori
(e) bagi peneliti lainnya, sebagai
penelitian survey karena data yang
rujukan
dikumpulkan
dalam
mengembangkan
penelitian yang sejenis.
teknik
berdasarkan
pengumpulan
pada
data
yang
digunakan adalah observasi II. METODE PENELITIAN
angket (kuesioner).
Penelitian ini adalah rancangan penelitian
kuantitatif
dan
Untuk melakukan analisis data,
dengan
dilakukan verifikasi guna melihat
pendekatan penelitian Ex post Facto
kelengkapan dipenuhi atau tidaknya
karena data yang diperoleh melalui
persyaratan distribusi data. Untuk
penelitian terhadap variabel yang
mengetahui kontribusi perlu terlebih
diteliti terjadi sebelum penelitian
dahulu
dilakukan. Sugiyono (2009)
persyaratan
Ditinjau penelitian
dari ini
rancangan
ditetapkan untuk
korelasi menghitung
pendekatanya,
korelasi hubungan antara masing-
menggunakan
masing variabel bebas (X) dengan
penelitian
korelasional
variabel
terikat
(Y).
Hubungan
yaitu penelitian yang bertujuan untuk
tersebut harus linier dan bentuk
meneliti hubungan antar variabel.
ditribusi semua variabel dari subyek
Bentuk hubungan yang dimaksud
penelitian harus berdistribusi normal.
adalah
determinative,
Pengujian hipotesa dilakukan setelah
karena penelitian ini berusaha untuk
dilaksanakan uji persyaratan analisis.
mencari kontribusi variabel persepsi
Tujuannya selain untuk menguji
guru pada supervisi akademik kepala
korelasi antara variabel-variabel juga
sekolah (X1), supervisi manajerial
untuk mengetahui seberapa besar
pengawas sekolah (X2), motivasi
kontribusi
berprestasi
terhadap variabel terikat.
hubungan
guru
(X3)
terhadap
kinerja guru Bahasa Indonesia (Y)
dari
variabel
bebas
Populasi subyek penelitian ini
SMA Negeri di Kabupaten Gianyar.
mencakup
semua
guru
Bahasa
Penelitian ini juga termasuk
Indonesia SMA Negeri di Kabupaten
penelitian deskriptif, karena hanya
Gianyar. Adapun jumlah populasi
mengukur variabel yang ada dan
adalah 60 orang. Teknik random
tidak
sampling
memanipulasi
variabel.
11
digunakan
untuk
memberikan peluang yang sama
jenis
kepada
sesuai
semua
anggota
populasi
intrumen
yang
dengan
digunakan
variabel
yang
untuk menjadi sampel penelitian.
penelitian, yaitu: (1) instrumen untuk
Teknik
mengukur
proportional
random
persepsi
guru
pada
sampling ini termasuk dalam teknik
supervisi akademik kepala sekolah,
probability sampling yang menurut
(2)
Sugiyono
persepsi
(2009)
adalah
teknik
instrumen guru
untuk
mengukur
pada
supervisi
pengambilan sampel yang memberi
manajeral pengawas sekolah (3)
peluang yang sama bagi setiap unsur
instrumen untuk mengukur motivasi
atau anggota populasi untuk dipilih
berprestasi, dan (4) instrumen untuk
menjadi anggota sampel. Penentuan
mengukur kinerja guru.
proporsi besarnya sampel dari tiap-
Dalam penelitian ini untuk
tiap sekolah mengacu pada tabel
menjaring
Krejcie dan Morgan.
persepsi
Untuk
menentukan
jumlah
data
tentang
perilaku
guru
pada
supervisi
akademik kepala sekolah, supervisi
anggota sampel, diambil dari tabel
manejeral
Robert V. Krejcie dan Daryle W.
motivasi berprestasi, dan kinerja
Morgan (1970). Berdasarkan tabel
guru hanya menggunakan empat
tersebut maka jumlah populasi 60
jenis
orang diperoleh sampel 52 orang.
observasi,
Untuk lebih menyakinkan dalam
wawancara, tes dan dokumentasi.
