Penerapan Strategi Pembelajaran G2G (Group to Group Exchange) Berbantuan Edmodo terhadap Minat Belajar Sis wa Mata Pelajaran KKPI di SMK Dr. Tjipto Ambarawa Tahun 2015-2016
Artikel Ilmiah
Diajukan Kepada Fakultas Teknologi Informasi Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer
Peneliti : Syarofah Windiarni (702011128) Widya Damayanti S.Pd., M.Sc.
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika & Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen SatyaWacana Salatiga 2016
1. Pendahuluan Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut pergeseran paradigma pembelajaran konvensional menjadi pembelajaran berbasis teknologi. Berkaitan dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih memaksa pengajar harus menentukan strategi pembelajaran yang sesuai dengan keadaan kelas dan siswa karena pemilihan metode pembelajaran akan berpengaruh terhadap minat siswa dalam kegiatan belajar mengajar. [1]. siswa yang memiliki minat terhadap subjek, cenderung untuk memberikan perhatian yang besar terhadap subjek tersebut. Guru harus kreatif menciptakan metode penyampaian materi, karena cara mengajar guru dapat mempengaruhi tinggi/ rendahnya minat belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi berupa wawancara dan penyebaran angket minat berdasarkan ARCS seluruh siswa kelas X SMK Dr. Tjipto Ambarawa pada mata pelajaran KKPI kegiatan pembelajaran model kolaboratif belum diterapkan, pengajar masih menggunakan model pembelajaran konvesional (ceramah), sedangkan berdasarkan observasi berupa pengamatan bahwa siswa cenderung lebih memperhatikan dan bermain gadget ataupun bermain game yang ada pada PC. Hal tersebut yang mengakibatkan kurangnya ketertarikan siswa dalam pembelajaran. Banyak faktor yang mempengaruhi minat siswa dalam belajar salah satunya yaitu model pe mbelajaran yang diterapkan oleh pengajar. Faktor lain yang mempengaruhi minat belajar siswa diantaranya [2]. (1) cara mengajar guru, (2) karakter guru, (3) suasana kelas tenang dan nyaman, (4) fasilitas belajar yang digunakan. Faktor cara mengajar guru yaitu peran yang harus dimiliki dalam cara mengjar guru yaitu guru sebagai demonstrator dan evaluator. Pada kelas pembelajaran hanya dilakukan dengan menggunakan buku panduan. Tidak semua siswa mempunyai buku panduan, sehingga guru harus menjelaskan materi dan menuliskan di papan tulis.Model pembelajaran konvensional seperti ini hanya melibatkan siswa yang aktif saja, siswa yang cenderung pemalu dan pendiam tidak terlibat aktif dalam pembelajaran atau bahkan memilih bercanda dengan teman lain tanpa memperhat ikan penjelasan yang disampaikan oleh guru. Faktor lain guru belum memaksimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada pada sekolah yaitu LCD dan laptop pada proses pembelajaran. Guru hanya mengajak siswa ke laboraturium KKPI hanya pada saat materi praktek, selebihnya pembelajaran dilakukan di dalam kelas. Berdasarkan masalah diatas maka guru dpat melakukan inovasi dalam kegiatan belajar dengan memanfaatkan fasilitas internet dan kegemaran siswa menggunakan gadget
dalam kegiatan belajar yaitu pembelajaran online menggunakan edmodo. Dengan adanya pembelajaran online ini guru akan terbantu untuk menarik minat siswa dalam kegiatan belajar yang tidak hanya dilakukan di dalam kelas. Siswa dan guru bisa saling berinteraksi di luar jam sekolah dengan memanfaatkan fasilitas yang ada dalam edmodo pemberian tugas, pengumpulan tugas, penilaian, chat room antara siswa dengan siswa ataupun guru dengan siswa. 