Annex 2. Hasil Kerja Kelompok
Diskusi Kelompok Kabupaten Lombok Utara, Gumi Tioq, Tata, Tunaq Mataram, 9-10 September 2014 Diskusi kelompok dibagi dalam 3 agenda, 1) Diskusi aspirasi Proyek Kemakmuran Hiaju, 2) Diskusi Kelembagaan MSF kedepan dan 3) Rencana Tindak Lanjut dari hasil pertemuan Pemangku Kepentingan yang dilakukan saat ini. Diskusi ini dikuti oleh 30 orang, 6 perempuan dan 24 laki-laki dari instansi pemerintah, instansi vertical, LSM lokal dan kelompok masyarakat yang berada di KLU. Selain itu juga dihadiri oleh P3W UNRAM, PPLH UNRAM, SCBFWM, LP2IP-NTB dan LSM yang berkantor di Mataram seperti PEKKA-NTB, FFI, Koslata, Transform, PSP NTB, YKPR-NTB, LSBH-NTB, Lumbung – NTB, ANNISA, YSLPP, LSDM, Santai dan Santiri (17 orang, 4 perempuan dan 13 laki-laki). Diskusi kelompok KLU difasilitasi oleh Nina Hernidiah dan Hirmen Sofyanto, serta Pak Sigit Widodo, khususnya dalam penjelasan kegiatan Participaory Land Use Palnning (PLUP). 1) Diskusi Aspirasi Proyek Kemakmuran Hijau Diskusi dimulai pada Hari Selasa, 15.45 – 17.00, kemudian dilanjutkan pada Hari Rabu pada pukul 09.00 – 11.00. Diskusi Selalasa lebih fokus pada mengidentifikasi potensi di KLU terkait dengan Renewable Energy, Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Pertanian Berkelanjutan. Setiap peserta diberikan kesempatan untuk menuslikan gagasannya di meta plan dan dikumpulkan ke fasilitator. Hal ini dilakukan satu persatu antara RE, PSDA dan PB. Kemudian fasilitator melakukan kompilasi untuk diperdalam pada diskusi lanjutan pada Hari Rabu. Hari Rabu, diskusi dimulai dengan pemaparan hasil kompilasi oleh fasilitator, kemudian peserta dibagi dalam dua kelompok sesuai dengan potensi yang muncul pada identifikasi. Yaitu: 1) Kelompok Hulu (isu HKm, HTR, Hutan Desa, Pariwisata, Perkebunan dan Pertanian) dan 2) Kelompok Hilir (Potensi Pesisir dan pantai, pariwisata dll). Hasil diskusi dari kedua kelompok tersebut adalah: Energi Terbarukan Tema Biogas
Lokasi Potensial - Limbah ternak : o di 5 Kecamatan (Kayangan, Gangga, Pemenang, Bayan, Tanjung) Populasi ternak sapi di KLU /th 2013 mencapai 65.000 dengan metode kandang kelompok, ketersediaan pakan masih mencukupi, bermanfaat jangka panjang, limbah digunakan untuk pupuk organic, membantu perempuan untuk kegiatan produktif, bisa terjangkau oleh golongan masyarakat ekonomi menengah ke bawah.
Pelaksana Kelompok Tani Ternak/Koperasi Tani Catatan: Ada regulasi tentang bantuan ternak potensi untuk memanfaatkan limbah ternak yang dikandang kolektif
o o o o o o -
Biomass
-
Bioetanol Micro Hydro (PLTMH )
-
Ampas Biogas (slury) untuk pellet ikan dan bebek Genggelang, Kecamatan Gangga Bayan Gondang Timur, Desa Gondang, Kecamatan Gangga Santong—Mengurangi penebangan kayu Integrasi biogas dengan ternak –peningkatan ekonomi masyarakat Limbah kotoran manusia: wilayah pesisir dan upland Wilayah yang belum memadai/memiliki penerangan (masih perlu klarifikasi lokasi-lokasi yang belum ada penerangan) Pemanfaatan Cangkang kemiri Desa Bentek dan Pemenang Kemiri dan Jarak Kepyar (320 Ha di wilayah Kecamatan Kayangan dan Bayan) sumber bahan bakar omprongan tembakau & home industry, memperbaiki kondisi lingkungan, menyerap tenaga kerja, meningkatkan pendapatan, biaya murah, mudah dilakukan Potensi pengembangan Jarak masih perlu dijajagi. Desa Gangga Desa Selengen, Gangga & Kayangan Potensi air terjun: Lokok sidutan, sambik jengkel, amoramor, pandua (Kayangan) dan Lokok putek (Bayan) Yang sudah ada: 1) PLTMH Kokok Putih, 2) PLTMH Santong dan 3) PLTMH Bayan (Teres Genit & Ko Sabang) Potensi PLTMH: 1) PLTMH Dusun Kuripan, Desa Rempek (Bendungan Rempek), KecamatanKayangan, 2) PLTMH Selelos – Bentek & Tiu Teja-Santong, 3) PLTMH Senjajak-Sambik Bangkol Gili Trawangan (Pulau Mandiri Energi), Kecamatan Gangga, Kayangan dan Bayan Potensi PLTS: 1) PLTS Komunal Desa Selengen (3 dusun), 2) PLTS Komunal 3 Gili
Solar/Ten aga Surya (PLTS)
-
Tenaga Angin
- Desa Malaka, kecamatan Pemenang (sepanjang jalan Provinsi Nipah-Malimbu) digunakan sebagai penerangan jalan dan obyek wisata, diperlukan kajian tentang kelayakan kecepatan angin - Gili Trawangan dan 21 Desa pesisir
Tenaga Arus Laut/air laut
-
Swasta Masyarakat untuk skala mikro
Pemdes Gili Indah Pemda KLU Swasta Masyarakat untuk skala mikro Swasta Masyarakat untuk skala mikro Swasta Masyarakat untuk skala mikro LSM
Pertanian Berkelanjutan Tema Peternakan
Lokasi Potensial - Peternakan sapi, kambing dan unggas (ternak besar dan kecil) diintegrasikan dengan biogas, pemanfaatan limbah
Pelaksana BUMDES Kelompok Masyarakat
Perkebunan
Pertanian
ternak untuk pupuk organic dan invetasi petani. Semua wilayah KLU memiliki potensi peternakan. - Penggemukan sapi jantan, contoh di Genggelang - Potensi lahan tersedia dan masyarakat memiliki keterampilan pemeliharaan ternak, dan pakan memadai - Pengembangan bibit ternak, bibit unggul pertanian. Ada contoh di Desa Santong, Dusun Gubuk Baru. - Kopi, pisang, cacao, cengkeh berlokasi di wilayah hulu KLU - Karet - Kayu-kayuan: Mahoni, Jati - Kelapa –diseluruh kecamatan - Mete – diseluruh kecamatan - Kopi – diseluruh kecamatan - Padi – diseluruh kecamatan - Cacao – di 4 kecamatan - Cengkeh – 2 kecamatan - Duren – 3 kecamatan - Mangga dan pisang – seluruh kecamatan - Avocado – 3 kecamatan - Pengolahan VCO dari sumberdaya kelapa yang berlimpah - Aren - Pemenang: Kelapa, aren coklat - Pemanfaatan sabut kelapa—bahan pelapis kursi mobil - Budidaya Bambu –Desa Karang Bajo, Kecamatan Bayan - Teh: Kecamatan Bayan - Sertifikasi organic perkebunan Mangga (bayan dan kayangan) - Padi, jagung dan kacang tanah - Pengembangan tanaman keladi sebagai alternatif pangan di Jenggala dan Tegal Maja (Ada Lokasi Kelola Masyarakat dalam bentuk HKm, bisa memanfaatkan lahan dibawah tegakan untuk penanaman keladi sebagai sumber cadangan pangan) - Padi, Palawija dan Jagung –Potensial di Tanjung dan Gangga - Jagung, Potensila di Desa Akar-akar dan Mumbul Sari - Jagung dan Kedelai, potesi di Desa Bayan - Beras organic di seluruh kecamatan - Pengembangan Embung di Desa Sambik Elen, Kecamatan Bayan - Pengembangan Singkong, potensial di seluruh KLU - Penyediaan sarana produksi kelompok tani jagung, khusunya di Bayan dan Kayangan.
