JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 2, Oktober 2007 : 111 - 118
ANALISIS MODAL KERJA TERHADAP SIKLUS OPERASIONAL PERUSAHAAN Studi kasus pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Oleh
Nusa Muktiadji* dan Halida *Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor
ABSTRACT The purpose of this research is to find out gross working capital and net working capital, and how fast operational cycle of a firm. After to be analyzed, it can be established a policy to meet working capital need. The result of this research shows that PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor has negative net working capital and has good enough gross working capital (there is an increase every year). The best gross working capital is in 2005. The firm operational cycle has an increase every year, and more and more faster every year. Evaluation result of this research shows that net working capital and speeding up of operational cycle is not able to compensate for overdue long-run debt. Keywords: Working capital analysis; Finance management.
PENDAHULUAN Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasional sehari-hari dan wujud dari modal kerja tersebut adalah perkiraan-perkiraan yang ada dalam aktiva lancar yaitu kas, sekuritas yang mudah dijual, persediaan dan piutang. Aktiva ini bersifat terus menerus berputar sehingga membentuk siklus operasional perusahaan. Bila modal kerja diatur dengan baik maka perusahaan akan berada dalam kondisi aman, sehingga perusahaan dapat membuat rencana kerja untuk masa yang akan datang dengan baik dan dapat dicapai dengan biaya modal yang minimum melalui kebijakan-kebijakan yaitu kebijakan agresif, kebijakan konservatif, dan kebijakan moderat. Dalam melaksanakan kegiatannya PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor berusaha meningkatkan usahanya agar tumbuh dan berkembang baik dalam hal meningkatkan kualitas air minum maupun meningkatkan
pelayanan umum kepada masyarakat. Oleh karena dibutuhkan modal kerja yang cukup, untuk membiayai gaji karyawan, pembelian barang persediaan, dan sebagainya, dimana uang atau dana yang telah dikeluarkan itu diharapkan akan dapat kembali masuk dalam jangka waktu yang singkat melalui hasil produksi. Kas masuk yang berasal dari penjualan produk tersebut akan segera dikeluarkan lagi untuk membiayai operasional selanjutnya. PDAM Tirta Pakuan harus dapat mengelola modal kerjanya dengan baik agar penggunaannya dapat dilakukan dengan efektif dan efisien, sehingga modal kerja yang dimiliki atau yang tersedia tidak terlalu berlebihan maupun kurang mencukupi kebutuhan. Seorang manager PDAM dihadapkan pada berbagai persoalan yang membutuhkan keputusan yang tepat, ia perlu mencari dan mengumpulkan berbagai informasi, dalam proses pengambilan keputusan. Seorang manager harus dapat mengambil keputusan sehubungan dengan sumber pembiayaan bagi
MUKTIADJI dan HALIDA, Analisis Modal Kerja terhadap Siklus Operasional Perusahaan
modal kerja sehingga dicapai biaya modal yang minimum. Ada tiga strategi pembiayaan modal kerja yaitu, strategi pembiayaan agresif, strategi konsevatif, dan strategi moderat. Sejalan dengan perkembangan sekarang ini maka di dalam perusahaan dibutuhkan modal kerja, sehingga peranan modal kerja mempunyai arti yang lebih penting.
6.
METODOLOGI PENELITIAN Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode kuantitatif analisis, yaitu metode yang menginterpretasikan data-data yang diperoleh dengan faktor-faktor dalam situasi yang diselidiki, dimana dapat menggambarkan keadaan dari perusahaan yang diteliti. Metode analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif, dimana pembahasan lebih banyak berhubungan dengan angka-angka yang bersumber dari laporan keuangan perusahaan. 1. Modal Kerja Bersih = Aktiva Lancar − Hu tan g Lancar 2. Modal Kerja Kotor = Total Aktiva Lancar 3. Indeks = Angka Laporan Keuangan ×100% Angka Dasar Suatu metode / tehnik analisa untuk mengetahui tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan tedensi tetap, naik dan turun. Untuk mengukur perputaran piutang dalam satu tahun, yaitu dengan membagi total penjualan dengan piutang rata-rata. 4. Lamanya Piutang = Penjualan Rata − rata Piu tan g Selanjutnya angka perputaran piutang dapat digunakan untuk membagi 360 hari guna mendapatkan rata-rata hari pengumpulam piutang, atau sering disebut sebagai rata-rata periode pengumpulan piutang. 5. Jumlah hari piutang = Jumlah Hari Per tahun Lamanya Piu tan g 112
7.
8.
9.
