PENGARUH NET PROFIT MARGIN ( NPM ) TERHADAP DEBT TO EQUITY RATIO ( DER ) DAN DAMPAKNYA PADA EARNING PER SHARE ( EPS ) (Sensus Pada Perusahaan Food and Beverages Yang Terdaftar di BEI)
ARTIKEL Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi
Oleh: Triastuti Fitrianingrum NPM. 063403399
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA 2012
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF NET PROFIT MARGIN (NPM) TO DEBT TO EQUITY RATIO (DER) AND IMPACT ON EARNING PER SHARE (EPS) (Census In Food and Beverages Sector The Stock Exchange Listed in Indonesia)
Compiled By: TRIASTUTI FITRIANINGRUM
Guided by: Dr. Dedi Kusmayadi, SE., M.Si., Ak. (Counsellor I) Iwan Hermansyah, SE., M.Si., Ak. (Counsellor II)
The purpose of this research was to determine the influence of Net Profit Margin (NPM) of the Debt to Equity Ratio (DER) and its impact on Earning Per Share (EPS) which is listed on the Indonesia Stock Exchange, either partially or simultaneously. Data collection by recording data that has been published. In this study the authors use the analytical descriptive method with approach to the census of 13 Food and Beverages issuers listed on the Indonesia Stock Exchange. The results showed that (1) the influence of the Net Profit Margin (NPM) of the Debt to Equity Ratio (DER) has the effect of 29.5%, (2) the influence of the Net Profit Margin (NPM) are partial to the Earning Per Share (EPS) has effect of 41.5%, and the influence of Debt to Equity Ratio (DER) partially to Earning Per Share (EPS) has the effect of 5.6%, (3) the influence of the Net Profit Margin (NPM) and Debt to Equity Ratio (DER ) simultaneously to the Earning Per Share (EPS) has the effect of 63.6%.
ABSTRAK PENGARUH NET PROFIT MARGIN (NPM) TERHADAP DEBT TO EQUITY RATIO (DER) DAN DAMPAKNYA PADA EARNING PER SHARE (EPS) (Sensus pada Perusahaan Food and Beverages Yang Terdaftar di BEI)
Disusun oleh: TRIASTUTI FITRIANINGRUM
Dibawah Bimbingan: Dr. Dedi Kusmayadi, SE., M.Si., Ak. (Pembimbing I) Iwan Hermansyah, SE., M.Si., Ak. (Pembimbing II)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap Debt to Equity Ratio (DER) dan dampaknya pada Earning Per Share (EPS) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, baik secara parsial maupun simultan. Pengumpulan data dengan pencatatan data yang sudah dipublikasikan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analitis dengan pendekatan sensus sebanyak 13 Emiten Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap Debt to Equity Ratio (DER) mempunyai pengaruh sebesar 29,5%, (2) pengaruh Net Profit Margin (NPM) secara parsial terhadap Earning Per Share (EPS) mempunyai pengaruh sebesar 41,5%, dan pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) secara parsial terhadap Earning Per Share (EPS) mempunyai pengaruh sebesar 5,6%, (3) pengaruh Net Profit Margin (NPM) dan Debt to Equity Ratio (DER) secara simultan terhadap Earning Per Share (EPS) mempunyai pengaruh sebesar 63,6%.
LATAR BELAKANG Perkembangan pasar modal yang pesat memiliki peran penting dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian karena pasar modal memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Dalam melaksanakan fungsi ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang surplus dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Sementara dalam melaksanakan fungsi keuangan, pasar modal menyediakan dana yang dibutuhkan oleh pihak yang memerlukan dana, dan pihak yang memiliki kelebihan dana dapat ikut terlibat dalam kepemilikan perusahaan tanpa harus menyediakan aktiva riil yang diperlukan untuk melakukan investasi (Syamsul Bachri, 1997). Hal yang sama juga diungkapkan oleh Robert Ang (1977). Robert Ang menyatakan bahwa pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu negara serta menunjang ekonomi negara yang bersangkutan. Pasar modal dapat menjadi alternatif sumber dana bagi pembiayaan-pembiayaan kegiatan operasi perusahaan melalui penjualan saham maupun penerbitan obligasi oleh perusahaan yang membutuhkan dana. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana alternatif untuk dapat berpartisipasi dalam menggerakkan perekonomian negara melalui investasi dalam bentuk saham. Saham merupakan bukti kepemilikan seorang investor atas suatu perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas. Kehadiran pasar modal di Indonesia ditandai dengan banyaknya investor yang mulai menanamkan sahamnya dalam industri makanan dan minuman. Bisnis industri makanan dan minuman menunjukkan perkembangan yang sangat pesat, terbukti dengan semakin tingginya kebutuhan makanan dan minuman pada
masyarakat di Indonesia. Pertumbuhan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang makanan dan minuman saat ini terus mengalami peningkatan yang ditunjukkan dengan semakin menjamurnya perusahaan-perusahaan baru yang bergerak di bidang industri makanan dan minuman.