Pengelolaan Sumberdaya Alam
dan Masyarakat Miskin Kelompok Tani Ternak
BUMDES Kelompok masyarakat miskin Catatan: RPJMD 2010-2014: KLU mencanangkan sebagai wilayah penghasil cacao skala nasional
Tema HKM
Lokasi Potensial Kecamatan Kayangan: Santong (Ijin), Gumantar, Salut, Selenggen . Kecamatan Bayan : Munder Kecamatan Tanjung : Jenggala (Ijin), Tegal Maja,Teniga, Sigar Penjalin. Luas Lahan 758 hektar Kecamatan Bayan hanya memiliki Hutan Produksi. Kecamatan Tanjung, Pemenang, Kayangan, dan Gangga memiliki Hutan lindung dan hutan Produksi. Potensi HHBK: 1. Kopi 2. Kakao 3. Kemiri 4. Duren 5. Alpukat 6. Madu 7. Cengkeh 8. Bambu 9. Nangka 10. Rempah-Rempah 11. Karet Potensi HHK 1. Sengon 2. Gaharu 3. Raju Mas 4. Mahoni 5. Jabon 6. Udu 7. Gamelina 8. Karet
Hutan Adat
Luas hutan adat 365 hektar. Status : sudah ada Putusan MK No.35 namun belum ada pengukuhan perda yang dibuat oleh daerah. Sedangkan awiq-awiq masyarakat tentang pengelolaan hutan adat sudah ada. Luas KPH Rinjani Barat 41.000 hektar Lokasi : Kecamatan Bayan: Sukadana, Senaru. KecamatanKayangan : Gumantar Kecamatan Gangga : Rempek, Sambi Bangkol, Bentek,Genggelang Kecamatan Tanjung : Jenggala
Hutan Rakyat
Disemua wilayah di KLU
Pelaksana KPH Rinjani Barat dan Kelompok HKm Dinas PPKKP Kab.KLU Konsepsi PUGAR PILAR (Pondok Informasi Belajar) SAMANTA Koperasi Masyarakat Hutan Kelompok Masyarakat pinggir hutan
Masyarakat adat Dishut Kab.KLU KPH Rinjani Barat Catatan: RPJMD 2010-2014: Pencanangan Lahan untuk Cacao
Masyarakat
Pariwisata
- Pemanfaatan air terjun : Tiu Teja, Sendang Gile, Sekeper, Tiu Pupus,Kerta Gangga, Tiu Kelep, Tiu Roton,Tiu Melesong, Jong Pelangka, - Eko Turism : Desa Bentek dan Sokong - Wisata Religi : Kecamatan Bayan, Desa Bentek,Desa sokong. - Wisata aut bond, motor cross : Desa Rempek, Karang Bajo, Sokong, Genggelang, Bentek, Teniga,Tegal Maja - Bale Adat : Desa Senaru,Desa Sukadana (Segenter),Desa Karang Bajo, Desa Bayan Beleq, Desa Loloan,Blek Kayangan, Pengembuk, Prawira - Agrowisata dan Ekowisata : Kerujuk - Clean-Up Rinjani - Wisata berkuda di Kawasan Hutan di Desa RempekGenggelang-Samba - Ecowisata: Kecamatan Pemenang, Bayan dan Kayangan - Eco Techno Village: Karang Bajo, dan Desa Adat - Eco climate village : Desa Medane sudah memiliki master plan
Masyarakat Lokal – Sebagai Mata Pencaharian Pelaku pariwisata dan investor
Air
Lokasi di 5 Kecamatan di KLU - Perlindungan Mata air di Rempek - Pengelolaan air bersih/air minum di desa Rempek Kecamatan Gangga - Pengelolaan mata air pantai Kerakas menjadi air mineral - Air bersih untuk masyarakat di HKm Meleko Bangkit,Desa Jenggala, Tanjung - Irigasi di Kecatan Bayan
Pamdes PDAM Swadaya Masyarakat
Rehabilitasi Lahan RTRW KLU
- Lahan-lahan kritis ditanami pohon-pohonan, khususnya di lahan miring (gangga, kayangan dan bayan) Sudah ditetapkan (2011-2031) – RDTL dalam proses
Sumber Daya Pesisir dan Laut Tema Perikanan Tangkap
Lokasi Potensial - Kecamatan Pemenang : Desa Malaka, Pemenang Timur, Pemenang Barat - Kecamatan Tanjung : Desa Sigar Penjalin, Medana, Sokong, Tanjung, dan Jenggala - Kecamatan Gangga : Desa Gondang, Genggelang, Rempek, Sambik Bangkol - Kecamatan Kayangan: Desa Kayangan ,Gumantar, Selengen - Kecamatan Bayan: Desa Akar-Akar, Mumbul Sari,
Pelaksana - Kelompok Nelayan Terdapat sekitar 20 desa pesisir yang potensial untuk perikanan tangkap di KLU
Perikanan budidaya/ Tawar Restoking
KJA
Rumpon ( Laut Dalam ) Rumput Laut
Sukadana dan Sambik Elen - KecamatanTanjung Desa Jenggala, Kecamatan Gangga-Desa Bentek, Kecamatan Bayan( Desa Loloan dan Desa Karang Bajo) KecamatanPemenang (Desa Pemenang Barat) - Potesi: Patin, Mujaer dan Karper - Kali Segara (KecamatanTanjung dan KecamatanBayan ) - Potensi: Patin dan Mujaer - Kali Segara (Desa Gondang dan Desa Jenggala) Desa Medana, Desa Tanjung, dan Desa Sokong - Potensi: Kerapu - Kecamatan Bayan (Desa-Akar-akar), KecamatanGangga (Perairan Desa Sambi Bangkol dan Perairan Lempenge Desa Rempek) - Potensi: Ikan Tuna dan Tongkol dan Hiu - KecamatanGangga Dan Kecamatan Kayangan Catatan: Ada di Dokumen RZWP3K KLU
- Perairan Pantai Karakas Desa Genggelang Kecamatan Gangga - Sumber air tawar di tengah laut, ada usulan untuk pengembangan air untuk rumah tangga dan Rencana membentuk KKLD ( kawasan konservasi laut daerah) untuk melindungi sumber air tersebut dan karang yang ada Transplantas - Gili Matra - Kecamatan Pemenang, KecamatanTanjung dan i terumbu KecamatanGangga Karang Catatan: - Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Dokumen RZWP3K Sudah ada tinggal menunggu Perbup) Sumber Mata Air Tawar
Rehabilitasi Mangrove
- Gili Meno dan Kecamatan Gangga dan Kecamatan Bayan ) - Catatan: - Sudah ada RPRZ TWP Gili Matra
- Kelompok Masyarakat
- Kelompok Masyarakat
- Masyarakat/ kelompok nelayan - Kelompok Nelayan
- Kelompok Nelayan
- Pemda KLU
- BKKPN - Gili Eco Trust - LMNLU
- Gili Eco Trust - Gili Care - LMNLU - Pokmaswas - WCS - UNRAM/Akademisi - PEMDA
Eco Climate Village
- Desa Medane, sudah memiliki Master Plan
- LMNLU dan Santiri Foundation - Pemda KLU
DELTA API_ Desa Ekologis Tangguh dan Adaptif Perubahan Iklim
- Dusun Gili Air, Desa Medane dan Desa Gondang , Sudah memiliki Master Plan
Agrowisata
