a n n ua l r e p o r t 2009 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T bk
Aiming at
improved sustainability
a n n ua l r e p o r t 2 0 0 9 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T bk
daftar isi
3
Content
Halaman Ikhtisar Keuangan
Page 4
Financial Highlights
Ikhtisar Saham
5
Stock Highlights
Peristiwa Penting & Penghargaan di tahun 2009
6
Important Events and Awards in 2009
Laporan Dewan Komisaris
8
Board of Commissioners’ Report
Laporan Direksi
10
Board of Directors’ Report
Profil Perusahaan
14
Company Profile
Analisis dan Pembahasan Manajemen
32
Management Discussion and Analysis
Tinjauan Perusahaan -
32
- Company Review
Tinjauan Keuangan -
34
- Financial Review
Tinjauan Operasional -
37
- Operational Review
Prospek Usaha -
42
- Business Prospect
Tata Kelola Perusahaan
44
Good Corporate Governance
Anak Perusahaan
58
Subsidiary
a n n ua l r e p o r t 2009 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T b k
Ikhtisar Keuangan
4
Financial Highlights
Keterangan
Description 2009
2008
2007
2006
2005
Penjualan Bersih
1.125,05
1.478,58
1.273,16
1.026,67
684,04
Laba Kotor
304,63
333,40
289,95
255,96
199,27
Laba (Rugi) Usaha
45,90
63,02
44,71
62,23
35,08
EBIT
48,01
40,14
38,19
57,79
31,62
eBIT
EBITDA
58,07
49,86
48,37
60,37
43,40
eBITDa
Laba (Rugi) Bersih
2,12
5,03
11,08
15,24
9,59
Laporan Laba-Rugi (Rp Miliar)
Income Statement (Rp Billion) Net Sales Gross Profit Operating Income (Loss)
Net Income (Loss)
Neraca (Rp Miliar)
Balance Sheet (Rp Billion)
Total Aktiva
728,03
965,81
1.009,44
686,94
518,82
Total Assets
Aktiva Lancar
581,22
844,94
899,31
563,17
373,76
Current Assets
Aktiva Tidak Lancar
146,81
120,83
110,13
123,77
145,07
Non-current Assets
Aktiva Tetap
100,99
89,23
82,01
89,50
98,44
Total Kewajiban
429,31
669,22
717,87
406,45
253,58
Total Liabilities
Kewajiban Lancar
376,91
634,58
686,30
379,34
230,32
Current Liabilities
Kewajiban Jangka Panjang
52,40
34,64
31,58
27,11
23,26
Ekuitas
298,72
296,59
291,56
280,49
265,25
Laba terhadap Aktiva (%)
0,29
0,52
1,10
2,22
1,85
Laba terhadap Ekuitas (%)
0,71
1,70
3,80
5,43
3,62
Margin Laba Kotor (%)
27,08
22,55
22,77
24,93
29,13
Margin Laba Usaha (%)
4,08
4,26
3,51
6,06
5,13
Rasio Lancar (%)
154,21
133,16
131,04
148,46
162,27
Laba (Rugi) Bersih per Saham (Rp)
0,69
1,66
3,57
4,92
3,10
Fixed Assets
Long-term Liabilities
Rasio Keuangan dan Informasi Lain
Equity Financial Ratios & Other Information Return on Assets (%) Return on Equity (%) Gross Profit Margin (%) Operating Profit Margin (%) Current Ratio (%) Earning (loss) per Share (Rp)
Modal dan Saham (Rp Miliar)
Capital and Stock
Modal Dasar
1.000,00
1.000,00
1.000,00
1.000,00
1.000,00
Modal Ditempatkan
309,93
309,93
309,93
309,93
309,93
Capital Stock—Authorized Capital stock—Subscribed & Paid-up
Penjualan Bersih
Laba Usaha
Net Sales
Operating Income
Laba Bersih Net Income
(dalam miliar rupiah)
(dalam miliar rupiah)
(dalam miliar rupiah)
18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
70 1500 1400
60
1300 1200
50
1100 1000
40
900 800 700
30
600 500
20
400 300
10
200 100
0
0 ‘05
‘06
‘07
‘08
‘09
‘05
‘06
a n n ua l r e p o r t 2 0 0 9 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T bk
‘07
‘08
‘09
‘05
‘06
‘07
‘08
‘09
Ikhtisar saham stock Highlight
Komposisi Kepemilikan Saham Indofarma I Indofarma’s Stock Ownership Modal dan Saham I Capital Stock
Per 31 Desember 2009 As of 31 December 2009
Modal dasar I authorized capital Modal ditempatkandan disetor I Paid-up capital
10.000.000.000 3.099.267.500
Komposisi Kepemilikan I Shareholders Composition
Lembar I Shares
(%)
Pemerintah I Government P. Sudibyo (Direktur I Director) Masyarakat I Public
2.500.000.000 364.000 598.903.000
80,66 0,02 19,27
Jumlah I Total
3.099.267.500
100,00
Harga / Price
Volume Transaksi/ Transaction Volume
share price fluctuations of PT Indofarma (Persero) Tbk Period January 2009 - March 2010
Bulan/Month
Tertinggi
Terendah
Penutupan
Volume rata-rata
High
Low
Close
average volume
Period
2009
2008
2009
2008
2009
2008
2009
2008
Semester I
126
215
50
120
93
140
15,594,095
210,304
Semester II
107
150
78
50
83
50
5,101,817
118,131
a n n ua l r e p o r t 2009 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T b k
5
6
Peristiwa Penting & Penghargaan di tahun 2009 Significant Events and Awards in 2009
Penghargaan Muri (24 April 2009)
Muri Award (April, 24th 2009)
PT Indofarma (Persero) Tbk mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) atas rekor Penyelenggara Pendukung Pemeriksaan Gula Darah Gratis Terbanyak Serentak, bekerjasama dengan Gerai Apotek K-24.
PT Indofarma (Persero) Tbk gained recognition from the Indonesian Record Museum (MURI) for Supporting Organizers Free Blood Sugar Checking Most Simultaneously, in cooperation with K-24 Pharmacy Outlets.
Pengangkatan Direktur Keuangan (4 Juni 2009)
The Appointment of Financial Director (June, 4th 2009)
Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) untuk tahun buku 2008, salah satu agendanya adalah Perubahan Susunan Pengurus Perseroan, dimana Djakfarudin Junus diangkat menjadi Direktur Keuangan Perseroan.
One of the agenda of the Annual General Shareholders Meeting for the fiscal year 2008 was the amendment of Management team of the corporation and the result was the appointment of Djakfarudin Junus as the Finance Director.
Renovasi Pabrik
Renovation of Production Facility
Dalam rangka meningkatkan fasilitas produksi guna memenuhi ketentuan standar Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) terkini, Perseroan sejak 2008 mulai melaksanakan renovasi fasilitas produksi di pabrik Cibitung. Pada 2009, telah masuk pada tahap penyelesaian. Dampak positif renovasi adalah peningkatan kapabilitas untuk menciptakan kondisi yang ideal guna terjaminnya kualitas dan stabilitas produk yang baik. Renovasi ini mencakupi area dan object. Berdasarkan area, terdiri dari main building (lantai 1, 2 dan 3), produksi steril, water treatment, dan area pendukung. Sedangkan berdasarkan Object, terdiri dari pekerjaan sipil - arsitektur (tata ruang /lay out Konstruksi), sedangkan bagian ME (Sistem HVAC, lighting, sistem alarm, dust collector, sistem kontrol dan monitoring) dan Water System yaitu renovasi demineralize plant storage dan looping distribution system. In order to upgrade production facilities to comply with standards for current Good Manufacturing Practice (cGMP), since 2008 the Company began to start the renovation of production facilities at Cibitung. In 2009, the renovation has entered into the completion stage. The positive impact of renovation is to improve its capability to create ideal conditions required for ensuring better product quality and stability. This renovation consisted of area and object. Areas include the main building (floors 1,2 and 3), sterile production, water treatment, and support areas. While objects, concists of civil works - architecture (spatial / lay out of construction), and ME (HVAC systems, lighting, alarm systems, dust collectors, controls and monitoring systems) ie. the renovation of de-mineralize plant storage and looping distribution system.
a n n ua l r e p o r t 2 0 0 9 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T bk
7
Visi & Misi Vision and Mission
Visi Perusahaan
Corporate Vision
Menjadi perusahaan yang berperan secara signifikan pada perbaikan kualitas hidup manusia dengan memberi solusi terhadap masalah kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
To become a company that has a significant role in improving the quality of human life by providing solutions for public health and welfare issues.
Misi Perusahaan
Company Mission
Menyediakan produk dan layanan berkualitas dengan harga terjangkau untuk masyarakat. Melakukan penelitian dan pengembangan produk yang inovatif dengan prioritas untuk mengobati penderita penyakit dengan tingkat prevalensi tinggi. Mengembangkan kompetensi SDM sehingga memiliki kepedulian, profesionalisme dan kewirausahaan yang tinggi.
Providing high quality products and services in affordable prices. Conducting innovative research and development with priority to address the most prevalent health problems. Improving human resources competence, to raise the spirit of compassionateness, professionalism and entrepreneurship.
a n n ua l r e p o r t 2009 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T b k
8
Laporan Dewan Komisaris Board of Commissioners’ Report
Pemegang Saham Yang Terhormat,
Dear Valued Shareholders,
Tahun 2009 merupakan tahun yang sulit bagi bisnis pada umumnya. Kondisi tersebut juga mempengaruhi kinerja industri farmasi. Meskipun nilai tukar rupiah cenderung stabil, namun pergerakan harga minyak yang terus meninggi, menyebabkan harga bahan baku terus melambung. Di sisi lain, harga Obat Generik Berlogo yang dikendalikan pemerintah pada tingkat harga yang rendah, menyebabkan Manajemen Perusahaan menghadapi situasi yang pelik.
2009 was a difficult year for all kind of businesses. Such conditions also affected the performance of the pharmaceutical industry. Although the IDR exchange rate was stable, but the continuing rises of oil prices caused raw material prices continued to soar. On the other hand, price of Generic Drugs that was kept at the low level by the government caused the Management to face difficult situation.
Karena itu kami dapat memahami, keputusan Manajemen untuk menunda pembelian bahan baku yang pada gilirannya berarti menunda produksi 35 item OGB yang selama ini memiliki share cukup besar bagi Penjualan Bersih. Keputusan ini terpaksa diambil, mengingat harga OGB yang ditetapkan pemerintah sudah berada pada level yang sama sekali tidak dapat lagi dipertahankan. Keputusan tersebut disadari mengandung konsekuensi besar terhadap kinerja keuangan. Penurunan produksi ini dibarengi dengan renovasi fasilitas produksi utama yang menyebabkan utilisasi tidak dapat terpenuhi sebagaimana mestinya. Akibatnya terjadi penurunan Penjualan Bersih dan Laba Bersih. Namun demikian, kami memberikan apresiasi yang tinggi, mengingat keputusan berat yang terpaksa diambil itu akan berdampak positif dalam jangka menengah dan jangka panjang. Renovasi yang telah dilakukan sejak tahun 2008 selesai dikerjakan pada Desember 2009 dan saat ini tengah dalam tahap kualifikasi. Renovasi yang dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan ketentuan current Good Manufacturing Practices (c-GMP) dapat diharapkan akan memberikan competitive advantage jangka panjang dalam bentuk sustainable operational excellence. Sementara itu, dengan dibantu Komite Audit, kami telah melakukan penelaahan atas Laporan Keuangan, evaluasi atas keefektifan sistem pengendalian intern, kinerja Satuan Pengawasan Intern (SPI), pemantauan pelaksanaan manajemen risiko dan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG), pemantauan kegiatan dan hasil audit yang dilakukan Auditor Eksternal serta kegiatan lainnya yang berkaitan dengan tugas Dewan Komisaris dalam pengawasan dan pemberian nasihat atas pengurusan Perseroan.
a n n ua l r e p o r t 2 0 0 9 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T bk
Therefore, we understood the decision to delay the purchase of raw materials which in turn would delay the production of the 35 OGB items which have a significant contribution to the Net Sales. This decision should be made due to the price of generic drugs set by the government was no longer sufficient. It was realized that the decision gave a big consequence to financial performance. The production decline came along with the renovation of main production facilities that caused the utilization can not reach the appropriate level. As a result there was a decrease in Net Sales and Net Income. Nevertheless, we gave a high appreciation, concerning the decision that had been made, since it will give a positive impact in the medium and long term. The renovations that have been carried out since 2008 had been completed in December 2009 and are undergoing commisioning stage. The renovations which are intended to comply with the requirement of current Good Manufacturing Practice (c-GMP) are expected to provide long-term competitive advantages in the form of sustainable operational excellence. Meanwhile, with the assistance of the Audit Committee, we have conducted reviews of the Financial Reports, evaluated the effectiveness of internal control systems, the performance of the Internal Audit Unit, monitored the implementation of Risk Management and Good Corporate Governance (GCG), monitored activities and audit results that are conducted by the External Auditor and other activities related to the duties of the Board of Commissioners in overseeing and providing advices on corporate management.
Prof. Dr. dr. Azrul Azwar, MPH
Komisaris Utama | President Commissioner 9
Kami menyadari bahwa keberhasilan Indofarma dalam mempertahankan kinerja bisnis yang baik di tengah kondisi eksternal yang kurang menguntungkan pada 2009, tidak akan tercapai tanpa peran serta seluruh pelanggan, mitra bisnis, masyarakat di sekitar Perusahaan, serta dukungan penuh dari para pemegang saham. Untuk itu, kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh stakeholders. Kepada segenap jajaran Direksi dan Karyawan yang telah bekerja keras dengan penuh dedikasi, kami menyampaikan terima kasih. Kami mengajak seluruh jajaran Indofarma untuk terus meningkatkan kreativitas, sehingga dapat menempatkan Indofarma sebagai perusahaan farmasi nasional yang berperan signifikan sesuai dengan Visi Perusahaan. Kami yakin dengan kinerja yang dicapai tahun ini dan juga dengan kerja keras seluruh jajaran Indofarma, serta peluang usaha bisnis yang diperkirakan akan semakin kondusif, maka prospek usaha pada tahun 2010 akan jauh lebih baik. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua. Amien.
We realized that the success of Indofarma in maintaining good business performance in the middle of unfavorable external conditions in 2009 will not be achieved without the participation of all customers, business partners, communities surrounding the company, as well as full support from our shareholders. For those, we express highest appreciation to all stakeholders. To all Board of Directors and Employees who have worked hard with dedication, we say our thanks. We invite all staffs of Indofarma at all levels to keep enhancing their creativity, as to bring Indofarma becomes a national pharmaceutical company that has a significant role as stated in the vision of the Company. We believe that this year’s performance, and the hard work of all Indofarma people, as well as the more conducive business opportunities, will bring the business prospects in 2010 better. May Allah bestow His mercy is always on us all. Amien.
Jakarta, April 2010
Prof. Dr. dr. Azrul Azwar, MPH
Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen President Commissioner and Independent Commissioner
Drs. Mohammad Dwidjo Susono, Apt., SE Komisaris | Commissioner
Drs. Mochamad Ichsani, MM Komisaris | Commissioner
a n n ua l r e p o r t 2009 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T b k
10
Laporan Direksi Board of Commissioners’ Report
Syukur Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah yang telah memberikan rahmat dan anugerah sehingga Indofarma dapat melewati Tahun 2009 dengan baik. Melalui Laporan Tahunan ini, kami ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pelanggan, rekanan pemasok, karyawan, dan juga Dewan Komisaris yang telah bekerja keras sehingga Indofarma mampu melewati Tahun 2009 yang penuh dengan tantangan. Tanpa kerjasama dan partisipasi positif dari semua pihak kiranya kita tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik. Indofarma menghadapi Tahun 2009 yang lalu dengan optimisme yang kuat, meskipun terdapat tantangan yang sangat besar, terutama dari proses penciptaan nilai yang semakin sulit dan persaingan usaha yang semakin tajam. Seperti kita ketahui bersama, bahwa selama Tahun 2009, perusahaan masih menghadapi relatif tingginya harga bahan baku dan harga obat generik yang rendah. Kondisi ini masih diperparah dengan kondisi ketersediaan bahan baku obat dari China dan India yang pernah mengalami keterlambatan dalam proses pengirimannya. Selain pengaruh global terhadap berjalannya usaha selama Tahun 2009, Perusahaan juga terpengaruh oleh kondisi ekonomi dan politik dalam negeri selama Tahun 2009 yang lalu. Kondisi politik yang sangat berpengaruh terhadap proses bisnis perusahaan adalah Pemilu dan semua aktivitas pendukungnya. Kebijakan Pemerintah waktu itu, dengan tidak melakukan perubahan terhadap harga produk generik, memaksa perusahaan lebih selektif dalam memproduksi obat sebagai upaya memastikan keberlangsungan perusahaan dimasa yang akan datang.
a n n ua l r e p o r t 2 0 0 9 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T bk
Praise be to Allah, the Beneficent and the Merciful that gives his blessing to make Indofarma pass the Year 2009 safely. We would like to express our greatest gratitude to our customers, suppliers, employees, and of course the Board of Commissioners that have been truly outstanding in hard work to make Indofarma successfully faced the challenging Year 2009. We believe that without the collaboration and positive participation of all stakeholders we would not be able to do our job well. Indofarma started its operations in the Year 2009 with high optimism even though there were many challenges ahead. Such challenges are the more difficult value processes creation as well as the tougher competition. As we all aware that during the year 2009 prices of imported raw materials were relatively high while selling prices of generic drugs were low. This condition also worsened by delays in shipments of raw materials from mainland China and India. Our business operations were influenced by not only global factors but also political and economic condition in the country. The election and all other related activities forced business activities in halt. The government policy not to increase the prices of generic drugs forced us to be more selective in our production activities, as an effort to ensure the continuity of our operation in the future.
P. Sudibyo
Direktur Utama | President Director 11
Namun demikian, dengan mempertimbangkan dinamika pasar dan upaya peningkatan kompetensi perusahaan, manajemen tetap optimis akan mampu meraih keberhasilan yang lebih besar di masa yang akan datang. Sehuhungan dengan itu Indofarma menyusun kembali strategi jangka pendek dan strategi jangka panjang. Untuk jangka pendek, Indofarma selama Tahun 2009, menata portofolio produkya menjadi lebih kompetitif dan efisien. Portofolio produk tersebut disesuaikan dengan potensi pertumbuhan pasar dan profitabilitasnya. Namun demikian, portofolio produk tersebut dalam jangka pendek belum mampu menaikkan penjualan meskipun parameter lain seperti harga pokok penjualan dan arus kas dari operasi mengalami perbaikan yang signifikan. Porsi Penjualan perusahaan kepada sektor Pemerintah pada tahun 2009 cukup besar, meskipun bisnis ini dalam jangka panjang bukan sektor yang menghasilkan keuntungan sehingga tidak tepat dijadikan tulang punggung kepastian kesinambungan pertumbuhan perusahaan. Menyikapi hal ini, Indofarma secara bertahap berusaha meningkatkan pertumbuhan porsi pasar regular lebih cepat dibandingkan dengan pasar pemerintah. Indofarma meyakini bahwa perubahan ini akan berdampak baik terhadap kinerja perusahaan, sekaligus memperkuat kemampuan perusahaan mendukung program Pemerintah. Profitabilitas yang memadai dari sektor regular diharapkan mampu memperkuat modal kerja perusahaan.
Taking into consideration the market dynamics and our continues effort to strengthen our competence, we believe that we can achieve better results in the future. We have changed our short term and long term plans. As in short term, we had reshaped our product portfolio to make it more competitive and efficient. The new product portfolio has been set according to its market growth and profitability. In the short run, however, the new portfolio would not increase sales, although cost of goods sold and cash flows have been improved. Sales to government institution has been a significant part of our total sales, though in the long run it is not considered sufficiently profitable so that this business is not a good base for the sustainable growth or the company. To deal with this issue, Indofarma is gradually strengthen the regular portion of its sales and push its growth faster than the government market portion. We strongly believe that the shifting will ultimately produce better performance of the company and provide bigger capacity to support government programs. Sufficient profitability in the regular sector is expected to strengthen working capital of the company. Indofarma proactively engaged a collaborations with independent research centers and universities. Good contacts are then followed by mutually benefit business activities. Indofarma as a national industry possesses the sufficient capacity to help actualize research results into products and services.
a n n ua l r e p o r t 2009 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T b k
12
Indofarma secara proaktif menjalin kerja sama dengan lembaga penelitian independen ataupun universitas. Komunikasi yang baik ini kemudian ditindaklanjuti dengan upaya kerjasama yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Indofarma sebagai sebuah industri mempunyai fasilitas yang memadai yang dapat membantu komersialisasi penelitian tersebut.
In line with renovation of our production facilities, Indofarma actively seek to have more advanced product to be manufactured locally at our-own facilities as our effort to develop more competitive product portfolio. This endeavor has been supported by a solid internal team and is expected that it will enhance our long term value creation processes.
Selaras dengan proses renovasi, Indofarma juga menjajagi untuk mendapatkan lisensi produk-produk mutakhir sebagai bagian dari portofolio yang kompetitif. Usaha mendapatkan lisensi ini, didukung dengan tim pengembangan bisnis yang semakin solid, diharapkan akan mampu mendukung proses penciptaan nilai tambah dalam jangka panjang.
Anticipating the coming trend of the state of the art medication to day, is an absolute necessity to identify the diseases timely, accurately, and efficiently in order remedy the diseases and for Indofarma it will also lessen its dependency to generic products. To cope with these issues, Indofarma has been engaged with global frontrunner rapid test diagnostic kit producer that was followed by introduce the products to Indonesian market. It is plan that in the future Indofarma could produce the kit with local strains, through collaboration with our research center partners.
Mengikuti perkembangan mutakhir pengobatan masa kini, diperlukan proses identifikasi penyakit secara cepat akurat, dan efisien, dalam rangka mengatasi berbagai penyakit, serta sebagai upaya mengurangi ketergantungan perusahaan terhadap produk generic, Indofarma menjalin kerjasama dengan produsen rapid test diagnostic kit terkemuka di dunia. Langkah ini ditindaklanjuti oleh Indofarma dengan memasarkan produknya di Indonesia. Dalam jangka panjang telah direncanakan untuk memproduksi rapid test diagnostic kit di Indofarma dengan menggunakan strain lokal hasil kerjasama dengan lembaga penelitian mitra perusahaan di dalam dan luar negeri.
a n n ua l r e p o r t 2 0 0 9 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T bk
13
Dengan segala upaya tersebut, kami yakin bahwa Indofarma akan terus berkembang dimasa yang akan datang. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua, Amien.
With all those efforts, we believe that Indofarma will continuously prosper in the future. May Allah always gives us blessing. Amien.
Jakarta, April 2010
P. Sudibyo
Direktur Utama President Director
Djakfarudin Junus
Yuliarti R. Merati,
Deden Edi Soetrisna
Muhammad Munawaroh
Direktur Keuangan Finance Director
Direktur Umum dan SDM HR and General Affair Director
Direktur Produksi Production Director
Direktur Pemasaran Marketing Director
a n n ua l r e p o r t 2009 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T b k
14
Profil Perusahaan COMPANY PROFILE
Sekilas Indofarma Indofarma an Overview
Sebagai salah satu BUMN dan perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia, PT Indofarma (Persero) Tbk, telah melayani masyarakat dengan penyediaan obat-obatan bermutu. Cikal bakal perusahaan farmasi yang menjadi salah satu pilar penunjang sistem kesehatan nasional ini adalah Pabrik Obat Manggarai yang didirikan pada 1918 oleh Pemerintah kolonial Belanda. Pada awal pendiriannya, fasilitas yang dimiliki Indofarma masih terbatas, pabrik pun masih berada di lingkungan Rumah Sakit Pusat dan hanya memproduksi beberapa jenis salep dan kasa pembalut. Pengembangan pertama menjadi Pabrik Obat Manggarai yang memproduksi obatobatan berupa tablet dan injeksi dilakukan pada 1931. Setelah terjadi pergantian penjajah – sekitar 1942, perusahaan diambilalih oleh Jepang dan dikelola di bawah manajemen Takeda. Setelah merdeka, perusahaan ini diambil alih Indonesia dan dinasionalisasi pada 1950. Dan pengelolaan diserahkan kepada Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pada tahap selajutnya, 1979 dilakukan mengemban tugas yaitu memproduksi obat-obat esensial untuk pelayanan masyarakat, status Pabrik Obat Manggarai diubah menjadi Pusat Produksi Farmasi yang bersifat nirlaba dan masih di bawah Departemen Kesehatan. Selanjutnya, pada 1981, dengan semakin banyaknya tanggung jawab yang diberikan, Pemerintah meningkatkan status perusahaan menjadi Perusahaan Umum Indonesia Farma — disingkat Perum Indofarma. Tonggak penting lain perjalanan bisnis Indofarma terjadi pada 1988 dengan pembangunan pabrik modern berkapasitas besar di lahan seluas 20 hektar, di kawasan Cibitung, Jawa Barat. Pada 1991, seluruh proses produksi di Manggarai, Jakarta, dipindahkan ke satu dari lima pabrik pertama di Indonesia yang memenuhi persyaratan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Semenjak itu, perkembangan Indofarma semakin besar.
a n n ua l r e p o r t 2 0 0 9 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T bk
As one of Government-owned enterprises and a leading pharmaceutical company in Indonesia, PT Indofarma (Persero) Tbk, has been serving the society by providing quality phamaceutical products for nearly nine decades. The root of a pharmaceutical company acknoledge as one of the pillars supporting the national health system was Pabrik Obat Manggarai that was founded in 1918 by the Dutch colonial government. In its early years, with limited facilities, the factory took place in the Central Hospital environment was only manufacture certain types of ointment and gauze pads. The first development into drug factories that produced medicines in the form of tablets and injections carried out in 1931. After the turn of the colonizer - In 1942, the Company was taken over by the Japanese occupation government and managed under the management of Takeda. Then, nationalized in 1950, management submitted to the Ministry of Health of the Republic of Indonesia. Next phase, in 1979, with special mission to produce essential medicines for public, Pabrik Obat Manggarai was transformed into Pusat Produksi Farmasi, which was also non-profit and still under the Ministry of Health. Subsequently, in 1981, with added responsibilities, the Government raised the status of the company into Perusahaan Umum Indonesia Farma - known as Perum Indofarma. Another milestone of Indofarma business occurred in 1988 with the construction of large capacity modern factory in the area of 20 hectares, at Cibitung, West Java. In 1991, the entire production process in Manggarai, Jakarta, moved to one of five first factory in Indonesia to meet the requirements of good way of making drugs. Since then, the development of Indofarma is increasingly large.
15
Untuk mengantisipasi perkembangan di masa datang dan meningkatkan daya saing, pada 1996 status perusahaan ditingkatkan lagi menjadi PT Indofarma (Persero). Agar lebih leluasa, Perusahaan kemudian mengembangkan diri ke hilir sehingga, selain begerak di industri manufaktur obat, juga merambah sampai ke distribusi dan perdagangan (trading) produk farmasi dan alat kesehatan.
To anticipate future development and improve competitiveness, in 1996 the status of the company increased once again, to PT Indofarma (Persero). For greater flexibility, the Company then expanded into downstream, so, in addition to move in drug manufacturing industry, also expanded into distribution and trading (trading) pharmaceutical products and medical devices.
Perkembangan selanjutnya. Pada 2000, bisnis distribusi dan trading produk farmasi dan alat kesehatan dipisah dan diserahkan ke anak perusahaan yang baru dibentuk, yaitu PT Indofarma Global Medika (IGM). Pengembangan ini sekaligus memungkinkan Indofarma memfokuskan diri pada bisnis inti di bidang produksi dan pemasaran produk-produk farmasi.
Furthermore. in 2000, the distribution and trading of pharmaceutical products and medical devices business are separated and transferred to a newly formed subsidiary, PT Indofarma Global Medika (IGM). This development allows Indofarma to be more focus on core business in manufacturing and marketing of pharmaceutical products.
Pada 2001 Indofarma melakukan penawaran saham perdana kepada masyarakat dan mendaftarkan seluruh saham Perusahaan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya, serta resmi menjadi sebuah perusahaan terbuka dengan nama PT Indofarma (Persero), Tbk. Dengan struktur
In 2001, Indofarma made an initial public offering to the public and register all shares on the Jakarta Stock Exchange and Surabaya Stock Exchanges, and officially became a public company under the name PT Indofarma (Persero) Tbk. With a stronger capital structure, Indofarma
a n n ua l r e p o r t 2009 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T b k
16
permodalan yang lebih kuat, Indofarma mengembangkan produksi sehingga bukan hanya membuat obat-obat esensial dan generik, melainkan juga Obat dengan Nama Dagang baik etikal maupun OTC, obat tradisional (herbal), dan makanan kesehatan. Manajemen Indofarma yakin bahwa kunci keberhasilan untuk memenangkan persaingan di era globalisasi adalah operational execellence. Guna memperkuat struktur bisnis, pada 2007 Perusahaan mengoptimalkan fungsi bisnis yang ada melalui restrukturisasi lanjutan yang memberikan otonomi luas kepada IGM, terutama dalam hal penggarapan penjualan institusi. Dengan demikian, Indofarma dapat lebih memfokuskan pada kegiatan produksi sedangkan IGM pada kegiatan distribusi dan trading produk farmasi dan alat kesehatan Perkembangan yang terjadi setelah restrukturisasi lanjutan yang bersifat once for all - inilah yang membuat Indofarma pada 2008 secara konsolidasian meraih Penjualan Bersih Rp1.273,11 miliar dengan membukukan Laba Bersih Rp6,67 miliar di tengah pasar OGB, yang masih merupakan produk utama Perusahaan, yang belum kondusif. Pada tahun-tahun mendatang, organisasi baru yang lebih terspesialisasi dapat diharapkan akan mencetak kinerja yang lebih baik. Saat ini, Indofarma memproduksi 218 item obat, 53 di antaranya sangat aktif beredar di pasar. Dan memberikan kontribusi marjin yang cukup tinggi meliputi. 38 item Obat Nama dagang, 6 item OTC herbal diantaranya Prolipid dan Biovision, dan selebihnya 9 item obat. Guna meletakkan fondasi bisnis yang kuat, Perseroan senantiasa berupaya menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance). Pada 22 Februari 2007 organ utama perseroan telah bersama-sama menandatangani pernyataan komitmen implementasi GCG. Yang tak kalah penting, Perseroan juga berupaya membangun kompetensi personel yang profesional melalui program pengembangan sumber daya manusia yang terarah, agar mampu membawa Perseroan memasuki era perdagangan bebas sebagai perusahaan farmasi terkemuka di kawasan Asean.
a n n ua l r e p o r t 2 0 0 9 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T bk
develop production, so not only to make essential medicines and generic drugs but also has a Trade Name of both ethical and OTC, traditional medicines (herbs), and health food. Indofarma Management believes that the key to success in winning the competition in the era of globalization is operational excellence. To strengthen its business structure, in 2007 the Company optimize existing business functions through further restructuring that gives wide autonomy to the IGM, especially in terms of cultivating institutional sales. Thus, Indofarma can be more focused on production activities while the IGM at the distribution and trading activities of pharmaceutical products and medical devices Developments that occurred after further restructuring was once for all - this made Indofarma’s Net Sales reached up to Rp1.273, 11 billion, in 2007, with a Net Profit of Rp 6.67 billion in the middle of OGB market, which still represented the main products of the Company, that was not conducive. In coming years, more specialized organizations were expected to give better performance. Currently, Indofarma producing 218 items of drugs, 53 of those are very active in the market. And contribute to a high enough margin covers. 38 items OND, 6 items including herbal OTC Prolipid and the remaining 9 items Biovision and medicine. In order to build a strong business foundation, the Company continues to apply the Good Corporate Governance (GCG). On February 22, 2007, all part of the company has jointly signed a statement of commitment to the implementation of GCG. More importantly, the Company also seeks to build professional competence of personnel through aimed human resources development programs, to be able to bring the Company entered into an era of free trade as a leading pharmaceutical company in the Asean region.
17
Struktur Organisasi Organizational Structure
Direktur Utama
Direktur produksi
Direktur umum dan sdm
Direktur pemasaran
Direktur keuangan
PT IGM
Sekretaris Perusahaan
Satuan Pengawas Internal
Pengembangan Bisnis
Manajemen Risiko, Kepatuhan & GCG
Produksi I
SDM
Pemasaran Ethikal
Teknologi informasi
Produksi II
Umum
pemasaran OTC
akuntansi
Teknik & Pemeliharaan
Logistik Produk Jadi
Pemasaran Ekspor
keuangan
PPPP
Logistik Bahan Awal
pengembangan Pasar
rendal keuangan
Litbang
SCM
Pemastian & Pengawasan MUTU
Pengadaan
a n n ua l r e p o r t 2009 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T b k
annual
r epo rt
2009
19
Profil Komisaris Profile of Commissioner
Prof. Dr. dr. Azrul Azwar, MPH
Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen Lahir di Kotacane, 6 Juni 1945. Warga Negara Indonesia. Ia dipercaya menjadi Komisaris Utama Merangkap Komisari Independen PT Indofarma (Persero), Tbk. sejak 2004. Dalam bidang pendidikan prof. Dr. dr. Azrul Azwar, MPH, meraih gelar Dokter dan Ahli Kesehatan Masyarakat dii Universitas Indonesia, Jakarta, pada 1972 dan 1976, serta gelar Master of Public Health dari University of Hawaii, Honolulu, pada 1977, dan gelar Doktor dalam Ilmu Kedokteran (dengan predikat cum laude) dari Universitas Indonesia. Azrul Azwar meniti karir sebagai dosen di almamaternya, Universitas Indonesia. Selain itu, beliau juga pernah menjadi Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ketua Umum Persatuan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI), Ketua Umum Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), serta Ketua Umum Ikatan Lulusan Universitas Indonesia (ILUNI). Di Pemerintahan, beliau pernah menjabat Direktur Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat, Departemen Kesehatan.
President Commissioner Born in Kotacane, June 6, 1945. Indonesian. He has been appointed as President Commissioner of PT Indofarma (Persero) Tbk’s since 2004 and then hold potition as Independent Commissioner since 2006. Azrul, earned Doctor in Medicine (1972), and Specialist in Public Health (1976) both from University of Indonesia, Jakarta. He joint post graduate study from the University of Hawaii, Honolulu, and earn Master of Public Health (1977) and then PhD in Medical Science (cum laude-1991) from the University of Indonesia. Azrul pursue a career as a lecturer at his alma mater, the University of Indonesia. In addition, he also became Chairman of the Indonesian Doctors Association (IDI), Chairman of the Indonesian Association of Family Doctors (PDKI), Chairman of the Indonesian Planned Parenthood Association (IPPA), and Chairman of the Association of Graduates of the University of Indonesia (ILUNI). In Government, he has served as Director General of Public Health, Ministry of Health.
annual
rep or t
2 0 0 9
20
Drs. Mohammad Dwidjo Susono, Apt., SE Komisaris Lahir di Pekalongan, 27 Desember 1946. Warga Negara Indonesia.
Beliau diangkat menjadi Komisaris PT Indofarma (Persero), Tbk, sejak Agustus 2006. Di pendidikan Drs. Mohammad Dwidjo Susono, Apt., S.E, meraih gelar Sarjana Farmasi pada Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta dan Apoteker pada (1975) di kampus yang sama, serta meraih gelar Sarjana Ekonomi bidang Manajemen pada 1984 dari Universitas Indonesia. Sedangkan dalam bidang pekerjaan ia memulai karir sebagai pegawai Departemen Kesehatan, Mohammad Dwidjo Susono, selain itu juga pernah menjabat sebagai Kepala Biro Keuangan (1991-1992), Kepala Biro Umum (1998–2000), Kepala Biro Organisasi (2000–2002), dan Direktur Bina Farmasi Komunitas dan Klinik (2002–2004) sebelum menjadi Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Desentralisasi (2004–2007). Ia juga pernah pula menjabat Direktur Keuangan PT Kimia Farma Tbk. (1992–1997). Beliau terpilih menjadi Komisaris Indofarma pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), 31 Agustus 2006, di Jakarta.
a n n ua l r e p o r t 2 0 0 9 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T bk
Commissioner Born in Pekalongan, December 27, 1946. Indonesian. He has been appointed as a Commissioner of PT Indofarma (Persero) Tbk, since August 2006. Dwidjo Susono earn Bachelor of Pharmacy at Gadjah Mada University, Yogyakarta (1974) and then Pharmacists (1975) from same campus. He also earn Bachelor of Economics in Management (1984) from the University of Indonesia, Jakarta. He started his career as a staff in Ministry of Health (1975), and then promoted as Chief of Financial Bureau (1991), Chief of General Affair Bureau (1998), Chief of Organization Bureau (2000), and Director of Community and Clinical Pharmacy (2002). In 2004 he served as Senior Advisor to the Minister of Health. Before joining Indofarma he has served as Finance Director of PT Kimia Farma (1992-1997).
21
Drs. Mochamad Ichsani, MM Komisaris Lahir di Banyuwangi, 5 Januari 1957. Warga Negara Indonesia.
Beliau dipercaya menjadi Komisaris PT Indofarma (Persero), Tbk sejak Agustus 2006. Beliau meraih gelar Sarjana Ekonomi bidang Akuntansi dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada 1982, dan Magister Manajemen bidang Manajemen Keuangan dari STIE ABI, Surabaya, pada 2003. Drs. Mochamad Ichsani, M.M. meniti karir di bidang audit dan pernah menduduki jabatan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Riau (2004–2005) dan Direktur Pengawasan Agrobisnis, Jasa Konstruksi dan Pedagangan BPKP (2005–2006) sebelum menduduki jabatan sebagai Inspektur Kementerian Badan Usaha Milik Negara (2006–sekarang). Beliau terpilih menjadi Komisaris Indofarma pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), 31 Agustus 2006, di Jakarta.
