i
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN AIR MINUM PADA PDAM TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR
ICHWAN GUMILANG
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
ii
ii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Strategi Pemasaran Air Minum Pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Maret 2015 Ichwan Gumilang NIM H24114003
iii
ABSTRAK ICHWAN GUMILANG. Analisis Strategi Pemasaran Air Minum Pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Dibimbing oleh MIMIN AMINAH. Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Pakuan adalah perusahaan daerah yang bergerak di bidang penyediaan air minum untuk wilayah Kota Bogor. Kendala distribusi yang belum merata serta kapasitas pelayanan yang masih perlu ditingkatkan menjadi alasan pentingnya PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dalam menerapkan strategi pemasaran yang tepat agar dapat memberikan pelayanan yang prima kepada pelanggan. Tujuan penelitian ini adalah : mengidentifikasi strategi pemasaran yang telah dilakukan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Pakuan Kota Bogor; mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor; merumuskan strategi pemasaran paling tepat bagi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Pakuan Kota Bogor berdasarkan metode Analythical Hierarchy Process (AHP). Penelitian terbatas pada identifikasi dan analisis faktor strategis internal dan eksternal yang berpengaruh pada pengambilan keputusan di bidang pemasaran pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Alat analisis yang digunakan, yaitu analisis Internal Factor Evaluation (IFE) , External Factor Evaluation (EFE),matriks Interal External (IE), analisis Strength, Weakness, Opportunity, Threat (SWOT) dan Analythical Hierarchy Process (AHP). Hasil penelitian didapat 4 alternatif strategi, yaitu perluasan jaringan distribusi, meningkatkan intensitas promosi melalui media cetak, media elektronik dan media sosial , menurunkan tingkat kehilangan air serta melakukan sosialisasi penghematan air dan menyediakan sistem pembayaran pemasangan secara kredit khusus warga dengan kelas ekonomi menegah ke bawah. Kata kunci : air minum, analisis SWOT, matriks IE, perusahaan daerah, proses hierarki analitik (PHA), strategi pemasaran
ABSTRACT ICHWAN GUMILANG.Analysis of Marketing Strategy of Drinking Water at PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor supervised by MIMIN AMINAH PDAM Tirta Pakuan is a local company that provides drinking water in area of Bogor. The problem of services that haven’t been distributed evenly yet and capacites to service the customers still have to be increased become reasons to implement the right marketing strategy. The objectives of this study were : to identify the marketing strategy implied by PDAM Tirta Pakuan; to identify internal and external environments faced by PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor; to formulate the most approrite marketing strategy. The research only take up at identifying and analizing internal and external strategic factors that give impact to decision making in marketing activities at PDAM Tirta Pakuan kota Bogor. The instruments used in this research are Internal Factor Evaluation (IFE)
iv
analysis, External Factor Evaluation (EFE) analysis, Interal External (IE) matrix, Strength, Weakness, Opportunity, Threat (SWOT) analysis and Analythical Hierarchy Process (AHP). There are four alternatives marketing strategy obtained, that are network expansion with improvement production capacity, increase promotion intensity through print media, electronic media and social media, decrease water loss and improve trust of people through replacement of old distribution pipe , provide credit payment system for poor people. Keywords : drinking water, SWOT analysis, IE matrix, local corporation, analythical hierarchy process (AHP), marketing strategy
v
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN AIR MINUM PADA PDAM TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR
ICHWAN GUMILANG
Skripsi sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
vi
vii
Judul
:
Nama NIM
: :
Analisis Strategi Pemasaran Air Minum Pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Ichwan Gumilang H24114003
Disetujui oleh
Ir Mimin Aminah, MM Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Mukhamad Najib, STP MM Ketua Departemen
Tanggal Lulus :
viii
ix
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat membuat skripsi ini dengan judul “Analisis Strategi Pemasaran Air Minum Pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini karena tanpa bantuan serta motivasinya penulis tidak dapat membuat skripsi ini dengan baik dan lancar. Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusuan skripsi ini. Oleh karena itu kritik dan saran diperlukan dalam memperbaiki skripsi ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat
Bogor, Maret 2015 Ichwan Gumilang
x
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian TINJAUAN PUSTAKA Definisi Air Minum Perusahaan Daerah Perusahaan Daerah Air Minum Pemasaran Strategi Pemasaran Bauran Pemasaran Segmentation, Targetting, Positioning Segmentation Targetting Positioning Analisis Lingkungan Perusahaan Lingkungan Internal Lingkungan Eksternal Penelitian Terdahulu METODE Kerangka Pemikiran Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Pengolahan dan Analisis Data Matriks IFE dan EFE Matriks IE Matriks SWOT Analytical Hierarchy Process (AHP) Langkah-Langkah Metode AHP HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Visi, Misi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Lingkungan Internal pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Segmentasi Pasar pada PDAM irta Pakuan Kota Bogor Target Pasar pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Positioning pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Bauran Pemasaran PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Lingkungan Eksternal PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Analisis Internal Factor Evaluation dan External Factor
xi xi xi 1 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 5 5 5 5 5 7 7 8 9 9 9 9 10 11 11 12 15 15 16 16 16 16 16 16 19 20
xi
Evaluation pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor 23 Matriks Internal-External (IE) 24 Analisis SWOT 25 Analisis Pengambilan Keputusan Strategi Pemasaran Air Minum pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogot Menggunakan Analytical Hierachy Process (AHP) 27 Implikasi Manajerial 32 SIMPULAN DAN SARAN 33 DAFTAR PUSTAKA 34 RIWAYAT HIDUP 67
xii
DAFTAR TABEL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Perkembangan cakupan pelayanan Matriks faktor strategi internal Matriks faktor strategi eksternal Nilai dan skala banding berpasangan Matriks pendapat individu Matriks pendapat gabungan Random Index (RI) Perbandingan hasil uji laboratorium air olahan PDAM Tirta Pakuan dengan standar Kepmenkes Tingkat kehilangan air Hasil analisis IFE Hasil analisis EFE Pengolahan horizontal level aktor Pengolahan horizontal level tujuan Pengolahan horizontal level alternatif Pengolahan vertikal level faktor Pengolahan vertikal level aktor Pengolahan vertikal level tujuan Pengolahan vertikal level alternatif strategi
2 9 10 13 14 14 15 20 21 23 23 29 29 30 31 31 31 32
DAFTAR GAMBAR
1 2 3 4 5 6
Kerangka pemikiran penelitian Matriks IE Matrik SWOT Hasil analisis matriks IE Hasil analisis matriks SWOT Perkembangan umur jaringan pipa distribusi dan retikulasi
8 10 11 24 25 27
DAFTAR LAMPIRAN
1 Kuisioner faktor strategis internal dan eksternal 2 Kuisioner penentuan bobot prioritas 3 Penggolongan pelanggan berdasarkan peraturan Walikota Bogor nomor 21 tahun 2012 4 Hierarki strategi pemasaran air minum pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor 5 Struktur organisasi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor
36 42 56 61 63
1
PENDAHULUAN Latar Belakang
Kebutuhan akan air baku di Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. kebutuhan air baku nasional mencapai 175.179 juta m3per tahun. Kosumsi air untuk kebutuhan pertanian menempati posisi pertama, yaitu sebesar 143.005 juta m3 per tahun sedangkan dunia industri membutuhkan 27.741 juta m3per tahun dan kebutuhan air baku domestik mencapai 6.431 juta m3per tahun. Angka kebutuhan air baku nasional untuk keperluan domestik dan industri mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2015, diperkirakan angka tersebut akan meningkat menjadi 55.762 juta m3per tahun sedangkan pada tahun 2030 diperkirakan meningkat tajam menjadi 276.125 juta m3per tahun. Ini berarti dalam kurun waktu 15 tahun ke depan kebutuhan air baku untuk domestik dan industri akan meningkat lima kali lipat (Kementerian Pekerjaan Umum 2013). Pemakaian air baku untuk konsumsi sehari-hari secara umum dibagi menjadi dua kategori, yaitu air bersih dan air minum. Air bersih merupakan air yang telah memenuhi standar kesehatan dan dapat diminum apabila telah diolah atau dimasak terlebih dahulu, sedangkan air minum adalah air yang telah memenuhi standar kesehatan dan dapat langsung diminum. Perusahaan Air Minum (PAM), merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) bagi masyarakat yang dikelola oleh pemerintah. Perusahaan Air Minum (PAM) tersebar luas di setiap provinsi, kabupaten dan kotamadya di seluruh Indonesia, dikelola oleh pemerintah daerah serta diawasi secara langsung oleh aparat eksekutif maupun legislatif daerah. Perusahaan tersebut dinamakan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor merupakan unit kerja yang diberi tugas dan wewenang oleh pemerintah Kota Bogor dalam pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), yaitu satu kesatuan sistem fisik atau teknik dan non fisik dari sarana dan prasarana air minum. Pengelolaan SPAM yang dilakukan oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, meliputi pengolahan air baku menjadi air minum sesuai dengan standar kesehatan dan pemasaran air minum kepada masyarakat Kota Bogor. Strategi pemasaran yang dilakukan oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor berkaitan erat dengan pemberian layanan kepada pelanggan. Sampai dengan tahun 2013, cakupan pelayanan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor baru mencapai 74,4 persen dengan target 11.000 sambungan langsung untuk tahun 2014 dan 2015. Sampai saat ini pendistribusian air yang dilakukan oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor belum merata. Pendistribusian air masih lebih fokus pada golongan pelanggan yang mampu membayar, khususnya rumah tangga dengan ekonomi kelas menengah ke atas dan golongan niaga. Sampai dengan Desember 2013, persentase golongan rumah tangga terlayani oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor sebesar 93,68% dari total layanan dan golongan niaga sebesar 4,41%.
2
Jumlah keluhan yang diterima oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor menunjukkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada pelanggan. Adapun rekapitulasi keluhan sepanjang tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Rekapitulasi keluhan tahun 2014 No
Jenis Keluhan
Jumlah (kasus)
1 Pipa distribusi (Pipa dinas) bocor 2 Bocor sekitar meter 3 Stop cock (gate valve) rusak 4 Pemakaian besar atau persil bocor 5 Bekas galian belum rapi 6 Air mengalir kecil 7 Air keruh 8 Air tidak mengalir 9 Meter buram 10 Pemindahan Letak Meter (PLM) 11 Meter air macet 12 Kaca meter air pecah 13 Meter hilang 14 Gangguan angka meter 15 Tidak ada segel 16 lainnya Sumber : PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor (2015)
3.954 451 860 3.473 96 296 28 1.588 43 139 518 3 27 106 2 50
Berdasarkan Tabel 1, jumlah keluhan masih cukup besar berkaitan dengan pelayanan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Penyebab keluhan utama pelanggan ialah tingkat kebocoran dengan jumlah 3.954 kasus sepanjang tahun 2014. Hal ini menunjukkan masih kurangnya kapasitas PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dalam melakukan pelayanan prima terhadap pelanggannya. Peningkatan dan pengembangan kualitas PDAM Tirta Pakuan, baik dalam hal pelayanan, kualitas produk, keefisienan serta keefektifitasan merupakan upaya untuk melakukan penyesuaian terhadap perkembangan lingkungan yang semakin dinamis sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas dan kinerja yang berorientasi kepada pencapaian hasil (Suminnar 2007). Perbaikan kualitas pelayanan perlu dilakukan oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor untuk meningkatkan kepuasan pelanggan serta kepercayaan masyarakat atas kinerja dari PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Strategi pemasaran yang tepat diharapkan dapat meningkatkan pelayanan baik dari segi kualitas dan kuantitas sehingga PDAM dapat meningkatkan kepercayaan sekaligus meningkatkan jumlah pelayanan. Perumusan Masalah
Saat ini, cakupan pelayanan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor baru mencapai kisaran 70 persen dibandingkan dengan jumlah penduduk Kota Bogor, sehingga PDAM Tirta Pakuan masih perlu melakukan upaya pemasaran untuk
3
mencapai target cakupan layanan 80 persen. Adapun perkembangan cakupan pelayanan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Perkembangan cakupan pelayanan Tahun Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Kota Bogor (jiwa) Terlayani (jiwa) 2009 946.200 432.940 2010 949.066 576.141 2011 976.531 616.165 2012 919.950 658.363 2013 936.650 697.680 Sumber : PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor (2014)
Persentase (%) 50,05 58,47 63,10 71,56 74,49
Jumlah keluhan yang terbilang masih cukup tinggi serta akses pelayanan yang belum menjangkau ke semua golongan pelanggan menjadi kendala dalam pencapaian target pemasaran PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Perlunya strategi pemasaran yang tepat agar dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat serta mencapai target pelayanan yang telah ditentukan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan dapat dirumuskan, sebagai berikut : 1. Bagaimana strategi pemasaran yang selama ini dilakukan oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor 2. Apa saja yang menjadi faktor-faktor internal maupun eksternal yang berpengaruh terhadap pemasaran pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor 3. Bagaimana alternatif strategi yang efektif dan efisien bagi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi strategi pemasaran yang telah dilakukan oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor 2. Mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor 3. Merumuskan strategi pemasaran paling tepat bagi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah pemasaran pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Penelitian terbatas pada identifikasi dan analisis faktor strategis internal dan eksternal yang berpengaruh pada pengambilan keputusan di bidang pemasaran pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor.
4
TINJAUAN PUSTAKA Definisi Air Minum
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Perusahaan Daerah
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962, Perusahaan Daerah adalah semua perusahaan yang didirikan berdasarkan undang-undang ini yang seluruh atau sebagian modalnya merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan, kecuali jika ditentukan lain dengan atau berdasarkan undang-undang”. Perusahaan Daerah Air Minum
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2007, Perusahaan Daerah Air Minum yang selanjutnya disingkat PDAM adalah Badan Usaha Milik Daerah yang bergerak di bidang pelayanan air minum. Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Pakuan adalah BUMD yang bererak di bidang penyediaan air minum untuk wilayah Kota Bogor. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran merupakan seperangkat tindakan yang terintegrasi dalam upaya memberikan nilai bagi konsumen dan keunggulan bersaing bagi perusahaan (Kotler 1997). Bauran Pemasaran
Terdapat delapan variabel bauran pemasaran menurut Lovelock and Wright (2007), yaitu : 1. Product Element Semua komponen dari kinerja layanan yang menciptakan nilai bagi pelanggan. 2. Place, Cyberspace and Time Keputusan manajemen mengenai kapan, dimana dan bagaimana menyajikan layanan yang baik kepada pelanggan.