- Desa Gili Indah Pengolahan limbah sampah (melibatkan Ibu-ibu rumah tangga, mengelola sampah menjadi pupuk kompos yang digunakan untuk menanam sayuran
- LMNLU - Pemda - Santiri Foundation
- Gili Eco Trust - Gili Care - LMNLU - Pokmaswas - WCS - UNRAM/Akademisi - PEMDA
Ekowisata
Wisata Kuliner pantai:
- Desa Gili Indah - Pemenang, Bayan dan Kayangan - Ekowisata Birdwaching di Gili Meno
- PEMDA
- Desa Gili Indah, - Lempenge-Montong Pal (Desa Rempek) - Pemenang, Gangga dan Kayangan
- Masyarakat
- LSM
2) Diskusi Kelembagaan MSF Belajar dari forum yang sudah ada yaitu: -
Forum Penanggulangan Risiko Bencana (FPRB) KLU – Ketua Bpk Heryanto Inisiator: BPBD KLU dan Oxfam Forum Lintas Actor (FORLADAIMA DAIGUN) – Ketua Ripsah Inisiator: ACCESS dan BAPPEDA Gendurasa – Pertemuan antara Pemerintah /SKPD dan Masyarakat –inisiator ACCESS
Untuk mengawal dan memonitoring proyek Kemakmuran Hijau, diraskan oleh peserta bahwa penting untuk membentuk forum baru, yaitu FORUM PEMANGKU AMANAH KLU. Forum ini diharapkan
dapat menjadi wadah para pihak dalam berkontribusi pada pembangunan KLU, dan tidak hanya sebatas pada Proyek Kemakmuran Hijau. Forum ini akan terdiri dari: Pemerintah, LSM, Kelompok Masyarakat dan Keterlibatan Unsur Perempuan.
3) Rencana Tindak Lanjut 1. Forum Pemangku Amanah Konsolidasi dengan BAPPEDA pad atanggal 15-16 September 2014, koordinasi akan difasilitasi oleh Bagian Pemerintahan Kabupaten KLU: Dasar hukum :
MoU Kabupaten antara MCA-Indonesia dengan Kabupaten KLU (Bupati KLU) SK Tim Koordinasi di Propinsi NTB yang sudah dibentuk oleh Gubernur NTB (ada wakil dari KLU yang diduduk dalam Tim tersebut)
2. Pengembangan Kerangka Acuan/TOR untuk diskusi dengan BAPPEDA, SKPD, dan organisasi Non Pemerintah: Tim Perumus: Pemda: Bpk H. Irnadi Kusuma, Ibu Evi, Pak Soni dan Pak Gatot Tim Hulu: Almaudodi, Ibu Susi Tim Hilir: Samsul Muhyin Tanggal 16 September 2014 akan difasilitasi oleh Bapak H. Irnadi Kusuma (Kepala Bagian Pemerintahan KLU) 3. Pertemuan Forum Pemangku Amanah Tentatif waktu: 24-30 September 2014
LAPORAN PROSES DAN HASIL DISKUSI KELOMPOK TERFOKUS (FGD) KABUPATEN LOMBOK TENGAH Proses FGD di tingkat Kabupaten dilaksanakan sejak hari pertama, Selasa, 8 September 2014 pukul 15.00 dan dilanjutkan pada hari kedua, Rabu, 9 September 2014 mulai pukul 08.30 hingga pukul 14.00. Seluruh kegiatan diskusi tingkat Kabupaten ini bertenmpat di Ruang Batu Jai, Kantor Bappeda Propinsi NTB. Hasil dari diskusi Forum Kabupaten ini kemudian diplenokan pada forum Pleno Propinsi yang bertempat di Graha Bhakti Praja Kantor Gubernur Propinsi NTB pada hari kedua, mulai pukul 14.00 – 16.00.
A. PROSES Proses diskusi kelompok di Kabupaten Lombok Tengah difasilitasi oleh District Relationship Manager bersama National Relationship Manager dan tim pusat lainnya. Selengkapnya gambaran proses dan hasilnya adalah sebagai berikut:
Hari 1: Selasa, 8 September 2014, 15.00 – 17.00 D.1. Identifikasi Kawasan dan Kebijakan Pembangunan Kawasan Proses diskusi diawali dengan melakukan eksplorasi bersama terhadap pembagian zona/kawasan dan fokus pembangunan Kabupaten Lombok Tengah. Dari proses ini diketahui bahwa Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah saat ini sudah melakukan pembagian zonasi wilayah pembangunan menjadi 3 zona yaitu Kawasan Utara, Tengah dan Selatan. Kawasan Utara yang berada di wilayah lereng Gunung Rinjani ini meliputi wilayah Kecamatan Pringgarata, Batukliang, Batukliang Utara dan Kecamatan Kopang. Kawasan ini disebut sebagai sebagai Kawasan “Aik Meneng” (Air Jernih), yangb mengandung makna sebagai kawasan perlindungan dan pelestarian sumberdaya alam dalam rangka menjaga keberlangsungan pemanfaatan hasil-hasilnya. Hal ini relevan dengan kenyataan bahwa di kawasan tersebut terdapat hutan lindung dan hulu dari seluruh sungai serta mata air di Kabupaten Lombok Tengah. Kawasan yang juga telah ditetapkan sebagai “Kawasan Agropolitan Aik Meneng ini merupakan sentra pengembangan Hutan Kemasyarakatan (HKm), perkebunan rakyat dan hortikultura serta perikanan air tawar. Selanjutnya Kawasan Tengah dikenal dengan nama “Kawasan Tunjung Tilah” (Bunga Tunjung tetap lestari) yang mengandung makna bahwa kegiatan produksi dan budidaya tetap berkelanjutan. Kawasan ini memang merupakan sentra produksi pertanian sawah dan industri kerajinan serta jasa. Wilayah ini meliputi Kecamatan Praya, Praya Tengah, Janapria dan Jonggat. Sebagai Kabupaten yang memiliki lahan persawahan terluas di Lombok, sebagian besar sawah tersebut terkonsentrasi di bagian tengah ini. Demikian juga industri kerajinan, terutama yang bebahan baku anyaman rotan-ketak dan bambu, maupun kegiatan jasa dan perdagangan. Kawasan Selatan di sisi lain, dikenal sebagai “Kawasan Empak Bau” (Ikan tertangkap) yang merupakan sentra pengembangan perikanan laut dan pariwisata. Di kawasan ini terdapat pelabunan perikanan nasional di Teluk Awang dan Kawasan Wisata Mandalika Resort. Selain itu kawasan ini
juga merupakan sentra pengembangan pertanian lahan kering serta Hutan Tanaman Rakyat (HTR). Kawasan ini meliputi Kecamatan Praya Barat Daya, Praya Barat, Pujut dan Praya Timur. Selain pembagian kawasan, pemerintah Kabupaten Lombok Tengah juga sudah menetapkan 3 fokus utama pembangunan, yaitu Pembangunan Ekonomi yang terangkum dalam ATM (agricultural, tourism and marine), Pencapaian Target MDGs serta Program Pendukung lainnya. Selanjutnya dilakukan identifikasi potensi GP yang terdapat di masing-masing zona tersebut. Proses ini dilakukan hingga hari kedua. Tabel 1. Potensi Masing-Masing Wilayah Pembangunan Lombok Tengah KAWASAN UTARA
