ANALISIS FORMULASI STRATEGI PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR
Oleh DIAN SUMINNAR H24103059
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007
ABSTRAK DIAN SUMINNAR. H24103059. Analisis Formulasi Strategi Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Pakuan Kota Bogor. Di bawah bimbingan WIDIGDO SUKARMAN.
Tingkat pelayanan PDAM masih memiliki kendala, terutama dalam hal pendistribusian pelayanan air. Saat ini, tingkat pelayanan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor sekitar 61,89 persen terhadap wilayah pelayanan dan 49,49 persen terhadap jumlah penduduk Kota Bogor, dengan kapasitas produksi 1.130 liter per detik. Melihat kondisi tersebut, PDAM dituntut untuk terus meningkatkan dan mengembangkan kualitas perusahaannya, baik dalam hal pelayanan, kualitas produk maupun keefisienan dan keefektifitasan organisasinya. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk melakukan penyesuaian terhadap perkembangan lingkungan yang semakin dinamis. Tujuan penelitian mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal perusahaan, serta memformulasikan strategi yang dapat diterapkan oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung, wawancara dan pengisian kuesioner oleh staf ahli PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor yaitu Kabag Keuangan, Kabag Produksi dan Kabag SDM. Data sekunder diperoleh dari laporan-laporan perusahaan, studi literatur, laporan penelitian, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bogor dan publikasi elektronik. Analisis data menggunakan matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan matriks External Factor Evaluation (EFE), matriks Internal Eksternal (IE), matriks Strenght, Weaknesses, Opportunities, and Threat (SWOT) dan Quantitative Strategic Planning Marix (QSPM). Berdasarkan hasil analisis matriks IFE dan EFE diketahui bahwa kekuatan utama PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor adalah sistem organisasi berjalan sesuai dengan prosedur, sedangkan kelemahan utamanya adalah beban hutang relatif besar. Peluang bagi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor adalah Pemerintah Daerah (Pemda) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sangat mendukung terhadap pengembangan PDAM. Sedangkan ancaman yang dihadapi perusahaan adalah kondisi perekonomian yang tidak stabil dan tingkat inflasi serta meningkatnya biaya produksi dan operasional akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Tarif Dasar Listrik (TDL). Berdasarkan analisis matriks IE yang merupakan perpaduan antara matriks IFE dan EFE, maka diketahui bahwa PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor berada pada posisi sel V dengan strategi yang tepat adalah Strategi Hold and Maintain (Pertahankan dan Pelihara) seperti strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Pengembangan strategi pada matriks SWOT menghasilkan sejumlah alternatif strategi untuk memudahkan penilaian para responden pada matriks QSPM. Hasil analisis pada matriks QSPM menunjukkan bahwa meningkatkan kualitas pelayanan air minum yang dapat dilakukan melalui inovasi produk, mempertahankan hubungan baik dengan pelanggan dan menjalin kerjasama dengan pihak luar merupakan strategi yang paling tepat untuk dilakukan oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor.
ANALISIS FORMULASI STRATEGI PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh DIAN SUMINNAR H24103059
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
Analisis Formulasi Strategi Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Pakuan Kota Bogor
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh DIAN SUMINNAR H24103059
Menyetujui, Bogor, Agustus 2007
Dr. Widigdo Sukarman, MBA, MPA Dosen Pembimbing
Mengetahui
Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc Ketua Departemen
Tanggal ujian : 6 Agustus 2007
Tanggal lulus :
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 16 Agustus 1985 di Kota Jakarta, Provinsi DKI Jakarta. Penulis yang bernama lengkap Dian Suminnar merupakan anak pertama dari empat bersaudara pasangan Pitoyo dan Arnita. Penulis memulai pendidikan di Taman Kanak-Kanak Kartika Chandra Kirana 315 tahun 1990, lulus tahun 1991. Kemudian melanjutkan ke pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri Gunung Batu 2 Bogor tahun 1991 dan lulus tahun 1997. Pada tahun 1997, penulis melanjutkan pendidikannya di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 4 Bogor, tamat pada tahun 2000. Dan penulis menamatkan pendidikan menengah atas pada Sekolah Menengah Umum Negeri 5 Bogor pada tahun 2003, kemudian pada tahun yang sama melanjutkan studi di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur USMI pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM). Dalam masa studi di Departemen Manajemen, penulis aktif dalam organisasi kemahasiswaan seperti Centre Of M@nagement (COM@) yang merupakan Himpunan Profesi Departemen Manajemen pada periode 2004-2005 sebagai anggota divisi Administrasi, Kesekretariatan, dan Keuangan. Selain itu penulis pernah mengikuti lomba kreatifitas mahasiswa seperti PKMI dan berbagai kepanitiaan. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, penulis menyusun skripsi yang berjudul Analisis Formulasi Strategi pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Pakuan Kota Bogor dibawah bimbingan Dr. Widigdo Sukarman, MBA, MPA.
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. atas rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Formulasi pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Pakuan Kota Bogor. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. Widigdo Sukarman, MBA, MPA selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan saran dan meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam penyelesaikan skripsi ini. 2. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing., DEA dan Ibu Hardiana Widyastuti, S. Hut, MM selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan yang bermanfaat bagi penulis. 3. Dr. Ir. Jono M. Munandar, MSc. selaku ketua departemen, seluruh dosen dan staf karyawan dan karyawati Departemen Manajemen yang telah membantu penulis selama masa kuliah. 4. Bapak Hendra Setiawan, Ibu Reni Sumartini dan Ibu Sri Maryati yang telah memberi izin, membantu dan bersedia untuk menjadi responden pada penelitian yang disusun oleh penulis. 5. Bapak Handoyo, Bapak Agung, Ibu Yuyun, Bapak Sonny, Bapak Kamal, Bapak Eko, Bapak Adi, Ibu Puji, Ibu Vera, Bapak Ritfan dan Bapak Asep dan seluruh karyawan dan karyawan yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian di PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. 6. Papa dan mama tercinta serta adik-adikku Tirta Nyuminnar ”Inung”, Sinta Ayunda Putri ”Nanda”, Noval Rahmat Reza ”Eja” yang selalu memberikan doa dan dukungan melalui curahan kasih sayangnya kepada penulis. 7. Uwo, mbah, om, tante dan sepupu-sepupuku serta keponakan kecilku Putra, Rifa dan Farel yang selalu memberikan semangat dalam setiap canda tawa. 8. Amellia, Diah dan Fany yang telah menjadi teman dalam setiap suka dan dukaku.
iv
9. Kak Nova dan Kak Ari yang telah membantu dan memberikan saran dalam penyusunan skripsi ini. 10. Yayuk, Linda dan Rio, teman satu bimbingan yang berjuang bersama dalam menyelesaikan skripsi. 11. Evi, Nurma, Anita, Vebby, Yunia, Rinrin, Amik, Pasus, Etty, Else, Ruslan, Irwan, Ranty, Amma, Chi2, Irma dan teman-teman Manajemen 40 yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang selalu membuat suasana kuliah menjadi menyenangkan dan untuk adik-adik kelasku tetap semangat. 12. Rina, Neneng, Vivi, Hera, Fikri, Insan, Iki, Aboy, Sandi, Leo dan temanteman SD ku yang membantu dan memberikan motivasi selama penyusunan skripsi. 13. Pihak-pihak terkait yang telah membantu dalam penulisan skripsi. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun karena menyadari masih terdapat kekurangan dalam penelitian ini. Semoga apa yang penulis sampaikan dalam hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca pada umumnya dan kepada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor pada khususnya agar dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan strategi perusahaan.
Bogor, Agustus 2007
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. iii KATA PENGANTAR...........................................................................................iv DAFTAR ISI..........................................................................................................vi DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii DAFTAR GAMBAR............................................................................................ ix DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................x I. PENDAHULUAN 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5.
Latar Belakang ..........................................................................................1 Rumusan Masalah .....................................................................................3 Tujuan Penelitian ......................................................................................3 Kegunaan Penelitian .................................................................................3 Ruang Lingkup Penelitian.........................................................................4
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi 2.1.1. Pengertian Strategi ........................................................................5 2.1.2. Tipe-tipe Strategi...........................................................................6 2.2. Konsep Manajemen Strategis 2.2.1. Pengertian Manajemen Strategis...................................................7 2.2.2. Sistem Manajemen Strategis .........................................................8 2.3. Formulasi Strategi ...................................................................................11 2.4. Perusahaan Daerah Air Minum...............................................................12 2.5. Lingkungan Perusahaan 2.5.1. Analisis Lingkungan Internal......................................................13 2.5.2. Analisis Lingkungan Eksternal ...................................................13 2.6. Bauran Pemasaran 2.6.1. Produk .........................................................................................16 2.6.2. Harga ...........................................................................................17 2.6.3. Tempat ........................................................................................17 2.6.4. Promosi .......................................................................................17 2.7. Penelitian Terdahulu ...............................................................................18 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. 3.2. 3.3. 3.4.
Kerangka Pemikiran Penelitian...............................................................21 Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................23 Jenis dan Sumber Data Penelitian ...........................................................23 Pengolahan dan analisis data...................................................................23
vi
3.5. 3.6. 3.7. 3.8.
Matriks IFE dan EFE ..............................................................................24 Matriks IE ...............................................................................................27 Matriks SWOT ........................................................................................30 Matriks QSPM ........................................................................................33
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor 4.1.1. Sejarah dan Perkembangan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor ...35 4.1.2. Visi dan Misi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor .........................37 4.1.3. Tugas Pokok dan Fungsi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor .......38 4.1.4. Struktur Organisasi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor................38 4.2. Analisis Lingkungan Internal 4.2.1. Aspek Sumber Daya Manusia.....................................................39 4.2.2. Aspek Keuangan .........................................................................41 4.2.3. Aspek Produksi dan Operasi .......................................................43 4.2.4. Aspek Pemasaran ........................................................................47 4.3. Analisis Lingkungan Eksternal 4.3.1. Lingkungan Mikro Perusahaan ...................................................54 4.3.2. Lingkungan Makro Perusahaan...................................................57 4.4. Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman 4.4.1. Kekuatan .....................................................................................63 4.4.2. Kelemahan ..................................................................................65 4.4.3. Peluang........................................................................................67 4.4.4. Ancaman .....................................................................................70 4.5. Formulasi Alternatif Strategi Perusahaan 4.5.1. Matriks IFE .................................................................................71 4.5.2. Matriks EFE ................................................................................74 4.5.3. Matriks IE ...................................................................................76 4.5.4. Matriks SWOT ............................................................................77 4.5.5. Matriks QSPM ............................................................................82 KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan .....................................................................................................84 2. Saran ...............................................................................................................85 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................87 LAMPIRAN..........................................................................................................89
vii
DAFTAR TABEL
No.
Halaman
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan ..................................25 Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan ...............................25 Matriks IFE ...................................................................................................26 Matriks EFE ..................................................................................................26 Matriks QSPM ..............................................................................................34 Jumlah Karyawan Berdasarkan Status Karyawan ........................................39 Jumlah Karyawan Berdasarkan Tingkat Pendidikan ....................................40 Perkembangan Laba Rugi pada Tahun 2004-2006 .......................................42 Neraca PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor......................................................43 Evaluasi Kondisi Produksi Air pada Tahun 2006 .........................................44 Tingkat Kehilangan Air pada Tahun 2000-2005 ..........................................47 Loket Pembayaran Air .................................................................................49 Struktur Tarif Air Minum .............................................................................51 Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga Kota Bogor ......................................58 Efisiensi Penagihan Rekening Air pada Tahun 2004-2005 ..........................59 Matriks IFE PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor .............................................72 Matriks EFE PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor ............................................74 Matriks SWOT PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor ........................................81
viii
DAFTAR GAMBAR
No.
Halaman
1. Bagan Mental Creation dan Physical Creation Process sebagai Bagian dari Sistem Manajemen Strategis ........................................10 2. Kerangka Pemikiran Penelitian.....................................................................22 3. Matriks IE .....................................................................................................27 4. Matriks SWOT ..............................................................................................31 5. Analisis SWOT .............................................................................................32 6. Matriks IE PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor................................................77
ix
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Halaman
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Struktur Organisasi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor..................................89 Pengukuran Kinerja PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor pada Tahun 2006 ....90 Sistem Penyediaan Air Minum .....................................................................93 Diagram Alir Pengolahan..............................................................................94 Daftar Persyaratan Kualitas Air ....................................................................95 Sumber Air dan Daerah Pengaliran ..............................................................96 Klasifikasi Kelompok Pelanggan, Golongan Tarif, dan Besar Tarif Air Minum...........................................................................97 Kuesioner Penelitian Penentuan Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal dan Eksternal .........................................................98 Kuesioner Penelitian Penentuan Strategi Terpilih dengan Matriks QSPM................................................................................105 Hasil Penentuan Bobot Faktor Strategis Internal ........................................109 Hasil Penentuan Bobot Faktor Strategis Eksternal .....................................112 Hasil Penentuan Rating Faktor Strategis Internal .......................................115 Hasil Penentuan Rating Faktor Strategis Eksternal ....................................116 Hasil Penentuan Strategi Terpilih dengan Matriks QSPM .........................117
8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
x
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang dimiliki oleh setiap negara. Indonesia adalah salah satu negara yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari perairan. Air bersih merupakan kebutuhan paling dasar bagi manusia dan harus selalu ada karena tanpa air manusia tidak mungkin untuk melangsungkan kehidupannya. Air digunakan hampir pada setiap aspek kehidupan manusia, mulai dari penggunaan untuk rumah tangga sampai untuk kegiatan yang lebih luas seperti bidang komersial, sosial dan perdagangan. Sumber daya alam ini memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Undang-undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 3 menyatakan bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Sumber daya air di Indonesia dikelola oleh Perusahaan Air Minum (PAM) yang mendapatkan wewenang dari pemerintah dalam pengelolaan kebutuhan konsumsi air bersih bagi masyarakat dan yang berada di setiap pemerintahan daerah dinamakan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). PAM atau PDAM adalah salah satu bentuk sektor publik yang merupakan bagian dari perekonomian nasional yang dikendalikan oleh pemerintah, berkaitan dengan pemberian atau penyerahan jasa-jasa pemerintah kepada publik. Tingkat pelayanan PAM atau PDAM saat ini masih memiliki kendala terutama dalam hal pendistribusian pelayanan air yang tidak merata. Pendistribusian lebih banyak difokuskan untuk melayani kegiatan komersial yang mendukung pembangunan ekonomi dan hanya konsumen yang memiliki kemampuan membayar dapat memiliki akses terhadap air bersih, sehingga perhatian diberikan lebih banyak kepada masyarakat di daerah perkotaan dibandingkan dengan daerah pedesaan. Padahal jumlah penduduk daerah pedesaan mencapai sekitar 70 persen dari jumlah penduduk Indonesia.
2
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Pakuan Kota Bogor merupakan sebuah perusahaan daerah yang memiliki wewenang dalam penyediaan kebutuhan konsumsi air bersih bagi masyarakat di Kota Bogor. Saat ini, kebutuhan air bersih utama untuk rumah tangga dan industri di Kota Bogor dipasok oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Namun, bagi rumah tangga dan industri pendistribusian air belum mampu mencukupi kebutuhan masyarakat Bogor. Tingkat pelayanan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor saat ini baru mencapai sekitar 61,89 persen terhadap wilayah pelayanan dan 49,49 persen terhadap jumlah penduduk Kota Bogor dengan kapasitas produksi sebesar 1.130 liter per detik. Melihat kondisi tersebut, PDAM dituntut untuk dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas perusahaannya baik dalam hal pelayanan, kualitas produk maupun keefisienan dan keefektifitasan organisasinya. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk melakukan penyesuaian terhadap perkembangan lingkungan yang semakin dinamis sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas dan kinerja yang berorientasi kepada pencapaian hasil. Dalam kondisi yang selalu berubah-ubah, perencanaan strategis merupakan langkah awal yang tepat untuk melakukan penyesuaian terhadap perubahaan. Perencanaan strategis merupakan serangkaian rencana tindakan dan kegiatan mendasar yang disusun oleh manajemen puncak untuk diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu perusahaan dalam rangka pencapaian tujuan. Perencanaan strategis umumnya digunakan luas oleh organisasi laba (profit oriented) dan kemudian dalam perkembangannya digunakan pula oleh organisasi nirlaba atau organisasi publik lainnya (Tangkilisan, 2005). PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor sebagai salah satu bentuk organisasi publik membutuhkan perencanaan strategis agar dapat memberdayakan para manajer dan seluruh karyawan untuk membuat keputusan yang berkaitan dengan peningkatan kinerja pelayanan publiknya. Strategi perusahaan yang tepat menjadi hal yang sangat penting untuk memanfaatkan peluang dan menghindari atau mencegah ancaman dari luar dengan memberdayakan seluruh sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan secara efisien dan efektif. Oleh karena itu, PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor
3
perlu menerapkan strategi yang tepat untuk meningkatkan kinerja pelayanan perusahaannya. Strategi tersebut juga dibutuhkan untuk mempertahankan kepercayaan pelanggan dan bahkan meningkatkan jumlah pelanggan demi kelangsungan hidup perusahaan. 1.2. Rumusan Masalah Untuk memperjelas permasalahan yang akan dibahas berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Faktor-faktor internal dan eksternal apakah yang berpengaruh terhadap PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor saat ini ? 2. Strategi apakah yang dapat diterapkan oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor sesuai dengan kondisi lingkungan perusahaan saat ini ? 3. Prioritas strategi alternatif apakah yang perlu dilakukan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor ? 1.3. Tujuan Penelitian 1. Mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor saat ini. 2. Menformulasikan strategi yang dapat diterapkan oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor sesuai dengan kondisi lingkungan perusahaan. 3. Menentukan strategi alternatif yang tetap bagi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. 1.4. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi berbagai pihak, yaitu: 1. Bagi perusahaan, sebagai masukan bagi manajemen perusahaan mengenai perencanaan strategis dalam pengembangan dan implementasi strategi yang efektif untuk kelangsungan hidup perusahaan. 2. Bagi penulis, menambah wawasan dan pengalaman nyata mengenai strategi yang dapat dipilih dengan menggunakan alternatif strategi yang telah dirumuskan oleh peneliti.
4
3. Bagi pembaca, berguna sebagai pengetahuan dan informasi masukan (referensi) bagi peneliti yang akan melakukan penelitian serupa dan akan mengkajinya lebih dalam. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian ini melakukan pengembangan strategi alternatif bagi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan saat ini. Selain itu, penulis juga bertujuan untuk mengetahui posisi perusahaan berdasarkan analisis lingkungan perusahaan dengan menggunakan analisis Internal Eksternal (IE), pengembangan startegi dengan menggunakan analisis Strenght, Weaknesses, Opportunities, and Threat (SWOT) dan analisis Quantitative Strategic Planning Marix (QSPM) untuk dapat menentukan strategi alternatif yang tepat bagi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Strategi 2.1.1. Pengertian Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani Kuno yang berarti kepemimpinan dalam ketentaraan atau seni berperang. Apabila diterjemahkan definisi klasik dan tradisi ini ke dalam kompetisi bisnis saat ini maka dapat dinyatakan bahwa startegi adalah hal menetapkan arah kepada manajemen dalam arti manusia mengenai sumber daya di dalam bisnis dan mengenai bagaimana mengidentifikasikan kondisi yang
memberikan
keuntungan
terbaik
untuk
memenangkan
persaingan di dalam pasar (Dirgantoro, 2001). Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang. Untuk jelasnya, dapat dilihat perkembangan strategi sebagai berikut (Rangkuti, 2005) : 1. Chandler (1962) Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya. 2. Learned, Christensen, Andrew dan Guth (1965) Strategi merupakan alat untuk menciptakan keunggulan bersaing. Dengan demikian salah satu fokus strategi adalah memutuskan apakah bisnis tersebut harus ada atau tidak ada. 3. Argyris (1985), Mintzberg (1979), Steiner dan Miner (1977) Strategi merupakan respon secara terus-menerus maupun adatif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat mempengaruhi organisasi. 4. Porter (1985) Strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing.
6
5. Andrew (1980), Chaff (1985) Strategi adalah kekuatan motivasi untuk stakeholder seperti debtholders,
manajer,
karyawan,
konsumen,
komunitas,
pemerintah dan sebagainya, yang baik secara langsung maupun tidak
langsung
ditimbulkan
menerima
oleh
semua
keuntungan tindakan
atau
yang
biaya
yang
dilakukan
oleh
perusahaan. 6. Hamel dan Prahalad (1995) Strategi
merupakan
(senantiasa
tindakan
meningkat)
dan
yang
bersifat
terus-menerus
incremental
dan
dilakukan
berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan. 2.1.2. Tipe-tipe Strategi Menurut Rangkuti (2005), pada prinsipnya strategi dapat dikelompokkan berdasarkan tiga tipe strategi, yaitu : 1. Strategi Manajemen Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro,
misalnya
strategi
pengembangan
produk,
strategi
penerapan harga, strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan dan sebagainya. 2. Strategi Investasi Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi. Misalnya
apakah
perusahaan
ingin
melakukan
strategi
pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi divestasi dan sebagainya.
7
3. Strategi Bisnis Strategi bisnis ini sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi organisasi dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan. 2.2. Konsep Manajemen Strategis 2.2.1. Pengertian Manajemen Strategis Menurut
David
(2004),
manajemen
strategis
dapat
didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan untuk merumuskan, mengimplementasikan dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai obyektifnya. Fokus manajemen
strategis
terletak
pada
memadukan
manajemen,
pemasaran, keuangan/akunting, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi. Menurut Mulyadi (2001), manajemen strategis adalah suatu proses yang digunakan oleh manajer dan karyawan untuk merumuskan dan mengimplentasikan strategi dalam penyediaan customer value terbaik untuk mewujudkan visi organisasi. Pada dasarnya manajemen strategis adalah suatu upaya manajemen dan karyawan untuk membangun masa depan organisasi. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa : 1. Manajemen strategis merupakan suatu proses. Manajemen strategis merupakan suatu proses yang berjalan secara terus
menerus
sepanjang
perjalanan
organisasi
dalam
mewujudkan visinya. Sebagai suatu proses, manajemen strategis terdiri dari rangkaian langkah yang menghasilkan peta perjalanan bisnis yang senantiasa sesuai dengan perubahan lingkungan yang dihadapi oleh organisasi. Berdasarkan peta perjalanan inilah, pengelolaan
organisasi
perusahaan
dilaksanakan,
sehingga
keberhasilan organisasi sangat ditentukan oleh seberapa akurat
8
peta perjalanan tersebut mencerminkan teritorial bisnis yang diganbarkan dalam peta. 2. Proses digunakan untuk merumuskan dan mengimplementasikan strategi. Manajemen strategis mencakup dua proses utama, yaitu perumusan strategi dan implementasi strategi. Strategi adalah pola tindakan utama yang dipilih untuk mewujudkan visi organisasi, melalui misi. Dalam perumusan strategi, manajemen strategis juga mencakup implementasi strategi, yang terdiri dari lima tahap utama, yaitu (1) perencanaan strategis, (2) penyusunan program, (3) penyusunan anggaran, (4) implementasi dan (5) pemantauan. 3. Strategi digunakan untuk menyediakan customer value terbaik guna mewujudkan visi organisasi. Di masa lalu, strategi perusahaan lebih dipacu untuk menghadapi pesaing, sehingga perhatian manajemen tidak difokuskan untuk menghasilkan value terbaik bagi customers. Namun dalam lingkungan bisnis yang semakin kompleks dan dinamis, manajemen perusahaan perlu menfokuskan strateginya ke penyediaan value terbaik bagi pemuasan kebutuhan customers agar dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. 4. Manajer dan karyawan adalah pelaku manajemen strategis. Pelaksanaan manajemen strategis melibatkan banyak orang dalam organisasi, mulai dari manajemen puncak sampai dengan karyawan. Perumusan dan implementasi strategi memerlukan kontribusi dari seluruh manajer dan karyawan. Bahkan untuk membangun komitmen karyawan dalam mengimplementasikan strategi, diperlukan leader yang dapat dijadikan sebagai contoh dan diperlukan pula partisipasi seluruh karyawan dalam perumusan strategi. 2.2.2. Sistem Manajemen Strategis Menurut Mulyadi (2001), dalam sistem manajemen strategis terdiri dari beberapa tahap, antara lain :
9
1. Strategy Formulation (Perumusan Strategi) Proses manajemen strategis diawali dengan perumusan strategi. Strategi dirumuskan melalui tujuh tahap utama, antara lain : (1) identifikasi lingkungan yang akan dimasuki oleh perusahaan di masa depan, (2) penentuan misi, visi, keyakinan dasar, nilai dasar dan
tujuan,
(3)
analsis
SWOT
(strengths,
weaknesses,
opportunities, and threats), (4) analisis portfolio, (5) perumusan peluang dan masalah utama, (6) identifikasi dan evaluasi alternatif strategi dan (7) perumusan strategi. 2. Strategic Planning (Perencanaan Strategis) Dalam langkah ini, strategi yang telah dirumuskan untuk mewujudkan visi dan tujuan kemudian diterjemahkan ke dalam rencana strategis yang terdiri dari tiga komponen, yaitu sasaran strategis,
target
dan
inisiatif
strategis.
