Analsis Implementasi Ubiqoutous Health di Indonesia Cut Fiarni , Dr. Suhono H. Supangkat
[email protected],
[email protected] Kelompok Keahlian Teknologi Informasi Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Abstraksi Dewasa ini, penggunaan komputer yang terhubung internet secara mobile merupakan hal yang umum. Teknologi energi memungkinkan komputer semakin ringan dan kecil, mudah didapatkan, portabel, mudah dioperasikan dan dengan harga relatif murah. Perkembangan komputer dan internet tersebut memungkinkan manusia berinteraksi dengan komputer secara kontinyu, di mana saja, kapan saja, tanpa disadarinya. Inilah yang disebut ubiquitous computing. Sedangkan Ubiquitous networks dapat diartikan sebagai suatu jejaring yang dapat diakses dimana saja, kapan saja, dengan siapa saja dan dengan apa saja. Pemanfaatan ubiquitous network dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan dunia kesehatan terkait kondisi geografis Indonesia, khususnya kesehatan dan keselamatan Ibu dan bayi. Hal ini dikarenakan kondisi kesehatan ibu dan bayi di Indonesia cukup memprihatinkan. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai angka 470 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini adalah yang tertinggi di seluruh Negara ASEAN Pada peneliatian ini, akan dibuat sebuah sistem informasi kesehatan ubiquitous, sehingga dapat dicapai oleh siapa pun dan kapan pun, dengan memanfaatkan GIS. Penelitian ini termasuk juga analisa kebutuhan infrastruktur jaringan, komputer akan dan sistem dalam mewujudkannya serta change management dalam implementasinya.
Kata Kunci : GIS, Ubiqutous network, Ubiquitous Computing, AKB, AKI. 1.
PENDAHULUAN
Dewasa ini, penggunaan komputer yang terhubung internet secara mobile merupakan hal yang umum. Teknologi energi memungkinkan komputer semakin ringan dan kecil, mudah didapatkan, portabel, mudah dioperasikan dan dengan harga relatif murah. Perkembangan komputer dan internet tersebut memungkinkan manusia berinteraksi dengan komputer secara kontinyu, di mana saja, kapan saja, tanpa disadarinya. Inilah yang disebut ubiquitous computing. Sedangkan Ubiquitous networks dapat diartikan sebagai suatu jejaring yang dapat diakses dimana saja, kapan saja, dengan siapa saja dan dengan apa saja. Pemanfaatan ubiquitous network dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan dunia kesehatan terkait kondisi geografis Indonesia, khususnya kesehatan dan keselamatan Ibu dan bayi. Hal ini dikarenakan kondisi kesehatan ibu dan bayi di Indonesia cukup memprihatinkan. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai angka 470 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini adalah yang tertinggi di seluruh Negara ASEAN e-Indonesia Initiative 2008 (eII2007) Konferensi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 21-23 Mei 2008, Jakarta
(www.ropeg.depkes.go.id). Faktor penyebab tingginya AKI, 28% diakibatkan kasus pendarahan karena lambatnya penanganan. Belum lagi dengan angka yang tinggi (57%) pada penderita anemia yang dialami remaja puteri. Sedangkan menurut Badan Pusat Statistika, angka kematian bayi adalah 30,8 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2006. Sedangkan hasil survei menyebutkan komplikasi penyebab kematian bayi yang baru lahir disebabkan asfiksia, infeksi dan berat bayi lahir rendah. Penyebab kematian tersebut sebenarnya dapat diatasi dengan mudah melalui penerapan teknologi, karena berkaitan dengan kondisi kehamilan, pertolongan persalinan yang aman dan perawatan bayi baru lahir. Penelitian ini merupakan bagian dari pengembangan UIndonesia untuk menyinambungkan NKRI dan kemakmuran bangsa ini, dengan cara meningkatkan pelayanan kesehatan terutama keselamatan Ibu dan Bayi sebagai penerus generasi bangsa sehingga dapat mencapai millenium development goal.
2.
