Vol. 1 No. 1 April, Th. 2016
PENINGKATAN DAYA SERAP SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN TEORI BELAJAR BERMAKNA DAVID AUSUBEL Hery Saputra Universitas Jabal Ghafur Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh teori belajar ausubel pada pendidikan matematika, mengetahui tingkat daya serap siswa terhadap pendidikan matematika dan mengetahui pengaruh teori belajar ausubel dengan tingkat daya serap siswa pada pokok bahasan pecahan. Populasi pada penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas VII SD Negeri 1 Sigli Tahun Pelajaran 2014/2015 yang terdiri dari beberapa kelas, sedangkan yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas IV-A yang dijadikan sebagai kelompok kelas eksperimen (Teori Ausubel) yang terdiri dari 30 orang murid dan kelas IV-B dijadikan sebagai kelompok kelas kelompok kontrol (Teori Pembelajaran Konvensional) yang terdiri dari 28 orang murid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil ujian siswa yang menggunakan teori belajar Ausubel adalah sebesar 74,70. Nilai rata-rata kemampuan siswa yang menggunakan teori belajar konvensional adalah sebesar 69,43. Daya serap siswa dengan penerapan teori belajar Ausubel lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Teori belajar ausubel mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap daya serap siswa pada pembelajaran Pecahan di SD Negeri 1 Sigli Tahun Pelajaran 2014/2015. Kata Kunci : teori Ausubel, daya serap siswa, pecahan Abstarct The purpose of the research is to investugate whether Ausubel’s theory significantly affects pupils’ achievement in mathematic education and fraction. The population of the research was pupils of state elementary school of SDN 1 2014-2015 academic year in Sigli. Grade IV A and IV B students were chosen as the sample of the research by. The number of grade IV pupils were 30 treated as experiment class, while control class was grade IV pupils. The finding of the result showed that students’ achievment taught using Ausubel theory is higher than pupils’ achievement taught using conventional method. It can be seen the average of experiment class was 74.70, while control class was 96.43. Shortly, Ausubel theory sifnificantly affects pupils’ achievement of fraction. Keywords: Ausubel theory, students’ achievement, fraction
1. Pendahuluan
unsur proses belajar memegang peranan
1.1. Latar Belakang
yang vital. Mengajar adalah proses
Setiap kegiatan pengajaran adalah untuk
mencapai
tujuan
membimbing kegiatan belajar siswa.
pendidikan.
Belajar
berarti
sebuah
pembaharuan
Pengajaran adalah suatu proses aktivitas
menuju pengembangan individu agar
belajar dan mengajar, yang didalamnya
kehidupannya
bisa
terdapat dua subjek yang saling terlibat,
sebelumnya.
Dan
yaitu guru sebagai pendidik dan siswa
modifikasi atau memperteguh kelakuan
sebagai siswa. Dalam proses pengajaran,
melalui pengalaman (Hamalik, 2008: 36).
21
lebih
baik
belajar
dari adalah
Vol. 1 No. 1 April, Th. 2016
Oleh sebab itu peneliti berupaya agar
adalah suatu proses pembelajaran yang
pembelajaran
mendatangkan hasil atau bermakna. Dua
yang
menyenangkan potensi
dan
siswa,
pembelajaran
digunakan
dapat
menggali
khususnya matematika.
hal
dalam
penting
dalam
konsep
berlajar
bermakna yaitu struktur kognitif dan
Melihat
materi
pengetahuan
baru.
Struktur
kondisi pembelajaran saat ini, dari data
kognitif merupakan segala pengetahuan
hasil
tingkat
yang telah dimiliki siswa sebagai hasil
matematika
dari kegiatan belajar yang lalu. Dalam
ulangan
penguasaan
semester,
pembelajaran
siswa mencapai nilai rata-rata 55, dan
belajar
bermakna,
pengetahuan
baru
belum
harus
mempunyai
hubungan
atau
mencapai
criteria
ketuntasan
minimal yang disepakati yaitu 60. Hal ini
dihubungkan
disebabkan guru kurang menerapkan
kognitifnya. Hubungan tersebut akan
variasi model pembelajaran matematika,
terjadi karena adanya kesamaan isi
dengan keterbatasan sarana pembelajaran
(substantiviness) dan secara beraturan
matematika siswa tidak dilibatkan secara
(non-arbiriter),
aktif oleh guru, bahkan saat pembelajaran
tersebut
matematika guru hanya terpaku pada
kebermaknaan logis materi yang akan
bahan ajar, tidak menggunakan media
dipelajari. Belajar bermakna penuh arti,
dalam pembelajaran matematika.
jelas nyata perbedaannya dengan yang
Berdasarkan maka
dianggap
keadaan perlu
tersebut,
laun,
dilaksanakan
dengan
kedia
struktur
sifat
hubungan
menunjukkan
selain
itujuga,
adanya
siswa
akan
menguasai dan mengingat konsep-konsep
penelitian tindakan kelas untuk perbaikan
inti.
pembelajaran
menerapkan pembelajaran teori belajar
matematika
kelas.