Sasaran
strategis
merupakan sasaran-sasaran masa depan yang dituju oleh perusahaan sebagai penerjemahan strategi untuk mewujudkan visi dan tujuan. Untuk mewujudkan sasaran strategis diperlukan inisiatif
strategis
berupa
program
tindakan
yang
akan
dilaksanakan oleh perusahaan di masa depan. 3. Programming (Penyusunan Program) Penyusunan program adalah proses penjabaran inisiatif strategis ke dalam rencana laba jangka panjang. Penyusunan program menghasilkan program yang merupakan suatu rencana laba jangka panjang yang berisi langka-langkah strategis yang dipilih untuk mewujudkan sasaran strategis tertentu beserta taksiran sumber daya yang akan diperlukan untuk dan diperoleh dari usaha menjalankan langkah-langkah tersebut. 4. Budgeting (Penyusunan Anggaran) Penyusunan anggaran adalah proses penyusunan rencana laba jangka pendek yang berisi langkah-langkah yang ditempuh oleh perusahaan dalam melaksanakan sebagain dari program. Dalam penyusunan anggaran dijabarkan program tertentu ke dalam
10
rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tahun anggaran, ditunjuk manajer dan karyawan yang bertanggung jawab dan pengalokasian sumber daya untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Perumusan Strategi
Perencanaan Strategis
Penyusunan Program
Penyusunan Anggaran
Implementasi
Hasil Analisis Lingkungan, Makro dan Lingkungan Industri, Misi, Visi, Keyakinan Dasar, Nilai Dasar, Tujuan dan Strategi Rencana Strategis : Sasaran Strategis
Mental Creation Process
Inisiatif Strategis
Program Sistem Manajemen Strategis Anggaran (Shor-Range Profit Plan)
Pelaksanaan Rencana Physical Creation Process
Pemantauan
Umpan Balik (Feedback)
Gambar 1. Mental Creation dan Physical Creation Process sebagai Bagian dari Sistem Manajemen Strategis (Mulyadi, 2001) 5. Implementation (Implementasi) Dalam
tahap
implementasi,
manajemen
dan
karyawan
melaksanakan rencana yang tercantum dalam anggaran ke dalam kegiatan nyata. Oleh karena anggaran adalah bagian dari program dan program merupakan penjabaran inisiatif strategis yang dipilih untuk mewujudkan sasaran strategis, serta inisiatif strategis
11
dipilih sebagai penerjemahan strategi yang dirumuskan, maka dalam implementasi rencana, manajemen dan karyawan harus senantiasa menyadari keterkaitan erat di antara implementasi, anggaran program, inisiatif strategis, sasaran strategis dan strategi. 6. Monitoring (Pemantauan) Implementasi rencana memerlukan pemantauan. Hasil setiap langkah yang direncanakan perlu diukur untuk memberikan umpan balik bagi pemantauan pelaksanaan anggaran, program dan inisiatif strategis. Hasil implementasi rencana juga digunakan untuk memberikan informasi bagi pelaksana tentang seberapa jauh target telah berhasil dicapai, sasaran strategis telah berhasil diwujudkan, tujuan dan visi organisasi dapat dicapai. 2.3. Formulasi Strategi Menurut Dirgantoro (2001), formulasi strategi adalah menentukan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan pencapaian tujuan. Strategi tingkat perusahaan diformulasikan oleh top management dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan secara keseluruhan. Untuk dapat melakukan formulasi strategi dengan baik maka ada ketergantungan yang erat dengan analisis lingkungan dimana formulasi strategi membutuhkan data atau informasi dari analasis lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Dalam melakukan formulasi strategi, ada beberapa hal yang patut untuk dipertimbangkan, antara lain : 1. Harus dipahami benar visi, misi dan tujuan perusahaan sehingga dapat diketahui ke arah mana perusahaan akan dibawa serta bagaimana caranya untuk menuju ke arah tersebut. 2. Hal kedua yang harus dipahami adalah mengenai posisi perusahaan pada saat ini. Posisi perusahaan dapat berupa pangsa pasar yang dikuasai, posisi laba/rugi perusahaan, kondisi internal seperti kompetensi orangorang yang berada dalam perusahaan dan lain-lain. 3. Kemampuan
untuk
mengidentifikasikan
faktor-faktor
lingkungan
(internal maupun eksternal) yang sedang dihadapi perusahaan saat ini.
12
Dengan mengidentifikasikan faktor-faktor tersebut akan memudahkan dalam memahami keberhasilan atau kegagalan pencapaian tujuan. 4. Mencari alternatif solusi yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi secara lebih efisien di masa yang akan datang. Semakin banyak solusi yang relevan yang dapat ditawarkan menunjukkan kemampuan yang selalu berkembang atau selalu diasah dari orang-orang yang berada dalam organisasi atau perusahaan, atau mungkin menunjukkan inovasi dari orang-orang tersebut untuk selalu mengikuti perubahan yang terjadi dan kemampuan untuk mengantisipasi perubahan tersebut. 2.4. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 tahun 1999 tentang pedoman penilaian kinerja Perusahaan Daerah Air Minum, Perusahaan Daerah Air Minum yang selanjutnya disingkat PDAM adalah perusahaan milik Daerah Provinsi atau Daerah Kabupaten dan atau Daerah Kota. PDAM merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang dituntut dapat memberikan pelayanan umum di bidang air bersih bagi masyarakat, baik secara kualitas, kuantitas dan kontinuitas secara profesional dan trasparan. Berdasarkan Undang-undang Nomor 5 tahun 1962, kehadiran PDAM dimungkinkan sebagai kesatuan usaha milik Pemerintah Daerah (Pemda) yang memberikan jasa pelayanan dan menyelenggarakan kemanfaatan umum di bidang air minum. Aktivitas PDAM yaitu mulai dari mengumpulkan, mengolah dan menjernihkan, sampai mendistribusikannya kepada pelanggan. 2.5. Lingkungan Perusahaan Pada era globalisasi, perubahan-perubahan berlangsung dengan cepat dan dalam intensitas yang tinggi pula. Salah satunya adalah perubahan yang terjadi pada lingkungan bisnis baik yang memberikan pengaruh yang baik maupun yang memberikan pengaruh yang buruk. Perubahan pada lingkungan tersebut harus diantisipasi karena pengaruh yang signifikan akan menentukan
13
koreksi yang harus dilakukan terhadap strategi atau bahkan mungkin juga akan mempengaruhi visi dan misi perusahaan. Analisis lingkungan adalah proses monitoring terhadap lingkungan organisasi
yang
bertujuan
untuk
mengidentifikasikan
opportunities
(peluang)dan threat (tantangan)yang mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuan. Tujuan dilakukan analisis lingkungan adalah agar organisasi dapat mengantisipasi lingkungan organisasi sehingga dapat bereaksi secara cepat dan tepat untuk kesuksesan organisasi (Dirgantoro, 2001). Lingkungan perusahaan sangat menentukan strategi yang akan dijalankan, karena lingkungan perusahaan sangat mempengaruhi lancar atau tidaknya kegiatan yang akan dijalankan perusahaan. Dengan demikian, analisis terhadap lingkungan perusahaan perlu dilakukan baik lingkungan internal maupun eksternal yang akan berpengaruh terhadap ketepatan strategi perusahaan yang akan dipilih. 2.5.1. Analisis Lingkungan Internal Analisis lingkungan internal merupakan analisis yang bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Lingkungan internal terdiri dari faktor-faktor atau variabel lingkungan yang berasal atau berada di dalam perusahaan itu sendiri. Faktor-faktor dari lingkungan internal cenderung lebih mudah dikendalikan oleh organisasi atau berada di dalam jangkauan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat menentukan kemampuan utama yang membuat berbeda dalam arena persaingan. Hasil analisis lingkungan internal berupa kekuatan dan kelemahan perusahaan. 2.5.2. Analisis Lingkungan Eksternal Analisis terhadap lingkungan eksternal perusahaan diperlukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat memberikan peluang dan ancaman bagi perusahaan sehingga dapat dilakukan suatu tindakan
tertentu
untuk
mencapai
tujuan
yang
diinginkan.
14
Lingkungan eksternal perusahaan dibagi ke dalam dua kategori, yaitu lingkungan mikro dan lingkungan makro perusahaan. 1. Lingkungan Mikro Perusahaan Menurut Kotler (2000), lingkungan mikro eksternal adalah lingkungan yang dekat dengan perusahaan dan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk melayani pelanggannya, yang terdiri atas : a. Pemasok merupakan perusahaan yang menyediakan sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan maupun pesaing untuk menghasilkan produk. b. Perantara merupakan perusahaan yang membantu perusahaan mempromosikan, menjual dan mendistribusikan produk ke pembeli akhir. Perantara meliputi penjual (pedagang besar dan pengecer), perusahaan distribusi fisik, agen jasa pemasaran dan perantara keuangan. c. Pelanggan
merupakan
konsumen
yang
membeli
atau
menggunakan produk yang dijual atau ditawarkan oleh perusahaan. Jenis-jenis pelanggan terdiri dari pasar konsumen, pasar industri, pasar pemerintah, pasar pedagang besar dan pasar internasional. d. Pesaing Pesaing perusahaan merupakan lawan perusahaan yang memproduksi atau menjual produk yang sejenis di wilayah tertentu. e. Masyarakat
merupakan
kelompok
yang
mempunyai
kepentingan potensial atau yang sudah terwujud pada atau berdampak pada kemampuan suatu organisasi untuk mencapai sasarannya. Masyarakat meliputi masyarakat keuangan, media, pemerintah, warga yang bertindak, lokal, umum dan internal. 2. Lingkungan Makro Perusahaan Pada dasarnya, lingkungan makro perusahaan terdiri dari faktorfaktor yang terlepas atau di luar perusahaan. Lingkungan makro ini
15
memberikan kesempatan besar bagi perusahaan untuk maju, sekaligus dapat menjadi hambatan dan ancaman untuk maju (Umar, 2003). Menurut Kotler (2000), lingkungan makro perusahaan terdiri atas kekuatan sosial yang mempengaruhi seluruh pelaku di lingkungan mikro perusahaan dan mempengaruhi kegiatan
perusahaan.
Faktor-faktor
yang
termasuk
dalam
lingkungan makro adalah : a. Lingkungan Demografi Merupakan lingkungan yang menyangkut kependudukan seperti jumlah penduduk, kepadatan penduduk di suatu wilayah, lokasi penduduk, usia penduduk dan sebagainya. Lingkungan demografi sangat diperhatikan oleh pemasar karena melibatkan manusia dan manusialah yang membentuk pasar. b. Lingkungan Ekonomi Merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi daya beli dan pola pembelanjaan konsumen. Daya beli ini diukur dari tingkat pendapatan masyarakat dan perkembangan tingkat harga-harga umum. Perubahaan daya beli disebabkan oleh adanya perubahan pendapatan dan perubahan harga-harga di pasar. c. Lingkungan Alam Merupakan sumber daya alam yang dibutuhkan sebagai masukan oleh pemasar atau yang dipengaruhi oleh aktivitas pemasaran seperti kebutuhan bahan baku, biaya energi, tingkat polusi. d. Lingkungan Teknologi Merupakan kekuatan-kekuatan yang menciptakan teknologi baru, menciptakan inovasi baru melalui pengembangan produk baru serta mampu menangkap peluang-peluang yang ada. Lingkungan teknologi juga diukur melalui laju pertumbuhan penelitian dan pengembangan (litbang) dan tingginya anggaran litbang.
16
e. Lingkungan Politik / Hukum Arah, kebijakan dan stabilitas politik merupakan pertimbangan penting bagi para manajer dalam merumuskan strategi perusahaan. Tindakan politik yang dirancang untuk melindungi dan memerikan manfaat bagi perusahaan seperti undangundang tentang lingkungan dan perburuhan, peraturan tentang perdagangan luar negeri, stabilitas pemerintah, peraturan tentang keamanan dan kesehatan kerja dan sistem perpajakan. f. Lingkungan Sosial / Budaya Kondisi sosial masyarakat selalu berubah-ubah. Perubahanperubahan sosial yang terjadi yang mempengaruhi perusahaan, hendaknya dapat diantisipasi oleh perusahaan. Kondisi sosial ini banyak aspeknya, misalnya sikap, gaya hidup, adat istiadat dan kebiasaan dari orang-orang di lingkungan eksternal perusahaan,
yang
berkembang
dari
pengaruh
kultural,
demografis, religius, pendidikan dan etnis. 2.6. Bauran Pemasaran Pemasaran selalu terkait dengan apa yang disebut bauran pemasaran. Istilah lain untuk bauran pemasaran adalah marketing mix (4P), yang terdiri dari product, price, place dan promotion. Menurut Kotler (2000), bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Alasan penulis mengunakan 4P karena perusahaan yang dijadikan sebagai tempat penelitian merupakan perusahaan yang bersifat semi jasa dan penelitian dilakukan meliputi perusahaan secara keseluruhan bukan hanya pelayanannya sehingga penggunaan 4P telah cukup mewakili. Adapun penjelasan dari 4P tersebut adalah : 2.6.1. Poduct (Produk) Produk merupakan sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan. Produk adalah penawaran berwujud perusahaan kepada pasar yang mencakup
17
keanekaragaman produk, kualitas, desain, bentuk, merek, kemasan, ukuran, pelayanan, jaminan dan pengembalian. 2.6.2. Price (Harga) Harga merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan bauran pemasaran. Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat memiliki atau menggunakan produk yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar-menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli. Dalam harga mencakup daftar harga, rabat, potongan, syarat kredit dan jangka waktu pembayaran. Penentuan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan, salah dalam menentukan harga akan berakibat fatal terhadap produk yang ditawarkan, misalnya produk tidak laku di pasaran. 2.6.3. Place (Tempat) Tempat
merupakan
berbagai
kegiatan
yang
dilakukan
peusahaan untuk membuat produk dapat diperoleh dan tersedia bagi pelanggan sasaran yang mencakup saluran, ruang lingkup, lokasi, persediaan dan transportasi. Penentuan lokasi biasanya digunakan untuk lokasi pabrik atau gudang atau cabang. Penentuan lokasi kantor yang disertai dengan sarana dan prasarana pendukung menjadi sangat penting, hal ini disebabkan agar stakeholders mudah menjangkau setiap lokasi yang ada. 2.6.4. Promotion (Promosi) Dalam kegiatan promosi, setiap perusahaan berusaha untuk mempromosikan seluruh produk dan jasa yang dimilikinya baik langsung maupun tidak langsung. Promosi dalam bauran pemasaran adalah menghasilkan pertukaran yang saling memuaskan dengan pasar yang dituju melalui penyampaian informasi mendidik, membujuk, atau mengingatkan konsumen akan manfaat suatu organisasi atau suatu produk. Promosi merupakan sarana paling ampuh untuk mengenal perusahaan, menarik dan mempertahankan
18
pelanggan. Sarana promosi yang digunakan dalam mempromosikan produk maupun jasanya terdiri dari empat macam sarana, yaitu : a. Advertising (Periklanan) Iklan
adalah
sarana
promosi
yang
digunakan
untuk
mengiformasikan, menarik dan mempengaruhi konsumen yang dapat dilakukan dengan berbagai media seperti pemasangan Billboard atau spanduk, pencetakan brosur, pemasangan melalui koran, majalah, televisi, radio atau media lainnya. b. Sales Promotion (Promosi Penjualan) Promosi
penjualan
adalah
intensif
jangka
pendek
untuk
meningkatkan pembelian atau penjualan suatu produk agar konsumen segera membeli setiap produk atau jasa yang ditawarkan. c. Publicity (Publisitas) Publisitas merupakan kegiatan promosi yang dilakukan melalui kegiatan seperti pameran, bakti sosial, perlombaan cerdas cermat, kuis serta kegiatan lainnya melalui berbagai media. Kegiatan promosi ini bertujuan untuk membangun hubungan yang baik dengan publik perusahaan, menumbuhkembangkan suatu citra perusahaan yang baik, serta menangani atau menghilangkan desasdesus, cerita dan peristiwa yang tidak menyenangkan. d. Personel Selling (Penjualan Pribadi) Penjualan pribadi secara umum dilakukan oleh seluruh karyawan perusahaan, mulai dari cleaning service, satpam, sampai pejabat dalam perusahaan. 2.7. Penelitian Terdahulu Arsanti (2005) melakukan penelitian mengenai “Analisis Formulasi Strategi Perusahaan pada PT HERO Supermarket, Tbk. HERO Supermarket sebagai peritel modern lokal perlu menerapkan strategi yang tepat untuk menghadapi persaingan dalam bisnis ritel. Hal ini dikarenakan banyak pelaku bisnis ritel yang tertarik untuk menanamkan investasinya di Indonesia. Kehadiran ritel asing di Indonesia lebih berdampak mengancam pasar pada
19
peritel modern lokal daripada pasar tradisional, karena segmennya relatif sama. Analisis data menggunakan matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan matriks External Factor Evaluation (EFE), matriks IE dan SWOT, serta matriks QSPM. Hasil analisis yang dilakukan terhadap PT HERO Supermarket sebagai perusahaan ritel menggambarkan kondisi internal maupun eksternal yang cukup kondusif, dimana perusahaan mampu menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk menutupi kelemahan yang ada serta perusahaan mampu memanfaatkan peluang yang ada dengan mengantisipasi ancaman yang terjadi dalam perusahaan. Kamillah (2005) melakukan penelitian mengenai ”Analisis Strategi Perusahaan PT PISMATEX Pekalongan, Jawa Tengah. PT PISMATEX perlu
menerapkan
strategi
pemasaran
yang
tepat
dalam
kegiatan
permasarannya untuk menghadapi munculnya pesaing-pesaing baru, terutama dalam upaya merebut pasar. Strategi pemasaran tersebut harus sesuai dengan faktor-faktor strategis yang dimiliki oleh perusahaan, yaitu faktor internal dan faktor eksternal, serta bauran pemasaran (product, price, place dan promotion). Analisis data menggunakan matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS) dan matriks External Factor Analysis Summary (EFAS), matriks IE dan matriks SWOT, serta matriks QSPM. Hasil analisis matriks IFAS dan EFAS didapatkan kekuatan perusahaan adalah mutu sarung Gajah Duduk bagus dan harga sarung yang terjangkau, serta keterbatasan modal merupakan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Peluang perusahaan adalah pelanggan yang terdiri dari hampir seluruh golongan masyarakat dan ancaman bagi perusahaan adalah meningkatnya biaya produksi akibat kenaikan harga BBM dan tarif dasar listrik (TDL). Hasil analisis IE menempatkan perusahaan pada sel I dan IV dengan strategi yang tepat adalah growth and build seperti penetrasi pasar, pengembangan produk dan perluasan pasar. Analisis SWOT menghasilkan beberapa alternatif strategi untuk memudahkan penilaian matriks QSPM. Dari matriks QSPM didapatkan alternatif strategi yang tepat bagi perusahaan,
20
yaitu efisiensi biaya produksi dalam proses produksi (pengolahan, bahan baku dan bahan bakar). Berdasarkan kedua penelitian terdahulu, penelitian yang dilakukan oleh penulis menggunakan metode yang sama, yaitu menggunakan matriks IFE dan EFE, matriks IE dan matriks SWOT, serta matriks QSPM untuk mengolah dan menganalisis data. Peneliti menggunakan kelima matriks tersebut untuk memformulasikan strategi pada salah satu bentuk organisasi publik, yaitu PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dalam rangka meningkatkan kinerja pelayanan publiknya.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Penelitian ini terdiri dari beberapa langkah yaitu langkah pertama adalah mengetahui visi dan misi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Pernyataan misi dan tujuan akan menjadi penuntun dalam melakukan tahap analisis selanjutnya agar strategi yang akan diterapkan mengarah pada pencapaian tujuan akhir yang membantu rencana dan keputusan untuk mencapai tujuannya. Kedua, mengidentifikasi dan analisis lingkungan perusahaan baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Analisis lingkungan bertujuan untuk mengidentifikasi peluang dan tantangan yang mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuannya. Dengan melakukan analisis lingkungan, perusahaan dapat mengantisipasi lingkungan perusahaan secara cepat dan tepat untuk kesuksesan perusahaan. Analisis lingkungan internal meliputi faktor sumber daya manusia, keuangan, produksi/operasi dan pemasaran. Sedangkan analisis lingkungan eksternal meliputi lingkungan mikro dan lingkungan makro perusahaan. Ketiga, variabel-variabel internal dan eksternal perusahaan diringkas dan dijabarkan dalam matriks IFE dan matriks EFE. Total skor pada kedua matriks tersebut dipadukan dalam matriks IE untuk mengetahui posisi perusahaan berdasarkan kelompok strategi growth and build, hold and maintain, serta strategi harvest or divest. Kemudian berdasarkan pada matriks IE, maka dapat dirumuskan beberapa strategi alternatif dengan menggunakan matriks SWOT. Keempat, tahap terakhir yang merupakan tahap keputusan untuk menentukan strategi yang paling tepat diantara alternatif strategi yang ada sesuai dengan kondisi perusahaan dengan menggunakan analisis QSPM.
22
PDAM TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR
VISI DAN MISI PERUSAHAAN
Lingkungan Internal a. Faktor Sumber daya Manusia b. Faktor Keuangan c. Faktor Produksi/Operasi d. Faktor Pemasaran
Matriks IFE
Lingkungan Eksternal a. Lingkungan Mikro ♦ Pemasok ♦ Perantara ♦ Pelanggan ♦ Pesaing ♦ Masyarakat b. Lingkungan Makro ♦ Lingkungan Demografi ♦ Lingkungan Ekonomi ♦ Lingkungan Alam ♦ Lingkungan Politik/Hukum ♦ Lingkungan Teknologi ♦ Lingkungan Sosial/Budaya
Matriks IE
Matriks EFE
Matriks SWOT
Matriks QSPM (Pengambilan Keputusan Prioritas Strategi)
Prioritas Strategi alternatif dari Hasil Analisis
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penelitian
23
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor yang berlokasi di Jalan Siliwangi No. 121 Bogor, dengan waktu tiga bulan yang dimulai dari bulan April sampai bulan Juni 2007. 3.3. Jenis dan Sumber Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui kunjungan ke perusahaan untuk mencari informasi dari pihak yang berwenang (PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor), wawancara langsung dengan pihak perusahaan yang mengerti kondisi perusahaan dan memiliki kontribusi dalam merumuskan strategi perusahaan. Wawancara dengan menggunakan kuesioner, yang cara pengisiannya dipandu oleh peneliti. Data sekunder diperoleh dari laporan tertulis atau dokumen perusahaan, data-data dari literatur yang relevan dengan penelitian yang berasal dari buku, jurnal dan internet. Data-data yang diperoleh digunakan untuk melakukan analisis terhadap strategi perusahaan. Data yang dibutuhkan untuk menganalisis lingkungan perusahaan meliputi : 1. Data untuk analisis lingkungan internal a. Gambaran umum perusahaan, meliputi sejarah berdiri, struktur organisasi, visi dan misi perusahaan. b. Gambaran mengenai sumber daya manusia, keuangan, produksi dan pemasaran yang dilakukan perusahaan. 2. Data untuk analisis lingkungan eksternal a. Lingkungan mikro b. Lingkungan makro 3.4. Pengolahan Data dan Analisis Data Alat analisis yang digunakan dalam tahap masukan yaitu matriks IFE digunakan untuk melihat posisi perusahaan dari sisi kekuatan dan kelemahan. Dan matriks EFE untuk melihat posisi perusahaan dari sisi peluang dan ancaman. Perpaduan antara matriks IFE dan EFE diperoleh matriks IE yang digunakan sebagai parameter posisi perusahaan dengan melihat kondisi
24
internal dan eksternal. Matriks SWOT digunakan untuk menghasilkan strategi-strategi yang sesuai dengan kondisi internal dan eksternal perusahaan. Kemudian untuk memilih strategi yang terbaik digunakan QSPM. 3.5. Matriks IFE dan EFE Matriks IFE dan EFE merupakan teknik yang digunakan pada tahap masukan (The Input Stage) dari kerangka kerja perumusan startegi. Tahap masukan merupakan tahap yang meringkas informasi dasar yang diperlukan untuk merumuskan startegi. Matriks IFE dan EFE beserta dengan penyataan misi yang jelas menyediakan informasi dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi secara sukses dengan syarat teknik ini disertai penilaian intuitif yang baik dalam menetapkan pembobotan dan penilaian yang tepat (David, 2004). Matriks IFE digunakan untuk mengevaluasi dan meringkas kekuatan dan kelemahan utama dalam berbagai bidang fungsional perusahaan sehingga diketahui faktor-faktor internal perusahaan yang dianggap penting. Sedangkan matriks EFE digunakan untuk meringkas dan mengevaluasi peluang dan ancaman utama perusahaan sehingga diketahui faktor-faktor eksternal perusahaan yang dianggap penting. Alat analisis pada tahap ini bertujuan untuk mengkuantitatifkan subjektivitas selama tahap awal dari proses formulasi strategi. Penentuan bobot dilakukan dengan cara mengajukan identifikasi faktor internal dan eksternal tersebut dengan menggunakan metode Paired Comparison (Kinnear, 2000). Metode ini digunkan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu internal dan eksternal. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam membentuk matriks IFE dan EFE, yaitu : a. Menyusun daftar faktor-faktor utama yang mempunyai dampak penting (Critical Success Factors atau CSF) untuk aspek internal dan eksternal perusahaan yang ditempatkan pada kolom pertama.
