Jurnal Edukasi, Volume 2 No.2,Oktober 2016 ISSN. 2443-0455
APLIKASI TEORI GESTALT DALAM MEWUJUDKAN PEMBELAJARAN BERMAKNA (MEANINGFUL LEARNING) A.Fatikhul Amin Abdullah Prodi Pendidikan Sejarah, STKIP PGRI Sidoarjo (
[email protected]) Abstrak Pembelajaran dalam proses pendidikan diharapkan mampu merubah tingkah laku, sikap, dan keterampilan. Namun, kenyataannya pembelajaran hanya sebagai formalitas dalam upaya memenuhi kewajiban tugas sebagai guru mengajar maupun anak didik untuk belajar. Untuk mewujudkan hasil pembelajaran tersebut perlu melakukan pembelajaran yang bermakna (meaningful learning). Pembelajaran bermakna akan terwujud jika pembelajaran mempelajari gejala sebagai suatu keseluruhan atau totalitas seperti dalam teori Gestalt. Teori Gestalt berpusat pada apa yang dipersepsi merupakan suatu kebulatan, suatu unity. Wujud riil dari penerapan teori Gestalt adalah dengan melakukan pembelajaran terpadu. Kata Kunci: Teori Gestalt, pembelajaran bermakna, pembelajaran terpadu. Abstract Learning in the education process is expected to change behavior, attitudes, and skills. However, the reality of learning as a formality in order to fulfill obligations of duty as teachers to teach and students to learn. To realize the learning outcomes need to do a meaningful learning (meaningful learning). Meaningful learning would be realized if the learning to learn the symptoms as a whole or totality as in Gestalt theory. Gestalt theory centered on what is perceived as a whole, a unity. The real manifestation of the application of Gestalt theory is to perform integrated learning. Keywords: Gestalt theory, meaningful learning, integrated learning.
PENDAHULUAN Belajar adalah
belajar terjadi dalam diri individu sesuai proses
dengan
perubahan
perkembangannya Pembelajaran
dan
tingkah laku yang berupa pengetahuan,
lingkungannya.
adalah
sikap, dan keterampilan. Perubahan ini
sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan
bersifat menetap dalam tingkah laku yang
dibuat oleh siswa. Pembelajaran pada hakekatnya adalah
terjadi sebagai suatu hasil latihan atau bersifat
suatu proses interaksi antara anak dengan
individual dan kontekstual, artinya proses
lingkungannnya baik antar anak dengan
pengalaman.
Proses
belajar
117
Sukriyah, Perbandingan hasil...
anak, anak dengan sumber belajar, maupun
ke dalam struktur pengetahuan mereka.
anak
Kegiatan
Artinya, bahan pelajaran itu harus cocok
pembelajaran ini akan menjadi bermakna
dengan kemampuan siswa dan harus
bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan
relevan dengan struktur kognitif yang
yang nyaman dan memberikan rasa aman
dimiliki siswa. Oleh karena itu, pelajaran
bagi anak.
harus dikaitkan dengan konsep-konsep
dengan
pendidik.
Namun, dalam kenyataannya saat ini
yang sudah dimilki siswa, sehingga
belajar hanya sebagai kegiatan transfer
konsep-konsep baru tersebut benar-benar
pengetahuan tanpa memperhatikan ada
terserap olehnya.
tidaknya perubahan perilaku, sikap, dan
Pembelajaran
bermakna
adalah
keterampilan sehingga pembelajaran hanya
pembelajaran yang menyenangkan yang
sebagai
upaya
akan memiliki keunggulan dalam meraup
pemenuhan kewajiban wajib belajar bagi
segenap informasi secara utuh sehingga
anak dan mengajar bagi guru. Hal ini
konsekuensi
akhir
meningkatkan
karena pembelajaran yang terjadi kurang
kemampuan
siswa.
Pembelajaran
bisa memberi manfaat, arti, dan makna
bermakna
secara
proses
hubungan antara aspek-aspek, konsep-
teori
konsep, informasi atau situasi baru dengan
pendidikan dan metode yang diterapkan
komponen-komponen yang relevan di
dalam pembelajaran namun jika anak tidak
dalam struktur kognitif siswa sehingga
merasakan
dari
menghasilkan pemahaman yang utuh,
pembelajaran tersebut maka semua itu sia-
sehingga konsep yang dipelajari akan
sia.
dipahami secara baik dan tidak mudah
formalitas
langsung
perkembangan
arti
dalam
dalam
anak.
dan
Berbagai
makna
Apapun metode pembelajarannya, maka
ditandai
oleh
terjadinya
dilupakan
harus bermakna (meaningfull learning).