2. Kajian Pustaka Penelitian Terdahulu Penerapan metode belajar aktif tipe group to group exchange untuk meningkatkan hasil belajar matematika di MAN 2 Model Pekanbaru. Responden dalam penelitian ini berjumlah 33 orang yang terdiri 11 siswa laki- laki dan 22 siswa perempuan. Metode dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas kolaboratif yang terdiri dari dua siklus, setiap siklus melalui empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa penerapan metode pembelajaran aktif group to group exchange bisa meningkatkan hasil pembelajaran siswa dalam pencapaian KKM mata pelajaran matematika pada ulangan harian pertama sebesar 60, 6%, sedangkan ulangan harian ke dua meningkat menjadi 75,8%. [3] Penelitian selanjutnya tentang aktivitas siswa dalam pembelajaran sosiologi menggunakan metode aktif group to group exchange di SMA Negeri 2 Batang Kapas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitiatif tipe dekriptif dengan sampel 31 orang. Hasil penelitian menyatakan bahwa: 1) siswa yang membaca lebih banyak dari 64, 5% menjadi 77, 4%, 2) dalam pembelajaran siswa lebih aktif dibandingkan menggunakan metode ceramah, 3) pembelajaran aktif group to group exchange bisa diterapkan dalam pembelajaran terutamma sosiologi dengan menerapkan nilai dan norma dala proses pembentukan kepribadian. [4] Dalam penelitian ini kontribusi yang diberikan dalam penelitian sebelumnya yaitu pada penelitian pertama hasil penerapan metode pembelajaran aktif group to group exchange bisa meningkatkan hasil pembelajaran siswa dalam mencapai KKM dengan kata lain hasil belajar siswa meningkat berarti minat belajarpun pada siswa juga meningkat. Sedangkan pada penelitian kedua penerapan metode aktif group to group exchange di SMAN 2 kapas membuat minat baca meningkat dibandingkan dengan menggunakan ceramah. Dengan demikian penelitian terdahulu memberikan kontribusi sebagai wacana dalam penelitian tentang minat belajar siswa pada mapel KKPI di SMK Dr. Tjipto Ambarawa.
Group to Group Exchange (G 2 G) Group to Group Exchange (G 2 G) adalah suatu strategi pembelajaran kelompok dengan ruang yang berbeda dan cara yang berbeda pula. Dalam pelaksanaan group to group exchange pembelajaran tidak hanya dilakukan di dalam kelas, tetapi guru bisa membagi 2-3 siswa dalam satu kelompok untuk belajar di luar kelas misalnya perpustakaan, masjid, halaman sekolah, dll. Bahan ataupun alat yang digunakan untuk mendukung pembelajaran G 2 G berupa buku/ materi.[5]. Pembelajaran menggunakan tipe GGE (group to group exchange) dapat dilakukan variasi diantaranya sebagai berikut: 1) Perintahkan kelompok untuk melakukan pembahasan menyeluruh sebelum melakukan presentasi, dan 2) Menggunakan format diskusi panel untuk tiap presentasi kelompok (diskusi panel merupakan metode untuk mendapatkan partisipasi kapan pun). [6] Minat Belajar Minat dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: 1) Minat Primitif : Minat primitif disebut minat yang bersifat biologis, seperti kebutuhan makan, minum, bebas bergaul dan sebagainya. Jadi pada jenis minat ini meliputi kesadaran tentang kebutuhan yang langsung dapat memuaskan dorongan untuk mempertahankan organisme. 2) Minat Kultural : Minat kultural atau dapat disebut juga minat sosial yang berasal atau diperolehdari proses belajar. Jadi minat kultural disini lebih tinggi nilainya dari pada minat primitive. Pemberian perhatian individu tergantung pada minat, artinya jika minat belajar siswa tinggi maka perhatian siswa pada proses belajar tinggi. Begitu juga sebaliknya jika minat belajar siswa rendah, maka pada proses pembelajaran siswa juga rendah. [7]. Ada empat indikator sebagai penentu minat yaitu: 1) tingkat perhatian siswa terhadap pembelajaran, 2) Relevansi dalam pembelajaran dengan kebutuhan siswa, 3) keyakinan siswa terhadap kema mpuan mengerjakan tugas, 4) kepuasan siswa dalam proses pembelajaran. Secara ringkas empat indikator tersebut dipaparkan dalam empat variabel yaitu perhatian atau attention, relevansi atau relevance, keyakinan atau confidence, dan kepuasan atau satisfaction.