1
ABSTRAK Studi Evaluasi Efektivitas Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) pada SMP Saraswati 1 Tabanan. Tesis, Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, 2012 Oleh I Wayan Suditha
Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Untuk mendeskripsikan efektivitas penerapan manajemen berbasis sekolah di SMP Saraswati 1 Tabanan ditinjau dari variabel konteks, input, proses, dan produk. 2) Untuk mendeskripsikan kendalakendala yang dihadapi dalam penerapan manajemen berbasis sekolah di SMP Saraswati 1 Tabanan. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Saraswati 1 Tabanan pada tahun 2011, dengan menggunakan dua pendekatan penelitian yakni kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dipergunakan untuk mengungkap efektivitas penerapan manajemen berbasis sekolah (MBS) di SMP Saraswati 1 Tabanan. Sedangkan pendekatan kualitatif dipergunakan untuk mendeskripsikan kendala-kendala dari penerapan manajemen berbasis sekolah dan alternatif pemecahannya. Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, pegawai dan komite sekolah. Instrumen yang dipergunakan dalam mengumpulkan data adalah: kuesioner, lembar observasi dan pedoman wawancara. Dari penelitian ini ditemukan. 1) Hasil evaluasi terhadap penerapan manajemen berbasis sekolah (MBS) pada SMP Saraswati 1 Tabanan dengan menggunakan evaluasi program model CIPP diperoleh hasil sangat efektif. 2) Kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapan manajemen berbasis sekolah (MBS) pada SMP Saraswati 1 Tabanan adalah rendah dan kurangnya hal-hal berikut yaitu; aspirasi masyarakat terhadap pendidikan, status sosial ekonomi masyarakat, sasaran sekolah, keberadaan siswa, sikap kemandirian, proses pengelolaan program, proses kerjasama dan partisipasi, kemandirian sekolah dan sustainbilitas. Upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi kendala-kendala tersebut adalah dengan penggalian dukungan masyarakat, perbaikan cara pandang masyarakat, pensosialisasian program, pemberdayaan komite sekolah dan meningkatkan kemandirian sekolah Kata kunci : Studi Evaluasi, Manajemen Berbasis Sekolah
1
2
ABSTRACT An Evaluative Study about The Effectiveness Implemantion Of School-base Management at the SMP Saraswati 1 Tabanan Thesis, Postgraduate Program Ganesha University Education Singaraja. 2012
by: I Wayan Suditha
The purpose of this study were 1) To describe the effectiveness of school-based management implementation in SMP Saraswati 1 Tabanan in terms of context variables, inputs, processes, and products. 2) To describe the obstacles encountered in implementing school-based management in SMP Saraswati 1 Tabanan. The research was carried out in the SMP Saraswati 1 Tabanan in 2011, using two approaches namely quantitative and qualitative research. Quantitative approach is used to reveal the effectiveness of the implementation of school-based management (SBM) in Tabanan 1 SMP Saraswati. While the qualitative approach is used to describe the constraints of the implementation of school-based management and alternative solutions. The subject of this research is the principal, teachers, staff and school committee. Instruments used in collecting data are: questionnaires, observation and interview guide sheet. From the study found. 1) The evaluation of the implementation of school-based management (SBM) in Tabanan SMP Saraswati 1 by using the CIPP model of program evaluation results obtained are very effective. 2) constraints encountered in implementing school-based management (SBM) on SMP Saraswati 1 Tabanan is low and the lack of the following matters, namely: the people's aspirations for education, socioeconomic status, school goals, the presence of students, the attitude of independence, the program management, process collaboration and participation, independence and sustainbilitas school. Efforts to do to overcome these obstacles is by digging community support, improvements to public view, pensosialisasian programs, empowerment of school committees and increase school autonomy
Keywords :
Study Evaluation, Management Base on School
2
3
penyelenggaraan pendidikan nasional
1. PENDAHULUAN Sekolah
sebagai
yang dilakukan secara sentralistik telah
lembaga
menyebabkan
pendidikan formal, merupakan tempat
Pada saat ini penerapan MBS
pembelajaran sebagai kegiatan utama.