Jika peserta didik hanya mencoba-coba
Pembelajaran bermakna merupakan suatu
menghafalkan
proses mengaitkan informasi baru pada
pelajaran baru tanpa menghubungkannya
konsep-konsep relevan yang terdapat
dengan konsep-konsep atau hal lainnya
dalam
seseorang.
yang ada dalam struktur kognitifnya, maka
Pembelajaran bermakan terjadi bila siswa
terjadilah yang disebut dengan belajar
mencoba menghubungkan fenomena baru
hafalan. Sebaliknya, jika peserta didik
struktur
kognitif
118
informasi
atau
materi
Jurnal Edukasi, Volume 2 No.2,Oktober 2016 ISSN. 2443-0455
menghubungkan informasi atau materi
sensori (indrawi), namun pengalaman itu
pelajaran baru dengan konsep-konsep atau
berbeda dengan pengalaman sensori itu
hal lainnya yang telah ada dalam struktur
sendiri. Dengan kata lain, pengalaman
kognitifnya, maka terjadilah yang disebut
fenomenologis
dengan belajar bermakna.
kelihatan) berasal dari pengalaman sensori
(yakni
gerakan
yang
(yakni cahaya) tetapi tidak dapat dipahami HASIL DAN PEMBAHASAN Pembelajaran bermakna akan
dengan
menganalisis
komponen-
bisa
komponen pengalaman fenomenal ini.
terwujud jika orientasi mengajar tidak
Artinya pengalaman fenomenologis adalah
hanya pada segi pencapaian prestasi
berbeda
akademik, melainkan juga diarahkan untuk
menyusun pengalaman tersebut.
mengembangkan sikap dan minat belajar
Jadi, Gestaltis, percaya bahwa seseorang
serta potensi dasar siswa. Topik-topik yang
menambahkan sesuatu pada pengalaman,
dipilih dan dipelajari didasarkan pada
di mana sesuatu itu tidak ada dalam data
pengalaman anak yang relevan. Metode
yang diindra, dan sesuatu itu adalah
mengajar yang digunakan membuat siswa
tindakan
terlibat langsung. Dalam proses belajar
Pandangan gestaltis adalah “keseluruhan
perlu diprioritaskan kesempatan siswa.
itu berada dari penjumlahan bagian-
Bahan pelajaran yang digunakan konkret.
bagiannya” atau “mambagi-bagi berarti
Hasil
hanya
mendistorsi.” Kita tidak dapat mendapat
menekankan aspek kognitif tetapi harus
kesan penuh dari lukisan Monalisa dengan
mencakup semua domain perilaku siswa.
melihat gambar tangannya dahulu, lalu
Pembelajaran bermakna akan terwujud jika
gambar tangan kanannya, lalu hidungnya,
pembelajaran dengan mempelajari gejala
mulutnya,
sebagai suatu keseluruhan atau totalitas
menyatukan pengalaman melihat ini. Anda
karena
tidak
belajar
siswa,
seseorang
tidak
cenderung
dari
dapat
bagian-bagian
menata
dan
yang
(organisasi)data.
kemudian
memahami
berusaha
pengalaman
mempersepsikan apa yag terlihat dari
mendengar “orchestra simfoni” dengan
lingkungannya sebagai kesatuan yang
menganalisis masing-masing musisi secara
utuh. Hal ini seperti dalam teori Gestalt.
terpisah-pisah. Musik yang berasal dari
Aliran Gestalt percaya bahwa walaupun
orchestra adalah berbeda dengan jumlah
pengalaman psikologis berasal dari elemen
musik yang dimainkan oleh setiap musisi
119
Sukriyah, Perbandingan hasil...
yang terlibat. Melodi memiliki kualitas
terlebih dahulu baru disusul oleh bagian-
sendiri, yang berbeda dengan kualitas suara
bagiannya. Bila kita bertemu dengan
yang dihasilkan oleh berbagai alat musik
seorang teman misalnya, dari kejauhan
yang menjadi unsur melodi tersebut.