[8]. Edmodo Edmodo merupakan salah satu jenis LMS yang sering digunakan saat ini. LMS atau Learning Management System merupakan suatu software yang digunakan untuk membuat materi pembelajaran secara online berbasis web serta mengelola kegiatan pembelajaran beserta hasilnya.[9]. “Edmodo adalah sebuah situs pendidikan berbasis social networking yang didalamnya terdapat berbagai konten untuk pendidikan”. Penggunaan edmodo guru dapat memposting materi, bahan – bahan pembelajaran, link video, tugas rumah, pemberian reward, dan pemberitahuan nilai siswa secara langsung. [10]
3. Metode Penelitian Pada penelitian ini menggunakan empat indikator sebagai pengukuran diantaranya yaitu perhatian (attention), relevansi (relevance), keyakinan (confidence), dan kepuasan (satifaction). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, jenis Pre-Eksperimental Design. Penelitian ini belum merupakan eksperimen sungguh – sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata – mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara random. Desain penelitian ini adalah one group pretest-posttest design. Desain ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat karena dapat membandingkan keadaan sebelum diberi perlakuan. Desain eksperimen dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut [11] : Desain penelitian one group pretest-posttest design Sebelum
Perlakuan
Sesudah
O1
X
O2
Keterangan: O1 : minat siswa sebelum pembelajaran menerapkan metode G 2 G berbantuan edmodo O2 : Minat siswa setelah pembelajaran menerapkan metode G2G berbantuan edmodo X : Pembelajaran menggunakan metode G 2 G Sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas X TKR A dan kelas X TPMI B SMK Dr. Tjipto Ambarawa. Berdasarkan angket studi awal hasil kelas X TKR A memiliki skor paling rendah dibandingkan kelas responden lain. Oleh karena itu kelas X TKR A dipilih sebagai kelompok eksperimen dan Kelas X TPMI B sebagai kelas kontrol karena memiliki skor paling tinggi dibandingkan kelas responden lain. 4. Hasil Penelitian dan Pembahasan. Observasi Minat Belajar Sis wa Perhatian (attention) Observasi minat belajar siswa menunjukan bahwa observasi minat belajar siswa pada indikator perhatian mengalami peningkatan baik pada kelas kontrol ataupun pada kelas eksperimen. Pada observasi awal dan perlakuan ke-1 kelas kontrol dan ksperimen sama – sama mengalami peningkatan. Sedangkan pada pertemuan ke-2 sama – sama mengalami peningkatan juga dengan selisih peningkatan yang sama. Sedangkan pada perlakuan ke-3 kelas kontrol dan eksperimen sama – sama mengalami peningkatan namun selisih
peningkatan kelas kontrol mengalami penurunan dibandingkan dengan kelas eksperimen. Tujuan dari indikator ini adalah untuk mengetahui seberapa besar ketertarikan dan perhatian siswa dengan pembelajaran. Untuk melihat perbandingan perhatian siswa kelas eksperimen dan kontrol pada observasi awal sampai terakhir dapat dilihat gambar sebagai berikut:
Grafik Perhatian Siswa 100%
78%
80%
60%
35% 21%
40%
20% 0%
58% 44%
73%
15% 13%
obsv.awal
perlakuan ke-1
perlakuan ke-2
eksperimen
perlakuan ke-3
kontrol
Berdasarkan gambar diatas menunjukan bahwa hasil observas i perhatian siswa kelas kontrol lebih tinggi daripada kelas eksperimen. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perhatian siswa dalam pembelajaran yaitu perasaan senang, kegelisahan, keributan, kekacauan, kenyamanan. Selain itu adanya kebutuhan/ keharusan siswa utuk mengukuti pembelajaran supaya mendapatkan nilai, dengan kebutuhan maka siswa akan lebih memperhatikan. Keadaan fisik juga akan mempengaruhi perhatian siswa pada pembelajaran. Jika siswa tidak merasa sehat maka perhatian siswa juga akan berpengaruh, begitu juga sebaliknya apabila siswa merasa keadaan tubuh yang baik maka siswa akan cenderung lebih memperhatikan.[12]. Selain itu adanya kebiasaan yang dilakukan guru terhadap siswa dengan memberikan tugas seperti diskusi, presentasi akan membuat siswa mudah untuk menimbulkan perasaan senang,
