e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING BERPENGARUH TERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD GUGUS P.B. SUDIRMAN DENPASAR TAHUN AJARAN 2015/2016 Andrie Eka Priyanti, I Wayan Wiarta, I Ketut Ardana Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning terhadap hasil belajar pengetahuan matematika siswa kelas IV SD Gugus P.B. Sudirman Denpasar tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan rancangan penelitian Nonequivalent Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Gugus P.B. Sudirman Denpasar tahun ajaran 2015/2016 sebanyak 5 SD yang terdiri dari 8 kelas dengan jumlah keseluruhan adalah 304 siswa. Sampel diambil dengan teknik random sampling. Data yang dikumpulkan adalah nilai hasil belajar pengetahuan matematika. Pengumpulan data hasil belajar pengetahuan matematika dilakukan dengan metode tes. Data dianalisis dengan uji t. Berdasarkan hasil analisis diperoleh thitung = 2,39 > ttabel = 2,00, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan matematika terhadap kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning dan yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik konvensional pada siswa kelas IV SD Gugus P.B. Sudirman Denpasar Tahun Ajaran 2015/2016. Nilai rerata hasil belajar pengetahuan matematika pada kelompok eksperimen yaitu 81,26 dan kelompok kontrol yaitu 75,21. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning terhadap hasil belajar pengetahuan matematika siswa SD Gugus P.B. Sudirman Denpasar tahun ajaran 2015/2016. Kata kunci: pendekatan pengetahuan matematika.
saintifik,
Problem
Based
Learning,
hasil
belajar
Abstract This research aimed to determine the impact of scientific approach with Problem Based Learning based on learning outcomes of student’s mathematics knowledge in 4th grade in Cluster P.B. Sudirman Denpasar at 2015/2016 academic year. This research is a quasi-experimental research with the Nonequivalent Control Group Design. Population in this research were students in 4th grade in Cluster P.B. Sudirman Denpasar at 2015/2016 academic year, as many as 5 elementary schools with 8 classes and 304 students. Samples were taken by random sampling technique. Data that collected is scores of outcomes learning of student’s mathematics knowledge. Data of learning outcomes of students’s mathematics knowledge was collected by test methods. Data were analyzed by t-test. Based on analysis, the results was thitung = 2,39 > ttable = 2,00, so H0 was rejected and Ha accepted, it means there was a different significant of learning outcomes of students’s mathematics knowledge to the group that learned by scientific approach
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 with Problem Based Learning and that learned by conventional scientific approach on 4th grade students in Cluster PB Sudirman Denpasar at 2015/2016 academic year. The average score of learning outcomes of mathematics knowledge in the experimental group were 81,26 and 75,21 in the control group. The conclusion is there are impact of scientific approach with Problem Based Learning based on learning outcomes of student’s mathematics knowledge in 4th grade in Cluster P.B. Sudirman Denpasar at 2015/2016 academic year. Keywords: scientific approach, problem based learning, learning outcomes of student’s mathematics knowledge.
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan hal yang penting dan mendasar bagi setiap manusia. Pendidikan menjadi modal utama bagi kemajuan suatu negara. Untuk menunjang kemajuan suatu negara, diperlukan kualitas pendidikan yang baik sehingga menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas pula. Oleh karena itu diperlukan peningkatan kualitas SDM yang dapat dilakukan dengan berfokus pada peningkatan mutu pendidikan. Dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, pemerintah telah melakukan upaya-upaya melalui perbaikan kurikulum. Kurikulum telah mengalami beberapa perubahan dan perbaikan dalam setiap perkembangannya. Berdasarkan UndangUndang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (dalam Munir, 2010), kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, materi/isi atau bahan pelajaran serta metode/cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan kata lain, kurikulum merupakan pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Kurikulum yang saat ini berlaku di Indonesia adalah kurikulum 2013 yang berbasiskan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik merupakan pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa secara luas untuk melakukan eksplorasi dan elaborasi materi yang dipelajari, di samping itu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengaktualisasikan kemampuannya