KAWASAN TENGAH
KAWASAN SELATAN
(Kec. Batukliang Utara, Batukliang, Pringgarata, Kopang)
(Kec. Praya, Praya Tegah, Janapria, Jonggat)
(Kec. Praya Barat, Praya Barat Daya, Pujut, Praya Timur)
Hutan Lindung, Kawasan Konservasi (Taman Nasional) Perkebunan rakyat
Sentra pertanian sawah
Pertanian sawah
Industri jasa
Hulu dari 3 DAS (Dodokan, Jangkok, Renggung) Kawasan Agropolitan “Aik Meneng” Perikanan air tawar
Perikanan air tawar
Industri Kerajinan (anyaman rotan-ketak, bambu, kayu, dll)
Hutan Produksi, hutan lindung dan Taman Wisata Alam (TWA) Sentra Pariwisata Laut/Pesisir Kawasan Mandalika yang termasuk ke dalam MP3EI koridor IV Pertanian sawah dan lahan kering Industri Kerajinan (tenun, gerabah,) Sentra perikanan laut (Minapolitan)
Hari 2: Rabu, 9 September 2014, 08.30 – 13.00 D.2. Identifikasi Potensi GP, Program Potensial dan Issu pembangunan di masing-masing Kawasan Pada hari pertama, diskusi dilakukan secara pleno, dimana seluruh peserta berpartisipasi dalam satu forum diskusi yang melibatkan seluruh peserta, akan tetapi karena progress pencapaian target hasil diskusi dengan cara tersebut relatif lamban, sementara agenda yang tersisa masih cukup banyak, maka pada hari kedua disepakati untuk membagi diskusi ke dalam 3 kelompok berdasarkan zonasi wilayah pembangunan. Selanjutnya seluruh peserta membagi diri ke dalam zona yang ada berdasarkan wilayah kerjanya masing-masing. Masing-masing kelompok kemudian diminta untuk mengidentifikasi lebih detail mengenai potensi wilayah, program yang potensial di kembangkan di masing-masing zona tersebut, serta issu dan
problematika terkait dengan wilayah dan potensi tersebut. Gambaran hasil diskusi masing-masing kelompok selengkapnya adalah sebagai berikut: Tabel 2. Potensi Kawasan, Program Potensial serta Issue/Problematika di Wilayah Utara/Zona “Aik Meneng” (Kecamatan Pringgarata, Batukliang, Batukliang Utara, Kopang) Kawasan Strategis Program Potensial dan Potensi Kawasan
Issue/Problematika Kawasan
1. Kawasan Hutan Kemasyarakatan (HKm) seluas 2100 Ha di Desa Pemepek (Kec. Pringgarata), Desa Karang Sidemen, Lantan, Aik Bukak, Setiling (Kec. Batukliang Utara), Desa Aik Bual (Kec. Kopang) Air Program pengembangan tanaman unggulan dan andalan - Lembaga-lembaga Karbon (ketak, rotan, manggis, madu, durian, avokat, lidi dari daun yg ada berbasis Microhydro kelapa) proyek Jasa Penataan ruang (Kawasan) - Kualitas SDM masih lingkungan rendah/terbatas Pengembangan mikrohidro - Lapangan kerja Program pengembangan kawasan jasa lingkungan karbon di terbatas family kawasan utara kabupaten Lombok Tengah fragmented 2. Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, Hutan Lindung dan buffer - Akses dan Kontrol zone perempuan thd Geopark Rehabilitasi Kawasan Taman Nasional sumberdaya dan Mitigasi perburuan satwa manfaatnya masih Revitalisasi dan optimalisasi fungsi lindung timpang 3. Luar Kawasan Hutan - Tumpuan ketergantungan Perkebunan Pengembangan sentra HHBK unggulan (pengolahan dan pasokan air bersih pemasaran) untuk wil. Tengah Kopi (Peningkatan produktivitas, kuantitas, kualitas dan dan Selatan kontinuitas) - Ancaman terhadap Pisang (pengembangan pisang unggulan) keberlanjutan Kakao (Peningkatan produktivitas, kwantitas, kwalitas dan pengelolaan SDA kontinuitas) (illegal logging, Kawasan Pengembangan tanaman padi dan palawija secara organik penelantaran lahan pertanian Pengembangan sistim pertanian terpadu dan terintegrasi produktif) organik (padi, Optimalisasi lahan palawija, Penguatan dan pengembangan kelembagaan (kelompok) hortikultura) Peternakan Produktifitas sapi Biogas Pengembangan limbah pupuk organik Inovasi pakan ikan Pengembangan Kelembagaan kelompok Perikanan Air Penguatan dan pengembangan kelembagaan (kelompok) Tawar melalui pembentukan koperasi perikanan.
Kawasan Strategis
Issue/Problematika Kawasan
Program Potensial dan Potensi Kawasan
Sumber Mata Air
Home industry & Agro Industry
Kawasan ekowisata (Pengembanga n destinasi wisata hijau berbasis masyarakat)
Peningkatan produktifitas ikan jenis nila, karper dan lele Penyediaan alat untuk produksi pakan ikan. Peningkatan nilai tambah/add value (produk jadi) Sitem informasi dan pemasaran. Penyelamatan mata air Perlindungan mata air Inventarisasi dan studi mata air Pengembangan dan penguatan kapasitas kelompok Pelatihan Pemberian bantuan alat Pemberian modal usaha Peningkatan kualitas packing Fasiliitasi pemasaran Penguatan kelembagaan kelompok Pemetaan dan tata ruang Penyiapan SDM melalui pendidikan dan pelatihan Penyusunan sitem imformasi dan pemasaran (melalui website, buklet, liflet dll) Penyediaan fasilitas umum yang layak (toilet, musholla dan jalan setapak) Penyediaan lahan parkir yang memadai. Sistim pengelolaan sampah yang baik dan sesuai. Penyiapan akomodasi, transportasi dan souvenir (masyarakat setempat sebagai pelaku)
Tabel 3. Potensi Kawasan, Program Potensial serta Issue/Problematika di Wilayah Tengah/Zona “Tunjung Tilah” (Kecamatan Praya, Praya Tengah, Janapria, Jonggat) No.