sedang menjadi perhatian pada personal
Hal ini dapat terlihat dari pengelolaan daya
meningkatkan
derajat
masyarakat
layanan
peserta
lembaga
baik pada tingkat pusat sampai ke
kehidupan
daerah-daerah di seluruh Indonesia.
melalui
Pemerintah dengan jelas dan tegas
pembelajaran
didiknya.
penyelenggara
yang bergerak dalam dunia pendidikan,
untuk
dilakukan
pemberian kepada
manusia
menyikapi tentang pendidikan. Gagasan
Sebagai
penerapan
pendidikan,
Daerah, dan peraturan pemerintah No.
pendukung
25 tahun 2000 tentang pembagian
sistem tersebut. Konsep pemberdayaan bentuknya
otonomi
adalah
yanglebih
kewenangan
memberikan luas
pemerintah
pusat
dan
otonomi daerah. Lahirnya UU dan PP
dalam
tersebut mengisyaratkan kepada kita
memecahkan masalahnya sendiri di
bahwa terjadi pergeseran kewenagan
sekolah.
dalam pengelolaan pendidikan, untuk
Sejak tahun 1994, Direktorat
meningkatkan mutu pendidikan pada
Pendidikan Dasar dan Menengah telah
tingkat sekolah.
menerapkan pendekatan baru dalam
Penerapan
mengelola sekolah, yang dikenal dengan
membutuhkan
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
oleh
kenyataan
MBS
di
sekolah
pemahaman
dan
komitmen dari seluruh pihak yaitu dari
(Depdiknas, 2001 : 1). Penerapan MBS didorong
jenjang
UU No. 22 tahun 1999 tentang Otonomi
yang saling berkaitan dan memerlukan
itu
disemua
lahirnya kebijakan pemerintah melalui
memiliki berbagai perangkat dan unsur
seluruh
MBS
pendidikan formal semakin jelas setelah
sekolah merupakan sebuah sistem yang
pemberdayaan
kesalahan
pengelolaan pada kebanyakan sekolah.
proses pendidikan dengan mengusung
sumber
terjadinya
penyelenggara pendidikan sampai pada
bahwa
pihak-pihak
3
yang
terkait.
Hal
ini
4
dimaksudkan
mengingat
penerapan
Saraswati
sekedar
membawa
dilakukan dengan menggali informasi
sistem
manajemen
melalui survei terhadap sumberdaya
sekolah, tetapi hal ini akan berpengaruh
sekolah mengenai efektivitas dukungan
pada kebijakan dan orientasi partisipasi
masyarakat, proses dan hasil pendiidkan
masyarakat
pada
MBS
tidak
perubahan
pada
dalam
penyelenggaraan
1
Tabanan.
sekolah
tersebut,
pendidikan. Dengan demikian MBS
kemungkinan
penelitian
haruslah mengajak pihak-pihak terkait
ditingkatkan
menjadi
sebagai
evaluasi,
partner
penyelenggaraan
sekolah dan
untuk
Penelitian
sehingga ini
akan
penelitian
dengan
menganalisis
pengelolaan
komponen-komponen tersebut, melalui
pendidikan dalam rangka meningkatkan
perbandingan antara penerapan dengan
mutu pendidikan.
standar yang ada.
Berdasarkan uraian di atas ,
Penelitian
studi
evaluasi ini
maka fokus kajian tulisan ini adalah (1)
dilaksanakan di SMP Saraswati 1
mendeskripsikan efektivitas penerapan
Tabanan, yang merupakan SMP swasta
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
berstatus disamakan. Pada penelitian ini
ditinjau dari segi latar, input, proses dan
subjek penelitian ditentukan yaitu; 1
produk,
orang kepala sekolah, 59 guru (5 orang
dan
2)
kendala-kendala
mengungkapkan alternatif
wakil kepala sekolah), 6 orang tenaga
penerapan
tata usaha, 2 orang komite sekolah, 9
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
orang pegawai sekolah. Dari rincian
pada SMP Saraswati 1 Tabanan.