5
3. Promotion and Education Semua aktifitas komunikasi dan perancangan insentif untuk membangun persepsi pelanggan yang dikehendaki perusahaan atas layanan spesifik yang perusahaan berikan 4. Price and Other User Outlays Pengeluaran uang, waktu dan usaha yang pelanggan korbankan dalam membeli dan mengkonsumsi produk dan layanan yang perusahaan tawarkan atau sajikan. 5. Process Suatu metode pengoperasian atau serangkaian tindakan yang diperlukan untuk menyajikan produk dan layanan yang baik kepada pelanggan. 6. Productivity and Quality Produktifitas adalah sejauh mana efisiensi masukan-masukan layanan ditransformasikan ke dalam hasil-hasil layanan yang dapat menambah nilai bagi pelanggan, sedangkan kualitas adalah derajat suatu layanan yang dapat memuaskan pelanggan karena dapat memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan. 7. People Pelanggan dan karyawan yang terlibat dalam kegiatan memproduksi produk dan layanan (service production). 8. Physical Evidence Perangkat-perangkat yang diperlukan dalam menyajikan secara nyata kualitas produk dan layanan. Segmentation, Targetting, Positioning
Ada tiga langkah yang perlu diketahui perusahaan sebelum memasuki pasar, yaitu segmentasi pasar, target pasar dan menentukan posisi pasar. Segmentation Yang dimaksud dengan segmentasi pasar adalah mengelompokkan pasar suatu produk dengan cara tertentu yang bermanfaat bagi kepentingan pelaksanaan kegiatan pemasaran. Variabel segmentasi utama yang digunakan dapat bersifat geografis, demografis, psikografis dan variabel segmentasi yang bersifat behavioral. a. Segmentasi Geografis Segmentasi geografis membagi pasar produk berdasarkan perbedaan geografis, seperti negara, bangsa, kawasan, bagian dari negara ( seperti provinsi, kabupaten dan lain-lain) atau daerah lingkungan tertentu. b. Segmentasi Demografis Pasar dibagi ke dalam kelompok-kelompok atas dasar variabel-variabel demografis seperti usia dan lifecycle, tahapan hidup, gender, pendapatan, angkatan atau generasi, kelas sosial. c. Segmentasi Psikografis Psikografis adalah suatu pengetahuan yang menggunakan psikologi dan demografis untuk memahami konsumen. Dalam segmentasi psikografis, para
6
pembeli dibagi ke dalam beberapa kelompok yang berbeda, atas dasar personalitas, traits, gaya hidup dan nilai-nilai yang dianutnya. d. Segmentasi Berdasarkan Perilaku Dengan segmentasi ini, pembeli dikelompokkan menjadi kelompok-kelompok berbasis pengetahuan, sikap, atau respon mereka terhadap suatu produk (Adisaputro 2010). Targetting Setelah perusahaan mampu mengidentifikasi peluang pasar dari berbagai segmen pasar produknya, perusahaan harus menentukan bagaimana cara dan segmen mana yang akan dilayani kebutuhannya. Proses menentukan pilihan satu atau lebih pasar sasaran yang ingin dilayani kebutuhannya disebut Market Targetting (Adisaputro 2010). Positioning Menurut Adisaputro (2010), positioning merupakan upaya untuk mempengaruhi persepsi konsumen tentang produk perusahaan. Positioning merupakan upaya perusahaan untuk menciptakan citra (image) yang benar tentang produk dan merek dagang perusahaan di benak konsumen. Analisis Lingkungan Perusahaan
Lingkungan perusahaan adalah situasi dan kondisi perusahaan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Lingkungan perusahaan dibagi menjadi dua, yaitu : Lingkungan Internal Lingkungan internal adalah lingkungan di dalam perusahaan yang dapat dikendalikan oleh perusahaan. Lingkungan internal juga dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dimiliki oleh perusahaan berupa kekuatan dan kelemahan. Lingkungan Eksternal Lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan jauh dan lingkungan industri. a. Lingkungan Jauh lingkungan jauh perusahaan terdiri dari faktor-faktor yang pada dasarnya di luar dan terlepas dari perusahaan. Faktor-faktor dari lingkungan jauh terdiri dari : 1. Faktor Politik Arah, kebijakan dan stabilitas politik pemerintah menjadi faktor penting bagi para pengusaha untuk maju dan berkembang. Situasi politik yang tidak stabil dalam suatu negara ikut menyumbang andil besar terhadap perkembangan dunia usaha, begitu pula dalam kondisi sebaliknya.
7
2. Faktor Ekonomi Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara cukup berpengaruh terhadap iklim berbisnis perusahaan. Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama demi meningkatkan kondisi ekonomi ke arah yang lebih baik sehingga perusahaan dapat maju dan berkembang. 3. Faktor Sosial Kondisi sosial yang berubah-ubah yang terjadi di masyarakat ikut mempengaruhi perusahaan, beberapa aspek sosial yang terlibat diantaranya adalah sikap, gaya hidup, adat-istiadat dan kebiasaan orang-orang yang berada di lingkungan eksternal perusahaan yang dikembangkan. 4. Faktor Teknologi Teknologi tidak hanya mencakup hal-hal yang bersifat baru, akan tetapi juga meliputi cara-cara pelaksanaan atau berbagai metode baru dalam mengerjakan sebuah pekerjaan, yang berarti bahwa teknologi memberikan sebuah gambaran yang luas, seperti: mendesain, menghasilkan dan mendistribusikan (Umar 2008). b. Lingkungan Industri Menurut David (2009), hakikat persaingan suatu industri dapat dilihat sebagai kombinasi atas lima kekuatan yang disebut Model Lima Kekuatan Porter (Porter’s Five-Forces Model), yaitu persaingan antar perusahaan sejenis, kemungkinan masuknya pesaing baru, potensi pengembangan produk substitusi, kekuatan tawar-menawar penjual atau pemasok, dan kekuatan tawar menawar pembeli atau konsumen. yaitu sebagai berikut: 1. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Perencanaan strategi yang efektif menaruh perhatian pada jenis konsumen serta kebutuhan dan keinginan konsumen. Mereka juga berkepentingan dengan siapa dan di mana calon konsumen berada dan kecenderungan di masa depan. 2. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok Para pemasok memberikan modal, tenaga kerja, bahan dan sebagainya kepada suatu perusahaan. Perencana strategi yang efektif berkepentingan dengan perubahan pemasok di dalam lingkungan. 3. Persaingan Sesama Perusahaan Dalam Industri Rivalitas (rivalry) dikalangan pesaing yang ada berbentuk perlombaan untuk mendapatkan posisi dengan menggunakan taktik-taktik seperti persaingan harga, perang iklan, pengenalan produk dan meningkatkan pelayanan atau jaminan terhadap pelanggan. Persaingan terjadi karena satu atau lebih pesaing merasakan adanya tekanan atau melihat peluang untuk memperbaiki posisi. 4. Ancaman Dari Produk Pengganti Semua perusahaan dalam suatu industri bersaing, dalam arti yang luas, dengan industri-industri yang menghasilkan produk pengganti. Produk pengganti membatasi laba potensial dari industri dengan menetapkan harga pagu (ceiling price) yang dapat diberikan oleh perusahaan industri. 5. Ancaman Masuk Pendatang Baru Pendatang baru pada suatu industri membawa kapasitas baru, keinginan merebut bagian pasar, serta seringkali juga sumber daya yang besar. Ancaman masuknya pendatang baru ke dalam industri tergantung pada rintangan masuk
8
yang ada, digabung dengan reaksi dari para pesaing yang sudah ada yang dapat diperkirakan oleh pendatang baru
Penelitian Terdahulu Priskila (2008), melakukan penelitian dengan judul “Strategi Pemasaran Berbasis Web pada PT. Interlinks Tour and Travel Jakarta”. Hasil analisa porter menunjukkan bahwa Interlink berada pada industri yang tingkat persaingannya baik dari perusahaan sejenis maupun perusahaan yang baru masuk ke pasar relatif tinggi.Interlink berada pada pasar dengan pertumbuhan cepat dan kompetitif (bersaing), namun posisi bersaing Interlink tergolong lemah dan berada di bawah para pesaing berdasarkan hasil analisis strategi besar, matriks profil kompetitif dan matriks SPACE. Hasil analisis EFE, EFI dan matriks IE mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki posisi internal yang cukup baik, serta memberikan respon yang baik terhadap peluang dan ancaman industri.Pada tahap pencocokan diperoleh dua alternatif strategi yang paling dominan, yaitu strategi penetrasi pasar dan strategi pengembangan produk. Berdasarkan hasil analisis QSPM, diperoleh strategi penetrasi pasar sebagai alternatif pilihan yang paling efektif. Suarmaja dan Suparna (2014), melakukan penelitian dengan judul “Perumusan Strategi Bisnis Dan Implikasinya Terhadap Strategi Pemasaran Pada PT. Tirta Mumbul Jaya Abadi Singaraja”. Hasil analisis menggunakan metode IFE diperoleh kualitas produk menjadi kekuatan utama, sedangkan optimalisasi kapasitas produksi menjadi kelemahan utama perusahaan. Hasil analisis menggunakan metode EFE diperoleh tren masyarakat mengonsumsi air kemasan sebagai peluang utama dan kelancaran pasokan bahan pembantu sebagai ancaman utama bagi perusahaan. Matriks IE menunjukkan posisi perusahaan yang berada pada kuadran V, yaitu Hold and Maintain dengan strategi yang dapat digunakan adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan pasar. Suminnar (2007), melakukan penelitian dengan judul “Analisis Formulasi Strategi Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Pakuan Kota Bogor”.Hasil analisis menggunakan metode IFE diperoleh kekuatan utama adalah sistem organisasi dapat berjalan sesuai dengan prosedur, sedangkan kelemahan utama, yaitu beban hutang yang relatif besar. Hasil analisis metode EFE diperoleh pemda dan DPRD sangat mendukung pengembangan PDAM Tirta Pakuan sebagai peluang utama, sedangkan rendahnya kesadaran masyarakat dalam penggunaan air sebagai ancaman utama. Strategi alternatif yang dipilih menggunakan metode QSPM adalah meningkatkan kualitas pelayanan air minum dengan melakukan inovasi produk, mempertahankan hubungan baik dengan pelanggan dan menjalin kerjasama dengan pihak luar. Munandar et al (2011), melakukan penelitian dengan judul “Analisis Strategi Pemasaran Jasa Laboratorium Pangan (Studi Kasus pada M-Brio Food Laboratory”. Alat analisis yang digunakan adalah matriks IFE, matriks EFE, matriks SWOT serta AHP dengan menggunakan metode perbandingan berpasangan. Hasil penentuan strategi prioritas adalah melakukan promosi dan edukasi dengan menginformasikan kualitas jasa, cakupan produk, ruang lingkup dan parameternya sudah terakreditasi kepada perusahaan pangan yang
9
membutuhkan jasa laboratorium pengujian serta melakukan kampanye budaya keamanan pangan kepada publik dengan mengangkat isu-isu keamanan pangan sebagai bentuk promosi dan edukasi untuk menaikan citra perusahaan dengan menampilkan pakar pangan Prof. Dr. F.G. Winarno sebagai salah satu endensor.
METODE Kerangka Pemikiran
Dalam menentukan strategi pemasaran, perlu diketahui visi, misi dan tujuan yang hedak dicapai oleh perusahaan. Hal ini penting dalam menentukan arah dan langkah dari strategi pemasaran yang akan diambil. Tentu diperlukan informasi mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan. Informasi ini dapat diperoleh melalui identifikasi serta analisis terhadap lingkungan internal perusahaan maupun lingkungan eksternal perusahaan. Hal ini dapat diterapkan dalam penentuan strategi pemasaran air minum pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, yang dapat dilihat pada Gambar 1.
PDAM Tirta Pakuan
Visi, Misi dan Tujuan
Analisis Lingkungan Perusahaan
Lingkungan Internal
Lingkungan eksternal
Matriks IFE
Matriks EFE
Matriks IE dan SWOT
AHP
Rumusan Strategi
Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian
10
Analisis lingkungan perusahaan meliputi analisis lingkungan internal menggunakan metode Internal Factor Evaluation (IFE) dan analisis lingkungan eksternal menggunakan metode External Factor Evaluation (EFE). Alternatif strategi dihasilkan matriks IE dan SWOT. Matriks IE digunakan untuk menentukan posisi suatu SBU perusahaan ke dalam matriks yang terdiri dari 9 sel. Matriks SWOT merupakan alat analisis yang penting untuk membantu para manajer mengembangkan alternatif strategi yang tepat berdasarkan kelebihan, kelemahan serta peluang dan ancaman yang telah teridentifikasi. Penentuan strategi prioritas merupakan dari alternatif yang ada dilakukan berdasarkan bobot kepentingan realtif dari masing-masing alternatif yang dihitung berdasarkan metode AHP. Hasil penentuan strategi ini diharapkan dapat menjadi rumusan strategi yang bermanfaat serta dapat digunakan oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PDAM Tirta Pakuan yang beralamat di Jl.Siliwangi no 121 Bogor. Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei hingga Oktober 2014. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui obeservasi di tempat penelitian, wawancara serta penyebaran kuisioner kepada Kepala Sub Bagian Hubungan Pelanggan (Kasubag Hublang), Kepala Sub Bagian Perencanaan Teknik (Kasubag Perencanaan Teknik), Kepala Bagian Produksi (Kabag Produksi), Kepala Sub Bagian Pengaliran (Kasubag Pengaliran) dan Kepala Sub Bagian Penelitian dan Pengembangan (Kasubag Litbang). Kuisioner yang diserahkan adalah kuisioner faktor strategi internal dan eksternal (Lampiran 1) dan kuisioner penentuan bobot prioritas (Lampiran 2). Data sekunder diperoleh dari literatur, seperti buku dan data-data dari perusahaan, seperti profil perusahaan, data pelanggan dan data jaringan. Pengolahan dan Analisis Data
Pada penelitian ini perumusan strategi dilakukan melalui tiga tahap, yaitu tahap pertama adalah tahap masukan dengan menggunakan Internal Faktor Evaluation (IFE) dan Eksternal Factor Evaluation (EFE), kemudian tahap pencocokan dengan menggunakan Internal Eksternal (IE) dan SWOT matriks sebagai alat analisisnya, dan tahap keputusan dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP).
11
Matriks IFE dan EFE
Matriks IFE digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal perusahaan dan mengklasifikasikannya menjadi kekuatan dan kelemahan. Melalui penggunaan matriks ini, dapat diketahui peranan dari masing-masing faktor strategis internal terhadap pengambilan keputusan di bidang pemasaran. Adapun model matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Matriks faktor strategi internal Faktor-faktor strategi internal Kekuatan 1 2 Kelemahan 1 2 Total
Bobot (a)
Rating (b)
Skor (axb)
1,00
Sumber : David (2006) Bobot faktor diperoleh dengan membandingkan tingkat kepentingan antar faktor menggunakan metode pairwise comparison. Total skor pembobotan berkisar antara 1 sampai dengan 4, dengan rata-rata 2,5. Pada matriks IFE, jika total skor nilainya dibawah 2,5 menandakan bahwa secara internal perusahaan adalah lemah, sedangkan nilai yang berada sama dengan atau di atas 2,5 menunjukkan posisi internal kuat Untuk mengetahui peluang dan ancaman yang berasal dari lingkungan eksternal perusahaan, maka dilakukan analisis lingkungan eksternal (EFE). Penyajian analisis faktor strategis eksternal dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 4 Matriks faktor strategi eksternal Faktor-faktor strategi eksternal Peluang 1 2 Ancaman 1 2 Total
Bobot (a)
Rating (b)
Skor
1,00
Sumber : David (2006) Pada matriks EFE berapa pun jumlah peluang dan ancaman utama yang dimasukkan dalam matriks EFE. Total nilai yang dibobot tertinggi adalah 4,0. Perusahaan dikatakan telah memanfaatkan peluang dalam mengatasi ancaman jika total skor lebih dari 2,5.
