AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Rumah susun ini dirancang di Kelurahan Lebak Siliwangi atau Jalan Tamansari (lihat Gambar 1 dan 2) karena menurut tahapan pengembangan prasarana perumahan dan permukiman di Kota Bandung yang didasarkan pada kriteria kepadatan penduduk dan tingkat kekumuhan maka yang mendapat prioritas utama untuk dikembangkan adalah lokasi perumahan kumuh di Jalan Tamansari selain di Jalan Lebak dan Jalan Industri Dalam1. Kepadatan penduduk di daerah Tamansari berdasarkan data perkembangan penduduk 2003 mencapai 253 jiwa/ha2. Padahal dalam rencana kepadatan penduduk Kota Bandung pada tahun 2013 wilayah ini diproyeksikan hanya memiliki kepadatan 151-200 jiwa/ha3.
Gambar 1.1 Lokasi lahan rancangan. (Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandung 2013)
1
Pemda Kota Bandung, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandung 2013, h.79 Lestari, Forina, Identifikasi Tingkat Kerentanan Masyarakat Permukiman Kumuh Perkotaan Melalui Pendekatan SUL : Studi Kasus Kelurahan Tamansari, Skripsi Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Program Sarjana ITB, h. 46. 3 Pemda Kota Bandung, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandung 2013, h. 13 2
1
AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung
lokasi tapak
Gambar 1.2 Peta kawasan Kelurahan Lebak Siliwangi (Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandung 2013)
Perbedaan kenyataan di lapangan dengan rencana yang disusun Pemerintah Daerah tentu saja menimbulkan masalah di antaranya permukiman kumuh. Permukiman kumuh yang terbentuk disebabkan oleh luapan arus pendatang dari luar Kota Bandung yang tidak diimbangi jumlah lahan yang siap dibangun. Hal ini tentu saja menimbulkan masalah lingkungan seperti buangan rumah tangga yang langsung ke sungai sehingga menimbulkan polusi. Selain itu, banyaknya masyarakat pendatang yang masih merupakan penduduk berpenghasilan rendah juga menjadi masalah tersendiri. Masyarakat cenderung bergaya hidup komunal yang sebenarnya adalah sebuah pola yang tidak mungkin untuk diubah oleh perancang permukiman. Hal ini menambah permasalahan baru terutama saat Pemerintah Daerah mulai menata permukiman kotanya dalam bentuk rumah susun. Pemerdekaan permukiman warga yang berpenghasilan rendah merupakan sebuah hal penting yang perlu untuk diperhatikan karena dengan begitu mereka akan bisa hidup berdampingan dengan warga kota lainnya tanpa menjadi beban bagi kota itu sendiri tetapi sebaliknya mampu menjadi pendukung tumbuhnya kota. Namun perlu diperhatikan pula bahwa bentuk pertumbuhan horizontal sudah tidak dimungkinkan lagi di kota yang terbatas lahannya sehingga bentuk rumah susun merupakan sebuah keharusan. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalahmasalah ini dibutuhkan sebuah rancangan bentuk rumah susun yang mampu memecahkan permasalahan ini.
2
AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung
Akan tetapi, rancangan rumah susun yang sudah ada terkadang tidak mempertimbangkan aspek karakter penghuninya, terutama untuk golongan menengah ke bawah, yang kehidupannya setiap hari selalu tidak pasti. Prinsip ”hari ini saya makan, belum tentu besok” pada masyarakat menengah ke bawah menjadikan mereka sebuah golongan yang demikian mudah tergoyahkan. Oleh karena itu, rumah biasanya dijadikan sebuah landasan yang menjadi pondasi dari kehidupan mereka. Kehidupan yang sulit di kota umumnya mampu diatasi apabila mereka mempunyai tempat berlindung yang pasti walaupun hanya di kolong jembatan. Rancangan yang mampu menjadi landasan kuat agar mereka bisa bertahan hidup dan tidak lagi menjadi golongan yang mudah tergoyahkan inilah yang menjadi alasan bagi saya untuk merancang rumah susun karena secara tidak langsung biasanya orang yang tidak mempunyai rumah akan kehilangan juga harapan untuk hidupnya sendiri.
