ARTIKEL ILMIAH (Bagian dari Tesis)
MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK PADA MATERI SENI RUPA MELALUI TEKNIK MONTASE DI TK PUTRI ANANDA KECAMATAN POASIA KOTA KENDARI
OLEH:
1.
ROSNAWATI ( Alumni S2 Pendidikan Seni PPs UHO) 2. Prof.Dr. La Taena., M.Si ( Dosen Pasca Sarjana PPs UHO) 3. Dr. La Ino, M.Hum ( Dosen Pasca Sarjana PPs UHO)
PROGRAM PASCA SARJANA PENDIDIKAN SENI UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2017
MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK PADA MATERI SENI RUPA MELALUI TEKNIK MONTASE DI TK PUTRI ANANDA KECAMATAN POASIA KOTA KENDARI
“CHILDREN IN MATERIAL INCREASE CREATIVITY THROUGH ART ENGINEERING MONTAGE AT THE KINDERGARTEN PRINCESS ANANDA DISTRICT POASIA KENDARI CITY”
OLEH: 1.
ROSNAWATI ( Alumni S2 Pendidikan Seni PPs UHO) 2. PROF.Dr. LA TAENA., M.SI ( Dosen Pasca Sarjana PPs UHO) 3. Dr. LA INO, M.HUM ( Dosen Pasca Sarjana PPs UHO) Penulis menyatakan bahwa artikel ilmiah ini merupakan bagian dari Tesis yang telah diperiksa dan disetujui oleh komisi pembimbing. Artikel ilmiah ini dibuat sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk mengikuti ujian tesis. Dan sebagai bahan untuk publikasi ilmiah pada jurnal penelitian seni yang diterbitkan program studi pendidikan seni program Pasca Sarjana Universitas Halu Oleo Kendari Kendari 19 April 2017 Menyetujui Komisi Pembimbing,
Prof. Dr. La Taena, M.Si Ketua
Dr. La Ino, M.Hum Anggota
Mengetahui Koordinator Program Studi Pendidikan Seni Pasca Sarjana Universitas Halu Oleo (UHO)
Dr.I Ketut Suardika,S.Pd.,M.Si Nip. 19610315 1986 01 001
MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK PADA MATERI SENI RUPA MELALUI TEKNIK MONTASE DI TK PUTRI ANANDA KECAMATAN POASIA KOTA KENDARI “CHILDREN IN MATERIAL INCREASE CREATIVITY THROUGH ART
ENGINEERING MONTAGE AT THE KINDERGARTEN PRINCESS ANANDA DISTRICT POASIA KENDARI CITY” Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Program Pasca Sarjana Universitas Halu Oleo Kendari
Dosen Pengajar Program pasca sarjana universitas halu oleo Dosen Pengajar Program pasca sarjana universitas halu oleo ABSTRACT Rosnawati, (G2P115009), “Increasing Children‟s Creativity in Fine Arts through Montage Technique at TK Putri Ananda in the Sub-district of Poasia of Kendari City. Department of Arts Education, Postgraduate Program, Halu Oleo University. The background of this study was that early aged children still found it difficult to understand materials presented by teachers who used montage technique combined with learning by playing. Many children seemed unable to focus on their lesson as they did their tasks following their own willingness to color, stick, fold, and create. The study addressed the following problems: Could the use of montage technique in teaching fine arts material increase children‟s creativity in TK Putri Ananda? Could the use of montage technique in teaching fine arts material increase teacher‟s instructional effectiveness in TK Putri Ananda? Could the use of montage technique in teaching fine arts material increase children‟s learning activities in TK Putri Ananda? The purposes of this study were to increase children‟s creativity in fine arts material through the use of montage technique at TK Putri Ananda, increase teacher‟s instructional effectiveness in teaching fine arts material through the use of montage technique at TK Putri Ananda, and to increase children‟s learning activities in fine arts material through the use of montage technique at TK Putri Ananda. The study was conducted from January to March at TK Putri Ananda in Kendari city in the second semester of 2016/2017 academic year. Subjects were 16 children of Group B of TK Putri Ananda, comprising of 11 males and 5 females. Results of the study showed that, after conducting treatments in two cycles with four meetings to remedy learning, it was found that the use of montage technique could increase the children‟s creativity, as indicated by results of evaluation using an assessment guideline (BSB + BSH), which was 68.75% in cycle I and 87.5 in cycle II. These results suggested that the children‟s creativity at TK Putri Ananda has increased as a result of using montage technique in the teaching of fine arts material. The study was concluded after cycle II since the minimum target of learning completeness set by the school, which was 85%, had been met. In terms of the learning completeness, the implementation of lesson scenario by the teacher reached 90%, which meant that it had been well done. Finally, the children‟s activities in their learning of montage successfully increased to 87.5%. Keywords: creativity, fine arts, montage
