ANALISIS STRATEGI COMMUNITY DEVELOPMENT DI USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI TERHADAP BASIS KEMITRAAN DAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT (Studi Kasus Community Development Kangean Energy Indonesia Ltd. periode 2007)
SKRIPSI
Diajukan sebagai syarat Sarjana Ilmu Komunikasi (Strata 1) Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana
Disusun oleh
Nama
: MIRA FAJAR
Nim
: 44206110010
Jurusan
: Public Relations
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
ABSTRAK MIRA FAJAR (44206110010) ANALISIS STRATEGI COMMUNITY DEVELOPMENT DI USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI TERHADAP BASIS KEMITRAAN DAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT (Studi kasus community development Kangean Energy Indonesia Ltd periode 2007) Daftar Acuan : 25 (1956-2008) 132 halaman + Lampiran
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah analisis strategi community development di usaha hulu minyak dan gas bumi terhadap basis kemitraan dan sustainable development (studi kasus community development Kangean Energy Indonesia Ltd periode 2007) Penelitian ini didasari bahwa program community development yang dijalankan Kangean Energy Indonesia mengalami hambatan dalam pelaksanaannya yang pada akhirnya memicu konflik dengan masyarakat di awal tahun 2007. Kangean Energy Indonesia adalah salah satu industri minyak dan gas bumi yang membentuk jalinan kemitraan melalui community development committee yang melibatkan unsur masyarakat, pemerintah dan perusahaan dalam perencanaan hingga evaluasi programnnya, hal ini menjadi proyek percontohan bagi para pelaku migas yang lain. Teori-teori yang digunakan untuk mendekati masalah ini adalah teori-teori tentang strategi program community development. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus melalui wawancara mendalam. Sedangkan Pengolahan data dilakukan dengan menganalisis dan menafsirkan secara deskriptif hasil dari wawancara dan data sekunder berupa strategi implementasi program Temuan penelitian bahwa program community development pada 2007 belum terlaksana dengan maksimal hal ini terlihat pada program pabrik es dan listrik yang belum berjalan. Kesimpulan, strategi pengembangan masyarakat terhadap program pabrik es dan kelistrikan yang di putuskan tidak mendukung keberhasilan program hingga akhir 2007. Aksi dan komunikasi yang dilakukan kurang mengakomodir kondisi yang ada. Rekomendasi yang dapat diajukan adalah perusahaan dan pemda setempat harus konsisten terhadap perencanaan program community development yang telah disepakati dan membangun rasa solidaritas, kepercayaan dan kerja sama yang baik, sehingga kemitraan yang dijalankan benar-benar mengakomodir program yang direncanakan dan target yang diharapkan dapat tercapai.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhana Wata'ala atas rahmat dan karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan tugas akhir dan salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Strata Satu (S1) Ilmu Komunikasi, Public Relations, Jakarta. Kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi merupakan suatu kegiatan yang dinamis dan penuh risiko kegagalan yang tinggi. Kegiatan ini merupakan suatu siklus pengusahaan yang padat teknologi dan membutuhkan modal yang besar, berbeda dengan kegiatan ekonomi lainnya. Seperti dalam memperoleh izin lokal bagi pengelolaan sumberdaya sekitar. Dan dalam rangka pengembangan usahanya secara berkelanjutan tidaklah mudah, perlunya negosiasi yang cukup baik kepada para pemilik tanah. Tahapan ini mempengaruhi masa depan hubungan antara masyarakat dan perusahaan migas. Tahapan yang bisa disebut kritis inilah seyogianya perusahaan migas sudah mulai menunjukkan corporate social responsibility-nya melalui program community development. Hal ini sangat penting untuk meyakinkan masyarakat bahwa kehadiran perusahaan migas yang akan menguasai sumber alam di wilayah itu akan memberi kompensasi pada mereka dalam bentuk program-program yang akan
meningkatkan
kesejahteraan
sosial
ekonomi
mereka.
Community
development (CD) bukan semata persoalan moral yang berorientasi pada penghargaan terhadap harkat dan martabat kemanusiaan, akan tetapi juga merupakan upaya menciptakan security bagi perusahaan migas dari ancaman
iv
penduduk lokal yang merasa terpinggirkan. Oleh sebab itu, CD menjadi sangat penting guna menciptakan keseimbangan dalam kehidupan sosial. Di dalam skripsi ini, penulis mencoba menganalisis strategi Kangean Energy Indonesia Ltd melalui program community development dan kesesuaian program terhadap aspirasi stakeholders-nya, juga jalinan kemitraan yang dilakukan dalam mendukung sustainable development pemerintah daerah Kabupaten Sumenep yang menjadi wilayah kerja Kangean Energy Indonesia Ltd. Dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada dosen pembimbing yang juga kepala jurusan program public relations yaitu Ibu Marhaeni F. Kurniawati, S. Sos. M.Si. yang telah berkenan meluangkan waktunya dan dengan sabar membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini. Juga Bapak Farid Hamid. M. Si. selaku sekertaris bidang studi public relations dan juga sebagai salah satu dosen di mata kuliah riset PR yang telah membimbing dan membagi ilmunya. Penulisan skripsi ini juga dapat terlaksana berkat adanya bantuan moral maupun material dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Dr. Ir. H. Suharyadi, M.S. selaku Rektor Universitas Mercu Buana; 2. Ibu Diah Wardhani, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Mercu Buana; 3. Segenap dosen PKSM Fakultas Ilmu Komunikasi – Public Relations Universitas Mercu Buana yang telah membekali penulis dengan ilmu-ilmu dasar di bidang Public Relations sejak awal hingga akhir semester;
v
4. Seluruh staf sekretariat Universitas Mercu Buana yang selalu membantu dengan tangan terbuka; 5. Kedua orang tua penulis, Bapak Hardono dan Ibu Diana, yang selalu memberikan bimbingan dan dukungan dengan penuh kasih sayang. Ibu Diana begitu besar pengorbanannya bagi penulis. Beliau dengan ikhlas dan memahami keterbatasan penulis sehingga mau menggantikan posisi penulis untuk menjaga dan merawat putra penulis disaat-saat penulis berkurang waktunya pada masa-masa perkuliahan; 6. Arif Fatoni dan putraku yang tersayang Nauval Affan Lathif yang selalu memberi cinta, semangat dan keikhlasannya atas berkurangnya waktu penulis selama masa perkuliahan hingga selesai; 7. Dosen PKSM Humas, Bapak Rosady Ruslan, Bpk Hery Budiarto dan ibu Rosita, yang telah memberikan banyak masukan dan meluangkan waktunya untuk bertukar pikiran dan tidak pernah bosan mengajari dan membagi ilmunya kepada penulis. 8. Rekan-rekan penulis di kantor Kangean Energy Indonesia: Pak Ono, Pak Kampoi, Pak Djalu, Pak Juhartomo, Pak Budar, Mas Sandi, Mas Dani dan Mbak Chandra yang telah membagi ilmu dan meminjamkan buku-buku. 9. Para nara sumber dari Pemda Kabupaten Sumenep dan para tokoh masyarakat di Pagerungan Besar yang telah memberi masukan dan bersedia di wawancara dalam rangka penambahan wawasan dan informasi dalam proses penulisan skripsi ini.
vi
Semoga Allah Subhana Wata'ala melimpahkan kasih sayang, rahmat dan hidayahnya kepada mereka semua, Amin. Jakarta, Agustus 2008 Mira Fajar
vii
DAFTAR ISI Halaman Lembar persetujuan........................................................................................
i
Lembar pengesahan........................................................................................
ii
Abstrak.............................................................................................................
iii
Kata Pengantar...............................................................................................
iv
Daftar Isi..........................................................................................................
viii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………..
1
1.2 Perumusan Masalah…………………..…….……………..
11
1.3 Tujuan Penelitian………………….……………………….
12
1.4 Manfaat Penelitian……………………………...………….
12
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi………………………………………………...
13
2.1.1 Definisi Komunikasi…………………….....……...
13
2.1.2 Komunikasi Organisasi............................................
15
2.1.3.1 Definisi Komunikasi Organisasi...............
15
2.1.3.2 Arus Komunikasi Organisasi....................
17
2.2 Public Relations (PR).............................................................
18
2.2.1 Definisi PR.................................................................
18
2.1.3 Fungsi PR...................................................................
21
2.1.4 Ruang Lingkup dan Tugas PR.................................
21
2.1.5 Model Perencanaan PR............................................
22
viii
2.1.6 Pentingnya Komunikasi bagi PR………………….. 2.3 Strategi Public Relations…………......................................
22 23
2.3.1 Definisi Strategi …………………………………...
23
2.3.2 Tujuan Strategi PR………………………………..
24
2.3.3 Komponen-komponen Strategi PR.........................
25
2.3.4 Program Strategi PR.................................................
25
2.3.5 Model Strategi PR.....................................................
28
2.3.6 Tahapan Penerapan Strategi PR.............................
29
2.4 Corporate Social Responsibility (CSR)…………………….
32
2.4.1 Definisi CSR………………………………………..
31
2.4.2 Manfaat CSR……………………………………….
34
2.4.3 Ruang Lingkup CSR……………………………….
35
2.4.4 Definisi Dan Konsep Community development (CD)……...............................................
35
2.4.4.1 Ruang Lingkup CD…………..
39
2.4.4.2 Tujuan CD……………………
40
2.4.4.3 Program CD………………….
42
2.5 Kemitraan / Partnership……………………………………
45
2.5.1 Definisi Kemitraan…………………………………
45
2.5.2 Konsep Kemitraan Tripartit…………………..….
45
2.5.3 Konsep Kemitraan Masyarakat Dunia Usaha…..
46
ix
2.6 Pembangunan Berkelanjutan / Sustainable Development... 47 2.6.1 Definisi Pembangunan Berkelanjutan………….….
47
2.6.2 Konsep Pembangunan Berkelanjutan Triple Bottom Line.....................................................
BAB III
BAB IV
48
METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian………………………….…………………..
49
3.2 Metode Penelitian…………………….……………………
49
3.3 Nara Sumber – Key informan……….…………………….
51
3.4 Teknik Pengumpulan. Data……………………………….
52
3.4.1 Data Primer….……………………………………..
52
3.4.2 Data Sekunder………………………………………
54
3.5 Prosedur Penelitian…………………………………………
54
3.6 Definisi Konsep……………………………………………..
55
3.7 Fokus Penelitian…………………………………………….
56
3.8 Teknik Analisa Data………………………………………..
58
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran obyek penelitian………………………………... 61 4.1.1 Sejarah dan profil Kangean Energy Indonesia Ltd...
61
4.1.2 Sejarah pengembangan Blok Kangean…………….
64
4.1.3 Vision, mission and company identity………………
65
4.1.4 Struktur organisasi perusahaan……………………
68
x
4.1.5 Kedudukan PR dalam struktur organisasi..............
69
4.1.5.1 Deskripsi posisi………………………….
69
4.1.5.2 Fungsi utama jabatan……………………
69
4.1.5.3 Tugas dan tanggung jawab PR…………
70
4.1.5.3.1 Internal……………………….
70
4.1.5.3.2 Eksternal……………………..
70
4.1.5.4 Target utama PR…………………………
72
4.1.5.5 Wewenang PR dalam organisasi.............
72
4.1.5.6 Relasi PR...................................................
73
4.1.5.7 Struktur organisasi PR di dalam departemen HR & Support......................
74
4.1.5.8 Struktur organisasi PR di dalam divisi PR & Security..................................
74
4.1.6 Profil lapangan gas Pagerungan, Blok Kangean..... 75 4.1.6.1 Letak geografi lapangan Pagerungan.....
75
4.1.6.2 Profil masyarakat sekitar.........................
76
4.1.7 Komitmen perusahaan terhadap safety, health and environment (SHE)…………………………….
77
4.1.8 Community development Kangean Energy Indonesia. 79
4.2 HASIL PENELITIAN 4.2.1 fact finding................................................................
82
4.2.2 Perencanaan dan program kegiatan………………...
88
xi
4.2.3 Aksi dan komunikasi ………………………………. 104 4.2.4 Monitoring dan Evaluasi…………………………… 105 4.3 PEMBAHASAN………………………………………………. 112 4.3.1 Kesesuaian strategi community development terhadap aspirasi stakeholdernya…………………………..
120
4.3.2 Strategi community development terhadap basis Kemitraan dan sustainable development………… BAB V
121
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan…………………………………………………… 127 5.2 Saran…………………………………………………………..
131
5.2.1 Saran Akademis……………………………………
131
5.2.2 Saran Praktis……………………………………….
131
Daftar Pustaka Daftar Lampiran
xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG MASALAH Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia melalui komunikasi
hubungan interaksi antar manusia dapat berlangsung. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dengan komunikasi, baik di kehidupan sehari-hari maupun di masyarakat. Sebagai mahluk sosial yang bergantung satu sama lain, komunikasi adalah hal penting sebagai bentuk aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dengan tujuan menyampaikan pesan baik secara verbal maupun non verbal. Strategi komunikasi yang efektif sangatlah penting terutama bagi perusahaan yang lingkungan kerjanya berada di tengah-tengah masyarakat. Strategi komunikasi dengan publik merupakan komponen lain dalam praktek kehumasan yang akan memunculkan konsep Public Relations (PR) yang tugas utamanya, membangun hubungan antara perusahaan, dengan pihak publik internal dan publik eksternal. Suatu kegiatan yang bersinggungan dengan masyarakat luas memerlukan strategi komunikasi yang berbeda karena bahasa komunikasi setiap wilayah berbeda-beda sesuai dengan norma dan adat istiadat yang ada di lingkungan tersebut. Kepedulian
sosial perusahaan
terutama
didasari
bahwa
kegiatan
perusahaan membawa dampak baik atau buruk bagi kondisi lingkungan dan sosial ekonomi masyarakat khususnya di sekitar perusahaan beroperasi. Selain
1
2
shareholder sebagai pemegang saham, pihak lain yang berkepentingan terhadap perusahaan adalah stakeholder, yakni pihak-pihak yang berkepentingan terhadap eksistensi perusahaan. Manajemen perusahaan perlu melakukan perbaikan hubungan ke masyarakat dengan sungguh-sungguh untuk menciptakan iklim dan suasana yang lebih baik guna melaksanakan tanggung jawab sosialnya. Negara Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam mineralnya, seperti minyak dan gas bumi, yang dikuasai oleh negara dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Perusahaan yang bergerak di bidang sumber daya alam strategis ini harus mempunyai tanggung jawab sosial yang tinggi dengan memberikan kontribusi yang baik terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal sebagai corporate social responsibility (CSR) dapat menjembatani kebutuhan perusahaan dengan masyarakatnya melalui komunikasi dua arah yang timbal balik dan pendekatan kemitraan di antara para stakeholder-nya akan membentuk opini publik yang menguntungkan dan menciptakan hubungan yang harmonis. Kepercayaan masyarakat pada perusahaan yang bercitra positif akan melanggengkan hubungan bisnis masyarakat dengan perusahaan tersebut. Dengan kepedulian sosial yang tinggi, perusahaan dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat di lingkungan kerjanya. Dengan demikian, masyarakat memperoleh manfaat kesejahteraan dengan adanya keberadaan perusahaan yang dianggap dapat menambah nilai positif bagi kehidupan mereka.
3
Menurut
The World Business Council for Sustainable Development
(WBCSD) in Fox, et al (2002), CSR didefinisikan sebagai komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan karyawan perusahaan, keluarga karyawan tersebut, berikut komunitas-komunitas setempat dan masyarakat secara keseluruhan dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan. Konsep CSR melibatkan tanggungjawab kemitraan antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, juga komunitas setempat (lokal). Konsep kedermawanan perusahaan (corporate philanthropy) dalam tanggung jawab sosial tidak lagi memadai karena konsep tersebut tidak melibatkan kemitraan tanggung jawab perusahaan secara sosial dengan stakeholder lainnya. Masyarakat yang ada di wilayah dampak adalah pemangku kepentingan CSR yang dapat disebut terpenting. Di dalamnya terdapat kelompok-kelompok yang karena aspek struktural, kultural, atau penyebab lain, berada di posisi kurang beruntung. Kelompok ini adalah yang paling rentan menghadapi berbagai kondisi, termasuk kemungkinan dampak negatif perusahaan. Karenanya menjadi penting memetakan kelompok masyarakat ini, kemudian dibuat program khusus community development untuk mengurangi kerentanan tersebut. Praktik paling terkenal dari CSR adalah community development, walau keduanya tidaklah dapat disamakan. community development didefinisikan sebagai upaya sistematik meningkatkan kemampuan masyarakat, terutama kelompok-kelompok paling tidak beruntung, dalam pemenuhan kebutuhan berdasarkan potensi seluruh sumberdaya yang dapat diaksesnya.
4
Pengembangan masyarakat atau community development merupakan salah satu bentuk usaha perusahaan dalam membangun citranya di masyarakat. Sekarang ini banyak sekali perusahaan atau organisasi yang memahami perlunya memberikan perhatian yang cukup untuk membangun suatu citra yang menguntungkan perusahaan melalui citra positif di masyarakat dalam program community development. Program inilah yang diharapkan dapat mendukung kelanjutan operasional perusahaan dalam jangka panjang. Community development merupakan kegiatan pengembangan komunitas yang dilakukan secara sistematis, terencana, dan diarahkan untuk memperbesar akses komunitas guna mencapai kondisi sosial ekonomi dan kualitas kehidupan serta daya saing yang lebih baik apabila dibandingkan dengan kegiatan sebelumnya. Community development merupakan suatu tanggung jawab sosial korporat yang diperlukan guna mencapai keseimbangan dan keberlanjutan usaha dan jalinan kemitraan timbal balik antara perusahaan dan stakeholder. Pendekatan community development semakin banyak diterapkan karena lebih mendekati konsep empowerment dan sustainable development. Saat ini community development menjadi agenda penting di dalam pengelolaan industri migas di tanah air. Hal ini antara lain didasari oleh pemikiran, bahwa pemanfaatan sumberdaya yang tidak terbarukan (unrenewable resource) juga harus memikirkan aspek-aspek keberlanjutan sosial, ekonomi, dan lingkungan.
5
Dalam kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi, program community development merupakan salah satu strategi komunikasi untuk menunjukan kepedulian sosial di masyarakat sekitar daerah operasi. Tema inilah yang dipilih oleh penulis dalam melakukan analisis lebih lanjut. Community development merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi Indonesia. Hingga saat ini berbagai program community development telah dilaksanakan dengan difokuskan terhadap ekonomi masyarakat, pendidikan dan kebudayaan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum dan lingkungan. Program community development pada usaha hulu minyak dan gas bumi berlandaskan pada Undang-Undang No.22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi berdasarkan Pasal 40 butir 5 yaitu badan usaha atau bentuk usaha tetap yang melaksanakan kegiatan usaha minyak dan gas bumi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ikut bertanggung jawab dalam mengembangkan lingkungan dan masyarakat setempat. Dalam melakukan analisis, penulis akan mengangkat studi kasus dari salah satu pelaku usaha hulu minyak dan gas bumi, yaitu Kangean Energy Indonesia Ltd. yang merupakan salah satu Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) BP Migas yang mengelola Blok Kangean yang lokasinya berada di kepulauan paling timur Provinsi Jawa Timur. Kangean Energy Indonesia Ltd. sebelumnya bernama BP Kangean yang diakuisisi oleh PT. Energi Mega Persada Tbk pada 2004 dan berubah namanya menjadi EMP Kangean Ltd. Selanjutnya, pada 27 Juni 2007 PT. Energi Mega Persada Tbk menjual sahamnya kepada Japan Petroleum
6
Exploration (JAPEX) sebesar 25% dan kepada Mitsubishi Corporation sebesar 25%. Mulai saat itu juga operasional perusahaan diambil alih oleh JAPEX dan Mitsubishi Corporation. Sebagai operator pengembangan Blok Kangean yang baru mereka
merubah nama EMP Kangean Ltd. menjadi Kangean Energy
Indonesia Ltd. Kangean Energy Indonesia Ltd. sewaktu masih bernama EMP Kangean Ltd. pernah mengalami krisis pada 6 Januari 2007, yaitu dengan terjadinya konflik dengan masyarakat setempat yang mengakibatkan pendudukan kantor perusahaan di wilayah Pulau Pagerungan tersebut oleh 1000 warga setempat, salah satu penyebab dari aksi protes penduduk setempat bahwa mereka merasa tidak mendapat manfaat maksimal dari perusahaan. Community development merupakan strategi Kangean Energy Indonesia Ltd. dalam melaksanakan kepedulian sosial dengan tujuan utama, yaitu peningkatan ekonomi masyarakat, pendidikan & kebudayaan, kesehatan, fasilitas sosial, fasilitas umum dan lingkungan. Program ini dikelola oleh Divisi PR & Security yang dalam pelaksanaannya berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan masyarakat setempat. Awal kegiatan community development di Pulau Pagerungan Besar yaitu pada tahun 1990an.
Pada masa itu, dasar hukum yang dijadikan landasan
perlunya kegiatan community development di Pulau Pagerungan Besar tidak lain adalah dokumen analisis masalah dampak lingkungan (ANDAL), rencana kelola lingkungan (RKL) dan rencana pemantauan lingkungan (RPL) yang telah mendapat pengesyahan dari Departemen Pertambangan. Dokumen ANDAL, RKL
7
dan RPL itu mengamanatkan perlu dilakukannya upaya-upaya pengembangan dampak positif dari proyek pengembangan lapangan gas di Blok Kangean di satu sisi dan upaya-upaya penanggulangan dampak-dampak negatif di sisi lain. Berdasar amanat itu, pada tahun 1992 dilakukan suatu studi sosial ekonomi yang lebih komprehensif dan berdasar data itu kemudian disusun suatu rencana pengembangan masyarakat di Pulau Pagerungan Besar. 1 Program community development Kangean Energy Indonesia Ltd. pada 2007, hampir semua terealisasi dan berjalan dengan baik, tidak ditemukan ada permasalahan yang serius dari tahun ke tahun kecuali dua program di bidang ekonomi dan fasilitas umum yaitu perbaikan pabrik es dan kelistrikan yang berada di Pulau Pagerungan Besar. Kedua program tersebut menjadi permasalahan dalam pengembangan masyarakat di Pulau Pagerungan Besar, yang pada akhirnya menimbulkan konflik di awal tahun 2007. Program pabrik es ini merupakan salah satu program tahap awal pengembangan masyarakat di Pulau Pagerungan Besar yaitu berfokus pada pembangunan dan pengembangan prasarana yang dimulai pada tahun 1992. Pada awal kegiatan, pengelolaan dilakukan oleh perusahaan, peran serta dari masyarakat dan pemerintah daerah belum maksimal. Hingga tahun 1999 peran serta pemerintah daerah dan masyarakat masih sangat kurang dan hal tersebut mendorong perusahaan membentuk suatu komite pengembangan masyarakat /
1
Susanto, Budi (Community Development Manager, BP West Java Ltd.) Pengembangan masyarakat di Pagerungan. Satu Pengalaman BP (d/h ARCO) dalam Kegiatan community development. Pelatihan Pengembangan Masyarakat. Diselenggarakan oleh Badan Diklat Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral, Jakarta, 17-20 Juni 2002.
8
community development comittee (CDC) melalui Surat Keputusan Bupati / Kepala Daerah Tingkat II Kabupaten Sumenep No. 32 tahun 2000 tertanggal 4 Oktober 2000. 2 Pengelolaan pabrik es ini di serahkan ke masyarakat sekitar tahun 2004 dan mengalami permasalahan kerugian yang menurut pihak masyarakat hingga 14 juta rupiah. Program kelistrikan di mulai pada tahun 2000, penyaluran aliran listrik ke perumahan penduduk dengan daya 210 KVA dilakukan non-stop 24 jam. Sekitar tahun 2002 komunitas Pagerungan Besar dan perusahaan pada program kelistrikan pernah mengalami ketegangan yaitu pada peristiwa penarikan aset PLN berupa meteran listrik yang disandera oleh sebagian warga sehingga PLN meminta anggota pos angkatan laut (POSAL) untuk mengambil paksa meteran tersebut walaupun begitu penyaluran listrik ke warga tetap berjalan hingga kini.3 Program kelistrikan dan pabrik es yang tidak terealisasi hingga akhir tahun walaupun hanya mengambil sekitar 10% dari total realisasi program 2007, tidak bisa di remehkan begitu saja, realisasi keseluruhan program yang seharusnya bisa tercapai menjadi terhambat. Konflik yang akhirnya timbul berupa demo masyarakat pada awal 2007, dikarenakan program-program yang dijalankan belum terealisasi secara maksimal. Dampak yang ditimbulkan bisa berakibat pada kesinambungan operasional perusahaan di wilayah tersebut dan menimbulkan kerugian baik materi maupun non materi.
2
3
Ibid.
Institute of Natural & Regional Resources, Studi profil komunitas di wilayah kerja EMP Kangean Limited dalam rangka pengelolaan lingkungan sosial terpadu, Bogor, 2005
9
Hal inilah yang menjadi fokus penelitian penulis tentang bagaimana strategi Kangean Energy Indonesia dalam menjalankan ke dua program community development yang menjadi tuntutan masyarakat tersebut di tahun 2007. Penulis juga ingin mengetahui bagaimana perusahaan menyikapi setiap konflik yang timbul seperti yang telah disebutkan di atas antara perusahaan dengan
masyarakat
mengantisipasinya.
sekitar,
strategi
apa
yang
akan
digunakan
untuk
Bagaimana perusahaan memahami gejolak yang ada di
masyarakatnya dan bagaimana mengantisipasinya bila dampaknya merugikan perusahaan, lalu tindakan responsif apa yang dilakukan untuk mengatasinya. Masyarakat di Blok Kangean terutama Pulau Pagerungan telah memperoleh program community development sejak kegiatan eksplorasi migas di wilayah tersebut dimulai pada 1992
Namun, tetap saja terjadi tuntutan dari
masyarakat yang merasa belum diberikan manfaat lebih dari hasil kegiatan migas yang ada di wilayah mereka, apakah kegiatan community development ini benarbenar sudah tepat sasaran ataukah ada hal lain yang mendasari tuntutan tersebut. Apakah program community development tersebut sesuai dengan program sustainable development yang dibutuhkan daerah tersebut. Apabila ditinjau dari perspektif komunikasi, strategi komunikasi Kangean Energy Indonesia Ltd. melalui program community development ini merupakan salah satu faktor untuk dapat meningkatkan keseimbangan dan keberlanjutan hidup dan jalinan kemitraan timbal balik antara perusahaan dan stakeholder.
10
Selain itu, permasalahan yang berkaitan dengan isu sosial ekonomi seringkali muncul di dalam menjalankan kegiatan usaha hulu migas, baik dengan masyarakat maupun dengan pemerintah daerah. Pemerintah mempunyai aturan yang mensyaratkan usaha hulu migas untuk melaksanakan community development sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat memberikan arahan pada konferensi jarak jauh dengan salah satu karyawan usaha hulu minyak dan gas bumi benama HESS yg berada di lapangan migas Ujung Pangkah, Gresik, Jawa Timur, mengatakan, ”Operasi perusahaan di daerah seharusnya tidak menimbulkan keterasingan. Untuk itulah hubungan baik dengan masyarakat bisa dilakukan melalui program pengembangan masyarakat maupun lainnya. Operasi perusahaan migas hendaknya juga ikut mensejahterakan masyarakat sekitar”.4 Kesejahteraan masyarakat adalah tugas negara dan pemerintah seperti yang
tertuang
di
Undang-undang
Dasar
Republik
Indonesia.
Namun,
permasalahan yang sangat beragam dan luasnya wilayah Indonesia menjadi kendala dalam mewujudkan kesejahteraan tersebut peran serta semua lapisan masyarakat dalam mewujudkannya sangat diharapkan. Kerjasama antarpelaku usaha dan pemerintah harus terencana dengan baik dan berkesinambungan, sehingga program pengembangan masyarakat dapat terlaksana sesuai dengan program pembangunan berkelanjutan.
4
PUSDATIN. Arsip Berita Migas. Presiden Minta Industri Migas Perhatikan Masyarakat Sekitar, www.esdm.go, 30 Oktober 2007, diakses 10 Mei 2008.
11
1.2
PERUMUSAN MASALAH
Dalam melaksanakan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi, Kangean Energy Indonesia Ltd. mengharapkan dukungan yang menyeluruh dari masyarakat sekitar dan pemerintah daerah melalui pelaksanaan program Community development. Program ini diharapkan mampu menjembatani hubungan antara perusahaan dengan publiknya, sehingga kegiatan eksplorasi dan eksploitasi Migas di wilayah tersebut dapat berjalan dengan lancar. Berdasarkan hal tersebut di atas identifikasi permasalahannya adalah:
1.
Bagaimana strategi Kangean Energy Indonesia Ltd dalam menangani program community development yang menjadi tuntutan masyarakat di tahun 2007?
2.
Bagaimana Kangean Energy Indonesia Ltd. menjalankan kemitraannya melalui community development bersinergi dengan program sustainable development pemerintah daerah Kabupaten Sumenep yang menjadi wilayah kerja Kangean Energy Indonesia Ltd.?
12
1.3
TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini memiliki tujuan: 1.
Menggambarkan dan menganalisis strategi Kangean Energy Indonesia Ltd melalui program community development.
2.
Meneliti kesesuaian program community development yang dijalankan Kangean Energy Indonesia Ltd terhadap sustainable development dan kemitraan yang dilakukan terhadap stakeholder setempat.
1.4.
MANFAAT PENELITIAN
1.
Manfaat Secara Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi pengembangan ilmu komunikasi yang bermanfaat bagi upaya peningkatan tanggung jawab sosial korporasi melalui strategi public relations (PR) dengan mengembangkan program community development di lingkungan kerja, khususnya industri pertambangan minyak dan gas bumi agar sejalan dengan program CSR.
2.
Manfaat Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi masyarakat luas untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai kegiatan public relations (PR) suatu perusahaan melalui program Community development, apakah program tersebut sudah sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh masing-masing pihak dan mendukung pembangun berkelanjutan (sustainable development).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Komunikasi
2.1.1
Definisi Komunikasi Definisi komunikasi secara umum adalah suatu proses pembentukan,
penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau di antara dua atau lebih dengan tujuan tertentu. Definisi tersebut memberikan beberapa pengertian pokok yaitu komunikasi adalah suatu proses mengenai pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan. Banyaknya
disiplin
ilmu
yang
memberikan
masukan
tentang
perkembangan ilmu komunikasi seperti, psikologi, sosiologi, ilmu politik dan lain-lain, menyebabkan beberapa persoalan dalam memberi pengertian atau definisi komunikasi. Jika kita tidak memahami hakikat komunikasi antarmanusia yang sebenarnya, hal tersebut bisa sangat membingungkan. Beberapa definisi komunikasi dari para ahli komunikasi sebagai berikut: 1. Menurut Onong Uchjana Effendi mengatakan bahwa kata komunikasi berasal dari perkataan “communication” yang berarti “pemberitahuan” atau “pertukaran pikiran”. Secara garis besar dalam suatu proses komunikasi harus terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu
13
14
2. pertukaran pikiran atau pengertian, antara komunikator (penyebar pesan) dan komunikan (penerima pesan). 5 3. Everet M. Rogers seorang pakar Sosiologi Pedesaan Amerika membuat definisi bahwa, komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. 4. Definisi di atas kemudian dikembangkan oleh Rogers bersama D. Lawrence sehingga melahirkan suatu definisi baru yang menyatakan bahwa, komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.6 Definisi-definisi yang dikemukakan di atas belum mewakili semua definisi para ahli, namun sedikit banyak kita memperoleh gambaran tentang pengertian komunikasi. Suatu proses komunikasi dapat diartikan sebagai “transfer informasi” atau pesan-pesan (messages) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima pesan sebagai komunikan. Tujuan dari proses komunikasi
5
Onong Uchjana Effendi (1992:3)dalam Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, Konsepsi dan Aplikasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007, 81. 6
Hafied Cangara., Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006,19.
15
tersebut adalah tercapainya saling pengertian (mutual understanding) antara kedua belah pihak.7
2.1.2
Komunikasi Organisasi
2.1.2.1 Definisi Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi adalah komunikasi antar manusia yang terjadi dalam konteks organisasi di mana terjadi jaringan-jaringan pesan satu sama lain yang saling bergantung satu sama lain.8 Menurut Dedy Mulyana, komunikasi organisasi adalah komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga informal dan berlangsung dalam jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok.9 Dalam suatu organisasi salah satu contoh untuk menafsirkan suatu pertunjukan pesan adalah dari salah satu individu yang menduduki suatu jabatan di organisasi tersebut. Beberapa definisi komunikasi organisasi dari para pakar di bidang komunikasi antara lain : 1.
Menurut Wayne Komunikasi organisasi adalah pertunjukan dan penafsiran pesan di antar
unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi.10 7
Ibid.
8
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006),
272. 9
Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), 83.
16
Organisasi terdiri atas tindakan-tindakan, interaksi-interaksi dan transaksi yang melibatkan orang-orang. Organisasi berarti juga struktur bisa juga proses. Penekanan pada perilaku atau struktur bergantung pada pandangan mana yang dianut. “Organisasi” (organization) secara khas dianggap sebagai kata benda, sementara “pengorganisasian” (organizing) dianggap sebagai kata kerja (Weick, 1979). 11 2.
