ARTIKEL ILMIAH BAGIAN DARI TESIS Hiasan Dinding Bentuk Rumah Adat Mekongga Fatmawaty1), Amiruddin Rahim2), Sahlan3)
1. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Program Pascasarjana UHO 2. Dosen Program Studi Pendidikan Seni Program Pascasarjana UHO 3. Dosen Program Studi Pendidikan Seni Program Pascasarjana UHO
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 2016
Hiasan Dinding Bentuk Rumah Adat Mekongga Fatmawaty1), Amiruddin Rahim2), Sahlan3) *1,2,3 Program Studi Pendidikan Seni Pascasarjana Universita Halu Oleo, Kendari
Masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimakah proses kreatif pembuatan hiasan dinding bentuk rumah adat Mekongga dengan teknik kolase? (2) Apakah makna yang terkandung pada bentuk rumah adat Mekongga? (3) Bagaimanakah impelementasi hiasan dinding bentuk rumah adat Mekongga terhadap pembelajaran seni di sekolah? penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mendeskripsikan proses kreatif pembuatan hiasan dinding bentuk rumah adat Mekongga dengan teknik kolase. (2) Mendeskripsikan makna yang terkandung pada rumah adat Mekongga. (3) Mendeskripsikan impelementasi hiasan dinding bentuk rumah adat Mekongga terhadap pembelajaran seni di sekolah . Jenis penelitian dan metode yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis semiotika model Roland Barthes yang terdiri dari tahapan signifikasi denotasi dan signifikasi konotasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk rumah adat Mekongga dapat dikembangkan menjadi produk kerajinan teknik kolase melalui tahapan sebagai berikut : (1) Proses ide kreatif, (2) Sketsa, (3) Gambar kerja, (4) Proses pembuatan produk (5) Makna rumah adat Mekongga (6) Implementasi hasil penelitian terhadap pembelajaran. Hasil penelitian diuraikan sebagai berikut, pertama proses pembuatan produk kerajinan dalam bentuk rumah adat Mekongga dengan teknik kolase menggunakan bahan lidi dipadukan dengan limbah kardus, meliputi : (1) Proses ide kreatif, (2) Sketsa, (3) Gambar kerja, (4) Proses pembuatan produk. Kedua yaitu mengenai makna yang terkandung pada simbol-simbol rumah adat Mekongga. Ketiga mengenai penerapan hasil penelitian kepada peserta didik.
1
Kesimpulan bahwa teknik kolase bentuk rumah adat Mekongga dapat dikembangkan menjadi produk kerajinan yang berorientasi pada kearifan lokal dan sebagai salah satu produk cinderamata khas Sulawesi Tenggara khususnya kabupaten Kolaka.
Wall Decoration in the Shape of Mekongga Custom House
The problems addressed by this study were (1) how is the creative process of making wall decoration in the shapeof Mekongga custom house done by using collage technique? (2) what meanings are contained in the shape of Mekongga custom house? (3) how is the wall decoration in the shape of Mekongga custom house implemented in the teaching of arts at schools? The purposes of this study were: (1) to describe the creative process of making wall decoration in the shape of Mekongga custom house by using collage technique; (2) to describe the meanings that are contained in the shape of Mekongga custom house; (3) to describe theimplementation of Mekongga custom house shape in the teaching of arts at schools. The type of method used in this study was a descriptive qualitative research. Techniques of data collection included observation, interview, and study of documents. Data obtained were analyzed using Roland Barthes model of semiotic analysis, which consisted of two stages: denotative significance and connotative significance. Results of the study show that the shape of Mekongga custom house can be developed into handcrafted products by applying a collage technique with the following stages: (1) a process of creative idea; (2) sketching; (3) making work plan; (4) process of making the product; (5) meanings of Mekongga custom house; (6) implenentaion of research result on teaching. The results of the study can be elaborated as follows: firstly, a process of making handcrafted product in the shape of Mekongga custom house which applies a collage technique using straw sticks and cardboard is as follows: (1)a process of creative idea; (2) sketching; (3) making work plan; (4) process of
2
making the product. Secondly, there are some meanings contained in the symbols of Mekongga custom house. Thirdly, the results of the study can be implemented to school students. The conclusion is that, by using a collage technique, wall decoration in the shape of Mekongga custom house can be developed into handcrafted products that are oriented towards local wisdom and can be produced to become souvenirs typical of Southeast Sulawesi, particularly Kolaka regency.