tersebut
pemecahan
dan masalah
akan
didapat
responden
sebanyak 43 orang. Yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini adalah
2. METODE PENELITIAN
para guru, kepala sekolah, komite
Penelitian ini dirancang sebagai
sekolah,
penelitian ex-post facto yaitu survei terhadap Berbasis
penerepan Sekolah
(MBS)
karyawan
sekolah
dan
perwakilan siswa. Dengan sumber data
Manajemen
tersebut diharapkan didapat informasi
di SMP
yang
4
akurat
tmengenai
penerapan
5
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di
sekolah yang menerapkan manajemen
SMP Saraswati 1 Tabanan.
berbasis
Data dengan
penelitian
sekolah
yang
bertujuan
dikumpulkan
meminimalkan adanya residu kurang
wawancara
baik. Dengan demikian pelaksanaan
kuesioner,
terprogram, obsevasi dan pencatatan
pengelolaan
dokumen.
yang
manajemen sekolah (MBS) dikatakan
kuesioner,
efektif, apabila sudah ditinjau dari
pengembangannya dilakukan dengan
unsur-unsur latar, input, proses dan
menjabarkan indikator-indikator definisi
produk sebagai salah satu bentuk studi
operasional,
evaluatif.
Data
dikumpulkan
penelitian
dengan
dari
tersebut
disusun
sehingga
dapat
mendapatkan
pengembangan daftar
pertanyaan
digunakan
data
yang
sekolah
Penelitian
untuk
berbasis
ini
termasuk
penelitian evaluatif kuantitatif, yang
diperlukan
menunjukkan
prosedur
dan
proses
dalam penelitian. Instrumen penelitian
pelaksanaan program. Dalam penelitian
yang disusun tersebut diuji cobakan
ini menganalisis efektivitas program
untuk mendapatkan data yang valid dan
dengan
reliabel. Dengan data yang diperoleh
masing faktor sesuai dengan model
tersebut selanjutnya dianalisis dengan
CIPP (latar, input, proses dan produk).
menempuh tahapan analisis dan variabel
Subjek/partisipan dalam penelitian ini
yang
diperoleh
adalah kepala sekolah, guru, pegawai,
gambaran tentang efektivitas sekolah
dan komite sekolah sehingga total
dan variabel yang diteliti. Selanjutnya,
subjek yang digunakan adalah 43 orang.
dari
Data
diteliti
gambaran
sekolah
dan
sehingga
tentang variabel
efektivitas tersebut
menganlisis
peran
dikumpulkan
masing-
dengan
menggunakan kuesioner. Data dianalisis
disimpulkan Rencana Pengembangan
dengan
Sekolah (RPS) di sekolah yang menjadi
menentukan pelaksanaan pengeolaan
objek penelitian.
manajemen berbasis sekolah di SMP
Untuk meyakinkan bahwa SMP
analisis
deskriptif.
Untuk
Saraswati 1 Tabanan. Skor mentah
Saraswati 1 Tabanan sebagai salah satu
ditransformasikan
5
ke dalam T-skor
6
kemudian diverifikasi ke alam prototype
misi sekolah, tujuan sekolah, program
Glickman.
sekolah,
sumber
daya
sekolah,
kurikulum, sikap kemandirian sudah 3. HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN
sesuai dengan persyaratan efektivitas
DAN
dalam mendukung efektivitas penerapan pengelolaan sekolah dengan
Berdasarkan hasil analisis data
manajemen berbasis sekolah di SMP
diperoleh hasil-hasil sebagai berikut.