Menurut persepsi Katz dan Kahn Komunikasi organisasi merupakan arus informasi, pertukaran informasi
dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi. Organisasi sebagai suatu sistem terbuka yang menerima energi ini menjadi produk atau servis kepada lingkungan.12
Dalam
mendefinisikan
dan
membicarakan
komunikasi
organisasi
seseorang harus mendasarkan pada suatu cara berpikir tertentu. Misalnya bila kita menafsirkan organisasi secara obyektif, akan memperoleh pandangan bahwa organisasi itu adalah suatu struktur yang bisa hilang saat anggotanya tidak ada lagi. Sedangkan secara subyektif, organisasi bisa berarti suatu proses. Komunikasi adalah alat dari cara berpikir tersebut.
10
R Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), 143. 11
Ibid.,11.
12
Arni Muhammad. Komunikasi Organisasi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004), 66.
17
2.1.2.2
Arus Komunikasi Organisasi Onong Uchjan Effendy dalam bukunya yang berjudul Human Relations
dan Public Relations dalam Manajemen, mengemukakan arus komunikasi organisasi bersifat tiga dimensi, yaitu:13 a. Komunikasi vertikal Merupakan arus komunikasi dua arah timbal balik. Komunikasi jenis ini memegang peranan cukup vital dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, yaitu komunikasi dari atas ke bawah (downward communication) seperti atasan ke bawahan dan dari bawah ke atas (upward communication) seperti bawahan memberi laporan ke atasan. b. Komunikasi horizontal Merupakan komunikasi satu level yang terjadi antara para karyawan dengan karyawan lainnya.
Bisa juga terjadi komunikasi horizontal yang bersifat
komunikasi silang (cross communication). Artinya bisa melebar ke samping atau juga secara diagonal antar para karyawan. c. Komunikasi eksternal Berlangsung atau terjadi dua arah antara pihak organisasi/lembaga dengan pihak luar. Misalnya, dengan pihak perbankan, rakan bisnis, community relations (hubungan komunitas) dan lain sebagainya. Keberhasilan dalam membina komunikasi eksternal ini. Selain itu juga sekaligus merupakan keberhasilan pihak pejabat PR dalam upaya
memperoleh dukungan, pengertian, kepercayaan,
partisipasi, kerja sama dan lain sebagainya, dengan pihak publiknya. 13
Log.cit., 91.
18
Di dalam suatu organisasi, terdapat bentuk-bentuk komunikasi human relations yaitu komunikasi antarpribadi dan komunikasi antar manajemen. Artinya, komunikasi merupakan basis untuk mengadakan kerja sama, interaksi, dan menebarkan pengaruh dalam manajemen organisasi, misalnya dalam hal sebagai berikut:14 •
Pengambilan keputusan berdasarkan informasi yang diterima dengan akurat serta jelas sumber-sumbernya.
•
Menyampaikan informasi yang diperlukan untuk pengambil keputusan, misalnya untuk meminta persetujuan atasan dalam pelaksanaannya.
•
Memegang peranan penting dalam proses kepengawasan. Sebab kalau informasi yang diterimanya tidak akurat fungsi pengawasan tidak dapat dilaksanakan secara tepat dan realistis.
•
Untuk menetapkan sasaran dan tujuan, yaitu perlunya kesatuan pendapat atau konsensus bersama, baik secara individu maupun untuk pencapaian sasaran dan tujuan utama perusahaan/organisasi.
2.2
PUBLIC RELATIONS (PR)
2.2.1
Definisi PR Public relations (PR) atau kadang disebut dengan istilah hubungan
masyarakat (humas) memiliki posisi yang sangat penting dalam sebuah organisasi, terutama bila organisasi tersebut sering berinteraksi dengan masyarakat luas. PR
14
Rosady Ruslan. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi: Konsepsi dan Aplikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), 115.
19
sangat menentukan perwajahan organisasi tersebut di mata masyarakat luas. Hal tersebut disebabkan karena PR lah yang merupakan salah satu garis terdepan dalam berkomunikasi dengan masyarakat. PR menentukan kesan positif sebuah organisasi di mata masyarakat. Hubungan dengan masyarakat akan menentukan bagaimana organisasi tersebut bersosialisasi di tengah-tengah masyarakat. Dengan kata lain, PR juga berperan dalam membangun hubungan, khususnya hubungan komunikasi, antara organisasi dengan masyarakat luas. Untuk itu, di dalam sebuah organisasi PR sangat penting untuk bisa mengelola manajemen komunikasi. Definisi PR yang diambil dari The British Institute of Public Relations, berbunyi15: a. “Public Relations activity is management of communications between an organization and its publics.” (Aktivitas PR adalah mengelola komunikasi antara organisasi dan publiknya). b. “Public Relations practice is deliberate, planned and sustain efford to establish and maintain mutual understanding between an organization and its public.” (Praktik PR adalah memikirkan, merencanakan dan mencurahkan daya untuk membangun dan menjaga saling pengertian antara organisasi dan publiknya).
15
Ibid.,15.
20
Definisi paling lengkap dan akomodatif terhadap perkembangan dan dinamika PR berasal dari Rex Harlow dalam bukunya berjudul: A model for Public Relations Education for Professional Practices yang diterbitkan oleh International Public Relations adalah “Public relations adalah fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerja sama; melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan/permasalahan, membantu manajemen untuk mampu menanggapi opini publik, mendukung manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam mengantisipasi kecenderungan penggunaan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama.”16 Bertrand Russel Canfield menyatakan: “Public relations is a philoshopy of management which places the interest of people first in every decision and action. It is expressed in policies interpreted to the public to secure understanding and obtain good will”.17 (PR adalah falsafah manajemen yang di dalam tiap keputusan dan tindakannya mendahulukan kepentingan orang lain). Jadi berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa PR adalah suatu kegiatan untuk menanamkan dan memperoleh pengertian publik baik eksternal maupun internal, memperoleh good will, kepercayaan dan penghargaan dari publiknya. PR harus mampu mewujudkan hubungan yang harmonis antara
16
17
.Ibid.,16.
Russel Canfield Bertrand, Public Relations, Principles, Cases and Problem, (chard D. Irwin, Inc. Illinois, 1956), 5.
21
perusahaan yang diwakilinya kepada publiknya dalam rangka menanamkan kesan yang menyenangkan dan menimbulkan opini publik yang menguntungkan bagi perusahaannya.
2.2.2
Fungsi PR Menurut Edward L. Berney, dalam bukunya Public Relations (1952,
University of Oklahoma Press), terdapat tiga fungsi utama PR, yaitu18: 1. Memberikan penerangan kepada masyarakat. 2. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara langsung. 3. Berupaya
untuk
mengintegrasikan
sikap
dan
perbuatan
suatu
badan/lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya. 2.2.3
Ruang Lingkup dan Tugas PR Adapun ruang lingkup tugas PR dalam sebuah organisasi/ lembaga antara
lain meliputi aktivitas sebagai berikut19: a. Membina hubungan ke dalam (public internal) Yang dimaksud dengan publik internal adalah publik yang menjadi bagian dari unit/badan/perusahaan atau organisasi itu sendiri. Seorang PR harus mampu mengidentifikasi atau mengenali hal-hal yang menimbulkan gambaran negatif di dalam masyarakat, sebelum kebijakan itu dijalankan oleh organisasi.
18
Rosadi Ruslan, op.cit., 18.
19
Ibid., 23.
22
b. Membina hubungan keluar (publik eksternal) Yang
dimaksud
publik
eksternal
adalah
publik
umum
(masyarakat).
Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran publik yang positif terhadap lembaga yang diwakilinya. 2.2.4
Model Perencanaan PR Salah satu model perencanaan PR adalah apa yang disebut sebagai
“model enam langkah”. Model ini sudah diterima secara luas oleh para praktisi humas profesional. Adapun keenam tahapannya yaitu sebagai berikut20: 1. Pengenalan situasi 2. Penetapan tujuan 3. Definisi khalayak 4. Pemilihan media dan teknik-teknik humas 5. Perencanaan anggaran, serta 6. Pengukuran hasil
2.2.5
Pentingnya komunikasi bagi PR Pentingnya komunikasi bagi PR dikarenakan PR harus memberikan
layanyan informasi kepada khalayak mengenai segala sesuatu yg berkaitan dengan kebijaksanaan dan tindakan organisasi. Seorang PR dituntut untuk memiliki
20
M. Linggar Anggoro, Teori & Profesi Kehumasan serta aplikasinya di Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005),76.
23
kemampuan komunikasi lisan dan tulisan, seperti pidato, presentasi, wawancara pers, nara sumber forum seminar, menulis siaran pers, menulis editorial di media house journal (perusahaan), menulis naskah pidato, dan kemampuan komunikasi lisan dan tulisan lainnya yang berkaitan dengan profesinya. Dapat membina relasi dengan baik sangat diperlukan oleh seorang pejabat PR. Ia harus memiliki akses ke berbagai publik. Dengan pengertian, sehari-hari harus banyak bergaul, sehingga berbagai kegiatan PR yang memerlukan relasi tertentu akan mudah menguhubunginya dan dengan personal approach yang selama ini dijalin akan mempermudah melaksanakan kegiatan PR. 2.3
Strategi PR
2.3.1
Definisi Strategi Strategi diartikan sebagai siasat, akal, tipu muslihat yang digunakan untuk
mencapai tujuan. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.21 Menurut Giffin 2000 22 , strategi adalah sebagai rencana komprehensif untuk mencapai tujuan organisasi. Adapun dalam penelitian ini yang penulis maksud dengan strategi adalah rencana yang cermat yang dilakukan dalam rangka mencapai tujua-tujuan tertentu
21
Pius A. Partanto & M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 1994), 626.
22
Giffin 2000.ibid.
24
Ahmad S. Adnanputra, pakar PR dalam naskah workshop-nya berjudul PR Strategy, mengatakan bahwa arti strategi adalah bagian terpadu dari suatu rencana (plan), (planning), yang pada akhirnya perencanaan adalah salah satu fungsi dasar dari proses manajemen.23 Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning and management) untuk mencapai suatu tujuan akan tetapi dalam mencapai suatu tujuan tersebut strategi tidak hanya berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. Pengertian strategi adalah strategi merupakan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan.24 2.3.2
Tujuan Strategi PR Salah satu tujuan utama dari Strategi PR adalah membangun dan menjaga
kepercayaan publik terhadap stakeholder-nya. Jika strategi berhasil, maka diperoleh sikap dan tindak dan persepsi yang menguntungkan dari stakeholder sebagai khalayak sasaran yang pada akhirnya akan tercipta suatu opini dan citra yang menguntungkan. 25 PR sebagai fungsi manajemen strategis berbasis good corporate government (GCG) dituntut untuk tampil dengan format yang lebih komprehensif yang membuka ruang bagi pengembangan dan peningkatan investasi. 23
Rosady Ruslan, loc.cit.,133.
24
Arifin Anwar, Strategi Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas, (Bandung: Armico, 1986),10. 25
Rosady Ruslan, op.cit., 134.
25
2.3.3
Komponen-komponen Strategi PR Strategi PR dibentuk melalui dua komponen yang saling terkait erat
yaitu:26 Komponen
Pembentukan Strategi PR
1. Komponen sasaran
Satuan atau segmen yang akan digarap
2. Komponen sarana
Paduan atau bauran sarana untuk menggarap suatu sasaran
Komponen sasaran umumnya adalah para stakeholder dan publik yang mempunyai kepentingan yang sama. Segmentasi dilandasi “seberapa jauh sasaran itu menyandang opini bersama, potensi polemik dan pengaruhnya bagi masa depan organisasi, lembaga, nama perusahaan dan produk yang menjadi sasaran khusus (target publik)”. 2.3.4
Program Strategi PR Setelah memilih salah satu komponen sarana atau perpaduan dari sarana
strategi public relations melaui jalur taktikal, selanjutnya ditentukan strategi PR melalui program dan fungsi-fungsi manajemen PR. Menurut Ahmad S Adnanputra dalam makalah “PR Strategy” yang berkaitan dengan fungsi-fungsi PR secara integral melekat pada manajemen suatu perusahaan, yaitu: 1. Mengidentifikasikan permasalahan yang muncul. 2. Identifikasi unit-unit sasarannya
26
Arifin Anwar. loc.cit.
26
3. Mengevaluasi mengenai pola dan kadar sikap tindak lanjut unit sebagai sasarannya 4. Mengidentifikasi tentang struktur kekuasaan pada unit sasaran 5. Pemilihan opsi. 6. Mengidentifikasi dan evaluasi terhadap perubahan kebijaksanaan atau peraturan pemerintahan dan lain sebagainya. 7. Langkah terakhir adalah menjabarkan strategi PR, dan taktik atau cara menerapkan
langkah-langkah
program
yang
telah
direncanakan,
dilaksanakan, mengkomunikasikan, dan penilaian/evaluasi hasil kerja Secara strategis, program PR adalah perencanaan strategis yang bisa melahirkan dampak atau outcome bukan sekadar hasil output. Adapun langkahlangkah menurut Philip Lesly dalam melaksanakan program PR adalah;27 1. Pengumpulan fakta Fakta dapat diperoleh dari berbagai sumber, misalnya dari berita media massa, data statistik, obrolan warga masyarakat beserta keluhan-keluhan mereka. Dari fakta tersebut, akan didapat permasalahan yang sebenarnya, misalnya lingkungan, ekonomi, dan lain-lain. 2. Perumusan masalah yang akan ditangani melalui kegiatan community relations haruslah masalah yang diperkirakan dapat diatasi melalui kegiatan dan
27
Philip Lesly dalam Yosal Iriantara. Community Relations. Konsep dan Aplikasinya, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), 80.
27
program
tersebut.
Lebih
mendahulukan
masalah
yang
mendesak
dan
memfokuskan pada komunitas organisasi. 3. Perencanaan dan pemprograman Rencana merupakan sebuah prakiraan yang didasarkan pada fakta dan informasi tentang sesuatu yang akan terwujud atau terjadi nanti. Untuk bisa mewujudkan apa yang diperkirakan itu, dibuatlah suatu program. Setiap program diisi dengan kegiatan. Kegiatan sebagai bagian dari program merupakan langkahlangkah yang ditempuh untuk mewujudkan program guna mencapai tujuan yang sudah ditetapkan 4. Aksi dan komunikasi Menyusun pesan yang ingin disampaikan kepada komunitas, serta melalui media apa dan dengan cara bagaimana. Aksi sebagai implementasi program yang sudah direncanakan. 5. Evaluasi Berdasarkan hasil evaluasi itu dapat diketahui apakah program itu dapat dilanjutkan, dihentikan atau dilanjutkan dengan melakukan beberapa perbaikan dan penyempurnaan.
28
2.3.5
Model Strategi PR Fungsi yang diemban PR adalah fungsi komunikasi dengan publiknya.
Untuk memenuhi upaya berkomunikasi secara efektif dengan publiknya, PR harus mampu menerapkan strategi dalam berkomunikasi. Smith dalam Strategic Planning for PR menawarkan model Nine Steps of Strategic PR (Smith, 2002;9)28 yaitu: Fase I
Formative Research Step 1 : Analisis Situasi Step 2 : Analisis Organisasi Step 3 : Analisis Publik
Fase II
Strategi Step 4 : Menetapkan Sasaran dan Tujuan Step 5 : Formulasi aksi dan Respons Strategy Step 6 : Memilih Komunikasi Efektif
Fase III
Taktik Step 7 : Memilih taktik komunikasi Step 8 : Implementasi Perencanaan Strategis
Fase IV
Riset Evaluasi Step 9 : Evaluasi Perencanaan Strategis
Sebuah pepatah mengatakan: “What gets measured gets done “If the activity can’t be measured, it cant’t (easily) be managed, and if it can’t be managed it should’t be done. (Apa yang dapat diukur dapat dikerjakan. Jika
28
Smith dalam Ida Angraeni Ananda. Mengelola Event: Sebuah Upaya Strategis Pengelolaan Program Public Relations. Tantangan Indonesia Baru: Strategi & Aktivitas PR, (Jakarta: BPP PERHUMAS, 2006), 65.
29
aktifitas tidak dapat diukur, maka tidak mudah untuk dikelola. Jika tidak dapat dikelola, maka tentunya tidak dapat dikerjakan) (Harrison, 2001;57)29 Tahapan Penerapan Strategi PR30
2.3.6 •
Tahap Perencanaan Perencanaan terdiri atas tiga langkah utama yaitu awareness building,
program assessment dan program manual building. Awareness building merupakan langkah awal untuk membangun kesadaran mengenai arti penting suatu program dan komitmen manajemen. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui seminar, diskusi kelompok, dan lain-lain. Program
assessment
merupakan
upaya
untuk
memetakan
kondisi
perusahaan dan mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu mendapatkan prioritas perhatian dan langkah-langkah yang tepat untuk membangun struktur perusahaan yang kondusif bagi penerapan program yang efektif. Lalu membangun program manual. Hasil assessment merupakan dasar untuk penyusunan manual atau pedoman implementasi program. Hal ini dapat dilakukan melalui upaya benchmarking atau menggali dari referensi atau menggunakan tenaga ahli untuk menyusunnya. Manual ini merupakan inti dari perencanaan yang
29
30
121.
Ibid.., 70. Yusuf Wibisono. Membedah Konsep & Aplikasi CSR, (Gresik: Frasco Publishing, 2007),
30
memberikan petunjuk pelaksanaan program, sebagai acuan, panduan dalam pengelolaan kegiatan sosial kemasyarakatan. •
Tahap Implementasi Perencanaan sebaik apa pun tidak akan berarti dan tidak akan berdampak
apapun bila tidak diimplementasikan dengan baik. Padahal, anggaran yang telah dikucurkan mungkin tidak bisa dibilang kecil. Oleh karenanya, perlu disusun strategi untuk menjalankan rencana yang telah dirancang. Dalam memulai implementasi, pada dasarnya ada tiga pertanyaan yang mesti dijawab. Siapa orang yang akan menjalankan, apa yang mesti dilakukan, serta bagaimana cara melakukan sekaligus alat apa yang diperlukan. Dalam istilah manajemen populer, pertanyaan tersebut diterjemahkan menjadi: •
Pengorganisasi (organizing) sumber daya yang diperlukan
•
Penyusunan (staffing) untuk menempatkan orang sesuai dengan jenis tugas atau pekerjaan yang harus dilakukannya.
•
Pengarahan (directing) yang terkait dengan bagaimana cara melakukan tindakan.
•
Pengawasan atau koreksi (controlling) terhadap pelaksanaan
•
Pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana.
•
Penilaian (evaluating) untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan.
31
Tahap implementasi ini terdiri atas tiga langkah utama, yakni sosialisasi, pelaksanaan, dan internalisasi. •
Tahap Evaluasi Setelah program diimplementasikan, langkah berikutnya adalah evaluasi
program. Tahap evaluasi adalah tahap yang perlu dilakukan secara konsisten dari waktu-kewaktu untuk mengukur sejauh mana efektivitas penerapan program baik saat kegiatan itu berhasil atau gagal. Evaluasi bisa dalam bentuk assessement audit atau scoring. •
Pelaporan Pelaporan diperlukan dalam rangka membangun sistem informasi baik
untuk keperluan proses pengambilan keputusan maupun keperluan keterbukaan informasi material dan relevan mengenai perusahaan. Jadi selain berfungsi untuk keperluan shareholder, juga untuk stakeholder yang memerlukan. 2.4
Corporate Social Responsibility (CSR)
2.4.1
Definisi CSR Pengertian CSR sangat beragam. Intinya, CSR adalah operasi bisnis yang
berkomitmen tidak hanya untuk meningkatkan keuntungan perusahaan secara finansial, melainkan pula untuk pembangunan sosial-ekonomi kawasan dan berkelanjutan. Beberapa nama lain yang memiliki kemiripan dan bahkan sering
32
diidentikkan dengan CSR adalah corporate giving, corporate philanthropy, corporate community relations, dan community development. 31 Ditinjau dari motivasinya, keempat nama itu bisa dimaknai sebagai dimensi atau pendekatan CSR. Jika corporate giving bermotif amal atau charity, corporate philanthropy bermotif kemanusiaan, dan corporate community relations bernafaskan tebar pesona, maka community development lebih bernuansa pemberdayaan (Briliant dan Rice, 1988; Burke, 1988).32 Schermerhorn (1993) 33 memberi definisi CSR sebagai suatu kepedulian organisasi bisnis untuk bertindak dengan cara-cara mereka sendiri dalam melayani kepentingan organisasi dan kepentingan publik eksternal. CSR adalah sebuah pendekatan di mana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) berdasarkan prinsip sukarelaan dan kemitraan (Nuryana, 2005).34
31
Edi Suharto.Corporate Social Responsibility: What is and Benefits for Corporate, makalah disampaikan pada Seminar Dua Hari CSR (Corporate Social Responsibility): Strategy, Management and Leadership, Jakarta, 2008. 32
Brilliant, Eleanor L. dan Kimberlee A. Rice. Influencing Corporate Philantropy dalam Gary M. Gould dan Michael L. Smith (eds), Social Work in the Workplace, New York: Springer Publishing Co, 1988.Hal. 299-313. Burke, Edmund M., “Corporate Community Relations” dalam Gary M. Gould dan Michael L. Smith (eds), Social Work in the Workplace, New York: Springer Publishing Co,.1988. Hal. 314-327. 33
John R. Schermerhorn, Management for Productivity dalam Edi Suharto, Pekerjaan Sosial Industri, CSR dan ComDev, 1993, makalah disampaikan pada workshop tentang CSR, Lembaga Studi Pembangunan (LSP)-STKS Bandung, 2006. 34
Mu’mam Nuryana, “Corporate Social Responsibility dan Kontribusi bagi Pembangunan Berkelanjutan”, makalah disampaikan pada Diklat Pekerjaan Sosial Industri, Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahtraan (BBPPKS) Bandung, 2005.
33
Dalam konteks pemberdayaan, CSR merupakan bagian dari kebijakan perusahaan yang dijalankan secara profesional dan melembaga. CSR kemudian identik dengan corporate social policy (CSP), yakni strategi dan perusahaan yang mengintegrasikan tanggung jawab ekonomis korporasi dengan tanggung jawab legal, etis, dan sosial Archie B. Carol (Suharto, 2007a)35. CSR yang di dalamnya mencakup penerapan community development, pengembangan program sosial, dan advokasi sosial 36 merupakan strategi pelayanan sosial yang eksternal (Suharto, 2007b)37. Beragam cara dilakukan perusahaan untuk menjalankan CSR. Ada perusahaan yang melaksanakan CSR sendiri, mulai dari perencanaan hingga implementasinya. Ada pula perusahaan yang mendirikan yayasan, bermitra dengan pihak lain atau bergabung dalam konsorsium. Model mana yang dipilih sangat tergantung pada visi dan misi perusahaan, sumberdaya yang dimiliki, serta
35
Edi Suharto, Pekerjaan Sosial di Dunia Industri: Memperkuat Tanggungjawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) (2007a) dalam Edi Suharto, Corporate Social Responsibility: What is and Benefits for Corporat, disampaikan pada Seminar Dua Hari CSR (Corporate Social Responsibility): Strategy, Management and Leadership, Jakarta, 2008. 36
Advokasi: Advokasi berarti segala aktivitas yang ditujukan untuk meningkatkan kesadaran publik di antara para pengambil-keputusan dan khalayak umum atas sebuah masalah atau kelompok masalah, dalam rangka menghasilkan berbagai perubahan kebijakan dan perbaikan situasi. Black, M. (2002). A Handbook on Advocacy – Child Domestic Workers: Finding a Voice. Anti-Slavery International. Sussex, UK: The Printed Word. Hal.11. 37
Edi Suharto, Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik: Peran Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial dalam Mewujudkan Negara Kesejahteraan di Indonesia, (2007b) dalam Edi Suharto, disampaikan pada Seminar Dua Hari CSR (Corporate Social Responsibility): Strategy, Management and Leadership, Jakarta, 2008.
34
tuntutan eksternal (misalnya kondisi masyarakat lokal, tekanan pemerintah atau LSM).38 2.4.2
Manfaat CSR
Jika dikelompokkan, sedikitnya ada empat manfaat CSR terhadap perusahaan: 1.
Brand differentiation. Dalam persaingan pasar yang kian kompetitif, CSR
bisa memberikan citra perusahaan yang khas, baik, dan etis di mata publik yang pada gilirannya menciptakan customer loyalty. The Body Shop dan BP (dengan bendera “Beyond Petroleum”-nya), sering dianggap sebagai memiliki image unik terkait isu lingkungan. 2.
Human resources. Program CSR dapat membantu dalam perekrutan
karyawan baru, terutama yang memiliki kualifikasi tinggi. Saat wawancara calon karyawan yang memiliki pendidikan dan pengalaman tinggi sering bertanya tentang CSR dan etika bisnis perusahaan, sebelum mereka memutuskan menerima tawaran. Bagi staf lama, CSR juga dapat meningkatkan persepsi, reputasi dan dedikasi dalam bekerja. 3.
License to operate. Perusahaan yang menjalankan CSR dapat mendorong
pemerintah dan publik memberi ”ijin” atau ”restu” bisnis. Karena dianggap telah memenuhi standar operasi dan kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat luas.
38
Edi Suharto (2007a),loc.cit.
35
4.
Risk management. Manajemen resiko merupakan isu sentral bagi setiap
perusahaan.Reputasi perusahaan yang dibangun bertahun-tahun bisa runtuh dalam sekejap oleh skandal korupsi, kecelakaan karyawan, atau kerusakan lingkungan. Membangun budaya ”doing the right thing” berguna bagi perusahaan dalam mengelola resiko-resiko bisnis. 2.4.3 •
Ruang Lingkup CSR
Keterlibatan perusahaan dalam kegiatan – kegiatan sosial yang berguna bagi masyarakat luas.
•
Mematuhi aturan hukum yang berlaku dalam suatu masyarakat baik yang berkaitan dengan kegiatan bisnis maupun kegiatan sosial pada umumnya.
•
Hormat pada hak dan kepentingan stakeholder yang mempunyai kepentingan langsung ataupun tidak langsung terhadap kepentingan bisnis.
2.4.4
Definisi dan konsep community development
Konsep community development telah banyak dirumuskan di dalam berbagai definisi. Perserikatan Bangsa-Bangsa mendefinisikannya: ”as the process by which the efforts of the people themselves are united with those of governmental authorities to improve the economic, social and cultural conditions of communities, to integrade these communities into the life of the nations, and to enable them to contribute fully to national progress”. (Luz. A. Einsiedel 1968:7).39 Definisi ini menekankan bahwa pembangunan masyarakat merupakan suatu “proses” di mana usaha-usaha atau potensi-potensi yang dimiliki masyarakat
39
Luz. A. Einsiedel, Community development, (www.Myblogmahmudisiwi.net), diakses pada 9 Mei 2008.
dikutip
Mahmudi
Siwi,
36
diintegrasikan dengan sumber daya yang dimiliki pemerintah, untuk memperbaiki kondisi ekonomi, sosial, dan kebudayaan, dan mengintegrasikan masyarakat di dalam konteks kehidupan berbangsa, serta memberdayakan mereka agar mampu memberikan kontribusi secara penuh untuk mencapai kemajuan pada level nasional. US International Cooperation Administration mendeskripsikan Community development itu sebagai:”a process of social action in which the people of a community organized themselves for planning action; define their common and individual needs and problems; make group and individual plans with a maximum of reliance upon community resources; and supplement the resources when necessary with service and material from government and nongovernment agencies outside the community “.40 Definisi di atas lebih menekankan bahwa konsep pembangunan masyarakat, merupakan suatu proses “aksi sosial” di mana masyarakat mengorganisir diri mereka dalam merencanakan yang akan dikerjakan; merumuskan masalah dan kebutuhan-kebutuhan baik yang sifatnya untuk kepentingan individu maupun yang sifatnya untuk kepentingan bersama membuat rencana-rencana tersebut didasarkan atas kepercayaan yang tinggi terhadap sumber-sumber yang dimiliki masyarakat, dan bilamana perlu dapat melengkapi dengan bantuan teknis dan material dari pemerintah dan badan-badan nonpemerintah di luar masyarakat. Seorang pakar community development Arthur Dunham merumuskan definisi community development itu sebagai berikut.“Organized efforts to improve the conditions of community life, and the capacity for community integration and
40
The Community development Guidlines of the International Cooperation Administration, Community development Review, dikutip Mahmudi Siwi, (www. Myblogmahmudisiwi.net), diakses pada 9 Mei 2008
37
self-direction. Community development seeks to work primarily through the enlistment and organization of self-help and cooperative efforts on the part of the residents of the community, but usually with technical assistance from government or voluntary organization.41 Rumusan di atas menekankan bahwa pembangunan masyarakat merupakan usaha-usaha yang terorganisasi yang bertujuan untuk memperbaiki kondisi kehidupan masyarakat, dan memberdayakan masyarakat untuk mampu bersatu dan mengarahkan diri sendiri. Pembangunan masyarakat bekerja terutama melalui peningkatan dari organisasi-organisasi swadaya dan usaha-usaha bersama dari individu-individu di dalam masyarakat. Akan tetapi, biasanya dengan bantuan teknis baik dari pemerintah maupun organisasi-organisasi sukarela. Dunham mengemukakan empat unsur-unsur Community development sebagai berikut: A.
A plan program with a focus on the total needs of the village community;
B.
Technical assistance;
C.
Integrating various specialities for the help of the community; and
D.
A major emphasis upon selp-help and participation by the residents of the community.
Dari definisi community development di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa: Community development merupakan suatu proses pembangunan yang berkesinambungan. Artinya, kegiatan itu dilaksanakan secara terorganisir dan
41
Arthur Dunham, Ibid.
38
dilaksanakan tahap demi tahap dimulai dari tahap permulaan sampai pada tahap kegiatan tindak lanjut dan evaluasi - follow-up activity and evaluation. Community development bertujuan memperbaiki - to improve - kondisi ekonomi, sosial, dan kebudayaan masyarakat untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Community
development
memfokuskan
kegiatannya
melalui
pemberdayaan potensi-potensi yang dimiliki masyarakat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka, sehingga prinsip to help the community to help themselve dapat menjadi kenyataan. Community
development
memberikan
penekanan
pada
prinsip
kemandirian. Artinya, partisipasi aktif dalam bentuk aksi bersama - group action di dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya dilakukan berdasarkan potensi-potensi yang dimiliki masyarakat. Community development dengan segala kegiatannya dalam pembangunan menghindari metode kerja “doing for the community”, tetapi mengadopsi metode kerja “doing with the community”. Metode kerja doing for akan menjadikan masyarakat menjadi pasif, kurang kreatif, dan tidak berdaya. Bahkan, mendidik masyarakat untuk bergantung pada bantuan pemerintah atau organisasi-organisasi sukarela pemberi bantuan. Sebaliknya, metode kerja doing with, merangsang masyarakat menjadi aktif dan
39
dinamis serta mampu mengidentifikasi mana kebutuhan yang sifatnya - real needs, felt needs, dan expected need. 2.4.4.1 Ruang lingkup community development Beberapa literatur menyatakan bahwa lingkup community development dibatasi pada aspek-aspek pelayanan sosial, pemberdayaan dan pengembangan hubungan sosial yang terfokus pada komunitas lokal. Ruang lingkup community development terbagi atas: 1. Community Services Merupakan pelayanan perusahaan untuk memenuhi kepentingan masyarakat seperti pembangunan fasilitas umum, antara lain: -
Bantuan terhadap sarana pendidikan, kesehatan dan peribadatan.
-
Bantuan sanitasi lingkungan.
-
Bantuan terhadap pembangunan jalan.
2. Community Empowering Program yang berkaitan dengan memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk menunjang kemandiriannya, antara lain: -
Pengembangan/penguatan kelompok swadaya masyarakat.
-
Peningkatan kapasitas usaha masyarakat.
-
Peningkatan kualitas sumberdaya manusia.
3. Community Relations Yaitu kegiatan yang menyangkut pengembangan komunikasi dan informasi kepada para pihak yang terkait, antara lain:
40
-
Konsultasi publik.
-
Penyuluhan. Bagi perusahaan, community development merupakan strategi untuk: (i)
memperoleh izin lokal bagi pengelolan sumberdaya sekitar dan dalam rangka pengembangan usahanya secara berkelanjutan; (ii) mengatur dan menciptakan strategi pengembangan usaha untuk mencapai sasaran usaha; dan (iii) sebagai wujud dari tanggungjawab dalam sistem kehidupan yang berkelanjutan, baik secara sosial, ekonomi dan ekologi.42 Community development merupakan peran aktif perusahaan sebagai implementasi tangung jawab sosial dalam upaya membantu pengembangan wilayah, pengaturan tata ruang, pelestarian alam, transformasi dan pemberdayaan masyarakat, terutama di sekitar daerah operasinya. Kegiatan community development bersifat filantropi sebagai bagian dari investasi sosial yang diberikan sesuai dengan kemampuan perusahaan agar masyarakat dapat mandiri dan sejahtra secara berkelanjutan. Community development dilaksanakan dalam perspektif yang harmonis dan setara antara korporasi, masyarakat dan pemerintah. 2.4.4.2 Tujuan Community development Bila ditelaah, tujuan utama pendekatan community development adalah bukan sekadar membantu atau memberi barang kepada si penerima. Melainkan berusaha agar si penerima memiliki kemampuan atau kapasitas untuk mampu
42
Ibid.