TINJAUAN PUSTAKA Net Profit Margin menunjukkan rasio antara laba bersih setelah pajak atau net income after tax terhadap total penjualan. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan pendapatan bersih terhadap total penjualan yang dicapai.Robert Ang (1977) Debt to Equity Ratio merupakan perbandingan antara total hutang terhadap total shareholders equity yang dimiliki perusahaan. Total hutang disini merupakan total hutang jangka pendek dan jangka panjang. Sedangkan Shareholders Equity adalah total modal sendiri (total modal saham disetor dan laba ditahan) yang dimiliki oleh perusahaan.Robert Ang (1977) Earning Per Share menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan.Eduardus Tandelilin (2001 : 241)
KERANGKA PEMIKIRAN Dalam perekonomian modern, pasar modal disuatu negara sering dijadikan tolak ukur kemajuan ekonomi negara yang bersangkutan. Sedangkan bagi investor, pasar modal merupakan wahana yang dapat digunakan untuk menginvestasikan dananya. Dengan harapan investasi tersebut dapat memberikan
tingkat keuntungan yang cukup signifikan. Salah satu fungsi pasar modal adalah sebagai sarana untuk mobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat keberbagai sektor yang melaksanakan investasi. Syarat utama yang diinginkan para investor untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman akan investasinya. Perasaan aman ini diantaranya diperoleh karena investor memperoleh data yang jelas, wajar dan tepat waktu sebagai dasar pengambilan keputusan investasinya. Net profit margin menunjukkan rasio antara laba bersih setelah pajak atau net income terhadap total penjualannya. Nilai net profit margin yang semakin tinggi maka berarti semakin efisien biaya yang dikeluarkan, yang berarti semakin besar tingkat kembalian keuntungan bersih (Robert Ang, 1997). Asyik dan Sulistyo (2000) juga meneliti tentang net profit margin, dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Net Profit Margin berpengaruh signifikan terhadap Debt to Equity Ratio. Debt to Equity Ratio (DER) dapat digunakan untuk melihat struktur modal suatu perusahaan, bahkan DER dapat pula digunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan utang) terhadap total shareholders equity yang dimiliki perusahaan (Robert Ang, 1997) karena DER yang tinggi menandakan struktur permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan hutang-hutang relatif terhadap ekuitas. Sementara itu Yogo Purnomo (1998) menyatakan bahwa DER menggambarkan perbandingan antara total hutang dengan total ekuitas perusahaan. Semakin tinggi Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan risiko perusahaan yang relatif tinggi, akibatnya para investor cenderung menghindari
saham saham yang memiliki nilai Debt to Equity Ratio (DER) yang tinggi (Ang, 1997). Hal ini pada akhirnya mengakibatkan adanya aksi jual saham yang pada akhirnya menekan harga saham sehingga harga saham mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa DER berpengaruh negatif terhadap EPS.
Komponen penting yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan adalah laba per lembar saham atau lebih dikenal sebagai Earning Per Share (EPS). Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan (Eduardus Tandelilin, 2001: 241). Salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan ditunjukkan oleh besarnya Earning per Share (EPS) dari perusahaan yang bersangkutan. Earning per Share (EPS) menunjukkan seberapa besar keuntungan yang diberikan perusahaan kepada investor dari setiap lembar saham yang dimilikinya. Pada umumnya, investor akan mengharapkan manfaat dari investasinya dalam bentuk laba per lembar saham, sebab Earning per Share (EPS) ini menggambarkan jumlah keuntungan yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa. Sedangkan jumlah Earning per Share (EPS) yang akan didistribusikan kepada investor saham tergantung pada kebijakan perusahaan dalam hal pembayaran deviden (Mulyono, 2000). Oleh karena itu, net profit margin kemungkinan berpengaruh terhadap debt to equity ratio serta dampaknya dapat menimbulkan kenaikan maupun penurunan earning per share.