Saraswati 1 Tabanan
Pertama, variabel latar pada dimensi keadaan
geografis,
masyarakat
akan
Ketiga, variabel proses pada dimensi
permintaan
pendidikan,
dukungan/partisipasi
proses pengelolaan program, proses
dan
kerjasama dan partisipasi, kemandirian
masyarakat
sekolah
tergolong efektif dalam mendukung
efektiftas
model manajemen berbasis sekolah di
sekolah
SMP Saraswati 1 Tabanan. Sedangkan masyarakat
terhadap
pendidikan,
status
ekonomi
sosial
model
manajemen
Sedangkan
proses
keputusan,
proses
pengelolaan
kelembagaan,
proses
mengajar,
proses
evaluasi,
sudah berjalan efektif.
Kedua, Variabel input pada dimensi
Keempat, pada variabel produk
sasaran sekolah, keberadaan siswa dan
keseluruhan
sikap kemandirian belum mendukung
model
dengan
pengelolaan
proses akuntabilitas, dan keterbukaan
SMP Saraswati 1 Tabanan
dengan
belum
pengambilan
belajar
model manajemen berbasis sekolah di
sekolah
penerapan
Tabanan.
penerapan pengelolaan sekolah dengan
penerapan
sustainbilitas
berbasis sekolah di SMP Saraswati 1
masyarakat belum efektif mendukung
efektivitas
dan
berjalan dengan baik dalam mendukung
penerapan pengelolan sekolah dengan
aspirasi
model
dimensi
yaitu
dimensi
prestasi akademik dan non akademik
pengelolaan
mendukung proses penerapan MBS di
manajemen
SMP Saraswati 1 Tabanan.
berbasis sekolah di SMP Saraswati 1
Berdasarkan
Tabanan. Sedangkan dari visi sekolah,
kendala-kendala
tersebut maka alternatif pemecahan
6
7
masalah
adalah:
sekolah membentuk tim-tim kecil yang
Pertama, penyadaran kepada orang tua
anggotanya terdiri dari pendidik dan
siswa
keberadaan
tenaga pendidikan yang tugasnya adalah
mendukung
menyusun sasaran sekolah berdasarkan
program sekolah dengan cara sosialisasi
visi, misi dan tujuan sekolah. Tim ini
kepada
bisa
bekerja dengan mengakomodir saran
dilaksanakan pada awal tahun pelajaran
serta masukan dari warga sekolah
baru. Kedua pihak sekolah memberikan
lainnya. Kemudian tim ini membuat
ruang
untuk
draf sasaran sekolah yang akan dibawa
terlaksanaya peran dan fungsi komite
ke dalam rapat pleno dengan tim-tim
sekolah secara optimal. Hal ini dapat
lainnya. Dalam rapat pleno semua draf
dilakukan
dengan
secara
aktif
yang masuk digodok lagi sehingga akan
melibatkan
komite
sekolah
dalam
menghasilkan suatu keputusan yang
penyusunan
dan
program
bulat. Sasaran sekolah yang sudah final
komite
yang
akan
ditawarkan
pentingnya
sekolah
orang
bagi
dalam
tua
komite
yang
sekolah
movev
sekolah dan sumber pembiayaanya.
disepakati selanjutnya disosialisasikan
Partisipasi dukungan masyarakat
kepada warga sekolah lainnya, agar
dalam bentuk dukungan dana dalam
warga sekolah mempunyai pemahaman
pembiayaan operasional sekolah dalam
yang sama terhadap sasaran sekolah.
bentuk dana partisipasi masyarakat.
Teknis pelaksanaannya adalah sekolah
Besaran dana partisipasi masyarakat
menyediakan
ditentukan dalam suatu rapat komite
kegiatan tersebut atau bisa dalam bentuk
dengan
tulisan yang di pasang di sekolah
melibatkan
pihak
sekolah.
Disamping itu juga pihak sekolah agar
tidak
mengikat
baik
dari
komite sekolah dalam usaha mencari sumber-sumber dana baik yang berasal
Kedua, meningkatkan partisipasi sekolah
dalam
untuk
Ketiga, pemberdayakan peran
pemerintah maupun swasta.
warga
khusus
sehingga mudah dilihat.
pro aktif mencari sumber-sumber dana yang
waktu
dari internal komite sekolah maupun
penyusunan
dari
sasaran sekolah adalah dengan cara
eksternal
komite
sekolah.