penelitian
Dalam penelitian deskriptif konsep
ini digunakan
sampel
sebanyak 57 orang
atau
Untuk memperoleh data terdiri
pengawas
instrumen
kuisioner
kuisioner
1987),
Hal
Pemilihan
wawancara
tes dan dokumentasi. instrumen
(angket)
harus
dijabarkan dalam bentuk pertanyaan dalam
(interview),
berupa
variabelnya
dari observasi atau pengamatan, (angket),
yaitu
kuisioner
konstruk
sekolah,
(angket) tersebut
(Gay, guna
memungkinkan pengumpulan data
disesuaikan
emperis yang relevan terhadap suatu
dengan metode yang digunakan dan
analisis. Kuisioner (angket) adalah
dapat mengukur apa yang ingin
metode pengumpulan data dengan
diukur
penelitian.
menggunakan daftar pertanyaan atau
Dalam penelitian ini terdapat empat
pernyataan yang harus dijawab oleh
dari
variabel
12
orang
yang
penelitian
menjadi
(Walgito,
Sedangkan
menurut
sampel
Sedangkan
1974).
jawabannya
(Stiggins,
likert
untuk
alternatif
menggunakan
yang
skala
masing-masing
1994) kuisioner (angket) adalah alat
jawabannya
bantu
untuk
mengunakan lima skala. Hal ini
atau
sesuai dengan pendapat Sugiyono
yang
baik
mengungkapkan
perasaan
petsepsi pegawai.
(2009)
disusun
bahwa
dengan
instrumen
yang
Penggunaan kuisioner (angket)
disusun dengan menggunakan skala
sebagai instrumen dalam penelitian
likert adalah suatu metode untuk
ini berdasarkan asumsi sebagaimana
mengukur
yang dikemukakan oleh Nawawi
persepsi seseorang atau sekelompok
(1992)
orang
sebagai
berikut:
(1)
sikap,
tentang
pendapat,
fenomena
dan sosial.
responden merupakan sumber data
Dengan skala likert, maka variabel
yang paling
yang akan diukur dijabarkan menjadi
mengetahui tentang
dirinya sendiri atau sesuatu yang ada
indikator
hubungannya dengan dirinya, (2)
indikator tersebut dijadikan sebagai
responden adalah
titik tolak untuk menyusun item-item
dapat
diyakini
manusia akan
yang
bersedia
variabel.
instrumen
yang
Kemudian
dapat
memberikan informasi secara jujur,
pertanyaan
sehingga data yang terkumpul dapat
Pemberian skor diiakukan dengan
dipercaya
yang
memberi nilai yang rentangannya
obyektif, dan (3) responden adalah
dari nilai 5 untuk skor tertinggi dan
manusia yang mampu berpikir untuk
nilai 1 untuk skor terendah. Adapun
menafsirkan
rinciannya adalah sebagai berikut:
sebagai
data
pertanyaan
atau
atau
berupa
pernyataan dalam rangka memahami
untuk
maksud si peneliti.
setuju/sangat positif diberi skor 5,
Dalam pembuatan instrumen masing-masing dengan
variabel
memperhatikan
jawaban:
pernyataan.
selalu/sangat
sering/setuju/positif diberi skor 4,
diatas,
kadang-kadang/ragu-ragu/netral
definisi
diberi skor 3, jarang/tidak setuju/
variabel dan indikatornya kemudian
negatif
dibuatkan kisi-kisi dan penulisan
pernah/sangat
butir pertanyaan atau pemyataan.
negatif diberi skor 1. Instrumen I
13
diberi
skor tidak
2
tidak
setuju/sangat
penelitiannya dibuat menggunakan
Statistik yang digunakan dalam
bentuk checklist. Untuk
analisis data dalam penelitian ini
menyusun
instrumen
adalah teknik
regresi
sederhana,
penelitian, terlebih dahulu disusun
regresi ganda, korelasi ganda, dan
kisi-kisi
setiap
korelasi parsial. Persyaratan yang
kisi-kisi
berkaitan dengan teknik analisis
instrumen
variabel.
dari
Penyajian
dilakukan sedemikian rupa
agar
tersebut
memberikan informasi yang cukup
analitis.
mengenai butir-butir yang diberikan
analisisnya adalah: (1) uji normalitas
setelah dilakukan uji validitas dan
sebaran data, (2) uji linieritas garis
hitung reliabilitas butir, dan untuk
regresi, (3) uji multikolinieritas, (4)
memberikan gambaran seberapa jauh
uji hesteroskedastisitas, dan (5) uji
instrumen final masih mencerminkan
autokorelasi.
indikator-indikator
Adapun
uji
prasyarat
variabel.