memperhatikan. Ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi perhatian yaitu pembawaan,Latihan atau kebiasaan, kebutuhan, kewajiban, keadaan Jasmani. Relevansi (relevance) [13]. Pada indikator relevance/ relevansi kelas kontrol dan kelas eksperimen sama – sama mengalami peningkatan, sama halnya pada indikator perhatian. Peningkatan terjadi pada observasi awal sampai dengan perlakuan terakhir. Untuk melihat hasil peningkatan pada indikator relevansi dapat dilihat pada gambar berikut:
Grafik Relevance Siswa
74%
80% 70%
57%
53%
60% 50%
34%
40%
27%
18%
30%
16%
20% 15%
10% 0%
obsv.awal
perlakuan ke-1
eksperimen
perlakuan ke-2
perlakuan ke-3
kontrol
. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil indikator relevansi minat belajar siswa yaitu kemampuan berfikir kelas kontrol yang lebih baik deibandingkan dengan kelas eksperimen. Berfikir siswa akan memperoleh penemuan baru, setidaknya siswa menjadi tahu tentang hubungan antara sesuatu yang dia pelajari dengan hal disekitarnya. [14]. Tujuan dari indikator relevandi adalah untuk mengetahui hubungan atau relevansi siswa dengan media pembelajaran, metode yang digunakan, dan hubungan dengan kehidupan pribadi siswa baik sekarang ataupun yang akan datang. Keyakinan (confidence) Pada Indikator confidence /kepercayaan diri kelas kontrol dan kelas eksperimen mengalami peningkatan mulai observasi awal sampai dengan perlakuan ke-2, namun pada perlakuan ke-3 terdapat penurunan selisih dari perlakuan sebelumnya. Untuk melihat hasil peningkatan kepercayaan diri siswa dapat dilihat pada gambar berikut:
Grafik Peningkatan Confidence Siswa 80%
68%
70%
53%
60% 44%
50% 40% 30%
35% 28% 20%
23%
obsv.awal
perlakuan ke-1
43%
20% 10% 0%
eksperimen
perlakuan ke-2 kontrol
perlakuan ke-3
Berdasarkan keseluruhan pada indikator confidence kelas kontrol dan eksperimen sama – sama mengalami peningkatan.Namun apabila dilihat secara detail pada tabel 4.3 terdapat selisih penurunan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen pada perlakuan ke-3. Hal tersebut terjadi karena pada perlakuan terakhir beberapa siswa sedang mengalami hukuman yang diberikan oleh kepala sekolah dengan berlari keliling lapangan upacara dan berjemur. Dengan kondisi seperti itu akan membuat kondisi siswa lelah dan tidak berkonsentrasi pada pembelajaran. Hal tersebut tidak hanya mempengaruhi pada indikator kepercayaan diri tetapi mempengaruhi pada indikator lainnya juga. Tujuan indikator confidence ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar kepercayaan diri siswa pada pembelajaran. Selain itu tujuan lain untuk mendorong siswa supaya lebih bersemangat dan berkeyakinan akan berhasil dalam pembelajaran. Kepuasan (Satifaction) Pada indikator Satifaction/ kepuasan hasil kelas eksperimen dan kontrol secara keseluruhan mengalami peningkatan dari observasi awal sampai akhir. Namun pada kelas kontrol mengalami penurunan pada perlakuan ke-3. Hal tersebut terjadi karena sama halnya dengan indikatpor confidence yaitu beberapa siswa sedang menjalani huk uman yang diberikan oleh kepala sekolah. Untuk melihat peningkatan kepuasan siswa dapat diolihat pada gambar berikut:
Grafik Kepuasan Belajar Siswa 80%
68%
70% 60%
47%
50% 40%
30%
67%
30%
27% 20%
20%
obsv.awal
perlakuan ke-1
20% 10% 0%
eksperimen
perlakuan ke-2
perlakuan ke-3
kontrol
Secara keseluruhan berdasarkan grafik kepuasan belajar siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan, terutama pada kelas eksperimen dari observasi awal sampai akhir mengalami peningkatan.