Tanggung jawab pendidikan adalah
7
8
tanggung
jawab
bersama
antara
ekonomi masyarakat) tergolong efektif.
pemerintah dan masyarakat, sehingga
Kedua, penerapan Manajemen Berbasis
masyarakat
kewajiban
Sekolah (MBS) pada SMP Saraswati 1
dalam usaha pembiayaan pendidikan
Tabanan ditinjau dari segi input (visi
sepanjang tidak menyalahi peraturan
sekolah, misi sekolah, tujuan sekolah,
yang ada.
sasaran
mempunyai
Yang terakhir adalah sekolah
sekolah,
sikap
evaluasi
(monev)
tergolong efektif.
sehingga
pengawasan
telah
dan
sekolah,
sumber daya sekolah, siswa, kurikulum,
harus memperkuat tim monitoring dan yang
program
ada
kemandirian,
dan
keuangan)
evaluasi
Ketiga, penerapan Manajemen
berjalan dengan baik. Penguatan ini bisa
Berbasis Sekolah (MBS) pada SMP
dilakukan mempersiapkan sumber daya
Saraswati 1 Tabanan ditinjau dari segi
manusia yang handal dalam posisi
proses (proses pengambilan keputusan,
tersebut dan menyusun program yang
proses pengelolaan kelembagaan, proses
sistematis
pengelolaan program, proses belajar
dan berkelanjutan
dalam
melaksanakan program monev.
mengajar,
.
akuntabilitas,
penelitian
temuan ini.
penting
Pertama,
Berbasis Sekolah (MBS) pada SMP
Penerapan
Saraswati 1 Tabanan ditinjau dari segi produk (prestasi akademik dan non
pada SMP Saraswati 1 Tabanan ditinjau
akademik) tergolong efektif.
dari segi latar (keadaan geografis,
pendidikan, masyarakat,
sekolah,
Keempat, penerapan Manajemen
dalam
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
permintaan
kemandirian
proses
keuangan) tergolong efektif.
Berdasarkan uraian di atas, maka tiga
evaluasi,
proses keterbukaan, sustainbilitas, dan
4. PENUTUP
ada
proses
masyarakat
Kelima, secara umum penerapan
akan
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
dukungan/partisipasi aspirasi
pada SMP Saraswati 1 Tabanan ditinjau
masyarakat
dari segi latar, input, proses dan produk
terhadap pendidikan, dan satus sosial
tergolong sangat efefktif. Dan
8
9
Kelima, kendala-kendala yang
non akademik. Kemampuan akademik
dihadapi SMP Saraswati 1 Tabanan
difoskuskan pada upaya kemampuan
dalam
siswa meningkatkan perolehan NUAN
pengelolaan
sekolah
dengan
penerapan Manajemen Berbasis Sekolah
(Nilai
(MBS)
aspirasi
Kemampuan non akademik difokuskan
pendidikan,
pada pencapaian kejuaraan olahraga dan
ekonomi
seni di tingkat kota dan propinsi. Kepala
adalah:
masyarakat rendahnya
rendahnya
terhadap status
sosial
Ujian
Akhir
masyarakat, kurang baiknya sasaran
sekolah
sekolah, kurang baiknya keberadaan
koordinasi organisasi dan kinerja warga
siswa, rendahnya sikap kemandirian,
sekolah tentang perlu memberi sangsi
kurang
pengelolaan
kepada seluruh warga sekolah yang
program, kurangnya proses kerjasama
melakukan beberapa kali pelanggaran
dan partisipasi, dan kurang baiknya
organisasi, manajemen, tugas, disiplin
kemandirian
kepegawaian
bainya
proses
sekolah
serta
tidak
berjalannya sustainbilitas.
terus
menerus
Nasional).
dengan
melakukan
pemberitahuan
lisan maupun tertulis. Kepala sekolah
Menindak lanjuti simpulan yang
lebih
memberdayakan
sumberdaya
diperoleh, maka hal-hal yang disarankan
keuangan yang ada dan menggali dana
dalam penelitian ini adalah sebagai
alternatif guna membiayai kelangsungan
berikut.
program sekolah.
