MATERI 8 PELAKSANAAN DISKUSI KELOMPOK Manjilala | www.gizimu.wordpress.com
TUJUAN BELAJAR • Peserta dapat menjelaskan perbedaan penyuluhan dengan diskusi kelompok • Peserta dapat menjelaskan langkah-langkah menyelenggarakan diskusi kelompok. • Peserta dapat menyebutkan jenis-jenis media dan metode belajar • Peserta dapat menyebutkan sikap pemandu diskusi kelompok yang baik dan partisipatif
DISKUSI Apakah perbedaan utama antara gambar pertama (Penyuluhan) dan gambar kedua (Diskusi Kelompok)? Jelaskan apa manfaat kegiatan diskusi kelornpok seperti yang diperiihatkan pada gambar
PENGERTIAN DISKUSI KELOMPOK
Kegiatan diskusi kelompok di Posyandu yaitu kegiatan di luar hari buka Posyandu untuk membahas suatu topik atau permasalahan, khususnya mengenai topik-topik kesehatan keluarga, ibu dan anak
PERBEDAAN PENYULUHAN DENGAN DISKUSI KELOMPOK 1. PENYULUHAN
• Penyuluhan adalah cara belajar yang kurang partisipatif atau tidak banyak melibatkan peserta (lihat slide sebelumnya). Meskipun penyuluh bisa juga memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya, tetapi masih lebih banyak peran penyuluh daripada peran peserta. • Penyuluh bersikap seperti guru dan lebih banyak memberitahu peserta tentang cara memecahkan masalah
PERBEDAAN PENYULUHAN DENGAN DISKUSI KELOMPOK (lanjut) 2. DISKUSI KELOMPOK
• Kegiatan kelompok belajar merupakan cara atau metode belajar yang bersifat partispatif atau melibatkan peserta secara aktif. Pemimpin diskusi berperan sebagai pemandu, bukan sebagai guru. • Pemandu bertugas untuk mendorong peserta agar aktif mengemukakan pengalaman dan gagasan tentang memikirkan cara memecahkan suatu masalah. Pemandu hanya memberi saransaran apabila diperlukan
MANFAAT DISKUSI KELOMPOK • Karena caranya dengan saling bertukar pengalaman diantara masyarakat mengenai cara melaksanakan upaya meningkatkan kesehatan ibu, anak dan keluarga, maka kegiatan belajar menjadi lebih mudah dihayati oleh peserta. • Menciptakan suasana belajar yang akrab dan santai sehingga masyarakat tidak merasa seperti sedang belajar di kelas. Dengan demikian, diharapkan mereka menyukai kegiatan belajar untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya mengenai caracara meningkatkan kesehatan ibu, anak dan keluarga
LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN KEGIATAN DISKUSI KELOMPOK 1. TAHAPAN PERSIAPAN 1. Mengundang Peserta – –
Kader akan mudah mengundang keluarga balita pada saat mereka nadir pada hari buka Posyandu untuk menimbang bayi/balita mereka. Ingat, peserta dibatasi yaitu 12-15 orang saja, paling banyak 20 orang per kelompok. Apabila banyak peserta yang berminat, bisa dibuat beberapa kelompok kecil yang masing-masing dipandu oleh satu atau dua orang kader.