Oleh
Tindakan tersebut dilakukan agar siswa
bermakna
termotivasi pembelajaran
dan
sebab itu
peneliti
David Ausubel
di
akan
kelas,
senang
terhadap
dengan harapan dapat meningkatkan hasil
matematika,
peneliti
belajar siswa khusunya pada materi
menggunakan media pembelajaran yang
menyederhanakan pecahan.
sesuai dengan kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan uraian di atas, maka
Pendekatan pembelajaran yang akan
dirumuskan
dilakukan adalah dengan penerapan teori
“Apakah
belajar bermakna David Ausubel dalam
bermakna
meningkatkan hasil belajar siswa pada
meningkatkan daya serap siswa dalam
mata pelajaran matematika. Pembelajaran
proses pembelajaran matematika pada
teori belajar bermakna David Ausubel
materi penyederhanaan pecahan di kelas. 22
masalah penerapan David
umum teori Ausubel
yaitu belajar dapat
Vol. 1 No. 1 April, Th. 2016
1.2. Tujuan Penelitian
3. Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk
Pada penelitian ini digunakan dua
mengetahui peningkatan daya serap siswa
(2) kelas yang berbeda sebagai kelompok
dalam pembelajaran matematika dengan
uji. Kelas IV-A yang terdiri dari 30 orang
penerapan teori belajar bermakna David
murid
Ausubel.
pembelajaran dengan penerapan teori
2. Metode
ausubel yaitu dengan penerapan teori
Populasi
metode
belajar bermakna (meaningful learning).
adalah keseluruhan siswa kelas IV SD
Untuk kelas kontrol digunakan kelas IV-
Negeri
B dengan jumlah murid sebanyak 28
Sigli
penelitian
dengan
ini
1
pada
diterapkan
Tahun
Pelajaran
2014/2015 yang terdiri dari beberapa
orang
kelas, sedangkan yang menjadi sampel
pembelajaran konvensional.
pada penelitian ini adalah siswa kelas IV-
dengan
menggunakan
metode
Dalam penerapan setiap metode
A yang dijadikan sebagai kelompok kelas
pembelajaran
eksperimen (Teori Ausubel) yang terdiri
pecahan dengan melalui tahapan-tahapan
dari 30 orang murid dan kelas IV-B
pembelajaran
dijadikan
tujuan
sebagai
kelompok
kelas
dan
disampaikan
yaitu:
materi
menyampaikan
memotivasi,
menyajikan
kelompok kontrol (Teori Pembelajaran
informasi,
mengorganisasikan
siswa
Konvensional) yang terdiri dari 28 orang
dalam mengerjakan soal, membimbing
murid.
siswa dan melakukan evaluasi. Setelah Instrumen yang digunakan berupa
dilakukan evaluasi maka diperoleh nilai
test hasil belajar yang dibuat dalam
hasil ujian dari setiap murid yang
bentuk uraian, banyak soal terdiri dari 5
dijadikan sebagai sampel dari kelompok
soal dengan pengerjaan soal 45 menit,
murid dengan penerapan teori ausubel
dan masing-masing soal memiliki waktu
maupun
8 menit.
pembelajaran konvensional.
Hal ini bertujuan agar siswa
mempunyai
metode
Dari hasil perhitungan distribusi
sekaligus
test matematika kelas IV SD dengan
memahaminya. Teknik analisis yang
penerapan teori ausubel dapat dilihat
digunakan dalam uji hipotesis adalah uji
pada Tabel 1.
soal
waktu
dengan
untuk
mengerjakan
cukup
murid
perbedaan dua rata-rata dengan uji kanan hipotesis.
23
Vol. 1 No. 1 April, Th. 2016
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Nilai Test Matematika Kelas IV SD dengan Penerapan Teori Ausubel
pembelajaran konvensional dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Nilai Tes Matematika Kelas IV SD Dengan Metode Pembelajaran Konvensional
Modus (Mo): b1 = 7 – 5
= 2
b2 = 7 – 5
= 2
b
Modus (Mo):
= 72,5
2 Mo = 72,5 + 6 2 2
b2 = 8 – 5
= 3
= 72,9
= 72,5
Median (Me):
N = 30 F
= 7
f
= 5
= 70,5
2 Mo = 70,5 + 6 2 3
Median (Me):
b
= 70,5
N = 28
1 . 30 - 7 Me = 72,5 + 7 2 5
F
= 6
f
= 8
1 . 30 - 6 Me = 70,5 + 6 2 8
= 81,1 b. Harga Rata-rata
= 77,25
fi xi 2241 = = 74,7 x 30 fi
b. Harga Rata-rata
x
c. Standart Deviasi S
= 2
b
= 75,5
b
b1 = 8 – 6
=
n fixi 2 fixi n n - 1
=
30169975,5 2241,0 30 29
2
fi xi 1944 = = 69,43 28 fi
c. Standart Deviasi S
2
=
n fixi 2 fixi n n - 1
=
28136917,0 1944,0 28 27
2
2
= 9,42 Distribusi
frekuensi
nilai
tes
= 8,49
matematika kelas IV SD dengan metode
24
Vol. 1 No. 1 April, Th. 2016
Dari
dapat
4. Standar deviasi kelompok siswa yang
dirangkum deskripsi data kemampuan
menggunakan metode pembelajaran
siswa yang menggunakan teori ausubel
konvensional sebesar 8,49.