Pertama, kepala sekolah sebagai
Kedua, komite sekolah sebagai
pemimpin sekolah beserta semua jajaran
institusi masyarakat yang ikut terlibat
sekolah
untuk
dalam pengelolaan progam sekolah,
berkoordinasi lebih aktif dan kreatif
dilibatkan lebih aktif dan dinamis,
menentukan
terutama bidang kontribusi finansial,
yaitu
pembelajaran keseluruhan
para
dan
guru
mencapai dan
pencapaian
gagasan
inovatif,
pengadaan
sekolah.
kelengkapan perabotan atau fasilitas
dimaksud
sekolah. Pemberdayaan komite sekolah
optimalisasi
juga mencakup pembangunan prasarana
pengembangan potensi akademik dan
berupa gedung, ruang kelas belajar,
Pencapaian diantaranya
program
target
target
yang
berupa
9
10
perpusakaan, usaha kesehatan sekolah
guru sebagai mediator proses jalannya
(UKS)
halaman
pelajaran, tanpa guru kelangsungan
bermain beserta taman sekolah yang
pembelajaran akan tak tentu arah, maka
aman
para
dan
laboratorium,
juga
nyaman.
Perindangan
guru
diharapkan
terus
aktif
pepohonan sekolah untuk menyejukkan
menambah pengetahuannya dengan cara
dan mengendorkan kelelahan setelah
meningkatkan pendidikannya ke jenjang
proses belajar mengajar di kelas.
perguruan tinggi pada strata di atasnya.
Ketiga, orangtua siswa di rumah berperan
sangat
penting
Memotivasi diri untuk tidak malu
terhadap
bertanya dengan sesama guru di satu
kelangsungan belajar siswa. Waktu
sekolah maupun gugus untuk berdiskusi
siswa lebih banyak berada di rumah
dan berinovasi, aktif mengikuti seminar,
dibandingkan di sekolah. Para orangtua
lokakarya,
dan
sangat diharapkan lebih memperhatikan
Berhimpun
dengan
metode belajar anaknya, diantaranya
menyamakan persepsi dan memperluas
pengadaan fasilitas belajar, pembagian
wawasan
waktu belajar, dan bermain. Konsep
pengetahuan yang berkembang pesat.
pendidikan
Guru-guru
orangtua
seyogyanya
berkarya
akan
MGMP
perubahan
hendaknya
terus
ilmiah. guna
ilmu
aktif
seirama dengan konsep pendidikan guru
mengikuti perkembangan teknologi dan
di
informasi,
sekolah.
Sehingga
menimbulkan
tidak
keseimpangsiuran
terutama
yang
relevan
dengan materi pelajaran sesuai dengan
pemahaman tentang norma dan tujuan
tanggungjawab
pendidikan siswa.
kelas.
Dibenarkan para
yang
ditugaskan
di
orangtua menambahkan jam pelajaran
Kelima, peranan siswa sebagai
bagi anak-anaknya mengikuti pelajaran
objek pendidikan diharapkan mereka
di luar jam sekolah, seperti, privat
menyadari tugas dan kewajibannya di
maupun
sekolah.
bimbingan
belajar
pada
pendidikan non formal. Keempat,
guru
Siswa
memaksimalkan
pemanfaatan keragaman fasilitas yang di
sekolah
dimiliki sekolah seperti pajangan buku-
berperan sangat menentukan, karena
buku di setiap sudut ruang kelas,
10
11
perpustakaan,
laboratorium,
usaha
DAFTAR PUSTAKA
kesehatan sekolah (UKS), olahraga, seni.