ABSTRAK Rosnawati, G2P115009, 2015. Meningkatkan Kreativitas Anak Pada Materi Seni Rupa Melalui Teknik Montase Di Tk Putri Ananda Kecamatan Poasia Kota Kendari. Jurusan Pendidikan Seni , Program Pasca Sarjana, Universitas Halu Oleo. Latar belakang penelitian ini adalah Salah satu kendala yang dialami oleh anak-anak khususnya pada anak usia dini adalah anak masih cukup sulit memahami pembelajaran yang disajikan oleh pendidik dalam hal ini dikhususkan pada teknik montase yang dipadukan dengan belajar sambil bermain, kondisi seperti ini terlihat masih banyaknya anak yang tidak fokus melakukan kegiatan pembelajaran yang diberikan guru,anak selalu mengerjakan tugas yang diberikan dengan mengikuti keinginannya sendiri dari kreativitas mewarnai, menempel, melipat, dan membuat kreativitas sendiri Masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah Apakah materi seni rupa melalui teknik montase dapat meningkatkan kreativitas Anak di TK Putri Ananda?,Apakah materi seni rupa melalui teknik montase dapat meningkatkan keefektifan mengajar guru di TK Putri Ananda ?,Apakah materi seni rupa melalui teknik montase dapat meningkatkan aktivitas belajar Anak Penelitian bertujuan Untuk meningkatkan kreativitas anak pada Materi Seni Rupa melalui teknik „Montase‟ di TK Putri Ananda, Untuk meningkatkan keefektifan mengajar guru pada materi seni rupa melalui teknik montase di TK Putri Ananda,Untuk meningkatkan aktifitas belajar anak pada materi seni rupa melalui teknik montase di TK Putri Ananda, Penelitian ini dilaksanakan di TK Putri Ananda Kota Kendari. Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2016/2017 dimulai pada bulan Januari sampai dengan Maret tahun 2017. Subyek Penelitian ini adalah anak kelompok B di TK Putri Ananda dengan jumlah anak 16 orang, yang terdiri dari 11 orang anak laki-laki dan 5 orang anak perempuan. Hasil penelitian menunjukkan dalam pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran secara deskriptif perolehan nilai pencapain akhir tingkat perkembangan kemampuan kreativitas seluruh anak di TK Putri Ananda setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran dengan aktivitas pembelajaran montase, secara klasikal, mencapai skor nilai dalam bentuk persentase yakni 87,5 % atau 14 anak dari jumlah keseluruhan yakni 16 anak dengan kriteria penilaian pengembangan dalam konversi BSH+BSB. Sedangkan keefektifan pelaksanaan pembelajara, keterlaksanaan skenario pembelajaran yang dilakukan guru pada saat mengajar mencapai 90% telah terlaksana dengan baik. Selanjutnya Aktivitas anak dalam pembelajaran montase telah berhasil mencapai 87,5% dengan baik. Kata kunci: Kreativitas, Seni Rupa, Montase
dikembangkan. Upaya guru dalam proses
PENDAHULUAN
pembelajaran
Melalui suatu penelitian di kelas,
melalui
kegiatan
yang
yakni tentang penerapan pembelajaran
diberikan pada Anak usia dini ini tidak
melalui teknik montase yang di terapkan
terlepas dari kesiapan anak dan kesiapan
kepada anak maka diadakan kegiatan
guru sebagai tenaga pengajar. Guru dalam
pembelajaran
proses
dengan
memperlihatkan
pembelajaran
disekolah
harus
hubungan antara suatu obyek dengan
mampu membangkitkan semangat anak
lingkungannya, (Minderop, 2005:
112).
dalam belajar. Selain itu proses belajar
Jadi kegiatan montase melalui bermain
taman kanak-kanak mengutamakan pada
kreatif adalah untuk upaya menumbuhkan
aktifitas belajar yang membawa anak dari
kecerdasan seni anak yang merupakan
tingkat berpikir abstrak ketingkat berpikir
pembelajaran
secara kongkrit.
nyata, yang menempatkan
konteks dunia nyata sebagai suatu titik
Salah satu kendala yang dialami
awal agar anak diharapkan dapat lebih
oleh anak-anak khususnya pada anak usia
memahami
kreativitas
dini adalah anak masih cukup sulit
mempunyai banyak manfaat dengan intuisi
memahami pembelajaran yang disajikan
yang pada akhirnya dapat meningkatkan
oleh pendidik dalam hal ini dikhususkan
motivasi
pada teknik montase yang dipadukan
bahwa
seni
serta aktivitas bermakna dari
setiap anak dalam
dengan belajar sambil
mengikuti kegiatan
bermain, kondisi
permainan kecil dalam lingkungan tempat
seperti ini terlihat masih banyaknya anak
dia berada.
yang tidak fokus melakukan kegiatan pembelajaran yang diberikan guru,anak
Salah satu potensi yang perlu anak
selalu mengerjakan tugas yang diberikan
Karena itu untuk menumbuhkan kreativitas
dengan mengikuti keinginannya sendiri
anak diantaranya dapat dilakukan melalui
dari
upaya
melipat, dan membuat kreativitas sendiri
dikembangkan adalah kreativitas
perbaikan proses
pembelajaran.
kreativitas
mewarnai,
menempel,
Dalam perbaikan proses pembelajaran
Mengacu pada latar belakang
peran guru sangat penting oleh karena itu
masalah yang diungkapkan di atas,maka
guru sepatutnya mampu mencari strategi
untuk memfokuskan pembahasan dalam
yang dapat membelajarkan dan melibatkan
penelitian ini penulis memberikan rumusan
anak dalam proses pembelajaran
masalah yakni: (1) Apakah
yang
melalui
teknik
materi seni
dilaksanakan agar tujuan pembelajaran
rupa
montase
dapat
dapat tercapai dan hasil belajar anak dapat
meningkatkan keefektifan mengajar guru di TK Putri Ananda ? (2) Apakah materi seni 1
rupa
melalui
teknik
montase
dapat
menggunakan
berbagai
kemungkinan
mudah
menyesuaikan
meningkatkan aktivitas belajar Anak, (3)
pendekatan
Apakah materi seni rupa melalui teknik
terhadap
montase dapat meningkatkan kreativitas
penyusunan
dan
Anak di TK Putri Ananda?