Keywords: wall decoration, shape, Mekongga custom house Seni
Nusantara
adalah
beragam
kerajinan
bentuk kesenian yang tumbuh dan berkembang
di
untuk
melestarikan
kebudayaan.
masing-masing
daerah yang ada di seluruh wilayah
Untuk
pengembangan
Indonesia. Ragam bentuk kesenian
sangat
diperlukan
nusantara tumbuh sebagai hasil olah
produk
kerajinan
budaya
Kabupaten Kolaka. Oleh sebab itu
masyarakat
yang
hidup
kreativitas,
variasi yang
jenis
ada
di
disuatu wilayah sesuai dengan adat
pengembangan
istiadat dan kondisi lingkungannya,
kerajinan lokal yang bercirikan khas
diwariskan
turun-temurun
daerah perlu dikembangkan lagi
yang senantiasa dijaga kelestariannya
dengan menggunakan bahan yang
sebagai nilai identitas dan eksistensi
mudah disediakan alam. Bahan-
kebudayaan suatu daerah.
bahan tersebut diantaranya lidi dari
secara
produk-produk
daun tanaman kelapa sebagai bahan Kerajinan adalah hal yang berkaitan
utama dalam pembuatan kerajinan.
dengan buatan tangan atau kegiatan yang berkaitan dengan barang yang
Berdasarkan hal tersebut peneliti
dihasilkan
bermaksud
melalui
keterampilan
membuat
produk
yang memiliki
bentuk
tangan. Kabupaten Kolaka sebagai
kerajinan
daerah yang sedang berkembang
berbeda namun tetap mengacu pada
tentu ingin mengembangkan produk
simbol-simbol lokal. Salah satunya adalah bentuk rumah adat Mekongga
3
sebagai ide kreatif dalam membuat
mungkin dalam rangka membantu
produk kerajinan. Alasan memilih
melestarikan rumah adat Mekongga.
rumah adat Mekongga sebagai acuan
Tujuan penelitian ini adalah (1)
membuat karya seni dalam bentuk
Mendeskripsikan
kolase adalah untuk melestarikan
rumah adat Mekongga dengan teknik
pelajar, masyarakat dan wisatawan keberadaan
rumah
kolase. (2) Mendeskripsikan makna
adat
yang terkandung pada rumah adat
Mekongga sebagai bentuk edukasi
Mekongga.
sejarah kebudayaan Mekongga.
rumah
dengan
adat
teknik
rumah
pembelajaran
Seni
pada
Budaya
Keterampilan
(SBK),
pengembangan
kreativitas
gambar
buatan manusia yang mengandung ekspresi dan keindahan. Seni rupa adalah seni yang nampak oleh indra
yang
penglihatan dan wujudnya terdiri dari unsur rupa berupa titik, garis,
salah satunya bentuk rumah adat Selain
bidang atau ruang, bentuk atau
sebagai
wujud, warna, gelap terang, dan
implementasi hasil penelitian hiasan dinding
bentuk
rumah
tekstur (Suryahadi, 2008: 21).
adat
Mekongga terhadap pembelajaran
Menurut Arini dkk (2008: 289-294),
seni di sekolah, sekaligus juga sebagai
upaya
bentuk
budaya
seni rupa dibedakan ke dalam tiga
memperkenalkan lokal
terhadap
intinya adalah sama yaitu sama-sama
anak
mengacu pada simbol-simbol lokal,
Mekongga.
Mekongga
Seni rupa dengan jenis seni lain
untuk
lidi maka kegiatan menghias dapat diatas
adat
KAJIAN PUSTAKA
Dan
dalam membuat kolase dengan bahan
dilakukan
Mendeskripsikan
pembelajaran seni di sekolah.