12
Matriks IE
Menurut David (2006), matriks IE dibagi menjadi 3 daerah utama yang mempunyai implikasi strategi berbeda (Gambar 2), yaitu: 1. Daerah 1 meliputi sel I, II, atau IV, termasuk dalam grow and build. Strategi yang sesuai dengan daerah ini adalah strategi intensif, misalnya penetrasi pasar, pengembangan pasar atau pengembangan produk dan strategi integratif, seperti integrasi horizontal dan vertikal. 2. Daerah 2 meliputi sel III, V, atau VII. Strategi yang paling sesuai adalah strategi-strategi hold and maintain. Yang termasuk dalam strategi ini adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. 3. Daerah 3 meliputi sel VI, VIII, IX, yaitu daerah harvest and divest. Strategi yang sesuai untuk daerah ini adalah strategi divestiture (pengurangan usaha) Total IFE yang diberi bobot
Total EFE yang diberi bobot
Kuat 4,0 4,0 Tinggi
3,0 Ratarata
2,0
Rata-Rata 3,0
Lemah 2,0
1,0
I
II
III
Grow and Build
Grow and Build
Hold and Maintain
IV
V
VI
Grow and Build
Hold and Maintain
Harvest and Divestiture
VII
VII
IX
Hold and Maintain
Harvest and Divestiture
Harvest and Divestiture
Rendah
1,0
Gambar 2 Matriks IE (David 2006) Matriks IE didasarkan pada dua dimensi, yaitu total skor IFE pada sumbu x dan total skor EFE pada sumbu y. Total skor IFE dibagi menjadi tiga kategori, yaitu 1,0 – 1,99 menunjukkan posisi internal lemah; 2,0 – 2,99 menunjukkan kondisi internal rata-rata dan 3,0 – 4,0 menunjukkan kondisi internal yang kuat. Begitu pula skor total EFE dibagi menjadi tiga kategori. Total skor 1,0 – 1,99 menunjukkan respon perusahaan terhadap kondisi eksternal perusahaan rendah; 2,0 – 2,99 menunjukkan respon perusahaan terhadap kondisi perusahaan sedang dan 3,0 – 4,0 menunjukkan respon perusahaan terhadap kondisi eksternal perusahaan tinggi.
13
Matriks SWOT
Analisis matriks SWOT dilakukan untuk mendapatkan alternatif-alternatif strategi pemasaran yang sesuai bagi perusahaan berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Matriks SWOT menggunakan faktor strategis (eksternal maupun internal) sebagaimana yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya dalam matriks IFE dan EFE. Model matriks SWOT dapat dilihat pada Gambar 3. Faktor Internal
Faktor Ekternal Peluang-O 1. 2. Ancaman-T 1. 2.
Kekuatan-S 1. 2.
Kelemahan-W 1. 2.
Strategi SO Gunakan kekuatan untukMemanfaatkan peluang yang ada. Strategi ST Gunakan kekuatan untuk menghindari ancaman.
Strategi WO Atasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang Strategi WT Meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
Gambar 3 Matriks SWOT (David 2006) Matriks SWOT menghasilkan 4 alternatif strategi, yaitu : 1. Strategi SO (Strenght-Opportunity) adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar perusahaan. 2. Strategi ST (Strenght-Threat) adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. 3. Strategi WO (Weakness-Opportunity) merupakan strategi yang diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan. 4. Strategi WT (Weakness-Threat) merupakan strategi yang didasarkan pada usaha meminimalkan kelemahan yang ada dan menghindari ancaman. Analytical Hierarchy Process (AHP)
Metode AHP juga memberikan pemecahan masalah dengan menguraikan sistem yang komplek sehingga menjadi elemen-elemen yang lebih sederhana. Menurut Saaty (1993), hierarki merupakan abstraksi hubungan dan pengaruh antara elemen-elemen dalam struktur pada keseluruhan sistem yang dipelajari. Abstraksi merupakan bentuk hubungan antara elemen yang menggambarkan sistem secara keseluruhan. Keuntungan digunakannya hierarki dalam pemecahan masalah menurut Marimin (2004) adalah:
14
1. Kesatuan AHP memberi satu model tunggal yang mudah dimengerti, luwes untuk aneka ragam persoalan tidak terstruktur. 2. Kompleksitas AHP memadukan ancangan deduktif dan ancangan berdasarkan sistem dalam memecahkan persoalan kompleks. 3. Saling ketergantungan AHP dapat menangani saling ketergantungan elemen-elemen dalam suatu sistem dan tidak memaksakan pemikiran linier. 4. Penyusunan hierarki AHP mencerminkan kecenderungan alami pikiran untuk memilih elemenelemen suatu sistem dalam berbagai tingkat berlainan dan mengelompokkan unsur yang serupa dalam setiap tingkat. 5. Pengukuran AHP memberi suatu skala untuk mengukur hal-hal dan terwujud suatu metode untuk menetapkan prioritas. 6. Konsistensi AHP melacak konsistensi logis dari pertimbangan yang diinginkan untuk menetapkan prioritas. 7. Sintesis AHP menuntun pada suatu taksiran menyeluruh tentang kebaikan setiap alternatif. 8. Tawar-menawar AHP mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan memungkinkan organisasi memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuantujuan mereka. 9. Penilaian dan konsensus AHP tidak memaksakan konsensus tetapi mensintesiskan suatu hasil yang representatif dari berbagai penilaian yang berbeda. 10. Pengulangan proses AHP memungkinkan organisasi memperhalus definisi mereka pada suatu persoalan dan memperbaiki pertimbangan dan pengertian mereka melalui pengulangan. Langkah-Langkah Metode AHP Menurut Saaty (1993), terdapat beberapa langkah dalam penggunaan metode AHP sebagai suatu alat untuk memecahkan masalah, yaitu: 1. Mendefinisikan persoalan dan merinci pemecahan yang diinginkan. 2. Membuat struktur hierarki dari sudut pandang manajerial secara menyeluruh. 3. Menyusun matriks banding pasangan. Matriks perbandingan berpasangan ini berfungsi untuk mengetahui kontribusi dan pengaruh setiap elemen yang relevan atas setiap kriteria yang berpengaruh yang berada setingkat di atasnya. 4. Mendapatkan semua pertimbangan yang diperlukan untuk mengembangkan perangkat matriks di langkah 3. Untuk mengisi matriks banding berpasangan, digunakan skala banding yang tertera pada Tabel 5.
15
Tabel 5 Nilai dan skala banding berpasangan Intensitas Pentingnya 1 3
5
Definisi Kedua elemen sama pentingnya Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya Elemen yang satu sangat penting daripada elemen lainnya Satu elemen jelas lebih penting daripada elemen yang lainnya
7
Penjelasan Dua elemen menyumbang sama besar pada sifat itu Pengalaman dan pertimbangan sedikit menyokong satu elemen atas elemen lainnya Pengalaman dan pertimbangan kuat menyokong satu elemen Bukti yang menyokong elemen yang satu atas yang lainnya memiliki tingkat penegasan yang tertinggi yang mungkin menguatkan Bukti yang menyokong elemen yang satu atas yang lainnya memiliki tingkat penegasan yang tertinggi yang mungkin menguatkan kompromi diperhatikan di antara dua pertimbangan
9
Satu elemen mutlak lebih penting daripada elemen lainnya
2,4,6,8
Nilai-nilai diantara dua pertimbangan yang berdekatan Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka bila dibandingkan dengan aktivitas j, maka j memiliki nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan i.
Kebalikan
Sumber : Saaty (1991) Angka-angka yang tertera menggambarkan relatif pentingnya suatu elemen dibandingkan dengan elemen lainnya sehubungan dengan sifat kriteria tertentu. Pengisian matriks hanya dilakukan untuk bagian di atas garis diagonal dari kiri ke kanan bawah. 5. Memasukkan nilai-nilai kebalikannya beserta bilangan 1 sepanjang diagonal utama. 6. Melaksanakan langkah 3, 4 dan 5 untuk semua tingkat dan gugusan dalam hirarki tersebut. Matriks perbandingan dalam AHP dibedakan menjadi dua, yaitu Matriks Pendapat Individu (MPI) dan Matriks Pendapat Gabungan (MPG). Matriks Pendapat Individu (MPI) adalah matriks hasil pembandingan yang dilakukan oleh individu. Model MPI dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Matriks pendapat individu X A1 A2 A3 ... An
A1 a11 a21 a31 ... an1
A2 a12 a22 a32 ... an2
A3 a13 a23 a33 ... an3
... ... ... ... ... ...
An a1n a2n a3n ... ann
Sumber : Saaty (1991) MPI membandingkan setiap elemen pada hirarki yang sama dengan menggunakan metode perbandingan berpasangan. Matriks ini memiliki
16
elemen yang disimbolkan dengan aij, yaitu elemen matriks pada baris ke-i dan kolom ke-j. Matriks Pendapat Gabungan (MPG) adalah susunan matriks baru yang elemen (gij) berasal dari rata-rata geometrik pendapat-pendapat individu yang rasio inkonsistensinya lebih kecil atau sama dengan 10% dan setiap elemen pada baris dan kolom yang sama dari MPI yang satu dengan MPI yang lain tidak terjadi konflik. MPG dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Matriks pendapat gabungan X G1 G2 G1 g11 g12 G2 g21 g22 G3 g31 g32 ... ... ... Gn gn1 gn2 Sumber : Saaty (1991)
G3 g13 g23 g33 ... gn3
... ... ... ... ... ...
Gn g1n g2n g3n ... gnn
Rumus rataan geometrik adalah sebagai berikut : ..................................................................... (1) dengan : n
= jumlah responden (pakar)
aij(k) = sel penilian setiap pakar 7. Menggunakan komposisi secara hirarki untuk membobotkan vektor-vektor prioritas itu dengan bobot kriteria-kriteria dan menjumlahkan semua nilai prioritas terbobot yang bersangkutan dengan nilai prioritas dari tingkat bawah berikutnya dan seterusnya. Adapun vektor pritoritas dapat dihitung dengan rumus : VP (Vektor Prioritas) = ....................................................................(2)
Dimana : Vektor Eigen (VE) = Dengan :
..............................................................(3)
aij = elemen MPB pada baris ke-i dan kolom ke-j n = jumlah elemen yang diperbandingkan
8. Mengevaluasi inkonsistensi untuk seluruh hirarki. Pengukuran konsistensi ini diperlukan untuk mengetahui konsistensi jawaban yang berpengaruh terhadap kesahihan hasil. Rasio inkonsistensi hirarki harus 10 % atau kurang. Rumus untuk perhitungan Indeks Konsistensi (CI) adalah sebagai berikut : .............................................................................................. (4) Dengan : CI = Indeks Konsistensi λmax = eigen value maksimum
17
n = jumlah elemen yang diperbandingkan dimana : ............................................................................................ (5) VB =
.............................................................................................. (6) ................................................................................................. (7)
Random Index (RI) adalah indeks acak yang dikeluarkan oleh OAK RIDGE LABORATORY, dari matriks berorde 1 sampai 15 dengan menggunakan sampel berukuran 100. Tabel RI tersebut disajikan sebagai berikut : Tabel 7 Random Index (RI) n 1 2 RI 0,00 0,00 n 8 9 RI 1,41 1,45 Sumber : Fewidarto (1996)
3 0,58 10 1,49
4 0,90 11 1,51
5 1,12 12 1,48
6 1,24 13 1,57
7 1,32 14 1,59
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor
Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Nomor 011.45-7 Tahun 2002 tanggal 29 April 2002 tentang penetapan logo baru PDAM Kota Bogor dan penambahan nama Tirta Pakuan, maka nama PDAM Kota Bogor berubah menjadi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Hingga tahun 2012, dalam keadaan normal PDAM Tirta Pakuan telah memiliki kapasitas produksi sebesar 1.824 liter per detik, dengan kapasitas termanfaatkan sebesar 1.556 liter per detik. Struktur organisasi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dapat dilihat pada Lampiran 5. Visi, Misi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor
Visi dari perusahaan ini adalah menjadi perusahaan terdepan di bidang pelayanan air minum. Adapaun misi PDAM Tirta Pakuan adalah memberikan kepuasan pelayanan air minum secara berkesinambungan kepada masyarakat sesuai standar kesehatan yang ada dengan mempertimbangkan keterjangkauan masyarakat dan berperan sebagai penunjang otonomi daerah serta meningkatkan sumber daya manusia secara maksimal.
18
Lingkungan Internal pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor
Lingkungan internal perusahaan adalah faktor yang berasal dari dalam perusahaan dan dapat dikendalikan oleh perusahaan. Lingkungan internal pemasaran meliputi strategi segmentation, targeting dan positioning yang diterapkan oleh perusahaan dalam menjalankan pemasarannya. Segmentasi Pasar pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Segmentasi yang diterapkan oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor merupakan wujud pelaksanaan Peraturan Walikota Bogor Nomor 21 Tahun 2012 (Lampiran 3). Adapun segmentasi pasar yang dilakukan oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor meliputi, segmentasi geografis dan segmentasi demografis. Segmentasi geografis dilakukan oleh PDAM Tirta Pakuan, dimana PDAM Tirta Pakuan melayani penyediaan air minum untuk wilayah Kota Bogor. Segmentasi demogrfis dilakukan oleh perusahaan sebagai dasar penetapan harga dan biayabiaya lainnya yang akan ditanggung oleh pelanggan. Penetapan segmentasi demografis didasarkan pada tingkat ekonomi pelanggan. Penetapan ini didasarkan pada Peraturan Walikota Bogor Nomor 21 Tahun 2012. Target Pasar pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Target pasar yang dituju oleh PDAM adalah para pengguna air bersih yang berdomisili di wilayah kotamadya Bogor, meliputi rumah penduduk, fasilitas sosial, kantor usaha, kantor institusi serta bangunan yang dipergunakan untuk keperluan produksi atau bangunan yang diperuntukkan keperluan industri. Hal ini sesuai dengan segmentasi dari PDAM Tirta Pakuan yang telah ditetapkan sesuai peraturan yang ada. Positioning pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor PDAM Tirta Pakuan memposisikan produk yang mereka jual, sebagai air minum dengan harga terjangkau. Positioning ini dilakukan dengan menjaga kualitas air produksi sesuai dengan standar kesehatan serta dengan melakukan penyesuaian harga berdasarkan tingkat ekonomi pelanggannya. Bauran Pemasaran PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor
Bauran pemasaran pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor meliputi delapan elemen, yaitu produk (product), harga (price), distribusi (place), promosi (promotion), orang (people), bukti fisik (physical evidence), proses (process) serta kualitas dan produktifitas.. Produk (Product) Produk utama yang ditawarkan oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor adalah air yang sesuai dengan standar kesehatan. Dalam menawarkan produk air, PDAM juga menawarkan produk jasa pelayanan pendukung, seperti jasa
19
pemasangan, jasa perbaikan, jasa penggantian meter dan pelayanan jasa pendukung lainnya guna memberikan pelayanan secara prima kepada pelanggan. Harga (Price) Harga yang ditetapkan atas konsumen dibedakan berdasarkan pembagian golongan tarif. Penetapan harga sesuai dengan Keputusan Walikota Nomor 21 tahun 2012 tentang Tarif Air Minum PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Distribusi (Place) Distribusi pelayanan dibagi ke dalam 6 zona pelayanan. Adapun keenam zona tersebut adalah sebagai berikut : a. Zona 1 meliputi kelurahan Tajur, Katulampa, Lawang Gintung, Pakuan, Muarasari, Sindang Rasa, Sindang Sari, Harjasari, Rancamaya dan Kertamaya. Pengaliran air zona ini berasal dari mata air Tangkil dan mata air Bantar Kambing . b. Zona 2 meliputi kelurahan Cipaku dan Genteng. Zona ini mendapat distribusi air yang bersumber dari mata air Bantar Kambing . c. Zona 3 meliputi Kelurahan Baranang Siang, Batu Tulis, Sukasari, Babakan Pasar, Gudang, Paledang, Bondongan, Empang Pasir Jaya dan Bojong Kerta. Distribusi air zona ini bersumber dari mata air Bantar Kambing, dan WTP Cipaku. d. Zona 4 meliputi Mekar, Wangi, Cibadak, Kencana, Cimahpar, Cibuluh, Tegal Gundil, Kebon Pedes, Tegalega, Panaragan, Sempur, Bantarjati, Kebon Kelapa, Babakan, Cibogor, Ciluar, Tanah Baru, Suka Raja, Ciwaringin, Pabaton, Tanah Sareal, Menteng, Kedung Waringin, Kedung Jaya, Curug, Semplak, Kedung Halang, Kedung Badak, Cilendek Timur, Cilendek Barat, Sukaresmi, Ciparigi, Sukadamai, Kayumanis dan Margajaya. Distribusi air wilayah ini dipenuhi dari sumber air WTP Dekeng. e. Zona 5 meliputi Kelurahan Pamoyanan, Ranggamekar dan Palasari. Distribusi air pada zona ini dipenuhi dari sumber air mata air WTP Palasari. f. Zona 6 meliputi Cikaret, Ciomas, Gunung Rahayu, Gunung Batu, Kota Batu, Loji, Mekar Jaya, Mulyaharja, Parakan, Pasir Jaya, Pasir Mulya, Pasir Kuda dan Sirnagalih. Zona ini mendapat distribusi air yang bersumber dari mata air Kota Batu. Promosi (Promotion) Promosi yang dilakukan dapat berupa sosialisasi maupun pemberian insentif kepada pelanggan yang melakukan pemasangan. Adapun pemberian insentif promosi yang dilakukan oleh pihak PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dilakukan dengan beberapa cara, yaitu : a. Pelaksanaan gebyar diskon Gebyar diskon merupakan bentuk promosi yang dilakukan melalui pemberian potongan harga bagi masyarakat yang ingin melakukan pemasangan baru dan pemeliharaan jaringan air. Gebyar diskon biasanya dilakukan dalam menyambut hari ulang tahun PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, hari ulang tahun Kota Bogor serta pada akhir tahun.
