ANALISIS STRATEGI BISNIS IKAN HIAS AIR TAWAR CV VIZAN FARM
MUHDIAR BAHRIL
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Strategi Bisnis Ikan Hias Air Tawar CV Vizan Farm adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Oktober 2013 Muhdiar Bahril NIM H34070074
ABSTRAK MUHDIAR BAHRIL. Analisis Strategi Bisnis Ikan Hias Air Tawar CV Vizan Farm. Dibimbing oleh HENY K DARYANTO Besarnya potensi dan peluang membudidayakan ikan hias air tawar di Indonesia telah menarik banyak perusahaan dan pembudidaya perorangan untuk mengambil keuntungan darinya. CV Vizan Farm adalah salah satu perusahaan yang membudidayakan ikan hias air tawar. Jumlah pembudidaya yang meningkat setiap tahun membuat persaingan menjadi ketat dan menuntut Vizan Farm untuk memformulasikan dan memilih kebijakan strategi bisnis yang tepat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor lingkungan internal dan eksternal, memformulasikan alternatif strategi, dan menentukan prioritas strategi yang dapat diterapkan oleh Vizan Farm. Lingkungan internal dan ekstenal dianalisis menggunakan IFE dan EFE. Formulasi alternatif strategi dibuat menggunakan matriks IE dan SWOT. Prioritas strategi dipilih menggunakan metode matriks QSP. Berdasarkan hasil matriks IE, posisi bisnis Vizan Farm berada di posisi kedua yang berarti bisnisnya berada dalam kondisi internal yang rata-rata dan kondisi eksternal yang kuat yang dapat diartikan sebagai bisnins yang sedang tumbuh dan membangun. Berdasarkan matriks QSP diperoleh hasil prioritas strategi yang sebaiknya dipilih yaitu mengevaluasi biaya operasional untuk melakukan efisiensi. Kata kunci: ikan hias air tawar, manajemen strategik, strategi bisnis
ABSTRACT MUHDIAR BAHRIL. Business Strategy Analysis of Ornamental Fish Freshwater at CV Vizan Farm. Supervised by HENY K DARYANTO. The magnitude of the potential and opportunities in cultivation freshwater ornamental fish in Indonesia has attracted many companies and individual farmers to take benefit from it. CV Vizan Farm is one who breed and cultivate freshwater ornamental fish. The number of farmers who quickly increasing made the competition will be more rigorous and demanding Vizan Farm to formulate policies and choose the right business strategy. The purpose of this research is to analyze the internal and external environment factors, formulating alternative business strategies, and set priorities of business strategies which can be applied by Vizan Farm. Internal and external environments are analyzed using the IFE and EFE. Business strategy formulation made with IE and SWOT matrix. Priority strategies selected the method of QSP matrix. Based on the scores IE matrix, business positions of vizan farm are in second cell, which means the business is in a state of being average internal and strong external conditions and Vizan Farm business can be described as a growing business and building. The result obtained QSPM highest strategic priority is to evaluate the operational costs in order to make efficiencies. Keywords: freshwater ornamental fish, strategic management, business strategy
ANALISIS STRATEGI BISNIS IKAN HIAS AIR TAWAR CV VIZAN FARM
MUHDIAR BAHRIL
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
Judul Skripsi: Analisis Strategi Bisnis Ikan Hias Air Tawar CV Vizan Farm Nama : Muhdiar Bahril NIM : H34070074
Disetujui oleh
Dr Ir Heny K Daryanto, M.Ec Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Nunung Kusnadi, MS Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya dan Shalawat serta salam yang tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad Saw sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2011 ini ialah Strategi Bisnis, dengan judul Analisis Strategi Bisnis Ikan Hias Air Tawar CV Vizan Farm. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Heny K Daryanto selaku pembimbing skripsi dan Bapak Burhan selaku pembimbing akademik yang telah banyak memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Sugeng dan seluruh karyawan yang telah bersedia memberikan izin untuk melakukan penelitian di CV Vizan Farm dan membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, seluruh keluarga, dan sahabat atas segala doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Oktober 2013 Muhdiar Bahril
DAFTAR ISI DAFTAR ISI
vii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
ix
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
2
Tujuan Penelitian
4
Manfaat Penelitian
4
Ruang Lingkup Penelitian
5
TINJAUAN PUSTAKA
5
Ikan Hias Air Tawar
5
Penelitian Terdahulu
5
KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Teoritis Kerangka Pemikiran Operasional METODE PENELITIAN
8 8 15 18
Lokasi dan Waktu
18
Data dan Sumber Data
18
Metode Pengumpulan Data
18
Metode Analisis Data
19
HASIL DAN PEMBAHASAN
25
Sejarah dan Perkembangan Usaha
25
Lokasi Perusahaan
26
Visi dan Misi Perusahaan
26
Struktur Organisasi Perusahaan
26
Lingkungan Internal Perusahaan
27
Lingkungan Eksternal Perusahaan
34
Analisis Faktor Internal dan Eksternal
41
Tahap Masukan (Input Stage)
47
Tahap Pencocokan (Matching Stage)
51
Tahap Keputusan (Decision Stage)
55
SIMPULAN DAN SARAN
55
Simpulan
55
Saran
56
DAFTAR PUSTAKA
57
LAMPIRAN
59
RIWAYAT HIDUP
81
DAFTAR TABEL 1 Potensi lahan budidaya dan tingkat pemanfaatan perikanan Indonesia tahun 2011 ( hektar ) 2 Penelitian bobot faktor analisis perusahaan 3 Matriks IFE 4 Penelitian bobot faktor strategis eksternal perusahaan 5 Matriks EFE 6 Matriks SWOT 7 Alat analisis QSPM 8 Jumlah SDM Vizan Farm berdasarkan tingkat pendidikan 9 Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita Indonesia tahun 2006-2010 10 Kekuatan dan kelemahan yang dihadapi Vizan Farm 11 Peluang dan ancaman yang dihadapi Vizan Farm 12 Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) Vizan Farm 13 Matriks EFE (External Factor Evaluation) Vizan Farm
1 20 20 21 22 23 24 27 35 44 47 49 50
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Model lima kekuatan dari kompetisi (Porter) Alur Kerangka Operasional Matriks IE Struktur Organisasi Vizan Farm Kegiatan packing (a) dan pengantaran (b) Akuarium pemeliharaan induk (a) & contoh induk platydoras (b) Sampling kematangan gonad jantan (a) dan betina (b) Penyuntikan rangsangan hormonal Proses penebaran telur Akuarium larva (a) dan waring pemeliharaan benih (b) Kolam beton dalam (a) dan kolam beton luar Sampling pertumbuhan (a) dan grading benih (b) Grafik tingkat inflasi Indonesia 2006-2011 Kultur pakan artemia (a) dan penyuntikan ovaprime Tampilan awal situs vizanfarm.com Matriks IE bisnis Vizan Farm Matriks SWOT Vizan Farm
11 17 23 27 30 31 32 32 32 33 33 34 36 38 39 51 54
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5 6 7
Data penjualan Vizan Farm bulan juli Data penjualan Vizan Farm bulan agustus Data penjualan Vizan Farm bulan september Data penjualan Vizan Farm bulan oktober Data penjualan Vizan Farm bulan november Data penjualan Vizan Farm bulan desember Data kelompok pembudidaya dan perusahaan saingan
59 59 59 60 60 61 61
8 9 10 11 12 13
Data keuangan Vizan Farm juli - desember 2012 Hasil kuisioner responden 1 Epi Parida (Manajer Vizan Farm) Hasil Kuisioner Responden II Ade (Karyawan Vizan Farm) Hasil Kuisioner Responden III Meity S Hadingrum,SP,MM Hasil Kuisioner Responden IV Elis Hasil matriks QSP
62 63 67 71 75 79
PENDAHULUAN Latar Belakang Perikanan merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi besar dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Berdasarkan data statistik perikanan tahun 2011, sektor ini memberikan kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 3,11% terhadap total PDB nasional. Selain itu terdapat lebih dari 6 juta orang bekerja pada sektor perikanan, baik sebagai nelayan, pembudidaya, maupun tenaga kerja di bidang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. Pembangunan perikanan Indonesia berdasarkan Statistik Perikanan dapat dikelompokan dalam dua kategori yaitu perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Seiring majunya pengetahuan dan teknologi dalam bidang perikanan, banyak jenis ikan yang sekarang dapat di budidayakan tanpa harus menangkapnya langsung dari alam. Hal ini memungkinkan perusahaan dalam industri perikanan untuk memasok permintaan ikan secara berkelanjutan tanpa harus tergantung pada ketersedian ikan tersebut di alam. Indonesia memiliki wilayah perairan dan daratan yang luas dan berpotensi untuk pengembangan industri perikanan. Namun belum semua potensi tersebut dimanfaatkan dengan baik sehingga terdapat peluang yang besar dalam melakukan usaha di sektor perikanan terutama budidaya. Adapun potensi lahan budidaya dan tingkat pemanfaatan perikanan Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1. Usaha budidaya perikanan dapat dibagi menjadi dua kategori berdasarkan habitat asli ikan yang dibudidayakan yaitu budidaya ikan air tawar dan budidaya ikan laut. Budidaya ikan air tawar dapat dilakukan di tambak, kolam, sawah, keramba, atau jaring apung. Sedangkan budidaya ikan laut dapat dilakukan di jaring apung ataupun long line. Ikan hias air tawar merupakan salah satu komoditas perikanan bernilai ekonomis untuk di budidayakan. Nilai ekspor ikan hias tercatat sangat besar dan selalu meningkat setiap tahunnya. Tercatat dalam Statistik Perikanan Indonesia nilai ekspor ikan hias tahun 2007 sebesar US$ 7,3 juta, 2008 US$ 8,3 juta, 2009 US$ 10 juta, 2010 US$ 12 juta, dan 2011 sebesar US$ 19,8 juta dengan jumlah produksi ikan hias sebesar 834 juta ekor . Meskipun nilai ekspor ikan hias terus mengalami kenaikan, namun jumlahnya belum signifikan di banding besarnya potensi sumber daya ikan hias Indonesia yang mencapai 1,5 milyar ekor pertahun. Tabel 1 Potensi lahan budidaya dan tingkat pemanfaatan perikanan Indonesia tahun 2011 ( hektar ) Jenis Budidaya
Potensi