Memupuk
keberanian
Ali,
untuk
bertanya kepada guru maupun kepada teman bila mendapat kesulitan belajar.
Arikunto, Suharsini. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Menumbuhkan rasa tanggung jawab, disiplin,
dan
solidaritas
terhadap
keseluruhan tugas sekolah.
Arya Sunu, I.G.K. 2010. Pengelolaan Pendidikan Multikultural (Studi Kasus Pada SMP/MTs di Provinsi Bali). Disertasi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Keenam, Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan
sebagai
institusi
membidangi
(Kemendikbud) formal
langsung
Muhamad, 1987. Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.
yang tentang
BPPN dan Bank Dunia 1999. School Based Manajemen, Jakarta: BPPN dan Bank Dunia.
pelaksanaan pendidikan nasional, sangat diharapkan menindaklanjuti kebijakan
Depdiknas, 2001. Konsep dan Pelaksanaan dalam Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Dikmenum.
pemerintah bantuan finansial berupa bantuan operasional sekolah (BOS), peralatan penunjang mata pelajaran, monitoring,
evaluasi,
motivasi,
………….., 2001. Panduan Monitoring dan Evaluasi dalam Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Dikmenum.
pembinaan peran guru dan kepala sekolah. Kebijakan tersebut diharapkan dapat
meningkatkan
kinerja,
………….., 2001. Pedoman Penelitian Ujian Nasional. Jakarta : Dirjen Dikdasmen Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1999. Panduan Manajemen Sekolah Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Manengah, Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
kesejahteraan, dan kenyamanan warga sekolah dalam melaksanakan tugastugas sekolah.
Hasibuan, Malayu. 2003. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta: Bumi Aksara.
11
12
Ibrahim Bapadal, 2003. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar. Dari sentralisasi menuju desentralisasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sudjana, 1989. Statistik Bandung: Tarsito.
Diskriptif.
Julitriarsa, Djati. 1992. Manajemen Umum Sebuah Pengantar. Yogyakarta: BPFE.
Suparwa, 2002. Studi Evaluatif Pelaksanaan Program Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (Studi Kasus pada Tiga SLTP Negeri di Kota Denpasar) Tesis. Tidak Dipublikasikan.
Joni, Raka T. 1984. Pengukuran Dan Penilaian Pendidikan. Malang: YP2LPK
Suprihatin, 2004. Hand out “Manajemen Sekolah”. Semarang: IKIP Semarang Press.
Koyan, I Wayan. 2005. Evaluasi Program Pendidikan. Singaraja: IKIP Negeri Singaraja.
Suprihatin dkk, 2004. Manajemen Sekolah. Semarang: UPT UNNES Press.
Mansoer, Hamdan. 1989. Pengantar Manajemen. Jakarta: P2LPTK.
Suryosubroto, B, 2004. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Mulyasa, Enco. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tilaar, H.A.R. 1992. Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nawawi, Hadari. 2004. Kepemimpinan Yang Efektif. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Tim
Nurkolis, 2003. Manajemen Berbasis Sekola Teori, Model dan Aplikasi. Jakarta: Grasindo.
Udin S Salud, 2004. Model Penelitian Keberhasilan Desentralisasi Pendidikan di Tingkat Sekolah Dasar. Laporan Penelitian Bandung : FIP Universitas Pendidikan Indonesia.
Rahman, Maman. 2004. Strategi dan Langkah-langkah Penelitian. Semarang: IKIP Semarang Press.
Dosen, 1989. Administrasi Pendidikan. Malang: IKIP Malang.
Umaedi. 1999. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Depdikbud.
Siagian, Sondang P. 1992. Fungsifungsi manajerial. Jakarta: Rineka Cipta.
12
13
Wahjosumojo, 2001. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Widjaya, 1987. Perencanaan Sebagai Fungsi Manajemen. Jakarta: PT Bina Aksara Winardi, 1987. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta: Rineka Cipta. Winarno, Teguh. 2004. Makalah “Manajemen Berbasis Sekolah”. Jakarta: Depdikbud
13