melakukan
hal-hal
Bertolak pada latar belakang dan
dan
kemungkinan
perubahan
(5)
pengembangan,yaitu secara
detail
dan
mengurai lebih rinci serta menggabungkan
rumusan masalah yang telah dipaparkan
atau
membentuk
suatu
perwujudan
maka, penelitian ini bertujuan: (1)Untuk
menyeluruh (6) pendefinisian ulang, yaitu
meningkatkan keefektifan mengajar guru
merumuskan
pada materi seni rupa melalui teknik
melihat kembali cara yang tidak lazim
montase di TK Putri Ananda, (2) Untuk
(Rohidi, 1994: 124).
batasan-batasan
dengan
meningkatkan aktifitas belajar anak pada
Proses kreatif identik dengan berfikir
materi seni rupa melalui teknik montase di
Janusian, yaitu berfikir divergen yang
TK Putri Ananda, (3) Untuk meningkatkan
berusaha melihat sesuatu dari berbagai
kreativitas anak
dimensi
pada Materi Seni Rupa
melalui teknik „Montase‟
di TK Putri
secara
beragam
bahkan
bertentangan dan menjadi pemikiran baru.
Ananda
Namun kriteria ini jarang dipakai karena
Kreativitas atau daya cipta adalah
kurang menyentuh persoalan inti
yaitu
kemampuan manusia untuk menghasilkan
produk kreatif. Dimensi person identik
sesuatu yang berbeda, yakni (1) sensitivitas
dengan apa yang oleh Guilford
atau kepekaan terhadap masalah, yaitu
sebagai kepribadian kreatif.
kemampuan
melihat
memperhatikan
segala
masalah
atau
sesuatu,
Anak yang kreatif ialah individu
bidang
yang menggunakan daya imajinasinya
kebutuhan dan menyadari keadaan yang
untuk
menjanjikan
hari,Utami
serta
disebut
kemampuan
memecahkan
persoalan
Munandar
(1983:
sehari72)
mengadakan pengamatan secara rinci (2)
menyatakan bahwa Kreativitas tidak hanya
kelancaran,
kemampuan
tercermin dari produk atau ciptaan baru,
menghasilkan banyak gagasan dan siap
akan tetapi juga dalam sikap atau gaya
menerima
serta
hidup. Dalam ilmu pengetahuan, kreativitas
kegagalan (3) originalitas dan kebaruan,
memegang peranan khusunya pada saat
yaitu kemampuan mencetuskan gagasan
penting terjadinya penemuan dalam ilmu.
yaitu
perubahan-perubahan
asli atau pemikiran sendiri yang berbeda
Berkaitan dengan perilaku kreatif
maupun modifikasi dari yang sudah ada 4)
tersebut Mulyono (1983: 53) menyamakan
keluwesan,
pendapat Hilgard & Atkinson tentang
yaitu
kemampuan 2
karakteristik
orang-orang
kreatif
sesungguhnya dilingkungan alam sekitar
sebagai berikut : (1)Bebas dalam berfikir
anak (dengan memanfaatkan lingkungan
dan bertindak. Tidak menyukai kegiatan-
sebagai sumber belajar) dapat menambah
kegiatan
wawasan
kelompok
yang
yang
menuntut
dan
pengetahgan
hanya
konformitas dan tidak mudah dipenngaruhi
mendengarkan pengetahuan
desakan-desakan sosial bila mereka telah
lebih
yakin bahwa pendapatnya sendiri telah
bermain sambil belajar dengan hanya
benar.(2) Kecenderungan untuk kurang
mendengarkan penjelasan dari guru saja
dogmatis
dalam
didalam kelas. Menurut Yeni Rachmawati
pandangan hidupnya dibandingkan dengan
dan Euis, (2005: 60), banyak hal yang
orang-orang yang dinilai tidak kreatif. (3)
dapat difasilitasi oleh kegiatan bermain
Berkemauan untuk mengakui dorongan-
sambil belajar dengan mengamati dan
dorongan dirinya yang tidak berdasarkan
berinteraksi secara langsung dengan objek
akal (irrational). (4)
Menyukai hal-hal
pembelajaran
yang rumit dan baru. (5) Menghargai
dilingkungan
humor dan memiliki“a good sense of
dengan memanfaatkan lingkungan sebagai
humor”. (6) Menekankan pentingnya nilai-
sumber belajar, salah satu diantaranya
nilai teoritis dan estetik.
adalah kreatifitas anak. Sebagaimana yang
dan lebih relativistik
Dari uraian tersebut tampak bahwa
barmakna
dibandingkan
yang alam
dengan
sesungguhnya
sekitar
diamati pada penelitian ini,
karakteristik orang kreatif cenderung bebas
anak jauh
anak
atau
lingkungan
sebagai sumber belajar yakni Montase.
dan tidak ingin terkurung dalam aturan-
Pengertian montase menurut kamus
aturan yang baku hal ini berlaku juga pada
besar bahasa Indonesia adalah komposisi
anak-
gambar yang dihasilkan dari pencampuran
anak,
dimana
anak
lebih
membutuhkan ruang yang nyaman untuk
unsur
dari
beberapa
berkreativitas.