Untuk mengukur cukup tidaknya suatu persediaan, denagn membandingkan jumlah persediaan dengan jumlah rata-rata persediaan, untuk mendapatkan perputaran persediaan Lamanya Persediaan = Penjualan Rata − rata Persediaan Jumlah hari yang diperlukan untuk menjual seluruh persediaan setiap kali atau sering dikenal sebagai rata-rata periode penjualan dapat dihitung dengan membagi 360 hari dengan angka perputaran persediaan. Jumlah hari perdediaan = Jumlah Hari Pertahun Lamanya Persediaan Siklus Operasional = Rata − rata Umur Persediaan +
Rata − rata Periode Penagihan Siklus Konversi Kas = Siklus Operasi − Rata − rata Periode Bayar
HASIL DAN PEMBAHASAN 1.
Analisa Kecenderungan Modal Kerja PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor
Arti pentingnya modal kerja bagi perusahaan adakah sejumlah dana yang tertanam dalam aktiva lancar yang benar – benar tertanam untuk membiayai operasi perusahaan yang sudah dikurangi besarnya hutang lancar. Agar dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan berhasil diperlukan sejumlah modal yang cukup, namun dalam kenyataannya perusahaan yang berhasil dalam pelaksanaan kegiatan operasinya adalah perusahaan yang mempunyai modal kerja lebih cukup, artinya bahwa perusahaan tersebut dapat menjalankan operasi sehari – hari seekonomis mungkin dan tidak akan mengalami kesulitan karena kurangnya modal kerja yang tersedia untuk melakukan kegiatannya untuk mengetahui besarnya perubahan modal kerja dapat dihitung dengan trend.
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 7 No. 2, Oktober 2007
Untuk dapat menghitung trend yang dinyatakan dalam persentase ini diperlukan dasar pengukurnya atau tahun dasarnya. Biasanya data atau laporan keuangan dari tahun yang paling awal dalam deretan laporan keuangann yang dianalisa tersebut dianggap sebagai tahun dasar. Pemilihan tahun yang paling awal sebagai tahun dasar ini bukan merupakan keharusan, karena tahun yang paling awal tersebut belum tentu menunjukkan keadaan yang normal atau representatif. Sedapat mungkin periode atau laporan keuangan yang digunakan sebagai tahun dasar adalah tahun yang paling normal di antara tahun – tahun yang dianalisa tersebut. Tiap – tiap pos yang terdapat dalam laporan keuangan yang dipilih sebagai tahun dasar diberikan angka index 100, sedang pos – pos yang sama dari periode – periode yang dianalisa dihubungkan dengan pos yang sana dalam laporan keuangan tahun dasar dengan cara membagi jumlah rupiah tiap – tiap pos dalam periode yang dianalisa dengan jumlah rupiah dab pos yang sama dalam laporan tahun dasar. Data keuangan yang dipakai adalah laporan keuangan neraca. Data keuangan ini dipakai untuk mengetahui trend atau kecenderungan modal kerja yaitu modal kerja bersih dan modal kerja kotor. Laporan keuangan yang digunakan untuk menganalisa adalah 5 tahun : tahun 2001, tahun 2002, tahun 2003, tahun 2004, dan tahun 2005. Dari perhitungan trend PDAM Tirta Pakuan nampak dari neraca tahun 2001, 2002, 2003, 2004 dan 2005 dengan menggunakan tahun dasar 2001 dapat diketahui bahwa telah terjadi perubahan – perubahan atau kecenderungan – kecenderungan baik yang menguntungkan
maupun tidak perusahaan. 2.
menguntungkan
bagi
Analisa Siklus Operasional Perusahaan pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor
Untuk menghitung siklus operasional perusahaan dibutuhkan data laporan keuangan dari neraca dan rugi – laba. Laporan keuangan yang digunakan tahun 2001, 2002, 2003, 2004, dan 2005. Berikut ini perhitungan siklus operasional perusahaan: 2.1 Lamanya Piutang Piutang yang dimiliki suatu perusahaan mempunyai hubungan yang erat dengan penjualan kredit. Posisi dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut, yaitu dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut, yaitu dengan membagi total penjualan dengan piutang rata – rata makin tinggi ratio (turn over) menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya kalau ratio semakin rendah berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisa lebih lanjut, mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit untuk mengetahui lamanya perputaran piutang pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, diperlukan analisa. Berikut ini adalah hasil perhitungan lamanya kas :
Tabel 1. Lamanya dan Jumlah hari Piutang Keterangan Lamanya Piutang Jumlah Hari piutang
Tahun 2001 7,79 kali 46,21 hari
Tahun 2002 7,54 kali 47,74 hari
Dari tabel diatas, maka tahun 2005 adalah tahun yang paling bagus atau yang paling cepat dalam perputaran piutang yaitu 10,01 kali dan jumlah hari piutang 35,96 hari. Dari tahun ke tahun perputaran
Tahun 2003 9,29 kali 38,92 hari
Tahun 2004 7,78 kali 46,27 hari
Tahun 2005 10,01 kali 35,96 hari
piutang semakin cepat. Dalam kondisi itu berarti makin baik pula PDAM dalam mengelola modal kerja yang dimilikinya.