HIPOTESIS Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, penulis mengambil hipotesis sebagai berikut : 1. Terdapat hubungan Net Profit Margin dengan Debt to Equity Ratio. 2. Net Profit Margin secara parsial berpengaruh terhadap Earning Per Share. 3. Debt to Equity Ratio secara parsial berpengaruh terhadap Earning Per Share. 4. Net Profit Margin dan Debt to Equity Ratio berpengaruh secara simultan terhadap Earning Per Share.
METODE PENELITIAN • Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif analitis dengan pendekatan sensus • Teknik pengumpulan data : 1.
Penelitian Lapangan (Field Research)
Yaitu data yang diperoleh dari objek penelitian secara langsung guna memperoleh data sekunder yang diperlukan dalam kaitannya dengan penelitian yaitu dengan men-download dari intenet untuk mendapatkan data sesuai dengan yang diperlukan dalam pembahasan berdasarkan judul diatas. 2.
Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Yaitu penelitian yang diukur untuk memperoleh data sekunder dengan cara membaca dan mempelajari literatur-literatur atau sumber-sumber bacaan lainnya yang mempunyai kaitannya dengan masalah yang diteliti. Data
sekunder ini digunakan sebagai perbandingan yang akan mendukung dalam pembahasan hasil penelitian, sehingga penulis dapat menarik kesimpulan yang logis dari hasil penelitian pada perusahaan yang bersangkutan.
OPERASIONALISASI VARIABEL Variabel Net Profit Margin (NPM) (X1)
Debt to Equity Ratio (DER) (X2)
Earning Per Share (EPS) (Y)
Definisi Variabel Rasio yang menunjukkan perbandingan antara laba bersih setelah pajak atau net income after tax terhadap total penjualan. (Robert Ang, 1997) Merupakan perbandingan antara total hutang terhadap total shareholders equity yang dimiliki perusahaan. (Rober Ang, 1997) Rasio yang menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. (Eduardus Tandelilin, 2001:241)
Indikator Ukuran Persentase Laba bersih setelah pajak Total penjualan
Skala Rasio
Persentase
Rasio
Total hutang Total Shareholders equity
Laba bersih Rupiah setelah bunga dan pajak Jumlah saham beredar
Rasio
MODEL PARADIGMA Net Profit Margin
Earning Per Share
Debt to Equity Ratio
TEKNIK ANALISIS DATA Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel, dimana dua variabel bebas (independent vaiable) yakni, Net Profit Margin (X1) dan Debt to Equity Ratio (X2), dan variable terikat (dependent variable) adalah Earning Per Share (Y). Teknik yang digunakan adalah analisa jalur (path analysis). Tujuan digunakan analisa jalur (path analysis) adalah untuk mengetahui pengaruh seperangkat variabel X (independent variable) dan untuk mengetahui pengaruh antara variabel X. Dalam analisa jalur ini dapat dilihat pengaruh dari setiap variabel secara bersama-sama. Selain itu, tujuan dilakukannya analisa jalur adalah untuk menerangkan pengaruh langsung atau tidak langsung dari beberapa variabel penyebab terhadap variabel lainnya sebagai variabel terikat.
X1 Yx1
Y
x2x1
X2 Yx2
Struktur Lengkap Path Analysis Dimana : X1
= Net Profit Margin
X2
= Debt to Equity Ratio
Y
= Earning Per Share
= Faktor lain yang tidak diteliti tetapi berpengaruh terhadap debt to equity ratio.
= Faktor lain yang tidak diteliti tetapi berpengaruh terhadap earning per share. x2 x1 = Koefisien Korelasi Variabel X1 dengan X2. Yx1
= Koefisien Jalur Variabel X1 terhadap Variabel Y.
Yx2
= Koefisien Jalur Variabel X2 terhadap Variabel Y.
x21
= Koefisien Jalur Variabel 1 terhadap debt to equity ratio.