Tambak Kolam Perairan Umum Sawah Laut
2.963.717 541.100 158.125 1.536.289 12.545.072
Sumber: Kelautan dan Perikanan dalam Angka
Pemanfaatan 613.175 241.891 1390 165.688 177.649,30
Peluang Pengembangan 610.901 299.209 156.735 1.370.601 12.427.423
2 Peluang pasar terutama ekspor ke berbagai negara di Asia, Amerika, Eropa, Timur Tengah, dan Australia masih terbuka1. Selain itu, permintaan ikan hias di pasar domestik-pun semakin meningkat seiring bertambahnya kesadaran masyarakat terhadap estetika ruangan dan kepercayaan bahwa memelihara ikan hias dapat menurunkan tingkat stress dan kepenatan dalam menjalani kesibukan bekerja sehari-hari. Saat ini ada ratusan jenis ikan hias air tawar yang beredar di pasaran dunia dan hampir 90%-nya merupakan ikan hias tropis. Hal ini menyebabkan Indonesia yang beriklim tropis sangat cocok untuk budidaya berbagai jenis ikan hias dan memungkinkan berproduksi sepanjang tahun. Selain itu, sumber daya alamnyapun mendukung, yaitu potensi lahan yang masih luas, sumber air melimpah, dan pakan alami masih cukup banyak. Demikian pula dengan banyaknya penduduk Indonesia masih memungkinkan masuknya banyak tenaga kerja dalam sektor ini (Lesmana 2001). Pemerintah melalui Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produksi dan pemasaran ikan hias nasional. Pemerintah membangun Cibinong Raiser di Jawa Barat dan Sub Raiser di Jawa Timur dan Yogyakarta sebagai sentra pengembangan ekspor ikan hias. Selain itu, pemerintah juga membuat Balai Penelitian dan Pengembangan Ikan Hias di Depok dan Lampung untuk menghasilkan benih ikan hias yang bermutu baik dan menjaga kelangsungan produksi ikan hias yang berkelanjutan. Besarnya potensi dan peluang untuk berbudidaya ikan hias air tawar di Indonesia telah menarik banyak perusahaan atau petani perseorangan untuk ikut mendapatkan keuntungan dari usaha budidaya ikan hias air tawar. Saat ini ada sekitar 48 ribu pembudidaya ikan hias air tawar di seluruh daerah di Indonesia dan setiap tahunnya diperkirakan akan semakin bertambah2. Banyaknya jumlah pembudidaya ikan hias air hias air tawar dapat berdampak positif bagi perkembangan perekonomian Indonesia khususnya sektor perikanan. Keunggulan kompetitif perikanan Indonesia akan semakin meningkat dan tentunya kesejahteraan orang yang bekerja di industri ikan hias-pun akan semakin meningkat pula. Namun hal ini perlu disertai dengan keputusan strategi dan kebijakan bisnis yang tepat oleh pembudidaya agar dapat bertahan dan menang dalam industri ikan hias, baik di dalam negeri maupun persaingan global. Perumusan Masalah CV Vizan Farm merupakan salah satu perusahaan yang membudidayakan ikan hias air tawar. Vizan Farm berdiri pada bulan april 2005 di Sawangan, Depok, Jawa Barat. Luas areal Vizan Farm yaitu 5500 m2, namun untuk lahan yang digunakan sebagai tempat produksi sekitar 3500 m2 dan sisanya digunakan sebagai tempat mes karyawan, kantor, kebun dan lahan kosong. Selama ini aktivitas perusahaan didanai oleh investasi pribadi dari pemiliknya yaitu Bapak Sugeng. Selanjutnya untuk pembiayaan terhadap pengembangan usaha dan penambahan modal kerja yaitu berasal dari keuntungan yang diperoleh perusahaan. 1
KKP. 2011. Nilai Ekspor Ikan Hias. http://www.kkp.go.id [8 maret 2011] KKP. 2011. Kekuatan Ikan Hias Air Tawar Indonesia. http://www.kkp.go.id [8 maret 2011]
2
3 Saat ini Vizan Farm memproduksi 33 jenis ikan hias air tawar beragam ukuran antaralain; Apistogramma Cocotedeus, Red Nose, Neon Berlian, Synodontis, Corydoras Panda, Tiger Catfish, Pontius Denisonii, Frontosa, Diamond Tetra, Rossy Tetra, Ctenopoma A, Congo Tetra, Blue King, Sky Blue Tetra, Blackghost, Leopard Catfish, Red Galaxy, Discus Blue Diamond, Cardinal Tetra, Neon Tetra, Neon Tetra Albino, Coridoras Sterbai, Oscellaris, Red Nose Albino, Silver Dollar, Ctenopoma, Red Phantom, Discus Bue Torquisse, Whiteghost, Synodontis Eupterus, Palmery, Yellow Phantom, Kissing Gurami Ballon Albino. Namun ikan hias jenis Red Nose, Tetra, dan Discus masih merupakan produksi prioritas dan penyumbang penjualan terbesar bagi Vizan Farm. Hasil produksi Vizan Farm biasanya dijual kepada perusahaan pengumpul di sekitar Depok dan Bogor yang akan menjualnya kembali ke pedagangpedagang pengecer maupun kepada eksportir di seluruh Indonesia, akan tetapi konsumen akhir atau hobiis juga dapat membeli langsung kepada Vizan Farm. Sebagai salah satu perusahaan yang mengambil kesempatan untuk mendapatkan keuntungan yang optimal dengan memenuhi permintaan terhadap ikan hias air tawar, Vizan Farm tentunya dituntut untuk memiliki strategi bisnis yang tepat agar dapat bertahan dan meraih kemenangan dalam persaingan di sektor ini, namun dalam pengambilan prioritas kebijakan strategi bisnis, Vizan Farm juga menghadapi beberapa permasalahan atau kendala yang muncul, baik dari faktor lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Berdasarkan data penjualan Vizan Farm juli sampai desember 2012 yang terdapat pada lampiran 1 diperoleh hasil bahwa angka penjualan ikan hias Vizan Farm masih berfluktuatif untuk setiap jenisnya. Hal ini disebabkan penjualan ikan hias Vizan Farm masih mengandalkan permintaan yang datang dari para konsumen dan tidak adanya perjanjian kerjasama dengan konsumen mengenai waktu pembelian, kuantitas maupun kualitas produk yang akan di pesannya. Hal ini menjadi kelemahan yang membuat Vizan Farm sulit untuk menentukan secara pasti target jumlah ikan hias yang harus diproduksinya setiap siklus produksi. Saat ini sumberdaya manusia yang ada di Vizan Farm berjumlah tujuh orang namun akibat tidak adanya penetapan tugas dan standar kinerja yang tertulis menyebabkan banyak pekerjaan yang dikerjakan secara tumpang tindih dan ada beberapa kegiatan penting bagi perusahaan yang terabaikan. Ketika salah seorang karyawan tidak dapat hadir untuk bekerja maka pekerja lainnya menggantikan tugas pekerja yang tidak masuk sehingga terjadi pekerjaan ganda bagi pekerja yang menggantikan. Selain itu, apabila terjadi pekerjaan berlebih di salah satu kegiatan produksi dan pemasaran seperti pemberian pakan, sortir, packing, atau pengiriman ikan hias ke pembeli maka pekerja lain harus membantu untuk menyelesaikan tugas tersebut. Pengelolaan informasi manajemen-pun masih sering terabaikan. Pencatatan dan pengolahan data-data penting seperti data keuangan, data konsumen, data pemasok, dan data penting lainnya belum tercatat dan/atau diolah dengan baik oleh perusahaan. Peluang dan potensi usaha budidaya ikan hias yang besar menyebabkan banyaknya perusahaan atau rumah tangga perikanan (rtt) yang membudidayakan ikan hias air tawar. Menurut data dan prediksi Kementrian Perikanan dan Kelautan, jumlah pembudidaya ini diperkirakan akan selalu meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2008 jumlah rumah tangga perikanan (rtp) dan perusahaan perikanan (pp) usaha budidaya kolam termasuk didalamnya rtt dan pp ikan hias
4 air tawar sebanyak 254.174, tahun 2009 sebanyak 273.750, tahun 2010 sebanyak 278.996 dan diprediksikan jumlah tersebut akan terus meningkat setiap tahunnya terutama rtp dan pp ikan hias. Saat ini terdapat 28 kelompok pembudidaya ikan dan perusahaan perikanan di daerah Depok dan Bogor yang dapat menjadi pesaing utama maupun potensial bagi Vizan Farm (terdapat dalam lampiran data pembudidaya saingan). Jumlah pesaing ini didasarkan pada jumlah pembudidaya yang membudidayakan satu atau beberapa ikan hias yang sejenis dengan yang dihasilkan Vizan Farm, memiliki target pasar yang sama dengan Vizan Farm dan/atau memiliki kapasitas produksi yang hampir sama. Berbagai sumberdaya, situasi termasuk kendala, dan potensi yang dimiliki Vizan Farm dapat menjadi kekuatan dan kelemahan faktor internal maupun menjadi peluang dan ancaman faktor eksternal yang dapat mempengaruhi bisnis Vizan Farm kedepannya. Keadaan ini menuntut Vizan Farm untuk mengidentifikasi berbagai faktor lingkungan internal maupun eksternal yang melingkupinya agar dapat merumuskan dan memilih kebijakan strategi bisnis yang tepat sehingga perusahaan mampu bertahan dan mengembangkan bisnisnya. Berdasarkan pada uraian diatas maka terdapat beberapa permasalahan yang akan dirumuskan dalam penelitian ini antara lain: 1. Apa saja faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal CV Vizan Farm? 2. Bagaimana alternatif strategi yang sesuai bagi CV Vizan Farm dalam menjalankan bisnisnya? 3. Bagaimana prioritas strategi yang dapat diterapkan oleh Vizan Farm?
Tujuan Penelitian Dengan mengacu pada latar belakang dan perumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi bisnis budidaya ikan hias CV Vizan Farm. 2. Memformulasikan alternatif strategi bisnis budidaya ikan hias CV Vizan Farm. 3. Menetapkan prioritas strategi bisnis budidaya ikan hias yang dapat diterapkan oleh CV Vizan Farm. Manfaat Penelitian Manfaat hasil penelitian ini adalah : 1. Bagi CV Vizan Farm, penelitian ini dapat memberikan informasi ilmiah mengenai kondisi lingkungan usaha dan memberikan alternatif perumusan strategi bisnis ikan hias sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. 2. Bagi pembaca, sebagai wawasan dan bahan kajian mengenai studi strategi bisnis ikan hias serta sebagai rujukan bagi penelitian selanjutnya.
5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dibatasi hanya pada tahap perencanaan strategi yaitu tahap input, tahap pencocokan, dan tahap pengambilan keputusan. Penelitian ini berfokus pada tahap input yaitu menganalisis kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan serta tahap pencocokan yaitu menganalisis untuk menentukan posisi persaingan perusahaan dan beberapa alternatif strategi yang dapat dijalankannya. Adapun prioritas strategi hasil tahap pengambilan keputusan merupakan sebuah masukan dan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan CV Vizan Farm dalam menjalankan bisnisnya.