20
b. Open Table Masyarakat yang membayar biaya pemasangan akan segera mendapat jasa pemasangan pipa distribusi air di hari yang sama, sehingga masyarakat dapat secara langsung menggunakan air distribusi PDAM dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa perlu lama menunggu. Pelaksanan kegiatan ini dilakukan pada akhir tahun. c. Pembagian hadiah Pembagian hadiah juga dilakukan oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor kepada masyarakat yang telah menjadi pelanggan. Pelaksanaan promosi ini dilakukan untuk meningkatkan minat dan kepuasan pelanggan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Proses (Process) Pelanggan melakukan pengajuan pemasangan kepada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor yang dapat dilakukan secara tertulis ke kantor PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor maupun secara online, kemudian diproses oleh bagian Hubungan Pelanggan (Hublang). Setelah pendaftaran diproses, pelanggan melakukan pembayaran biaya pemasangan sesuai dengan golongannya. Pemasangan dilakukan 3 hari kerja setelah pembayaran dilakukan. Petugas PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor secara berkala melakukan pemeriksaan dan penggantian meteran pelanggan untuk menjamin keakuratan meteran.. Produktifitas dan Kualitas (Productivity and Quality) Tingkat produktifitas dapat dilihat dari banyaknya pemasangan sambungan langsung dan penanganan keluhan pelanggan. Sampai dengan tahun 2014 jumlah pelanggan PDAM Tirta Pakuan telah mencapai 129.312 Sambungan Langsung (SL). Sepanjang tahun 2014 PDAM Tirta Pakuan telah menyelesaikan 11.368 kasus dari 11.634 pengaduan kasus yang diterima. Sumber Daya Manusia (People) Pemasaran yang dilakukan oleh, baik secara langsung maupun secara tidak langsung melibatkan seluruh personel yang ada di PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Adapun yang secara langsung terlibat dalam pemberian jasa kepada pelanggan, meliputi bagian Hubungan Pelanggan (Hublang) dan bagian pemasangan. Bagian Hublang bertugas menerima dan mencatat keluhan serta permintaan pemasangan dari pelanggan. Bagian pemasangan melakukan pemasangan sambungan langsung agar pelanggan dapat menikmati pelayanan air dari PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Bukti Fisik (Physical Evidence) Bukti fisik PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dalam melakukan pelayanan kepada pelanggan, meliputi konsep dan penataaan bangunan kantor, peralatan kantor yang digunakan dalam proses pelayanan, seperti komputer, printer, serta inventori kantor. Bukti fisik lainnya yang berada di luar kantor PDAM Tirta Pakuan, meliputi pipa distribusi air, kran air dan meteran air.
21
Lingkungan Eksternal PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor
Lingkungan eksternal merupakan unsur-unsur yang tidak dapat dikendalikan oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor namun memiliki pengaruh terhadap kegiatan usaha perusahaan. Lingkungan eksternal ini mencakup faktorfaktor yang bersumber dari luar operasional perusahaan, meliputi faktor ekonomi, faktor politik, faktor sosial dan teknologi. a. Faktor Ekonomi Faktor ekonomi cukup berpengaruh pada keberlangsungan kegiatan PDAM Tirta Pakuan. Adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) akan mempengaruhi biaya operasional yang harus ditanggung oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Hal ini dapat berdampak pada penyesuaian tarif air yang juga akan meningkat. b. Faktor Politik Pengelolaaan perusahaan ini tentu berbeda dengan perusahaan pada umumnya, dimana pengelolaan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor diatur secara langsung oleh peraturan daerah yang telah ditetapkan, diantaranya Perda Kota Bogor No. 16 tahun 2011 Tentang Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Pakuan Kota Bogor, Perda No 17 tahun 2011 Tentang Pengelolaan Perusahaan Daerah Air Minum dan Perda Kota Bogor No. 5 tahun 2006 tentang Pelayanan Air Minum Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Pakuan Kota Bogor. c. Faktor Sosial Tahun 2012 tercatat jumlah penduduk Kota Bogor sebanyak 987.448 jiwa dengan pertumbuhan sebesar 2 persen (BPS Kota Bogor 2014). Luas wilayah 11.850 Ha yang terbagi ke dalam 6 kecamatan serta 68 kelurahan. Berdasarkan data pemerintah Kota Bogor pada tahun 2013 pertambahan bangunan di Kota Bogor mencapai 2.400 unit. Potensi ini harus mampu dimanfaatkan oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dalam melakukan kegiatan pemasaran air minum. Selain itu, belum meratanya tingkat penghasilan penduduk serta penggunaan air yang tidak efisien tentu menjadi tantangan dalam pencapaian tujuan yang harus diatasi. Selama tahun 2014, tercatat pemakaian air yang besar dan persil bocor sebanyak 3.473 kasus. Pelaksanaan strategi yang tepat diharapkan mampu mengatasi kendala tersebut. d. Faktor Teknologi Perkembangan teknologi menjadi salah satu faktor eksternal yang dapat menjadi peluang dalam pemasaran PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Dalam pemasaran, internet dapat dimanfaatkan khususnya dalam membantu kegiatan promosi dan sosialisasi kepada masyarakat melalui beberapa media, seperti. media sosial, blog maupun web resmi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Pemanfaatan ini menjadi cara baru selain media cetak dalam melakukan sosialisasi dan promosi.
22
Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor
Identifikasi faktor-faktor strategis yang berpengaruh bagi pemasaran PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, baik faktor internal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan, maupun faktor strategis eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman. Identifikasi Kekuatan Kekuatan dari PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor yang memiliki pengaruh terhadap strategi pemasaran, meliputi kualitas air, tingkat persediaan air, saluran distribusi dan kualitas sumber daya manusia. 1. Produk air yang sesuai standar kesehatan Kualitas air produksi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor telah sesuai dengan standar kesehatan. Perbandingan kualitas air minum PDAM Tirta Pakuan dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Perbandingan hasil uji laboratorium air olahan PDAM Tirta Pakuan dengan standar Kepmenkes Parameter Satuan Standar Kepmenkes Hasil Uji no.907/Menkes/SK/VII/2002 pH 6,5 - 8,5 7,3 Kekeruhan NTU 5 0,3 Sisa Khlor Mg/l 0,2 - 0,5 0,2 Bakteriologi /100ml 0 0 Sumber : PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor (2013) Air hasil pengolahan yang dilakukan oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor telah memenuhi standar Kepmenkes no.907/Menkes/SK/VII/2002. Hal ini dilihat dari beberapa indikator, yaitu pH, kekeruhan, sisak khlor dan bakteriologi. 2. Memiliki persediaan air yang cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pasar. Sumber air baku PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor berasal dari dua sumber utama, yaitu mata air dan air permukaan. Jumlah kapasitas terpasang hingga Januari 2014 sebesar 2.049 liter/detik dengan jumlah idle capacity mencapai 363 liter/detik. Total produksi mencapai 4.515.510 m3 pada Januari 2014. 3. Kualitas SDM yang baik Sampai dengan tahun 2013 tercatat 308 pegawai dengan tingkat pendidikan Pasca Sarjana 12 Orang, Strata 1 sebanyak 86 Orang, sarjana muda (D3) sebanyak 36 orang, Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 119 orang, Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 26 orang dan Sekolah Dasar (SD) sebanyak 29 orang. Berdasarkan data tersebut kualitas SDM PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor cukup baik berdasarkan tingkat pendidikan pegawainya.
23
Identifikasi Kelemahan Kelemahan dari PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor yang memiliki pengaruh terhadap strategi pemasaran, meliputi pengelolaan air distribusi yang belum efisien serta promosi yang kurang intensif. 1. Pengelolaan distribusi yang belum efisien Selama beberapa tahun terakhir tingkat kehilangan air dari PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor cukup tinggi. Adapun tingkat kehilangan air selama beberapa tahun terkhir dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Tingkat kehilangan air PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Tahun Tingkat Kehilangan Air 2009 34,33 % 2010 33,87 % 2011 33,96 % 2012 32,94 % 2013 35,30 % Sumber : PDAM Tirta Pakuan 2014 (diolah) Berdasarkan Tabel 9 tingkat kehilangan air terbesar pada tahun 2013, yaitu sebesar 35,30%. Dan tingkat kehilangan air paling rendah pada tahun 2012, yaitu sebesar 32,94%. Penggunaan pipa yang sudah tua merupakan penyebab utama kebocoran, sehingga menyebabkan tingginya tingkat kehilangan air. Sampai dengan tahun 2012, pipa distribusi yang berumur tua mencapai 117.782 meter. 2. Promosi yang kurang intensif PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor tidak melakukan promosi secara intensif. Kegiatan promosi yang dilakukan hanya terbatas pada waktu-waktu tertentu, seperti pada hari ulang tahun PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, hari jadi Kota Bogor dan pada akhir tahun, melalui pelaksanaan gebyar diskon, open table dan pembagian hadiah. Peluang Peluang mempengaruhi strategi pemasaran PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, meliputi : 1. Adanya peraturan yang mengatur pajak air tanah. Adanya peraturan ini diharapkan dapat membatasi penggunaan air tanah oleh masyarakat Kota Bogor, sehingga para pengguna air tersebut dapat membeli air dari PDAM Tirta Pakuan dalam memenuhi kebutuhan air. Peraturan mengenai pajak air tanah ini diatur melalui Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 2 Tahun 2011. 2. Berkembangnya ilmu pengetahuan serta teknologi dan informasi. Berkembangnya teknologi dan informasi dapat dimanfaatkan dalam mempromosikan produk serta memberikan edukasi kepada masyarakat luas, diantaranya penggunaan media elektronik, seperti media sosial yang cukup erat dengan masyarakat saat ini.