dengan
uraian
di
menggunakan
atas
teori
belajar
Dari uraian data di atas dapat
konvensional seperti pada Tabel 3.
dilihat bahwa terdapat perbedaan yang
Tabel 3. Deskripsi Data Kemampuan
signifikan antara daya serap siswa kelas
yang
IV SD Negeri 1 Sigli pada materi
Menggunakan
Teori
Belajar
Ausubel dengan Menggunakan Teori
pecahan
yang
Belajar Konvensional
pembelajaran
menggunakan
ausubel
dengan
konvensional. Berdasarkan rata-rata hasil tes materi pecahan kelompok eksperimen rata-ratanya lebih besar dari kelompok Dari Tabel V dapat diketahui bahwa
kemampuan
siswa
kontrol. Melihat landasan teoritis dengan
yang
hasil penelitian di lapangan, maka dapat
menggunakan teori belajar ausubel yang
diambil kesimpulkan bahwa landasan
tertinggi adalah 90 dan yang terendah
teoritis
dalam
penelitian
ini
tidak
adalah 55, dengan rata-rata x = 74,70.
bertentangan dengan hasil penelitian di
Sedangkan nilai kemampuan siswa yang
lapangan.
menggunakan
metode
belajar
Dengan penerapan teori belajar
konvensional yang tertinggi adalah 86
Ausubel daya serap siswa akan semakin
dan yang terendah adalah 53, dengan
baik.
rata-rata x = 69,43.
Ausubel juga mengajukan suatu model
Dari hasil pengolahan data secara
Hal ini disebabkan teori belajar
pengajaran
ekspositori
(expository
statistik, temuan yang diperoleh adalah
teaching) untuk mendorong pembelajaran
sebagai berikut :
yang bermakna, bukan melalui belajar
1. Skor
rata-rata
tes
siswa
yang
cepat. Exposition artinya menjelaskan,
menggunakan teori belajar Ausubel
atau menyajikan fakta-fakta dan ide-ide.
adalah sebesar 74,70.
Dengan cara pembelajaran seperti itu
2. Nilai rata-rata kemampuan siswa yang
menggunakan
teori
maka siswa akan lebih cepat mengerti
belajar
dan tidak cepat lupa, karena belajar tidak
konvensional adalah sebesar 69,43.
dengan menghafal.
3. Standar deviasi kelompok siswa yang
Dengan teori Ausubel terlihat
menggunakan teori belajar Ausubel
adanya kreativitas belajar siswa di dalam
sebesar 9,42.
kelas yang menunjukkan peningkatan 25
Vol. 1 No. 1 April, Th. 2016
daya serap dibandingkan dengan yang menggunakan
metode
Daftar Pustaka Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Dahar, 1996. Model-Model Pengajaran. Bandung : CV. Diponegoro. Djamarah, S. Bahri, 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Djamarah, 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta. Gulo, W, 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Hadi, S., 1993. Methodology Research. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM. Moleong, L. J. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosda. Muhaimin, 2003. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: Rosda Karya. Mulyasa, 2002. Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi dan Implementasi. Bandung : Remaja Rosdakarya. Nurhadi, dkk, 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang : UM Press. Nurhayati, 2009. Teori Belar dan Pembelajaran Diktat. Lhokseumawe: STAIN Malikussaleh. Sudjana, N dan Ahamad Rivai. 1989. Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru. Sugiarto, 2003. Teknik Sampling. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV Alfabeta. Tilaar, H.A. 2000. Pendidikan Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia. Bandung: Rosdakarya.
pembelajaran
konvensional. Hal ini disebabkan pada teori Ausubel keinginan siswa untuk belajar matematika semakin meningkat. Selanjutnya
bagi
kemampuannya
siswa rendah
yang terdapat
peningkatan keinginan untuk belajar matematika, yang terlihat dari adanya interaksi pada saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. 4. Kesimpulan Berdasarkan analisa terhadap data hasil penelitian, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Nilai rata-rata hasil ujian siswa yang menggunakan teori belajar ausubel adalah sebesar 74,70. Nilai rata-rata kemampuan
siswa
yang
menggunakan
teori
belajar
konvensional adalah sebesar 69,43. 2. Daya serap siswa dengan penerapan teori
belajar ausubel lebih baik
dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. 3. Teori belajar ausubel mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap daya serap siswa pada materi Pecahan di SD Negeri 1 Sigli Tahun Pelajaran 2014/ 2015.
26