TINJAUAN PUSTAKA Ikan Hias Air Tawar Ikan hias atau ornamental fish adalah ikan dengan hiasan atau ornamen yang melekat pada bentuk fisik atau tubuhnya. Warna yang cemerlang dengan kulit yang licin mengkilat, mulus dan bersih serta gerakan yang gesit atau lemah lembut tetapi lincah akan ditemukan pada ikan yang sehat dan terawat dengan baik. Warna yang cerah dan cemerlang pada ikan hias umumnya mengekspresikan kesehatan ikan tersebut. Sedangkan bentuk dan gerakan ikan hias tergantung jenis ikannya.(Lesmana 2002) Menurut Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) diacu dalam Nia (2007) ikan hias adalah ikan yang umumnya mempunyai bentuk, warna, dan karakter yang khas, sehingga mampu menciptakan suasana akuarium yang mendukung tata ruang serta mampu memberikan suasana “tentram”. Ikan hias air tawar adalah ikan hias yang hidup dan berkembang-biak di air tawar. Ikan hias Indonesia di dunia perdagangan internasional dikenal sebagai tropical fish. Ikan hias secara garis besar dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : 1. Ikan hias yang berasal dari air tawar, dikenal dalam istilah perdagangan internasional sebagai freshwater ornamental fish. 2. Ikan hias yang berasal dari air laut, dikenal dalam istilah perdagangan internasional sebagai marine ornamental fish. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan referensi ialah penelitian yang berhubungan dengan strategi bisnis atau pengembangan usaha terutama di bidang perikanan khususnya ikan hias. Penelitian yang dilakukan oleh Yuniarti (2002) berjudul Analisis Strategi Bisnis Perusahaan Ikan Hias di CV Aquatic, Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lingkungan eksternal untuk mengidentifikasi unsur peluang dan ancaman serta menganalisis lingkungan internal untuk mengidentifikasi unsur kelemahan dan kekuatan. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk merumuskan alternatif strategi dengan menggunakan matriks SWOT dan menggunakan metode perbandingan berpasangan untuk menentukan tiga alternatif strategi bisnis terbaik. Hasil dari penelitian diperoleh tiga strategi terbaik yaitu meningkatkan penjualan,
6 memperluas jaringan pemasaran, dan selektif dalam memenuhi permintaan pembeli. Susanti (2004) melakukan penelitian mengenai strategi dengan judul Analisis Manajemen Strategis Bisnis Ikan Hias Air Tawar Di Johanes Freshwater Fish Farm, Parung, Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana kekuatan dan kelemahan (faktor internal) serta peluang dan ancaman (faktor eksternal) Johanes Freshwater Fish Farm dalam melakukan usaha budidaya ikan hias air tawar dan menyusun alternatif strategi bagi Johanes Freshwater Fish Farm. Penelitian ini menggunakan analisis matrik IFE, EFE, IE, dan SWOT. Berdasarkan analisis dengan menggunakan matriks EFE dan IFE, skor External Factors Evaluation berada di atas rata-rata skor 2,5 yaitu sebesar 2,942. Hal ini menunjukkan bahwa Johanes Freshwater Fish Farm dikatakan telah mampu mengatasi ancaman-ancaman yang ada dengan memanfaatkan peluang-peluang yang dimiliki sedangkan skor Internal Factors Evaluation sebesar 3,933 berada di atas nilai rata-rata skor 2,5. Hal ini menunjukkan kondisi internal Johanes Freshwater Fish Farm cukup kuat dan dapat menanggulangi kelemahan dengan kekuatan yang dimiliki perusahaan. Penetapan alternatif strategi dilakukan setelah analisis SWOT dan dilanjutkan dengan penentuan prioritas strategi untuk memilih strategi terbaik. Strategi yang dipilih dapat diperingkatkan sebagai berikut: (1) terus melakukan pemantauan teknologi, jenis ikan hias air tawar yang sedang trend, selera konsumen dan persaingan dalam pasar, (2) mempelajari teknologi untuk mengembangkan jenis ikan hias air tawar yang baru dengan kualitas yang baik dan ( 3 ) mempertahankan kualitas produk ikan hias air tawar yang dihasilkan dan mengembangkan jenis ikan hias air tawar yang baru. Penelitian yang dilakukan oleh Saputro (2006) berjudul Analisis Strategi Bisnis Ekspor Ikan Hias Air Tawar di PT Nusantara Aquatik Eksporindo Bumi Bintaro Permai, Jakarta Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor kekuatan dan kelemahan perusahaan (internal perusahaan) serta faktor peluang dan ancaman perusahaan (eksternal perusahaan) berikut alternatif strategi yang dapat dilaksanakan dalam bisnis ekspor ikan hias air tawar. Penelitian ini menggunakan analisis matriks EFE, IFE, SWOT, SPACE, dan IE untuk menganalisis data. Hasil dari penelitian ini didapatkan tiga prioritas strategi yaitu: (1) Strategi pengembangan produk berupa pengenalan produk baru dalam komoditas ekspor ikan hias air tawar, (2) Strategi pengembangan pasar melalui pemasaran produk ikan hias air tawar ke wilayah geografis baru, (3) Strategi penetrasi pasar melalui peningkatan pangsa pasar untuk produk ikan hias yang sudah ada di pasar melalui pemasaran yang gencar. Poernomo (2006) melakukan penelitian mengenai Strategi Pengembangan Usaha Ikan Hias Air Tawar di CV Colisa Aquaria. Tujuan dari penelitiannya ialah menganalisis faktor internal dan eksternal perusahaan, merumuskan strategi yang dapat diterapkan dan menentukan prioritas srategi yang tepat bagi perusahaan. Penelitian ini menggunakan analisis matriks IFE, EFE, IE, SWOT dan QSPM. Berdasarkan hasil analisis matriks IE, posisi perusahaan berada pada sel V yaitu pertahankan dan pelihara dengan strategi yang dapat dijalankan yaitu strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Berdasarkan hasil analisis SWOT ada 8 buah strategi yang diformulasikan yaitu: (1) meningkatkan penjualan dalam dan luar negeri, (2) meningkatkan promosi melalui perkembangan teknologi yang tersedia, (3) meningkatkan hubungan kerjasama dengan pemerintah dan lembaga
7 yang terkait, (4) memperbaiki sistem manajemen perusahaan, (5) meningkatkan kualitas produk, (6) mengoptimalkan sarana yang tersedia, (7) menjaga dan meningkatkan hubungan baik dengan pelanggan dan pemasok dan (8) turut serta dalam pameran perikanan di dalam dan diluar negeri. Berdasarkan hasil analisis QSPM prioritas strategi yang dipilih untuk dilakukan perusahaan adalah meningkatkan penjualan di dalam dan di luar negeri. Nia (2007) melakukan penelitian mengenai Strategi Bisnis Ikan Hias Air Tawar Pada Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Nusa Hias. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan dan faktor eksternal berupa peluang dan ancaman KPIH Nusa Hias. Metode penelitian yang digunakan menggunakan alat analisis IFE, EFE, IE, SWOT, SPACE, Grand Strategy dan QSPM. Berdasarkan analisis matriks IFE diperoleh skor sebesar 2,739 dan matriks EFE diperoleh skor sebesar 2,618 dengan rata-rata 2,678. Hal ini menunjukkan bahwa KPIH Nusa Hias mampu memanfaatkan kekuatan internal kelompok untuk memperoleh peluang eksternal yang lebih besar serta mengatasi kelemahan dan menghindari ancaman yang dapat membahayakan keberlangsungan usaha ikan hias. Selanjutnya, hasil dari analisis IE, SWOT, SPACE, dan GS menghasilkan beberapa alternatif strategi yang kemudian dianalisis menggunakan matriks QSP dan menghasilkan tiga prioritas alternatif strategi terbaik yaitu (1) strategi pengembangan pasar dengan melakukan kemitraan, promosi dan peningkatan fasilitas, (2) strategi penetrasi pasar dengan melakukan temu usaha dengan para suplayer, pemerintah, pihak swasta dan perusahaan ekspor ikan hias, (3) strategi pengembangan produk dengan menambah jumlah, ukuran dan jenis ikan hias yang dibudidayakan. Hutagalung (2007) melakukan penelitian berjudul Analisis Strategi Pengembangan Produk Pada CV Dinar, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis kondisi internal dan eksternal yang berpengaruh dalam penentuan strategi pengembangan produk serta merumuskan alternatif strategi pengembangan produk yang sesuai dalam mengantisipasi permasalahan yang dihadapi CV Dinar Cabang Tangerang. Metode dalam analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis matriks IFE, EFE, dan SWOT. Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis terhadap lingkungan internal terdapat 11 faktor kekuatan dan 4 faktor kelemahan, sedangkan analisis terhadap lingkungan eksternal diperoleh 9 faktor strategis yaitu 5 faktor peluang dan 4 faktor ancaman. Hasil analisis SWOT menghasil tiga prioritas strategi utama yaitu meningkatkan volume ekspor barang, melakukan promosi dalam memperkenalkan produk CV Dinar dan menjaga kualitas ikan hias air laut untuk memenuhi kebutuhan importir. Hasibuan (2008) melakukan penelitian berjudul Analisis Formulasi Strategi Pengembangan Bisnis Ikan Hias Koi Pada CV Ayunawa Freshwater Fish Farm Bogor, Jawa Barat. Penelitiannya bertujuan untuk mengidentifikasi faktor lingkungan internal dan eksternal perusahaan, merumuskan alternatif strategi yang akan dilaksanakan perusahaan, dan menentukan prioritas strategi yang akan diterapkan oleh perusahaan. Metode analisis yang digunakan yaitu deskriptif dan kualitatif untuk menganalisis lingkungan perusahaan seperti peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan (SWOT) sedangkan analisis kuantitatif digunakan pada matriks EFE, IFE, IE, dan QSPM. Hasil penelitian menunjukkan alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh CV Ayuwana Freshwater Fish Farm antaralain;
8 mempertahankan dan meningkatkan mutu produk dengan cara pengawasan produksi, merekrut tenaga kerja yang terampil dan ahli, membuat perencanaan produksi, menghasilkan jenis koi yang lebih variatif, dan meningkatkan teknologi produksi dan informasi. Azizah (2011) melakukan penelitian berjudul Strategi Usaha Budidaya Ikan Hias Air Tawar Kelompok Pembudidaya Ikan Curug Jaya Kota Depok, Provinsi Jawa Barat. Tujuan dari penelitiannya adalah mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal pada Pokdakan Curug Jaya, merumuskan alternatif strategi usaha Pokdakan Curug Jaya, serta menentukan prioritas strategi usaha Pokdakan Curug Jaya. Metode pengolahan data yang digunakan pada penelitiannya adalah metode deskriptif serta pendekatan kerangka tiga tahap perumusan strategi dengan alat analisis berupa matriks IFE dan EFE, matriks IE, matriks SWOT dan QSPM. Berdasarkan hasil analisis QSPM diperoleh strategi prioritas utama bagi Pokdakan Curug Jaya yaitu mempertahankan kesinambungan dan kualitas serta meningkatkan kuantitas produk, menambah jenis ikan hias, dan meningkatkan kapasitas produksi. Berdasarkan penelitian terdahulu, penelitian ini berusaha untuk menguji kembali teori pada penelitian-penelitian sebelumnya mengenai strategi bisnis atau pengembangan usaha ikan hias pada lokasi yang berbeda dan sebagai pembanding hasil dan alat analisis yang telah dijalankan oleh peneliti terdahulu dengan penelitian ini apakah sejalan. Penelitian ini dilakukan di CV Vizan Farm dengan tujuan untuk mengidentifikasi faktor lingkungan internal dan eksternal perusahaan, menentukan alternatif strategi, dan menentukan prioritas strategi yang dapat diterapkan perusahaan. Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian Poernomo (2007) dan Azizah (2011) yaitu dalam penggunaan alat analisis yang digunakan antaralain IFE, EFE, SWOT, IE, dan QSPM.
KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Teoritis Strategi Strategi (strategy) adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang yang hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, pengetatan, divestasi, likuidasi, dan usaha patungan atau joint venture. Strategi juga merupakan suatu tindakan potensial yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumberdaya perusahaan dalam jumlah yang besar (David 2009). Sedangkan menurut Marrus (2008) mendefinisikan strategi sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Adapun menurut Hunger (2003) strategi merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana mencapai misi dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Strategi akan memaksimalkan keunggulan kompetitif dan meminimalkan keterbatasan.
9 Manajemen Strategis Manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusankeputusan lintas-fungsional yang memampukan sebuah organisasi mencapai tujuannya. Manajemen strategis berfokus pada usaha untuk mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produk/operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasional (David, 2009). Menurut Hunger (2003) manajemen strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Manajemen strategis meliputi pengamatan lingkungan, perumusan strategi, implementasi strategi dan evaluasi serta pengendalian. Manajemen strategis menekankan pada pengamatan dan evaluasi peluang dan ancaman lingkungan dengan melihat kekuatan dan kelemahan perusahaan atau dapat dikatakan bahwa manajemen strategis merupakan cara untuk mengelola semua sumberdaya guna mengembangkan keunggulan kompetitif dan membantu menciptakan kesuksesan di masa mendatang. Menurut Pearce dan Robinson (1997) manajemen strategis sebagai sekumpulan keputusan dan tindakan-tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan. Proses Manajemen Strategis Menurut David (2009) proses manajemen strategi terdiri atas tiga tahap: perumusan strategi, penerapan strategi, dan pengevaluasian strategi. Perumusan strategi mencakup pengembangan visi dan misi, identifikasi peluang dan ancaman eksternal suatu organisasi, kesadaran akan kekuatan dan kelemahan internal, penetapan tujuan jangka panjang, pencarian strategi-strategi alternatif, dan pemilihan strategi tertentu untuk mencapai tujuan. Penerapan strategi disebut juga sebagai tahap aksi dari manajemen strategis. Menerapkan strategi berarti memobilisasi karyawan dan manajer untuk melaksanakan strategi yang telah dirumuskan. Penerapan strategi mengharuskan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi-strategi yang telah dirumuskan dapat dijalankan. Penerapan strategi mencakup pengembangan budaya yang suportif pada strategi, penciptaan struktur organisasional yang efektif, pengerahan ulang upaya-upaya pemasaran, penyiapan anggaran, pengembangan serta pemanfaatan sistem informasi, dan pengaitan kompensasi karyawan dengan kinerja organisasi. Pengevaluasian strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategis. Penilaian atau evaluasi strategi merupakan cara utama untuk memperoleh informasi hasil suatu strategi yang telah dijalankan. Aktivitas dasar penilaian strategi terdiri dari (1) peninjauan ulang faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi landasan bagi strategi saat ini, (2) pengukuran kinerja, dan (3) pengambilan langkah korektif.