24
3. Peluang pasar yang masih cukup luas. Target pasar dari PDAM Tirta Pakuan meliputi banyak kalangan dan segmen pelanggan yang didukung pertumbuhan penduduk serta pembangunan Kota Bogor yang cukup pesat memberikan peluang yang cukup besar bagi PDAM Tirta Pakuan dalam usaha menambah jumlah pelayanan pelanggan 4. Tidak adanya pesaing menjadikan perusahaan lebih leluasa dalam mengembangkan pangsa pasar yang ada. PDAM Tirta Pakuan merupakan satu-satunya perusahaan yang diberi wewenang oleh pemerintah daerah Kota Bogor dalam melaksanakan system penyediaan air minum. 5. Dukungan dari pemerintah Bentuk bantuan dari pemerintah yang diperoleh oleh PDAM Tirta Pakuan berupa bantuan modal yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan kepada pelanggan. Dana yang diperoleh PDAM dari pemerintah dibagi menjadi 3, yaitu dana dari APBN pemerintah pusat yang dipergunakan untuk instalasi pengolahan air, dana dari APBD 1 berasal dari pemerintah provinsi yang digunakan untuk pengmbangan jaringan, serta bantuan dana dari APBD 2 pemerintah Kota Bogor. Ancaman Ancaman yang mempengaruhi pemasaran PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, meliputi : 1. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam penggunaan air Kesadaran penggunaan air merupakan salah satu kendala yang dihadapi oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, Kurangnya kesadaran penggunaan air ditunjukkan dengan penggunaan air yang tidak efisien yang berpengaruh pada pendistribusian air bagi pelanggan lainnya. 2. Curah hujan yang tinggi di Kota Bogor. Curah hujan rata-rata Kota Bogor mencapai 3.500mm – 4000mm per tahun dengan curah hujan tertinggi pada bulan Januari hingga Desember. Hujan menyebabkan tingkat kekeruhan air baku di alam menjadi lebih tinggi dari kondisi normal yang dapat menyebabkan kenaikan beban operasional PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor serta kuantitas air yang disalurkan. 3. Masih banyaknya warga yang kurang mampu. Banyaknya warga kurang mampu dalam membayar rekening air yang telah ditetapkan, sehingga memilih menggunakan air sumur dalam memenuhi kebutuhan air sehari-hari. Penduduk miskin Kota Bogor pada tahun 2010 mencapai 90.200 orang dengan persentase sebesar 9,47 persen (BPS Kota Bogor 2014). 4. Meningkatnya harga bahan bakar minyak (BBM) dan inflasi Peningkatan harga BBM serta terjadinya inflasi dapat berdampak pada meningkatnya beban operasional yang harus ditanggung PDAM Tirta Pakauan Kota Bogor. Hal ini tentu dapat berdampak ada kenaikan harga air PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. 5. Akses yang mudah bagi masyarakat Kota Bogor dalam memperoleh air di alam secara langsung
25
Salah satu kendala pemasaran yang dihadapi oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor adalah penggunaan air sumur yang masih banyak dilakukan, baik untuk keperluan rumah tangga maupun keperluan usaha. Saat ini sekitar 25 persen penduduk Kota Bogor masih belum menyediakan air dari PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, yang berarti masih menyediakan kebutuhan air dari air sumur. Analisis Internal Factor Evaluation dan External Factor Evaluation pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor
Analisis lingkungan internal adalah proses pengkajian faktor internal perusahaan untuk menentukan kekuatan dan kelemahan sehingga perusahaan dapat memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman dengan cara paling efektif. Adapun evaluasi lingkungan internal dari PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Analisis IFE Faktor Kekuatan Kualitas air sesuai standar kesehatan Persediaan air yang cukup Kualitas SDM yang baik Kelemahan Distribusi yang belum efisien Promosi yang kurang intensif Total
Bobot
Rating
Skor
0,326 0,203 0,225
4 3,6 3,4
1,304 0,731 0,765
0,201 0,045
2 1,6
0,402 0,072 3,274
Berdasarkan hasil evaluasi internal yang dilakukan diperoleh kualitas air yang sesuai dengan standar kesehatan sebagai kekuatan utama dari PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor yang memiliki skor tertinggi yaitu 1,304. Penggunaan pipa distribusi yang berumur tua menjadi faktor kelemahan utama dengan skor 0,402. Total skor 3,274 lebih besar dari 2,5 menunjukkan posisi perusahaan yang baik. Analisis lingkungan eksternal (EFE) mengevaluasi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Hasil evaluasi lingkungan eksternal dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Hasil analisis EFE Faktor Peluang Peraturan pajak air tanah Kemajuan IPTEK Peluang pasar masih cukup luas Tidak adanya pesaing Dukungan Pemerintah Ancaman Kurangnya kesadaran masyarakat penggunaan air Curah hujan yang tinggi Masih banyak warga kurang mampu
Bobot
Rating
Skor
0,044 0,068 0,084 0,045 0,067
3,4 3,2 3,2 3,6 3,8
0,150 0,216 0,269 0,162 0,255
3,33
0,193
3,2 3
0,490 0,438
dalam 0,058 0,153 0,146
26
Lanjutan Tabel 11 Faktor Kenaikan BBM dan inflasi Akses warga terhadap air di alam yang mudah Total
Bobot 0,055 0,280
Rating 3 3
Skor 0,165 0,840 3,178
Berdasarkan analisis External Factor Evaluation (EFE) yang diketahui pasar yang cukup luas sebagai faktor peluang dengan skor tertinggi, yaitu 0,269, sedangkan ancaman terbesar bagi pemasaran perusahaan adalah penggunaan air sumur oleh masyarakat Kota Bogor dengan skor 0,840. Total skor sebesar 3,178 menunjukkan perusahaan telah memanfaatkan peluang-peluang yang ada dan mengatasi ancaman yang ada. Analisis Matriks Internal-External (IE) Matriks IE disusun dengan menggunakan skor total yang diperoleh dari hasil analisis IFE dan EFE. Adapun hasil analisis matriks IE dari strategi pemasaran air minum pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dapat dilihat pada Gambar 4. Skor IFE 4,0 Tinggi 3,0-4,0
Skor EFE
3,27 3,0
I
2,0
1,0
II
III
V
VI
VIII
IX
3,178 Rata-Rata 2,0-2,99
IV 2,0 Rendah 1,0-1,99
VII 1,0
Gambar 4 Hasil analisis matriks IE Strategi pemasaran yang diterapkan difokuskan pada strategi intensif karena wilayah IV termasuk dalam wilayah grow and build. Terdapat tiga alternatif strategi yang tergolong strategi intensif, yaitu penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk. Strategi penetrasi pasar berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau jasa saat ini melalui upaya pemasaran yang lebih besar. Strategi pengembangan pasar melibatkan perkenalan produk yang ada saat ini ke area geografi yang baru. Strategi pengembangan produk adalah strategi yang mencari peningkatan penjualan dengan memperbaiki dan memodifikasi produk atau jasa saat ini yang biasanya melibatkan biaya litbang yang besar (David 2006). Strategi pemasaran yang telah dilakukan hingga saat ini, yaitu :
27
1. Strategi promosi, yang terdiri dari open table, gebyar diskon dan pembagian hadiah. Strategi ini hanya dilakukan pada saat-saat tertentu saja, yaitu pada hari ulang tahun Kota Bogor, Hari ulang tahun PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dan pada akhir tahun. 2. Strategi harga, dimana PDAM Tirta Pakuan melakukan penetapan harga yang berbeda bagi setiap golongan pelanggan. Saat ini penetapan harga dilakukan berdasarkan Peraturan Walikota Bogor Nomor 21 Tahun 2012. Pelaksanaan strategi harga dilakukan agar setiap masyarakat Kota Bogor dapat menikmati pelayanan dari PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. 3. Strategi perluasan jaringan, yang meliputi perluasan pipa distribusi dan retikulasi. Pipa retikulasi adalah pipa yang digunakan untuk menyalurkan air dari reservoir kepada pelanggan. Reservoir adalah tempat penampungan air bersih yang telah diolah sebelum disalurkan kepada masyarakat yang menjadi pelanggan. .Hasil Analisis SWOT . Setelah mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman serta mengetahui posisi usaha PDAM Tirta Pakuan, langkah berikutnya adalah melakukan perumusan alternatif strategi yang dapat dilakuakan Adapun perumusan alternatif strategi dapat dilihat pada Gambar 5. Faktor Internal
Faktor eksternal Peluang / Opportunities (O) 1. Peraturan pajak air tanah 2. Kemajuan IPTEK 3. Tidak adanya pesaing 4. Peluang pasar yang masih cukup luas 5.Dukungan Pemerintah Ancaman / Threats(T) 1. Curah hujan yang tinggi 2. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam penggunaan air 3. Banyaknya warga kurang mampu 4. Kenaikan BBM dan inflasi yang mempengaruhi harga 5. Terjangkaunya akses air tanah
Kekuatan / Strength (S) 1. Kualitas air sesuai dengan standar kesehatan 2. Persediaan yang cukup 3. Kualitas SDM yang baik
Kelemahan/Weakness (W) 1.Distribusi yang belum efisien 2. Promosi kurang intensif
Perluasan jaringan distribusi (S2, O4, O5)
Meningkatkan intensitas promosi melalui media cetak, media elektronik dan media sosial (W2, O2, O4)
Menyediakan sistem pembayaran pemasangan secara kredit khusus warga dengan kelas ekonomi menengah ke bawah (S2,T3, T4)
Menurunkan tingkat kehilangan air serta sosialisasi kepada masyarakat terkait penggunaan air bersih secara efisien (W1, T2)
Gambar 5 Hasil matriks SWOT Berdasarkan analisis matriks SWOT, didapat 4 alternatif strategi pemasaran, yaitu meningkatkan intensitas promosi melalui media cetak, media elektronik dan media sosial, menurunkan tingkat kehilangan air melalui
28
penggantian pipa distribusi yang telah lama serta sosialisasi penghematan air guna menjamin kemerataan dalam distribusi air, bekerjasama dengan pemerintah dalam menyediakan sistem pembayaran pemasangan secara kredit khusus warga dengan kelas ekonomi menengah ke bawah, dan perluasan jaringan distribusi. 1. Perluasan Jaringan Perluasan jaringan betujuan agar masyarakat Kota Bogor yang belum terlayani menjadi dapat dilayani. Strategi ini dapat dilakukan oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dikarenakan adanya dukungan penuh dari pemerintah Kota Bogor bagi pengembangan PDAM Tirta Pakuan, khususnya bagi peningkatan cakupan layanan agar PDAM Tirta Pakuan dapat menjangkau seluruh wilayah Kota Bogor dan melakukan distribusi secara merata. Perluasan jaringan juga sebagai bentuk memanfaatkan peluang pasar di wilayah Kota Bogor yang belum terlayani. 2. Meningkatkan intensitas promosi melalui media cetak, media elektronik dan media sosial Promosi merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dalam meningkatkan permintaan pemasangan sambungan. Kemajuan teknologi, seperti berkembangnya media elektronik dan keberadaan media sosial menjadi salah satu peluang yang dapat dimanfaatkan oleh PDAM Tirta Pakuan dalam mempromosikan pelayanan kepada masyarakat. Promosi juga dapat dilakukan melalui media cetak lokal, seperti koran dan majalah yang beredar di sekitar Kota Bogor. 3. Menyediakan sistem pembayaran pemasangan secara kredit bagi warga kelas menengah ke bawah PDAM Tirta Pakuan dituntut untuk memberikan pelayanan secara merata di wilayah Kota Bogor kepada seluruh golongan pelanggan. Saat ini PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor hanya menggunakan strategi harga dalam usaha pemerataan distribusi ke setiap golongan pelanggan. Penyediaan sistem pembayaran kredit merupakan alternatif strategi pengembangan pasar yang dapat dilakukan oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dalam mengarah golongan warga miskin. Melalui penyediaan sistem pembayaran kredit diharapkan dapat meringankan warga miskin dalam menyediakan kebutuhan airnya dari PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. 4. Menurunkan tingkat kehilangan air serta sosialisasi penggunaan air bersih Kendala dari kemerataan distribusi adalah tingkat kehilangan air yang tinggi serta pemakaian air yang besar oleh masyarakat. Penyebab utama kehilangan air adalah penggunaan pipa yang telah berusia tua. Pipa yang telah berusia tua lebih mudah bocor akibat tekanan air yang tinggi. Kebocoran dapat mengakibatkan kerugian serta sulitnya PDAM dalam memperluas cakupan wilayah. Hal ini dikarenakan air yang seharusnya terpakai untuk memenuhi kebutuhan pelanggan menjadi terbuang. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam efisiensi pemakaian air merupakan salah satu kendala yang dihadapi dalam distribusi air kepada masyarakat. Selama tahun 2014 tercatat 3.473 kasus yang berkaitan dengan pemakaian besar maupun persil bocor. Pentingnya sosialisasi dalam penggunaan air bersih menjadi salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dalam efisiensi pemakaian air.
29
Analisis Pengambilan Keputusan Strategi Pemasaran Air Minum pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogot Menggunakan Analytical Hierachy Process (AHP)
Pada tahap ini dilakukan identifikasi faktor yang berpengaruh dalam strategi pemasaran, aktor yang terlibat, tujuan yang ingin dicapai serta alternatif strategi yang dilanjutkan dengan penyusunan hierarki strategi pemasaran air minum PDAM Tirta Pakuan (Lampiran 4) . Setelah dilakukan identifikasi elemen, dilakukan perhitungan bobot guna memilih strategi prioritas menggunakan Analytical Hierachy Process (AHP) berdasarkan penilaian para pakar yang mengerti mengenai kondisi dan pemasaran perusahaan. Faktor yang berpengaruh dalam strategi pemasaran air minum pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor 1. Teknologi 2. Ketersediaan Dana 3. Jaringan Distribusi 4. Permintaan 5. Kondisi Pelanggan 6. Tingkat Persediaan 7. Sumber daya manusia Aktor yang berperan dalam strategi pemasaran air minum pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor 1. Kepala Sub Bagian Hubungan Pelanggan (Kasubag Hublang) 2. Kepala Sub Bagian Perencanaan Teknik (Kasubag Perencanaan Teknik) 3. Kepala Bagian Produksi (Kabag Produksi) 4. Kepala Sub Bagian Penelitian dan Pengembangan (Kasubag Litbang) 5. Kepala Sub bagian Pengaliran (Kasubag Pengaliran) Tujuan yang ingin dicapai dalam penetapan strategi pemasaran air minum pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor 1. Peningkatan jumlah layanan 2. Menjamin kualitas, kuantitas dan kontinuitas pelayanan 3. Peningkatan pendapatan Alternatif strategi pemasaran 1. Meningkatkan intensitas promosi melalui media cetak, media elektronik dan media sosial serta dibarengi dengan sosialisasi kepada penduduk terkait penggunaan air bersih 2. Menurunkan tingkat kehilangan air serta melakukan sosialisasi penghematan air. 3. Menyediakan sistem pembayaran pemasangan secara kredit khusus warga dengan kelas ekonomi menegah ke bawah. 4. Perluasan jaringan distribusi
30
Hasil Pengolahan Horizontal Pengolahan horizontal menunjukkan besarnya pengaruh atau bobot suatu element dalam hierarki terhadap elemen lain pada tingkat hierarki yang lebih tinggi. Pengolahan horizontal dilakukan pada 3 level, yaitu pada level aktor, pada level tujuan dan pada level alternatif. a. Pengolahan horizontal pada level aktor Pengolahan horizontal pada level aktor menunjukkan pengaruh masingmasing aktor terhadap setiap elemen yang ada di tingkat faktor. Adapun hasil pengolahan dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12 Pengolahan horizontal level aktor Aktor Kabag Produksi Kasubag Perencanaan Teknik Kasubag Hublang Kasubag Litbang Kasubag Pengaliran
F1 0,348
F2 0,548
Faktor F3 F4 F5 0,055 0,182 0,064
0,154 0,067 0,265 0,166
0,128 0,055 0,123 0,146
0,240 0,105 0,428 0,172
0,186 0,467 0,077 0,088
0,512 0,210 0,090 0,124
F6 0,463
F7 0,317
0,060 0,096 0,172 0,209
0,187 0,085 0,075 0,336
Kepala Bagian Produksi bertanggungjawab penuh dalam kegiatan pengolahan air baku menjadi air minum sesuai standar kesehatan serta tingkat persediaan air yang akan didistribusikan kepada pelanggan (F6). Kegiatan ini tentu membutuhkan teknologi (F1) serta dana (F2) yang besar dibandingkan dengan bagian lainnya. Bagian Perencanaan Teknik berperan dalam pelaksanaan survei pelanggan, setelah dilakukan proses atas permintaan pemasangan, sehingga memiliki informasi atas kondisi pelanggan (F5). Kepala Sub Bagian Hubungan Pelanggan merupakan aktor paling penting dalam hal permintaan pelanggan (F4) karena peranannya dalam memproses setiap permintaan pemasangan, sedangkan kepala Sub Bagian Penelitian dan Pengembangan memegang peranan penting dalam hal jaringan distribusi (F3). Kepala SubBagian Pengaliran memegang peranan penting dalam hal sumber daya manusia (F7) . b. Pengolahan horizontal pada level tujuan Pengolahan ini menunjukkan prioritas tujuan yang ingin dicapai oleh masing-masing aktor. Adapun hasil pengolahan dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13 Pengolahan horizontal level tujuan Tujuan Peningkatan Jumlah Layanan Menjamin Kualitas, kuantitas dan kontinuitas Meningkatkan Pendapatan
A1
A2
Aktor A3
A4
A5
0,137 0,657
0,318 0,358
0,593 0,117
0,435 0,310
0,128 0,720
0,206
0,324
0,290
0,255
0,152
31
Jumlah layanan berkaitan dengan banyaknya pelanggan yang terlayani oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Hal ini menjadi prioritas dari Kasubag Hublang (A3) sebagai pelaksana pemasaran dalam PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, serta Kasubag Perencanaan Teknik (A4) sebagai perencana dalam kegiatan distribusi. Menjamin persediaan air yang siap didistribusikan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas merupakan tanggung jawab dari kabag produksi (A1), sedangkan menjamin kelancaran distribusi air merupakan tanggung jawab dari Kasubag Pengaliran (A5) yang tentu saja didukung harus didukung oleh informasi dari bagian Litbang (A2). c. Pengolahan horizontal pada level alternatif Pengolahan ini membandingkan setiap elemen pada level alternatif terhadap setiap elemen pada level tujuan. Hasil pengolahan ini dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14 Pengolahan horizontal pada level alternatif Tujuan Alternatif T1 T2 S1 0,257 0,076 S2 0,265 0,440 S3 0,137 0,089 S4 0,395 0,341
T3 0,227 0,311 0,146 0,316
Berdasarkan Tabel 14 dalam usaha mencapai tujuan peningkatan jumlah layanan (T1) dan peningkatan pendapatan (T3), maka strategi prioritas yang dapet diambil adalah perluasan jaringan distribusi dengan peningkatan kapasitas produksi (S4), diikuti secara berurutan dari bobot terbesar, menurunkan tingkat kehilangan air dan meningkatkan kepercayaan masyarakat melalui penggantian pipa distribusi yang telah lama serta dibarengi kerjasama bersama pemerintah secara intens dalam melakukan sosialisasi penghematan air guna menjamin kemerataan dalam distribusi air (S2), meningkatkan intensitas promosi melalui media cetak, media elektronik dan media sosial serta dibarengi dengan sosialisasi kepada penduduk terkait penggunaan air bersih (S1) dan menyediakan sistem pembayaran pemasangan secara kredit khusus warga dengan kelas ekonomi menegah ke bawah (S3) . Untuk mencapai tujuan menjamin kualitas, kuantitas dan kontinuitas (T2), maka strategi prioritas yang dapat diambil adalah menurunkan tingkat kehilangan air serta melakukan sosialisasi penggunaan air guna menjamin kemerataan dalam distribusi air (S2) dengan bobot 0,440. Hasil Pengolahan Vertikal Pengolahan vertikal dilakukan untuk mengetahui bobot setiap elemen terhadap fokus utama. Pengolahan vertikal dilakukan pada tingkat faktor, aktor, tujuan dan juga pada tingkat alternatif.