yang
Pandangan pokok psikologi Gestalt adalah
bukanlah
berpusat bahwa apa yang dipersepsi itu
pulpennya yang bagus, atau dahinya yang
merupakan suatu kebulatan, suatu unity
terluka, melainkan justru teman kita itu
atau suatu Gestalt. Psikologi Gestalt
sebagai
semula memang timbul berkaitan dengan
(keseluruhan); baru kemudian menyusul
masalah
kita saksikan adanya hal-hal khusus
persepsi,
yaitu
pengalaman
kita
saksikan bajunya
terlebih yang
keseluruhan,
baru
sebagai
Gestalt
tertentu
disebutnya
pulpennya yang bagus, dahinya yang
phi
phenomena.
bajunya
atau
Wertheimer di stasiun kereta api yang sebagai
seperti
dahulu
yang
baru,
Dengan demikian maka dalam persepsi itu
terluka, dan sebagainya.
ada peran aktif dalam diri perseptor. Ini
Teori
berarti bahwa dalam individu mempersepsi
konsep pada Pertama,’Teori Medan’; hal
sesuatu tidak hanya bergantung pada
penting dalam suatu medan adalah bahwa
stimulus objektif saja, tetapi ada aktivitas
tidak ada yang eksis secara terpisah atau
individu
terisolasi.
untuk
menentukan
hasil
Gestalt
menggunakan
Menurut
konsep-
psikologi
Gestalt
persepsinya. Apa yang semula terbatas
penekanannya adalah selalu pada totalitas
pada persepsi, kemudian berkembang dan
atau keseluruhan, bukan pada bagian-
berpengaruh pada aspek-aspek lain, antara
bagian. Kedua ‘Nature versus Nurture’;
lain dalam psikologi belajar.
Menurut teoritisi Gestalt, otak bukan
Bagi
para
Gestalt,
penerima pasif dan gudang penyimpan
proses
informasi dari lingkungan. Otak bereaksi
diferensiasi. Dalam proses diferensiasi itu
terhadap informasi sensoris yang masuk
yang
dan otak melakukan
perkembangan
primer
ahli
pengikut
itu
merupakan
adalah
keseluruhan,
penataan
yang
sedangkan bagian-bagian adalah sekunder,
membuat informasi itu lebih bermakna. Ini
bagian-bagian hanya
arti
bukanlah fungsi yang dipelajari, ini adalah
sebagai bagian daripada keseluruhan dalam
“sifat alami” dari otak dalam menata dan
hubungan fungsional
member makna pada informasi sensori.
mempunyai
dengan
bagian-
bagian yang lainnya, keseluruhan ada
Ketiga,
120
Hukum
Prognanz;
Gestaltis
Jurnal Edukasi, Volume 2 No.2,Oktober 2016 ISSN. 2443-0455
sebagai prinsip pedoman mereka dalam
terpecahkan atau tak terpecahkan. Tidak
meneliti persepsi, belajar, dan memori.
ada solusi parsial diantara dua keadaan itu.
Belakangan ia juga diaplikasikan ke
Pemikiran
personalitas den psikoterapi. Misalnya jika
mempelajari fakta atau aturan tanpa benar-
seseorang melihat pada garis lengkung
benar memahaminya. Proses balajar ini
yang hamper membentuk lingkaran dengan
sangat kaku, mudah terlupakan, dan dapat
menyisakan gap (celah) kecil, orang itu
diaplikasikan hanya pada situasi yang
cenderung akan mengisi celah itu secara
terbatas. Tetapi, belajar sesuai dengan
perceptual
prinsip
(dalam
persepsinya)
dan
produktif.
Gestalt
Pembelajar
didasarkan
pada
merespons gambar itu seolah-olah gambar
pemahaman tentang hakikat dari problem.
itu sebuah lingkaran penuh. Keempat,
Belajar semacam itu berasal dari dalam diri
Realitas subjektif dan objektif Menurut
individu dan tidak dipaksakan oleh orang
teori Gestalt yang menentukan perilaku
lain, ia mudah digeneralisasikan dan
adalah kesadaran atau realitas subjektif,
diingat dalam jangka waktu yang lama.
dan fakta ini mengandung implikasi
Pemahaman akan melibatkan banyak
penting. Hal-hal seperti keyakinan, nilai-
aspek dari diri sipembelajar seperti emosi,
nilai,
juga
sikap, dan persepsi, serta kecerdasan.
melengkapi apa-apa yang kita alami secara
Dalam rangka mendapat pemahaman
sadar. Ini berarti bahwa orang dalam
mendalam mengenai solusi suatu masalah,
lingkungan fisik yang persis sama, akan
seorang
bervariasi
menginterpretasikan
seharusnya tidak boleh berlaku logis.
