TUGAS TAKE HOME UJIAN TENGAH TRIWULAN 3 MK SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
IMPLEMENTASI e-BUSINESS DI INDONESIA. Oleh : Rachmat Vidiansyah
P056100312. 35E
MAGISTER MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
Tugas Individu
: UTT Sistem Informasi Manajemen
Penyerahan
: 12 Juli 2011
Dosen
: Dr. Ir Arif Imam Suroso, Ir, MSc.CS,
Batas Penyerahan
: 12 Juli 2011
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Perkembangan
teknologi
(tele)komunikasi
dan
komputer
menyebabkan
terjadinya perubahan kultur kita sehari-hari. Dalam era yang disebut “information age” ini, media elektronik menjadi salah satu media andalan untuk melakukan komunikasi dan bisnis. Kemajuan era informasi mengharuskan perusahaan untuk mengubah mindsetmereka. Perusahaan harus melakukan investasi besar dalam bidang teknologi informasi dan konektivitas jaringan Investasi mereka dalam teknologi informasi terkadang jauh melebihi investasi untuk pabrik dan peralatan. Abad informasi telah menciptakan pasar yang hypercompetitive. Menurut Kotler dalam Marketing Moves: A New Approach To Profits, Growth, and Renewal menjelaskan pembeli lebih sadar akan tawaran yang kompetitif, harga, dan lebih menuntut dibandingkan dengan sebelumnya. Kekuatan telah berpindah dari manufacturers dan retailers ke konsumen, yang sekarang dapat mendefinisikan apa yang mereka inginkan akan produk dan jasa, harga, saluran distribusi, dan bahkan periklanan dan promosi penjualan yang terkustomisasi. Pemanfaatan internet pada masa era globalisasi ini telah semakin meningkat penggunaannya oleh berbagai kalangan, baik individu maupun kelompok termasuk kalangan organisasi khususnya para pengusaha. Internet merupakan sebuah koneksi global dari ribuan jaringan yang dikelola secara bebas (Budi Sutedjo,2001). Internet, sebagai bagian dari kemajuan teknologi, secara dramatis telah membentuk ulang pasar dan bisnis. Konsumen di seluruh dunia ter-exposed akan cara hidup dan konsumsi baru dan menginginkan banyak dari hal-hal yang mereka lihat. Pola kehidupan berangsur-angsur mengalami perubahan sejak tercipta teknologi internet. Kegiatan bisnispun mulai mengadopsi internet sehingga mendukung terciptanya sistem e-business, ecommerce, e-marketing, e-education dan sebagainya. (Budi Sutedjo,2001). Ada beberapa manfaat internet yang utama diantaranya : 1. Kemampuan dan kecepatan dalam komunikasi serta integrasi data dan informasi,
1
2. Efisiensi biaya komunikasi serta waktu distribusi data dan informasi, 3. Skalabilitas jangkauan jaringan yang mencapai antar pulau bahkan antar benua. Perusahaan dapat memetik sejumlah manfaat dari kehadiran teknologi internet diantaranya komunikasi yang intens dengan komunitas konsumen yang pada akhirnya akan dapat membentuk jaringan komunitas konsumen yang loyal dengan produk perusahaan,
perusahaan dapat mengintegrasikan sistemnya dengan pemasok atau
pihak perbankan kepercayaannya, memungkinkan perusahaan untuk melakukan transaksi jarak jauh, serta membuka kesempatan bagi para pebisnis untuk melakukan promosi, baik secara dua dimensi maupun video . Penggunaan
e-business
ini
menimbulkan
berbagai
keuntungan
karena
perusahaan dapat melakukan berbagai kegiatan bisnis secara elektronik tanpa batas dan kendala waktu. Kegiatan bisnis itu meliputi transaksi bisnis, operasi fungsi-fungsi perusahaan, sharing informasi khususnya dengan pelanggan dan suplier sehingga hubungan antara pihak-pihak tersebut dnegan perusahaan dapat terjalin baik sebelum, selama dan setelah proses pembelian (Zwass 1998; Bandyo-padhyay 2002; Haag, Cummings & Dawkins 1998). Aktifitas bisnis secara elektronik ini (e-business/ecommerce) telah memberikan beberapa kemudahan baik bagi penjual maupun bagi pembeli. Pemanfaatan teknologi e-business dan website di Indonesia untuk sekarang ini masih belum berkembang. Hal ini disebabkan infrastruktur yang ada saaat ini belum memadai, kurangnya ketersediaan pekerja yang ahli tentang teknologi informasi (IT), keterlibatan lembaga keuangan/perbankan kurang akibat dari kurangnya pengetahuan dan tingkat pendidikan pengguna (user) . Walaupun demikian, seiring dengan penggunaan teknologi internet yang semakin luas, indikator untuk teknologi informasi dan komunikasi (ICT) dalam beberapa tahun terakhir di Indonesia cukup meningkat secara signifikan. Sebagai bukti konkritnya pada tahun 1996-1999, penggunaan PC (personal computer), jumlah internet host dan jumlah pengguna (online users) meningkat masingmasing sebesar 17,85%, 24,11% dan 42,52%. (Oberta, 2002). Banyak perusahaan di Indonesia sekarang dituntut untuk mempersiapkan diri dengan berbagai perangkat e-business sebagai bagian baru dari pola interaksinya dengan para pelanggannya, pemasoknya, dan bahkan juga dengan karyawannya sendiri. Hal ini sejalan dengan semakin beratnya tantangan persaingan dari luar yang
2
dihadapi perusahaan di Indonesia, terlebih di era perdagangan bebas seperti sekarang. Dalam bidang manufaktur, misalnya, persaingan ketat datang dari China, Malaysia, Vietnam, Thailand yang dapat membuat produk-produk lebih murah dan masal. Produk-produk murah tersebut sulit disaingi karena memang skala ekonomi dan pemanfaatan tehnoloi informasi pada perusahaan-perusahaan tersebut lebih baik dibanding perusahaan di Indonesia. Mereka mempunyai pasar lokal yang begitu besar sehingga produk yang dihasilkan bisa lebih murah. Untuk itu perusahaan-perusahaan nasional harus meningkatkan efisiensi, kecepatan, dan penggalangan kekuatan bersama atau kolaborasi.
1.2. Tujuan Pembuatan paper ini adalah untuk menganalis dan mengetahui penggunaan ebusiness (e-commerse) untuk menunjang kegiatan operasional pada perusahaan .
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN
2.1. Electronic Business System Perkembangan teknologi informasi yang sangat dramatis dalam beberapa tahun terakhir telah membawa dampak transformational pada berbegai aspek kehidupan, termasuk di dalamnya dunia bisnis. Setelah berlalunya era ‘total quality’ dan ‘reengineering’, kini saatnya ‘era elektronik’ yang ditandai dengan menjamurnya istilahistilah e-business, e-economy, e-university, e-government, e-entertainment, e-service, dan masih banyak lagi istilah sejenis. Salah satu konsep yang dinilai merupakan paradigma bisnis baru adalah ebusiness atau dikenal pula dengan istilah e-commerce sebagai bidang kajian yang relatif masih baru dan akan terus berkembang, e-business berdampak besar pada praktek bisnis, setidaknya dalam hal penyempurnaan direct marketing, transformasi organisasi, dan redefinisi organisasi. Yang menjadi salah satu karakteristik utama pada era informasi adalah bisnis elektronik atau yang lebih dikenal dengan istilah e-business atau e-commerce. Model bisnis ini menekankan pertukaran informasi dan transaksi bisnis yang bersifat paperless, melalui Electronic Data Interchange (EDI), E-mail, electronic bulletin boards, electronic fund transfer, dan teknologi lainnya yang juga berbasis jaringan. Popularitas e-business di penghujung abad 20 dan di awal milenium baru ini ditunjang oleh tiga faktor pemicu utama, yaitu : 1. faktor
pasar
dan
ekonomi,
diantaranya
kompetisi
yang
semakin
intensif,
perekonomian global, kesepakatan dagang regional, dan kekuasaan konsumen yang semakin bertambah besar. 2. faktor sosial dan lingkungan, seperti perubahan karakteristik angkatan kerja, deregulasi pemerintah, kesadaran dan tuntutan akan praktis etis, kesadaran dan tuntutan akan praktis etis, kesadaran akan tanggung jawab sosial perusahaan, dan perubahan politik. 3. faktor teknologi, meliputi singkatnya usia siklus hidup produk dan teknologi, inovasi yang muncul hampir setiap waktu, information overload, dan berkurangnya rasio biaya teknologi terhadap kinerja. e-Business ditujukan untuk definisi yang luas dari EC, tidak hanya jual dan beli
4
barang dan jasa, tetapi juga melayani pelanggan, kolaborasi dengan rekan bisnis, melakukan e- learning, dan melakukan transaksi elektronik di dalam suatu organisasi. Bagaimanapun juga, beberapa orang melihat e-Business sebagai aktivitas "selain
hanya jual beli" melalui internet, seperti kolaborasi dan aktivitas intrabisnis
(aktivitas online diantara dan di dalam pelaku bisnis). Selanjutnya istilah EC+ (definisi EC yang lebih luas) akan dianggap sama dengan e-Business (EB).
Gambar 1. Dimensi e Business 2.1.1. Definisi e–Business Sistem Bisnis Enterprise adalah sistem informasi yang diperuntukkan bagi perusaahan seperti perusahaan di bidang manufaktur maupun jasa yang berperan untuk mengintegrasikan dan mengotomatisasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan yang bersangkutan. E bisnis memiliki pengertian penggunaan internet untuk berhubungan dengan konsumen, rekan bisnis dan supplier, dengan penggunaan internet
menyebabkan proses bisnis lebih
efisien dan meningkatkan produktivitas perusahaan pengguna e bisinis . Ini berarti bahwa sistem ini nantinya akan membantu mengontrol aktivitas bisnis seperti penjualan, pengiriman, produksi, manajemen persediaan, manajemen kualitas dan sumber daya manusia. Dalam penggunaan e business, perusahaan harus membuka data pada sistem informasi mereka agar perusahaan dapat berbagi informasi dengan konsumen, rekan
5
bisnis, dan supplier dan dapat bertransaksi secara elektronik dengan mereka memanfaatkan internet. Beda e-business dengan e-commerce adalah ecommerce hanya berupa transaksi secara elektronik di internet sedangkan e-business termasuk juga pertukaran informasi secara online misalnya sebuah perusahaan manufaktur membagi informasi persediaan bahan baku ke supplier, sebuah lembaga keuangan membagi informasi tentang perbankan, credit card, dll dengan konsumen mereka, dan sebagainya. Definisi e-Business menurut beberapa pihak sebagai berikut :
IBM : E-Commerce plus (EC+) adalah semua aktivitas yang membuat mungkin e-commerce dengan menggunakan teknologi internet untuk meningkatkan dan mentransformasikan kunci proses bisnis.
Kalakota : mendefinisikan e-Business adalah sebagai suatu gabungan yang kompleks dari proses bisnis, aplikasi perusahaan, dan struktur organisasi yang diperlukan untuk membuat model bisnis mempunyai kinerja yang tinggi. Sid L. Huff, dkk. 2000. Dalam Cases in Electronic Commerce, menjelaskan bahwa E-business meliputi semua hal yang harus dilakukan menggunakan teknologi Informasi dan komunikasi (ICT) untuk melakukan kegiatan bisnis antar organisasi maupun dari organisasi ke konsumen. Menurut Kenneth C. Laudon dan Jane P. Laudon. Dalam
Esssentials of
Management Information Systems: Organization and Technology in Networked Enterprise. Prentice Hall, 2001, menjelaskan bahwa e bisnis merupakan penggunaan internet dan teknologi digital lainnya untuk komunikasi, koordinasi, dan manajemen organisasi.