Depdiknas(2001: 754).
sumber
Mencermati uraian diatas, dapat
Pada Perkembangan montase yang semula
dikemukakan bahwa bagi seorang anak,
terbatas pada karya dua dimensi sekarang
proses mengerti dan
telah merambah kepada karya tiga dimensi.
tidak
selalu
harus
memahami sesuatu melalui
proses
Karya montase ini juga kurang dikenal oleh
intruksional secara langsung. Anak-anak
kalangan umum, karena bentuk karyanya
tidak harus diam dan duduk mendengarkan
masih mempunyai kemiripan dengan seni
penjelasan guru, namun dengan mengamati
lukis,seni kriya, seni patung. Sehingga
dan berinteraksi secara langsung dengan
jenis karya ini dianggap sebagai salah satu
objek pembelajaran yang konkrit atau yang
dari jenis karya tersebut. 3
Karya
montase
dihasilkan
dari
menerapkannya kepada anak didik dalam
mengemposisikan beberapa gambar yang
permainan montase.
sudah jadi dengan gambar yang sudah jadi METODE PENELITIAN
lainya. Untuk pembelajaran di TK tentang
Penelitian
montase tidaklah jauh berbeda dengan
ini dilaksanakan di TK
montase, pada umumnya karena prinsip
Putri Ananda Kota Kendari. Penelitian ini
kerja antara mozaik dan montase hampir
telah dilaksanakan pada semester genap
sama. Yang membedakan hanyalah objek
tahun pelajaran 2016/2017 dimulai pada
yang hendak dibuat dan materi yang
bulan Januari sampai dengan Maret tahun
digunakan.
2017. Subyek Penelitian ini adalah anak kita
kelompok B di TK Putri Ananda dengan
membutuhkan gambar-gambar unik, yang
jumlah anak 16 orang, yang terdiri dari 11
bisa berasal dari koran bekas, majalah
orang anak laki-laki dan 5 orang anak
bekas dan gambar-gambar lainnya yang
perempuan. Teknik dalam pengumpulan
memiliki keunikan. Alat dan bahan yang
data dalam penelitian ini adalah: (1) Data
digunakan dalam pembuatan montase ini
pelaksanasan pembelajaran diambil melalui
adalah:
observasi, (2) Data tentang hasil belajar
Dalam
membuat
(1) Koran
montase
atau
majalah, Buku
anak tentang kemampuan kreativitas anak
langkah-langkah
usia dini dalam pembelajaran melalui
dalam membuat montase adalah sebagai
teknik montase diambil melalui evaluasi
berikut: (1) Sediakan buku gambar A4,
kegiatan
(2) Guntinglah gambar yang kita inginkan,
kegiatan, (3) Data tentang refleksi diri
(3) Tempelkan
diambil
(2) Gunting, (3) Lem dan (4) gambar
digunting
A4.
Adapun
gambar
berdasarkan
yang kreasi
telah
anak setelah melaksanakan
dengan
menggunakan
jurnal
Analisis data
masing-
Untuk
masing pada buku gambar A4. Susunan
memperoleh
gambaran
gambar tadi bisa kita ubah misalnya
tentang keberhasilan penerapan kegiatan
dengan mengganti bagian tubuh dengan
pembelajaran melalui teknik montase untuk
bagian tubuh binatang. Sehingga susunan
meningkatkan
gambar-gambar akan berbentuk lucu dan
penulis
baru. Berdasarkan penjelasan yang telah
kualitatif dengan pemberian nilai menurut
diungkapkan di atas, maka dapat diduga
Sudjana (1995 : 133) dan Anto Dajan
bahwa guru dapat memahami kreativitas
(1983: 71), merupakan bentuk pengelohan
yang
data hasil observasi yang menggunakan
dimiliki
anak
sebelum
kreativitas
menggunakan
pernyataan-pernyataan 4
anak,
teknik
kualitatif
maka analisis
untuk
mengamati dan menilai keberhasilan suatu
Adapun untuk melihat nilai keberhasilan
proses kegiatan yang dilakukan guru
anak pada setiap indikator penilai maka
dengan apa adanya. Adapun penilaian
digunakan perhitungan sebagai berikut:
terhadap
kemampuan
kreativitas
JN(BSB x4)+ (BSHx3)+(MBx2)+(BBx1)
yang (%) =
ditampakkan dalam melakukan kegiatan
Jumlah Nilai Ideal ( Jumlah seluruh aspek)
dengan menyesuaikan indikator penilaian, Selanjutnya dari formulasi nilai
dilakukan atau diberi nilai dengan mengacu
tersebut, maka dikonversi kembali kenilai
pada pedoman penilaian dalam satuan
kualitatif, dan hal ini merupakan nilai akhir
pendidikan Taman Kanak-kanak yakni
yang akan diperoleh masing-masing anak
dengan memberi simbol-simbol seperti: * =
didik untuk setiap akhir pelaksanaan siklus
BB (Belum Berkembang), yakni apabila anak
tidak
dapat
memenuhi
dalam kegiatan pembelajaran melalui bisik
tagihan
berantai.Berikut
indikotor yang diberikan tanpa bimbingan guru secara langsung,
MB= **
mengerjakan
pekerjaan
perhitungan
yang digunakan dalam pengkonversian
(
tersebut:
Mulai Berkembang), Yakni apabila anak dapat
formulasi
dengan
Nilai BSB: Jika hasil hitungan akhir antara 3,50- 4,00 Nilai BSH: Jika hasil hitungan akhir antara 2,50- 3,49 Nilai MB: Jika hasil hitungan akhir antara 1,50- 2,49 Nilai BB : Jika hasil hitungan akhir antara
bimbingan guru secara tidak langsung. = BSH, ***(Berkembang Sesuai Harapan), yakni jika anak dapat memenuhi tagiihan indikator y ang diberikan tanpa dibimbing,