Y2
= Koefisien Jalur Variabel 2 terhadap earning per share.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN
NO
Nama Perusahaan
NPM
DER
EPS
1
Akasha Wira International Tbk
0,12
1,61
28
2
Aqua Golden Mississippi Tbk
0,04
0,73
7.287
3
Cahaya Kalbar Tbk.
0,04
0,89
166
4
Davomas Abadi Tbk.
0,06
5,28
18
5
Delta Djakarta Tbk.
0,17
0,27
7.900
6
Indofood Sukses Makmur Tbk.
0,06
2,45
236
7
Mayora Indah Tbk
0,08
1,03
485
8
Multi Bintang Indonesia Tbk
0,21
8,44
16.158
9
Prasidha Aneka Niaga Tbk.
0,05
1,44
23
10
Sekar Laut Tbk.
0,05
0,73
19
11
Siantar TOP Tbk.
0,07
0,36
31
12
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
0,07
2,14
22.68
13
Ultra Jaya Milk Tbk.
0,04
0,50
21
Hubungan Net Profit Margin dengan Debt to Equity Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Food and Beverages di Bursa Efek Indonesia Hasil analisis bahwa nilai kolerasi 0,543. Hal ini berarti bahwa antara X1 (net profit margin) dan variabel X2 (debt to equity ratio) mempunyai hubungan yang positif yaitu sebesar 0,543 atau 54,3 % dengan kategori hubungan yang sedang karena berada diantara 0,40 – 0,599. Arah positif disini artinya apabila net profit margin yang diperoleh perusahaan meningkat maka debt to equity ratio
akan mengalami kenaikan dan sebaliknya apabila net profit margin yang diperoleh perusahaan menurun maka debt to equity ratio akan mengalami penurunan. Pengaruh secara Parsial Net Profit Margin terhadap Earning Per Share Pada Perusahaan Manufaktur Food and Beverages di Bursa Efek Indonesia Nilai koefisien beta (ß) untuk pengaruh net profit margin terhadap earning per share pada perusahaan manufaktur food and beverages di Bursa Efek Indonesia adalah sebesar 0,644. Hal ini berarti bahwa antara variabel
(net profit margin)
dengan variabel Y (earning per share) mempunyai hubungan yang positif yaitu sebesar 0,644 dengan kategori hubungan yang kuat karena berada diantara 0,60 – 0,799. Arah positif disini artinya apabila net profit margin yang diperoleh perusahaan meningkat maka earning per share pun akan mengalami kenaikan, demikian pula sebaliknya jika net profit margin menurun maka earning per share pun akan menurun. Pengaruh Secara Parsial Debt to Equity Ratio Terhadap Earning Per Share Pada Perusahaan Manufaktur Food and Beverages di Bursa Efek Indonesia Nilai koefisien beta (β) untuk pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Earning Per Share adalah sebesar 0,236. Hal ini berarti bahwa antara variabel ) (debt to equity ratio) dengan variabel Y (earning per share) mempunyai hubungan yang searah yaitu sebesar 0,236 dengan kategori hubungan yang rendah karena berada diantara 0,20 – 0,399. Arah searah ini berarti jika debt to equity ratio yang dimiliki perusahaan naik maka earning per share pun akan mengalami kenaikan, demikian pula sebaliknya jika jumlah debt to equity ratio menurun maka earning per share akan mengalami penurunan.