AMR : mendefinisikan suatu rangkaian kegiatan mengelola rantai pasok (supply chain), manajemen perusahaan (enterprise management) dan manajemen pelanggan (customer management). • Supply Chain Management meliputi: Logistics, Distribution planning, Demand planning, Forecasting, Warehouse management. • Enterprise Management meliputi: Finance and administration, Operations, Procurement, Human Resources, Inventory management, R & D. • Customer Management meliputi: Sales channel management, Marketing automation, Customer relationship management, Personalization. Berdasarkan beberapa definisi e-bisnis yang dikemukakan di atas, kita dapat
6
menggabungkannya ke dalam suatu definisi e-business yang utuh dengan melihat kesamaan dari setiap definisi tersebut dan menggabungkannya. Kesamaan tersebut dapat kita lihat dari beberapa sudut pandang, yaitu: •
Pelaku E-Business o
•
•
•
•
Organisasi, konsumen, perusahaan, supllier, pekerja, rekan bisnis
Alat/Media/Sumber Daya yang Digunakan o
Teknologi informasi dan komunikasi
o
Komputer, data yang telah terkomputerisasi
o
Internet
Kegiatan Sasaran o
Kegiatan bisnis
o
Proses bisnis utama
o
Pembelian, penjualan,pelayanan, transaksi
o
Operasi bisnis utama
Tujuan ; o
Koordinasi, Komunikasi, dan Pengelolaan organisasi
o
Transformasi proses bisnis
o
Sharing informasi
Keuntungan dan manfaat dari e Business adalah o
Bagi organisasi ; Memperluas pasar Menekan biaya kertas Terwujudnya spesialis bisnis Menekan biaya sediaan dan produksi Dapat menerapkan kostumisasi produk Menekan waktu pembayaran dan penerimaan produk Meningkatkan produktivitas Menekan biaya telekomunikasi
o
Bagi konsumen Kesempatan transaksi lebih luas dan tak kenal waktu Memberikan pilihan produk dan pemasok lebih banyak Memungkinkan memperoleh produk lebih murah Pengiriman lebih cepat (real time)
7
Memperoleh informasi produk lebih cepat Memungkinkan pelanggan dapat berinteraksi o
Bagi masyarakat luas Memungkinkan berbisnis dari rumah Beberapa barang bisa dijual lebih murah Memperoleh layanan yang mudah untuk diwujudkan Penyampaian jasa publik dapat dinikmati masyarakat Dengan demikian, maka mendefinisikan e-bisnis dalam satu arti utuh, yaitu:
e-Business adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi oleh organisasi, individu, atau pihak-pihak terkait untuk menjalankan dan mengelola proses bisnis utama sehingga dapat memberikan keuntungan—dapat berupa berupa keamanan, fleksibilitas, integrasi, optimasi, efisiensi, atau/dan peningkatan produktivitas dan profit. Tetapi, e-Business tidak hanya sekadar jual dan beli, ia juga tentang komunikasi, kolaborasi, dan penemuan informasi secara elektronik. e- Busines juga berhubungan dengan e-Learning, e-Government, dll. EC akan berdampak kepada bisnis, profesi, orang, dan juga bagian dari dunia. Dampak dari e-Business tidak hanya di dalam pembuatan perusahaan berbasis web, tetapi juga membangun order industri yang baru. Bill Gates menyatakan bahwa kompetisi yang terjadi sekarang ini bukan diantara produk dan jasa, tetapi adalah kepada model bisnis perusahaan. Perkembangan e-Business sudah berada pada tahap konsolidasi dimana ketertarikan kepada teknologi dan ide sedang dipadukan secara hati-hati terhadap strategi, implementasi, profitabiliti. Sebagian besar orang mengenali bahwa e-Business mempunyai dua bagian; tidak hanya teknologi tetapi juga tentang bisnis. 2.1.1.1. Definisi Electronic Commerce Perdagangan elektronik atau e-dagang (e-commerce ) menurut Wikipedia.org adalah
arti kata dari
penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa
melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, Web, atau jaringan computer lainnya.
e-Dagang dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data
elektronik, system manajemen inventori otomatis, dan otomatis.
8
system pengumpulan data
Menurut O’Brien dan Marakas (2010), mendefinisikan e-Commerce: “is changing the shape of competition, the speed of action, and the streamlining of interaction, and payment from customer to companies, and from companies to suppliers.” Sedangkan menurut Seminar (2008), e-Commerce adalah membeli atau menjual informasi, produk dan jasa melalui jaringan computer yang menggunakan internet, intranet ataupun extranet. Lebih lanjut dijelaskan bahwa e-Commerce memiliki empat prespektif. Pertama adalah komunikasi, yaitu untuk memberikan informasi produk atau jasa dan pembayaran. Kedua adalah bisnis, yaitu membuat otomatisasi transaksi bisnis dan workflows. Ketiga pelayanan, yaitu berhubungan dengan pengurangan biaya guna peningkatan kualitas dan percepatan service delivery. Terakhir adalah online, yaitu memiliki kemampuan menyediakan pembelian dan penjualan produk menggunakan internet atau pelayanan online yang lainnya. Lebih lanjut dijelaskan bahwa e-Commerce lebih dari membeli dan menjual secara online, tetapi termasuk juga proses pengembangan, pemasaran, pelayanan dan pembayaran produk atau jasa; yang ditransaksikan pada internetworked global marketplaces dengan bantuan worldwide network. Sehingga dapat disimpulkan bahwa e-Commerce adalah suatu kegiatan pemasaran secara luas yang meliputi proses pembelian, penjualan, pelayanan dan pengembangan lainnya dengan memanfaatkan media internet sebagai alat komunikasi efektif antara penjual dengan pembeli sehingga diharapkan aksesnya dapat dilakukan dengan mudah serta real time-based. e- Commerce dapat didefinisikan dari berbagai macam persepsi : •
Komunikasi. adalah pengiriman barang, jasa, informasi, atau pembayaran melalui jaringan komputer.
•
Perdagangan atau Niaga . Menyediakan kemampuan pembelian dan penjualan produk, jasa, dan informasi pada internet dan layanan online lainnya.
•
Proses
Bisnis
adalah
melakukan
bisnis
secara
elektronis
dengan
menyelesaikan/melengkapi proses bisnisnya secara jaringan elektronik, oleh karenanya menggantikan informasi untuk proses bisnis secara fisik. •
Layanan/Jasa adalah alat yang menunjukkan keinginan pemerintah, perusahaan, konsumen, dan manajemen untuk memotong biaya jasa sambil meningkatkan kualitas layanan dan kecepatan jasa layanan kepada pelanggan.
9
•
Pembelajaran yaitu yang memungkinkan pelatihan dan pendidikan secara online di sekolah, universitas dan organisasi yang lain, termasuk bisnis.
•
Komunitas adalah menggabungkan tempat untuk anggota komunitas untuk belajar, transaksi, dan kolaborasi.
•
Kolaboratif : kerangka kerja untuk kolaborasi dalam dan antar perusahaan.
2.1.1.2. Process Architecture e-Commerce Menurut O’Brien dan Marakas (2010), arsitektur proses dari e-Commerce meliputi beberapa aspek yang disajikan pada gambar di bawah ini.
Gambar 2. Arsitektur Proses e-Commerce
a. Access and Control Security Proses dalam e-Commerce harus memiliki mutual trust dan secure access antara pihak yang melakukan transaksi di dalam e-Commerce. Misalnya dengan authenticating users, authorizing access, dan enforcing security features. b. Profiling and Personalizing e-Commerce diharapkan mampu untuk melakukan personalisasi kepada setiap penggunanya yaitu dengan mendapatkan karakteristik dan preferensi dari pengguna
10
kemudian dibangun suatu electronic profile serta website behavior pengguna. Pada akhirnya profile ini
digunakan
untuk mengenali dan menyediakan sebuah
personalized view one-to-one marketing strategy, misalnya berhubungan dengan produk dan iklan. c. Search Management Search processes akan membantu konsumen untuk menemukan produk atau jasa yang dicari dan mungkin akan dibeli. d. Content Management Berupa software yang membantu perusahaan yang menjalankan e-Commerce untuk mengembangkan, menghasilkan, mengirimkan, memperbarui dan mendapatkan data dan informasi multimedia yang ada dalam website e-Commerce. e. Catalog Management Berupa software yang membantu menghasilkan dan mengelola isi catalog yang akan mendukung customer self-service dan mass-customization of product. f. Payment Memungkinkan konsumen melakukan pembayaran secara langsung melalui websites melalui kartu kredit ataupun melalui peralatan yang lainnya, misalnya terhubung dengan telepon atau mesin ATM. g. Workflow Management Software yang membantu kolaborasi secara elektronik untuk menyelesaikan transaksi dalam knowledge-based business processes. Hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa transaksi yang dijalankan adalah tepat, keputusan, dan aktivitas kerja yang dilakukan adalah benar dan dokumen dikirim ke pelanggan atau pemasok sacara tepat. h. Event Notivication Kebanyakan aplikasin e-Commerce yang dikembangkan adalah event-driven. Dalam melakukan aktivitas ini, dibantu dengan software yang
memberitahukan adanya
kejadian, memonitor proses e-Commerce, mencatat semua kejadian yang terkait termasuk masalah yang terjadi, dan memberitahukan semua stakeholders yang terlibat. Sebagai contoh misalnya: akses terhadap website yang mendahulukan customer, pembayaran dan pengiriman.
11
i. Collabolation and Trading Merupakan proses yang mendukung vital collaboration arrangements dan trading services, yang dibutuhkan oleh konsumen, supplier dan stakeholders lainnya melalui online communities of interest seperti e-mail, chat, and discussion groups yang akan meningkatkan pelayanan dan membangun loyalitas konsumen.
2.1.1.3. Jenis-Jenis Transaksi dalam e-Commerce. Menurut Fuady M (2005) dalam Kholil M (2008), e-Commerce memiliki beberapa jenis transaksi yang dibedakan menurut pihak-pihak yang melakukan transaksi. a. Busines to Busines (B2B) Busines to Busines (B2B) juga dapat diartikan sebagai sistem komunikasi bisnis online antar pelaku bisnis. Bentuk dadi B2B dapat berupa transaksi InterOrganizational System (IOS), misalnya transaksi extranet dan electronic funds transfer. b. Bussines to Cunsumer (B2C) Bussines to Cunsumer (B2C) merupakan transaksi ritel dengan pembeli individual. Selain itu B2C juga dapat berarti mekanisme toko online (electronic shoping mall) yaitu transaksi antara e-merchant dengan e-customer. c. Consumer to Consumer (C2C) Consumer to Consumer (C2C) merupakan transaksi dimana konsumen menjual produk secara langsung kepada konsumen lainnya. Dapat diartikan pula saat seorang individu yang mengiklankan produk barang atau jasa, pengetahuan, maupun keahliannya di web. d. Consumer to Bussines (C2B) Consumer to Bussines (C2B) merupakan individu yang menjual produk atau jasa kepada organisasi dan individu yang mencari penjual dan melakukan transaksi. e. Non-Bussines Electronic Commerce Non-Bussines Electronic Commerce meliputi kegiatan non bisnis seperti kegiatan lembaga pendidikan, organisasi nirlaba, keagamaan dan lain-lain. f. Intrabussines (Organizational) Electronic Commerce. Kegiatan ini meliputi semua aktivitas internal organisasi melalui internet untuk melakukan pertukaran barang, jasa, dan informasi, menjual produk perusahaan kepada karyawan dalam perusahaan.
12
2.1.1.4. Model Bisnis dalam e-Commerce Model bisnis merupakan cara yang dilakukan oleh perusahaan untuk menghasilkan uang pada lingkungan bisnisnya saat ini (Wheelen dan Hunger 2010). Model bisnis ini menjelaskan lima elemen, yaitu: • Who it serves? • What it provides? • How it makes money? • How it differenciates and sustains competitive advantage? • How it provides its products/service? Menurut Rappa M (2010) terdapat beberapa model bisnis di dalam suatu eCommerce yang menggunakan web antara lain: a. Brokerage Model Broker adalah pencipta pasar, mereka membawa para pembeli dan penjual bersamasama dan memfasilitasi transaksi. Broker sering memainkan peranan dalam pasarpasar bisnis-ke-bisnis (B2B), bisnis-ke-konsumen (B2C), atau konsumen-kekonsumen (C2C). Biasanya broker mengenakan biaya atau komisi bagi setiap transaksi yang diperantarainya. Rumus untuk biaya dapat bervariasi. Adapun beberapa model Broker meliputi: •
Marketplace Exchange (contohnya: Orbitz, ChemConnect)
•
Buy/Sell Fulfillment (contohnya: CarsDirect, Respond.com)
•
Demand Collection System (contohnya: Priceline.com)
•
Auction Broker (contohnya: eBay)
•
Transaction Broker (contohnya: PayPal, Escrow.com)
•
Distributor
•
Search Agent
•
Virtual Marketplace (contohnya: zShops and Merchant Services at Amazon.com)
b. Advertising Model Model periklanan web merupakan perpanjangan dari model siaran media tradisional. Penyiar, dalam kasus ini, situs web, menyediakan konten (biasanya, tetapi tidak harus, secara gratis) dan jasa (seperti email, IM, blog) dicampur dengan pesan-pesan iklan dalam bentuk iklan banner. Iklan banner dapat menjadi sumber utama atau
13
satu-satunya pendapatan bagi broadcaster. Penyiar (broadcaster) mungkin pencipta konten atau distributor konten yang dibuat dimana saja. Model iklan terbaik terjadi ketika volume lalu lintas pengunjung besar atau sangat khusus. •
Portal (contohnya: Yahoo!)