25
b. Penilaian bobot (weight) setiap faktor strategis internal dan eksternal. Dalam menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1, 2 dan 3 dengan keterangan sebagai berikut : 1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal. 2 = Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal. 3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal. Penilaian pembobotan dapat dilihat pada Tabel 1dan Tabel 2. Tabel 1. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan Faktor Strategis Internal A B C D ..... A B C D .....
Total
n ∑ i=1
Total
Xi
Sumber : Kinnear, 2000 Tabel 2. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan Faktor Strategis Eksternal A B C D ..... A B C D .....
Total
n
∑
Total
Xi
i=1
Sumber : Kinnear, 2000 c. Penentuan bobot setiap variabel diperoleh dengan menggunakan proporsi nilai setiap variabel dari jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus : ai =
Xi n
……………………………………….....……………………(3)
∑ Xi I=1
Keterangan : ai = Bobot variabel ke-i Xi = Nilai variabel ke-i
26
i
= 1, 2, 3, ....., n
n = Jumlah variabel Total bobot yang diberikan harus sama dengan 1,0. Pembobotan ini kemudian ditempatkan pada kolom kedua matriks IFE dan EFE. Data internal yang diperoleh dikelompokan secara kualitatif untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan dalam matriks IFE dan mengetahui peluang dan ancaman yang berasal dari lingkungan eksternal perusahaan dalam matriks EFE dan dilakukan pembobotan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4. Tabel 3. Matriks IFE Faktor Strategis Internal Kekuatan : 1 . . . n Kelemahan : 1 . . . n Total Sumber : David, 2000 Tabel 4. Matriks EFE Faktor Strategis Internal Peluang : 1 . . . n Ancaman : 1 . . . n Total Sumber : David, 2004
Bobot (A)
Rating (B)
Skor (AxB)
Bobot (A)
Rating (B)
Skor (AxB)
27
3.6. Matriks IE Matriks IE digunakan untuk memperoleh strategi bisnis ditingkat korporat yang lebih detail. Matriks IE adalah matriks yang menunjukkan berbagai tempat atau posisi untuk divisi suatu organisasi dalam sembilan kotak atau sel. Parameter yang digunakan meliputi kekuatan internal perusahaan dan pengaruh eksternal yang dihadapi dengan menggabungkan matriks IFE dan EFE sehingga menghasilkan kombinasi total nilai terboboti dari matriks IFE dan EFE (Rangkuti, 2005). Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci, yaitu matriks IFE yang diberikan bobot pada sumbu x dan matriks EFE yang diberikan bobot pada sumbu y. Pada sumbu x, skor antara 1,00-1,99 menunjukkan posisi internal yang lemah, skor antara 2,00-2,99 menunjukkan rata-rata dan 3,00-4,00 kuat. Pada sumbu y, skor antara 1,00-1,99 menunjukkan posisi eksternal yang rendah, skor 2,00-2,99 menunjukkan posisi eksternal yang sedang dan 3,004,00 menunjukkan posisi eksternal yang tinggi. Pembagian sel-sel dalam matriks IE dapat dilihat pada Gambar 4. SKOR TOTAL IFE Kuat 4,00
SKOR TOTAL EFE
Tinggi
Rata-rata 3,00
Lemah 2,00
1,00
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
3,00
Rata-rata
2,00
Rendah
1,00
Gambar 3. Matriks IE (David, 2004)
28
Berdasarkan Gambar 4, sel-sel pada matriks IE dibagi menjadi tiga bagian utama yang memiliki dampak strategi yang berbeda, yaitu : a. Posisi perusahaan yang berada pada sel I, II dan IV disebut Growth and Build (tumbuh dan bina). Strategi yang mewakili strategi ini adalah strategi intensif dan integratif seperti Market Penetration, Market Development dan Product Development atau strategi terintegrasi seperti Bakward Intergration, Forward Intergation dan Horizontal Intergration. b. Posisi perusahaan yang berada pada sel III, V dan VII disebut dengan Hold and Maitain (pertahankan dan pelihara). Strategi yang terbaik adalah melakukan penetrasi pasar dan pengembangan produk. c. Posisi perusahaan yang berada pada sel VI, VIII dan IX sangat dianjurkan untuk melakukan divestasi. Penjelasan secara detail mengenai kesembilan strategi yang terdapat pada sembilan sel matriks IE tersebut diatas, dapat dijelaskan melalui tindakan dari masing-masing strategi tersebut. 1. Growth Strategy (Strategi Pertumbuhan) Strategi pertumbuhan dirancang untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam penjualan, asset, profit, atau kombinasi ketiganya. Hal ini dapat dicapai dengan cara menurunkan harga, mengembangkan produk baru, menambahn kualitas produk atau jasa, atau meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas. Usaha yang dapat dilakukan adalah dengan meminimalkan biaya (minimize cost) sehingga dapat meningkatkan profit. Cara ini merupakan strategi yang paling penting apabila kondisi perusahaan berada dalam pertumbuhan yang cepat dan terdapat kecenderungan
pesaing
untuk
melakukan
perang
harga
untuk
meningkatkan pangsa pasar. 2. Strategi Pertumbuhan melalui Konsentrasi dan Diversifikasi Ada dua strategi dasar dari pertumbuhan pada tingkat korporat, yaitu konsentrasi pada satu industri atau diversifikasi ke industri lain. Berdasarkan penelitian, perusahaan yang memiliki kinerja yang baik cenderung mengadakan konsentrasi, sedangkan perusahaan yang relatif kurang memiliki kinerja yang baik cenderung mengadakan diversifikasi
29
agar dapat meningkatkan kinerjanya. Contoh strategi pertumbuhan adalah sel 1, 2, 5, 7 dan 8. 3. Konsentrasi melalui Integrasi Vertikal (Sel 1) Pertumbuhan melalui konsentrasi dapat dicapai melalui integrasi vertikal dengan cara bakward integration (mengambil alih fungsi supplier) atau dengan cara forward integration (mengambil alih fungsi distributor). Hal ini merupakan strategi utama untuk perusahaan yang memiliki posisi kompetitif pasar yang kuat (high market share) dalam industri yang berdaya tarik tinggi. Agar dapat meningkatkan kekuatan bisnisnya atau posisi kompetitifnya, maka perusahaan harus meminimalkan biaya dan operasi yang tidak efisien untuk mengontrol kualitas, serta distribusi produk. 4. Konsentrasi melalui Integrasi Horizontal (Sel 2 dan 5) Strategi pertumbuhan melalui intergrasi horizontal adalah suatu kegiatan untuk memperluas perusahaan dengan cara membangun di lokasi yang lain dan meningkatkan jenis produk serta jasa. Jika perusahaan tersebut berada dalam industri yang sangat atraktif (sel 2), tujuannya adalah untuk meningkatkan penjualan dan profit dengan cara memanfaatkan keuntungan economics of scale baik di produksi maupun pemasaran. Sedangkan apabila perusahaan berada dalam moderate attractive industry, maka strategi yang diterapkan adalah konsolidasi (sel 5). Strategi ini bertujuan untuk menghindari kehilangan penjualan dan kehilangan profit. Perusahaan yang berada pada sel ini dapat memperluas pasar, fasilitas produksi dan teknologi melalui pengembangan internal maupun eksternal dengan melalui akuisisi atau joint ventures dengan perusahaan lain dalam industri yang sama. 5. Diversifikasi Konsentris (Sel 7) Strategi pertumbuhan melalui diversifikasi umumnya dilaksanakan oleh perusahaan yang memiliki kondisi competitive position sangat kuat tetapi daya tarik industrinya sangat rendah. Perusahaan tersebut berusaha memanfaatkan kekuatannya untuk membuat produk baru secara efisien
30
karena perusahaan ini sudah memiliki kemampuan manufaktur dan pemasaran yang baik. 6. Diversifikasi Konglomerat (Sel 8) Strategi pertumbuhan melalui kegiatan bisnis yang tidak saling berhubungan dapat dilakukan jika perusahaan menghadapi competitive position yang tidak begitu kuat (average) dan nilai daya tarik industrinya sangat rendah. Kondisi ini menyebabkan perusahaan tersebut melakukan usahanya ke dalam perusahaan lain. Tetapi pada saat perusahaan tersebut mencapai tahap matang, perusahaan yang hanya memiliki competitive position rata-rata cenderung akan menurun kinerjanya. Untuk itu strategi diversifikasi konglomerat sangat diperlukan. Tekanan strategi ini lebih pada sinergi finansial daripada product market sinergy (Rangkuti, 2005). 3.7. Matriks SWOT Keseluruhan evaluasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dinamakan analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan sebuah model yang dapat mengarahkan dan berperan sebagai katalisator dalam proses perencanaan strategis. Kerangka ini digunakan untuk membangun dan mengoperasikan atau mengimplementasikan informasi-informasi dari analisis situasi baik internal dan eksternal. Secara internal, model ini memposisikan kekuatan dan kelemahan perusahaan, sedangkan secara eksternal, analasis ini mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan (Rangkuti, 2005). Model SWOT menyediakan sebuah struktur untuk memadukan antara apa yang saat ini yang dapat dilakukan (strength) dan yang tidak dapat dilakukan (weaknesses) perusahaan dan perkembangan apa yang terjadi pada lingkungan yang menguntungkan (opportunity) dan yang menghambat (threat) (Rangkuti, 2005). Unsur-unsur SWOT tersebut meliputi: S (Strength)
: Mengacu kepada keunggulan kompetitif dan kompetisi lainnya yang dapat mempengaruhi perusahaan pada pasar.
31
W (Weaknesses) : Hambatan
yang
membatasi
pilihan-pilihan
pada
pengembangan strategi perusahaan. O (Opportunities) : Menyediakan
kondisi
yang
menguntungkan
yang
membatasi penghalang. T (Threats)
: Berhubungan dengan penghalang atau kondisi yang dapat
menghalangi
organisasi
dalam
mencapai
tujuannya. Analsis SWOT menggunakan informasi dan data yang diperoleh dari analisis lingkungan perusahaan dengan didukung analisis strategi pemasaran yang dijalankan perusahaan, IFE, EFE dan matriks IE. Hasil dari analisis SWOT adalah strategi alternatif berdasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan.
Faktor Eksternal
Faktor Internal
OPPORTUNITIES (O) Daftar Peluang Eksternal
THREATS (T) Daftar Ancaman Eksternal
STRENGHTS (S) Daftar Kekuatan Internal
WEAKNESSES (W) Daftar Kelemahan Internal
STRATEGI S-O Strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang STRATEGI S-T Strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
STRATEGI W-O Strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang STRATEGI W-T Strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
Gambar 4. Matriks SWOT (Rangkuti, 2005) Berdasarkan gambar 4, matriks SWOT menghasilkan empat set kemungkinan strategi alternatif, yaitu : 1. Strategi S-O Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
32
2. Strategi S-T Strategi ini menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. 3. Strategi W-O Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. 4. Strategi W-T Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada, serta menghindari ancaman. Analisis SWOT akan memberikan arah, pilihan dan pengembangan perusahaan sehingga diperoleh strategi yang tepat bagi perusahaan. BERBAGAI PELUANG 3. Mendukung strategi turn-around
1. Mendukung strategi agresif
KELEMAHAN INTERNAL
KEKUATAN INTERNAL
4. Mendukung strategi defensif
2. Mendukung strategi diversifikasi
BERBAGAI ANCAMAN Gambar 5. Analisis SWOT (Rangkuti, 2005) Keterangan : Kuadran 1
: Pada
kuadran
1
merupakan
situasi
yang
sangat
menguntungkan bagi perusahaan karena perusahaan memiliki peluang dan kekuatan yang dapat dimanfaatkan sekaligus. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategy). Kuadran 2
: Pada kuadran 2, perusahaan menghadapi berbagai ancaman namun masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi
33
yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk atau pasar). Kuadran 3
: Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi perusahaan pun menghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan pada kuadran 3 adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.
Kuadran 4
: Pada kuadran 4, perusahaan mengalami situasi yang sangat tidak
menguntungkan
karena
perusahaan
menghadapi
berbagai ancaman dan kelemahan internal. 3.8. Matriks QSPM Matriks QSPM merupakan alat analisis yang digunakan dalam tahap keputusan. QSPM menggunakan masukan dari matriks IFE dan EFE pada tahap input, serta matriks IE dan SWOT pada tahap pencocokan untuk memutuskan strategi mana yang terbaik. Strategi yang dihasilkan diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi pihak manajemen perusahaan dalam penetapan kebijakan strategi untuk pengembangan usaha. Setelah
berhasil
mengembangkan
sejumlah
strategi
alternatif,
perusahaan harus mampu mengevaluasi dan kemudian memilih strategi terbaik yang paling cocok dengan kondisi internal dan eksternal perusahaan dengan menggunakan QSPM. Ada enam langkah yang perlu harus diikuti untuk membuat matriks QSPM, yaitu : a. Menuliskan daftar peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan. b. Berikan bobot untuk masing-masing peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan. Bobot ini harus identik dengan rata-rata bobot yang dihasilkan pada matriks IFE dan EFE. c. Tuliskan strategi alternatif yang akan dievaluasi. d. Apabila faktor yang bersangkutan ada pengaruhnya terhadap strategi yang sedang dipertimbangkan, berikan nilai Attractiveness Score (AS) yang dimulai dari 1 (tidak dapat diterima), 2 (mungkin dapat diterima), 3 (kemungkinan besar dapat diterima) dan 4 (dapat diterima). Sedangkan
34
apabila tidak ada pengaruhnya terhadap strategi alternatif yang sedang dipertimbangkan, jangan berikan nilai AS. e. Kalikan nilai bobot dengan nilai AS. f. Hitung nilai totalnya (Total Attractiveness Score atau TAS). Strategi alternatif yang memiliki nilai total terbesar merupakan strategi yang paling baik dan sebaiknya dijadikan strategi alternatif dengan prioritas penerapan utama. Ilustrasi QSPM dapat dilihat dalam Tabel 5. Tabel 5. Matriks QSPM Faktor Kunci
Bobot
Peluang : Ancaman : Kekuatan : Kelemahan : Total Sumber : David, 2004
Strategi I AS TAS
Strategi alternatif Strategi II Strategi ke-n AS TAS AS TAS
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor 4.1.1. Sejarah dan Perkembangan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Kota Bogor telah mempunyai sistem pelayanan air minum sejak tahun 1918, yang dibangun oleh pemerintah Belanda. Nama perusahaan air minum pada waktu itu adalah Gemeente Waterleiding Buitenzorg yang memanfaatkan sumber mata air Kota Batu sebagai sumber air utama dengan kapasitas produksi sebanyak 70 liter per detik. Sumber mata air Kota Batu ini merupakan cikal bakal keberadaan PDAM Kota Bogor dan dimulainya pelayanan air minum di Kota Bogor. Jumlah penduduk Kota Bogor yang semakin meningkat telah membuat pelayanan air minum di kota hujan ini mengalami perkembangan. Pada tahun 1935 untuk mencukupi kebutuhan penduduk Kota Bogor dilakukan penambahan kapasitas air sebanyak 30 liter per detik yang berasal dari sumber air Kebon Salada (milik PAM DKI Jaya). Pada tahun 1966, jumlah pelanggan tercatat sekitar 7.000 Sambungan Langganan (SL) dengan tingkat kehilangan air mencapai 50 persen. Persentase kehilangan air tersebut akibat kurang baiknya mutu pipa dinas (meter air) dan kondisi pipa distribusi yang sudah tua. Saat itulah mulai dirasakan adanya kekurangan air minum. Melihat kondisi tersebut, maka dilakukan survei dan perencanaan strategis untuk meningkatkan pelayanan dan pengembangan kapasitas jumlah air bersih. Untuk menambah kembali kapasitas air, pada tahun 1967 sumber air ditambah dengan mengambil dari mata air Bantar Kambing melalui reservoir Cipaku. Namun, rencana ini terhambat masalah pendanaan karena untuk memasang pipa transmisi dibutuhkan dana investasi yang cukup besar. Bantuan dana pun
36
diperoleh dari pemerintah Australia, berupa hibah dengan nama proyek Colombo Plan. Bentuk bantuan yang diperoleh berupa pipa dan aksesorisnya, feasibility study, perencanaan dan supervise dengan nilai total bantuan sebesar A$1.736.000 atau US$2.456.449. Proyek seluruhnya dilakukan oleh Valentine Laurie and Davies Consulting Engineers dari Sydney, Australia. Kemudian pada tahun 1973, dilakukan kembali penambahan kapasitas air melalui sumber mata air Tangkil. Dengan berfungsinya tambahan kapasitas produksi tersebut, maka pada tanggal 3 Juli 1975 dilakukan penghentian atau pemutusan atas koneksi pipa PAM DKI Jaya. Pada tanggal 31 Maret 1977 dikeluarkan Peraturan Daerah No. 5 Tahun 1977 yang menyatakan perubahan status Dinas Daerah menjadi Perusahaan Daerah. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat No. 300/HK.011/SK/1977, PDAM Kota Bogor mulai didirikan. Modal dasar perusahaan terdiri dari kekayaan daerah yang berasal dari kekayaan perusahaan air minum pada waktu kedudukannya sebagai Dinas Daerah. PDAM Kota Bogor pada tahun 1988 mulai melakukan studi kelayakan dengan berencana memanfaatkan air permukaan sebagai sumber air lainnya. PDAM berhasil menambah kapasitas produksinya dengan membangun Instalasi Pengelolaan Air (IPA) dengan instalasi atau Water Treatment Plant (WTP) yang berlokasi di Cipaku dan Dekeng. Sumber air bakunya memanfaatkan air sungai Cisadane. Dengan penambahan sumber air tersebut, kapasitas produksi air meningkat yang pada awal tahun 2007 mencapai 1.130 liter per detik berasal dari empat sumber air utama. Empat sumber air tersebut adalah mata air Kota Batu, mata air Bantar Kambing, mata air Tangkil dan sungai Cisadane (WTP Cipaku dan WTP Dekeng). Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Nomor 011.45-75 Tahun 2002 tanggal 29 April 2002 tentang penetapan logo baru PDAM Kota Bogor dan penambahan nama Tirta Pakuan, maka nama PDAM Kota Bogor berubah menjadi PDAM Tirta Pakuan Kota
37
Bogor.
PDAM
Tirta
Pakuan
Kota
Bogor
berupaya
untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan misi dan tujuan perusahaan. Salah satunya adalah penerapan manajemen melalui sistem informasi yang ditunjang dengan komputerisasi, jaringan terpadu yang mampu melaksanakan pemantauan di semua bagian dan otomatisasi semua data administrasi dan penagihan pelanggan secara cepat dan tepat. 4.1.2. Visi dan Misi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Visi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor adalah mejadi perusahaan terdepan di bidang pelayanan air minum. Misinya yaitu memberikan
kepuasan
pelayanan
air
minum
secara
berkesinambungan kepada masyarakat sesuai standar kesehatan yang ada dengan mempertimbangkan keterjangkauan masyarakat dan berperan sebagai penunjang otonomi daerah serta meningkatkan sumber daya manusia secara maksimal. Adapun penjabaran misi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor sebagai berikut : 1. Menyelenggarakan sistem pelayanan air minum yang unggul berkesinambungan memenuhi mutu yang berlaku untuk menjamin tercapainya kepuasan pelayanan kepada pelanggan. 2. Mengembangkan bidang usaha sistem pelayanan air minum yang efisien, efektif dan tepat guna sehingga produk dan kinerja yang dihasilkan dapat dipasarkan dalam jangkauan masyarakat pelanggannya
dengan
memperhatikan
undang-undang
perlindungan konsumen. 3. Mewujudkan penyelenggaraan perusahaan milik daerah yang dapat menunjang otonomi daerah secara maksimal. 4. Menyelesaikan aspek teknik, aspek manajemen dan aspek kewirausahaan dalam penyelenggaraan sistem pelayanan yang berorientasi pada manfaat dan perlindungan sumber daya lingkungan. 5. Mengembangkan
penelitian
dan
kegiatan
inovatif
serta
peningkatan SDM yang dapat menopang tuntutan pertumbuhan
38
kebutuhan
perusahaan
dan
pembangunan
nasional
pada
umumnya. 4.1.3. Tugas Pokok dan Fungsi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor sebagai BUMD milik Pemerintah Kota Bogor mempunyai tugas pokok sebagai berikut : 1. Memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat Kota Bogor secara memadai, adil dan merata, serta berkesinambungan. 2. Sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pemerintah Kota Bogor. Secara garis besar PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor mempunyai dua fungsi, yaitu : 1. Fungsi
ekonomi,
yaitu
untuk
meningkatkan
kemampuan
pelayanan dan memenuhi kewajiban-kewajiban lainnya dengan cara pengelolaan perusahaan secara sehat berdasarkan asas ekonomi perusahaan. 2. Fungsi sosial, yaitu dapat memenuhi kebutuhan semua lapisan masyarakat dengan memberlakukan tarif air minum yang disesuaikan dengan kondisi dan fungsi tempat pelanggan serta adanya pelanggan yang tersubsidi. 4.1.4. Struktur Organisasi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Struktur organisasi adalah salah satu hal yang penting dalam perusahaan karena dengan adanya struktur organisasi akan dapat diketahui dengan jelas hubungan, tugas dan tanggung jawab serta peranan masing-masing antara dewan direksi, kepala bagian, kepala sub bagian dan tenaga pelaksana. Strukur organisasi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor disusun berdasarkan Surat Keputusan Walikota KDH tk. II Bogor No. 72 tahun 2004 tanggal 30 Desember 2004. Dalam menjalankan tugas pelayanan air minum, PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor didukung oleh tiga direksi, 10 orang kepala bagian, 35 kepala sub bagian dan 423 orang tenaga pelaksana. Bagan struktur organisasi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dapat dilihat pada Lampiran 1.
39
4.2. Analisis Lingkungan Internal Identifikasi faktor internal perusahaan bertujuan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Faktor-faktor internal yang dimiliki perusahaan dapat dikelompokkan menjadi empat bagian, antara lain sumber daya manusia, keuangan, produksi dan operasi, serta pemasaran. 4.2.1. Aspek SDM SDM adalah aspek yang penting bagi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor karena merupakan salah satu faktor internal perusahaan yang
sangat
menentukan
pertumbuhan
dan
perkembangan
perusahaan. PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor harus selalu memperhatikan kondisi sumber daya manusia yang dimilikinya untuk menjaga kestabilan dan pertumbuhan perusahaan. Untuk itu Bagian SDM memiliki peranan penting dalam pengembangan manusia yang berkualitas dan profesional di bidangnya. Jumlah karyawan di PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor adalah sebanyak 471 orang, terdiri dari 234 orang karyawan di bagian umum dan 237 orang di bagian teknik. Jumlah karyawan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor berdasarkan status karyawannya dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Jumlah karyawan berdasarkan status karyawan Status Karyawan Jumlah Persentase Karyawan (%) 1. Karyawan tetap PDAM 369 orang 78,34 2. Calon Karyawan PDAM 10 orang 2,13 3. Karyawan Kontrak 18 orang 3,82 4. Outsourcing 74 orang 15,71 Jumlah 471 orang 100 Sumber : PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, 2006. Status karyawan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dibagi menjadi empat yaitu karyawan tetap PDAM sebanyak 369 orang, calon karyawan sebanyak 10 orang, karyawan kontrak sebanyak 18 orang dan karyawan outsourcing sebanyak 74 orang yang meliputi call center, cleaning service, pekerja kebocoran dan satpam.