10 Visi Misi Perusahaan Visi adalah suatu pernyataan yang menjawab pertanyaan “ingin menjadi seperti apakah bisnis kita ini?”. Visi memuat pandangan dan harapan akan sesuatu yang ditentukan oleh seberapa kuat keinginan untuk survive/bertahan. Pernyataan visi harus dibuat terlebih dahulu dari pernyataan misi. Pernyataan visi haruslah singkat, diharapkan satu kalimat, dan sebanyak mungkin manajer diminta masukannya dalam proses pengembangannya (David 2009). Menurut Umar (2008) visi adalah suatu cita-cita tentang keadaan di masa yang akan datangyang diinginkan untuk terwujud oleh seluruh personel perusahaan, mulai dari jejang paling atas sampai yang paling bawah dan tertanam dalam benak seluruh anggota perusahaan. Menurut Dirgantoro (2001) visi merupakan suatu pandangan yang jauh tentang perusahaan, tujuan perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Misi adalah suatu pernyataan deklarasi tentang “alasan keberadaan bisnis kita”. Pernyataan misi menjelaskan fondasi bagi prioritas, strategi, rencana, dan penugasan kerja. Pernyataan misi disebut juga sebagai pernyataan keyakinan (creed statement), pernyataan maksud, atau pernyataan yang “menentukan bisnis kita. Pernyataan misi juga harus memasukkan sembilan komponen penting seperti konsumen, produk, pasar, teknologi, fokus pada kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan profitabilitas, filosofi, konsep diri, fokus pada citra publik, dan fokus pada karyawan (David 2009). Sedangkan menurut Umar (2008) Misi adalah penjabaran secara tertulis mengenai visi agar visi menjadi mudah dimengerti atau jelas bagi seluruh staf perusahaan. Menurut Hunger (2003), misi organisasi merupakan tujuan atau alasan mengapa organisasi hidup. Misi memberitahunkan siapa kita dan apa yang kita lakukan. Misi mendefinisikan tujuan mendasar dan unik yang membedakan suatu perusahaan dengan perusahaan lain. Misi juga merupakan penggambaran visi agar visi menjadi lebih mudah dimengerti. Analisis Lingkungan Eksternal Menurut David (2009) analisis eksternal bertujuan untuk mengembangkan daftar yang terbatas tentang peluang yang dapat memberi manfaat dan ancaman yang harus dihindari. 1. Analisis Lingkungan Makro Berdasarkan lingkungan makro, kekuatan eksternal dapat dibagi menjadi empat kategori, yaitu: a. Kekuatan Ekonomi Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah perekonomian di mana suatu perusahaan beroperasi. Karena pola konsumsi dipengaruhi oleh kemakmuran relatif dari berbagai segmen pasar, maka setiap perusahaan harus mempertimbangkan trend ekonomi pada segmen yang mempengaruhi industrinya. Ketersediaan kredit, tingkat pendapatan bersih sesudah pajak, kecenderungan produksi, suku bunga utama, tingkat inflasi, dan trend pertumbuhan produk nasional bruto merupakan faktor-faktor ekonomi yang harus diperhatikan. b. Kekuatan Sosial, Budaya, Demografis, dan Lingkungan Faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan meliputi kepercayaan, nilai, sikap, opini, dan gaya hidup masyarakat dalam lingkungan eksternal perusahaan, yang berkembang dari kondisi budaya, ekologi, demografi, agama,
11 pendidikan, dan etnis. Kekuatan sosial bersifat dinamis, dengan perubahan konstan yang berasal dari usaha-usaha para individu untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan dengan mengendalikan dan beradaptasi dengan faktor lingkungan. c. Kekuatan Politik, Pemerintah, dan Hukum Pemerintah pusat maupun daerah merupakan pembuat regulasi, deregulasi, penyubsidi, pemberi kerja, dan konsumen utama organisasi. Oleh karena itu, arah dan stabilitas faktor politik dan hukum yang dibuat pemerintah merupakan pertimbangan utama dari manajer dalam merumuskan strategi perusahaan. Faktor politik yang dibuat pemerintah menentukan parameter-parameter hukum dan aturan dimana perusahaan harus beroperasi. Batasan politik yang dikenakan pada perusahaan biasanya diberlakukan melalui keputusan perdagangan yang adil, undang-undang antimonopoli, program pajak, aturan upah minimum, kebijakan polusi dan penetapan harga, penambahan administrasi, dan berbagai tindakan lain yang ditujukan untuk melindungi karyawan, konsumen, masyarakat umum, dan lingkungan. d. Kekuatan Teknologi Untuk menghindari keusangan dan meningkatkan inovasi, suatu perusahaan harus menyadari perubahan teknologi yang mungkin mempengaruhi industrinya. Adaptasi teknologi yang kreatif dapat menciptakan kemungkinan produk baru atau perbaikan pada produk yang sudah ada atau pada teknik manufaktur dan pemasaran. 2. Lingkungan Industri Struktur industri mempunyai pengaruh yang kuat dalam menentukan aturan permainan persaingan. Menurut Porter dalam David (2009), keadaan persaingan dalam suatu industri tergantung pada lima kekuatan persaingan pokok yaitu ancaman masuknya pendatang baru, kekuatan tawar menawar pemasok, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar menawar pembeli, dan persaingan antarperusahaan saingan yang ada.
Potensi pengembangan produkproduk pengganti
Daya tawar pemasok
Persaingan antar perusahaan saingan
Potensi masuknya pesaing baru
Gambar 1 Model lima kekuatan dari kompetisi (Porter)
Daya tawar konsumen
12 a. Ancaman Pendatang Baru Potensial Pendatang baru pada suatu industri membawa kapasitas baru, keinginan untuk merebut bagian pasar, serta seringkali memiliki sumberdaya yang besar. Akibatnya harga dapat menjadi turun atau biaya membengkak sehingga mengurangi kemampulabaan. Ancaman masuknya pendatang baru ke dalam industri tergantung pada rintangan masuk yang ada, digabung dengan reaksi dari para pesaing yang telah ada yang dapat diperkirakan oleh pendatang baru. Jika rintangan atau hambatan ini besar atau pendatang baru memperkirakan akan ada perlawanan yang keras dari pemain lama, maka ancaman masuknya pendatang baru akan rendah. Beberapa hal yang menjadi hambatan untuk memasuki industri antara lain adalah skal ekonomi, diferensiasi produk, kebutuhan modal, biaya beralih pemasok (switching cost), akses ke saluran distribusi, dan biaya tak menguntungkan terlepas dari skala. b. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok Pemasok dapat menggunakan kekuatan tawar menawar terhadap para peserta industri dengan mengancam akan meaikkan harga atau menurunkan mutu produk atau jasa yang dibeli. Pemasok yang kuat dapat menekan industri yang tidak mampu mengimbangi kenaikan harga yang ditetapkan oleh pemasok. Beberapa faktor yang dapat membuat pemasok menjadi kuat antara lain adalah jumlah pemasok sedikit, produk yang dimiliki unik, tidak tersedia produk substitusi, dan industri tersebut bukan merupakan pelanggan yang penting bagi pemasok. c. Ancaman Produk Pengganti Semua perusahaan yang berada dalam suatu industri akan bersaing dengan produk pengganti. Produk pengganti akan membatasi laba potensial dari industri dengan menetapkan harga yang mampu bersaing dalam industri. Ancaman produk pengganti kuat apabila konsumen dihadapkan pada switching cost yang sedikit dan produk pengganti memiliki harga yang lebih murah atau kualitasnya sama, bahkan lebih tinggi. d. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Pembeli bersaing dengan industri dengan cara memaksa harga turun, tawar menawar untuk mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih baik, serta berperan sebagai pesaing satu sama lain. Beberapa faktor yang dapat membuat pembeli mempunyai daya tawar yang kuat antara lain adalah pembeli membeli dalam jumlah besar, produk yang dibeli adalah produk standar dan tidak terdiferensiasi, produk industri tidak terlalu penting untuk produk atau jasa bagi pembeli, dan pembeli mengeluarkan biaya pengalihan yang kecil. e. Persaingan Antarperusahaan Saingan Persaingan antarperusahaan saingan yang ada berbentuk perlombaan untuk mendapatkan posisi dengan menggunakan taktik-taktik seperti persaingan harga, perang iklan, introduksi produk, dan meningkatkan pelayanan atau jaminan kepada pelanggan. Persaingan terjadi karena satu atau lebih pesaing merasakan adanya tekanan atau melihat peluang untuk memperbaiki posisi. Tingkat persaingan perusahaan dalam suatu industri dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah jumlah kompetitor, tingkat pertumbuhan industri, karakteristik produk, besarnya biaya tetap, kapasitas, dan hambatan keluar.
13 Analisis Lingkungan Internal Lingkungan internal merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan bagian internal perusahaan. Menurut David (2009), lingkungan internal merupakan kekuatan dan kelemahan perusahaan pada area fungsional bisnis, termasuk manajemen, pemasaran, keuangan, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan dan sistem informasi manajemen. Tujuan dari analisis lingkungan internal yaitu untuk menilai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan. David (2009) membagi area fungsional bisnis menjadi variabel-variaberl yaitu : 1. Manajemen Fungsi dari manajemen dalam perusahaan terdiri dari lima aktivitas yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberi motivasi, pengelolaan dan pengendalian. Kelima ativitas manajemen ini akan membantu dan mengarahkan perusahaan pada tujuan utamanya serta memberikan kekuatan bagi perusahaan tersebut. 2. Pemasaran Arti pemasaran bagi perusahaan dapat digambarkan sebagai proses mendefinisikan, mengantisipasi, menciptakan, serta memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen atas barang dan jasa. Ada tujuh fungsi pemasaran yaitu analisis pelanggan, penjualan produk, perencanaan produk dan jasa, menetapkan harga, distribusi, riset pemasaran dan analisis peluang. 3. Produksi/ operasi Fungsi produksi perusahaan meliputi aktivitas merubah masukan (input) menjadi barang atau jasa (output). Manajemen produksi dan operasi ini menangani masukan, pengubahan, dan keluaran yang bervariasi antar industri dan pasar. 4. Keuangan Kondisi keuangan dalam perusahaan sering dianggap satu ukuran terbaik untuk menentukan posisi kompetitif dan daya tarik keseluruhan suatu perusahaan. Untuk dapat merumuskan strategi perusahaan secara efektif, haruslah menetapkan kekuatan dan kelemahan dari aspek keuangan perusahaan tersebut. 5. Penelitian dan Pengembangan Istilah penelitian dan pengembangan digunakan untuk menggambarkan beragam kegiatan. Perusahaan yang menjalankan strategi pengembangan produk harus mempunyai orientasi litbang yang kuat, karena kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kompetitif. 6. Sistem Informasi Manajemen Sistem informasi manajemen bertujuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dengan cara meningkatkan kualitas keputusan manajerial. Sistem informasi manajemen yang efektif berusaha mengumpulkan, memberi kode, menyimpan, mensintesa kemudian baru menyajikan informasi yang bernama database. Dengan adanya database, perusahaan dapat melaksanakan kegiatan operasional dan menyusun strategi secara akurat. Matriks IFE dan EFE Menurut David (2009) perumusan strategi yang dilakukan oleh perusahaan dapat menggunakan matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan EFE (External Factor Evaluation) yang merupakan matriks faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan untuk mengetahui posisi perusahaan dalam suatu industri. Matriks IFE