1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Proyek Tujuan dari pelaksanaan proyek rumah susun sederhana milik ini adalah : • Mengakomodasi kebutuhan hunian masyarakat ekonomi menengah ke bawah dengan membangun hunian berkepadatan tinggi yang layak huni. • Meningkatkan penggunaan tanah yang lebih efisien – memudahkan penyediaan prasarana dan fasilitas lingkungan –4. • Meningkatkan tertib bangunan sehingga perbandingan antara lahan yang dimanfaatkan sebagai lahan permukiman dengan ruang terbuka hijau dapat dijaga. Hal tersebut dilakukan agar lingkungan sekitarnya terutama sungai tidak mengalami kerusakan. 1.2.2 Tujuan Perancangan Tujuan perancangan rumah susun ini adalah : • Mempertahankan budaya hidup warga yang merupakan identitas wilayah tersebut.
4
Instruksi Presiden (Inpres) RI No. 5 Tahun 1990 Tentang Peremajaan Pemukiman Kumuh
3
AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung
• Memberikan contoh bentuk peremajaan pada suatu kawasan permukiman kumuh, bukan hanya menata tetapi juga mampu menghidupkan kawasan tersebut. • Merancang tempat tinggal yang didasarkan pada aspek-aspek yang mempertimbangkan karakter penghuni.
1.3 Masalah Perancangan 1.3.1 Permasalahan Fungsional Yaitu permasalahan yang berkaitan dengan fasilitas dan sistem yang harus tersedia dalam sebuah fasilitas rumah susun agar mampu memenuhi pola dan gaya hidup penghuninya, yaitu : • Karakter pemakai rumah susun dan pengaruhnya pada desain bangunan. • Jenis dan pola kegiatan yang diwadahi dalam rumah susun. • Jenis fasilitas-fasilitas umum atau sosial yang dibutuhkan penghuni rumah susun. • Rancangan rumah susun yang memberikan keamanan, privasi, dan kenyamanan bagi penghuninya. • Pertimbangan utilitas dan struktur bangunan hunian bertingkat banyak yang mengakomodasi pola hidup penghuni. 1.3.2 Permasalahan Arsitektural Yaitu permasalahan yang berkaitan dengan perwujudan fisik bangunan sebagai suatu bentukan yang dipengaruhi dan mempengaruhi baik pengguna dan lingkungan di sekitarnya, yaitu : • Rancangan bangunan yang mempertimbangkan aspek ekonomi atau efisiensi sesuai dengan penghuninya yaitu golongan berpenghasilan menengah ke bawah. • Rancangan gubahan massa dan sirkulasi rumah susun yang tanggap terhadap bangunan dan pola-pola ruang di sekitarnya. • Rancangan lingkungan yang nyaman bagi penghuni rumah susun dan juga lingkungan sekitarnya dalam beraktivitas sehari-hari. • Rancangan ruang luar rumah susun agar memiliki nilai estetika dan arsitektural yang baik, serta pemanfaatan yang sesuai.
4
AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung
• Rancangan fasilitas pendamping (misalnya rumah toko) yang dapat dipakai oleh masyarakat umum untuk semakin menghidupkan lingkungan rumah susun ini. Peletakan fasilitas ini perlu diatur dengan baik agar terdapat keseimbangan antara faktor kenyamanan, keamanan, dan privasi. • Rancangan bangunan yang tidak membebani penghuni dan lingkungan sekitarnya tetapi juga mampu memperbaiki kualitas lingkungan sekitarnya (terutama Sungai Cikapundung).
1.4 Cara Memperoleh Data 1.4.1 Studi Banding Hal-hal yang dilakukan dalam studi banding adalah : • Studi banding dengan cara pustaka yaitu mempelajari penyelesaian desain rumah susun dan melakukan analisa kebutuhan dan aktivitas pada rumah susun-susun yang sudah berdiri serta untuk mengetahui masalah-masalah yang terjadi di sebuah rumah susun. • Studi banding langsung ke rumah susun yang sudah berdiri untuk mendapat pengetahuan yang lebih dalam tentang masalah, kebutuhan dan perilaku pengguna. • Membuat suatu perbandingan akan kebutuhan dan aktifitas yang didapat melalui hasil pengamatan rumah susun yang sudah ada dan kebutuhan serta aktifitas yang akan diwadahi di dalam perancangan nantinya. 1.4.2 Studi Literatur Hal-hal yang dilakukan dalam studi literatur adalah : • Studi literatur untuk mempelajari tipologi bangunan dari rumah susun dan fasilitas penunjangnya. • Mempelajari karakteristik pengguna yang dituju, yaitu Golongan Masyarakat Berpendapatan Rendah (GMBR). Karakteristik pengguna ini terutama berkaitan dengan pola dan gaya hidup serta latar belakang budaya. • Pendekatan secara teoritis, yaitu dengan mempelajari dasar-dasar teoritis untuk kemudian dipakai sebagai dasar perancangan rumah susun yang layak huni.