32
a. Pengolahan vertikal pada level faktor Pengolahan vertikal pada tingkat ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing faktor terhadap fokus utama, yaitu penetapan strategi pemasaran air minum pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Adapun hasil pengolahan vertikal pada level faktor ini dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15 Hasil pengolahan vertikal pada level faktor Faktor Bobot Teknologi 0,081 Dana 0,097 Jaringan Distribusi 0,107 Permintaan 0,351 Kondisi Pelanggan 0,047 Tingkat Persediaan 0,179 SDM 0,138
Prioritas 6 5 4 1 7 2 3
Berdasarkan Tabel 15, faktor permintaan memiliki bobot paling tinggi, yaitu sebesar 0,351. Permintaan menjadi dasar dalam penentuan strategi pemasaran, mulai dari pengambilan keputusan di bidang produksi, distribusi hingga promosi. b. Pengolahan vertikal pada level aktor Pengolahan vertikal pada tingkat ini diketahui besarnya pengaruh dari setiap aktor terhadap penentuan strategi pemasaran air minum pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Tabel 16 menyajikan hasil pengolah vertikal pada level aktor. Tabel 16 Pengolahan vertikal pada level aktor Aktor Kabag Produksi Kasubag Perencanaan Teknik Kasubag Hublang Kasubag Litbang Kasubag pengaliran
Bobot 0,281 0,176 0,225 0,152 0,166
Prioritas 1 3 2 5 4
Berdasarkan Tabel 16, kabag produksi memiliki bobot tertinggi (0,281)). Kepala bagian produksi bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan terkait produksi yang memiliki hubungan yang erat dengan tingkat persediaan air. Sebelum melakukan kegiatan pemasaran tentu perusahaan perlu memastikan dan menjamin ketersediaan air yang akan didistribusikan. c. Pengolahan vertikal pada level tujuan Pengolahan vertikal pada tingkat ini bertujuan mengetahui tujuan prioritas dari kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh PDAM Tirta auan Koa Bogor. Hasil pengolahan dapat dilihat pada Tabel 17.
33
Tabel 17 Pengolahan vertikal pada level tujuan Tujuan Peningkatan Jumlah Layanan Menjamin kualitas, kuantitas dan koninuitas pelayanan Meningkatkan Pendapatan
Bobot 0,315 0,441
Prioritas 2 1
0,244
3
Berdasarkan Tabel 17, menjamin kualitas, kuantitas dan koninuitas merupakan tujuan prioritas dalam strategi pemasaran PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dengan bobot sebesar 0,441. Menjamin pelayanan prima secara kualitas, kuantitas dan kontinuitas merupakan perwujudan dari visi dan misi dari PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, juga dapat berdampak positif bagi kepuasan serta kepercayaan pelanggan serta masyarakat Kota Bogor kepada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. d. Pengolahan vertikal pada level alternatif Pengolahan vertikal pada tingkat alternatif bertujuan mengetahui alternatif strategi pemasaran prioritas bagi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Hasil pengolahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18 Pengolahan vertikal pada level alternatif strategi Alternatif Bobot Prioritas Meningkatkan intensitas promosi melalui media cetak, media elektronik 0,170 3 dan media sosial Meningkatkan kepercayaan masyarakat melalui penurunan tingkat kehilangan air 0,353 2 serta sosialisasi penghematan air Menyediakan sistem pembayaran pemasangan secara kredit khusus warga 0,118 4 dengan kelas ekonomi menegah ke bawah. Perluasan jaringan distribusi 0,359 1 Berdasarkan Tabel 18, strategi perluasan jaringan distribusi yang diikuti peningkatkan kapasitas produksi merupakan strategi terbaik dengan bobot, yaitu 0,359. perluasan jaringan distribusi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan guna meningkatkan jumlah pelanggan yang terlayani. Daerah-daerah di Kota Bogor, yang belum terlayani tersebar di beberapa kecamatan. Pada wilayah Kecamatan Tanah Sareal, meliputi, Kelurahan Kayumanis, Kelurahan Mekarwangi dan Kelurahan Kencana. Pada wilayah Kecamatan Bogor Selatan perluasan jaringan dapat dilakukan pada kelurahan Kertamaya, Kelurahan Rancamaya, Kelurahan Bojongkerta, Desa Mulyaharja serta Desa Pamoyanan. Pada wilayah Kecamatan Bogor Utara meliputi, Ciparigi dan Kedunghalang. Pada wilayah Kecamatan Bogor Barat meliputi, Kelurahan Sindangrasa, Sindangjaya dan Bubulak. Masih banyaknya wilayah di Kota Bogor yang belum terlayani menunjukan peluang pasar yang masih cukup luas bagi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor.
34
Dukungan Pemerintah Daerah Kota Bogor dalam peningkatan jumlah layanan ditunjukan melalui pemberian APBD serta rencana peminjaman kepada Bank Dunia untuk membiayai perluasan jaringan. Hal ini tentu menjadi pemacu bagi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dalam memperluas jumlah cakupan pelayanan melalui perluasan jaringan pipa. Implikasi Manajerial
Berdasarkan penilaian pakar yang telah dilakukan, permintaan merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam penetapan strategi pemasaran di PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Ini berarti, PDAM dapat lebih fokus terhadap permintaan pasar dalam menjalankan strategi pemasaran. Perluasan jaringan dilakukan guna merespon permintaan pasar serta dapat meningkatkan jumlah pelangga terlayani, sehingga PDAM Tirta Pakuan mampu mencapai target pelayanan yang telah ditetapkan. Melalui perluasan jaringan distribusi diharapkan calon pelanggan menjadi lebih mudah dalam mendapatkan akses air dari PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, sehingga tertarik untuk menyediakan pemenuhan kebutuhan air mereka dari PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Untuk mendukung strategi perluasan jaringan tersebut, diperlukan persiapan terutama dalam hal kecukupan persedian. Jaringan distribusi yang semakin luas,tentu memerlukan dukungan persediaan yang lebih banyak. Hal ini menjadi tugas penting bagi bagian produksi, sebagai aktor yang berperan paling penting dalam strategi pemasaran, untuk lebih aktif dan terus berkoordinasi dengan bagian hublang, litbang, perencanaan teknik serta pengaliran, sehingga memastikan pelayanan yang baik bagi pelanggannya sesuai dengan tujuan prioritas dari strategi pemasaran PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, yaitu menjamin kualitas, kuantitas dan kontinuitas pelayanan bagi pelanggan. SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Bentuk strategi yang sudah dilakukan oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor saat ini, antara lain (1) promosi yang meliputi pelaksanaan open table, pembagian hadian serta diskon; (2) Strategi harga; (3) Perluasan jaringan distribusi dan retikulasi pada wilayah yang belum terlayani. 2. Faktor internal yang menjadi kekuatan dari PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, yaitu kualitas air menjadi kakuatan PDAM dengan bobot tertinggi, yaitu 1,213. Faktor internal yang menjadi kelemahan bagi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, yaitu distribusi yang belum efisien dengan bobot 0,369. Faktor eksternal yang menjadi peluang dari PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor yaitu peluang pasar yang masih cukup luas (0,248). Adapun faktor eksternal yang menjadi ancaman, yaitu terjangkaunya akses air tanah bagi warga (0,748).
35
3. Alternatif strategi pemasaran terpilih sebagai strategi prioritas berdasarkan perhitungan menggunakan metode AHP, yaitu perluasan jaringan distribusi dengan bobot 0,359. Saran
1. PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dapat meningkatkan jumlah pelayanan melalui perluasan jaringan sebagai strategi prioritas yang disarankan melalui penelitian ini. Hal ini dikarenakan adanya peluang pasar di wilayah Kota Bogor yang belum terlayani serta dukungan dari pemerintah bagi peningkatan jumlah pelayanan. 2. PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor disarankan untuk lebih memperhatikan keluhan pelanggan sebagai bentuk peningkatan kualitas pelayanan. Hal ini dikarenakan keluhan pelanggan dapat berpengaruh pada kepuasan pelayanan yang dilakukan oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. 3. Penggantian pipa tua harus dilakukan secara bertahap untuk mengurangi jumlah keluhan pelanggan serta meningkatkan efisiensi dalam melakukan pelayanan.
DAFTAR PUSTAKA Adisaputro G. 2010. Manajemen Pemasaran: Analisis Untuk Perancangan Strategi Pemasaran. Yogyakarta (ID): UPP STIMM YKPN. Badan Pusat Statistik Kota Bogor. 2014. Kota Bogor Dalam Angka 2013 [internet]. [diakses pada 21 Februari 2014]. Tersedia pada: http://bogorkota.bps.go.id/publikasi/kota-bogor-dalam-angka-2013. David FR. 2006. Manajemen Strategis: Konsep. Buku 1 Ed ke-10. Jakarta (ID): Salemba Empat. David F. 2009. Manajemen Stratejik: Konsep. Jakarta (ID): Salemba Empat. Fewidarto, PD. 1996. Proses Hirarki Analitik (Analytical Hierarchy Process). Materi Kursus Singkat. Jurusan Teknologi Industri Pertanian. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. [Kemendagri] Kementerian Dalam Negeri. 2007. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2007 [internet]. [diunduh 2014 Februari 12]. Tersedia pada : http://hukum.unsrat.ac.id/men/mendagri_2_2007.pdf. [Kemenpu] Kementerian Pekerjaan Umum. 2013. Kebutuhan Air Baku Nasional Akan Meningkat Lima Kali Lipat Dalam Lima Belas Tahun Ke Depan [internet]. Jakarta (ID): [diakses 21 Februari 2014]. Tersedia pada: http://sda.pu.go.id/index.php/berita-sda/datin-sda/item/346-kebutuhan-airbaku-nasional-akan-meningkat-lima-kali-lipat-dalam-lima-belas-tahun-kedepan. Kotler P. 1997. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol. Jakarta (ID): Prenhalindo. Lovelock CH. dan Wright, LK. 2007. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta (ID): PT. Indeks Kelompok Gramedia.
36
Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk.. Jakarta (ID): PT. Grasindo. Munandar JM, Triatmoko C, Andrianto MS. 2011. Analisis Strategi Pemasaran Jasa Laboratorium Pangan (Studi Kasus pada M-Brio Food Laboratory). Jurnal Manajemen dan Organisasi [internet]. [diunduh 2015 Februari 25]. 2(3):68-77. Tersedia pada : http://manajemen.fem.ipb.ac.id/images/uploads/1._Analisis_Strategi_Pemasa ran_Jasa_Laboratorium_Pangan_(Studi_Kasus_pada_MBrio_Food_Laboratory).pdf. Pemerintah Daerah Kota Bogor. 2012. Perwali No. 21 Tahun 2012 [internet]. [diunduh pada 2013 Oktober 10]. Tersedia pada http:// http://siskum.kotabogor.go.id/index.php/peraturanwalikota/viewdownload/33-perwali-2012/415-perwali-no-21-tahun-2012 Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Pakuan Kota Bogor. 2014. Company Profile PDAM Tirta Pakuan. Bogor (ID): PDAM Tirta Pakuan. Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Pakuan Kota Bogor. 2015. Rekapitulasi Bocoran. Bogor (ID): PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Priskila, AT. 2008. Strategi Pemasaran Berbasis Web Pada PT. Interlinks Tour and Travel Jakarta [skripsi]. Jakarta (ID): Universitas Bina Nusantara. Saaty TL. 1991. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin. Jakarta (ID): Institut Pendidikan dan Pembinaan Manajemen (IPPM). Saaty TL. 1993. Proses Hirarki Analitik Untuk Pengambilan Keputusan Dalam Situasi Yang Kompleks. Jakarta (ID): PT Pustaka Binamen Pressindo. Suarmaja dan Suparna. 2014. Perumusan Strategi Bisnis dan Implikasinya Terhadap Strategi Pemasaran Pada PT. Tirta Mumbul Jaya Abadi Singaraja. Jurnal Manajemen [internet]. [diunduh 2015 Januari 21]. 2(10):1204-1212. Tersedia pada : http://ojs.unud.ac.id/index.php/Manajemen/article/view/5731/5587. Summinar D. 2007. Analisis Formulasi Strategi Pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Pakuan Kota Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Umar H. 2008. Strategic Management In Action. Jakarta (ID): PT. Gramedia Pustaka Utama.
37
LAMPIRAN
38
39
Lampiran 1 Kuisioner faktor strategis internal dan eksternal KUESIONER PENELITIAN PENENTUAN RATING DAN BOBOT FAKTOR STRATEGIS INTERNAL (IFE) DAN FKTOR STRATEGIS EKSTERNAL (EFE) ANALISIS STRATEGI PEMASARAN AIR MINUM PADA PDAM TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR
IDENTITAS RESPONDEN NAMA
: ………………………………………………………………………
JENIS KELAMIN : ……………………………………………………………………… USIA
: ………………………………………………………………………
JABATAN
: ……………………………………………………………………..
Diharapkan Bapak/Ibu dapat mengisi kuisioner ini secara objektif dan benar, karena kuisioner ini diperuntukkan bagi penyusunan karya ilmiah Peneliti : Ichwan Gumilang H24114003
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN 2014
40
Lanjutan Lampiran 1
PEMBERIAN BOBOT FAKTOR STRATEGIS Tujuan : Mendapatkan penilaian para responden mengenai faktor-faktor strategis internal maupun eksternal yaitu dengan cara pemberian bobot mengenai seberapa besar faktor strategis tersebut dapat mempengaruhi atau menentukan keberhasilan perusahaan Petunjuk Umum : 1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden. 2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden. 3. Dalam Pengisian kuesioner, responden diharapkan untuk melakukan secara langsung (tidak menunda) untuk menghindari inkonsistensi jawaban. 4. Responden berhak untuk menambahkan atau mengurangi hal-hal yang sudah tercantum dalam kuesioner ini, dengan responden lainnya atau dengan peneliti. Hal ini dibenarkan jika dilengkapi dengan alasan yang kuat. 5. Responden diharapkan memperhatikan konsistensi pendapatnya dalam melakukan penilaian. Petunjuk Khusus : 1. Nilai diberikan pada perbandingan berpasangan antara dua faktor (vertikal– horizontal) berdasarkan kepentingan atau pengaruhnya pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Pakuan Kota Bogor. Untuk menentukan bobot setiap factor digunakan skala saaty dengan keterangan skala sebagai berikut : 1 = Jika indikator vertikal memiliki pengaruh yang sama dibandingkan indikator horizontal. 3 = Jika indikator vertikal sedikit lebih besar pengaruhnya dibandingkan indikator horizontal. 5 = Jika indikator vertikal lebih besar pengaruhnya dibandingkan indikator horizontal. 7 = Jika indickator vertikal sangat lebih besar pengaruhnya dibandingkan indikator horizontal 9 = Jika indikator vertical mutlak lebih besar pengaruhnya dibandingkan indikator horizontal 2,4,6,8 = Jika responden ragu-ragu terhadap 2 nilai faktor yang berdekatan 1/3 = Jika indikator horizontal sedikit lebih besar pengaruhnya daripada indikator vertikal 1/5 = Jika indikator horizontal lebih besar pengaruhnya daripada indikator vertikal 1/7 = Jika indikator horizontal sangat lebih besar pengaruhnya daripada indikator vertikal 1/9 = Jika indikator horizontal mutlak lebih besar pengaruhnya daripada indikator vertikal 1/2, 1/4, 1/6, 1/8 = Jika responden ragu-ragu terhadap 2 nilai faktor yang berdekatan Penentuan bobot merupakan pandangan masing-masing responden terhadap faktor-faktor strategis internal dan eksternal.