41
menolong dirinya sendiri. Dengan kata lain, semangat utama community development adalah pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu, kegiatan tersebut biasanya diarahkan pada penguatan kemampuan para penerima pelayanan. Community development ini pada dasarnya merupakan kegiatan terencana dan kolektif dalam memperbaiki kehidupan masyarakat yang dilakukan melalui program peningkatan kapasitas orang, terutama kelompok lemah atau kurang beruntung (disanvantaged groups) agar mereka memiliki kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya, mengemukakan gagasan, melakukan pilihanpilihan hidup, melaksanakan kegiatan ekonomi, menjangkau dan memobilisasi sumber, berpartisipasi dalam kegiatan sosial.43 Setidaknya ada tiga alasan penting mengapa perusahaan melakukan kegiatan community development, antara lain adalah: a. Izin lokal untuk beroperasinya perusahaan dalam mengembangkan hubungan dengan masyarakat lokal b. Mengetahui sosial budaya masyarakat lokal. c. Mengatur dan menciptakan strategi ke depan melalui program community
43
development.
Reputasi
hubungan
baik
antara
Edi Suharto. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, makalah disampaikan pada workshop tentang CSR, Lembaga Studi Pembangunan (LSP)-STKS, Bandung, 2006.
42
perusahaan dengan masyarakat lokal dan community development dapat menciptakan kesempatan usaha yang baru. 2.4.4.3
Program Community development Menurut Edi Suharto, pelaksanaan community development dapat
dilakukan melalui penetapan sebuah program atau proyek pembangunan. Secara garis besar, perencanannya dapat dilakukan dengan mengikuti enam langkah perencanaan. 44 1. Perumusan masalah. Community development dilaksanakan berdasarkan masalah atau kebutuhan masyarakat setempat. Beberapa masalah yang biasanya
ditangani
berkaitan
dengan
kemiskinan,
pengangguran,
pemberantasan buta huruf, dan lain-lain. Perumusan masalah dilakukan dengan menggunakan penelitian (survei, wawancara, observasi), diskusi kelompok, rapat desa. 2. Penetapan program. Setelah masalah dapat diidentifikasi dan disepakati sebagai prioritas yang perlu segera ditangani, maka dirumuskanlah program penanganan masalah tersebut. 3. Perumusan tujuan. Agar program dapat dilaksanakan dengan baik dan keberhasilannya dapat diukur, perlu dirumuskan apa tujuan dari program yang telah ditetapkan. Tujuan yang baik memiliki karakteristik jelas dan spesifik
44
Edi Suharto, Metodologi Pengembangan Masyarakat,makalah disampaikan pada pelatihan TKSM, Pusdiklat TKSM, Jakarta, 2002.
43
sehingga tercermin bagaimana cara mencapai tujuan tersebut sesuai dengan dana, waktu dan tenaga yang tersedia. 4. Penentuan kelompok sasaran. Kelompok sasaran adalah sejumlah orang yang akan ditingkatkan kualitas hidupnya melalui program yang telah ditetapkan. 5. Identifikasi sumber dan tenaga pelaksana. Sumber adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menunjang program kegiatan, termasuk di dalamnya adalah sarana, sumber dana, dan sumber daya manusia. 6. Penentuan strategi dan jadwal kegiatan. Strategi adalah cara atau metoda yang dapat digunakan dalam melaksanakan program kegiatan. 7. Monitoring dan evaluasi. Dilakukan untuk memantau proses dan hasil pelaksanaan program. Apakah program dapat dilaksanakan sesuai dengan strategi dan jadwal kegiatan? Apakah program sudah mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan?. Selanjutnya, melalui program-program pelatihan, pemberian modal usaha, perluasan akses terhadap pelayanan sosial, dan peningkatan kemandirian, proses pemberdayaan diarahkan agar kelompok tersebut memiliki kemampuan atau keberdayaan. Keberdayaan bukan saja dalam arti fisik dan ekonomi, melainkan pula dalam arti psikologis dan sosial, seperti: (Suharto, 2006)45
45
Ibid.
44
•
Memiliki sumber pendapatan yang dapat menopang kebutuhan diri dan keluarganya
•
Mampu mengemukakan gagasan di dalam keluarga maupun di depan umum
•
Memiliki mobilitas yang cukup luas: pergi keluar rumah atau wilayah tempat tingalnya
•
Berpartisipasi dalam kehidupan sosial
•
Mampu membuat keputusan dan menentukan pilihan-pilihan hidupnya
Proses pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan melalui beberapa tahapan mulai dari menentukan populasi atau kelompok sasaran, mengidentifikasi masalah dan kebutuhan kelompok sasaran; merancang program kegiatan dan caracara pelaksanaannya; menentukan dan mengajak pihak-pihak yang akan dilibatkan, melaksanakan kegiatan atau mengimplementasikan program, hingga memonitor dan mengevaluasi kegiatan.46
46
Ibid.
45
2.5
Kemitraan (Partnership)
2.5.1
Definisi Kemitraan Sejalan dengan makin besar dan luasnya cengkeraman dan pengaruh
korporasi atas kehidupan sehari-hari masyarakat, makin besar pula kekuasaan dan kekuatan yang digenggam korporasi. 1. Menurut Tennyson (1980) 47 , kemitraan adalah kesepakatan antar sektor di mana individu, kelompok atau organisasi sepakat bekerjasama untuk memenuhi sebuah kewajiban atau melaksanakan kegiatan tertentu, bersama sama menanggung resiko maupun keuntungan dan secara berkala meninjau kembali hubungan kerjasama. Dari definisi kemitraan sebagaimana tersebut di atas, mengandung makna sebagai tanggung jawab moral pengusaha menengah atau besar, untuk membimbing
dan
membina
pengusaha
kecil
mitranya,
agar
mampu
mengembangkan usahanya sehingga mampu menjadi mitra yang handal untuk menarik keuntungan dan kesejahteraan bersama. 2.5.2
Konsep Kemitraan Tripartit Tiga prinsip penting dalam membentuk kemitraan adalah:
1. Kesetaraan atau keseimbangan (equity)
47
Yusuf Wibisono, Membedah Konsep & Aplikasi CSR, Frasco Publishing 2007, Hal.103.
46
Pendekatannya bukan top-down atau bottom-up, bukan pula berdasarkan kekuasaan semata.
Namun hubungan yang saling menghormati, saling
menghargai dan saling percaya. Untuk menghindari antagonism, perlu dibangun rasa saling percaya. 2. Transparansi Transparansi diperlukan untuk menghindari rasa saling curiga antra mitra kerja. 3. Saling menguntungkan Suatu kemitraan harus membawa manfaat bagi semua pihak yang terlibat.
2.5.3
Konsep kemitraan Masyarakat Dunia Usaha Peran masyarakat terutama komunitas lokal sangat menentukan dalam
upaya perusahaan memperoleh rasa aman dan kelancaran dalam berusaha. Peran serta mereka merupakan salah satu kunci sukses dalam penerapan program community development seperti memberikan informasi, saran, dan masukan atau pendapat untuk menentukan program community development yang dilakukan. Terhadap suatu permasalahan atau konflik solusi yang bisa dilakukan adalah dengan memunculkan kondisi yang saling memberikan mutual benefit
47
diantara kedua belah pihak. Hubungan timbal balik inilah yang akan menumbuhkan rasa saling memiliki bagi warga sekitarnya. 48 2.6
Pembangunan berkelanjutan (sustainable development)
2.6.1
Definisi pembangunan berkelanjutan Pembangunan berkelanjutan yang merupakan terjemahan dari Bahasa
Inggris, sustainable development adalah salah satu usaha bagaimana memperbaiki kerusakan lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial. Pembangunan berkelanjutan secara sederhana biasa didefinisikan sebagai berikut: •
Pembangunan atau perkembangan yang memenuhi kebutuhan masa sekarang tanpa membahayakan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya.49
•
Sustainable development is defined as a process of meeting the present needs without compromising the ability of the future generations to meet their own needs.50
48
Ibid.113.
49
Yusuf Wibisono, loc.cit, 13.
50
World Commission on Environmental and Development (WCED), Our Common Future, Australia: Oxford University Press, 1987, P. 8.
48
Dari kutipan di atas, dapat dijelaskan bahwa pembangunan berkelanjutan merupakan suatu proses pembangunan yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan (segala sesuatu yang kita perlukan dan nikmati) sekarang dan selanjutnya diwariskan kepada generasi mendatang. Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat di simpulkan bahwa dengan pola pembangunan berkelanjutan, generasi sekarang dan generasi yang akan datang mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk menikmati alam beserta isinya ini. 2.6.2
Konsep Pembangunan Berkelanjutan – Triple Bottom Line Istilah triple bottom line dipopulerkan oleh John Elkington pada 1997
melalui bukunya “Cannibals with Folks, The Triple Bottom Line of Twentieth Century Business” menggambarkan istilah 3P yaitu People, Planet, Profit. Perusahaan yang ingin berkelanjutan haruslah memperhatikan hal ini.51 Prinsip-Prinsip Keberlanjutan
51
1.
Teknologi
2.
Tata pamong (tanggung jawab korporasi)
3.
Pemegang saham
4.
Industri
5.
Masyarakat
Ibid., 44.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian yang bersifat deskriptif.
Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data. Jadi, ia juga menyajikan data, menganalisis, dan menginterpretasi. Ia juga bisa bersifat komparatif dan korelatif.52 3.2
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan penelitian studi
kasus. Studi kasus adalah strategi riset yang terfokus pada pemahaman terhadap sesuatu yang dinamis dalam konteks tunggal, studi kasus dapat melibatkan satu kasus atau lebih, dengan tingkat analisis yang berbeda-beda. Studi kasus dapat digunakan untuk memberikan gambaran terhadap suatu masalah, pengujian teori, atau pembentukan teori. 53 Studi kasus dalam penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran terhadap suatu masalah melalui tahap awal penelitian, tahap pemilihan kasus, membuat instrumen penelitian untuk pengumpulan data
52
Cholid Narbuko dan H. Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004, 44. 53
Kathleen M. Eisenhardt, Building Theories from Case Study Research: Academy of Management Review, 1989,532-550.
49
50
melalui wawancara dan observasi, tahap pengambilan data dari lapangan melalui metode pengumpulan data yang fleksible dan tahap analisis data lalu merangkum. Penelitian kualitatif dalam kegiatan program community development ini bertujuan menganalisis secara deskriptif suatu strategi program pengembangan masyarakat berdasarkan apa yang terjadi di lapangan sebagai kajian lebih lanjut, untuk menemukan kekurangan dan kelemahan program tersebut, sehingga dapat di ketahui dan dapat menentukan jenis dan upaya penyempurnaannya. Penelitian ini, juga untuk menganalisis suatu fakta, gejala, dan peristiwa pada program pengembangan masyarakat daerah di lingkungan usaha hulu minyak dan gas bumi sebagaimana adanya konteks ruang dan waktu serta situasi lingkungan secara alami. Selain itu, penelitian kualitatif dapat digunakan untuk menyusun
hipotesis
berkenaan
dengan
konsep
dan
prinsip
program
pengembangan masyarakat berdasarkan data dan infornasi yang diperoleh langsung di kantor pusat dan lapangan sehingga dapat dilakukan penelitian lebih lanjut. Suharsimi Arikunto dalam bukunya menjelaskan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, ucapan, mimik, perbuatan, tingkah laku
54
. Selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen, laporan
mingguan, bulanan dan tahunan.
54
Arikunto Suharsimi. Edisi Revisi V. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002, 12.
51
Secara umum, riset yang menggunakan metodologi kualitatif mempunyai cirri-ciri:55 1. Intensif, partisipasi periset dalam waktu lama pada setting lapangan, periset adalah instrument pokok riset. 2. Perekaman yang sangat hati-hati terhadap apa yang terjadi dengan catatancatatan di lapangan dan tipe-tipe lain dari bukti-bukti dokumenter. 3. Analisis data lapangan. 4. Melaporkan hasil termasuk deskripsi detail, kutipan-kutipan (quotes) dan komentar-komentar. 5. Tidak ada realitas yang tunggal. Setiap peneliti mengkreasi realitas sebagai bagian dari proses penelitiannya. 6. Subjektif dan berada hanya dalam referensi peneliti. 7. Realitas adalah holistik dan tidak dapat dipilah-pilah. 8. Lebih pada kedalaman (depth) daripada keluasan (breadth). 3.3
Nara Sumber – Key Informan Penulis akan mewawancarai beberapa narasumber yang merupakan key
person atau key informan. Mereka adalah: 1. PR & Security Manager – Bapak Djalu Tjandroso. Beliau sebagai Head dari Divisi Public Relation & Security yang sudah banyak pengalamannya di beberapa perusahaan minyak dan gas bumi dan memiliki kompetensi yang baik sebagai PR & Security Manager.
55
Rachmat Kriyantoro, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Prenada Media Group, 2006, 59.
52
2. Community development Specialist – Bpk Ono Sutarno, Bpk Juhartomo dan Bpk. Kampoi Naibaho. Yang menjalankan kegiatan-kegiatan di lapangan yang terkait dengan program-program community development di Kabupaten Sumenep. 3. Perwakilan dari tokoh agama dan Masyarakat Pulau Pagerungan Besar, Kabupaten Sumenep - Bpk Yulandi Abd. Rochim dan Bpk. H. Syamsul Ma’arif. -
Wakil Bupati Sumenep – Bpk. H. Moch. Dahlan, MM sebagai ketua community development committee kecamatan Sapeken.
3.4
Teknik Pengumpulan Data
3.4.1
Data Primer
Wawancara Wawancara yang digunakan peneliti bersifat indepth interview yang dilakukan secara open-ended, sistematis, dan fleksibel. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data secara detil dan mendalam dari PR & Security Manager dan community development specialist yang bertempat di kantor pusat Kangean Energy Indonesia Ltd. yang beralamat di gedung Wisma Mulia lantai 26, Jl. Jendral Gatot Subroto No. 42 Jakarta Pusat dan kantor operasi yang berada di Pulau Pagerungan Besar, Kabupaten Sumenep dan beberapa perwakilan tokoh Masyarakat Pulau Pagerungan Besar Sumenep dan Wakil Bupati Sumenep, Jawa Timur.
53
Wawancara juga akan dilakukan kepada beberapa karyawan di kantor pusat Kangean Energy Indonesia Ltd. yang sering terlibat dengan kegiatan community development jika diperlukan. Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan. Dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan. 56 Alat bantu yang digunakan adalah pedoman wawancara dan alat perekam. Wawancara
mendalam
(in
depth
interview)
adalah
suatu
cara
mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka untuk memperoleh informasi dan data dengan lengkap dan mendalam. Wawancara ini dilakukan dengan frekuensi tinggi, berulang-ulang secara intensif. Selanjutnya, dibedakan antara responden (orang yang akan diwawancarai hanya sekali) dengan informan (orang yang ingin periset ketahui dan yang akan diwawancarai beberapa kali).57 3.4.2
Data Sekunder Sumber-sumber tertulis. Sumber tertulis ini diperoleh dari dokumen kantor
berupa company profile, annual report, prospektus, weekly, monthly and yearly report community development committee, brosur, internet, koran, majalah, kajian pustaka dan sumber lain yang mendukung penelitian.
56
Narbuko, Achmadi. op.cit., 83.
57
Kriyantoso. Op.cit., 98.
54
Sebagai data pendukung yang keabsahan dan keasliannya sudah diakui, data-data tertulis dan dokumentasi sangat dibutuhkan dalam penelitian ini. Data dokumentasi ini sebagai pengecek data yang verbal yang diberikan oleh nara sumber yaitu PR & Security Manager dan community development specialist Kangean Energy Indonesia Ltd. juga kepala desa, tokoh masyarakat dan agama di Pulau Pagerungan Besar dan pemerintah daerah setempat. 3.5
Prosedur Penelitian Prosedur yang peneliti tempuh dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahap,
yaitu: 1) Tahap Persiapan Pada tahapan ini, peneliti melakukan analisis data sekunder untuk memperoleh informasi tentang strategi Program community development Kangean Energy Indonesia Limited di Kabupaten Sumenep. 2) Tahap Pelaksanaan Tahapan ini merupakan tahap pengumpulan data melalui wawancara observasi langsung, dan data tambahan seperti dokumen, laporan dan lainnya terhadap semua subjek yang telah ditentukan baik yang berada di Jakarta maupun daerah yaitu ke perwakilan masyarakat Pulau Pagerungan Besar dan pemerintah daerah Sumenep serta pengumpulan dokumen penunjang dari hasil wawancara. 3) Tahap Penyelesaian Dalam tahapan ini, peneliti berusaha mengumpulkam hasil wawancara dan data-data tertulis kemudian menafsirkan serta menyusun data dalam bentuk hasil penelitian (laporan).
55
3.6
Definisi Konsep
1.
Strategi program adalah perencanaan strategis suatu program yang bisa melahirkan dampak atau outcome bukan sekedar hasil output saja melalui program yang terencana yang terfokus dan terorganisir. Menurut Philip Lesly, dalam melaksanakan community relations, strategi program yang dilakukan melalui, pengumpulan fakta, perumusan masalah, perencanaan dan pemprograman, aksi, dan komunikasi lalu evaluasi.
Sedangkan
menurut Edi Suharto pada pelaksanaan community development, strategi program yang dilakukan melalui, perumusan masalah, penetapan program, perumusan tujuan, penentuan kelompok sasaran, identifikasi sumber dan tenaga pelaksana, penentuan strategi, dan jadwal kegiatan dan monitoring atau evaluasi. 2.
Community development adalah kegiatan pengembangan masyarakat yang diarahkan untuk memperbesar akses dan peran serta masyarakat untuk mencapai kondisi sosial-ekonomi-budaya yang lebih baik apabila dibandingkan dengan sebelum adanya kegiatan pembangunan. Masyarakat di tempat tersebut diharapkan menjadi lebih mandiri dengan kualitas kehidupan dan kesejahteraan yang lebih baik.
3.
Kemitraan adalah kerjasama usaha antara usaha kecil dengan menengah atau usaha besar disertai pembinaan dan pengembangan oleh usaha menengah atau usaha besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan,
saling
percaya,
saling
memperkuat
dan
saling
menguntungkan. Kemitraan dilaksanakan dengan tanggung jawab sosial
56
yang melibatkan stakeholder dengan mempertimbangkan unsur-unsur kesetaraan atau keseimbangan, transparansi dan saling menguntungkan. 4.
Sustainable development atau pembangunan berkelanjutan adalah suatu proses pembangunan yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan (segala sesuatu yang kita perlukan dan nikmati) sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan dengan mengusahakan keberlanjutan melalui konsep 3P, yaitu People, Planet dan Profit.
3.7
Fokus penelitian:
Berdasarkan penggabungan langkah-langkah yang dikemukakan Philip Lesly dalam program PR dan perencanaan program community development oleh Edi Suharto, maka fokus penelitian yang akan dilakukan yaitu: 1. Pengumpulan fakta dan perumusan masalah Fakta dapat diperoleh dari berbagai sumber, misalnya dari berita media massa, data statistik, obrolan warga masyarakat beserta keluhan-keluhan mereka dan wawancara dari berbagai sumber.
Dari fakta tersebut, akan didapat
permasalahan yang sebenarnya misalnya kondisi lingkungan, ekonomi, kebutuhan masyarakat dan lain-lain. 2. Perencanaan dan program kegiatan Rencana merupakan sebuah prakiraan yang didasarkan pada fakta dan informasi tentang sesuatu yang akan terwujud atau terjadi nanti. Untuk bisa
57
mewujudkan apa yang diperkirakan itu, dibuatlah suatu program. Setiap program diisi dengan kegiatan. Kegiatan sebagai bagian dari program merupakan langkahlangkah yang ditempuh untuk mewujudkan program guna mencapai tujuan yang sudah ditetapkan 3. Aksi dan komunikasi -
Penyusunan pesan yang disampaikan kepada komunitas, melalui media apa dan dengan cara bagaimana.
-
Implementasi program yang sudah direncanakan.
-
Penentuan kelompok sasaran. Kelompok sasaran adalah sejumlah orang yang akan ditingkatkan kualitas hidupnya melalui program yang telah ditetapkan.
-
Identifikasi sumber dan tenaga pelaksana. Sumber adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menunjang program kegiatan, termasuk di dalamnya adalah sarana, sumber dana, dan sumber daya manusia.
-
Penentuan strategi dan jadwal kegiatan. Strategi adalah cara atau metoda yang dapat digunakan dalam melaksanakan program kegiatan. 4. Monitoring dan Evaluasi Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk memantau proses dan hasil
pelaksanaan program. Berdasarkan hasil evaluasi itu dapat diketahui: -
Apakah program itu dapat dilanjutkan, dihentikan atau dilanjutkan dengan melakukan beberapa perbaikan dan penyempurnaan?
-
Apakah program dilaksanakan sesuai dengan strategi dan jadwal kegiatan?.
58
-
3.8
Apakah program sudah mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan?.
Teknik Analisis Data Untuk menjaga kevalidan data maka semua data diuji keabsahannya
melalui teknik triangulasi data. Selanjutnya dilakukan proses analisis data melalui tahapan sebagai berikut: 1.
Mengorganisasikan data Peneliti mendapatkan data langsung dari subjek melalui wawancara
mendalam (indepth interview), dimana data tersebut direkam dengan tape recorder berdasarkan pedoman wawancara dan dibantu alat tulis lainya. Kemudian dibuatkan transkipnya dengan mengubah hasil wawancara dari bentuk rekaman menjadi bentuk tertulis. Data yang telah didapat dibaca berulang-ulang agar peneliti mengerti benar data atau hasil yang telah di dapatkan.
2.
Pengelompokan berdasarkan kategori, tema dan pola jawaban Pada tahap ini dibutuhkan pengertiaan yang mendalam terhadap data,
perhatian yang penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul di luar apa yang ingin digali. Berdasarkan kerangka teori dan pedoman wawancara, peneliti menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman dalam melakukan coding. Dengan pedoman ini, peneliti kemudian kembali membaca pedoman wawancara dan melakukan coding, melakukan pemilihan data yang relevan dengan pokok pembicaraan. Data yang relevan diberi kode dan penjelasan
59
singkat, kemudian dikelompokkan atau dikategorikan berdasarkan kerangka analisis yang telah dibuat. Pada penelitian ini, analisis dilakukan terhadap sebuah kasus yang diteliti. Peneliti menganalisis hasil wawancara berdasarkan pemahaman terhadap hal-hal diungkapkan oleh informan. Data yang telah dikelompokan tersebut oleh peneliti dicoba untuk dipahami secara utuh dan ditemukan tema-tema penting serta kata kuncinya. Sehingga peneliti dapat menangkap pengalaman, permasalahan, dan dinamika yang terjadi pada subjek.
3.
Menguji asumsi atau permasalahan yang ada terhadap data Setelah kategori pola data tergambar dengan jelas, peneliti menguji data
tersebut terhadap asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini. Pada tahap ini kategori yang telah didapat melalui analisis ditinjau kembali berdasarkan landasan teori yang telah dijabarkan dalam bab II, sehingga dapat dicocokan apakah ada kesamaan antara landasan teoritis dengan hasil yang dicapai. Walaupun penelitian ini tidak memiliki hipotesis tertentu, namun dari landasan teori dapat dibuat asumsi-asumsi mengenai hubungan antara konsep-konsep dan factor-faktor yang ada.
4.
Mencari alternatif penjelasan bagi data Setelah kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi terwujud,
peneliti masuk ke dalam tahap penjelasan. Dan berdasarkan kesimpulan yang telah didapat dari kaitanya tersebut, penulis merasa perlu mencari suatu alternative
60
penjelasan lain tentang kesimpulan yang telah didapat. Sebab dalam penelitian kualitatif memang selalu ada alternative penjelasan yang lain. Dari hasil analisis, ada kemungkinan terdapat hal-hal yang menyimpang dari asumsi atau tidak terfikir sebelumnya. Pada tahap ini akan dijelaskan dengan alternative lain melalui referensi atau teori-teori lain. Alternatif ini akan sangat berguna pada bagian pembahasan, kesimpulan dan saran.
5.
Menulis hasil penelitian Penulisan data subjek yang telah berhasil dikumpulkan, merupakan suatu
hal yang membantu peneliti unntuk memeriksa kembali apakah kesimpulan yang dibuat telah selesai. Dalam penelitian ini, penulisan yang dipakai adalah presentasi data yang didapat yaitu, penulisan data-data hasil penelitian berdasarkan wawancara mendalam dan observasi. Proses dimulai dari data-data yang diperoleh dari subjek, dibaca berulang kali sehingga peneliti mengerti benar permasalahanya, kemudian dianalisis, sehingga didapat gambaran mengenai penghayatan pengalaman dari subjek. Selanjutnya dilakukan penafsiran secara keseluruhan, dimana di dalamnya mencangkup keseluruhan kesimpulan dari hasil penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran obyek penelitian
4.1.1
Sejarah dan profil Kangean Energy Indonesia Ltd. Industri hulu migas Indonesia sudah berlangsung lebih dari 100 tahun.
Kontribusi migas pada penerimaan negara pada 1980-an adalah sebesar 70%, dan pada 2007 sebesar 30% (presentase kontribusi migas menurun karena presentse kontribusi sektor lain meningkat).58 Krisis moneter pada 1997 dan diikuti oleh gejolak politik pada 1998 mengakibatkan turunnya investasi termasuk bagian sektor migas sampai dengan 2001. Sebagai pengganti UU No. 44 tahun 1960 pada tahun tersebut dikeluarkan Undang-Undang Migas No. 22 tahun 2001 yang isinya mengenai: -
Pemisahan antara regulator yaitu departemen energi dan sumber
daya mineral (DESDM), implementator yaitu badan pelaksana usaha hulu minyak dan gas bumi (BP Migas), dan operator yaitu kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) -
Pemerintah kembali menjadi pemegang kuasa pertambangan migas
baik kegiatan eksplorasi maupun eksploitasi migas.
58
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, Hand out meeting Produksi minyak bumi Indonesia: Jakarta, 29 April 2008.
61
62
Kontraktor dalam hal ini adalah Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap yang diberikan wewenang untuk melaksanakan Eksplorasi dan Eksploitasi pada suatu Wilayah Kerja berdasarkan kontrak kerja sama dengan Badan Pelaksana. Pasal 1 angka 7 Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak Dan Gas Bumi. Sedangkan kontrak kerja sama adalah kontrak bagi hasil atau bentuk kerja sama lain dalam kegiatan eksplorasi dan eksploitasi yang lebih menguntungkan Negara dan hasilnya dipergunakan untuk kemakmuran rakyat. Pasal 1 angka 19 Undang-Undang Migas. Eksplorasi adalah kegiatan yang bertujuan memperoleh informasi mengenai kondisi geologi untuk menemukan dan memperoleh perkiraan cadangan minyak dan gas bumi di wilayah kerja yang ditentukan. Pasal 1 angka 8 UndangUndang Migas. Sedangkan Eksploitasi adalah rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan minyak dan gas bumi dari wilayah kerja yang ditentukan, yang terdiri atas pengeboran dan penyelesaian sumur, pembangunan sarana pengangkutan, penyimpanan, dan pengolahan untuk pemisahan dan pemurnian minyak dan gas bumi di lapangan serta kegiatan lain yang mendukungnya. Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Migas. Karakteristik industri migas yaitu: -
Beresiko tinggi.
63
-
Memerlukan teknologi tinggi.
-
Padat modal. Kangean Energy Indonesia Ltd.(KEI) adalah pengelola Kangean PSC yang
merupakan salah satu kontraktor kontrak kerjasama (KKKS) / production sharing contract (PSC) BP Migas yang lokasi kerjanya berada di wilayah paling timur dari provinsi Jawa Timur yaitu di Kecamatan Raas, Arjasa dan Sapeken, yang berada di bawah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Kangean PSC memiliki beberapa lapangan migas salah satunya lapangan Pagerungan yang terletak di Pulau Pagerungan Besar. Blok Kangean yang sebelumnya bernama British Petroleum (BP) Kangean diakuisisi oleh PT. Energi Mega Persada Tbk pada 2004 dan berubah namanya menjadi EMP Kangean Ltd. Selanjutnya, pada 27 Juni 2007 PT. Energi Mega Persada Tbk menjual sahamnya kepada konsorsium Japan Petroleum Exploration (JAPEX) sebesar 25% dan kepada Mitsubishi Corporation sebesar 25%, sisa kepemilikan saham sebesar 50 % masih dipegang oleh PT. Energi Mega Persada Tbk.(EMP Tbk). Mulai saat itu juga operasional perusahaan diambil alih oleh JAPEX dan Mitsubishi Corporation. Sebagai operator pengembangan Blok Kangean yang baru mereka merubah nama EMP Kangean Ltd. menjadi Kangean Energy Indonesia Ltd. Beberapa ahli tehnik, pemasaran dan keuangan didatangkan dari Mitsubishi dan Japex dan juga para ahli lokal dari EMP Tbk yang akan
64
meningkatkan nilai lebih bagi pengelolaan Kangean PSC untuk semua stakeholdernya termasuk pemerintah Indonesia dan masyarakat setempat. 4.1.2
Sejarah pengembangan Blok Kangean:
1980: Pertamina memberikan hak pengusahaan wilayah kerja kepada ARBNI (ARCO Bali North Indonesia). 1984: Penemuan lapangan gas Terang dan Pagerungan 1994: Lapangan Pagerungan mulai berproduksi 1999: Lapangan Terang-Sirasun-Batur diajukan untuk dikembangan. 2000: ARCO merger dengan British Petroleum (BP) menjadi BP Kangean sebagai operator wilayah kerja. 2004: Energi Mega Persada Tbk mengakuisisi BP Kangean dan menjadi EMP Kangean Limited sebagai operator wilayah kerja.
production sharing
contract ini diperpanjang hingga 2030. 2005: Usulan pemboran sumur-sumur Ngimbang, Rancak, Pagerungan Timur, Pagerungan Utara dan Sepanjang disetujui oleh BP Migas. 2007: Konsorsium Japex, Mitsubishi sebagai operator membeli 50 % interest EMP Kangean dan
merubah
namanya menjadi Kangean Energy
Indonesia Ltd. (KEI) Saat ini KEI sedang mengembangkan lapangan gas Terang Sirasun Batur (TSB) yang akan berproduksi pada kwartal ke dua 2010 dan akan mengalirkan gas
65
sebesar 300 MMCFD ke wilayah Jawa Timur. KEI juga sedang mengembangkan lapangan minyak di Pagerungan Utara (PUO) yang akan berjalan pada 2009 dan melanjutkan pengembangan terhadap sumber-sumber minyak dan gas lain yang berpotensi seperti wilayah West Kangean dengan mempercepat program ekplorasi. 4.1.3
Vision, mision and company identity
Vision – To emerge as the best in the business, based on our proud reputation and top performance. – Untuk menjadi yang terbaik di bidang/bisnisnya, didasari oleh reputasi yang dapat dibanggakan dan kinerja yang terbaik. Mission – Exploring and developing potential natural resources energy to increase productivity and consistently developing profitable value added investment for shareholder and stakeholders through hard work and utilization of ownedresources which prioritizes safety and work environment. – Mencari dan mengembangkan potensi energi sumber daya alam untuk meningkatkan produktifitas dan senantiasa mengembangkan nilai tambah investasi yang menguntungkan bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan melalui kerja keras dan penggunaan sumber daya sendiri dengan memprioritaskan keselamatan dan lingkungan kerja.
66
To achieve vision and mission, KEI conducting its business through: – Compliance with rules, regulations and laws at any operation sites. (Mentaati aturan, kebijakan dan hukum di setiap kegiatan operasional). – Advancing respect for human rights and diversity. (Menghargai hak asasi manusia dan perbedaan). – Placing employees as the most valuable resources and partners. (Menempatkan karyawan sebagai rekan kerja dan sumber daya yang paling bernilai). – Total commitment to Safety, Health and Environment (SHE) of the employees and protection of the assets as highest priorities. (Berkomitmen penuh terhadap keselamatan, kesehatan dan lingkungan untuk karyawan dan menjaga keseluruhan asset sebagai prioritas tertinggi). – Pursuing the best results by putting out best possible efforts and dedication. (Berusaha mendapatkan hasil yang terbaik melalui segala daya usaha dan dedikasi). – Practicing respect and support for each other as well as securing trust from stakeholders (partner, government and community) (Saling menghormati dan mendukung satu sama lainnya dan menjaga kepercayan pemangku kepentingan (rekan kerja, pemerintah dan komunitas)).
67
– Taking a firm stand on sustainable environment issues and actively promoting community
development.