40
SDM PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor yang ada belum diberdayakan secara optimal. Hal ini dikarenakan masih terdapat kekurangan karyawan dibagian tertentu dan penempatan posisi atau kerja karyawan sesuai dengan latar belakang pendidikan belum secara tepat. Tingkat pendidikan karyawan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor beragam mulai dari SD, SLTP, SLTA, D3, S1, sampai S2 yang sebagian besar karyawannya berpendidikan SLTA yaitu sebanyak 244 orang. Jumlah karyawan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor berdasarkan tingkat pendidikannya dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Jumlah karyawan berdasarkan tingkat pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah Karyawan Persentase (%) 1. SD 78 orang 16,56 2. SLTP 59 orang 12,53 3. SLTA 244 orang 51,80 4. D3 12 orang 2,55 5. S1 66 orang 14,01 6. S2 12 orang 2,55 Jumlah 471 orang 100 Sumber : PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, 2006. Berdasarkan Tabel 6 dan 7, dapat diketahui bahwa di PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor yang menjadi dominan adalah karyawan tetap dan mayoritas karyawannya berpendidikan SLTA. Hal ini mengindikasikan bahwa pelatihan bagi karyawan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan pengetahuan dan motivasi kerja karyawan terhadap perusahaan. Pengadaan program-program pelatihan dan pengembangan karyawan dilakukan berdasarkan kebutuhan dari masing-masing bagian dalam perusahaan dengan biaya tersendiri yang khusus dikeluarkan untuk program pelatihan. Dengan meningkatnya pengetahuan dan motivasi kerja karyawan terhadap perusahaan maka sistem organisasi dalam perusahaan dapat berjalan sesuai dengan prosedur. Hal ini akan mendukung dalam pencapaian kinerja perusahaan yang baik. Pengukuran kinerja PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dilakukan berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 tentang pedoman penilaian kinerja PDAM. Kinerja PDAM Tirta
41
Pakuan Kota Bogor tahun 2006 masuk dalam klasifikasi baik. Pengukuran kinerja dilakukan dengan tiga aspek penilaian yaitu keuangan operasional dan administrasi. Pengukuran kinerja PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor tahun 2006 dapat dilihat pada Lampiran 2. Dalam hal kesejahteraan karyawan, PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor memberikan gaji berdasarkan golongan dan pemberian gaji terendah
disesuaikan
dengan
upah
minimum
regional
dari
pemerintah. Selain itu, sejumlah kompensasi lainnya pun diberikan, seperti adanya tunjangan jabatan, tunjangan pengganti lembur, tunjangan
koordinasi,
tunjangan
pengganti
pulsa,
tunjangan
kehadiran, asuransi tunjangan hari tua dengan Jamsostek dan pemberian kompensasi berdasarkan prestasi. Pemberian kompensasi ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi kerja karyawannya. PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor pun memperhatikan kesehatan karyawannya dengan menyediakan fasilitas klinik kesehatan dan program kesehatan lainnya, seperti program cek kesehatan dan pemberian bantuan Rawat Inap melalui kerjasama dengan Rumah Sakit Palang Merah Indonesia (PMI) dan Karya Bhakti. 4.2.2. Aspek Keuangan Perusahaan yang dikelola baik oleh pemerintah maupun swasta, tidak terlepas dari permodalan. Permodalan merupakan sarana penting dalam melakukan usaha. Modal yang didapat PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor berasal dari modal Pemerintah Pusat, modal Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat, modal Pemerintah Daerah Kodya Tingkat II Kota Bogor, bantuan modal Pemerintah Pusat, hibah dari Negara Belanda dan bantuan Colombo Plan. Sebesar 55 persen dari modal PDAM Tirta Pakuan Kota bogor merupakan penyertaan modal Pemerintah Daerah Kota Bogor. Kegiatan
operasional
PDAM
dibiayai
dari
pendapatan
perusahaan. Sumber pendapatan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor terdiri dari sumber internal dan eksternal. Sumber pendapatan internal berasal dari pendapatan air dan pendapatan non air seperti
42
pelanggaran, denda, pemasangan baru dan pendapatan atas jasa bank yang keseluruhannya bersifat rutin. Sedangkan sumber pendapatan eksternal meliputi investasi pihak ketiga dan penyertaan pemerintah daerah. Modal yang ada saat ini pun digunakan untuk membiayai operasional dan aktivitas-aktivitas perusahaan. Dalam faktor finansial tentu saja aspek laba tidak dapat dikesampingkan karena tujuan didirikan suatu perusahaan baik oleh pemerintah maupun swasta adalah untuk memperoleh laba. Marjin laba PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor cukup baik dimana saat ini perusahaan
terus
berupaya
meningkatkan
pelayanan
kepada
pelanggan. Perkembangan laba rugi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dari tahun 2004 dengan tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Perkembangan Laba Rugi pada Tahun 2004-2006 Dalam Ribuan Rupiah Uraian 2004 2005 2006 Pendapatan 44.263.600 53.232.590 64.380.770 Beban Langsung (17.836.425) (20.950.445) (26.569.096) Usaha 26.427.355 32.282.145 37.811.674 Laba Kotor Usaha (21.223.324) (24.626.479) (27.469.003) Beban tak Langsung Usaha Laba Usaha 5.203.531 7.655.666 10.342.671 Laba (Rugi) diluar (123.296) 519.625 86.954 Usaha 5.080.235 8.175.291 10.429.625 Laba Sebelum Pajak (3.488.819) Pajak (1.674.878) (2.730.326) Laba Bersih 3.405.357 5.445.965 6.940.806 Marjin Laba 11,48 % 15,36 % 16,24 % Sumber : PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, 2006. Berdasarkan tabel di atas, marjin laba PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor terus mengalami peningkatan hingga mencapai 16,24 persen pada tahun 2006. Persentase tersebut cukup baik karena masuk dalam kisaran tingkat marjin laba yang wajar yaitu antara 16 persen sampai kurang dari sama dengan 20 persen berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 tahun 1999. Namun, beban hutang yang relatif besar menjadi kendala bagi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor karena semakin banyak kewajiban
43
yang harus diselesaikan oleh perusahaan. Walaupun hutang jangka panjang mengalami penurunan sebesar 11,60 persen pada tahun 2005 tetapi hutang lancar dan hutang lain-lainnya mengalami peningkatan sehingga beban hutang terus meningkat. Hasil usaha perusahaan belum mampu melunasi hutang tepat waktu dan memenuhi investasi aktiva tetap yang diperlukan. Neraca PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Neraca PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Dalam Jutaan Rupiah Pos-pos 2001 2002 2003 2004 Aktiva : Aktiva Lancar 7.230 5.512 6.252 9.495 Aktiva Tetap 46.039 52.032 57.902 62.488 Aktiva Lain-lain 4.912 5.928 3.470 4.530 Jumlah Aktiva 58.181 63.472 67.624 76.513 Pasiva : Kewajiban 6.223 8.626 9.121 11.193 Lancar Kewajiban 23.626 22.102 23.884 26.654 Jangka Panjang Kewajiban Lain4.753 7.352 7.942 9.459 lain Modal dan 23.579 25.392 26.677 29.207 Cadangan Jumlah Pasiva 58.181 63.472 67.624 76.513 Sumber : PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, 2006.
2005 9.825 67.920 4.372 82.117 13.945 23.883 10.102 34.187 82.117
4.2.3. Aspek Produksi dan Operasi Aspek produksi dan operasi berhubungan dengan aktivitas mengubah masukan atau input menjadi bentuk produk akhir agar dapat dipergunakan atau dikonsumsi oleh konsumen. PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor merupakan penyedia tunggal air minum di Kota Bogor yang memiliki empat sumber air utama yang airnya akan diolah dan kemudian didistribusikan kepada pelanggan. Sumber air minum PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor berasal dari dua sumber utama, yaitu : a. Mata air ♦ Mata air Kota Batu dengan kapasitas terpasang 70 liter per detik.
44
♦ Mata air Bantar Kambing dengan kapasitas terpasang 170 liter per detik. ♦ Mata air Tangkil dengan kapasitas terpasang 170 liter per detik b. Sungai Cisadane ♦ WTP Cipaku dengan kapasitas terpasang 240 liter pe detik. ♦ WTP Dekeng dengan kapasitas terpasang 400 liter per detik. Berdasarkan data tahun 2006, kapasitas produksi pada mata air mengalami penurunan rata-rata sebanyak 7 liter per detik yaitu pada mata air Kota Batu, mata air Bantar Kambing dan mata air Tangkil. Namun, kondisi tersebut tidak mengakibatkan kapasitas produksi air menurun karena didukung oleh sumber air baku yang melimpah dari air permukaan yaitu sungai Cisadane. Sumber air baku yang melimpah menjadikan kekuatan bagi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Evaluasi kondisi produksi air tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Evaluasi Kondisi Produksi Air pada Tahun 2006 Dalam liter per detik Kapasitas No. Sumber Lokasi Ket. Pasang Produksi 2005 2006 1. Mata air Kota Batu 70 61 54 Turun 2. Mata air Bantar 170 158 150 Turun Kambing 3. Mata air Tangkil 170 112 107 Turun 4. IPA Cipaku 240 268 272 Naik 5. IPA Dekeng 400 570 593 Naik Jumlah 1.670 1.168 1.176 Naik Sumber : PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, 2006. Penurunan kapasitas produksi yang berasal dari sumber mata air dikarenakan debit air pada sumber mata air mengalami penurunan dan bahkan dari tahun ke tahun semakin menurun. Sedangkan untuk sumber air baku yang berasal dari sungai Cisadane merupakan sumber yang sangat potensial karena air baku sungai Cisadane yang melimpah. Sehingga kapasitas produksi dari sumber sungai Cisadane
45
terus meningkat dan dapat menutupi kekurangan pasokan air dari sumber mata air. PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor melakukan pengolahan air menjadi air minum sesuai dengan standar kesehatan. Air yang bersumber dari mata air memiliki kualitas yang cukup baik dan memenuhi standar air minum jika dilihat dari segi fisik dan kimia. Sedangkan jika dilihat dari segi biologis dikhawatirkan terdapat bakteri
yang
dapat
menimbulkan
penyakit
sehingga
perlu
ditambahankan desinfektan. Khusus sumber mata air Tangkil diberikan penambahan soda Ash (alkali) untuk menaikkan pH sehingga sesuai dengan pH standar air minum yaitu 6,5-8,5. Air baku dari sungai Cisadane perlu mendapat pengolahan yang dimulai dari intake yaitu titik pengambilan air baku di sungai. Kualitas air baku sungai Cisadane baik sesuai dengan standar kesehatan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907/ Menkes/ SK/ VII/ 2002. Kualitas air baku yang baik menjadi kekuatan bagi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Bagan sistem penyediaan air minum dapat dilihat pada Lampiran 3. Pengolahan air baku yang dilakukan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor menggunakan proses pengolahan lengkap. Proses pengolahan lengkap terdiri dari enam tahap yaitu tahap koagulasi, tahap flokulasi, tahap sedimentasi, tahap aerasi, tahap filtrasi dan tahap desinfektan. Diagram alir pengolahan lengkap dapat dilihat pada Lampiran 4. Air baku dari intake akan disalurkan melalui pipa trasmisi masuk ke dalam WTP. Tahap koagulasi atau pengadukan cepat (flash mixing) merupakan tahap awal dari pengolahan air baku. Tahap ini bertujuan untuk mencampurkan koagulan PAC (Poli Alumunium Chlorida) dengan air baku secara merata, cepat dan sempurna sehingga kotoran dapat digumpalkan menjadi flok. Komponen PAC terdiri dari appreance, specific grafity, Al2O3, chroride, sulphate, basicity, Fe. Kotoran yang tidak tergumpal pada tahap koagulasi akan dihilangkan pada tahap selanjutnya. Tahap kedua adalah tahap
46
flokulasi yaitu pengadukan lambat, dimana dalam flokulasi ini berlangsung proses terbentuknya penggumpalan flok yang lebih besar sehingga mudah mengendap. Pengadukan tidak boleh terlalu cepat karena dapat memecahkan flok yang sudah terbentuk. Tahap ketiga adalah tahap sedimentasi yang bertujuan untuk mengendapkan partikel-partikel yang sudah mengumpal menjadi flok sehingga beban filter menjadi ringan. Pada tahap ini, flok akan diendapkan dan air akan bergerak ke atas melalui sekat-sekat pada plant settler. Kemudian dilanjutkan pada tahap aerasi, yaitu pengikatan oksigen (O2) untuk mengurangi kadar karbondioksida yang terkandung pada air. Selanjutnya, tahap filtrasi yang dilakukan untuk mengurangi sisa-sisa flok yang masih terbawa setelah tahap sedimentasi dan merupakan tahap penurunan kekeruhan yang terakhir. Pada tahap ini digunakan pasir silica sebagai penyaring air sehingga air yang dihasilkan bersih. Terakhir
adalah
tahap
desinfektan
dengan
melakukan
pendosisan gas klor untuk membunuh bakteri. Penggunaan gas klor sebagai desinfektan bertujuan untuk menghindari adanya endapan, bau dan kekeruhan. Tahap desinfektan dilakukan pada kontak basin yaitu tempat penampungan sementara air bersih setelah pengolahan yang kemudian akan dimasukkan ke dalam reservoir yaitu penampungan air bersih sebagai pengaturan pendistribusian kepada pelanggan. Air bersih di reservoir dapat langsung didistribusikan kepada pelanggan melalui pipa-pipa distribusi. Dalam kegiatan operasional PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, sebagian sudah didukung oleh sistem informasi manajemen yang berbasis komputer seperti sistem komputer terintegrasi yang terdiri dari Customer Information System (CIS), Logictic Information System (LIS), Employee Information System (EIS). Adapun fasilitas penunjang lainnya berupa laboratorium penguji kualitas air, pengujian meter air dan mobil penanggulangan kebocoran. Selain itu, PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor pun memiliki bengkel pemeliharaan
47
yang memadai dan adanya sistem komputerisasi yang diperuntukkan untuk memelihara saluran pipa dinas dan induk sebagai upaya untuk menghindari terjadinya kerusakan dan kebocoran yang dapat mengakibatkan kehilangan air. Sedangkan pemeliharaan pipa persil (setelah meter) menjadi tanggung jawab pelanggan. Berdasarkan data tahun 2000 sampai 2005, persentase kehilangan air dalam pendistribusian air kepada pelanggan mencapai kisaran 30 persen. Persentase tersebut cukup tinggi karena jauh menyimpang dari target yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah yaitu sebesar 25 persen. Tingkat kehilangan air yang cukup tinggi menjadi salah satu kelemahan bagi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Tingkat kehilangan air tahun 2000-2005 dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Tingkat Kehilangan Air pada Tahun 2000-2005 Tahun Kehilangan Air (m³) Persentase (%) 2000 7.973 30,46 2001 8.770 30,90 2002 9.858 31,50 2003 10.056 30,79 2004 11.462 32,46 2005 11.136 31,57 Sumber : PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, 2006. 4.2.4. Aspek Pemasaran Pemasaran merupakan aktivitas yang berhubungan dengan pemberian sarana yang dapat digunakan oleh pembeli untuk membeli produk dan mempengaruhi calon pembeli untuk membeli, seperti iklan, promosi, tenaga penjual, penetapan kuota dan penetapan harga. Keseluruhan aktivitas tersebut tercakup dalam bauran pemasaran. Bauran pemasaran atau marketing mix dalam pemasaran terdiri dari empat komponen, yaitu : 1. Produk Analisis lingkungan internal pada bagian produk pada aspek pemasaran dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Keanekaragaman Produk Produk utama PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor adalah air. Namun, PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor bukan menjual
48
air melainkan sebagai fasilitator untuk mengolah air baik yang bersumber dari mata air maupun air permukaan menjadi bersih dan kemudian didistribusikan kepada pelanggan. Selain pendistribusian air bersih kepada pelanggan, PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor memiliki Zone Air Minum Prima (ZAMP) yaitu ATM air dimana airnya dapat langsung diminum tanpa harus direbus terlebih dahulu. Saat ini, ZAMP berada di lima titik yaitu Perumahan Tirta Pakuan, Kelurahan Tajur, PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, Balai Kota dan Kebun Raya. Adapun tujuan pengembangan ZAMP yaitu untuk mensosialisasikan kepada masyarakat Bogor bahwa PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor merupakan perusahaan air minum bukan perusahaan air bersih dan sebagai pilot project untuk mengembangkan proyek Kran Air Siap Minum (KASM). Tidak semua PDAM di Indonesia dapat mengembangkan KASM dan ZAMP karena pendistribusian air harus 24 jam dengan tekanan air yang sesuai. Hal ini dilakukan untuk menghindari terkontaminasinya air oleh bakteri. Oleh karena itu, PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor berorientasi pada pelaksanaan KASM dan ZAMP sebagai kekuatan perusahaan. b. Kualitas Produk Kualitas produk merupakan salah satu faktor yang menjadi perhatian PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Untuk menentukan kualitas air baku dan air minum, perusahaan menggunakan parameter sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907/ Menkes/ SK/ VII/ 2002. Dengan adanya parameter tersebut maka air baku dan air minum PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor merupakan air yang berkualitas dan sesuai dengan standar kesehatan. Daftar persyaratan kualitas air yang digunakan untuk air minum, air bersih dan air baku dapat dilihat pada Lampiran 5.
49
c. Pelayanan kepada Konsumen Pelayanan yang diberikan kepada konsumen mencakup memberikan
informasi
menanggapi
pengaduan
pembayaran.
Adapun
yang
dibutuhkan
konsumen,
dari
konsumen
dan
produk
layanan
lainnya
melayani seperti
pemasangan baru, pemindahan letak meter, balik nama pelanggan, tutupan sementara atas permintaan pelanggan, tes kualitas air dan pembelian air melalui mobil tangki. Loket pembayaran air PDAM Tirta Pakuan dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Loket Pembayaran Air Lokasi Loket Alamat Loket Kantor PDAM Tirta Jl. Siliwangi No. 121 Pakuan Bank Jabar Jl. Kapten Muslihat No. 11-13 Jl. Raya Tajur (Samping Megaswara) Bank BNI Jl. Ir. H. Juanda No. 52 Bank Mandiri Jl. Kapten Muslihat No. 17 Bank Lippo Jl. Surya Kencana No. 196 A Bank NISP Jl. KH. Soleh Iskandar atau Jl. Baru KOPPURNA Bank Jl. Pandawa Raya, Ruko A2/18 Bank BTPN Jl. Raya Padjajaran No. 63 Bank Panin Jl. Pakuan No. 14 Koperasi Tirta Jl. Pahlawan No. 115 A Bondongan Sanita Gg. Pesantren No. 2 Cimanggu Jl. Siliwangi No. 121 Jl. Mawar, Gg. Menteng no. 2 Jl. Pengadilan no. 13-15 Bank BTN Jl. Raya Padjajaran No. 2 Warung Jambu KPRI Beriman Jl. kebon Pedes No. 38 Sumber : PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, 2006. Dalam pelayanan pembayaran air, PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor menyediakan loket-loket pembayaran (Payment Point) yang tersebar di Kota Bogor dengan lokasi yang strategis dan mudah dijangkau. Hal tersebut bertujuan untuk mendekatkan
diri
dengan
para
pelanggan
mengembangkan pelayanan terhadap pelanggan.
dan
50
2. Harga Tarif air minum adalah harga air minum untuk setiap meter kubik (m³) yang harus dibayar oleh pelanggan. Perhitungan dan penetapan tarif air minum didasarkan pada keterjangkauan dan keadilan, mutu pelayanan, pemulihan biaya (full cost recovery), efisiensi pemakaian air, tranparansi dan akuntabilitas, serta perlindungan air baku. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 tahun 1998 tentang pedoman penentuan tarif air minum, pola tarif air minum PDAM di Indonesia menggunakan perhitungan tarif progresif dan diskriminatif. Adapun penjelasan pola tersebut sebagai berikut : a. Besar tarif air per m³ yang semakin tinggi akan dikenakan pada pemakaian air yang semakin banyak (tarif progresif). Tarif air per m³ untuk pemakaian air 10 m³ pertama akan lebih rendah daripada tarif air per m³ untuk pemakaian air 10 m³ kedua dan seterusnya. Pola ini diterapkan untuk mencegah pemborosan air oleh pelanggan karena pelanggan akan membayar harga air per m³ lebih tinggi untuk pemakaian air yang
lebih
banyak.
Sehingga
memungkinkan
untuk
memperluas atau memperbanyak jumlah pelanggan karena pemanfaatan air menjadi lebih efisien. b. Tarif air per m³ akan lebih tinggi pada pelanggan yang menggunakan air untuk kebutuhan komersial atau pelanggan yang memiliki kemampuan finansial tinggi. Tarif air per m³ untuk pelanggan niaga akan lebih tinggi daripada pelanggan rumah tangga. Tarif air per m³ untuk pelanggan rumah tangga B akan lebih tinggi daripada pelanggan rumah tangga A. Pola ini diterapkan agar terjadi subsidi silang, subsidi dari pelanggan mampu kepada pelanggan kurang mampu. Dengan demikian, masyarakat kurang mampu masih mendapat peluang untuk menjadi pelanggan PDAM.
51
Tarif pelayanan air minum PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor ditentukan berdasarkan Peraturan Walikota No. 6 Tahun 2006 Tanggal 26 Maret 2006 tentang tarif air minum PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor yang mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri. Struktur tarif air minum PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Struktur Tarif Air Minum Pemakaian Air (Rp/m³) Golongan No. Kelompok Pelanggan 0-10m³ 11-20m³ >20m³ 1. I SU 250 300 400 2. II SK 450 700 1.100 RA 600 850 2.150 3. III RB 800 1.150 3.050 IP 1.600 3.800 4.500 RC 1.250 2.500 4.250 4. IV NK 2.800 3.900 6.000 NB 3.950 5.500 7.250 Sumber : PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, 2006. 3. Tempat atau Saluran Distribusi Daerah pelayanan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor meliputi wilayah Kota Bogor melalui sistem gravitasi yang mencakup lima kecamatan yaitu Bogor Selatan, Bogor Timur, Bogor Utara, Bogor Tengah, Bogor Barat dan Tanah Sareal. Cakupan pelayanan terhadap total penduduk daerah pelayanan sebesar 61,86 persen sedangkan terhadap total penduduk Kota Bogor mencapai 49,49 persen. Jumlah pelanggan yang dilayani oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor per April 2007 sebanyak 73.774 pelanggan yang terdiri dari kelompok sosial, rumah tangga, instansi pemerintah, serta niaga dan industri. Pendistribusian air oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dilakukan dengan dua cara, yaitu cara langsung dialirkan dengan gaya gravitasi karena sebagian besar daerah distribusi terletak di dataran yang lebih rendah dari fasilitas produksi dan dengan bantuan booster pump untuk daerah yang lebih tinggi. PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor membagi zone pelayanan air menjadi
52
lima zone yaitu zone 1, 2, 3, 4 dan 6 yang daerah alirannya sebagai berikut : a. Zone 1 meliputi daerah Pakuan, Kartamaya, Rancamaya, Muara Sari, Harjasari, Sindangsari, Katulampa, Tajur dan Bantar Kemang. b. Zone 2 meliputi daerah Ranggamekar, Genteng dan Cipaku. c. Zone 3 meliputi daerah Empang, Bondongan, Batu Tulis, Lawang Gintung, Bojongkerta, Baranangsiang, Sukasari, Babakan Pasar, Paledang, Gudang, Babakan Fakultas dan Mekar Jaya. d. Zone 4 meliputi daerah Babakan, Sempur, Tegalega, Pabaton, Cibogor, Kebon Kalapa, Panaragan, Ciwaringin, Tanah Sareal, Kebon Pedes, Cibadak, Sukadamai, Kedung Waringin, Kedung Jaya, Kedung Badak, Suka Resmi, Mekar Wangi, Kayu Manis, Bantar Jati, Tegal Gundil, Kedunghalang, Ciparigi, Ciluar, Cimahpar, Tanah Baru, Cibuluh, Menteng, Cilendek Timur, Cilendek Barat, Curug dan Curug Mekar. e. Zone 6 meliputi daerah Cikaret, Mulya Harja, Loji, Gunung Batu, Pasir Kuda, Pasir jaya, Pasir Mulya dan Kota Batu. Kelima zone tersebut mampu dialiri oleh beberapa sumber air utama PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, antara lain : a. Mata air Kota Batu melayani pelanggan zone 6 (Kelurahan Loji, Gunung Batu dan sekitarnya), bahkan sewaktu-waktu juga membantu pengaliran di zone 3. b. Mata air Tangkil 53 persen melayani pelanggan zone 1 (Kelurahan Katulampa, Tajur dan sekitarnya) dan 47 persen lainnya untuk melayani pelanggan di zone 4 melalui reservoir Padjajaran. c. Mata air Bantar Kambing, 14 persen melayani zone 2 (Perumda Cipaku) dan 86 persen untuk membantu melayani pelanggan zone 3 melalui reservoir Cipaku.