Pengaruh Secara Simultan Net Profit Margin dan Debt to Equity Ratio terhadap Earning Per Share Pada Perusahaan Manufaktur Food and Beverages di Bursa Efek Indonesia Nilai korelasi antara net profit margin dan debt to equity ratio terhadap earning per share pada perusahaan manufaktur food and beverages di Bursa Efek Indonesia sebesar 0,798 dan koefisien determinasinya (ρy
) 2 yaitu (0,798) 2 =
0,636 atau 63,6%. Hal ini dapat diartikan bahwa besarnya pengaruh total dari semua variabel yaitu net profit margin
) dan debt to equity ratio
) secara
simultan terhadap earning per share (Y) adalah sebesar 63,6% dengan nilai residu sebesar 100% - 63,6% = 36,4%. Artinya jika net profit margin dan earning per share secara bersama-sama naik, maka debt to equity ratio akan mengalami penurunan dan apabila net profit margin dan earning per share menurun maka debt to equity ratio akan mengalami kenaikan.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1) Net Profit Margin, Debt to Equity Ratio dan Earning Per Share pada perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tingkat Net Profit Margin, Debt to Equity Ratio dan Earning Per Share yang dimiliki ke 13 (tiga belas) perusahaan sangat bervariatif ini disebabkan dari perolehan laba dan modal yang berbeda-beda. Tingkat Net Profit Margin yang tertinggi dimiliki oleh perusahaan PT. Multi Bintang Indonesia Tbk dan tingkat Net Profit Margin yang terendah dimiliki oleh 3 perusahaan yaitu: PT. Aqua Golden Mississippi Tbk, PT. Cahaya Kalbar Tbk dan PT. Ultra Jaya Milk Tbk. Sedangkan tingkat Debt to Equity Ratio tertinggi dimiliki oleh PT. Multi Bintang Indonesia Tbk dan tingkat Debt to Equity Ratio terendah
dimiliki oleh PT. Delta Djakarta. Dan Earning Per Share tertinggi dimiliki oleh PT. Multi Bintang Indonesia Tbk dan Earning Per Share terendah dimiliki oleh PT. Davomas Abadi Tbk 2) Pengaruh Net Profit Margin terhadap Debt to Equity Ratio pada perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien jalur dan anlisa dapat diketahui bahwa Net Profit Margin berpengaruh terhadap Debt to Equity Ratio. Hal ini berarti Net Profit Margin yang diperoleh perusahaan tersebut mengalami peningkatan maka Debt to Equity Ratio yang dimiliki juga mengalami peningkatan, begitu pula yang terjadi dengan sebaliknya, apabila Net Profit Margin yang diperoleh perusahaan menurun maka Debt to Equity Ratio akan mengalami penurunan 3) Pengaruh Secara Parsial dan Simultan Net Profit Margin dan Debt to Equity Ratio terhadap Earning Per Share pada perusahaan Food and Beverages yang terdapat di Bursa Efek Indonesia. a) Berdasarkan hasil perhitungan koefisien jalur dan analisa dapat diketahui bahwa Net Profit Margin berpengaruh terhadap Earning Per Share. Hal ini menunjukkan bahwa Net Profit Margin berpengaruh signifikan terhadap nilai Earning Per Share. b) Berdasarkan hasil perhitungan koefisien jalur dan analisa dapat diketahui bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap Earning Per Share. Hal ini menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadaap nilai Earning Per Share.
c) Berdasarkan hasil perhitungan koefisien jalur dan anlisa dapat diketahui bahwa Net Profit Margin (X1) dan Debt to Equity Ratio (X2) secara simultan berpengaruh terhadap Earning Per Share (Y). Hal ini berarti besarnya Net Profit Margin yang dimiliki perusahaan dan besarnya Debt to Equity Ratio yang dimiliki perusahaan akan menetukkan nilai Earning Per Share yang dapat diperoleh perusahaan tersebut. Saran 1. Bagi Perusahaan Dalam mencapai tingkat Net Profit Margin yang cukup tinggi maka dianjurkan perusahaan lebih meningkatkan laba yang maksimal guna menunjukan perkembangan perusahaan yang diukur dari Net Profit Margin yang dimiliki. Untuk Debt to Equity Ratio sebaiknya dianjurkan perusahaan memiliki Debt to Equity Ratio yang rendah sehingga akan banyak para investor yang ingin membeli saham pada perusahaan tersebut jika Debt to Equity Ratio yang dimiliki perusahaan itu rendah. Begitu juga untuk Earning Per Share sebaiknya tetap dipertahankan bahkan dinaikan dan diusahakan tidak mengalami penurunan Earning Per Share yang terlalu besar. 