Tujuan indikator kepuasaan adalah untuk menilai, mengetahui
seberapa besar kepuasan siswa dalam pembelajaran yang di berikan oleh guru yang akan mempengaruhi minat tidaknya siswa untuk belajar kedepannya. Faktor yang mempengaruhi kepuasan siswa dalam pembelajaran diantaranya siswa merasa senang terhadap hasil evaluasi
yang diberikan oleh guru. Siswa minat belajar siswa dapat dilihat dalam kepuasan siswa yang ditandai dengan rasa senang. Seseorang memiliki perasaan senang/ suka terhadap mata pelajaran, maka siswa akan menerima pelajaran tersebut dengan senang. Selain faktor tersebut ada rasa nyaman saat pembelajran membuat siswa merasa lebih puas dibandingan dengan ketidak nyamanan dalam pembelajaran. Penerapan strategi G2G terhadap minat belajar siswa dapat ditunjukan dalam tabel berikut:
Tahapan G2G
Indikator A
R
C
S
Pemilihan topik untuk bertukar informasi
√
√
-
-
Pembagian kelompok
√
√
-
-
Pemilihan juru bicara untuk presentasi kepada kelompok lain
-
√
√
-
Pemberian motivasi untuk menanggapi kelompok lain
√
√
√
-
Melanjutkan presentasi dan menanggapi pertanyaan komentar audiens
-
-
√
-
Memberikan kesempatan kepada perwakilan siswa dengan memilih secara acak untuk menyimpulkan materi yang telah dibahas.
-
-
√
-
Guru menyempurnakan kesimpulan dan materi yang telah dibahas
√
-
√
-
Guru memberikan pertanyaan kepada setiap kelompok akan hasil pelajaran yang telah dipelajari
√
-
-
√
Pemilihan Topik Untuk Bertukar Informasi. Pada pemberian perlakuan guru melakukan langkah pertama dalam G2G yaitu dengan pemilihan topik dan menyampaikan materi yang akan dipelajari untuk bertukar informasi antara guru dengan siswa ataupun siswa dengan siswa. Pada tahap ini akan mempengaruhi perhatian pada minat belajar siswa karena pada tahap ini ada kontak langsung antara guru dan siswa untuk membentuk kelompok dan
mengawasi jalannya pembentukan kelompok serta membuat akrab antara guru dengan siswa ataupun siswa dengan siswa. Selain itu akan berpengaruh pada relevansi siswa menjadikan siswa lebih baik dalam hal team work dan sosialisasi antara teman baik dalam sekolah ataupun diluar sekolah. Relavansi hubungannya dengan kehidupan siswa baik pengalaman sekarang atau yang telah dimiliki maupun yang berhubungan dengan kebutuhan karier sekarang / yang akan dating. Pembagian Kelompok. Setelah penyampaian topik guru meminta siswa untuk melakukan pembagian kelompok dengan teman – teman yang lain. Pada tahap ini akan mempengaruhi perhatian siswa terhadap pembelajaran karena pada tahap ini guru melakukan kegiatan berupa mengawasi jalannya pembagian kelompok yang akan membuat siswa lebih diperhatikan karena guru keliling dan bertanya/ kontak langsung secara intens dengan siswa. Selain itu akan membuat siswa lebih fokus dan memperhatikan apa yang diinstruksikan guru, karena siswa merasa tertarik dan penting untuk mempelajari pembelajaran yang sedang dipelajari. Perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktifitas yang dilakukan. Jadi secara tidak disadari siswa memperhatikan apa yang diinstruksikan oleh guru yaitu berdiskusi kelompok sesuai topik yang telah ditentukan oleh guru Pemilihan Juru bicara untuk presentasi kepada kelompok lain. Pada tahap ini pemilihan juru bicara untuk presentasi kepada kelompok lain mempengaruhi kepercayaan diri siswa karena pada tahap ini masing – masing jubir yang ditunjuk kelompok menyampaikan hasil diskusinya/ presentasi. Selain itu mengajarkan siswa untuk menggali kemampuan public speaking yang dimilik, yang akan mempengaruhi kebutuhan karier pada saat ini ataupun yang akan datang. Hak itu akan berpengaruh pada indikator relevansi pembelajaran terhadap siswa. Pemberian motivasi untuk menanggapi kelompok lain. Pada tahap ini guru berperan sebagai fasilitator untuk memberikan motivasi pada siswa untuk menanggapi hasil presentasi kelompok lain. Hal ini berpengaruh pada perhatian siswa karena secara tidak langsung saat guru memberikan dorongan semua siswa memperhatikan guru, begitu juga sebaliknya guru memberikan perhatian berupa motivasi atau dorongan yang berpengaruh pada kepercayaan diri siswa untuk menyampaikan pendapat berupa pertanyaan kepada kelompok yang sedang presentasi. Hal tersebut masuk dalam indikator Confidence(percaya diri). Selain itu pada tahap ini mengajarkan siswa untuk berani menyampaikan pendapat pada banyak orang dan melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan indikator Relevansi terhadap pembelajaran. Melanjutkan presentasi dan me nanggapi pertanyaan. Pada tahap ini sama halnya pada tahap 4 yaitu berpengaruh pada relevansi dan kepercayaan diri siswa, karena pada tahap