•
Classifieds (contohnya: Monster.com, Craigslist)
•
User Registration (contohnya: NYTimes)
•
Query-based Paid Placement (contohnya: Google, Overture)
•
Contextual Advertising / Behavioral Marketing
•
Content-Targeted Advertising (contohnya: Google)
•
Intromercials (contohnya: CBS MarketWatch)
•
Ultramercials (contohnya: Salon in cooperation with Mercedes-Benz)
c. Infomediary Model Data mengenai konsumen dan kebiasaan konsumsi mereka sangat berharga, terutama ketika informasi secara berhati-hati dianalisis dan digunakan untuk kampanye pemasaran. Data yang dikumpulkan secara independen mengenai produsen dan produk mereka berguna bagi konsumen ketika mempertimbangkan pembelian. Beberapa perusahaan berfungsi sebagai infomediaries (perantara informasi) membantu pembeli dan/atau penjual memahami pasar tertentu. •
Advertising Networks (contohnya: DoubleClick)
•
Audience Measurement Services (contohnya: Nielsen//Netratings)
•
Incentive Marketing (contohnya: Coolsavings)
•
Metamediary (contohnya: Edmunds)
d. Merchant Model Grosir dan penjual eceran barang dan jasa. Penjualan dapat didasarkan atas daftar harga atau melalui lelang. •
Virtual Merchant (contohnya: Amazon.com)
•
Catalog Merchant (contohnya: Lands' End)
•
Click and Mortar (contohnya: Barnes & Noble)
•
Bit Vendor (contohnya: Apple iTunes Music Store)
e. Manufacturer (Direct) Model Para
produsen
"model
langsung",
didasarkan
pada
kekuatan
web
yang
memungkinkan produsen (yaitu, sebuah perusahaan yang menciptakan produk atau
14
jasa) untuk mencapai pembeli secara langsung. Dengan demikian memangkas saluran distribusi. Model produsen didasarkan pada efisiensi, meningkatkan layanan pelanggan, dan pemahaman yang lebih baik akan preferensi pelanggan. Purchase (contohnya: Dell Computer) Lease Lisence (contonya: Microsoft) Brand Integrated Content f. Affiliate Model Berbeda dengan portal umum yang berusaha mendorong volume tinggi lalu lintas ke satu situs, model afiliasi, membuka peluang untuk pembelian di mana pun orang mungkin berada. Hal ini dilakukan dengan menawarkan insentif keuangan (dalam bentuk persentase pendapatan) kepada situs mitra afiliasi. Afiliasi menyediakan kliktitik pembelian melalui pedagang. Ini merupakan model pembayaran berbasis kinerja - jika afiliasi tidak menghasilkan penjualan, maka pedagang tidak perlu membayar. Model afiliasi inheren cocok untuk web, yang menjelaskan popularitasnya. Variasi meliputi, pertukaran banner, bayar per-klik, dan program pembagian pendapatan. (Barnes & Noble, Amazon.com) Banner Exchange Pay-per-click Revenue Sharing g. Community Model Viabilitas model masyarakat didasarkan atas loyalitas pengguna. Pengguna memiliki investasi tinggi baik dalam waktu maupun emosi. Pendapatan dapat didasarkan pada penjualan produk tambahan dan jasa atau kontribusi sukarela; atau pendapatan yang bisa dikaitkan dengan iklan kontekstual dan langganan untuk layanan premium. Internet adalah secara inheren cocok bagi
model bisnis komunitas dan saat ini
merupakan salah satu area pengembangan yang lebih, seperti terlihat dalam munculnya jejaring sosial. Open Source (contohnya: Red Hat) Open Content (contohnya: Wikipedia) Public Broadcasting (contohnya: The Classical Station, WCPE.org) Social Networking Services (contonya: Flickr, Friendster, Orkut)
15
h. Subscription Model Pengguna dikenakan beban secara periodik yaitu biaya berlangganan harian, bulanan atau tahunan. Hal ini tidak biasa untuk situs yang menggabungkan konten gratis dengan konten "premium" (yaitu, pelanggan atau hanya anggota). Biaya berlangganan dikenai berdasarkan tingkat penggunaan aktual. Model langganan dan iklan sering digabungkan. Content Services (contohnya: Listen.com, Netflix) Person-to-Person Networking Services (contohnya: Classmates) Trust Services (contohnya: Truste) Internet Services Providers (contohnya: America Online) i. Utility Model Model utilitas atau "on-demand" berdasarkan ukuran penggunaan, atau pendekatan "pay as you go". Tidak seperti layanan pelanggan, layanan diukur berdasarkan tingkat penggunaan yang sebenarnya. Secara tradisional, metering telah digunakan untuk berbagai layanan penting (misalnya, air, listrik, layanan telepon jarak jauh). Penyedia layanan Internet (ISP) di beberapa belahan dunia beroperasi sebagai utilitas, mengenakan biaya ke pelanggan untuk koneksi menit, berlawanan dengan model pelanggan yang umum di Amerika Serikat. Metered Usage Metered Subscriptions (contohnya: Slashdot) 2.1.1.5. Klasifikasi e-Commerce. Jika diklasifikan, sistem e-commerce terbagi menjadi 3 tipe, yaitu: 1. Electronic markets (EMs) yaitu sistem informasi antar organisasi yang menyajikan fasiltas-fasilitas bagi para penjual dan pembeli untuk bertukar informasi mengenai produk dan service yang ditawarkan. 2. Electronic Data Interchange (EDI) yaitu sarana untuk mengefisiensikan pertukaran data transaksi-transaksi reguler yang berulang dalam jumlah besar antara organisasi-organisasi komersial. Secara formal EDI didefinisikan oleh International Data Exchange Asociation (IDEA) sebagai “transfer data tersruktur dengan format standard yang telah
16
disetujui yang dilakukan dari satu sistem komputer ke sistem komputer yang lain dengan menggunakan media elektronik”. 3. Internet Commerce yaitu penggunaan internet yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi untuk perdagangan melingkupi kegiatan penjualan produk dan jasa. Transaksi yang dapat dilakukan di internet antara lain pemesanan/pembelian barang dimana barang akan dikirim melalui pos atau sarana lain setelah uang ditransfer ke rekening penjual. Penggunaan internet sebagai media pemasaran dan saluran penjualan mempunyai keuntungan antara lain: internet merupakan media pomosi perusahaan dan produk yang paling tepat dengan harga yang relatif lebih murah dan pembelian melalui internet akan diikuti dengan layanan pengantaran barang sampai di tempat pemesanan. 2.1.1.6. Peluang E-Commerce di Indonesia Semakin maraknya proses globalisasi yang terjadi di hampir semua negara di dunia membuat kebutuhan akan internet semakin besar. Adanya perjanjian AFTA, CAFTA, dan munculnya bermacam-macam TRIAD (himpunan dari negara-negara) seperti Uni Eropa membuat persaingan dalam bisnis semakin besar. Salah satu strategi yang digunakan oleh para perusahaaan baik lokal maupun internasional dalam mengatasi persaingan ini adalah dengan pemanfaatan media internet sebagai sarana penunjang dalam hal promosi hingga dalam hal memperoleh informasi. Semakin meningkatnya pengguna internet di berbagai negara membuat peluang E-commerce untuk berkembang semakin besar. Berdasarkan data dari Departemen Komunikasi Dan Informatika Republik Indonesia, Indonesia merupakan salah satu dari 20 besar negara yang memiliki tingkat pertumbuhan penggunaan internet yang terbesar. Dari tahun 2000 hingga 2008, pengguna internet telah mengalami pertumbuhan sebesar lebih dari 1000 % dan diperkirakan sampai akhir tahun 2008 pengguna internet di Indonesia sekitar 25 juta jiwa. Adanya keuntungan yang sangat besar dari E-Commerce membuat banyak pelaku bisnis memanfaatkan E-commerce ini. E-Commerce memiliki keuntungan antara lain: •
Mampu memperluas jangkauan pemasaran suatu produk
•
Menghemat biaya khususnya yang berhubungan dengan percetakan, transportasi informasi lain, komunikasi dan lain-lain.
17
•
Mampu
beroperasi
selama
24
jam
sehari
karena
e-commerce
menggunakan akses internet yang selalu on-line 24 jam. •
Tidak dikenakan pajak (untuk negara tertentu)
Namun ditengah pesatnya pertumbuh E-commerce bukan berarti tanpa kendala, hambatan ini antara lain: •
Masih kurangnya tingkat keamanan yang ada sehingga mempengaruhi tingkat kepercayaan baik pihak penjual maupun pembeli.
•
SDM yang berkualitas dalam bidang ini masih sedikit.
•
Budaya tiap negara yang bebeda-beda sehingga kadang mempersulit perkembangan E-Commerce
•
Otentikasi user dan belum tersedianya public key infrastructure
•
Permasalahan hukum/legalitas.
Walaupun masih terdapat hambatan-hambatan seperti di atas, e-Commerce masih memiliki peluang yang besar di Indonesia. Manfaatnya yang besar sangat diperlukan untuk mengembangkan bisnis dan menghadapi persaingan yang sangat ketat ini.
2.1.2. Klasifikasi e-Business Lebih lanjut, e-business bisa di klasifikasikan berdasarkan karakteristik transaksi menjadi beberapa jenis (Turban, et al.,2000) ; •
Business-to-Business (B2B), Meliputi transaksi IOS (Inter Organizational System) dan transaksi pasar elektronik (electronic market transactions) antar organisasi. Tipe-tipe IOS antara lain berupa EDI, extranets, electronic funds transfer, electronic forms, integrated messaging, shared databases, dan supply chain management. Hingga saat ini tipe B2B adalah yang paling dominan dalam praktek ebusiness.
•
Business-to-Consumer (B2C), yaitu transaksi ritel dengan pembeli individual. Contohnya antara lain www.amazon.com, www.barnesandnoble.com,
18
www.elexmedia.co.id,
htttp://commerce.i
-2.co.id/dagadu,
www.togamas.com,
dan
www.indonesiancd.com •
Business-to-business-to-Consumer (B2B2C). Tipe bisnis ini menyediakan produk
dan
jasa
untuk
klien
bisnis.
Klien
bisnis
memelihara
pelanggannya, yang dapat sebagai karyawannya, untuk mana produk dan jasanya disediakan tanpa menambahkan nilai tambah lainnya. Satu contoh adalah satu perusahaan yang membayar AOL (American Online) untuk
menyediakan
karyawannya
akses
internet
(dari
sekadar
karyawannya yang membayar secara langsung kepada AOL). Contoh yang lain adalah Qantas' Pan Pasific, yang meyediakan jasa perjalanan seperti tiket pesawat terbang dan kamar hotel untuk rekan bisnis seperti travel agen, yang menjual jasa kepada pelanggannya. B2B2C dapat juga disebut juga dengan wholesaler-to-retailer-to-consumer. •
Consumer-to-Consumer (C2C), dimana konsumen menjual produk secara langsung kepada konsumen lainnya. Biasanya individu mengiklankan produk, jasa, pengetahuan, maupun keahliannya disalah satu situs lelang atau classified ads. Contohnya meliputi www.bekas.com dan www.classified2000.com
•
Consumer-to-Business (C2B), meliputi iIndividuyang menjual produk atau jasa kepada organisasi, serta individu yang mencari penjual,bertransaksi dengan penjual tersebut, dan melakukan transaksi.
•
Non-Business Electronic Commerce; terdiri dari institusi non bisnis seperti lembaga pendidikan, organisasi nirlaba, organisasi keagamaan, organisasi sosial, dan instansi pemerintah (contohnya, www.bapenas.go.id), www.bps.go.id, www.komnas.go.id, dan www.bppt.go.id). Umumnya organisasi non bisnis menggunakan berbagai tipe e-commerce untuk keperluan menekan biaya atau meningkatkan layanan pelanggan dan operasi. · Intrabusiness (organizational) electronic commerce, meliputi semua aktivitas internal organisasi yang biasanya dilakukan melalui intranet meliputi pertukaran barang, jasa atau informasi. Aktivitas internal bisa bermacam-macam, mulai dari menjual produk korporat kepada para karyawan hingga aktivitas pelatihan online.
•
Peer-to-peer application.