Berdasarkan tujuan penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat
yang telah dirumuskan di atas, data
bantu peneliti dalam pengumpulan
yang
data.
penelitian
Mutu
dari
harus dibuktikan secara
instrumen
akan
telah ini
terkumpul
dalam
dianalisis
dengan
menentukan juga mutu dari data
teknik-teknik regresi. Adapun teknik
yang dikumpulkan.
regresi yang digunakan adalah teknik
Metode analisis data digunakan pengolahan statistik.
yang
terdiri
atas
kegiatan
data
dan
analisis
Kegiatan
analisis
regresi sederhana dan regresi ganda. III. HASIL PENELITIAN DAN
data
PEMBAHASAN
meliputi: (1) menyunting data secara manual,
penyuntingan
Hasil
analisis
menunjukkan
dilakukan
bahwa terdapat hubungan antara
karena kemungkinan ada data yang
supervisi akademik kepala sekolah
tidak jelas atau kesalahan dalam
guru dengan kinerja guru Bahasa
pengisian instrumen sehingga tidak
Indonesia SMA negeri di Kabupaten
memenuhi syarat untuk dianalisis.
Gianyar
(2)
(3)
regresi Ŷ = 104,990 + 0,343 X1
mengolah data dalam bentuk yang
dengan Freg = 28,211 (p<0,05).
sesuai dengan kebutuhan.
Dalam
mentabulasi
data,
dan
14
melalui persamaan garis
penelitian
ini
ditemukan
korelasi
yang
signifikan
antara
profesional, sehingga mereka lebih
supervisi akademik kepala sekolah
mampu dalam melaksanakan tugas
dengan
pokoknya, yaitu memperbaiki dan
kinerja
guru
Bahasa
Indonesia SMA negeri di Kabupaten
meningkatkan
Gianyar
pembelajaran.
dengan rhitung = 0,582
dengan (p<0,05). Ini berarti supervisi akademik
kepala
pengaruh
atau
sekolah
Hasil
ada
proses
analisis
dan
hasil
menunjukkan
bahwa terdapat hubungan antara
memberikan
supervisi
manajerial
pengawasan
kontribusi terhadap kinerja guru
sekolah dengan kinerja guru Bahasa
Bahasa Indonesia SMA negeri di
Indonesia SMA negeri di Kabupaten
Kabupaten
Gianyar
Gianyar.
Tinggi
melalui persamaan garis
rendahnya supervisi akademik kepala
regresi Ŷ = 122,299 + 0,206 X2
sekolah guru akan mempengaruhi
dengan Freg = 0,290 (p<0,05). Dalam
tingkat
penelitian ini ditemukan korelasi
kinerja
guru
Bahasa
Indonesia SMA negeri di Kabupaten
yang
Gianyar.
manajerial
akademik
Variabel kepala
supervisi
sekolah
dapat
signifikan antara
dengan
supervisi
pengawasan kinerja
sekolah
guru
Bahasa
menjelaskan tinggi rendahnya kinerja
Indonesia SMA negeri di Kabupaten
guru Bahasa Indonesia SMA negeri
Gianyar
di
dengan
Kabupaten
Gianyar
sebesar
dengan rhitung = 0,650 (p<0,05).
Ini
berarti
33,9%. Temuan ini mengindikasikan
supervisi
manajerial
bahwa supervisi akademik kepala
sekolah
ada
sekolah mempunyai peranan dalam
memberikan
meningkatkan kinerja guru Bahasa
kinerja guru Bahasa Indonesia SMA
Indonesia SMA negeri di Kabupaten
negeri di Kabupaten Gianyar. Tinggi
Gianyar.
rendahnya
Menurut Satori (2004: 4-5) mengatakan
bahwa
pengawasan
supervisi
pengawasan
pengaruh kontribusi
supervisi sekolah
atau
terhadap
manajerial akan
mempengaruh tingkat kinerja guru.
akademik menaruh perhatian utama
Variabel
pada upaya-upaya yang sifatnya
pengawasan
memberikan
kepada
menjelaskan tinggi rendahnya kinerja
guru-guru untuk berkembang secara
guru Bahasa Indonesia SMA negeri
kesempatan
15
supervisi sekolah
manajerial dapat
di
Kabupaten
Gianyar
sebesar
Gianyar
dengan rhitung = 0,695
42,3%. Temuan ini mengindikasikan
dengan (p<0,05). Ini berarti motivasi
bahwa
berprestasi guru ada pengaruh atau
supervisi
pengawasan
manajerial
sekolah
mempunyai
memberikan
kontribusi
terhadap
peranan dalam meningkatkan kinerja
kinerja guru Bahasa Indonesia SMA
guru.