Rugun Hutapea, SE, Ak
Sekretaris Dewan Komisaris Balige, 8 Maret 1972 Warga Negara Indonesia.
Beliau diangkat menjadi Sekretaris Dewan Komisaris PT Indofarma (Persero) Tbk, 10 Oktober 2006. Ia meraih gelar sarjana ekonomi akuntasi di Universitas Sumatera Utara, dan memulai karir di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Agustus 1998, 22 Mei 2006 diangkat sebagai Penata Muda Tk I di BUMN, 17 April 2007 ditunjuk menjadi Penata di Kementerian BUMN.
Commissioner Born in Banyuwangi, January 5, 1957. Indonesian. He has been appointed as Commissioner of PT Indofarma (Persero), Tbk since August 2006. He obtained a bachelor degree in Accounting from Gadjah Mada University, Yogyakarta, in 1982, and Magister Manajemen specializing in Finance Management from STIE ABI, Surabaya, in 2003. Drs. Mochamad Ichsani, MM had been following career path as an auditor and held a position of Head of Representative Office of BPKP of Riau Province (2004–2005) and Supervisory Director of Agrobusiness, Construction Industry and Trade at BPKP (2005–2006) before appointed as Inspector of Ministry of State-owned Enterprise (2006–present). He was elected as Commissioner of Indofarma at Extraordinary General Meeting of Shareholders held in 31 August 2006, in Jakarta.
Secretary of Board of Commissioner Born in Balige, 8 March 1972 Indonesian. She has been appointed as the Secretary of Board of Commissioners of PT Indofarma (Persero) Tbk, since October 10, 2006. She earned her bachelor degree in Economic Accountancy at the University of North Sumatra, and began her career at the Ministry of State-owned Enterprise in August 1998, in May 22, 2006, she was appointed as the Young Administrator I at the State-owned Enterprise, April 17, 2007 she was appointed as an Administrator in Ministry of State-owned Enterprise.
a n n ua l r e p o r t 2009 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T b k
22
a n n ua l r e p o r t 2 0 0 9 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T bk
23
Profil Direksi Profile of Directors
P. Sudibyo
Direktur Utama Lahir di Yogyakarta, 5 Oktober 1950 Warga Negara Indonesia. Beliau dipercaya menjadi Direktur Utama PT Indofarma (Persero), Tbk. sejak Desember 2007. Memulai pendidikan tingginya di Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada (1969–1972), beliau mendapatkan gelar sarjana di bidang Akuntansi dari Fakultas Ekonomi dari universitas di Yogyakarta itu, pada 1980. Setelah itu, beliau mengambil gelar Master in Accounting di State University of New York, pada 1987, dan memperdalam keahlian di bidang corporate finance dan computer-aided software engineering di Ohio State University (1990–1991). P. Sudibyo memulai karirnya sebagai dosen di almamaternya, Fakultas Ekonomi, Univesitas Gadjah Mada (1980–2006) dan pernah menjadi konsultan di beberapa BUMN, antara lain PT Pelabuhan Indonesia I, PT Pelabuhan Indonesia II, PT Rajawali Nusantara Indonesia, PT Bank Exim, dan juga Direktorat Jenderal BUMN, Departemen Keuangan Republik Indonesia. Beliau adalah Anggota Ikatan Akuntan Indonesia dan pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Asean Federation of Accountants (1993- 1995). Setelah itu, beliau bekerja untuk Indofarma sebagai Corporate Secretary (2000–2003) dan Direktur Keuangan Indofarma (2003–2007).
President Director Born in Yogyakarta, October 5, 1950 Indonesian. He has been appointed as President Director of PT Indofarma (Persero), Tbk. since December 2007. Started his higher education in Faculty of Medicine, Gadjah Mada University (1969–1972), he obtained his first degree in Accounting from Faculty of Economics of the same university in Yogyakarta, in 1980. He also earned a Master degree in Accounting from State University of New York, in 1987, and broadened his expertise in corporate finance and computer-aided software engineering in the Ohio State University (1990–1991). Sudibyo started his professional career as lecturer in his alma mater, Faculty of Economics, Gadjah Mada University (1980–2006) and was a consultant in various State-Owned Enterprises (BUMN), among others are; PT Pelabuhan Indonesia I, PT Pelabuhan Indonesia II, PT Bank Exim, Directorate General of BUMN, Ministry of Finance Republic of Indonesia. He was an active member of Indonesian Accountant Association and was the Secretary General of Asean Federation of Accountants (1993-1995). Afterward, he joined with Indofarma as Corporate Secretary (2000–2003) and Finance Director (2003–2007).
a n n ua l r e p o r t 2009 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T b k
24
Yuliarti R. Merati,
Direktur Produksi Lahir di Jakarta, 29 Juli 1954 Warga Negara Indonesia.
Beliau dipercaya menjadi Direktur PT Indofarma (Persero), Tbk. yang membawahi Bidang Produksi sejak Juli 2003. Gelar Sarjana Farmasi dan Apoteker diperolehnya dari Institut Teknologi Bandung, pada 1980 dan 1982. Yuliarti R. Merati memulai karirnya sebagai staf Manajer Pabrik Pil KB Bandung di PT Kimia Farma Tbk. (1983–1985). Karir beliau di PT Kimia Farma terus meningkat sampai menjadi Manajer Unit Formulasi Bandung (1997–2002) dan Kepala Divisi Produksi Bandung (2002–2003).
Muhammad Munawaroh
Direktur Pemasaran Lahir di Yogyakarta, 17 Mei 1965 Warga Negara Indonesia.
Beliau dipercaya menjadi Direktur Pemasaran PT Indofarma (Persero), Tbk. sejak Juni 2009. Beliau mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Hewan dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada 1991 dan Magister Manajemen di bidang keuangan dari Universtitas Satya Gama, Jakarta, pada tahun 2009. Memulai karirnya di PT Pharos Indonesia, beliau pernah menduduki jabatan Associate Product Manager Ethical (2000–2001), dan Senior Product Manager OTC (2002–2004) sebelum pindah ke PT Indofarma Tbk. sebagai Manajer Pemasaran Branded (2004) dan Manajer Strategic Business Development (2005). Beliau terpilih menjadi Direktur Pemasaran Indofarma pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), 31 Agustus 2006, di Jakarta, kemudian menjadi Direktur Pemasaran dan Umum pada (RUPSLB), 3 Desember 2007, di Jakarta. Lalu pada RUPS Tahunan, 4 Juni 2009 beliau menjabat Direktur Pemasaran.
a n n ua l r e p o r t 2 0 0 9 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T bk
Production Director Born in Jakarta, July 29, 1954 Indonesian. She has been appointed as Director of PT Indofarma (Persero), Tbk. in charge of Production Department since July 2003. She obtained first and professional degrees in Pharmacy from Bandung Institute of Technology, in 1980 and 1982. Yuliarti R. Merati started her professional career as Staff of Plant Manager Pil KB Bandung at PT Kimia Farma Tbk. (1983–1985). Her career at Kimia Farma rapidly advanced to Manager of Formulation Unit Bandung (1997–2002) and Head of Production Division Bandung (2002–2003).
Director of Marketing and Public Born in Yogyakarta, May 17, 1965 Indonesian. He has been appointed as Marketing and General Affairs Director of PT Indofarma (Persero), Tbk. since December 2007. He earned a first degree in Veterinary Medicine from Gadjah Mada University, Yogyakarta, in 1991. Master of Finance from Satya gama University, Jakarta, in 2009. Started his professional career at PT Pharos Indonesia, he had been Associate Product Manager Ethical (2000–2001), and Senior Product Manager OTC (2002–2004) before transferred to PT Indofarma Tbk. as Marketing Manager of Branded Products (2004) and Manager of Strategic Business Development (2005). He was elected as Marketing Director of Indofarma at Annual General Meeting of Shareholders, 31 August 2006, in Jakarta, then Marketing and General Affair Director at EGMoS, 3 December 2007, in Jakarta.
25
Deden Edi Soetrisna
Director of Finance and Human Resources Born in Jakarta, January 28, 1966 Indonesian.
Direktur Umum dan SDM Lahir di Jakarta, 28 Januari 1966 Warga Negara Indonesia.
He has been appointed as General Affair and HR Director of PT Indofarma (Persero), Tbk. since June 2009. He earned a firs degree in Dentistry from Padjadjaran University, Bandung, in 1991, and Magister Manajemen in Marketing from HAMKA University, Jakarta, in 2002. Deden Edi Soetrisna started his professional career at Indofarma and had been Group Product Manager (1999–2003), Manager of Strategic Business Development (2003–2004), and Marketing Manager (2004–2006). He was elected as Finance and HR Director of Indofarma at Annual General Meeting of Shareholders and Extraordinary, 3 Decemcer 2007. Then General Affair and HR Director, 4 Juni 2009.
Beliau dipercaya menjadi Direktur Umum dan SDM PT Indofarma (Persero), Tbk sejak Juni 2009. Gelar Sarjana Kedokteran Gigi diperolehnya dari Universitas Padjadjaran, Bandung, pada 1991, dan Magister Manajemen di bidang Pemasaran dari Universitas HAMKA, Jakarta, pada 2002. Deden Edi Soetrisna memulai karirnya di Indofarma, beliau pernah menduduki jabatan Group Product Manager (1999– 2003), Manajer Strategic Business Development (2003– 2004), dan Manajer Pemasaran (2004–2006). Beliau terpilih menjadi Direktur Keuangan dan SDM Indofarma pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), 3 Desember 2007. Lalu pada RUPS Tahunan, 4 Juni 2009 beliau menjabat Direktur Umum dan SDM.
Djakfarudin Junus
Direktur Keuangan Lahir di Palembang, 7 Agustus 1964 Warga Negara Indonesia Beliau dipercaya menjabat sebagai Direktur Keuangan PT. Indofarma (Persero) Tbk, sejak RUPS Tahunan 4 Juni 2009. Berpendidikan formal terakhir (S2) dari UGM, Yogyakarta, (1999). Karirnya bermula di Bank Exim tahun 1990 di Bagian Kebijakan Kredit/Pembinaan Administrasi dan Informasi Biro Kredit Jangka Pendek & Menengah sebagai pegawai Pimpinan Bank Exim, sempat menjabat sebagai Kepala Cabang KCP Pondok Pinang Center, dan Wakil Kepala Cabang Besar Jakarta Pondok Indah, Jakarta. Pada saat Bank Exim bergabung menjadi Bank Mandiri, ia menduduki Jabatan sebagai Department Head Credit Policy & Procedures (1999), VP Operational Risk Management – Portofolio & Operational Risk Management (Juli 2002), VP Risk Management – Corporate Risk Management (2003), Regional Risk Manager IV – Jakarta Thamrin (2004), Commercial Banking Center Manager Jakarta Thamrin I (2006 s/d 2008). Sejak 19 Desember 2003 ditunjuk sebagai Komisaris Bank Syariah Mandiri sampai 2008. Djakfarudin mengikuti beberapa Seminar dan Training bidang Bisnis serta Risk Management di London, Amsterdam, Australia, dan Singapore. Memperoleh Sertifikasi Management Risiko di Hongkong 2005. Pernah mengajar di Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia dan Universitas Trisakti – International Islamic Banker Mangement Trainee Program dalam Bidang Perbankan Syariah sampai April 2009.
Finance Director Born in Palembang, August 7, 1964 Indonesian He has been appointed as Finance Director of PT Indofarma (Persero) Tbk, since Annual General Meeting of Shareholders on June 4th 2009. He obtained his bachelor degree at Jayabaya University, Jakarta in 1988, and went on his Master at Gadjah Mada University, Yogyakarta, graduating in 1999. Djakfarudin’s career began in 1990 at Bank Exim, as a staff of the head of Exim Bank at Credit Assessment, Administration and Information Bureau of short and medium term loans division, and served as Deputy Head of Branch Pondok Pinang Centre and Pondok Indah, South Jakarta. At the time Exim Bank merged with Mandiri Bank, he served as the Head of Credit Policy & Procedures (1999), VP Operational Risk Management – Portofolio & Operational Risk Management (July 2002), VP Risk Management – Corporate Risk Management (2003), Regional Risk Manager IV – Jakarta Thamrin (2004), Commercial Banking Center Manager Jakarta Thamrin I (2006 s/d 2008). SInce December 19th 2003 he was appointed as Commissioner of Bank Syariah Mandiri till 2008. Djakfarudin went for several seminar and training about Business and Risk Management at London, Amsterdam, Australia and Singapore. He earned a Risk Management Certificate at Hongkong in 2005. He was also a lecturer at Indonesian Banking Development and Trisakti UniversityInternational Islamic Banker Management Trainee Program for Syariah Banking till April 2009.
a n n ua l r e p o r t 2009 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T b k
26
Produk Indofarma Indofarma Products
Produk Product
Our Products Generic Pharma Products (OGB): • Acyclovir 200mg Tablet • Acyclovir 400mg Tablet • Acyclovir 5% Krim • Albendazole 400mg Tablet Salut Selaput • Allopurinol 100mg Tablet • Ambroxol 15mg/5ml Sirop • Ambroxol 30mg Tablet • Aminophylline 200mg Tablet • Amitriptyline 25mg Tablet Salut Selaput • Amoxicillin 125mg/5ml Sirop Kering • Amoxicillin 250mg Kaplet • Amoxicillin 500mg Kaplet • Ampicillin 1,0g Injeksi Kering • Ampicillin 125mg/5ml Sirop Kering • Ampicillin 250mg Tablet • Ampicillin 500mg Kaplet • Antalgin 500mg Tablet • Antasida DOEN Tablet • Asam Mefenamat 500mg Tablet Salut Selaput • Atropine 0,25mg/ml Injeksi • Atropine 0,5mg Tablet • Bacitracin Polymyxin B Salep Kulit • Captopril 12,5mg Tablet • Captopril 25mg Tablet • Captopril 50mg Tablet • Carbamazepine 200mg Tablet • Cefadroxil 500mg Kapsul • Cefadroxil 125 mg / 5 ml Sirop • Cefixime 100 mg kapsul • Cefotaxim 1,0g Injeksi Kering • Cefritaxone 1,0g Injeksi Kering • Celfixime 100mg/5ml sirop kering • Celfixime 100mg kapsul • Cephalexin 500mg Kapsul • Cetirizine 10mg Kapsul • Chloramphenicol 0,5% Obat Tetes Mata • Chloramphenicol 250mg Kapsul • Chloroquine 150mg Tablet • Chlorpheniramine (CTM) 4mg Tablet • Cimetidine 200mg Tablet • Ciprofloxacin 250mg Tablet Salut Selaput • Ciprofloxacin 500mg Tablet Salut Selaput • Clindamycin 150mg Kapsul • Clindamycin 300mg Kapsul • Clonidine 0,15mg Tablet • Co Amoxiclav 625mg Tablet Salut Selaput • Cotrimoxazole 120mg Tablet • Cotrimoxazole 240mg/5ml Suspensi • Cotrimoxazole 480mg Tablet • Cyanocobalamine 500mcg/ml Injeksi • Dexamethason 0,5mg Tablet • Dexamethason 5mg/ml Injeksi • Dextromethorphan 10mg/5ml Sirop • Dextromethorphan 15mg Tablet Salut Selaput • Diazepam 2mg Tablet • Diazepam 5mg Tablet • Diazepam 5mg/ml Injeksi • Diethylcarbamazine 100mg Tablet • Digoxin 0,25mg Tablet • Diltiazem 30mg Tablet • Domperidon 10 mg Tablet • Doxycycline 100mg Kapsul • Ephedrine 25mg Tablet • Erythromycin 200mg/5ml Sirop Kering • Erythromycin 250mg Kapsul • Erythromycin 500mg Tablet Salut Selaput • Ethambutol 250mg Tablet Salut Selaput • Ethambutol 500mg Tablet Salut Selaput • Famotidine 20mg Tablet Salut Selaput • Famotidine 40mg Tablet Salut Selaput • Furosemide 10mg/ml Injeksi • Furosemide 40mg Tablet • Gemfibrozil 300mg Kapsul • Gemfibrozil 600mg Tablet • Gentamycin 0,1% Salep Kulit • Gentamycin 0,3% Obat Tetes Mata • Gentamycin 40mg/ml Injeksi • Glibenclamide 5mg Tablet • Griseofulvin 125mg Tablet • Haloperidol 0,5mg Tablet • Haloperidol 1,5mg Tablet • Haloperidol 5mg Tablet • Hydrochlorthiazide (HCT) 25mg Tablet • Hydrocortisone 2,5% Krim • Ibuprofen 200mg Tablet Salut Selaput • Ibuprofen 400mg Tablet Salut Selaput • Isoniazide 100mg Tablet • Isoniazide 300mg Tablet • Isosorbide Dinitrate 5mg Tablet Sublingual • Kategori 1 Paket 642 • Kategori 2 Paket 1116 • Kategori 3 Paket 462 • Kombipak Anak Paket 660 • Kombipak Sisipan Paket 240 • Lansoprazole 30mg Kapsul • Levofloxacin 500mg • Lidocaine Compositum 2%/2ml Injeksi • Lincomycin 500mg Kapsul • Loratadine 10mg Tablet • Magnesium Sulfat 30g Serbuk • Mebendazole 100mg Tablet • Mebendazole 100mg/5ml Sirop • Methylprednisolone 16mg Tablet • Methylprednisolone 4mg Tablet • Metoclopramide 10mg Tablet • Metoclopramide 5mg/5ml Sirop • Metoclopramide 5mg/ml Injeksi • Meloxicam 7,5mg • Meloxicam 15mg • Metronidazol 250mg Tablet • Metronidazol 500mg Tablet • Na Diklofenak 50mg Tablet Salut Enterik • Nausin 10mg Tablet • Nifedipine 10mg Tablet Salut Selaput • Nimesullide 100mg • Ofloxacin 200mg Tablet Salut Selaput • Ofloxacin 400mg Tablet Salut Selaput • Omeprazole 20mg Kapsul • Ondansetron 4mg/2 ml • Ondansetron 8mg/4 ml • Ondansetron 4mg tablet salut selaput • Ondansetron 8mg tablet salut selaput • Oralit 200ml Serbuk • Oralit 200ml Serbuk • Oxytetracycline 1% Salep Mata • Oxytetracycline 3 % Salep Kulit • Papaverina 40mg Tablet • Papaverina 40mg/ml Injeksi • Paracetamol 100mg Tablet • Paracetamol 120mg/5ml Sirop • Paracetamol 120mg/5ml Sirop • Paracetamol 500mg Tablet • Phenobarbital 100mg Tablet • Phenobarbital 30mg Tablet • Piracetam 3g Injeksi • Piracetam 1200mg Tablet Salut Selaput • Piroxicam 10mg Kapsul • Piroxicam 20mg Kapsul • Pravastatin 10mg Tablet Salut Selaput • Pravastatin 20mg Tablet Salut Selaput • Prednison 5mg Tablet • Propanolol 40 mg Tablet • Propylthiouracyl 100mg Tablet • Pyrantel 125mg (Basa) Kaplet • Pyrazinamide 500mg Tablet • Pyridoxine 10mg Tablet • Ranitidine 150mg Tablet Salut Selaput • Ranitidine 25mg/ml Injeksi • Reserpine 0,1mg Tablet • Reserpine 0,25mg Tablet • Rifampicin 300mg Kapsul • Rifampicin 450mg Kapsul • Rifampicin 600mg Tablet Salut Selaput • Salbutamol 2mg Tablet • Salbutamol 4mg Tablet • Spiramycin 500mg Tablet • Sulfadoxine Pyrimehamine 525mg Tablet • Sulfadoxine Pyrimethamine 525 Tablet • Tablet Tambah Darah • Tetracycline 250mg Kapsul • Thiamine 50mg Tablet • Thiamphenicol 500mg Kapsul • Tramadol 50 mg Kapsul • Tramadol 50mg/ml Injeksi • Trihexyphenidyl 2mg Tablet • Zinc 20mg dispersible tablet • Health Foods: • Bioginko Plus Tablet Salut Selaput • Bioprost Kapsul Lunak • Biovision Kapsul • Licensed Product: • Urispas 200mg Tablet Salut Selaput • Branded Generic: • Cetaler 10mg Tablet • Dextina 2,5mg Kapsul • Flamesin 100mg Tablet • Floxinaf 400mg Kaplet Salut Selaput • Gluconin 5mg Tablet • Hitrol Kapsul Lunak • Inacid 500mg Tablet Salut Selaput • Inamox 500mg Kaplet • Inamycin 125mg/5ml Sirop • Inamycin 500mg Tablet Salut Selaput • Inapril 25mg Tablet • Inastan 500mg Kaplet • Inatrim 960mg Kaplet • Inavir 200mg Tablet • Inavir 400mg Tablet • Inavir 5 % Krim • Inazol 30mg Kapsul • Incephin 1,0g Injeksi Kering • Incetax 1,0g Injeksi Kering • Inciclav 625mg Tablet Salut Selaput • Incifam 40mg Tablet Salut Selaput • Inciflox 500mg Tablet Salut Selaput • Indoralyte • Indoran 25mg/ml Injeksi • Indrol 16mg Tablet • Indrol 4 mg Tablet • Ineuron 1200mg Tablet Salut Selaput • Ineuron 3g/15ml Injeksi • Infix 100mg Kapsul • Infix 100mg/5 ml Sirop Kering • Inflasic 25mg Tablet Salut Enterik • Inflasic 50mg Tablet Salut Enterik • Insetron 4mg Tablet Salut Selaput
a n n ua l r e p o r t 2 0 0 9 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T bk
27
• Insetron 4mg/2ml Injeksi • Insetron 8mg Tablet Salut Selaput • Insetron 8mg/4ml Injeksi • Intradol 50mg/ml Injeksi • Invastin 10mg Tablet Salut Selaput • Invastin 20mg • RifaNH •Rifastar •Vermic 20mg/5ml suspension • Zinkid 20mg dispersible tablet • Branded OTC: • Bioralit 200ml Serbuk • OBH INDO Plus Sirop • Proflu Tablet • Indo Obat Asma • Indo Obat Batuk Berdahak • Indo Obat Batuk Cair • Indo Obat Batuk dan Flu • Indo Obat Cacing • Indo Obat Cacing Anak • Indo Obat Flu • Indo Obat Maag • Indo Obat Penurun Panas • Indo Obat Penurun Panas Anak • Indo Obat Sakit Kepala • Indo Obat Tambah darah • Herbal Products: • Biovision Gold • Pro uric Kapsul • Prolipid Kapsul • Exported Pharma Products: • Acyclovir 5 % Krim • Allopurinol 100mg Tablet • Aminophylline 200mg Tablet • Amoxicillin 125mg/5ml Sirop Kering • Amoxicillin 250mg Kapsul • Amoxicillin 500mg Kaplet • Ampicillin 125mg/5ml • Ampicillin 500mg Kaplet • Asam Mefenamat 250mg Kapsul • Asam Mefenamat 500mg Tablet Salut Selaput • Bioginko Plus • Tablet Salut Selaput • Bioprost Kapsul Lunak • Biovision Kapsul • Captopril 25mg Tablet • Captopril 50mg Tablet • Carbamazepine 200mg Tablet • Cephalexin 500mg Kapsul • Chloramphenicol 250mg Kapsul • Cimetidine 200mg Tablet • Ciprofloxacin 250mg Tablet Salut Selaput • Ciprofloxacin 500mg Tablet Salut Selaput • Ciprofloxacin 500 mg tablet Salut Selaput • Cotrimoxazole 480mg Tablet • Dexamethasone 0,5mg Tablet • Dexamethasone 0,5mg Tablet • Dextromethorphan 10mg/5ml Sirop • Dextromethorphan 15mg Tablet Salut Selaput • Digoxin 0,25mg Tablet • Diltiazem 30mg Tablet • Doxycycline 100mg Kapsul • Erythromycin 250mg Kapsul • Ethambutol 500mg Tablet Salut Selaput • Famotidine 40mg Tablet Salut Selaput • Famotidine 40mg Tablet Salut Selaput • Ferro Folat 200, 25mg Tablet Salut Selaput • Ferrolat Tablet Salut Selaput • Fitoslim Serbuk Efervesen • Fitoslim Serbuk Efervesen • Furosemide 40mg Tablet • Gemfibrozil 300mg Kapsul • Glibenclamide 5mg Tablet • Griseofulvin 125mg Tablet • Ibuprofen 400mg Tablet Salut Selaput • Inamox 125mg/5ml Sirop Kering • Inamox 500mg Tablet • Inciflox 500mg Tablet Salut Selaput • Indomag Suspensi • Iodina Test 10ml • Isosorbide Dinitrate 5mg Tablet Sublingual • Mebendazole 100mg/5ml Sirop • Metronidazol 250mg Tablet • Metronidazol 500mg Tablet • OBH Plus Sirop • Ofloxacin 200mg Tablet Salut Selaput • Ofloxacin 400mg Tablet Salut Selaput • Omeprazole 20mg Kapsul • Oralit 200ml Serbuk • Oxytetracycline 1 % Salep Mata • Paracetamol 120mg/5ml Sirop • Paracetamol 500mg Tablet • Piroxicam 20mg Kapsul • Piroxina 20mg Kapsul • Prednison 5mg Tablet • Pro uric Kapsul • Probagin Eliksir • Probagin Kapsul • Proflu Tablet • Prolipid Kapsul • Prorhoid Kapsul • Pyrazinamide 500mg Tablet • Ranitidine 150mg Tablet Salut Selaput • Rifampicin 300mg Kapsul • Salbutamol 2mg Tablet • Salbutamol 4mg Tablet • Sulfadoxine Pyrimethamine 525mg Tablet • Vitamin A - 100.000 IU (Warna Biru) Kapsul • Vitamin A - 200.000 IU (Warna Merah) Kapsul • New Product 2009 Gerenic : Amlodipin 5mg tab, Amlodipin 10mg tab, Paracetamul Loumg/ml drops Branded : Zinkid Situp 10mg/5ml, Amloten 5mg tab, Amloten 10mg tab Special Product DIAGNOSTIK SD • DI AFP Kotak 30 device Standart Diagnotisc Corp. Korea • DI AMP Kotak 25 device Standart Diagnotisc Corp. Korea • DI Anigen Rapid AIV Test Kit Box 30 Animal Genetics Inc. • DI Anigen Rapid H5 AIV Test Kit Box 25 Animal Genetics • DI Anti HBs Kotak 100 Multi Device Standart Diagnotisc • DI Anti HBs Kotak 30 device Standart Diagnotisc Corp. • DI CEA Kotak 30 device Standart Diagnotisc Corp. Korea • DI COC Kotak 25 device Standart Diagnotisc Corp. Korea • DI Chikungunya IgM Kotak 25 Device Standart Diagnotisc • DI Chlamydia Kotak 25 device Standart Diagnotisc Corp. • DI Dengue Duo Kotak 10 Device Standart Diagnotisc Corp. • DI Dengue IgG / IgM W / B Kotak 25 device Standart • DI Dengue IgG/IgM Kotak 25 Device Standart Diagnotisc • DI Dengue NS1 Ag Kotak 25 Device Standart Diagnotisc • DI FOB Kotak 50 Multi device Standart Diagnotisc Corp. • DI H. Pylori Kotak 30 device Standart Diagnotisc Corp. Korea • DI HCG Fast Kotak 100 Strip Standart Diagnotisc Corp. • DI HCV Kotak 100 Multi Device Standart Diagnotisc Corp. • DI HCV Kotak 30 device Standart Diagnotisc Corp. Korea • DI HIV -1/2 3.0 Kotak 30 device Standart Diagnotisc Corp. • DI HIV- 1/2 3.0 Kotak 100 Multi Device Standart Diagnotisc • DI Hbe Ag Kotak 30 device Standart Diagnotisc Corp. Korea • DI Hbs Ag Kotak 30 device Standart Diagnotisc Corp. Korea • DI Hbs Ag Fast Kotak 100 Strip Standart Diagnotisc Corp. • DI Influenza Ag Kotak 25 Strip Standart Diagnotisc Corp. • DI LH Kotak 25 device Standart Diagnotisc Corp. Korea • DI Leptospira IgG / IgM Kotak 30 device Standart Diagnotisc • DI MET Kotak 25 device Standart Diagnotisc Corp. Korea • DI MOP Kotak 25 device Standart Diagnotisc Corp. Korea • DI Malaria Ag P.f/ Pan Kotak 25 device Standart Diagnotisc • DI Malaria Ag P.f/P.v. Kotak 25 Device Standart Diagnotisc • DI Malaria P.f/P.v.Ab Kotak 30 device Standart Diagnotisc • DI PSA Kotak 30 device Standart Diagnotisc Corp. Korea • DI Rotavirus Kotak 20 Device Standart Diagnotisc Corp. • DI Rubela IgG / IgM Kotak 25 Device Standart Diagnotis • DI SD CHECK GOLD METER Kit 1 Standart Diagnotisc Corp. • DI SD CHECK GOLD STRIP Kotak 50 Standart Diagnotisc • DI Salmonella Typhi IgG/IgM Kotak 25 Strip Standart • DI Syphilis 3.0 Kotak 30 device Standart Diagnotisc Corp. • DI TB Kotak 30 device Standart Diagnotisc Corp. Korea • DI TB IgG / IgM Kotak 25 Device Standart Diagnotisc Corp. • DI TB W / B Kotak 30 device Standart Diagnotisc Corp. • DI THC Kotak 25 device Standart Diagnotisc Corp. Korea • DI THC/MOP/MET Kotak 25 device Standart Diagnotisc • DI UroColor 10 Botol 100 Strip Standart Diagnotisc Corp. • DI UroColor 1G Botol 100 Strip Standart Diagnotisc Corp. • DI UroColor 3 Botol 100 Strip Standart Diagnotisc Corp. • DI hCG Kotak 25 device Standart Diagnotisc Corp. Korea • DI Hbs Ag Kotak 100 Multi Device Standart Diagnotisc Corp. • • Oseltamivir •
a n n ua l r e p o r t 2009 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T b k
28
Teknologi Informasi Information Technology
Sistem dan teknologi informasi di PT Indofarma dan anak perusahaan telah menjadi jaringan terintegrasi yang mendukung dan melayani hampir semua proses bisnis perusahaan. Sistem dan teknologi informasi secara intensif digunakan dan diberdayakan sebagai enabling factors dalam proses penciptaan nilai tambah. Sistem yang terintegrasi ini memungkinkan proses pelayanan barang kepada customer dapat dilakukan dengan cepat dan efisien. Indofarma mengembangkan sistem dan teknologi informasinya menggunakan platform UNIX yang mempunyai tingkat kehandalan tinggi. Pengembangan sistem dilakukan secara evolutif dan adaptif terhadap kebutuhan bisnis perusahaan sehingga investasi dan pembiayaannya dapat dilakukan pada tingkat yang paling efisien. Selain itu, untuk memastikan tingkat kembalian (ROI) dari investasi teknologi informasi yang diharapkan, perusahaan melakukan kerjasama jangka panjang dengan beberapa vendor system dan teknologi informasi. Sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing Perusahaan, selama Tahun 2009 yang lalu Indofarma melakukan evaluasi menyeluruh tentang peningkatan efektivitas dan efisiensi jaringan wide area network. Dalam evaluasi tersebut, Indofarma menyimpulkan bahwa harus dilakukan peningkatan kapasitas dan teknologi namun tetap dalam koridor biaya yang lebih efisien. Temuan tersebut ditindaklanjuti dengan ujicoba implementasi jaringan wide area network berbasis MPLS (Multi Protocol Label Switching) dan ujicoba berhasil dengan memuaskan. Upaya lain yang dilakukan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan system dan teknologi informasi adalah dengan menggunakan dumb terminal untuk mengakomodasi kebutuhan interaksi dengan system ERP dan kebutuhan komputasi dasar. Indofarma secara berkelanjutan terus mengembangkan system dan teknologi informasinya yang diselaraskan dengan bisnis perusahaan. Kami yakin bahwa system dan teknologi informasi yang dikembangkan secara bertahap, evolutif, dan sesuai dengan bisnis perusahaan akan mampu mendukung perusahaan dalam jangka panjang.
a n n ua l r e p o r t 2 0 0 9 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T bk
Systems and information technology at PT Indofarma and its subsidiaries have become an integrated network that supports and serves almost all the company’s business processes. Systems and information technology intensively used and are empowered as enabling factors in the process of creating added value. This integrated system allows goods to the customer service process can be done quickly and efficiently. Indofarma develops its system and information technology using UNIX platforms that has a high level of reliability. Development System is evolutive and adaptive to business needs so that investment and financing company can be done in the most efficient level. In addition, to ensure the level of return on investment (ROI) from information technology investments as expected, the company carries out long-term cooperation with several information technology systems vendors. In an effort to improve the efficiency and competitiveness of the Company, during 2009 Indofarma conducted an overall evaluation on the effectiveness and efficiency of its wide area network. It was then concluded that improvement of capacity and technology is still needed but should be efficient and cost effective. This finding was followed up with trial on the implementation of wide area network based on MPLS (Multi Protocol Label Switching) and proved to be successful. Other effort undertaken to improve the efficiency of systems and information technology is to use a dumb terminal to accommodate the needs of interactions with ERP system and basic computing. Indofarma develop its information technology systems continuously aligned with company business. We are confident that the development of systems and information technology in stages, evolutionary, and in alignment with the company’s business will be able to support the company in the long term.
29
Anak Perusahaan Subsidiaries
PT Indofarma Global Medika adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang distribusi dan trading barang Farmasi dan Alat Kesehatan. PT Indofarma Global Medika adalah anak perusahaan dari PT Indofarma (Persero) Tbk sebuah BUMN yang memproduksi obat-obat bermutu tinggi dengan harga terjangkau bagi masyarakat. Struktur ini memungkinkan Indofarma memfokuskan diri pada bisnis inti di bidang produksi dan pemasaran produkproduk farmasi. PT Indofarma Global Medika berawal dari sebuah unit distribusi PT Indofarma (Persero) Tbk. Setelah itu berkembang menjadi sebuah perusahaan distribusi dan trading produk farmasi dan alat kesehatan. Sejak didirikan pada 4 Januari 2000, jaringan Indofarma Global Medika telah berkembang dari hanya 4 kantor cabang yang berlokasi di Pulau Jawa, kini menjadi 30 cabang (2009) yang tersebar di seluruh Nusantara. Pada 2007, jaringan distribusi IGM telah berintegrasi penuh dengan system Enterprice Resourse Planning (ERP) dengan Oracle Database. Sebagai perusahaan yang mandiri, PT IGM selalu melakukan pengembangan bisnis. Pada tahun 2009 ditunjuk dalam rangka sinergi BUMN Farmasi untuk pengadaan bahan baku.