melalui kegiatan pembelajaran yang telah dirancang oleh guru (Rusman, 2015). Kurikulum 2013 mengintegrasikan beberapa mata pelajaran di dalam kegiatan pembelajaran, salah satunya adalah matematika. Matematika merupakan ilmu dasar yang menjadi alat untuk mempelajari ilmu-ilmu yang lain. Oleh karena itu, penguasaan terhadap matematika mutlak diperlukan dan konsep matematika harus dipahami dengan benar sejak dini, khususnya di Sekolah Dasar (SD). Hal ini dikarenakan konsep-konsep dalam matematika merupakan suatu rangkaian sebab akibat. Suatu konsep disusun berdasarkan konsep-konsep sebelumnya dan akan menjadi dasar bagi konsep-konsep selajutnya, sehingga pemahaman yang salah terhadap suatu konsep akan berakibat pada kesalahan pemahaman terhadap konsep-konsep selanjutnya (Prihandoko, 2006). Sepintas konsep matematika yang diberikan pada siswa SD sangatlah sederhana dan mudah, tetapi sebenarnya materi matematika SD memuat konsepkonsep yang mendasar dan penting serta tidak boleh dipandang sepele. Diperlukan kecermatan dalam menyajikan konsepkonsep tersebut agar siswa mampu memahaminya secara benar, sebab kesan dan pandangan yang diterima siswa terhadap suatu konsep di SD dapat terus terbawa pada masa-masa selanjutnya. Pembelajaran matematika, khususnya di SD seharusnya mengarah kepada penanaman konsep. Namun, pada kenyataannya kegiatan pembelajaran matematika yang sering dijumpai lebih menekankan pada hasil yang diperoleh, bukan menekankan pada proses. Selain itu juga di dalam
2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
pembelajaran siswa cenderung lebih pasif, sedangkan guru justru lebih aktif menjelaskan dan menyampaikan materi. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, terdapat salah satu masalah pokok dalam pembelajaran di SD Gugus P.B. Sudirman Denpasar yaitu masih rendahnya pemahaman siswa pada konsep-konsep yang ada khususnya dalam muatan materi matematika. Hal ini juga didukung dari hasil wawancara dengan beberapa guru kelas IV di SD Gugus P.B. Sudirman yang menyatakan bahwa masih terdapat beberapa siswa yang memperoleh nilai di bawah 66 yang merupakan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), khususnya pada hasil belajar pengetahuan matematika. Adapun hal-hal yang mempengaruhi hasil belajar siswa di antaranya adalah kecerdasan anak, kesiapan atau kematangan, bakat anak, kemauan belajar, minat, model penyajian materi pelajaran, pribadi dan sikap guru, suasana pengajaran, kompetensi guru, dan masyarakat (Susanto, 2014). Berdasarkan hal tersebut, salah satu faktor yang turut berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pada model penyajian materi. Diperlukan model penyajian materi yang menyenangkan, tidak membosankan, menarik, dan mudah dimengerti oleh para siswa agar hasil belajar yang optimal dapat tercapai, khususnya pada hasil belajar pengetahuan matematika. Penerapan konsep matematika banyak dijumpai di dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan masalah-masalah dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsepkonsep matematika, maka pembelajaran akan lebih realistis dan mudah untuk penanaman konsep siswa SD. Apabila konsep tersebut telah tertanam di pikiran siswa, maka siswa akan terus mengingat konsep tersebut sehingga hasil belajar pengetahuan matematika siswa akan optimal. Guru dituntut dapat memilih model pembelajaran yang dapat memacu semangat setiap siswa untuk secara aktif ikut terlibat dalam pengalaman belajarnya (Rusman, 2011). Salah satu alternatif model pembelajaran yang memungkinkan dikembangkannya kemampuan siswa
dalam pemecahan masalah untuk mengoptimalkan hasil belajar pengetahuan matematika adalah pembelajaran berbasis masalah atau dikenal dengan istilah Problem Based Learning. Problem Based Learning merupakan pembelajaran yang berorientasi pada siswa dengan beranjak dari suatu permasalahan (Amir, 2010). Dengan menerapkan Problem Based Learning diharapkan dapat mengoptimalkan hasil belajar pengetahuan matematika siswa. Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Wiguna (2014) dan Hendra (2015) yang menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa yang menggunakan Problem Based Learning lebih baik dari hasil belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Berdasarkan pemaparan tersebut, maka dilakukan sebuah penelitian dengan judul “Pengaruh Pendekatan Saintifik Berbasis Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Pengetahuan Matematika Siswa Kelas IV SD Gugus P.B. Sudirman Denpasar Tahun Ajaran 2015/2016”. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar pengetahuan matematika kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning dan hasil belajar pengetahuan matematika kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik konvensional, serta untuk mengetahui pengaruh pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning terhadap hasil belajar pengetahuan matematika siswa kelas IV SD Gugus P.B. Sudirman Denpasar Tahun Ajaran 2015/2016. METODE Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Desain yang digunakan yaitu melibatkan dua kelompok kelas, yakni: kelompok kelas pertama sebagai kelompok eksperimen yang mendapatkan perlakuan khusus dengan penerapan pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning dan kelompok kelas
3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
kedua sebagai kelompok kontrol dengan menggunakan pendekatan saintifik konvensional. Rancangan eksperimen semu yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequilevalent Control Group Design. Populasi merupakan kelompok yang digunakan peneliti sebagai subjek penelitian. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD di Gugus P.B. Sudirman Denpasar Barat tahun ajaran 2015/2016 sebanyak 304 siswa. Anggota populasi penelitian ini terdiri dari lima sekolah, yaitu SD Negeri 5 Dauh Puri, SD Negeri 6 Dauh Puri, SD Negeri 8 Dauh Puri, SD Negeri 19 Dauh Puri, dan SD Negeri 24 Dauh Puri dengan rincian yang disajikan pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Daftar Nama SD di Gugus P.B. Sudirman Denpasar No.