UBIQUITOUS HEALT INDONESIA 2.1. Ubiquitous Computing
Ubiquitous computer dapat diartikan sebagai suatu cara untuk membuat komputer dapat tersedia melalui lingkukan fisik, sementara membuatnya dapat digunakan secara efektif, meskipun tidak disadari oleh penggunanya. dengan konsep ini komputer termuat secara alami sehingga dapt digunakan dengan mudah dan alami. Sedangkan ubiqutous netwerkadala jejaring yang dapat diakses dimana saja, kapan saja, dengan siapa saja dan dengan apa saja. Pengembangan ini merupakan kesinambungan dari perkembangan/evolusi jaringan mulai dari internet/2G (Hypertext) yang berkembang pada decade 1990 kemudian Multimedia/3G pada decade 2000. Diperkirakan pada decade 2010 akan berkembang suatu jejaring yang menyatu dengan konteks kehidupan yang lebih nyata (real world context). 2.2. Geographic Information System (IS) Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu sistem yang men-capture, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisa, dan menampilkan data yang secara spatial (keruangan) mereferensikan kepada kondisi bumi. Teknologi SIG mengintegrasikan operasi-operasi umum database, seperti query dan analisa statistik, dengan kemampuan visualisasi dan analisa yang unik yang dimiliki oleh pemetaan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dengan Sistem Informasi lainnya yang membuatnya menjadi berguna untuk berbagai kalangan untuk menjelaskan kejadian, merencanakan strategi, dan memprediksi apa yang akan terjadi. Kemampuan SIG antara lain: 1.
Memetakan Letak Data realita di permukaan bumi akan dipetakan ke dalam beberapa layer dengan setiap layernya merupakan representasi kumpulan benda (feature) yang mempunyai kesamaan, contohnya layer jalan, layer bangunan, dan layer customer (gambar 1). Layer-layer ini kemudian disatukan dengan disesuaikan urutannya. Setiap data pada setiap layer dapat dicari, seperti halnya melakukan query terhadap database, untuk kemudian dilihat letaknya dalam keseluruhan peta. Kemampuan ini memungkinkan seseorang untuk mencari dimana letak suatu daerah, benda, atau lainnya di permukaan bumi. Fungsi ini dapat digunakan seperti untuk mencari lokasi rumah, mencari rute jalan, mencari tempat-tempat penting dan lainnya yang ada di peta. Orang dapat pula melihat pola-pola yang mungkin akan muncul dengan melihat penyebaran letak-letak feature, misalnya sekolah, pelanggan, daerah miskin dan sebagainya.
e-Indonesia Initiative 2008 (eII2007) Konferensi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 21-23 Mei 2008, Jakarta
Gambar 1 Representasi SIG terhadap dunia nyata 2.
Memetakan Kuantitas Orang sering memetakan kuantitas, yaitu sesuatu yang berhubungan dengan jumlah, seperti dimana yang paling banyak atau dimana yang paling sedikit. Dengan melihat penyebaran kuantitas tersebut dapat mencari tempat-tempat yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan dan digunakan untuk pengambilan keputusan, ataupun juga untuk mencari hubungan dari masing-masing tempat tersebut. Pemetaan ini akan lebih memudahkan pengamatan terhadap data statistik dibanding database biasa. Sebagai contoh, sebuah perusahaan pakaian anak yang akan menyebarkan brosurnya akan terbantu dengan mengetahui daerah-daerah mana yang punya banyak keluarga dengan anak kecil dan mempunyai pendapatan yang tinggi. Contoh SIG pada gambar 2 memetakan jumlah penderita cancer di teluk Cod direlasikan dengan penggunaan lahan. Pemetaan ini digunakan untuk menganalisa apakah penggunaan pestisida dan bahan kimia lainnya berpengaruh terhadap kasus-kasus kanker yang terjadi.
Gambar 2 Peta penyebaran penyakit kanker dan peta lahan pertanian
3.
Memetakan Kerapatan ( Densities ) Sewaktu orang melihat konsentasi dari penyebaran lokasi dari feature-feature, di wilayah yang mengandung banyak feature mungkin akan mendapat kesulitan untuk melihat wilayah mana yang mempunyai konsentrasi lebih tinggi dari wilayah lainnya. Peta kerapatan dapat mengubah bentuk konsentrasi kedalam unit-unit yang lebih mudah untuk dipahami dan seragam, misal membagi dalam kotak-kotak selebar 10 km2, dengan menggunakan perbedaan warna untuk menandai tiap-tiap kelas kerapatan. Pemetaan kerapatan sangat berguna untuk data-data yang berjumlah besar seperti sensus atau data statistik daerah. Dalam data sensus seperti gambar 3 misalnya, sebuah unit sensus yang mempunyai jumlah keluarga diatas 40 diberi warna hijau, 30-40 hijau muda dan seterusnya. Dengan cara ini orang akan lebih mudah melihat daerah mana yang kepadatan penduduknya tinggi dan mana yang kepadatan penduduknya rendah.