PT Indofarma Global Medika is a company engaged in the distribution and trading activities for pharmaceuticals and medical devices. PT Indofarma Global Medika is a wholly-owned subsidiary of PT Indofarma Tbk. a Stateowned company that produces high quality medicines at affordable prices to the public. This structure allowed Indofarma to focus on its core business of production and marketing of pharmaceutical products. PT Indofarma Global Medika originated from a distribution unit of PT Indofarma. Then, it became a distribution and trading company of pharmaceutical products and medical devices. Since its founding in January 4th, 2000, the network of Indofarma Global Medika has been growing from four branch offices in Java Island to 30 branch offices that spread all over the country (2009). In 2007, IGM distribution offices has been fully integrated through an Enterprice Resourse Planning (ERP) system based on Oracle database. As an independent company, PT IGM always develops its business. In 2009, PT IGM was appointed as purchasing agent for pharmaceutical raw materials to serve the needs of other State-owned Pharmaceutical companies.
a n n ua l r e p o r t 2009 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T b k
Network Map
SUMATERA
JAWA
KALIMANTAN
SULAWESI
Peta Jaringan
PAPUA
30
a n n ua l r e p o r t 2 0 0 9 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T bk
Jaringan Kerja Network
31
Kantor Pusat dan Cabang
PT Indofarma Global Medika Headquarters and Branches of PT Indofarma Global Medika 1. Bandung Jl. Bapak Husein Dalam No. 2 Cihampelas Bandung 40131 Tel. (022) 204 0966-7 Fax. (022) 203 8320 2. Jakarta Satu (Kantor Pusat) Jl. Tambak No. 2 Kebon Manggis, Jakarta 13150 Tel. (021) 819 9099 Fax. (021) 819 9198, 390 3978 3. Jakarta Dua Jl. Sultan Iskandar Muda 9 BCD Kebayoran Lama, Jakarta Selatan Tel. (021) 722 7432, 726 8325-6 Fax. (021) 722 7431 4. Medan Jl. Karya Ujung No. 4 BCD Kec. Helvetia – Medan Tel. (061) 848084, 8468033 Fax. (061) 8467807 5. Makassar Jl. Dr. Sutomo No. 39 Makassar Tel. (0411) 334 485, 332 731 Fax. (0411) 332 732 6. Semarang Jl. Pamularsih Raya Kav. 67 No. 60 Semarang 50148 Tel. (024) 761 3648-9, 0888 680 1203 Fax. (024) 762 5826 7. Surabaya Jl. Raya Margorejo Indah, Blok A-137/58 Surabaya 60238 Tel. (031) 841 9377 Fax. (031) 843 5444 8. Malang Jl. Sunandar Priyosudarmo No. 20 – D, Blimbing, Malang Tel. (0341) 402 150-51 Fax. (0341) 402 151 9. Palembang Jl. Letnan Hadin Km-3,5 No. 1867 Kel. 20 Ilir D3, Kec. Ilir Timur I Palembang Tel. (0711) 351 123, 351 323 Fax. (0711) 321230, 321 230 10. Area Bengkulu Jl. Kapuas I Blok I No. 3 Kelurahan padang Harapan Bengkulu Tel/Fax. (0736) 26236
11. Solo Jl. Ceplok No. 8 Purwosari - Laweyan Solo 51742 Tel. (0271) 729 772, 728 860 Fax. (0271) 714 850 12. Pekanbaru Jl. H. Imam Munandar No. 237 D-E Tankerang - Pekanbaru Tel. (0761) 856 036, 35112 Fax. (0761) 45516 13. Yogyakarta Jl. Ring Road Utara No. 17 Kembang, Maguwoharjo Depok Sleman Tel. (0274) 746 0130-1/487036 Fax. (0274) 488 069 14. Bekasi Jl. Ir. H. Juanda No. 99 A/B Duren Jaya - Bekasi Timur Tel. (021) 880 3450 Fax. (021) 880 0798
21. Cirebon Jl. Pilang Raya No. 147 Cirebon Tel. (0231) 202 950, 233969 Fax. (0231) 232770, 233969 22. Banjarmasin Jl. Manggis No. 33-B RT. 36 Kec. Banjar Timur, Kel. Kebun Bunga Banjarmasin 70235 Tel. (0511) 325 9359-60 Fax. (0511) 325 1884 23. Lampung Jl. K.H. Ahmad Dahlan No. 68 Banda Lampung Tel (0721) 487 131, 482 689 Fax. (0721) 482 686 24. Pontianak Jl. Tanjung Pura No. 6 Pontianak 78117 Tel. (0561) 765 976-7 Fax. (0561) 741 208
15. Tangerang Jl. Honoris Raya Blok RV No. 38 Ruko Versail - Modern Land Tangerang Tel/Fax. (021) 557 49876
25. Aceh Jl. Teuku Imeum Lueng Bata Km-3 No. 111 - Banda Aceh 23247 Nangroe Aceh Darusalam Tel. (0651) 26773, 23119 Fax. (0651) 23119
16. Samarinda Jl. Basuki Rahmat No. 74 Samarinda 75117 Tel. (0541) 78572, 748 147 Fax. (0541) 741 095
26. Batam Komp. Crown Hill Estate Blok E/9 Batam Center - Batam Tel. (0778) 468 265-6 Fax. (0778) 461 434
17. Bogor Jl. Sindang Barang Loji No. 251 Bogor 16114 Tel. (0251) 8346345, 8333833 Fax. (0251) 8334515
27. Jambi Jl. Barau-barau II RT 24 No. 28 Kel. Pakuan Baru, Kec. Jambi Selatan Jambi 36132 Tel. (0741) 33718 Fax. (0741) 33718
18. Denpasar Jl. Gunung Agung No. 21 Denpasar 80118 Tel. (0361) 411 888, 416 286-7 Fax. (0361) 411 888, 416 287 19. Manado Jl. DR. Sam Ratulangi No. 28 Manado 95000 Tel. (0431) 870 199, 854 363 Fax. (0431) 863 166 20. Padang Jl. Bagindo Azis Chan No. 6 Padang Tel. (0751) 22034, 810 347 Fax. (0751) 25664
28. Kupang Jl. RW. Monginsidi VI No. 3 Walikota Baru - Kupang Tel. (0380) 838 041, 821 191 Fax. (0380) 820 028 29. Mataram Jl. Bung Karno No. 76 Karanganyar - Mataram Tel. (0370) 626 378 Fax. (0370) 623 065 30. Papua Jl. Kelapa Dua Pergudangan Boulevard No. 3 Entrop – Jayapura Tel. (0967) 534047, 5340448 Fax. (0967) 534041
Akses informasi untuk anak perusahaan PT Indofarma (Persero) Tbk ; www.igm.co.id
a n n ua l r e p o r t 2009 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T b k
32
Analisis dan Pembahasan Manajemen Management’s Discussion and Analysis
Tinjauan Umum Overview
Renovasi, Memperkokoh Kemampuan Inti Renovation to Strengthen Core Competence
Secara umum kondisi ekonomi Indonesia di tahun 2009 tak seburuk yang diperkirakan sebelumnya, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar sebesar 15,6 persen menunjukkan hal itu. Namun itu masih memberikan imbas terhadap mahalnya bahan baku industri farmasi yang 80-persen bahan bakunya berasal dari Impor. Kondisi diperburuk dengan pergerakan harga minyak yang menyentuh angka 80 dolar/barel dari 50 dolar/barel di awal tahun. Tingginya harga minyak ini secara otomatis juga mendongkrak harga bahan baku untuk industri farmasi.
generALLY, Indonesia’s economic condition in 2009 was not as bad as previously thought, strengthening of the rupiah against the dollar by 15.6 percent is the fact. But it still gives the impact of expensive raw materials of pharmaceutical industry that 80 percent imported. The condition worsened with movements in oil prices that touched 80 dollars per barrel from 50 dollars per barrel at the baeginning of the year. The high oil price is automatically also boost prices of raw materials for the pharmaceutical industry.
Salah satu contoh adalah bahan baku amoxicilin, meskipun sudah turun dari USD 50/kg di tahun 2008 menjadi USD 40/kg di awal tahun 2009 dan terus menurun hingga mencapai USD 30/kg, namun harga itu masih lebih tinggi dibandingkan harga normal. Pada tahun 2009 harga amoxicillin rata-rata naik menjadi USD 33/kg dari harga normal sebesar USD 27/kg.
For example, the price of Amoxicilin, which has gone down from USD 50/kg in 2008 to USD 40/kg in the early 2009 and continuous to go down to USD 30/kg, but it is still considered higher than the normal price. In 2009, the average price of amoxicilin increase from its normal price of USD 27/kg to USD 33/kg.
Perkembangan produk obat generik selama ini cenderung stagnan. Pasar lebih banyak tergantung pada realisasi tender pemerintah. Di luar itu pemain pasar obat generik semakin banyak. Perusahaan swasta mulai melirik pasar ini. Akibatnya, kompetisi menjadi kian tinggi memperebutkan potongan kue yang tidak besar itu. Perusahaan swasta dimaksud juga agresif meluncurkan produk baru. Itu menjadi tantangan Indofarma untuk melakukan inovasi. Dalam rangka ikut andil mendukung program Pemerintah dalam penyebarluasan informasi penggunan Obat Generik, pada tahun 2009 Perseroan melaksanakan aktivitas OGB School to School berisi sosialisasi penggunaan Obat Generik dengan target sasaran sekolah-sekolah tingkat dasar di lima wilayah Ibukota. Orangtua murid, tenaga pendidik dan murid-murid sekolah dasar tersebut menjadi target sosialisasi.
a n n ua l r e p o r t 2 0 0 9 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T bk
The development of generic products tend to be stagnant. Government market which its transactions are executed through competitive bidding processes enjoy significant share of the generic market. Besides that, the players at generic drugs market are getting larger. Private companies began to glance at this market. As a result, competition is getting fiercer to win a piece of the pie that is not big enough. Private companies are aggressively launching new products that will be a challenge for Indofarma to innovate. In its participation to support government programs in the socialization of the use of generic drugs, in 2009 Indofarma carried out OGB school to school activities, which is a campaign of the use of generic drugs using primary school levels as main targets in five regions of capital city. Parents, teachers and students were the targets of socialization activities.
33
Kondisi pasar obat generik berlogo (OGB), yang merupakan produk utama Indofarma, belum kondusif. Harga puluhan item OGB masih berada di bawah Beban Pokok Penjualan. Ketergantungan pasar generik pada sektor pemerintahan masih cukup signifikan, sehingga pasar bergerak cukup lambat Selama kurun waktu 2009, perseroan melakukan renovasi lanjutan terhadap fasilitas produksi utama. Hal ini mengakibatkan perseroan harus melakukan outsourcing sebagian aktifitas produksi dengan melakukan toll out manufacturing. Kondisi ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pesanan, meskipun disadari pada gilirannya akan menambah biaya produksi. Meskipun renovasi yang dilakukan sepanjang tahun telah mempengaruhi kinerja perseroan, namun kedepannya akan menjadi tumpuan kegiatan produksi. Renovasi dilakukan karena tuntutan regulasi. Dengan selesainya proses renovasi secara keseluruhan, Indofarma memiliki fasilitas produksi yang memenuhi persyaratan cGMP. Hal ini mutlak diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan di masa yang akan datang. Di tengah situasi yang tidak terlalu kondusif inilah, PT Indofarma (persero)Tbk masih berhasil membukukan laba bersih, meskipun menurun dibandingkan tahun lalu.
The generics drugs (OGB) markets conditions which is the main product of Indofarma, is not conducive yet. Prices of dozens of OGB items are still below its production cost. Generic market dependence on government sector is still quite significant, so the market moves slow enough. During the period of 2009, the company continued its efforts to upgrade and renovate the main production facilities. This forced the company to outsource some of production activities through toll-out manufacturing activities. This action is necessary to fulfill committed sales orders, although itwill increase production cost. Although the all year long renovation activities have affected the company performance, but in the future, it will be a backbone for the production activities. Renovations were executed to comply with regulation. Upon the completion of the renovation, Indofarma will posses production facilities in compliance with cGMP requirements. This is absolutely necessary for the company to continue its operations in the future. In this very unfortunate situation, PT Indofarma (Persero) Tbk still succeeded in recorded net income, although lower than previous year.
a n n ua l r e p o r t 2009 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T b k
34
Tinjauan Keuangan Financial Review
Tetap Bertahan Di Tengah Gempuran Steady In a Tough Time
Dari perspektif keuangan, pada 2009 PT Indofarma (Persero) Tbk membukukan kinerja yang relatif cukup baik. Dalam situasi pasar yang belum kondusif, Indofarma melakukan beberapa keputusan strategis yang pada akhirnya berhasil menurunkan HPP hingga ke angka 72 persen. Angka ini lebih rendah dari target semula sebesar 74 persen di tahun 2009, dari HPP sebesar 77 persen di tahun 2008. Pada pertengahan tahun 2009, Indofarma menghadapi situasi dimana Perseroan tidak dapat lagi melakukan subsidi silang atas OGB yang diproduksi, dengan kondisi harga yang ditetapkan Pemerintah pada saat itu, ditambah harga bahan baku yang masih relatif tinggi. Merujuk pada situasi itu, Perseroan memutuskan untuk mengatur kembali portofolio produk, dengan menunda pembelian bahan baku untuk produk yang memberikan margin yang tidak menguntungkan. Pengaturan kembali portofolio produk ini menyebabkan terjadinya penurunan penjualan bersih produk Indofarma sebesar 21 persen dari Rp 554,68 miliar menjadi Rp 435,24 miliar, yang pada akhirnya HPP yang diperoleh mampu memberikan margin yang lebih baik. Ini menunjukkan melalui pengelolaan portofolio produk dengan lebih baik, HPP dapat ditekan lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu dan memperbaiki mutu margin penjualan. Perbaikan mutu HPP sebagaimana dijelaskan sebelumnya, tidak diimbangi dengan peningkatan volume penjualan. Penjualan Bersih Indofarma pada tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 23,9 persen dari Rp 1.478,58 miliar menjadi Rp 1.125,06 miliar. Sementara itu Beban Pokok penjualan mengalami penurunan sebesar 28,4 persen dari Rp 1.145,18 miliar menjadi Rp 820,42 miliar. Laba Kotor Perseroan mengalami penurunan sebesar 8,47 persen dari Rp 333,40 miliar menjadi Rp 304,64 miliar.
a n n ua l r e p o r t 2 0 0 9 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T bk
In 2009, in financial perspective, PT Indofarma (Persero) Tbk showed a relatively good performance. In a less favorable market situation, Indofarma to make some strategic decisions that ultimately succeeded in reducing the number of HPP up to 72 percent. This figure is lower than the initial target of 74 percent in 2009, HPP amounted to 77 percent in 2008. At mid 2009, Indofarma no longer could do cross-subsidies on producing OGB, with the price set that is controlled by the Government, not mentioning the price of raw materials was relatively high. Referring to the situation, the Company decided to rearrangement its product portfolio, by postponing purchases of raw materials for products that provide unprofitable margin. The Rearrangement product portfolio caused the decreased of net sales of Indofarma product by 21 percent from Rp554.68 billion to Rp435.24 billion, finally can provide a better margin for HPP. It showed through a better product portfolio management, HPP can be pushed lower compared to last year and improved the sales margin. Improving the HPP quality as explained earlier, was not followed by sales volume increases. Indofarma’s net sales, in 2009, were decreased by 23.9 percent from USD 1478.58 billion to USD 1125.06 billion. While cost of sales decreased by 28.4 percent from USD 1.14518 trillion to Rp820.42 billion. Gross profit decreased by 8.47 percent from Rp333.40 billion to Rp304.64 billion. The decline of net sales caused mainly by lower sales of medical equipment Rp660.59 billion to Rp355.35 billion. The biggest portion of medical devices sales are based on
35
Penurunan Penjualan Bersih disebabkan menurunnya penjualan pada segmen pasar Pemerintah, penurunan terbesar pada penjualan alat kesehatan dari Rp 660,59 miliar di tahun 2008 menjadi Rp 355,35 miliar pada tahun 2009. Hal yang sama terjadi untuk penjualan produk sendiri. Akibat penurunan penjualan ini, Laba Usaha Perseroan pun mengalami penurunan sebesar 27,15 persen menjadi Rp 45,91 miliar dari Rp 63,02 miliar di tahun 2008. Hal positif yang dicapai oleh Perseroan, yaitu Beban Usaha turun dari Rp 270,38 miliar menjadi Rp 258,73 miliar, ditambah efisiensi yang dilakukan Perseroan hingga mampu menekan Beban Lain-Lain, menjadikan kenaikan Laba Sebelum Pajak dari Rp 9,87 miliar menjadi Rp 12,67 miliar atau sebesar 28,37 persen. Penghasilan (Beban) Lain-lain ditandai dengan naiknya beban bunga bank dari Rp 30,27 miliar menjadi Rp 35,34 miliar atau naik sebesar 16,75 persen, namun peningkatan beban ini diimbangi dengan laba kurs bersih sebesar Rp 2,72 miliar dan penurunan beban penyisihan persediaan sebesar 55 persen dari Rp 5,32 miliar menjadi Rp 3,43 miliar.
the tenders from government, which in 2009 experienced a decrease in demand. The same thing happened to own products. Due to this decline in sales, the company had income from operations decreased by 27.15 percent to 45,91 billion from Rp63,02 billion in 2008. Positive thing that could be achieved by the company was the declined of the business expenses from Rp270.38 billion to Rp258.73 billion, plus the company efficiency, made the company to be able to reduce other expenses to make the increase in Other Income before Tax, from Rp9.87 billion to Rp12.67 billion or about 28,37 percent. Other Income (Expenses) marked by the increased of bank interest expense from bank Rp30,27 to Rp35.34 billion, up 16.75 percent, but the increasing of the burden was followed by net foreign exchange amounted to Rp2.72 billion and a provision for inventory decreased by 55 percent from Rp5.32 billion to Rp3.43 billion. At the end, the company other expenses amounted Rp33,24 billion or decreased about 41,11 percent from Rp51,46 billion in 2008.
Pada akhirnya Perseroan membukukan Beban Lain-lain sebesar Rp 33,24 miliar atau turun sebesar 41,11 persen dari Rp 51,46 miliar tahun 2008.
a n n ua l r e p o r t 2009 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T b k
36
Berkaitan dengan beban dari manfaat pajak, terdapat perubahan perhitungan pajak berhubungan dengan peraturan tarif pajak dari 28 persen menjadi 25 persen. Perhitungan Beban Pajak yang mengalami peningkatan dari Rp 4,83 miliar menjadi Rp 10,54 miliar mengakibatkan Laba Bersih Perseroan mengalami penurunan sebesar 57,8 persen dari Rp 5,03 miliar menjadi Rp 2,12 miliar. Dari sisi neraca pada tahun 2009, Rasio Lancar pada 2009 menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi yakni 154,21 persen dari 133,16 pada tahun 2008, dengan demikian pada posisi tersebut Indofarma cukup likuid untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya. Beban Arus Kas dari Aktivitas Investasi sebagian besar dikarenakan adanya kegiatan renovasi yang membutuhkan dana hingga Rp 21,65 miliar. Investasi ini lebih dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) sesuai dengan regulasi yang ditetapkan oleh BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) dan juga mengantisipasi masuknya BPOM menjadi anggota PIC/S (Pharmaceutical Inspection Convention and Phamaceutical Cooperation Scheme). Diharapkan melalui renovasi ini menjadikan produk Indofarma untuk dapat memenuhi persyaratan memasuki pasar regional maupun global. Sementara Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi meningkat tajam sebesar 227,87 persen dari negatif Rp 187,31 miliar menjadi positif Rp 40,557 miliar. Ini menunjukkan keberhasilan Perseroan dalam mengatur pembelanjaan bahan baku dan memperbaiki mekanisme pembayaran kepada pemasok serta perolehan Perseroan dari restitusi pajak.
a n n ua l r e p o r t 2 0 0 9 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T bk
Related to the benefits of tax burden, there were changes in tax laws relating to the tax rate from 28 percent to 25 percent. The calculation of the tax burden increased from Rp4,83 billion to Rp10,54 billion causing the decreased of Company’s Net Income by 57.8 percent from Rp5,03 billion to Rp2.12 billion. From balance side in 2009, current ratio showed a significant increase from 133.16 at 154.21 percent in 2008, so Indofarma had enough liquid to cover short term obligations. The cash flow expenses from Investing Activities largely due to renovation activities that required funding amount Rp21.65 billion. These investments are intended to meet the requirements of cGMP (current Good Manufacturing Practice) in accordance with the regulations set by the BPOM (Drug and Food Control Agency) and also to anticipate the entry of BPOM to become a member of PIC / S (Pharmaceutical Inspection Convention and Pharmaceutical Cooperation Scheme). Hopefully, through this renovation, the products of Indofarma can meet the requirements to go into regional and global markets. While the Net Cash Flows from Operating Activities increased sharply by 227.87 percent from negative to positive from Rp187.31 billion to Rp40.557 billion. It showed the success of the Company in managing expenditure of raw materials and improve the mechanism of payments to suppliers as well as the acquisition of the Company from tax refunds.
37
Tinjauan Operasional Operational Review
Rantai Nilai Value Chain
Inovasi Tiada Henti Demi Negeri Yang Mandiri Pengaturan kembali portofolio produk yang dilakukan perseroan pada pertengahan tahun 2009 merupakan langkah untuk mengurangi potensi kerugian Indofarma. Keputusan tersebut pada kenyataannya mampu menurunkan rasio Beban Pokok Penjualan. Hal ini menunjukkan keberhasilan perseroan dalam mengupayakan peningkatan efisiensi proses bisnis secara terpadu. Perseroan juga berupaya meningkatkan efektifitas produksi, antara lain dilakukan dengan dibangunnya Supply Chain Management di tahun 2009 yang menjadi jembatan antara perencanaan produksi, marketing dan distribusi. Dengan ditingkatkannya fungsi SCM ini, diharapkan kualitas stok dapat diperbaiki, yang mana yang akan diproduksi adalah betul-betul yang dibutuhkan oleh pasar. Sehingga dapat dipastikan stok yang ada di gudang obat jadi Indofarma adalah stok yang sesuai kebutuhan pasar. Sepanjang tahun 2009, akibat renovasi yang dilakukan, perseroan banyak menumpukan proses produksi pada toll-out manufacturing. Beban toll out manufacturing ini pada gilirannya menambah beban biaya yang harus dikeluarkan. Sebab, selain tetap harus mengeluarkan dana untuk fix cost, perseroan harus mengeluarkan dana tambahan untuk toll-out manufacturing ini. Indofarma masih menjadi leader market untuk pasar obat generik di Indonesia. Saat ini memimpin pasar dengan share sebesar 21,11 persen. Kontribusi terbesar masih didominasi oleh produk-produk komoditi seperti amoxyciline, captopril, glibenclamide dan acyclovir. Untuk mempertahankan dan meningkatkan share market pasar generik, tahun 2009 diluncurkan beberapa produk baru yang diharapkan bisa meningkatkan menambah
Rearrangement of the company’s product portfolio by mid-2009 is a strategy to reduce Indofarma potential losses. In fact, the decision was able to reduce the ratio of cost of sales. This indicates the success of the company in the effort to improve the efficiency of business process integration. The Company also seeks to improve the effectiveness of production, among others, performed by the development of Supply Chain Management in 2009 which became the bridge between production planning, marketing and distribution. By upgrading the SCM function, the expected quality of stock can be repaired, which will be produced is truly needed by the market. Ensuring existing stock in the warehouse stock of medicines is appropriate for Indofarma market needs. During 2009, due to renovations carried out, the company has a lot of lean production processes at the toll-out manufacturing. Toll-out manufacturing expenses, in turn, increases the burden cost. Cause, besides still has to spend money to fix the cost, the company must spend additional funds for toll-manufacturing. Indofarma is still the market leader for the generic drugs market in Indonesia. Currently leads the market with a share of 21.11 percent. The biggest contribution is still dominated by commodity products such as amoxyciline, captopril, glibenclamide and acyclovir. To maintain and increase market share of generic market, in 2009 launched several new products which are expected to increase total sales, such as amlodipine and paracetamo drop. Market respons to the two products is quite good, considering they include many products that the market needed. Drop is a new form of paracetamol, also gives added value to the product. To enhance the contribution of the generics sector, Indofarma strives to improve its product
a n n ua l r e p o r t 2009 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T b k
38
kontribusi terhadap total penjualannya, seperti amlodipin dan paracetamol drop. Respon pasar terhadap kedua produk tersebut cukup bagus, mengingat keduanya termasuk produk yang banyak dibutuhkan pasar. Bentuk paracetamol drop yang baru, juga memberi nilai tambah. Tahun 2009 khusus untuk branded generic berhasil diluncurkan Zinkid. Produk tersebut ternyata direspon pasar dengan sangat baikoleh pasar. Di sektor OTC (over the counter) terjadi peningkatan penjualan sebesar 10 persen dari Rp 20,28 miliar tahun 2008 menjadi Rp 23,77 miliar. Pertumbuhan ini terutama disumbang oleh penjualan Biovision. Di luar itu Obat Serbu juga mengalami pertumbuhan penjualan terutama karena adanya permintaan dari kegiatan BUMN Peduli yang memesan 1 juta paket. Upaya lain untuk memperluas jangkauan Indofarma adalah dengan pengembangan lini bisnis baru yakni rapid test diagnostic kit. Bekerjasama dengan pihak ketiga yakni Standard Diagnostic Bioline, Korea, Indofarma memasarkan produk diagnosis SD Check, Malaria P.f/P.v, Malaria Ag P.f/ Pan, Influenza Antigen, HIV-1/2 3.0, Dengue Duo, SD HBV dan SD HCV. Penyakit yang bisa didiagnosis cukup banyak seperti HIVAids, hepatitis A, B dan C, penyakit musiman seperti demam berdarah dengue juga local endemic seperti malaria dan chikungunya.
a n n ua l r e p o r t 2 0 0 9 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T bk
portfolio with the release of other commodity that has an opportunity to develop, the paracetamol syrup, ciprofloxacin and a range of injectable products which can greatly contribute in the hospital segment. In 2009, specifically for the branded generic, zinkid successfully launched. These products apparently get a very good responded at the market, thereby increasing sales. At OTC sector (over the counter) sales increased 10 percent from Rp20.28 billion in 2008 to Rp23.77 billion. This growth was mainly contributed by Biovision sales. Outside of that medicine Serbu also experienced sales growth was mainly due to demand from the activities of SOEs Concern that order one million packets. Other effort to widen the reach of Indofarma is to develop new business lines, namely rapid diagnostic test kits. Cooperation with third parties such as Standard Diagnostic and Korea, Indofarma sells diagnostic SD check, Malaria Pf / Py, Malaria Ag Pf / Pan, Antigen Influenza, HIV-1 / 2 3.0, Dengue Duo, SD HBV and SD HCV. The deseases that may be diagnosed are quite a lot, such as HIV Aids, Hepatitis A, B and C; seasonal diseases like dengue fever are also endemic, such as malaria and chikungunya.
39
SUMBER DAYA MANUSIA Human Resource
SDM Yang lebih kompeten Menunjang Kinerja Perseroan
More Competent Human Resources To Support Corporate Performance
Sumber Daya Manusia yang berkualitas merupakan sebuah kebutuhan bagi peningkatan kinerja sebuah perusahaan. Guna memenuhi kebutuhan itu, tahun 2009 Indofarma telah menyelesaikan restrukturisasi sumber daya manusia (SDM). Langkah restrukturisasi ini sudah dilakukan sejak tahun 2003. Dengan resrukturisasi ini, organisasi Perseroan menjadi lebih ramping sehingga terjadi peningkatan efisiensi produksi. Di sisi lain, guna meningkatkan kemampuan Perseroan dalam menyesuaikan bisnisnya dengan pasar yang berubah cepat, Indofarma terus memperkuat SDM di lapangan, baik tenaga lapangan Indofarma maupun tenaga lapangan PT Indofarma Global Medika yang menjadi ujung tombak penjualan.
Qualified human resources are a necessity to improve the company performance. To meet the need, in 2009 Indofarma has completed the restructuring of human resources (HR). These restructuring steps have been implemented since 2003. With this restructuring, Company organizations within the company are more streamlined so that there was an increase of production efficiency. On the other hand, to enhance the company ability to adjust its business to rapidly changing markets, Indofarma continued to strengthen the human resources, particularly in PT Indofarma Global Medika that spearheads the sales of Indofarma Group.
Melalui proses rekrutmen yang ketat, Indofarma menarik talenta baru di bidang pemasaran. Dengan pendidikan dan pelatihan yang terencana dan berkelanjutan, tenagatenaga yang masih produktif tersebut diharapkan menjadi aset penting bagi pengembangan jangka panjang Indofarma. Sepanjang tahun 2009 Perseroan telah melakukan sejumlah pelatihan terhadap karyawan. Untuk menghasilkan Sumber Daya Manusia yang lebih kompeten, Perseroan telah melaksanakan pelatihan baik pelatihan berdasarkan program korporat maupun pelatihan berdasarkan permintaan bidang – bidang dengan memperhatikan Analisa Kebutuhan Pelatihan. Pelatihan yang diberikan kepada Karyawan, diharapkan dapat memperkecil gap antara kualifikasi jabatan yang diharapkan dengan kualifikasi pemegang jabatan yang ada saat ini.
Through a rigorous recruitment process, Indofarma recruited new talents for marketing. With a planned and sustainable education and training, the new talents that are still fresh can be expected to be a significant asset for the Indofarma long-term development. During 2009, the Company has conducted several trainings for the employees, so there are more competent human resources. The Company has conducted training on request fields with due regard to Training Needs Analysis, so that the training given to employees is expected to reduce the gap between expected job qualification with the holders who are present. To support the employees promotion, the Company has also conducted training for those who have certain qualifications can be promoted according to ability and their working lives.
a n n ua l r e p o r t 2009 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T b k
40
Dalam mengoptimalkan potensi karyawan, Perseroan menugaskan karyawan yang telah mengikuti training for trainer untuk menjadi instruktur internal. Dengan demikian untuk materi-materi tertentu Perseroan tidak perlu mengirim pelatihan keluar atau mengundang instruktur dari luar. Salah satu yang telah dilakukan adalah pelatihan CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik). Perseroan memiliki program berkala/mingguan untuk sharing knowledge dari karyawan yang telah dikirim mengikuti pelatihan oleh Perusahaan kepada karyawan lain dibidangnya atau bidang yang terkait. Pertemuan itu juga digunakan oleh atasan Karyawan yang bersangkutan/ Bidang SDM untuk mengevaluasi pelatihan yang diikuti. Sepanjang tahun 2009, Perseroan telah melakukan sejumlah pelatihan, antara lain : * Indofarma Orientation Program, Pelatihan untuk Karyawan Baru yang meliputi pengenalan Perusahaan, Pengenalan Pabrik, Bisnis Proses, CPOB, GCG, ISO * Supervisory Skill untuk program peningkatan kompetensi Supervisor, * CPOB untuk seluruh Karyawan, khususnya Karyawan Bidang Produksi dan Bidang penunjangnya, * Coaching and Counseling untuk Karyawan level Manager dan Asisten Manager
a n n ua l r e p o r t 2 0 0 9 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T bk
To optimize the in-house training, the company assigns employees who have attended training to become an instructor trainer for the internal. So, for certain materials, the Company does not need to send out training or invite instructors from outside. One that has been done is training GMP (Good Manufacturing Practice). The Company has a tradition of weekly meetings. The meeting is filled with knowledge sharing and skills transfer from employees who have received training delivered by the Company to other employees in their or related field. The meeting was also used by the superior / HR to evaluate, whether the training can be applied by employees in their work day - the day or just additional knowledge. During 2009, Indofarma has done some training, among others: Indofarma Orientation Training Program for New Employees, including the Company Introduction, Plant Introduction, Business Process, GMP, GCG, ISO Supervisory Skills for enhancement program,
Supervisors
competency
41
Pelatihan yang dilakukan pada tahun 2009 meningkat cukup tajam dibanding tahun 2008. Hal ini dapat dilihat dari jumlah jam training per orang dari 7 jam tahun 2008 menjadi 21 jam tahun 2009.
CPOB for all employees, especially employees in production and supporting fields, Coaching and Counseling for Managerial level and Assistant Manager
Jenjang karir bagi karyawan menjadi perhatian penting. Peseroan melakukan pemetaan karyawan dengan memperhatikan pendidikan, lama bekerja, dan kompetensi yang bersangkutan sesuai kualifikasi yang disyaratkan. Salah satu program jenjang karir Perseroan menerapkan program talent pool sebagai wadah bagi karyawan yang memiliki talenta untuk dikembangkan dalam program-program khusus.
Education and Training conducted in 2009 increased sharply compared to 2008. It can be seen from the number of training hours per person than seven hours in 2008 to 21 hours in 2009. Employee training is conducted with respect to gap analysis.
Pada tahun 2009 pertumbuhan Karyawan hanya diprioritaskan untuk memenuhi posisi yang sudah ada sebelumnya atau menggantikan Karyawan yang pensiun dengan selected recruitment, kecuali untuk tenaga lapangan yang memerlukan tambahan karyawan sejalan dengan kebutuhan organisasi. Perusahaan juga menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi terkemuka untuk mendapat tenaga berkualitas.
In order for the Company can grow and develop, so, the career path for employees is an important concern. The Company maintains a system / career path by mapping employees by paying attention to education and the related long worked in one field, so that may put employees in their capacity.
Guna menjalin hubungan dengan karyawan, manajemen berupaya membangun suatu hubungan industrial yang sehat.
In 2009, the employee growth priority was only to employees who meet pre-existing positions or to replace employees who retire with selected recruitment, except for field workers who need additional employees in line with the reorganization needs. The company also cooperated with leading universities to get qualified workers. In order to build a relationship with the employee, management attempted to build healthy industrial relations.
Jumlah Karyawan Indofarma 2008 – 2009 Number of Indofarma’s Employees 2008 – 2009
Data karyawan Berdasarkan Jabatan Employee Data Based on Position
Direktorat
2008
2009
Jabatan | Potition
Jumlah | Numbers
Manajer | Manager
21
Pemasaran | Marketing
258
210
Asistant Manager
46
Non Pemasaran | Non Marketing
624
655
Supervisor
151
Jumlah | Total
882
865
Keterangan: * Perubahan jumlah Karyawan dari Direktorat Produksi dan Direktorat Pemasaran ke Direktorat Umum dan SDM (lain-lain) disebabkan adanya restrukturisasi Note: * The changes numberof Production and Marketing Directorate to General and Human Resources Directorate (others) are caused by the restructuring
Pelaksana | Implementer
647
Jumlah | Total
865
Data Karyawan Berdasarkan Pendidikan Employee Data Based on Education Pendidikan | Education
Jumlah | Numbers
SD | Elementary School
46
SMP | Junior High School
90
SMA | Senior High School
401
D3 | Diploma
67
S1 | Bachelor Degree
256
S2 | Master Jumlah | Total
5 865
a n n ua l r e p o r t 2009 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T b k
42
Prospek Usaha Business Prospects
Pasar Yang Makin Terbuka Luas
Open Market
Dengan dikembangkannya sistem jaminan kesehatan sosial oleh pemerintah, memberikan peluang bagi Indofarma untuk berkembang, sehingga dituntut melakukan inovasi agar dapat bersaing dalam kondisi pasar yang lebih kompetitif. Perusahaanperusahaan farmasi di Indonesia dituntut untuk mampu meningkatkan competitive advantage-nya, paling tidak melalui tiga hal berikut: mempertahankan pasar domestik, mengembangkan pasar ekspor, dan membangun aliansi strategis yang tepat.
The social health insurance system development by the government provides an opportunity for Indofarma to grow, so innovation is required in order to compete in more competitive market conditions. Pharmaceutical companies in Indonesia are expected to increase competitiveness, at least through the following three things: to maintain the domestic market, expand export markets, and developing appropriate strategic alliances.
Dalam hal pasar domestik, Indofarma sebagai pemimpin pasar untuk produk obat generik memiliki peluang sangat besar untuk terus berkembang. Walaupun konsumsi obat per kapita Indonesia masih paling rendah di antara negara-negara ASEAN, yakni 10-11 dolar AS per kapita per tahun, namun rerata pertumbuhan industri farmasi Indonesia berada di kisaran 13 -15 persen per tahun dan merupakan potensi pasar farmasi terbesar di ASEAN. Pasar obat generik ini diperkirakan masih akan tetap tumbuh di tahun-tahun mendatang. Hal ini disebabkan lebih dari 60 persen dari total nilai pasarnya masih diresepkan melalui dokter. Pasar dalam negeri yang dihadapkan pada kenaikan harga bakan bakar dan tarif listrik industri, juga kenaikan inflasi, menyebabkan turunnya daya beli. Situasi ini menyebabkan terjadinya pergeseran pola konsumsi obat. Masyarakat saat ini sudah mulai memilih
a n n ua l r e p o r t 2 0 0 9 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T bk
In the domestic market, Indofarma, as the market leader for generic drug products, have a tremendous opportunity to keep growing. Although drugs consumption per capita in Indonesia is still the lowest among ASEAN countries, about USD 10-11 per year per capita, but the average growth of Indonesian pharmaceutical industry was in the range of 13 -15 percent per year and is the largest pharmaceutical market potential in ASEAN. Generic drugs market is expected to keep growing in the coming years. This is supported by more than 60 percent of the total market value was still prescribed by doctors. Domestic market are faced with rising fuel prices and industry electricity rates, as well as rising inflation, causing a decline in purchasing power. This situation caused a shift in drugs consumption patterns. People, nowadays, have started to choose drugs with cheaper prices, such as generic drugs (OGB). In addition
43
obat dengan harga yang lebih murah, seperti obat generik berlogo (OGB). Selain Pemerintah mencanangkan program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yang tentunya akan berimbas pada meningkatnya permintaan obat generik. Tantangan akan peluang pasar yang makin terbuka luas di tahun-tahun mendatang, akan mampu dihadapi oleh kondisi internal perseroan yang makin kompetitif. Fasilitas produksi yang telah memenuhi persyaratan internasional ditambah tenaga di bidang distribusi dan trading yang terus dikembangkan melalui IGM, merupakan modal dasar bagi Perseroan untuk bergerak maju. Di pasar ekspor, Indofarma yang telah melakukan penetrasi ke mancanegara, antara lain Afghanistan, Nigeria, Singapura, Myanmar, Filipina, Irak,Rusia dan Polandia, memiliki peluang lebih besar lagi. Khusus pasar Rusia, bersama Brazil dan India masuk dalam kelompok pharmerging, negara yang memiliki pertumbuhan tinggi untuk pasar farmasi. Begitu juga dengan Polandia yang telah pula dirambah pasar farmasinya oleh Indofarma. Pasar Afghanistan dan Irak juga merupakan pasar yang sangat potensial untuk terus dikembangkan. Dengan membangun kompetensi organisasi, memperkuat portofolio, dan mengadaptasi model bisnisnya mengikuti pasar baru ini, Perseroan akan mampu meraup manfaat dari diferensiasi dan kuatnya posisi di pasar farmasi.
to the Government has launched the Community Health Insurance Program (jamkesmas) which would impact on the growing demand for generic drugs. The challenges of the more open market opportunities for the coming years will be able to be dealt more effectively by the company through its readiness to compete of its internal sources. Production facilities that has met international requirements plus the sales forces in the distribution and trading division which were continuesly developed in IGM, are the core base for the company to move ahead. In the export market, Indofarma has penetrated into some foreign countries including Afghanistan, Nigeria, Singapore, Myanmar, Philippines, Iraq, Russia and Poland, whereby it has a greater opportunities, especially in Russia, Brazil, and India which are called pharmerging -- countries that have high growth in pharmaceutical market. So with Polish pharmaceutical market that has been encroached upon by Indofarma. Afghanistan and Iraq markets also represent a potential market to be developed. By developing organizational competencies, strengthen portfolios, and adapt business models to follow the new markets, the company will reap the benefits of differentiation and a strong position in the pharmaceutical market.
a n n ua l r e p o r t 2009 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T b k
44
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
Tahun buku 2009, implementasi GCG (Good Corporate Governance) Indofarma telah di-asses oleh lembaga independen, dengan skor 77,11 persen (baik) ini berarti telah terjadi kenaikan skor dari tiga tahun lalu, yaitu 71,53. Hal ini memberikan gambaran bahwa perusahaan telah menerapkan GCG secara baik kepada semua stakeholder.
a n n ua l r e p o r t 2 0 0 9 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T bk
In fiscal year 2009, the implementation of Indofarma GCG (Good Corporate Governance) had been asses by independent institutions, with a score of 77.11 percent (good), this means there has been increase in scores from three years ago that is 71.53. This indicates that the company has applied a good GCG for all stakeholders.