0,01- 1,49
**** =BSB (Berkembang Sangat Baik).
(Usman, 1993: 75) dan ( Depdiknas 1996: 26)
Apabila anak memenuhi tagihan indikator yang diberikan dengan tidak dibimbing
Untuk
sedikitpun oleh guru, melebihi tagihan indikator Dalam kegiatan observasi, untuk memperoleh
data
berupa
khususnya
pembelajaran
pada
unjuk kerja penerapan
anak
melalui
pembelajaran
montase
yakni
dengan
nilai akhir BSB (berkembang sangat baik) dan BSH ( berkembang sesuai harapan), digunakan
analisis data dengan berdasarkan acuan menggunakan
kreativitas
atau jumlah anak didik yang memperoleh
kegiatan
melalui teknik montase
dengan
kemampuan
memperoleh nilai konversi 2,50 dan 4,00,
maka penulis melakukan evaluasi dan
tersebut
ketercapaian
menghitung banyaknya anak didik yang
niai-nilai
kemampuan yang diperoleh pada setiap anak
mengetahui
berikut:
format
metode kegiatan. 5
formulasi
hitungan
sebagai
(%) =
Jumlah nilai BSB + BSH -------------------------------------
Atas dasar hasil yang diperoleh pada X 100%
kegiatan evaluasi awal tersebut, maka Jumlah seluruh Anak (sampel)
proses kegiatan belajar mengajar dalam bidang
HASIL DAN PEMBAHASAN
pengembangan
kemampuan
kreativitas yang dilakukan anak dengan Tes awal dilaksanakan
setiap
teknik
memulai pembelajaran. diadakan tes awal untuk
mengetahui
kemampuan
montase
hendaknya
perlu
ditingkatkan dalam bentuk pembiasaan-
yang
pembiasaan
dimiliki anak-anak TK Putri Ananda pada
untuk
perkembangan
kelompok B, yang merupakan salah satu
melakukan
kreativitas
tugas secara
berkelompok yang difokuskan pada dua
komponen penilaian dalam pembelajaran
kali pertemuan dalam satu siklus.
menggunakan montase. Nilai tes awal yang diperoleh
dijadikan
acuan
Tabel 4.3. Deskriptif Nilai Pencapaian Akhir Anak Berdasarkan Frekuensi Perolehan nilai (BSB) + (BSH) pada Bidang Peningkatan kreativitas montase untuk tindakan siklus I pertemuan pertama
untuk
mengetahui apakah kemampuan anak-anak TK Putri Ananda dalam pembelajaran kreativitas dapat ditingkatkan
setelah
melalui
teknik
pembelajaran
melalui
Kriteria Penilaian
Nilai Konversi Peningkatan kreativitas melalui montase
Frekuens i (Jumlah Anak)
(%)
1
BSB
3.50 – 4.00
4
25
2
BSH
2.50 – 3.49
5
31,25
3
MB
1.50 – 2.49
4
25
4
BB
0,01 – 1,49
3
No
montase. Tabel 4.1.Deskriptif Nilai Pencapaian Akhir Anak Berdasarkan Frekuensi Perolehan nilai (BSB) +(BSH) pada Bidang Peningkatan kreativitas montase untuk tindakan Evaluasi Awal Nilai Konversi Peningkatan kreativitas melalui montase
Frekuens i (Jumlah Anak)
(%)
N o
Kriteria Penilai an
1
BSB
3.50 – 4.00
2
12,5
2
BSH
2.50 – 3.49
3
18,75
3
MB
1.50 – 2.49
7
43,75
4
BB
0,01 – 1,49
4
25
16
100%
Jumlah Jumlah Anak dengan perolehan nilai akhir yang masuk kategori konversi BSB+BSH
2,50 – 4.00
5
Jumlah Jumlah Anak dengan perolehan nilai akhir yang masuk kategori konversi BSB+BSH
31,25
6
2,50 – 4.00
18,75
16
100
9
56,25
Tabel 4.5. Deskriptif Nilai Pencapaian Akhir Anak Berdasarkan Frekuensi Perolehan nilai (BSB) + (BSH) pada Bidang Peningkatan kreativitas montase untuk tindakan siklus I pertemuan ke dua
menggabungakan nilai BSB + BSH) dari
Nilai Konversi Peningkatan kreativitas melalui montase
Frekue nsi (Jumla h Anak)
bahwa kemampuan anak meningkat untuk
Kriteria No Penilaian
jumlah yang ada. Sedangkan hasil tes siklus I menunjukan
nilai BSB = ada 5 orang anak, nilai BSH (%)
= ada 6 orang anak, dan jumlah anak yang memperoleh nilai MB = ada 3 orang anak,
1
BSB
3.50 – 4.00
5
2
BSH
2.50 – 3.49
6
37,5
3
MB
1.50 – 2.49
3
16,75
4
BB
0,01 – 1,49
2
12,5
16
100%
serta jumlah anak yang memperoleh nilai
31,25
BB = 2 orang anak. Sehingga jumlah anak yang
Jumlah Jumlah Anak dengan perolehan nilai akhir yang masuk kategori konversi BSB+BSH
Hasil menunjukan
sudah
mampu
menyelesaikan
pembelajaran montase yakni 68,75% atau sebanyak 11 orang anak dari jumlah 16 anak yang ada. Ini tentu mengalami peningkatan sebanyak 37,5% atau sejumah
2,50 – 4.00
11
68,75
pembelajaran bahwa
6 orang anak. Tabel 4.7. Deskriptif Nilai Pencapaian Akhir Anak Berdasarkan Frekuensi Perolehan nilai (BSB)+ (BSH) pada Bidang Peningkatan kreativitas montase untuk tindakan siklus II pertemuan Pertama