SD di Gugus P.B. Sudirman
1.
SD Negeri 5 Dauh Puri
2.
SD Negeri 6 Dauh Puri
3.
SD Negeri 8 Dauh Puri
4.
SD Negeri 19 Dauh Puri
5.
SD Negeri 24 Dauh Puri
Kelas IV IV A IV B IV A IV B IV IV A IV B
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang bersifat representatif (Sugiyono, 2012:118). Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kelas IVA SD Negeri 24 Dauh Puri sebagai kelompok eksperimen dan kelas IVB SD Negeri 6 Dauh Puri sebagai kelompok control. Dari populasi siswa kelas IV SD Gugus P.B. Sudirman tahun ajaran 2015/2016, untuk menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol digunakan teknik random sampling atau undian. Teknik pengambilan sampel dengan cara undian dilakukan agar semua anggota populasi memiliki
Jumlah Siswa 27 31 35 53 53 30 37 38
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel penelitian. Pada tahap awal, dilakukan pretest terhadap populasi siswa kelas IV SD di Gugus P.B. Sudirman untuk mengetahui kesetaraan dari masing-masing anggota populasi. Selanjutnya, hasil dari pretest dilakukan uji analisis dengan uji beda rerata antar kelompok kelas. Berdasarkan perhitungan hasil uji normalitas nilai pretest, maka diperoleh 7 anggota populasi yang berdistribusi normal dan 1 anggota populasi yang tidak berdistribusi normal. Adapun hasil uji normalitas kesetaraan kelompok disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Tabel Uji Normalitas Kesetaraan Semua Kelompok Kelompok SD N 5 Dauh Puri SD N 6 Dauh Puri SD N 8 Dauh Puri
Kelas Kelas IV Kelas IVA Kelas IVB Kelas IVA Kelas IVB
2hitung 2,99 5,50 10,92 3,91 7,64
4
2tabel
11,07
Keterangan Berdistribusi normal Berdistribusi normal Berdistribusi normal Berdistribusi normal Berdistribusi normal
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
SD N 19 Dauh Puri SD N 24 Dauh Puri
Kelas IV Kelas IVA Kelas IVB
9,85 8,96 19,47
Selanjutnya dilakukan uji homogenitas terhadap anggota-anggota populasi yang berdistribusi normal. Berdasarkan analisis uji homogenitas dengan menggunakan uji Bartlet, diperoleh nilai χ2tabel pada taraf signifikansi 5% (=0,05) dan derajat kebebasan (dk = 7 - 1) = 6 adalah 12,592 dan hasil analisis χ2hitung = -21,598 sehingga χ2hitung < χ2tab, maka ketujuh data berasal dari populasi yang homogen. Kemudian, data nilai pretest ketujuh anggota populasi berdistribusi normal dan homogen dilanjutkan dengan melakukan uji kesetaraan dengan uji-t polled varians. Setelah didapatkan anggota-anggota populasi yang setara, tahap selanjutnya adalah dilakukan pengundian untuk mendapatkan dua kelas yang dijadikan sampel pada penelitian ini. Berdasarkan pengundian yang dilakukan, terpilih kelas IVB SD Negeri 6 Dauh Puri dan kelas IVA SD Negeri 24 Dauh Puri sebagai sampel penelitian. Kemudian pada tahap terakhir, dilakukan pengundian kembali untuk menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil pengundian, diperoleh kelas IVA SD Negeri 24 Dauh Puri sebagai kelompok eksperimen dan kelas IVB SD Negeri 6 Dauh Puri sebagai kelompok kontrol. Penelitian ini melibatkan variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya varibel dependen atau terikat, sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013). Dalam penelitian yang dilakukan, adapun yang merupakan variabel bebas yaitu pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning, sedangkan yang merupakan variabel terikat adalah hasil belajar pengetahuan matematika. Terdapat dua kelas yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu satu kelas sebagai kelompok eksperimen dan satu kelas sebagai kelompok kontrol.