14 merupakan alat perumusan strategi yang meringkas dan mengevaluais kekuatan dan kelemahan utama berbagai kegiatan internal. Matriks ini juga menjadi landasan untuk mengidentiifikasi dan mengevaluasi hubungan diantara bidangbidang tersebut. Matriks IFE dan EFE merupakan salah satu teknik perumusan strategi yang penting dan merupakan langkah pertama dari kerangka kerja perumusan yang disebut dengan tahap input, yaitu tahap meringkas informasi dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi. Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal perusahaan. Matriks EFE meringkas dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, politik, hukum, teknologi, dan persaingan dalam industri guna mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang utama dari kondisi dan kegiatan internal dari suatu usaha Matriks SWOT Matriks SWOT adalah alat untuk mencocokkan yang penting yang membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi, yaitu: 1. Strategi SO (kekuatan-peluang-strengths-opportunities), strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. 2. Strategi WO (kelemahan-peluang-weaknesses-opportunities), strategi ini bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal. 3. Strategi ST (kekuatan-ancaman-strengths-threats), strategi ini menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal. 4. Strategi WT (kelemahan-ancaman-weaknesses-threats), strategi ini adalah taktik defensif yang diarahkan pada pengurangan kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal Matriks IE Matriks IE merupakan hasil penggabungan dari matriks IFE dan EFE. Menurut David (2009), matriks IE merupakan matriks yang meringkas hasil evaluasi faktor internal dan eksternal yang menempatkan perusahaan pada salah satu kondisi di dalam sembilan sel, dimana tiap-tiap sel merupakan kondisi atau langkah yang harus ditempuh perusahaan. Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci (1) total IFE yang diberi bobot pada sumbu-X, dan (2) total nilai EFE yang diberi bobot pada sumbu-Y. Tujuan penggunaan matriks ini adalah untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail. Pada sumbu X dari matriks IE mempunyai tiga skor, yaitu skor 1,0-1,99 menyatakan bahwa posisi internal adalah lemah, skor 2,0-2,99 posisinya adalah rata-rata, dan skor 3,0-4,0 adalah kuat. Pada sumbu Y memiliki skor yang sama dengan sumbu X. Matriks IE memiliki tiga implikasi strategi yang berbeda, yaitu: 1. Tumbuh dan Kembangkan (Grow and Build) Ketika perusahaan berada dalam sel I, II, atau IV. Strategi yang dapat digunakan adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan
15 pengembangan produk) atau strategi integrasi ( integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal). 2. Pelihara dan Pertahankan (Hold and Maintain) Ketika perusahan berada dalam sel III, V, atau VII. Strategi yang umumnya dipakai adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. 3. Tuai atau Divestasi Ketika perusahaan berada dalam sel VI, VIII, atau IX. Strategi yang dapat digunakan adalah strategi divestasi Matriks QSP (QSPM) QSPM adalah teknik analisis yang didesain untuk menentukan daya tarik relatif dari alternatif tindakan yang layak. Teknik ini secara obyektif mengindikasikan alternatif strategi mana yang terbaik. QSPM menggunakan input dari analisis tahap pertama, yaitu matriks IFE dan EFE serta input dari hasil pencocokan pada tahap kedua, misalnya matriks IE atau matriks SWOT untuk menentukan secara obyektif diantara alternatif strategi. QSPM adalah alat yang memungkinkan penyusun strategi untuk mengevaluasi alternatif strategi secara obyektif, berdasarkan faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya. Secara konsep, QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal dimanfaatkan atau diperbaiki. Daya tarik relatif dari masing-masing strategi dalam satu set alternatif dihitung dengan menentukan pengaruh kumulatif dari masingmasing faktor keberhasilan kunci eksternal dan internal. Keunggulan QSPM adalah bahwa set strategi dapat dievaluasi secara bertahap atau bersama-sama; tidak ada batasan untuk jumlah strategi yang dapat dievaluasi atau jumlah set strategi yang dapat dievaluasi; membutuhkan penyusun strategi untuk mengintegrasikan faktor eksternal dan internal yang relevan ke dalam proses keputusan; penggunaan QSPM dapat diadaptasikan untuk diaplikasikan oleh organisasi kecil, besar, berorientasi laba maupun nirlaba, dan dapat diaplikasikan untuk hampir semua tipe organisasi. Selain keunggulan tersebut, QSPM juga masih mempunyai keterbatasan. Keterbatasan tersebut adalah QSPM selalu membutuhkan penilaian intuitif dan asumsi yang mendasar, serta QSPM hanya dapat bermanfaat sebagai informasi pendahuluan dan analisis pencocokan yang mendasari penyusunannya Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian mengenai strategi bisnis ikan hias air tawar pada CV Vizan Farm ini dilatarbelakangi oleh semakin meningkatnya jumlah pembudidaya ikan hias air tawar yang akan memperketat persaingan dalam industri ikan hias. Selain itu terdapat sejumlah kendala dari perusahaan yang masih belum terselesaikan dalam mengoptimalkan potensi dan memanfaatkan peluang yang dimilikinya. Hal ini membuat CV Vizan Farm membutuhkan suatu formulasi strategi bisnis yang tepat. Strategi bisnis tersebut bermanfaat untuk bertahan dan tumbuh dalam lingkungan usaha yang semakin ketat. Kegiatan pertama dalam formulasi strategi ialah dengan merumuskan visi dan misi perusahaan yang bertujuan untuk menuntun dalam melakukan analisis
16 tahap selanjutnya agar strategi yang diterapkan nantinya tetap mengacu pada tujuan akhir yaitu membantu rencana dan keputusan perusahaan dalam mencapai visinya. Formulasi strategi dimulai dengan tahap meringkas input informasi dasar untuk merumuskan strategi yaitu identifikasi dan analisis faktor lingkungan eksternal dan lingkungan internal perusahaan. Peneliti menggunakan analisis lingkungan umum dengan pendekatan PEST (Politik, Ekonomi, Sosial, dan Teknologi) dan lingkungan industri dengan pendekatan Lima Kekuatan Utama Porter untuk mengindentifikasi lingkungan eksternal. Sedangkan untuk mengidentifikasi lingkungan internal, peneliti menggunakan analisis lingkungan internal dari perusahaan yang meliputi manajemen, pemasaran, produksi/operasi, keuangan, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi manajemennya. Analisa faktor lingkungan internal menggunakan analisa matriks IFE (Internal Factor Evaluation) sedangkan analisa lingkungan eksternal menggunakan analisa matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation). Tahap selanjutnya mencocokan faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal untuk menghasilkan alternatif strategi yang layak secara efektif. Hasil dari analisis matriks IFE dan EFE dimasukkan ke dalam matriks IE (InternalEksternal) untuk mengetahui posisi dan alternatif strategi perusahaan. Selain itu, hasil analisis matriks IFE, EFE, dan IE juga dipertimbangkan untuk analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity Threat) untuk merumuskan alternatif strategi apa yang dapat dilakukan. Setelah diketahui alternatif strategi yang dihasilkan dari analisis matriks IE dan SWOT, langkah selanjutnya yaitu menentukan prioritas strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan matriks QSP (Quantitative Strategic Planning). Adapun alur kerangka pemikiran konseptual dapat dilihat pada gambar 2.
17 Perusahaan CV Vizan Farm Potensi bisnis ikan hias dan kendala Vizan Farm Visi dan Misi Perusahaan
Analisis Lingkungan Lingkungan Eksternal
Analisis Lingkungan Makro
Ekonomi Sosial, Budaya, Demografis, dan Lingkungan Politik, Pemerintahan, Hukum Teknologi
Lingkungan Internal
Analisis Lingkungan Industri Analisis 5 Kekuatan Porter: Ancaman pendatang baru Daya tawar menawar pembeli Daya tawar menawar pemasok Ancaman produk substitusi Persaingan antarperusahaan saingan
Matriks EFE
Analisis Lingkungan Internal
Manajemen Pemasaran Produksi/Operasi Keuangan Penelitian dan Pengembangan Sistem Informasi Manajemen
Matriks IFE
Perumusan Alternatif Strategi (Analisis IE dan SWOT,)
Penentuan Prioritas Alternatif Strategi (Analisis QSPM)
Gambar 2 Alur Kerangka Operasional
18
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di CV Vizan Farm yang berlokasi di Jl. Rapi RT. 01 RW 05 Kelurahan Pondok Petir, Kecamatan Sawangan, Depok, Jawa Barat. Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan perusahaan tersebut merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pembudidayaan ikan hias air tawar yang cukup di kenal di wilayah Depok dan Bogor dan peneliti memiliki akses yang cukup mudah untuk memperoleh data. Proses pengumpulan data dilakukan pada bulan juni 2011 sampai februari 2012. Data dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung melalui observasi, wawancara dan menyebarkan daftar pertanyaan (kuesioner) kepada pemilik dan staf CV Vizan Farm serta kepada kepala dan staf seksi perikanan Dinas Peternakan dan Perikanan. Data primer yang dikumpulkan adalah laporan keuangan, data produksi, struktur organisasi Vizan Farm, hasil kuesioner rating dan bobot faktor internal dan eksternal, serta hasil kuesioner strategi prioritas dari matrik QSP. Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan cara mempelajari buku, majalah ilmiah, dan data-data yang bersumber dari instansi yang terkait seperti Kementrian Kelautan dan Perikanan, Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Depok, Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bogor serta data yang bersumber dari artikel elektronik yang relevan dengan penelitian ini seperti statistik perikanan Indonesia, data pembudidaya daerah, data program dan peraturan pemerintah mengenai perikanan,dll. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan suatu cara untuk memperoleh data yang diperlukan melalui suatu prosedur secara sistematis. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi di lapangan, melakukan wawancara dengan narasumber dan dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner). Observasi di lakukan di Vizan Farm dengan mengamati secara langsung proses produksi dan pemasaran yang dilakukan Vizan Farm. Selain itu peneliti juga melakukan wawancara kepada pemilik dan karyawan Vizan Farm untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan semua proses manajemen Vizan Farm. Peneliti juga melakukan wawancara kepada pakar ikan hias dari Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Depok maupun Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor untuk memperoleh informasi mengenai kondisi lingkungan usaha perikanan khususnya ikan hias. Daftar pertanyaan (kuesioner) diberikan kepada ibu Farida dan bapak Ade dari Vizan Farm serta Ibu Meity dan Ibu Euis dari Dinas Perikanan. Kuesioner yang diberikan untuk mengetahui nilai rating dan bobot dari setiap faktor eksternal dan internal yang meliputi bisnis Vizan Farm dan prioritas strategi yang paling menarik berdasarkan alternatif strategi yang telah dibuat.
19 Metode Analisis Data Metode pengolahan dan analisis data terdiri atas analisis deskriptif dan dengan pendekatan konsep manajemen strategis. Analisis deskriptif dilakukan dengan melakukan pengumpulan data untuk menjawab permasalahan yang ada. Alat analisis yang digunakan adalah matriks IFE, EFE, IE, SWOT, dan QSPM. Tahap Input (Input Stage) Pada tahap input dilakukan analisis lingkungan eksternal dan internal pada perusahaan. Alat analisis yang digunakan dalam tahap ini adalah matriks IFE dan EFE. 1. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) Matriks IFE adalah alat formulasi strategi yang meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam perusahaan. Tahapan dalam penggunaan matriks IFE adalah: a. Mengidentifikasi faktor internal perusahaan dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap perusahaan, setelah itu dilakukan wawancara dan diskusi dengan responden terpilih untuk menentukan kekuatan dan kelemahan pada perusahaan. Dalam penelitian ini identifikasi faktor-faktor internal dilakukan oleh peneliti sendiri. Hasil dari pengamatan peneliti kemudian didiskusikan dengan pihak manajemen perusahaan untuk menilai dan menentukan apakah faktorfaktor tersebut telah sesuai dengan kondisi perusahaan. b. Memberikan bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat penting) untuk masing-masing faktor. Bobot yang diberikan kepada masing-masing faktor mengindikasikan tingkat kepentingan dari faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam industri. Jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1,0. Metode penentuan bobot digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu internal. Setiap variabel digunakan skala 1, 2, dan 3 untuk menentukan bobot. Skala yang digunakan adalah sebagai berikut: 1 = jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator verikal 2 = jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal 3 = jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal Bobot setiap variabel diperoleh dengan membagi jumlah nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus sebagi berikut: αi= Xi n ∑ i=1 Xi Keterangan : α i = Bobot variabel ke-i X i = Nilai variabel x ke-i n = Jumlah data i = 1, 2, 3,....
20 Tabel 2 Penelitian bobot faktor analisis perusahaan Faktor Strategis Internal A B C D .... Total
A
B
C
D
....