19
Teknologi ini dapat digunakan di dalam C2C, B2B dan B2C. Teknologi ini mendorong jaringan komputer untuk membagi data dan prosesnya dengan komputer lain secara langsung. Sebagai contoh , di dalam aplikasi C2C, orang dapat bertukar musik, video, software dan bentuk barang digital secara elektronik. •
Mobile commerce (m-commerce). Transaksi EC yang dilakukan secara penuh atau sebagian di dalam lingkungan nirkabel (Wireless). Sebagai contoh, beberapa orang yang diperlengkapi dengan cell phones, orang dapat melakukan order buku dari amazon.com atau hal-hal yang berhubungan dengan perbankan. Banyak aplikasi m-commerce terdiri dari perangkat bergerak berbasis internet (Internet-enabled mobile devices).
•
Intrabsuiness EC. Mencakup semua aktivitas internal organisasi yang meliputi pertukaran barang, jasa, atau informasi diantara beberapa unit dan individu di dalam organisasi. Aktivitas dapat meliputi dari penjualan produk perusahaan ke satu karyawan untuk tranining online dan dukungan bagi design secara bersama-sama. Intrabisnis EC biasanya dilakukan pada intranet atau portal perusahaan (Corporate Portal) secara umum.
•
Business-to-employees (B2E). Adalah bagian dari Intrabisnis, dimana suatu organisasi mengirimkan jasa, informasi, atau produk kepada karyawan individu, seperti yang dilakukan oleh Maybelline.
•
Collaborative commerce. Ketika individu atau kelompok melakukan kolaborasi, mereka akan tumbuh kedalam collaborative commerce. Sebagai contoh, rekan bisnis di dalam suatu lokasi yang berbeda dapat mendesign produk mereka secara bersamaan, menggunanakan screen sharing, atau mereka secara bersamasama memperkirakan jumlah permintaan dari suatu produk, seperti yang dilakukan oleh Mark&Spencer dan suppliernya.
•
Nonbusiness EC. Pertumbuhan jumlah dari institus non-profit
seperti institusi akademik,
organisasi non-profit, organisasi kerohanian, organisasi social, dan agen-
20
agen pemerintah yang menggunakan EC telah menurunkan pengeluaran mereka , meningkatkan proses operasi serta layanan kepada pelanggan. 2.1.3. Model Bisnis pada e-Business : 2.1.3.1. B2C (Business to Customer) Dalam B2C, pelanggan secara langsung menggunakan platform internet, khususnya web, untuk melakukan aktivitas seperti browsing, ordering dan pembayaran. Internet bukan merupakan platform yang pertama yang menyediakan pelanggan dengan kemampuan untuk melakukan pembelian (shoping) dari rumah menggunakan media telekomunikasi. Sebagian besar dukungan ini tidak berhasil. Studi dari kegagalan ini akan membuat kita menjadi sensitif untuk bagaimana suatu faktor sosial berinteraksi dengan teknologi. Interaksi antara pebisnis dengan pelanggan terdiri dari beberapa aktivitas seperti : •
Promosi (promotion)
•
Pemesanan (ordering)
•
Penyampain produk (product delivery)
•
Layanan purna jual (after-sales support) Tujuan dari semua bisnis adalah untuk mampu bertahan (survive) dan
memaksimalkan nilai pemilik sahamnya. Ini dapat dibuat mungkin dengan mencapai tujuan perantara (intermediate goals) yang sering disebut dengan nilai-nilai bisnis (business values). •
Tiga jenis atau dimensi dari nilai-nilai bisnis bisnis pada B2C adalah: Operational exellence
(operasional
yang
istimewa),
dimana
bisnis menekankan pada
pembiayaan yang rendah (low cost), biaya operasional yang rendah (low overhead), respon yang cepat, proses yang terfokus (streamlined proses) •
Customer intimacy (hubungan dengan pelanggan), dimana fokus pada hubungan jangka panjang (lifelong relationship) dan memenuhi kebutuhan individu
•
Product and service leadership (kepeloporan produk dan jasa), yang berlanjut pada inovasi (penemuan) produk dan jasa yang sejalan dengan intestasi di dalam pengembangan dan riset. Perusahaan yang sukses membangun strategi adalah yang menekankan
kombinasi dari ketiga nilai-nilai bisnis diatas dengan definisi profile kompetisi mereka. Seperti nilai bisnis (business value) yang mempunyai dimensi, begitu juga nilai
21
pelanggan (customer value). Ketika semua pelanggan mencari pengalaman yang memuaskan, ada beberapa aspek yang menyumbangkan kepuasan tadi. Dimensi nilai pelanggan ini dapat ditangkap sebagai: •
Cost (Biaya), Menghemat biaya adalah satu alasan utama bagi pelanggan untuk belanja online.
•
Choice (Pilihan), User mempunyai banyak pilihan terhadap produk yang diminati
•
Convenience (Kenyamanan), Web menyediakan kenyamanan untuk membeli produk. Pembeli dapat mereview detil produk, membandingkan harga, melakukan pemesanan,
melakukan
pembayaran,
dan
mengatur
pengiriman
tanpa
meninggalkan rumah. •
Customizations (Kustomisasi), website dapat membuat dan menyaring informasi dan berita untuk membuatnya berhubungan dengan pelanggan. Contoh Amazon.com menyambut selamat datang bagi pembeli berdasarkan namanya dan mengusulkan buku-buku yang merefeksikan pembelian sebelumnya.
Tabel 1. B2B pure-play dan B2C brick and mortal
22
Tabel 2. Situs dan Model Bisnis B2C Who : Pelaku What : Produk / Jasa / Informasi How : Mekanisme
2.1.3.2. B2B Hubungan diantara pemasok (supplier) dan pembeli langsung (direct customer) dapat dideskripsikan sebagai istilah shopping (belanja), sedangkan hubungan diantara dua entitas bisnis dapat dideskripsikan sebagai procurement. Procurement dapat dilakukan dari beberapa dollar sampai jutaan dollar. Banyak individu yang terlibat dalam proses procurement, yang secara formal dan terekam. Seperti hubungan diantara pelanggan dan penjual, hubungan diantara dua entitas bisnis untuk satu sama lainnya dapat dijelaskan dalam istilah aktivitas yang membentuk siklus transaksi, sebagai berikut: •
Gathering of market intellegence Perusahaan
membeli
suatu
produk
yang
kompleks
dan
perlu
untuk
mendapatkan, seperti contoh:spesifikasi produk dan layanan yang ditawarkan, kualitasnya, dan garansinya. Bayangkan kompolesitas yang dipilih oleh vendor untuk rencana tenaga nuklir dan informasi yang dibutuhkan untuk membuat pilihan-pilihan seperti itu. •
Prepurchasing Terdiri dari langkah-langkah yang mengawali pemesanan. Aktivitas penting meliputi seperti RFP (request for proposal), mencari RFQ (request for quotation), menyediakan spesifikasi untuk vendor dan kondisi kontrak
23
negosiasi. •
Purchasing Langkah-langkah ini meliputi semua aktivitas yang diperlukan di dalam penempatan order. Pengiriman harus disetujui dan order pembelian harus diketahui.
•
Shipping dan receipt of goods Pembeli harus diberi informasi tentang skedul pengiriman dan penerimaan yang layak dari barang yang diperlukan. Banyak pengiriman yang diawali dengan pemberitahuan awal tentang pengiriman .
•
Paying vendors Vendor harus membayar sesuai dengan kontrak, instruksi pembayaran dan harus diisued ke Bank. Seperti di dalam B2C, bermacam-macam model bisnis dapat di katagorikan
kedalam perusahaan yang relevan dengan pure-play dan brick-and-mortar. Banyak perusahaan yang berkembang untuk memenuhi kebutuhan di dalam mencapai tujuannya dari model bisnisnya bervariasi pada web. Beberapa menyediakan pasar elektronik berbasis web, seperti iMark.com, dimana sebagian website melayani seperti forum bagi pembeli, penjual, pengirim barang, dan banker untuk melaksanakan transaksi bisnis. Web Mall menjadi sangat populer. Amazon.com melalui zShops-nya mencoba untuk menjadi web mall terbesar. Suatu entitas bisnis tidak perlu lagi untuk memenuhi alamat domain web-nya dan menjalankannya melalui server pribadinya. Perusahaan seperti EarthLink.com, akan menjadi rumah dari website kita pada servernya dan menyediakan layanan seperti proses kartu kredit dan pembayaran. Perusahaan Brick-and-mortar perlu untuk mengembangkan peran yang sinergis diantara jalur yang sudah ada dan jalur baru berbasis web. Contoh yang baik adalah pada jalur berbasis web yang mendukung dan meningkatkan jalur yang sudah ada yang dimiliki oleh MySAP.com, dimana pengunjung dapat mencari informasi tentang produk SAP dan reseller terdekat serta layanan yang fditawarkan.Mirip dengan Fedex yang akan membiarkan kepada pelanggan untuk menelusuri parcel online-nya, mengurangi biaya pengiriman federal yang berbasis telepon. Cisco telah mengembangkan sistem pendukung pelanggan pada situsnya dimana user dapat melakukan pertukaran
24
informasi tentang produk cisco.
Gambar 3. Sistem B2B
Tabel 2. B2B pure play dan B2C brick and mortar
Tabel 3. Situs dan Model B2B
25
Pendorong dari B2B yaitu ; •
Globalisasi
•
Mengurangi sekat untuk masuk (Reduced barriers to entry)
•
Deregulasi (De-regulation) Increased number of suppliers
o •
Permintaan konsumen dan tekanan harga
•
Tekanan untuk mereorganisasi nilai rantai
2.1.3.2. B2E Adalah pengembangan dari sebagian e-Business. Dengan kehadiran globalisasi dan formasi nilai rantai dimana perusahaan secara bersama-sama menyediakan suatu layanan ekonomi dan tanggapan terhadap pelanggan, kebutuhan ini kemudian berkembang untuk platform yang universal yang memfasilitasi kolaborasi diantara para pekerja. Telekomunikasi telah berkembang ketika para pekerja dapat bekerja jauh dari kantor.
Gambar 4. Trend B2C, B2B, Strategik bisnis dan nilai yang menggerakkannya
26
2.2. Enterprise Aplication Arsitektur e-Busienss. Arsitektur aplikasi e-Business seperti yang ditunjukkan pada gambar 5, menunjukkan komponen-komponen aplikasinya, hubungan diantaranya, antarmuka (interface) dengan pelanggan, karyawan, rekan bisnis, dan stackholder yang lain di dalam suatu perusahaan eBusiness. Ada beberapa paket solusi atau aplikasi e-Business yang diintegrasikan kedalam gugusan (cluster) aplikasi perusahaan lintas fungsi (cross-functional enterprise application) seperti enterprise resource planningi (ERP), customer relationship management (CRM), supply chain management (SCM) dan selling chain management.
Gambar 5. Enterprise Aplication Architecture Source: Adapted from Mohan Sawhney and Jeff Zabin, Seven Steps to Nirvana: Strategic Insights into
e-Business Transformation (New York: McGraw-Hill,2001), p. 175
Beberapa aplikasi akan berada pada gugus tradisional, seperti management control (finance, accounting, dan auditing) dan administration control dan
(human resource management
procurement). Dari gambar ini pula kita dapat melihat sekilas dari keterhubungan
(interrelatedness),
ketidaktergantungan (interdependence), dan kesatuan (integration) dari
aplikasi e-Business yang merupakan komponen vital dari kesuksesan bagi manajemen dan operasi perusahaan e-Business. Di dalam dunia nyata biasanya yang diujumpai adalah kombinasi yang terintegrasi dari sistem bisnis lintas fungsi. Beberapa sistem mendukung proses bisnis, seperti pengembangan produk, produksi, distribusi, manajemen pemesanan, dukungan pelanggan, yang merupakan pendukung bagi sistem utama bagi proses bisnis. Aplikasi-aplikasi e-Business pada dasarnya adalah aplikasi berbasis jaringan, artinya
kehadirannya adalah untuk menghubungkan pihak- pihak yang berkepentingan baik dari tempat yang sama maupun tempat yang berbeda, seperti ditunjukkan pada gambar 6. Aplikasiaplikasi ini kemudian akan berfungsi pada tempat-tempat tertentu, seperti ditunjukkan gambar 7. ERP dan SCM akan berfungsi sebagai Back-End, sedangkan CRM akan berfungsi sebagai Front-End.