(Tegas
dalam
mengatasi
masalah-masalah
lingkungan berkelanjutan dan giat memajukan pengembangan masyarakat) Company identity Kangean PSC company’s visual identity consist of company symbol and company name, which is a united and it shall not be separated. The use of company’s visual identity should follow terms that have been stated to make an integrated and good identity system. Company name Kangean Energy Indonesia is legal name of the company. The company name uses “Univers” typography in black color. Company logo
Company logo is very important part in the company’s visual integrated system identity. The logo is re-designed for EMP Kangean after two companies; Mitsubishi and JAPEX as new shareholders of EMP Inc., participated in the Kangean Block. As there becomes three companies’ interest in the Kangean
68
Block, the logo is designed as three arrows which each of them is holding to each other and they form a letter of “V” which means VICTORY. They form a cyclic, symbolizes the everlasting spirit reflecting the infinite growth. The company color palette is designed using three colors such as: •
Red to reflect a highly energy to run the business
•
Orange reflects the spirit of becoming wealthy
•
Green reflects a respect to environment through good management in exploring and exploiting natural resources
4.1.4
STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN
69
4.1.5
KEDUDUKAN PR DALAM STRUKTUR ORGANISASI
Secaras strategis & teknis
: As liaison Officer to Government & Stakeholders
4.1.5.1 Deskripsi Posisi Departemen
: HR & Support
Divisi
: PR & Security
Lokasi
: Jakarta office
Atasan Langsung
: VP HR & Support
Membawahi
: Security & Community development
Hubungan Horizontal
: sejajar dengan divisi HR, IT dan Transport
4.1.5.2 Fungsi Utama Jabatan Divisi PR & Security Kangean Energy Indonesia Ltd. berada di bawah Departemen HR & Support yang dipimpin oleh Vice President. Divisi PR & Security dikepalai oleh seorang Manager, Fungsi dari divisi tersebut terbagi dua yaitu: 1. Internal Communication 2. External Communication Fungsi internal communication sebagai penghubung antar departemen untuk kelangsungan operasi perusahaaan, bekerja sama dengan divisi-divisi terkait yang ada di dalam perusahaan. Fungsi external communication sebagai penghubung antara perusahaan dengan publik dan regulatory/pemerintahan yang semuanya merupakan stakeholder perusahaan.
70
4.1.5.3 TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PR KEI 4.1.5.3.1 Internal Dalam kegiatan komunikasi internal memiliki tugas-tugas sebagai berikut: 1.
Bekerjasama dengan Operation Department mengenai program-program community development dan ijin penggunaan ullage metering system untuk mengukur hasil minyak / gas.
2.
Bekerjasama dengan SHE officer untuk program Safety Health and Environment.
3.
Mendata dan mengkoordinir setiap event-event yang diselenggarakan oleh perusahaan.
4.
Bekerjasama dengan HR Division mengenai personals incident report.
5.
Melakukan kegiatan Media monitoring setiap hari dari media cetak maupun elektronik.
6.
Mengikuti weekly meeting di internal departement HR & S dan monthly meeting untuk semua divisi manager dan menyiapkan internal report.
7.
Menyiapkan management report dan external report ke BP Migas.
4.1.5.3.2 Eksternal Dalam kegiatan komunikasi eksternal divisi PR & Security memiliki tugas-tugas sebagai berikut: 1. Menyiapkan formalitas untuk perijinan lokasi operasi mencakup analisis mengenai dampak lingkungan yang luas (AMDAL) dan usaha pengelolaan lingkungan / usaha pemantauan lingkungan (UKL/UPL) untuk yang
71
berdampak lingkungan kecil. Ijin eksplorasi, eksploitasi, dan pemasangan pipa bawah laut harus melalui ijin staf khusus maritime (SUSMAR).
2. Government Liaison. a) Pada level Pusat melakukan hubungan dengan Departemen Energi Sumber Daya
Mineral
(ESDM).
Departement
Kelautan
dan
Perikanan,
Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Departemen tenaga kerja, dan karena ada lokasi pemboran di wilayah kehutanan, maka melakukan hubungan pula dengan Departemen Kehutanan. Sedangkan untuk Legislatif, melakukan hubungan dengan Komisi VII DPR. Kesemuanya itu harus melalui BP Migas, sebagai pengawas kontraktor migas di Indonesia. Semua program kerja dan pengajuan anggaran atau biaya harus disetujui oleh BP Migas. b) Sedang pada level daerah, karena Kangean Energy Indonesia Ltd. beroperasi di wilayah Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur, maka harus berhubungan dengan Pemerintah provinsi. Jawa Timur dan pemerintah Kabupaten Sumenep beserta jajaran dan dinas terkait di bawahnya. Akan tetapi hubungan ini secara resmi juga harus melalui BP Migas. Secara Legislatif, tugas PR juga melakukan hubungan dengan DPRD. 3. Pengajuan Press Release. Draft press release setelah dibuat harus di review dan diserahkan kepada divisi humas BP Migas untuk disetujui dan dikirim ke media massa. Jadi
72
KKKS tidak diijinkan untuk mengeluarkan statement keluar ke media massa tanpa persetujuan dari BP Migas. Hal tersebut diatur dalam peraturan tata kerja kehumasan di wilayah usaha hulu migas melalui PTK 017/III/2005 BP Migas. 4. Mempersiapkan land acquisition, ijin Pengadaan tanah untuk pengeboran. 5. Kegiatan Security meliputi: a) Koordinasi dengan Polri, TNI-AL, TNI-AD b) Bekerja sama dengan divisi SHE (Safety Health Environment) dan dalam menyiapkan prosedur evakuasi pada kondisi emergensi.
4.1.5.4 TARGET UTAMA PR 1. Tecapainya program-program Public Relations melalui kegiatan community relations dan community development. 2. Disetujuinya semua perijinan dari departemen pemerintahan sehingga melancarkan kegiatan operasional perusahaan. 3. Menyiapkan media internal perusahaan (company pofile, bulletin, proposal dll).
4.1.5.5 WEWENANG PR DALAM ORGANISASI 1. Melakukan hubungan langsung dengan departemen – departemen terkait mengenai masalah perijinan, baik internal maupun eksternal. 2. Menyiapkan dan mengajukan draft press release ke Hupmas BP Migas sebelum di kirimkan ke media massa.
73
4.1.5.6 RELASI PR A. INTERNAL 1. Semua divisi di perusahaan dalam rangka kelancaran operasional. 2. Divisi Asset / SHE dan finance yang utama. 3. Semua level management, VP & Managers. 4. Semua karyawan. B. EXTERNAL Hubungan kesemua stakeholder yaitu •
Pada level Pusat melakukan hubungan dengan divisi hubungan pemerintah dan masyarakat (Hupmas) BP Migas, Departemen ESDM, Departemen Kelautan dan Perikanan, Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Departemen Tenaga Kerja dan Departement Kehutanan.
•
Pada level daerah menjalin hubungan dengan Pemerintah provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kabupaten Sumenep beserta jajaran dan dinas-dinas yang terkait di bawahnya.
•
Dengan Polri, TNI-AL, TNI-AD dalam kegiatan Security.
•
Dengan Shareholder KEI yaitu EMP Tbk , Mitsubishi dan Japex
•
Dengan seluruh Kontraktor KKS (oil & gas company di Indonesia)
74
4.1.5.7 STRUKTUR ORGANISASI PR DI DALAM DEPARTEMEN HR & SUPPORT
4.1.5.8 STRUKTUR ORGANISASI PR DI DALAM DIVISI PR & SECURITY
75
4.1.6
Profil lapangan gas Pagerungan, Blok Kangean Pulau Pagerungan Besar memproduksi gas alam awalnya sebesar 175
MSCF (million standard cubic feet) per hari yang disalurkan melalui pipa bawah laut 28 inci sepanjang 450 KM menuju Porong (sebagai homebase). Dari home base ini kebutuhan gas alam dipasok untuk memenuhi kebutuhan di Petrokimia, Perusahaan Gas Negara (PGN) dan PT PJB Unit. 4.1.6.1 Letak geografis Lapangan Pagerungan
Wilayah kerja Kangean Energy Indonesia Ltd. berada di Kabupaten Sumenep, yang secara geografis terletak di ujung Timur Pulau Madura dengan posisi astronomis terletak di 1130 32’ 54” BT – 1160 16’ 48” BT dan 70 29’ LU -
76
40 55’LS. Kabupaten ini berada di ujung timur Pulau Madura yang terdiri dari daratan dan kepulauan. Luas wilayah Kabupaten Sumenep secara keseluruhan adalah 1.998,54 km2 yang terbagi atas dua bagian, yaitu wilayah darat dan wilayah kepulauan. Luas wilayah darat adalah 1.147,24 km2 (57,40% bagian) yang terdiri dari 19 kecamatan. Sedangkan luas wilayah kepulauan adalah 851,30 km2 (42,60% gabian), yang meliputi 76 pulau terdiri dari 9 kecamatan yaitu Gili Genting, Talango, Nonggunong, Gayam, Raas, Arjasa, Kangayan, Sapeken, dan Masa Lembu. Batas wilayah Kabupaten Sumenep, secara adminstratif adalah: -
Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa.
-
Sebelah timur berbatasan dengan laut Jawa dan Flores.
-
Sebelah timur dan selatan berbatasan dengan Selat Madura dan Laut Bali
-
Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Pamekasan.
4.1.6.2 Profil masyarakat sekitar Pulau Pagerungan Besar merupakan salah satu dari 11 pulau di Kecamatan Sapeken •
Luas
: 3.6 km 2 (1/3 luas pulau dipakai untuk Gas Plant)
•
Lokasi
: 137 Km dari Utara Bali 338 Km dari Timur Surabaya
77
•
Pemerintahan
: Desa Pagerungan Besar Kecamatan Sapeken Kabupaten Sumenep
•
Jumlah Penduduk
4.1.7
: ± 4500 jiwa
Agama
: 100% Islam
Pekerjaan
: Mayoritas Nelayan
Etnis
: Mandar & Bajo (Sulawesi Selatan)
Komitmen perusahaan terhadap safety, health and environtment (SHE) Kangean Energy Indonesia Ltd. adalah perusahaan minyak dan gas bumi
yang mempunyai komitmen tinggi dalam menjaga keselamatan, kesehatan dan lingkungan hidup. Berikut ini adalah beberapa penghargaan yang diperoleh: Penghargaan dalam bidang keselamatan / safety:
• • • • • •
ARCO's President's Safety Award (Mike R. Bowlin, President & CEO ARCO): Best Performance, 1994. 3 million man-hours without LTA ( Lost Time Accident ), Safety Award from Leon Codron, Jan. 1990 - June 28, 1997 for ARCO Indonesia 8 million man-hours without DAFWC, 28 December 1993 September 09, 2001 for BP Kangean Ltd 9 million man hours without DAFWC, 31 October 2002 for BP Kangean Ltd 10 million man hours without DAFWC, 23 October 2003 for BP Kangean Ltd Zero Accident award from Menaker, 5 January 2005 for EMP Kangean Limited 10,963,850 hours
78
• • • •
Zero Accident award from East Java Governor, 12 January 2005 for EMP Kangean Limited 10,963,850 hours 11 Million hours No Lost Time Accident, 27 December 2004 for EMP Kangean Limited 12 Million hours No Lost Time Accident, 24 September 2005 for EMP Kangean Limited Cumulative Manhours without LTA as of 13,861,007 consists of:
O&M
12,414,498
Drilling
1,337,241
Project
108,596
Seismic
672
27 March 2006 was:
Penghargaan dan sertifikasi dalam bidang lingkungan •
1996 Pertamina Environmental Award, December 10, 1996 for ARBNI.
•
ISO 14001:1996 Certification for Kangean Operations October 12, 2001.
•
ISO 14001:2004 Certification for Kangean Operations October 9, 2005.
•
PROPER 2004: Blue Rating, October 2004.
•
PROPER 2005: Blue Rating, April 2005. Untuk kegiatan pengembangan masyarakat / community development
Kangean menerima dua penghargaan yaitu pada 19 Mei 2003 memperoleh PADMA Community Award yaitu penghargaan yang diberikan kepada para teladan yang telah berjasa dalam pelaksanaan pengembangan masyarakat di sektor energi dan sumber daya mineral pada waktu itu diberikan langsung oleh Presiden
79
Republik Indonesia Magawati Soekarno Putri dan pada tanggal 20 Januari 2004 Kangean memperoleh Mina Bahari Award yaitu penghargaan terhadap pengembangan masyarakat di daerah pesisir diberikan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan RI. 4.1.8 •
Community development (CD) Kangean Energy Indonesia Ltd.
Landasan hukum Perumusan dan pelaksanaan kegiatan program CD Kangean Energy
Indonesia Ltd. mengacu pada: 1.
Undang-Undang No 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi
2.
Peraturan Pemerintah No. 35 tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak & Gas Bumi
3.
Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2004 Tentang Kegiatan Usaha Hilir Minyak & Gas Bumi
4.
Pedoman Program Pengembangan Masyarakat di Lingkungan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi No. 666/BP00000/2004-S1
5.
Surat Keputusan Bupati Sumenep No. 32 tahun 2000 tanggal 4 Oktober 2000 dan MoU tanggal 28 Maret 2001 tentang community development Comitee (CDC) Kecamatan Sapeken
•
Cakupan area kegiatan Area kegiatan meliputi desa-desa yang berada dalam wilayah Kecamatan
Sapeken, Kabupaten Sumenep dengan memprioritaskan area kegiatan di daerah
80
ring 1 (Desa Pagerungan Besar dan Desa Sepanjang) dan daerah ring 2 (Desa Pagerungan Kecil dan Desa Sapeken/ Sadulang Besar). Desa Pagerungan Besar merupakan lokasi fasilitas pengolahan/ kilang gas Lapangan Pagerungan dan Desa Sepanjang merupakan lokasi plant minyak Lapangan Sepanjang, yang merupakan dua desa dari sembilan desa yang ada dalam wilayah administrasi Kecamatan Sapeken. •
Prinsip-prinsip yang digunakan Dalam pelaksanaannya, semua kegiatan program community development
Kangean Energy Indonesia mengacu pada prinsip-prinsip BPMIGAS, antara lain : (1) tidak diberikan dalam bentuk tunai (in-kind), (2) tidak tumpang tindih dan mengambil alih peran, wewenang serta tanggungjawab pemerintah, dan (3) tidak berorientasi ideologi, politik dan SARA. Kegiatan program community development dilapangan ditangani oleh dua orang senior community development officer, yang dibantu dua orang community developments spesialist dan satu orang community development assistant. Petugas community development, bertanggung jawab langsung kepada Kangean Operation Manager (KOM) di lapangan dan kepada Public Relation and Security Manager di Kantor Jakarta. Terlampir
pedoman pelaksanaan pengembangan
masyarakat yang
dikeluarkan oleh BP Migas melalui PTK 017/II/2005. Pedoman pengembangan masyarakat melalui pengelompokan Kontraktor KKS berdasarkan wilayah kerja (regional).
81
82
4.2
HASIL PENELITIAN Bertitik tolak dari hasil pengumpulan data primer melalui wawancara
mendalam dan observasi non parsipatory melalui pengamatan, berikut disajikan hasil penelitian yang dilakukan secara deskriptif kualitatif melalui pendekatan studi kasus. Wawancara diperoleh dari para nara sumber yang terdiri dari: 1. Pihak perusahaan yaitu Kangean Energy Indonesia Ltd terdiri dari: -
Bpk. Djalu Tjandroso selaku PR & Security Manager
-
Bpk. Ono Sutarno selaku ComDev Specialist
-
Bpk. Juhartomo selaku Sr. ComDev & Security officer
-
Bpk. Kampoi Naibaho selaku Assistant ComDev Specialist
2. Pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep: -
Bpk. H. Moch. Dahlan, MM. selaku Wakil Bupati Sumenep
3. Kepala desa dan tokoh masyarakat di Pagerungan Besar, kecamatan Sapeken. -
Bpk . Yulandi Abd Rochim selaku kepala desa
-
Bpk. H.Syamsul Ma’arif selaku tokoh masyarakat dan agama
Berikut ini disajikan hasil dari wawancara dengan pokok pembicaraan pertama yaitu: 4.2.1
Fact finding
Pokok Pembicaraan : Latar belakang timbulnya konflik perusahaan dengan masyarakat Pagerungan pada Januari 2007.
83
A. Demo massa 6-9 Januari 2007 Berdasarkan hasil pengumpulan data dari beberapa sumber, peneliti menemukan bahwa pada tanggal 6 Januari 2007 terjadi demo masyarakat di Pulau Pagerungan Besar oleh kurang lebih 1000 warga setempat yang mengakibatkan pendudukan kantor operasi perusahaan di lapangan yang pada waktu itu bernama EMP Kangean Limited.
Sumber: dokumentasi foto Kangean Energy Indonesia Ltd.
Peneliti memperoleh komentar dari salah satu tokoh masyarakat yang juga tokoh agama Pagerungan Besar melalui wawancara mengenai latar belakang demo. Disebutkan bahwa masyarakat merasa tidak mendapat manfaat maksimal dari perusahaan sementara program pengembangan masyarakat sudah dijalankan bertahun-tahun sejak kegiatan ekplorasi dimulai. Berikut ini kutipan dari salah satu tokoh masyarakat yang juga tokoh agama tersebut. “Pertama kali perusahaan datang ke Pagerungan Besar pada tahun 1990 untuk pembebasan tanah, waktu itu tanah kita hanya di hargai Rp. 1500,/m2 yang pada waktu itu jauh dari harga umum. Perusahaan pada waktu itu bernama ARCO
84
bersama-sama pemda menjanjikan akan memberikan manfaat yang lebih besar kepada masyarakat kenyataan hingga kini tidak ada apa-apa”.59
Demo massa yang dimulai dari tanggal 6 hingga 9 Januari 2007, memiliki dampak terhadap operasional perusahaan yang secara kronologis singkat dijabarkan sebagai berikut: •
Pada Hari pertama, massa masuk daerah kilang dengan merusak pagar dan menduduki selama 3 hari.
•
Pada saat itu juga Kilang berhenti (shutdown).
•
Produksi gas terhenti selama seminggu.
•
Evakuasi karyawan ke pulau lain. Penjabaran secara detil bahwa ada tiga kelompok kerugian yang timbul
sebagai akibat kegiatan demo yang dinamakan demo damai masyarakat ini, yaitu menyangkut kerugian pribadi dan kerugian perusahaan pada waktu itu yaitu EMP Kangean dan kerugian pihak kontraktor dan pelanggan gas di Jawa Timur. Berikut penjabarannya: 1.
Pribadi, Kerugian pribadi pada dasarnya berupa kehilangan barang-barang
pribadi dan/atau peralatan. 2.
Perusahaan, pada waktu itu bernama EMP Kangean Limited secara
langsung menderita kerugian sehubungan dengan adanya kerusakan pagar ketika massa memaksa masuk ke area plant.
85
Sedangkan “kerugian” yang paling besar adalah terhentinya produksi gas bumi dan kondensat dari lapangan Pagerungan selama hampir satu minggu. Terhentinya produksi gas bumi dan kondensat ini sangat mempengaruhi industri di Jawa Timur, sebagai pelanggan/pengguna gas bumi, serta merupakan kejadian luar biasa bagi industri minyak & gas bumi di Indonesia, disamping mengakibatkan berkurangnya penerimaan negara. 3.
Dari pihak kontraktor perusahaan, Rekanan bisnis (kontraktor dan
pelanggan gas bumi) yang ikut menderita kerugian adalah: •
PT Pelita Air Service, Casa CN 212 yang sedang melayani penerbangan
charter dan berada di lapangan terbang Pagerungan menjadi ”sandera” dan akibatnya tidak dapat diterbangkan untuk periode beberapa hari. •
Para pelanggan gas bumi EMP Kangean Limited di Jawa Timur, terdiri
atas Pabrik pupuk Gresik (PKG), pembangkit listrik negara (PLN), penyalur gas bumi ke industri perusahaan gas negara (PGN). Kerugian tidak langsung ini yaitu terganggunya penyediaan pupuk untuk para petani, terganggunya stabilitas pasok listrik, serta kesulitan para industri yang menggunakan bahan bakar gas bumi untuk berproduksi. •
Rasa terancam merupakan salah satu kerugian non material.
86
B. Tuntutan massa Beberapa hal yang menjadi tuntutan warga, yang dilakukan melalui aksi demonstrasi, dengan mengajukan tuntutan yang dialamatkan ke Pemerintah Kabupaten Sumenep dan Perusahaan antara lain: 1. Pembagian dari hasil pemboran gas di Pagerungan Besar senilai 2 (dua) milyar rupiah per tahun. Besar bagian tersebut harus berkembang setiap tahun sesuai laju kenaikan harga-harga. 2. Kelistrikan desa di Pagerungan Besar harus distandarkan dan dinormalkan sehingga bisa melayani kebutuhan seluruh masyarakat 3. Penuntasan pembangunan infrastrurktur desa berupa pembangunan /perbaikan jalan desa sepanjang 15 kilometer dan pembangunan dermaga sehingga bisa disinggahi kapal perintis. 4. Peninjauan ulang serah terima pabrik es, karena ternyata keadaannya ketika diserahkan sedang dalam kondisi tidak optimal. 5. Pekerjaan di Perusahaan EMP Kangean Limited yang bisa dikerjakan oleh masyarakat Pagerungan Besar jangan sampai di isi dengan pekerja luar. Pekerja yang sudah kadung didatangkan supaya dipulangkan dan diganti dengan orang Pagerungan Besar. 6. Program community development seharusnya lebih mengutamakan Desa Pagerungan Besar dan seluruh Desa di kecamatan Sapeken dibanding daerah lain.
87
C. Tindakan responsif perusahaan dalam menangani demo massa. Peneliti memperoleh informasi dari salah satu nara sumber perusahaan mengenai tindakan responsif dan strategi yang dilakukan perusahaan ketika terjadi demo. Diperoleh informasi bahwa demo pendudukan kantor perusahaan oleh 1000 massa dimasukkan dalam situasi darurat, perusahaan mengaktifkan emergency support group (ESG) yang berada di kantor pusat, Jakarta untuk berkoordinasi dengan kantor yang berada di lapangan operasi di Pulau Pagerungan Besar. Komunikasi antara ruang ESG Jakarta dengan lapangan Pagerungan dilaksanakan secara intensif, dan atas dasar komunikasi tersebut, ESG Jakarta menghubungi BP Migas Jakarta serta mencari bantuan kepolisian untuk mengendalikan masyarakat yang melakukan pendudukan. Tindakan responsif yang dilakukan perusahaan untuk mengatasi kondisi di lapangan operasional Pagerungan Besar yaitu: 1 Berkoordinasi dengan pemerintah setempat yaitu camat setempat. 2 Kondisi yang tidak kondusif karena serbuan massa sejumlah 1000 orang menduduki lokasi kantor, dengan segera mengevakuasi karyawan yang ada ke tempat yang lebih aman ke Pulau Sepanjang, beberapa orang masih tertahan di plant pagerungan karena dihalang-halangi massa untuk keluar. 3 Pagerungan plant di shut down dengan segera untuk menghindari hal-hal yang lebih buruk. 4 Melakukan mediasi dengan massa melalui camat dan kepolisian setempat, camat & kepala desa menegosiasi agar masyarakat keluar dari plant site.
88
dan kemudian akan dipilih perwakilan untuk melakukan perundingan. (rencana negosiasi dilakukan di Surabaya). Sedangkan tindakan responsif yang dilakukan di kantor pusat perusahaan yaitu: 1. Pihak kantor pusat melaporan kejadian ke dinas hubungan pemerintah dan masyarakat (Hupmas) badan pelaksana minyak dan gas (BP Migas). 2. Permintaan bantuan pengamanan ke Dinas Sekuriti BP Migas dan POLDA Jawa Timur. 3. Berkoordinasi dengan Pemkab Sumenep 4. Mobilisasi personil pengamanan dari kepolisian (Polsek, Polres, Polwil dan Polda). -
Pendemo dapat dihalau dengan damai
-
Dan kilang gas dapat dinormalkan kembali
4.2.2
Perencanaan dan program kegiatan
Pokok Pembicaraan: Langkah-langkah yang ditempuh untuk mewujudkan program guna mencapai tujuan yang sudah ditetapkan, strategi program community development. Paska demo massa tersebut manajemen perusahaan melakukan negosiasi kepada perwakilan masyarakat untuk mengadakan pertemuan di Surabaya, untuk
89
membicarakan tuntutan program community development yang diajukan masyarakat dan dihadiri oleh pihak perusahaan, BP Migas, wakil bupati dan Departemen Energi Sumber Daya Mineral. Hasil pertemuan di Surabaya pada tanggal 10 Januari 2007 yaitu : NO. TUNTUTAN MASYARAKAT
USULAN JALAN KELUAR
1.
Kami harus mendapatkan bagian dari hasil pengeboran gas Pagerungan Besar sedikitnya 2 (dua) milyar Rupiah per tahun. Besaran bagian kami tersebut harus berkembang setiap tahun sesuai laju kenaikan harga-harga
Tidak bisa disetujuai karena bertentangan dengan UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara pemerintah pusat dan daerah.
2.
Kelistrikan desa di Pagerungan Besar harus distandarkan dan dinormalkan sehingga bisa melayani kebutuhan masyarakat.
Mengevaluasi manajemen pengelolaan kelistrikan oleh masyarakat Pagerungan Besar yang berjalan selama ini untuk menentukan jalan keluar (belum final).
3.
Pembangunan sarana/prasaran dan infrastruktur desa harus segera dilaksanakan dan dituntaskan. Sarana dimaksud yang paling mendesak adalah:
Peningkatan kualitas jalan akan dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan Pemkab dan Perusahaan melalui forum community development committee
a. Pembangunan/ perbaikan jalan Diminta masyarakat Pagerungan Besar untuk membuat proposal desa sepanjang 15 km. usulan yang akan diteruskan ke b. Pembangunan dermaga pemerintah pusat dan propinsi sehingga bisa disinggahi kapal tentang usulan pembangunan perintis dermaga untuk kapal perintis. Sedangkan untuk dermaga kayu akan diupayakan untuk dilakukan penambahan panjang. 4.
Serah terima pabrik es beberapa waktu yang lalu harus ditinjau ulang karena ternyata keadaannya ketika diserahkan sedang dalam
Dilakukan pemeriksaan ulang oleh Pemkab Sumenep bersama masyarakat dan perusahaan. Akan menjadi perhatian PEMKAB
90
keadaan tidak optimal.
(belum final).
5.
Pekerjaan di perusaan EMP Perusahaan akan meminta Kangean Limited yang bisa kontraktornya agar memperhatikan dikerjakan oleh masyarakat desa hal ini. Jangan sampai di isi dengan pekerja dari luar.
6.
Program community development seharusnya lebih mengutamakan Desa Pagerungan Besar dan seluruh Desa di Kecamatan Sapeken dibanding daerah lain.
tidak ada kecamatan lain di luar Sapeken yang mendapat program community development. Kalaupun di darat ada kecamatan yang mendapat program community development, itu adalah dari perusahaan lain yang ada di sana.
Sumber: MOM Pertemuan CD di Surabaya, 10 Januari 2007
Pertemuan lanjutan dilakukan untuk membahas 6 (enam) tuntutan masyarakat diadakan pada 15 Januari 2007 di Musholla An-Nur camp EMPK di Pagerungan Besar.
Pihak perwakilan masyarakat memberikan tanggapan
terhadap tuntutan yang diajukan yaitu: 1.
Point 1, setelah dilakukan sosialisasi ke masyarakat bahwa uang sebesar 2 milliar rupiah yang tidak bisa dipenuhi akhirnya bisa dipahami oleh masyarakat.
2.
Untuk point 2, 3 dan 4, perwakilan masyarakat menerima usulan yang diberikan.
3.
Mengenai point 5 dan 6, setelah dilakukan sosialisasi oleh pihak perwakilan masyarakat akhirnya masyarakat dapat menerima dan mengerti. Perwakilan masyarakat juga meminta maaf mengenai kesalahan data tenaga kerja yang mereka sebutkan sebagai bagian dari tuntutan.
91
Setelah dilakukan kesepakatan dari pihak perusahaan, pemerintah daerah setempat dan perwakilan masyarakat pada meeting di atas, maka hasil yang ditetapkan untuk menjadi perhatian utama dan perencanaan yang akan dijalankan yaitu: NO.
PERSOALAN
LANGKAH YANG DITEMPUH
1
Pabrik es
Tim akan melakukan pendataan kerusakan mesin/ peralatan. Prinsipnya yang masih bisa diperbaiki akan diperbaiki, yang harus diganti akan diganti
2
Dermaga dan alur perahu
Susun proposal yang diketahui Kapala Desa dan Camat, diajukan ke Pemkab
3
Jalan desa
Berikan data jalan yang belum diaspal atau belum di paving blok , Insya Allah akan dibangun secara bertahap
4
Listrik
Lakukan pendataan rumah yang sudah terpasang dan yang belum terpasang lsitrik supaya dapat diperhitungkan keperluan tambahan dayanya. Penambahan daya akan dimohonkan ke perusahaan untuk dilanjutkan ke BPMIGAS
Sumber: berita acara pertemuan 15 Januari 2007
Sebelum melanjutkan ke tahap perencanaan yang lebih detil, peneliti akan menjabarkan secara singkat mengenai aturan kegiatan di usaha hulu minyak dan gas
bumi
berdasarkan
Peraturan
Pemerintah
no.35
tahun
2004
yang
pelaksanaanya di serahkan oleh Negara Indonesia ke badan pelaksana minyak dan gas bumi (BP Migas) berdasarkan Undang-undang No. 22 tahun 2001. Peneliti juga akan menjabarkan strategi dan model yang digunakan Kangean Energy Indonesia dalam melaksanakan community development.
92
Aturan tentang kegiatan minyak dan gas bumi dalam pengembangan masyarakat tertuang pada aturan BP Migas, melalui pedoman tata kerja/PTK. 017/PTK/III/ 2005 bahwa, kontraktor kontrak kerja sama dapat melaksanakan sendiri program community development melalui fungsi organisasi yang ada, atau bermitra dengan pihak lain, misalnya pemerintah daerah setempat, perguruan tinggi, lembaga penelitian, kelompok swadaya masyarakat, dan/ atau institusi lainnya. Persetujuan program dengan mengajukan rencana program dan anggaran community development secara rinci kepada dinas hubungan pemerintah dan masyarakat untuk mendapat persetujuan berdasarkan perencanaan anggaran dan kerja /work planning and budget (WP & B) yang telah disetujui BP Migas. Kangean dalam melaksanakan community development melibatkan tokoh masyarakat, pemda, camat, dan kades. Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan jadwal dan anggaran dana yang direncanakan dan disetujui oleh BP Migas untuk pengajuan anggarannya. Dalam pengambilan setiap keputusan program pihak perusahaan dan pemda setempat menginformasikan ke perwakilan masyarakat bahwa semua program berdasarkan kala prioritas, program yang diajukan masyarakat berdasarkan kondisi keuangan perusahaan, semua terkait dengan kemampuan perusahan sebagai penyandang dana. Berikut ini adalah strategi dan model pengembangan masyarakat yang dibuat oleh Kangean Energy Indonesia Ltd.:
93
Sumber: Laporan tahunan ComDev Kangean Energy Indonesia 2007
Penjelasan strategi dan model diatas: 1) Menciptakan dan mendorong aktifitas ekonomi masyarakat yang berbasis potensi sumberdaya setempat (local resource). 2) Program-program pengembangan masyarakat yang disusun Kangean Energy Indonesia Ltd. senantiasa berorientasi pada pengembangan sumberdaya manusia.
Dalam model yang dikembangkan, masyarakat
menempati posisi sentral. 3) Kangean Energy Indonesia Ltd. senantiasa menyertakan sebanyak mungkin para pihak yang mempunyai perhatian atau kepedulian terhadap masyarakat yang berada di sekitar kegiatan operasi Kangean Energy Indonesia Ltd. di Blok Kangean.
94
4) Program-program pengembangan masyarakat bersifat sinergis dengan program-program pemerintah setempat. Perencanaan program yang dilakukan oleh Kangean Energy Indonesia Ltd. yaitu menempatkan masyarakat sebagai bagian sentral di dalam model, maka program pengembangan masyarakat Kangean Energy Indonesia (KEI) yang disusun senantiasa didasarkan pada kebutuhan yang dirasakan oleh masyarakat melalui proses dari bawah ke atas (bottom-up). Mekanisme yang ditempuh ialah memanfaatkan prosedur penyusunan program pembangunan yang sudah ada selama ini ditempuh masyarakat yaitu melalui Musyawarah Pembangunan Desa (Musbangdes). Proses penyusunan program dan penetapan anggarannya digambarkan sebagai berikut.
PEMKAB SUMENEP
KEI - BPMIGAS MUSYAWARAH KOMITE PENGEMBANGAN MASYARAKAT (CDC)
Penentuan anggaran Seleksi dan penetapan program
Penentuan anggaran (bersifat partisipatif) Seleksi dan penetapan program
MUSRENBANG KECAMATAN
MUSBANGDES
MUSBANGDES
Sumber: Laporan tahunan ComDev Kangean Energy Indonesia 2007
Hasil Musbangdes dari masing-masing desa, selanjutnya dibawa dan dibahas pada tingkat yang lebih tinggi, yaitu di tingkat kecamatan melalui Musyawarah
Rencana
Pembangunan
(Musrenbang)
Kecamatan.