53
d. WTP Dekeng melayani pelanggan zone 4 (Kelurahan Babakan, Sempur dan sekitarnya). e. WTP Cipaku melayani pelanggan zone 3 (Kelurahan Empang, Batu Tulis dan sekitarnya). Sumber air dan daerah pengaliran dapat dilihat pada Lampiran 6. Dalam hal pendistribusian air, PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor masih memiliki kelemahan yaitu masih adanya daerah potensial yang berada diluar jaringan distribusi dan belum meratanya pelayanan air penuh 24 jam. Daerah potensial tersebut adalah daerah yang masuk ke dalam wilayah Kota Bogor, tetapi belum mendapatkan pelayanan air karena diluar jaringan distribusi. Sedangkan pelayanan air 24 jam hanya beberapa daerah yang mendapatkannya karena dilalui oleh beberapa zone distribusi. 4. Promosi Pada kenyataannya, PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor tidak perlu melakukan promosi karena masyarakat Kota Bogor pun telah mengetahui keberadaan perusahaan tanpa adanya promosi. Walaupun begitu, promosi harus tetap dilakukan oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor sebagai upaya untuk mendekatkan perusahaan dengan masyarakat sehingga terjalin hubungan yang erat. Sarana promosi yang digunakan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor lebih pada kegiatan publisitas (publicity), seperti adanya kegiatan kampanye atau perlombaan yang peruntukkan bagi siswa-siswi sekolah, mahasiswa dan masyarakat umum. Informasi yang dibutuhkan pelanggan dapat diperoleh melalui leafet, brosur, spanduk, tabloid Flows, telepon, radio dan pelayanan melalui Customer Service. 4.3. Analisis Lingkungan Eksternal Identifikasi faktor lingkungan eksternal perusahaan merupakan langkah untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman
54
bagi perusahaan. Lingkungan eksternal dibagi menjadi dua yaitu lingkungan mikro dan lingkungan makro perusahaan. Faktor-faktor yang termasuk dalam lingkungan mikro antara lain pemasok, perantara, pelanggan, pesaing, masyarakat. Sedangkan lingkungan makro terdiri dari lingkungan demografi, ekonomi, alam, teknologi, politik/hukum dan sosial/budaya (Kotler, 2000). Penjelasan lingkungan eksternal PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor sebagai berikut : 4.3.1. Lingkungan Mikro Perusahaan Lingkungan mikro PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor adalah sebagai berikut : 1. Pemasok Pemasok merupakan sebuah mata rantai penting dalam sistem penyerahan nilai kepada seluruh pelanggan dari sebuah perusahaan. Pemasok menyediakan sumber daya yang diperlukan oleh perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa. Data April 2007, jumlah pemasok bagi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor tercatat sebanyak 37 pemasok yang terdiri dari penyedia bahan kimia, penyedia barang cetakan dan barang teknik. Perusahaan dan pihak pemasok memiliki kesepakatan bersama dalam penetapan harga dan mutu bahan atau barang, sehingga pemasok tidak dapat menetapkannya secara sepihak. Pembelian bahan atau barang yang diperlukan oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor berdasarkan pada : a. Harga di bawah 15 juta, dapat dilakukan pembelian langsung tanpa SPK (Surat Perintah Kerja). b. Harga 15 juta sampai 50 juta, dilakukan penunjukkan langsung. c. Harga 50 juta sampai 200 juta, dilakukan pemilihan langsung pada tiga pemasok. d. Harga di atas 200 juta, dilakukanlah tender. Pemasok yang memiliki posisi kuat bagi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor adalah PT Wapin dan PT Amaniaga
55
Internusa. PT Wapin sebagai penyedia pipa-pipa dan PT Amaniaga Internusa sebagai penyedia bahan kimia PAC yang digunakan dalam pengolahan air baku. Oleh karena itu, pemasok memiliki peran penting bagi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor sehingga
perusahaan
dapat
memberikan
pelayanan
yang
memuaskan bagi pelanggan. 2. Perantara Perantara bagi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor lebih pada perantara keuangan yaitu perusahaan yang membantu dalam segi keuangan atau risiko yang diasuransikan sehubungan dengan pembelian atau penjualan barang, bank merupakan salah satunya. PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor menjalin kerjasama dengan Bank Jabar dalam pembangunan WTP Dekeng. Pembangunan yang dilakukan selama 5 tahun, pada 2 tahun awal dibiayai oleh PDAM dan 3 tahun berikutnya, pembiayaan dilanjutkan oleh Bank Jabar. Sehingga PDAM memiliki kewajiban pembayaran hutang dan bunganya kepada Bank Jabar. Seperti halnya dengan pemasok, perantara pun membentuk komponen penting dalam sistem penyerahan nilai kepada pelanggan. Oleh karena itu, PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor harus bermitra secara efektif dengan pemasok dan perantara untuk mengoptimalkan kinerja seluruh sistem. 3. Pelanggan Perusahaan harus mempelajari pasar pelanggan secara seksama karena setiap tipe pasar pelanggan mempunyai karakteristik yang berbeda. Kategori pelanggan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor terdiri dari sarana sosial, non niaga, niaga dan khusus. Kategori sarana sosial dibagi menjadi dua, yaitu sarana umum (SU) dan sarana khusus (SK). Kategori non niaga dibagi menjadi empat yaitu rumah tangga A (RA), rumah tangga B (RB), rumah tangga C (RC) dan instansi pemerintah (IP). Pelanggan yang
terdiri
dari
hampir
seluruh
golongan
masyarakat
56
memberikan peluang yang baik bagi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor guna meningkatkan pendapatannya. Kategori niaga dibagi menjadi dua yaitu kecil (NK) dan niaga besar (NB), sedangkan kategori khusus yaitu untuk tangki air. Pada April 2007, jumlah pelanggan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor adalah berjumlah 73.774 pelanggan, terdiri dari 695 pelanggan kategori SU, 436 pelanggan kategori SK, 11.018 pelanggan kategori RA, 41.786 pelanggan kategori RB, 15.835 pelanggan kategori RC, 310 pelanggan kategori IP, 2.014 pelanggan kategori NK dan 1.680 pelanggan kategori NB. Pengklasifikasian pelanggan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dapat dilihat pada Lampiran 7. Setiap pelanggan menuntut kualitas yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih baik. Bagi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, kualitas air dan pelayanannya sudah dikategorikan baik, karena sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907/ Menkes/ SK/ VII/ 2002 untuk kualitas air dan perolehan beberapa penghargaan dalam pemberian pelayanan. Penghargaan yang telah diraih PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor selama tahun 2006 adalah : a. Penghargaan Citra Pelayanan Prima Unit Pelayanan Publik Tingkat Nasional, penghargaan diberikan oleh Presiden RI tanggal 22 Desember 2006 di Istana Negara Jakarta. b. Penghargaan untuk Kinerja Pemerintah Daerah Bidang Pekerjaan Umum Cipta Karya, Sub Bidang Penyelenggara Air Minum Kategori Kota Besar dengan peringkat kedua. c. Penghargaan Citra Pelayanan Prima Unit Pelayanan Publik Tingkat Propinsi Jawa Barat Tahun 2006 yang diberikan oleh Gubernur Jawa Barat di Bandung. Dengan prestasi tersebut, banyak PDAM di daerah lain yang melakukan studi banding ke PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Sebagai pembanding untuk PDAM daerah lain di
57
Indonesia, PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor harus dapat mempertahankan
dan
meningkatkan
lagi
kualitas
dan
pelayanannya. 4. Pesaing PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor merupakan sebuah perusahaan daerah yang memiliki wewenang dari Pemerintah Daerah dalam penyediaan kebutuhan konsumsi air minum bagi masyarakat di Kota Bogor. Wewenang tersebut menjadikan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor sebagai penyedia tunggal air minum di Kota Bogor. Oleh karena itu, PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor tidak memiliki pesaing. 5. Masyarakat Berbagai kelompok masyarakat juga termasuk dalam lingkungan perusahaan. Bank sebagai masyarakat keuangan yang mempengaruhi suatu perusahaan untuk memperoleh dana. PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor menjalin kerjasama dengan beberapa bank seperti Bank Jabar, Bank BNI, Bank Mandiri dan Bank NISP baik dalam hal perolehan dana maupun bentuk kerjasama lainnya. Masyarakat pemerintah dalam lingkungan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor seperti Pemda dan DPRD memberikan dukungnya terhadap pengembangan PDAM. Namun, tidak kalah pentingnya adalah masyarakat internal PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor seperti dewan direksi, kepala bagian, kepala sub bagian dan karyawan pelaksana. Karena apabila karyawan merasa positif mengenai perusahaannya, maka sikap ini akan mempengaruhi masyarakat luar. Dengan demikian, akan berdampak pada kemampuan perusahaan untuk mencapai sasarannya. 4.3.2. Lingkungan Makro Perusahaan Lingkungan makro PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, yaitu : 1. Lingkungan Demografi Lingkungan demografi berhubungan dengan kependudukan dengan
berbagai
karakteristik,
kecenderungan
dan
58
diferensiasinya. Data mengenai populasi penduduk sangat penting karena populasi atau orang yang membentuk pasar. Berdasarkan hasil registrasi penduduk akhir tahun 2005 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kota Bogor adalah sebanyak 855.085 jiwa, terdiri dari 431.862 jiwa penduduk laki-laki dan 423.223 jiwa penduduk perempuan. Jika dibandingkan dengan tahun 2004, jumlah penduduk Kota Bogor telah bertambah sebanyak 23.514 jiwa atau sebesar 2,83 persen. Begitupun dengan jumlah rumah tangga di Kota Bogor pada tahun 2005 yang mencapai 199.648 atau meningkat sebesar 2,72 persen dari tahun 2004. Jumlah penduduk dan rumah tangga Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga Kota Bogor Tahun Jumlah Penduduk Jumlah Rumah Tangga 2000 714.711 164.083 2001 760.329 179.663 2002 789.423 187.958 2003 820.707 188.533 2004 831.571 194.357 2005 855.085 199.648 Sumber : BPS Kota Bogor, 2006. Meningkatnya jumlah penduduk dan rumah tangga di Kota Bogor memberikan peluang yang baik bagi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor untuk meningkatkan pendapatan. Hal ini dikarenakan laju pertumbuhan penduduk dan rumah tangga yang cukup tinggi berdampak pada meningkatnya permintaan air. 2. Lingkungan Ekonomi Besarnya pendapatan yang diperoleh atau diterima rumah tangga dapat menggambarkan kesejahteraan suatu masyarakat. Namun, data pendapatan yang akurat sulit diperoleh sehingga didekati melalui pengeluaran rumah tangga. Pengeluaran untuk konsumsi makanan dan bukan makanan berkaitan erat dengan tingkat pendapatan masyarakat. Pada tahun 2005, pengeluaran rata-rata perkapita sebulan masyarakat Kota Bogor adalah sebesar Rp. 357.616,00, terdiri dari Rp. 176.518,00 untuk pengeluaran
59
konsumsi makanan dan Rp. 181.098,00 untuk pengeluaran konsumsi bukan makanan (BPS Kota Bogor, 2006). Lebih besarnya pengeluaran konsumsi bukan makanan dibandingkan pengeluaran konsumsi makanan, mengindikasikan bahwa taraf hidup masyarakat Kota Bogor tinggi. Setelah kebutuhan pokok terpenuhi, dilanjutkan pada pemenuhan kebutuhan lainnya seperti perumahan, aneka barang dan jasa, pendidikan, hiburan dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat Kota Bogor memiliki kemampuan daya beli untuk konsumsi air minum. Jumlah rekening air yang diterbitkan oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor terus meningkat. Peningkatan tersebut disertai pula dengan efisiensi penagihan atau receivable turn over yaitu jumlah pendapatan penjualan air terhadap piutang air ratarata. Efisiensi penagihan tahun 2005 adalah sebesar 9,24 kali atau mengalami kenaikan dari tahun 2004 sebesar 1,97 kali. Penjualan air tahun 2005 sebesar Rp.47.826.787.000,00 dan tingkat perputaran piutang langganan air tahun 2005 sebesar 39 hari menunjukkan bahwa modal yang tertanam pada piutang langganan tahun 2005 lebih cepat sepuluh hari dibandingkan tahun 2004. Efisiensi penagihan rekening air dari pelanggan tahun 2004 sampai tahun 2005 dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Efisiensi Penagihan Rekening Air Tahun 2004-2005 Dalam Ribuan Rupiah Uraian 2004 2005 Penjualan Air 40.892.191 47.826.787 Piutang Air Rata-rata 5.621.723 5.179.700 Receivable turn Over (kali) 7,27 9,23 Average Collection Period (hari) 49,52 38,99 Sumber : PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, 2006. Pada beberapa tahun sebelumnya, kondisi ekonomi Indonesia tidak stabil, walaupun saat ini belum tercapai stabilitas ekonomi nasional secara keseluruhan. Hal ini terlihat dengan masih adanya beberapa sektor yang laju pertumbuhannya
60
mengalami penurunan pada tahun 2005 seperti sektor pertanian, sektor listrik, gas dan air, sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor jasa (BPS Kota Bogor, 2006). Kondisi perekonomian yang tidak stabil dapat menjadi ancaman dalam menjalankan kegiatan usaha. Salah satu indikator makro ekonomi yang mendapatkan perhatian serius dari pemerintah adalah tingkat inflasi. Tingkat inflasi tahun 2006 adalah sebesar 6,60 persen (www.bi.go.id). Namun pada tahun 2005, inflasi nasional mengalami kenaikan yang cukup tajam yaitu 17,11 persen dibandingkan tahun 2004 yang hanya mencapai 6,40 persen. Tingginya tingkat inflasi terutama dikarenakan kenaikan harga jual BBM. Kenaikan tersebut disebabkan oleh meningkatnya harga minyak dunia dan kebijakan pemerintah mengenai pengurangan subsidi BBM. Pada bulan Oktober 2005, kenaikan harga BBM yang lebih dari 100 persen berdampak pada meningkatnya harga seluruh bahan kebutuhan pokok, barang non pokok dan juga jasa. Selain itu, tarif dasar listrik pun mengalami kenaikan. Kenaikan harga BBM dan TDL menyebabkan meningkatnya biaya produksi dan operasional PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor yang akan mempengaruhi penetapan tarif air minum kepada pelanggan dan tingkat keuntungan perusahaan. 3. Lingkungan Alam Lingkungan
alam
disekitar
perusahaan
berpengaruh
terhadap kegiatan produksi dan operasi perusahaan. Bagi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, kemudahaan untuk mendapatkan sumber air dan letak daerah berpengaruh terhadap proses pengolahan dan pendistribusian air. Sejauh ini, PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor tidak memiliki kesulitan dalam mendapatkan sumber air, karena memiliki empat sumber air yang terdiri dari mata air Kota Batu, mata air Bantar Kambing, mata air Tangkil dan sungai Cisadane. Keempat sumber tersebut masih dapat
61
mencukupi kebutuhan air masyarakat Kota Bogor. Selain itu Bogor yang letaknya berada di daerah pegunungan, mendukung kegiatan pengolahan dan pendistribusian air karena wilayah pendistribusian air dipilih melalui sistem gravitasi sehingga tidak perlu dilalukan pemompanaan air yang akan dapat meningkatkan biaya operasional. 4. Lingkungan Teknologi Teknologi industri berkembang sangat cepat, terutama pada teknologi pengolahan produk yang mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas produk. Proses pengolahan air PDAM Tirta Pakuan Kota
Bogor
menggunakan
teknologi
semi
modern
dan
pengolahan lengkap (manual). Dalam kegiatan operasional PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, sebagian sudah didukung oleh sistem informasi manajemen yang berbasis komputer seperti sistem komputer terintegrasi. Sistem tersebut terdiri dari CIS, LIS dan EIS yang mampu melaksanakan pemantauan di semua bagian dan otomatisasi semua data administrasi dan penagihan pelanggan secara cepat dan tepat. Dengan demikian, teknologi yang terus berkembang memberikan peluang bagi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor karena pemanfaatan teknologi sangat membantu untuk bekerja secara efektif dan efisien. 5. Lingkungan Politik / Hukum Arah,
kebijakan
dan
stabilitas
politik
pemerintah
merupakan faktor penting yang harus diperhatikan perusahaan. Dalam
hal
pemanfaatan
sumber
daya
air,
pemerintah
mengeluarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2004 tentang sumber daya air. UU No. 7 tahun 2004 merupakan perlindungan
peraturan terhadap
perundangan kepentingan
yang
memberikan
kelompok
masyarakat
ekonomi lemah dengan menerapkan prinsip pengelolaan sumber daya air yang mampu menyelaraskan fungsi sosial, lingkungan hidup dan ekonomi. Tindak lanjut dari penjabaran UU No. 7
62
tahun 2004, pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2005 tentang pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM). Bagi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, aspek politik Pemda dan DPRD sangat kuat. Hal ini dikarenakan PDAM merupakan perusahaan air minum milik daerah yang melayani daerah tersebut. Sedangkan DPRD sebagai suatu lembaga yang mengatur penetapan peraturan berpengaruh terhadap kegiatan dan kinerja PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Namun, Pemda dan DPRD sangat mendukung terhadap pengembangan PDAM karena merupakan salah satu sumber pendapatan daerah. 6. Lingkungan Sosial / Budaya Kondisi sosial masyarakat selalu berubah-ubah, sehingga perusahaan
harus
tanggap
terhadap
perubahan
tersebut.
Meningkatnya jumlah penduduk setiap tahun berdampak pada berkembangnya
sektor
niaga
karena
adanya
peningkatan
kebutuhan masyarakat seperti makanan, minuman dan pakaian. Pada tahun 2005, jumlah pelanggan kelompok niaga PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor tercatat sebanyak 3.395 atau meningkat sebesar 11,27 persen. Laju pertumbuhan sektor niaga memberikan peluang bagi PDAM Tirta Pakuan Kota karena meningkatkan jumlah pelanggan yang berpengaruh terhadap meningkatnya pendapatan PDAM. Namun, peningkatan jumlah pelanggan tidak diimbangi dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dalam penggunaan air. Hal ini dikarenakan masih adanya pemborosan air yang dilakukan oleh pelanggan seperti membiarkan air meluap dari bak mandi, mencuci kendaraan dengan air langsung dari kran dan anak-anak yang bermain dengan alat penyemprot air. Pemborosan air mengakibatkan pemanfaatan air menjadi tidak efisien. Oleh karena itu, rendahnya kesadaran masyarakat dalam penggunaan air dapat menjadi ancaman bagi PDAM.
63
4.4. Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman diidentifikasi berdasarkan hasil analisis lingkungan internal perusahaan dan analisis lingkungan eksternal perusahaan. Setelah faktor-faktor tersebut diidentifikasi akan menghasilkan berbagai alternatif strategi yang kemudian dipilih strategi yang terbaik. 4.4.1. Kekuatan Kekuatan yang dimiliki PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor antara lain : 1. Sistem organisasi berjalan sesuai dengan prosedur Sistem organisasi yang berjalan sesuai dengan prosedur akan mendukung pencapaian kinerja perusahaan yang baik. Pada tahun 2006, kinerja PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor masuk dalam klasifikasi baik dengan tiga aspek penilaian yaitu keuangan, operasional dan administrasi. Selain itu, struktur satuan pengendalian intern PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor baik pengendalian organisasi dan kepegawaian, keuangan maupun pengawasan sudah terbentuk, sehingga segala kegiatan dan pelaksanaan tugas berpedoman pada ketentuan yang ada. Dengan adanya pengendalian tersebut maka sistem organisasi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dapat berjalan sesuai dengan prosedur. 2. Marjin laba yang cukup baik Tujuan didirikannya suatu perusahaan adalah untuk memperoleh laba. PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor sebagai perusahaan
daerah
pun
memiliki
tujuan
tersebut
tetapi
memperoleh keuntungan yang wajar. Keuntungan yang wajar adalah batas kewajaran tingkat keuntungan yang dapat ditorelansi dalam penyelenggaraan penyediaan air minum dan sanitasi dalam jangka waktu tertentu. Marjin laba PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor pada tahun 2006 mencapai 16,24 persen. Persentase tersebut cukup baik karena masuk dalam kisaran tingkat marjin laba yang wajar, yaitu antara 16 persen sampai kurang dari sama
64
dengan 20 persen. Marjin laba yang terus meningkat dapat menambah pendapatan PDAM untuk membiayai kegiatan operasional dan melunasi kewajiban perusahaan. 3. Penyedia tunggal air minum di Kota Bogor PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor merupakan sebuah perusahaan daerah yang memiliki wewenang dalam penyediaan kebutuhan konsumsi air minum bagi masyarakat di Kota Bogor. Dengan wewenang tersebut menjadikan PDAM sebagai penyedia tunggal air minum di Kota Bogor, karena tidak ada perusahaan lain yang mendapatkan wewenang tersebut. 4. Sumber air baku yang melimpah Berdasarkan data tahun 2005 dan 2006, kapasitas produksi dari IPA Cipaku dan IPA Dekeng mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa sungai Cisadane sebagai sumbernya memiliki air baku yang melimpah atau berlebih. Dengan sumber air baku yang melimpah, PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor masih dapat memenuhi kebutuhan air masyarakat Kota Bogor walaupun setiap tahun pelanggan PDAM terus bertambah. 5. Kualitas air baku yang baik Air permukaan yang dijadikan sebagai sumber air adalah sungai Cisadane. Air baku diambil pada hulu sungai Cisadane yang memiliki kualitas air baku yang baik. Kualitas air baku diukur dengan menggunakan parameter berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907/ Menkes/ SK/ VII/ 2002. Dengan adanya parameter tersebut maka air baku PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor merupakan air yang berkualitas dan sesuai dengan standar kesehatan. 6. Berorientasi pada pelaksanaan KASM dan ZAMP PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor ditunjuk sebagai pilot project untuk mengembangkan proyek Kran Air Siap Minum (KASM). Zone Air Minum Prima (ZAMP) merupakan salah satu pengembangan proyek KASM. Tidak semua PDAM dapat
65
menjalankan pengembangan proyek tersebut, saat ini hanya tiga PDAM yang ditunjuk yaitu PDAM Malang, PDAM Medan dan PDAM Kota Bogor. Berorientasi pada pelaksanaan KASM dan ZAMP menjadikan kekuatan bagi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. 4.4.2. Kelemahan Kelemahan yang dimiliki PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor antara lain : 1. Sumber daya manusia belum diberdayakan secara optimal Berdasarkan perhitungan rasio karyawan pada tahun 2006 dengan jumlah karyawan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor sebanyak 471 orang dan jumlah pelanggan sebanyak 72.924 orang, terdapat kelebihan karyawan sebanyak 33 orang. Namun, kelebihan SDM tersebut belum diberdayakan secara optimal karena masih saja terdapat kekurangan karyawan dibagian tertentu seperti dibagian sumber, pengolahan dan laboratorium. Selain itu, penempatan kerja atau posisi sesuai dengan latar belakang pendidikan belum secara tepat. Hal tersebut dapat menghambat jalannya kegiatan dan aktivitas PDAM karena SDMmerupakan
aspek
penting
bagi
pertumbuhan
dan
perkembangan perusahaan. 2. Beban hutang yang relatif besar Beban hutang yang relatif besar menyebabkan semakin banyak kewajiban yang harus diselesaikan oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Beban hutang yang bertambah dikarenakan kenaikan kewajiban lancar dan kewajiban lainnya. Dilihat dari rasio keuangan jangka pendek seperti current ratio dan acid test ratio terjadi penurunan dari tahun 2004 ke tahun 2005. Current ratio yaitu rasio aktiva lancar terhadap kewajiban lancar mengalami penurunan sebesar 14,38 persen dibandingkan tahun 2004. Hal ini dikarenakan adanya penurunan aktiva lancar dan kenaikan kewajiban lancar. Acid test ratio pada tahun 2005
66
mengalami penurunan sebesar 15,67 persen dibandingkan dengan tahun 2004. Sehingga likuiditas tahun 2005 kurang baik, karena jumlah kewajiban lancar sebesar Rp.13.944.863.000,00 tidak terpenuhi
dengan
aktiva
lancar
tanpa
persedian
sebesar
Rp.9.027.260.000,00. Hal tersebut pun membatasi ruang gerak PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dalam memanfaatkan pihak luar untuk kebutuhan pengembangan. 3. Pelayanan air yang belum mencapai 24 jam secara merata Titik yang terdapat ZAMP seperti Perumahan Tirta Pakuan, Kelurahan Tajur, PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, Balai Kota dan Kebun Raya merupakan daerah yang telah mendapatkan pelayanan air 24 jam penuh. Hal ini dikarenakan daerah tersebut dilalui oleh lebih dari satu zone distribusi sehingga apabila terdapat masalah pada zone distribusi yang satu maka zone distribusi yang lain dapat menggantikan. Walaupun begitu banyak daerah lain yang hanya dilalui oleh satu zone distribusi sehingga apabila terdapat masalah pada zone distribusi tersebut maka air tidak akan mengalir. 4. Penurunan debit air pada sumber mata air Berdasarkan data tahun 2005 dan 2006, terjadi penurunan kapasitas produksi yang berasal dari sumber mata air yaitu pada mata air Kota Batu sebanyak 7 liter per detik, mata air Bantar Kambing sebanyak 8 liter per detik dan mata air Tangkil sebanyak 5 liter per detik. Penurunan rata-rata sebanyak 7 liter per detik dari ketiga sumber mata air tersebut dikarenakan debit air pada sumber mata air mengalami penurunan. Penurunan tersebut dapat diantisipasi dari sumber air baku di sungai Cisadane. Namun, terjadi peningkatan biaya produksi karena air baku dari sungai Cisadane harus melalui pengolahan terlebih dahulu, beda hal dengan sumber mata air yang dapat langsung didistribusikan kepada pelanggan tanpa proses pengolahan.