Gambar 6. Peran Ekstranet bagi e-Business menghubungkan perusahaan dengan pemasok, pelanggan, rekan, dan kantor cabang
Gambar 7. Partisi Sistem Enterprise dalam Front-End, Middleware, dan Back-End
Banyak perusahaan yang menggunakan teknologi informasi untuk mengembangkan 28
sistem perusahaan lintas fungsi yang terintegrasi yang melewati batas-batas dari fungsi bisnis tradisional (seperti marketing dan finance), untuk meningkatkan semua proses-proses bisnis vital perusahaan. Perusahaan e-Business melihat sistem perusahaan lintas fungsi ini sebagai suatu cara strategis menggunakan sumberdaya teknologi informasi dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses bisnis. Jadi ini akan membantu perusahaan untuk mempertahankan obyek strategisnya (gambar 8).
Gambar 8. Proses pengembangan produk dalam perusahaan
2.2.1 . Aplikasi Cross-Functional Enterprise System Sistem Lintas Fungsi Perusahaan atau yang lebih dikenal dengan Cross-Functional Enterprise System adalah sistem informasi yang melintas batas berbagai area fungsional suatu bisnis agar dapat mengintegrasikan serta mengotomatisasikan proses bisnis. e-Business melibatkan proses bisnis yang mencakup seluruh rantai nilai yaitu dari pembelian dan manajemen rantai pasok, pemrosesan pesanan, penanganan pelayanan pelanggan, dan bekerja sama dengan mitra bisnis. Standar teknis khusus untuk e-Business memfasilitasi pertukaran data antar perusahaan. Solusi perangkat lunak e-Business memungkinkan integrasi proses bisnis intra dan inter perusahaan. e-Business dapat dilakukan dengan menggunakan web, internet, intranet, ekstranet, dan bantuan perangkat seperti e-mail, telepon, sms, fax atau beberapa kombinasi dari hal tersebut.
2.2.1.1. Penerapan e-Business Systems Pada Fungsi Bisnis Perusahaan. e-Business melibatkan proses bisnis yang mencakup seluruh rantai nilai yaitu dari pembelian dan manajemen rantai pasok, pemrosesan pesanan, penanganan pelayanan pelanggan, dan bekerja sama dengan mitra bisnis. Standar teknis khusus untuk e-Business memfasilitasi pertukaran data antar perusahaan. Solusi perangkat lunak e-Business memungkinkan integrasi proses bisnis intra dan inter perusahaan. e-Business dapat dilakukan dengan menggunakan web, internet, intranet, ekstranet, dan bantuan perangkat seperti e-mail, telepon, sms, fax atau beberapa kombinasi dari hal tersebut. 29
Menurut O’Brien dan Marakas (2010) Terdapat beberapa aplikasi e-Business yang dapat diterapkan dalam perusahaan, antara lain: a. ERP (Enterprise Resource Planning) Merupakan tulang punggung e-business, dengan kata lain ini merupakan sistem operasi dari sebuah bisnis, setara dengan sistem operasi windows untuk operasi back-office. Menurut Fan et al. dalam Yusuf et al. (2006), ERP pada dasarnya merupakan sebuah terminologi yang secara de facto merupakan aplikasi yang dapat mendukung transaksi atau operasi sehari-hari yang berhubungan dengan pengelolaan sumber daya sebuah perusahaan, seperti dana, manusia, mesin, suku cadang, waktu, material dan kapasitas. Sistem ERP dibagi atas beberapa sub-sistem yaitu: •
Sistem Finansial
•
Sistem Distribusi
•
Sistem Manufaktur
•
Sistem Maintenance
•
Sistem Human Resource Dapat dilihat bahwa data atau transaksi yang dicatat pada satu fungsi/bagian sering
dimanfaatkan oleh fungsi/bagian yang lain. Misalnya daftar produk bisa dipakai oleh bagian pembelian, bagian perbekalan, bagian produksi, bagian gudang, bagian pengangkutan, bagian keuangan dan sebagainya. Oleh karena itu, unsur integrasi itu sangat penting dan merupakan tantangan besar bagi vendor sistem ERP. Dengan ERP diharapkan dapat mengintegrasikan semua bagian atau departemen dan fungsi di dalam perusahaan melalui suatu sistem informasi yang terkomputerisasi. Sistem inilah yang harus dapat memenuhi semua kebutuhan departemen tadi dan mereduksi pekerjaan-pekerjaan yang ada. Ini sebenarnya tugas yang berat bagi suatu sistem atau aplikasi yang bisa menangani kebutuhan pada bagian gudang, bagian sumberdaya manusia dan juga bagian keuangan sekaligus. Demikian ilustrasi sederhananya dan pada kenyataannya departemen-departemen tadi biasanya sudah memiliki suatu sistem sendiri untuk mengatasi pekerjaan sehari-harinya. Tapi dengan ERP maka semuanya bisa terintegrasi menjadi suatu sistem terpusat dengan suatu database dan menjadikan beberapa departemen bisa lebih mudah dalam berbagi informasi dan juga mudah dalam melakukan komunikasi. ERP mengintegrasikan sistem komputer yang tadinya saling berdiri sendiri pada departemen-departemen yang ada. Tentunya setiap departemen akan masih memiliki sistem sendiri tapi bedanya sekarang semua sudah terhubung satu sama lain dan bisa memecahkan masalah pelacakan status order tadi. Banyak pembuat solusi ERP saat ini sudah membuat 30
solusi yang fleksibel sehingga tidak perlu membeli semua paket ERP, tapi bisa dengan membeli modul-modul tertentu saja. Misalnya ada perusahaan yang ingin menerapkan modul pengelolaan sumberdaya manusia dan keuangan saja pada tahap awalnya. Modul lain akan dilengkapi secara bertahap di kemudian hari. Seperti ditunjukkan pada gambar 9 bahwa aktivitas di dalam enterprise resource planning dapat dikelompokan menjadi 5 bagian, yang merupakan komponen utama aplikasi enterprise resource planning, yaitu: fungsi logistik, manufaktur/produksi, sumberdaya manusia, distribusi serta akuntansi dan keuangan.
Gambar 9.
Komponen utama ERP
Gambar 10 . Beberapa aliran proses perusahaan dan aliran informasi pelanggan dan pemasok yang didukung oleh Sistem ERP Lintas Fungsi
31
Bagi perusahaan yang akan memasuki pasar internasional, ERP merupakan salah satu yang menjadi pra-syarat dasar bagi setiap perusahaan agar diterapkan secara menyeluruh di perusahaan tersebut . Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang, dimana basis perekonomiannya bertumpu di bidang bisnis, maka efisiensi menjadi salah satu faktor yang cukup penting dalam setiap perusahaan. Konsep ERP adalah sebuah sistem yang mengintegrasikan proses setiap line dalam manajemen perusahaan secara transparansi dan memiliki akuntabilitas yang cukup tinggi.
Gambar 11. Konsep Dasar ERP
Manfaat lain dari sistem ERP ini adalah integrasi bisnis secara keseluruhan, fleksibilitas dalam organisasi untuk bertransformasi dan meningkatkan turn-overnya, menciptakan analisa dan peningkatan kapabilitas yang lebih baik, serta penggunaan teknologi terbaru. Pada ERP sendiri terjadi perubahan paradigma dari sistem konvensional yang serba terisolasi ke arah penggunaan information technology yang lebih terintegrasi menghasilkan aliran informasi yang lebih lancar pada level organisasional maupun departemental .
32
Gambar 12. Integrasi Informasi Melalui Sistem ERP
Penerapan sistem ERP pada perusahaan di sesuaikan dengan keadaan perusahaan. Perencanaa maupun penerapan ERP melalui proses yang dapat dipertanggungjawabkan. Penerapan tersebut tidak hanya didukung dengan ERP sebagai alat tetapi yang didukung oleh keempat komponen teknologi yaitu humanware, technoware, organware dan infoware. Dari konsep keempat komponen tersebut maka kesuksesan dalam ERP tergantung pada faktorfaktor sebagai berikut : o
Management atau organisasi; yang meliputi , pelatihan yang berkelanjutan, keterlibatan, pemilihan tim, komitmen stakeholder, serta peran dan tanggung jawab.
o
Proses; meliputi alignment, dokumentasi, integrasi, dan re-desain proses.
o
Teknologi; meliputi hardware, software, manajemen sistem, dan interface.
o
Data; yang meliputi file utama, file transaksi, struktur data, dan maintenance dan integrasi data.
o
Personel; yang meliputi edukasi, pelatihan, pengembangan skill, dan pengembangan pengetahuan.
b. CRM (Customer Relationship management) Customer Relationship Management (CRM) merupakan fungsi yang harus membina hubungan dengan para pelanggan, antara lain selalu mengingatkan kepada pelanggan akan produk yang disediakan atau diproduksi oleh perusahaan. Pemeliharaan hubungan dapat di bangun melalui hubungan korespondensi (surat berwakat, e-mail, atau melalui situs internet), atau melalui acara jamuan makan dengan para pelanggan utama perusahaan, pameran, dan kegiatan hubungan
masyarakat (Haming dan Nurnajamuddin 2007). Shaw (1991)
mengungkapkan bahwa manajemen hubungan pelanggan (CRM) merupakan sebuah strategi 33
yang secara luas diterapkan untuk mengelola interaksi perusahaan dengan pelanggan, klien dan prospek penjualan. Hal ini melibatkan penggunaan teknologi untuk mengatur, mengotomatisasi, dan mensinkronisasi proses bisnis seperti kegiatan bisnis penjualan, namun juga untuk mendukung pemasaran, layanan pelanggan, dan teknis. Tujuan keseluruhan adalah untuk menemukan, menarik, dan memperoleh klien baru, memelihara dan mempertahankan orang-orang yang sudah dimiliki perusahaan, menarik mantan klien kembali serta dan mengurangi biaya pemasaran dan pelayanan klien. Manajemen hubungan pelanggan juga menggambarkan strategi luas perusahaan yang meliputi customer-interface department dan departemen lainnya (Shaw 1991). Pengukuran dan penilaian hubungan pelanggan merupakan hal penting untuk menerapkan strategi ini. Adapun beberapa keunggulan dari CRM antara lain: a. Kualitas dan efisiensi b. Penurunan biaya keseluruhan c. Dukungan keputusan d. Ketangkasan perusahaan e. Perhatian Pelanggan Dalam
pemasaran,
sistem
CRM
membantu
perusahaan mengidentifikasi
dan
menargetkan klien potensial serta memberikan tempat pertama bagi tim penjualan. Kemampuan pemasaran utama adalah menelusuri dan mengukur ti channel yang meliputi email, pencarian, media sosial, telepon dan direct mail. Metrik yang dipantau mencakup klik, tanggapan, transaksi, dan pendapatan. Dalam solusi CRM pemasaran berfokus web, organisasi menciptakan dan menelusuri aktivitas web tertentu yang dapat membantu mengembangkan hubungan klien. Aktivitas-aktivitas ini meliputi download gratis, online video content dan online web presentation. c. EAI (Enterprise Application Integration) Dapat mengintegrasikan berbagai kelompok aplikasi perusahaan dengan memperbolehkan pertukaran data sesuai dengan aturan yang berasal dri model proses bisnis yang dikembangkan oleh para pengguna. d. SCM (Supply Chain Management) Perekayasaan kembali dan otomatisasi banyak proses rantai pasok tradisional. Manajemen rantai pasok (SCM) adalah proses perencanaan, penerapan, dan pengendalian operasi dari rantai pasok dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan kebutuhan pelanggan efisien mungkin. Manajemen Rantai Pasok mencangkup semua pergerakan dan gudang penyimpanan dari bahan baku, persediaan barang dalam pengolahan, dan barang 34