Mekongga
kolase
(3)
impelementasi hiasan dinding bentuk
Dalam penerapan hiasan dinding bentuk
kreatif
pembuatan hiasan dinding bentuk
sekaligus memperkenalkan kepada
tentang
proses
kategori, yaitu seni rupa murni (seni
Sulawesi
murni), kriya dan desain. Dari tiga
Tenggara kepada peserta didik sedini
kategori seni
4
rupa
diatas,
maka
hiasan
dinding
masuk
dalam
Hiasan dinding adalah komponen
kategori seni kriya yang menitik
yang diperlukan untuk mempercantik
beratkan pada kemahiran membuat
dekorasi
produk.
adat
memiliki jenis yang beragam, salah
dalam hal ini rumah adat Mekongga
satunya adalah lukisan, gambar, dan
termasuk
berbagai
Sedangkan
dalam
rumah
kategori
desain
arsitektur. Seperti yang dipaparkan oleh Yunanto, desain
merancang
arsitektur
bangunan
bentuk
atau
kerajinan
lainnya
(Teknowrap, 2013: 1). Rumah adat adalah bangunan yang
adalah seni desain yang mendesain dan
rumah. Hiasan dinding
memiliki ciri khas, digunakan untuk
sebuah
tempat hunian oleh suatu suku
gedung-gedung.
bangsa
Desain ini idealnya memang untuk
tertentu.
Rumah
adat
merupakan salah satu representasi
merancang bentuk luar dari sebuah
kebudayaan yang paling tinggi dalam
ruangan atau bangunan. Arsitektur
sebuah komunitas suku/masyarakat.
mencakup desain taman, halaman,
Sebagai bagian dari bangunan rumah
tata kota, dan desain bangunan-
adat tradisional Indonesia, rumah
bangunan umum lainnya (Yunanto,
adat Mekongga merupakan salah
2015:1).
satu
seni
produk
kebudayaan.
Dari segi wujud dan bentuknya, seni
Apabila dilihat dari bentuk bentuk
rupa terbagi menjadi dua, karya seni
visual
maupun
rupa dua dimensional dan karya seni
tampak
bahwa
rupa tiga dimensional (Dermawan,
Mekongga merujuk kepada unsur
2014:10). Kolase sebagai teknik
budaya
dalam pembuatan hiasan dinding
disesuaikan dengan kejadian dan
bentuk rumah adat merupakan wujud
pola
seni
Mekongga masa lampau.
dua
Sehingga penelitian
dimensi secara ini
(dwi
matra).
keseluruhan
berhubungan
Pada
erat
dan
pemaknaannya, rumah
tradisi
tingkah
dasarnya
laku
lokal
adat
yang
masyarakat
membuat
hiasan
dinding dengan tema rumah adat
dengan seni rupa.
dapat dilakukan dengan berbagai teknik pembuatan, salah satunya
5
adalah
teknik
Kolase
Menurut Ahmadi (2013:10) setiap
dipahami sebagai suatu teknik seni
Istana atau rumah adat kaya akan
menempel berbagai macam materi
makna
selain cat, seperti kertas, kain, kaca,
terdapat simbol – simbol yang
logam dan lain sebagainya kemudian
menjadik
dikombinasi dengan penggunaan cat
membedakan dengan istana raja yang
(minyak)
ada di daerah lain.
atau
kolase.
teknik
lainnya
(Susanto, M., 2002:63).
simbolik.
Setiap
ciri
bagian
khas
yang
Simbol pada
rumah adat memiliki arti penting dalam hubungannya dengan seni
Untuk menerapkan teknik kolase
dekorasi, untuk itu perlu dikaji dan
pada hiasan dinding bentuk rumah
dipahami tentang makna filosofi
adat Mekongga, bahan utama yang
serta nilai seninya.
digunakan berasal dari bahan alam yaitu lidi daun kelapa dengan warna
Dalam membuat karya seni hiasan
dan tekstur yang alami, selain itu
dinding dengan teknik kolase, tidak
bahan pendukung sebagai material
lepas dari unsur keindahan. Estetika
tambahan digunakan bahan bekas
adalah ilmu yang mempelajari segala
yaitu kardus.
sesuatu
simbol-simbol.