negeri di Kabupaten Gianyar. Tinggi Hasil penelitian ini pula terkait
dengan
apa
Glickman
yang
dan
rendahnya motivasi berprestasi guru
dikatakan
akan mempengaruhi tingkat kinerja
(dalam
guru. Variabel motivasi berprestasi
Daresh
Bafadal, 1992), bahwa supervisi
guru
merupakan serangkaian kegiatan atau
rendahnya
upaya
dalam
Indonesia SMA negeri di Kabupaten
kemampuannya
Gianyar sebesar 48,4%. Temuan ini
membantu
mengembangkan
guru
dapat
menjelaskan kinerja
guru
Bahasa
dalam mengelola kegiatan belajar
mengindikasikan
mengajar demi pencapaian tujuan
berprestasi guru mempunyai peranan
pengajaran. Dengan demikian esensi
dalam meningkatkan kinerja guru.
dari
Maka
supervisi
adalah
memberi
dapat
bahwa
tinggi
dikatakan
motivasi
bahwa
bantuan kepada guru agar dapat
hubungan antara motivasi berprestasi
mengembangkan
guru (X3) terhadap kinerja guru
kemampuan
profesionalnya. Hasil
Bahasa Indonesia SMA negeri di menunjukkan
Kabupaten
bahwa terdapat hubungan antara
signifikan.
Temuan
motivasi berprestasi guru dengan
menyimpulkan
bahwa
kinerja guru Bahasa Indonesia SMA
hubungan
negeri di Kabupaten Gianyar melalui
motivasi berprestasi guru terhadap
persamaan garis regresi Ŷ = 34,223
kinerja guru Bahasa Indonesia SMA
+ 0,723 X3 dengan Freg = 51,504
negeri di Kabupaten Gianyar. Berarti
(p<0,05).
ini
makin tinggi motivasi berprestasi
ditemukan korelasi yang signifikan
guru, maka semakin meningkat pula
antara
kinerja guru.
dengan
analisis
Dalam
motivasi kinerja
penelitian
berprestasi guru guru
Gianyar
yang
(Y)
positif
sangat ini terdapat antara
Bahasa
Hasil analisis juga menunjukan
Indonesia SMA negeri di Kabupaten
bahwa motivasi berprestasi memberi
16
kontribusi yang positif dan signifikan
31,827 (p<0,05). Dalam penelitian
terhadap kinerja guru SMA negeri di
ini
Kabupaten Jembrana. Temuan ini
signifikan antara supervisi akademik
mengimplikasikan
dalam
kepala sekolah, supervisi manajerial
usaha meningkatkan kinerja guru,
pengawasan sekolah, dan motivasi
kepala sekolah sebagai pimpinan
berprestasi guru dengan kinerja guru
sekolah
mampu
Bahasa Indonesia SMA negeri di
dan
Kabupaten Gianyar dengan rhitung =
motivasi
0,802 dengan (p<0,05). Ini berarti
berprestasi guru melalui latihan-
supervisi akademik kepala sekolah,
latihan. McClelland (dalam Arya
supervisi
Putra, 2009) mengatakan bahwa
sekolah, dan motivasi berprestasi
motivasi berprestasi bukan potensi
guru ada pengaruh atau memberikan
bawaan,
besar
kontribusi terhadap kinerja guru
tersebut
Bahasa Indonesia SMA negeri di
bahwa
harus
membangkitkan mengembangkan
sehingga
kemungkinannya
potensi
ditemukan
korelasi
manajerial
yang
pengawasan
untuk dikembangkan melalui latihan-
Kabupaten
latihan. Semakin tinggi motivasi
rendahnya supervisi akademik kepala
berprestasi guru, semakin tinggi pula
sekolah,
kinerjanya.
pengawasan sekolah, dan motivasi
Demikian
sebaliknya,
Gianyar. supervisi
manajerial
semakin rendah motivasi berprestasi
berprestasi
guru menyebabkan semakin menurun
tingkat
kinerjanya.
motivasi kerja, supervisi manajerial
Hasil
analisis
guru
Tinggi
kinerja
mempengaruhi guru.