2. Bagi Pihak lain Sebaiknya dalam penelitian berikutnya dianjurkan melakukan penelitian yang sama dengan objek dan subjek yang berbeda guna memberikan informasi yang bermanfaat dalam penelitian terhadap perkembangan suatu/beberapa perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA Abdul Hakim. 2001. Statistika Deskriptif untuk Ekonomi dan Bisnis. Ekonosia. Yoyakarta. Abdul Halim. 2005. Analisis Investasi. Salemba Empat: Jakarta. Ali Arifin. 2002. Membaca Saham. Andi: Yogyakarta. Ang, Robert. 1997. Pasar Modal Indonesia, Edisi Pertama. Mediasoft Indonesia. Asyik, Nur Fajrih dan Soelistyo (2000), Kemampuan Rasio Keuangan Dalam Memproduksi Laba. (Penetapan Rasio Keuangan Sebagai Discriminatory). Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 15, No. 3: 313-331. Bambang Riyanto. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat. Cetakan Ketujuh. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Burhan Bungin. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif. Edisi Pertama, Cetakan kedua : Kencana. Eduardus Tandelilin. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. BPFEUGM: Yogyakarta. Gitman, Lawrence. J. 2006. Principles of Managerial Finance, Eleventh Edition. Pearson: Boston. Harahap, Sofyan S. 2004. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Cetakan Keempat. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Http://www.idx.co.id. 2010. Indonesia Stock Exchange. Market Activity. 1 April 2011. Pukul 09.06 WIB. Http://www. ssrn.com/abstract=1408408. 2009. Lazarides, Themistokles G. and Pitoska, Elektra, Corporate Governance and Debt to Equity Ratio. 25 September 2011. Pukul 10.03 WIB. Husnan, Suad. 2000. Manajemen Keuangan. Cetakan Keempat. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta. Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat: Jakarta. Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua. BPFEUGM: Yogyakarta.
Keown, Arthur et al. 2001. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Buku Satu. Diterjemahkan oleh Chaerul Djakman. Jakarta : Salemba Empat. Kennedy J.S.P. 2003. “Analisis Pengaruh dari Return on Asset, Return on Equity, Earnings PerShare, Profit Margin, Asset Turnover , Rasio Leverage dan Debt to Equity Ratio terhadap Return Saham (Studi terhadap Sahamsaham yang Termasuk dalam LQ-45 di BEJ Tahun 2001)”. Tesis tidak dipublikasikan, Program Pascasarjana Universitas Indonesia, Jakarta.. Leunupun, Pieter. 2003. Profitabilitas Ekuitas dan Beberapa Faktor yang Mempengaruhinya. (Studi Pada Beberapa KUD di Kota Ambon). Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 5, No. 2, November 2003: 133 – 149. Mohammad Nazir. 2003. Metode Penelitian. Ghalia: Jakarta. Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya. Yogyakarta : UPP STIM YKPN. Munawir, S. 2004. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat. Yogyakarta : Liberty Prastowo, Dwi dan Rifka Juliaty. 2005. Analisis Laporan Keuangan: Konsep dan Aplikasi, Edisi Kedua. Yogyakarta : UPP-AMPYKPN. Purnomo, Yogo. 1998. Keterkaitan Kinerja Keuangan dengan Harga Saham. (Studi Kasus 5 Rasio Keuangan 30 Emiten di BEJ Pengamatan 19921996). Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan : Teori dan Aplikasi, Edisi Keempat. Cetakan Pertama. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta. Setiawati, Sri. 2009. Pengaruh Price Earning Ratio dan Debt to Equity Ratio Terhadap Harga Saham LQ-45 (Sensus Pada Saham LQ-45 Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008. Skripsi Akuntansi. Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Sitepu. 1994. Path Analisys. Bandung. FMIPA UNPAD. Sri Mulyono. 2003. Statistika untuk Ekonomi. Edisi Kedua. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Sugiyono. 2007.Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Sunariyah. 2003. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Ketiga. UPP AMPYKPN: Yogyakarta. Syamsudin, Lukman. 2002. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Tjiptono Darmadji dan Hendy M Fakhrudin. 2002. Pasar Modal di Indonesia. Salemba Empat: Jakarta. Van Horne, James dan Jhon M Wachowichz. 2005. Fundamentals of Financial Management, Edisi Duabelas. Diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary. Jakarta : Salemba Empat. Weston, J. Fred dan Thomas Copeland. 1995. Manajemen Keuangan, Edisi Revisi. Cetakan Pertama. Diterjemahkan oleh A. Jaka Wasana dan Kibrandoko. Jakarta : Binarupa Aksara.