67
5. Tingkat kehilangan air yang cukup tinggi Kehilangan air merupakan masalah utama bagi semua PDAM di Indonesia, begitu pula yang dialami PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Berdasarkan data tahun 2000 sampai 2005, persentase kehilangan air dari proses pengolahan sampai pendistribusian kepada pelanggan mencapai kisaran 30 persen. Persentase tersebut cukup tinggi karena jauh menyimpang dari target yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah yaitu sebesar 25 persen. Kehilangan air merupakan kerugian bagi PDAM karena dapat mengurangi pendapatan perusahaan. 6. Adanya daerah potensial yang berada diluar jaringan distribusi Sebelum perluasan Kota Bogor, pelayanan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor telah mencapai 76 persen dan jaringan pipa distribusi sudah menjangkau hampir seluruh wilayah Kota Bogor. Dengan adanya perluasan Kota Bogor maka ada pertambahan daerah pelayanan bagi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Namun, daerah tersebut masih ada yang berada diluar jaringan distribusi karena sebelum perluasan, daerah tersebut telah dilayani oleh PDAM Kabupaten Bogor. 4.4.3. Peluang Peluang yang dimiliki PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, antara lain : 1. Laju pertumbuhan penduduk, rumah tangga dan sektor niaga yang cukup tinggi Berdasarkan hasil registrasi penduduk akhir tahun 2005 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kota Bogor adalah sebanyak 855.085 jiwa. Jika dibandingkan dengan tahun 2004, jumlah penduduk Kota Bogor telah bertambah sebanyak 23.514 jiwa atau sebesar 2,83 persen. Begitupun dengan jumlah rumah tangga di Kota Bogor pada tahun 2005 yang mencapai 199.648 atau meningkat sebesar 2,72 persen dari tahun 2004.
68
Meningkatnya jumlah penduduk setiap tahun berdampak pula pada berkembangnya sektor niaga. Pada tahun 2005, jumlah pelanggan kelompok niaga PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor tercatat sebanyak 3.395 atau meningkat sebesar 11,27 persen. Laju pertumbuhan penduduk, rumah tangga dan sektor niaga yang cukup tinggi memberikan peluang bagi PDAM Tirta Pakuan Kota karena berdampak pada meningkatnya permintaan air yang akan berpengaruh terhadap meningkatnya pendapatan PDAM. 2. Pelanggan yang terdiri dari hampir seluruh golongan masyarakat Air merupakan kebutuhan penting bagi manusia, tanpa air manusia tidak dapat melangsungkan kehidupannya. Sebagian besar pelanggan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor adalah rumah tangga yang terdiri dari hampir seluruh golongan masyarakat baik golongan atas, menengah, maupun bawah. Pelanggan yang terdiri dari hampir seluruh golongan masyarakat merupakan perwujudan dari fungsi sosial PDAM yaitu dapat memenuhi kebutuhan semua lapisan masyarakat dengan memberlakukan tarif air minum yang disesuaikan dengan kondisi dan fungsi tempat pelanggan serta adanya pelanggan yang tersubsidi. 3. Efisiensi penagihan rekening air yang cukup tinggi Pengeluaran rata-rata perkapita sebulan masyarakat Kota Bogor tahun 2005 adalah sebesar Rp. 357.616,00 dengan pengeluaran yang lebih besar pada konsumsi bukan makanan sebesar Rp. 181.098,00. Hal ini mengindikasikan bahwa taraf hidup masyarakat Kota Bogor cukup tinggi artinya masyarakat Kota Bogor tidak hanya mengalokasikan pendapatannya untuk kebutuhan pokok tetapi juga kesadaran untuk pemenuhan kebutuhan lainnya sudah cukup tinggi. Hal ini merupakan peluang bagi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor karena mengindikasikan bahwa masyarakat Kota Bogor memiliki kemampuan daya beli untuk konsumsi air minum. Pada tahun 2005, efisiensi penagihan atau receivable turn over yaitu
69
jumlah pendapatan penjualan air terhadap piutang air rata-rata adalah sebesar 9,24 kali atau mengalami kenaikan sebesar 1,97 dan tingkat perputaran piutang langganan air tahun sebesar 39 hari atau lebih cepat sepuluh hari dibandingkan tahun 2004. Efisiensi penagihan yang cukup tinggi menunjukkan kemampuan pelanggan untuk membayar air. Oleh karena itu, pelanggan memiliki kemampuan daya beli untuk konsumsi air minum. 4. Teknologi yang terus berkembang Proses pengolahan air PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor menggunakan teknologi semi modern dan pengolahan lengkap (manual). Dalam kegiatan operasional PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor,
sebagian
sudah
didukung
oleh
sistem
informasi
manajemen yang berbasis komputer. Teknologi yang terus berkembang memberikan peluang bagi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor karena pemanfaatan teknologi sangat membantu untuk bekerja secara efektif dan efisien. 5. Pemda dan DPRD sangat mendukung terhadap pengembangan PDAM PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor merupakan perusahaan air minum milik daerah yang melayani konsumsi air minum masyarakat Kota Bogor. Sebagai perusahaan daerah, PDAM sangat didukung oleh Pemda dan DPRD karena sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Sebesar 55 persen dari modal PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor merupakan penyertaan modal Pemerintah Daerah dan untuk DPRD yang mengatur peraturan daerah seperti pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM), peraturan pelayanan, serta mengenai hak dan kewajiban PDAM dan pelanggan. Dukungan tersebut dibutuhkan dalam pengembangan PDAM guna memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan.
70
6. Pembanding untuk PDAM di daerah lain PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor sebagai perusahaan yang bergerak
dalam
bidang
pelayanan
masyarakat
sangat
memperhatikan aspek pelayanannya guna memuaskan pelanggan. Hal ini dibuktikan dengan diperolehnya penghargaan dari Presiden selama empat tahun berturut-turut dan penghargaan citra pelayanan prima untuk penilaian pelayanan yang diberikan kepada pelanggan. Selain itu, didukung pula dengan kualitas air yang baik sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907/ Menkes/ SK/ VII/ 2002. Dengan prestasi tersebut, banyak PDAM daerah lain di Indonesia yang melakukan studi banding ke PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. 4.4.4. Ancaman Ancaman yang dimiliki PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor antara lain : 1. Kondisi perekonomian yang tidak stabil dan tingkat inflasi Saat ini stabilitas ekonomi nasional belum tercapai secara keseluruhan. Pada tahun 2005, inflasi nasional mengalami kenaikan yang cukup tajam yaitu 17,11 persen dibandingkan tahun 2004 yang hanya mencapai 6,40 persen. Tingginya tingkat inflasi terutama dikarenakan kenaikan harga jual BBM. Selain itu, bukan hanya BBM yang mengalami kenaikan, tarif dasar listrik pun mengalami kenaikan. Kenaikan harga BBM dan TDL menyebabkan meningkatnya biaya produksi dan operasional PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor yang akan mempengaruhi penetapan tarif air minum kepada pelanggan. Pada tahun 2007 pun telah terjadi penyesuaian tarif. Kenaikan tarif air minum akan dapat mempengaruhi daya beli masyarakat terhadap air. 2. Meningkatnya biaya produksi dan operasional akibat kenaikan harga BBM dan TDL Kebijakan pemerintah mengenai pengurangan subsidi BBM dan kenaikan tarif dasar listrik berpengaruh terhadap biaya
71
produksi dan operasional PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Berdasarkan data tahun 2005, tercatat biaya usaha sebesar Rp.45.576.924.128,00 atau meningkat sebesar 16,68 persen dibandingkan
dengan
tahun
2004,
yaitu
sebesar
Rp.39.060.069.212,00. Kenaikan harga BBM terkait pula dengan meningkatnya harga minyak dunia. Kenaikan tersebut berdampak pada meningkatnya harga seluruh bahan kebutuhan pokok, barang non pokok dan juga jasa yang berakibat pada meningkat biaya produksi dan operasional PDAM. 3. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam penggunaan air Kesadaran masyarakat dalam penggunaan air masih rendah, karena masih adanya pemborosan air yang dilakukan oleh pelanggan
rumah
tangga.
Pemborosan
air
menyebabkan
pemanfaatan air tidak efisien yang akan berpengaruh terhadap jumlah pelanggan yang dapat dilayani oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. 4.5. Formulasi Alternatif Strategi Perusahaan Setelah menganalisis dan mengidentifikasi kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan, tahap selanjutnya adalah perumusan strategi. Perumusan strategi dilakukan melalui tiga tahapan yaitu tahap masukan yang meliputi matriks IFE dan matriks EFE, tahap pencocokan yang meliputi matriks IE dan matriks SWOT, serta tahap pengambilan keputusan dengan menggunakan matriks QSPM. 4.5.1. Matriks IFE Matriks IFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar peranan faktor-faktor internal yang terdapat pada perusahaan. Matriks IFE disusun berdasarkan hasil identifikasi dari kondisi lingkungan internal perusahaan berupa kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Kekuatan yang dimiliki perusahaan yaitu sistem organisasi berjalan sesuai dengan prosedur, marjin laba yang cukup baik, penyedia tunggal air minum di Kota Bogor, sumber air baku yang
72
melimpah, kualitas air baku yang baik dan berorientasi pada pelaksanaan KASM dan ZAMP. Sedangkan kelemahan yang ada pada perusahaan adalah sumber daya manusia yang belum diberdayakan secara optimal, beban hutang hutang yang relatif besar, pelayanan air belum mencapai 24 jam secara merata, penurunan debit air pada sumber mata air, tingkat kehilangan air cukup tinggi dan adanya daerah potensial yang berada diluar jaringan distribusi. Berdasarkan hasil identifikasi faktor kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan, maka perhitungan pada matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Matriks IFE PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Bobot
Rating
Skor Terbobot
Kekuatan 1. Sistem organisasi berjalan sesuai dengan prosedur 2. Marjin laba yang cukup baik
0,101
3,00
0,303
0,080
3,33
0,265
3. Penyedia tunggal air minum di Kota Bogor
0,078
3,33
0,261
4. Sumber air baku yang melimpah
0,074
3,33
0,248
5. Kualitas air baku yang baik 6. Berorientasi pada pelaksanaan KASM dan ZAMP Kelemahan 1. Sumber daya manusia belum diberdayakan secara optimal 2. Beban hutang yang relatif besar 3. Pelayanan air yang belum mencapai 24 jam secara merata 4. Penurunan debit air pada sumber mata air
0,077
3,33
0,257
0,078
3,00
0,235
0,092
2,00
0,184
0,078
2,33
0,183
0,097
2,67
0,259
0,072
2,67
0,192
5. Tingkat kehilangan air cukup tinggi 6. Adanya daerah potensial yang berada diluar jaringan distribusi Jumlah
0,080
2,33
0,186
0,092
3,00
0,277
Faktor Strategi Internal
1,000
2,849
Berdasarkan matriks IFE menunjukkan bahwa faktor kekuatan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor yang memiliki skor tertinggi adalah sistem organisasi dapat berjalan sesuai dengan prosedur sebesar 0,303. Skor tertinggi menunjukkan faktor kekuatan tersebut
73
mempunyai pengaruh yang besar bagi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dalam pengembangan PDAM. Marjin laba yang cukup baik mendapatkan skor sebesar 0,265 dan dengan skor 0,261 adalah penyedia tunggal air minum di Kota Bogor karena hanya PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor yang diberikan wewenang oleh Pemerintah Daerah dalam penyediaan kebutuhan konsumsi air minum bagi masyarakat Kota Bogor. Kualitas air baku yang baik dengan menggunakan parameter analisa berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907/ Menkes/ SK/ VII/ 2002 dengan skor sebesar 0,257. Sumber air baku yang melimpah dan berorientasi pada pelaksanaan KASM dan ZAMP mendapatkan skor untuk masing-masing sebesar 0,248 dan 0,235. Kelemahan utama yang dimiliki oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor adalah beban hutang yang relatif besar dengan skor 0,183. Hasil usaha perusahaan belum mampu melunasi hutang tepat waktu dan memenuhi investasi aktiva tetap yang diperlukan oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Kelemahan perusahaan lainnya adalah sumber daya manusia yang belum diberdayakan secara optimal dengan skor sebesar 0,184. Tingkat kehilangan air yang cukup tinggi diakibatkan kurang baiknya kondisi meter air dan kebocoran pipa dengan skor 0,186. Skor sebesar 0,192 adalah penurunan debit air pada sumber mata air. Untuk sumber mata air sulit untuk meningkatkan debit airnya bahkan dari tahun ke tahun semakin menurun. Pelayanan air yang belum mencapai 24 jam secara merata dengan skor sebesar 0,259. Adanya daerah potensial yang berada diluar jaringan distribusi merupakan faktor kelemahan dengan skor tertinggi sebesar 0,277. Secara keseluruhan, total nilai skor terbobot dari enam kekuatan dan enam kelemahan pada matriks IFE adalah sebesar 2,849. Dengan demikian, kondisi internal perusahaan berada di atas nilai rata-rata yaitu 2,50. Berdasarkan total nilai terbobot tersebut dapat disimpulkan bahwa PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor berada
74
pada posisi kuat dalam memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dan cukup mampu untuk mengatasi kelemahan. 4.5.2. Matriks EFE Matriks EFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor-faktor eksternal yang dihadapi oleh perusahaan. Matriks IFE disusun berdasarkan hasil identifikasi dari kondisi lingkungan eksternal perusahaan berupa peluang dan ancaman yang dihadapi oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Hasil identifikasi dari kondisi lingkungan eksternal diperoleh enam peluang dan tiga ancaman. Berdasarkan hasil identifikasi faktor peluang dan ancaman yang dihadapi oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Matriks EFE PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Faktor Strategis Eksternal Peluang 1. Laju pertumbuhan penduduk, rumah tangga dan sektor niaga yang cukup tinggi 2. Pelanggan yang terdiri dari hampir seluruh golongan masyarakat 3. Efisiensi penagihan rekening air cukup tinggi 4. Teknologi yang terus berkembang 5. Pemda dan DPRD sangat mendukung terhadap pengembangan PDAM 6. Pembanding untuk PDAM di daerah lain Ancaman 1. Kondisi perekonomian yang tidak stabil dan tingkat inflasi 2. Meningkatnya biaya produsi dan operasional akibat kenaikan harga BBM dan TDL 3. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam penggunaan air Jumlah
Bobot
Rating
Skor Terbobot
0,076
3,00
0,229
0,086
3,33
0,285
0,137
2,67
0,364
0,102
3,33
0,340
0,139
3,00
0,417
0,086
3,33
0,285
0,130
1,67
0,216
0,130
2,00
0,259
0,116
2,67
0,309
1,000
2,704
Peluang yang dapat dimanfaatkan oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor adalah laju pertumbuhan penduduk, rumah tangga dan sektor niaga yang cukup tinggi, pelanggan yang terdiri dari hampir seluruh golongan masyarakat, efisiensi penagihan rekening air cukup
75
tinggi, teknologi yang terus berkembang, Pemda dan DPRD sangat mendukung terhadap pengembangan PDAM, pembanding untuk PDAM di daerah lain. Sedangkan ancaman yang harus dihadapi oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor adalah kondisi perekonomian yang tidak stabil dan tingkat inflasi, meningkatnya biaya produksi dan operasional akibat kenaikan harga BBM dan TDL dan rendahnya kesadaran masyarakat dalam penggunaan air. Berdasarkan tabel matriks EFE, peluang utama bagi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor adalah Pemda dan DPRD sangat mendukung terhadap pengembangan PDAM dengan skor tertinggi sebesar 0,417. Skor tertinggi menunjukkan bahwa dukungan dari Pemda dan DPRD merupakan peluang besar bagi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, karena tanpa adanya dukungan dari keduanya mungkin pengembangan PDAM dapat terhambat. Skor sebesar 0,364 adalah efisiensi penagihan rekening air cukup tinggi yang menunjukkan perputaran piutang air langganan. Teknologi yang terus berkembang dengan skor 0,340. Pemanfaatan teknologi sangat membantu untuk bekerja secara efektif dan efisien. Pelanggan yang terdiri dari hampir seluruh golongan masyarakat dan pembanding untuk PDAM di daerah lain mendapatkan skor yang sama yaitu sebesar 0,285. Terakhir, peluang yang dapat dimanfaatkan perusahaan adalah laju pertumbuhan penduduk, rumah tangga dan sektor niaga yang cukup tinggi dengan skor 0,229. Faktor ancaman utama bagi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor adalah kondisi perekonomian yang tidak stabil dan tingkat inflasi dengan skor sebesar 0,216. Dengan skor sebesar 0,259 adalah meningkatnya biaya produksi dan operasional akibat kenaikan harga BBM dan TDL. Faktor ancaman tersebut berdampak pada terjadinya penyesuaian tarif air minum yang dilakukan oleh PDAM dan penurunan daya beli masyarakat. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam penggunaan air dengan skor sebesar 0,309. Ancaman tersebut menyebabkan pemanfaatan air tidak efisien yang akan berpengaruh
76
terhadap jumlah pelanggan yang dapat dilayani oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Secara keseluruhan, total nilai skor terbobot dari enam peluang dan tiga ancaman pada matriks EFE adalah sebesar 2,704 atau berada di atas nilai rata-rata yaitu 2,50. Berdasarkan total nilai terbobot tersebut dapat disimpulkan bahwa PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor mampu
merespon
lingkungan
eksternal
perusahaan
dengan
memanfaatkan peluang yang dimiliki perusahaan untuk menghadapi ancaman. 4.5.3. Matriks IE Matriks IE disusun berdasarkan hasil analisis faktor internal dan faktor eksternal yang digabungkan dari matriks IFE dan matriks EFE. Matriks IE PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dapat dilihat pada Gambar 6. SKOR TOTAL IFE Kuat 4,00
Rata-rata 3,00
Lemah 2,00
1,00
2.849
SKOR TOTAL EFE
Tinggi
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
3,00 2.704 Rata-rata
2,00
Rendah
1,00
Gambar 6. Matriks IE PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Hasil analisis faktor internal menggunakan matriks IFE diperoleh total nilai skor terbobot sebesar 2,849. Sedangkan hasil
77
analisis faktor eksternal menggunakan matriks EFE diperoleh total nilai skor terbobot sebesar 2,704. Berdasarkan total nilai skor terbobot dari matiks IFE dan EFE tersebut menempatkan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor pada sel V dalam matriks IE. Strategi yang dapat diambil pada posisi sel tersebut adalah Strategi Hold and Maintain (Pertahankan dan Pelihara). Strategi terbaik yang dapat dilakukan adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. 4.5.4. Matriks SWOT Matriks SWOT disusun berdasarkan hasil identifikasi faktor internal dan faktor eksternal perusahaan, meliputi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan serta peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Pemaduan faktor internal dan eksternal perusahaan dalam matriks SWOT akan menghasilkan beberapa alternatif strategi yang dapat digunakan oleh perusahaan. Matriks SWOT dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategi yaitu strategi S-O, strategi S-T, strategi W-O dan strategi W-T. Strategi yang dihasilkan dari matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 18. Penjelasan yang lebih rinci mengenai strategi yang dihasilkan dari matriks SWOT, adalah sebagai berikut : 1. Strategi S-O (Strenghts-Opportunity) Strategi S-O adalah strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Strategi S-O yang dihasilkan adalah melakukan pengembangan usaha secara maksimal melalui penambahan kapasitas produksi dan sambungan pelanggan baru guna meningkatkan pendapatan perusahaan. Strategi ini dilakukan dengan menggunakan kekuatan internal PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dan memanfaatkan peluang yang ada. Kekuatan yang berupa sumber air baku yang melimpah dan kualitas air baku yang baik serta peluang yang berupa laju pertumbuhan penduduk, rumah tangga dan sektor
78
niaga yang cukup tinggi serta pelanggan yang terdiri dari hampir seluruh golongan masyarakat mendukung penambahan kapasitas produksi dan sambungan pelanggan baru. Perusahaan dapat melakukan pengembangan usaha secara maksimal dengan kekuatan perusahaan sebagai penyedia tunggal air minum di Kota Bogor serta peluangnya berupa Pemda dan DPRD yang sangat mendukung terhadap pengembangan PDAM. 2. Strategi W-O (Weaknesses-Opportunities) Strategi W-O adalah strategi yang mengatasi atau meminimalkan kelemahan yang dimiliki perusahaan untuk memanfaatkan peluang yang ada diluar perusahaan. Strategi W-O yang dihasilkan adalah penambahan modal dari investasi pihak ketiga agar dapat meningkatkan penggunaan teknologi dalam proses
produksi,
memperluas
jaringan
distribusi
dan
meningkatkan kualitas SDM. Strategi ini dilakukan untuk mengatasi atau meminimalkan kelemahan yang dimiliki PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Kelemahan yang ada berupa sumber daya manusia belum diberdayakan secara optimal, pelayanan air yang belum mencapai 24 jam secara merata, tingkat kehilangan air yang cukup tinggi dan adanya daerah potensial yang berada diluar jaringan distribusi. Untuk mengatasi atau meminimalkan kelemahan tersebut diperlukan suatu pendanaan yang besar, sehingga perusahaan memerlukan penambahan modal dari investasi pihak ketiga. Peluang perusahaan yang ada dapat dimanfaatkan untuk mengatasi atau meminimalkan kelemahan perusahaan. Pemda dan DPRD yang sangat mendukung terhadap pengembangan PDAM dan pembanding untuk PDAM di daearah lain menjadikan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor masih mendapatkan kepercayaan untuk memperoleh dana-dana dari pihak ketiga. Dengan adanya penambahan modal, teknologi yang terus berkembang dapat
79
dimanfaatkan. Pemanfaatan teknologi sangat membantu untuk bekerja secara efektif dan efisien. 3. Strategi S-T (Strenghts-Threaths) Strategi S-T adalah strategi yang menggunakan kekuatan perusahaan untuk mengatasi ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Strategi S-T yang dihasilkan adalah meningkatkan kualitas pelayanan air minum dengan melakukan inovasi produk, mempertahankan hubungan baik dengan pelanggan dan menjalin kerjasama dengan pihak luar. Strategi ini diambil berdasarkan kekuatan yang dimiliki dan ancaman yang dihadapi oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Kekuatan yang dimiliki adalah sistem organisasi berjalan sesuai dengan prosedur, marjin laba yang cukup baik, penyedia tunggal air minum di Kota Bogor dan berorientasi pada pelaksanaan KASM dan ZAMP. Dengan kekuatan tersebut dapat mendukung peningkatan
kualitas
pelayanan
yang
dapat
memuaskan
pelanggan. Ancaman yang berupa kondisi perekonomian yang tidak stabil dan tingkat inflasi serta meningkatnya biaya produksi dan operasional akibat kenaikan harga BBM dan TDL dapat mengakibatkan terjadinya penyesuaian atau kenaikan tarif air minum. Oleh karena itu, penyesuaian tersebut pun harus disertai dengan peningkatan kualitas pelayanan air minum. 4. Strategi W-T (Weaknesses-Threaths) Strategi
W-T
adalah
strategi
yang
meminimalkan
kelemahan internal perusahaan dan menghindari ancaman. Strategi W-T yang dihasilkan adalah : 1. Melakukan
sosialisasi
kepada
masyarakat
mengenai
pentingnya air bersih dan cara penggunaan air yang baik dan benar. Strategi ini diambil sebagai tanggapan atas kelemahan yang dimiliki perusahaan yaitu penurunan debit air pada
80
sumber mata air dan tingkat kehilangan air yang cukup tinggi serta ancaman yang dihadapi perusahaan berupa rendahnya kesadaran masyarakat dalam penggunaan air. Pemanfaatan air yang tidak efisien akan berpengaruh terhadap jumlah pelanggan yang dapat dilayani oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor karena ketersediaan air berkurang. Oleh karena itu, dengan sosialisasi tersebut diharapkan masyarakat menyadari pentingnya air bagi kehidupan sehingga dapat memanfaatkan air dengan sebaik-baiknya. 2. Melakukan efisiensi biaya produksi dan operasional dengan pengoperasian secara efisien dan penggunaan dana yang cermat dan tepat. Strategi ini diambil berdasarkan kelemahan yang dimiliki perusahaan berupa beban hutang yang relatif besar dan ancaman yang dihadapi perusahaan yaitu kondisi perekonomian yang tidak stabil dan tingkat inflasi serta meningkatnya biaya produksi dan operasional akibat kenaikan harga BBM dan TDL. Efisien dilakukan sebagai upaya untuk meminimalkan pengaruh kenaikan biaya tersebut terhadap penyesuaian tarif air minum. Sedangkan penggunaan dana cermat dan tepat dilaksanakan untuk memprioritaskan kegiatan atau aktivitas perusahaan yang dianggap penting untuk dilakukan terlebih dahulu sehingga penggunaan dana tepat pada sasaran.