Berdistribusi normal Berdistribusi normal Tidak berdistribusi normal
Kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning dan kelompok kontrol diberi perlakuan dengan pendekatan saintifik konvensional. Setelah itu kedua kelas diberi post-test pada akhir pertemuan, yaitu pada pertemuan keenam. Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data hasil belajar pengetahuan matematika siswa yang dikumpulkan melalui tes hasil belajar pengetahuan matematika. Tes ini dikembangkan melalui prosedur: penyusunan kisi-kisi, pembuatan butir-butir soal, uji validitas ahli dan praktisi, revisi, uji coba lapangan, analisis hasil uji coba lapangan dan penulisan akhir. Tes hasil belajar pengetahuan matematika digunakan untuk memperoleh data mengenai hasil belajar pengetahuan matematika siswa. Tes ini diberikan pada akhir pertemuan pada masing-masing kelas yang dijadikan sampel penelitian. Tes hasil belajar pengetahuan matematika yang dipergunakan berupa tes uraian. Selanjutnya, tes hasil belajar pengetahuan matematika diperiksa dengan menggunakan rubrik penskoran. Suatu tes dikatakan baik harus memenuhi persyaratan tes yaitu tes tersebut valid dan reliabel sehingga sebelum tes tersebut digunakan, haruslah tes tersebut diuji dulu validitas dan reliabilitasnya. Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2013). Jadi, validitas merupakan pengujian yang dilakukan dengan tujuan menguji ketepatan dalam menggunakan suatu alat ukur. Terkait dengan reliabilitas, suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap (Arikunto, 2013). Maka, reliabilitas tes terkait dengan ketetapan hasil tes. Langkah pertama yang dilakukan setelah pembuatan instrumen adalah melakukan pengujian instrumen oleh ahli
5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
yang disebut uji validitas isi/konten. Uji Selanjutnya, setelah dilakukan validitas isi ini dilakukan dengan konsultasi dengan ahli, maka dilakukan uji menjabarkan keseluruhan materi variabel coba instrumen penelitian pada kelas V A yang seharusnya diukur pada responden, SD Negeri 24 Dauh Puri. Setelah kemudian mengidentifikasi item-item melakukan uji coba, dilakukan analisis tersebut. Jika semua indikator telah butir tes dengan menggunakan rumus korelasi product moment karena tes terwakili oleh item-item dalam instrumen, maka instrumen tersebut dianggap telah bersifat politomi. Kemudian, diperoleh 13 mewakili validitas isi yang cukup baik. soal yang valid dari 15 soal yang Dalam penyusunan instrumen tes hasil diujicobakan. belajar pengetahuan matematika, Rekapitulasi hasil dari uji validitas dilakukan konsultasi dengan ahli (expert butir tes disajikan pada Tabel 3. judgement) untuk menentukan validitas isi instrumen. Tabel 3. Tabel Rekapitulasi Validitas Butir Tes Kriteria Valid
Banyak Butir Tes 13
Tidak valid
2
Soal yang valid tersebut kemudian diuji reliabilitasnya dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach. Berdasarkan hasil analisis uji reliabilitas perangkat tes hasil belajar matematika dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 for Windows, diperoleh nilai r11 sebesar 0,84. Sehingga r11 lebih besar dari 0,70 (0,84 > 0,70). Dengan demikian tes hasil belajar matematika tergolong reliabel.