sejak jadi dari titik produksi ke titik konsumsi. Menurut Dewan Profesional Manajemen Rantai Pasok (CSCMP) - suatu asosiasi professional yang mengembangkan definisi pada tahun 2004 bahwa Manajemen Rantai Pasok meliputi perencanaan dan manajemen dari semua aktivitas yang dilibatkan dalam sumber dan pengadaan, konversi, dan semua aktivitas manajemen logistik. Hal penting ialah SCM juga meliputi kolaborasi dan koordinasi dengan mitra saluran, dapat berupa penyalur, para perantara, pihak ketiga selaku penyedia jasa. Adapun area kompetitif dan strategis berikut ini dapat digunakan sebagai penyumbang manfaat yang sempurna bagi penerapan sistem manajemen rantai pasok dengan baik. Dalam bukunya, Haming dan Nurnajamuddin (2007) menuliskan beberapa faktor kompetitif dan strategis seperti yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Fulfillment (Pemenuhan kebutuhan) Aktivitas yang berhubungan dengan kepastian kecukupan kuantitas dari komponen yang diperlukan dalam menjalankan produksi atau produk yang akan dijual, dan tiba pada waktu yang tepat sesuai jadwal. Hal itu dimungkinkan melalui adanya komunikasi efisien, yang memastikan bahwa pesanan ditetapkan pada sejumla hjadwal yang sesuai dan siap untuk dipenuhi. Sistem manajemen rantai pasok juga memungkinkan suatu perusahaan untuk secara tetap melihat apa yang ada di gudang persediaan dan meyakinkan bahwa jumlah yang dipesan sesuai dengan kebutuhan yang dimaksud dalam order dan jadwal untun menggantikan sediaan yang sudah dipakai. 2. Logistics (Logistik) Aktivitas yang berhubungan dengan pengadaan sediaan bahan atau komponen yang diperlukan. Aktivitas tersebut perlu dijaga agar biaya angkutan material serendah mungkin, konsisten dengan waktu penyerahan yang dijanjikan, dan dilakukan secara tepat dan aman. Disini, sistem manajemen rantai pasok memungkinkan suatu perusahaan untuk mempunyai kontak tetap dengan tim distribusinya, dapat terdiri atas truk, kereta api, atau jenis transportasi lain. Sistem dapat mengizinkan perusahaan untuk menjajaki material yang diperlukan secara terus-menerus. Mungkin juga dapat menghemat biaya untuk berbagi beban biaya transportasi dengan perusahaan mitra jika pengirim tidak cukup besar penuh sebuah truk,dan sekali lagi, SCM mengizinkan perusahaan untuk membuat keputusan sedemikian rupa. 3. Production (Produksi) Aktivitas tersebut berhubungan dengan kegiatan mengolah bahan menjadi keluaran yang direncanakan. Aktivitas itu harus mampu menjamin bahwa lini produksi atau lini perakitan berfungsi dengan baik. Fasilitas dapat berfungsi memuaskan jika didukung oleh 35
ketersediaan komponen yang bermutu tinggi dan tersedia ketika diperlukan. Produksi dapat berlangsung secara teratur jika ditunjang oleh manajemen logistik dan pemenuhan atas order bahan atau komponen yang memuaskan,yaitu sesuai volume kebutuhan dan penyerahannya tepat sesuai jadwal. Jika jumlah yang disediakan tidak sesuai dengan yang dipesan serta dikirimkan pada tepat waktu yang tidak tepat seperti yang diminta maka produksi akan berhenti, paling tidak terganggu. Akan tetapi,dengan manajemen rantai pasok yang andal maka keberlangsungan kegiatan produksi dapat berjalan dengan mulus dan sasaran keluaran akan dapat diwujudkan. 4. Revenue and profit (Pendapatan dan laba) Aktivitas tersebut berhubungan dengan aktivitas pemasaran dan penjualan, yaitu memberikan layanan penyampaian produk atau jasa kepada pelanggan yang membutuhkan secara tepat jumlah, tepat waktu, dan tepat mutu. Kegiatan itu harus mampu memberikan jaminan bahwa tidak ada penjualan yang akan hilang karena persediaan tidak ada atau kosong. Mengelola rantai pasok dengan baik akan meningkatkan fleksibilitas perusahaan dalam bereaksi terhadap perubahan tidak terduga yang terjadi atas permintaan dan penawaran. Sehubungan dengan hal tersebut, suatu perusahaan mempunyai kemampuan untuk menghasilkan barang pada harga yang lebih rendah dan mendistribusikannya ke konsumen dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan jika perusahaan tidak menerapkan manajemen rantai pasok, sehingga SCM berperan untuk meningkatkan laba total perusahaan. 5. Costs (Biaya-Biaya) Kemampuan berproduksi secara efektif dan efisien,pada gilirannya akan memampukan perusahaan memiliki keunggulan atas aspek biaya. Faktor biaya produksi atau penyiapan produk merupakan salah satu dari empat factor keunggulan kompetitif perusahaan. Kegiatan tersebut harus mampu memelihara biaya atas produk dan komponen yang dibuat atau dibeli, berada pada tingkatan biaya atau harga yang layak diterima. Manajemen rantai pasok mampu mengurangi biaya mealui peningkatan rasio perputaransediaan (inventory turn over) di lantai pengerjaan dan di dalam gudang, mengendalikan mutu proses dan mengurangi biaya kegagalan internal dan eksternal, dan bekerja sama dengan penyalur agar dapat menghasilkan keluaran melalui pemanfaatan alat-alat pabrikasi secara efisien. 6. Cooperation (Kerja Sama) Antara mitra rantai pasok memastikan bahwa semua pihak akan memperoleh manfaat timbale balik. Perencanaan kolaboratif, pengisian kembali, dan peramalan merupakan suatu komitmen jangka panjang, kerja sama atas mutu, dan mendukungnya dengan pembeli dari 36
manajerial
penyalur,
teknologi,dan
pengembangan
kapasitas.
Hubungan
tersebut
memungkinkan perusahaan mempunyai akses terhadap informasi sekarang yang dapat dipercaya, menghasilkan tingkat perssediaan yang lebih rendah, memotong lead-time, meningkatkan
kualitas
produk,
meningkatkan
kecermatan
ramalan,
dan
akhirnya
meningkatkan layanan kepada pelanggan dan perolehan laba yang memuaskan. Para penyalur juga menerima manfaat dari hubungan kerja sama melalui peningkatan pembeli masukan, penigkatan mutu, dan penurunan biaya. Semuanya itu akan menghasilkan penghematan.konsumen juga dapat menerima manfaat melalui tersedianya produk dengan mutu lebih tinggi atas biaya atau harga yang lebih murah.
Russell dan Taylor (2000) serta Chase et al., (2001) menyatakan bahwa suatu rantai pasok terdiri atas organisasi yang saling berhubungan, sumber daya, dan proses yang menciptakan dan menyerahkan produk dan jasa kepada pelanggan akhir. Suatu rantai pasok meliputi semua fasilitas, fungsi, dan aktivitas yang terlibat dalam kegiatan produksi dan mengirimkan produk atau jasa yang bersangkutan dari para penyalur (dan para pembekal mereka) ke pelanggan (dan para pelanggan mereka). Kegiatan itu meliputi perencanaan dan pengelolaan atas permintaan dan penawaran, mengadakan material, memproduksi dan menjadwalkan produk atau jasa, pergudangan, pengendalian persediaan, distribusi, layanan pelanggan, serta penyerahan. Manajemen rantai pasok mengkoordinir semua aktivitas sehingga pelanggan dapat dilengkapi dengan jasa dan produk secara segera dengan mutu tinggi atau andal, dengan harga yang lebih murah. Keberhasilan manajemen rantai pasok pada akhirnya dapat menyediakan perusahaan manfaat yang lebih kompetitif.
e. ECS (Enterprise Collaboration Systems)
Mendukung dan meningkatkan komunikasi serta kolaborasi antar tim dan kelompok kerja dalam sebuah organisasi. Sistem kerja sama/kolaborasi perusahaan adalah suatu penggunaan peralatan kelompok, Internet, intranets, extranets, dan jaringan komputer lainnya untuk mendukung dan meningkatkan komunikasi, koordinasi dan kolaborasi, dalam suatu jaringan kerja dalam satu perusahaan atau antar perusahaan. Seminar 2011, menjelaskan sistem kerjasama perusahaan terdiri dari electronic communication tools, electronic conferencing tools dan collaborative work management tools.
37
Gambar 13. Collaboration Menggunakan e-Business Systems
Pada dasarnya, perdagangan elektronik (EC) adalah proses pembelian, mentransfer, atau bertukar produk, jasa, dan atau informasi melalui jaringan komputer, termasuk internet. EC juga dapat bermanfaat dari berbagai perspektif termasuk proses bisnis, layanan, belajar, kolaboratif, masyarakat. 2.2.1.2. Faktor-faktor Kegagalan dan Kiat Penerapan e-Busienss system : Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan e-Business menurut Hafiz (2010): • Tidak ada komitmen yang utuh dari manajemen. • Penerapan e-business tidak diikuti proses change management. • Tidak profesionalnya vendor teknologi informasi yang menjadi mitra bisnis • Buruknya infrastruktur komunikasi • Tidak selarasnya strategi TI dengan strategi perusahaan. • Adanya masalah keamanan dalam bertransaksi • Kurangnya dukungan financial • Belum adanya peraturan yang mendukung dan melindungi pihak-pihak yang bertransaksi (cyberlaw), • Menggunakan target jangka pendek sebagai pijakan investasi e-business. 38
Sedangkan kiat-kiat membangun e-Business adalah sebagai berikut : • Membenahi terlebih dahulu sistem pengelolaan sumber daya perusahaan secara terpadu. • Membuat perencanaan investasi teknologi secara mendetail dan komprehensif. • Menentukan arah investasi teknologi untuk menjawab kebutuhan jangka panjang. • Membentuk struktur organisasi yang fleksibel dan adaptif terhadap perubahan. • Melakukan kerjasama kondusif dengan berbagai mitra bisnis (vendor, pemasok barang, lembaga keuangan).
2.2.2. Sistem Informasi Fungsi Bisnis Sistem Informasi fungsi bisnis terbagai menjadi 5 bagian yaitu : 1. Sistem Informasi Pemasaran Fungsi bisnis dalam pemasaran menitikberatkan pada perencanaan, promosi, penjualan produk, pengembangan pasar, dan pengembangan produk baru guna meningkatkan pelayanan kepada pelanggan. Dengan demikian pemasaran dianggap sebagai fungsi penting dalam operasi bisnis suatu perusahaan.
Gambar 14. Sistem Fungsional Bisnis
39
Gambar 15. Struktur Sistem Informasi Pemasaran
Dari gambar diatas dapat dilihat bagaimana sistem informasi pemasaran menyediakan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan proses transaksi dalam fungsi pemasaran. Strategi, taktik, dan sistem informasi operasional membantu manajer pemasaran dalam perencanaan produk, penentuan harga, strategi promosi penjualan dan pembelian, peramalan permintaan, pasar potensial untuk produk baru ataupun produk yang sudah ada serta penentuan jalur distribusi. Sistem laporan pengendalian mendukung usaha dari manajer pemasaran untuk mengendalikan efisiensi dan efektivitas dalam penjualan serta distribusi produk dan jasa. Analisa laporan memberikan informasi kepada perusahaan mengenai perbandingan antara hasil dari pelaksanaan pemasaran dan rencana pemasaran sehingga dapat diketahui apakah pemasaran tersebut telah berjalan sesuai dengan yang drencanakan.
40
1.1 Manajemen Penjualan Sistem ini menyediakan informasi untuk membantu manajer pemasaran dalam merencanakan dan memonitor kegiatan penjualan perusahaan. Sistem ini juga menghasilkan laporan analisa penjualan yang digunakan untuk menganalisa penjualan berdasarkan produk, lini produksi, pelanggan, tipe pelanggan, tenaga pemasaran, dan daerah pemasaran. 1.2 Manajemen Produksi Manajemen produksi membutuhkan informasi untuk merencanakan dan mengendalikan spesifikasi produk, lini produksi dan merk. Sistem berbasis komputer digunakan untuk mengevaluasi aliran produksi dan kemungkinan keberhasilan dari produk yang dihasilkan. 1.3 Promosi Manajer pemasaran membutuhkan informasi untuk membantu pencapaian penjualan yang obyektif dengan biaya promosi yang serendah mungkin. Komputer menggunakan informasi riset pasar dan model promosi untuk membantu (1) memilih metode dan media promosi, (2) mengalokasikan sumber keuangan, dan (3) mengendalikan dan mengevaluasi hasil penjualan. 1.4 Peramalan Penjualan Fungsi dasar dari peramalan penjualan dapat dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu peramalan jangka pendek dan peramalan jangka panjang. Peramalan jangka pendek berhubungan dengan penjualan untuk periode sampai dengan 1 tahun, sedangkan peramalan jangka panjang menitikberatkan pada peramalan penjualan untuk periode di atas 1 tahun. Manajer pemasaran menggunakan data riset pemasaran, data historis penjualan, rencana promosi, dan model statistik peramalan untuk menghasilkan peramalan jangka pendek dan jangka panjang. 1.5 Riset Pasar Sistem informasi riset pasar memberikan kemampuan dalam bidang pemasaran untuk membantu manajer dalam membuat keputusan pemasaran yang lebih efektif. Sistem informasi riset pasar juga memberikan informasi untuk membantu manajer pemasaran dalam merencanakan dan mengendalikan proyek riset pasar dari perusahaan. Komputer dan perangkat lunak analisa statistik membantu kegiatan riset pasar dalam mengumpulkan, menganalisa, dan mengolah informasi dari variabel-variabel pasar yang meliputi informasi mengenai pelanggan, peluang pasar, konsumen, dan pesaing.