113
MUKTIADJI dan HALIDA, Analisis Modal Kerja terhadap Siklus Operasional Perusahaan
ditentukan. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan tersebut maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan (terutama yang harus di investasikan dalam persediaan) semakin rendah. Untuk dapat mencapai tingkat perputaran yang tinggi, maka harus diadakan perencanaan dan pengawasan persediaan secara teratur dan efisien. Semakin cepat atau semakin tinggi tingkat perputaran akan memperkecil resiko terhadap kerugian yang disebabkan karena penurunan harga atau karena perubahan selera konsumen, disamping itu akan menghemat ongkos penyimpanan dan pemeliharaan terhadap persediaan tersebut. Berikut hasil Perhitungan tingkat perputaran persediaan pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor.
2.2 Lamanya Persediaan Dalam mengevaluasi posisi persediaan, maka prosedur yang sama seperti mengevaluasi piutang dapat digunakan yaitu dengan menghitung turn over atau tingkat perputaran dari persediaan. Turn over persediaan adalah merupakan ratio antara jumlah penjualan dengan nilai rata – rata persediaan yang dimiliki perusahaan. Turn over ini menunjukkan berapa kali jumlah persediaan di ganti dalam satu tahun (dijual). Tingkat perputaran persediaan mengukur perusahaan dalam memutar barang dagangnya, dan menunjukkan hubungan antara barang yang diperlukan untuk menunjang atau mengimbangi tingkat penjualan yang
Tabel 2. Lamanya dan Jumlah hari persediaan Keterangan Lamanya Persediaan Jumlah Hari persediaan
Tahun 2001 62 ,07 kali 5,79 hari
Dari tabel diatas, maka perputaran dan jumalah hari persediaan tahun 2004 adalah tahun yang paling bagus atau yang paling cepat dalam perputaran persediaan yaitu 89,57 kali dan jumlah hari persediaan 4,02 hari. Dari tahun ke tahun perputaran persediaan semakin cepat. Dalam kondisi itu berarti makin baik pula PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dalam mengelola modal kerja yang dimilikinya. a. Siklus Operasional Siklus operasional ini juga penting bagi perusahaan, karena menunjukkan berapa lama uang perusahaan terikat pada kegiatan operasional perusahaan. Berikut ini Hasil perhitungan siklus operasional perusahaan : Lama Siklus Operasional : Periode Persediaan + Periode Piutang a. lamanya SO 2001 = 5,79 hari + 46,21 hari = 52 hari b. lamanya SO 2002 = 5,48 hari + 47,74 hari = 53,22 hari c. lamanya SO 2003 = 5,66 hari + 38,92 hari = 44,58 hari 114
Tahun 2002 65,77 kali 5,48 hari
Tahun 2003 63,61 kali 5,66 hari d.
Tahun 2004 89,57 kali 4,02 hari
Tahun 2005 66,75 kali 5,39 hari
lamanya SO 2004 = 4,02 hari + 46,27 hari = 50,25 hari e. lamanya SO 2005 = 5,39 hari + 35,96 hari = 41,35 hari Dari perhitungan diatas, maka SO yang paling bagus adalah SO tahun 2005, karena SO ini menunjukan perputaran yang paling cepat dibandingkan dengan tahun 2001,2002,2003,dan tahun 2004. Itu artinya uang perusahaan yang terkait pada kegiatan operasional hanya 41,35 hari. b. Siklus Konversi Kas Suatu perusahaan ideal seandainya mempunyai siklus konversi kas negatif artinya rata – rata periode bayar melebihi siklus operasional. Biasanya perusahaan manufaktur tidak akan mempunyai siklus konversi kas yang negatif terkecuali perusahaan memperpanjang rata–rata periode bayar untuk waktu yang panjang Perusahaan yang bukan manufaktur lebih mungkin untuk mempunyai siklus konversi kas
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 7 No. 2, Oktober 2007
negatif sebab biasanya perusahaan mempunyai jumlah persediaan lebih kecil dan perputarannya cepat serta sering menjual barangnya secara tunai. Dengan siklus operasional yang
pendek maka rata–rata periode bayar dapat melebihi siklus operasional sehingga menghasilkan siklus konversi kas negatif. Berikut ini perhitungan siklus konversi kas.