Variabel
menunjukkan
pengawasan sekolah, dan motivasi
bahwa terdapat hubungan antara
berprestasi guru dapat menjelaskan
supervisi akademik kepala sekolah,
tinggi rendahnya kinerja guru Bahasa
supervisi
pengawasan
Indonesia SMA negeri di Kabupaten
sekolah, dan motivasi berprestasi
Gianyar sebesar 64,3%. Temuan ini
guru dengan kinerja guru Bahasa
mengindikasikan bahwa supervisi
Indonesia SMA negeri di Kabupaten
akademik kepala sekolah, supervisi
Gianyar
manajerial pengawasan sekolah, dan
manajerial
melalui persamaan garis
regresi Ŷ = 43,165 + 0,152X1 +
motivasi
0,095X2 + 0,446X3 dengan Freg =
mempunyai
17
berprestasi
guru
peranan
dalam
meningkatkan
kinerja
guru.
manajerial
pengawasan
Sumbangan efektif (SE) variabel
terhadap
supervisi akademik kepala sekolah,
Indonesia SMA negeri di Kabupaten
supervisi
pengawasan
Gianyar, dengan keeratan hubungan
sekolah, dan motivasi berprestasi
atau koefisien korelasi sebesar 0,650,
guru sebesar 64,3%. Masing-masing
dengan kontribusi sebesar 42,3%,
sumbangan efektif (SE) variabel
yang berarti antara variabel supervisi
supervisi akademik kepala sekolah
manajerial
(X1)
dengan
manajerial
sebesar
supervisi
15,08%,
manajerial
variabel
kinerja
sekolah
guru
pengawasan kinerja
bahasa
sekolah
guru
Bahasa
pengawasan
Indonesia SMA negeri di Kabupaten
sekolah (X2) sebesar 19,42%, dan
Gianyar terdapat hubungan yang
variabel motivasi berprestasi guru
sedang,
(X3) sebesar 29,81%.
motivasi berprestasi guru terhadap
(3)
terdapat
kontribusi
kinerja guru Bahasa Indonesia SMA IV. PENUTUP
negeri di Kabupaten Gianyar, dengan
Berdasarkan dari hasil analisis data diperoleh temuan berikut: persepsi
(1)
sebagai
terdapat
kontribusi
pada
supervisi
guru
keeratan hubungan atau koefisien korelasi
sebesar
kontribusi berarti
0,695,
sebesar
bahwa
dengan
48,4%,
antara
yang
variabel
akademik kepala sekolah terhadap
motivasi berprestasi guru dengan
kinerja guru Bahasa Indonesia SMA
kinerja guru Bahasa Indonesia SMA
negeri di Kabupaten Gianyar, dengan
negeri
keeratan hubungan atau koefisien
terdapat hubungan korelasi yang
korelasi
dengan
sedang,
33,9%, yang
persepsi
sebesar
kontribusi sebesar berarti
(4)
terdapat
guru
pada
Gianyar kontribusi supervisi
akademik kepala sekolah, supervisi
supervisi akademik kepala sekolah
manajerial pengawasan sekolah, dan
dengan
Bahasa
motivasi berprestasi guru secara
Indonesia SMA negeri di Kabupaten
bersama-sama dengan kinerja guru
Gianyar
Bahasa Indonesia SMA negeri di
persepsi
kinerja
antara
Kabupaten
variabel
sedang,
bahwa
0,582,
di
guru
terdapat hubungan yang (2)
terdapat
guru
pada
kontribusi
Kabupaten Gianyar, dengan keeratan
supervisi
hubungan atau koefisien korelasi
18
sebesar 0,802, dengan kontribusi
memupuk rasa cinta kepada tugas
sebesar
dan
64,3%,
dan
sumbangan
kewajiban
serta
bertindak
efektif secara bersama-sama sebesar
inovatif
64,3%, yang berarti bahwa antara
mengembangkan
variabel motivasi kerja, supervisi
keguruan dimasa kini dan yang akan
manajerial pengawasan sekolah, dan
datang. Mengingat peranannya yang
motivasi berprestasi guru dengan
signifikan
kinerja guru Bahasa Indonesia SMA
kualitas pendidikan di sekolah, maka
negeri
Gianyar
hendaknya
guru
terdapat hubungan korelasi yang
termotivasi
untuk
kuat.