41
1.6 Manajemen Pemasaran Manajer pemasaran menggunakan sistem informasi berbasis komputer untuk mengembangkan rencana jangka pendek dan jangka panjang dari penjualan produk, keuntungan, dan perkembangannya. Sistem informasi berbasis komputer juga menyediakan umpan balik dan analisa yang berkenaan dengan perencanaan dan pelaksanaan pada setiap kegiatan pemasaran. Model pemasaran dalam sistem pendukung pengambilan keputusan juga digunakan untuk mengetahui dampak dari alternatif rencana pemasaran.
2. Sistem Informasi Manufaktur Sistem informasi manufaktur mendukung fungsi operasi atau produksi meliputi semua aktivitas yang berhubungan dengan perencanaan dan pengendalian dari proses yang menghasilkan barang atau jasa. Fungsi operasi atau produksi berhubungan dengan manajemen dari sistem operasional perusahaan. Perencanaan dan pengendalian sistem informasi digunakan untuk manajemen operasi dan proses transaksi seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.
42
Gambar 15. Sistem Informasi Manufaktur
2.1 Computer Integrated Manufacturing (CIM) Sistem informasi manufaktur berbasis komputer menggunakan beberapa teknik dalam mendukung CIM. CIM adalah konsep yang menekankan bahwa tujuan dari penggunaan komputer dalam automasi pabrik harus : • Dapat mempermudah proses produksi, disain produk, dan pengorganisasian pabrik sebagai landasan utama dalam proses automasi dan integrasi. • Dapat mengautomasi proses produksi dan fungsi bisnis yang mendukung dengan bantuan komputer dan robot. • Dapat mengintegrasikan semua produksi dan proses pendukung menggunakan komputer dan jaringan telekomunikasi.
43
Komputer digunakan untuk membantu membuat disain produk yang lebih baik melalui penggunaan Computer Aided Engineering (CAE) dan Computer Aided Design (CAD), sedangkan Computer Aided Processing Planning (CAPP) digunakan untuk membantu membuat disain proses produksi yang lebih baik. Komputer juga dapat digunakan untuk merencanakan kebutuhan bahan baku dalam proses produksi yang biasa disebut dengan Material Requirements Planning (MRP) dan untuk mengintegrasikan MRP dengan jadwal produksi serta pengendalian lantai produksi digunakan Manufacturing Resource Planning (MRPII). Computer Aided Manufacturing (CAM) digunakan untuk membantu proses manufaktur melalui pengawasan dan pengendalian proses produksi, peralatan, dan mesin produksi. Keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan CIM antara lain : •
Meningkatkan efisiensi melalui penyederhanaa kerja dan automasi, perencanaan jadwal produksi yang lebih baik, dan keseimbangan dari beban kerja produksi untuk kapasitas produksi yang lebih baik.
•
Meningkatkan
pemanfaatan
fasilitas
produksi,
produktivitas
yang
lebih
tinggi,
pengendalian kualitas yang lebih baik sebagai hasil dari proses pengawasan yang dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan, feedback,
pengendalian
kegiatan pabrik serta penggunaan peralatan dan mesin produksi. •
Mengurangi investasi pada fasilitas dan inventori produksi melalui penyederhaan kerja, kebijakan inventori Just In Time (JIT), perencanaan dan pengendalian produksi serta produk akhir.
•
Meningkatkan pelayanan kepada pelanggan dengan memproduksi produk yang berkualitas sesuai dengan keinginan pelanggan.
2.2 Pengendalian Proses. Pengendalian proses adalah penggunaan komputer untuk mengendalikan proses fisik yang berlangsung. Pengendalian proses dengan komputer biasa digunakan untuk mengendalikan proses fisik dalam penyulingan minyak, pabrik semen, pabrik kimia, dan lain sebagainya. Program pengendalian proses menggunakan model matematika untuk menganalisa
data
yang
dibangkitkan
oleh
proses
yang
sedang
berjalan
dan
membandingkannya dengan standar yang sudah ada atau peramalan permintaan. 2.3 Pengendali Mesin. Pengendali mesin adalah penggunaan komputer untuk mengendalikan gerakan mesin, dikenal juga sebagai Numerical Control. Pengendali peralatan mesin dalam pabrik 44
merupakan sebuah bentuk aplikasi dari Numerical Control. Program komputer numerikal kontrol untuk peralatan mesin mengubah data geometrik dari gambar teknik dan instruksi mesin dari rencana proses kedalam kode numerik sebagai perintah untuk mengendalikan kerja mesin. Pengendali mesin dapat melibatkan penggunaan mikrokomputer dengan kemampuan khusus yang disebut dengan Programable logic controllers (PLCs). Alat ini mengoperasikan satu atau lebih mesin sesuai dengan petunjuk dari program Numerical Control. 2.4 Robotik Sebuah perkembangan penting dalam pengendalian mesin dan Computer Aided Manufacturing (CAM) adalah pembuatan dari mesin pintar (smart machine) dan robot. Alat ini
mengendalikan
secara
langsung
aktivitas
mereka
sendiri
dengan
bantuan
mikrokomputer. Robotik adalah teknologi dalam membuat dan menggunakan mesin dengan kepandaian komputer dan pengandalian komputer dengan kemampuan fisik seperti manusia. 2.5 Computer Aided Engineering (CAE) Teknik manufaktur menggunakan CAE untuk menstimulasi, menganalisa, dan mengevaluasi model-model dari desain produk yang telah dikembangkan dengan menggunakan metode Computer Aided Design (CAD) sedangkan engineering workstations digunakan untuk menganalisa dan mendesain produk serta fasilitas manufaktur. 3. Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Fungsi manajemen sumber daya manusia melibatkan kegiatan perekrutan, penempatan, evaluasi, kompensasi, dan pengembangan tenaga kerja di suatu organisasi. Pada dasarnya, bisnis menggunakan sisitem informasi berbasis komputer adalah untuk : menghasilkan cek pembayaran dan laporan daftar gaji, memelihara catatan personel, menganalisa personel dalam operasi bisnis Sistem informasi manajemen sumber daya manusia menekankan pada : (1) perencanaan untuk memenuhi kebutuhan kerja personel, (2) pengembangan potensi pada tenaga kerja , dan (3) pengawasan seluruh kebijakan dan program personel.
3.1 Pelatihan dan Pengembangan Sistem informasi membantu manajer sumber daya manusia dalam perencanaan dan pengendalian perekrutan, pelatihan, dan pengembangan tenaga kerja dengan menganalisa 45
program masa lalu yang sukses. Program pelatihan dan penilaian tenaga kerja berbasis komputer dapat membantu dam mendukung manajemen sumber daya manusia. 3.2 Analisa Kompensasi Sistem informasi membantu menganalisa jangkauan dan distribusi dan kompensasi tenaga kerja (upah, gaji, pembayaran insentif, dan keuntungan tambahan) dalam sebuah perusahaan dan membuat perbandingan pembayaran kompensasi pada perusahaan yang serupa dengan indikator ekonomi yang bervariasi. Informasi ini berguna bagi perubahan perencanaan kompensasi khususnya jika organisasi melibatkan serikat pekerja. Hal ini membantu menjaga kompensasi dari perusahaan secara kompetitif dan wajar disamping biaya pengawasan kompensasi. 4. Sistem Informasi Akuntansi Sistem informasi akuntasi merupakan sistem informasi yang paling banyak digunakan dalam kegiatan bisnis. Sistem informasi ini mencatat dan melaporkan semua transaksi bisnis dan kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya. Sistem informasi akuntansi digunakan berdasarkan atas Double Entry Bookkeeping Concepts dan konsep akuntansi umum lainnya seperti pertanggungjawaban keuangan dan perhitungan keuntungan. Sistem akuntansi berbasis komputer mencatat dan melaporkan aliran dana serta menghasilkan laporan keuangan bagi perusahaan. Ruang lingkup sistem informasi akuntansi meliputi : •
Proses pemesanan
•
Pengendalian persediaan
•
Laporan penerimaan
•
Laporan pembayaran
•
Sistem upah
46
Gambar 16. Sistem Informasi Akuntansi Untuk Proses dan Laporan Keuangan
4.1 Proses Pemesanan Proses pemesanan adalah sistem proses transaksi yang penting untuk mengetahui proses permintaan pelanggan agar dapat menghasilkan data yang dibutuhkan bagi analisa penjualan dan pengendalian persediaan. Sistem proses pemesanan penjualan berbasis komputer memberikan kecepatan, keakuratan,
metode yang efesien untuk mengetahui
permintaan pelanggan dan transaksi penjualan, dan memberikan sistem pengendalian persediaan. 4.2 Pengendalian Persediaan Sistem pengendalian persediaan menggambarkan proses perubahan dari item-item persediaan. Data mengenai permintaan pelanggan diterima dari sistem proses pemesanan, sistem pengendalian persediaan berbasis komputer
memberikan pelayanan berkualitas
pada pelanggan disamping meminimasikan investasi dan biaya dalam persediaan. Aliran data dalam sistem pengendalian persediaan dapat dilihat pada gambar 17. 47
Gambar 17. Aliran Data Dalam Sistem Pengendalian Persediaan 4.3 Sistem Upah Sistem pembayaran upah/gaji menerima dan mengolah data dari kartu kerja dan catatan kerja pegawai. Sistem ini menghasilkan catatan pembayaran upah dan laporan analisa pegawai. Sistem pembayaran upah berbasis komputer membantu manajemen perusahaan dalam memberikan laporan analisa biaya tenaga kerja dan produktivitas.
5. Sistem Informasi Keuangan Sistem informasi keuangan berbasis komputer mendukung manajer keuangan dalam mengambil keputusan yang berkenaan dengan (1) keuangan bisnis dan (2) pengalokasian dan pengendalian sumber daya keuangan. Kategori utama dari sistem informasi keuangan antara lain meliputi : •
Cash And Securities Management Informasi penerimaan kas (defisit/surplus) memungkinkan penginvestasian dana dilakukan dengan cepat. Informasi ini membantu manajer keuangan untuk
48
melakukan pembelian, penjualan, dan pengambilan keputusan sehingga dapat meminimumkan resiko dan memaksimalkan pendapatan investasi. •
Capital Budgeting Proses anggaran biaya ini meliputi evaluasi keuntungan dan dampak keuangan dalam hal pengeluaran biaya untuk pabrik dan peralatan yang dapat dianalisa dengan menggunakan teknik analisa nilai dan analisa kemungkinan resiko.
•
Financial Forecasting Berbagai peramalan dengan metode statistik memberikan teknik analisa dalam peramalan kondisi keuangan dan ekonomi nasional, tingkat gaji, tingkat harga, dan tingkat rata-rata suku bunga.
•
Financial Planning Sistem perencanaan keuangan digunakan untuk mengevaluasi dan menganalisa alternatif metode keuangan perusahaan. Informasi yang dibutuhkan untuk mengembangkan rencana keuangan yang optimal antara lain kondisi keuangan dan ekonomi, tingkat harga, dan tingkat suku bunga.
2.3. Prospek E-Business di Indonesia. Prospek penerapan konsep e-business di Indonesia masih terbuka lebar. Prospek atau peluang bisnis akan dinikmati bagi perusahaan-perusahaan yang dapat membantu manajemen perusahaan dalam mengimplementasikan berbagai jenis komunikasi, kolaborasi, dan kooperasi digital yang terjadi pada backoffice. Selain itu peluang bisnis ini juga akan dinikmati oleh perusahaan-perusahaan yang memiliki pasar sasaran generasi muda, karena generasi muda akan lebih mudah beradaptasi dengan berbagai perubahan teknologi dibandingkan generasi tua. Peluang bisnis dari penerapan e-business juga akan membuka kesempatan bagi perusahaan-perusahaan untuk menjual isi atau jenis data dan informasi (content) yang eksklusif dengan harga mahal atau premium. Content yang dijual tersebut dapat diperjualbelikan dalam bentuk data mentah, maupun yang telah dioleh menjadi informasi yang memiliki nilai tinggi. Dan jugapeluang e-business terbuka lebar bagi perusahaan yang bergerak dalam penyediaan berbagai perlengkapan teknologi, hardware dan software yang berkaitan dengan teknologi perpasive computing (barang elektronik dengan teknologi digital dan mikroprosesor di dalamnya) yang mudah dibawa kemana-mana.