Total Xi
Bobot Αi
Sumber: Kinnear (1991)
c. Menentukan peringkat atau rating oleh pihak responden dilakukan terhadap variabel-variabel dari hasil analisis perusahaan. Dalam mengukur masing-masing variabel terhadap kondisi perusahaan digunakan skala 1, 2, 3, dan 4 terhadap masing-masing faktor strategis. Skala nilai peringkat yang digunakan adalah : 1 = Kelemahan utama/mayor 2 = Kelemahan kecil/minor 3= Kekuatan kecil/minor 4= Kekuatan besar/mayor d. Mengkalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan rata-rata tertimbang untuk masing-masing variabel. e. Menjumlahkan rata-rata tertimbang untuk masing-masing variabel untuk menentukan total rata-rata tertimbang untuk perusahaan. Total rata-rata tertimbang berkisar antara yang terendah 1,0 dan tertinggi 4,0, dengan rata-rata 2,5. Total rata-rata tertimbang di bawah 2,5 menggambarkan perusahaan lemah secara internal, sementara total nilai di atas 2,5 mengindikasikan posisi internal yang kuat. Tabel 3 Matriks IFE Faktor Strategis Internal Kekuatan : 1. .... 2. .... 3. .... Kelemahan : 1. .... 2. .... 3. .... Total
Bobot
Rating
Rata-rata Tertimbang
Sumber: David (2009)
2. Matriks EFE (External factor Evaluation) Matriks EFE memungkinkan para penyususn strategi untuk merangkum dan mengevaluasi strategi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi, dan persaingan. Faktor-faktor eksternal yang telah diperoleh tersebut kemudian diklasifikan menjadi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Tahapan dalam menyusun matriks EFE adalah sebagi berikut:
21 a. Mengidentifikasi faktor eksternal perusahaan dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap lingkungan di luar perusahaan, setelah itu dilakukan wawancara dan diskusi dengan responden terpilih untuk menentukan peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Dalam penelitian ini identifikasi faktor-faktor eksternal dilakukan oleh peneliti sendiri. Hasil dari pengamatan peneliti kemudian didiskusikan dengan pihak manajemen perusahaan untuk menilai dan menentukan apakah faktor-faktor tersebut telah sesuai dengan kondisi eksternal perusahaan. Pihak manajemen perusahaan dapat menambahkan maupun mengurangi faktor-faktor tersebut apabila memiliki alasan yang kuat serta didukung dengan data yang sesuai. b. Memberikan bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat penting) untuk masing-masing faktor. Bobot yang diberikan kepada masing-masing faktor mengindikasikan tingkat kepentingan dari faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam industri. Jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1,0. Metode penentuan bobot digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu eksternal. Setiap variabel digunakan skala 1, 2, dan 3 untuk menentukan bobot. Skala yang digunakan adalah sebagai berikut: 1 = jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator verikal 2 = jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal 3 = jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal Bobot setiap variabel diperoleh dengan membagi jumlah nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus sebagi berikut: αi=
Xi ∑ n i=1 Xi Keterangan : α i = Bobot variabel ke-I X i = Nilai variabel x ke-I n = Jumlah data i = 1, 2, 3,... Tabel 4 Penelitian bobot faktor strategis eksternal perusahaan Faktor Strategis Eksternal A B C D .... Total
A
B
C
D
...
Total
Bobot
Xi
Αi
Sumber: David (2009)
c. Menentukan peringkat atau rating oleh pihak responden dilakukan terhadap variabel-variabel dari hasil analisis. Dalam mengukur masingmasing variabel terhadap kondisi perusahaan digunakan skala 1, 2, 3, dan
22 4 terhadap masing-masing faktor eksternal kunci tentang seberapa efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespons faktor tersebut. Skala nilai peringkat yang digunakan adalah : 1 = Respons perusahaan jelek atau tidak berpengaruh 2 = Respons perusahaan rata-rata atau kurang kuat pengaruhnya 3 = Respons perusahaan di atas rata-rata atau kuat pengaruhnya 4 = Respons perusahaan superior atau sangat kuat d. Mengalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan rata-rata tertimbang untuk masing-masing variabel. e. Menjumlahkan rata-rata tertimbang untuk masing-masing variabel untuk menentukan total rata-rata tertimbang untuk perusahaan. Total rat-rata tertimbang berkisar antara yang terendah 1,0 dan tertinggi 4,0, dengan rata-rata 2,5. Total rata-rata tertimbang di bawah 2,5 menggambarkan perusahaan lemah secara internal, sementara total nilai di atas 2,5 mengindikasikan posisi internal yang kuat. Tabel 5 Matriks EFE Faktor Strategis Eksternal
Bobot
Rating
Rata-rata Tertimbang
Kekuatan : 4. .... 5. .... 6. .... Kelemahan : 4. .... 5. .... 6. .... Total Sumber : David (2009)
Tahap Pencocokan (Matching Stage) Mencocokkan faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal adalah kunci untuk menghasilkan alternatif strategi yang layak secara efektif. Alat analisis yang digunakan dalam tahap pencocokan ini adalah Matriks Internal-Eksternal (Matriks IE) dan matriks SWOT. 1. Analisis Matriks IE (Internal-External Matriks) Matriks IE mempunyai sembilan sel strategi dapat dikelompokkan menjadi tiga sel strategi utama, yaitu : a) Tumbuh dan Kembangkan (Grow and Build) Ketika perusahaan berada dalam sel I, II, atau IV. Strategi yang dapat digunakan adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau strategi integratif ( integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal). b) Pelihara dan Pertahankan (Hold and Maintain) Ketika perusahan berada dalam sel III, V, atau VII. Strategi yang umumnya dipakai adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. c) Tuai atau Divestasi Ketika perusahaan berada dalam sel VI, VIII, atau IX. Strategi yang dapat digunakan adalah strategi divestasi.
23 Total Skor IFE Rata-rata
Kuat 4,0
3,0
Menengah 2,0 Rendah
1,0
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
Tinggi 3,0 Total Skor EFE
2,0
Lemah
1,0
Gambar 3 Matriks IE 2. Analisis SWOT (Strength-Weakness-Opportunities-Threats) Matriks SWOT adalah alat untuk mencocokkan yang membantu dalam mengembangkan empat tipe strategi, yaitu SO (strength-opportunities), WO (weaknesses-opportunities), ST (strength-threats), dan WT (weknesses-threats). Ada delapan langkah yang dilakukan dalam membuat matriks SWOT yaitu: a) Menuliskan peluang eksternal kunci perusahaan b) Menuliskan ancaman eksternal kunci perusahaan c) Menuliskan kekuatan internal kekuatan kunci perusahaan d) Menuliskan kelemahan internal kunci perusahaan e) Mencocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal untuk mendapatkan strategi SO f) Mencocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal untuk mendapatkan strategi WO g) Mencocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal untuk mendapatkan strategi ST h) Mencocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal untuk mendapatkan strategi WT Tahap Keputusan (Decision Stage) Tahap keputusan merupakan tahap terakhir untuk menentukan prioritas Tabel 6 Matriks SWOT Internal Kekuatan(Strength-S) Tuliskan kekuatan Eksternal Peluang Strategi SO kekuatan (Opportunities-O) Gunakan Tuliskan peluang untuk memanfatkan peluang Ancaman Strategi ST Gunakan kekuatan (Threats-T) Tuliskan ancaman untuk menghindari ancaman Sumber: David (2009)
Kelemahan (Weaknesses-W) Tuliskan kelemahan Strategi WO Atasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang Strategi WT Minimalkan kelemahan dan hindari ancaman
24 strategi yang terbaik yang akan dijalankan perusahaan. Dalam tahap keputusan ini alat analisis yang digunakan adalah QSPM. Langkah-langkah dalam pembuatan QSPM menurut David (2009) adalah: 1. Membuat daftar peluang/ancaman eksternal dan kekuatan/kelemahan internal kunci perusahaan pada kolom kiri dalam QSPM. Informasi ini diambil secara langsung dari matriks IFE dan EFE. 2. Memberikan bobot untuk masing-masing faktor internal dan eksternal. Nilai bobot yang diberikan identik dengan hasil yang ada pada matriks EFE dan IFE. 3. Mengevaluasi matriks pencocokan dan mengidentifikasi alternatif strategi yang harus dipertimbangkan organisasi untuk diimplementasikan. Mencatat strategi-strategi ini pada baris atas pada QSPM. 4. Menentukan nilai daya tarik (Attractiveness Scores-AS). Nilai daya tarik ditentukan dengan mengevaluasi masing-masing faktor internal atau eksternal kunci. Secara spesifik, nilai daya tarik harus diberikan untuk masing-masing strategi untuk mengindikasikan daya tarif relatif dari satu strategi atas strategi lainnya, dengan mempertimbangkan faktor tertentu. Jangkauan untuk nilai daya tarik adalah 1= tidak menarik, 2= agak menarik, 3= cukup menarik, 4= sangat menarik. Jika faktor tersebut tidak mempunyai pengaruh pada pilihan spesifik yang akan dibuat, maka tidak perlu memberikan nilai daya tarik pada strategi. 5. Menghitung nilai daya tarik total. Total nilai daya tarik (Total Attractiveness Scores-TAS) didefinisikan sebagai hasil dari pengalian bobot (Langkah 2) dengan nilai daya tarik (Langkah 4) dalam masingmasing baris. Semakin tinggi total nilai daya tarik, semakin menarik alternatif strategi tersebut (dengan hanya mempertimbangkan faktor keberhasilan kunci terdekat). 6. Menghitung jumlah keseluruhan nilai daya tarik total (TAS) dengan cara menjumlahkan semua TAS pada masing-masing kolom dalam matriks QSP. Nilai TAS yang tertinggi akan menjadi prioritas strategi.
Tabel 7 Alat analisis QSPM Alternatif Strategi
Faktorfaktor
Bobot
Utama Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman Total Sumber: David (2009)
Strategi I AS
TAS
Strategi II AS
TAS
Strategi III AS
TAS
25
HASIL DAN PEMBAHASAN Sejarah dan Perkembangan Usaha CV Vizan Farm merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang agribisnis khususnya budidaya ikan hias. Vizan Farm didirikan pada bulan April 2005 oleh Bapak Sugeng Widiyarso. Awalnya Vizan Farm berdiri diatas lahan seluas 900 m2, dimana saat itu pemilik mengharapkan Vizan Farm dapat menjadi salah satu perusahaan pembudidaya lobster air tawar Cherax Quadricarinatus. Pemilihan komoditas lobster air tawar sendiri saat itu berdasarkan analisis potensi bisnis pemilik Vizan Farm bahwa pasar lobster air tawar adalah bisnis yang prospektif sehingga diharapkan dapat menghasilkan keuntungan yang besar untuk waktu yang lama. Namun dalam perjalanannya, ternyata bisnis lobster air tawar yang dijalankan Vizan Farm saat itu belum sesuai dengan hasil yang diharapkan perusahaan. Terdapat banyak faktor penghambat dalam pembudidayaan lobster air tawar terutama dalam segi teknis pembudidayaan yang masih menggunakan teknik budidaya dari luar negeri dan belum dikondisikan dengan lingkungan di Indonesia sehingga panen yang dihasilkan selalu tidak sesuai dengan yang diharapkan atau ditargetkan perusahaan. Hasil budidaya lobster yang belum sesuai harapan membuat pemilik Vizan Farm mencoba memperluas kegiatan bisnis perusahaan dengan membudidayakan ikan konsumsi lokal dengan dasar pemikiran bahwa ikan konsumsi lokal sudah lama berkembang di Indonesia sehingga teknik budidaya tidak terlalu sulit. Setelah beberapa lama menjalankan bisnisnya dengan membudidayakan ikan konsumsi didapatlah sebuah hasil evaluasi perusahaan bahwa untuk ukuran luas lahan yang dimiliki perusahaan saat itu, jika membudidayakan ikan konsumsi maka hasil yang didapatkan masih belum memberikan keuntungan atau belum mencapai titik ekonomis. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, akhirnya Vizan Farm memutuskan untuk mencoba bergerak dalam pembudidayaan ikan hias dengan pertimbangan harga per ekor yang relatif lebih mahal dengan ukuran yang lebih kecil sehingga memungkinkan perusahaan untuk melakukan penebaran dengan kepadatan tinggi dan waktu panen yang lebih cepat sehingga bisa mencapai keuntungan. Saat itu pula Vizan Farm mulai melakukan persiapan pembuatan tempat budidaya ikan hias berupa pengadaan akuarium dan perlengkapannya serta pengadaan caloncalon induk untuk dilakukan uji adaptasi. Hasil budidaya ikan hias air tawar yang menguntungkan membuat perusahaan sampai saat ini berfokus pada usaha budidaya ikan hias air tawar dan berhasil memperluas areal perusahaan mencapai 5500 m2 . Semangat konservasi dan green farm yang coba diterapkan Vizan Farm ditunjukkan dengan membuat kolam-kolam tanah yang dapat berfungsi sebagai tempat budidaya ikan hias dan juga sebagai tempat resapan air. Selain itu, di sekeliling kolam ditanami berbagai macam tanaman yang berfungsi sebagai penyejuk dan penyerap karbon yang dapat mengurangi pencemaran udara, sehingga Vizan Farm selain memperoleh keuntungan finansial berupa materi, disisi lain Vizan Farm turut serta mengurangi efek pemanasan global.