Kawasan Strategis dan Program Potensial
Jendela
Lokasi
1
Pengembangan peternakan (sapi, kambing dan unggas ) serta pembangunan biogas dan biomassa (tongkol jagung, jerami) dan limbah ternak.
EBT
Semua Kecamatan Zona tengah
2
Pengembangan dan pemanfaatan sumber mata air desa Mekar Damai
Pertanian Berkelanjut
Praya
Issue dan Problematika Terbatasnya bahan bakar alternatif untuk industri pertanian dan perkebunan Terbatasnya teknlogi tepat guna, sarana dan fasilitas (alat produksi dan pasca produksi) perlunya introduksi
No.
Kawasan Strategis dan Program Potensial
Jendela
Lokasi
(pertanian dan perikanan).
an (PB)
Pengembangan sentra usaha, home industry, makanan kering dan basah, kerajinan, bahan bangunan bata dan bataco, kerjainan rotan, ketak, kulit,
SNRM/CB NRM
Pengembangan Biomassa dari limbah home industry dan rumah tangga
EBT
5
Pemeliharaan sumber mata air melalui penghijauan
SNRM/CB NRM
Praya
6
Diversifikasi pertanian dan perkebunan (turinisasi)
PB
Semua Kecamatan Zona tengah
7
Pemanfaat bendungan batujai untuk wisata kota.
SNRM/CB NRM
Praya dan Praya Tengah
8
Pengembangan potensi produk organic (holtikultura, melon, semangka dan buah naga) yang berkelanjutan
PB dan SNRM/CB NRM
Semua Kecamatan Zona tengah
Penyediaan gudang dan tungku pengasapan ketak rotan di kecaamatan Janapria dengan bahan bakar limbah kemiri, tongkol jagung, dsb.
PB
10
Normalisasi Sumber Daya Air Bendungan Batu Jai dengan pemanfaatan Enceng Gondok untuk Biogas
SNRM/CB NRM
Kecamatan Praya dan Praya Tengah (Desa Panjisari, Prapen, Leneng, Sasake,Semayan Lajut)
11
Integrasi Ruang Terbuka Hijau dan Jalur Hijau (Green Belt) dengan
SNRM/CB NRM
Praya dan Praya Tengah (Desa Gerunung,
3
4
9
Semua Kecamatan Zona tengah
Issue dan Problematika
Semua Kecamatan Zona tengah
Janapria
tekniologi tepat guna (TTG). Masih minimnya SDM yang menguasai IPTEK Lowongan kerja masih terbatas Keterbatsan bahan baku untuk kerajinan rotanketak Terbatasnya modal dan mitra usaha Pencemaran lingkungan dan berkurangnya kesuburan lahan Perlunya pengembangan sarana pemanfaatan sumber mata air secara optimal Masih kurangnya ruang terbuka hijau (RTH) dan Green Belt Terbatasnya ruang promosi dan pemasaran secara langsung dan online Sampah rumah tangga dan Rumah Sakit belum dimanfaatkan untuk kerajinan tangan dan pupuk organic Terbatasnya akses informasi tentang produk hasil pengolahan
No.
Kawasan Strategis dan Program Potensial
Jendela
aktifitas ekonomi masyarakat.
12
Pengembangan fasilitas promosi dan pemasaran (warung IT dan Outlet produk)
Lokasi
Issue dan Problematika
Praya,Tiwu Galih) PB
Kecamatan Praya
Tabel 4. Potensi Kawasan, Program Potensial serta Issue/Problematika di Wilayah Selatan/Zona “Empak Bau” (Kecamatan Praya Barat, Praya Barat Daya, Praya Timur, Pujut) Potensi
Hutan Tanaman Rakyat (HTR) Hasil Hutan Kayu (HHK) dan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) Hutan Produksi Hutan Lindung Kawasan Konservasi (Taman Wisata Alam, TWA) Wisata Budaya
Program Potensial
Pariwisata, Pantai (Resort) Pertanian Lahan Kering
Bendungan (Batujai dan Pengga) Tata Batas Wilayah Administratif (Pemerintahan dan Kawasan) Peternakan
Pengelolaan hutan berbasis masyarakat (HTR) dan kearifan lokal Pengembangan kayu bangunan Penguatan kelembagaan dan kawasan Tata kelola usaha dan produksi Tata kelola tehnis (tata batas) Pengembangan produksi dan pemasaran mente, bambu Budidaya ketak, rotan dan bahan pewarna alami
Peningkatan dan pengembangan kapasitas pengerajin untuk mempertahankan kelestarian budaya Home Industri (Tenun, gerabah, ketak, ingke, dll) Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Revitalisasi dan pelestarian cagar budaya Pengembangan pertanian lahan kering berkelanjutan{ konservasi dan wanatani} Pengelolaan mata air Revitalisasi embung rakyat Agrobisnis pedesaan Pengembangan RTH Batujai (Green Belt) Pemetaan apresiatif desa dan kawasan hutan Pemetaan batas kawasan pesisir
Pengembangan Agrosilvopastur (termasuk pakan dll) Produksi pupuk organik, biogas dan Biomas
Issue Kritis - Kwalitas sumberdaya manusia - Konflik tata batas - Partisipasi, akses dan kontrol perempuan masih terbatas - Degradasi lahan hutan dan pantai - Kawasan hijau masih dibawah target 30% - Promosi dan pemasaran hasil sebatas lokal - Bahan baku kerajinan tenun dan ketak masih didatangkan dari luar - Kualitas bahan baku
Potensi
Program Potensial
Pesisir dan Laut
Perikanan laut
Issue Kritis
Konservasi Biota Laut Rehabilitasi Pesisir dan Pantai (Mangrove) Pengembangn energi surya, angin dan gelombang laut Pengembangan ekonomi masyarakat berbasis kelautan (Minapolitan) Ikan, rumput laut, garam, lobster , kepiting dan udang, mutiara