45
Struktur Tata Kelola
Governance Structure
Dewan Komisaris dan Direksi
Board of Commissioners and Directors
Sesuai dengan fungsi dan tugasnya, Dewan Komisaris bertugas mengawasi kinerja Direksi dan memberikan nasehat jika dipandang perlu. Komunikasi formal antara Dewan Komisaris dan Direksi dilakukan melalui rapatrutin yang diadakan setiap akhir bulan guna membahas kinerja Direksi pada bulan sebelumnya dan rencana Direksi untuk bulan mendatang.
In accordance with the functions and duties, Board of Commissioners charge with overseeing the performance of directors and provide necessary guidance. Formal communication between Board of Commissioners and Directors conducted through regular meeting which is held at the end of the month to discuss the performance of directors on the previous month and plan to Board of Directors for the coming month.
Kehadiran dalam Rapat Formal Komisaris dan Direksi Attendance at the Formal BoC and Bod Meeting Peserta Rapat
Dewan Komisaris
Direksi
Meeting Attendant
Board of Commissioner
Directors
Dewan Komisaris dan Direksi Board of Commissioners and Directors
Komisaris | Commissioners Prof. Dr. dr. Azrul Azwar, MPH
13
19
Drs. Mochamad Ichsani, MM
13
19
Drs. Dwidjo Susono, Apt., SE
13
19
Direksi | Directors P. Sudibyo
21
17
Yuliarti R. Merati
16
19
M. Munawaroh
19
15
Deden Edi Soetrisna
20
15
Djakfarudin Junus
10
9 Djakfarudin Junus diangkat sebagai Direktur Keuangan pada bulan Juni 2009
Remunerasi Direksi dan Dewan Komisaris Remuneration of BoD and BoC Komponen Remunerasi
Komisaris Utama
Komisaris
Direktur Utama
Direktur
Gaji Dasar | Basic Salary
Rp17.240.000
Rp15.516.000
Rp43.100.000
Rp38.790.000
0
0
Rp 12.930.000
Rp 11.637.000
• Transportasi | Transportation Rp 3.448.000
Rp 3.104.000
0
0
• Komunikasi | Communication Rp 862.000
Rp 776.000
0
0
Components
President Commissioners
Commissioner
President Directors
Directors
Tunjangan | Allowances • Perumahan | Housing
Total Tunjangan | Total Allowances
Rp 4.310.000
Rp 3.880.000
Rp12.930.000
Rp Rp 11.637.000
Take Home Pay/ Perbulan | per month
Rp21.550.000
Rp19.496.000
Rp56.030.000
Rp50.427.000
a n n ua l r e p o r t 2009 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T b k
46
Komite Audit
Audit Committee
Sejalan dengan ketentuan Bursa Efek Indonesia, Komite Audit bertugas dan bertanggung jawab untuk memberikan pendapat profesional yang independen kepada Dewan Komisaris mengenai laporan dan/atau halhal yang disampaikan Direksi, mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Komisaris, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Komisaris.
In accordance with the Indonesia Stock Exchange’s regulations, Audit Committee duties and responsibilities are to provide professional and independent opinion to the Board of Commissioners on report and/or other presented by the Board of Directors, to identify matters that need commissioner’s attention, and carry out other assessment given by Commissioners.
Disepanjang 2009, Komite Audit Indofarma telah melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
Throughout 2009, Indofarma’s conducted the following activities:
* Melakukan penelaahan atas laporan keuangan interim baik yang akan dipublikasikan maupun tidak dipublikasikan, terutama dengan melakukan evaluasi atas perubahan yang material angka pos-pos Neraca, Laba/Rugi, dan Arus Kas.
*
* Melakukan evaluasi terhadap akuntan publik/ auditor ekstemai yang akan direkomendasikan untuk melakukan audit atas Laporan Keuangan Tahunan PT Indofarma (Persero), Tbk. Tahun Buku 2009, dengan memperhatikan cakupan dan metodologi audit serta penelaahan kewajaran biaya audit. * Melakukan pertemuan berkala dengan Satuan Pengawasan Intern (SPI) guna membahas keefektifan pelaksanaan audit internal, temuan-temuan penting beserta tindak lanjutnya. * Melakukan evaluasi terhadap keefektifan sistem pengendalian intern, memantau penerapan manajemen risiko dan tata kelola perusahaan yang baik (GCG). * Melakukan pertemuan secara berkala dengan auditor eksternal guna membahas keefektifan pelaksanaan audit, antara lain rencana audit, kemajuan audit, temuan-temuan penting, penyesuaian-penyesuaian yang terjadi dan kendala dalam audit.
a n n ua l r e p o r t 2 0 0 9 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T bk
Audit
Committee
To review the interim financial reports which would be or not published, particularly by closely reviewing significant changes on items in the Company’s Balance Sheet, Income Statement, and Cash Flow.
* Evaluate the public accountant/external auditor that will be recommended to conduct an audit of PT Indofarma (Persero) Tbk’s Annual Financial Report PT (Persero) Tbk. for Fiscal Year 2009 through direct election mechanism of several accounting firm registered at Bapepam. The direct election by paying attention to the independence and objectivity, scope and adequacy of the audit, and review the reasonableness of audit fees *
Conduct periodic meetings with the Internal Control Unit (IAU) to assess the effectiveness of internal audit and compliance, other important findings, and followup audit.
*
Conduct regular meetings with external auditors to discuss the effectiveness of the audit, including audit plans, audit progress, key findings, the adjustments that occurred ¬ and constraints in the audit.
*
Monitoring of follow-up findings of external auditors.
47
* Melakukan pemantauan temuan Auditor Eksternal.
terhadap
tindak-lanjut
* Made evaluation management.
on
implementation
of
risk
* Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan Komisaris, antara lain penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan serta perhitungan remunerasi.
*
Carry out other assignments given by Commissioners, among others, analysis the Company’s Work Plan and Budget.
Komite Audit mengadakan pertemuan rutin dua kali seminggu, di luar rapat wajib satu kali sebulan yang dihadiri seluruh anggota.
The Audit Committee holds regular meeting twice a week, in addition to monthly compulsory meeting attended by all the committee’s members.
Komite Audit Indofarma | Audit Committee Nama | Name Prof. Dr. dr. Azrul Azwar, MPH Drs. Mochamad Ichsani, MM
Posisi | Potition Ketua Komite Audit merangkap anggota Committee Chairman concurrently Member
Wakil Ketua Komite Audit merangkap anggota Vice Chairman concurrently Member
Drs. Muhammad Asawir Harahap, Akt
Anggota Komite Audit | Audit Committee Member
Purwadi, Ak., MM
Anggota Komite Audit | Audit Committee Member
Drs. Warga Murad
Sekretaris Komite |
Audit Secretary of Audit Committee
a n n ua l r e p o r t 2009 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T b k
48
Drs. Muhammad Asawir Harahap, Akt. Anggota Komite Audit Lahir di Padangsidempuan, 11 Agustus 1946 Warga Negara Indonesia. Drs. Muhammad Asawir Harahap, Akt, dipercaya menjadi Anggota Komite Audit PT Indofarma (Persero), Tbk. Sejak September 2006. Ia memperoleh sarjana Akuntansi diperolehnya dari Institut Ilmu Keuangan pada 1975. Muhammad Asawir memulai karirnya sebagai Auditor untuk Perusahaan Negara dan Perusahaan Daerah di Direktorat Akuntan Negara, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), pada 1969. Sebelum menjadi anggota Komite Audit Indofarma, beliau mengemban jabatan Deputi Bidang Akuntan Negara BPKP. Purwadi, Ak., M.M. Anggota Komite Audit Lahir di Pati, 14 Mei 1964 Warga Negara Indonesia. Menjadi sebagai anggota komite Audit PT Indofarma (Persero) tbk, sejak 1 Maret 2008. akuntan lulusan Sekolah Tinggi akuntasi Negara (STAN) tahun 1993, lulus S2 2003, berpengalaman pada BPK dan 2 tahun pada kementrian BUMN. Sedangkan dalam dunia pendidikan ia meraioh gelar Sarjana Muda dan Sarjana Akuntansi diperolehnya dari Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Jakarta, pada 1987 dan 1994, dan gelar Magister Manajemen dari STIE – ABI, Surabaya, pada 2003.
Drs. Warga Murad Sekretaris Komite Audit Lahir di Bukitinggi, 1 Juli 1947 Warga Negara Indonesia. Beliau ditunjuk menjadi Anggota Komite Audit PT Indofarma (Persero), Tbk. sejak September 2006. Drs. Warga Murad memulai karirnya sebagai Inspektur Muda di Direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan Negara, Departemen Keuangan, pada 1972. Pada 1984 beliau ditugaskan di BPKP dan sampai memangku jabatan Kepala Bidang Pengelolaan Data dan Informasi (Juni 2001–Juli 2003) dan Nara Sumber Pusinfo (Agustus 2001–Juli 2005). Di bidang pendidikan ia meraih gelar Sarjana Muda dan Sarjana diperolehnya dari Institut Ilmu Keuangan pada 1971 dan 1977.
a n n ua l r e p o r t 2 0 0 9 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T bk
Audit Committee Member Born in Padangsidempuan, 11 August 1946 Indonesian Drs. Muhammad Asawir Harahap, Akt has been a member of PT Indofarma (Persero) Tbk’s Audit Committee since September 2006. He holds a Bachelor of Accountancy from the Institute of Finance in 1975. Muhammad Asawir began his professional career as an auditor of central and regional Governmentowned enterprises at State Accounting Office, Financial and Development Supervisory Agency (BPKP), in 1969. Prior to become a member of Indofarma’s Audit Committee, he was the Deputy of Government Accounting at BPKP. Audit Committee Member Born in Pati, 14 May 1964 Indonesian He has been a member of PT Indofarma (Persero) Tbk’s Audit Committee since March 1, 2008. Purwadi, AK. M, M. started his professional career as an Adjunct Accountant Monitoring Directorate at Pertamina, in 1987, Financial and Development Supervisory Agency (BPKP, until 2007). Currently, he became Junior Auditor Specialist at State Ministry of Government-owned Enterprises. While in education, he earned his bachelor degree in Accounting and obtained from the State College Accounting, Jakarta in 1987 and 1994, and Master degree in Management from STIE - ABI, Surabaya, at 2003.
Drs. Warga Murad Secretary of Audit Committee Born in Bukitinggi, 1 July 1947 Indonesian He was appointed as a Member of PT Indofarma (Persero) Tbk’s Audit Committee since September 2006. Drs. Warga Murad began his career as a Junior Inspector at Directorate General of State Financial Supervisory, Department of Finance, in 1972. In 1984, he was commissioned BPKP as Head of Information and Data Management (June 2001July 2003) and Pusinfo Resource Persons (August 2001July 2005). In education he obtained his Bachelor and Master from Institute of Finance in 1971 and 1977.
49
Dadang Mulyana Ak. MM Kepala Satuan Pengawas Intern (SPI) Head of Internal Auditor Unit
Satuan Pengawas Intern (SPI)
Internal Audit Unit (IAU)
Dalam rangka meningkatakn pengendalian interal - Satuan Pengawas Internal (SPI) melaksanakan peran konsultasi dan pengawasan. Itu dilakukan dalam rangka memperbaik Standard of Procedure dan kebijakan perusahaan sehingga perusahaan menjalan stablil. Selain itu SPI juga memberikan masukan yang konstruktif dan konsultatif kepada manajemen sehingga antisipasi risiko usaha dapat dilakukan lebih baik.
In order to improve internal controls - Internal Control Unit (SPI) undertake the role of consultation and supervision. It was done in order to fix the Standard of Procedure and company policies so that the company running stable. In addition SPI also provides a constructive and consultative advice to management so that the anticipated business risks can be done better.
Akuntan Publik Guna keperluan audit tahun buku 2009, Indofarma memilih Kantor Akuntan Publik Husni, Mucharam dan Rasidi untuk melakukan audit. Bagi Kantor Akuntan Publik Husni, Mucharam dan Rasidi ini merupakan penugasan pertama menggantikan Kantor Akuntan Publik HLB Hadori & Rekan. Penentuan ini telah melalui melalui Rapat Umum Pemegang Saham. Hasil audit tahun buku 2009 menyatakan bahwa laporan keuangan konsolidasian Indofarma telah disajikan secara wajar dalam semua hal yang material berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Public Accountant To audit the Company’s book for year 2009, Indofarma appointed Office of Husni, Mucharam and Rasidi Public Accountant to conduct an audit. This is the first assignment for Husni, Mucharam and Rasidi in replacing HLB Hadori & Partners. This determination has been through the Annual General Meeting of Shareholders. Audit results for 2009 financial year stated that Indofarma’s consolidated financial report was in accordance the all material with the generally accepted accounting principles.
a n n ua l r e p o r t 2009 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T b k
50
Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary
Untuk membantu menciptakan hubungan dan interaksi yang harmonis - Indofarma telah mengangkat seorang Sekretaris Perusahaan bernama Isayoga C.H. Pengangkatan ini mengacu pada Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No.IX.1.4, fungsi Sekretaris Perusahaan pada hakekatnya menjadi penghubung Perseroan dengan para pemegang saham, lembaga otoritas pasar modal dan keuangan, serta pihak-pihak lain yang berkepentingan. Sekretaris Perusahaan juga bertanggung jawab untuk menyampaikan informasi yang bersifat material kepada stakeholders secara tepat waktu, akurat, bertanggung jawab, serta menjunjung asas keterbukaan.
To create a harmonious relationship and interaction, Indofarma has appointed a Corporate Secretary. Referring to Regulation of the Indonesia Stock Exchange and Capital Market Supervisory Agency (BapepamLK) No.IX.1.4, Corporate Secretary has functions to build a communication between the Company and shareholders, capital market authority and financial regulators, and other stakeholders. Corporate Secretary is also responsible to disseminate all important information to the Company’s stakeholders timely, accurately, responsibly, and transparently.
Isakayoga CH Sekretaris Perusahaan Lahir di Magelang, 14 Mei 1952 Warga Negara Indonesia. Beliau dipercaya menjadi Sekretaris Perusahaan PT Indofarma (Persero), Tbk. sejak awal 2008. Gelar Sarjana Ekonomi di bidang Manajemen diperolehnya dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada 1979. Selain itu, beliau juga menyelesaikan berbagai pelatihan, termasuk Pacific Rim Bankers Program di University of Washington, Seattle, pada 1991. Beliau memantapkan karir di bidang pasar modal hingga menduduki jabatan Direktur Pengelola PT Bapindo Bumi Sekuritas (19921994), Direktur Utama PT Mashill Jaya Sekuritas (19941995), Direktur Utama PT Bursa Efek Surabaya (19951997), dan Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (1997- 1998). Setelah itu, beliau bergabung dengan HLB Consultant (1999-1999) serta menjadi Sekretaris Perusahaan PT Bank Mega Tbk. (2000-2001), Komisaris Independen PT Siwani Trimitra Tbk. (20012006) dan Direktur Eksekutif Asosiasi Emiten Indonesia (2007-sekarang). Hingga kini ia juga masih menjabat sebagai komisaris di PT Capitalinc Investment Tbk.
a n n ua l r e p o r t 2 0 0 9 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T bk
Corporate Secretary Born in Magelang, 14 May 1952 Indonesian He has been the Corporate Secretary of PT Indofarma (Persero), Tbk. since early 2008. He earned a first degree in Managment from Gadjah Mada University, Yogyakarta, in 1979. In addition he laso completed various trainings, including Pacific Rim Bankers Program at the University of Washington, Seattle, in 1991. He established his professional career in capital market sector, holding a string of positions that include Managing Director of PT Bapindo Bumi Sekuritas (1992-1994), President Director of PT Mashill Jaya Sekuritas (1994-1995), President Director of PT Bursa Efek Surabaya (1995-1997), and President Director of PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (1997-1998). Afterwards, he joined HLB Consultant (1999-1999), then become Corporate Secretary of PT Bank Mega Tbk. (2000-2001), Independent Commissioner of PT Siwani Trimitra Tbk. (2001-2006) and Executive Director of Indonesian Emitent Association (2007presently). New has been Commissioners PT capitalinc Investment Tbk
51
Akses Informasi Sebagai perusahaan publik, Indofarma menyediak akses informasi, baik bagi pemegang saham, investor maupun stakeholders lainnya. Disadari oleh Indofarma bahwa penyampaian informasi terkini yang lengkap, cepat, tepat waktu, dan mudah sekaligus dapat diharapkan akan meningkatkan citra Perseroan. Sehubungan dengan itu, Indofarma menyediakan situs Web — www. indofarma. co.id — situs ini menyampaikan semua informasi yang terus diperbaharui secara berkala. Divisi Pemasaran juga menyediakan situs web www.matabiovision.com dan menerbitkan media baca bernama Tabloid Generik, dengan rubrikasi yang berisi informasi kesehatan untuk masyarakat. Selain itu, Perseroan juga menyelenggarakan pertemuan berkala dengan kalangan media massa, investor, stakeholders dan pihak-pihak lain yang berkepentingan dapat mengakses semua informasi tentang Indofarma. Termasuk berita-berita yang baru tentang Indofarma.
Acces to Information As a public company, Indofarma provides access on information for shareholders, investors and other stakeholders. Indofarma realized that the disclosures of the most current, complete information that are fast, timely, and easy to access expected to boost the Company’s image. For this purpose, Indofarma makes a Corporate Website — www.indofarma.co.id — for disseminating all information that is periodically updated. Marketing division has also done the same thing --- www.matabiovision.com --- and published a newspaper name Tabloid Generik which contain of public health information.In addition, the Company also conducts regular meetings with mass media, investors, stakeholders, and those who have interest in accessing all about Indofarma. Including the newst news.s
a n n ua l r e p o r t 2009 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T b k
52
Manajemen Risiko
Risk Management
Manajemen risiko adalah seperangkat kebijakan, prosedur, yang dipunyai organisasi, untuk mengelola, memonitor dan mengendalikan eksposur organisasi terhadap risiko. Manajemen risiko berarti sebagai suatu sistem pengelolaan risiko yang dihadapi oleh organisasi secara komprehensif untuk tujuan meningkatkan nilai perusahaan. Eksposur risiko disusun sesuai dengan proses bisnis perusahaan terkait dengan faktor eksternal maupun internal perusahaan.
Risk management is a set of policies and procedures, which belongs to the organization, to manage, monitor and control the organization against risk exposure. It means a risk management system by organizations in a comprehensive manner for the purpose of increasing company value. Risk exposures are prepared in accordance with the company’s business processes related to internal or external factors.
Risiko Eksternal
* Economics Risk Indofarma’s business performance, particularly in regular market, is directly dependent on consumers’ purchasing power. Decline on GDP and high inflation rate are negatively affected the Company’s performance in this non-(Government) institution market. Meanwhile, in the institution market, the Company’s performance is dependent upon the Government expenditure on medicals.
* Risiko Perekonomian Kinerja bisnis Indofarma, terutama di pasar reguler, secara langsung dipengaruhi oleh daya beli masyarakat. Dengan demikian, penurunan PDB dan inflasi memberikan dampak negatif terhadap kinerja pasar non-Institusi (Pemerintah) ini Sementara itu, di sektor pasar institusi, kinerja Indofarma dipengaruhi oleh besaran belanja Pemerintah di bidang kesehatan. Guna meminimalkan risiko ini, Indofarma terus melakukan upaya untuk meningkatkan penjualan ke pasar reguler yang menjanjikan permintaan yang lebih berkelanjutan dengan pertumbuhan yang lebih stabil. * Risiko Fluktuasi Nilai Tukar Bagi industri farmasi, karena ketergantungan yang tingga terhadap bahan baku impor, depresiasi rupiah akan sangat mempengaruhi struktur biaya. Indofarma telah mengambil langkah antisipasi melalui antara lain kontrak jangka panjang pembelian bahan baku tertentu yang harganya paling volatile, termasuk Amoxicillin. * Risiko Persaingan Usaha Industri farmasi Indonesia sangat terbuka, tak ada pembatasan Pemerintah bagi sebuah perusahaan farmasi untuk memproduksi jenis obat tertentu. Dengan demikian, terbentuk segmentasi — banyak produsen farmasi yang menawarkan produk sejenis ke target pasar yang sama. Keadaan ini menyebabkan persaingan usaha lebih banyak mengarah ke segi harga sehingga mempengaruhi secara langsung kinerja Perseroan.
a n n ua l r e p o r t 2 0 0 9 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T bk
External Risk
To minimize the risk, Indofarma makes continuous efforts to increase sales in regular market that offers both more continuous demands and stable growth. * Foreign Exchange Fluctuation Risk For pharmaceutical industry, due to its high dependence on imported raw materials, fluctuation of rupiah (IDR)’s exchange rate significantly affects cost structure. Indofarma has taken anticipating measures by signing long-term contract to buy certain raw materials that are notoriously volatile in price, including Amoxixillin. * Business Competition Risk Pharmaceutical industry in Indonesia is in very open competition, the Government does not require any pharmaceutical company to produce only a certain kind of drugs. Therefore, there is no clear segmentation within the industry — many existing pharmaceutical companies offer the same or similar products. This leads pharmaceutical companies in the Country to compete mostly in price, directly affecting the Company’s business performance.
53
Dengan berlakunya perdagangan bebas regional (AFTA) pada 2010, tantangan yang dihadapi Indofarma akan kian berat. Melihat hasil awal yang menjanjikan dari pemberdayaan IGM, dapat diharapkan kemandirian yang diberikan kepada anak perusahaan di bidang distribusi dan trading ini akan meningkatkan daya saing Perseroan terhadap para pesaing internasional yang bisa dipastikan akan kian gencar menyerbu pasar Indonesia.
With regional free trade (AFTA) fully effective by 2010, Indofarma certainly faces increasingly greater challenges. Considering quite promising initial results of IGM empowerment, the autonomy given to the distribution and trading subsidiary could be expected to improve the Company’s competitiveness toward international competitors that will certainly flood into Indonesian market.
* Risiko Harga Obat Generik Harga Obat Generik Berlogo di Indonesia dikendalikan oleh Pemerintah dengan cara menetapkan Harga Neto Apotik (HNA, harga di tingkat apotik) yang berlaku untuk seluruh produsen OGB. Kenyataan bahwa, di tengah peningkatan harga bahan baku yang tinggi pada 2008, Pemerintah belum mengendurkan kebijakan harga OGB yang ditetapkan rendah, sangat memberatkan Indofarma yang sebagian besar produknya adalah OGB.
* Generic Drugs Price Risk Price of Generic Drug Product (OGBs) in Indonesia is controlled by the Government by fixing the net price in the pharmacies’ level (Harga Neto Apotik, HNA) and imposing the price to all OGB producers. The fact that, amid the high level price of raw materials in 2008, the Government did not make any looser policy on the OGB price plafond, put Indofarma which its main products were OGB, into difficult situation.
Untuk mengurangi tekanan risiko ini, pada 2008 Perseroan meluncurkan sejumlah produk Obat dengan Nama Dagang (OND), termasuk obat-obat non-resep dokter (OTC, over the counter). Memberikan margin laba yang lebih tinggi disbanding OGB, produk OND ini dapat diharapkan meningkatkan portofolio produk dan pasar Indofarma sehingga membuat kinerja Perseroan lebih baik, setidaknya dalam jangka panjang.
To minimize the pressure of this OGB price risk, in 2008 the Company launched several Owned-brand Products (ONDs), including non-prescription (OTC, over the counter) drugs. Having higher profit margin than that of OGB, the ONDs can be expected to improve both Indofarma’s product and market portofolios, allowing the Company to make better financial erformance, at least in the long-term.
* Risiko Harga Bahan Baku Sampai saat ini, ketergantungan industri farmasi dalam negeri pada bahan baku impor masih sangat besar. Karena itu, harga dan ketersediaan bahan baku impor masih menjadi faktor yang sangat mempengaruhi kelangsungan industri farmasi di Tanah Air. Indofarma mengurangi risiko ini dengan mengadakan kontrak pembelian jangka panjang yang memungkinkan Perusahaan melakukan negosiasi dengan lebih baik. Tetapi, pada 2008, karena yang naik adalah nilai dollar AS, mata uang yang digunakan untuk pembelian secara impor, Perseroan tak dapat menghindari kerugian kurs. * Risiko atas Pemalsuan Produk Kasus pemalsuan obat cukup tinggi di Indonesia, dan tampilan barang palsu yang ada semakin sulit dibedakan dari produk aslinya. Indofarma mengantisiasi risiko ini dengan memberikan ciri khas pada produk asli Perseroan — baik untuk produk obat maupun kemasannya yang mencerminkan standard kualitas yang tinggi.
* Raw Material Price Risk So far, domestic pharmaceutical industry is highly dependent on imported raw materials. Therefore, price and availability of the imported raw materials remains the main factor significantly effecting pharmaceutical industry in the Country. Indofarma overcomes the threat by making long-term contracts that allow the Company to renegotiate term and price that have been agreed upon. * Counterfeit Product Risk Incidence of counterfeit drugs product is quite high in Indonesia, and appearances of the counterfeits are increasingly harder to differentiate from the original ones. Indofarma anticipates the risk by ensuring the Company’s original products have special feature(s) — both for the drug preparations and their packaging — that reflect its high standard quality.
a n n ua l r e p o r t 2009 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T b k
54
* Risiko Tuntutan Konsumen Untuk meminimalkan kemungkinan secara tak sengaja melepas produk yang tak memenuhi standar mutu ke pasar — sehingga memicu tuntutan oleh konsumen — Indofarma terus meningkatkan kemampuan produksi dan jaminan mutunya. Pada 2008, Perseroan telah memulai renovasi fasilitas produksi utamanya.
* Consumers’ Claim Risk To minimize the risk for the Company to unintentionally release products that do not complying quality, safety and efficacy standard — a thing that may trigger claims by consumers — Indofarma continuously improves its production capability and quality assurance. In 2008, the Company started renovating its main production facility.
Dengan peningkatan fasilitas produksi ini, Indofarma akan segera memenuhi current-Good Manufacturing Practice (cGMP) sehingga mampu menerapkan prinsip operational excellence secara berkesinambungan. Dengan demikian, bukan hanya risiko yang terkait dengan kualitas produk dapat teratasi, melainkan juga membuka peluang untuk menjadikan bagian produksi sebagai profit center melalui toll-in manufacturing.
With the improvement of the production facility, Indofarma will soon satisfy current-Good Manufacturing Practice (cGMP) requirements, allowing the Company to implement operational excellence principles on sustainable basis. This will not only help the Company ensure its production quality but also open widely a window of opportunity to make the production department a profit center by attracting toll-in manufacturing formulations.
Risiko Internal
Internal Risk
* Risiko Keuangan Perusahaan Besarnya porsi penjualan kepada Pemerntah yang biasanya terjadi menjelang akhir tahun, sedangkan proses produksi harus dilakukan sejak awal, menyebabkan risiko kekurangan likuiditas secara temporer.
* Risk Related to Corporate Finance High sales share to the Government that is usually realized in the very late month of the year, whereas raw materials procurement and production process must be carried out far earlier, lead to risk of temporarily cash-flow mismatch.
Untuk mengatasi masalah ini, pada 2009 Indofarma berupaya mempertahankan komitmen pinjaman modal kerja kepada Bank Mandiri. Perlu dicatat, pada 2009 Perseroan telah menandatangani komitmen pinjaman modal kerja tersebut dengan menjaminkan lebih dari 50%.
To overcome the problem, in 2008 Indofarma maintained working capital loan contract with Bank Mandiri. It is worth to note that in 2007 the Company signed a contract for working capital loan, a banking facility, secured by more than 50% of the Company’s asset.
* Risiko Dampak Lingkungan Pencemaran lingkungan, walau secara tak sengaja, dapat mendatangkan tuntutan hukum. Untuk meminimalisasi risiko ini, pada 2008 Indofarma mulai mengoperasikan sistem pengolahan limbah yang telah ditingkatkan. * Risiko Produk yang Rusak Risiko ini mungkin saja terjadi pada saat produk Perseroan dikirim, disimpan, atau diperdagangkan oleh para pengecer. Untuk meminimalkan risiko ini, sejak 2007 Indofarma Group telah meningkatkan sistem teknologi inrformasi di IGM, anak perusahaan yang menangani distribusi produk Indofarma, sehingga dapat dilakukan pemantauan terhadap produk secara real time.
a n n ua l r e p o r t 2 0 0 9 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T bk
* Environmental Risk Polluting environment, although unintentionally, may bring legal consequences. To minimize the risk, in 2009 Indofarma has been operating its improved waste processing system. * Product Defect Risk This particular risk may occur when Indofarma’s products transported, stored, or traded by retailers. To minimize the risk, since 2007 Indofarma Group has improved its system and information technology in IGM, the Company’s Subsidiary that handle the distribution of Indofarma’s products, allowing it to monitor all the products it distributed on real time basis.
55
Corporate Social Responsibility
Corporate Social Responsibility
Indofarma sangat menyadari atas peranannya dalam membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Itu diwujudkan dalam menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR). Beberapa hal yang sudah dilakukan antara lain memberikan beasiswa tingkat SD, SLTP dan SLTA pada siswa yang berprestasi dari keluarga yang kurang mampu secara ekonomi di sekitar Perusahaan.
Indofarma is very conscious of his role in the advancement of society. That was manifested in the running program of Corporate Social Responsibility (CSR). It is actualized in providing scholarships for elementary, junior high and high school students who excel in the family, who are economically disadvantaged in the vicinity of the Company.
Selain itu – Indofarma juga menerima puluhan pelajar dan mahasiswa untuk magang. Yang lebih membanggakan, pelajar dan mahasiswa yang magang berasal dari sekolah dan perguruan tinggi terkemuka di seluruh nusantara, bukan hanya didominasi dari Jakarta dan sekitarnya.
Also - Indofarma also received dozens of students and college students for internships. Even more proud, apprenticeship schools and students from leading schools and colleges across the country, not only dominated from Jakarta and surrounding areas.
Selain itu, CSR Indofarma juga diwujudkan dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Itu terlihat dalam program pengobatan dan pemeriksaan gratis, serta membuat program pekan pengobatan murah. Kegiatan sosial lainnya adalah pemberian bantuan alat kesehatan dan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP ASI) bagi keluarga pra sejahtera. Program ini sangat membantu dalam meningkatan kesehatan masyarakat.
In addition, Indofarma’s CSR is also manifested in improving public health. It is seen in treatment programs and a free inspection, and makes less expensive treatment week programs. Other social activity is the provision of medical equipment and food aid Mother’s Milk Mate (MP ASI) for poor families. This program is very helpful in improving public health.
a n n ua l r e p o r t 2009 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T b k
56
Anak Perusahaan subsidiary
Bergerak Cepat Mendukung Indofarma Grup
Fast Moving Supported Indofarma Group
Secara umum pada tahun 2009 kinerja PT Indofarma Global Medika (IGM), anak perusahaan PT Indofarma (Persero), Tbk yang bergerak di bidang distribusi dan trading produk dan alat kesehatan, menunjukkan perkembangan yang cukup positif.
Generally, the performance of PT Indofarma Global Medika (IGM) in 2009, the subsidiary of PT Indofarma (Persero) Tbk, which is engaged in distribution and trading of products and medical devices, showed a fairly positive development.
Pada tahun 2009 Indofarma Global Medika, menyum bangkan Penjualan Bersih sebesar Rp1.100,91 miliar. Angka ini memang menurun dari tahun sebelumnya Rp1.455,26 miliar. Penurunan sebesar 24,34 persen ini disebabkan oleh menurunnya penjualan alat kesehatan yang di tahun lalu mencapai angka sebesar Rp660,59 miliar menjadi Rp355,35 miliar. Situasi politik yang sedang meningkat tensinya di tahun 2009 menyebabkan sejumlah pihak menunda pembelian alat kesehatan dan menunggu situasi membaik. Sumbangan Penjualan Bersih dari Produk Non Indofarma mengalami penurunan sebesar 29,86 persen dari Rp864 miliar menjadi Rp606 miliar. Meski Penjualan Bersih mengalami penurunan, namun kebijakan manajemen yang melakukan efisiensi di bidang operasional menjadikan IGM mampu menekan biaya pemasaran dari Rp113,92 miliar menjadi Rp77,58 miliar. Pada gilirannya ini menurunkan Beban Penjualan dari Rp156,28 miliar menjadi Rp121,40 miliar. Penurunan Beban Penjualan ini mampu mendongkrak Laba Usaha dari Rp21,60 miliar menjadi Rp26,61 miliar. Satu hal yang tidak terhindarkan adalah meningkatnya Beban Lain-Lain, terutama Beban Bunga sebesar Rp14,89 miliar. Peningkatan Beban Bunga ini sangat sulit dihindarkan, mengingat masih besarnya ketergantungan pada kredit modal kerja. Meski begitu, kemampuan mengelola persediaan menjadikan IGM mampu menurunkan kerugian penyisihan sediaan-bersih dari Rp3,30 miliar menjadi Rp1,97 miliar ditambah dengan penghasilan lain-lain bersih yang meningkat dari Rp2,06 miliar menjadi Rp5,78 miliar, pada akhirnya menjadikan Laba Bersih IGM mencapai Rp9,55 miliar. Jumlah ini bertumbuh sebesar 40 persen dari Rp6,82 miliar di tahun 2008.
a n n ua l r e p o r t 2 0 0 9 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T bk
In 2009, Indofarma Global Medika contributed net sales amounts to USD 1100.91 billion. This figure was down from the previous year that was USD 1455.26 billion. A decrease of 24.34 percent was caused by last year lower sales of medical equipment that reached Rp660.59 billion to Rp355.35 billion. The high tension of political situation in 2009 caused some delayed the purchase of medical equipment and waited for a better situation. Net Sales of Non Indofarma products decreased by 29.86 percent from Rp864 billion to Rp606 billion. Although there was a net sales decreased, but management policies in human resources made IGM put an efficiency of marketing costs from Rp113.92 billion to Rp77.58 billion. In turn, this was lower the cost of sales of Rp156.28 billion to Rp121.40 billion. The decrease in Selling Expenses was able to boost operating profit of Rp21.60 billion to Rp26.61 billion. Unavoidable thing is other increased expenses, primarily by Interest expenses amount to USD 14.89 billion. Increasing Interest is very difficult to be avoided, because of the large dependences on working capital loans. Even so, the ability to manage inventory makes IGM reduced the dosage-net of allowance for losses of Rp3.30 billion to USD 1.97 billion, plus other increased net income from USD 2.06 billion to USD 5.78 billion, at the end made IGM reaches his Net Profit USD 9.55 billion. This amount is growing 40 percent from USD 6.82 billion in 2008. Addition of IGM business focus that conducted in 2009 led to increased General and Administrative expenses from Rp15.81 billion to Rp16.48 billion. In 2009, IGM also has added a new division that sells Diagnostic Rapid Test Kit Trimed, D&V and other medical devices.
57
Penambahan fokus bisnis IGM yang dilakukan di tahun 2009 menyebabkan peningkatan Beban Umum dan Administrasi dari Rp15,81 miliar menjadi Rp16,48 miliar. Tahun 2009 IGM juga telah menambah divisi baru, yaitu divisi alat kesehatan yang memasarkan produk Rapid Test Diagnostic Kit, Trimed, D&V dan alat kesehatan lainnya. Pada tahun 2009 Jumlah Aktiva dan Aktiva Lancar IGM mengalami penurunan dari Rp704,65 miliar dan Rp686,79 miliar menjadi Rp518,51 miliar dan Rp488,95 miliar. Tetapi penurunan Aktiva dan Aktiva Lancar yang sebesar 26 persen dan 28,8 persen itu diikuti penurunan Kewajiban dan Kewajiban Lancar sebesar 33,7 persen dan 34,2 persen, yaitu dari Rp579,18 miliar dan Rp574,86 miliar menjadi Rp383,47 miliar dan Rp378,11 miliar. Rasio Lancar yang cukup tinggi dan meningkat dari 121 persen menjadi 135 persen, menunjukkan IGM cukup likuid untuk menutup kewajiban jangka pendek. Sementara Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi menunjukkan perbaikan yang sangat signifikan dari negatif Rp162,97 miliar menjadi Rp 6,48 miliar. Meskipun ada penurunan dalam Penerimaan Kas dari Pelanggan dari Rp1.448,22 miliar menjadi Rp1.133,17 miliar, namun diikuti penurunan pula pada pembayaran kepada pemasok dan karyawan dari Rp1.633,95 miliar menjadi Rp1.17,55 miliar. Pada akhir tahun 2009, PT IGM juga telah berhasil melunasi pinjaman bank. Sebagai bentuk pengembangan bisnis jangka panjang, pada 2009 IGM telah memperluas jaringan kemitraan strategisnya dengan menggandeng sejumlah prinsipal baru maupun perusahaan distribusi lain, serta mengimplementasikan Good Distribution Practices (GDP). IGM juga telah menandatangani perjanjian dengan RSUP Dr Ciptomangunkusumo Jakarta dan RS Adam Malik Medan, tentang penyediaan alat laboratorium otomatisasi dan sistem informasi laboratorium. Dalam perjanjian tersebut PT IGM berkewajiban melakukan renovasi laboratorium serta menempatkan peralatan laboratorium di lahan RSUP Dr Ciptomangunkusumo dan RS Adam Malik, yang akan dioperasikan/dipergunakan oleh rumah sakit tersebut untuk menunjang pemeriksaan pelayanan laboratorium di Departemen Patologi Klinik di kedua rumah sakit. IGM dalam hal ini memiliki hak pengadaan reagensia untuk peralatan laboratorium dan barang medis habis pakai.