81
Tabel 18. Matriks SWOT PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Peluang : 1. Laju pertumbuhan penduduk, rumah tangga dan industri yang cukup tinggi 2. Pelanggan yang terdiri dari hampir seluruh golongan masyarakat 3. Efisiensi penagihan rekening air yang tinggi 4. Teknologi yang terus berkembang 5. Pemda dan DPRD sangat mendukung terhadap pengembangan PDAM 6. Pembanding untuk PDAM di daerah lain Ancaman : 1. Meningkatnya biaya operasional akibat kenaikan harga BBM dan TDL 2. Kondisi perekonomian yang tidak stabil dan tingkat inflasi 3. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam penggunaan air
Kekuatan : 1. Sistem organisasi berjalan sesuai dengan prosedur 2. Marjin laba yang cukup baik 3. Penyedia tunggal air minum di Kota Bogor 4. Sumber air baku yang melimpah 5. Kualitas air baku yang baik 6. Berorientasi terhadap pelaksanaan KRAM dan ZAMP
Strategi S-O
Kelemahan : 1. Sumber daya manusia belum diberdayakan secara optimal 2. Beban hutang yang relatif besar 3. Pelayanan air yang belum mencapai 24 jam secara merata 4. Penurunan debit air pada sumber mata air 5. Tingkat kehilangan air yang cukup tinggi 6. Adanya daerah potensial yang berada diluar jaringan distribusi Strategi W-O
S3, S4, S5, O1, O2 dan O5
W1, W3, W5, W6, O3, O4, O5 dan O6
Melakukan pengembangan usaha secara maksimal guna meningkatkan pendapatan perusahaan melalui : a. Penambahan kapasitas produksi b. Sambungan pelanggan baru
Penambahan modal dari investasi pihak ketiga agar dapat : a. Meningkatkan penggunaan teknologi dalam proses produksi b. Memperluas jaringan distribusi c. Meningkatkan kualitas SDM
Strategi S-T
Strategi W-T
S1, S2, S3, S6, T1 dan T2
W4, W6 dan T3
Meningkatkan kualitas pelayanan air minum dengan : a. Melakukan inovasi produk b. Mempertahankan hubungan baik dengan pelanggan c. Menjalin kerjasama dengan pihak luar.
Melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya air bersih dan cara penggunaan air yang baik dan benar. W2, T1 dan T2 Melakukan efisiensi biaya produksi dan operasinal dengan pengoperasian secara efisien dan penggunaan dana yang cermat dan tepat.
82
4.5.5. Matriks QSPM Tahap akhir dari analisis formulasi strategi adalah tahap pengambilan keputusan yaitu pemilihan strategi terbaik menurut prioritas dengan menggunakan matriks QSPM. Berdasarkan hasil analisis matriks QSPM pada Lampiran 14 diperoleh prioritas strategi yang paling tepat untuk dilakukan oleh perusahaan, yaitu : 1. Meningkatkan kualitas pelayanan air minum dengan melakukan inovasi
produk,
mempertahankan
hubungan
baik
dengan
pelanggan dan menjalin kerjasama dengan pihak luar dengan nilai TAS sebesar 6,661. 2. Melakukan pengembangan usaha secara maksimal melalui penambahan kapasitas produksi dan sambungan pelanggan baru guna meningkatkan pendapatan perusahaan dengan nilai TAS sebesar 6,652. 3. Penambahan modal dari investasi pihak ketiga agar dapat meningkatkan penggunaan teknologi dalam proses produksi, memperluas jaringan distribusi dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan nilai TAS sebesar 6,444. 4. Melakukan efisiensi biaya produksi dan operasinal dengan pengoperasian secara efisien dan penggunaan dana yang cermat dan tepat dengan nilai TAS sebesar 6,386. 5. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya air bersih dan cara penggunaan air yang baik dan benar dengan nilai TAS sebesar 5,715. Berdasarkan alternatif strategi yang diperingkatkan diatas didapatkan bahwa strategi yang paling menarik untuk dilakukan oleh perusahaan adalah strategi dengan nilai TAS tertinggi sebesar 6,661 yaitu meningkatkan kualitas pelayanan air minum dengan melakukan inovasi produk, mempertahankan hubungan baik dengan pelanggan dan menjalin kerjasama dengan pihak luar. Kebijakan pemerintah mengenai kenaikan harga BBM dan TDL berdampak pada meningkatnya biaya produksi dan operasional perusahaan sehingga
83
terjadi penyesuaian tarif air minum. Oleh karena itu, perusahaan harus meningkatkan kualitas pelayanan air minum untuk kepuasan pelanggan karena dengan adanya kenaikan tarif air minum, pelanggan juga menuntut adanya peningkatan kualitas pelayanan yang lebih baik.
KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil identifikasi lingkungan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, yaitu: a. Hasil identifikasi lingkungan internal yang merupakan kekuatan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor adalah sistem organisasi berjalan sesuai dengan prosedur, marjin laba yang cukup baik, penyedia tunggal air minum di Kota Bogor, sumber air baku yang melimpah, kualitas air baku yang baik dan berorientasi pada pelaksanaan KASM dan ZAMP. Kelemahan yang dimiliki perusahaan adalah sumber daya manusia belum diberdayakan secara optimal, beban hutang yang relatif besar, pelayanan air minum yang belum mencapai 24 jam secara merata, penurunan debit air pada sumber mata air, tingkat kehilangan air yang cukup tinggi dan adanya daerah potensial yang berada diluar jaringan ditribusi. b. Hasil identifikasi lingkungan eksternal yang merupakan peluang bagi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor adalah laju pertumbuhan penduduk, rumah tangga dan sektor niaga yang cukup tinggi, pelanggan yang terdiri dari hampir seluruh golongan masyarakat, efisiensi penagihan rekening air yang cukup tinggi, teknologi yang terus berkembang, Pemda dan DPRD sangat mendukung terhadap pengembangan PDAM dan pembanding untuk PDAM didaerah lain. Ancaman yang dihadapi oleh perusahaan adalah kondisi perekonomian yang tidak stabil dan tingkat inflasi, meningkatnya biaya produksi dan operasional akibat kenaikan harga BBM dan TDL, serta rendahnya kesadaran masyarakat dalam penggunaan air. 2. Berdasarkan analisis matriks SWOT diperoleh lima alternatif strategi, yaitu melakukan pengembangan usaha secara maksimal melalui penambahan kapasitas produksi dan sambungan pelanggan baru guna
85
meningkatkan pendapatan perusahaan, penambahan modal dari investasi pihak ketiga agar dapat meningkatkan penggunaan teknologi dalam proses produksi, memperluas jaringan distribusi dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, meningkatkan kualitas pelayanan air minum dengan melakukan inovasi produk, mempertahankan hubungan baik dengan pelanggan dan menjalin kerjasama dengan pihak luar, melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya air bersih dan cara penggunaan air yang baik dan benar dan melakukan efisiensi biaya produksi dan operasinal dengan pengoperasian secara efisien dan penggunaan dana yang cermat dan tepat. 3. Berdasarkan hasil analisis matriks QSPM, prioritas strategi yang dapat dilakukan perusahaan adalah meningkatkan kualitas pelayanan air minum dengan melakukan inovasi produk, mempertahankan hubungan baik dengan pelanggan dan menjalin kerjasama dengan pihak luar dengan nilai TAS sebesar 6,661. 2.
Saran Saran-saran yang dapat diberikan kepada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, yaitu : 1. PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor perlu meningkatkan pelayanan air 24 jam agar air selalu tersedia setiap saat dan mengurangi kemungkinan terjadinya pencemaran dari luar apabila terjadi kebocoran pipa. 2. PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor perlu menargetkan perluasan KASM dan ZAMP pada seluruh zone distribusi dan penyediaan mobil tangki air minum untuk mensuplai daerah yang belum terdapat jaringan distribusi sebagai upaya meningkatkan nilai kualitas pelayanan. 3. PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dapat memberikan reward kepada pelanggan yang membayar air pertama kali dan yang tidak pernah terlambat membayar sebagai penghargaan dan guna memberikan citra baik perusahaan kepada pelanggan. 4. PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor diharapkan dapat memperluas daerah serapan air serta terus melakukan penghijauan dan pelestarian dengan cara penanaman pohon disekitar sumber mata air dan daerah aliran
86
sungai (DAS) guna mempertahankan dan meningkatkan debit air atau pasokan dari sumber-sumber air tersebut. 5. PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor harus terus melaksanakan kegiatan pengawasan
kualitas
air
minum
yang
diselenggarakan
secara
berkesinambungan berupa pengamatan lapangan secara langsung dan pengambilan sampel air baik air baku, sumber mata air, maupun pada semua zone ditribusi. 6. PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dapat mencoba menerapkan teknologi baru dalam pengolahan air baku yang disebut mikro hidrologi dengan sedimentasi dan turbulasi untuk meminimalkan biaya bahan kimia dan listrik. 7. PDAM Tirta Pakuan perlu untuk melakukan penambahan karyawan terutama untuk bagian sumber, pengolahan dan laboratorium serta memberikan pendidikan yang lebih tinggi dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).
DAFTAR PUSTAKA
Arsanti, R. I. 2005. Analisis Formulasi Strategi Perusahaan Pada PT Hero Supermarket, Tbk. Skripsi pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.Bogor. Badan Pusat Statistik Jawa Barat. 2006. Jawa Barat Dalam Angka 2006. Badan Pusat Statistik Jawa Barat, Bandung. Badan Pusat Statistik Kota Bogor. 2004. Kota Bogor Dalam Angka 2004. Badan Pusat Statistik Kota Bogor, Bogor. . 2006. Kota Bogor Dalam Angka 2006. Badan Pusat Statistik Kota Bogor, Bogor. David, F. R. 2004. Manajemen Startegis. Edisi 7. PT Indeks, Jakarta. Dirgantoro, C. 2001. Manajemen Stratejik : Konsep, Kasus, dan Implementasi. PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta. Kotler, P. 2000. Manajemen Pemasaran Edisi Millenium (Jilid I). Prenhallindo, Jakarta. dan Gary A. 1997. Dasar-dasar Pemasaran (Jilid 1). Edisi 7. Terjemahan. Perhallindo, Jakarta. Rangkuti, F. 2003. Analisis SWOT : Tehnik Membedah Kasus Bisnis. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. . 2005. Analisis SWOT : Tehnik Membedah Kasus Bisnis. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Saladin, D. 2004. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengendalian. Linda Karya, Bandung. Kamillah, A. Analisis Strategi Perusahaan PT PISMATEX Pekalongan. Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Mahpudin, S. Analisis Strategi Pemasaran Bola Tennis Di Pasar Domestik Oleh PT Nassau Sport Indonesia. Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Mulyadi. 2001. Manajemen Strategik Berbasis Balanced Scorecard. Salemba Empat, Jakarta.
88
Tangkilisan, H. N. S. 2005. Manajemen Publik. PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta. Umar, H. 2003. Studi Kelayakan Bisnis : Teknik Menganalisis Kelayakan Rencana Bisnis secara Komprehensif. Edisi 2. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. . 2003. Strategic Management In Action. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Vincent, G. 2004. Perencanaan Strategik Untuk Peningkatan Kinerja Sektor Publik. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. http://www.pdamkotabogor.go.id [21 April 2007] http://www.bi.go.id [24 Juni 2007]
Lampiran 1. Struktur Organisasi PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor
90
Lampiran 2. Pengukuran Kinerja PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Tahun 2006
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Aspek Keuangan Rasio laba terhadap aktiva produkstif Laba sebelum pajak x 100 Aktiva Produktif Nilai bonus Laba produktif tahun ini – tahun lalu Rasio laba terhadap penjualan Laba sebelum pajak x 100 Penjualan Nilai bonus Laba produktif tahun ini – tahun lalu Rasio aktiva lancar terhadap hutang lancar Aktiva lancar Hutang lancar Rasio Hutang jangka panjang terhadap ekuitas Hutang jangka panjang Ekuitas Rasio total aktiva terhadap total hutang Total aktiva Total hutang Rasio biaya operasi terhadap pendapatan operasional Biaya operasi Pendapatan operasional Rasio laba operasional sebelum penyusutan Laba operasi sebelum penyusutan (Angsuran pokok + Bunga) Jatuh Tempo Rasio aktiva produktif terhadap penjualan air Aktiva produktif Penjualan air Jangka waktu penagihan piutang Piutang usaha Penjualan/hari Efektivitas penagihan Rekening tertagih x 100 % Penjualan air Jumlah Nilai Kinerja Keuangan
Tahun 2006 Perhitungan
%
Nilai
10.429.625.626 x 100 81.915.905.348
12,73
5
12,73-10,48
2,25
1
10.429.625.626 x 100 63.380.770.126
16,19
4
16,19-15,36
0,83
1
12.328.938.757 16.255.971.274
0,76
1
0,47
5
85.934.821.726 46.343.548.888
1,85
4
54.037.098.960 64.380.770.126
0,84
4
17.548.343.530 11.858.061.142
1,48
3
81.915.905.348 58.180.630.650
1,14
5
6.940.974.905 178.855.216
38,81
5
58.922.806.609 x 100 % 58.180.630.650
101,28
5
18.709.531.698 46.343.548.888
43 43 x 45 60
32,25
91
Lanjutan Lampiran 2.
No.
1.
2. 3. 4.
5.
6. 7. 8. 9. 10.
Aspek Operasional Cakupan pelayanan Jumlah penduduk terlayani x 100 Jumlah penduduk Nilai bonus Cakupan pelayanan tahun ini – tahun lalu Kualitas air ditribusi Kontuinitas air Produktivitas pemanfaatan instalasi produksi Kapasitas produksi x 100 Kapasitas terpasang Tingkat kehilangan air Jumlah M³ air yang didistribusikan- yang terjual x 100 Jumlah M³ air yang didistribusikan Peneraan meter air Jumlah pelanggan yang meter air ditera x 100 Jumlah seluruh pelanggan Kecepatan penyambungan baru Kemampuan penanganan pengaduan rata-rata Jumlah pengaduan yang telah selesai ditangani x 100 Jumlah seluruh pengaduan Kemudahan pelayanan Rasio karyawan per 1.000 pelanggan Jumlah karyawan x 1.000 Jumlah pelanggan Jumlah Nilai Kinerja Keuangan
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Aspek Administrasi Rencana jangka panjang (Corporate Plan) Rencana organisasi dan uraian tugas Prosedur operasi standar Gambar nyata laksana (As Build Drawing) Pedoman penilaian kerja karyawan Rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) Tertib laporan internal Tertib laporan eksternal Opini auditor independen Tindak lanjut hasil pemeriksaan tahun terakhir Jumlah Nilai Kinerja Keuangan
Tahun 2006 Perhitungan
%
Nilai
419.675 x 100 855.085
49,08
3
49,08-48,28 Memenui syarat air bersih Semua pelanggan mendapat aliran 24 jam
0,8
1 2
1.204 x 100 1.270
94,80
4
35.656.525-24.723.264 x 100 35.656.525
30,66
2
4.329 x 100 72.924 5 hari kerja
5,94
1
15.754 x 100 15.764 Tersedia
99,94
471 x 1.000 72.624
6,5
2
2 2 2 4 25
25 x 40 47
21,28
Tahun 2006 Dipedoman sebagian Sepenuhnya dipedomani Dipedomani sebagian Sepenuhnya dipedomani Spenuhnya dipedomani Dipedomani sebagian Dibuat tepat waktu Dibuat tepat waktu Wajar tanpa pengecualian Ditindaklanjuti seluruhnya 32 x 15 36
3 4 3 4 4 3 2 2 4 3 32 13,33
92
Lanjutan Lampiran 2.
Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 tahun 1999 tanggal 31 Mei 1999, kinerja PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Tahun 2006 termasuk baik dengan nilai 66,86. Adapun rinciannya sebagai berikut : Aspek Keuangan Operasional Administrasi Jumlah
Tahun 2006 Nilai yang diperoleh Nilai Kinerja 43 32,25 25 21,28 32 13,33 66,86
Lampiran 3. Sistem Penyediaan Air Minum
94
Lampiran 4. Diagram Alir Pengolahan
94
Responden 1 Faktor Strategis Eksternal Peluang Laju pertumbuhan penduduk, rumah tangga, dan sektor niaga yang cukup tinggi Pelanggan yang terdiri dari hampir seluruh golongan masyarakat Efisiensi penagihan rekening air cukup tinggi Teknologi yang terus berkembang Pemda dan DPRD sangat mendukung terhadap pengembangan PDAM Pembanding untuk PDAM di daerah lain Ancaman Kondisi perekonomian yang tidak stabil dan tingkat inflasi Meningkatnya biaya produksi dan operasional akibat kenaikan harga BBM dan TDL Rendahnya kesadaran masyarakat dalam penggunaan air Jumlah
A A
B
C
D
E
F
G
H
I
Jumlah
Bobot
3
1
1
1
2
1
1
1
11
0.076
1
1 2
1 2 1
2 3 3
1 2 1
1 2 1
1 2 1
9 19 15
0.063 0.132 0.104
3
3
3
3
23
0.160
1
1
1
10
0.069
2
2
19
0.132
B C D
1 3 3
3 3
2
E
3
3
2
3
F
2
2
1
1
1
G
3
3
2
3
1
3
H
3
3
2
3
1
3
2
19
0.132
I
3 3 2 3 1 3 2 2 21 23 13 17 9 22 13 13 13
19 144
0.132 1.000
2
Responden 2 Faktor Strategis Eksternal Peluang Laju pertumbuhan penduduk, rumah tangga, dan sektor niaga yang cukup tinggi Pelanggan yang terdiri dari hampir seluruh golongan masyarakat Efisiensi penagihan rekening air cukup tinggi Teknologi yang terus berkembang Pemda dan DPRD sangat mendukung terhadap pengembangan PDAM Pembanding untuk PDAM di daerah lain Ancaman Kondisi perekonomian yang tidak stabil dan tingkat inflasi Meningkatnya biaya produksi dan operasional akibat kenaikan harga BBM dan TDL Rendahnya kesadaran masyarakat dalam penggunaan air Jumlah
A A
B
C
D
E
H
I
J
L
Jumlah Bobot
1
1
2
1
2
2
2
1
12
0.083
1
2 2
2 2 2
2 2 2
2 2 2
2 2 2
2 2 2
16 18 16
0.111 0.125 0.111
3
2
2
2
18
0.125
2
2
2
15
0.104
2
2
16
0.111
B C D
3 3 2
3 2
2
E
3
2
2
2
F
2
2
2
2
1
G
2
2
2
2
2
2
H
2
2
2
2
2
2
2
16
0.111
I
3 2 2 2 2 2 2 2 20 16 14 16 14 17 16 16 15
17 144
0.118 1.000
2
Responden 3 Faktor Strategis Eksternal Peluang Laju pertumbuhan penduduk, rumah tangga, dan sektor niaga yang cukup tinggi Pelanggan yang terdiri dari hampir seluruh golongan masyarakat Efisiensi penagihan rekening air cukup tinggi Teknologi yang terus berkembang Pemda dan DPRD sangat mendukung terhadap pengembangan PDAM Pembanding untuk PDAM di daerah lain Ancaman Kondisi perekonomian yang tidak stabil dan tingkat inflasi Meningkatnya biaya produksi dan operasional akibat kenaikan harga BBM dan TDL Rendahnya kesadaran masyarakat dalam penggunaan air Jumlah
A A
B
C
D
E
F
G
H
I
Jumlah
Bobot
1
1
2
1
2
1
1
1
10
0.069
1
2 3
1 3 2
2 3 2
1 2 1
1 2 1
1 3 2
12 22 13
0.083 0.153 0.090
3
2
2
3
19
0.132
1
1
2
12
0.083
2
3
21
0.146
B C D
3 3 2
3 2
1
E
3
3
1
2
F
2
2
1
2
1
G
3
3
2
3
2
3
H
3
3
2
3
2
3
3
21
0.146
I
3 3 1 2 1 2 1 1 22 20 10 19 13 20 11 11 18
14 144
0.097 1.000
2
Lampiran 6. Sumber Air dan Daerah Pengaliran
97
Lampiran 7. Klasifikasi Kelompok Pelanggan, Golongan Tarif, dan Besar Tarif Air Minum Kelompok Pelanggan
I
II
III
IV
Golongan Tarif SU (Sosial Umum) yang terdiri dari terminal air, hidran air, dan tempat ibadah (Mesjid, Gereja, Kuil, Vihara, Kelenteng, dan sejenisnya). SK (Sosial Khusus) yang terdiri dari panti asuhan, yayasan sosial, sekolah negeri, rumah sakit pemerintah dan pusat kesehatan masyarakat, asrama pelajar / mahasiswa, serta pesantren dan madrasah. RA (Rumah Tinggal A) yaitu pelanggan rumah tinggal yang berlokasi di daerah padat dan tidak tertata, dengan kondisi rumah sangat sederhana, serta hanya berfungsi sebagai tempat tinggal. RB (Rumah Tinggal B) yaitu pelanggan rumah tinggal yang berlokasi di kawasan yang sudah tertata dengan baik, dengan kondisi rumah sederhanan dan tidak mewah, serta golongan Pelanggan RA yang mempunyai kegiatan usaha. IP (Instansi Pemerintah) yaitu Instansi / Lembaga Pemerintah, TNI, POLRI, dan lembaga non komersial seperti lembaga pendidikan / diklat dan kursus dari instansi pemerintah dan sejenisnya. RC (Rumah Tinggal C) yaitu pelanggan rumah tinggal dengan kondisi rumah mewah dan RB yang mempunyai kegiatan usaha (di luar kriteria golongan Pelanggan RA dan RB). NK (Niaga Kecil) yaitu pelanggan dalam kelompok komersial dengan kegiatan usaha/ niaga/industri kecil, antara lain perusahaan berbentuk CV, Firma, Koperasi, perdagangan umum, toko/ruko, biro jasa, pratek dokter, apotek, rumah sakit swasta, pendidikan swasta, warung telekomunikasi, bengkel kecil, industri rumah tangga, sanggar seni, hotel tidak berbintang, wisma, kamar mandi umum komersial, rumah makan kecil, dan hidran umum komersial. NB (Niaga Besar) antara lain importir/ekspotir, jasa ekspedisi, agen, pasar swalayan, rumah sakit swasta tipe A/B, kolam renang umum swasta, SPBU, distributor (pedagang besar), dealer kendaraan bermotor, hotel berbintang, rumah makan besar (restoran), bengkel besar, pabrik, tempat hiburan, industri perikanan, bioskop, toko/ruko di jalan protokol, perusahaan berbentuk PT Persero, perkayuan, dan pertambangan.