Terkait dengan telah terbaginya wilayah pembangunan dan fakta bahwa adanya perbedaan yang cukup signifikan dalam hal potensi sumberdaya alam serta kondisi iklim, lingkungan dan sosial ekonomi masyarakat di masing-masing kawasan tersebut, juga kenyataan bahwa wilayah NGO dan kelompok masyarakat juga suadh terpetakan cukup jelas di masing-masing kawasan tersebut, maka salah satu yang juga disepakati dalam kaitannya dengan penegusulan konsep program ke MCA-I nantinya adalah akan lebih didorong dalam bentuk kerja kolaborasi di masing-masing kawasan. Secara teknis hal ini nantinya akan berupa sebuah usulan bersama dalam konsorsium NGO, kelompok masyarakat maupun perusahaan yang bekerja di suatu kawasan, yang akan mengusulkan sebuah skema program, yang didalam skema program tersebut masing-masing pihak berperan menurut aktivitasnya selama ini. Cara ini selain dapat memberi dampak lebih besar berupa sinergi antar pihak di tingkat kawasan, juga di sisi lain akan mengurangi kecenderungan kompketisi yang keras antar pihak dalam mengusung proposal masing-masing. Pada saat pleno hasil diskusi di tingkat kabupaten beberapa usulan dari masing-maisng zona juga sudah mengalami penyempuranaan sehingga menjadi seperti yang tertera pada Tabel 2, 3 dan 4. Forum FGD juga mengidentifikasi beberapa kegiatan yang potensial dilakukan di semua wilayah (ketiga zona) yaitu: 1. Penetapan lahan pertanian abadi di semua kawasan (beserta pengembangan mekanisme insentif) 2. Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) 3. Pemetaan desa dan sumberdaya alam
D.3. Identifikasi Lokasi Prioritas untuk PLUP Selanjutnya dilakukan pembahasan lokasi prioritas untuk kegiatan participatory Land Use Planning (PLUP) yang sebenarnya juga sempat diawali pada diskusi hari pertama. Pada hari pertama sebenarnya sudah ada identifikasi awal tentang kawasan dan desa-desa prioritas untuk lokasi PLUP yang seluruhnya berada di Zona Aik Meneng di sekitar kawasan hutan lindung Gunung Rinjani. Pertimbangan pemilihan lokasi tersebut adalah karena kawasan tersebut selain karena berbatasan langsung dengan kawasan hutan lindung, dan adanya pemekaran desa, juga karena kawasan tersebut merupakan daerah tangkapan air untuk ketiga daerah aliran sungai (DAS) yang ada di kabupaten ini. Desadesa yang potensial menjadi lokasi kegiatan PLUP antara lain adalah Desa Pemepek (Kec. Pringgarata), Desa Karang Sidemen, Tanak Beak, Lantan, Aik Berik, Setiling, Aik Bukak (Kecamatan Batukliang Utara) serta Desa Aik Bual dan Wajageseng di Kecamatan Kopang. Akan tetapi pada hari kedua, ada saran untuk mempertimbangkan kegiatan PLUP dilaksanakan di satu DAS saja, yaitu DAS Renggung. Meskipun sebenarnya DAS Renggung mencakup hampir separuh wilayah Kabupaten Lombok Tengah yaitu meliputi Kecamatan Kopang, Janapria, Praya Timur dan Kecamatan Pujut.
D.4. Perancangan Kelembagaan MSF Tingkat Kabupaten Diskusi selanjutnya di tingkat kabupaten adalah merancang format kelembagaan MSF Tingkat Kabupaten. Terkait hal ini, beberapa hal yang sudah disepakati pada forum FGD antara lain adalah: Bentuk Kelembagaan Forum - Forum akan bersifat cair dan terbuka. - Kenaggotaan Forum: Untuk tahap awal, anggota forum adalah peserta MSF Propinsi yang bekerja di wilayah Kabupaten Lombok Tengah, tetapi di masa mendatang akan diperluas kepada semua pihak yang selama ini bekerja dalam issu-issu GP, seperti pengelola bank sampah, pengembang biogas dan lain-lain. - Struktur kepengurusan forum dibuat sesederhana mungkin. Disepakati hanya terdiri dari Koordinator Forum, Tim Sekretariat dan Koordinator Wilayah di 3 Wilayah. - Legalitas Forum akan dikukuhkan melalui SK Bupati. - Sekretariat Forum akan berkedudukan di Praya, dan berdasarkan perkembangan terakhir sudah dipastikan akan berkedudukan di Kantor Bappeda Lombok Tengah. Peran, Tugas dan Fungsi Forum
- Sebagai wadah komunikasi, koordinasi, konsultasi antar anggota dan antara forum dengan para
pihak. - Sebagai media penyebarluasan informasi GP. - Sebagai wadah sharing pengalaman dan pembelajaran Mekanisme Kerja Forum - Koordinator Forum mengkoordinir pertemuan-pertemuan - Pertemuan reguler dilakukan sekali sebulan - Inisiatif pertemuan bisa berasal dari anggota Kebutuhan Jangka Pendek untuk operasionalisasi Forum (Oktober 2015 – Januari 2015) - SK Forum - Sekretariat - Operasional Forum - Sarana Komunikasi Forum (Wifi ) Struktur Pengurus Forum
FGD juga telah berhasil memilih pengurus awal Forum MSF Kabupaten Lombok Tengah yang terdiri dari: - Koordinator Forum: Masnim (Konsorsium) - Tim Sekretariat: Abdul Kasim (FKH), Lalu Bakri (AMB), Hernawati (Jarpuk) - Korwil Utara: Marwi (FKR) - Korwil Tengah: Rofiqoh (Forum Kader) - Korwil Selatan: lale Alon Sari (Kopwan Stagen) D.5. Rencana Tindak Lanjut FGD juga mengidentifikasi beberapa rencana tindak lanjut untuk periode September 2014 – Januari 2015 sebagai berikut: Tabel 5. Rencana Tindak Lanjut Forum MSF Lombok Tengah (September 2014 – Januari 2015) No.
Kegiatan anggota
Waktu
1.
Pembekalan pemahaman prosperity (GP)
tentang
green Minggu III Sept 2014
2.
Pendalaman issu-issu GP Kabupaten
Minggu IV Sept 2014
3.
Asistensi Proposal
Okt – Nop 2014
4.