(Djelantik,
berasal dari bahasa Yunani yaitu
diwujudkan
sedangkan dalam kamus modern
mengandung
hal
yang
arti
tertentu
dan
kesetiaan,
sebagai
tanda
Keindahan
melalui
penerapan
titik, garis, bidang, bentuk, warna dan tekstur yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip seni rupa.
tersembunyi seperti cincin sebagai tanda
9).
unsur-unsur seni rupa yang meliputi
ini
suatu
1999:
dalam suatu produk seni rupa dapat
“simbolos” yang berarti “ciri,tanda”,
merupakan
dengan
dari apa yang kita sebut keindahan
Simbol
Indonesia berarti lambang,
berkaitan
keindahan, mempelajari semua aspek
Selain bentuknya, rumah adat juga memiliki
yang
lampu
merah
Dalam pembuatan karya seni hiasan
berhenti
(Zain,
dinding
1988:159).
seniman.
dituntut
kreativitas
Djelantik
(1999:
dari 80)
mengatakan Kreativitas menyangkut
6
penemuan sesuatu yang “seni” nya
tentang signifikasi dua tahap, yaitu
belum pernah terwujud sebelumnya.
denotasi
Apa yang dimaksud dengan “seni”
adalah definisi objektif kata tersebut,
nya tidak mudah di tangkap karena
sedangkan konotasi adalah makna
ini
menyangkut
dan
konotasi.
Denotasi
sesuatu
yang
subjektif atau emosionalnya (Sobur,
konseptual.
Yang
2003 : 263). Simbol-simbol tersebut
bukanlah
hanya
seperti pada anjungan rumah adat
“wujud” yang baru, tetapi adanya
Mekongga yang berbentuk mata
pembaharuan dalam konsep-konsep
tombak, perisai dan tempat jimat
estetikanya sendiri, atau penemuan
serta simbol-simbol yang bersifat
konsep yang baru sama sekali.
denotasi dan makna-makna yang
Proses kreatif pada kerajinan hiasan
terkandung pada rumah adat bersifat
dinding
konotasi.
prinsipil
dan
dimaksudkan
bentuk
rumah
adat
Mekongga adalah pemanfaatan lidi Jenis penelitian ini adalah deskriptif
daun kelapa sebagai bahan kerajinan
kualitatif yaitu menguraikan tahapan-
dan kertas kardus sebagai bahan tambahan
dengan
tahapan dalam proses penerapan
menggunakan
bentuk
teknik kolase.
rumah
adat
Mekongga
dengan teknik kolase menjadi sebuah Dalam rumah adat terdapat tanda-
produk kerajinan serta makna yang
tanda yang memiliki makna. Kata
terkandung
Semion berasal dari kata Yunani
Mekongga.
dalam
rumah
adat
yang berarti tanda. Tanda adalah sesuatu yang terdiri pada sesuatu
Lokasi penelitian ini adalah terletak
yang lain atau menambah dimensi
di
yang berbeda pada sesuatu, dengan
Sulawesi Tenggara. Waktu penelitian
memakai apapun yang dapat dipakai
yaitu selama 3 bulan, yaitu bulan
untuk
Maret sampai dengan Mei 2016.
mengartikan
sesuatu
hal
lainnya (Bergerf, 2010:1).
Kabupaten
Teknik
Kolaka
pengumpulan
provinsi
data
yang
Semiotik berdasarkan teori Roland
dilakukan penulis dengan antara lain
Barthes memfokuskan pada gagasan
:
7
(a)
Observasi,
pengamatan
langsung
dilakukan
dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN
mengunjungi Kabupaten Kolaka dan
Latar
mengamati rumah adat Mekongga
XII sampai abad XIII hidup dalam
penelitian ini menggunakan jenis
keadaan tidak tentram dan sangat
wawancara semi terstruktur. yaitu garis
mencekam karena adanya gangguan
besar
dari
pokok-pokok pembicaraan, (c) Studi dokumentasi,
studi
Adat
Masyarakat Mekongga pada abad
Kabupaten Kolaka, (b) Wawancara,
membuat
Rumah
Mekongga
dan jenis-jenis kerajinan yang ada di
interviwer
Belakang
burung
Konggaaha.
