RUMUSAN HASIL DISKUSI KELOMPOK BIDANG PIDANA UMUM
Pada hari ini Selasa tanggal 30 Oktober 2012 pada Rapat Kerja Nasional Mahkamah Agung RI dengan Jajaran Pengadilan Tingkat Banding dari 4 (empat) Lingkungan Peradilan seluruh Indonesia di Manado, dengan tema “Pemantapan Sistem Kamar untuk Mewujudkan Kesatuan Hukum dan Meningkatkan Profesionalisme Hakim”. Memperhatikan :
1. Pengarahan Ketua Mahkamah Agung – RI. 2. Pengarahan Wakil Ketua Mahkamah Agung Bidang Yudisial. 3. Pengarahan Wakil Ketua Mahkamah Agung Bidang Non Yudisial. 4. Pengarahan Ketua Muda Mahkamah Agung Bidang Pidana Khusus 5. Pengarahan Ketua Muda Mahkamah Agung Bidang Pidana Umum
Membaca
:
Paparan yang disajikan : 1. - Rumusan Hasil Rapat Pleno - Jawaban Permasalahan di Daerah ( Djoko Sarwoko, SH.MH.) 2. - Permasalahan Hukum Pidana Umum - Hukum Pidana Serta Tuntutan Tegaknya Kebenaran Dan Keadilan (DR. Artdjo Alkotsar, SH.MH) Moderator : DR. H. Sareh Wiyono, SH,.MH.
1
Mendengar
:
1. Tanggapan para peserta 2. Penjelasan dari : a. Pemakalah. b. Nara Sumber.
Menimbang
:
Bahwa
setelah mendengar paparan serta pendapat
yang berkembang di dalam diskusi kelompok bidang pidana umum perlu ditetapkan hasil diskusi tersebut dan menyimpulkan sebagai berikut.
KESIMPULAN: 1. Hakim adalah figur sentral dalam proses Pengadilan dan untuk mewujudkan kwalitas putusan yang baik, seyogyanya berkorelasi dengan variabel know ledge, skill, kepribadian yang memiliki integritas, dan yang tidak kalah penting dari hal tersebut adalah kebebasan yang tidak boleh diintervensi oleh pihak manapun Karena itu, contempt of court sebagai suatu ancaman serius yang mengganggu
serta
mengintervensi
kebebasan
hakim,
hendaknya
memperoleh pengaturan yang memadai, baik dalam bentuk UndangUndang tersendiri maupun terumuskan dalam Undang-Undang yang berhubungan dengan penegakan hukum guna melindungi hakim dan pengadilan dalam menjalankan tugasnya. Sementara belum dikeluarkannya pengaturan tentang contempt of court, hendaknya Mahkamah Agung memberikan anggaran tersendiri untuk pengamanan persidangan dan perlindungan keamanan kepada aparat Pengadilan, terutama dalam menangani kasus-kasus penting, krusial dan menarik perhatian masyarakat.
2
2. Dalam asas universal, hakim dalam menjalankan tugasnya haruslah bersifat mandiri, dan tidak dibayang-bayangi suatu ketakutan karena adanya ancaman yang bersifat institusional. Dalam kontek tersebut, hakim tidak dapat dikriminalisasi dalam menjalankan tugasnya, baik ketika menjalankan persidangan atau dalam hal yang terkait putusan yang dibuatnya. Oleh karena itu, kiranya pembahasan RUU Mahkamah Agung yang mengatur adanya kriminalisasi hakim dalam menjalankan tugasnya tersebut sebagaimana dalam Pasal 96, 97, 98 RUU Mahkamah Agung, hendaknya dihentikan atau di tiadakan, karena pasal-pasal tersebut sangat bertentangan dengaan nilai-nilai universal. Selanjutnya patut segera dilakukan judicial review atas Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak yang jelas-jelas mengkriminalisasi hakim, karena Undang-Undang tersebut tidak sesuai dengan prinsip-prinsip kebebasan hakim dan nilai-nilai universal. 3. PERMA No. 2 Tahun 2012 tentang Penyesuaian Batasan Tindak Pidana Ringan dan Jumlah Denda Dalam KUHP tanggal 27 Februari 2012 memiliki makna penting terkait dengan azas peradilan cepat, sederhana dan biaya ringan, demikian juga dalam rangka restorative justice, perlu dilaksanakan secara efektif oleh Pengadilan. Namun pelaksanaan PERMA No. 2 tahun 2012 tersebut mengalami kendala dari pihak Kepolisian dan Kejaksaan meskipun telah ada nota kesepahaman (MOU) antara Mahkamah Agung dengan Kejaksaan Agung dan Kepolisian RI. Karena itu dipandang perlu supaya kiranya Mahkamah Agung menindaklanjutinya dengan membuat surat ke Jaksa Agung dan Kapolri agar mensosialisasikan MOU tersebut ke jajaran Kejaksaan dan Kepolisian seluruh Indonesia.