2. Menetapkan Waktu Diskusi Kelompok – –
Apabila peserta diundang pada hari Posyandu, sebaiknya kegiatan diskusi kelompok ini dilaksanakan beberapa hari sesudah hari Posyandu. Bisa juga kegiatan ini dilakukan pada hari arisan atau hari pengajian, yaitu sesudah kegiatan itu selesai
LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN KEGIATAN DISKUSI KELOMPOK 1. TAHAPAN PERSIAPAN (Lanjut) 3. Menentukan Tempat Diskusi Kelompok – Dari hasil diskusi dengan ibu-ibu, salah satu alasan yang membuat mereka enggan datang ke Posyandu adalah jarak yang jauh dari rumah mereka. Untuk mengatasi masalah jarak, kader sebaiknya membuat pertemuan kelompok untuk petugas yang rumahnya berdekatan (kelompok dasa wisma). – Pertemuan bisa dilaksanakan dirumah salah seorang ibu atau kader, di kantor Posyandu, atau di tempat yang paling mudah dijangkau peserta. Sebaiknya tempat pertemuan cukup untuk 12-15 orang bisa duduk melingkar tanpa ada yang duduk di belakang. 4. Pembagian Tugas Tim Pemandu – Apabila kelompok akan dipandu 2 orang kader, tentukan siapa yang menjadi pemandu utama dan siapa yang menjadi pengamat. – Kader perlu juga membagi tugas tentang siapa dan kapan akan mengundang kembali para ibu (misalnya dengan undangan lisa dari mulut ke mulut). 5. Persiapan Materi Belajar – Kader Posyandu yang akan memandu diskusi kelompok harus menguasai materi diskusi yang bersangkutan. Bacalah bahanbahan mengenai materi yang bersangkutan dari berb-agai bacaan dan bahan pegangan untuk kader
LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN KEGIATAN DISKUSI KELOMPOK 2. TAHAPAN PELAKSANAAN 1. Pengaturan Tempat – –
Kader mengatur tempat belajar sedemikian rupa sehingga semua peserta bisa duduk melingkar, tanpa ada seorang pun yang duduk di belakang orang lainnya. Kader menempatkan diri diantara peserta sehingga terlihat membaur tanpa jarak dengan peserta lainnya. Suasana akan lebih santai apabila semua orang duduk diatas tikar. Apabila cuaca baik, bisa dilakukan dibawah pohon atau dihalaman.
2. Pelaksanaan Kegiatan Diskusi – – – –
Kader memandu kegiatan belajar sesuai dengan topik yang sudah dipersiapkan. Kader menggunakan media untuk membantu proses diskusi. Disarankan agar diskusi dilaksanakan paling lama 1 jam saja. Kegiatan diskusi ditutup dengan rangkuman dan kesimpulan diskusi
3. TAHAPAN SESUDAH PELAKSANAAN Mencatat hasil kegiatan pada Buku Bantuan Kader
DISKUSI Metode-metode mana saja yang biasa dipergunakan oleh kader? Media-media mana saja yang biasa dipergunakan oleh kader?
METODE
MEDIA
METODE BELAJAR Metode belajar adalah cara melakukan kegiatan belajar untuk membahas suatu materi tertentu. Kader sebaiknya mencoba menggunakan berbagai macam metode agar kegiatan belajar lebih menarik dan bervariasi
CONTOH METODE BELAJAR Penyuluhan
Metode ini kurang melibatkan peserta (tidak partisipasif) karena penyuluh akan menyampaikan materi belajar melalui ceramah sedangkan peserta lebih banyak menjadi pendengar saja.
Diskusi Kelompok
Metode ini mendorong peserta berpartisipasi secara aktif karena peserta merupakan kelompok-kelompok kecil untuk melaksanakan pembahasan suatu materi bersama-sama
Simulasi
Metode ini melibatkan semua peserta dalam sebuah permainan yang menggambarkan proses yang sesungguhnya terjadi di masyarakat. Misalnya : seseorang berperan sebagai kader Posyandu, sedangkan peserta lain berperan sebagai masyarakat, kemudian melakukan sesuatu seolah-olah berada dalamkeadaan yang sesungguhnya di desa. Hasil simulasi kemudian didiskusikan.
Sandiwara
Metode ini memerlukan beberapa peserta sebagai pemain, kemudian melaksanakan sepenggal adegan/peristiwa. Peserta lainnya yang tidak ikut bermain, bertindak sebagai penonton. Setelah sandiwara, dilanjutkan dengan diskusi tentang adegan tersebut.
CONTOH METODE BELAJAR (lanjut) Peragaan / Demonstrasi
Metode ini biasanya digunakan untuk memberikan contoh dalam melakukan sesuatu yang bersifat teknis. Misalnya : cara mengisi Kartu Menuju Sehat (KMS) dan cara membuat Larutan Gula Garam (LGG) untuk anak yang diare. Setelah itu, peserta melakukan praktek (mencoba) apa yang telah diperagakan.
Praktek
Biasanya, demonstrasi dianggap cukup untuk memperkenalkan sesuatu yang bersifat teknis (ketrampilan) sehingga kemudian dilakukan praktek. Misalnya : ibu-ibu mempraktekkan cara mengisi KMS dan membuat LGG dibimbing oleh kader Posyandu
Kunjungan lapangan
Metode ini digunakan untuk melihat langsung suatu keadaan dan kemudian membahas keadaan itu bersamasama, langsung di lokasi kejadian.