In 2009, total IGM assets and current assets decreased from Rp704.65 billion and Rp686.79 billion to Rp518.51 billion and Rp488.95 billion. But the decline in assets and current assets which amounted to 26 percent and 28.8 percent were followed by decreasing Liabilities and Current liabilities amounted to 33.7 percent and 34.2 percent, from Rp579.18 billion and Rp574.86 billion to Rp383, 47 billion and Rp378.11 billion. The current ratio is quite high and increased from 121 percent to 135 percent; it indicated that IGM has enough liquid to cover short term obligations. While the Net Cash Flows from Operating Activities shows significant improvement from negative to Rp162.97 billion to Rp6.48 billion. Although there was a decrease in Cash Received from Customers from Rp1448.22 billion to Rp1133.17 billion, but also followed by a decrease in payments to suppliers and employees from Rp1633.95 billion to Rp1.17,55 billion. At the end of the year, PT IGM had paid the bank loan. For long-term business development, in 2009, IGM has expanded its strategic partnership with new principals and other distribution companies and implemented Good Distribution Practices (GDP). IGM has also signed an agreement with the National hospitals; Dr Ciptomangunkusumo and Adam Malik Medan about the provision of laboratory automation and information systems. Under these agreements, PT IGM is obliged to renovate laboratories and laboratory equipment to place at that two hospitals, which will be operated by hospitals to support the examination of laboratory services in the Department of Clinical Pathology at the two hospitals. IGM in this case has the right to supply reagents for laboratory equipment and consumable medical supplies.
REKAP JUMLAH KARYAWAN PT INDOFARMA GLOBAL MEDIKA Employee Numbers Recapitulation
URAIAN
JUMLAH
DESCRIPTION
NUMBERS
Operational SUPPORTING TOTAL
2008 51 679 730
2009 397 347 744
a n n ua l r e p o r t 2009 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T b k
58 Deden Edi Soetrisna Komisaris Utama Jakarta, 28 Januari 1966 Menjabat sebagai Komisaris Utama PT Indofarma Global Medika (IGM) sejak tahun 2008. Gelar Sarjana Kedokteran Gigi diperoleh dari Universitas Padjadjaran, Bandung, pada tahun 1991, dan Magister Manajemen di bidang Pemasaran dari Universitas HAMKA, Jakarta, pada 2002. Deden Edi Soetrisna memulai karirnya di Indofarma, beliau pernah menduduki jabatan Group Product Manager (1999–2003), Manajer Strategic Business Development (2003–2004), dan Manajer Pemasaran (2004–2006). Beliau terpilih menjadi Direktur Keuangan dan SDM Indofarma pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), 3 Desember 2007. Lalu pada RUPS Tahunan, 4 Juni 2009 beliau menjabat Direktur Umum dan SDM.
Djasriadi Komisaris Jambi, 28 Mei 1956 Beliau dipercaya menjadi PT Indofarma Global Medika (IGM) sejak 2008. gelar Sarjana ekonomi-Manajemen diperolehnya pada 1987. Drs. Djasriadi memulai karir profesionalnya sebagai staf di Direktorat Jenderal Moneter Dalam negeri, pada 1980, sampai menjadi Pejabat Kepala Seksi Administrasi Usaha, Direktorat Jenderal Pengawasan BUMN, Departemen Keuangan RI, pada 1995. Ketika dilakukan reorganisasi kabinet pada 1998, beliau bergabung dengan Kementerian BUMN dengan jabatan terakhir Kepala Bidang Usaha aneka Industri II (2006 sampai sekarang).
Meinarwati Komisaris Solo, 20 Mei 1957 Beliau dipercaya menjadi Komisaris PT Indofarma Global Medika (IGM) sejak 2006. Beliau mendapatkan gelar Sarjana Farmasi dan apoteker dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada 1982, kemudian meraih gelar Magister Kesehatan dari Universitas Indonesia, Jakarta, pada 1995. Memulai karir profesionalnya di PT Rajawali Nusindo (1983– 1984) dan PT Kalbe Farma Tbk. (1984–1986), beliau kemudian bergabung dengan Departemen Kesehatan dan saat ini menjabat sebagai Sekretaris Direktorat Jenderal Pelayanan Farmasi dan alat Kesehatan. Dra. Meinarwati, M.Kes., Apt. terpilih menjadi Komisaris IgM pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2006, di Jakarta.
a n n ua l r e p o r t 2 0 0 9 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T bk
President Commisioner Jakarta, 28 January 1966 He has been a Commissioner of PT Indofarma global Medika (IgM) since 2006. he earned a firs degree in Dentistry from Padjadjaran University, Bandung, in 1991, and Magister Manajemen in Marketing from haMKa University, Jakarta, in 2002. Deden edi Soetrisna started his professional career at Indofarma and had been group Product Manager (1999–2003), Manager of Strategic Business Development (2003–2004), Marketing Manager (2004–2006), and general affairs and hR Director of PT Indofarma (Persero) Tbk. In addition to be a Commissioner of IgM, he has also been Finance and hR Director at Indofarma (2007–present). Commissioner Jambi, 28 May 1956 He has been a Commissioner of PT Indofarma Global Medika (IGM) since 2008. he obtained a first degree in economic-Management in 1987. Drs. Djasriadi started his professional career as a staf at Directorate general of Internal Moneter, in 1980, holding the latest position of acting Section head of Business administration, Directorate general of BUMN Control, Ministry of Finance of the Republic of Indonesia, in 1995. With cabinet reorganization in 1998, he joined the State Ministry of BUMN (governmentowned enterprises), and his current position is Division head of Various Industrial Business II (2006 until presently).
Commissioner Solo, 20 May 1957 She has been a Commissioner of PT Indofarma Global Medika (IGM) since 2006. She obtained first and professional degrees in Pharmacy from gadjah Mada University, Yogyakarta, in 1982, and then earned a Master degree in health Sciences from the University of Indonesia, Jakarta, in 1995. Started her professional career at PT Rajawali nusindo (1983–1984) and PT Kalbe Farma Tbk. (1984–1986), she later joined the Department of health and presently holds a position of Secretary of Directorate general of Pharmaceutical Services dan Medical Devices. Dra. Meinarwati, M.Kes., apt. was elected to become Commissioner of IgM at the annual general Meeting of Shareholders 2006, in Jakarta.
Ary Gunawan Direktur Utama Magelang, 13 Mei 1959 Beliau dipercaya menjadi Direktur Utama PT Indofarma Global Medika (IgM) sejak 2006. Setelah lulus dari Akademi Meteorologi dan Geofisika, Jakarta, pada 1983, beliau meneruskan pendidikannya hingga memperoleh gelar Master of Business Administration dari American Institute of Management Studies, pada 2000, dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi-Bisnis Indonesia, pada 2003. Sebelum pada 2003 bergabung dengan IgM sebagai Direktur Operasi, beliau pernah bekerja di bidang meteorologi dan geofisika (1983– 1985), kemudian di bagian pemasaran PT Merck Indonesia (1985–1995), PT Abbott Indonesia (1995–1996), PT Pharos Indonesia (1996–2002), dan PT Pradja Pharins (2002–2003). Beliau terpilih menjadi Direktur Utama pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2006, di Jakarta.
Elfiano Rizaldi Direktur Operasional Batusangkar, 26 Februari 1964 Beliau dipercaya menjadi Direktur Keuangan/SDM/ Distribusi PT Indofarma Global Medika (IgM) sejak 2006. Beliau mendapatkan gelar sarjana Ekonomi dari Universitas Parahyangan, Bandung, pada 1986. Sebelum bergabung dengan IgM sebagai Direktur Keuangan dan SDM pada tahun 2003, beliau pernah bekerja di beberapa perusahaan farmasi, termasuk PT Dexa Medica (1988–1990), PT Anugrah Argon Medica (1990–2000), PT Anugerah Pharmindo Lestari (2000–2002), dan PT Mahakam Beta Farma (2002–2003). Beliau terpilih menjadi Direktur Keuangan/SDM/Distribusi IgM pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2006 di Jakarta. Kemudian pada tahun 2008 beliau di percaya menjabat sebagai Direktur Operasional PT IGM. Pratoto Satno Raharjo Direktur Keuangan Sukoharjo,6 Juni 1966 Beliau dipercaya menjadi Direktur Keuangan PT Indofarma global Medika (IgM) sejak 2008. Gelar Sarjana Ekonomi bidang akuntansi diperolehnya dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada 1991. Drs. Pratoto Satno Raharjo, Akt. memulai karir profesionalnya sebagai auditor Internal pada PT Indomarco (1992). Setelah itu, beliau bergabung dengan PT Menara Terus Makmur (1992–1995) dan dipercaya menjadi auditor Internal Senior di perusahaan induknya, PT Astra Otoparts (1995–1996). Sebelum terpilih menjadi Direktur Keuangan IgM, beliau juga pernah bergabung dengan PT Bakrie Motor (1996–1998), Rabana Group (1998–2000), Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN, Maret 2000 –Mei 2000), dan PT Anugerah Pharmindo Lestari (Agustus 2001–Maret 2004), dan Indofarma (2004–2008).
President Director Magelang, 13 Mei 1959 He has been the President Director of PT Indofarma global Medika (IGM) since 2006. graduated from Meteorology and geophysics academy, Jakarta, in 1983, he continued his study and obtained Master of Business administration degree from american Institute of Management Studies, in 2000, and Indonesian Business School, in 2003. Before joining IgM in 2003 as Operation Director, he had been working in the field of meteorology and geophysics (1983–1985) and marketing department at PT Merck Indonesia (1985–1995), PT Abbott Indonesia (1995–1996), PT Pharos Indonesia (1996–2002), dan PT Pradja Pharins (2002–2003). He was elected President/Trading Director of IGM at the Annual General Meeting of Shareholders 2006, in Jakarta. Operational Director Batusangkar, 26 Februari 1964 He has been Finance, HR and Distribution Director of PT Indofarma Global Medika (IGM) since 2006. He earned a first degree in economics from Parahyangan University, Bandung, in 1986. Before joining IGM in 2003 as Finance and HR Director, he had been with various pharmaceutical related companies, including PT Dexa Medica (1988–1990), PT Anugrah Argon Medica (1990–2000), PT anugerah Pharmindo Lestari (2000–2002), and PT Mahakam Beta Farma (2002–2003). He was elected to become Finance/ HR/Distribution Director of IGM at the annual general Meeting of Shareholders 2006, in Jakarta. He has been Operational Director of PT Indofarma Global Medika (IGM) since 2008. Finance Director Sukoharjo,6 Juni 1966 He has been Finance Director of PT Indofarma Global Medika (IGM) since 2008. he earned a first degree specializing on accounting from Gadjah Mada University in 1971. Drs. Pratoto Satno Raharjo started his professional career as an Internal Auditor at PT Indomarco (1992). He was then joined with PT Menara Terus Makmur (1992–1995) and promoted to a position of Internal Auditor at its holding company, PT Astra Otoparts (1995–1996). Prior to be elected as Finance Director of IGM, he had also been joined with PT Bakrie Motor (1996–1998), Rabana group (1998–2000), Indonesia Banking Restructuring Agency (IBRA, March 2000 –May 2000), and PT Anugerah Pharmindo Lestari (august 2001– July 2005), and Indofarma (2004–2008).
a n n ua l r e p o r t 2009 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T b k
59
60
a n n ua l r e p o r t 2 0 0 9 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T bk
61
Jatidiri Perusahaan Corporate Identity
Perusahaan PT Indofarma (Persero), Tbk. Berkedudukan di Jakarta Alamat Kantor Pusat dan Pabrik Jalan Indofarma No. 1, Cikarang Barat 17530 Telepon: (021) 8832 3971 Faksimili: (021) 88323972-73 http://www.indofarma.co.id email:
[email protected] Kantor Komersial Jalan Tambak No. 2, Kebon Manggis Jakarta 13150 Telepon: (021) 8590-8350 Faksimili: (021) 857 4503
Company PT Indofarma (Persero), Tbk. Headquarter in Jakarta Address Head Office and Manufacturing Plant Jalan Indofarma No. 1, Cikarang Barat 17530 Phone: (021) 8832 3971 Facsimile: (021) 88323972-73 http://www.indofarma.co.id email:
[email protected] Commercial Office Jalan Tambak No. 2, Kebon Manggis Jakarta 13150 Phone: (021) 8590-8350 Facsimile: (021) 857 4503
Sekretaris Perusahaan Isakayoga C.H Telepon: (021) 8832 3975 email:
[email protected]
Corporate Secretary Isakayoga C.H Phone: (021) 8832 3975 email:
[email protected]
Hubungan Investor Jefrie Moza Telepon: (021) 8590 8350 email:
[email protected]
Investor Relation Jefrie Moza Phone: (021) 8590 8350 email:
[email protected]
Saham Tercatat di Bursa Efek Indonesia Biro Administrasi Efek Datyndo Entrycom WismaDiners Club Jalan Jendral Sudirman Kav. 34-35 Jakarta 10220 Telepon: (021) 5709009 Faksimili: (021) 570 9026 Kantor Akuntan Publik Husni, Mucharam & Rasidi The Royal Palace Blok C-18 Jl. Prof. Dr. Supomo, SH no. 178A Jakarta 12870 Telepon: (021) 8351868 Faksimili: (021) 8351978
Share Listed at Indonesia Stock Exchange Share Register Datyndo Entrycom WismaDiners Club Jalan Jendral Sudirman Kav. 34-35 Jakarta 10220 Phone: (021) 5709009 Facsimile: (021) 570 9026 Registered Public Accountants Husni, Mucharam & Rasidi The Royal Palace Blok C-18 Jl. Prof. Dr. Supomo, SH no. 178A Jakarta 12870 Phone: (021) 8351868 Facsimile: (021) 8351978
a n n ua l r e p o r t 2009 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T b k
64
DAFTAR ISI
CONTENTS Halaman/ Page
Independent Auditors' Report
Laporan Auditor Independen Laporan Keuangan Pokok 1. Neraca Konsolidasian
1-2
1. Consolidated Balance Sheets
2. Laporan Laba Rugi Konsolidasian
3
2. Consolidated Statements of Income
3. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian
4
3. Consolidated Statements of Equity
4. Laporan Arus Kas Konsolidasian
5
4. Consolidated Statements of Cashflows
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
6 - 42
a n n ua l r e p o r t 2 0 0 9 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T bk
5. Notes to Financial Statements
65
a n n ua l r e p o r t 2009 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T b k
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk
AND SUBSIDIARY
DAN ANAK PERUSAHAAN
CONSOLIDATED BALANCE SHEETS As of December 31, 2009 And 2008
NERACA KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 2009
Catatan/
2 0 0 8 *)
Rp
Notes
Rp ASSETS
ASET
CURRENT ASSETS
ASET LANCAR Kas dan setara kas Investasi jangka pendek
110.875.233.538
2f, 4
263.287.772.466
25.000.000
2g, 5
25.000.000
Trade receivables (net of allowance
Piutang usaha (dikurangi penyisihan
for doubtful account of 2009 : Rp25.391.060.571
piutang ragu-ragu 2009: Rp25.391.060.571 dan 2008 : Rp23.616.755.663) Piutang lain-lain
172.610.534.558 7.740.544.800
2e, 2h, 6 2e, 7
201.875.752.133 5.101.957.781
Uang muka dan biaya dibayar dimuka Jumlah aset lancar
141.953.393.148
2j, 8
209.251.234.862
127.454.043.705
2r, 9
133.587.775.703
and 2008: Rp13.333.694.258) Prepaid taxes
20.563.021.365
10
30.186.509.483
Advance and prepaid expenses
843.316.002.428
Sub total of current asset
581.221.771.114
NON CURRENT ASSETS
ASET TIDAK LANCAR Aset pajak tangguhan
23.526.552.495
31
26.599.273.935
penyusutan 2009: Rp135.358.656.319 dan 2008: Rp133.427.962.105)
Deferred tax assets Fixed assets (less of accumulated d of 2009: Rp135.358.656.319
Aset tetap (setelah dikurangi akumulasi
Aset lain-lain
Other receivables inventory of 2009: Rp14.121.013.048
persediaan 2009: Rp14.121.013.048 dan 2008: Rp13.333.694.258)
and 2008: Rp23.616.755.663) Inventories (net of provision for
Persediaan (setelah dikurangi penyisihan
Pajak dibayar dimuka
Cash and cash equivalent Short-term investments
100.990.757.228
2k, 11
89.228.325.975
22.295.796.810
2l, 12
4.999.966.812
Jumlah tidak lancar
146.813.106.533
120.827.566.722
JUMLAH ASET
728.034.877.647
964.143.569.150
and 2008: Rp133.427.962.105) Other assets Sub total of non current asset TOTAL ASSETS
*) As Represent - See Notes 38
*) Disajikan kembali - lihat Catatan 38
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
Halaman 1 Page
The accompanying notes form an integral consolidated of these consolidated financial statements
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk
AND SUBSIDIARY
DAN ANAK PERUSAHAAN
CONSOLIDATED BALANCE SHEETS As of December 31, 2009 And 2008
NERACA KONSOLIDASIAN Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 2009
Catatan/
2 0 0 8 *)
Rp
Notes
Rp LIABILITIES AND EQUITY
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
CURRENT LIABILITIES
KEWAJIBAN LANCAR Hutang bank
77.837.077.328
2o, 13
277.731.196.704
Bank loans
Hutang usaha
213.445.709.211
2e, 14
285.733.936.557
Trade payables
Uang muka penjualan
19.497.504.512
15
21.297.657.593
Customers advances
Hutang pajak
12.041.862.877
2r, 17, 30
12.748.019.135
Taxes payables
Biaya yang masih harus dibayar
43.165.975.650
2n, 18
34.173.446.590
Accrued expenses Long term Bank loans due date in
Hutang Bank Jangka panjang jatuh tempo dalam satu tahun
9.700.000.000
19
-
current year
Kewajiban lancar lainnya
1.223.383.778
16
1.223.383.778
Other current liabilities
376.911.513.356
632.907.640.357 NON CURRENT LIABILITIES
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Kewajiban manfaat karyawan diestimasi
36.652.536.997
34.640.587.401
Employee benefit estimated liability
Kewajiban jangka panjang
15.749.311.408
-
Long term liabilities
52.401.848.405
34.640.587.401
HAK MINORITAS
1.350.291
2p, 32
2b, 20
813.746
EQUITY
EKUITAS
Capital stock - Rp 100 par value
Modal saham - nilai nominal Rp100 per saham
Authorized - 10 Billion shares,
Modal dasar - 10 Milyar saham, Modal
Subscribed and paid up 3.099.267.500
ditempatkan dan disetor penuh tahun 2009 dan 2008 sebanyak 3.099.267.500 lembar
MINORITY INTERESTS
309.926.750.000
21
309.926.750.000
shares both in 2009 and 2008
75.100.356.176
22
75.100.356.176
Additional paid - in capital
saham Tambahan modal disetor Saldo laba: Ditentukan penggunaannya Tidak ditentukan penggunaannya
13.980.477.188 (100.287.417.769) 298.720.165.595
13.980.477.188 (102.413.055.718) 296.594.527.646
728.034.877.647
964.143.569.150
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
Halaman 2 Page
Retained earnings: Appropriated Unappropriated
The accompanying notes form an integral consolidated of these consolidated financial statements
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk
AND SUBSIDIARY
DAN ANAK PERUSAHAAN
CONSOLIDATED INCOME STATEMENTS
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada
For the years then ended 31, 2009 and 2008
tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 Catatan/ 2009
2008 Notes
PENJUALAN BERSIH BEBAN POKOK PENJUALAN LABA KOTOR
1.125.055.390.936 (820.419.578.132)
2e, 2n, 23 2n, 24
304.635.812.804
1.478.585.255.395 (1.145.182.421.000) 333.402.834.395
Penjualan
LABA USAHA
175.580.195.763
2n, 25
190.356.900.361
Sales
83.146.833.682
2n, 26
80.026.484.368
General and administrative
258.727.029.445
270.383.384.729
45.908.783.359
63.019.449.666
Penghasilan bunga Laba (rugi) kurs - bersih Penyisihan persediaan Lain-lain - bersih
LABA SEBELUM POS LUAR BIASA POS LUAR BIASA LABA SEBELUM PAJAK
INCOME FROM OPERATIONS OTHER INCOME/ (EXPENSES)
PENGHASILAN/ (BEBAN) LAIN-LAIN Beban bunga dan keuangan
GROSS PROFIT OPERATING EXPENSES
BEBAN USAHA Umum dan administrasi
NET SALES COST OF GOODS SOLD
2n, 27 2n, 2o, 28
(30.270.237.305)
Interest and finanance charges
2.721.430.710
2d
(16.812.241.975)
Gain (loss) on foreign exchange - net
(3.432.060.740)
2j, 2n, 8
(5.326.742.781)
Provision of inventory
565.628.617
2n, 29
677.600.962
Interest income
2.244.480.306 (35.342.256.204)
272.246.571
Other - net
(33.242.777.311)
(51.459.374.528)
12.666.006.048
11.560.075.138
INCOME BEFORE EXTRAORDINARY ITEMS
(1.693.653.350)
EXTRAORDINARY ITEMS
12.666.006.048
9.866.421.788 2r, 31
(BEBAN)/ MANFAAT PAJAK
INCOME BEFORE TAX TAX (EXPENSES)/ BENEFIT
Kini
(7.467.551.136)
(8.596.389.278)
Current
Tangguhan
(3.072.721.439)
3.761.922.986
Deffered
(10.540.272.575)
(4.834.466.292)
LABA SEBELUM HAK MINORITAS
2.125.733.473
5.031.955.496
Hak minoritas LABA BERSIH
(95.506) 2.125.637.967
(56.816) 5.031.898.680
Laba bersih
0,69
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
Halaman 3 Page
Minority interest NET INCOME EARNINGS PER SHARE
2s
LABA PER SAHAM
INCOME BEFORE MINORITY
1,62
Net Inome
The accompanying notes form an integral consolidated of these consolidated financial statements
Halaman 4 Page
Saldo per 31 Desember 2009
Laba Bersih
Saldo per 31 Desember 2008
Laba Bersih
Saldo per 1 Januari 2008
309.926.750.000
309.926.750.000
309.926.750.000
Modal saham/ Capital stock
75.100.356.176
75.100.356.176
75.100.356.176
Tambahan modal disetor/ anak perusahaan/ Additional paid-in capital
13.980.477.188
13.980.477.188
13.980.477.188
(100.287.417.751)
2.125.637.967
(102.413.055.718)
5.031.898.680
(107.444.954.398)
Saldo laba/Retained earnings Ditentukan Tidak ditentukan penggunaannya/ Penggunaannya/ Appropriated Unappropriated
298.720.165.613
2.125.637.967
296.594.527.646
5.031.898.680
291.562.628.948
Jumlah ekuitas/ Total
Balance as of 31 Desember 2009
Net Income
Balance as of 31 Desember 2008
Net Income
Balance as of 1 January 2008
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk AND SUBSIDIARY STATEMENT OF CHANGES IN EQUITIES CONSOLIDATED For the years then ended December 31, 2009 and 2008
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian The accompanying notes form an integral consolidated of these consolidated financial statements
21, 22
21, 22
Catatan/ Notes
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk
AND SUBSIDIARY
DAN ANAK PERUSAHAAN
CONSOLIDATED STATEMENT OF CASH FLOWS
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN
For the years then ended
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada
31, 2009 and 2008
tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
2008 Rp
2009 Rp
CASH FLOW FROM OPERATING ACTIVITIES
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan
Cash receipts from customers
1.197.195.757.307
1.483.661.232.626
(1.160.440.761.439)
(1.672.816.691.444)
Cash paid to supplies and employees
Pajak penghasilan
(34.174.129.551)
(23.723.480.398)
Income tax paid
Pembayaran bunga
(33.415.485.068)
(20.330.424.989)
Interest paid
71.392.613.428
45.902.059.157
Tax Refund
Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan
Penerimaan restitusi pajak Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi
40.557.994.677
(187.307.305.048) Net cash provided by (used for) operating activities CASH FLOW FROM INVESTING ACTIVITIES
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penerimaan hasil investasi Perolehan aset tetap Hasil penjualan aset tetap
1.972.691.651
2.116.858.684
(21.647.679.884)
(15.408.244.336)
772.415.000
3.150.050.000
Income received from investments Acquisitions of property, plant, equipmnet Proceeds from disposals of property and equipment
Pencairan ( pembayaran ) inv jk. pendek
-
(5.000.000)
Proceeds sales from short investments
Pencairan ( pembayaran ) inv jk. panjang
-
-
Proceeds sales from long term investments
(18.902.573.233)
(10.146.335.652)
Net cash used for inveting activities
Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi CASH FLOW FROM FINANCING ACTIVITIES
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Pembayaran hutang bank Penerimaan hutang bank Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas pendanaan
(232.094.119.375) 56.471.718.543
(80.000.000.000) 177.885.219.751
Payments of bank loans Proceeds from bank loans Net cash provided by (used for) financing activities
(175.622.400.832)
97.885.219.751
(153.966.979.388)
(99.568.420.949)
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
263.287.772.466
361.265.502.897
Pengaruh perubahan kurs mata uang asing
1.554.440.460
1.590.690.518
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF THE YEAR Effects of foreign exchange rate changes
110.875.233.538
263.287.772.466
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF YEAR
PENURUNAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
DECREASE IN CASH AND CASH EQUIVALENTS
The accompanying notes form an integral consolidated of these consolidated financial statements
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
Halaman 5 Page
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk AND SUBSIDIARY Notes to Consolidated Financial Statements
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
For the years then ended December 31, 2009 and 2008
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
1.
1. GENERAL INFORMATION
UMUM
a. Establishment and General Information
a. Sejarah Pendirian dan Informasi Umum PT Indonesia Farma Tbk, disingkat dengan PT Indofarma (Persero) Tbk dan selanjutnya disebut “Perusahaan” didirikan berdasarkan akta No. 1 tanggal 2 Januari 1996 dan diubah dengan akta No. 134 tanggal 26 Januari 1996 keduanya dari Notaris Sutjipto, SH. Akta pendirian ini telah disahkan dengan Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. C2-2122.HT.01.01.TH.96 tanggal 13 Pebruari 1996 dan diumumkan dalam Berita Negara No. 43 tanggal 28 Mei 1996, Tambahan No. 4886. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 13 tanggal 20 Pebruari 2001 dari Notaris Imas Fatimah, SH mengenai peningkatan modal dasar. Akta perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.C1382.HT.01.04.Th 2001 tanggal 23 Pebruari 2001.
PT Indonesia Farma Tbk, known as PT Indofarma (Persero) Tbk (the “Company”), was established based on Deed No. 1 dated January 2, 1996 as amended by Deed No. 134 dated January 26, 1996 both of Notary Sutjipto, SH. The Deed of Establihment was approved by the Minister of Justice of the Republic Indonesia in his Decision Letter No C2-2122.HT.01.01.TH.96, dated February 13, 1996, and was published in State Gazette No. 43, dated May, 28, 1996, Supplement No. 4886. The Company’s Articles of Association has been amended several times, most recently by Deed No. 13 dated February 20, 2001 of Notary Imas Fatimah, SH, concerning the increase in authorized capital stock. This amendment was approved by the Minister of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia in his Decision Letter No. C-1382.HT.01.04.Th 2001 dated February 23, 2001.
Pada awalnya, perusahaan merupakan sebuah pabrik obat yang didirikan pada tahun 1918 dengan nama pabrik Obat Manggarai. Pada tahun 1950, Pabrik Obat Manggarai ini diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia dan dikelola oleh Departemen Kesehatan. Pada tahun 1979, nama pabrik obat ini diubah menjadi Pusat Produksi Farmasi Departemen Kesehatan. Kemudian, berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik indonesia (PP) No. 20 tahun 1981, Pemerintah menetapkan Pusat Produksi Farmasi Departemen Kesehatan menjadi Perusahaan Umum Indonesia Farma (Perum Indofarma). Selanjutnya pada tahun 1996, status badan hukum Perum Indofarma diubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) berdasarkan PP No. 34 tahun 1995. pada 2001, Perusahaan menjadi perusahaan terbuka sebagaiman dalam poin “b”.
Originally, the Company was a pharmaceutical factory established in 1918 under the name Pabrik Obat Manggarai. In 1950, Pabrik Obat Manggarai was taken over the Government of the Republic of Indonesia and managed by the Departement of Health. In 1979, the Company’s name was changed to Pusat Produksi Farmasi Departemen Kesehatan. Based on Regulation of the Government of the Republic of Indonesia (PP) No. 20 years 1981, the Company’s name became Perusahaan Umum Indonesia Farma (Perum Indofarma). In 1996, based on Government Regulation No. 34 year 1995, the legal status of Perum Indofarma was changed to stated Owned Limited Company (Persero). In 2001, the Company has come to public company as that explained in point “b”.
Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, maksud dan tujuan pendirian Perusahaan adalah melaksanakan dan menunjang kebijakan serta program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya di bidang farmasi, diagnostik, alat kesehatan, serta industri produk makanan, dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, Perusahaan dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut: • Memproduksi bahan baku dan bahan penolong farmasi serta bahan kimia termasuk agrokimia, baik sendiri maupun atas dasar lisensi atau pembuatan atas dasar upah;
In accordance with article 3 of the Company’s articles of association, its goals and objectives are to implement and support the Government’s economic and national development programs and policies particularly in pharmaceutical, diagnostics, medical devices and food industries, while adheringto the principles of a Limited Liability Company. To achieve its goals and objectives, the Company may engage in the following activities:
• Producing pharmaceutical raw and indirect materials, and chemical materials including agrochemical by itself or under license or contract with other parties;
Halaman 6 Page
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk AND SUBSIDIARY Notes to Consolidated Financial Statements
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
For the years then ended December 31, 2009 and 2008
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
1.
1. GENERAL INFORMATION (Continued)
UMUM (Lanjutan)
a. Establishment and General Information (continued)
a. Pendirian dan Informasi Umum (lanjutan) • Memproduksi obat jadi seperti obat-obatan esensial, obat generic, obat nama dagang, obat tradisional, kosmetik, alat kesehatan, diagnostic, kontrasepsi serta produk makanan baik yang ada hubungannya dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan maupun yang bersifat umum termasuk untuk hewan, baik sendiri maupun atas dasar lisensi atau pembuatan dasar upah;
• Producing of finished goods such as essential medicine, generic medicine, branded medicine, traditional medicine, cosmetics, medical devices, diagnostics and contraceptives. The Company also produces food products or any those related with health care and health improvement including animal food products. The Company produces such goods by itself or under license or contract with other parties;
• Memproduksi pengemasan maupun bahan pengemas mesin dan peralatan serta sarana pendukung lainnya, baik yang terkait dengan industri farmasi, maupun industri lainnya;
• Producing packaging materials, machinery and equipment and infrastructure related to pharmaceutical industry or other industries;
• Pemasaran, perdagangan dan distribusi dari produk diatas, baik hasil produksi maupun hasil produksi pihak ketiga, termasuk barang umum, baik di dalam maupun di luar negeri, serta kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan usaha perusahaan;
• Marketing trading and distributing the above mentioned products, whether the Company’s products of others parties products including general merchandise, for domestics and international markets. The Company also engages in other related activities;
• Jasa baik yang ada hubungannya dengan kegiatan usaha Perusahaan maupun jasa Pemeliharaan kesehatan pada umumnya ternasuk jasa konsultasi kesehatan.
• Providing services, whether related to the Company’s activities or general health care including health consultancy service;
Kantor dan lokasi pabrik Perusahaan terletak di jalan Indofarma No. 1, Cibitung, Bekasi. Perusahaan mulai berproduksi secara komersial tahun 1983. Hasil produksi Perusahaan dipasarkan di dalam dan di luar negeri.
The Company is domiciled at jalan Indofarma No. 1 Cibitung Bekasi, Wet Java. The Company started commercial operations in 1983. the Company’s products are marketed both domestically and internationally. b. Public Offering of Shares of the Company
b. Penawaran Umum Efek Perusahaan Pada tanggal 30 Maret 2001, Perusahaan memperoleh surat pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. S-660/PM/2001, untuk melakukan penawaran umum saham sebanyak 569.875.000 saham Seri B dengan nilai nominal Rp.100 per saham. Pada tanggal 17 April 2001. Saham tersebut telah dicatat pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
On March 30, 2001, the company obtained notice of effectively from the Chairman of the Capital Market Supervisory Agency No.S-660/PM/2001 for the initial Public Offering of 596,875,000 Series B shares with Rp.100 par value per share at an offering price Rp.250 per share. On April 17, these shares were listed in the Jakarta Stock Exchange and Surabay Stock Exchange.
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, jumlah saham Perusahaan yang dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya masing-masing sebanyak 3.099.267.500 saham.
As of December 31, 2009 and 2008, the share amount listed is 3.099.267.500 for each of Jakarta Stock Exchange and Surabay Stock Exchange.
Halaman 7 Page
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk AND SUBSIDIARY Notes to Consolidated Financial Statements
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
For the years then ended December 31, 2009 and 2008
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
1. GENERAL INFORMATION (Continued)
2. UMUM (Lanjutan)
c. Employees, Directors and Commissioner
c. Karyawan, Direksi dan Dewan Komisaris - Komisaris Utama
Prof. Dr. dr. Azrul Azwar, MPH
President Commissioner -
- Komisaris
Drs. Mochammad Ichsani, MM
Commissioner -
- Komisaris
Drs. Mohamad Dwidjo Susono, SE, MM
Commissioner -
- Direktur Utama - Direktur Keungan - Direktur Umum & SDM - Direktur Pemasaran - Direktur Produksi
Placidus Sudibyo Djakfarudin Junus Deden Edi Soetrisna Muhammad Munawaroh Yuliarti Rahayuningsih Merati
Jumlah karyawan Perusahaan dan Anak Perusahaan tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 masing-masing sebanyak 1.356 dan 1.346.
President Director Finance DirectorGeneral Affairs & HRD Director Marketing Director Production Director -
The Company and the subsidiary has 1.356 employees in 2009 and 1.346 employees in 2008.
2. ACCOUNTING POLICIES
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI Kebijakan akuntansi utama yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah seperti dijabarkan dibawah ini:
The principal accounting policies adopted in the preparation of these consolidated financial statements are set out below: a. Consolidated Financial Statements Presentation
a. Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
The consolidated financial statements are prepared in compliance to the generally accepted accounting principles and practices in Indonesia
Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian kecuali untuk laporan arus kas, adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Rupiah. Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.
The consolidated financial statements are prepared on accrual basis except for the consolidated statement of cash flow. The currency used in the preparation of the consolidated financial statements is the Indonesian Rupiah. The consolidated financial statements are prepared on historical cost, except for certain accounts which are measured on the bases described in the related accounting policies.
Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
The consolidated statement of cash flows is prepared using the direct method by classifying of cash flows into operating, investing and financing activities.
Laporan Keuangan disajikan sesuai dengan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal Depkeu RI No. SE02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002 dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten/ Perusahaan Publik.
The Financial Statement are prepared in accordance with the Regulation of Capital Market Supervisory Agency No. SE-02/PM/2002 dated 27 December 2002, concerning the disclosures of public company financial statement.
b. Prinsip Konsolidasian
b. Principle of Consolidated
Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan perusahaan dan anak perusahaan dengan kepemilikan lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung. Saldo dan transaksi termasuk keuntungan/ kerugian yang belum direalisasikan atas transaksi antar perusahaan dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan anak perusahaan sebagai satu kesatuan usaha.
The consolidated financial statements consist of financial statements of the Company and its subsidiaries in which the Company has direct or indirect ownership interest of more than 50%, Intercompany balances and transactions including unrealized gains or loses on intercompany transactions are eliminated to reflect the financial position and the result of operations of the Company and its subsidiaries as one business entity.
Halaman 8 Page
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk AND SUBSIDIARY Notes to Consolidated Financial Statements
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
For the years then ended December 31, 2009 and 2008
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
2. ACCOUNTING POLICIES (Continued)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
b. Principle of Consolidated (continued)
b. Prinsip Konsolidasian (lanjutan) Selisih lebih antara biaya perolehan atas nilai wajar aset dan kewajiban anak perusahaan di amortisasi dengan menggunakan motode garis lurus selama lima tahun.
The excess of acquisition cost over the Company’s interest in the fair value of the net assets of the subsidiary is amortized using the straight-line method over five years.
Bagian proporsional dari pemegang saham minoritas pada anak perusahaan disajikan sebagai “Hak Minoritas atas Aset Bersih Anak Perusahaan” didalam neraca konsolidasian.
The proportionate share of the minority stockholders in subsidiary is presented as “Minority Interest in Net Assets of Consolidated Subsidiary” in the consolidated balance sheet. c. Use of Estimation
c. Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban kontijensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.
The preparation of consolidated financial statements in conformity with generally accepted accounting principles in Indonesia requires managements to take reported amounts of assets and liabilities and disclosure of contingent assets and liabilities as of the date of financial statements and the reported amounts of revenues and expenses during the reporting period. Actual result might be differ from those estimates
d. Foreign Currency Transactions and Balances
d. Transaksi dan saldo dalam Mata Uang Asing Pembukaan perusahaan dan atau anak perusahaan diselenggarakan dalam mata uang rupiah. Transaksitransaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan dan kerugian kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba-rugi tahun yang bersangkutan.
The book of accounts of the Company and its subsidiaries are maintained in Indonesian Rupiah. Transactions during the year involving foreign currencies are recorded at the rates of exchange prevailing at the time the transactions are made. At balance sheet date monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are adjusted to reflect the rates of exchange prevailing at that date. The resulting gains or losses are credited or charged to current operations.
e. Transaction with Related Parties
e. Transaksi Hubungan Istimewa Perusahaan dan anak perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sesuai dengan PSAK No. 7 mengenai “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.
The Company and its subsidiaries have transactions with certain related parties, as in Statement of Financial Accounting Standards (PSAK) No. 7 concerning “Related Party Disclosures”.
Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah:
Related parties consist of the following:
1. Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada dibawah pengendalian bersama, dengan perusahaan (termasuk holding company, subsidiaries dan fellow subsidiaries);
1. Companies that, through one or more intermediaries, control, or are controlled by, or are under common control with, the Company (including holding companies, subsidiaries, and fellow subsidiaries);
2. Perusahaan asosiasi;
2. Associated companies;
Halaman 9 Page
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk AND SUBSIDIARY Notes to Consolidated Financial Statements
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
For the years then ended December 31, 2009 and 2008
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
2. ACCOUNTING POLICIES (Continued)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
e. Transaction with Related Parties (lanjutan)
e. Transaksi Hubungan Istimewa (lanjutan) 3. Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor;
3. Individuals owning, directly or indirectly, an interest in the voting power of the Company that gives them significant influence over the company, and close members of the family of any such individuals (close members of the family are those who can be influenced by such individuals, in their transactions with the Company);
4. Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan memimpin dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor, yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orangorang tersebut; dan
4. Key management personnel who have the authority and responsibility for planning, directing and controlling the Company’s activities, including commissioners, directors and managers of the Company and close members of their families; and
5. Perusahaan, bilamana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Hal ini juga mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh dewan komisaris, direksi atu pemegang saham utama dari perusahaan pelapor, dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan perusahaan pelapor.
5. Companies in which a substantial interest in the voting power is owned directly or indirectly, by any person described in (3) or (4) or over which such a personis able to exercise significant influence. This includes companies owned by commissioners, directors or major shareholders of the Company and companies, which have a common member of key management as the Company.
6. Transaksi signifikan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan harga dan syarat transaksi usaha normal maupun tidak, disajikan pada laporan keuangan konsolidasian dan diungkapkan dalam catatan terkait.
6. All significant transactions with related parties, whether or not conducted under the normal prices and conditions as those done with third parties, are disclosed in the related notes.
f. Cash and Cash Equivalent
f. Kas dan Setara kas Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.
Cash and cash equivalent consist of cash on hand and in banks and all unrestricted investments with maturities of three months or less from the dates of placement. g. Investment
g. Investasi Deposito berjangka yang jatuh temponya kurang dari 3 (tiga) bulan namun dijaminkan dan deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan disajikan sebagai investasi sementara dan dinyatakan sebesar nilai nominal.
Time deposits with maturities of three months or less which are pleged as securities for loans and time deposits with maturities of more than three months are presented as temporary investments and are stated at nominal values.
Investasi efek ekuitas yang nilai wajarnya tersedia dan efek hutang.
Investment in equity securities with readily determinable fair values and debt securities.
Halaman 10 Page
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk AND SUBSIDIARY Notes to Consolidated Financial Statements
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
For the years then ended December 31, 2009 and 2008
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
2. ACCOUNTING POLICIES (Continued)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
g. Investment (continued)
g. Investasi (lanjutan) Efek diperdagangkan disajikan sebesar nilai wajarnya. Keuntungan dan kerugian belum direalisasi akibat kenaikan atau penurunan nilai wajarnya disajikan dalam laporan laba rugi tahun berjalan.
Investment in marketable securities are stated at fair values. Unrealized gains or losses from the increase or decrease in fair value are reflected in the current operations.
Efek hutang dimiliki hingga jatuh tempo dinyatakan sebesar biaya perolehan yang disesuaikan dengan premi atau diskonto belum diamortisasi.
Investment in bond/ promissory notes held to maturity are stated at cost, adjusted for the unamortized premium or discount.
Investasi dalam bentuk saham di mana Perusahaan mempunyai pemilikan saham minimal 20%, tetapi tidak lebih dari 50% dicatat dengan menggunakan metode ekuitas. Harga perolehan dari penyertaan ditambah atau dikurangi dengan pembagian Perusahaan atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi sejak tanggal perolehan serta dikurangi dengan pendapatan deviden.
Investment in stock shares of more than 20% but less than 50% is recorded on equity method at acquisition costs plus or minus the company’s portion for profit or loss of associated companies and deducted by devidens received.
h. Account Receivble
h. Piutang Piutang dinyatakan dikurangi dengan Penyisihan piutang penelaahan terhadap akhir tahun.
sebesar jumlah nominal setelah penyisihan ppiutang ragu-ragu. ragu-ragu dibentuk berdasarkan masing-masing akun piutang pada
Accounts receivable are stated at nominal value, net-off allowance for doubtful accounts. Allowance for doubtful accounts is created based on a review of the status of the individual accounts receivable at the end of the year.
i. Transaksi Jual Efek dengan Janji Beli Kembali
i. Securities Sold with Repurchase Agreements
Efek yang dijual dengan janji beli kembali diakui sebagai kewajiban. Selisih antara harga jual dan harga beli kembali merupakan bunga dan dibebankan selama periode kontrak.
Securities sold with agreement to repurchase are recognized as liabilities. The difference between the selling price and the agreed repurchase price is treated as interest expense over the period the contract.
j. Persediaan
j. Inventories
Persediaan bahan baku, penolong, pengemas, persediaan barang dalam proses dan barang jadi dinyatakan berdasarkan harga perolehan dengan metode FIFO dengan mempertimbangkan expired date.
Raw, supplies, work in process and finished goods are stated at cost with FIFO considering their expired date.
Penyisihan penurunan nilai persediaan ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir tahun. Kerugian atas nilai persediaan yang rusak atau kadaluwarsa dan tidak dapat dijual, dibebankan pada tahun berjalan, dan dicatat dalam “penyisihan penurunan nilai persediaan”.
Allowance for inventory obsolence is determined based on a review of the condition of inventories at the end of the year. The loss of damaged or out of date inventory wich are not marketable are charged to income statement of the current year and recorded on “provision for inventory loss account”
Halaman 11 Page
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk AND SUBSIDIARY Notes to Consolidated Financial Statements
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
For the years then ended December 31, 2009 and 2008
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
2. ACCOUNTING POLICIES (Continued)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) k. Aset Tetap
k. Property Plant, and Equipment
Dalam menerapkan PSAK 16 (Revisi 2007) “Aset Tetap” yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2008 Perusahaan dan anak perusahaan menggunakan model harga perolehan dan mereview umur manfaat aset setiap akhir tahun buku .
In applying PSAK 16 (Revise 2007) “Property, plant and equipment” that effective at January 1, 2008 Company and subsidiary use cost model and review useful life of fixed asset every year end.
Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Beban penyusutan dihitung menggunakan metode saldo menurun kecuali, gedung dan infrastruktur yang menggunakan metode garis lurus, dengan tariff penyusutan sebagai berikut:
Property, plant and equipment are stated at cost, less accumulated depreciation, Depreciation is computed using the declining balance method, except for buildings and infrastructure which are depreciated using the straight-line method, based on the following depreciation rates:
Jenis Aset Tetap/ Bangunan dan prasarana Instalasi, mesin, peralatan dan perlengkapan pabrik Kendaraan, perlengkapan, dan peralatan kantor
% Penyusutan/ Depreciaton Rates 5%
Umur Ekonomis/ Useful Life 20
12,50%
16
25 – 50%
8
Fixed Asset Building and infrastructure Installations, machinery, production and factory equipment Office furniture, fixtures, equipment and vehicles
Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.
Land is stated at cost and it is not depreciated.
Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount) maka nilai tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual neto dan nilai pakai.
When the carrying amount of an asset exceeds its estimated recovareble amount, the asset is written down to its estimated recoverable amount, which is determined as the higher of net selling price or value in use.
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya, pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberi masa manfaat ekonomi di masa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi atau peningkatan standar kerja dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi pada tahun yang bersangkutan.
The cost of maintenance and repairs are charged to operations as incurred; expenditures which extend the useful life of the asset or result in increase in capacity and improvement in the quality of output or standard of performance are capitalized. When assets are retired or otherwise disposed of, their carrying values and the related accumulated depreciation are removed from the accounts and any resulting gain or loss is reflected in the current operations.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan.
Constructions in progress is stated at cost and is transferred to the respective property, plant and equipment account when completed and ready for use.
Halaman 12 Page
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk AND SUBSIDIARY Notes to Consolidated Financial Statements
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
For the years then ended December 31, 2009 and 2008
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
2. ACCOUNTING POLICIES (Continued)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) l. Biaya ditangguhkan
l. Deferred Charges
Biaya yang terjadi sehubungan dengan pengembangan produk dan sewa kantor ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama masa manfaat.
Expense related to research and development and office rent activities were deferred and are being amortized using the straight line method over 5 years.
m. Biaya Emisi Saham
m. Share Issuance Costs
Biaya emisi saham dicatat sebagai pengurang atas hasil penerimaan penawaran umum saham Perusahaan, dan disajikan sebagai bagian dari tambahan modal disetor dan tidak diamortisasi.
Share issuance costs are recorded as deducation of the proceeds from public opffering of the Company’s shares, and are presented as part of additional paid in capital and are not amortized.
n. Pengakuan Pendapatan dan Beban
n. Revenue and Expense Recognition
Penjualan lokal diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan, sedangkan penjualan ekspor diakui pada saat barang dikapalkan (FOB Shipping Point). Pendapatan bunga diakui atas dasar waktu, pokok dan tingkat bunga berlaku. Beban diakui pada saat terjadinya atau sesuai dengan masa manfaatnya.
Local sales are recognized when the goods are delivered to the customers, while export sales are recognized when the goods are shipped (F.O.B. Shipping point). Interest income is occurred on a time basis, by reference to the principal outstanding and at the interest rete applicable. Expense are recognized when incurred.
o. Beban Bunga dan Keuangan
o. Interest and Financial Charge
Beban pinjaman meliputi bunga dan provisi atas pinjaman bank dibebankan dalam laporan laba rugi pada tahun terjadinya.
Interest and financial charge consist of interest and financial charges which are charged to current operations whwn incurred.
p. Manfaat Karyawan
p. Employee Benefit
Perusahaan dan anak perusahaan menyelenggarakan program pensiun iuran pasti untuk seluruh karyawan tetapnya. Program pension dikelola oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Kontribusi perusahaan dan karyawan masing-masing sebesar 11% dan 2% dihitung dari penghasilan dasar pension per bulan karyawan. Beban kontribusi Perusahaan dibukukan sebagai beban tahun berjalan.
The company and its subsidiary established defined contribution pension plans covering all their permanent employees. The pension plans are managed by Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) PT Bank Negara Indonesia (Persero). The pension plans are funded by contributions from the Company and its subsidiary employees at 11% and 2% of pension income, respectively. Contributions are charged to current operations.
Perusahaan dan anak perusahaan menyelenggarakan program manfaat PHK karyawan (post-retirement benefit) sesuai Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 tentang Penyelesaian Pemutusan Hubungan Kerja dan Penetapan Uang Pesangon. Selisih antara total kewajiban pada saat penerapan pertama kali dan kewajiban yang telah diakui perusahaan pada tanggal yang sama, diperlakukan sebagai penyesuaian saldo laba awal periode dari periode yang paling dini yang disajikan kembali. Imbalan kerja tersebut didasarkan pada masa kerja dan penghasilan karyawan. Metode penilaian yang digunakan oleh aktuaria adalah metode projected unit credit yang mencerminkan jasa pekerja pada saat penilaian.
The company and its subsidiary calculates and records estimated employee retirement benefits for all its local permanent employees based on Labor Law No. 13 year 2003 concerning the settlement of labor dismissal and the stipulation of severance pay, gratuity, and compensation in companies. The difference between the calculated total amount of employee benefit obligation and the amount recognized by the company on the date of the initial application is treated as an adjustment to the balance of the restated retained earning at the beginning of the most recent period. Calculation of employee benefit is based on employee’s salary and service period. The actuary used unit credit method to calculate the amount employee’s benefits at the date of valuation.
Halaman 13 Page
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk AND SUBSIDIARY Notes to Consolidated Financial Statements
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
For the years then ended December 31, 2009 and 2008
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
2. ACCOUNTING POLICIES (Continued)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
p. Manfaat Karyawan (lanjutan)
p. Employee Benefit (continued)
Manfaat pekerja atas pemutusan hubungan kerja diakui sebagai kewajiban dan beban pada saat terjadi.
Employee benefit relating to dismissal or resignation is recognized when incurred.
q. Program Opsi Saham Karyawan
q. Employee Stock Option Plan
Perusahaan menyelenggarakan program opsi saham untuk karyawan kunci Perusahaan dan anak perusahaan. Nilai wajar opsi ditentukan berdasarkan nilai pasar pada tanggal pemberian opsi dengan menggunakan model penentuan harga opsi. Beban kompensasi ditentukan berdasarkan jumlah opsi diberikan dan dibebankan dalam laporan laba rugi selama periode vesting.
The Company granted employee stock option plan to the key employees of the Company and its subsidiary. The fair value of option granted is determined based on the market price at the grant date using an option pricing model. Compensation cost is measured based on the number of option granted and charged to operations during vesting period.
r. Pajak Penghasilan
r. Income Tax
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tariff pajak yang berlaku.
Current tax expense is determined based on the taxable income for the year computed at the effective tax rates.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekwensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa mendatang.
Deferred tax assets and liabilities are recognized for the future tax consequences attributable to defferences between the financial statement carrying amounts of existing assets and liabilities and their respective tax bases. Deferred tax liabilities are recognized for all taxable temporary differences and diferred tax assets are recognized for deductable temporary differences to the extend that it is probable that taxable income will be available in future periods against which the deductable temporary differences can be utilized.
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba-rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.
Deferred tax is calculated at the tax rates that have been enacted or substantively enacted on the balance sheet date. Deferred tax is charged or credited in the statement of income, excep when it relates to items charged or credited directly to equity, in which case the deferred tax is also charged or credited directly to equity.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca, kecuali aset dan kewajiban pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini.
Deferred tax assets and liabilities are offset in the balance sheet, except those for different legal entities, in the same manner the current tax assets and liabilities are presented.
s. Laba Bersih per Saham
s. Earning per Share
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham beredar pada tahun yang bersangkutan.
Basic earnings per share is computed by diving net income by the weighted average number of shares outstanding during the year.
Laba per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang telah disesuaikan dengan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa bersifat dilutive.
Diluted earnings per share is computed by diving net income by the weighted average number of shares outstanding as adjusted for the effects of all dilutive potential ordinary shares.
Halaman 14 Page
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk AND SUBSIDIARY Notes to Consolidated Financial Statements
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
For the years then ended December 31, 2009 and 2008
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
2. ACCOUNTING POLICIES (Continued)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
t. Informasi Segmen (lanjutan)
t. Segmental Information (continued)
Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasi. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis.
Segmental information is prepared using the accounting policies adopted for preparing and presenting the consolidated financial statements. The primary segmental information is based on business segmentals, while secondary segmental information is based on geographica segmental.
Segmen usaha adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individu maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imblan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain.
A business segmental is a distinguishable component of an enterprises that is engaged in providing an individual product or service or a group of related products or services and that is subject to risk and returns that are different from those of other business segmentals.
Segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.
A geographical is a distinguishable component of a enterprise that is engaged in providing products or services within a particular economic environment and that is subject to risk and returns that are different from those of components operating in other economics environments.
3. SUBSIDIARY COMPANY
3. ANAK PERUSAHAAN Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, Perusahaan memiliki saham anak perusahaan berikut: Anak Perusahaan/ Subsidiary PT Indofarma Global Medika
As of December 31, 2009 and 2008 the Company has ownership interest in the following subsidiary:
Jenis usaha/ Nature of business
Domisili/ Domicilie
Distribution dan perdagangan farmasi/ Distribution and trading of pharmaceutical products
Jakarta
Persentase Pemilikan/ Percentage of Ownership 99,99%
Halaman 15 Page
Operasi/ Start of Commercial Operation 2000
Jumlah Aset/ Total Assets 518.508.178.169
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk AND SUBSIDIARY Notes to Consolidated Financial Statements
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
For the years then ended December 31, 2009 and 2008
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
4. CASH & CASH EQUIVALENTS
4. KAS & SETARA KAS
Details of Cash and Cash Equivalent are as follows:
Saldo kas dan setara kas dapat dirinci sebagai berikut: 2009 (Rp) Kas Rupiah Dollar Amerika Serikat (2009: USD419.79 dan 2008: USD 52,586.13) Sub Jumlah Rekening Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Bank Pemabangunan Daerah PT Bank Bukopin Tbk PT Bank Danamon Tbk PT Bank Central Asia Tbk Rekening USD PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (2009: USD93,280.57 and 2008: USD 178,005.82) Jumlah Bank
2008 (Rp)
733.390.310
390.592.813
3.946.011 737.336.321
575.818.099 966.410.912
62.387.906.193
135.195.881.255
1.228.995.253 15.120.919.501 240.329.633 237.379.348 45.529.931 79.261.059.859
1.782.167.017 16.577.822.040 240.934.663 5.275.392.934 159.072.197.909
Cash: Rupiah US Dollar (2009: USD419.79 and USD 2008: USD 52,586.13) Sub total Banks – Rupiah: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Bank Pemabangunan Daerah PT Bank Bukopin Tbk PT Bank Danamon Tbk PT Bank Central Asia Tbk
876.837.358
1.949.163.675
Banks – USD PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (2009: USD93,280.57 and 2008: USD 178,005.82)
80.137.897.217
161.021.361.554
Total Banks Time deposits:
Deposito Berjangka Rupiah:
Rupiah:
PT Bank Bukopin Tbk
30.000.000.000
25.000.000.000
-
56.300.000.000
30.000.000.000
20.000.000.000 101.300.000.000
PT Bank Danamon Tbk Total time deposits
263.287.772.466
Total
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Danamon Tbk Jumlah Deposito Jumlah
110.875.233.538
PT Bank Bukopin Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Tingkat bunga per tahun deposito berjangka adalah sebagai berikut:
Annual interest rates on time deposits are as follows:
7,00% - 7,50% Deposito berjangka digunakan sebagai jaminan atas bank garansi, tender dan hutang bank.
7,25 – 8,5% Time deposits are used as collateral for bank guarantee in tender and bank loan.
Halaman 16 Page
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk AND SUBSIDIARY Notes to Consolidated Financial Statements
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
For the years then ended December 31, 2009 and 2008
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
5. SHORT – TERM INVESTMENTS
5. INVESTASI JANGKA PENDEK ; 2009 Rp
2008 Rp
Dana kelolaan – nilai wajar
25.000.000
25.000.000
Management fund – at fair value
Jumlah
25.000.000
25.000.000
Total
Dana kelolaan merupakan dana yang dikelola oleh PT Bhakti Capital Indonesia. Dana tersebut ditempatkan dalam bentuk saham.
Management fund represents the Company’s fund which is managed by PT Bhakti Capital Indonesia. PT Bhakti Capital Indonesia placed such fund in equity securities. 6. ACCOUNT RECEIVANLES
6. PIUTANG USAHA Jumlah piutang usaha berdasarkan pelanggan : 2009 Rp
Details of account receivable balance by customers: 2008 Rp
PT Kimia Farma (Persero) Tbk PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) PT Parazelsus Indonesia PT Barito Budi Pharmindo PT Antrama PT Sang Naga Berlian RSU. Dr. H. Abdoel Moeloek PT Ajiagung Langgeng Abadi Dinas Kesehatan DATI II Bone
49.094.443.431 7.687.520.029
30.462.763.480 61.882.259.584
4.397.084.974 2.814.286.294 2.649.129.601 1.763.202.287 1.888.399.989 1.682.603.021 1.681.954.546
2.621.031.021 -
APT SAE Dinas Kesehatan Kab. Halmahera PT Mega Utama Medica BPPSDM Dinas Kesehatan Kab. Sorong Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Pusat Penanggulangan Krisis RSUD Bontang RSUD Kudus PT Dos Ni Roha Direktorat Pelayanan Medik Dinas Kesehatan Medan Badan Pengawas Obat dan Makanan Dinas Kesehatan Kab. Brebes Dinas Kesehatan Kab. Aceh Utara PT Sumber Sehat Lain-lain dibawah Rp1Milyar
1.399.990.865 1.172.065.707
1.537.399.034
1.063.572.511 -
8.390.534.794 5.729.048.719 4.449.675.872
-
3.376.597.429 3.361.587.300 2.595.876.363 2.242.405.066 1.505.519.586 1.443.859.698 1.171.026.664
-
1.157.207.231 1.148.499.887
120.707.341.874
1.131.655.473 91.285.560.595
198.001.595.129
225.492.507.796
Sub Jumlah
Halaman 17 Page
PT Kimia Farma (Persero) Tbk PT Rajawali Nusantara Indonesia PT Parazelsus Indonesia PT Barito Budi Pharmindo PT Antrama PT Sang Naga Berlian
RSU. Dr. H. Abdoel Moeloek PT Ajiagung Langgeng Abadi Dinas Kesehatan DATI II Bone APT SAE Dinas Kesehatan Kab. Halmahera PT Mega Utama Medica BPPSDM Dinas Kesehatan Kab. Sorong Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Pusat Penanggulangan Krisis RSUD Bontang RSUD Kudus PT Dos Ni Roha Direktorat Pelayanan Medik Dinas Kesehatan Medan Badan Pengawas Obat dan Makanan Dinas Kesehatan Kab. Brebes Dinas Kesehatan Kab. Aceh Utara PT Sumber Sehat Others (Details Under Rp1Billion) Subtotal
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk AND SUBSIDIARY Notes to Consolidated Financial Statements
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
For the years then ended December 31, 2009 and 2008
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
6. ACCOUNT RECEIVABLES (Continued)
6. PIUTANG USAHA (Lanjutan)
Sub Jumlah Dikurangi: Penyisihan Piutang Ragu-ragu Jumlah Piutang Usaha-Bersih
2009 Rp
2008 Rp
198.001.595.129 (25.391.060.571)
225.492.507.796 (23.616.755.663)
172.610.534.558
201.875.752.133 Total account receivable-net
Rincian umur piutang dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut:
Allowance for doubtful account
Aging by invoice date:
2008 Rp Belum jatuh tempo Jatuh tempo:
2009 Rp
111.822.366.673 30.328.101.988
01 – 30 hari
12.018.183.639
31 – 60 hari
17.213.123.090
61 – 90 hari 91 – 120 hari
Past due: 118.186.348.463
01 – 30 days
11.200.460.347
31 – 60 days
1.699.737.132
61 – 90 days
2.303.118.773
91 – 120 days Over 120 days
1.529.356.934 25.090.462.805
36.290.606.385
Jumlah
198.001.595.129
225.492.507.796
(25.391.060.571)
(23.616.755.663)
172.610.534.558
201.875.752.133
Bersih
Dollar Amerika Serikat Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu Bersih
Penambahan Pemulihan Saldo Akhir
Allowance for doubtful accounts Net
2008 Rp
195.887.619.729
223.742.876.610
Rupiah
2.113.975.400
1.749.631.186
US Dollar
198.001.595.129
225.492.507.796
(25.391.060.571)
(23.616.755.663)
172.610.534.558
201.875.752.133
Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut: 2009 Rp Saldo awal
Total
By currency:
Piutang usaha berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut: 2009 Rp Rupiah
Not yet due:
55.812.236.696
Lebih dari 120 hari
Penyisihan piutang ragu-ragu
Subtotal
(23.616.755.663)
Total Allowance for doubtful Net
Changes in allowance for doubtful accounts are as follows: 2008 Rp
(1.774.304.908)
(21.241.901.764) (3.532.835.905)
Beginning balance Addition
-
1.157.982.006
Recovery
(25.391.060.571)
(23.616.755.663)
Halaman 18 Page
Ending Balance
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk AND SUBSIDIARY Notes to Consolidated Financial Statements
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
For the years then ended December 31, 2009 and 2008
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
6. ACCOUNT RECEIVABLES (Continued)
6. PIUTANG USAHA (Lanjutan) Berdasarkan hasil penelaahan keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun, Manajemen berkeyakinan bahwa nilai penyisihan piutang ragu-ragu telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang.
Based on the review of the status of the individual receivable accounts at the end of the year, the Group’s management that the allowance for doubtful accounts is sufficient to cover losses from the non-collection of the accounts.
Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko terkonsentrasi secara signifikan atas piutang usaha. Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak memiliki transaksi dengan pihak hubungan istimewa.
Management also believes that there are no significant concentrations of credit risk in receivables. The Company and the Subsidiary have no transaction to the related parties.
7.
7. OTHER ACCOUNTS RECEIVABLE
PIUTANG LAIN-LAIN
Piutang atas klaim supplier Yayasan Abdi Karya Lain-lain (Rincian di bawah Rp1Milyar) Jumlah
2009 Rp 3.609.922.731 1.722.426.250 2.408.195.819
2008 Rp
1.722.426.250 3.379.531.531
7.740.544.800
5.101.957.781
Receivable to the supplier claim Yayasan Abdi Karya Others (Details under Rp1Billion) Total
Dalam nilai piutang lain-lain antara lain merupakan piutang kepada karyawan.
Others receivables include employee receivables.
Manajemen tidak menetapkan penyisihan atas piutang tak tertagih karena manajemen berpendapat bahwa semua piutang dapat tertagih secara penuh.
Management have not provided a provision for doubtful accounts because of the the management relieves that these receivables will be collected in full.
8.
8. INVENTORIES
PERSEDIAAN 2009 Rp
Barang jadi:
2008 Rp
Finished goods:
Obat jadi
80.729.626.980
123.966.863.252
Medicine
Alat kesehatan
21.905.274.763
17.230.610.210
Medical devices
4.167.830.405
1.232.767.725
Others
Barang dalam proses
21.315.585.208
28.563.858.288
Work in process
Bahan baku dan pembantu
25.230.262.218
48.782.076.055
Raw and indirect materials
2.725.826.622
2.808.753.590
Spareparts
156.074.406.196
222.584.929.120
(14.121.013.048)
(13.333.694.258)
141.953.393.148
209.251.234.862
Lainnya
Suku cadang Jumlah Penyisihan persediaan
penurunan Bersih
nilai
Manajemen yakin bahwa penyisihan penurunan nilai persediaan telah mencukupi kemungkinan kerugian yang timbul dari persediaan. Mutasi penyisihan persediaan adalah sebagai berikut:
Total Provision for inventories Net
Management believes that the provisionof the decrease stock value is adequate to cover possible losses from stock. The movement of the provision for obsolete stock as follows:
Halaman 19 Page
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk AND SUBSIDIARY Notes to Consolidated Financial Statements
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
For the years then ended December 31, 2009 and 2008
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
8. INVENTORIES (Continued)
8. PERSEDIAAN (Lanjutan) 2009 Rp 13.333.694.258
2008 Rp 12.997.233.628
Penambahan
3.432.060.740
5.326.742.780
Addition
Penghapusan
(2.644.741.950)
(4.990.282.150)
Write off
14.121.013.048
13.333.694.258
Saldo awal
Saldo akhir
Rincian mutasi penyisihan penurunan nilai persediaan adalah sebagai berikut:
Beginning balance
Ending balance
Additional of changes in provision of the decrease stock value are as follows:
Tahun 2009
Perusahaan: Obat jadi Sub jumlah
Kadaluarsa & Usang / Expired & Obsolence
Penghapusan/ Write Off
3.161.240.523
1.458.107.033
(61.237.671)
4.558.109.885
Medicine
3.161.240.523
1.458.107.033
(61.237.671)
4.558.109.885
Sub total
Saldo awal/ Beginning balance
Saldo akhir/ Ending balance Company:
Subsidiary:
Anak perusahaan: Alat kesehatan
6.203.913.435
139.671.043
(378.841.712)
5.964.742.766
Medical devices
Obat jadi
3.968.540.300
1.834.282.664
(2.204.662.567)
3.598.160.397
Medicine
Sub jumlah
10.172.453.735
1.973.953.707
(2.583.504.279)
9.562.903.163
Sub total
Total
13.333.694.258
3.432.060.740
(2.644.741.950)
14.121.013.048
Total
Tahun 2008
Perusahaan: Obat jadi Sub jumlah
Kadaluarsa & Usang / Expired & Obsolence
Penghapusan/ Write Off
1.130.583.418
2.030.657.105
-
3.161.240.523
Medicine
1.130.583.418
2.030.657.105
-
3.161.240.523
Sub total
Saldo awal/ Beginning balance
Saldo akhir/ Ending balance Company:
Subsidiary: Alat kesehatan
5.503.790.225
1.867.298.547
(1.167.175.337)
6.203.913.435
Medical devices
Obat jadi
6.362.859.985
1.428.787.128
(3.823.106.813)
3.968.540.300
Medicine
Sub jumlah
11.866.650.210
3.296.085.675
(4.990.282.150)
10.172.453.735
Sub total
Total
12.997.233.628
5.326.742.780
(4.990.282.150)
13.333.694.258
Total
Halaman 20 Page
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk AND SUBSIDIARY Notes to Consolidated Financial Statements
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
For the years then ended December 31, 2009 and 2008
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
8. INVENTORIES (Continued)
8. PERSEDIAAN (Lanjutan)
Pada tanggal 31 Desember 2009, persediaan Perusahaan telah diasuransikan kepada PT Bosowa Periscot, PT Asuransi Ramayana, PT Asuransi Parolamas, PT Asuransi Tri Pakarta dan PT Bumi Putera Muda Syariah terhadap risiko yang disebabkan oleh bencana alam, kebakaran, dan pencurian dengan total pertanggungan asuransi sebesar Rp342Milyar. Menurut pendapat Manajemen pertanggungan asuransi telah memadai untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul dari risiko-risiko tersebut. 9. PAJAK DIBAYAR DIMUKA
Lebih Bayar Pajak Penghasilan Badan:
As of 31 December 2009 inventories owned by the Management were insured to PT Bosowa Periscot, PT Asuransi Ramayana, PT Asuransi Parolamas, PT Asuransi Tri Pakarta dan PT Bumi Putera Muda Syariah against the risk of loss due to natural disaster, fire and thief with total insurance coverage of Rp342billion. In the Management’s opinion, the insurance should be adequate to cover possible losses arising from such risks
9. PREPAID TAXES
2009 Rp
2008 Rp
Over Payment Corporate Income Taxes: a.The Company
a. Perusahaan - Tahun Fiskal 2009
1.769.168.655
-
Fiscal Year 2009
- Tahun Fiskal 2008
971.001.678
722.235.218
Fiscal Year 2008
- Tahun Fiskal 2007
-
8.294.496.849
Fiscal Year 2007
2.740.170.333
9.016.732.067
Subtotal a.
Subjumlah a.
b.The Subsidiary
b. Anak Perusahaan - Tahun Fiskal 2009
10.148.261.928
-
Fiscal Year 2009
- Tahun Fiskal 2008
14.236.173.991
14.236.173.991
Fiscal Year 2008
- Tahun Fiskal 2007
-
11.597.723.459
Fiscal Year 2007
Subjumlah b.
24.384.435.919
25.833.897.450
Subtotal b.
Sub Jumlah PPh Badan
27.124.606.252
34.850.629.517 Subtotal Corporate Income Tax Overpayment Value Added Tax - Subsidiary
Lebih Bayar Pajak Pertambahan Nilai – Anak Perusahaan - Tahun Fiskal 2009
60.846.373.223
-
Fiscal Year 2009
- Tahun Fiskal 2008
33.947.946.414
73.545.995.366
Fiscal Year 2008
- Tahun Fiskal 2007
5.535.117.816
25.191.150.820
Fiscal Year 2007
100.329.437.453
98.737.146.186
Sub Total
127.454.043.705
133.587.775.703
Total Prepaid Taxes
Sub Jumlah Jumlah Pajak Dibayar Di Muka
Halaman 21 Page
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk AND SUBSIDIARY Notes to Consolidated Financial Statements
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
For the years then ended December 31, 2009 and 2008
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
10. UANG MUKA DAN BIAYA DIBAYAR DIMUKA
10. ADVANCES AND PREPAID EXPENSES
Biaya Pemasaran
2009 Rp 4.872.507.149
2008 Rp 2.283.922.009
Marketing Expense
Uang muka pembelian
4.663.666.500
2.747.458.236
Advance to Supplier
Uang muka operasi
4.151.444.036
5.621.925.549
Advance for operation
Sewa
3.077.196.556
7.249.441.665
Rental
1.125.000.000
1.125.000.000
Bank provision
Uang jaminan
725.991.464
9.662.275.936
Deposits
Perlengkapan dan alat tulis
465.949.222
189.261.770
Supplies and stationeries
1.481.266.438
1.307.224.318
Others
20.563.021.365
30.186.509.483
Biaya provisi bank
Lain-lain Jumlah
Total
Loan provision represent expenditure of expenses of provision to the withdrawal of loan equal to 1% from loan plafond with term of duration from July 2009 up to June 2010. Total company loan plafond and subsidiary company equal to Rp225.000.000.000 ( Note 12), therefore its imposed the expense of provision equal to 1% or Rp2.250.000.000.
Provisi pinjaman merupakan pengeluaran biaya provisi atas penarikan pinjaman sebesar 1% dari plafon pinjaman yang memiliki jangka waktu pinjaman dari Juli 2009 sampai dengan Juni 2010. Total plafon pinjaman perusahaan dan anak perusahaan sebesar Rp225.000.000.000 (Catatan 12), sehingga dikenakan biaya provisi sebesar 1% atau Rp2.250.000.000. 11. ASET TETAP
11. PROPERTY, PLANT AND EQUIPMENT 2009 Saldo awal/
Penambahan/
Pengurangan/
Reklasifikasi/
Saldo akhir Ending
Beginning balance
Additions
Deductions
Reclasifications
balance
Biaya perolehan Tanah
8.951.787.321
-
-
8.951.787.321
-
At cost Land Buildings &
Bangunan & Prasarana
60.777.726.743
-
3.192.174.400
-
Instalasi
17.040.513.883
1.853.328.092
-
-
Mesin & peralatan produksi
57.585.552.343 18.893.841.975
infrastructure Instalation Machinery & production
77.259.957.813
-
8.683.844.704
-
68.576.113.109
equipment
20.018.873.802
43.735.000
-
-
20.062.608.802
Factory equipment
19.441.395.469
3.110.683.950
-
-
5.812.030.680
2.560.281.909
1.191.574.680
-
13.354.002.369
20.016.980.551
824.290.252
-
222.656.288.080
27.585.009.502
13.891.884.036
Perlengkapan & alat pabrik Perlengkapan & alat kantor Kendaraan
22.552.079.419
Bangunan dlm pelaksanaan Jumlah (dipindahkan)
Halaman 22 Page
7.180.737.910 32.546.692.668 236.349.413.547
Office furniture & fixtures Vehicles Work in process Total (next page)
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk AND SUBSIDIARY Notes to Consolidated Financial Statements
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
For the years then ended December 31, 2009 and 2008
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
11. PROPERTY, PLANT AND EQUIPMENT
11. ASET TETAP (lanjutan)
Tahun 2009
Jumlah (pindahan)
Saldo awal/
Penambahan/
Pengurangan/
Reklasifikasi/
Saldo akhir/
Beginning balance
Additions
Deductions
Reclasifications
Ending balance
27.585.009.502
13.891.884.036
222.656.288.080
-
236.349.413.547
Accumulated
Akumulasi Penyusutan Bangunan & Prasarana
Depreciation 30.301.580.142
3.351.960.668
1.424.160.376
-
Buildings & infrastructure
14.105.149.484 51.255.071.423
Instalation Machinery & production equipment
-
15.627.925.144
Factory equipment
-
-
17.752.909.239
Office furniture & fixtures
561.888.921
1.088.243.986
-
4.388.220.595
Vehicles
10.063.182.151
8.132.487.937
-
13.485.368.124 53.816.567.810
619.781.360 3.058.587.188
Perlengkapan & alat pabrik Perlengkapan & alat kantor
14.517.974.996
1.109.950.148
16.391.895.373
1.361.013.866
4.914.575.660
Jumlah
133.427.962.105
Nilai buku bersih
89.228.325.975
-
32.229.380.434
-
Instalasi Mesin & peralatan produksi
Kendaraan
Total (previous page)
5.620.083.375 -
135.358.656.319
Total
100.990.757.228
Net book value
Tahun 2008 Saldo awal/
Penambahan/
Pengurangan/
Reklasifikasi/
Saldo akhir/
Beginning balance
Additions
Deductions
Reclasifications
Ending balance
Biaya perolehan Tanah
8.951.787.321
Bangunan & Prasarana Instalasi Mesin & peralatan produksi Perlengkapan & alat pabrik Perlengkapan & alat kantor Kendaraan Bangunan dlm pelaksanaan Jumlah
60.528.100.243 16.901.037.721
249.626.500 388.061.302
-
-
At cost
-
-
60.777.726.743
248.585.140
-
17.040.513.883
Instalation Machinery &
-
-
19.577.617.802
441.256.000
-
-
18.336.326.739
1.362.127.740
257.059.010
-
19.441.395.469
12.678.745.403
657.786.009
7.524.500.732
-
5.812.030.680
Vehicles
13.818.183
13.222.184.185
-
-
13.354.002.369
Work in process
212.801.884.643
17.884.548.318
8.030.144.882
-
77.259.957.813 20.018.873.802
222.656.288.080
production equipment Factory equipment Office furniture & fixtures
Total Accumulated Depreciation
27.335.232.036
2.993.776.423
27.428.317
-
30.301.580.142
Instalasi
13.012.984.336
497.759.832
25.376.044
-
13.485.368.124
Perlengkapan & alat
infrastructure
1.563.506.582
Bangunan & Prasarana
produksi
Buildings &
75.696.451.231
Akumulasi Penyusutan
Mesin & peralatan
Land
8.951.787.321
50.511.679.022
3.304.888.788
-
53.816.567.810
Buildings & infrastructure Instalation Machinery & production equipment Factory equipment
13.864.567.427
779.824.095
126.416.526
-
14.517.974.996
kantor
15.035.704.994
1.487.056.096
130.865.717
16.391.895.373
fixtures
Kendaraan
11.032.006.138
-
6.774.617.987
-
4.914.575.660
Vehicles
Jumlah
130.792.173.953
9.720.492.743
7.084.704.591
-
133.427.962.105
Total
Nilai buku bersih
82.009.710.690
89.228.325.975
Net book value
pabrik
Office furniture &
Perlengkapan & alat
Halaman 23 Page
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk AND SUBSIDIARY Notes to Consolidated Financial Statements
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
For the years then ended December 31, 2009 and 2008
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
11. PROPERTY, PLANT AND EQUIPMENT (Continued)
11. ASET TETAP (Lanjutan)
Berdasarkan surat keputusan Direksi No. 598/DIR/SK/XII/2008 Perusahaan merencanakan penjualan atas pabik dan peralatan MP – ASI.