5
AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung
1.4.3 Wawancara Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data langsung dari orang-orang yang nantinya merupakan pengguna rumah susun yang akan dirancang, orang yang sudah menghuni sebuah rumah susun dan pihak-pihak terkait lainnya yang mampu membantu penyusunan program dan perancangan rumah susun. 1.4.4 Survei Lapangan Hal-hal yang dilakukan pada saat survei lapangan adalah : • Mendapatkan data-data mengenai kondisi, potensi lokasi dan hal-hal lainnya yang dapat mempengaruhi perancangan. • Mempelajari kondisi dan karakter lokasi beserta kawasan sekitar lokasi. 1.4.5 Data Sekunder Pengumpulan data sekunder dilakukan untuk mendapatkan data-data kualitatif dan kuantitatif yang dibutuhkan dalam proses perancangan, seperti data Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Induk Kota (RIK), peruntukan lahan, peraturan bangunan, dan sebagainya.
1.5 Lingkup dan Batasan Lingkup perencanaan meliputi penyusunan program ruang dan program kegiatan. Perancangan melingkupi segi fisik bangunan termasuk segi arsitektural dan tapak, dengan mempertimbangkan kekokohan struktur dan ketersediaan utilitas. Perancangan arsitektural mencapai pra-rancangan. Lingkup perancangan tapak mencakup perencanaan ruang-ruang luar, pemintakatan, perencanaan vegetasi dan sebagainya.
1.6 Asumsi Proyek
ini
dimiliki
oleh
pemerintah
sebagai
sumber
dana
sedangkan
penyediaannya melalui perum perumnas. Bentuk kerjasama pemerintah pusat sebagai penyedia fisik bangunan dan pemerintah kota sebagai penyedia lahan. Bentuk sistem pengelolaan rusun adalah milik. Pembangunan rumah susun ditargetkan selesai dalam waktu 4-5 bulan. Pada masa transisi ini, warga yang rumahnya terkena penggusuran akan ditempatkan di rumah susun transit di daerah belakang BATAN yang dekat dengan Kawasan Kelurahan Lebak Siliwangi. 6
AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung
1.7 Kerangka Berpikir PERMASALAHAN RUMAH SUSUN
STUDI LITERATUR PERUMAHAN & RUMAH SUSUN
STUDI LITERATUR MENGENAI ARSITEKTUR BAHASA POLA SURVEY LAHAN DAN KEHIDUPAN WARGA SEKITAR SITE
STUDI BANDING FUNGSI & KRITERIA RUMAH SUSUN
SURVEY MENGENAI POLA PERILAKU MASYARAKAT DI RUSUN
PENYUSUNAN KRITERIA PERANCANGAN RUMAH SUSUN
STUDI BANDING POLA INTERAKSI MASYARAKAT DI RUMAH SUSUN
ANALISA POTENSI LAHAN DAN POLA KEHIDUPAN
PENYUSUNAN KONSEP RUMAH SUSUN
Gambar 1.3 Skema kerangka berpikir
1.8 Sistematika Pembahasan Pembahasan dimulai dengan Pendahuluan yang merupakan uraian tentang latar belakang,
maksud
dan
tujuan,
rumusan
permasalahan
perancangan,
pendekatan, lingkup / batasan, asumsi, kerangka berpikir, dan sistematika pembahasan. Dilanjutkan dengan Rumah Susun dan Pola Hidup Masyarakat yang merupakan uraian pustaka tentang pengertian rumah susun dan juga wawasan perilaku penduduk RW 6 Kelurahan Lebak Siliwangi yang menjadi pengetahuan dasar tentang perancangan sebuah rumah susun. Kemudian di bagian berikutnya adalah Deskripsi Proyek yang merupakan uraian tentang proyek secara umum, program kegiatan, kebutuhan ruang, dan studi banding kasus sejenis. Bagian berikutnya adalah Analisis yang merupakan uraian tentang analisis fungsional, analisis kondisi lingkungan, dan kesimpulan.
7