Untuk
mewujudkan perasaan aman, konon
dokumen
mereka tinggal pada suatu rumah
dilakukan untuk mencari data-data
yang mereka namakan raha mbuu
serta foto-foto atau gambar-gambar
(rumah pokok). Rumah ini berukuran
yang terkait dengan rumah adat suku
sangat besar dan tinggi sehingga
Mekongga.
dapat menampung banyak orang dan data,
dibuat secara bergotong royong.
analisis
Pada saat itu arsitektur tradisional
semiotika model Roland Barthes
tidak mementingkan wujud fisik tapi
yang
Dalam
melakukan
peneliti
analisis
menggunakan
dua
tahap
yang
pertama
tahap
tersebut adalah bagaimana proses
signifikasi denotasi dan tahap kedua
pengerjaannya sampai proses untuk
signifikasi konotasi. Dalam hal ini
ditinggali
denotasi lebih diasosiasikan dengan
melindungi diri dan memenuhi rasa
ketertutupan
aman dari gangguan cuaca dan
menggunakan
signifikan
konotasi
Tahap
makna.
identik
Sedangkan
dengan
terpenting
dengan
dari
bangunan
tujuan
untuk
binatang buas.
operasi
ideologi, yang disebutnya sebagai untuk
Seiring berjalannya waktu, rumah
mengungkapkan dan memberikan
adat Mekongga tidak lagi hanya
pembenaran bagi nilai-nilai dominan
mementingkan fungsi dasar rumah
yang berlaku dalam suatu periode
sebagai
tempat
tertentu.
memberi
perlindungan
’mitos’
dan
berfungsi
8
tinggal, dan
yaitu rasa
aman, rumah adat Mekongga juga
menggunakan pensil warna atau
memperhatikan bentuk fisik dan
langsung menggunakan media yang
symbol-symbol dekorasinya untuk
akan dipakai (Budiyatmi, 2014:36).
memperindah
Sketsa
arsitektur
yang
juga
bertujuan
tentunya memiliki makna dan nilai
menampilkan
historis.
desain dengan konsep yang sama
Bentuk
Rumah
alternatif
akan tetapi dengan bentuk desain
Proses Kreatif Pembuatan Hiasan Dinding
berbagai
untuk
yang tidak sama.
Adat
Mekongga dengan Teknik Kolase
3) Gambar Kerja Gambar kerja disebut juga gambar
1) Ide Kreatif
acuan
Rancangan karya dimulai dengan
merealisasikan antara ide ke dalam
membuat
sket
wujud fisik. Gambar kerja pun terdiri
alternatif untuk memperoleh bentuk
dari berbagai unsur, yang memuat
terbaik. Proses menggambar sket ini
informasi mengenai dimensi, bahan,
dengan
dan warna.
beberapa
desain
melakukan
pengamatan
yang
digunakan
untuk
terhadap bentuk dan bagian yang 4) Proses Pembuatan Kerajinan
terdapat pada rumah adat Mekongga
Hiasan Dinding Teknik Kolase
yang memiliki ciri khas tertentu. Ide kreatif
ini
adalah
rumah
Proses pembuatan melalui beberapa
adat
tahapan, yaitu :
Mekongga khususnya tampak depan
Tahap Persiapan :
rumah adat sebagai acuan visual yang
bentuknya
a. Menyiapkan tempat kerja yang
dikembangkan
kondusif
menjadi sebuah karya seni berupa
b. Persiapan peralatan yang akan
hiasan dinding yang menerapkan
digunakan
teknik kolase.
c. Mempersiapkan bahan berupa lidi 2) Sketsa
sebagai bahan utama dan kardus
Proses menggambar yang paling
sebagai bahan pendukung.
awal adalah mengsket atau membuat
Tahap Pengerjaan :
rancangan
a. Memperhatikan gambar kerja
gambar
dengan
9
b. Memotong tripleks
aspek konotatif (makna dari tanda
c. Menyemprotkan cat dasar
visual). Antara lain sebagai berikut :
d. Memotong mal
/
pola
yang
1) Anjungan Puncak (Mahkota)
sebelumnya telah digambar atau
a.
diciplak diatas kertas putih
Makna denotative a) Karada
e. Memoleskan lem pada mal / pola
(mata
memiliki
dengan menggunakan lem kertas
melengkung
f. Menempelkan mal / pola pada
tombak)
bentuk
yang
pada
kedua
sisinya dan meruncing tajam
tripleks.