Koordinasi dengan Tim Koordinasi GP yang sudah dibentuk Bupati
Diskusi Kelompok Kabupaten Lombok Timur Mataram Kantor BAPPEDA NTB 9-10 September 2014 Diskusi kelomopk ini dibagi dalam 3 sesi diskusi, untuk menggali dan mengidentifikaksi agenda, 1) Diskusi aspirasi Proyek Kemakmuran Hiaju, 2) Diskusi Kelembagaan MSF kedepan dan 3) Rencana Tindak Lanjut dari hasil pertemuan Pemangku Kepentingan yang dilakukan saat ini. Peserta yang terlibat dalam sesi FGD selama 2 hari di kelompok Kabupaten Lombok Timur sebanyak 44 orang dengan rincian sebagai berikut :
12 orang peserta dari Propinsi/Mataram 32 orang dari kabupaten Lombok Timur 4 orang keterwakilan dari perempuan dari total peserta 14 orang keterwakilan dari Pemerintah daerah dari total peserta
Secara keseluruhan jalannya FGD berjalan sesuai dengan yang diharapkan peserta yang hadir benyak memberikan masukan dengan cara diskusi dan curhat pendapat (menulis pada kertas Meta plant) yang di bagikan kepada seluruh peserta, kegiatan ini lebih untuk mencari tau potensi apa saja yang ada di wilayah Kabupaten Lombok Timur yang berkaitan dengan potensi Energi baru terbarukan, potensi komuditas unggulan dan pengelolaan hutan. Diskusi kelompok Kabupaen Lombok Timur difasilitasi oleh Fajarudin dan Pak Gofur, serta Pak Sigit Widodo, khususnya dalam penjelasan kegiatan Participaory Land Use Palnning (PLUP). 4) Diskusi Aspirasi Proyek Kemakmuran Hijau Diskusi dimulai pada Hari Selasa, 15.45 – 17.00, kemudian dilanjutkan pada Hari Rabu pada pukul 09.00 – 11.00. Diskusi Selalasa lebih fokus pada mengidentifikasi potensi di Kabupaten Lombok Timur terkait dengan Renewable Energy, Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Potensi Pertanian Berkelanjutan (Komuditas Unggulan) . Setiap peserta diberikan kesempatan untuk menuslikan gagasannya di meta plan dan dikumpulkan ke fasilitator. Hal ini dilakukan satu persatu antara RE, PSDA dan PB. Kemudian fasilitator melakukan kompilasi untuk diperdalam pada diskusi lanjutan pada Hari Rabu. Pada hari kedua peserta mulai berkurang dari 44 orang peserta menjadi 38 orang tapi saat Pleno kembali normal Peserta dari Kelompok KabupatenLombok Timur, keterwakilan Perempuan saat hari kedua cuman 2 orang. Hari kedua kita focus melakukan identifikasi potensi RE dan Komuditi unggulan diwilayah Kabupaten Lombok Timur metodenya sama seperti pada hari pertama dan kita bisa memetakan perkecamatan ada potensi apa saja yang berkaitan dengan komuditi (pertanian,peternakan dan perkebunan) dan melakukan identifikasi kegiatan RE yang pernah dilakukan oleh siapa dan dimana saja. Setelah melakukan indentifikasi kami masuk ke sesi pembuatan Rencana Tindak Lanjut untuk kabupaten Lombok Timur Energi Terbarukan Tema Biogas
Lokasi Potensial Limbah ternak :
Pelaksana Pemrintaah, LSM Lokal
-
10 kecamatan 16 Desa 179 Unit tahun 2013 bantuan dari dinas ESDM
-
12 Kecamatan 118 Unit tahun 2012 ESDM
-
15 Kecamatan 450 Unit tahun 2010-2013 bantuan dari Hivos,LH,YM3S,BPMPD
-
10 Unit Kecamatan Pringgasela ESDM NTB
-
4 Unit Kecamatan Aikmal dan Kecamatan Suragala BLHPM 2014
-
3 Unit Kecamatan Sikur danKecamatan Pringgabaya UGM dan UNRAM 2014
dan Internasional
Untuk Biogas cukup merata di Kabupaten LOTIM tinggal bagaimana memadukan system terpadu Pertanianpeternakan-energi menjadi satu rantai Potensi pengembangan Biogas dan mengembangkan skala komunal harus dipikirkan Biomass
Pemanfaatan Cangkang Kemiri Pemanfaatan Skam Padi dengan di padukan energy matahari untuk pembakaran oven tembakau Kecamatan Sikur Jarak Kepyar Limbah Tahu Jagung
Micro Hydro (PLTMH )
Tete Batu dan Aikmal Utara 2 Unit Off Grid Kali jaga timur 1 Unit Off Grid Lenek daya 1 Unit On Grid
Swasta Pemerintah Daerah Masyarakat untuk skala mikro
Kukusan (Bagik Nyaka) On Grid Kokok Putek 1 Unit On Grid Sambalia Kembang kuning Kecematan Suela Lehelang nangka Senayu (masbagik utara) Solar/Ten aga Surya (PLTS)
Jerowaru 200 Unit
Pemda Kabupaten
Pertanian Berkelanjutan/Komiditi Unggulan Perkecamatan Pertanian,Peternakan,Perekebunan,Hortikultura dan industry rumah tangga. Tema
Lokasi Potensial Kecamatan Pringgabaya 1. Pertanian : Padi, jagung, ketela pohon 2. Buah-buahan : Mangga, Pisang, Jambu 3. Hortikultura : Tomat, buncis 4. Perkebunan : Kelapa, Asam 5. Peternakan : Sapi potong, kambing, kerbau, ayam 6. Perikanan : Cucut, Kuwe, Lemuru, Tongkol 7. Industri : Anyaman, terasi Kecamatan Suela 1. Pertanian : Padi, jagung, ketela pohon 2. Buah-buahan : Mangga, Durian, Alpukat, Jambu 3. Hortikultura : Bawang Merah, Bawang Putih, Kubis 4. Perkebunan : Kelapa, tembakau, Kopi, Cengkeh, Jarak, Kakao, Pinang 5. Peternakan : Sapi, kambing, kerbau 6. Perikanan : Kolam Ikan Air Tawar 7. Industri : Genting, batu bata, tenun Kecamatan Wanasaba 1. Pertanian : Padi, jagung, ketela pohon 2. Buah-buahan : Nanas, Alpukat 3. Hortikultura : Cabe, pisang, tomat 4. Perkebunan : Tembakau, Kakao, Tebu 5. Peternakan : Sapi, kambing, kerbau 6. Perikanan : Kolam 7. Industri : Genting, tenun Kecamatan Aikmel 1. Pertanian tanah 2. Buah-buahan 3. Hortikultura 4. Perkebunan 5. Peternaka 7. Industri
: Padi, jagung, ketela pohon, kacang : Durian, Nanas : Bawang putih, terong, nenas, jeruk, : Kopi,Kapuk, Kakao : Gurami, ikan Mas, Tawes : Genting, batu bata, tenun sasak
Kecamatan Sembalun 1. Pertanian : Jagung, ketela pohon, Kacang 2. Buah-buahan : Durian, Sawo, Alpukat, Nangka 3. Hortikultura : Bawang putih/merah, Kubis, Kentang 4. Perkebunan : Kopi, Cengkeh, Vanili, Pinang 5. Peternakan : Sapi, kambing, kerbau 6. Perikanan : Kolam 7. Industri : Industri hasil pertanian
Pelaksana Kelompok Masyarakat dan Masyarakat Miskin Kelompok Tani Ternak