ini guru meminta siswa untuk melanjutkan presentasi dengan kelompok yang belum melakukan presentasi. Membe rikan kesempatan kepada perwakilan sis wa dengan me milih secara acak untuk menyimpulkan materi yang telah dibahas. Pada tahap ini salah satu siswa yang dipilih secara acak menyampaikan simpulan materi yang telah dipelajari secara acak. Hal itu akan mempengaruhi kepercayaan diri siswa dalam hal menyampaikan simpulan/ pendapat di depan kelas yang secara otomatis berpengaruh pada indikator confidence/ percaya diri siswa. Guru menye mpurnakan kesimpulan dan materi yang telah dibahas . Pada tahap ini guru memberikan penjelasan dan menyimpulkan materi atau topik yang telah dibahas. Selain itu guru memberikan penguatan berupa motivasi/ dorongan tentang manfaat yang mempeljari topik yang sudah ditentukan. Hal tersebut membuat siswa lebih diperhatikan dan membuat kepercayaan diri siswa meningkat karena menapatkan dorongan dari luar (guru) selain motivasi oleh diri sendiri. Sumber eksternal kepercayaan diri adalah lingkungan, sikap orang lain, kritikan, dan pujian. Orang yang belum mempunyai kepercayaan diri yang kuat akan mudah terpengaruh oleh reaksi lingkungannya terhadap setiap apa yang dilakukan. Hal ini berarti jika kita memberikan penguatan pada siswa yang mempunyai kepercayaan diri rendah (kelas eksperimen) maka akan berpengaruh pada kepercayaan diri siswa lebih baik. Guru me mberikan pertanyaan pada setiap kelompok tentang hasil pelajaran yang telah dipelajari. Pada tahapan ini guru memberikan evaluasi/ pertanyaan pada siswa dan memberikan reward bagi siswa yang bisa menjawab. Dengan memberikan hadiah siswa akan lebih aerasa diperhatikandan bisa mengukur seberapa besar kemampuan siswa dalam pembelajaran ini. Hal tersebut secra otomatis akan mempengaruhi attention (perhatian) dan satifaction (kepuasan) siswa. Hasil angket perhitungan angket minat belajar siswa menggunakan rumus indeks % oleh Likkert dengan perhitungan sebagai berikut: Rumus Indeks %
Hasil perhitungan angket yang dibagikan pada awal pertemuan dan akhir pertemuan dapat ditampilkan pada tabel berikut: Indikator
Pernyataan Saya sangat bersemangat dalam pelajaran ini Saya penasaran dan ingin
Pre-Treatment E K
Post -Treatment E K
73%
81%
88%
98%
75%
79%
91%
86%
Attention
Relevance
Confidence
tahu banyak tentang materi pelajaran ini. Guru melakukan hal-hal menarik selama pembelajaran. Guru menggunakan teknik mengajar yang menarik. Saya merasa penasaran dengan pertanyaan dan masalah yang diberikan oleh guru Pelajaran ini kurang menarik untuk saya Pelajaran ini terlalu sulit bagi saya Saya sering melamun di dalam kelas saat guru memberi penjelasan & menyampaikan materi pelajaran Saya merasa pelajaran ini bermanfaat untuk saya. Saya merasa pelajaran ini sangat penting Saya tidak tahu hubungan pelajaran ini dengan pengetahuan yang saya ketahui. Saya merasa pelajaran ini sesuai dengan harapan dan tujuan saya Saya merasa untuk mencapai tujuan saya harus berhasil dalam pelajaran ini. Saya akan memperoleh keuntungan dalam pelajaran ini Saya yakin bahwa saya akan berhasil dalam pembelajaran ini Saya perlu beruntung agar mendapat nilai yang baik dalam pembelajaran ini Berhasil tidaknya saya dalam pelajaran ini tergantung saya sendiri. Sulit memprediksi nilai tugas yang diberikan guru terhadap saya. Saya merasa tegang jika guru memberikan
70%
78%
94%
90%
70%
76%
95%
91%
74%
74%
93%
83%
51%
58%
45%
66%
55%
66%
34%
74%
39%
60%
29%
70%
75%
74%
85%
78%
75%
78%
87%
81%
78%
74%
45%
82%
74%
80%
84%
86%
73%
78%
85%
81%
76%
91%
90%
86%
65%
76%
91%
81%
58%
74%
44%
85%
60%
71%
82%
83%
65%
78%
37%
78%
50%
73%
35%
74%
penjelasan. Saya percaya bahwa saya dapat berhasil dalam pembelajaran ini jika saya berupaya keras Saya harus bekerja sangat keras agar berhasil dalam pelajaran ini Saya merasa nilai dan penghargaan yang diberikan oleh guru adil sesuai dengan kemampuan saya. Saya merasa senang dengan pelajaran ini
Satifaction
Saya merasa puas dengan hasil evaluasi yang diberikan guru ke saya Saya merasa puas dengan apa yang saya peroleh dari pelajaran ini.