Hasil
Musrenbang Kecamatan inilah yang kemudian dibahas dalam Musyawarah
95
Komite Pengembangan Masyarakat / community development committee (CDC). Pada kesempatan musyawarah ini maka Pemerintah Kabupaten (Sumenep) dan dengan memperhatikan komitmen, kemampuan dan keterbatasannya menetapkan program-program pengembangan masyarakat yang akan dilaksanakan sekaligus beserta dengan anggarannya. Bidang-bidang program community development Kangean Energy Indonesia mencakup bidang sosial ekonomi, pendidikan dan kebudayaan, kesehatan, fasilitas sosial dan umum dan bidang lingkungan. Pada tahun 2007 detil kegiatan bidang-bidang tersebut yaitu: Bidang sosial ekonomi, yang meliputi program perbaikan pabrik es di Pagerungan
Besar,
peningkatan
ekonomi
masyarakat
Sepanjang,
pembangunan rumpon di Pagerungan Besar dan kecil. Bidang pendidika dan kebudayaan yang meliputi program pemberian insentif guru honorer (non PNS), pemberian beasiswa, peningkatan SDM guru, pengiriman da’i pada hari besar islam. Bidang kesehatan, yang meliputi program bantuan konsultasi oleh dokter perusahaan, sunatan masal dan bantuan gizi balita. Bidang fasilitas sosial/umum, yang meliputi penyaluran air bersih dan listrik ke masyarakat salah satunya partisipasi kelistrikan di Desa Pagerungan Besar, penyediaan sarana olah raga, seperangkat komputer untuk Muspika Sapeken dan kelistrikan di Desa Pagerungan Kecil. Sektor Lingkungan, yang meliputi program penyuluhan lingkungan.
96
Lain-lain, yang meliputi program diluar sektor pendidikan, keagamaan, kesehatan, sosial ekonomi, kesehatan, olahraga dan lingkungan. Untuk tahun 2007 Kangean Energy Indonesia Ltd. menetapkan anggaran program pengembangan masyarakat sebesar Rp 1.975.000.000,- (satu milyar sembilan ratus tujuh puluh lima juta rupiah). Kembali kepada empat point yang menjadi tuntutan masyarakat, maka peneliti melakukan pengelompokan ke dalam bidang-bidang program community development yang dilakukan Kangean Energy Indonesia pada 2007, berdasarkan keputusan yang diambil pada pertemuan 15 Januari 2007. Program yang menjadi tuntutan masyarakat dikategorikan dan di putuskan sebagai berikut: 1.
Program perbaikan pabrik es, masuk dalam kategori bidang ekonomi dan anggarannya masuk ke community development Kangean Energy Indonesia 2007.
2.
Tuntutan terhadap pembuatan dermaga dan alur perahu, program ini merupakan wewenang dinas perhubungan propinsi dan masuk dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah dan pengajuan proposalnya langsung ke pemerintah daerah setempat. Jadi program ini tidak masuk anggaran community development Kangean Energy Indonesia 2007.
3.
Tuntutan pembangunan jalan desa, juga tidak masuk bidang program community development Kangean Energy Indonesia tahun 2007, proposal untuk program ini sesuai kesepakatan ditujukan dan diambil alih penanganannya oleh pemerintah daerah.
97
4.
Tuntutan terhadap bantuan daya listrik ke Masyarakat Pagerungan Besar masuk dalam bidang fasilitas sosial /umum dan anggarannya masuk di program community development 2007 Kangean Energy Indonesia Ltd.
Berdasarkan pengelompokan diatas maka, dapat di ambil data yang menjadi fokus perhatian perusahaan terhadap tuntutan masyarakat, yaitu bidang ekonomi pada program perbaikan pabrik es dan bidang fasilitas umum pada program kelistrikan. Menanggapai hasil pertemuan tersebut perwakilan masyarakat Pagerungan Besar pada 19 Januari 2007 mengirimkan data kebutuhan listrik dengan nomor surat 30/435/425/104/2007. Pihak Masyarakat mengharapkan Pemerintah Kabupaten Sumenep dan Perusahaan pada waktu itu yaitu EMP Kangean Ltd, bersedia membantu masyarakat Pagerungan Besar untuk memohonkan kepada pihak BP Migas sebagai badan pelaksana kegiatan hulu minyak dan gas bumi, untuk memperoleh persetujuan anggaran dananya. Menindaklanjuti hasil pertemuan antara perwakilan masyarakat Pagerungan Besar, Pemerintah Daerah Sumenep dan EMP Kangean pada 15 Januari 2007 di Pagerungan,
serta
menanggapi
surat
masyarakat
Pagerungan
Besar
No.30/435/425/104/2007 tertanggal 19 Januari 2007 yang diterima oleh pihak perusahaan, dibawah ini dijabarkan tanggapan dari pihak perusahan mengenai program kelistrikan: 1.
Bahwa selama ini perusahaan telah memberikan bantuan listrik kepada
masyarakat Desa Pagerungan Besar dengan rata-rata 149 Kw per hari dengan
98
beban puncak malam hari 180 Kw yang nilainya ekivalen Rp 1.647.175.078,- per tahun (US$179.040,77; 1 US$ = Rp 9.200). 2.
Dari hasil pertemuan dengan BP Migas, secara lisan telah dikemukakan
bahwa kewenangan kelistrikan ada di Departemen Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) 3.
Dari hasil pembicaraan secara lisan dengan Wakil Bupati Sumenep,
kemungkinan penambahan daya listrik akan menggunakan genset dan dikelola masyarakat secara swadaya, dengan harapan masyarakat Pagerungan Besar dapat mandiri. 4.
Apabila ada rencana penambahan daya listrik untuk dibuatkan proposal
perkiraan rencana anggaran biaya.
Bupati Sumenep melalui surat yang dikirim ke perusahaan pada 13 Pebruari 2007, No. 050/219/435023/2007, mengenai tindak lanjut atas tuntutan masyarakat Pagerungan Besar yaitu kelistrikan dan pabrik es maka disampaikan hal-hal sebagai berikut: 1. Terhadap masalah yang tak mungkin dipenuhi karena bertentangan dengan ketentuan yang ada sudah terjawab pada pertemuan 15 Januari 2007, sedangkan tuntutan lainya berupa perbaikan jalan desa, penambahan panjang dermaga akan dipenuhi secara bertahap sesuai kemampuan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD).
99
2. Sedangkan permasalahan yang belum tuntas yaitu a. Masalah kelistrikan yang telah ditawarkan pada masyarakat Pagerungan Besar, yakni dengan memberikan mesin disel (lengkap) sesuai dengan kebutuhan daya yang diminta untuk kemudian dikelola sendiri, namun tawaran tersebut ditolak, jalan keluarnya adalah perusahaan tetap harus menyiapkan daya listrik untuk kebutuhan masyarakat tersebut (311kva) dengan 2 alternatif yaitu : 1. Menambah daya listrik perusahaan yang sudah ada, kemudian memberikan tambahan daya listrik yang disalurkan pada masyarakat sesuai dengan kebutuhan mereka. 2. Pengadaan disel dengan daya listrk sesuai kebutuhan masyarakat (350kva) yang dikelola sendiri oleh perusahaan dan disalurkan ke masyarakat b. Masalah pabrik es Sesuai dengan kesepakatan, akan dilakukan survei untuk melihat kondisi fisik peralatan yang ada dan akan diadakan rehabilitasi dengan dana pengembangan masyarakat tahun 2007, sehingga pabrik tersebut dapat dioperasikan kembali.
Setelah dikeluarkannya surat dari Bupati Sumenep tersebut maka dilakukan pertemuan lanjutan pada 22 Maret 2007 bertempat di Hotel Grand Mirama Mercure, Surabaya, Jawa Timur. Beberapa point-point penting dari pertemuan itu adalah :
100
1. Pengembangan listrik di Pulau Pagerungan Besar dianggarkan sebesar Rp. 500 juta, sedangkan penyelesaian secara tuntas dibutuhkan dana Rp. 600 juta dari perusahaan. 2. Penyelesaian pabrik es di Pulau Pagerungan Besar diharapkan tuntas pada tahun 2007 dengan kebutuhan dana Rp. 250 juta, saat ini telah dianggarkan sebesar Rp. 100 juta.
Sebelum melanjutkan ke tahap aksi komunikasi terhadap kedua program diatas. Peneliti ingin memberikan gambaran tentang kedua program tersebut dari mulai awal di bentuk dan beberapa temuan yang diperoleh peneliti dari hasil wawancara mendalam dengan narasumber. 1
Sejarah pembentukan program pabrik es Program ini berasal dari Pembentukan Kelompok Usaha Bersama Ekonomi
(KUBE) pada tahun 1992, yang diharapkan menjadi cikal bakal koperasi di kemudian
hari.
Untuk
mendukung/mengisi
kegiatan
KUBE
ini
maka
dirintis/dikembangkan kegiatan-kegiatan: pembangunan dan pengoperasian pabrik es, pengembangan budidaya ikan hias, latihan manajemen dan pemasaran, dan budidaya rumpu laut. Pabrik es ini terdiri dari dua ruang proses, dua ruang kantor, satu buah gudang, dua ruang cold storage, dan satu ruang penyimpanan es. Tujuan dibangunnya pabrik es. Untuk mendukung kegiatan perikanan (penangkapan, penyimpanan) nelayan di Pagerungan Besar.
101
Pengelolaan pabrik es. Awal mula didirikan pabrik es ini dioperasikan oleh tiga orang tenaga lokal yang sudah dilatih oleh perusahaan. Pihak perusahaan pada waktu itu masih terus mensupervisi dan membantu untuk pemeliharaan dan perawatan. Walaupun telah direncanakan sejak semula, namun keseluruhan pengelolaan dan pembiayaan pabrik es ini hingga 2003 masih belum bisa dialihkan penanganannya kepada masyarakat setempat. Selanjutnya pada tahun 2004 baru dilakuan penyerahan pegelolaan pabrik es dari perusahaan ke Pemerintah Kabupaten Sumenep yang selanjutnya di serahkan ke pemerintah desa dan pengelolaan sepenuhnya oleh masyarakat Pagerungan Besar.
Temuan peneliti Peneliti memperoleh informasi dari salah satu tokoh masyarakat dan tokoh agama yang mengatakan pada waktu penyerahan operasional pabrik es, kondisi pabrik es tersebut tidak optimal sehingga ketika di jalankan oleh masyarakat mengalami kerugian sekitar Rp. 14 juta rupiah yang menyebabkan operasional akhirnya terhenti. Faktor penyebab terjadinya kerugian tersebut menurut pihak masyarakat dikarenakan kondisi keuangan yang tidak sesuai antara pemasukan dan pengeluaran seperti biaya pemeliharaan alat-alat yang tinggi dan banyaknya pesaing-pesaing yang mulai bermunculan.
102
2.
Sejarah pembentukan program kelistrikan. Program kelistrikan ini merupakan program lanjutan dari tahun-tahun
sebelumnya (sejak tahun 2000).
Tujuan program kelistrikan ini bertujuan untuk membantu masyarakat Desa Pagerungan Besar untuk memperoleh penerangan saja (bukan untuk yang lain). Penyaluran daya listrik dari plant operation ke masyarakat dengan daya maksimum 210 KVA diberikan non stop 24 jam. Pada tahun 2006 rata-rata daya listrik yang disuplai ke desa sebesar 3.576 KWH per hari. Bila dihitung biaya produksinya, daya listrik yang dialirkan tersebut setara dengan nilai sekitar Rp 5 juta/hari atau sekitar 1.6 milyar/ tahun. Program ini merupakan program unggulan dan menjadi kebanggaan masyarakat Pagerungan Besar dari desa/pulau lain di sekitarnya. Di luar Pagerungan Besar di wilayah Kecamatan Sapeken, tidak terdapat aliran listrik sepanjang hari (24 jam non stop) karena belum ada PLN. Masyarakat di wilayah Kecamatan Sapeken, yang merupakan pulau-pulau kecil, secara umum masih menggunakan penerangan dari lampu teplok. Hanya segelintir orang yang sudah menggunakan genset untuk penerangan listrik dan itupun hanya dihidupkan setengah malam (biasanya dari jam 17.00 – 23.00 WIB).
103
Pengelolaan kelistrikan. Saat ini, pengelolaan pengaliran listrik di Desa Pagerungan Besar (pola distribusi
dan
permasalahan
kerusakan)
diserahkan
sepenuhnya
kepada
masyarakat desa. Dampak dari program ini cukup signifikan bagi masyarakat Desa Pagerunga Besar. Salah satunya adalah semakin banyaknya warga masyarakat yang menggunakan barang-barang elektronik seperti TV, kulkas, tape, dan sebagainya. Peruntukan bantuan daya listrik yang awalnya untuk penerangan bertambah dengan peruntukan lainnya. Akibatnya, daya listrik yang disupali tersebut
menjadi
tidak
mencukupi
ditambah
dengan
kondisi
semakin
bertambahnya jumlah penduduk/ keluarga. Hal inilah yang memicu tuntutan masyarakat ke perusahaan pada bulan Januari lalu yang menginginkan supaya ditambah daya listrik yang dialirkan ke desa sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Menurut pihak perusahaan hal ini tidak bisa disanggupi perusahaan karena secara teknis, power listrik di kilang sudah maksimal apalagi dengan produksi gas yang semakin menurun setiap tahun.
Temuan Peneliti Peneliti memperoleh informasi dari salah satu tokoh masyarakat yang mengatakan bahwa pada awalnya mereka hanya meminta tambahan daya sejak tahun 2000 tetapi tidak pernah terealisasi. Keputusan terakhir paska demo 2007, bahwa masyarakat harus menyiapkan perincian pengelolaan jaringan dan menurut masyarakat hal tersebut tidak mudah untuk diselesaikan dalam waktu singkat.
104
4.2.3
Aksi dan komunikasi
Pokok Pembicaraan: mengetahui bagaimana perusahaan berkomunikasi terhadap masayarakat dalam menunjang pelaksanaan dan implementasi program. Setelah keputusan terhadap program kelistrikan dan pabrik es disetujui oleh semua pihak. Perusahaan dan pemerintah daerah mengatakan bila ada kekurangan untuk menyelesaikan pengembangan listrik dan pabrik es maka perubahan anggarannya diajukan pada pertemuan perubahan anggaran program pengembangan masyarakat tahun 2007, yang pada waktu itu direncanakan di bulan Juli 2007. Kemudian di informasikan juga akan diadakan pertemuan evaluasi pengembangan masyarakat 2007 yang dilakukan setiap triwulan. Untuk merealisasikan dengan segera maka perwakilan masyarakat diharapkan untuk menyampaikan proposal kedua program tersebut ke pihak perusahaan untuk di ajukan ke BP Migas. Dalam rangka transparansi program community development kepada masyarakat, maka program/ kegiatan pembangunan di Kecamatan Sapeken yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah 2007, perlu disandingkan dengan program community development dari perusahaan. Selain itu dalam sosialisasinya perlu dihadirkan komponen pers/wartawan Sumenep, untuk menginformasikan community development secara luas dan transparan.
105
4.2.4
Monitoring dan Evaluasi
Pokok pembicaraan: mengungkap tingkat keberhasilan program yang dijalankan selama ini Setelah dilakukan aksi dan komunikasi terhadap program community development selanjutnya dilakukan pertemuan untuk memonitor perkembangan pelaksanaan community development tahun 2007 yang dilakukan per triwulan. Monitoring program di lakukan oleh semua pihak dari pemerintah daerah dan perusahaan. Hasil dari laporan per triwulan tersebut di laporkan perusahaan ke BP Migas. Pada akhir tahun kwartal ke empat perusahaan juga melakukan pertemuan evaluasi dihadiri oleh community development committee untuk mempertemukan antara kebutuhan pembangunan di daerah dengan kemampuan dan sumberdaya yang ada pada masyarakat dan perusahaan untuk program tahun berikutnya. Pada saat forum inilah dilakukan evaluasi program dan memberikan masukan program community development setiap tahunnya. Perusahaan menggharapkan kegiatan program community development ini lebih tepat sasaran dan bottom up. Berikut ini adalah laporan keseluruhan realisasi program community development yang dilakukan oleh Kangean Energy Indonesia untuk tahun 2007.
106
NO A.
KEGIATAN PROGRAM
JADWAL
STATUS/ PROGRESS
BIDANG EKONOMI
1
Perbaikan pabrik es Pagerungan Besar*)
Sem. 1-2/ Q1Q4
Masih proses; dianggarkan kembali di 2008
2
Peningkatan ekonomi masyarakat Sepanjang
Sem. 1-2/ Q1Q4
Selesai
3
Pembangunan rumpon Pag. Besar & Pag. Kecil
Sem. 1-2/ Q1Q4
B.
BIDANG PENDIDIKAN & KEBUDAYAAN
1
Pemberian honor mengajar guru non PNS
2
Pemberian beasiswa siswa SMU: a. 30 siswa angkatan IX/2007
Sem. 1-2/ Q1Q4
Sem. 2/ Q3
b. 26 siswa angkatan VIII/2006 c. 25 siswa angkatan VII/2005
Sem. 1/ Q2
d. 24 siswa angkatan VI/2004 3
Selesai
Selesai
Selesai (30 orang) Selesai (26 orang) Selesai (25 orang) Selesai (23 orang)
Pemberian beasiswa mahasiswa: a. 13 mahasiswa baru angkatan VI/2007
Sem. 2/ Q3
b. 21 mahasiswa angkatan V/2006 c. 10 mahasiswa angkatan IV/2005 d. 9 mahasiswa angkatan III/2004
Sem. 1/ Q2
e. 8 mahasiswa angkatan II/2003 4
Peningkatan SDM Guru (11 guru madrasah)
5
Pengiriman da'i pada hari besar Islam
C.
BIDANG KESEHATAN
1
Bantuan konsultasi oleh dokter EMP
2
Sunatan missal
Selesai (13 orang) Selesai (21 orang) Selesai (10 orang) Selesai (5 orang) Selesai (4 orang) Selesai (10 orang)
Sem. 1-2/ Q1-4
Selesai
Sem. 1-2/ Q1-4
Selesai
Sem. 2/ Q3
Selesai
107
3
Bantuan gizi bagi Balita
D.
BIDANG FASILITAS SOSIAL/ UMUM
1
Menyalurkan air bersih dan listrik ke masyarakat
2
3 4
Partisipasi Kelistrikan Desa Pagerungan Besar*) Partisipasi di dalam penyediaan sarana olah raga Seperangkat komputer untuk Muspika Sapeken
Sem. 1-2/ Q1-4
Selesai
Sem. 1-2/ Q1-4
Selesai
Sem. 1-2/ Q1-4
Masih proses; dianggarkan kembali di 2008
Sem. 2/ Q3
Selesai
Sem. 2/ Q3
Selesai
Sem. 1-2/ Q1-4
Selesai
Sem. 2/ Q3
Selesai
5
Kelistrikan Pagerungan Kecil
E.
BIDANG LINGKUNGAN
1
Pembinaan kelompok sadar lingkungan
F
BIDANG LAIN-LAIN
1
Sosialisasi program Comdev dengan (Pertemuan CDC)
Sem. 1/ Q2
Selesai
2
Silaturahmi dengan Pemkec, Kades & Tokmas
Sem. 1-2/ Q1-4
Selesai
3
Pertemuan empat bulanan untuk Desa Pag. Besar & Desa Sepanjang
Sem. 1-2/ Q1-4
Selesai
4
Kegiatan dalam rangka HUT RI
Sem. 2/ Q3
Selesai
Sumber: Laporan tahunan ComDev Kangean Energy Indonesia 2007
Realisasi anggaran program pengembangan masyarakat Kangean Energy Indonesia tahun 2007 sebesar Rp 1.152.165.205,- (satu milyar seratus lima puluh dua juta seratus enampuluh lima ribu duaratus lima rupiah) dari yang dianggarankan sejumlah Rp 1.975.000.000,- (satu milyar sembilanratus tujuh puluh lima juta rupiah).
108
Besarnya selisih anggaran dengan realisasi tersebut disebabkan oleh belum terealisasinya program perbaikan pabrik es senilai Rp 250.000.000 dan pembangunan kelistrikan Desa Pagerungan Besar senilai Rp 600.000.000. Peneliti mencoba menggambarkan proses dilakukannya kedua program tersebut yang tidak terealisasi per triwulan program melalui tabel berikut ini.
109
Berdasarkan tabel diatas pada triwulan ke dua dan tiga terlihat bahwa terjadi keterlambatan dalam pernyiapan proposal anggaran baik pada program kelistrikan maupun program perbaikan pabrik es. Pihak perusahaan mengatakan, bahwa masyarakat harus mengajukan perencanaan penggunaan dana tersebut hingga pelaporannya sesuai dengan aturan yang ada. Peneliti memperoleh informasi dari community development officer perusahaan bahwa mereka sangat berhati-hati dalam memberikan masukan tentang penyusunan anggaran, mereka tidak mau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti pada pengalaman-pengalaman terdahulu, begitupula pihak pemerintah daerah ketika ditanyakan kontribusinya dalam membantu masyarakat
110
membuat
perincian
anggaran
untuk
kedua
program
tersebut.,
mereka
menyerahkan sepenuhnya ke masyarakat. Pihak masyarakat mengatakan bahwa pada awalnya mereka tidak mengharapkan akan menangani pengelolaan jaringan yang menurut mereka tidak mudah dan memerlukan waktu. Pada triwulan ke empat untuk proposal kelistrikan baru pada tahap pendataan peralatan yang dibutuhkan. perwakilannya
Dengan
pertimbangan
meminta
anggaran
tersebut tersebut
maka
masyarakat
ditangguhkan
melalui
ke 2008
dan
mengharapkan agar tidak di hapuskan sehingga bisa dilanjutkan kembali. Perbaikan pabrik es pada triwulan ke dua dan ke tiga juga belum dijalankan pihak pemerintah daerah yang berjanji akan melakuan survei dan tinjauan langsung ke lapangan, hingga triwulan ke tiga belum juga dilaksanakan. Pada triwulan ke empat baru dilaporkan hasil survei yang mengatakan bahwa dana untuk perbaikan pabrik tersebut kurang Rp. 345 juta dari dana yang tersedia Rp. 250 juta keseluruhan total dana yang dibutuhkan Rp. 595 juta. Menurut pihak perusahaan penentuan awal nilai anggaran pabrik es sebatas untuk perbaikan mesin dan telah disepakati pada rapat community development committee. Berdasarkan informasi yang diperoleh, masyarakat akhirnya mengatakan bahwa anggaran yang disebutkan masih kurang dan meminta untuk dianggarkan kembali pada program community development 2008 dan disesuaikan berdasarkan permintaan masyarakat. Ditanya perihal realisasi program community development 2007, pihak perusahaan mengatakan bahwa sudah teralisasi 90% dan keberhasilan program sebenarnya dikembalikan kepada masyarakat, apakah mereka berkeinginan untuk
111
mandiri, semua program sudah diberikan sekarang tinggal masyarakat yang menentukan apakah mau melanjutkan program yang sudah diberikan atau tidak. Pihak perusahaan menambahkan bahwa sebagai hasil akhir yang merupakan muara dari seluruh kegiatan program-program pengembangan masyarakat diharapkan tercapainya aktifitas sosial ekonomi masyarakat setempat yang berkelanjutan di satu sisi dan kegiatan operasional KEI berkelanjutan di sisi lain. Pernyataan yang di ungkapakan oleh salah satu tokoh masyarakat dari hasil wawancara bahwa perusahaan harus konsisten terhadap apa yang sudah dijanjikan. Masyarakat pada dasarnya menuntut yang memang menjadi haknya tidak lebih. Masyarakat juga mengharapkan program community development yang terhambat dapat segera terealisasi. Pemerintah Daerah Sumenep mengungkapkan bahwa minyak dan gas bumi merupakan sumber daya alam yang tidak tergantikan, masyarakat harus memahami tidak semua permintaan mereka bisa dipenuhi. Apa yang sudah diberikan agar dimaksimalkan penggunaannya dan dijaga, masyarakat harus mandiri karena tidak bisa selamanya mengandalkan perusahaan migas yang semakin lama produksinya semakin berkurang. Baru-baru ini dikeluarkan pedoman pengukuran keberhasilan / key performance Indicator (KPI) dari BP Migas dan akan dilakukan pengukuran yang lebih akurat mengenai tingkat keberhasilan program community development ke semua industri minyak dan gas bumi di Indonesia.
112
4.3 PEMBAHASAN a. Berdasarkan fact finding. Gangguan kegiatan operasi di usaha hulu minyak dan gas bumi masuk kategori keadaan darurat dan aturannya tertuang di peraturan tata kerja 017 BP Migas. Sebagai salah satu kontraktor kontrak kerjasama (KKKS), perusahaan dalam melakukan tindakan harus bekerjasama dan berkoordinasi dengan badan pelaksana minyak dan gas bumi setempat. Hal ini menunjukkan bahwa semua kegiatan minyak dan gas bumi berada dalam regulasi BP Migas yang merupakan badan pelaksana yang di bentuk oleh pemerintah untuk melaksanakan kegiatan minyak dan gas bumi di Indonesia. Masyarakat umum banyak yang tidak memahami kondisi tersebut sehingga ketika mengetahui wilayahnya terdapat kegiatan eksplorasi migas, mereka menuntut perusahaan tersebut untuk memfasilitasi semua kebutuhan yang mereka inginkan dan menuntut bagi hasil dari kegiatan migas tersebut. Pemahaman masyarakat mengenai status kontraktor kontrak kerjasama (KKKS) / production sharing contract (PSC) memerlukan sosialisasi yang lebih mendalam dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat setempat. BP Migas harus bisa menjembatani kebutuhan kontraktor KKS-nya untuk menghindari kesalahpahaman di masyarakat yang berpotensi menimbulkan gejolak di kemudian hari. Demo masyarakat di Pulau Pagerungan Besar yang terjadi pada bulan Januari 2007 meninggalkan catatan penting bagi perusahaan, tentang bagaimana hubungan yang dijalin selama ini melalui program community development tetap
113
dianggap kurang oleh masyarakat. Salah satu penyebab dari aksi protes penduduk setempat bahwa masyarakat merasa tidak mendapat manfaat maksimal dari perusahaan. Perusahaan yang selama ini dianggap mampu memfasilitasi dan mendengarkan keluhan mereka dianggap tidak dapat berbuat apa-apa. Masyarakat memaksa masuk ke area perusahaan dikarenakan pihak perusahaan tidak berkenan untuk menemui mereka. Dalam hal ini masyarakat merasa perusahaan tidak perduli akan kehadiran mereka yang menyebabkan terhambatnya komunikasi antar kedua belah pihak. Masyarakat merasa bahwa program yang diberikan selama ini yang selalu berdasarkan prinsip bottom up belum dijalankan dengan baik. Berdasarkan definisi komunikasi yang dikembangkan oleh Rogers D. Lawrence, bahwa komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada pengertian yang mendalam antara kedua belah pihak. Bila dilihat dari teori komunikasi diatas, terlihat bahwa komunikasi yang dilakukan masyarakat kurang mendapat perhatian dari pihak perusahaan. Informasi yang ingin disampaikan oleh salah satu pihak menjadi terhambat sehingga tidak terbentuk pengertian mendalam atar kedua belah pihak. Masyarakat merasa bahwa program comunnity development hingga sekarang masih dianggap belum memenuhi kebutuhan kemandirian mereka. Hal ini bertentangan dengan konsep community development yaitu memaksimalkan peran serta masyarakat untuk meningkatkan kemandirian. Sementara dari pihak
114
perusahaan mengatakan semua pogram sudah sesuai perencanaan yang sudah disepakati. Permasalahan dan konflik lingkungan biasanya timbul karena kurang baiknya komunikasi lingkungan antara perusahaan dengan para stakeholder. Komunikasi lingkungan yang bersifat menunggu atau reaktif biasanya tidak tepat dalam mengelola konflik dengan stakeholder. Pendekatan komunikasi yang tepat haruslah dilakukan secara proaktif atau tanggap terhadap apa yang harus dilakukan. Konflik 60 biasanya timbul dari hal-hal yang dianggap remeh atau sesuatu yang dianggap tidak penting atau tidak menarik perhatian, tetapi dari hal-hal remeh itulah sebuah organisasi dapat bertahan lama atau tidak, paling tidak dukungan dari stakeholdernya lambat laun akan berkurang kepercayaan tidak dipupuk sejak dini. Perusahaan merasa bahwa kesejahteraan masyarakat adalah tanggung jawab pemerintah sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33. Perusahaan
60
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
115
dalam melakukan pengembangan sifatnya membantu dengan mensinergikan program pengembangan pemerintah daerah yang ada sesuai dengan misi perusahaan yang yaitu mendukung program-program pemerintah dalam pengembangan masyarakat.
b.
Berdasarkan perencanaan program Perencanaan program pengembangan masyarakat di kegiatan hulu minyak
dan gas bumi dilakukan untuk mempelancar kegiatan operasi di lapangan. Semua aturan tata laksananya harus sesuai dengan aturan BP Migas. Fungsi pengembangan
tersebut
dalam
rangka
mendukung
program
pemerintah
membangun kemandirian masyarakat. Kerjasama yang baik dengan pemerintah daerah setempat dalam mensinergikan
program-program
pengembangan
diharapkan
mampu
menghasilkan dampak yang berkelanjutan bagi kemandirian masyarakat di daerah tersebut. Masyarakat yang berada di daerah ekplorasi migas umumnya berada di daerah terpencil yang sangat minim akan fasilitas dan infrastuktur. Pada umumnya merasa senang akan kehadiran industri migas di wilayah mereka, karena mereka berharap akan ada peningkatan kehidupan yang lebih baik. Perencanaan program yang dilakukan perusahaan dalam menindaklanjuti tuntutan masyarakat bersinergi dengan pemerintah daerah dan berdasarkan kebutuhan masyarakat. Hal ini sesuai dengan strategi community development yang
perusahaan
gunakan
pada
point
empat
yaitu
program-program
116
pengembangan masyarakat bersifat sinergis dengan program-program pemerintah setempat dan berdasarkan teori perencanaan community development yang diungkapkan Edi Suharto bahwa, program community development dilaksanakan berdasarkan masalah atau kebutuhan masyarakat setempat. Peneliti juga melihat bahwa program community development yang dijalankan Kangean Energy Indonesia dengan prinsip bottom up dan berdasarkan masalah dan kebutuhan masyarakat teraplikasikan ketika menerima tuntutan yang diajukan masyarakat Pagerungan Besar. Pada program kelistrikan dan perbaikan pabrik es, Kangean Energy Indonesia melakukan perencanaan dan pemprograman didasarkan fakta dan informasi yang diperoleh. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Philip Lesly dalam perencanaan program terhadap komunitas yaitu prakiraan didasarkan pada fakta dan informasi baru dibuat suatu program. Peneliti berpendapat bahwa program pabrik es dan kelistrikan yang diajukan masyarakat, diterima dan dianggarkan kembali oleh perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa pengambilan keputusan tersebut berdasarkan fakta dan informasi yang diperoleh bahwa program tersebut memang patut untuk dilanjutkan karena pada akhirnya nanti akan memberikan kontribusi yang baik terhadap kemandirian masyarakat. Kelistrikan sangat mungkin untuk di berikan selama masih dalam kapasitas yang memungkinkan. Fasilitas daya listrik yang telah di berikan harus mampu dikelola oleh masyarakat itu sendiri dan dalam batasan kemampuan pembangkitan
117
listrik dari perusahaan. Dalam hal ini pengembangan industri di desa juga harus terukur dan dalam koordinasi yang baik. Jika tidak, tuntutan dari masyarakat bisa tidak terkendali dan bisa menciptakan masalah di masa depan. Strategi pengembangan masyarakat Kangean Energy Indonesia yang menyatakan, bahwa program-program pengembangan masyarakat yang disusun senantiasa berorientasi pada pengembangan sumberdaya manusia. Dalam model yang dikembangkan, masyarakat menempati posisi sentral. Hal ini sejalan dengan salah satu definisi community development yang diungkapkan Dunham yaitu community development memfokuskan kegiatannya melalui pemberdayaan potensi-potensi yang dimiliki masyarakat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka. Dalam pelaksanaannya strategi community development yang dilakukan Kangean Energy Indonesia berdasarkan teori yang disebutkan diatas akan terlaksana bila perbaikan pabrik es selesai. Pengelolaan pabrik es oleh masyarakat secara langsung akan memandirikan masyarakat dan ini akan sesuai dengan prinsip kemandirian community development.
c.