Nomor Butir Tes 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 13, 14, 15 9 dan 12 Nilai hasil belajar pengetahuan matematika siswa kelas IVA SD Negeri 24 Dauh Puri dengan menggunakan pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning menunjukkan bahwa nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 100, sedangkan nilai terendah yang dicapai siswa adalah 62, rentangan sebesar 39, rerata sebesar 81,26, modus sebesar 71,17, dan median sebesar 82,53. Gambaran yang lebih jelas mengenai distribusi frekuensi hasil belajar pengetahuan matematika siswa kelompok eksperimen disajikan pada Gambar 1.
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini melibatkan dua kelompok kelas yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen dibelajarkan dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning, sedangkan pada kelompok kontrol dibelajarkan dengan pendekatan saintifik konvensional. Pembelajaran dilakukan sebanyak 5 kali pertemuan dengan 1 kali post test, baik di kelompok eksperimen maupun di kelompok kontrol. Data yang diperoleh dikelompokkan menjadi dua, yaitu data hasil belajar pengetahuan matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning dan data hasil belajar pengetahuan matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik konvensional.
10
Frekuensi
8 6 4 2 0 63
70
77
84
91
98
Titik Tengah
Gambar 1. Gambar Diagram Batang Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Pengetahuan Matematika Siswa Kelompok Eksperimen
6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
berarti sebaran data post test muatan materi matematika siswa kelas IV A SDN 24 Dauh Puri Tahun Pelajaran 2015/2016 berdistribusi normal. Sedangkan untuk perhitungan uji normalitas di kelompok 2 kontrol, diperoleh hit = 6,52, dengan
Adapun nilai hasil belajar pengetahuan matematika siswa kelas IVB SD Negeri 6 Dauh Puri dengan menggunakan pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning menunjukkan bahwa nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 97, sedangkan nilai terendah yang dicapai siswa adalah 41, rentangan sebesar 57, rerata sebesar 75,21, modus sebesar 73,50, dan median sebesar 71,89. Gambaran yang lebih jelas mengenai distribusi frekuensi hasil belajar pengetahuan matematika siswa kelompok kontrol disajikan pada Gambar 2.
taraf signifikansi 5% ( = 0,05) dan derajat kebebasan (dk) = 5, maka diperoleh χ2 (1-a) (k-3)= 11,07, karena χ2hit < χ2 (1-a) (k-3), ini berarti sebaran data post test muatan materi matematika siswa kelas IV B SDN 6 Dauh Puri Tahun Pelajaran 2015/2016 berdistribusi normal. Setelah dilakukan uji normalitas dan diketahui bahwa kedua sampel dinyatakan berdistribusi normal, kemudian dilanjutkan dengan uji homogenitas. Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan uji F dari Havley. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh Fhitung sebesar 1,67 sedangkan Ftabel pada taraf signifikansi 5% adalah 1,78. Sehingga Fhitung < Ftabel, yang berarti tidak terdapat perbedaan varians masingmasing kelas atau data nilai post test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah homogen. Selanjutnya setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, dilakukan pengujian hipotesis menggunakan Uji-t pada taraf signifikansi 5%. Uji-t yang dipergunakan adalah uji-t polled varians karena banyaknya sampel n1 ≠ n2. Hasil yang diperoleh pada pengujian ini dengan perhitungan thitung = 2,39 dan t(0,95)(94)= 2,00. Nilai thitung lebih dari t(0,95)(94) sehingga H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan matematika terhadap kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning dan yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik konvensional pada siswa kelas IV SD Gugus P.B. Sudirman Denpasar tahun ajaran 2015/2016. Proses pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning berlangsung optimal. Hal ini disebabkan karena siswa dibelajarkan dengan menerapkan langkah-langkah pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning sehingga siswa dengan
12
Frekuensi
10 8 6 4 2 0 44,5 54,5 64,5 74,5 84,5
95
Titik Tengah
Gambar 2. Gambar Diagram Batang Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Pengetahuan Matematika Siswa Kelompok Kontrol Berdasarkan hasil analisis terhadap nilai hasil belajar pengetahuan matematika siswa, diketahui bahwa rerata nilai hasil belajar pengetahuan matematika siswa pada kelompok eksperimen adalah 81,26 dan rerata nilai hasil belajar pengetahuan matematika siswa pada kelompok kontrol adalah 75,21. Sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis data. Uji prasyarat ini terdiri atas dua bagian yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Berdasarkan perhitungan uji normalitas di kelompok eksperimen, 2 diperoleh hit = 4,21, dengan taraf signifikansi 5% ( = 0,05) dan derajat kebebasan (dk) = 5, maka diperoleh χ2 (1-a) 2 2 (k-3)= 11,07, karena χ hit < χ (1-a) (k-3), ini