According to Board Directors’ letter no.598/DIR/SK/XII/2008, the Company plan to sale the MP – ASI plant and equipment.
Rincian pabrik dan peralatan MP – ASI adalah sebagai berikut (Catatan 12) :
The details of MP – ASI plant and equipment as follows (Notes 12):
Kelompok
Bangunan Mesin dan peralatan
Jumlah
Harga Perolehan/ At Cost
3.192.174.400 8.683.844.703
11.876.019.104
Akumulasi Penyusutan 1 Januari 2009 /Accumulated Depreciation January 1, 2009 (1.424.160.376) (5.620.083.575)
(7.044.243.951)
Beban umum dan administrasi (Catatan 25) Jumlah
1.768.014.024 3.063.761.128
4.831.775.153
Classification
Built Mechine and equipement
Total
Depreciation was allocated as follows:
Pembebanan penyusutan adalah sebagai berikut:
Beban pokok produksi (Catatan 23) Beban penjualan (Catatan 24)
Nilai Buku per 1 Januari 2009/ Book Value As of December 31, 2009
2009 Rp 7.218.116.890
2008 Rp 6.869.159.763
Cost of production (Notes 23)
1.949.788.064
1.925.730.458
Selling expenses (Notes 24)
895.277.197
925.602.522
10.063.182.151
9.720.492.743
General and administration expense (Notes 25) Total
Perusahaan dan anak perusahaan memiliki beberapa bidang tanah dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan yang berjangka waktu 20 dan 30 tahun yang akan jatuh tempo antara tahun 2012 dan 2030. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai.
The Company and its subsidiary own several places of land with Building use Rights (Hak Guna Bangunan or HGB) for periods of 20 to 30 years until 2013 to 2030. Management believes that there will be no difficulty in the extension of the land rights since all the land has been legally acquired and supported by sufficient evidence of ownership.
Tanah seluas 164.768 m2 berikut bangunan pabrik serta mesin dan peralatan pabrik digunakan sebagai jaminan atas hutang bank (Catatan 13).
The land area of 164,768 m2 including factory building there on, and machinery are used as collateral for bank loans (Notes 13).
Pada tanggal 31 Desember 2009 aset tetap, kecuali tanah, diasuransikan kepada PT Bosowa Periscot, PT Asuransi Ramayana, PT Asuransi Parolamas, PT Asuransi Tri Pakarta dan PT Bumi Putera Muda Syariah terhadap kerugian karena kebakaran, banjir, gempa bumi, kerusakan dan kecurian dengan nilai pertanggungan sebesar Rp766 milyar. Manajemen berpendapat, nilai pertanggungan tersebut memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas asset tetap dipertanggungkan.
On December 31, 2008, property, plant and equipment, except for land, were insured to PT Bosowa Periscot, PT Asuransi Ramayana, PT Asuransi Parolamas, PT Asuransi Tri Pakarta dan PT Bumi Putera Muda Syariah for against risk of fire, flood, earth quake, damage and loss with total insurance coverage of Rp766 billion Management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses on the assets insured.
Halaman 24 Page
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk AND SUBSIDIARY Notes to Consolidated Financial Statements
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
For the years then ended December 31, 2009 and 2008
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
11. PROPERTY,PLANT AND EQUIPMENT (Continued)
11. ASET TETAP (Lanjutan) Bangunan dalam penyelesaian merupakan pekerjaan pengembangan gedung produksi utama di Cibitung yang sampai dengan 31 Desember 2009 telah mencapai progress penyelesaian 94,450% dan direncanakan akan selesai pada bulan April 2010.
Construction in progress represent built of production building development in Cibitung which up to 31 December 2009 have reached progress 94,450% and planned will finish in April 2010.
12. OTHER ASSETS
12. ASET LAIN-LAIN
2009 Rp
2008 Rp
Deferred changes – net
Beban tangguhan – bersih - Sewa Kantor Induk
1.430.217.048
360.440.980
Office Rent Parent Company -
- Sewa Kantor Anak Perusahaan
4.628.975.001
-
Office Rent Subsidiary -
- Biaya Renovasi Kantor
2.219.365.489
-
Office Renovation Subsidiary Cost of Cooperation RSCM Project
- Biaya Kerja Sama Proyek RSCM
4.585.951.623
-
Aset MP – ASI
4.831.775.153
-
Aset
Agunan Diambil alih
3.703.485.160
3.743.498.496
Property, plant and equipment not used in operations Investments
791.027.336
791.027.336
PT Asindo Husada Bhakti -
105.000.000 22.295.796.810
105.000.000 4.999.966.812
Penyertaan - PT Asindo Husada Bhakti - PT Promosindo Global Medika Jumlah
PT Promosindo Global Medika Total
Pada tahun 2000, Perusahaan menempatkan invetasi sebesar Rp 1 Milyar sebagai penyertaan saham kepada PT Asindo Husada Bhakti (AHB). Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa AHB tanggal 15 Agustus 2003 dan dihadiri oleh seluruh pemegang saham termasuk wakil dari Perusahaan telah sepakat untuk mempertahankan kelangsungan hidup PT Asindo Husada Bhakti.
In 2000, the Company invested Rp 1 Bilion in PT Asindo Husada Bhakti (AHB). Based on extraordinary Shareholder’s General Meeting of AHB on August 15, 2003 attendence by all shareholders including representative of the company decided to maintain the existence of PT Asindo Husada Bhakti.
Aset tetap yang belum digunakan berupa tanah dan bangunan dari hasil sita jaminan atas piutang yang tidak dapat ditagih terletak di Tangerang, Bekasi, Yogyakarta, Lampung, Palembang, Batam serta pabrik produksi MP – ASI di Cikarang.
Property, plant and equipment not used in operations represent land and building from confiscate guarantee to the bed debt of account receivable where placed in Tangerang, Bekasi, Yogyakarta, Lampung, Palembang, Batam such as MP – ASI Plant in Cikarang.
Biaya Kerja Sama proyek Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) merupakan biaya rehabilitasi laboratorium RSCM dalam rangka kerja sama penyediaan peralatan laboratorium dan barang medis habis pakai dengan pihak Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo
Cooperation Cost of RSCM Hospital Project consist of RSCM laboratorium renovation cost that incurred. in providing laboratorium devices and disposable medical supplies for RSCM.
Halaman 25 Page
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk AND SUBSIDIARY Notes to Consolidated Financial Statements
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
For the years then ended December 31, 2009 and 2008
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
13. BANK LOANS
13. HUTANG BANK
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk: - Induk Perusahaan - Anak Perusahaan Jumlah
2009 Rp
2008 Rp
77.837.077.328 77.837.077.328
124.931.196.704 152.800.000.000 277.731.196.704
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Parent Company Subsidiary Total
a. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk – Induk Perusahaan
a. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk – Parent Company
Perusahaan mendapatkan kredit modal kerja dari Bank Mandiri dengan perjanjian kredit yang telah mengalami beberapa kali perubahan dengan perubahan terakhir berdasarkan surat dari Bank Mandiri No. CBG.CB3/SPPK.D09.007/2009 tanggal 18 Juni 2009. Limit kredit berdasarkan surat tersebut sebesar Rp125.000.000.000 dengan tingkat suku bunga 12,5% dan jatuh tempo tanggal 21 Juni 2010. Selain itu Perusahan mendapatkan Fasilitas Foreign Exchange Line USD 5 juta, Fasilitas pembukaan LC Impor atau SKBDN sebesar USD14.500.000 dan bank garansi khusus untuk proyek rutin Rp15 miliar dan untuk proyek non rutin Rp10 milyar. Jaminan kredit yang diberikan Perusahaan berupa sediaan, piutang dagang, tanah, bangunan pabrik, mesin/peralatan pabrik dan inventaris kantor/pabrik di Cibitung. Persyaratan financial covenant yang harus dipenuhi Perusahaan meliputi Current Ratio minimal 120%, Debt to Equity Ratio maksimal sebesar 150%, dan Debt Service Coverage minimal sebesar 230%.
Company obtained working capital loan based on Letter from Bank Mandiri No. CBG.CB3/SPPK.D09.007/2009 dated 18 June 2009 after several times changes of loan agreement.Credit limit according to the letter is amounted Rp125.000.000.000 with interest rate 12,5% and loan maturity date 21 June 2010. Besides, the Company also have Foreign Exchange Line Facility amounted USD5,000,000, Open LC Facility or SKBDN (local LC)amounted USD14,500,000 and Bank Guarantee for reguler project amounted Rp15Billion and for non-reguler project amounted Rp10Billion. Colateral pledged by the Company are inventories, receivables, land, building, plant, machine and office supplies in Cibitung.The terms of financial covenant that have to be fullfiled by the Company include Current Ratio minimum 120%, Debt to Equity Ratio maximum 150% and Debt Service Coverage minimum 230%.
b. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk – Anak Perusahaan
a. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk – Subsidiary
PT. Indofarma Global Medika (IGM) - anak perusahaan memperoleh fasilitas kredit modal kerja transaksional dari PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. dan perjanjian kredit telah mengalami beberapa kali perubahan dengan perubahan terakhir berdasarkan surat dari Bank Mandiri No. CBG.CB3/SPPK.D09.008/2009 tanggal 18 Juni 2009. Limit kredit berdasarkan surat tersebut sebesar Rp100.000.000.000 dengan tingkat suku bunga 13% dan jatuh tempo tanggal 21 Juni 2010. Jaminan kredit yang diberikan Anak Perusahaan berupa persediaan dan piutang dagang Anak Perusahaan, aset tetap induk perusahaan PT Indofarma (Persero) Tbk, serta Corporate Guarantee dari PT. Indofarma (Persero) Tbk. Persyaratan financial covenant yang harus dipenuhi Anak Perusahaan meliputi Current Ratio minimal 110%, Debt to Equity Ratio maksimal sebesar 425%, dan Debt Service Coverage minimal sebesar 200%.
PT Indofarma Global Medika (IGM) -subsidiary obtained working capital loan based on Letter from Bank Mandiri No. CBG.CB3/SPPK.D09.008/2009 dated 18 June 2009 after several times changes of loan agreement.Credit limit according to the letter is amounted Rp100.000.000.000 with interest rate 13% and loan maturity date 21 June 2010. Colateral pledged by the Company are inventories and receivables of Subsidiary land, building, plant, machine and office supplies in Cibitung.The terms of financial covenant that have to be fullfiled by the Company include Current Ratio minimum 110%, Debt to Equity Ratio maximum 425% and Debt Service Coverage minimum 200%.
Halaman 26 Page
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk AND SUBSIDIARY Notes to Consolidated Financial Statements
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
For the years then ended December 31, 2009 and 2008
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
14. TRADE ACCOUNTS PAYABLE
14. HUTANG USAHA Hutang usaha terutama merupakan hutang ats pembelian bahan baku dan suku cadang dari pemasok sebagai berikut: 2009 Rp PT Kimia Farma (Persero) Tbk PT Rajawali Nusindo PT Mitrakarya Sumberarta PT Menjangan Sakti PT Mega Medika Mandiri PT Capsugel PT Actavis Indonesia PT Globalchemindo PT Mutiara Kopama Lain-lain SKBDN Bank Mandiri Pembelian impor Jumlah
39.023.153.325 39.519.804.731 5.779.031.828 4.266.087.162 2.986.746.175 1.768.703.200 1.757.802.272 736.161.000 629.208.698 613.251.465 82.495.065.892 20.629.028.922 13.241.664.541 213.445.709.211
16.057.626.276 2.936.571.151 19.094.922 602.110.585 2.668.966.125 772.282.038 2.592.995.000 696.548.338 900.605.885 191.300.226.224 51.528.461.185 15.658.448.828 285.733.936.557
PT Kimia Farma (Persero) Tbk PT Rajawali Nusindo PT Mitrakarya Sumberarta PT Menjangan Sakti PT Mega Medika Mandiri PT Capsugel PT Actavis Indonesia PT Globalchemindo PT Mutiara Kopama Others Domestic L / C facility Foreign purchase Total
15. COSTUMER ADVANCE
15. UANG MUKA PENJUALAN
Saldo akun ini merupakan jumlah rupiah uang muka atas kontrak penjualan yang belum terealisasikan. Saldo pada 31 Desember 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp19.497.504.512 dan Rp21.297.657.593.
This account represent the undelivered liabilities generated other than procurement of row material and indirect material. As of 31 December 2009 and 2008 the balances are Rp19.497.504.512 and Rp21.297.657.593. 16. OTHER CURRENT LIABILITIES
16. KEWAJIBAN LANCAR LAINNYA
Kewajiban lancer lainnya sebesar Rp1.223.383.778 merupakan uang kelebihan pelunasan piutang yang diterima oleh anak perusahaan, PT Indofarma Global Medika di tahun 2008.
Other current liabilities amounting Rp1.223.383.778 represent the excess of receivables payment received by the subsidiary company, PT Indofarma Global Medika.
17. TAX PAYABLE
17. HUTANG PAJAK
2009 Rp Pajak Penghasilan: - Pasal 21 - Pasal 23 Pajak Pertambahan Nilai Jumlah
This account represents payable arising from purchase of raw material and spare parts from vendor with detail as follows: 2008 Rp
2008 Rp
1.745.655.986 1.631.267.175 8.664.939.716 12.041.862.877
1.181.802.993 3.141.131.623 8.425.084.519 12.748.019.135
Halaman 27 Page
Income taxes: Article 21 Article 23 Value added taxes Total
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk AND SUBSIDIARY Notes to Consolidated Financial Statements
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
For the years then ended December 31, 2009 and 2008
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
18. ACCRUED EXPENSES
18. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR
Beban penjualan Beban umum dan administrasi Jumlah
2009 Rp 26.683.701.197 16.482.274.453 43.165.975.650
2008 Rp 18.367.057.854 15.806.388.736 34.173.446.590
19. HUTANG JANGKA PANJANG
19. HUTANG JANGKA PANJANG
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Hutang Jangka Panjang Jatuh Tempo dalam satu tahun PT Astra Sedaya Finance
Selling expense General and administrative expenses Total
2009 Rp 24.271.718.543
2008 Rp
(9.700.000.000) 1.177.592.865 15.749.311.408
-
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Long term Bank loans due date in current year PT Astra Sedaya Finance
Perusahaan memperoleh Kredit Investasi dari Bank Mandiri sesuai surat No.CBG.CB3/SPPK.D09.010/20009 tanggal 22 juni 2009 dengan plafon sebesar Rp25.000.000.000 (dua puluh lima milyar rupiah) dengan suku bunga 12,50% pertahun dengan Jangka waktu 3 tahun, kredit Investasi tersebut digunakan untuk renovasi gedung produksi. Kredit Investasi ini dijamin dan diikat dengan jaminan atas fasilitas KMK yang telah diberikan sebelumnya.
The Company obtained investment credit line from Bank Mandiri No.CBG.CB3/SPPK.D09.010/20009 letter dated 22 June 2009 with a ceiling of Rp25.000.000.000 (twenty five billion rupiah) with 12,50% interest per annum with a term of 3 years, investment credits are used for production building renovation. Investment credit is secured and tied with KMK that has been given previously as collateral.
Kredit dari PT Astra Sedaya Finace adalah kredit untuk pengadaan kendaraan roda empat yang digunakan untuk kendaraan operasional Direksi perusahaan.
Loan from PT Astra Sedaya Finace is the credit for the procurement of four wheel vehicles used for operational of Directors of the company. 20. MINORITY INTERESTS
`20. HAK MINORITAS Jumlah tersebut merupakan bagian pemegang saham minoritas atas ekuitas anak perusahaan per 31 Desember 2009 terdiri dari:
Hak Minoritas Atas Aset Bersih PT Indofarma Global Medika
The balance represents equity shares of the minority shareholders in subsidiaries as of December 31, 2009
2009 Rp
2008 Rp
1.350.291 1.350.291
Bagian yang menjadi hak (beban) pengaruh minoritas atas laba (rugi) anak perusahaan selama tahun 2009 adalah:
Anak Perusahaan/Subsidiaries (1) PT Indofarma Global Medika Total
Tahun 2009 % Penuh/ Full Amount (2)
813.748 813.748
Minority Assets In Net Assets PT Indofarma Global Medika
The portion that becoming the right (obligation) of the impact of profit (Loss) from subsidiaries in the yea 2009 are:
Laba Bersih/Net Profit in 2009 (3)
0,001%
Halaman 28 Page
9.550.551.458
Bagian Laba(Rugi)/Part of Profit (Loss) (4) = (2) x (3) 95.506 95.506
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk AND SUBSIDIARY Notes to Consolidated Financial Statements
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
For the years then ended December 31, 2009 and 2008
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
21. PAID IN CAPITAL
21. MODAL SAHAM
31 Desember 2009 dan 2008/December 31, 2009 and 2008 Jumlah saham Presentase Jumlah ditempatkan dan pemilikan/ modal disetor/ disetor penuh/Number Percentage of Total owner ship paid-up capital of shares issued and fully % Rp paid Saham seri A dwiwarna: Pemerintah Republik Indonesia Saham seri B: Pemerintah Republik Indonesia Direktur: Placidus Sudibyo Masyarakat Jumlah
-
1
100
80.66%
2.500.000.000
250.000.000.000
0.02% 19.27% 100%
364.000 598.903.500 3.099.267.500
36.400.000 59.890.350.000 309.926.750.000
2009 Rp
2008 Rp
89.531.250.000 (14.879.487.574) 448.593.750 75.100.356.176
89.531.250.000 (14.879.487.574) 448.593.750 75.100.356.176
Total
Initial public offering of 596,875,000 Shares with Rp100 per value per share, at Rp250 offering price per share Issuance costs of shares Employees stock option Net
23. NET SALES
23. PENJUALAN BERSIH Rincian pendapatan usaha berdasarkan kegiatan operasi perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut: 2009 Rp Lokal: Obat Ethical Over the counter Alat kesehatan Lain-lain Sub jumlah Ekspor: Ethical Over the counter Sub jumlah Jumlah
The government of the Republic of Indonesia Series B shares: The government of the Republic of Indonesia Director: Placidos Sudibyo
22. ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL
22. TAMBAHAN MODAL DISETOR
Penawaran umum perdana sebanyak 596,875,000 saham dengan nilai Nominal Ro100 per saham dengan Harga penawaran Rp250 per saham Biaya emisi Opsi saham karyawan Nilai Bersih
Serie A Dwiwama share:
The details of revenue based on the company and its subsidiary’s operations are as follows: 2008 Rp
721.731.228.692 23.771.617.513 355.346.267.628 15.960.410.656 1.116.809.524.489 5.404.525.423 2.841.341.024 8.245.866.447 1.125.055.390.936
770.872.537.188 20.282.473.703 660.591.552.300 19.323.011.744 1.471.069.574.935 5.431.375.067 2.084.305.393 7.515.680.460 1.478.585.255.395
Halaman 29 Page
Local: Medicine Ethical Over the counter Medicine devices Others Sub total Exports: Ethical Over the counter Sub total Total
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk AND SUBSIDIARY Notes to Consolidated Financial Statements
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
For the years then ended December 31, 2009 and 2008
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
24. COST OF GOODS SOLD
24. BEBAN POKOK PENJUALAN
2009 Rp Bahan baku yang digunakan Tenaga kerja langsung Biaya pabrikasi Jumlah biaya produksi Persediaan barang dalam proses: Awal tahun Akhir tahun Beban Pokok produksi Persediaan barang jadi: Awal tahun Pembelian Barang tersedia untuk dijual Akhir tahun Beban pokok penjualan
2008 Rp
276.658.193.538
309.903.410.521 21.487.194.190 70.705.991.877 402.096.596.588
28.563.858.288 (21.315.585.208) 283.906.466.618
38.759.172.022 (28.563.858.658) 412.291.910.952
141.773.382.599 501.542.461.063 927.222.310.280 (106.802.732.148) 820.419.578.132
118.175.573.989 756.488.319.658 1.286.955.803.599 (142.430.241.187) 1.145.182.421.000
196.586.606.417 17.775.834.226 62.295.752.895
Berikut ini adalah rincian pembelian bahan baku dan barang jadi yang melebihi 5% dari jumlah pembelian bersih: 2009 Rp PT Kimia Farma (Persero) Tbk PT RNI (Persero) Mitra Karya Sumber Arta Kolosal PT Narda Tita PT Tigaka Distrindo Perkasa PT Menjangan Sakti PT. Tata Rasa Primatama PT. Prima Medicem Utama Jumlah
Jumlah
Detail of purchase of raw materials and finished goods 5% exceed of total net purchased is as follows: 2008 Rp
37.093.089.780 70.005.916.787 24.493.016.303 5.350.115.128 10.566.206.973 8.324.503.315 39.726.125.654 9.660.635.027
12.527.057.406 31.584.915.949 16.515.546.433 27.435.498.023 82.987.687.735 15.942.064.768 23.880.601.223 -
830.746.650 206.050.355.617
5.005.884.103 210.873.371.537
PT Kimia Farma (Persero) Tbk PT RNI (Persero) Mitra Karya Sumber Artha Kolosal PT Narda Tita PT Tigaka Distrindo Perkasa PT Menjangan Sakti PT. Tata Rasa Primatama PT. Prima Medicem Utama Total
Details of manufacturing expenses:
Rincian biaya pabrikasi adalah sebagai berikut:
Biaya toll manufacturing Penyusutan aset tetap Biaya pegawai Suku cadang Biaya kantor Pemeliharaan aset tetap Jaminan sosial Pengembangan produk Biaya pengadaan Pendidikan dan pelatihan Perjalanan dinas
Raw materials used Direct labor Manufacturing expenses Total Manufacturing cost Work in process: At beginning of the year At end of the year Cost of goods manufactured Finished goods At beginning of the year Purchases Goods available for sale At end of the year Cost of good sold
2009 Rp 22.508.558.434 7.218.116.890 15.380.646.956 6.106.567.948 4.668.547.976 1.147.136.753 4.104.992.122 804.076.176 153.082.962 102.153.350 101.873.328
2008 Rp 23,723,520,083 6.869.159.763 14.635.064.214 9.808.767.576 6.873.012.857 2.329.825.958 4.919.881.374 1.195.148.854 167.623.571 93.585.000 90.402.627
62.295.752.895
70.705.991.877
Halaman 30 Page
Manufacturing fees Land and Building tax Employee’s expenses Supplies Office expenses Maintenance of property plant Social security Product development Procurement expenses Education and training Travel expenses Total
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk AND SUBSIDIARY Notes to Consolidated Financial Statements
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
For the years then ended December 31, 2009 and 2008
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
25. SELLING EXPENSES
25. BEBAN PENJUALAN Rincian beban penjualan per 31 Desember 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut: 2009 Rp Pemasaran 112.347.426.263 Gaji dan tunjangan 41.091.726.275 Beban kantor 13.402.724.078 Penyusutan aset tetap 1.949.788.064 Pemeliharaan aset tetap 567.274.086 Perjalanan dinas 2.238.920.691 Jaminan sosial 1.424.454.663 Pendidikan dan pelatihan 117.811.225 Manfaat pekerjaan 2.440.070.418 Jumlah 175.580.195.763
26. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES
26. BEBAN ADMINISTRASI DAN UMUM Saldo beban administrasi dan umum per 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:
Beban kantor Gaji dan tunjangan Perjalanan dinas Pengembangan manajemen Jaminan social Penyusutan aset tetap Pemeliharaan aset tetap Pendidikan dan pelatihan Manfaat pekerja Lainnya Jumlah
31 Desember 2009 Rp 18.041.361.919 41.836.884.383 1.832.549.078 2.017.058.623 6.817.277.807 895.277.198 732.988.914 277.964.726 2.825.639.541 7.869.831.493 83.146.833.682
Detail balance general and administrative expenses as December 31, 2008 and 2007 are as follow: 2008 Rp 25.763.982.333 36.747.576.055 2.648.258.485 4.261.473.169 3.917.101.979 925.602.522 1.278.748.705 175.347.650 2.259.285.780 2.049.107.690 80.026.484.368
Office expenses Salaries and allowance Traveling expenses Management development Social security Depreciation of fixed assets Maintenance of fixed assets Education training Employees benefit Others Total
27. INTEREST INCOME
27. PENDAPATAN BUNGA
Penghasilan dari bunga deposito dan obligasi Keuntungan penjualan efek Jumlah
The detail of selling expenses of as December 31, 2008 and 2007 are as follows: 2008 Rp Marketing 128.299.728.649 38.673.001.881 Salaries and allowance 13.411.158.243 Office expenses 1.925.730.458 Depreciation of fixed assets Maintenance of fixed assets 1.169.189.732 Travel 2.509.115.698 Social security 1.387.779.859 Education and training 78.095.229 Employees benefits 2.903.100.612 190.356.900.361 Total
2009 Rp
2008 Rp
2.244.480.306 2.244.480.306
688.600.962 (11.000.000) 677.600.962
Interest income on time deposit and bonds Gain on sales marketable securities Total
28. INTEREST AND FINANCIAL CHARGES
28. BEBAN BUNGA DAN KEUANGAN Akun ini merupakan beban pinjaman perusahaan atas hutang bank. Saldo pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 masing-masing sebesar Rp35.342.256.204 dan Rp30.270.237.305.
These account represent borrowing cost company for bank loan. As of 31 December 2008 and 2007 the balance are Rp35.342.256.204 and Rp30.270.237.305.
Halaman 31 Page
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk AND SUBSIDIARY Notes to Consolidated Financial Statements
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
For the years then ended December 31, 2009 and 2008
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
29. OTHERS - NET
29. LAIN-LAIN BERSIH
Jasa giro Laba penjualan aset tetap Restitusi (beban) pajak Beban penyisihan piutang Lain-lain – bersih Jumlah
2009 Rp 650.417.466 (1.837.894.440) 1.753.105.591 565.628.617
2008 Rp 1.372.573.467 2.511.298.434 (1.749.743.746) (3.532.835.905) 1.670.954.321 272.246.571
Interest of current accounts Sales of fixed assets - gain Tax restitution (expenses) Allowance for doubtful accounts Others – net Total
30. EXTRAORDINARY ITEM
30. POS LUAR BIASA
Pada tanggal 15 Oktober 2008, telah terjadi bencana pada PT Indofarma Global Medika Cabang Medan. Perusahaan telah mengansurasikan kepada PT Asuransi Ramayana Tbk dengan nilai pertanggungan atas persediaan barang jadi sebesar Rp3.412.500.000. Persediaan obat yang rusak akibat bencana tersebut sebesar Rp3.741.153.350.
In October 15, 2008, had been disaster of fire at PT Indofarma Global Medika Branch Medan. The Company had insured to PT Insurance of Ramayana Tbk with responsibility value of finished goods inventory amount Rp3.412.500.000. Inventories obsolesce of this disaster effect amount Rp3.741,153.350.
Berdasarkan surat dari PT Asuransi Ramayana tanggal 16 Maret 2009, bahwa klaim dengan No. Polis 12.9427.19.08.0024 masih dalam proses verifikasi dan adjusment oleh pihak loss adjuster PT Japanansi Nusantara – Toplis & Harding.
Pursuant to letter of PT Insurance of Ramayana dated March 16, 2009, that claim with Policy Number 12.9472.19.06.0024 still in verification of adjustment processed by loss adjuster of PT Japanansi Nusantara – Toplis & Harding.
Manajemen berpendapat bahwa klaim sebesar Rp3.412.500.000 minimal dapat direalisasikan sebesar 60%, sehingga perhitungan kerugian perusahaan atas kebakaran tersebut sebagai berikut.
Management believes that fund from the claim will be received 60% from the amount Rp3.412.500.000. the calculation of fire loss were as follows.
31. INCOME TAX
31. PAJAK PENGHASILAN Manfaat (beban) pajak Perusahaan dan anak perusahaan terdiri dari :
Tax benefits (expenses) of the Company and its subsidiary consist of the fillowing :
2009 Rp
2008 Rp
Perusahaan: Beban pajak kini Beban (manfaat) pajak tangguhan Sub jumlah
(2.460.834.456) (1.775.881.971) (4.236.716.427)
(5.704.837.274) 3.410.859.190 (2.293.978.084)
The Company: Current tax expense Deferred tax expense Sub Total
Anak perusahaan: Beban pajak kini Beban (manfaat) pajak tangguhan Sub jumlah Jumlah
(5.006.716.680) (1.296.839.468) (6.303.556.148) (10.540.272.575)
(2.891.552.004) 351.063.796 (2.540.488.208 (4.834.466.292)
Subsidiary Current tax expense Deferred tax expense Sub Total Total
Halaman 32 Page
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk AND SUBSIDIARY Notes to Consolidated Financial Statements
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
For the years then ended December 31, 2009 and 2008
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
31. INCOME TAX (Continued)
31. PAJAK PENGHASILAN (lanjutan)
a. Pajak kini Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi dengan laba kena pajak adalah sebagai berikut:
a. Current tax A reconciliation between income before tax per consolidated statements of income and taxable income of the company is as follow:
2009 Rp Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi Dikurangi:
2008 Rp
12.666.006.048
9.866.421.787
(15.854.107.606)
(9.358.307.549)
(100.191.965)
5.402.716.596
(3.288.293.523)
5.910.830.834
3.454.074.120
4.285.227.820
Penyisihan persediaan Penyisihan piutang ragu-ragu Perbedaan tetap:
1.458.107.033 135.167.373
2.030.657.105 712.278.278
Representasi dan jamuan Koreksi pajak, denda dan bunga atas pajak Beban rapat Penghasilan bunga depositi, obligasi dan jasa giro Lainnya
2.105.521.157
2.336.814.141
1.969.750.426 2.125.424.628
1.004.639.724 2.222.701.126
(57.065.691) 886.008.965
(104.969.664) 1.737.627.380
8.788.694.488 -
20.135.806.744 (1.061.349.165)
8.788.694.488
19.074.457.579
2.460.834.456 2.460.834.456
5.000.000 7.000.000 5.692.337.274 5.704.837.274
Laba sebelum pajak anak perusahaan Penurunan (kenaikan) keuntungan belum direalisasi atas transaksi induk dengan anak perusahaan Laba sebelum pajak perusahaan Perbedaan temporer: Manfaat pekerjaan
Laba (rugi) kena pajak perusahaan Kompensasi rugi fiskal Laba fiskal perusahaan setelah kompensasi Kewajiban pajak kini 10% x 50.000.000 15% x 50.000.000 28% x 8.788.694.488 30% x 18.974.457.579 Jumlah
Halaman 33 Page
Income before tax per consolidated statements of income Deduct: Income (loss) before tax Subsidiaries Decrease (Increase) in unrealized profit from transaction between the company and its subsidiaries Income before tax of the company Temporary difference: Employee benefits Provision for decline in inventories Provision for doubtful account Permanent difference: Representation and entertainment Tax adjustment, penalty and Interest Meeting expenses Income interest on time deposits, bonds and current accounts Others Taxable income of the company Compensation of fiscal losses Fiscal Income (Losses) after Compensation Current tax payable 10% x 50.000.000 15% x 50.000.000 28% x 8.788.470.078 30% x 18.974.457.580 Total
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk AND SUBSIDIARY Notes to Consolidated Financial Statements
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
For the years then ended December 31, 2009 and 2008
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
31. INCOME TAX (Continued)
31. PAJAK PENGHASILAN (lanjutan)
Perhitungan beban dan lebih bayar pajak kini perusahaan adalah sebagai berikut:
Kewajiban pajak kini Dikurangi pajak dibayar dimuka: PPh Pasal 22 PPh Pasal 23 PPh Pasal 25 Fiskal luar negeri Jumlah pajak lebih bayar (Catatan 9)
Current tax expenses and overpayment of the Company are computed as follows:
2009 Rp 2.460.834.456
2008 Rp 5.704.837.274
645.690.328 21.648.428 3.562.666.356 4.230.005.112
3.655.840.478 28.800.954 2.736.431.060 6.000.000 6.427.072.492
(1.769.170.656)
(722.235.218)
b. Aset/(kewajiban) pajak tangguhan
1 Januari/ January 2009
Current tax payable Deducted prepaid tax: Income tax Art 22 Income tax Art 23 Income tax Art 25 Port fiscal charge Total tax overpayment (Notes 9)
b. Deferred tax assets/ (liabilities) Kredit/(Beban) ke laporan laba rugi/ Credit/(Charged) to statements of income
31 Desember/ December 2009
Perusahaan: Penyisihan piutang ragu-ragu
1.911.165.531
(423.435.947)
1.487.729.584
Penyisihan persediaan usang
1.348.924.602
(209.397.131)
1.139.527.471
Kewajiban manfaat pekerja
7.092.885.273
729.192.457
7.822.077.730
6.357.641.191 16.710.616.597
(1.872.241.350) (1.775.881.971)
4.485.399.841 14.934.734.626
Keuntungan belum direalisasi atas transaksi induk dengan anak Sub jumlah Anak perusahaan Penyisihan piutang ragu-ragu
5.435.667.102
(575.631.583)
4.860.035.559
Penyisihan persediaan usang
3.229.091.493
(838.365.662)
2.390.725.791
1.223.898.742 9.888.657.337 26.599.273.935
117.157.777 (1.296.839.468) (3.072.721.439)
1.341.056.519 8.591.817.869 23.526.552.495
Kewajiban manfaat pekerja Sub jumlah Jumlah
Halaman 34 Page
The Company: Provision for doubtful Accounts Provision for inventory Obsolescence Employee benefit liabilities Unrealized profit from transactions between the company and subsidiaries Sub total Subsidiary Provision for doubtful accounts Provision for inventory obsolescence Employee benefit liabilities Sub total Total
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk AND SUBSIDIARY Notes to Consolidated Financial Statements
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
For the years then ended December 31, 2009 and 2008
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
31. INCOME TAX (Continued)
31. PAJAK PENGHASILAN (lanjutan)
Kredit/(Beban) ke laporan laba rugi/ Credit/(Charged) to statements of income
1 Januari/ January 2008 Perusahaan: Rugi fiskal Penyisihan piutang ragu-ragu Penyisihan persediaan usang Kewajiban manfaat pekerja Keuntungan belum direalisasi atas transaksi induk dengan anak Sub jumlah Anak perusahaan Rugi fiskal Penyisihan piutang ragu-ragu Penyisihan persediaan usang Kewajiban manfaat pekerja Sub jumlah Jumlah
31 Desember/ December 2008
318.404.749
(318.404.749)
-
1.697.482.048
213.683.483
1.911.165.531
739.727.470
609.197.132
1.348.924.602
5.807.316.927
1.285.568.346
7.092.885.273
4.736.826.212 13.299.757.406
1.620.814.979 3.410.859.191
6.357.641.191 16.710.616.597
-
-
-
4.936.894.436
498.772.686
5.435.667.102
3.737.350.416
(508.258.923)
3.229.091.493
863.346.592 9.537.591.444 22.837.348.850
360.552.150 351.065.913 3.761.925.104
1.223.898.742 9.888.657.337 26.599.273.935
Berdasarkan undang-undang perpajakan Indonesia, Perusahaan dan Anak Perusahaan wajib menghitung, menetapkan, membayar, dan melaporkan sendiri pajak terhutang. Direktorat Jenderal Pajak dapat menetapkan atau mengubah kewajiban pajak dalam batas waktu sepuluh tahun sejak tanggal terhutangnya pajak.
The Company: Fiscal loss Provision for doubtful accounts Provision for inventory obsolescence Employee benefit liabilities Unrealized profit from transactions between the company and subsidiaries Sub total Subsidiary Fiscal loss Provision for doubtful accounts Provision for inventory obsolescence Employee benefit liabilities Sub total Total
Under the taxation laws of Indonesia, the Company and subsidiary submits tax return on the basis o self assessment. The tax authority may assess or amend taxes within tenyear from the date the tax become due
32. EMPLOYEE BENEFITS
32. MANFAAT KARYAWAN a. Program Pensiun Perusahaan dan anak perusahaan menyelenggarakan program pensiun iuran pasti untuk semua karyawan tetap yang berumur tidak jauh dari 55 tahun dan mempunyai masa kerja satu tahun sejak diangkat menjadi pegawai tetap.jumlah karyawan yang diikutsertakan dalam program pensiun untuk tahun 2008 dan 2007 masing-masing sebanyak 1.346 dan 1.218 karyawan. Dana pensiun ini dikelola oleh dana pensiun lembaga keuangan (DPKL) PT Bank Negara Indonesia (Persero). Perusahaan dan anak perusahaan memberikan kontribusi iuran sebesar 11% dan karyawan menanggung 2% dari jumlah gaji per bulan.
a. Pension Plan the company and its dubsidiary established defined contribution plans covering all their permanent employees who are not more than 55 years old and have a minimum working period of not less than one year since they became permanent employees. The number of participating employees in the pension plans in 2008 and 2007 were 1.346 and 1.218 respectively. The pension plans are managed by dana pension lembaga keuangan (DPKL) PT Bank Negara Indonesia (Persero). The pensions plans are funded by contribution from the Company and its subsidiary employees at 11% and 2% of pension income, respectively.