Tabel 3. Hasil Perhitungan Siklus Konversi Kas Tahun
Utang Dagang
2001 2002 2003 2004 2005
Rp. 666.369.988 Rp. 369.910.684 Rp. 373.605.880 Rp. 352.788.704 Rp. 236.211.393
Harga Pokok Penjualan Rp. 9.891.097 Rp. 12.462.284.793,35 Rp. 14.296.159.553,29 Rp. 17.836.245.291,01 Rp. 20.950.444.636
Rumus Jumlah hari Utang dagang U tan g per-tahun : HPP / 360 hari Lamanya Siklus Konversi kas = Siklus operasiona l − periode bayar a. b. c. d.
lamanya SKK 2001 = 52 hari – 25 hari = 27 hari lamanya SKK 2002 = 53 hari – 11 hari = 42 hari lamanya SKK 2003 = 45 hari – 9 hari = 36 hari lamanya SKK 2004 = 50 hari – 7 hari = 43 hari
e.
Jumlah Hari Utang Dagang 24,25 hari 10,69 hari 9,41 hari 7,12 hari 4,06 hari
lamanya SKK 2005 = 41 hari – 4 hari = 37 hari
Bedasarkan perhitungan diatas siklus konversi kas PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor yang paling cepat adalah tahun 2001 yaitu 27 hari. 3.
Kebijakan Manajemen Modal Kerja Dalam Pemenuhan Kebutuhan SO
Berikut ini kebijakan yang paling sesuai dengan kebutuhan modal kerja pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, berdasarkan hasil perhitungan diatas.
Tabel 4. Kebijakan Manajemen Modal Kerja Tahun 2001 2002 2003 2004 2005
Modal Kerja Kotor Rp. 7.230.541.300 Rp. 5.512.265.871 Rp. 6.252.102.712 Rp. 9.495.090.738 Rp. 9.824.735.061
Modal Kerja Bersih Rp. 1.007.558.487 Rp. -3.114.551.784 Rp. -2.868.424.357 Rp. -1.697976.513 Rp. -4.120.127.994
Dari tabel diatas maka PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dapat memilih kebijakan konservatif. Peningkatan penjualan biasanya akan diikuti oleh penambahan Current Asset. Meningkatkan Current Asset diperlukan adanya penambahan modal. Modal dapat diperoleh dari modal sendiri dan dari hutang,
SO
SKK
52 hari 53 hari 45 hari 50 hari 41hari
27 hari 42 hari 36 hari 43 hari 37 hari
Kecenderungan Kebijakan Kebijakan Konservatif Tidak ada kebijakan Tidak ada kebijakan Tidak ada kebijakan Tidak ada kebijakan
baik hutang jangka pendek ataupun hutang jangka panjang. Dengan berkembangnya penjualan, maka aktiva juga mengalami perkembangan walaupun sebagian dari aktiva tersebut berfluktuasi secara musiman. Permodalan permanen digunakan untuk membiayai aktiva tetap. Aktiva lancar permanen dan sebagian aktiva lancar temporer. Sewaktu sedang sepi 115
MUKTIADJI dan HALIDA, Analisis Modal Kerja terhadap Siklus Operasional Perusahaan
dimana piutang dan persediaan rendah, perusahaan akan membeli surat berharga. Sewaktu penjualannya meningkat, perusahaan menjual surat-surat berharga tersebut guna membiayai piutang dan persediaan yang semakin meningkat. Apabila dengan dana yang tersedia masih belum cukup, perusahaan baru mencari pinjaman jangka pendek.
Keuntungan kebijaksanaan ini apabila perusahaan mendapatkan kesulian untuk memperoleh hutang jangka pendek, perusahaan susah mampu memenuhi sebagian kebutuhan modal kerja temporer. 4.
Hubungan Modal Kerja Dan Siklus Operasional
MODAL KERJA KOTOR
12000000000
10000000000 8000000000
6000000000
4000000000 2000000000
0 Modal Kerja Kotor
2001
2002
2003
2004
2005
7,320,541,300
5,512,265,871
6,252,102,712
9,495,090,738
9,824,735,061
2001
2002
2003
2004
2005
Uraian
TAHUN
Gambar 1. Modal Kerja Kotor Modal kerja kotor PDAM TIRTA PAKUAN Kota Bogor yang paling besar adalah tahun 2005 sebesar Rp. 9.824.735.061 dan yang paling kecil adalah tahun 2002
sebesar Rp. 5.512.265.871. Kecenderungan modal kerja PDAM Kota Bogor meningkat, hal ini diakibatkan oleh kas dan bank pada aktiva lancer mengalami peningkatan.