kinerja
di
Kabupaten
Masing-masing
sumbangan
dalam
rangka tugas-tugas
dalam
dan
meningkatkan harus
selalu
meningkatkan
semangat
efektif, supervisi akademik kepala
dalam
sekolah
tanggung jawabnya dalam proses
supervisi
(X1)
sebesar
manajerial
15,08%,
pengawasan
melaksanakan
kerjanya,
pembelajaran
tugas
atau
dan
bimbingan,
sekolah (X2) sebesar 19,42%, dan
sehingga
motivasi
(X3)
senantiasa terjaga pada keadaan yang
sebesar 29,81%, dan (5) berdasarkan
sesuai dengan standar profesi yang
temuan tersebut disimpulkan bahwa,
telah ditetapkan, (2) Kepala sekolah
supervisi akademik kepala sekolah,
di
supervisi
pengawasan
akademik kepala sekolah disarankan
sekolah, dan motivasi berprestasi
harus memperhatikan prinsip-prinsip
guru berfungsi kontribusi terhadap
sebagai
kinerja guru SMA negeri secara
konsultatif, kolegial, bukan hirarkis,
terpisah maupun secara simultan di
(b) dilaksanakan secara demokratis,
Kabupaten Gianyar.
(c) berpusat pada guru, (d) dilakukan
berprestasi
manajerial
Berdasarkan
guru
dalam
memberikan
berikut:
(a)
guru
supervisi
hubungan
di
berdasarkan kebutuhan guru, (e)
atas, perlu diperhatikan beberapa
merupakan pembinaan profesional.
saran sebagai berikut: (1) Guru,
Dari
khususnya guru bahasa Indonesia
hendaknya
SMA Negeri di Kabupaten Gianyar,
komprehensip,
disarankan
konsisten
nyata mampu memberikan umpan
dengan profesionalismenya, dapat
balik kepada guru sehingga tampak
agar
kesimpulan
profesionalisme
tetap
19
segi
kuantitas,
supervisi
berlangsung berkelanjutan
secara dan
dengan jelas manfaat supervisi bagi
ini disarankan hendaknya merancang
guru. Sebagai seorang supervisor
pendidikan
mampu dan pintar dalam memberi
pengawas sekolah. Di samping itu,
contoh kepada guru namun yang
perlu juga dilakukan monitoring dan
lebih penting adalah ia harus mampu
evaluasi
menjadi contoh dalam menolong
supervisi yang dilakukan oleh para
stafnya untuk
memahami tugas-
pengawas sekolah, dan (5) Pada
tugasnya. Untuk itu kepala sekolah
peneliti lain agar meneliti faktor-
harus
memberi
faktor yang dapat meningkatkan
kesempatan kepada pihak guru untuk
kinerja guru, selain variabel supervisi
saling satukan pendapat dan gagasan
akademik kepala sekolah, supervisi
sebelum menetapkan tujuan. Suasana
manajerial pengawas sekolah, dan
seperti
motivasi berprestasi guru
lebih
banyak
ini
mengembangkan mengajar
akan
dapat
situasi
belajar
lebih sekolah
agar
dibekali
dalam
kemampuan
dalam segala aspek, sehingga dari
Nawawi, H. 1992. Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT. Gunung Agung.
pengawasan tersebut guru merasakan hal-hal
yang
baru
berkaitan
dengan
tugas
dan
fungsinya.
Pengawasan
Satori, D. 2004. Paradigma Baru Supervisi Pendidikan untuk Peningkatan Mutu dalam Konteks Peranan Pengawas Sekolah dalam Otonomi Daerah. Makalah. Disajikan pada Seminar Peranan Pengawas dalam Otonomi Daerah 17 Maret 2004, Bandung.
yang
dilakukan oleh pengawas sekolah hendaknya lebih banyak memberikan bantuan kepada guru dalam upaya meningkatkan profesionalnya, (4) Kepada Kepala Dinas Pendidikan Pemuda
dan
Olahraga
pelaksanaan
Mulyasa, E. 2005. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
yang lebih dengan kemampuan guru
mendapat
terhadap
bagi
Komariah, A. dan Triatna, Cepi. 2005. Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif. Bandung: Bumi Aksara.
melakukan pengawasan disarankan hendaknya
pelatihan
DAFTAR PUSTAKA
konduktif,
demokratis, efektif, dan jelas, (3) Pengawas
dan
sebagai
penentu kebijakan, hasil penelitian
20
Sugiyono, 2009, Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Penerbit Alfabeta. Suroso, 2002. In Memorian Guru. Yogyakarta: Penerbit Jendela. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Mendikbud RI. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Mendikbud RI. Wahjosumidjo. 2002. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
21