4.
Memetakan Perubahan Dengan memasukkan variabel waktu, SIG dapat dibuat untuk peta historikal. Histori ini dapat digunakan untuk memprediksi keadaan yang akan datang dan dapat pula digunakan untuk evaluasi kebijaksanaan.
5.
Memetakan Apa yang Ada di Dalam dan di Luar Suatu Area SIG digunakan juga untuk memonitor apa yang terjadi dan keputusan apa yang akan diambil dengan memetakan apa yang ada pada suatu area dan apa yang ada diluar area.
2.3. Konsep Pengembangan Ubiquitous Health di Indonesia Penelitian ubiqoutous health di Indonesia ini, ruang lingkupnya terkait dengan tujuan menurunkan angka kematian ibu dan bayi di indonesia. Ada beberapa metoda yang digunakan dalam rangka mencapai tujuan ini, metodametoda tersebut antara lain adalah: 1. Mengembangkan sistem informasi kesehatan ibu dan bayi yang dapat diakses dimanapun dan kapanpun. Sistem informasi ini dibuat berbasiskan pada kemudahan pemakaian dengan tidak mengurangi kualitasnya itu sendiri. Dengan sistem ini diharapkan kesejahteraan ibu dan anak dapat ditingkatkanm serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia secara umum. 2. Mengembangkan sebuah GIS berbasis WEB, dengan penitik beratan pada data posyandu dan puskesmas berserta coverage areanya. Sehingga didapat pemahaman keterkaitan antara jumlah e-Indonesia Initiative 2008 (eII2007) Konferensi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 21-23 Mei 2008, Jakarta
posyandu/puskesmas dengan tingkat kematian ibu dan bayi didaerah tersebut. Adapun trend kematian ibu hamil antara untuk tahun 1990 hingga mencapai target MDG pada tahun 2015 dapat dilihat pada gambar berikut ini
Adapun persentasi kematian bayi dan balita dari seluruh dunia dapat dilihat pada gambar ini
3. PENUTUP Pada peneliatian ini, akan dibuat sebuah sistem informasi kesehatan ubiquitous, sehingga dapat dicapai oleh siapa pun dan kapan pun. Penelitian ini termasuk juga analisa kebutuhan infrastruktur jaringan, komputer akan dan sistem dalam mewujudkannya serta change management dalam implementasinya. Pada tahap awal dilakukan studi literatur kebutuhan sistem dan analisis kebutuhan pengguna. Setelah itu dibuat pemetaan master plan impelemtasi U-Health di Indonesia disertai analisis manfaat dan cost benefit. dilakukan pemetaan antara master plan U-Health, kebutuhan dan sistem, sehingg sistem dapat align dengan baik. Pada tahap selanjutnya dilakukan pembuatan protoype dan pengujian impementasinya untuk kemudian dianalisis performansi sistem serta menabah khazanah baru dalam database ucapan berbahasa Indonesia.
4. Daftar Pustaka [1] [2]
[3]
[4]
Dangermond, J. (1983). Fundamental of GIS. New York. USA. Gaver,Kaye, Bowers, Enhancing Ubiquitous computing with user interpretation:Field testing the home health horoscope.University of London,2006 Sakriani Sakti, Satoshi Nakamura, A View of Automatic Speech Recognition, ATR Spoken Language Translation Research Laboratories (paper), 2003. Steve Young, Gunnar Evermann, The HTK Book (version 3.3), Cambridge University Engineering Department, 2005.
e-Indonesia Initiative 2008 (eII2007) Konferensi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 21-23 Mei 2008, Jakarta
e-Indonesia Initiative 2008 (eII2007) Konferensi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 21-23 Mei 2008, Jakarta
e-Indonesia Initiative 2008 (eII2007) Konferensi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 21-23 Mei 2008, Jakarta