lingkungan itu dan, karenanya bervariasi
Siswa seharusnya menata dan menata
pula dalam reaksinya.
ulang komponen-komponen dari problem
kebutuhan,
dalam
dan
sikap
siswa
tidak
perlu
bahkan
secara kognitif sampai solusi berdasarkan Prinsip belajar Gestalt
pemahaman telah ditemukan. Pelaksanaan
Belajar menurut gestaltis adalah fenomena
proses ini akan bervariasi dari satu siswa ke
kognitif. Seseorang mulai melihat solusi
siswa lainnya.
setelah memikirkan problem. Ketika solusi
Michael
muncul seseorang mendapatkan wawasan
Hergenhahn
(insight) tentang solusi problem. Problem
sebuah percobaan yang dilakukan oleh
dapat eksis hanya dalam dua keadaan :
katona pada 1940. Dalam eksperimen ini
121
Wertheimer (2008)
(1980)
dalam
mendeskripsikan
Sukriyah, Perbandingan hasil...
secarik kertas berisi tulisan 15 angka
Pendapat
diberikan kepada sekelompok subjek yang
pendidikan
diperintahkan untuk mempelajari angka itu
Ambiguitas
selama 15 detik:
organisasional dalam pikiran siswa, dan ini
1 4 9 1 6 2 5 3 6 4 9 6 4 8 1
adalah kondisi yang tidak diinginkan.
Setelah subjek mengamati deretan angka
Ambiguitas dilihat sebagai keadaan negatif
itu, mereka diminta menulis kembali
yang akan terus ada sampai problem
urutan angka itu secara benar tanpa
terselesaikan. Siswa yang berhadapan
melihatnya. Kebanyakan subjek hanya
dengan problem akan berusaha mencari
mampu menuliskan sedikit angka secara
informasi
benar. Kelompok subjek lainnya diminta
informasi
melihat pola angka itu. Setelah melihat
mendapatkan wawasan mendalam tentang
deretan angka itu subjek ini mengatakan
solusinya. Solusi ini akan membuat siswa
“ini adalah jumlah kuadrat dari angka 1
puas sebagaimana puasnya seorang yang
sampai 9.” Subjek yang mampu melihat
lapar diberi sepiring nasi lengkap dengan
pola itu mampu menulis kembali deretan
lauk pauknya. Aplikasi teori Gestalt
angka dengan benar bukan hanya saat
terwujud dalam pembelajaran terpadu.
eksperimen tetapi juga setelah seminggu
Pembelajaran terpadu merupakan suatu
dan sebulan setelah eksperimen bahkan
pendekatan dalam pembelajaran yang
lebih. Jadi, kita melihat lagi bahwa belajar
secara sengaja mengaitkan beberapa aspek
berdasarkan prinsip pemahaman dalam
baik dalam intra mata pelajaran maupun
situasi pemecahan masalah hasilnya akan
antar mata pelajaran. Dengan adanya
lebih
dipertahankan
pemaduan itu siswa akan memeroleh
selama periode yang lebih lama. Juga
pengetahuan dan keterampilan secara utuh
perhatikan bahwa tidak ada penguatan
sehingga pembelajaran menjadi bermakna
eksternal dalam eksperimen ini. Satu-
bagi siswa. Bermakna di sini memberikan
satunya penguatan adalah dari dalam dan
arti bahwa pada pembelajaran terpadu
muncul saat pembelajar mendapatkan
siswa akan dapat memahami konsep-
pemahaman solusi problem.
konsep yang mereka pelajari melalui
menyeluruh
dan
psikologi
atau
baru lama
Gestalt mengenai
ketidakseimbangan
atau
menata
sampai
ulang mereka
pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar konsep dalam intra
122
Jurnal Edukasi, Volume 2 No.2,Oktober 2016 ISSN. 2443-0455
mata
pelajaran
maupun
antar
mata
Tantangan yang harus dipersiapkan dalam pembelajaran terpadu adalah 1. ‘Aspek
pelajaran. pembelajaran
Guru’; Guru harus berwawasan luas,
terpadu antara lain sebagai berikut :1).