Berdasarkan aksi dan komunikasi Sebelum pelaksanaan suatu program perlu dilakukan sosialisasi melalui
media yang tepat. Sehingga masyarakat memahami dan mengerti manfaat program yang akan di berikan. Komunikasi yang disampaikan harus sesuai dengan karakter masyarakat di wilayah tersebut dan kemampuan masyarakat dalam menerima pesan yang akan disampaikan. Selain tokoh masyarakat, Tokoh
118
agama memegang peranan cukup penting hingga 75% dalam menggalang suara masyarakat di daerah tersebut, seharusnya menjadi pertimbangan perusahaan dalam melakukan komunikasi. Hal ini dikarenakan peran tokoh agama di kabupaten Sumenep sangat disegani dan menjadi panutan bagi masyarakat di daerah tersebut
Kerjasama yang baik di antara pihak-pihak yang terlibat
diharapkan mampu meningkatkan hubungan komunikasi yang baik dalam rangka keberhasilan suatu program. Aksi dan komunikasi yang dilakukan perusahaan terhadap masyarakat untuk melakukan perincian anggaran dan mengajukan proposal, yang lalu diajukan perusahaan ke BP Migas, sesuai dengan salah satu metode yang dianut community development tentang doing with the community. Dalam hal ini metode kerja yang dilakukan akan membentuk kerja sama yang baik yang akan bermanfaat bagi kelangsungan suatu program yang akan dijalankan. Dalam mengkomunikasikan program ke semua pihak suatu perencanaan harus diperlakukan sebagai proyek yang dikelola secara lengkap. Misalnya tentang siapa yang akan merawat fasilitas yang sudah dibangun dan siapa yang membiayai hal tersebut dan seterusnya, semua harus diinformasikan dengan jelas dan transparan. Hal ini diperlukan untuk meningkatkan jalinan kemitraan yang setara dan tanggung jawab dari semua pihak. Kemitraan yang setara dan saling menguntungkan akan meningkatkan hubungan baik di kemudian hari. Tujuan utama pendekatan community development adalah bukan sekedar membantu atau memberi barang kepada si penerima. Melainkan berusaha agar si
119
penerima memiliki kemampuan yang dapat dipercaya dan bermanfaat untuk dirinya sendiri. d. Berdasarkan monitoring dan evaluasi Strategi monitoring yang dilakukan perusahaan dengan melakukan evaluasi setiap triwulan sudah tepat sehingga pada akhir tahun dapat dilakukan evaluasi keseluruhan program yang diberikan. Realisasi program yang belum tercapai seharusnya bisa diantisipasi pada triwulan ke dua ketika dilihat bahwa pada triwulan pertama masih belum juga dilakukan, perlu tindakan cepat dari masingmasing pihak untuk berkomitmen kembali dalam melaksanakan program. Program pengelolaan pabrik es dan kelistrikan yang tidak berjalan dengan baik dikarenakan ketidaksiapan masyarakat dalam penyusunan anggarannya akan menghambat pencapaian target keseluruhan program yang ingin dicapai di tahun tersebut. Hal ini sangat disayangkan mengingat anggaran yang sudah ada seharusnya dapat dimanfaatkan dengan maksimal. Perusahaan dan pemda setempat
seharusnya
mampu
berkolaborasi
bersama
masyarakat
untuk
mempercepat realisasi program dengan meningkatkan kepercayaan seperti yang tertuang dalam konsep kemitraan yaitu equity, transparansi dan saling menguntungkan, diharapkan mampu menjembatani permasalahan yang ada. Konsisten terhadap janji yang telah disepakati bersama merupakan modal utama
untuk
berkepentingan.
menumbuhkan
kepercayaan
diantara
pihak-pihak
yang
120
4.3.1.1 Kesesuaian
strategi
community development
terhadap
aspirasi
stakeholdernya Community development bukan semata persoalan moral yang berorientasi pada penghargaan terhadap harkat dan martabat kemanusiaan, akan tetapi juga merupakan upaya menciptakan keamanan bagi perusahaan dari ancaman penduduk lokal yang merasa terpinggirkan. Oleh sebab itu community development menjadi sangat penting guna menciptakan keseimbangan dalam kehidupan sosial. Strategi community development perusahan terhadap tuntutan masyarakat mengenai perbaikan pabrik es dan kelistrikan masih memerlukan tindakan lanjutan apa saja yang menjadi kendala sehingga program yang sudah di sepakati bersama tidak mengalami hambatan dalam pelaksanaannya. Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku yang terlibat. Kesepakatan yang telah diakukan hendaknya menjadi komitmen semua pihak. kesepakatan yang dicapai oleh para pihak seharusnya mampu memberikan konsekuensi yang mengikat kepada para pihak, untuk melaksanakan poin-poin kesepakatan dan apabila salah satu pihak ingkar janji maka pihak yang melanggar tersebut harus resiko kerugian sebagaimana disepakati dalam perjanjian. Strategi perusahaan yang senantiasa sinergis dengan pemerintah daerah akan lebih baik bila memperhitungkan aspirasi-aspirasi masyarakat yang berhak menerima program tersebut, dengan mempertimbangkan usulan-usulan yang
121
diajukan oleh masyarakat. Masyarakat yang memiliki keterbatan seharusnya mampu di antisipasi dan didukung oleh semua pihak agar realisasai program dapat cepat terlaksana. Perusahaan dan pemda setempat dalam hal ini berhati-hati dalam menginformasikan suatu usulan atau pendapat ke masyarakat mengenai proposal anggaran dikarenakan pengalaman masa lalu bahwa usulan dan pendapat yang diberikan sering di salah artikan oleh masyarakat setempat. Kurangnya rasa saling percaya akan menghambat hubungan kemitraan yang akan dilakukan. Hubungan saling menghormati, menghargai dan saling percaya seharusnya mampu menjembatani permasalahan yang ada. 4.3.1.2 Strategi community development terhadap basis kemitraan dan sustainable development. a. Strategi program terhadap kemitraan yang dilakukan Strategi community development perusahaan terhadap kemitraan yang dilakukan dengan memfasilitasi tuntutan masyarakat terhadap perbaikan pabrik es dan kelistrikan telah dilakukan dengan baik yaitu menyertakan peran serta masyarakat dalam perencanaannya. Hal ini sesuai dengan definisi kemitraan yaitu kesepakatan antar sektor di mana individu, kelompok atau organisasi sepakat bekerjasama untuk memenuhi sebuah kewajiban atau melaksanakan kegiatan tertentu. Akan tetapi dalam pelaksanaannya terjadi hambatan dan masyarakat dianggap tidak siap untuk melaksanakan program yang mereka ajukan sendiri. Peneliti menilai bahwa seharusnya perusahaan mampu melihat kekurangankekurangan yang ada di masyarakatnya. Masyarakat daerah yang umumnya
122
kurang dalam hal pendidikan dan kurang berpengalaman dalam membuat perencanaan
suatu
program
seharusnya
memperoleh
bimbingan
dalam
pelaksaaannya. Perlunya meningkatkan sikap saling percaya yang akan membangun hubungan baik dalam bermitra. Kemitraan yang dilakukan melalui rapat koordinasi untuk menciptakan suasana kemitraan yang setara antara masyarakat, pemerintah daerah dan perusahaan masih sangat kurang terlihat dari masih adanya rasa ketidak percayaan masyarakat dalam mengungkapkan pendapat dan pikirannya di forum tersebut. Keterbukaan dan mampu mendengarkan pendapat orang lain dalam mengutarakan suatu masalah akan mendukung komunikasi dua arah yang lebih efektif. Kemitraan dalam menunjang kemandirian masyarakat akan sangat membantu program berkelanjutan bila adanya rasa saling percaya dan saling membatu dalam merealisasikan program. Kerjasama yang baik dan saling menghormati akan menciptakan hubungan kerja yang harmonis. Dalam suatu organsasi arus komunikasi dua arah dan timbal balik sangat menentukan hubungan antar pihak. Karena komunikasi jenis ini memegang peranan cukup vital dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, yaitu komunikasi dari atas ke bawah (downward communication) seperti atasan ke bawahan dalam memberikan informasi yang seharusnya disampaikan ke bawahannya dan dari bawah ke atas (upward communication) seperti bawahan memberi laporan ke atasan. Berdasakan strategi community development perusahaan terhadap kemitraan. Perusahaan menyertakan sebanyak mungkin para pihak yang mempunyai
123
perhatian atau kepedulian terhadap masyarakat. Kemitraan dalam melakukan penyusunan suatu program dari perencanaan hingga evaluasi program secara transparan akan meningkatkan kepercayaan masyarakat. Seperti yang tertera salah satu prinsip kemitraan yaitu kesetaraan dan keseimbangan, bahwa hubungan yang saling menghormati, saling menghargai dan saling percaya perlu dibangun sehingga tidak terjadi prasangka buruk. Keterbukaan dan dukungan dari masing-masing anggota untuk memberikan informasi yang dibutuhkan para anggotanya lainnya akan meningkatkan kinerja kerja tim yang baik. Sehingga kesalah pahaman akan suatu masalah dapat di minimalisir. Perlunya mensosialisasikan setiap program yang akan dijalankan kepada masyarakat secara menyeluruh dan mendalam. Sehingga konflik di kemudian hari tidak akan terjadi. Peran perusahaan dalan hal ini juga penting sehingga masyarakat mengetahui kapasitas perusahaan di wilayah tersebut. Kemitraan ini diharapkan mampu mendukung program community development ke arah yang lebih baik, oleh karena itu diharapkan hubungan dengan masyarakat akan meningkat sehingga operasional perusahaan di lapangan dapat berjalan dengan baik. b. Strategi program terhadap sustainable development Pengukuran suatu program di industri migas didasarkan pada penilaian pelaksanaan program pengembangan masyarakat yang terdiri atas keseluruhan aktivitas pengembangan masyarakat yang telah menjadi pilihan kebijakan
124
perusahaan minyak dan gas yang bersangkutan, serta segala hal yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan dan dampaknya. Pengembangan masyarakat yang berkelanjutan harus mampu meningkatkan kemadirian masyarakat melalui program yang diberikan dan dapat dirasakan langsung oleh penerima program tersebut, sesuai dengan konsep community development bahwa pembangunan masyarakat merupakan suatu “proses” di mana usaha-usaha atau potensi-potensi yang dimiliki masyarakat diintegrasikan dengan sumber daya yang dimiliki pemerintah, untuk memperbaiki kondisi ekonomi, sosial, dan kebudayaan, dan mengintegrasikan masyarakat di dalam konteks kehidupan berbangsa, serta memberdayakan mereka agar mampu memberikan kontribusi secara penuh untuk mencapai kemajuan pada level nasional. Usaha perusahaan dalam menentukan program yang berkelanjutan untuk dimasukkan ke dalam program community development sudah tepat seperti pada pengelolaan pabrik es dan pengelolaan kelistrikan yang akan berdampak positif panjang bila dilakukan dengan komitmen tinggi. Peran aktif pemerintah daerah dalam pengembangan masyarakat dirasakan sangat penting karena selama ini keterlibatan unsur pemerintah daerah dalam kegiatan community development masih terbatas dan belum memadai. Hubungan timbal-balik tiga pihak: perusahaan migas, pemerintah daerah, dan masyarakat, perlu diciptakan dengan baik untuk secara bersama-sama mengembangkan wilayah.
125
Perusahaan, masyarakat dan pemda setempat harus konsisten terhadap program yang menjadi kesepakatan bersama dan lebih memperhatikan aspirasiaspirasi stakeholdernya Program-program pengembangan masyarakat yang disusun Kangean Energy Indonesia Ltd. senantiasa bersifat sinergis dengan program-program pemerintah setempat. Kangean Energy Indonesia Ltd. menyatakan bahwa program yang diberikan tidak bertujuan mengambil alih peran dan fungsi pemerintah setempat, melainkan sesuai dengan misinya ialah mendukung program-program pemerintah dalam pengembangan masyarakat. Dalam hal ini perusahaan dan pemda harus mampu memberikan pengertian mendalam kepada masyarakat mengenai keselarasan dari dua program tersebut yaitu program community development dan program pembangunan daerah. Ketidakpahaman masyarakat akan menimbulkan kesalah pahaman yang berdampak merugikan bagi semua pihak dan berpotensi menimbulkan konflik, karena sejauh ini masyarakat merasa pihak perusahaan maupun pemda setempat tidak pernah mendukung aspirasi yang mereka ajukan. Mengenai program jangka panjang perusahaan untuk menciptakan kepedulian
sosial
dilingkungan
kerjanya
termasuk
program
community
development yang terkait dengan tujuan perusahaan masih dalam pembahasan, dikarenakan
dikeluarkannya
Keputusan
President
/Keppres
no.
3722/10/MEM.M/2008 tentang pembebanan biaya community development dalam kegiatan usaha hulu migas yaitu tidak adanya cost recovery (penggantian biaya) bagi program community developmen untuk kegiatan migas yang sudah masuk dalam tahap produksi seperti Pagerungan Besar.
126
Strategi kedepan sedang disusun dan untuk sementara ini akan dilakukan sosialisasi terhadap masyarakat dan bahkan ke semua pihak mengenai kondisi yang ada. Sosialisasi pertama ditujukan ke Pemerintah Kabupaten Sumenep untuk meminta
dukungannya,
bersama-sama
dengan
pihak
BP
Migas
untuk
mensosialisasikan ke masyarakat. Menurut PR Manager perusahaan bahwa program bottom up yang selama ini dijalankan kemungkinan tidak bisa di lakukan lagi karena semua berdasarkan kebijakan perusahaan menyangkut besar kecilnya dana yang akan dikeluarkan. Dana yang cukup dan berlanjut merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan community development yang berdampak pada dukungan masyarakat terhadap
perusahaan.
Hal
itu
dikarenakan
pengembangan
masyarakat
membutuhkan waktu cukup lama untuk sampai pada tujuannya, yaitu mengubah sikap dan perilaku masyarakat. Tetapi tetap tidak boleh lepas dari prinsip dasar community development yaitu mencipatakan kemandirian masyarakat. Perusahaan perlu bersikap bijak dalam menentukan strategi kedepan karena base security / dasar keamanan yang dianut selama ini jangan sampai mengalami kesalahan yang bisa berakibat fatal bagi kelangsungan operasional perusahaan. Dalam merancang suatu program community development perlu ditetapkan perencanaanya dari jangka pendek, menengah dan panjang. Pada perusahaan migas yang berdasarkan kontrak dalam mengelola wilayahnya, perencanaan tersebut perlu dilakukan sehingga pada waktu perusahaan sudah tidak mengelola wilayah tersebut, ada hasil yang nyata dari perencanaan yang dilakukan selama ini.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan Setelah penulis melakukan penelitian di divisi PR & Security Kangean
Energy Indonesia Ltd. mengenai strategi community development terhadap basis kemitraan dan sustainable development maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Strategi community development Kangean Energy Indonesia Ltd. pada tahun 2007 terhadap tuntutan masyarakat dilakukan tahapan-tahapan berikut: a. Fact finding, Strategi yang dilakukan dalam mengantisipasi demo massa yaitu melakukan tindakan responsif baik di kantor pusat maupun kantor di lapangan, dilakukan negosiasi terhadap tokoh agama, tokoh masyarakat dan kepala desa dan mencari jalan keluar terhadap tuntutan massa dengan melakukan kesepakatan terhadap tuntutan yang diajukan. b. Perencanaan dan program kegiatan Strategi dengan menetapkan perencanaan terhadap tuntutan warga yaitu untuk pabrik es akan dilakukan pendataan kerusakan mesin dan peralatan, untuk fasilitas dermaga dan jalan rincian proposal diajukan ke pemda setempat dan dianggarkan ke anggaran pendapatan daerah (APBD).
127
128
pada program kelistrikan dilakukan pendataan terhadap masyarakat yang belum memperoleh fasilitas listrik pendataan dilakukan oleh pihak masyarakat dan pemda setempat. Perencanaan yang digunakan perusahaan berdasarkan kesepakatan semua pihak yaitu menganggarkan kembali pengelolaan pabrik es dari Rp. 100 juta menjadi Rp. 250 juta dan kelistrikan dari Rp. 500 juta menjadi Rp. 600 juta. Semua keputusan tersebut diatas sudah di sepakati baik oleh pihak masyarakat, pemda setempat dan perusahaan melalui meeting CDC. c. Aksi dan komunikasi Strategi komunikasi yang dilakukan pada waktu itu yaitu melakukan koordinasi melibatkan wakil-wakil dari stakeholder seperti tokoh masyarakat, kepala desa, camat dan bupati setempat dan juga BP Migas sebagai badan pelaksana kegiatan hulu minyak dan gas bumi untuk merealisasikan program. Pada forum ini pula disampaikan ke pihak masyarakat untuk pengelolaan pabrik es perincian anggaran yang akan digunakan diajukan ke pihak perusahaan tetapi hingga akhir 2007 masih belum dilakukan, begitu pula dengan program kelistrikan. Pihak-pihak yang terlibat dalam hal ini pemda setempat, masyarakat dan perusahaan belum bisa mewujudkan konsep kemitraan yang setara, transparansi, kepercayaan dan saling menguntungkan yang menyebabkan realisasi program tidak tercapai. Masing-masing pihak terlihat bekerja sendiri-sendiri dan komunikasi yang tercipta kurang membangun rasa kebersamaan.
129
d. Monitoring dan evaluasi Strategi monitoring dilakukan oleh semua pihak yaitu dengan melibatkan semua anggota community development committee, untuk melakukan pertemuan evaluasi perkembangan pelaksanaan program tahun 2007 yang dilakukan per triwulan. Program pengelolaan pabrik es dan listrik yang hingga akhir 2007 belum terealisasi dilanjutkan dan dianggarkan kembali ke tahun 2008. Evaluasi triwulan yang dilakukan terlihat sangat lamban dalam merealisasikan program sehingga permasalahan yang seharusnya bisa di antisipasi sejak triwulan ke dua dan ke tiga tidak berhasil. 2. Strategi terhadap kemitraan yang dilakukan pada dasarnya sudah sesuai dengan teori strategi komunikasi, tetapi dalam pelaksanaannya basis kemitraan yang dijalankan kurang mengakomodir realisasi program, suatu program kemitraan akan dapat berjalan baik bila ada rasa saling percaya sehingga hubungan yang dijalin dengan dasar saling percaya di harapkan mampu mewujudkan program yang ingin dicapai bersama. Masyarakat merasa program tidak pernah tepat sasaran karena tidak mengakomodir tuntutan yang diajukan, sementara perusahaan dan pemda setempat merasa semua sudah sesuai perencanaan. Penetapan program yang diambil, sesuai dengan ketersediaan anggaran dari perusahan yang disinergikan dengan anggaran daerah. Penetapan program yang
diambil kurang diinformasikan ke
masyarakat dengan jelas sehingga menimbulkan kesalah pahaman. Komuniksi yang terhambat inilah yang menyebabkan kurang harmonisnya hubungan antara pihak masyarakat terhadap perusahaan dan pemda setempat.
130
Pengelolaan konflik melalui strategi yang komprehensif dan meningkatkan saling pengertian diharapkan akan memberi solusi yang terbaik bagi semua pihak. 3. Strategi terhadap sustainable development program yang sudah dilakukan dengan
memberikan
suatu
program
pengembangan
yang
mampu
meningkatkan kemandirian masyarakat seperti pengelolaan pabrik es dan pengelolaan kelistrikan, seharusnya dapat berjalan baik bila ada komitmen dan pengertian dari masing-masing pihak. Kendala yang dihadapi perusahaan, bahwa masyarakat belum mamahami eksistensi perusahaan migas yang beroperasi di wilayahnya yang menyebabkan masyarakat beranggapan bahwa tanggung jawab pembangunan daerah adalah tugas perusahaan yang seharusnya merupakan tugas pemerintah daerah. Perusahaan dan Pemda setempat kurang mensosialisasikan ke masyarakat mengenai kondisi tersebut sehingga pengertian masyarakat belum tercipta. Pemilihan program yang tepat sasaran berdasarkan potensi yang dimiliki masyarakat diawali dengan sosialisasi terhadap program yang akan dijalankan ke masyarakat diharapkan dapat mewujudkan tujuan pembangunan bekelanjutan yang ingin dicapai bersama. 4. Pengembangan masyarakat seharusnya diarahkan untuk memperbesar akses dan peran serta masyarakat sekitar untuk mencapai kondisi sosial ekonomi budaya yang lebih baik dan tidak bergantung terus-menerus dengan perusahaan yang selama ini mengayominya, terutama pada industri migas yang bergerak di bidang unrenewable resources. Perlu pemahaman dan kerja
131
sama yang baik antara perusahaan, masyarakat dan pemerintah daerah untuk mencapainya. Pemda sebagai pemegang utama otonomi daerah, peran sertanya dalam mensosialisasikan setiap program dan memantau pelaksanaan hingga evaluasi program memerlukan komitmen yang kuat sehingga masyarakat merasa diperhatikan bila ada yang tidak berjalan sesuai perencanaan. 5.2
Saran Dalam penelitian yang penulis lakukan terhadap strategi community
development Kangean Energy Indonesia Ltd. terhadap basis kemitraan dan sustainable development, maka pada kesempatan ini penulis ingin memberikan saran atau masukan sebagai berikut: 5.2.1
Saran Akademis Penulis berharap agar dalam penelitian selanjutnya menggunakan
pendekatan yang berbeda dan disarankan agar melakukan penilaian terhadap implementasi community development di usaha hulu migas dengan menggunakan metode kuantitatif sehingga pengukuran yang akurat terhadap keberhasilan program (output, outcome/impact) community development dapat di ketahui dan akan bermanfaat bagi perusahaan yang melakukannya dalam hal penyempurnaan strategi programnya. 5.2.2
Saran praktis Kangean Energy Indonesia Ltd. sebagai salah satu perusahaan migas yang
semakin berkembang harus mampu menunjukkan eksistensinya di mata
132
stakeholdernya maupun masyarakat luas. Komitmen dalam menjalankan setiap keputusan yang diambil akan berpengaruh terhadap peningkatan kepercayaan semua pihak. Strategi program community development Kangean Energy Indonesia Ltd., mempunyai peranan penting dan harus mampu bersinergi dengan program pemerintah daerah dalam mewujudkan keselarasan dan tercapainya tujuan perusahaan. Lebih peka terhadap kondisi lingkungan tempat perusahaan beroperasi, dengan menunjukkan corporate social responsibility melalui program community development. Hal ini sangat penting untuk mendukung kelangsungan operasional perusahaan di masa yang akan datang, citra baik dan kepercayaan yang diperoleh merupakan investasi yang tiada bandingannya. Perencanaan yang matang dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat sekitar perlu diperhatikan, walaupun kegiatan migas hanya bersifat sementara. Perlu meningkatkan peran Public Relations (PR) perusahaan dalam setiap sosialisasi program yang akan dijalankan di masyarakat. Peran PR yang turut mengelola kegiatan community development perlu dimaksimalkan dengan meningkatkan sumber daya yang mampu melakukan perencanaan terhadap suatu strategi yang tepat sasaran dan mengakomodir aspirasi stakeholdernya. Dengan kata lain, seberapa hebat ataupun sederhananya sebuah program community development, tidak akan berhasil kalau organisasi pelaksananya tidak memiliki kapabilitas dalam melaksanakannya.
DAFTAR PUSTAKA 1. Buku-buku Anggoro, M. Linggar, Teori & Profesi Kehumasan serta aplikasinya di Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara, 2005 A. Partanto, Pius & M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arkola, 1994 Anwar, Arifin. Strategi Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas, Bandung: Armico, 1986 Angraeni, Ida Ananda. Mengelola Event: Sebuah Upaya Strategis Pengelolaan Program Public Relations. Tantangan Indonesia Baru: Strategi & Aktivitas PR, Jakarta: BPP PERHUMAS, 2006 Bungin, Burhan, Sosiologi Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006 Brilliant, Eleanor L. dan Kimberlee A. Rice Influencing Corporate Philanthropy dalam Gary M. Gould dan Michael L. Smith (eds), Social Work in the Workplace, New York: Springer Publishing Co, 1988 Burke, Edmund M., Corporate Community Relations dalam Gary M. Gould dan Michael L. Smith (eds), Social Work in the Workplace, New York: Springer Publishing Co, 1988 Bertrand, Russel Canfield, Public Relations, Principles, Cases and Problem: Richard D. Irwin, Inc. Illinois, 1956 Cangara, Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006 Eisenhardt, Kathleen M, Building Theories from Case Study Research: Academy of Management Review, 1989 Iriantara, Yosal, Community Relations. Konsep dan Aplikasinya, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004 Kriyantoso, Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Prenada Media Group, 2006 Mulyana, Deddy, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007
Muhammad, Arni, Komunikasi Organisasi, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004 Narbuko, Cholid dan Achmadi, H. Abu, Metodologi Penelitian Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004 Pace, R. Wayne & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005 Ruslan, Rosady, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, Konsepsi dan Aplikasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007 Suharsimi, Arikunto, Edisi Revisi V. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002 Wibisono, Yusuf, Membedah Konsep & Aplikasi CSR, Gresik: Frasco Publishing, 2007 2. Makalah Ilmiah Nuryana, Mu’man. “Corporate Social Responsibility dan Kontribusi bagi Pembangunan Berkelanjutan”, Diklat Pekerjaan Sosial Industri, Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahtraan (BBPPKS) Bandung, 2005 Suharto, Edi. “Corporate Social Responsibility: What is and Benefits for Corporate, CSR (Corporate Social Responsibility): Strategy, Management and Leadership”, Jakarta, 2008 __________, “Pekerjaan Sosial Industri, CSR dan ComDev”, Lembaga Studi
Pembangunan (LSP)-STKS, Bandung, 2006 ________, “Metodologi Pengembangan Pusdiklat TKSM, Jakarta, 2002
Masyarakat”,
Pelatihan
TKSM,
________, “Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial”, Lembaga Studi Pembangunan (LSP)-STKS, Bandung, 2006
3. Sumber Lain Einsiedel, Luz. A.,”Community development”, dikutip (www.Myblogmahmudisiwi.net), diakses 9 Mei 2008
Mahmudi
Siwi,
The Community development Guidelines of the International Cooperation Administration, Community development Review, dikutip Mahmudi Siwi, (www.Myblogmahmudisiwi.net), diakses 9 Mei 2008 PUSDATIN, Arsip Berita Migas,”Presiden Minta Industri Migas Perhatikan Masyarakat Sekitar”, (www.esdm.go), diakses 10 Mei 2008 Surat persetujuan BPMIGAS mengenai perubahan program CD & CR 2007 Rekapitulasi anggran dan realisasi Program Pengembangan Masyarakat 2007 Berita Acara Meeting Team Kecil CDC, 22 Maret 2007 MoM Meeting CDC, 9 Juni 2007 Berita Acara Meeting CDC, 14 Desember 2007 Surat Wakil Bupati Sumenep tentang Anggaran Perbaikan Pabrik Es dan Kelistrikan Pagerungan Besar Situs resmi pemerintah Kabupaten Sumenep www.sumenep.go.id
DAFTAR LAMPIRAN
1. Transkrip wawancara 1 2. Transkrip wawancara 2 3. Transkrip wawancara 3 4. foto-foto program community development KEI 2007 5. Surat ijin penelitian 6. Berita dari media elektronik 7. Tentang penulis
TRANSKRIP WAWANCARA 1 Nara Sumber : Bpk. Djalu Tjandroso, Bpk. Ono Sutarno, Bpk. Juhartomo, Bpk Kampoi Naibaho. Jabatan
: PR & Security Manager, ComDev Specialist
Tgl / Tempat wawancara: 14 Juli 2008 / Kangean Energy Indonesia, Jakarta office. A. Pengumpulan fakta dan perumusan masalah Pokok Pembicaraan : Latar belakang timbulnya konflik perusahaan dengan masyarakat Pagerungan pada Januari 2007. 1. Apa yang melatar belakangi demo masyarakat Pagerungan hingga pendudukan kantor perusahaan pada saat itu? Berdasarkan surat yang diterima oleh pihak perusahaan pada 4 Januari 2007 dari Ketua BPD Pagerungan Besar dan LPMD Pagerungan Besar yang mengatasnamakan masyarakat Pagerungan Besar bahwa masyarakat akan melakukan aksi demo damai yang akan diadakan pada hari sabtu tanggal 6 Januari 2007 jam 06.00wib sampai selesai. Mereka melakukan aksi demo damai tersebut untuk menuntut hak-haknya sebagai warga Pagerungan Besar yang diabaikan oleh berbagai pihak yang berwenang (termasuk EMP Kangean Ltd sebagai operator pada waktu itu) sejak dilakukannya pengeboran gas di Pagerungan Besar. 2. Apa saja yang menjadi tuntutan warga? Aksi demonstrasi mengajukan tuntutan yang dialamatkan ke Pemerintah Kabupaten dan Perusahaan, berupa antara lain: 1. Pembagian dari hasil pemboran gas di Pagerungan Besar senilai 2 (dua) milyar rupiah per tahun. Besar bagian tersebut harus berkembang setiap tahun sesuai laju kenaikan harga-harga. 2. Kelistrikan desa di Pagerungan Besar harus distandarkan dan dinormalkan sehingga bisa melayani kebutuhan seluruh masyarakat
1
3. Penuntasan pembanguan infrasturktur desa berupa pembangunan/perbaikan jalan desa sepanjang 15 kilometer dan pembangunan dermaga sehingga bisa disinggahi kapal perintis. 4. Peninjauan ulang serah terima pabrik es karena ternyata keadaannya ketika diserahkan sedang dalam kedaan tidak optimal. 5. Pekerjaan di Perusahaan EMP Kangean Limited yang bisa dikerjakan oleh masyarakat Pagerungan Besar jangan sampai di isi dengan pekerja luar. Pekerja yang sudah kadung didatangkan supaya dipulangkan dan diganti dengan orang Pagerungan Besar. 6. Program Community Development seharusnya lebih mengutamakan Desa Pagerungan Besar dan seleruh Desa di kecamatan Sapeken dibanding daerah lain.
3. itu?
Bagaimana kondisi perekonomian masyarakat Pagerungan pada saat
Masyarakat yang mayoritas hidup sebagai nelayan mencukupi kehidupannya dari kegiatan tersebut, sebagian ada yang bergerak dalam industri pembuatan perahu. Kegiatan pertanian dari memproduksi pisang, kacang tanah, singkong dan jagung. Boleh dibilang mereka masih susah. 4. Apakah masyarakat menyadari dampak yang ditimbulkan dari pendudukan / demo massa tersebut menyebabkan terhentinya pasokan gas di wilayah Jawa Timur? Massa demo pada waktu itu meminta untuk menghentikan semua aktifitas operasional di plant tersebut mereka tidak perduli akan dampak yang ditimbulkan sebelum tuntutan mereka dipenuhi. Dilakukan shut down plant untuk menghindari the worst case karena kondisi emergency. 5. Mengapa masyarakat merasa tidak mendapat manfaat maksimal dari perusahaan, bukankah program pengembangan sudah dijalankan bertahuntahun sejak kegiatan ekplorasi dimulai? Kangean telah melakukan kegiatan ramah lingkungan atau community development (comdev) sejak dimulainya kegiatan eksplorasi. di antara program comdev ada yang sampai melampaui batas rencana, tetapi ada yang belum tercapai sesuai target. Kegiatan comdev yang dilaksanakan di Kecamatan Sapeken, khususnya di Desa Pagerungan Besar sudah terealisir 99 persen.
2
6. Tindakan responsif apa yang dilakukan perusahaan ketika terjadi demo tersebut? 1. Kejadian ini dimasukkan dalam golongan situasi darurat (emergency), oleh sebab itu sesuai dengan tata atur yang berlaku emergency support group (ESG) di Jakarta diaktifkan. Komunikasi antara ruang ESG Jakarta dengan lapangan Pagerungan dilaksanakan secara intensif, dan atas dasar komunikasi tersebut, ESG Jakarta menghubungi BPMIGAS serta mencari bantuan KEPOLISIAN untuk pengendalian masyarakat yang melakukan pendudukan daerah tertentu operasi Pagerungan 2. Berkoordinasi dengan pemerintah setempat yaitu camat setempat untuk menyerahkan keamanan plant karena itu adalah aset negara 3. Kondisi yang tidak kondusif karena serbuan massa sejumlah 1000 orang menduduki lokasi kantor, dengan segera mengevakuasi karyawan yang ada ke tempat yang lebih aman ke Pulau Sepanjang, beberapa orang masih tertahan di plant pagerungan karena dihalang-halangi massa untuk keluar 4. Pagerungan plant di shut down dengan segera untuk menghindari hal-hal yang lebih buruk. 5. Melakukan mediasi dengan massa melalui camat dan kepolisian setempat, Pak Camat & pak Lurah menegosiasi agar masyarakat keluar dari Plant site dan kemudian akan dipilih perwakilan untuk melakukan perundingan (rencana negosiasi dilakukan di Surabaya) 7. Bagaimanakah kronologis dan dampak dari pendudukan /demo massa tersebut terhadap operasional perusahaan? • • • •
Massa masuk daerah kilang dengan merusak pagar dan menduduki selama 3 hari Kilang berhenti (shutdown) Produksi gas terhenti selama seminggu Evakuasi karyawan ke pulau lain
Penjabaran secara detil ada tiga kelompok kerugian yang timbul sebagai akibat kegiatan DEMO DAMAI ini, masing-masing menyangkut pribadi, perusahaan pada waktu itu yaitu EMP Kangean, dan kontraktor/ pelanggan gas. 1.
Pribadi
3
Kerugian pribadi pada dasarnya berupa kehilangan barang-barang pribadi dan/atau peralatan Perusahaan yang dipakaikan kepada pribadi-pribadi untuk keperluan bekerja. Daftar kerugian pribadi secara lengkap dapat dilihat dalam lampiran XX, total nilai kerugian pribadi ini sejumlah Rp xxxxxx 2.
Perusahaan
Perusahaan pada waktu itu EMP Kangean Limited secara langsung menderita kerugian sehubungan dengan adanya perusakan pagar dalam rangka masa DEMO DAMAI memaksa masuk ke dalam daerah terbatas. Selain hal tersebut, dari pemeriksaan gudang barang, diketahui ada beberapa barang yang hilang (lampiran XXX ) dengan total nilai kehilangan berjumlah Rp YYYYYY. Sedangkan “kerugian” yang paling besar adalah terhentinya produksi gas bumi dan kondensat dari lapangan Pagerungan selama xx hari. Terhentinya produksi gas bumi dan kondensate ini sangat mempengaruhi industri di Jawa Timur sebagai pelanggan/pengguna gas bumi, serta merupakan kejadian luar biasa bagi industri minyak & gas bumi di Indonesia, disamping mengakibatkan berkurangnya penerimaan bagian negara. 3.