MEDIA BELAJAR • Media belajar adalah alat bantu dalam melakukan kegiatan belajar. Berbagai bentuk media ini antara lain adalah : lembar balik, kartu konseling, poster, buklet, brosur, lembar simulasi (beberan), lembar kasus, komik, alat peraga dan sebagainya. • Manfaat media belajar antara lain agar proses belajar menjadi lebih menarik serta lebih mudah dilaksanakan
BISAKAH KADER MEMBUAT MEDIA SENDIRI? • Kader Posyandu sebaiknya tidak tergantung pada media cetak yang mahal dan mungkin sulit didapat. Kader bisa membuat sendiri media belajaryang sederhana. • Misalnya : membuat kartu-kartu untuk bahan diskusi, yang digambar sederhana asalkan bisa dimengerti. Bisa juga dengan mencari gambaryang sesuai dari majalah bekas atau ditulis tangan saja, kemudian digunting sendiri
CARA MEMANDU DISKUSI KELOMPOK • Kader meminta peserta untuk saling memperkenalkan diri, juga menyebutkan jumlah dan umur anak, serta berapa yang masih bayi / balita. • Kader memperlihatkan lembar gambar dari LEMBAR BALIK dan menyampaikan topik yang akan dibahas pada pertemuan ini. • Kader meminta seorang ibu untuk memegang gambar dari LEMBAR BALIK tersebut dan menjelaskan apa yang terdapat pada gambar kepada peserta lainnya. Peserta lain menambahkan atau mengajukan pendapatnya tentang apa yang terdapat pada gambar. • Kader memperlihatkan kartu-kartu kecil bergambar (KARTU KONSELING) kepada peserta yang berhubungan dengan gambar besar (LEMBAR BALIK). • Kader meminta beberapa ibu untuk memegang masing-masing 1 kartu/gambar kecil (KARTU KONSELING) dan berdiskusi dengan teman disamping kiri-kanannya tentang apa yang ada dalam gambar tersebut. • Kader meminta masing-masing ibu yang memegang gambar kecil (KARTUKONSELING) untuk menjelaskan kepada peserta lainnya. Peserta lain menambahkan atau mengajukan pendapatnya tentang apa yang terdapat pada gambar.
CARA MEMANDU DISKUSI KELOMPOK (lanjut) • Setelah selesai, kader mengambil kembali gambar kecil (KARTU KONSELING) dan memandu ibu-ibu untuk mendiskusikan materi dengan menggunakan "bahan diskusi" yang terdapat dibelakang gambar besar (LEMBAR BALIK). • Bahaslah satu per satu pertanyaan yang ada di "bahan diskusi" dari gambar besar (LEMBAR BALIK). Sampaikan hal-hal yang belum dikemukakan oleh peserta saja. • Sebelum penutupan, kader mengajak peserta mengemukakan pendapatnya tentang 2 hal berikut ini : • Apa yang mereka pelajari dari proses belajar ini ? • Apa yang sudah atau ingin mereka terapkan dari materi belajar ini ? • Kader kemudian merangkum dan menyampaikan kesimpulan hasil pertemuan
APA YANG TIDAK BOLEH DILAKUKAN OLEH PEMANDU 1
Pemandu menggunakan media untuk banyak bicara (ceramah)
2
Pemandu tidak membuat peserta memegang dan menggunakan media
3
Pemandu tidak berusaha memancing peserta untuk bicara
4
Pemandu menyalahkan pendapat peserta
5
Pemandu memihak pada salah satu peserta
6
Pemandu membiarkan diskusi menjadi debat kusir
7
Pemandu menggunakan bahasa yang sulit dimengerti
8
Pemandu tidak memberi saran atau masukan bila peserta bingung atau salah
9
Pemandu tidak terbuka atau tidak mau mengakui hal yang tidak diketahuinya
10 Pemandu tidak membahas topik diskusi secara tuntas
SIMULASI • SELANJUTNYA KAMI MINTA KESEDIANAN SALAH SEORANG PESERTA UNTUK MEMPERAGAKAN CARA PENGGUNAAN LEMBAR BALIK DAN KARTU KONSELING • PESERTA YANG DISILAHKAN UNTUK MENYIMAK • PADA AKHIR PERAGAAN KITA AKAN MELAKUKAN DISKUSI
DISKUSI • Hal-hal apa yang dilanggar oleh peraga ? • Apa perbedaan penggunaan media untuk penyuluhan dan untuk diskusi kelompok? • Bagaimanakah sikap seorang pemandu diskusi yang baik ?