49
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan : E-business adalah
salah satu stratetgi usaha atau cara perusahaan untuk
meningkatkan daya saing melalui berbagai manfaat yang diberikannya, diantaranya perolehan efisiensi biaya operasi, kecepatan menjangkau pasar, maupun jangkauan geografis usaha yang lebih luas. Banyak perusahaan di Indonesia berusaha untuk mempersiapkan diri dengan berbagai perangkat e-business sebagai bagian baru dari pola interaksinya dengan para pelanggannya, pemasoknya, dan bahkan juga dengan karyawannya sendiri. Hal ini sejalan dengan semakin beratnya tantangan persaingan yang semakin besar, terlebih di era perdagangan bebas seperti sekarang. Meskipunmodel e-business inimemiliki banyakmanfaat, tetapimasih ada sejumlah tantangan dan keterbatasan yang harus diatasi, diantaranya : 1. belum terbentuknya high trust society, 2. sarana dan prasarana yang belummemadai, 3. keterbatasan SDM, 4. layanan pendukung utama, seperti jasa pos, masih memerlukan pembenahan dan peningkatan, 5. adanya tindak kejahatan dan pelanggaran etika dan moralitas yang dilakukan melalui internet. Ada beberapa latar belakang umum yang mendorong pembentukan situs e-busines,
pada umumnya pebisnis membuat situs e-business didorong oleh latar belakang untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Situs e-business dibuat sebagai alat untuk melakukan penetrasi produk dengan berbagai kemudahan dan keluasan jangkauan yaitu : •
Keprihatinan atau Kesadaran Konsumen Situs e-business juga dibentuk sebagai usaha untuk menjawab persoalan-persoalan yang menjadi keprihatinan masyarakat, misalnya dibidang kesehatan atau keluarga.
•
Keadaan sosial, Ekonomi, dan Demografi Beberapa situs e-business lainnya diciptakan untuk melayani segmen pasar dengan kondisi sosial, ekonomi, dan demografi tertentu
50
•
Manfaat Dan Kendala E-Business a. Salah satu artikel dari warta ekonomi (Warta Ekonomi no.23/Thn XIV/9Oktober 2002 : 12) mengenai e-business menyebutkan beberapa keuntungan penerapan e-business diantaranya meningkatkan daya saing perusahaan, b. mempercepat proses bisnis, c. biaya operasi yang lebih murah, d. jangkauan pasar yang lebih luas, e. kecepatan menjangkau pasar yang lebih baik (time to market), f.
potensi untuk memperluas usahanya dibidang-bidang yang baru,
g. adanya delivery channel baru dalam berbisnis dengan pelanggan dan pemasok. Manfaat yang dapat diambil oleh organisasi, konsumen, dan masyarakat pada umumnya, diantaranya (Budi Sutedja,2001) 1. Untuk perusahaan atau pebisnis perorangan : a. Memperpendek Jarak Perusahaan atau pebisnis individu dapat lebih mendekatkan diri dengan konsumen dimana jarak secara fisik dapat diatasi dengan hanya mengklik situs yang dibangun b. Perluasan pasar Jangkauan pemasaran bagi produk yang dipasarkan dapat menjadi luas dibandingkan dengan sistem bisnis tradisional yang “terbatas” oleh lokasi. c. Memperluas Jaringan Mitra Kerja Selain perluasan pasar, perusahaan dapat juga melakukan perluasan jaringandan jangkauan mitra kerja. d. Biaya Terkendali Perusahaan yang memasarkan pruduk tidak perlu hadir secara fisik di berbagai kota dan penjuru dunia, namun dapat melakukan transaksi dengan konsumen dari berbagai lokasi. Melalui jaringan kerja antar perusahaan pendukung yang baik apalagi dengan fasilitas internet, maka konsep Just In Time dapat diterapkan e. Efisien Mengakibatkan ada penghematan dari segi waktu karena ada integrasi dengan database yang ada di komputer pusat. Waktu pengiriman, biaya kertas, dan perangko pun dapat dihemat f.
Cash Flow Terjamin Dengan sistem e-business, cash flow perusahaan akan terjamin karena perusahaan akan menerima pembayaran terlebih dahulu sebelum mengirim barang yang dipesan 51
konsumen. Dengan pola seperti ini, modal yang dibutuhkan relatif lebih kecil g. Manfaat Lainnya Diantaranya meningkatkan citra perusahaan, meningkatkan layanan konsumen, menyederhanakan proses,meningkatkan produktivitas,mempermudah akses informasi, mengurangi biaya transportasi, dan meningkatkan fleksibilitas. 2. Untuk konsumen : a. Efektif Konsumen dapat memperoleh informasi dan bertransaksi setiap saat dengan akurat, cepat, dan murah b. Biaya Terkendali Biaya transportmenuju lokasi untukmemilih barang, perbandingan harga dengan penjual lain dan transaksi dapat ditekan serendah mungkin, karena semua proses dapat dilakukan dari balik meja dan hanya menekan klik mouse c. Aman Secara Fisik Para konsumen akan merasa aman dalam melakukan transaksi dengan jumlah uang yang sangat besar, dibandingkan pada pasar tradisional. Risiko kecopetan atau perampasan sangat kecil, meskipun ada risiko pencurian nomor kartu kredit dan pembobol sistem (hacker) d. Harga Murah Karena perusahaan dapat menekan biaya pemasaran dan meraih manfaat dari penerapan Just In Time, konsumen kemungkinan mendapatkan harga produk lebih murah e. Fleksibel Konsumen dapat melakukan transaksi dari berbagai tempat dengan berbagai kondisi, seperti dari rumah, kantor, perpustakaan, warnet, atau tempat lainnya 3. Untuk masyarakat . a. Lahirnya era e-businessmembuka peluang kerja baru dengan pola kerja dan permodalan yang baru. b. E-business akan menjadi wahana kompetisi antar perusahaan atau usaha perorangan yang mengglobal, sehingga masyarakat dapat menikmati produk-produk berkualitas standar dengan harga kompetitif 4. Untuk pendidikan. a. Lahirnya era e-business m.emberi tantangan baru bagi dunia akademis untuk mempersiapkan SDM yang memahami dan menguasai bidang tersebut 52
b. Para peneliti ditantang untuk melakukan analisis terhadap pergeseran pola bisnis, konsumsi, dan transaksi dalam usaha menemukan kesepahaman baru dan pengembangan teori dan konsep baru c. Sistem e-business juga membuka kerangka baru dalam penjualan jasa pendidikan, disamping teknologi internet yangmemungkinkan dilakukannya aksesmateri pendidikan dari jarak jauh. Saat ini makin banyak perusahaan menerapkan e-business dengan harapan untuk mempercepat proses bisnis, meningkatkan efisiensi, dan meraup pendapatan yang lebih besar.
3.2. Saran. Meski model e-business ini memiliki banyak manfaat, tetapi masih ada sejumlah kendala, tantangan dan keterbatasan yang harus diatasi sehingga e-buisness di Indonesia dapat berkembang dengna pesat yang mengakibatkan daya saing produk yang berasal dari perusahan manufaktur / jasa dari Indonesia dapat bersaing di pasar global. Yang perlu dilakukan adalah : 1. Memberi pelajaran mengenai perdaganga melalui web dan jaringan internet dunia maya sehingga perubahan budaya dari pola belanja konvensional yang memungkinkan orang untuk memegang dan mencoba barang yang akan dibeli menjadi hanya melihat katalog produk. Dan
meningkatkan juga
cyberlaw dan
penerapannya, sehingga konsumen
merasa nyaman dan yakin bertransaksi di internetbanyak yang hati-hati. Kadang-kadang karena terlalu hati-hatimaka kepercayaan konsumen kepada penjual menjadi sangat rendah 2. Meningkat sarana dan pra sarana jaringan internet . 3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang memahami dan menguasai dengan baik dan benar konsep dan implementasi teknologi informasi dan penerapannya dalam dunia bisnis. 4. Meningkatkan layanan pendukung seperti jasa pos masih memerlukan pembenahan dan peningkatan supaya jeda waktu dari terjadinya transaksi hingga diperolehnya barang oleh konsumen tidak terlalu lama. 5. Memberantas kejahatan perbankan, sehingga
masyarakat
mengalami
tindak kejahatan penyalahgunaan kartu kredit phobia
terhadap
mekanisme
e-business
yang
menyertakan nomor kartu kredit dalam formulir transaksi 6. Mengurangi keraguan dengan meberikan pelatihan dan pendidikan e-business , agar penjual
dan
pembeli
yang
masih
menunggu
sistem
e-business
stabil
dapat
53
memanfaatkannya seara optimal. Para penjual juga masih mencoba dengan menguasai medan bisnis lewat internet 7. Mendorong peran serta pemerintah agar dapat menerbitkan peraturan peraturan mengenai transaksi e-business serta pengawasan yang melekat 8. Merubah pola konsumen dari konsumen yang cenderung pasif dan menunggu informasi atau promosi dari pembicara menjadi konsumen yang aktif dalam mencari informasi sebelum melakukan transaksi 9.
Meningkatan etika dan moralitas pengguna jarigan internet sehingga e-buisness tidak dapat dimanfaatkan oleh pihak pihak tertentu untuk kepentingan yang negative seperti pemanfaatan situs porno.
54
BAB IV DAFTAR PUSTAKA
Braun A. 2004. A Software Architecture for Knowledge Acquisition and Retrieval for Global Software Development Teams. TUM. Budi Sutedjo Dharma Oetomo, Perspektif e-Business: Tinjauan Teknis, Manajerial, dan Strategi, Penerbit Andi Yogyakarta, Yogyakarta, 2001 Chase RB, Aquilano NJ, Jacobs FR. 2001. Operation Management for Competitive Advantage. 9th ed. Boston: McGraw Hill. Hafiz. 2009. e-Business. [terhubung berkala]. http://hafiz-online.blogspot.com/2009/06/ebusiness.html [20 Jun 2011]. James A. O'Brien, Introduction to Information System: Essential for the e-Business Enterprise, 11th edition, McGrawHill, 2003. Kotler P. Amstrong G. Da Silva G. 2008. Principles of Marketing. 5th ed. Prentice Hall. Kenneth
C.
Laudon
dan
Jane
P.
Laudon.
2001.
Esssentials
of
Management
Information Systems: Organization and Technology in Networked Enterprise. Prentice Hall Leon A. 2005. Enterprise Resources Planning. New Delhi: McGraw Hill. O’Brien JA, Marakas GM. 2010. Introduction to Information Systems. McGraw Hill. Orbeta, A., C., 2002, „E-commerce in Southeast Asia: A review of developments, challenges, and issues, in Information Technology in Asia, by Yue, Siow, Chia & Lim, Jerome, Jamus, Institute of Southeast Asian Studies, Singapore, p. 111-146. Repa
J.
2000.
E-Business
System
Requirements.
[terhubung
berkala].
http://www.bizforum.org/whitepapers/webridge.htm [26 Jun 2011]. Ravi Kalakota, Marcia Robinson, e-Business 2.0: Roadmap for Success, Addison Wesley, 2001 Russell RS, Taylor BW. 2000. Operation Management: Multimedia Version. New Jersey: The Prentice Hall Inc. Seminar, K. B. 2004. Pembangunan Sistem Informasi dan Penyusunan DSS. Pelatihan Doses Tentang Teknologi Informasi untuk Pengelolaan Sumberdaya Alam. Fakultas MIPA, IPB, Bogor. Seminar KB. 2011. Bahan Kuliah Manajemen Sistem Informasi. IPB. Sid L. Huff, dkk. 2000. Cases in Electronic Commerce. McGraw-Hill 55
Shaw R. 1991. Computer Aided Marketing and Selling. Butterworth Heinemann. Sinisalo J, Salo J, Heikiki K dan Leppaniemi M. 2007. Mobile Customer Relationship Management: Underlying Issues and Challenges. J Business Process Management 13:771-787 Yusuf Y, Gunasekaran A. Wu C. 2006. Implementation of Enterprise Resources Planning in China. [terhubung berkala]. http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0166497205001823 [19 Jun 2011]. Whitten, Bentely, dittman. Systems Analysis and Design Methods, 6th edition, McGrawHill, 2004. Zwass, V ., 1998, Foundation of Information Systems, International Edition, McGraw-Hill, USA. The Best Innovations & Ideas in Business 2005, Majalah SWA Kiat Sukses Mengubah Core Business, Warta Ekonomi, Oktober 2005
56