montase
kemampuan
anak
terhadap materi yang diajarkan mengalami peningkatan. Pada pemberian tes
Kriteria Penilaia n
Nilai Konversi Peningkatan kreativitas melalui montase
1
BSB
3.50 – 4.00
5
2
BSH
2.50 – 3.49
7
3
MB
1.50 – 2.49
2
12,5
4
BB
0,01 – 1,49
2
12,5
awal,
anak yang memperoleh nilai BSB =
No
Berkembang Sangat Baik , ada 2 orang anak ( 4*). nilai BSH = Berkembang Sesuai Harapan ada 3 orang anak (3 * ) dan jumlah anak yang memperoleh nilai MB = Mulai Berkembang ada 7 orang anak (2 * ) dan jumlah anak yang memperoleh nilai, BB = Belum Bekembang ada 4 orang anak
Jumlah
(1* ), sehingga jumlah anak yang sudah mampu
melakukan
montase
Jumlah Anak dengan perolehan nilai akhir yang masuk kategori konversi BSB+BSH
membuat
pemandangan alam baru mencapai 31,25 % atau sebanyak 5 orang anak (Yakni dengan
7
2,50 – 4.00
Frekuens i (Jumlah Anak)
(%)
31,25 43,75
16
100
12
75
Tabel 4.10. Deskriptif Nilai Pencapaian Akhir Anak Berdasarkan Frekuensi Perolehan nilai (BSB)+(BSH)pada Bidang Peningkatan kreativitas montase untuk tindakan siklus II pertemuan ke dua
No
Kriteria Penilaian
Frekuens i (Jumlah Anak)
lingkungan
sekolah
dengan
perasaan senang tanpa paksaan, sehingga
menunjukkan (%)
unjuk
kemampuan
kreativitasnya dengan kualitas yang sesuai yang diharapkan indikator
1
BSB
3.50 – 4.00
5
31,25
2
BSH
2.50 – 3.49
9
56,25
3
MB
1.50 – 2.49
2
12,25
4
BB
0,01 – 1,49
0
-
16
100%
Jumlah Anak dengan perolehan nilai akhir yang masuk kategori konversi BSB+BSH
montase
dengan begitu diharapkan anak dapat
Nilai Konversi peninkatan kreativitas melalui montase
Jumlah
latihan membuat pemandangan alam dan
Kegiatan tersebut dilakukan agar peneliti dan guru
memperoleh data-data
penilaian yang sesungguhnya dari Anak, yang dapat menunjang tujuan penelitian ini. Untuk itu, peneliti serta guru
2,50 – 4.00
14
harus
ikut pula bermain bersama anak untuk
87,5
menstimulasi
pengembangan
berbagai
aspek perkembangan kemampuan kreativitasnya, memfasilitasi, membimbing, mem-
Dari hasil tes yang diperoleh pada
bantu, menuntun, memotivasi, memberikan
tindakan siklus II ini berarti prestasi anak
penghargaan, menilai dan mengamati ak-
dalam
kemampuan
tivitas mereka secara langsung. Uraian di
melalui tekhnik montase
atas, memberi pemahaman bahwa kegiatan
mengalami peningkatan yakni mencapai
pembelajaran, yang dalam hal ini, dengan
87,5% atau 14 orang anak dari jumlah 16
melakukan kegiatan pembelajaran melalui
yang ada. ).
tekhnik montase pada anak, adalah suatu
meningkatkatkan
kreativitasnya
Pembelajaran
montase
dengan
wahana atau sarana/alat yang berfungsi
tujuan untuk meningkatkan kreativitas anak
untuk menyalurkan stimulus-stimulus.
TK Putri Ananda, menunjukkan bahwa
Pembelajaran yang dapat dimanfaatkan
guru telah pula berupaya mengaktifkan
secara efektif untuk mencapai tujuan
anak didik untuk belajar sambil bermain
pembelajaran atau pendidikan anak usia
sendiri melakukan pembiasaan-pembiasan
dini yang bukan saja pada satu aspek
latihan membuat montase sesuai dengan
bidang pengembangan kemampuan anak
tema dan kehidupan sehari-hari yang
usia dini akan tetapi seluruh potensi
diupayakan dengan pola-pola permainan
perkembangan yang dimiliki anak, dalam
yang menarik dan menyenangkan anak,
hal
agar mereka mengikuti kegiatan stimulasi
kemampuan kreativitas 8
ini
aspek
pengembangan
bidang
Berdasarkan
hasil pengamatan
dicapai dapat dilakukan secara bertahap
dalam penelitian ini, ditemukan bahwa
dan
guru telah melakukan upaya-upaya konkrit
kemampuan anak didik atau anak dini
dalam pertemuan pelaksanaan kegiatan
usia.
pembelajaran sebagaimana makna yang
berulang-ulang
sesuai
dengan
2. Dalam memberikan kegiatan berupa
terkadung dalam uraian pandangan di atas.
stimulasi
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran
sedapat mungkin dikaitkan dengan
itu, yang dalam hal ini kegiatan montase
lingkungan
nampaknya sangat disenangi pula oleh
fantasi anak dan kegiatan-kegiatan lain
Anak sehingga membuat mereka tertarik
yang menunjang kemampuan yang
dan sangat senang, antusias dan termotivasi
hendak dikembangkan.