Jumlah tugas yang diberikan sesuai dengan pembelajaran pada materi ini. Saya memperoleh masukan yang baik dari guru untuk mengetahui kualitas kerja saya. Rata – Rata
53%
72%
84%
78%
68%
73%
86%
83%
71%
73%
87%
80%
69%
66%
90%
81%
53%
62%
89%
86%
50%
55%
93%
82%
49%
55%
92%
82%
54%
59%
93%
90%
63%
71%
76%
82%
Keterangan: E = Eksperimen K = Kontrol . Pada kelas eksperimen hasil angket sebelum diberikan perlakuan sebesar 63% namun setelah diberikan perlakuan menjadi 76%. Pada kelas eksperimen mengalami peningkatan sebesar 13%. Hal tersebut terjadi karena pada kelas eksperimen guru menggunakan strategi pembelajaran G2G sesuai dengan tahapan – tahapannya yang dibantu edmodo sebagai media pendukung. Sedangkan pada kelas kontrol juga mengalami peningkatan dari 71 % sebelum diberikan perlakuan menjadi 82% setelah diberikan perlakuan. Peningkatan pada kelas kontrol sebesar 11 %. Peningkatan kelas kontrol lebih rendah dibandingkan dikelas eksperimen yang sebesar 13%. Hal tersebut terjadi karena pada kelas koontrol tidak menggunakan strategi pembelajaran G2G, namun guru hanya menggunakan edmodo sebagai media pembelajaran.
Hasil angket menunjukan dengan pemanfaatan strategi pembelajaran G2G berbatuan edmodo dalam kegiatan belajar mengajar bisa membantu meningkatkan minat belajar siswa kelas eksperimen. Selain itu kegiatan pembelajaran berlangsung kondusif dan dapat membuat siswa nyaman dan bisa saling bertukar pendapat antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru ataupun guru dengan guru. Peningkatan data angket minat belajar siswa di kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada gambar grafik berikut:
Grafik Angket Minat Belajar Siswa 90%
82%
80%
72% 76%
70% 60%
64%
50% 40% 30% 20% 10% 0% Pre-Treatment
Post-Treatment
eksperimen
kontrol
Berdasarkan grafik angket minat belajar siswa diatas menunjukan bahwa pemnafaatan G2G berbantuan edmodo dalam kegiatan belajar mengajar bisa membantu bmeningkatkan minat belajar siswa eksperimen, terbukti dengan hasil angket minat belajar siwa pada saat pre-treatment sebesar 64% menjadi 76% setelah diberikan perlakuan (post- treatment). Dibandingkan dengan kelas kontrol peningkatan yang terjadi pada kelas kontrol sebesar 10% dari 72 % pada saat pre-treatment menjadi 82% pada saat post- treatment. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya peningkatan minat belajar siswa salah satunya yang berpengaruh besar adalah pemberian media bantu belajar berupa aplikasi edmodo pada kelas eksperimen dibandingkan pada kelas kontrol yang hanya diberikan metode pembelajaran G2G. 5. Kesimpulan Berdasarkan permasalahan, tujuan penelitian, analisis yang dipaparkan maka kesimpulan dari penelitian ini bahwa penerapan strategi G2G berbantuan edmodo terhadap minat siswa diukelas X SMK Dr. Tjipto Ambarawa meningkat dibandingkan dengan metode konvensional (ceramah). Berdasarkan hasil observasi kelas eksperimen dan kontrol sama – sama mengalami peningkatan , dari 17% menjadi 59% kelas eksperimen dengan kategori