pada bagian puncak pertemuan
g. Memotong
lidi
menggunakan
kedua sisi.
pisau cutter
b) Kinia (perisai) memiliki bentuk
h. Menempelkan lidi pada bagian
persegi
tiang dari bentuk rumah adat
dengan
kalosara
i. Menempelkan lidi pada bagian
dan
konggoaha
isian susunan atap
gambar burung
pada
bagian
tengahnya yang telah distilir.
j. Menempelkan lidi pada bagian
c) Loe-loe
bawah hiasan rumah adat
(tempat
jimat)
memiliki bentuk melengkung
k. Menempelkan bentuk tambahan
yang meruncing pada bagian
seperti bentuk bukit, gunung, atau
bawahnya dan melekat atau
bentuk
menggantung dibawah kinia.
pohon
kelapa
atau
tumbuhan lainnya.
b. Makna konotatif
l. Penyemprotan clear transparan.
a) Karada memiliki
(mata
tombak)
makna
sebagai
Makna yang Terkandung pada
peralatan perang yang dalam
Rumah Adat Mekongga
sejarah awal mula berdirinya kerajaan Mekongga, karada
Makna pada simbol yang terdapat
adalah senjata yang digunakan
pada rumah adat Mekongga dikaji
Larumbalangi
dalam bentuk analisis konsep Roland
membunuh
burung Konggaaha.
Barthes yang menggunakan aspek
b) Kinia (perisai) memiliki makna
denotative (tanda-tanda visual) dan
sebagai
10
peralatan
untuk
menangkis
serangan
dalam
peperangan.
Seperti
halnya
Kap depan (powire) terdiri dari
merupakan
tiga tingkatan memiliki makna:
karada,
kinia
b. Makna konotatif kap depan
senjata yang digunakan untuk
tingkatan
melawan burung konggaaha
masyarakat kelas atas yaitu raja
dalam menangkis serangan.
dan keturunan, tingkatan tengah
c) Loe-loe
(jimat)
makna
memiliki
lambang
masyarakat
kelas
menengah yaitu kaum pelaksana
menggantung jimat pada kinia
pemerintahan, tingkatan bawah
memiliki
lambang kaum rakyat jelata.
makna
untuk
menangkis serangan roh-roh
4) Tiang rumah
jahat dan sebagai perlindungan
a.
berbentuk segi empat.
Makna denotative Penahan
Makna denotative tiang rumah Tiang rumah berjumlah 70 buah
2) Penahan Mahkota b.
mahkota
berbentuk
Makna konotatif tiang rumah Rumah raja yang memiliki tiang
tawa lode / buru mbaku (pucuk
rumah
pakis)
membentuk
bermakna
kekuatan
melingkar-
menopang
raja
Mekongga,
rumah
berbentuk
yang
lengkungan
b.
lambang
perlindungan,
untuk mengusir binatang buas.
a.
atas
dan
sebanyak
70
buah yang
lingkar.
Tiang
Makna konotatif
segiempat yang melambangkan
Tawa
lode
/
buru
mbaku
4
melambangkan kesuburan dan kemakmuran,
Getah
dan
wilayah
kerajaan
Mekongga.
tanaman
5) Tangga Rumah
pakis berkhasiat mensterilkan luka-luka
bagian
a.
menghambat
Makna denotative tangga rumah Tangga rumah terdiri dari 3 buah
darah yang keluar dari tubuh.
yaitu satu tangga utama dan dua tangga samping.
3) Bentuk Kap Depan a. Makna denotative
b.
Makna konotatif tangga rumah
Kap depan (powire) terdiri dari
Tangga rumah terdiri dari 3 buah
tiga tingkatan.
tangga merupakan lambang dari
11
a)
tiga bagian dari kalosara, secara
6) Tangga Utama
fisik kalosara terdiri dari tiga
a.
bagian, yaitu :
Tangga utama terdiri tujuh anak
Siwole/talam (pengalas kalosara
tangga dengan pion –pion yang
yang
berjejer di samping tangga.
terbuat
dari
anyaman
pandan berbentuk segi empat),
b.