3
4. Dalam perkara pidana pengiriman petikan/kutipan putusan ke Pengadilan Pengaju haruslah ditandatangani oleh Majelis Hakim dan Panitera Penggantinya yang dibubuhi stempel. Hal ini untuk menjaga keabsahan kutipan putusan tersebut dan Jaksa Penuntut Umum tidak lagi menolak untuk melaksanakan eksekusinya.
4
Lampiran ANGGOTA KOMISI I B (PIDANA) HAKIM AGUNG 1.
Djoko Sarwoko, S.H., M.H.
2.
Dr. Artidjo Alkostar, S.H., LLM.
3.
H.M. Imron Anwari, S.H., Sp.N., M.H.
4.
Timur P. Manurung, S.H., M.M.
5.
Prof . Dr. Hakim Nyak Pha, S.H., DEA
6.
Dr. H. Moh. Zaharuddin Utama, S.H., M.H.
7.
Prof. Dr. Komariah E. Sapardjaja, S.H.
8.
Dr. Sofyan Sitompul, S.H., M.Hum.
9.
H. Achmad Yamanie, S.E., M.H.
10.
Dr. H. Andi Samsan Nganro, S.H., M.H.
11.
Suhadi, S.H., M.H.
12.
Dr. Andi Abu Ayyub Saleh, S.H., M.H.
13.
Dr. Salman Luthan, S.H., M.H.
14.
Prof. Dr. Surya Jaya, S.H., M.Hum.
15.
Sri Murwahyuni, S.H., M.H.
16.
Prof. Dr. T. Gayus Lumbuun, S.H., M.H.
17.
Dr. Drs. Dudu Duswara Machmudin, S.H., M.Hum.
5
HAKIM AD HOC TIPIKOR 1.
Prof. Dr. H. ABD. Latif, SH., M.Hum.
2.
Prof. Dr. Krisna Harahap, S.H., M.H.
3.
Prof. Dr. Mohammad Askin, S.H.
4.
Leopold Luhut Hutagalung, S.H., M.H.
5.
Sophian Marthabaya, S.H.
6.
H. Surachmin, S.H., M.H.
7.
H. Hamrad Hamid, S.H.
8.
H. Syamsul Rakan Chaniago, S.H., M.H.
9.
MS. Lumme, S.H.
10.
Odjak Parulian Simanjuntak, SH.
ESELON I DAN II 1.
H. Soeroso Ono, S.H., M.H.
2.
Dr. H. Cicut Sutiarso, S.H., M.Hum.
3.
H. Sunaryo, S.H., M.H.
4.
H. Machmud Rachimi, S.H., M.H.
5.
Mugyana Sukandar, S.H., M.H.
6.
Ali Murad Harahap, S.H., M.H.
7.
H.R.M. Anton Sujantno, S.H., M.H.
8.
Drs. Mahyudin, M.Si.
9.
Zarof Ricar, S.H., S.Sos., M.Hum.
6
KETUA PENGADILAN TINGGI 1.
Ansjahrul, S.H., M.H.
2.
Dr. Sareh Wijono, S.H., M.H.
3.