Dari pihak kontraktor perusahaan
Rekanan bisnis (kontraktor dan pelanggan gas bumi) yang ikut mewnderita kerugian adalah: • PT Pelita Air Service, Casa CN 212 yang sedang melayani penerbangan charter dan berada di lapangan terbang Pagerungan menjadi ”sandera” dan akibatnya tidak dapat diterbangkan untuk perioda XX hari. Selain itu awak pesawat terpaksa ikut ”mengungsi” ke Sepanjang dan kembali ke Pagerungan, namun harus tinggal beberapa saat karena pesawat ”disandera”. • Para pelanggan gas bumi EMP Kanagean Limited di Jawa Timur, terdiri atas Pabrik pupuk Gresik (PKG), Pembangkit listrik PJB/PLN, penyalur gas bumi ke industri (PGN). Kerugian tidak langsung ini meliputi dapat terganggunya penyediaan pupuk untuk para petani, terganggunya stabilitas pasok listrik, serta kesulitan para industri yang menggunakan bahan bakar gas bumi untuk berproduksi. Masih patut disyukuri bahwa untuk kerugian golongan ini dapat diatasi dengan adanya cadangan gas dalam pipa EJGP (line pack) serta pasok gas dari K3S lain di Jawa Timur (Santos). •
Rasa terancam 4
8. Bagaimanakah sikap manjemen terhadap aksi protes penduduk setempat yang merasa tidak mendapat manfaat maksimal dari perusahaan? Manajemen perusahaan melalui perwakilan di lapangan untuk melakukan negosiasi meminta perwakilan Masyarakat yang akan melakukan nego dengan EMP Kangean, BPMIGAS, WABUP dan ESDM dilakukan di Surabaya untuk membicarakan tuntutan yang diajukan masyarakat, beberapa point-point yang sempat di review oleh pihak manajemen perusahaan tentang tuntutan masyarakat yaitu: a. Tuntutan 1; Diluar wewenang kita karena itu merupakan wewenangnya ESDM b. Tuntutan 2; Pihak EMP kangean ingin mengetahui apa yang dimaksud dengan Standarisasi. Kemungkinan akan dimasukkan ke program CDC atau diberikan 1 genset yang mereka kelola sendiri seperti Pagerungan Kecil. c. Tuntutan 3; akan memasukkan anggaran yang mungkin terbatas karena lapangan udara EMPKL belum diaspal karena keterbatasan dana d. Tuntutan 4; EMPKL menanyakan apa yang dimaksud tidak optimum utk point ini e. Tuntutan 5; Sudah banyak pekerja lokal yang dihire untuk keperluan operasional di Pagerungan dan yang lain-lainnya memerlukan keahlian f. Tuntutan 6; Kemungkinan akan dimasukkan ke program CDC 9. Mediasi dan kesepakatan apa saja yang dilakukan perusahaan untuk meredam konflik yang terjadi? Berdasarkan tuntutan yang diajukan masyarakat telah dilakukan kesepakatan bersama yaitu ¾ Bagi hasil Rp 2 milyar/tahun bertentangan dengan UU No. 33 Tahun 2004 ¾ Mengevaluasi manajemen pengelolaan kelistrikan ¾ Pembangunan jalan akan dilakukan bertahap dan pembangunan dermaga diperlukan proposal ke pemerintah pusat ¾ Peninjauan pabrik es dan akan diperhatikan PEMDA ¾ EMPKL meminta ketenagakerjaan
kontraktornya
untuk
memperhatikan
masalah
¾ Program comdev sudah mengutamakan Desa Pagerungan Besar dan Kecamatan Sapeken
5
B. Perencanaan dan program kegiatan Pokok Pembicaraan : Langkah-langkah yang ditempuh untuk mewujudkan program guna mencapai tujuan yang sudah ditetapkan, Strategi program community development. 10. Bagaimanakah pelaksanaan program community development KEI 2007? Berdasarkan aturan BP Migas tentang pola pelaksanaan CD, yaitu Kontraktor KKS dapat melaksanakan sendiri program CD melalui fungsi organisasi yang ada atau bermitra dengan pihak lain, misalnya pemerintah daerah setempat, perguruan tinggi, lembaga penelitian, kelompok swadaya masyarakat, dan/ atau institusi lainnya. Kangean dalam melaksanakan CD melibatkan tokoh masyarakat, pemda, camat, dan kades. Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan jadwal dan anggaran dana yang direncanakan dan sudah disetujui BPMIGAS. Pelaksanaan kegiatan CD mencakup persiapan hingga pelaporan. Tentunya, kompleksitas pelaksanaan kegiatan tergantung pada jenis kegiatan yang akan dilakukan. 11.
Program apa saja yang dilakukan dan langkah-langkah dalam
penyusunannya Penyiapan & persetujuan program sesuai dengan aturan BP Migas yaitu: 1 Kontraktor KKS mengajukan rencana program dan anggaran CD secara rinci kepada Dinas Hupmas untuk mendapat persetujuan berdasarkan work planning & budget (WP & B) yang telah disetujui BP Migas. 2 Rencana program dan anggaran CD dibuat per kwartal dan diajukan setiap awal bulan kwartal berjalan, sesuai dengan format pada lampiran II. 3 Perubahan dari rencana program anggaran dan anggaran CD yang telah disetujui, harus disetujui kembali oleh Dinas Hupmas BP Migas. 12.
Bagaimankah strategi untuk program pabrik es dan kelistrikan yang
menjadi tuntutan masyarakat? *diberikan data berita acara kronologis pabrik es dan kelistrikan tahun 200.
6
13.
Bagaimana dilakukannya monitoring program tersebut?
KEI membuat laporan pelaksanaan kegiatan program CD setiap kwartal ke BPMIGAS dan kepada ketua CDC (Wakil Bupati). Dan pada akhir tahun, disusun laporan tahunan. Untuk perbaikan dan evaluasi kegiatan CD, maka setiap tahunnya angggota CDC (Pemda, Tokoh Masyarakat, Kades, Camat, dan EMPK) melakukan evaluasi bersama atas pelaksanaan kegiatan program CD tahun sebelumnya. KEI mempresentasikan pencapaian pelaksanaan CD tahun sebelumnya di depan anggota CDC, termasuk jumlah dana yang dikeluarkan. 14.
Sejauh mana keterlibatan staf perusahan dalam pelaksanaan setiap
program? Dari mulai perencanaan program, pengajuan dana hingga evaluasi program yang dilakukan bersama-sama dengan team CDC, seperti a. Memberikan arahan terhadap kebijaksanaan program pengembangan masyarakat b. Mempertimbangkan dan memberikan rekomendasi terhadap rencana-rencana kegiatan pengembangan masyarakat yang akan dilaksanakan c. Mengadakan rapat koordinasi untuk menciptakan suasana kemitraan yang setara antara masyarakat, Pemerintah Daerah dan Perusahaan d. Melakukan monitoring terhadap pelaksanaan kegiatan pengembangan masyarakat untuk mengefektifkan pencapaian sasaran. 15.
Sejauh mana masyarakat dilibatkan dalam setiap program yang
dibentuk Melalui tokoh masyarakat dan kades yang merupakan team CDC bersama-sama dnegan pemda, camat dan pihak perusahaan melakukan perencanaan program hingga evaluasi program. 16.
Bagaimana cara menyelaraskan program community development
perusahaan dengan program pemerintah daerah? Diupayakan sinergikan dengan program pemerintah daerah melalui skala prioritas kebutuhan masayrakat serta dapat memberikan manfaat yang berkesinambungan dan agar tidak tumpang tindih.
17.
Bagaimana tanggapan Masyarakat terhadap program pengembangan
yang diberikan selama ini? Mereka pada dasarnya mendukung setiap program yang dilakukan tetapi mereka tidak konsisten terhadap program yang diberikan. 7
18.
Kendala apa saja yang dihadapi dilapangan dalam pelaksanaan
program community development ? ¾ masyarakat masih perlu di edukasi kembali setiap program yang diberikan walaupun awalnya sudah di sosialisasikan ¾ masyarakat kurang komitmen dalam melanjutkan program yang diberikan 19.
Bagaimana
menjalankan
kemitraan
dengan
masyarakat
dan
pemerintah setempat, (bantuan modal kecil/UKM, bantuan bimbingan/ pelatihan, kesempatan kerja di perusahaan)? Kita tidak memberikan modal kecil/pinjaman uang karena core perusahaan bukan seperti bank, bantuan bimbingan dan pelatihan yang diberikan contohnya 1. Pelatihan Menjahit, pembuatan kerupuk ikan, penanaman pohon pisang dan pengolahan buah pisang. 2. Penyuluhan Kesadaran Lingkungan 3. Pelatihan Wasit Sepak Bola 4. Pelatihan Pengolahan Ikan Untuk kesempatan bekerja di perusahaan telah banyak yang dipekerjakan mulai dari tingkat teknisi, sekurity,hingga tukang kayu dll.kurang lebih 80%. Dan semuanya sesuai dengan skill masing-masing.
20.
Bagaimanakah dukungan dan peran aktif Pemda setempat terhadap
setiap program yang akan dijalankan? Pemda sangat mendukung. Karena intinya membantu program kerja pembangunan daerah. Setiap program yang akan dijalankan di lakukan musyawarah yang dilakukan oleh Pemda, Camat, Kades, Tokoh Masyarakat untuk dilibatkan dalam penyusunan rencana kegiatan. 21.
Sejauh mana kemitraan yang dilakukan dapat mendukung program
community development perusahaan? Kemitraan terhadap community development sangat membantu karena sifatnya yang bottom up semua terlibat untuk kesuksesan program. Seperti rapat koordinasi dilakukan untuk menciptakan suasana kemitraan yang setara antara masyarakat, Pemerintah Daerah dan Perusahaan. Kemitraan seperti supply ikan dari masyarakat dimanfaatkan untuk kebutuhan catering perusahaan sehingga masyarakat memiliki sumber pendapatan yang jelas. Menyekolahkan anak-anak nelayan di salah satu akademi di Sidoarjo diharapkan bisa meneruskan sebagai nelayan yang modern Kemitraan terhadap perusahaan dapat membantu kelancaran operasional perusahaan, bila program CD berjalan baik maka diharapkan masyarakat akan mendukung operasional perusahaan. 8
22.
Sejauh mana keefektifan program tersebut, manfaat program,
pengaruh program terhadap komunitas, tindak lanjut program dan tingkat keberhasilan program? Program sangat bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat karena program disusun berdasarkan usulan kebutuhan masyarakat Pengaruh program bila dijalakan dengan komitmen tinggi seharusnya memberikan manfaat besar bagi masyrakat untuk lebih mandiri Tindak lanjut program melalui evaluasi program untuk mengukur tingkat keberhasilan program memlaui proper yaitu ukuran keberhasilan program,bagaimana kegiatan program CD tahun sebelumnya (apakah ada kegiatan lanjutan; kegiatan apa yang sudah dilakukan; kegiatan yang masih perlu dipertahankan, ditambahkan atau dikurangi untuk dilakukan (perbaikan). 23.
Bagaimanakah pengaruh perubahan manajemen / operator Blok Kangean terhadap program community development?
Tidak berpengatuh sama sekali program berjalan sesuai perencanaan karena di industry migas adalah suatu keharusan. Tidak ada yg dikurangi karena menyangkut base security bahkan mengurangi budget yg lain asal program CD tetap berjalan. 24.
Bagaimanakan program ini dibiayai? Apakah semua melalui cost
recovery? Bagaimanakah prosedur pengajuan program dan kendala apa yang dihadapi dalam setiap pengajuan program? Penyusunan rencana kegiatan melalui ”Musyawarah Komite Pengembangan Masyarakat (CDC)”. Secara umum, pertimbangan dalam penyusunan program CD adalah : - Usulan Manajemen Perusahaan KEI o Kegiatan program CD tahun sebelumnya (apakah ada kegiatan lanjutan; kegiatan apa yang sudah dilakukan; kegiatan yang masih perlu dipertahankan, ditambahkan atau dikurangi untuk dilakukan (perbaikan)? - Aspirasi dari masyarakat melalui Community Development Officer (CDO) o Melihat potensi wilayah sekitar - Usulan Pemerintah Daerah (Pemda) dengan mengacu ke anggaran daerah - Hasil Musyawarah Pembangunan Kecamatan (Musrenbang) akan Musyawarah Pembangunan Desa (Musbangdes) dari masing-masing desa - dKetiga usulan tersebut kemudian dibahas dalam Musyawarah Komite Pengembangan Masyarakat (CDC). - Pada kesempatan musyawarah CDC ini maka Pemerintah Kabupaten (Sumenep) dan Kangean Energy Indonesia Ltd. (KEI) dengan memperhatikan komitmen, kemampuan dan keterbatasannya menetapkan program-program 9
-
pengembangan masyarakat yang akan dilaksanakan sekaligus beserta dengan anggarannya. Hasil rencana kegiatan CD dari pertemuan CDC tersebut kemudian diajukan untuk disetujui oleh BPMIGAS. Setelah dan akan masuk biaya operasional kegiatan migas, sesuai aturan BP Migas PTK 017 pembiayaan CD ini adalah cost recovery tetapi baru-baru ini ada kepmen yang menyatakan bahwa program CD tidak lagi bisa di cost recovery.
25.
Program jangka panjang perusahaan untuk menciptakan kepedulian
sosial dilingkungan kerjanya termasuk program community development yang terkait dengan tujuan perusahaan. Program jangka panjang sedang dibicarakan karena baru-baru ini dikeluarkan keppres no. 3722/10/MEM.M/2008 tentang pembebanan biaya community development dalam kegiatan usaha hulu migas yaitu tidak adanya cost recovery lagi bagi program CD, perusahaan sedang menyusun strategi baru menegenai program CD ini. Strategi draftnya akan dilakukan sosialisasi terhadap masyarakat bahkan ke semua pihak mengenai kondisi yang ada. Pertama ke Pemkab dan meminta dukungan Pemda dan bpmigas untuk menginformasikan ke masyarakat. Program bottom up tidak bisa di akomodir lagi semua sesuai kebijakan perusahaan karena tidak cost recovery lagi. C. Aksi dan komunikasi Pokok Pembicaraan : mengetahui bagaimana perusahaan berkomunikasi terhadap
masayarakat
melalui
kegiatan
community relations untuk
menunjang pelaksanaan comdev dan implementasi program comdev 26.
Bagaimanakah cara perusahaaan berkomunikasi dengan masyarakat
sekitar, pendekatan apa yang dilakukan dan kendala apa yang dihadapi? Silaturahmi, courtesy call, dll. Jelasnya adalah melalui konsep CD yang mencakup 1. Community Services Merupakan pelayanan perusahaan untuk memenuhi kepentingan masyarakat seperti pembangunan fasilitas umum, antara lain: -
bantuan terhadap sarana pendidikan(program pemberian insentif guru honorer (non pns), pemberian beasiswa, rehabilitasi gedung sekolah, 10
-
kesehatan(sunatan massal), dan peribadatan(pembengunan masjid, program pengiriman da’i). bantuan sanitasi lingkungan (program penyuluhan lingkungan, air bersih) bantuan terhadap pembangunan jalan
2. Community Empowering Program yang berkaitan dengan memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk menunjang kemandiriannya, antara lain : -
pengembangan/penguatan kelompok swadaya masyarakat contohnya kursus menjahit. peningkatan kapasitas usaha masyarakat peningkatan kualitas sumberdaya manusia di bidang perikanan,
3. Community Relations Yaitu kegiatan yang menyangkut pengembangan komunikasi dan informasi kepada para pihak yang terkait, antara lain : -
27.
konsultasi publik penyuluhan teradap program yang akan dilaksanakan
Bagaimana dukungan manajemen terhadap komunikasi yang
dilakukan terhadap masyarakat setempat? Pada awalnya sangat mendukung karena ada panduan CD yg jelastentang industry migas tetapi sekarang saya jadi ragu karena panduan yang ada sekarang jadi tidak jelas semenjak ada keppen yg baru, setiap program yang akan dilakukan di ajukan dulu ke manajemen dan menunggu approvalnya 28.
Penyusunan pesan yang disampaikan kepada komunitas, melalui
media apa dan dengan cara bagaimana? Disampaikan melalui kegiatan bulanan, atau pada saat ada acara atau event2 yang diselenggarakan oleh kedua belah pihak, untuk kegatan program baru dilakukan sosialisasi dulu pertama dengan tokoh masyarakat dengan mendatangi langsung ke desa-desa tersebut.
11
29.
Bagaimanakah implementasi program yang sudah direncanakan dan
target pencapaian? Semua program sudah dijalankan sesuai kesepakatan contohnya sewaktu ada tinjauan dari pihak proper untuk menilai kegiatan CD yang berupa bantuan 3000 bibit pisang di pulau sepanjang ternyata tidak berjalan dengan baik awalnya diharapkan masy dapat membudidayakan bibit2 trsebut dan mampu meng-export ke luar daerah tetapi tidak berjalan sesuai rencana, begitu juga program bikin kerupuk ikan dan kulit ikan juga bakso hanya 2 orng yg masih menjalankan. 30.
Bagaimana penentuan kelompok sasaran program? Kelompok
sasaran adalah sejumlah orang yang akan ditingkatkan kualitas hidupnya melalui program yang telah ditetapkan.? Wilayah sasaran kegiatan Program Pengembangan Masyarakat (CD) KEI, pada prinsipnya didasarkan pada pendekatan besaran ”interaksi” dengan perusahaan dan ”daerah administrasi”. Dengan pendekatan tersebut, maka wilayah sasaran kegiatan CD KEI dibagi dalam tiga kategori, yaitu yang disebut dengan ring 1, 2, 3. Ring 1 merupakan daerah yang secara langsung terkena dampak kegiatan operasi perusahaan dan memiliki tingkat hubungan/interaksi yang tinggi dengan masyarakat setempat. 31.
Bagaimanakah penyediaan tenaga pelaksana program apakah melalui
LSM, masyarakat setempat atau perusahaan terjun langsung ke lapangan? Program CD tersebut dilakukan oleh Pemda, Camat, Kades, Tokoh Masyarakat dan pihak perusahaan yang dilibatkan dalam penyusunan rencana kegiatan melalui ”Musyawarah Komite Pengembangan Masyarakat (CDC). Adapun tugas-tugas pokok Komite Pengembangan Masyarakat Kecamatan Sapekan adalah meliputi: e. Memberikan arahan terhadap kebijaksanaan program pengembangan masyarakat f. Mempertimbangkan dan memberikan rekomendasi terhadap rencanarencana kegiatan pengembangan masyarakat yang akan dilaksanakan g. Mengadakan rapat koordinasi untuk menciptakan suasana kemitraan yang setara antara masyarakat, Pemerintah Daerah dan Perusahaan h. Melakukan monitoring terhadap pelaksanaan kegiatan pengembangan masyarakat untuk mengefektifkan pencapaian sasaran.
12
32.
Bagaimanakah sumber dana dan sarananya? Sumber adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menunjang program kegiatan, termasuk di dalamnya adalah sarana, sumber dana, dan sumber daya manusia.? Kontraktor KKS mengajukan rencana program dan anggaran CD secara rinci kepada Dinas Hupmas untuk mendapat persetujuan berdasarkan work planning & budget (WP & B) yang telah disetujui BP Migas. Rencana program dan anggaran CD dibuat per kwartal dan diajukan setiap awal bulan kwartal berjalan, sesuai dengan format pada lampiran II. Perubahan dari rencana program anggaran dan anggaran CD yang telah disetujui, harus disetujui kembali oleh Dinas Hupmas BP Migas. Setelah program disetujui dana dikeluarkan oleh pihak perusahaan, sarana dan prasarana dilakukan secara kemitraan oleh team CDC. 33.
Penentuan strategi dan jadwal kegiatan. Strategi adalah cara atau
metoda yang dapat digunakan dalam melaksanakan program kegiatan. Melalui tahapan2 berikut a.
Usulan Manajemen Perusahaan KEI o Kegiatan program CD tahun sebelumnya (apakah ada kegiatan lanjutan; kegiatan apa yang sudah dilakukan; kegiatan yang masih perlu dipertahankan, ditambahkan atau dikurangi untuk dilakukan (perbaikan)? o Aspirasi dari masyarakat melalui Community Development Officer (CDO) o Melihat potensi wilayah sekitar
b.
Usulan Pemerintah Daerah (Pemda) dengan mengacu ke anggaran daerah c. Hasil Musyawarah Pembangunan Kecamatan (Musrenbang) akan Musyawarah Pembangunan Desa (Musbangdes) dari masing-masing desa d. e.
Ketiga usulan tersebut kemudian dibahas dalam Musyawarah Komite Pengembangan Masyarakat (CDC). Pada kesempatan musyawarah CDC ini maka Pemerintah Kabupaten (Sumenep) dan Kangean Energy Indonesia Ltd. (KEI) dengan memperhatikan komitmen, kemampuan dan keterbatasannya menetapkan program-program pengembangan masyarakat yang akan dilaksanakan sekaligus beserta dengan anggarannya. 13
D. Monitoring dan Evaluasi Pokok pembicaraan: mengungkap tingkat keberhasilan program yang dijalankan selama ini 34.
Apakah program dilaksanakan sesuai dengan strategi dan jadwal
kegiatan? Proses kegiatan, Monitorong pelaksanan kegiatan. Semua sudah dilaksanakan sesuai jadwal dan menurut perusahan sudah tampak keberhasilan yang nyata seperti dalam penyediaan fasilitas umum dan pendidikan sudah ada sekolah yang bagus, dan pemberian beasiswa dan fasilitas ibadah dan lain sebagainya yang awalnya sebelum dilakukan pengembangan tidak ada apa-apa akan tetapi untuk program keberlanjutan seperti pelatihan yang diberikan agar masyrakat mandiri masih kurang karena tidak adanya komitmen dari masyarakat iu sendiri untuk maju.padahal program yang diberikan sesuai permintaan mereka. 35.
Apakah masyarakat memperoleh transparansi aktivitas penyaluran
dana untuk program pengembangan. Sudah pasti setiap program ada pelaporannya dan transparan sekali karena team CDC yang termasuk juga tokoh masyarakat selalu mengikuti pertemuan bulannan yang diadakan. 36.
Sejauh mana program pengembangan yang dilakukan selama ini
dalam meningkatkan perekonomian dan kemandirian masyarakat. Ya karena kurang konsistennya masyarakat jadi banyak program yang tidak maksimal, ketika diberi pengelolaan pabrik es ternyata mereka tidak mampu menjalankannya banyak faktor lain juga selain maintenance yang tinggi dan banyaknya pesaing2 yang mulai bermunculan. 37.
Apakah program sudah mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan?. -
Ukuran keberhasilan program,
Berdasarkan data sekunder program comdev dari tahun 2000 -2007 sudah terealisasi dengan baik, hanya beberapa yang masih memerlukan tindakan lanjutan, baru2 ini dikeluarkan pedoman KPI dari BP Migas akan dilakuakan proper yang lebih akurat mengenai tingkat keberhasilan program CD. 14
Untuk tahun 2007 probram pabrik es dan kelistrikan di programkan kembali ke tahun 2008 (diberikan data realisasi program)
-
Faktor-faktor kegagalan program
¾ Kurang konsistenya masyarakat terhadap program yang di berikan ¾ Masyarakat masih belum menyadari manfaat dari program yang diberikan ¾ Masyarakat untuk memelihara sesuatu masih kurang ¾ Perusahaanpun frustasi terhadap masyarakat yang selalu menuntut dan mau mudahnya saja. ¾ Keterbatasan dana karena produksi kangean semakin menurun
38.
Bagaimana hasil akhir yang diharapkan Sebagai hasil akhir yang merupakan muara dari seluruh kegiatan
program-program pengembangan masyarakat ialah diharapkan dicapainya aktifitas sosial ekonomi masyarakat setempat yang berkelanjutan di satu sisi dan kegiatan operasional KEI yang juga berkelanjutan di sisi lain.
15
TRANSKRIP WAWANCARA 2 Nara Sumber : Bapak Yulandi Abd Rochim dan Bpk . H. Syamsul Ma’arif Jabatan
: Kepala Desa dan tokoh masyarakat Pagerungan Besar, Kecamatan Sapeken
Tgl / Tempat wawancara: 18 Juli 2008 / Desa Pagerungan Besar. A. Pengumpulan fakta dan perumusan masalah Pokok Pembicaraan : Latar belakang timbulnya konflik perusahaan dengan masyarakat Pagerungan pada Januari 2007. 1. Apa yang melatar belakangi demo masyarakat Pagerungan hingga pendudukan kantor perusahaan pada saat itu? Masyarakat merasa sudah cukup bersabar sejak perusahan pertama datang waktu itu dikelola oleh Arco di wilayah tersebut yang berproduksi pada 1994 sudah produksi sampai saat ini hasil dari produksi tidak ada apa-apanya bagi masyarakat intinya kurang memeberi manfaat, masyrakat merasa tidak diberikan apa-apa baik oleh pihak pemerintah daerah maupun perusahaan itu sendiri. Bantuan yang diberikan selama ini perlu pembuktian secara fakta tentang kondisi lapangan dari informasi memang banyak yg diberikan tetapi realisasinya masih kurang tidak sebagus yg di informasikan keluar oleh kondisi lingkungan masih buruk”. 2. Apa saja yang menjadi tuntutan warga? Aksi demonstrasi mengajukan tuntutan yang dialamatkan ke Pemerintah Kabupaten dan Perusahaan, berupa antara lain: 1. Pembagian dari hasil pemboran gas di Pagerungan Besar senilai 2 (dua) milyar rupiah per tahun. Besar bagian tersebut harus berkembang setiap tahun sesuai laju kenaikan harga-harga.
1
2. Kelistrikan desa di Pagerungan Besar harus distandarkan dan dinormalkan sehingga bisa melayani kebutuhan seluruh masyarakat 3. Penuntasan
pembanguan
infrasturktur
desa
berupa
pembangunan/perbaikan jalan desa sepanjang 15 kilometer dan pembangunan dermaga sehingga bisa disinggahi kapal perintis. 4. Peninjauan ulang serah terima pabrik es karena ternyata keadaannya ketika diserahkan sedang dalam kedaan tidak optimal. 5. Pekerjaan di Perusahaan EMP Kangean Limited yang bisa dikerjakan oleh masyarakat Pagerungan Besar jangan sampai di isi dengan pekerja luar. Pekerja yang sudah kadung didatangkan supaya dipulangkan dan diganti dengan orang Pagerungan Besar. 6. Program Community Development seharusnya lebih mengutamakan Desa Pagerungan Besar dan seleruh Desa di kecamatan Sapeken dibanding daerah lain. 3. Bagaimana kondisi perekonomian masyarakat Pagerungan pada saat itu? Masyarakat
yang
mayoritas
hidup
sebagai nelayan
ya
mencukupi
kehidupannya dari hasil mencari ikan yang kondisinya tidak menentu. Hingga saat ini pun terus terang masih jauh dari makmur. 4. Apakah masyarakat menyadari dampak yang ditimbulkan dari pendudukan / demo massa tersebut menyebabkan terhentinya pasokan gas di wilayah Jawa Timur karena operasi perusahaan terhenti? Awalnya masyarakat ingin bertemu dengan pihak perusahaan membicarakan tentang permasalahan yang ada tetapi pihak perusahaan tidak mau menerima sehingga masyarakat memaksa untuk masuk, tetapi kami tidak pernah bertujuan hingga operasional terhenti apalagi anarkhis terbukti dari kami tidak merusak atau mengambil apapun disitu dan perusahaan yang men-shut down plant tersebut karena ketakutan, sebenarnya kalau perusahaan merasa 2
tidak mempunyai masalah kepada masyarakat kenapa musti takut untuk diajak bertemu. Kami datang beramai-ramai karena ingin lebih di dengar dan di perhatikan baik oleh pemda maupun perusahaan karena aspirasi kami selama ini tidak pernah sampai. 5. Mengapa masyarakat merasa tidak mendapat manfaat maksimal dari perusahaan, bukankah program pengembangan sudah dijalankan bertahun-tahun sejak kegiatan ekplorasi dimulai? Pertama kali perusahaan datang ke Pagerungan Besar pada tahun 1990 untuk pembebasan tanah waktu itu tanah kita hanya di hargai Rp. 1500,/m2 yang pada waktu itu jauh dari harga umum. Perusahaan yang pada waktu itu bernama ARCO bersama-sama Pemda menjanjikan akan memberikan manfat yg lebih besar pada masyarakat kenyataan yang terjadi hingga kini tidak ada apa-apa.
6. Tindakan responsif apa yang dilakukan perusahaan utnuk menjawab tuntutan masyarakat perusahaan pada waktu itu meminta tokoh masayarakat untuk melakukan negosisi berama-sama dengan pihak perusahaan, BPMIGAS, WABUP dan ESDM untuk dilakukan di Surabaya Beberapa point-point tuntutan masyarakat yang di respon pihak perusahaan yaitu: a. Tuntutan 1; Perusahaan mengatakan bahwa hal tersebut diluar wewenangnya karena itu merupakan wewenang pemerintah dalam hal ini ESDM b. Tuntutan 2; Pihak perusahaan yang waktu itu adalah EMP kangean ingin mengetahui apa yang dimaksud dengan Standarisasi. Mereka menawarkan 1 genset yang akan kita kelola sendiri seperti yang diberikan ke Pagerungan Kecil. c. Tuntutan 3; akan memasukkan anggaran yang mungkin terbatas karena lapangan udara EMPKL belum diaspal karena keterbatasan dana 3
d. Tuntutan 4; EMPKL menanyakan apa yang dimaksud tidak optimum utk point ini e. Tuntutan 5; Sudah banyak pekerja lokal yang dihire untuk keperluan operasional di Pagerungan dan yang lain-lainnya memerlukan keahlian tetpai kenyataannya tidak demikian malah hingga kini malah di kurangi. f. Tuntutan 6; Kemungkinan akan dimasukkan ke program CDC
7. Mediasi dan kesepakatan apa saja yang dilakukan perusahaan untuk meredam konflik yang terjadi? Berdasarkan tuntutan yang diajukan masyarakat dari hasil pertemuan di Surabaya maka kesepakatan yang telah dilakukan adalah •
Bagi hasil Rp 2 milyar/tahun bertentangan dengan UU No. 33 Tahun 2004
•
Mengevaluasi manajemen pengelolaan kelistrikan
•
Pembangunan jalan akan dilakukan bertahap dan pembangunan dermaga diperlukan proposal ke pemerintah pusat
•
Peninjauan pabrik es dan akan diperhatikan PEMDA
•
EMPKL
meminta
kontraktornya
untuk
memperhatikan
masalah
ketenagakerjaan •
Program comdev sudah mengutamakan Desa Pagerungan Besar dan Kecamatan Sapeken B. Perencanaan dan program kegiatan
Pokok Pembicaraan : Langkah-langkah yang ditempuh untuk mewujudkan program guna mencapai tujuan yang sudah ditetapkan, Strategi program community development.
4
8. Bagaimanakah pelaksanaan program community development yang dilakukan Kangean ?
Tidak tepat sasaran. Karena apa yang dibutuhkan masyarakat tidak diakomodir oleh perusahaan dari hasil kesepakatan pertama kali setelah pembebasan tanah warga telah dijanjikan dari sekian harga tanah akan di alokasikan dana sebesar 1 M untuk 8 fasilitas seperti jalan, listrik, masjid, sekolah.tetapi hingga kini masyarakat tidak merasakan apa-apa. Setelah dibentuk community development committee-pun apa yang diajukan masyarakat tidak pernah terealisasi hingga sekarang, mereka membuat program yang kita harus sudah terima apa adanya.