penuh
semangat
mengikuti
rangkaian
latihan
dengan
yang
sesuai
3. Permainan-permainan
montase,
pemikiran
atau
kegiatan pembelajaran/latihan kemampuan
latihan-latihan
kreativitas yang dilaksanakan guru dengan
hendaknya disesuaikan dengan taraf
mengemasnya dalam kegiatan permainan
pertumbuhan
dan
dalam lingkungan TK ”Putri Ananda”.
jasmani
rohani
Langkah-langkah
dilakukan atau diberikan dalam situasi
pengembangan
penyajian
kegiatan
kemampuan
kreativitas
yang
jenis
dan
kegiatan
yang
diberikan
perkembangan anak,
yang
menarik
dan
anak, yang merupakan satu kesatuan
menyenangkan anak. Kegiatan yang
kegiatan
melalui
montase
dilakukan ini hendaknya bervariasi,
dilakukan
guru
dengan
dilakukan sehari-hari, dan dilakukan
tekhnik secara
baik
mengikuti anjuran yang diberikan oleh
secara integratif.
Depdiknas (2007: 6) yang menyarankan
4. Memberikan
pengawasan
bahwa agar pelaksanaan kegiatan untuk
bimbingan
terhadap
pengembangan kreativitas dapat efektif
optimal,
dan
untuk
kepemimpinan otoriter.
mencapai
diharapkan,
tujuan
maka
seperti
hendaknya
yang guru
anak
dan secara
menghindarkan
Sehubungan dengan hal tersebut,
PAUD/TK dalam melaksanakan kegiatan
berdasarkan hasil pengamatan guru
permainan pembiasaan melakukan montase
lapangan,
atau,
melakukan kegiatan latihan kemampuan
memperhatikan
prinsip-prinsip
nampak
guru
telah
di pula
seperti berikut :
kreativitas
1. Dalam pelaksanaannya, kemampuan
kegiatan sebagaimana anjuran Depdiknas,
pengembangan ,tekhnik
kreativitas
montase
yang
melelui
(1997:
diharapkan 9
mengikuti anjuran langkah
8)
bahwa
langkah-langkah
penyajian
kegiatan
bidang
keefektifan berkenaan dengan jalan, upaya,
kreativitas
teknik, strategi yang digunakan dalam
anak, adalah pertama-tama melakukan
mencapai suatu tujuan secara tepat dan
kegiatan latihan pendahuluan dilanjutkan
cepat, dan di dalam keefektifan ada unsur
dengan kegiatan latihan Inti; dan diakhiri
relevansi yang saling terintegrasi dengan
dengan kegiatan latihan penenangan.
komponen-komponen
pengembangan
pada
kemampuan
lainnya yang ada
Kenyataan ini dapat dipahami,
dalam suatu proses, keadaan dan situasi,
karena kemungkinan besar nilai tingkat
ataupun kegiatan-kegiatan, dan unsur ini
kemampuan
berkenaan dengan kesesuaian antara apa
anak
terhadap
indikator
penilaian sesuai tema pembelajaran yang
yang
mencapai rata-rata nilai yang berkategori
dilaksanakan
”BSB dan BSH” tersebut,
dilaksanakan guru. Dalam hal ini, telah
karena guru
digunakan
dengan
apa
yang
serta apa yang seharusnya
melaksanakan kegiatan montase disertai
nampak
dengan upaya, teknik, atau metode dalam
montase yang dilaksanakan guru bersama
membelajarkan anak didik sehingga dapat
anak didiknya di TK “Putri Ananda”.
pula
mencapai
suatu
tujuan
yang
relevan
pula dengan aktivitas
Pengembangan dan pertumbuhan
diharapkan guru secara tepat. Pembahasan
kemampuan kreativitas
anak tidak akan
ini, dikuatkan pula dengan data hasil
berkembang
kualitas
tanggapan baik yang diberikan anak didik,
berkategori
yang seluruh anak menyenangi kegiatan
begitu
montase yang dilaksanakan guru mereka
keterampilan/kemampuan
dengan bentuk-bentuk yang menantang,
dipelajari dan dilatihkan sedini mungkin.