26 Lokasi Perusahaan CV Vizan Farm bertempat di Jalan Rapi RT 05/01 Desa Pondok Petir, Sawangan, Depok, Jawa Barat. Luas Vizan Farm saat ini adalah 5500 m2. Pada lokasi ini terdapat Farm yang terdiri dari puluhan akuarium, kolam fiber, kolam beton, ruang Generator Set dan peralatan perlengkapan budidaya lainnya serta bangunan kantor dan beberapa unit kamar yang ditempati oleh karyawan Vizan Farm. Adapun batasan wilayah Vizan Farm yaitu; sebelah utara dari Vizan Farm berbatasan dengan Jalan Rapi, sebelah timur berbatasan dengan tanah penduduk sedangkan sebelah selatan dan barat berbatasan dengan perumahan Pesona Pamulang. Pemilihan lokasi ini berada di dekat rumah Bapak Sugeng selaku pemilik usaha agar mudah dalam melakukan pengawasan. Visi dan Misi Perusahaan Visi dan misi suatu organisasi merupakan suatu sarana untuk menjaga hubungan komunikasi pemilik perusahaan, manajer, karyawan serta para stakeholder yang memiliki kepentingan dalam kegiatan organisasi tersebut. Manfaat terbesar dari dua pernyataan ini dapat dijadikan sebagai alat manajemen strategis yang berasal dari spesifikasi mereka terhadap tujuan akhir organisasi. Visi adalah suatu pernyataan singkat yang merupakan tujuan jangka panjang suatu organisasi yang mampu menggambarkan bentuk atau jatidiri serta cita-cita dari organisasi yang dijalankan. Misi merupakan suatu deklarasi sikap dan pandangan. Misi yang baik memungkinkan penciptaan dan pengembangan beragam tujuan dan strategi alternatif tanpa kemudian menghambat kreativitas manajemen. Selain itu pernyataan misi perlu luas agar dapat secara efektif merekonsiliasi perbedaan dikalangan dan menarik bagi para pemangku kepentingan (stakeholders), yaitu individu-individu dan kelompok-kelompok individu yang memiliki kepentingan atau tuntutan khusus pada organisasi atau perusahaan. Visi dari Vizan Farm ialah menjadi produsen akuatik eksotis yang berkualitas tinggi dengan harga yang kompetitif. Sedangkan misi Vizan Farm yaitu menyediakan produk akuatik eksotis dengan jenis yang beragam, dan menjadi tempat untuk mengembangkan ilmu bagi pemerhati produk akuatik. Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi perusahaan menggambarkan hubungan dalam suatu perusahaan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dengan melibatkan orangorang dalam organisasi tersebut. Saat ini terdapat tujuh orang sumberdaya manusia di Vizan Farm dengan penyebaran tingkat pendidikan sebagai berikut: 1 orang sarjana, 1 orang diploma, 3 orang SMA dan 2 orang SMP. Rincian dapat dilihat pada tabel 8. Pada dasarnya, setiap orang dalam struktur organisasi Vizan Farm sudah memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya. Akan tetapi ketika salah karyawan tidak dapat hadir untuk bekerja maka pekerja lainnya menggantikan tugas pekerja yang tidak masuk. Selain itu, apabila terjadi pekerjaan berlebih di salah satu kegiatan produksi dan pemasaran seperti sortir, packing, atau
27 pengiriman ke pembeli maka pekerja lain saling membantu untuk menyelesaikan tugas tersebut.
Tabel 8 Jumlah SDM Vizan Farm berdasarkan tingkat pendidikan No 1 2 3 4
Tingkat Pendidikan Sarjana Diploma SMA SMP
Jumlah 1 1 3 2 7
Total Sumber: CV Vizan Farm (2011) Farm Manager
Adm&Keuangan
Fasilitas&Perawatan
Produksi 1
Produksi&Pemasaran
Produksi 2
Produksi 3
Gambar 4 Struktur Organisasi Vizan Farm
Lingkungan Internal Perusahaan Lingkungan internal terdiri dari faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan yaitu faktor manajemen, pemasaran, keuangan/akutansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, dan operasi sistem informasi manajemen perusahaan. Manajemen Fungsi manajemen terdiri atas lima aktivitas pokok yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, penempatan staf, dan pengontrolan. Vizan Farm saat ini melakukan semua fungsi tersebut, namun ada beberapa fungsi yang masih kurang diperhatikan karena keterbatasan sumberdaya yang dimiliki. Sejarah Vizan Farm cukup untuk menggambarkan perencanaan yang matang dan serius yang dilakukan Vizan Farm. Saat itu Vizan Farm berkali-kali merubah arah bidang bisnis yang akan dilakukannya, diawali dengan mencoba membudidayakan lobster air tawar, ikan konsumsi lokal sampai akhirnya memilih
28 untuk membudidayakan ikan hias yang menghasilkan keuntungan yang paling optimal berkat perencanaan dan pengevaluasian kegiatan terus-menerus yang dilakukan Vizan Farm. Meskipun demikian, perencanaan Vizan Farm tidak dirumuskan secara formal melalui rapat atau pertemuan khusus dan kadang perencanaan tidak tertulis. Perencanaan hanya dirumuskan melalui obrolan ringan antara pemilik, manajer farm, dan seluruh karyawan. Budaya kekeluargaan yang erat membuat informasi hasil perencanaan dapat dengan mudah untuk disampaikan dan diterapkan oleh seluruh elemen individu perusahaan meskipun informasi tersebut kadang tidak tertulis. Fungsi pengorganisasian Vizan Farm tercermin dari struktur organisasi Vizan Farm. Pengorganisasian Vizan Farm sudah tersusun dengan baik dan tertulis mengenai fungsi dan jalur pertanggung-jawabannya berdasarkan departementalisasi fungsional. Namun pada kenyataan dilapangan, akibat dari tidak jelas dan tertulisnya pembagian tugas dan standar kerja setiap karyawan, pembagian tugas dan tanggung-jawab seringkali tumpang-tindih ketika ada salahsatu atau beberapa karyawan yang tidak hadir bekerja saat itu sehingga tugas dan tanggung-jawabnya dibebankan kepada karyawan lainnya. Selain itu ketika ada pekerjaan berlebih di salah satu bagian kegiatan produksi atau pemasaran seperti sortir, grading, pengiriman barang ke konsumen maka pekerja lain harus membantu menyelesaikan pekerjaan tersebut. Budaya kekeluargaan yang erat, kehadiran dan semangat kerja yang tinggi merupakan salah satu hasil positif dari pemotivasian yang dilakukan oleh pimpinan dan manajer farm terhadap para karyawannya. Pimpinan Vizan Farm memperlakukan karyawan layaknya keluarga sendiri. Pimpinan memberikan banyak fasilitas dan tunjangan kepada para karyawannya seperti rumah dan kamar mes, gaji yang mencukupi standar hidup mereka, dan kebutuhan lainnya yang diperlukan oleh karyawan. Selain itu, karyawan juga dapat dengan mudah berkomunikasi dengan pimpinan dan manajer farm untuk menyampaikan usulan, memaparkan persoalan atau mendiskusikan keprihatinannya. Fungsi penempatan staf dilakukan oleh pemilik dan manajer Vizan Farm. Proses perekrutan karyawan dilakukan dengan pertimbangan sendiri oleh pimpinan dan manajer farm. Struktur organisasi yang sederhana dan jumlah sumberdaya manusia yang dibutuhkan tidak terlalu banyak membuat perusahaan Vizan Farm belum memiliki jenjang karir atau promosi pengangkatan kerja yang jelas bagi karyawannya. Pemberian gaji karyawan dilakukan setiap awal bulan dengan jumlah yang disesuaikan dengan tugas dan tanggung-jawab yang diemban setiap karyawan. Selain itu, Vizan Farm juga memberikan pelatihan dan pengembangan keterampilan kepada karyawannya terutama ketika ada teknologi baru dalam proses budidaya ikan hias. Pengendalian atas kinerja Vizan Farm belum dilakukan secara efektif oleh pimpinan dan manajer farm. Penetapan standar kerja tidak diberikan secara tertulis dan rinci kepada karyawan. Selain itu, penilaian kinerja yang dilakukan masih bersifat subyektif berdasarkan hasil pengamatan kinerja oleh pimpinan dan manajer farm sehari-hari. Namun tindakan evaluasi dan korektif terhadap kinerja karyawan selalu dilakukan dengan penyampaian langsung yang sederhana agar mudah dimengerti dan tidak menyinggung hati karyawan.
29 Pemilik Vizan Farm juga memberikan pelatihan dan pengembangan keterampilan kepada karyawannya setiap tahun terutama ketika ada teknologi baru dalam proses budidaya ikan hias sebagai tindak lanjut dari hasil evaluasi kinerja. Pemasaran Pemasaran merupakan proses pendefinisian, pengantisipasian, penciptaan, serta pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen akan produk dan jasa. Fungsi pemasaran yang dilakukan Vizan Farm antaralain; analisis konsumen, penjualan produk, perencanaan produk, penetapan harga, distribusi, riset pasar, dan analisa peluang. Vizan Farm melakukan proses pengumpulan informasi dari para konsumen akhir, pengumpul, pengecer dan pembudidaya lainnya mengenai kecenderungan keinginan dan tren ikan hias yang digemari oleh konsumen dalam kebutuhan analisis konsumen. Informasi ini kemudian dijadikan pertimbangan oleh pimpinan dan manajer farm untuk menentukan pemilihan jenis ikan hias yang akan diproduksi dan standar kualitas ikan hias yang akan dihasilkan agar sesuai dengan keinginan masyarakat. Vizan Farm menjual sebagian besar hasil produksi ikan hias kepada pengusaha pengumpul. Kualitas ikan hias Vizan Farm yang cukup baik sudah terkenal dikalangan pengusaha pengumpul sehingga tidak terlalu sulit untuk Vizan Farm dalam memasarkan hasil produksinya meski tanpa melakukan promosi penjualan. Namun untuk meningkatkan penjualan dari kalangan hobiis langsung, Vizan Farm membuat situs internet mengenai profil perusahaan sekaligus menawarkan program ‘Open Farm’ bagi hobiis yang ingin mengetahui cara budidaya ikan hias yang akan dipeliharanya. Perencanaan produk seperti uji pemasaran tidak dilakukan oleh Vizan Farm. Hal ini karena produk ikan hias yang dibudidayakan Vizan Farm termasuk barang industri yang sudah teruji penerimaan pasar terhadap produk tersebut sehingga Vizan Farm enggan untuk melakukan uji pemasaran untuk menghindari ketidakefisienan. Pengembangan produk dalam hal pengemasan, fitur produk, gaya produk dan kualitas produk disesuaikan dengan mengikut perkembangan keadaan dan kebutuhan pasar saat itu. Pengemasan produk saat dikirimkan biasanya menggunakan kantong plastik yang diberi oksigen dan substrat berbahan plastik yang berwarna gelap untuk memanipulasi keadaan sehingga menghindari stress pada ikan selama diperjalanan. Vizan Farm menetapkan harga produk ikan hias yang dihasilkannya berdasarkan harga jual ikan tersebut di kalangan pembudidaya lainnya. Informasi harga jual ikan hias di kalangan pembudidaya sangat terbuka dan dapat diketahui oleh semua orang sehingga tidak ada negosiasi atau tawar menawar harga dengan calon konsumen. Penjualan produk Vizan Farm dilakukan dengan dua saluran distribusi. Saluran pertama yaitu menjual produk kepada pengusaha pengumpul. Saluran kedua menjual langsung produk kepada hobiis atau konsumen akhir. Sebagian besar penjualan produk dilakukan melalui saluran pertama yaitu menjual produk kepada pengusaha pengumpul. Metode distribusi biasa dilakukan dengan dua cara yaitu konsumen dapat membeli produk langsung dan mengambil sendiri produk yang ingin dibeli ke tempat Vizan Farm atau dengan melakukan pemesanan dan pengantaran produk ke tempat pembeli oleh Vizan Farm.