SIKAP PEMANDU YANG BAIK • Bersikap sabar : jika kurang sabar melihat proses pelatihan yang kurang lancar lalu mengambil alih proses itu, berarti kita telah mengambil alih kesempatan belajar peserta. Biasanya pada pelatihan yang partisipatif, proses akan sulit pada tahap-tahap awal karena suasana belum cukup cair. Tetapi proses selanjutnya akan sangat hidup apabila pemandu terus bersabar dalam mendorong proses partisipasi peserta. • Mendengarkan dan tidak mendominasi : karena pengalaman dari peserta yang paling penting dalam pembelajaran, pemandu harus lebih banyak menjadi pemerhati dan pendengar proses pelatihan. Pemandu harus percaya bahwa bagaimana cara mengelola Posyandu dengan baik tidak mungkin berasal dari dirinya, melainkan berasal dari proses tukar-menukar pengalaman kader sendiri sehingga mereka bisa mempelajari sendiri bagaimana melakukan kegiatan Posyandu secara lebih baik.
SIKAP PEMANDU YANG BAIK (lanjut) • Menghargai dan rendah hati : cara menghargai peserta adalah dengan menunjukkan minat yang sungguhsungguh pada pengetahuan dan pengalaman mereka. Kita sebagai orang luar sering menganggap kemampuan kader Posyandu serba ketinggalan, sehingga sikap rendah hati perlu kita sadari. • Mau belajar : pemandu perlu memiliki semangat untuk belajar dari peserta karena ada banyak hal yang bisa dipelajari dari kader Posyandu yang lebih berpengalaman dalam hal bekerja di masyarakatnya sendiri. Selain itu, pemandu tidak akan berhasil apabila tidak memahami seluk beluk pengalaman peserta karena materi yang disampaikan dengan dikaitkan pada pengalaman peserta akan lebih bermakna
SIKAP PEMANDU YANG BAIK (lanjut) • Bersikap sederajat dan akrab : hubungan dengan kader sebaiknya dilakukan secara informal, akrab, dan santai, sehingga suasana kesederajatan bisa tercipta. Peserta akan mempelajari lebih banyak kalau mereka rasa nyaman dengan Tim Pemandu. Sebaiknya kita menghindari adanya "jarak" atau "perbedaan" antara Tim Pemandu dan Kader Posyandu. Misalnya, Tim Pemandu bisa coba memakai baju yang sama dengan kader Posyandu. Tidak menggurui : proses belajar berlangsung sama dengan orang dewasa. Orang dewasa memiliki pengalaman dan pendirian, karena itu tidak akan berhasil apabila pemandu bersikap sebagai guru yang serba tahu. Sebaiknya kita belajar dengan saling berbagi pengalaman, agar diperoleh satu pemahaman yang kaya
SIKAP PEMANDU YANG BAIK (lanjut) • Tidak memihak, menilai, dan mengkritik : mungkin dalam pelatihan perbedaan pendapat bisa muncul antara peserta. Pemandu tidak boleh menilai dan mengeritik semua pendapat, juga tidak boleh bersikap memihak. Secara netral pemandu mesti berusaha memandu komunikasi antara pihak-pihak yang berbeda pendapat untuk mencari kesepakatan dan jalan keluarnya. • Bersikap terbuka : pemandu jangan segan untuk berterus terang kalau merasa kurang mengetahui sesuatu. Dari contoh ini, kader bisa mempelajari bahwa mereka juga bisa memiliki sikap terbuka dengan ibu-ibu desa. • Bersikap positif : seorang pemandu sebaiknya selalu membangun suasana yang positif. Pelatihan seharusnya mendorong kader mencari potensi diri sendiri dan bukan menekankan hal-halyang buruk
PENUTUP SEBELUM KITA AKHIRI MATERI INI, SIAPA YANG BISA MENJAWAB PERTANYAANPERTANYAAN BERIKUT : • Apa perbedaan penyuluhan dengan diskusi kelompok ? • Kapan diskusi kelompok dilaksanakan oleh kader Posyandu ? • Bagaimana langkah-langkah melaksanakan kegiatan diskusi kelompok ? • Bagaimana sikap pemandu diskusi yang baik
TERIMA KASIH