9. Program apa saja yang dilakukan dan langkah-langkah dalam penyusunannya ? Sebenarnya yang diberikan ke masyarakat bisa dilihat secara administrasi sudah banyak diberikan, seperti perbaikan masjid, sekolah dan lain-lain tapi hanya beberapa saja tidak semua desa, tidak sampai kebawah, pada waktu pembebasan tanah tahun 1990 tanah kami yang di hargai 1500/m2kami tidak terima hingga pada waktu itu tokoh masyarakat sapai bertemu dengan presiden pada waktu orde baru tersebut yang di putuskan akan dialokasikan dana sebesar 1 Milyar untuk 8 prasarana di Pagerungan Besar dan sudah sempat dirasakan masyarakat pada tahun 1994 seiring dengan produksi migas sudah berjalan. Tetapi tinggal listrik dan pembangunan jalan saja yang belum direalisasikan. Pembangunan jalan hingga kini masih belum jelas kelanjutannya yang katanya akan dilakukan bertahap tetapi sekarang terhenti dan masalah kelistrikan perusahaan dari awal sudah mematok 200 kva untuk semua masyarakat Pagerungan Besar. Tetapi seiring dengan bertambahnya penduduk dari tahun-ke tahun jumlah tersebut tidak mencukupi sehingga masyarakat meminta untuk ditambah tetapi hingga kini belum di penuhi. 5
Program pembangunan pabrik es dari awal sudah di kelola pihak perusahaan melalui comdev officer padahal seharusnya langsung di berikan ke masyarakat tetapi tidak di lakukan. Diberikan ke masyarakat ketika kondisi tidak ekonomis. 10. Bagaimana pihak perusahaan melakukan monitoring pada program yang sudah di rencanakan seperti pada program pabrik es ynag akhirnya tidak terlaksana di tahun 2007? Pada program prabrik es manajemen awal dikelola oleh perusahaan melalui comdev officer, pada saat itu hanya pagerungan besar yang memiliki pabrik es tetapi seiring dengan ketatnya persaingan dan semakin tingginya biaya operasional tidak seimbang antara pemasukan dan pengeluaraa. Pada saat itu pabrik es pengelolaannya baru diserahkan ke masyarakat melalui pemda lalu ke kades dan masyarakat banyak yang tidak mendukung karena tahu tidak akan berjalan dan akhirnya pabrik tersebut mengalami kerugian hampir 14 juta. Dan akhirnya tidak berproduksi lagi. Olah karena itu masyarakat meminta untuk diaktifkan kembali. Pada tahun 2001 dibentuk komite untuk menjalankan kegiatan community development(CD) ini namanya seperti yang sudah disebutkan diatas yaitu CDC yang anggotanya
Pemda, Tokoh
Masyarakat, Kades, Camat, dan EMPK, setiap tahun dilakukan evaluasi dan perenacanaan program tetapi setiap program yang kita ajukan pada meeting pertama kali yang disebut Musbangdes hingga akhir proses tidak ada alias program yang kita ajukan tidak di penuhi dan selalu begitu dari tahun ke tahun. 11. Sejauh mana keterlibatan staf perusahan dalam pelaksanaan setiap program? Perusahaan sudah terlibat melalui CD officer mereka dari pertama kali kegiatan CD dilakukan tahun 1992 hingga pembentukan musyawarah komite pengembangan masyarakat (CDC) tahun 2000 dan sampai sekarang. Perusahaan adalah bagian dari tim tersebut tetapi mereka tidak bisa 6
memfasilitasi program yang diajukan masyarakat agar disampaikan ke Pemda setempat untuk selanjutnya ke BP Migas.
12. Sejauh mana masyarakat dilibatkan dalam setiap program yang dibentuk? Semenjak dimulainya kegiatan CD di Pagerungan Besar tahun 1992 dilibatkannya masyarakat masih kurang karena semua dikelola oleh CD officer perusahaan seperti pengelolaa pabrik es yang awalnya dikelola oleh pihak perusahaan dan baru diserahkan ke masyarakat ketika sudah tidak menguntungkan. Pada periode CDC yang anggotanya Pemda, Camat, Kades, Tokoh Masyarakat,dan perusahaan setiap program diajukan melalui Musyawarah Pembangunan Kecamatan (Musrenbang) akan Musyawarah Pembangunan Desa (Musbangdes) dari masing-masing desa Ketiga usulan tersebut kemudian dibahas dalam musyawarah komite pengembangan masyarakat (CDC). Pada kesempatan musyawarah CDC ini maka Pemerintah Kabupaten (Sumenep) dan Kangean Energy Indonesia Ltd. (KEI) menetapkan program-program pengembangan masyarakat yang akan dilaksanakan sekaligus beserta dengan anggarannya. Hasil rencana kegiatan CD dari pertemuan CDC tersebut kemudian diajukan untuk disetujui oleh BPMIGAS. Jadi masyarakat memang dilibatkan melaui kades dan tokoh masyarakat tetapi program yang diajukan tidak pernah sampai ke atas. Jadi yang di jalankan tidak pernah sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
13. Menurut
Bapak
bagaimana
penyelarasan
program
community
development perusahaan dengan program pemerintah daerah?
Menurut saya tidak jelas karena sewaktu program dari perusahaan muncul dari Pemda hilang begitu juga sebaliknya katanya sih biar tidak tumpang tindih tetapi seharusnya program APBD tetap harus berjalan tanpa menunggu program perusahaan. Hingga kini masyarakat masih belum mengerti. 7
14. Bagaimana tanggapan Masyarakat terhadap program pengembangan yang diberikan selama ini?
Masyarakat pada dasarnya senang dibantu tapi harus sesuai dengan kebutuhan dan saya rasa program ini tidak tepat sasaran karena apa yang diajukan oleh masyarakat relaitasnya tidak sampai.
15. Bagaimanakah efek nyata keberhasilan CD yang dirasakan langsung oleh masyarakat sesudah program dilakukan? Untuk beberapa prasarana umum seperti perbaikan sekolah dan masjid, kesehatan, insentif guru, sudah sempat dinikmati masyarakat tahun 1994 dan lapangan migas juga sudah berproduksi tetapi masih ada yang belum terealisasikan seperti pabrik es yang tujuannya untuk memandirikan masyarakat belum berjalan dengan baik.
16. Pandangan masyarakat tentang kegiatan eksplorasi Migas yang dilakukan Kangean.
Mereka
sangat
mendukung
karena
awalnya
dijanjikan
akan
ada
pengembangan tetapi kenyataannya tidak demikian hingga sekarang masyarakat masih belum memperoleh manfaat yang maksimal.
17. Bagaimana kemitraan dengan masyarakat dan pemerintah setempat, dan kesempatan bekerja di perusahaan yang menjadi salah satu tuntutan masyarakat pada demo 2007?
Bantuan modal tidak ada, bantuan bimbingan dan pelatihan yang diberikan contohnya, pelatihan menjahit, pembuatan kerupuk ikan, penanaman pohon pisang dan pengolahan buah pisang pernah dilakukan. Juga penyuluhan
8
Kesadaran Lingkungan, Pelatihan Wasit Sepak Bola, Pelatihan Pengolahan Ikan Untuk kesempatan bekerja di perusahaan awalnya sekitar 100 orang yang dipekerjakan tetapi semakin lama semakin berkurang karena setiap tahun perusahaan melakukan pengurangan dan bila ini berlangsung terus lamalama akan habis tanpa memperoleh pengembangan.
18. Bagaimanakah dukungan dan peran aktif Pemda setempat terhadap setiap program yang akan dijalankan? Pemda pada dasarnya mendukung. Karena intinya membantu program kerja pembangunan daerah. Setiap program yang akan dijalankan di lakukan musyawarah yang dilakukan oleh Pemda, Camat, Kades, Tokoh Masyarakat untuk dilibatkan dalam penyusunan rencana kegiatan. Tetapi Pemda itu tidak pernah terjun langsung melihat kondisi masyarakat dilapangan begitu ada masalah baru mereka muncul.
19. Sejauh mana kemitraan yang dilakukan dapat mendukung program community development? Kemitraan tidak berjalan, pabrik es yang pernah dijalankan hanya utuk kepentingan perusahaan dan pemda saja ketika sudah tidak menguntungkan baru di berikan ke masyarakat. 20. Sejauh mana keefektifan program tersebut, manfaat program, pengaruh program
terhadap
komunitas,
tindak
lanjut
program,
tingkat
keberhasilan program? Tidak efektif, sejak 2000 CDC dibentuk tidak bisa memfasilitasi kebutuhan masyarakat padahal awalnya diinfokan bahwa CDC ini adalah spesial dibentuk hanya ada di kecamatan Sapeken dan merupakan proyek percontohan, tetapi kenyataannya infrastruktur banyak yang tidak sampai ke desa-desa pelosok yang seharusnya semua program APBD dan CD menjangkau ke semua kecamatan Sapeken dengan 9 desanya. Dan untuk desa
9
Pagerungan besar sebagai desa penghasil seharusnya memperoleh fasilitas lebih tetapi ini sama saja. Program dari masyarakat sudah diajukan tapi tidak pernah sampai keatas dan realisasinya tidak ada, selalu di tunda di janjikan akan dimasukkan ke budget tahun berikutnya tetapi selalu tidak ada. Keputusan suatu program CD sepertinya sudah menjadi keputusan perusahaan dan pemda saja kita tinggal terima saja. C.
Aksi dan komunikasi
Pokok Pembicaraan : mengetahui bagaimana perusahaan berkomunikasi terhadap masayarakat untuk
menunjang
pelaksanaan
comdev
dan
implementasi program comdev. 21. Bagaimanakah cara perusahaaan berkomunikasi dengan masyarakat terkait dengan program yang tidak terealisasi pada 2007?
Hubungan dengan pihak masyarakat sebenarnya kurang harmonis karena banyak aspirasi masyarakat yang tidak di dengarkan misalnya, Pada kegiatan community services berupa penyediaan fasilitas jalan dan listrik hingga kini belum terealisasi walaupun penyediaan prasarana umum lainnya sudah pernah dilakukan. Dan beberapa yang masih berjalan hingga kini seperti Bantuan terhadap sarana pendidikan(program pemberian insentif guru honorer (non pns), pemberian beasiswa masih ada tetapi diikurangi untuk tahun 2007 saja hanya satu itupun saya yang ngotot untuk diberikan, pernah di lakukan rehabilitasi gedung sekolah, kesehatan pernah ada sunatan massal, dan peribadatan pembangunan masjid, program pengiriman da’i. Tetapi semenjak saya menjabat kades dari tahun 2007 hingga sekarang tidak ada kegiatan apa-apa.
10
Untuk community empowering Program yang berkaitan dengan memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk menunjang kemandiriannya, antara lain : pengembangan/penguatan kelompok swadaya masyarakat contohnya kursus menjahit, itu dulu tahun-tahun terakhir sudah tidak ada lagi Untuk kesempatan bekerja di perusahaan tidak banyak sekitar 100 orang karyawan lokal yang diperkerjakan di perusahaan setiap tahun selalu ada pengurangan, sehingga bukannya semakin banyak yang dipekerjakan tetapi semakin sedikit, malah sering didatangkan dari luardaerah seperti surabaya, jakarta dll. Padahal bila memanfaatkan orang lokal biaya jadi lebih murah karena tidak perlu menyediakan tempat tinggal, kalau mengenai skill yang kurang saya tidak terima karena yang didatangkan dari luar daerah itu yang mengajari adalah mayarakat lokal yang sudah bekerja bertahun-tahun dan lebih pintar karena berpengalaman, kalu dari segi pendidikan yang didatangkan dari luar daerah itu mungkin menang tapi praktek di lapangan kalah dia dengan pengalaman masyarakat lokal. Ada masalah lain juga seperti bila tenaga kerja lokal banyak omong tahutahu besok sudah di keluarkan.Pengembangan juga tidak ada dari tahun1994 yg bekerja sebagai tukang rumput sampai sekarang ya itu-itu saja tidak ada pengembangan padahal bukannya mereka tidak mampu tapi tidak di beri kesempatan saja. Masyarakat di sini sebenarnya sudah maju dan banyak yang pintar bahkan banyak yang bekerja di luar daerah di perusahaan migas juga dan pertambangan seperti di freeport dan migas di natuna, dll. Mereka keluar daerah karena tidak memperoleh tempat di Perusahaan di Pagerungan Besar.
11
Community Relations Yaitu kegiatan yang menyangkut pengembangan komunikasi dan informasi kepada para pihak yang terkait, antara lain : Tidak ada pengembangan komunikasi, hubungan pun selama hampir dua tahun ini baru sekali saja beberapa tokoh masyarakat di undang buka puasa tahun 2007 oleh pihak perusahaan. Hubungan silaturahmi jadi kurang baik tidak adanya pendekatan ke masyarakat seperti bila kami undang pada acara acara desa pihak perusahaan tidak ada yang datang.
22. Bagaimanakah implementasi program yang sudah direncanakan dan target pencapaian pada 2007? Program pabrik es dan kelistrikan tidak berjalan di tahun 2007 karena program yang diajukan masyarakat tidak di lakukan sehingga implementasi program tidak sesuai kebutuhan masyarakat, perencanaan yang di ajukan tidak pernah sampai ke atas.
23. Bagaimanakah penyediaan tenaga pelaksana program apakah melalui LSM, masyarakat setempat atau perusahaan terjun langsung ke lapangan? kerjasama dengan berbagai pihak, diantaranya: Pemerintah Setempat (Kabupaten, Kecamatan, Desa), Perguruan Tinggi, Dinas Teknis (Kesehatan, Perikanan, Perhutani), SEAMEO Biotrop dan kontraktor/ konsultan lingkungan. Program pabrik es melibatkan masyarakat tetapi setelah kondisi tidak menguntungkan.
24. Bagaimanakah sumber dana dan sarananya?
Sumber adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menunjang program kegiatan, termasuk di dalamnya adalah sarana, sumber dana, dan sumber daya manusia.
12
Dana dan prasarana dari pihak perusahaan yang nantinya masuk biaya operasional untuk di cost recovery setelah memperoleh persetujuan BP Migas tetapi hingga kini kami tidak pernah tahu seberapa besar dana yang dianggarkan untuk program CD ini, mereka hanya menginformasikan bahwa untuk kegiatan CD tahun ini telah dianggarkan sekian besar kecilnya tergantung penerimaan dari sini (produksi migas di Pagerungan Besar) dan belum tahu untuk tahun depannya, Mengenai
sumber
dayanya
untuk
program
pabrik
es
memang
memperkerjakan masyarakat tetapi pengelolaannya tetap di pegang perusahaan pada waktu itu sehingga masyarakat tidak mandiri.
25. Bagaimanakah pengaruh perubahan manajemen / operator Blok Kangean terhadap program community development?
Perubahan pengelola/ operator blok kangean ini kami tahu dari beberapa sumber saja tetapi perusahaan tidak pernah menginformsikan secara langsung dan program tetap saja sama seperti sebelumnya permintaan kami masih belum terealisasi.
D.
Monitoring dan Evaluasi
Pokok pembicaraan: mengungkap tingkat keberhasilan program yang dijalankan selama ini 26. Apakah program pabrik es dan kelistrikan dilaksanakan sesuai dengan strategi dan jadwal kegiatan?. Pada awalnya memang diberikan beberapa program seperti prasarana umum dan sudah sempat di rasakan oleh masyarakat tahun 1994, tetapi sejak di bentuk CDC, kegiatan CD yang dilakukan semakin tidak mengakomodir kebutuhan masyarakat banyak yang diajukan tetapi tidak sampai ke atas yang akhirnya di jadwalkan untuk masuk ke budget tahun berikutnya, tetapi selalu 13
saja begitu tidak sampai dan akan dijadwalkan ke tahun berikutnya lagi sampai seterusnya, seperti pabrik es, fasilitas jalan dan penambahan daya listrik dari dulu hingga sekarang belum di realisasikan. Pemilihan program yang ada tidak sesuai dengan keinginan masyarakat.
27. Apakah masyarakat memperoleh transparansi aktivitas penyaluran dana untuk program pengembangan? Berapakah pendanaan pabrik es dan kelistrikan tersebut? Tidak ada, katanya besar kecilnya dana tergantung dari hasil yang di terima dari sini. Untuk perbaikan pabrik es dianggarkan 250 juta untuk 2007 tapi hingga sekarang realisasinya belum ada dan setelah demo tersebut baru akan di tinjau kembali. Hingga 2008 ini belum juga dilaksanakan. Anggaran listrik tahun 2006, 2007 hingga kini juga belum di realisasikan. Anggaran CDC ini tidak pernah transparan berapa setiap tahunnya. Sebenarnya yang paling banyak mengambil dana adalah pabrik es, tetapi pelaksanaanya belum ada. Budget sudah dianggarkan tetapi belum direalisasikan hingga sekarang. 28. Sejauh mana program pengembangan yang dilakukan selama ini dalam meningkatkan perekonomian dan kemandirian masyarakat. Belum ada, masyarakat masih belum merasakan secara maksimal program yang di berikan. Bahkan kami masih belum memiliki fasilitas untuk kemandirian. Seperti pabrik es yang hingga kini masih tertunda-tunda dll. 29. Harapan Bapak untuk kedepan Perusahaan harus konsisten terhadap apa yang sudah dijanjikan. Masyarakat pada dasarnya menuntut yang memang menjadi haknya tidak lebih. Mereka juga sadar dan tahu diri. Jika terus terusan seperti ini lebih baik biaya CD itu untuk biaya sekolah atau beasiswa saja buat semua masyarakat biar mereka jadi lebih pintar dan bisa sekolah lebih tinggi sehingga bisa lebih maju. 14
TRANSKRIP WAWANCARA 3 Nara Sumber : KH. Ahmad Dhahlan Jabatan
: Wakil Bupati Sumenep
Tgl / Tempat wawancara: 13 Juli 2008, Jakarta A. Pengumpulan fakta dan perumusan masalah Pokok Pembicaraan : Latar belakang timbulnya konflik perusahaan dengan masyarakat Pagerungan pada Januari 2007. 1. Apa yang melatar belakangi demo masyarakat Pagerungan hingga pendudukan kantor perusahaan pada saat itu? Masyarakat
itu
terlalu
memaksakan
kehendak
karena
permintaan-
permintaannya tidak masuk akal bagaimana bisa di penuhi.
2. Apa saja yang menjadi tuntutan warga? 1. Mereka menuntut pembagian dari hasil pemboran gas di Pagerungan Besar senilai 2 (dua) milyar rupiah per tahun. Besar bagian tersebut harus berkembang setiap tahun sesuai laju kenaikan harga-harga. Hal ini ya tidak mungkin wong tidak ada undang-undangnya untuk desa. 2. Tentang kelistrikan minta tambah dayanya jadi 350kva dan dibebaskan biayanya, ya tidak bisa mau di bebaskan segala-galanya, di mana-mana pake listrik itu harus bayar, selama ini sudah dibantu dengan 200kva itu nilainya equivalen dengan Rp 1.647.175.078,- per tahun. Dengan menggunakan dasar perhitungan tersebut, untuk daya listrik 350 KVA perkiraan nilainya sekitar Rp 2.882.556.387,- per tahun untuk satu desa saja yaitu pagerungan besar jadi itu tidak masuk akal dan kondisi keuangan perusahaan juga tidak memungkinkan, masyarakat kalau selalu di bantu jadi tidak mandiri. jika produksi gas habis dan perusahaan hengkang mereka mau bagaimana. 1
3. Bagaimana kondisi perekonomian masyarakat Pagerungan pada saat itu? Masyarakat
yang
mayoritas
hidup
sebagai nelayan
ya
mencukupi
kehidupannya dari hasil mencari ikan makanya dengan adanya program CD ini sangat membantu masyarakat. 4. Apakah masyarakat menyadari dampak yang ditimbulkan dari pendudukan / demo massa tersebut menyebabkan terhentinya pasokan gas di wilayah Jawa Timur karena operasi perusahaan terhenti? Masyarakat menyadari tapi pura-pura tidak mengerti saja, mereka menuntut sesuatu yang tidak ada undang-undangnya. 5. Mengapa masyarakat merasa tidak mendapat manfaat maksimal dari perusahaan, bukankah program pengembangan sudah dijalankan bertahun-tahun sejak kegiatan ekplorasi dimulai? Tidak semua keinginan masyarakat bisa dipenuhi, semua ada skala prioritas dan sudah transparan, program berdasarkan yang diajukan masyarakat juga dan melihat kondisi keuangan perusahaan, semua terkait dengan kemampuan perusahan juga. Sewaktu
di dirikan mesjid saja masyarakat tidak mau
mengelolanya maunya di bantu terus ya tidak bisa. Untuk pabrik es awalnya memang yang mengelola perusahaan tapi memang aturannya harus begitu jadi ya ikuti aturan saja. 6. Tindakan responsif apa yang dilakukan pemda setempat terkait demo dan tuntutan masyarakat? Demo itu sudah menjadi tugas perusahaan dan pihak keamanan, bukan tugas Pemda sudah ada kewenangan masing-masing , camat pun tugasnya bukan untuk mengamankan demo. Mengenai
tuntutan
masyarakat,
Pemda
hanya
memfasilitasi
dan
menghubungkan dengan pihak perusahaan untuk melakukan negosisi beramasama dengan pihak perusahaan, BPMIGAS, WABUP dan ESDM. 2
7. Kesepakatan yang dihasilkan dari meeting di Surabaya tersebut terkait tuntutan masyarakat? Berdasarkan tuntutan yang diajukan masyarakat dari hasil pertemuan di Surabaya maka kesepakatan yang telah dilakukan adalah •
Bagi hasil Rp 2 milyar/tahun bertentangan dengan UU No. 33 Tahun 2004
•
Mengevaluasi manajemen pengelolaan kelistrikan
•
Pembangunan jalan akan dilakukan bertahap dan pembangunan dermaga diperlukan proposal ke pemerintah pusat
•
Peninjauan pabrik es dan akan diperhatikan PEMDA
•
EMPKL
meminta
kontraktornya
untuk
memperhatikan
masalah
ketenagakerjaan •
Program comdev sudah mengutamakan Desa Pagerungan Besar dan Kecamatan Sapeken B. Perencanaan dan program kegiatan
Pokok Pembicaraan : Langkah-langkah yang ditempuh untuk mewujudkan program guna mencapai tujuan yang sudah ditetapkan, Strategi program community development. 8. Bagaimanakah pelaksanaan program community development selama ini dan setelah dibentuk CDC ? Sudah bagus dan sesuai dengan perencanaan dan usulannya sendiri dari masyarakat yang lalu ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi keuangan perusahaan, dan semua program yang akan dilakukan disinergikan jangan sampai tumpang tindih.
3
9. Program apa saja yang telah dilakukan dan langkah-langkah dalam penyusunannya Semua kegiatan sesuai dengan yang diajukan masyarakat, seperti prasarana umum, sekolah, masjid, kesehatan dll, setelah dibicarakan di CDC ditentukan desa mana yang akan menerima, kegiatan CD ini bukan untuk Pagerungan Besar saja tetapi semua desa di kecamatan Sapeken. 10. Bagaimanakah monitoring program yang dilakukan pemda selama ini? Dari pihak pemda pengawasan diserahkan ke camat setempat 11. Sejauh mana keterlibatan pemda dalam pelaksanaan setiap program? Pemda adalah juga anggota CDC dari mulai penyusunan rencana kegiatan dengan memberikan usulan yang mengacu ke anggaran daerah Usulan-usulan dari perusahaan, masyarakat dan pemda tersebut kemudian dibahas dalam Musyawarah Komite Pengembangan Masyarakat (CDC). -
Pada kesempatan musyawarah CDC ini maka Pemerintah Kabupaten (Sumenep) dan Kangean Energy Indonesia Ltd. (KEI) dengan memperhatikan komitmen, kemampuan dan keterbatasannya menetapkan program-program pengembangan masyarakat yang akan dilaksanakan sekaligus beserta dengan anggarannya. Hasil rencana kegiatan CD dari pertemuan CDC tersebut kemudian diajukan untuk disetujui oleh BPMIGAS.
12. Sejauh mana masyarakat dilibatkan dalam setiap program yang dibentuk? Dilibatkan terus dari mulai perencanaan, penentuan program, pelaksanaan dan evaluasinya melalui tokoh masyarakat dan kades yang termasuk dalam tin CDC itu.
4
13. Menurut
Bapak,
bagaimana
penyelarasan
program
community
development perusahaan dengan program pemerintah daerah?
Ya itu gampang saja tinggal kita sandingkan saja program daerah dan CD mana yang akan dijalankan terlebih dahulu karena APBD itu dananya terbatas jadi CD akan sanga membantu.
14. Bagaimana tanggapan Masyarakat terhadap program pengembangan yang diberikan selama ini?
Ya pastinya menerima dengan baik karena itukan untuk memenuhi kebutuhan mereka juga kalau ada yang masih tertunda ya akan dilanjutkan lagi dan semua terkait dengan keterbatasan dana dari perusahaan, masalah ada program yang dibilang tidak dilakukan sebenarnya itu dipotong-potong saja programnya jadi masing-masing program ada sendiri budgetnya mana yang akan dilakukan lebih dulu dan usulan ini sudah di bicarakan di CDC meeting yang tokoh masyarakat dan kades juga menyetujuinya. Jadi tidak ada yang tidak tahu semua ada filesnya di berita acara.
15. Dari sekian program yang diberikan program manakah yang sudah memberikan dampak positif masyarakat (berjalan hingga kini)?
Semua program memberikan dampak positif dan semua berkelanjutan bila ada yang tertunda atau harus dilanjutkan lagi ya di anggarkan untuk tahun berikutnya
selama program tersebut untuk peningkatan pembangunan
manusia akan di lanjutkan terus. Sebenarnya tujuan dari program CD adalah untuk
meningkatkan
index
pembangunan
manusia
indonesia
yang
diselaraskan dengan program pembangunan daerah.
5
16. Menurut Bapak apa yang menjadi hambatan program kelistrikan dan pabrik es? Masyarakat belum siap pengelolaannya dan dana yang dibutuhkan juga masih kurang sehingga di anggarkan kembali ke tahun 2008.
17. Bagaimanakah efek nyata keberhasilan CD yang dirasakan langsung oleh masyarakat sesudah program dilaksanakan?
Semua yang diberikan sudah memberikan efek nyata keberhasilan dan sudah pasti ada bedanya dari sebelum program dilaksanakan.
18. Bagaimanakah pandangan masyarakat tentang kegiatan eksplorasi Migas kedepan pasca konflik yang dialami?
Sebenarnya kegiatan migas itu harus tetap jalan dan bukan kewenang masyarakat untuk menghalangi, kalau semua kegiatan migas tergantung pada masyarakat bisa hancur negara ini karena mereka akan minta macam-macam dan perusahaan itu kan investor yang mau datang bila menguntungkan kalo tidak yah pergi semua mereka.
19. Bagaimanakah jalinan kemitraan yang dilakukan oleh pemda setempat dengan
masyarakat dan perusahaan dan kesempatan kerja di
perusahaan? Melalui team community development committee dari perencanaan hingga evaluasi program. Kemitraan dengan melibatkan masyarakat untuk ikut andil dalam perencanaan program sudah dilakukan, tinggal masyarakat yang harus lebih mengerti kondisi yang ada tidak semua bisa di penuhi. Kesempatan kerja ya sesuai skill dan testnya.
6
20. Bagaimanakah dukungan dan peran aktif Pemda setempat terhadap setiap program yang akan dijalankan? Pemda pada dasarnya mendukung. Karena intinya membantu program kerja pembangunan daerah. Setiap program yang akan dijalankan di lakukan musyawarah yang dilakukan oleh Pemda, Camat, Kades, Tokoh Masyarakat untuk dilibatkan dalam penyusunan rencana kegiatan. Kegiatan program di awasi oleh camat.
21. Sejauh mana keefektifan program tersebut, manfaat program, pengaruh program
terhadap
komunitas,
tindak
lanjut
program,
tingkat
keberhasilan program? Sudah efektif dan tentu saja bermanfaat bagi masyarakat karena itu program diajukan mereka dan untuk mereka juga dan sudah berhasil dilihat dari fasilitas-fasilitas yang ada dibandingkan sebelum program dijalankan kalau ada yang harus dilanjutkan ya akan dianggarkan di tahun berikutnya.
22. Bagaimanakah pengaruh perubahan manajemen / operator Blok Kangean terhadap program community development?
Tidak ada masalah semua berjalan sesuai program yang direncanakan perubahan manajemen itu urusan perusahaan.kegiatan CD tetap berjalan.
C.
Aksi dan komunikasi
Pokok Pembicaraan : mengetahui bagaimana perusahaan berkomunikasi terhadap
masyarakat
untuk
menunjang
pelaksanaan
comdev
dan
implementasi program comdev. 23. Bagaimanakah cara pemda berkomunikasi dengan masyarakat sekitar, pendekatan apa yang dilakukan selama ini, bagaimanakah penerimaan masyarakat? 7
Pemda disini bersama tim CDC selalu mensosialisasikan setiap program yang akan dijalankan dan tentang kondisi keuangan perusahaan karena produksi migas itu suber daya alam yang tidak terbarukan semakin lama semakin habis jadi masyarakat harus memahami, tetapi biasalah masyarakat maunya kan semua dipenuhi.
24. Bagaimanakah implementasi program 2007 yang sudah direncanakan dan target pencapaian? Program yang diajukan dibicarakan di tingkat kecamatan baru di ajukan ke kabupaten, semua di bicarakan dalam meeting CDC melalui skala prioritas dan dilihat dari kemampuan dana perusahaan.
25. Bagaimanakah penyediaan tenaga pelaksana program apakah melalui LSM, masyarakat setempat atau perusahaan terjun langsung ke lapangan? kerjasama dengan berbagai pihak, diantaranya: Pemerintah Setempat (Kabupaten, Kecamatan, Desa), Perguruan Tinggi, Dinas Teknis (Kesehatan, Perikanan, Perhutani).
26. Bagaimanakah sumber dana dan sarananya?
Sumber adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menunjang kegiatan, termasuk di dalamnya adalah sarana, sumber dana, dan sumber daya manusia.
Pemda memiliki dana APBD dan perusahaan dana CD yang diajukan ke BP Migas dan lalu program disandingkan, usulan dari masyarakat..
8
D.
Monitoring dan Evaluasi
Pokok pembicaraan: mengungkap tingkat keberhasilan program yang dijalankan pada tahun 2007. 27. Apakah program dilaksanakan sesuai dengan strategi dan jadwal kegiatan?. Semua sudah sesuai perencanaan setiap tahun, semua datanya ada di setiap kegiatan yang dilakukan bila ada yang harus dilanjutkan ya dilanjutkan lagi untuk program di tahun berikutnya.Untuk pabrik es dan kelistrikan yang tidak terlaksana karena masyrakat belum siap.
28. Bagaimana dengan pengawasan dari pihak pemda sendiri terhadap program pabrik es dan kelistrikan tahun 2007 ? Pemda bersama perusahaan meminta masyarakat untuk segera membuat perincian anggaran agar bisa di ajukan ke BP Migas. 29. Ketika ke dua program tersebut belum juga terlaksana hingga triwulan ke tiga apakah tindakan pemda? Yah pemda menyerahkan kembali semua ke masyarakat, pemda sudah mengirimkan team untuk melakukan survey terhadap pabrik es selebihnya diserahkan ke masyarakat. 30. Apakah masyarakat memperoleh transparansi aktivitas penyaluran dana untuk program pengembangan? Ya sudah tentu, kan setiap tahun dilakukan evaluasi pencapaian program disitu anggaran yang digunakan untuk apa saja dilaporkan dan masyarakat melalui perwakilannya yaitu para tokoh masyarakat dan kades juga hadir. Kalau untuk program tahun berikutnya dana di ajukan dulu ke BP Migas.
9
31. Sejauh mana program pengembangan yang dilakukan selama ini dalam meningkatkan perekonomian dan kemandirian masyarakat. Semua program ditujukan untuk kemandirian masyarakat makanya tidak boleh di fasilitasi terus-menerus mereka harus bisa mengelola apa yang sudah diberikan tetapi untuk mengelola mesjid mereka tidak mampu. 32. Harapan Bapak untuk kedepan Migas merupakan sumber daya alam yang tidak tergantikan, masyarakat harus memahami tidak semua permintaan mereka bisa terpenuhi. Apa yang sudah diberikan untuk dimaksimalkan penggunaannya dan di jaga, masyarakat harus mandiri karena tidak bisa mengandalkan perusahaan migas yang semakin lama produksinya semakin berkurang.
10
peselisihan pihaknya dengan masyarakat pemilik tanah itu hanya karena miskomunikasi saja, namun saat ini masalah itu sudah selesai hari ini. Perusahaan mengeluarkan kebijakan harga sewa tanah tersebut sama dengan harga sewa tahun lalu. Menyoal kehadiran sejumlah aparat keamanan di lokasi perusahaan, Moh. Jalu menuturkan, memang dilokasi perusahan sedang dijaga oleh keamanan laut (Kamla), karena bagaimanapun juga dilokasi perusahahan itu perlu dijaga, terutama alat-alat vitalnya. Sementara itu berdasarkan informasi yang dihimpun News Room, Camat setempat mengadakan pertemuan dengan pemilik tanah dengan PT. EMP Kangean Ltd guna menyelesaikan masalah ini. ( Yasik, Esha )
7
TENTANG PENULIS
Mira Fajar, wanita kelahiran Surabaya yang berulang tahun setiap 7 April ini, menyelesaikan studinya di Akademi Bahasa Asing Indonesia dan Inter Studi College di Jakarta pada 1998. Enam tahun yang lalu pernah
bergabung
di
salah
satu
perusahaan
penerbangan asing di Middle East, sebagai Air Crew. Setelah keluar dari penerbangan asing tersebut, Mira bergabung dengan perusahaan penyedia alat berat untuk perusahaan minyak dan gas bumi bernama PT. Indoturbine
sebagai
Administrator
of
Asset
Management Services for Solar Turbines. Selang beberapa tahun, ia ditempatkan di salah satu client perusahaan bernama British Petroleum (BP) Indonesia. Easy to understand, diikuti dengan kemauan yang keras dan keinginan untuk maju itulah yang memberi kesempatan wanita yang suka berenang ini di percaya untuk terjun langsung di perusahaan migas tersebut sebagai Operation Maintenance Assistant. Di sinilah pengalaman dan pengetahuan mengenai kegiatan perminyakan diperolehnya. Hal tersebut dikarenakan ia banyak menangani pekerjaan-pekerjaan teknik yang seharusnya dilakukan oleh seorang Mechanical Engineer. Sosok yang mempunyai hobby photography and travelling ini, sekarang bekerja di multinational oil and gas company bernama Kangean Energy Indonesia Ltd. dengan posisi terakhir sebagai Assistant to Executive VP and Deputy General Manager. Motto yang selalu dibawanya adalah “easy going and be positive as there is nothing either good or bad but thinking makes it so”.