cukup. Sedangkan pada kelas kontrol dari 22% menjadi 72% dengan kategor i setuju/baik/ suka pembelajran menggunakan strategi pembelajaran G2G berbantuan edmodo. Sedangkan berdasarkan angket, hasil kelas eksperimen menunjukkan 63% untuk pretreatment dan 76% untuk post-treatment dengan kategori setuju, baik dan suka. Sedangkan untuk kelas kontrol memperoleh 76% pada saat pre-treatment dan 82% pada post-treatment dengan kategori sangat setuju, baik, dan suka pembelajaran G2G berbantuan edmodo. Secara keseluruhan strategi pembelajaran menggunakan G2G berbantuan edmodo membantu meningkatkan minat belajar siswa dengan catatan antara siswa, guru, dan sekolah siap secara material dan imaterial, serta mendukung penuh adanya pemanfaatan e-learning untuk meningkatkan kualitas pembelajaran baik di sekolah ataupun luar jam sekolah. Dengan adanya kesimpulan yang telah dipaparkan seharusnya bisa dijadikan bahan pertimbangan pihak sekolah untuk melakukan inovasi pembelajaran supaya minat siswa untuk belajar akan meningkat, yang akan mempengaruhi hasil belajar siswa. 6. Saran Dari hasil penelitian ini, dapat dikemukakan saran sebagai berikut: 1. Untuk pihak sekolah, melengkapi perlengkapan pembelajaran berbasis TIK supaya pembelajaran tidak terganggu dengan kesalahan teknis, selain itu juga memberikan pelatihan – pelatihan terutama tentang e- learning terhadap guru untuk menunjang kinerja, dan tidak memberikan hukuman secara fisik bagi siswa yang melakukan pelanggaran peraturan sekolah. 2. Dengan melihat keterbatasan yang cada pada penelitian ini, diharapkan adanya penelitian selanjutnya dan dapat melakukan penelitian dengan memanfaatklan media dan strategi pembelajaran dengan mengikuti perkembangan yang ada, kemudian menggunakan materi yang berbeda/ dengan mata pelajaran yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA [1]. Sardini. November 2013, Pengaruh Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas XI IPS MAN Pontianak.Skripsi. Pendidikan.IPS. Universitas Tanjung Pura.
[2]. Aritonang, Muhammad. 2013. Pengembangan Metode Pengajaran Kreatif. Jogjakarta. Andi Offset [3]. Murni Afma, Solfitri. Oktober 2010, Penerapan Metode Belajar Aktif Tipe Group to Group Exchange Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X IPS 1 MAN 2 Model Pekanbaru. Journal. Vol. 11, No.2. [4]. Afrigusni. Februari 2014, Aktifitas siswa dalam Pembelajaran Sosiologi dengan model aktif Group to Group Exchange (GGE) di SMA Negeri 2 Batang Kapas. Journal. Vol. 3, No.2. [5]. Arifin, Setiawan. 2012. Pengembangan Pembelajaran aktif dengan ICT.Jogjakarta. Skripta. [6]. Murni Afma, Solfitri. Oktober 2010, Penerapan Metode Belajar Aktif Tipe Group to Group Exchange Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X IPS 1 MAN 2 Model Pekanbaru. Journal. Vol. 11, No.2. [7].
Hughes,A.G & E.H Hughes. 2012 Learning and Teacling Pengantar Psikolog Pembelajaran Modern. Bandung: Nuansa.
[8]. Wena, Made.2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta. Bumi Aksara. [9]. Suriadhi, Gedhe. Juli 2014, Pengembangan E-lerning berbasis edmodo Pada Mata Pelajaran IPA Kelas VIII di SMP Negeri 2 Singaraja. Journal. Volume 2,No. 1. [10]. Azhar,Nurhayati,Waryanto. Oktober 2013. Efektifitas Sosial Learning Network Berbasis Edmodo Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Sekolah Menengah Atas AL-Lum Medan. Journal.Vol.9, No. 1. [11]. Sugiyono. 2010. Metode Pemilihan Pendidikan. Bandung: Altabrata. [12]. Ahmadi, Abu.2003. Psikolog Umum, Jakarta: PT. Rineke Cipta. [13]. Djamarah. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineke Cipta.