menarik dan menyenangkan mereka. Hal
Perkembangan kreativitas
seperti itulah, dipandang sebagai faktor
oleh faktor yang mencakup kesiapan
yang menyebabkan pencapaian nilai akhir
belajar/berlatih, kesempatan berpraktek,
sebagian
model
besar
pengembangan
Anak
pada
kemampuan
bidang
dengan baik
saja,
melalui
kematangan
melainkan
bimbingan,
yang
itu
juga harus
dipengaruhi
pemberian
kreativitas
stimulasi/latihan dan tuntunan yang baik,
memperlihatkan pencapaian nilai akhir
karena setiap kemampuan kreativitas harus
yang berkategori ”BSB” (5 orang Anak)
dipelajari dan dilatihkan secara individu
dan ”BSH” (9 orang Anak). pembahasan
dan sebaiknya kemampuan itu diberikan
hasil
telah
secara bertahap dan berulang satu demi
dideskripsikan di atas, senada dengan
satu. Apabila salah satu faktor tersebut
pandangan yang diberikan oleh Sudjana,
tidak
(1995: 59), yang mengemukakan bahwa
kemampuan kreativitas anak akan berada
sebagaimana
yang
10
ada,
maka
perkembangan
di bawah kemampuan anak yang seusianya,
usia dini akan tetapi seluruh potensi
(Depdiknas, 1997: 2). Sesuai dengan tujuan
perkembangan yang dimiliki anak, dalam
itu, maka anak didik usia dini di lembaga
hal
PAUD harus dilatihkan imajinasinya yang
kemampuan kreativitas. Berdasarkan hasil
akan
olahan
membantu
kreativitasnya
kelak,
perkembangan sehingga
ini
aspek
data
pengembangan
sebagaimana
bidang
yang
telah
dengan
ditampilkan secara deskriptif pada Tabel di
begitu anak didik dapat dengan mudah
atas, dapat diinterpretasikan bahwa dengan
memahami, mengikuti dan mencoba untuk
adanya pelaksanaan kegiatan
melatihkannya sendiri hingga mampu
tekhnik
Anak (anak didik ) di TK Putri
montase
pembelajaran
dengan
pada
bidang
program
pengembangan
Ananda yang berdasarkan data nilai akhir
kemampuan kreativitas pada anak didik di
pada halaman lampiran secara keseluruhan
TK “Putri Ananda”, dapat terlaksana
sejumlah 87,5% Anak (14 anak didik)
dengan baik dengan nilai akhir 87,5 % atau
berhasil
14 anak dalam menyerap dan menguasai
memperoleh
nilai
kemampuan
kreativitas
pembelajaran
bidang
dari
tingkat hasil
seluruh
menu
pembelajaran
latihan
pengembangan
kemampuan melakukan montase dengan
pembelajaran melalui tekhnik montase
perolehan nilai konversi penguasaan akhir
dengan kriteria perolehan nilai akhir yang
terhadap
berkategori BSB dan BSH, Sehingga dari
antara 2,50- 4,00, dengan rata-rata secara
hasil ini pula, dapat dikatakan bahwa
klasikal mencapai nilai 87,5% Hasil ini
secara klasikal berdasarkan kriteria yang
memberi pula makna, bahwa nilai konversi
diterapkan pada penelitian ini dipandang
yang
telah mampu atau berhasil. Uraian di atas,
sebagaimana
memberi
dicapai pada penelitian ini telah terpenuhi.
pemahaman
bahwa
kegiatan
pembelajaran, yang dalam hal ini, dengan
sejumlah
berkriteria yang
Pelaksanaan
indikator
BSB
mencapai
dan
BSH
diharapkan
dapat
kegiatan
montase
melakukan kegiatan pembelajaran melalui
yang dilaksanakan peneliti bersama guru
tekhnik montase pada anak, adalah suatu
pada pembelajaran bidang peningkatan
wahana atau sarana/alat yang berfungsi
kreativitas dipandang telah berhasil mampu
untuk
stimulus-stimulus
secara aktif membantu Anak untuk dapat
pembelajaran yang dapat dimanfaatkan
menyerap dan menguasai seluruh materi
secara efektif untuk mencapai tujuan
permaianan yang diberikan guru dalam
pembelajaran atau pendidikan anak usia
rangka
dini yang bukan saja pada satu aspek
kemampuan kreativitasnya.
menyalurkan
bidang pengembangan kemampuan anak 11
mengembangkan
potensi
sejawat dalam membuat montase dalam
KESIMPULAN DAN SARAN
proses Berdasarkan hasil analisis data dan
peningkatan
pembahasan penelitian ini, maka dapat
deskriptif
perolehan
diharapkan
setelah
anak
dalam
hasil
penelitian
ini
dapat
dijadikan sebagai bahan rujukan untuk
kemampuan kreativitas seluruh anak di TK Ananda
rangka
Kepada peneliti-peneliti berikutnya nilai
pencapaian akhir tingkat perkembangan ”Putri
kreativitas
dalam
pembelajaran di Taman Kanak-kanak.
ditarik beberapa kesimpulan, bahwa: Secara
pembelajaran
melakukan penelitian yang serupa atau
mengikuti
lebih mengembangkan maksud dan tujuan
serangkaian kegiatan pembelajaran dengan
penelitian ini sesuai dengan masalah
aktivitas pembelajaran montase, secara
pembelajaran yang ditemukan di Taman
klasikal mencapai skor nilai dalam bentuk
Kanak-kanak.
persentase yakni 87,5% atau 14 anak dari jumlah keseluruhan yakni 16 anak dengan
DAFTAR PUSTAKA
kriteria penilaian pengembangan dalam
Depdiknas, 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ke 3. Jakarta: Balai Pustaka
konversi
BSH
keefektifan
+BSB.
pelaksanaan
Sedangkan pembelajaran,
Munandar, 2012.Pengembangan kreativitas anak. Bandung. Rineke Cipta
keterlaksanaan skenario pembelajaran yang dilakukan
guru
pada
saat
mengajar
mencapai 90 % telah terlaksana dengan Minderop, 2005. Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
baik. Selanjutnya Aktivitas Anak dalam pembelajaran
montase
telah
berahasil
mencapai 87,5% berhasil dengan baik.
Mulyono,1983 Kurikulum Berbasis Kompetensi (Konsep Karakteristik dan Implementasi). Bandung: PT. Remaja Rodakarya
Beberapa saran yang dapat dikemukakan berdasarkan temuan hasil peneliti sebagaimana yang disimpulkan di atas, ada-
Rohidi,1994. Panduan Kreativ membuat Bahan ajar inovatif. Jogyakarta. Diva press
lah seperti berikut: Untuk
meningkatkan
kreativitas
anak dalam materi seni rupa pada PAUD, disarankan
Sofyan Salam,2001.Pendidikan Seni Rupa Di Sekolah Dasar. Universitas Negeri Makasar. Makasar.
agar guru dapat mendorong
anak didik lebih aktif, dan kreatif untuk bereksplorasi
dan
berekspresi
dengan
berbagai pengalaman yang dimilikinya. Guru dapat berkolaborasi dengan teman 12