Makna konotatif tangga utama
siwole tersebut melambangkan
Tujuh
Wonua/Negeri;
melambangkan tujuh orang /
b) Kinawo/okati,
(kain
anak
tangga
tersebut
wilayah Toonomotua. Pion –
berfungsi untuk membungkus
pion yang berjejer di samping
kalosara)
tangga melambang prajurit yang
melambangkan
rakyat/masyarakat, juga sebagai
sedang berjaga.
lambang kesucian; c)
Makna denotative tangga utama
7) Tangga Samping
O ue (rotan), melambangkan
a.
Makna denotative
Bokeo/Raja (pemerintah),
Tangga
rotan dililit menjadi 3 (tiga)
disamping kiri dan disamping
lingkaran sebagai simbol adat,
kanan terdiri dari lima buah anak
agama, dan manusia. Kedua
tangga.
ujung rotan dipertemukan dalam satu
simpul
lambang kekompakan. pertama
ikatan
b.
samping,
baik
Makna konotatif
sebagai
Lima buah anak tangga pada
persatuan
dan
tangga samping melambangkan
Ujung
rotan
rukun islam dan lima waktu
dinaikkan
keatas
shalat.
(dimunculkan) sebagai simbol
8) Liesplank
bahwa dalam musyawarah maka
Liesplank bergambar motif tabere
yang harus dipatuhi hanyalah
(tabir). Tabere terdiri dari 3
aturan adat. Ujung rotan yang
bagian motif yaitu buru mbaku,
kedua
konggaaha, ulu nggarambau.
ditekuk
(tersembunyi)
yang
kebawah bemakna
a.
sesuatu yang tidak baik jangan
Makna denotative motif tabere a) Buru mbaku / tawa lode
ditampakkan.
(pucuk
12
pakis)
yang
membentuk lengkungan dan
a. Makna denotative
melingkar seperti pucuk pakis
Motif timbawo berbentuk bujur
yang baru tumbuh.
sangkar, dengan gambar-gambar
b) Konggaaha (burung garuda)
symbol
berbentuk lengkungan yang
menggambarkan
yang
diletakkan secara simetris.
kemudian bertemu dengan berlawanan
didalamnya
b. Makna konotatif
arah
Makna dari motif timbawo secara
bentuk
keseluruhan menceritakan tentang
sayap.
proses
c) Nggarambau (kepala kerbau),
pembunuhan
burung
konggaaha.
berbentuk melengkung kedua sisinya
yang
bertemu
Impelementasi Hiasan Dinding
menggambarkan
tanduk
Bentuk Rumah Adat Mekongga
kerbau. b.
Terhadap Pembelajaran Seni Di
Makna konotatif pada motif
Sekolah
tabere Muatan
a) Buru mbaku / tawa lode (pucuk
pakis)
memiliki
makna
sebagai
tumbuhan
bermakna
kesuburan
yang
keterampilan diamanatkan
dan kemakmuran.
ancaman
sebagaimana
yang
dalam
Peraturan
Pemerintah
Republik
Indonesia
Nomor
tahun
19
2005
tentang
pelajaran karena budaya itu sendiri meliputi segala aspek kehidupan.
c) Nggarambau (kepala kerbau),
Dalam mata pelajaran Seni Budaya
Nggarambau melambangkan
dan Keterampilan, aspek budaya
kemakmuran.
tidak dibahas secara tersendiri tetapi
9) Plafon Rumah
terintegrasi dengan seni. Karena itu,
Plafon rumah adat memiliki motif yang
dan
hanya terdapat dalam satu mata
bagi
masyarakat Mekongga.
timbawo
budaya
Standar Nasional Pendidikan tidak
b) Konggaaha (burung elang) bermakna
seni
mata pelajaran Seni Budaya dan
menceritakan
Keterampilan
kepahlawanan suku Mekongga.