7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
menggunakan Problem Based Learning lebih baik dari hasil belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Berdasarkan uji-t diperoleh nilai thitung sebesar 2,39 dan ttabel sebesar 2,00 dengan taraf signifikansi 5% dan dk = 70, maka thitung > ttabel. Dari hasil tersebut maka hipotesis alternatif (H a) diterima. Atau dengan kata lain, hipotesis statistik yang menyebutkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan matematika antara siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning dan siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik konvensional diterima. Adapun rerata hasil belajar pengetahuan matematika kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning sebesar 81,26 dan rerata hasil belajar pengetahuan matematika kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik konvensional sebesar 75,21. Hal ini mengandung arti bahwa kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning memiliki hasil belajar pengetahuan matematika lebih tinggi daripada kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan pembelajaran saintifik konvensional. Beberapa faktor yang menyebabkan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning memperoleh hasil belajar pengetahuan matematika yang lebih tinggi daripada kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik konvensional adalah siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran serta siswa dituntut untuk berpikir kritis dalam menganalisis permasalahan yang ditemukan. Smith (dalam Amir, 2009:26) mengemukakan beberapa keunggulan dari penerapan Problem Based Learning, di antaranya adalah (1) siswa menjadi lebih ingat dan memahami materi yang telah dipelajari, (2) meningkatkan fokus pada pengetahuan yang relevan, (3) mendorong siswa untuk berpikir, (4) membangun kerja tim, kepemimpinan,
mudah memahami materi pembelajaran yang dibelajarkan. Selama proses pembelajaran berlangsung siswa menjadi aktif dan memiliki rasa keingintahuan yang tinggi dalam mengidentifikasi pola jaring-jaring bangun ruang seperti: (1) kubus, (2) balok, (3) prisma segitiga, (4) limas segitiga, dan (5) limas segiempat. Selain itu, melalui menemukan dan menyelesaikan permasalahan yang ditemui sendiri, siswa menjadi lebih mudah memahami konsep dari materi yang dibelajarkan. Sehingga rerata hasil pengetahuan matematika yang dibelajarkan dengan menerapkan pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning pada siswa kelas IVA SD Negeri 24 Dauh Puri sebagai kelompok eksperimen menjadi optimal yaitu sebesar 81,26. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian Wiguna (2014) yang menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa yang menggunakan Problem Based Learning lebih baik dari hasil belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran saintifik konvensional berlangsung kurang optimal. Siswa terlihat kurang aktif selama mengikuti pembelajaran. Hal ini disebabkan karena konsep-konsep dari materi pembelajaran langsung diberikan dari guru ke siswa, sehingga siswa kurang dapat mengingat dan memahami konsep dari materi pembelajaran yang dibelajarkan dengan mudah. Ini terlihat dari rerata hasil belajar pengetahuan matematika yang dibelajarkan dengan menerapkan pembelajaran saintifik konvensional pada siswa kelas IVB SD Negeri 6 Dauh Puri sebagai kelompok kontrol sebesar 75,21. Jika dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning rerata nilai hasil belajar pengetahuan matematika siswa lebih besar dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran saintifik konvensional. Hal tersebut didukung oleh penelitian penelitian Hendra (2015) yang menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa yang
8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
dan keterampilan sosial, (5) membangun kecakapan belajar, dan (6) memotivasi peserta didik. Dalam proses pembelajaran, guru dapat memberikan suasana yang menarik dan menyenangkan sehingga siswa memperoleh konsep baru. Pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning adalah pembelajaran yang memadukan lima pengalaman belajar dalam pendekatan saintifik (Sani, 2014), yakni: (1) mengamati, (2) menanya, (3) mengumpulkan informasi, (4) menalar, dan (5) mengkomunikasikan; dengan langkah-langkah Problem Based Learning (Kosasih, 2014), yaitu: (1) mengorientasikan siswa terhadap masalah, (2) memunculkan permasalahan, (3) mengumpulkan data, (4) merumuskan jawaban, dan (5) mengkomunikasikan. Dalam penerapannya, guru mengorientasikan siswa terhadap permasalahan yang terkait dengan materi yang akan dibelajarkan untuk kemudian ditemukan beberapa permasalahan oleh siswa dan setelah itu dianalisis bersama kelompoknya untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan yang ditemukan. Berbeda dengan pembelajaran yang menggunakan pembelajaran saintifik konvensional, selama proses pembelajaran siswa terlihat kurang aktif. Siswa lebih terpusat pada guru yang lebih banyak memberikan konsep-konsep sehingga siswa kurang dapat mengingat dan memahami konsep dari materi pembelajaran yang dibelajarkan dengan mudah. Oleh karena itu berakibat pada aktivitas siswa yang kurang optimal, sehingga siswa hanya menerima konsepkonsep yang disampaikan guru dan proses pembelajaran cenderung membosankan. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian Wiguna (2014) dan Hendra (2015) yang menunjukkan bahwa hasil belajar matematika kelompok siswa yang menggunakan Problem Based Learning lebih baik dari hasil belajar matematika kelompok siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning terhadap hasil belajar pengetahuan matematika pada siswa kelas IV SD Gugus P.B. Sudirman Denpasar Tahun Ajaran 2015/2016. Hal tersebut berarti pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning sesuai untuk diterapkan pada siswa kelas IV SD Gugus P.B. Sudirman Denpasar. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji-t diperoleh thitung = 2,39 > ttabel = 2,00, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan matematika terhadap kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning dan yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik konvensional pada siswa kelas IV SD Gugus P.B. Sudirman Denpasar Tahun Ajaran 2015/2016. Selanjutnya, rerata nilai hasil belajar pengetahuan matematika siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning pada siswa kelas IVA SD Negeri 24 Dauh Puri Tahun Ajaran 2015/2016 sebagai kelompok eksperimen adalah 81,26. Sedangkan rerata nilai hasil belajar pengetahuan matematika siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik konvensional pada siswa kelas IVB SD Negeri 6 Dauh Puri Tahun Ajaran 2015/2016 sebagai kelompok kontrol adalah 75,21. Hal ini mengandung arti bahwa siswa yang dibelajarkan menggunakan pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning memiliki rerata hasil belajar pengetahuan matematika lebih tinggi daripada siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan pembelajaran saintifik konvensional. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning terhadap hasil belajar pengetahuan matematika siswa kelas IV SD Gugus P.B. Sudirman Denpasar Tahun Ajaran 2015/2016. Adapun saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: (1) kepada guru disarankan untuk
9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Rusman. 2011. Pembelajaran Profesionalisme Rajawali Pers
lebih mengembangkan inovasi dalam menerapkan pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning sehingga proses pembelajaran menjadi optimal, (2) kepada sekolah diharapkan dapat dijadikan pedoman bagi sekolah untuk menciptakan kondisi yang mampu memotivasi dan meningkatkan kualitas guru-guru dalam merancang pembelajaran yang inovatif dalam membelajarkan siswa sesuai dengan yang diharapkan dalam kurikulum 2013 sehingga dapat meningkatkan mutu dan kualitas sekolah menjadi lebih unggul dan inovatif, dan (3) kepada peneliti lain diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning pada tema dan pembelajaran yang lain serta dapat mengembangkan kreativitas siswa untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
Sani,
Model-model Mengembangkan Guru. Jakarta:
Ridwan Abdullah. Pembelajaran Saintifik Implementasi Kurikulum Jakarta: Bumi Aksara
2014. Untuk 2013.
Sugiyono. 2014. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Susanto, A. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Wiguna, I G. L. A. 2014. “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Hands On Mathematics Terhadap Keaktifan dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V Di SD 1,2,5 Banyuasri”. Tesis (tidak diterbitkan). Program Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan Ganesha
DAFTAR PUSTAKA Amir, Taufiq. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana Arikunto, S. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Hendra, I. K. 2015. “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Pada Siswa Kelas III SDN Gugus Letda Made Putra Denpasar”. Tesis (tidak diterbitkan). Program Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan Ganesha Kosasih. 2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran (Implementasi Kurikulum 2013). Bandung: Yrama Widya Munir. 2010. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta Prihandoko, Antonius Cahnya. 2006. Pemahaman dan Penyajian Konsep Matematika Secara Benar dan Menarik. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
10