Halaman 35 Page
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk AND SUBSIDIARY Notes to Consolidated Financial Statements
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
For the years then ended December 31, 2009 and 2008
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
32. EMPLOYEE BENEFITS (Continued)
32. MANFAAT KARYAWAN (Lanjutan) a.
a. Employee Benefits
Manfaat Pekerja
Perusahaan dan anak perusahaan menyelenggarakan program manfaat PHK karyawan (post-retiremen benefit) sesuai undang-undang ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 tentang penyelesaian pemutusan hubungan kerja dan penetapan uang pesangon. Tidak ada pendanaan yang dilakukan sehubungan dengan program manfaat karyawan tersebut. Jumlah karyawan yang berhak memperoleh manfaat tersebut pada tahun 2008 dan 2007 adalah masing-masing sebanyak 1.346 dan 1.218 karyawan.
The company and its subsidiary calculates and records estimated employee retirement benefits for all its local permanent employee based on labor law No. 13 year 2003 concerning the settlement of labor dismissal and the stipulation of severance pay, gratuity, and compensation in companies. No funding of benefits has been made to date. The number of participating employees in the pension plans in 2008 and 2007 were 1.346 and 1.218 respectively.
Penilaian terakhir biaya manfaat pekerja sesuai dengan PSAK No 24-revisi, dilakukan oleh PT Dian Artha Tama, Aktuaris Independen, sesuai dengan laporan No.176/PSAK/DAT/III/2009 tanggal 10 maret 2009 dengan menggunakan asumsi aktuaria sebagai berikut: 2009 Rp 10% Tingkat bunga per tahun Tingkat proyeksi kenaikan gaji 7% Per tahun Tingkat mortalita CSO-1980 Usia pension normal 55 tahun/years
The latest actuarial valuation report No.176/PSAK/DAT/III/2009, dated March 10, 2009, was done by PT Dian Artha Tama, an independent firm of actuaries, by using the actuarial assumptions as follows:
Rekonsiliasi kewajiban manfaat karyawan diestimasi yang diakui di neraca konsolidasi adalah sebagai berikut:
Reconciliation of employee benefit estimated liability recognized in the consolidated balance sheets is as follows:
Kewajiban awal tahun Pembayaran manfaat pesangon karyawan pada tahun berjalan Beban manfaat karyawan yang diakui pada tahun berjalan Kewajiban akhir tahun
7% CSO-1980 55 tahun/years
2009 Rp 34.640.587.401
2008 Rp 31.577.120.875
(2.414.833.670)
(423.726.361)
4.426.783.266 36.652.536.997
3.487.192.887 34.640.587.401
Rekonsiliasi beban manfaat karyawan yang diakui di laporan laba rugi konsolidasi adalah sebagai berikut:
Beban jasa kini Beban bunga Kerugian aktuaria yang diakui Beban jasa lalu Pengurangan Beban manfaat karyawan
2008 Rp 12%
2009 Rp 3.177.807.192 2.509.172.458 (1.668.058.104) 407.861.720 4.426.783.266
Discount rate per annum Projected salary increase in rate per annum Mortality rate Normal pension age
Balance at beginning of year benefits payment during the year Employee benefits expense recognized during the year Balance at end of year
Reconciliation of employee benefit expense recognized in the consolidated statements of income is as follows: 2008 Rp 1.992.929.257 5.040.429.451 939.357.493 (971.745.312) (3.513.777.972) 3.487.192.917
Halaman 36 Page
Current service expense Interest expense Actuarial losses recognized Past services expense Curtailment Employee benefits expense
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk AND SUBSIDIARY Notes to Consolidated Financial Statements
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
For the years then ended December 31, 2009 and 2008
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
33. PROGRAM PEMILIKAN SAHAM KARYAWAN
33. EMPLOYEE STOCK OPTION PLAN
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan, Akta No. 8 tanggal 12 Februari 2001 dari Notaris Imas Fatimah, SH, pemegang saham menyetujui program kepemilikan saham karyawan (ESOP) sebanyak 28.125.000 saham untuk jangka waktu 3 tahun mendatang. Pembagian hak opsi akan dilaksanakan satu bulan setelah tanggal pencatatan saham perusahaan di Bursa Efek. Masa pelaksanaan hak opsi 22 hari bursa dihitung dari satu tahun sejak tanggal pembagian hak opsi.
Based on Extraordinary Stockholders Meeting of the Company, as stated Deed No. 8 date February 12, 1002 of Notary Imas Fatimah, SH, the stock holders agreed on the granting of Company’s stock totaling 28,125,000 shares to its employees under an employee stock option plan (ESOP), which shall be awarded within the next 3 years. The option wouls be distributed within one month following the listed date of the Company’s stock on the stock exchange. The exercise period of the option is within 22 trading days, one year after the option are distributed.
Pembagian hak opsi tahun pertama sebesar 1/3 bagian dari seluruh hak opsi, akan dikeluarkan dengan harga pelaksanaan 115% dari harga penawaran perdana atau Rp287,5 per saham. Waktu, jumlah pembagian hak opsi dan harga pelaksanaan hak opsi tahun kedua dan ketiga akan ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundangundangan yang berlaku. Setiap hak opsi memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 saham seri B baru perusahaan. Saham tersebut akan dibagikan diambil dari saham dalam simpanan (portepel).
For the first year, 1/3 of the total options under the program will be distributed and shall have an exercise price of the 115% of the initial offering price or Rp287,5 per share. The timing, number and exercise price of the option for the second and third year will be determines in the general stockholders meeting based on existing laws and regulation. Each stock option gives its holder the right to purchase 1 new series B share of the Company. The shares to be distributed will be taken from the unissued shares.
Pada bulan mei 2002, Perusahaan telah membagikan opsi tahun pertama sebanyak 9.375.000 opsi kepada karyawan yang berhak dengan periode pelaksanaan 17 Juni 2002. Jumlah hak opsi yang dilaksanakan sebanyak 2.392.500 opsi.
On May 2002, the Company distributed first year options totaling 9,375,000 option to eligible employees with exercise perios from May 17, 2002 until June 17, 2002 option exercised totaled 2,392,500 options.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan, akta No. 47 tanggal 28 Mei 2002 dari Notaris Imas Fatimah, SH, pemegang saham menyetujui penerbitan sebanyak 9.375.000 hak opsi tahan kedua yang akan dibagikan tanggal 28 Juni 2002 dan dapat dilaksanakan mulai tanggal 8 Januari 2003 sampai dengan 7 Maret 2003 dengan harga pelaksanaan Rp300 per saham. Perusahaan belum menetapkan karyawan yang berhak atas opsi tersebut. Karena itu, dalam periode pelaksanaan, tidak ada hak opsi tahun kedua yang dilaksanakan. Seandainnya Perusahaan membagikan opsi tersebut kepada karyawan, nilai wajar opsi yang dihitung dengan menggunakan Black Scholes option price model adalah sebesar Rp99.077.546 pada tanggal 31 Desember 2002.
Based on Extraordinary Stockholders Meeting of the Company, as stated in deed No.47 Dated May 28, 2002 ofNotary Imas Fatimah, SH, the stockholders agreed to issue the second year options totaling 9,375,000 for distribution on June 28, 2002 and exercisable from January 28, 2003 until March 7, 2003 at an exercise price of Rp300 per share. The Company has not determines the employees who are eligible for such option. Hence, during exercise period, no options for second year were exercised. If the Company determined and distributed such as options to employees, the fair value of such options using the Black Scholes option price model would be Rp99,077,546 as of December 31, 2002.
34. SEGMENTAL INFORMATION
34. INFORMASI SEGMEN USAHA Struktur organisasi Perusahaan dan anak perusahaan serta sistem pelaporan keuangan intern belum dirancang berdasarkan produk dan jasa individual atau kelompok produk dan jasa terkait. Oleh sebab itu, untuk tujuan informasi segmen, manajemen Perusahaan dan anak perusahaan menetapkan segmen usaha berdasarkan pertimbanga risiko dan hasil terkait dengan produk yang dihasilkan yaitu: obat, alat kesehatan dan produk lain.
The organizational structures of the Company and its subsidiaries, as well as their financial reporting system, have not been designed based on individual product and services. Accordingly business segmental information of the Company and its subsidiaries is presented based on judgment risk and result of related product which are medicine, medical devices and other product.
Halaman 37 Page
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk AND SUBSIDIARY Notes to Consolidated Financial Statements
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
For the years then ended December 31, 2009 and 2008
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
34. SEGMENTAL INFORMATION (Continued)
34. INFORMASI SEGMEN USAHA (Lanjutan)
The principal activities of these segmental consists of: a. Medicine, production and distribution of ethical medicines and over-the counter (OTC) medicine.
Kegiatan utama segmen usaha tersebut terdiri dari: a. Obat, memproduksi dan mendistribusikan obatobatan yang terdiri dari obat etical dan obat Over The Counter (OTC). b. Alat kesehatan, mendistribusikan produk alat kesehatan. c. Lain-lain, memproduksikan dan mendistribusikan obat hewan, mesin farmasi dan kosmetik.
b.
Medical device, distribution of medical devices.
c.
Others, production and distribution of medicines, pharmacy machine and cosmetic.
animal
31 Desember 2009 Obat Penjualan bersih
753.748.712.652
Jawa ASET Asset Lancar Asset Tidak Lancar Total Asset LABA-RUGI Penjualan Bersih Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Beban Usaha Laba (rugi) Usaha Bersih Penghasilan (beban) lain-lain Laba (rugi) Usaha Sebelum Pajak
Alat Kesehatan 355.346.267.628
Sumatera
Jumlah
Lainnya 15.960.410.656
Kalimantan
1.125.055.390.936
Bali, NTB & Indonesia Timur
Sulawesi
Total
468.391.645.016 145.421.794.518 613.813.439.534
65.891.048.711 895.574.332 66.786.623.043
15.150.404.981 220.316.582 15.370.721.563
14.468.206.156 104.380.311 14.572.586.468
17.320.466.249 171.040.790 17.491.507.039
581.221.771.114 146.813.106.533 728.034.877.647
766.371.673.057 (541.546.524.044) 224.825.149.013 (205.603.602.055) 19.221.546.959 (33.458.902.016) (14.237.355.057)
211.691.693.345 (161.557.595.119) 50.134.098.226 (31.403.842.874) 18.730.255.352 172.538.121 18.902.793.473
51.932.122.456 (39.965.213.559) 11.966.908.898 (7.359.665.112) 4.607.243.785 20.160.035 4.627.403.820
38.424.063.494 (31.783.266.080) 6.640.797.414 (6.114.469.863) 526.327.550 3.476.660 529.804.210
56.635.838.584 (45.566.979.330) 11.068.859.254 (8.245.449.541) 2.823.409.713 19.949.889 2.843.359.601
1.125.055.390.936 (820.419.578.132) 304.635.812.804 (258.727.029.445) 45.908.783.359 (33.242.777.311) 12.666.006.048
31 Desember 2008 Obat Penjualan bersih
798.670.691.351
Sumatera ASET Asset Lancar Asset Tidak Lancar Total Asset LABA-RUGI Penjualan Bersih Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Beban Usaha Laba (rugi) Usaha Bersih Penghasilan (beban) lain-lain Laba (rugi) Usaha Sebelum Pajak Dan Pos Luar Biasa
Alat Kesehatan 660.591.552.300
Jawa
Jumlah
Lainnya
Kalimantan
19.323.011.744
Sulawesi
1.478.585.255.395
Bali, NTB & Indonesia Timur
Total
62.351.915.681 1.054.344.653 63.406.260.334
710.646.950.095 119.181.004.090 829.827.954.185
26.008.907.381 255.440.097 26.264.347.477
19.813.572.252 126.787.406 19.940.359.659
24.494.657.018 209.990.477 24.704.647.495
843.316.002.427 120.827.566.723 964.143.569.150
263.662.350.714 (85.354.971.171) 178.307.379.543 (118.444.751.897) 59.862.627.646 (38.532.499.534)
1.039.242.631.728 (922.678.471.286) 116.564.160.442 (122.394.460.929) (5.830.300.488) (13.662.467.823)
62.008.213.476 (45.682.971.828) 16.325.241.647 (10.619.528.781) 5.705.712.866 234.160.704
55.025.706.589 (45.363.493.262) 9.662.213.327 (8.185.146.221) 1.477.067.106 323.694.574
58.646.352.888 (46.102.513.453) 12.543.839.435 (10.739.496.900) 1.804.342.535 177.737.551
1.478.585.255.395 (1.145.182.421.000) 333.402.834.394 (270.383.384.729) 63.019.449.666 (51.459.374.528)
21.330.128.112
(19.492.768.311)
5.939.873.570
1.800.761.680
1.982.080.087
11.560.075.138
Halaman 38 Page
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk AND SUBSIDIARY Notes to Consolidated Financial Statements
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
For the years then ended December 31, 2009 and 2008
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
35. MONETERY ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCIES
35. ASET DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING
Tahun 2009 Aset Kas dan setara kas Piutang usaha Jumlah aktiva Kewajiban Hutang usaha
Mata Uang asing/ Foreign currency USD
77,559.09
729.055.431
USD
224,891.00
2.113.975.400 2.843.030.831
USD Eur
3,647,169.76
Jumlah kewajiban Kewajiban bersih Tahun 2008 Aset Kas dan setara kas
Rp
34.283.395.744 34.283.395.744 31.440.364.913
USD
230,591.94
2.524.981.774
Piutang usaha Jumlah aktiva Kewajiban
USD
159,783.67
1.749.631.186 4.274.612.960
Hutang usaha
USD Eur
1,404,944.61 17,775.00
Jumlah kewajiban Kewajiban bersih
15.384.143.466 274.305.362 15.658.448.828 11.383.835.868
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, kurs yang digunakan oleh Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut: 2009 Rp 1 Dollar Amerika Serikat 9.400
36. PERIKATAN-PERIKATAN YANG SIGNIFIKAN a. Perusahaan dan anak perusahaan melakukan perjanjian kerjasama distribusi dengan PT Tobbest busindo tanggal 19 Juni 2008, PT Widartha tanggal 26 Desember 2007, Aditama Raya Farmindo tanggal 30 April 2008, PT Endo Medica tanggal 29 agustus 2008, PT DKSH Tunggal tanggal 24 November 2008, PT Graha arma tanggal 10 Oktober 2007, PT Yama Medica tanggal 25 Januari 2008, PT Edan instrumen tanggal 10 Maret 2008, PT Dos Ni Roha tanggal 1 Agustus 2008, PT Heltindo Internasional tanggal 8 Februari 2005, PT Bio Farma (Persero) tanggal 28 Desember 2007, PT Indo Medika Karya tanggal 11 April 2005, dan PT Merapi Utama Karya tanggal 23 Februari 2008 untuk mendistribusikan dan memasarkan produk. Jangka waktu perjanjian 1 s.d. 3 tahun dan dapat diperpanjang.
Year 2009 Assets Cash and cash equivalent Trade accounts receivable Total assets Liabilities Trade accounts payable Total liabilities Net liabilities Year 2008 Assets Cash and cash equivalent Trade accounts receivable Total assets Liabilities Trade accounts payable Total liabilities Net liabilities
On December 31, 2009 and 2008 the conversion rates used by company and its subsidiary were as follows: 2008 Rp 10.950
1 US Dollar
36. SIGNIFICANT BINDINGS a. The Company and its subsidiary entered into distribution agreements with PT Tobbest Busindo on June 19, 2008, PT Widartha on December 26, 2007, Aditama Raya Farmindo on April 30, 2008, PT Endo Medica on August 29,2008, PT DKSH Tunggal on November 24, 2008, PT Graha Farma on Oktober 10, 2007, PT Yama Medica on January 25, 2008, PT Edan Instruments on March 10, 2008, PT Dos Ni Roha on February 5, 2003, PT Heltindo International on February 8, 2005, PT Bio Farma (Persero) on December 28, 2007, PT Mitra Medidua on December 8, 2004, PT Indo Medika Karya on April 11, 2005, and PT Merapi Utama Farma on February 23, 2008 for the distribution and sale of the products. The terms of the agreements range between 1 to 3 years and can be extended.
Halaman 39 Page
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk AND SUBSIDIARY Notes to Consolidated Financial Statements
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
For the years then ended December 31, 2009 and 2008
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
36. PERIKATAN-PERIKATAN YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)
36. SIGNIFICANT BINDINGS (Continued)
b. Perusahaan mempunyai perjanjian distribusi dengan Eurohealth Care Exponent, Inc (Filipina) tanggal 14 Februari 2005 untuk mendistribusikan dan memasarkan produk Perusahaan.
b. The company entered into distribution agreements with Eurohealth Care Exponent, Inc (Philippines) on February 14, 2005 for the distribution and sale of the Company’s product.
c. Perusahaan mempunyai perjanjian distribusi agen dengan IFAA Germany untuk distribusi obat di wilayah Iraq pada tanggal 22 Agustus 2008.
c. the Company have agent agreement with IFAA Germany for medicine distribution Iraq region on 22 Augusts 2008.
d. Perusahaan melakukan perjanjian dengan The Importer and Responsible Subject Spolka z.o.o Cowik pada tanggal 3 Maret 2008 untuk memasarkan dan mendistribusikan produk prolipid, bioginko, dan lainnya di wilayah Polandia.
d. The Company conducted agreement with the Importer and Responsible Subject Spolka z.o.o Cowik on March 3, 2008, for marketing and distribution of prolipid, bioginko, and others products to Poland Region.
e. Perusahaan melakukan perjanjian dengan Bismillah Traders yang bertindak sebagai distributor tunggal produk perusahaan di Pakistan pada tanggal 3 Maret 2009.
e. The Company conducted agreement with Bismillah Traders who act as single distributor company product in Pakistan on March 3, 2009.
f. Perusahaan mempunyai perjanjian lisensi obat nama dagang dengan recordati Itali tanggal 11 April 1995. Berdasarkan perjanjian lisensi tersebut, Perusahaan mempunyai hak ekslusif untuk memproduksi, memasarkan dan melakukan pendaftaran produkproduk lisensi yang bersangkutan di Indonesia serta berkewajiban untuk menggunakan kemasan yang telah ditentukan, menjaga mutu dari produk-produk lisensi yang bersangkutan dan tidak boleh mendaftarkan nama dagang produk lain yang mempunyai kemiripan dengan nama dagang produk tersebut.
f. The Company entered into license agreements with Recordaty Italy on April 11, 1995. Based on these agreement, the Company was granted exclusive right to produce, sell and register the licensed products in Indonesia and was obliged to use the packaging that has been notified and approved maintain high quality standards of the products and disallow the Company to register any other name which may be confusingly similar to the brand name of the licensed products.
g. Perusahaan mempunyai perjanjian dengan PT Pyramid Tbk pada tanggal 28 Agustus 2007 untuk perjanjian penjualan produk INAF tertentu dalam jangka waktu 5 tahun.
g. Company have agreement with PT. Pyridam Tbk on 28 Augusts 2007 for product sale certain INAF within 5 years.
h. Perusahaan mempunyai perjanjian dengan One Pharma Company Inc. Pada tanggal 28 Agustus 2007 untuk perjanjian penjualan produk perusahaan di Philipina untuk jangka waktu 1 September 2007 sampai dengan 31 Agustus 2012. i. Perusahaan mempunyai perjanjian dengan Shijiazhuang Pharm Group Hebei Zhongrun Parmaceutical Co.Ltd tanggal 21 Januari 2008 untuk pengadaan bahan baku Amoxilin trihidrayte dan Ampicilin trihidrayte produce untuk jangka waktu satu tahun dimulai bulan Februari 2008 dengan skedul pengiriman kurang lebih 50 metric ton per bulan.
h. Company have agreement wit One Pharma Company Inc. on 28 August 2007 for agreement of company product sale in Filipina for the duration of 1 september 2007 up to 31 August 2012. i. Company have agreement with Shijiazhuang Pharm Group Hebei Zhongrun Parmaceutical Co.Ltd on 21 January 2008 for raw material purchasing Amoxilin trihidrayte and Ampicilin trihidrayte for the duration of a one year thet started on February 2008 with delivery schedule more or less 50 metric ton per month.
Halaman 40 Page
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk AND SUBSIDIARY Notes to Consolidated Financial Statements
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
For the years then ended December 31, 2009 and 2008
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
36. PERIKATAN-PERIKATAN YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)
36. SIGNIFICANT BINDINGS (Continued)
j. Perusahaan mempunyai perjanjian dengan Nam Dong Co. Ltd dan PT Imar Infos Sarana pada tanggal 6 desember 2007 untuk penjualan produk tertentu untuk jangka waktu 5 tahun.
j. Company have agreement with Nam Dong Co. Ltd and PT Imar Infos Sarana on December 6, 2007 for certain product sale for duration of 5 years.
k. Perusahaan membuat perjanjian dengan RSUP Nasional DR. Ciptomangunkusumo dengan nomor 6185/TU.K/54/VIII/2008 pada tanggal 29 Agustus 2008 dan terdapat addendum nomor 12083/TU.K/54/X/2009 tentang penyediaan alat laboratorium otomatisasi dan sistem informasi laboratorium, dengan jangka waktu perjanjian sejak 29 Agustus 2008 sampai dengan 31 Mei 2014. Sesuai perjanjian tersebut pasal 6 PT IGM berkewajiban melakukan renovasi laboratorium serta menempatkan peralatan laboratorium di lahan RSUP Nasional DR. Ciptomangunkusumo yang akan dioperasikan/dipergunakan oleh RSUP Nasional DR. Ciptomangunkusumo untuk menunjang pemeriksaan pelayanan laboratorium di Departemen Patologi Klinik RSUP Nasional DR. Ciptomangunkusumo dengan rincian sebagai berikut:
k. Company have agreement with RSUP National DR. Ciptomangunkusumo with number 6185/TU.K/54/VIII/2008 on August, 29, 2008 and there are number addendum 12083/TU.K/54/X/2009 about is providing automatization laboratory appliance and laboratory information system, with agreement periode since August, 29, 2008 up to 31 May 2014.
alat pra-analitik otomatis, merek Modular Pre Analytic Plus (MPA Plus). • alat hematology beserta UPS dan kelengkapannya. • alat koagulasi beserta UPS • alat hygrometer • alat dehumidifier Sesuai perjanjian tersebut pasal 5 PT IGM memiliki hak reagensia untuk menyediakan peralatan laboratorium dan barang medis habis pakai.
•
According to the agreement article 6 PT IGM is obliged to renovate laboratory and also place equipments of laboratory in RSUP National DR. Ciptomangunkusumo to be operated / to be utilized by RSUP National DR. Ciptomangunkusumo to support inspection of laboratory service in Department Pathology Clinic RSUP National DR. Ciptomangunkusumo with the following detai.:
automatic pra-analitik appliance, Modular brand of Pre Analytic Plus ( MPA Plus) • hematology appliance along with UPS and its equipment • koagulasi appliance along with UPS • hygrometer appliance • dehumidifier appliance According to the agreement section 5 PT IGM have reagensia rights to provide equipments of medical goods and laboratory used up/finished wear.
•
37. ECONOMIC CONDITION
37. KONDISI PEREKONOMIAN Keadaan makro ekonomi di Indonesia pada tahun 2009 relatif stabil dan tingkat suku bunga yang relatif stabil. Namun nilai tukar rupiah sidikit mengalami fluktuasi dan cenderung menguat. Iklim investasi juga masih dinilai negatif karena berbagai masalah seperti tenaga kerja, keamanan, ketidakpastian hukum dan sosial politik. Di samping itu sektor perbankan belum dapat berperan secara efektif sebagai intermediator untuk menyalurkan kredit baru. Kredit perbankan mengalami peningkatan namun sebagian besar adalah peningkatan kredit konsumsi dan modal kerja. Kredit perbankan untuk investasi belum mengalami peningkatan yang cukup berarti. Menghadapi situasi diatas, Manajemen telah menyusun strategi sebagai berikut:
Macro-economic situation in Indonesia in year 2009 were relatively stable and interest rates relatively stable. But the exchange rate had fluctuated and tended sidikit strengthened. The investment climate is also still seen as negative because of various problems such as labor, security, legal, social and political uncertainty. In addition, the banking sector can not function effectively as an intermediary in channeling new credit. Bank loans have increased but the majority are consumer lending and working capital. Investment loans have not yet increased significantly.
Dealing with the current situation, Management has developed these strategies:
Halaman 41 Page
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk AND SUBSIDIARY Notes to Consolidated Financial Statements
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian
For the years then ended December 31, 2009 and 2008
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
37. ECONOMIC CONDITION (Continued)
37. KONDISI PEREKONOMIAN (Lanjutan) a. Peningkatan efisiensi dan keefektifan operasional dengan mendukung sistem teknologi informasi serta pengelolaan pengawasan dan resiko yang lebih komprehensif. b. Penataan portofolio produk dan peluncuran produk baru ke pasar untuk memitigasi resiko ketergantungan terhadap produk tertentu. c. Pengembangan kerjasama strategis dalam rangka penelitian dan pengembangan. d. Mendapatkan prinspal baru dan lisensi produk. e. Menyiapkan fasilitas produksi yang memenuhi persyaratan cGMP. f. Peningkatan kepuasan pelanggan.
a. Improved the process efficiency and effectiveness by engaging information system and technology with comprehensively involving process control and risk mitigation. b. Arrange product portfolio and launch new product to reduce to dependencies on commodity current product.
Pemulihan perekonomian ke kondisi yang sehat dan stabil sangat tergantung pada kebijakan fiskal dan moneter yang terus menerus diupayakan pemerintah dengan menyehatkan ekonomi – suatu tindakan yang berada diluar kendali perusahaa. Oleh karena itu, tidaklah mungkin untuk menentukan dampak dari masa depan kondisi ekonomi terhadap likuiditas dan pendapatan Perusahaan dan anak perusahaan, termasuk dampak mengalirnya dana investor pelanggan dan pemasok dari Perusahaan dan anak perusahaan.
Economic recovery mostly depend on the fiscal and monetary policies part of government effort – which is beyond management control. Therefore, it is impossible to predict the impact of economic condition onto liquidity of the Company and its subsidiaries, including the implication of cash flows.
c. Develop strategic arrangement for research and development d. Attain new product principal and new product license e. Prepared production facility to meet cGMP qualification. f. enhance costumer satisfaction.
38. RECLASSIFICATION ACCOUNT
38. REKLASIFIKASI AKUN Beberapa akun dalam laporan keuangan tahun 2008 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan tahun 2009. Rincian akun tersebut adalah sebagai berikut: Laporan Terdahulu/ Previous Report Piutang Usaha Pajak Dibayar Di Muka
Many account in the financial statement in 2008 has been reclassification therefore as according to disclosure of financial statement in 2009. The details of those account as follows:
Reklasifikasi/ Reclassification
Disajikan Kembali/ Represent
206.252.902.924 130.878.731.666
(4.377.150.791) 2.709.044.037
201.875.752.133 133.587.775.703
Total Aset Lancar
844.984.109.182
(1.668.106.754)
843.316.002.428
Total Aset
965.811.675.904
(1.668.106.754)
964.143.569.150
15.639.509.667
1.223.383.778 (2.891.490.532)
1.223.383.778 12.748.019.135
Kewajiban Lancar Lainnya Hutang Pajak
Account Receivable Prepaid Taxes Total Current Assets Total Asset Other Current Liabilities Tax Payable
39. FINANCIAL STATEMENT AND SUBSEQUENT EVENTS
39. LAPORAN KEUANGAN DAN KEJADIAN SETELAH TANGGAL NERACA Laporan keuangan tanggal 31 Desember 2009 diselesaikan oleh manajemen pada tanggal 25 Maret 2010. Tidak ada kejadian setelah tanggal neraca yang memiliki pengaruh signifikan dengan laporan keuangan.
Financial statements as of December 31, 2009 were reported by management on March 25, 2010. There is no subsequence events which has significant effect to financial statements.
Halaman 42 Page
82,381,996,935 4,527,096,592 , , , 210,398,767,747 563,124,649,177
91,893,769,746 10,428,654,697 , , , 233,585,813,095 517,240,931,604
517,240,931,604 -
-
16,710,616,597 106,779,057,623
14,934,734,626 116,328,654,026
139,856,468,651 9,016,732,067 6,697,888,620 352,725,881,430
84,528,731,357 2,740,170,333 4,260,943,824 283,655,118,509
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
ASET TIDAK LANCAR 2q, 29 Aset pajak tangguhan 2f, 9 Investasi jangka panjang Aset tetap (setelah dikurangi akumulasi penyusutan 2009: Rp120.231.177.241 dan 2008: Rp118.075.297.014) 2j, 10 Aset lain-lain 2k,, 11 Jumlah aset tidak lancar JUMLAH ASET
2,369,074,393
3,622,909,897
Other assets
NO CURRENT ASSET Deferred tax asset Long term investment Fixed Asset (net of acumulated depreciation of 2009: Rp120.231.177.241 and 2008: Rp118.075.297.01-
Prepaid taxes Advance and prepaid expenses
Other receivables (net of provision for doubtful Inventories (net of provision inventory obsolence of 2009: Rp4.558.109.885and 2008: Rp3.161.240.523)
Current Asset Cash and cash equivalent Trade receivable (net of provision doubtfull accounts of 2009 and 2008: Rp5.815.750.9620
14,475,189,275 180,310,528,424
8,580,598,501 179,921,764,597
ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c, 2e, 3 2c, 2d, 2g, 4, 31, 33 Piutang usaha (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu 2009: p ) dan 2008: Rp5.815.750.962) 2g, 5 Piutang lain-lain Persediaan (setelah dikurangi penyisihan persediaan 2009: Rp4.558.109.885 dan 2008: Rp3.161.240.523) 2i, 6 Pajak dibayar dimuka 2q, 7 8 Uang muka dan biaya dibayar dimuka Jumlah aset lancar
2008 Asset
2009
ASET
Catatan
PT INDOFARMA (PERSERO) TBK - INDUK PERUSAHAN NERACA Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah Penuh)
Saldo laba: 13,980,477,188 (100,287,417,768) 298,720,165,596 517,240,931,604
0
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
Ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya Jumlah Ekuitas JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
309,926,750,000 75,100,356,176
EKUITAS Modal saham Modal dasar 10 milyar saham dengan nilai nominal Rp100 per lembar saham. Modal ditempatkan dan disetor tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 masing-masing b k 3 099 267 500 h Tambahan modal disetor 20 21
15,749,311,408 31,288,310,920 47,037,622,328 218,520,766,008
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Hutang jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam s 2d, 18 2o, 19 Kewajiban manfaat pekerja Jumlah kewajiban tidak lancar Jumlah kewajiban
13,980,477,188 (102,413,055,718) 296,594,527,646 563,124,649,177
309,926,750,000 75,100,356,176
30,322,823,615 30,322,823,615 266,530,121,531
EQUITY Capital stock 10 Billion shares. Subscribed and paid up
Employee benefit liability Total of non current liabilities Total of liabilities
ToTal liabilities and equity
385,027,106,176 Additional paid-in capital Retained earnings: Appropriated unapropriated
paid up 3,099,267,500 shares both in 2008 and 2007
NON CURRENT LIABILITIES Long term payables-net pa ables net pro provision ision for one year ear period
CURRENT LIABILITIES Bank loans Trade p payables y Customers advance Taxes payables Accrued expenses Long term bank loan for a year
124,931,196,704 93,596,333,829 434,628,851 10,064,592,114 7,180,546,418 236,207,297,916
77,837,077,328 63,156,015,593 725,345,733 10,042,811,224 10,021,893,802 9,700,000,000 171,483,143,680
KEWAJIBAN LANCAR Hutang bank 12 g usaha 2c, 2d, 13, 33 Hutang Uang Muka Penjualan 14 2q, 15 Hutang pajak 16 Biaya yang masih harus dibayar 17 Hutang Bank Jk.panjang jatuh tempo dalam satu tahu Jumlah kewajiban lancar
2008 LIABILITIES AND EQUILITY
2009
PT INDOFARMA 9PERSERO0 Tbk - PARENT COMPANY INCOME STATEMENTS for the years then ended ecember 31, 2009 and 2008
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Catatan
PT INDOFARMA (PERSERO) TBK - INDUK PERUSAHAN NERACA Tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah Penuh)
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
15.11 1.62
Earning per share 6.23 0.69
LABA PER LEMBAR SAHAM DASAR Laba operasi Laba bersih 30 30
5,031,898,680 Net Income
2,125,637,969
7,325,876,764 income before income tax
Other Income (Expenses) Income from investments borrowing costs gain 9loss) on foreign exchange #NAME? Loss on allowance for doubtful accounts Other ‐ Net
LABA BERSIH
6,362,354,396
LABA SEBELUM PAJAK
1,423,813,052 (20,330,424,989) (17,443,836,729) (2,030,657,106) (1,116,739,064) (39,497,844,836)
Tax (expenses) benefit (5,704,837,274) current 3,410,859,190 Deferred (2,293,978,084)
9,549,596,403 (20,449,272,964) 2,398,363,354 (1,458,107,035) (2,975,209,113) (12,934,629,355)
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN‐LAIN Hasil Investasi 2f, 26 Beban Pinjaman 2n, 27 Kerugian kurs mata uang asing ‐ bersih Kerugian penyisihan persediaan Lain‐lain ‐ bersih 2m, 28 Jumlah Beban Diluar Usaha ‐ Bersi
46,823,721,599 income from operation
554,678,903,394 Net sales 426,759,985,618 cost of good sold 127,918,917,776 gross profit Operating expenses 34,077,808,071 Sales 47,017,388,106 General and administrative 81,095,196,177
2008
PT INDOFARMA (PERSRSERO) Tbk‐ PARENT COMPANY INCOME STATEMEnTs For the yerars then ended December 31, 2009 and 2008
BEBAN (PENGHASILAN) PAJAK Pajak Kini 2q, 29 (2,460,834,456) Pajak Tangguhan 2q, 29 (1,775,881,971) Jumlah Beban (Penghasilan) Pajak (4,236,716,427)
19,296,983,751
LABA USAHA
435,244,929,117 315,165,764,151 120,079,164,966
2009
54,179,999,703 46,602,181,512 100,782,181,215
Catatan
PENJUALAN BERSIH 2 m, 22 BEBAN POKOK PENJUALAN 2 m, 23 LABA BRUTO BEBAN USAHA Beban Penjualan 2 m, 23 Beban Umum dan Adm2 m, 24 Jumlah Beban Usaha
PT INDOFARMA (PERSERO) TBK ‐ INDUK PERUSAHAN LAPORAN LABA RUGI UNTUK TAHUN‐TAHUN YANG BERAKHIR 31 Desember 2009 dan 2008 (Dinyatakan dalam Rupiah Penuh)
Saldo per 31 Desember 2009
Rugi bersih
Saldo per 31 Desember 2008
Laba bersih
Saldo per 1 Januari 2008
C a t a
309,926,750,000
-
309,926,750,000
-
309,926,750,000
Modal saham
75,100,356,176
-
75,100,356,176
-
75,100,356,176
Tambahan modal disetor
13,980,477,188
-
13,980,477,188
-
13,980,477,188
(100,287,417,768) (0)
(100,287,417,768)
2,125,637,969
(102,413,055,718)
5,031,898,680
(107,444,954,398)
Tidak ditentukan penggunaanya
Saldo Laba (Rugi) Ditentukan penggunaanya
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
PT INDOFARMA (PERSERO) TBK - INDUK PERUSAHAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
halaman 4 dari 31
298,720,165,596 1
298,720,165,596 Balance as of December 31, 2009
2,125,637,969 Net loss
296,594,527,646 Balance as of Decembe
5,031,898,680 Net income -
control 291,562,628,966 Balance as of january 1, 2008
Jumlah ekuitas
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk PARENT COMPANY STATEMENT OF CHANGES IN EQUITIES For the years then ended December 31, 2009 and 2008
Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan Pajak penghasilan Bunga Penerimaan restitusi pajak Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi
Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi
Penerimaan hasil investasi Perolehan aktiva tetap
Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas
Pembayaran hutang bank Penerimaan hutang bank
(7 449 035 949) (7,449,035,949) 14,475,189,275 1,554,445,175 8,580,598,501
(22,822,400,832)
(47,094,119,375) 24,271,718,543
(20,977,667,185)
(20,977,667,185)
466,509,903,871 (393,189,292,239) (24,125,384,610) (20,449,272,964) 7,605,078,010 36,351,032,068
2009 Rp
8,580,598,501 0
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
PENURUNAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN Pengaruh perubahan kurs mata uang asing KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
-
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
-
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
-
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
PT INDOFARMA (PERSERO) TBK - INDUK PERUSAHAN LAPORAN ARUS KAS Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
cash flows from investiong activities
Net cash provided by 9used for) operating activities
Casg reseipot from customers Cash paid to supplies and employees Income tax paid interest pais
Cash flow from operating activities
(13,557,304,450) (13 557 304 450) 26,441,803,207 1,590,690,518 14,475,189,275
-
Cash and cash equivalent cash and cash equivalents at beginning of the year effects of foreign exchange rate charges cash and cash equivalets at end of year
25,085,219,751 Net cash provided by 9used for0 financing activities
- Payments of bank loans 25,085,219,751 Proceed from bank loans
cash flows from financing activities
(14,305,203,371) Net cash provided by investing activities
8,767,123 Income received from investments (14,313,970,494) acquisitions of property, plant and equipment
560,039,002,704 (553,526,558,066) (10,519,340,479) (20,330,424,989) (24,337,320,830)
2008 Rp
PT INDOFARMA (PERSERO) Tbk- PARENT COMPANY STATEMENT OF CASH FLOWS For the year then ended December 31, 2009 and 2008
114
a n n ua l r e p o r t 2 0 0 9 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T bk
a n n ua l r e p o r t 2009 PT I n d o fa r m a ( p e r s e r o ) T b k
Kantor Pusat dan Pabrik Head Office and Manufacturing Plant Jalan Indofarma No.1, Cikarang Barat Bekasi 17530 Phone (021)-8832 3971 Fax (021)-8832 3972 – 73 http://www.indofarma.co.id E-mail:
[email protected]
Kantor Komersial Commercial Office Jalan Tambak No. 2, Kebon Manggis, Jakarta 13150 Phone (021) 8590 8350 Fax (021) 8574 503