2000000000
MODAL KERJA BERSIH
1000000000
0
-1000000000
-2000000000
-3000000000
-4000000000
-5000000000 Modal Bersih Uraian
2001
2002
2003
2004
2005
1,007,558,487
-3,114,551,784
-2,868,424,357
-1,697,976,513
-4,120,127,994
2001
2002
2003
2004
2005
TAHUN
Gambar 2. Modal Kerja Bersih 116
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 7 No. 2, Oktober 2007
Modal kerja bersih PDAM TIRTA PAKUAN Kota Bogor yang paling bagus adalah tahun 2001 sebesar Rp. 1.007.558.487 dan yang paling minus adalah tahun 2004
sebesar (Rp. 4.120.127.994), hal ini diakibatkan oleh hutang jangka panjang sudah masuk jatuh tempo, artinya hutang jangka pendeknya semakin besar.
S IKLUS OP E RAS IO NAL (HARI)
60
50
40
30
20
10
0 HARI
2001
2002
2003
2004
2005
52
53
45
50
41
TAHUN
Gambar 3. Siklus Operasional Siklus Operasional PDAM TIRTA PAKUAN Kota Bogor yang paling rendah perputarnya alah tahun 2002, yaitu 53 hari dan
yang paling bagus atau yang paling tinggi perputarannya dalah tahun 2005 yaitu 41 hari.
50
SIKLUS KONVERSI KAS
45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 HARI
1
2
3
4
5
27
42
36
43
37
TAHUN
Gambar 4. Siklus Konversi Kas Siklus konversi kas PDAM Kota Bogor yang paling cepat adalah tahun 2001 yaitu (27)
hari dan yang paling lambat perputarannya pada tahun 2002 yaitu (42) hari. 117
MUKTIADJI dan HALIDA, Analisis Modal Kerja terhadap Siklus Operasional Perusahaan
KESIMPULAN Berdasarkan analisa maka dapat dikemukakan beberapa simpulan yaitu : 1. 2.
3.
4.
Besar kecil modal kerja tidak berpengaruh terhadap Siklus Operasional pada PDAM Kota Bogor. Cepat lambat Siklus Operasional tidak bepengaruh terhadap besar (+) dan kecil (-) Modal Kerja Bersih pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Kedua terjadi karena kenaikan Modal Kerja dan Siklus Operasional tidak menandingi percepatan hutang jangka panjang yang sudah jatuh tempo dan hutang lancar lain-lain. PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor pada tahun 2001 menggunakan kebijakan Konservatif, pada tahun 2002, 2003, 2004 dan 2005 tidak ada kebijakan manajemen modal kerja.
DAFTAR PUSTAKA Astuti,
Dewi. 2005. Manajemen Keuangan Perusahaan, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Fatah, Nur. 1992. Manajemen Keuangan Seri 2, Cv Asona, Jakarta. Harahap, Sofyan Syarif. 2004. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, PT Raja Grafindo Persasi. Jakarta.
118
Munawir. 2004. Analisa Laporan Keuangan, Liberty, Yogyakarta. P. Tampubolon, Manahan. 2004. Manajemen Keuangan, Ghalia Indonesia, Jakarta. Rahardjo, Budi. 2003. Laporan Keuangan Perusahaan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Standar Akuntasi Keuangan Per 1 April 2002, Ikatan Akuntasi Indonesia. Sugiarso G., dan Winarni E. 2005. Manajemen Keuangan (Pemahaman Laporan Keuangan, Pengelolaan Aktiva, kewajiban, dan Modal serta Pengukuran Kinerja Perusahaan), Media Pessindo, Yogyakarta. Sundjaja, Ridwan S., dan Barlian, Inge. 2001. Manajemen Keuangan, PT Prenhallindo, Jakarata. Sutojo, Siswanto. 2000. Neraca Perusahaan, Damar Mulia Pustaka, Jakarta. Van Horne, James C, dan Jr, John M. Wachowicz. 1995. Alih Bahasa Heru Sutojo, Salemba Empat, Jakarta. Weston, J Fred dan Brigham, Egugene F. 1991.Alih Bahasa A. Q, Erlangga. Jakarta.