41
Lanjutan Lampiran 1 2. Dalam melakukan pengisian kuisioner, responden diharapkan memperhatikan konsistensi dari pendapatnya. Contoh : No
Faktor Strategis Internal
1
Kualitas air sesuai standar kesehatan Persediaan yang cukup Jangkauan saluran distribusi luas
2 3
A
A
B
C
3
5 2
B C
contoh pengisian kuisioner di atas merupakan contoh pengisian kuisioner yang konsisten dimana kualitas poin paling besar pengaruhnya bagi pemasaran PDAM Tirta Pakuan diikuti persediaan dan jangkauan distribusi (kualitas > persediaan > jangkauan disribusi sehingga pendapat konsisten). No
Faktor Strategis Internal
1
Kualitas air sesuai standar kesehatan Persediaan yang cukup Jangkauan saluran distribusi luas
2 3
A
A B
B
C
3
1/5 5
C
Contoh pengisian kuisioner di atas merupakan contoh pengisian yang tidak konsisten dimana kualitas memiliki pengaruh lebih besar dari persediaan, dan lebih kecil dibanding jangkauan distribusi namun persediaan lebih penting dari jangkauan distribusi, sehingga tidak dapat ditentukan dengan jelas poin mana yang memberi pengaruh paling besar dan poin mana yang memberi pengaruh paling kecil bagi pemasaran ( kualitas > persediaan, Kualitas < Jangkauan distribusi, persediaan > jangkauan distribusi sehingga pengisian ini tidak konsisten).
42
Lanjutan Lampiran 1 PEMBERIAN BOBOT FAKTOR STRATEGIS INTERNAL No
1 2 3
4 5
Faktor Strategis Internal
Kekuatan Kualitas air sesuai A standar kesehatan Persediaan yang B cukup Kualitas SDM F yang baik Kelemahan Distribusi yang H belum efisien Promosi yang J kurang intensif
Keterangan : A B C D E
A
= Kualitas air sesuai standar kesehatan = Persediaan yang cukup = Kualitas SDM yang baik = Tingkat kehilangan air cukup tinggi = Promosi yang kurang intensif
B
C
D
E
43
Lanjutan Lampiran 1 PEMBERIAN BOBOT FAKTOR STRATEGIS EKSTERNAL No
Faktor Strategis Eksternal
A
B
C
D
E
F
Peluang 1
Peraturan pajak air tanah Kemajuan IPTEK Peluang pasar yang masih cukup luas Tidak adanya pesaing
A
5
Dukungan Pemerintah
F
6
Kurangnya kesadaran masyarakat dalam penggunaan air Curah hujan yang tinggi
G
Masih banyaknya warga yang kurang mampu Kenaikan harga BBM dan inflasi
I
2 3
4
B D
E
Ancaman
7 8
9 10
Penggunaan air sumur
H
J K
Keterangan : A = Peraturan pajak air tanah B = Kemajuan IPTEK C = Peluang pasar yang masih cukup luas D = Tidak adanya pesaing E = Dukungan Pemerintah F = Kurangnya kesadaran masyarakat dalam penggunaan air G = Curah hujan yang tinggi H = Masih banyaknya warga yang kurang mampu I = Kenaikan harga BBM dan inflasi J = Kemudahan warga memperoleh akses air tanah
G
H
I
J
44
Lanjutan Lampiran 1 Petunjuk Pengisian : •
•
•
Tentukan bobot dari masing – masing factor interal (kekuatan dan kelemahan) serta faktor eksternal (peluang dan ancaman) dengan memberikan tanda checklist (√) pada kolom pilihan anda. Bobot mengindikasikan tingkat kepentingan relatif dari setiap faktor terhadap pemasaran yang dilakukan oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Kode angka pada alternatif pemberian bobot factor strategis Internal diuraikan, sebagai berikut : Untuk factor strategis kekuatan : Nilai 1 jika faktor tersebut tidak penting Nilai 2 jika faktor tersebut kurang penting Nilai 3 jika faktor tersebut biasa saja Nilai 4 jika faktor tersebut penting Nilai 5 jika faktor tersebut sangat penting No
1 2 3 1 2
No
Faktor Strategis Internal
1 2 3 4 5
Rating 2 3
4
1
Rating 2 3
4
Kekuatan Kualitas air sesuai standar kesehatan Persediaan yang cukup Kualitas SDM yang baik Kelemahan Tingkat kehilangan air cukup tinggi Promosi yang kurang intensif
Faktor Strategis Eksternal Peluang
1 2 3 4 5
1
Peraturan pajak air tanah Kemajuan IPTEK Peluang pasar yang masih cukup luas Tidak adanya pesaing Dukungan Pemerintah Ancaman Kurangnya kesadaran masyarakat dalam penggunaan air Curah hujan yang tinggi Masih banyaknya warga yang kurang mampu Kenaikan harga BBM dan inflasi Penggunaan air sumur
45
Lampiran 2 Kuisioner penentuan bobot prioritas KUESIONER PENELITIAN
PENENTUAN BOBOT PRIORITAS ANALISIS STRATEGI PEMASARAN AIR MINUM PADA PDAM TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR IDENTITAS RESPONDEN NAMA JENIS KELAMIN USIA JABATAN
: …………………………………… : …………………………………… : …………………………………… : ……………………………………
Diharapkan Bapak/Ibu dapat mengisi kuisioner ini secara objektif dan benar, karena kuisioner ini diperuntukkan bagi penyusunan karya ilmiah
Peneliti : Ichwan Gumilang H24114003
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN 2014
46
Lanjutan Lampiran 2 I. PETUNJUK UMUM 1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh Bapak/Ibu. 2. Bapak/Ibu diharapkan melakukan pengisian kuesioner pada satu waktu untuk menghindari inkonsistensi jawaban. 3. Jawaban merupakan pendapat pribadi Bapak/Ibu, sehingga memungkinkan terjadi perbedaan pendapat dengan responden lain. II. PETUNJUK PENGISIAN Pada bagian ini Anda diminta membandingkan dua faktor berdasarkan besarnya peranan faktor tersebut terhadap strategis pemasaran asuransi umum, lalu beri tanda (X). Kode angka pada kolom diuraikan sebagai berikut: 1: kedua kriteria yang dibandingkan sama penting 3: kriteria (A) sedikit lebih penting daripada kriteria (B) 5: kriteria (A) lebih penting daripada kriteria (B) 7: kriteria (A) sangat lebih penting daripada kriteria (B) 9: kriteria (A) mutlak lebih penting daripada kriteria (B) Jika Bapak/Ibu ragu-ragu memilih di antara dua skala maka dapat diambil nilai tengahnya, misalnya antara 3 dengan 5 maka dipilih skala 4 dan seterusnya. Contoh : Misal responden menilai ketersediaan dana memiliki pengaruh lebih besar dalam kegiatan pemasaran dibanding SDM (ketersediaan dana lebih penting dari SDM) maka No
Elemen A 9
1
Ketersediaan Dana
8
7
Skala 6 5 X
4
3
2
1
2
3
4
Skala 5 6
7
8
9
Elemen B SDM
Dalam contoh, tanda silang(X) ada pada skala 5 di bagian elemen (A) yang berarti ketersediaan dana lebih penting dibandingkan dengan SDM /Elemen (B).
47
Lanjutan Lampiran 2 Hierarki Tingkat 1 Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan antara satu faktor dengan faktor lainnya dalam menentukan bobot prioritas terhadap strategi pemasaran air minum pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor . Elemen A
Skala 9
8
7
6
5
Skala 4
3
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
elemen B
Dn JPD
T
PP KP KA SDM
JPD PP Dn
KP KA SDM
PP JPD
KP KA SDM
KP PP
KA SDM
KP
KA SDM
KA
SDM
48
Lanjutan Lampiran 2 Keterangan : T : Teknologi Dn : Katersediaan dana JPD : Jaringan pipa Distribusi PP : Permintaan pelanggan KP : Kondisi pelanggan KA : Ketersediaan air untuk didistribusikan SDM : Sumber daya manusia
49
Lanjutan Lampiran 2 Hirarki Tingkat 2 Keterangan : KH : Kasubag Hublang KPT : Kasubag Perencanaan Teknik KL : Kasubag Litbang KP : Kabag Produksi KPl : Kasubag Pengaliran Bandingkan tingkat kepentingan antara aktor dengan aktor lainnya dalam konteks Teknologi untuk pemilihan strategi pemasaran air minum Skala Elemen A 9 8 7 6 5 4
3 2
1
2
Skala 3 4 5 6 7 8
9
Elemen B KL
KPT KH KP
KPl
KL
KPT
KP
KPl
KP KL KPl
KP
KPl
50
Lanjutan Lampiran 2 Bandingkan tingkat kepentingan antara aktor dengan aktor lainnya dalam konteks jaringan pipa distribusi untuk pemilihan strategi pemasaran air minum Skala Elemen A 9 8 7 6 5 4
3 2
1
2
Skala 3 4 5 6 7 8
9
Elemen B KL
KPT KH KP
KPl
KL
KPT
KP
KPl
KP KL KPl
KP
KPl
51
Lanjutan Lampiran 2 Bandingkan tingkat kepentingan antara aktor dengan aktor lainnya dalam konteks permintaan pelanggan untuk pemilihan strategi pemasaran air minum Skala Elemen A 9 8 7 6 5 4
3 2
1
2
Skala 3 4 5 6 7 8
9
Elemen B KL
KPT KH KP
KPl
KL
KPT
KP
KPl
KP KL KPl
KP
KPl
52
Lanjutan Lampiran 2 Bandingkan tingkat kepentingan antara aktor dengan aktor lainnya dalam konteks kondisi pelanggan untuk pemilihan strategi pemasaran air minum Skala Elemen A 9 8 7 6 5 4
3 2
1
2
Skala 3 4 5 6 7 8
9
Elemen B KL
KPT KH KP
KPl
KL
KPT
KP
KPl
KP KL KPl
KP
KPl
53
Lanjutan Lampiran 2 Bandingkan tingkat kepentingan antara aktor dengan aktor lainnya dalam konteks ketersediaan air siap jual untuk pemilihan strategi pemasaran air minum Skala Elemen A 9 8 7 6 5 4
3 2
1
2
Skala 3 4 5 6 7 8
9
Elemen B KL
KPT KH KP
KPl
KL
KPT
KP
KPl
KP KL KPl
KP
KPl
54
Lanjutan Lampiran 2 Bandingkan tingkat kepentingan antara aktor dengan aktor lainnya dalam konteks ketersediaan sumber dana untuk pemilihan strategi pemasaran air minum Skala Elemen A 9 8 7 6 5 4
3 2
1
2
Skala 3 4 5 6 7 8
9
Elemen B KL
KPT KH KP
KPl
KL
KPT
KP
KPl
KP KL KPl
KP
KPl
55
Lanjutan Lampiran 2 Bandingkan tingkat kepentingan antara aktor dengan aktor lainnya dalam konteks sumber daya manusia untuk pemilihan strategi pemasaran air minum Skala Elemen A 9 8 7 6 5 4
3 2
1
2
Skala 3 4 5 6 7 8
9
Elemen B KL
KPT KH KP
KPl
KL
KPT
KP
KPl
KP KL KPl
KP
KPl
56
Lanjutan Lampiran 2 Hirarki Tingkat 3 Keterangan : PJP : Peningkatan jumlah pelayanan MK : Menjamin Kualitas, kuantitas dan kontinuitas pelayanan MP : Meningkatkan pendapatan Bandingkan tingkat kepentingan antara aktor dengan aktor lainnya dalam konteks Kasubag Hublang untuk pemilihan strategi pemasaran air minum Skala elemen A 9 8 7 6 5 4 3 PJP
Skala elemen B 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 MK MP
MK
MP
Bandingkan tingkat kepentingan antara aktor dengan aktor lainnya dalam konteks Kasubag Litbang untuk pemilihan strategi pemasaran air minum Skala elemen A 9 8 7 6 5 4 3 PJP
Skala elemen B 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 MK MP
MK
MP
Bandingkan tingkat kepentingan antara aktor dengan aktor lainnya dalam konteks Kasubag perencanaan teknik untuk pemilihan strategi pemasaran air minum Skala elemen A 9 8 7 6 5 4 3 PJP
Skala elemen B 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 MK MP
MK
MP
57
Lanjutan Lampiran 2 Bandingkan tingkat kepentingan antara aktor dengan aktor lainnya dalam konteks Kasubag pengaliran untuk pemilihan strategi pemasaran air minum Skala elemen A 9 8 7 6 5 4 3 PJP
Skala elemen B 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 MK MP
MK
MP
Bandingkan tingkat kepentingan antara aktor dengan aktor lainnya dalam konteks Kabag produksi untuk pemilihan strategi pemasaran air minum Skala elemen A 9 8 7 6 5 4 3 PJP
Skala elemen B 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 MK MP
MK
MP
Hirarki Tingkat 4 Keterangan : S1 : Meningkatkan intensitas promosi melalui media cetak, media elektronik dan media sosial (WO) serta dibarengi dengan sosialisasi kepada penduduk terkait penggunaan air bersih S2 : Menurunkan tingkat kehilangan air dan meningkatkan kepercayaan masyarakat melalui penggantian pipa distribusi yang telah lama serta dibarengi kerjasama bersama pemerintah secara intens dalam melakukan sosialisasi penghematan air guna menjamin kemerataan dalam distribusi air. S3 : Menyediakan sistem pembayaran pemasangan secara kredit khusus warga dengan kelas ekonomi menegah ke bawah (ST). S4 : Perluasan jaringan distribusi yang diikuti peningkatkan kapasitas produksi
58
Lanjutan Lampiran 2 Bandingkan tingkat kepentingan antara aktor dengan aktor lainnya dalam konteks Peningkatan jumlah layanan untuk pemilihan strategi pemasaran air minum Skala elemen A 9 8 7 6 5 4 3
Skala elemen B 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 S2
S1
S3 S4 S3
S2 S4 S3
S4
Bandingkan tingkat kepentingan antara aktor dengan aktor lainnya dalam konteks peningkatan pendapatan untuk pemilihan strategi pemasaran air minum Skala elemen A 9 8 7 6 5 4 3
Skala elemen B 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 S2
S1
S3 S4 S3
S2 S4 S3
S4
Bandingkan tingkat kepentingan antara aktor dengan aktor lainnya dalam konteks menjamin kualitas, kuantitas dan kontinuitas pelayanan untuk pemilihan strategi pemasaran air minum Skala elemen A 9 8 7 6 5 4 3
Skala elemen B 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 S2
S1
S3 S4 S3
S2 S4 S3
S4
59
Lampiran 3 Segmentasi berdasarkan peraturan Walikota Bogor nomor 21 tahun 2012 No (1) I
Kelompok Pelanggan (2) Sosial Umum (S1)
Sosial Khusus (S2)
No (1) II
Kelompok Pelanggan (2) Rumah Tangga Rumah Tangga 1 (R1) Rumah Tangga 2 (R2)