Besaran Tarif Air Minum (Dalam Rupiah) 0-10 m³ 11-20 m³ >20 m³ 250
300
400
450
700
1.100
600
850
2.150
800
1.150
3.050
1.600
3.800
4.500
1.250
2.500
4.250
2.800
3.900
6.000
3.950
5.500
7.250
101
Lampiran 8. Kuesioner Penelitian Penentuan Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal dan Eksternal
KUESIONER PENELITIAN PENENTUAN BOBOT DAN RATING FAKTOR STRATEGI INTERNAL DAN FAKTOR STRATEGI EKSTERNAL
ANALISIS FORMULASI STRATEGI PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR
IDENTITAS RESPONDEN Nama
: ………………….
Pekerjaan/Jabatan
: ………………….
Alamat
: ………………….
Diharapkan Bapak/Ibu dapat mengisi kuesioner ini secara objektif dan benar, karena kuesioner ini adalah untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah
Peneliti : Dian Suminnar H24103059
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007
102
Lanjutan Lampiran 8.
PENENTUAN BOBOT
Tujuan : Mendapatkan penilaian para responden mengenai faktor-faktor strategis internal maupun eksternal yaitu dengan cara pemberian bobot mengenai seberapa besar faktor strategis tersebut dapat mempengaruhi atau menentukan keberhasilan perusahaan.
Petunjuk Umum : 1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden. 2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden. 3. Dalam Pengisian kuesioner, responden diharapkan untuk melakukan secara langsung (tidak menunda) untuk menghindari inkonsistensi jawaban. 4. Responden berhak untuk menambahkan atau mengurangi hal-hal yang sudah tercantum dalam kuesioner ini, dengan responden lainnya atau dengan peneliti. Hal ini dibenarkan jika dilengkapi dengan alasan yang kuat.
Petunjuk Khusus : 1. Nilai diberikan pada perbandingan berpasangan antara dua faktor (vertikal – horizontal) berdasarkan kepentingan atau pengaruhnya pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Pakuan Kota Bogor. Untuk menentukan bobot setiap faktor digunakan skala 1, 2, dan 3 dengan keterangan skala sebagai berikut : 1 = Jika indikator vertikal kurang penting daripada indikator horizontal. 2 = Jika indikator vertikal sama penting daripada indikator horizontal. 3 = Jika indikator vertikal sangat penting daripada indikator horizontal. 2. Penentuan bobot merupakan pandangan masing-masing responden terhadap faktor-faktor strategis internal dan eksternal.
103
Lanjutan Lampiran 8.
PENENTUAN RATING
Tujuan : Mendapatkan penilaian para responden mengenai faktor-faktor strategis internal maupun eksternal yaitu dengan cara pemberian rating terhadap seberapa besar faktor tersebut dapat mempengaruhi atau membentuk keberhasilan perusahaan. Petunjuk Umum : 1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden. 2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden. 3. Dalam Pengisian kuesioner, responden diharapkan untuk melakukan secara langsung (tidak menunda) untuk menghindari inkonsistensi jawaban. 4. Responden berhak untuk menambahkan atau mengurangi hal-hal yang sudah tercantum dalam kuesioner ini, dengan alasan yang jelas dan kuat. 5. Respoden dapat saja memiliki pandangan yang berbeda mengenai suatu faktor dalam kuesioner ini, dengan responden atau dengan peneliti. Hal ini dibenarkan jika disertai dengan alasan yang kuat. Petunjuk Khusus : 1. Alternatif pemberian rating terhadap faktor-faktor strategis internal (kekuatan) dan eksternal (peluang) yang bersifat positif adalah sebagai berikut : 1 = sangat lemah 2 = lemah 3 = kuat 4 = sangat kuat Sedangkan untuk faktor-faktor strategis internal (kelemahan) dan faktor strategis eksternal (ancaman) yang bersifat negatif adalah sebagai berikut : 1 = sangat sulit diatasi 2 = sulit diatasi 3 = mudah diatasi 4 = sangat mudah diatasi
104
Lanjutan Lampiran 8. Pemberian
rating
masing-masing
faktor
strategis
dilakukan
dengan
memberikan ( √ ) pada tingkat kepentingan (1-4) yang paling sesuai menurut responden. 2. Penentuan rating merupakan pandangan masing-masing responden terhadap kemampuan kegiatan perusahaan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dalam menghadapi faktor-faktor strategis internal dan eksternal perusahaan.
PENENTUAN RATING FAKTOR STRATEGIS INTERNAL
Faktor Strategis Internal Kekuatan 1. Sistem organisasi berjalan sesuai dengan prosedur 2. Marjin laba yang cukup baik 3. Penyedia tunggal air minum di Kota Bogor 4. Sumber air baku yang melimpah 5. Kualitas air baku yang baik 6. Berorientasi pada pelaksanaan KASM dan ZAMP Kelemahan 1. Sumber daya manusia belum diberdayakan secara optimal 2. Beban hutang yang relatif besar 3. Pelayanan air yang belum mencapai 24 jam secara merata 4. Penurunan debit air pada sumber mata air 5. Tingkat kehilangan air cukup tinggi 6. Adanya daerah potensial yang berada diluar jaringan distribusi
Rating 1
2
3
4
Lanjutan Lampiran 8.
PENENTUAN BOBOT FAKTOR STRATEGIS INTERNAL
Faktor Strategis Internal
A
Kekuatan Sistem organisasi berjalan sesuai dengan prosedur
A
Marjin laba yang cukup baik Penyedia tunggal air minum di Kota Bogor
B C
Sumber air baku yang melimpah
D
Kualitas air baku yang baik
E
Berorientasi pada pelaksanaan KASM dan ZAMP Kelemahan
F
Sumber daya manusia belum diberdayakan secara optimal
G
Beban hutang yang relatif besar
H
Pelayanan air yang belum mencapai 24 jam secara merata
I
Penurunan debit air pada sumber mata air
J
Tingkat kehilangan air cukup tinggi
K
Adanya daerah potensial yang berada diluar jaringan distribusi
L
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
Lanjutan Lampiran 8. PENENTUAN BOBOT FAKTOR STRATEGIS EKSTERNAL
Faktor Strategis Eksternal
A B C D E H
Peluang Laju pertumbuhan penduduk, rumah tangga, dan sektor niaga yang cukup tinggi
A
Pelanggan yang terdiri dari hampir seluruh golongan masyarakat Efisiensi penagihan rekening air cukup tinggi
B C
Teknologi yang terus berkembang
D
Pemda dan DPRD sangat mendukung terhadap pengembangan PDAM
E
Pembanding untuk PDAM di daerah lain Ancaman
F
Kondisi perekonomian yang tidak stabil dan tingkat inflasi
G
Meningkatnya biaya produksi dan operasional akibat kenaikan harga BBM dan TDL
H
Rendahnya kesadaran masyarakat dalam penggunaan air
I
I
J
L
Lanjutan Lampiran 8.
PENENTUAN RATING FAKTOR STRATEGIS INTERNAL
Faktor Strategis Internal Kekuatan 1. Sistem organisasi berjalan sesuai dengan prosedur 2. Marjin laba yang cukup baik 3. Penyedia tunggal air minum di Kota Bogor 4. Sumber air baku yang melimpah 5. Kualitas air baku yang baik 6. Berorientasi pada pelaksanaan KASM dan ZAMP Kelemahan 1. Sumber daya manusia belum diberdayakan secara optimal 2. Beban hutang yang relatif besar 3. Pelayanan air yang belum mencapai 24 jam secara merata 4. Penurunan debit air pada sumber mata air 5. Tingkat kehilangan air cukup tinggi 6. Adanya daerah potensial yang berada diluar jaringan distribusi
Rating 1
2
3
4
Lanjutan Lampiran 8.
PENENTUAN RATING FAKTOR STRATEGIS EKSTERNAL
Faktor Strategis Eksternal Peluang 1. Laju pertumbuhan penduduk, rumah tangga, dan sektor niaga yang cukup tinggi 2. Pelanggan yang terdiri dari hampir seluruh golongan masyarakat 3. Efisiensi penagihan rekening air cukup tinggi 4. Teknologi yang terus berkembang 5. Pemda dan DPRD sangat mendukung terhadap pengembangan PDAM 6. Pembanding untuk PDAM di daerah lain Ancaman 1. Kondisi perekonomian yang tidak stabil dan tingkat inflasi 2. Meningkatnya biaya produski dan operasional akibat kenaikan harga BBM dan TDL 3. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam penggunaan air
Rating 1
2
3
4
Lanjutan Lampiran 9.
PENENTUAN SKOR AS PADA FAKTOR STRATEGIS INTERNAL
Faktor Strategi Internal
1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kekuatan Sistem organisasi berjalan sesuai dengan prosedur Marjin laba yang cukup baik Penyedia tunggal air minum di Kota Bogor Sumber air baku yang melimpah Kualitas air baku yang baik Berorientasi pada pelaksanaan KASM dan ZAMP Kelemahan Sumber daya manusia belum diberdayakan secara optimal Beban hutang yang relatif besar Pelayanan air yang belum mencapai 24 jam secara merata Penurunan debit air pada sumber mata air Tingkat kehilangan air cukup tinggi Adanya daerah potensial yang berada diluar jaringan distribusi
Strategi 1 1 2 3 4
Strategi 2 Strategi 3 1 2 3 4 1 2 3 4
Strategi 4 1 2 3 4
Strategi 5 1 2 3 4
Lanjutan Lampiran 9.
PENENTUAN SKOR AS PADA FAKTOR STRATEGIS EKSTERNAL
Faktor Strategis Eksternal 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3.
Peluang Laju pertumbuhan penduduk, rumah tangga, dan sektor niaga yang cukup tinggi Pelanggan yang terdiri dari hampir seluruh golongan masyarakat Efisiensi penagihan rekening air cukup tinggi Teknologi yang terus berkembang Pemda dan DPRD sangat mendukung terhadap pengembangan PDAM Pembanding untuk PDAM di daerah lain Ancaman Kondisi perekonomian yang tidak stabil dan tingkat inflasi Meningkatnya biaya produksi dan operasional akibat kenaikan harga BBM dan TDL Rendahnya kesadaran masyarakat dalam penggunaan air
Strategi 1 1 2 3 4
Strategi 2 1 2 3 4
Strategi 3 1 2 3 4
Strategi 4 Strategi 5 1 2 3 4 1 2 3 4
105
Lampiran 9. Kuesioner Penelitian Penentuan Strategi Terpilih dengan Matriks QSPM KUESIONER PENELITIAN PENENTUAN STRATEGI TERPILIH DENGAN QUANTITATIVE STRATEGY PALNNING MATRIX (QSPM)
ANALISIS FORMULASI STRATEGI PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR
IDENTITAS RESPONDEN Nama
: ………………….
Pekerjaan/Jabatan
: ………………….
Alamat
: ………………….
Diharapkan Bapak/Ibu dapat mengissi kuesioner ini secara objektif dan benar, karena kuesioner ini adalah untuk penelitian skripsidengan tujuan ilmiah
Peneliti : Dian Suminnar H24103059
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007
106
Lanjutan Lampiran 9. PENENTUAN STRATEGI TERPILIH DENGAN QSPM
Tujuan : Untuk mentapkan kemenarikan relatif (Relative Attractiveness) dari alternatifalternatif stratgei telah diperoleh melalui analisis strategi matriks SWOT dan matriks IE, untuk menetapkan strategi yang terbaik untuk direkomendasikan kepada perusahaan. Alternatif strategi yang dihasilkan adalah : 1. Melakukan pengembangan usaha secara maksimal melalui penambahan kapasitas produksi dan sambungan pelanggan baru guna meningkatkan pendapatan perusahaan. 2. Penambahan modal dari investasi pihak ketiga agar dapat meningkatkan penggunaan teknologi dalam proses produksi, memperluas jaringan distribusi, dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). 3. Meningkatkan kualitas pelayanan air minum dengan melakukan inovasi produk, mempertahankan hubungan baik dengan pelanggan, dan menjalin kerjasama dengan pihak luar. 4. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya air bersih dan cara penggunaan air yang baik dan benar. 5. Melakukan efisiensi biaya produksi dan operasional dengan pengoperasian secara efisien dan penggunaan dana yang cermat dan tepat. Petunjuk Pengisian : Tentukan Attractiveness Score (AS) atau daya tarik dari masing-masing faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) untuk masing-masing alternatif strategi sebagaimana disebut diatas dengan cara memberikan tanda (√) pada pilihan Bapak/Ibu. Pilihan Attractiveness Score (AS) pada isian berikut terdiri dari : 1 = Tidak menarik 2 = Agak menarik 3 = Menarik 4 = Sangat menarik
Lampiran 10. Hasil Penentuan Bobot Faktor Strategis Internal Responden 1 Faktor Strategis Internal Kekuatan Sistem organisasi berjalan sesuai dengan prosedur Marjin laba yang cukup baik Penyedia tunggal air minum di Kota Bogor Sumber air baku yang melimpah Kualitas air baku yang baik Berorientasi pada pelaksanaan KASM dan ZAMP Kelemahan Sumber daya manusia belum diberdayakan secara optimal Beban hutang yang relatif besar Pelayanan air yang belum mencapai 24 jam secara merata Penurunan debit air pada sumber mata air Tingkat kehilangan air cukup tinggi Adanya daerah potensial yang berada diluar jaringan distribusi Jumlah
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
Jumlah
3
3
2
2
2
3
3
1
3
3
3
3
1 1
1 1 2
3 1 1 1
1 1 1 1 3
2 1 1 2 3
1 1 1 1 2
3 1 1 2 3
1 1 1 3 3
1 1 1 1 3
28 18 11 17 21 29
0.106 0.068 0.042 0.064 0.080 0.110
1 3 3 3 3 1 3 1 3 3 2 1 2 3 3 2 1 1 1 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 1 1 3 3 2 1 1 1 1 3 1 1 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 1 2 2 1 3 3 16 26 33 27 23 15 18 22 12 26 27 19
26 22 32 18 17 25 264
0.098 0.083 0.121 0.068 0.064 0.095 1.000
A B C D E F G H I J K L
1 1 2 2 2
1 3 3 1
3 3 3
2 3
3
Bobot
Lanjutan Lamipran 10. Responden 2 Faktor Strategis Internal Kekuatan Sistem organisasi berjalan sesuai dengan prosedur Marjin laba yang cukup baik Penyedia tunggal air minum di Kota Bogor Sumber air baku yang melimpah Kualitas air baku yang baik Berorientasi pada pelaksanaan KASM dan ZAMP Kelemahan Sumber daya manusia belum diberdayakan secara optimal Beban hutang yang relatif besar Pelayanan air yang belum mencapai 24 jam secara merata Penurunan debit air pada sumber mata air Tingkat kehilangan air cukup tinggi Adanya daerah potensial yang berada diluar jaringan distribusi Jumlah
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
Jumlah
2
3
2
3
3
2
3
2
2
2
1
3
2 2
2 2 2
3 2 2 2
2 2 2 2 2
3 2 2 2 2
2 2 2 2 2
1 1 1 2 2
2 2 2 2 2
1 1 1 2 2
25 23 18 20 21 20
0.095 0.087 0.068 0.076 0.080 0.076
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 19 21 26 24 23 24 22 24 22 19 22 18
22 20 22 25 22 26 264
0.083 0.076 0.083 0.095 0.083 0.098 1.000
A B C D E F G H I J K L
2 1 2 1 1
1 2 2 1
2 2 2
2 2
2
Bobot
Lanjutan Lampiran 10. Responden 3 Faktor Strategis Internal Kekuatan Sistem organisasi berjalan sesuai dengan prosedur Marjin laba yang cukup baik Penyedia tunggal air minum di Kota Bogor Sumber air baku yang melimpah Kualitas air baku yang baik Berorientasi pada pelaksanaan KASM dan ZAMP Kelemahan Sumber daya manusia belum diberdayakan secara optimal Beban hutang yang relatif besar Pelayanan air yang belum mencapai 24 jam secara merata Penurunan debit air pada sumber mata air Tingkat kehilangan air cukup tinggi Adanya daerah potensial yang berada diluar jaringan distribusi Jumlah
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
Jumlah
2
1
3
3
3
2
3
3
3
2
2
1
2 3
2 3 2
3 3 3 3
1 3 2 1 1
2 3 2 2 2
2 3 1 1 1
3 3 3 2 2
2 3 2 2 1
2 3 3 2 1
27 22 33 22 19 13
0.102 0.083 0.125 0.083 0.072 0.049
2 3 1 2 3 3 2 3 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 3 1 2 1 2 1 3 3 3 1 2 3 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 1 1 2 3 2 2 2 3 2 17 22 11 22 25 31 19 24 21 30 20 22
25 20 23 14 24 22 264
0.095 0.076 0.087 0.053 0.091 0.083 1.000
A B C D E F G H I J K L
2 3 1 1 1
3 2 2 1
1 1 1
2 1
1
Bobot
Lampiran 12. Hasil Penentuan Rating Faktor Strategis Internal
Faktor Strategis Internal Kekuatan
Responden R1 R2 R3
Jumlah Rating
1. Sistem organisasi berjalan sesuai dengan prosedur 2. Marjin laba yang cukup baik 3. Penyedia tunggal air minum di Kota Bogor 4. Sumber air baku yang melimpah 5. Kualitas air baku yang baik 6. Berorientasi pada pelaksanaan KASM dan ZAMP Kelemahan
3.00 3.00 3.00 2.00 3.00 3.00
3.00 3.00 3.00 4.00 3.00 3.00
3.00 4.00 4.00 4.00 4.00 3.00
9.00 10.00 10.00 10.00 10.00 9.00
3.00 3.33 3.33 3.33 3.33 3.00
1. Sumber daya manusia belum diberdayakan secara optimal 2. Beban hutang yang relatif besar 3. Pelayanan air yang belum mencapai 24 jam secara merata 4. Penurunan debit air pada sumber mata air 5. Tingkat kehilangan air cukup tinggi 6. Adanya daerah potensial yang berada diluar jaringan distribusi
2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 3.00
2.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00
2.00 2.00 3.00 3.00 2.00 3.00
6.00 7.00 8.00 8.00 7.00 9.00
2.00 2.33 2.67 2.67 2.33 3.00
Keterangan : Responden 1 (R1) = Kabag Keuangan Responden 2 (R2) = Kabag Produksi Responden 3 (R3) = Kabag SDM
Lampiran 13. Hasil Penentuan Rating Faktor Strategis Eksternal
Faktor Strategis Eksternal
Responden 1 2 3
Jumlah
Rating
Peluang 1. Laju pertumbuhan penduduk, rumah tangga, dan sektor niaga yang cukup tinggi 2. Pelanggan yang terdiri dari hampir seluruh golongan masyarakat 3. Efisiensi penagihan rekening air cukup tinggi 4. Teknologi yang terus berkembang 5. Pemda dan DPRD sangat mendukung terhadap pengembangan PDAM 6. Pembanding untuk PDAM di daerah lain Ancaman
3.00 3.00 2.00 4.00 3.00 3.00
3.00 4.00 3.00 3.00 3.00 3.00
3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 4.00
9.00 10.00 8.00 10.00 9.00 10.00
3.00 3.33 2.67 3.33 3.00 3.33
1. Kondisi perekonomian yang tidak stabil dan tingkat inflasi 2. Meningkatnya biaya produksi dan operasional akibat kenaikan harga BBM dan TDL 3. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam penggunaan air
2.00 2.00 2.00
2.00 2.00 3.00
1.00 2.00 3.00
5.00 6.00 8.00
1.67 2.00 2.67
Keterangan : Responden 1 (R1) = Kabag Keuangan Responden 2 (R2) = Kabag Produksi Responden 3 (R3) = Kabag SDM
Lampiran 14. Hasil Penentuan Strategi Terpilih dengan Matriks QSPM Faktor Kunci
Bobot
Strategi 1
Strategi 2
Strategi 3
Strategi 4
Strategi 5
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
Peluang 1. Laju pertumbuhan penduduk, rumah tangga, dan sektor niaga yang cukup tinggi
0.076
3.00
0.229
3.33
0.255
3.33
0.255
3.00
0.229
2.67
0.204
2. Pelanggan yang terdiri dari hampir seluruh golongan masyarakat
0.086
3.67
0.314
2.67
0.228
3.33
0.285
2.33
0.200
2.00
0.171
3. Efisiensi penagihan rekening air cukup tinggi
0.137
3.67
0.501
3.33
0.455
3.67
0.501
2.33
0.319
3.33
0.455
4. Teknologi yang terus berkembang
0.102
3.00
0.306
3.00
0.306
3.67
0.373
2.33
0.238
4.00
0.407
5. Pemda dan DPRD sangat mendukung terhadap pengembangan PDAM
0.139
4.00
0.556
4.00
0.556
3.67
0.509
3.00
0.417
2.67
0.370
6. Pembanding untuk PDAM di daerah lain Ancaman
0.086
2.67
0.228
2.67
0.228
2.67
0.228
3.00
0.257
3.33
0.285
1. Kondisi perekonomian yang tidak stabil dan tingkat inflasi
0.130
3.00
0.389
3.33
0.432
3.67
0.475
3.33
0.432
3.67
0.475
2. Meningkatnya biaya produksi dan operasional akibat kenaikan harga BBM dan TDL
0.130
3.33
0.432
3.67
0.475
3.00
0.389
2.00
0.259
4.00
0.519
3. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam penggunaan air Kekuatan
0.116
2.67
0.309
3.67
0.424
4.00
0.463
3.67
0.424
3.00
0.347
1. Sistem organisasi berjalan sesuai dengan prosedur
0.101
3.33
0.337
3.67
0.370
2.67
0.269
2.33
0.236
3.33
0.337
2. Marjin laba yang cukup baik
0.080
4.00
0.318
3.33
0.265
2.67
0.212
2.33
0.186
3.67
0.292
3. Penyedia tunggal air minum di Kota Bogor
0.078
3.33
0.261
3.33
0.261
3.00
0.235
2.33
0.183
2.67
0.209
4. Sumber air baku yang melimpah
0.074
3.67
0.273
3.00
0.223
3.33
0.248
3.00
0.223
3.00
0.223
5. Kualitas air baku yang baik
0.077
3.67
0.282
3.00
0.231
3.67
0.282
3.33
0.257
3.00
0.231
6. Berorientasi pada pelaksanaan KASM dan ZAMP Kelemahan
0.078
3.33
0.261
3.00
0.235
3.33
0.261
4.00
0.313
3.00
0.235
1. Sumber daya manusia belum diberdayakan secara optimal
0.092
2.67
0.246
2.67
0.246
3.33
0.307
3.00
0.277
3.33
0.307
2. Beban hutang yang relatif besar
0.078
3.00
0.235
2.67
0.209
3.00
0.235
2.33
0.183
4.00
0.313
3. Pelayanan air yang belum mencapai 24 jam secara merata
0.097
3.67
0.356
3.67
0.356
3.33
0.324
3.33
0.324
3.33
0.324
4. Penurunan debit air pada sumber mata air
0.072
3.00
0.216
2.33
0.168
3.33
0.240
3.33
0.240
2.67
0.192
5. Tingkat kehilangan air cukup tinggi
0.080
3.33
0.265
2.67
0.212
3.67
0.292
2.67
0.212
2.67
0.212
6. Adanya daerah potensial yang berada diluar jaringan distribusi Jumlah
0.092
3.67
0.338
3.33
0.307
3.00
0.277
3.33
0.307
3.00
0.277
6.652
6.444
6.661
5.715
6.386