A.TH. Pudjiwahono, S.H., M.Hum.
4.
H. Suwardi, S.H.
5.
Henricus Soejatmo, S.H.
6.
Soemarno, S.H., M.Hum.
7.
H.M. Mas’ud Halim, S.H., M.Hum
8.
Dr. Marni Emmy Mustafa, S.H., M.H
9.
Sabirin Janah, S.H.
10. I Ketut Gede, S.H., M.H. 11. Sugeng Achmad Yudhi, S.H. 12. Moerino, S.H. 13. Ny. Hj. Partinia Alamsjah, S.H. 14. Ny. Maulida, S.H. 15. I Made Ariwangsa, S.H. 16. Yohanes Ether Binti, S.H., M.Hum 17. Suryadarma Belo, S.H., M.H. 18. Muhammad Ramli, S.H. 19. Gimin Aris Wardojo, S.H., M.H. 20. H.M. Fachrur Rozie, S.H. 21. Dam Dam Bachtiar, S.H. 22. Maruap Dohmatiga Pasaribu, S.H., M.Hum. 23. Anasroel Haroen, S.H., M.H. 24. Mabruq Nur, S.H., M.H. 25. I Nengah Suriada, S.H., M.Hum. 26. Andarias Kadang Paruasan, S.H.
7
WAKIL KETUA PENGADILAN TINGGI 1.
I Gede Sumitra, S.H., M.H.
2.
H. Sjam Amansjah, S.H., M.H.
3.
Tewer Nussa Steven, S.H., M.H.
4.
Achmad Iswandi, S.H.
5.
H. Sumantri, S.H., M.H.
6.
Abdul Kadir, S.H., M.H.
7.
Adam Hidayat Abu Atiek, S.H., M.H.
8.
Husni Rizal, S.H.
9.
H. Haryanto, S.H., M.H.
10. DR. Ny. Andriani Nurdin, S.H., M.H. 11. Hj. Salma Ali, S.H., M.H. 12. Hesmu Purwanto, S.H., M.H. 13. DR. Hj. Sri Sutatiek, S.H., M.Hum. 14. Yunus Dandel, S.H. 15. Zahrul Rabain, S.H., M.H. 16. Sudrajad Dimyati, S.H., M.H. 17. Robinson Tarigan, S.H., M.H. 18. Zaid Umar Bob Said, S.H. 19. Nasaruddin Tappo, S.H. 20. Makkasau, S.H., M.H.
ASISTEN KOORDINATOR 1.
Susilowati, S.H., M.H.
2.
Muyadi, S.H., M.H.
3.
gMariana Sondang M. Panjaitan, S.H.
8
PANSEK TINGKAT BANDING 1.
Joko Sabar Simatupang, SH
2.
Nelida, S.H.
3.
Sahabuddin Samad, S.H.
4.
I Ketut Sumarta, S.H.
5.
Waluyo Sutjipto, S.H., M.H.
6.
Drs. Lasmen Sinurat, S.H.
7.
I Ketut Payu Adnyana, S.H., M.H.
8.
Lilies Djuaningsih, S.H., M.H.
9.
Tjatur Wahjoe Boewana Soegito Poetro, S.H., M.Hum.
10. Wuryanto, S.H. 11. Pujiono Akhmadi, S.H., M.H. 12. Bambang Hermanto Wahid, S.H., M.Hum. 13. Muljono, S.H. 14. Sintje Tinike Sampelan, S.H. 15. Mujizat, S.H., M.H. 16. Meri Ulfa, S.H., M.H. 17. Soehardi, S.H. 18. Arman, S.H. 19. Chairul Sutrisno, S.H., CN., M.M. 20. M. Basir, S.H. 21. Saudin Napitupulu, S.H. 22. Syamsul Alam, S.H. 23. Ardani, S.H. 24. Bakri Ali, S.H. 25. Ruslan, S.H., M.H. 26. Said Salem, S.H., M.H. 27. Yohanes A Sandy, S.H. 28. Dominikus Mamoh, S.H. 9
10