Rumah Tangga 3 (R3)
Rumah Tangga 4 (R4)
Keterangan (3) Yang termasuk dalam klasifikasi pelanggan sosial adalah pelanggan yang kegiatan setiap harinya melayani kepentingan umum khusus bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah antara lain: 1. terminal air; 2. hidran umum/kran kelompok; 3.tempat ibadah (masjid, gereja, kuil, vihara, kelenteng dan sejenisnya); 4. Posyandu. Yang termasuk dalam klasifikasi pelanggan sosial adalah pelanggan yang kegiatan setiap harinya melayani kepentingan umum dan masyarakat serta mendapatkan sumber dana sebagian dari kegiatannya antara lain: 1. panti asuhan; 2. yayasan sosial; 3. sekolah negeri; 4. rumah sakit pemerintah dan pusat kesehatan masyarakat; 5. asrama pelajar/mahasiswa perguruan tinggi negeri; 6. pesantren, madrasah dan TPA; 7. MCK sosial 8. kantor organisasi massa/partai politik. Keterangan (3) Rumah yang hanya berfungsi sebagai tempat tinggal dan memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut: Luas bangunan ≤36 m² yang berlokasi di permukiman terletak di Jalan 5 dan Jalan 6. 1. luas bangunan ≤36 m² yang berlokasi di permukiman terletak di Jalan 2; 2. luas bangunan >36 m² sampai dengan ≤54 m² yang berlokasi di permukiman, terletak di Jalan 4 dan Jalan 5 3. luas bangunan ≤36 m² yang berlokasi di perumahan umum, terletak di Jalan 4 dan Jalan 5; 4. R1 yang mempunyai kegiatan usaha. 1. Luas bangunan ≤36 m² yang berlokasi di permukiman terletak di Jalan 3 dan Jalan 4; 2. luas bangunan >36 m² sampai dengan ≤54 m² yang berlokasi di permukiman terletak di Jalan 3 dan Jalan 4; 3. luas bangunan >54 m² sampai dengan ≤70 m² yang berlokasi di permukiman terletak di Jalan 5 dan Jalan 6; 4. luas bangunan ≤36 m² yang berlokasi di perumahan umum, terletak di jalan 3; 5. luas bangunan >36 m² sampai dengan ≤54 m² berlokasi di perumahan umum terletak di Jalan 4 dan Jalan 5; 6. R2 yang mempunyai kegiatan usaha. 1. luas bangunan ≤36 m² yang berlokasi di permukiman, terletak di Jalan 1; 2. luas bangunan >36 m² sampai dengan ≤54 m² yang berlokasi di permukiman, terletak di Jalan 2; 3. luas bangunan >54 m² sampai dengan ≤70 m² yang berlokasi di permukiman, terletak di Jalan 3 dan Jalan 4;
60
Lanjutan Lampiran 3 No (1)
II
Kelompok Pelanggan (2) Rumah Tangga 4 (R4)
Keterangan (3) 4. luas bangunan >70 m² sampai dengan ≤100 m² yang berlokasi di permukiman, terletak di Jalan 5 dan Jalan 6; 5. luas bangunan >36 m² sampai dengan ≤54 m² yang berlokasi di perumahan umum, terletak di Jalan 3; 6. luas bangunan >54 m² sampai dengan ≤70 m² berlokasi di perumahan umum, terletak di Jalan 4 dan jalan 5; 7. R3 yang mempunyai kegiatan usaha
Rumah Tangga 5 (R5)
1. luas bangunan >36 m² sampai dengan ≤54 m² berlokasi di permukiman, terletak di Jalan 1 2. luas bangunan >54 m² sampai dengan ≤70 m² berlokasi di permukiman, terletak di Jalan 2 3. luas bangunan >70 m² sampai dengan ≤100 m² berlokasi di permukiman, terletak di Jalan 3 dan Jalan 4 4. luas bangunan >100 m² yang berlokasi di permukiman, terletak di Jalan 6. 5. luas bangunan >54 m² sampai dengan ≤70 m² yang berlokasi di perumahan umum, terletak di Jalan 3. 6. luas bangunan >70 m² sampai dengan ≤100 m² yang berlokasi di perumahan umum, terletak di Jalan 4 dan Jalan 5 7. luas bangunan ≤54 m² yang berlokasi di perumahan mewah, terletak di Jalan 4. 8. R4 yang mempunyai kegiatan usaha.
Rumah Tangga 5 (R5)
Rumah Tangga 6 (R6) Rumah Tangga 6 (R6)
Rumah Tangga 7 (R7)
1. luas bangunan >54 m² sampai dengan ≤70 m² yang berlokasi di permukiman, terletak di Jalan 1; 2. luas bangunan >70 m² sampai dengan ≤100 m² yang berlokasi di daerah permukiman, terletak di Jalan 2; 3. luas bangunan >100 m² yang berlokasi di permukiman, terletak di Jalan 4 dan Jalan 5; 4. luas bangunan >54 m² sampai dengan ≤70 m² yang berlokasi di perumahan umum, terletak di Jalan 2. 5. luas bangunan >70 m² sampai dengan ≤100 m² yang berlokasi di perumahan umum, terletak di Jalan 3; 6. luas bangunan >100 m² yang berlokasi di perumahan umum terletak di Jalan 4 dan Jalan 5; 7. luas bangunan >54 m² yang berlokasi di perumahan mewah, terletak di Jalan 3; 8. luas bangunan >54 m² sampai dengan ≤70 m² yang berlokasi di perumahan mewah, terletak di Jalan 4; 9. R5 yang mempunyai kegiatan usaha. 1. luas bangunan >70 m² sampai dengan ≤100 m² yang berlokasi di permukiman, terletak di Jalan 1; 2. luas bangunan >100 m2 yang berlokasi di permukiman terletak di Jalan2 dan Jalan 3; 3. luas bangunan >70m2 sampai dengan ≤100 m² yang berlokasi di perimahan umum terletak di Jalan 2; 4. luas bangunan >100 yang berlokasi di perumahan umum, terletak di Jalan 3; 5. luas bangunan ≤54 m² yang berlokasi di perumahan mewah, terletak di Jalan 2; 6. luas bangunan >54 m² sampai dengan ≤70 m² yang berlokasi di perumahan mewah, terletak di Jalan 3;
61
Lanjutan Lampiran 3 No (1)
Kelompok Pelanggan (2)
Keterangan (3)
Rumah Tangga 7 (R7)
7. luas bangunan >70 m² sampai dengan ≤150 m² yang berlokasi di perumahan mewah, terletak di Jalan 4; 8. R6 yang mempunyai kegiatan usaha.
Rumah Tangga 8 (R8)
1. luas bangunan >100 m² yang berlokasi di permukiman terletak di Jalan 1; 2. luas bangunan >100 m2 yang berlokasi di perumahan umum terletak di Jalan 2; 3. luas bangunan >54 m2 ≤70 m² yang berlokasi di perumahan mewah terletak di Jalan 2; 4. luas bangunan >70 m2 ≤150 m² yang berlokasi di perumahan mewah terletak di Jalan 2 dan Jalan 3; 5. luas bangunan >150 m2 yang berlokasi di perumahan mewah terletak di Jalan 2, Jalan 3 dan Jalan 4; 6. R7 yang mempunyai kegiatan usaha. Yang termasuk dalam klasifikasi pelanggan Instansi Pemerintah antara lain: 1. TNI; 2. POLRI; 3. lembaga non komersil seperti lembaga pendidikan/diklat dan kursus dari instansi pemerintah; 4. asrama pemerintah/TNI/Polri; dan sejenisnya. Kegiatan usaha yang berada di wilayah perniagaan dan memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut: 1. warung/toko kecil/kios-kios; 2. bengkel kecil; 3. rumah makan kecil; 4. katering kecil; 5. kerajinan tangan dan rumah tangga; 6. warung internet kecil; 7. kamar mandi/wc umum komersial; 8. hidran umum komersial; 9. pencucian mobil/motor; 10. pool kendaraan; 11. penjahit Kecil; 12. rumah kost/skala usaha kecil; 13. sanggar seni; 14. gedung sewa kecil 15. salon kecil; 16. praktek bidan kecil; 17. pusat kebugaran kecil; 18. sekolah swasta/perguruan tinggi swasta; 19. koperasi; 20. gudang; 21. poliklinik/klinik 24 jam; dan usaha lainnya yang sejenis. 1. toko kelontong; 2. rumah makan/restoran menengah; 3. mini market; 4. toko bangunan menengah; 5. showroom/dealer motor; 6. katering menengah; 7. perdagangan umum; 8. factory outlet kecil;
III
Instansi Pemerintah
IV
Niaga
Niaga 1 (N1)
Niaga 2 (N2)
62
Lanjutan Lampiran 3 No (1)
Kelompok Pelanggan (2) Niaga 2 (N2)
Niaga 3 (N3)
Niaga 4 (N4)
Keterangan (3) 9. kafe musik dan restoran; 10. percetakan kecil; 11. penjahit menegah; 12. radio siaran non pemerintah; 13. gedung sewa besar; 14. gedung resepsi kecil; 15. wisma/losmen; 16. rumah toko; 17. tempat kursus; 18. agen/biro jasa, antara lain: asuransi, akuntan, biro reklame/iklan; 19. kantor notaris/pengacara, konsultan; 20. salon menengah; 21. praktek dokter; 22. salon kecantikan dan spa menengah; 23. rumah sakit bersalin swasta menengah; 24. apotik menengah; dan usaha lainnya yang sejenis 1. rumah makan/ restoran besar; 2. super market/toko swalayan; 3. toko bangunan besar; 4. showroom/dealer motor menengah dan besar; 5. showroom/dealer mobil menengah dan besar; 6. katering besar; 7. factory outlet menengah dan besar; 8. kafe musik dan restoran; 9. percetakan menengah dan besar; 10. Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU); 11. bengkel besar; 12. eksportir/importir; 13. jasa ekspedisi; 14. kolam renang umum swasta menengah; 15. waterboom menengah; 16. hotel bintang 1-2; 17. bank cabang pembantu; 18. bioskop; 19. tempat hiburan; 20. gedung resepsi menengah; 21. agen/biro jasa menengah; 22. kantor milik swasta menengah; 23. perusahaan berbentuk CV, firma dan koperasi besar; 24. salon besar; 25. salon kecantikan dan spa besar; 26. rumah sakit bersalin swasta menengah; 27. rumah sakit tipe B; dan usaha lainnya yang sejenis. 1. hypermarket (mall); 2. pertambangan; 3. bank kantor cabang; 4. hotel berbintang 3-5; 5. coldstorage: 6. kolam renang umum swasta besar; 7. waterboom besar; 8. gedung resepsi besar; 9. rumah sakit tipe A; dan usaha lainnya yang sejenis.
63
Lanjutan Lampiran 3 No (1) V
Kelompok Pelanggan (2) Industri
Industri 2 (I 2)
Keterangan (3) Kegiatan industri yang memenuhi salah satu kreteria sebagai berikut: 1. Pabrik es; 2. industri rumah tangga; 3. usaha Industri kecil; dan usaha lainnya yang sejenis. 1. Pabrik tekstil; 2. garmen; 3. pabrik ban; 4. karoseri; 5. pabrik perkayuan/furniture; 6. peternakan besar; 7. pabrik makanan dan minuman; 8. pabrik obat; dan usaha lainnya yang sejenis.
KELOMPOK KHUSUS
Berdasarkan kesepakatan antara pelanggan dengan PDAM.
Industri 1 (I 1)
VI
Keterangan : Jalan 1 : Jalan Arteri Primer/Jalan Arteri Sekunder/Jalan Kolektor Primer yang menghubungkan antar wilayah kota, kabupaten, atau provinsi Jalan 2 : Jalan Kolektor Primer/Jalan Kolektor Kelas 1-3/Jalan Arteri Sekunder yang menghubungkan suatu kawasan permukiman dan perumahan menuju Jalan 1 Jalan 3 : Jalan Kolektor Sekunder/Jalan Lokal Primer yang menghubungkan suatu kawasan permukiman dan perumahan dari Jalan 1 dan Jalan 2. Jalan 4 : Jalan masuk/utama suatu kawasan permukiman dan perumahan yang terhubung dari Jalan 1, Jalan 2, dan Jalan 3. Jalan 5 : Jalan dengan lebar ≤ 3 m (kurang dari tiga meter) di kawasan permukiman dan perumahan yang terhubung dengan Jalan 1, Jalan 2, Jalan 3, dan Jalan 4 Jalan 6 : Jalan/gang dengan lebar 1 m (satu meter) sampai dengan 2 m (dua meter) di kawasan permukiman dan perumahan yang terhubung dengan Jalan 1, Jalan 2, Jalan 3, Jalan 4, dan Jalan 5. Sumber : Pemerintah Kota Bogor (2012)
64
Lampiran 4 Hierarki strategi pemasaran air minum pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor
SP
Faktor
T (0,08)
Aktor
KH (0,281)
Tujuan
Alternatif
Dn
PP (0,107)
(0,09)
KL ( 176)
JD (0,047)
T2 (0,441)
S2 (0,353 )
TP (0,18)
KPl (0,152)
KP (0,225)
T1 (0,315 )
S1 (0,170) 0)
KP (0,35)
SDM (0,138)
KPT (0,166)
T3 (0,244)
S3 (0,118) )
S4 (0,359)
Keterangan SP : Strategi Pemasaran Air Minum pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor T : Teknologi Dn : Ketersediaan Dana PP : Permintaan Pelanggan KP : Kondisi Pelanggan
65
Lanjutan Lampiran 4 JD : Jaringan Distribusi TP : Tingkat Persediaan SDM : Sumber Daya Manusia KH : Kasubag Hublang KL : Kasubag Litbang KP : Kabag Produksi KPl : Kasubag Pengaliran KPT : Kasubag Perencanaan Teknik T1 : Peningkatan jumlah layanan T2 : Menjamin kualitas, kuantitas dan kontinuitas pelayanan T3 : Peningkatan pendapatan S1 : Meningkatkan intensitas promosi melalui media cetak, media elektronik dan media sosial serta dibarengi dengan sosialisasi kepada penduduk terkait penggunaan air bersih S2 : Menurunkan tingkat kehilangan air serta melakukan sosialisasi penghematan air S3 : Menyediakan sistem pembayaran pemasangan secara kredit khusus warga dengan kelas ekonomi menegah ke bawah S4 : Perluasan jaringan distribusi
66
Lampiran 5 Struktur Organisasi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor
67
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor, Jawa Barat pada tanggal 25 November 1990 sebagai anak dari Bapak Iman Ridwan dan Ibu Jetty Noerjati. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Jenjang pendidikan dimulai dari pendidikan Sekolah Dasar (SD) di Polisi 1 Bogor, kemudian melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 7 Bogor. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN 5 Bogor pada tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis diterima di Program Diploma Institut Pertanian Bogor (IPB) pada Program Keahlian Akuntansi dan lulus pada tahun 2011. Pada tahun 2011 diterima di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.