13
pada
dasarnya
merupakan pendidikan seni yang
KESIMPULAN
berbasis budaya.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan
Pada materi pelajaran Seni Budaya
bahwa sebagai berikut :
dan Keterampilan (SBK) kelas II
Proses kreativitas hiasan dinding
sekolah
kolase
bentuk
rumah
adat
menempelkan
dengan
teknik
Kolase
dasar,
dilakukan
teknik
dengan
Mekongga dimulai
kertas marmer, pelepah pisang atau
dengan penemuan ide, ide yang
biji-bijian pada gambar yang telah
dimaksud dalam penelitian ini adalah
disediakan. Sedangkan pada kelas III
bentuk rumah adat Mekongga di
sekolah dasar kegiatan siswa dengan
jadikan pedoman dalam pembuatan
teknik kolase adalah menghias kendi
karya
dengan kain perca, atau dengan
alternatif.
bahan-bahan alam.
produk kerajinan hiasan dinding
dengan
dengan Untuk
pengembangan
beberapa
Konsep
bentuk
karya
rumah
sketsa berupa
adat
kreativitas
Mekongga dari bahan lidi daun
anak dalam membuat kolase dengan
kelapa dengan perpaduan limbah
bahan lidi maka kegiatan menghias
kardus.
dapat dilakukan diatas gambar yang mengacu pada simbol-simbol lokal,
Makna yang terkandung dari rumah
salah satunya bentuk rumah adat
adat Mekongga terdapat pada simbol
Mekongga.
sebagai
anjungan
puncak
implementasi hasil penelitian hiasan
anjungan
samping,
dinding
adat
bentuk pagar, tiang rumah, tangga
Mekongga terhadap pembelajaran
utama, dan tangga samping serta
seni di sekolah, sekaligus juga
motif-motif dekorasi pada rumah
sebagai
upaya
adat Mekongga.
bentuk
budaya
Selain
bentuk
rumah
memperkenalkan lokal
Sulawesi
(Mahkota), bentuk
kap,
Implementasi hasil penelitian pada
Tenggara kepada peserta didik sedini
pembelajaran
mungkin dalam rangka membantu
pengembangan
melestarikan rumah adat Mekongga.
14
dilakukan kreativitas
untuk anak
Budiyatmi, 2014. Dasar-Dasar Desain SMK/MAK Kelas XI. Jakarta:Kementeria Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
dalam membuat kolase dengan bahan lidi maka kegiatan menghias dapat dilakukan
diatas
gambar
yang
mengacu pada simbol-simbol lokal,
Dermawan, Agus. 2014. Maestro Seni Rupa Modern Indonesia, Jakarta: Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.
salah satunya bentuk rumah adat Mekongga.
Selain
sebagai
implementasi hasil penelitian hiasan dinding
bentuk
rumah
adat Djelantik, A.A.M. 1999, Estettika sebuah pengantar, Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia: Bandung.
Mekongga terhadap pembelajaran seni di sekolah, sekaligus juga sebagai
upaya
bentuk
budaya
memperkenalkan lokal
Sobur, Alex. 2003. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sulawesi
Tenggara kepada peserta didik sedini mungkin dalam rangka membantu
Sutanto, Budiono Heru, 1987. Simbolisme dalam Budaya Jawa, Yogyakarta:PT.Hanindita Graha Widya.
melestarikan rumah adat Mekongga.
DAFTAR RUJUKAN
Suryahadi, A. Agung, 2008. Seni Rupa Menjadi Sensitif, Kreatif, Apresiatif dan Produktif jilid I. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Ahmadi, La Ode, 2013, “Pemahaman Tentang Sejarah yang Bernama Wolio-Butuni, Majalah Budaya Buton Edisi I, II, dan III Kendari : Yayasan Wolio Malagi.
Teknowrap, 2013. Manfaat hiasan dinding bagi rumah anda. http://teknowrap. com. Diakses pada tanggal 9 Mei 2016.
Arini, Sri Hermawati dan Ataswarin Oetopo, Rahmida Setiawati, Deden Khairudin, Martin Renatus Nadapdap, 2008. Seni Budaya Jilid 2. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Yunanto, Apit . 2015. Mengenal Seni Rupa. http://www.apyusa.com. Diakses tgl 10 Mei 2016. Zain, Sultan Muhammad, 1988. Kamus Indonesia Modern. Jakarta: Grafika.
Bergerf, Asa, Arthur. 2010. Pengantar Semiotika Tanda –Tanda Dalam Kebudayaan Kontemporer, Tiara Wacana : yogyakarta.
15