memiliki kreativitas tinggi, keterampilan
Pengalaman dan kegiatan belajar anak
metodologis yang handal, rasa percaya diri
akan
tingkat
yang tinggi, dan berani mengemas dan
perkembangan anak. 2). Kegiatan yang
mengembangkan materi. 2.’ Aspek peserta
dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan
didik’; Pembelajaran terpadu menuntut
anak.3). Seluruh kegiatan belajar lebih
kemampuan belajar peserta didik yang
bermakna bagi anak sehingga hasil belajar
relatif “baik”, baik dalam kemampuan
akan dapat bertahan lebih lama. 4).
akademik
Menyajikan
bersifat
‘Aspek sarana dan sumber pembelajaran;
pragmatis sesuai dengan permasalahan
Pembelajaran terpadu memerlukan bahan
yang sering ditemui dalam lingkungan
bacaan atau sumber informasi yang cukup
anak.
kembangkan
banyak dan bervariasi, mungkin juga
keterampilan sosial anak. 6). Dengan
fasilitas internet. 4. Aspek kurikulum;
menggabungkan berbagai bidang kajian
Kurikulum harus luwes, berorientasi pada
akan terjadi penghematan waktu, tenaga
pencapaian ketuntasan pemahaman peserta
dan sarana serta biaya. 7). Pembelajaran
didik (bukan pada pencapaian target
terpadu membantu menciptakan struktur
penyampaian materi). 5. Aspek penilaian;
kognitif yang dapat menjembatani antara
Pembelajaran terpadu membutuhkan cara
pengetahuan awal peserta didik dengan
penilaian
pengalaman belajar yang terkait. 8). Akan
(komprehensif), 6. Suasana pembelajaran;
terjadi peningkatan kerja sama antar semua
Pembelajaran terpadu harus memadukan
pihak
berbagai
Kekuatan
pelaksanaan
selalu
5).
relevan
dengan
kegiatan
Menumbuh
dalam
yang
pembelajaran.
9).
maupun
kreativitasnya.
yang
aspek
3.
menyeluruh
pengetahuan
tidak
Mempermudah dan memotivasi siswa
cenderung salah satu bidang kajian dan
untuk mengenal, menerima, menyerap dan
‘tenggelam’nya bidang kajian lain. 7.
memahami keterkaitan atau hubungan
Aspek Kultural; Keterbatasan kultural
antara konsep, pengetahuan, nilai atau
bangsa ini yang mendorong setiap pejabat
tindakan yang terdapat dalam beberapa
untuk mengontrol mengakibatkan para
pokok bahasan atau bidang studi.
guru tergantung, sementara guru yang
123
Sukriyah, Perbandingan hasil...
edisi ketujuh. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
berinisiatif harus membentur berbagai regulasi.
Creswell, J. W. (2002). Research Design Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches (Secon Edition). New Delhi: Sage Publication.
SIMPULAN Pembelajaran
yang
pembelajaran
yang
baik
adalah
berkesan
Emzir. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Rajawali Press.
dan
membawa dampak perubahan pada siswa. Untuk
menghasilkan
Hergenhahn & Olson. (2008). Theories of learning (teori belajar). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
pembelajaran
tersebut perlu adanya pembelajaran yang bermakna.
Pembelajaran
bermakna
Izzaty, Rita Eka. Dkk. Perkembangan Peserta Yogyakarta. UNY Press
merupakan bentuk pembelajaran yang menyenangkan dan memiliki keunggulan
Muchith, Saekhan. (2008). Pembelajaran Kontekstual. Semarang: Rasail.
dalam mengolah informasi secara utuh sesuai kemampuan siswa. Pembelajaran
Muhadjir, Noeng. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin.
semacam ini ditandai dengan hubungan antara aspek-aspek, konsep-konsep, dan informasi
atau
situasi
baru
(2008). Didik.
Ratumanan. (2004). Belajar dan Pembelajaran. Surabaya: Unesa University Press.
dengan
komponen yang relevan dalam struktur
Trianto. (2007). Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka.
kognitif siswa secara utuh (Gestalt). Teori Gestal menjadi penopang pembelajaran
Trianto. (2007). Model-model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
yang mampu menghubungkan berbagai komponen dalam struktur kognitif karena teori Gestalt berpusat bahwa apa yang dipersepsi merupakan suatu kebulatan, suatu unity. Wujud riil penerapan teori Gestalt salah satunya dengan melakukan pembelajaran terpadu.
DAFTAR PUSTAKA Arends, R. I. (2008). Learning to Teach (Belajar Untuk Mengajar) Buku dua
124