Kecamatan Sambelia 1. Pertanian : Padi, jagung, ketela pohon 2. Buah-buahan : Mangga, Jeruk, Jambu 3. Hortikultura : Tomat, Kacang Panjang, Ketimun 4. Perkebunan : Kelapa, Tembakau 5. Peternakan : Sapi, kambing, kerbau 6. Perikanan : Kurisi, Kakap, Biji Nangka 7. Industri : Pengeringan Ikan Kecamatan Masbagik 1. Pertanian : Padi, jagung 2. Buah-buahan : Nangka,Nanas, Jeruk 3. Hortikultura : Ketimun, Tomat, Kangkung 4. Perkebunan : Tembakau, Kakao, Pinang, Vanili 5. Peternakan : Sapi, kambing, domba, kuda, 6. Perikanan : Kolam 7. Perindustrian : Gerabah, kulit, konveksi Kecamatan Pringgasela 1. Pertanian : Padi, jagung, ketela pohon 2. Buah-buahan : Durian, Sawo, alpukat & Jambu 3. Harikultura : Cabe, terong, Tomat 4. Perkebunan : Tembakau, vanili, kakao, kopi 5. Peternakan : Sapi, kambing, ayam 6. Perikanan Kehutanan : Mahoni, akasia 7. Perindustrian : Tenun Gedongan Kecamatan Labuhan Haji 1. Pertanian : Padi, jagung, ketela pohon 2. Buah-buahan : Pisang, nanas 3. Hortikultura : Cabe, Kacang Panjang 4. Perkebunan : Kelapa 5. Peternakan : Sapi potong, kambing, kerbau 6. Perikanan : Cucut, Kerapu, Layang, Lobster 7. Industri : Sabut kelapa, pengeringan ikan Kecamatan Sikur 1. Pertanian : Padi, jagung 2. Buah-buahan : Jeruk, Durian, Sawo 3. Hortikultura : Mentimun, kacang tanah, bayam, 4. Perkebunan : Tembakau, Cengkeh, Kakao 5. Peternakan : Sapi, kambing, domba, ayam 6. Perikanan : Kolam 7.Perindustrian : Anyaman bambu loyok Kecamatan Jerowaru 1. Pertanian : Padi, Ubi Jalar 2. Buah-buahan : Mangga, Jambu 3. Sayur-Sayuran : Bawang Merah, Kacang Cabe,Terong, Ketimun 4. Perkebunan : Tembakau, alang-alang 5. Peternakan : Sapi, kambing, kerbau 6. Perikanan : Ikan laut, rumput laut, mutiara 7. Perindustrian : Industri perikanan Kecamatan Keruak
1. Pertanian : Padi, jagung, kacang-kacangan 2. Hortikultura : Mangga 3. Sayur-sayuran : Kacang Panjang, Cabe, Ketimun 4. Perkebunan : Tembakau, kelapa 5. Peternakan : Sapi, kambing, domba, kerbau 6. Perikanan : Udang, teri, tongkol, kakap, Lencam, 7. Industri : Penggaraman, pengasapan ikan dan pengembangan minyak ikan hiu
Pengelolaan Sumberdaya Alam Tema HKM Sekaroh
Lokasi Potensial Kecamatan Jerowaru Sk Menhut penetapan areal kerja HKM, 1.450 ha, pemanfaatan agroforestry, penggunaan jalan, penggunaan menara dan perumahan petugas, penggunaan budidaya mutiara, wisata alam, dan lain-lain
Pelaksana KPH Rinjani Timur dan Kelompok HKm Dinas Kehutanan dan Perkebunan LOTIM Ecoregions Indonesia
Beberapa pembangunan kehutanan yg telah masuk : HKM JIFPRO 350 ha, CDM Rehabilitasi 100 ha Gerhan Hutan Adat
Kecamatan Sambelia KPH Rinjani Timur a. HKm Sambelia (Desa Belanting, Dara Kunci & dan Kelompok HKm Sugian) : Dinas Kehutanan dan - Status : Hutan Produksi Perkebunan LOTIM - Ditetapkan sebagai areal kerja HKm seluas 420 ha. Gema AlamNTB pada tanggal 4 Agustus 2009 berdasarkan SK Menhut Nomor : 444/Menhut-II/2009 - Dikelola oleh GAPOKTAN Wana Lestari berdasarkan Sk Bupati Lombok Timur Nomor : 188.45/366/HUTBUN/2010. b. HKm Sambelia (Desa Sambelia) - Status : Hutan Produksi - Diusulkan seluas 500 ha. sejak tahun 2009 oleh GAPOKTAN Aik Kalak, tapi tidak mendapat respon dari Pemkab Lombok Timur. Belakangan yang diterbitkan oleh pemerintah kemudian IUPHHK-HTI PT. Sadhana seluas 1.000-an ha pada tahun yang sama Potensi : 1. Di Desa Belanting dengan luas hutan 2.374,38 Ha ditumbuhi oleh berbagai jenis kayu, diantaranya adalah kayu Jati tumbuh di lahan seluas 267 Ha, kayu Sonokeling di lahan seluas 120 Ha, Kayu Akasia (47 Ha), kayu Mahoni (75 Ha), kayu Sengon (1.777 Ha), kayu Trengguli (39 Ha) dan Kayu Randu (49 Ha) serta
masih pula jenis yang lainnya. 2. Di HKm Wana Lestari terdapat beberapa jenis tanaman di antaranya adalah sebagai berikut: a. Tanaman Pokok atau tegakan (Kayu-kayuan) Gamalia/Jati Putih Sengon Laut Sengon putih Mangga Hutan b. Tanaman MPTS Jambu Mente Nangka Kemiri c. Tanaman Tumpang Sari Padi gogo Jagung Bawah merah Cabe Kacang-kacangan d. Tanaman bawah tegakan Sirsak Pisang Jarak pagar Sirsak e. Empon-empon Kunyit Laos Temulawak Jahe 3. Kawasan pesisir terdapat beberapa potensi yaitu Luas tutupan mangrovenya 641.630 Ha. Tutupan Terumbu Karang 178.688 Ha, dan Padang Lamun 47.599 Ha. Luas Gili Lawang 438 Ha, tutupan Mangrovenya seluas 369.023 Ha, Padang Lamun 35.682 Ha, serta tutupan Terumbu Karang 181.254 Ha. Kecamatan Suela a. HKm Sapit - Status : Hutan Lindung - Diusulkan oleh GAPOKTAN “Dongo Baru” Sapit sejak tahun 2008 dan memperoleh penetapan dari Menhut (SK masih di Dishutbun, belum dilaunching) tahun 20014 ini. - Potensi kawasan terlampir. b. Kebun Raya Lombok (di Desa Suela) - Status : Hutan Lindung Ditetapkan sebagai areal pembangununan kebun Raya Lombok dengan skema perizinan KHDTK (Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus) berdasarkan SK Menhut Nomor
KPH Rinjani Timur dan Kelompok HKm Dinas Kehutanan dan Perkebunan LOTIM Gema AlamNTB
POTENSI Sumber Daya Alam Desa Suela Kec. Suela 1. Hutan Lindung seluas 85.513 Ha 2. Kawasan Pengembangan Kebun Raya Lombok seluas 37.451 Ha 3. Terdapat 7 mata air: Mata Air Serung, Gerasak, Tangkoq Siwaq, Aiq Genit, Tempos dan Waduk Kembar. 4. Tercatat sekitar 137 jenis tumbuhan yang terdiri dari 60 jenis pohon, 29 jenis semak, 18 jenis tanaman landadai dasar hutan, 30 jenis tanaman merambat, 10 jenis tanaman budidaya, 5 jenis tanaman industry dan 10 jenis tanaman liar Terdapat beberapa jenis Aves yang menghuni Hutan Lindung dan Kebun Raya Lombok Kecamatan Pringgabaya KPH Rinjani Timur dan Kelompok HKm HKm Gunung Malang Dinas Kehutanan dan Perkebunan LOTIM -
5) RENCANA TINDAK LANJUT
Pembentukan team kordinasi di tingkat kabupaten dengan merujuk sk gubernur tentang pembentukan team kordinasi pelaksanaan program kemakmuran hijau keluarannya sk bupati, bulan september draff oktober pengesahan Pertemuan dengan ngo lokal untuk membuat forum proyek kemaakmuran hijau Setelah terbentuk team kordinasi maka akan dilakukan pertemuan dan sosialisasi program kemakmuran hijau dengan stakeholder lotim (pemerintah,ngo dan pengusaha) Melakukan pemetaan kawasan prioritas proyek di wilayah utara,tengah dan selatan dengan berkordinasi dengan team plup Melakukan indentivikasi lanjutan potensi re,nrm di wilayah sasaran