30 Riset pemasaran belum dilakukan dengan baik oleh Vizan Farm. Aktivitas pengumpulan, pencatatan, dan penganalisisan data yang terkait dengan pemasaran produk masih belum sistematis dan sangat sederhana. Aktivitas penganalisisan data untuk riset pemasaran juga seringkali terabaikan sehingga data yang terkumpul dan tercatat hanya sebagai dokumen arsip perusahaan. Analisis peluang terkait keputusan pemasaran dilakukan Vizan Farm dengan cermat dan hati-hati. Setiap keputusan pemasaran yang dibuat selalu mempertimbangkan hasil analisis biaya-manfaat. Saat ini meskipun sebagian besar distribusi pemasaran masih melalui pengusaha pengumpul karena keterbatasan yang dimiliki Vizan Farm namun secara perlahan Vizan Farm mulai membuka jalan untuk mencapai konsumen akhir secara langsung agar manfaat atau keuntungan yang didapat Vizan Farm dapat lebih optimal melalui sistem pemasarannya.
(a) (b) Gambar 5 Kegiatan packing (a) dan pengantaran (b) Keuangan/ Akuntansi Kondisi keuangan merupakan ukuran tunggal terbaik untuk menentukan posisi kompetitif perusahaan dan daya tariknya bagi investor. Vizan Farm sampai saat ini belum melakukan analisis mendalam mengenai rasio-rasio keuangannya. Hal ini disebabkan pencatatan/ pembukuan keuangan masih dilakukan sangat sederhana dan belum menerapkan aturan akuntansi yang baik. Pembukuan keuangan masih sebatas penerimaan dari penjualan produk, dan pengeluaran dari seluruh biaya-biaya input. Selama ini aktivitas perusahaan didanai oleh investasi pribadi dari pemiliknya yaitu Bapak Sugeng. Selanjutnya untuk pembiayaan terhadap pengembangan usaha dan penambahan modal kerja yaitu berasal dari keuntungan yang diperoleh perusahaan. Namun persentase atau rasio pembagian keuntungan bagi pengembangan usaha ini belum jelas. Kebijakan untuk manambah utang atau penanaman investasi dari pihak luar-pun belum dilakukan. Produksi/ Operasi Fungsi produksi/ operasi suatu bisnis mencakup semua aktivitas yang mengubah input menjadi barang atau jasa. Meskipun Vizan Farm membudidayakan 33 jenis ikan hias, namun proses produksi atau budidaya ikan hias secara umum melalui beberapa tahapan yang sama antaralain; pemeliharaan induk, pemijahan induk, penetasan telur, pemeliharaan larva dan benih, pembesaran, dan sampling & grading. Secara umum proses budidaya ikan hias di Vizan Farm sebagai berikut; 1. Pemeliharaan induk Proses pemeliharaan induk meliputi persiapan wadah/ tempat induk, penebaran induk, pemberian pakan, pengelolaan kualitas air, pencegahan
31 dan pengobatan penyakit, dan sampling kematangan gonad. Persiapan wadah dimulai dengan memasang sistem aerasi, pembersihan, pengeringan, dan pengisian air akuarium/ kolam. Penebaran induk dilakukan dengan proses aklimatisasi terlebih dahulu. Hal tersebut dimaksudkan untuk penyesuaian lingkungan dan adaptasi suhu air dalam akuarium dengan suhu air pemeliharaan induk ikan sebelumnya. Pemberian pakan untuk induk berupa cacing darah atau pelet udang dengan frekuensi pemberian pakan dua kali sehari. Metode pemberian pakan pada umumnya menggunakan adsatiation yaitu pemberian pakan sampai ikan merasa kenyang. Pengelolaan air untuk induk yang berada di akuarium dengan cara disifon yaitu membuang air beserta kotoran yang ada di dasar kolam dengan selang. Sedangkan pengelolaan air pada induk yang berada di kolam dengan cara sirkulasi air menggunakan pompa ke kolam lainnya. Pencegahan penyakit dilakukan dengan menjaga dan mempertahankan kualitas air. Setiap hari air dalam akuarium diganti dan peralatan penunjang pemeliharaan induk dibersihkan. Pengobatan penyakit biasanya dilakukan dengan perendaman pada wadah pemeliharaan menggunakan obat seperti Methylene Blue atau garam ikan. Sampling kematangan gonad biasanya dilakukan setiap 2 minggu sekali. Tingkat kematangan gonad diketahui dengan cara stripping dengan terlebih dahulu melakukan berok pada induk agar sperma atau telur dapat terlihat jelas tanpa bercampur dengan feses sehingga tidak terjadi kesalahan dan memudahkan mengetahui tingkat kematangan gonad dari induk tersebut.
(a)
(b)
Gambar 6 Akuarium pemeliharaan induk (a) & contoh induk platydoras (b) 2. Pemijahan Induk Pemijahan induk melalui beberapa tahap yaitu persiapan wadah pemijahan, perangsangan ovulasi, dan pemijahan. Proses pemijahan, penetasan telur, dan pemeliharaan larva dilakukan dalam satu wadah. Namun sebelum dilakukan perangsangan ovulasi, induk ditempatkan pada wadah khusus untuk memisahkan antara induk yang belum dan sudah matang gonad. Persiapan wadah dimulai dengan memasang sistem aerasi, pembersihan, pengeringan, dan pengisian air akuarium/ kolam. Perangsangan ovulasi pada ikan hias dengan cara menyuntikkan hormon perangsang yang berfungsi untuk memacu proses pematangan gonad pada induk. Teknik pemijahan dilakukan secara buatan dengan cara stripping. Induk yang akan di-stripping 24jam sebelumnya sudah diberikan rangsangan hormonal dengan penyuntikkan ovaprime. Pada saat melakukan stripping pada induk betina, telur diletakkan pada mangkuk yang bersih dan kering. Sedangkan untuk sperma, di stripping untuk selanjutnya disedot
32 menggunakan syringe. Selanjutnya telur pada manguk dicampurkan dengan sperma yang berada di syringe. Telur dan sperma diaduk dengan merata menggunakan bulu ayam dan ditambahkan pula larutan fisiologis untuk pengenceran sperma.
(a) (b) Gambar 7 Sampling kematangan gonad jantan (a) dan betina (b)
Gambar 8 Penyuntikan rangsangan hormonal 3. Penetasan Telur Proses penetasan telur terdiri dari persiapan wadah dan penebaran telur. Persiapan wadah tidak jauh berbeda dengan persiapan wadah pada pemeliharaan induk. Hanya saja untuk penetasan telur, media air yang digunakan biasanya ditambahkan Methylene Blue, daun ketapang, dan diberi aerasi lemah. Penambahan Methylene Blue bertujuan untuk mencegah tumbuhnya jamur pada permukaan telur yang dapat menyebabkan kegagalan dalam penetasan telur. Penebaran telur yang sudah tercampur rata dengan sperma dilakukan di wadah yang sudah disiapkan. Telur ditebar secara perlahan dengan menggunakan bulu ayam agar penebaran merata pada dasar wadah. Telur yang berhasil dibuahi biasanya berwarna kuning sedangkan telur yang gagal terbuahi berwarna putih susu. Selanjutnya telur yang sudah terbuahi tersebut dibiarkan sampai menetas dalam wadah.
Gambar 9 Proses penebaran telur 4. Pemeliharaan Larva dan Benih Wadah yang digunakan untuk pemeliharaan larva adalah akuarium yang sama saat penetasan telur. Larva biasanya dipelihara sampai berumur satu bulan. Setelah berumur satu bulan benih akan dipindahkan ke waring pada kolam beton. Hal ini dikarenakan wadah akuarium yang digunakan untuk
33 pemeliharaan larva akan digunakan kembali untuk penetasan telur berikutnya dan untuk memudahkan pemeliharaan benih dalam jumlah yang banyak. Pemberian pakan pada stadia larva dilakukan dengan menggunakan pakan alami berupa naupi Artemia yang dihasilkan dari kultur pakan alami. Frekuensi pemberian pakan pada stadia larva biasanya mencapai tiga kali sehari. Setelah larva semakin dewasa, pemberian pakan alami Artemia akan dikurangi dan ditambahkan pemberian cacing sutra agar benih dapat tumbuh secara optimal. Pengelolaan kualitas air dan pencegahan pengobatan penyakit pada pemeliharaan larva tidak jauh berbeda dengan pengelolaan air dan pencegahan pengobatan pada saat pemeliharaan induk.
(a) (b) Gambar 10 Akuarium larva (a) dan waring pemeliharaan benih (b) 5. Pembesaran Proses pembesaran ikan hias dilakukan di kolam beton dan kolam fiber. Ikan hias terus dipelihara hingga mencapai ukuran panennya. Pemberian pakan sebanyak 3 kali sehari. Namun ketika ikan hias tersebut telah melampaui batas ukuran panen dan belum terjual maka proses pemberian pakan ikan hias akan dikurangi menjadi 2 kali sehari untuk mengurangi biaya pakan. Pengelolaan kualitas air dan pencegahan pengobatan penyakit pada pemeliharaan larva tidak jauh berbeda dengan pengelolaan air dan pencegahan pengobatan pada saat pemeliharaan induk.
(a) (b) Gambar 11 Kolam beton dalam (a) dan kolam beton luar 6. Sampling dan Grading Sampling dilakukan pada pemeliharaan benih dan ikan hias dewasa untuk mengestimasi jumlah, bobot, dan ukuran. Selain itu juga dilakukan proses grading yang bertujuan untuk menyeragamkan ukuran benih atau ikan hias dewasa. Kegiatan sampling & grading ini rutin dijalankan seminggu sekali untuk menentukan masa pemanen benih atau ikan hias dewasa. Sampling biasanya dilakukan dengan mengambil sebanyak 30 ekor ikan hias dan diukur menggunakan jangka sorong. Sedangkan grading dilakukan dua kali yaitu saat benih sudah berumur satu bulan untuk dipindahkan ke dalam waring pada kolam beton sehingga dalam satu wadah/ kolam berisi ikan hias dengan ukuran yang sama dan saat masa pemanenan
34 agar ikan hias yang dipanen atau akan dijual seragam dalam ukuran dan kualitas sesuai dengan permintaan.
(a) (b) Gambar 12 Sampling pertumbuhan (a) dan grading benih (b) Penelitian dan Pengembangan Vizan Farm tidak memiliki divisi khusus dalam bidang penelitian dan pengembangan produk maupun bisnisnya. Meskipun demikian, pemilik, manajer farm, dan karyawan ahli terus melakukan pengumpulan informasi yang terkait dalam bisnis ikan hias dari balai penelitian, dinas peternakan dan perikanan, dan para pembudidaya lainnya untuk meningkatkan kualitas produknya dan untuk memperbaiki proses produksi sehingga dapat menekan biaya.
Sistem Informasi Manajemen (SIM) Sistem informasi manajemen Vizan Farm masih sangat lemah dan kurang efektif. Tidak adanya sumberdaya manusia khusus yang menangani SIM membuat banyak data tidak tercatat dan terolah dengan baik. Vizan Farm masih mengandalkan informasi yang terkumpul dari hasil pembicaraan pemilik, manajer farm, dan karyawan untuk membuat keputusan strategis. Pemanfaatan komputer untuk menyimpan dan mengolah data-pun belum optimal. Komputer belum digunakan untuk mengolah data melalui peranti lunak khusus yang dapat mengubah data menjadi informasi yang berguna. Lingkungan Eksternal Perusahaan Lingkungan eksternal mempengaruhi perusahaan dari lingkungan luar seperti peluang dan ancaman. Lingkungan eksternal ini mempengaruhi perusahaan diluar kendali perusahaan tersebut, sehingga perusahaan hanya dapat merespon dari adanya tindakan tersebut. Penerapan strategi yang dilakukan perusahaan yaitu untuk mengambil peluang yang ada dan mengatasi ancaman dari luar. Lingkungan eksternal terbagi menjadi dua lingkungan yaitu lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari beberapa faktor yaitu kekuatan ekonomi, sosial, budaya, demografis, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, dan teknologi. Lingkungan industri terdiri dari lima faktor yaitu persaingan antarperusahaan saingan, potensi masuknya pesaing baru, potensi pengembangan produk pengganti, daya tarik pemasok, dan daya tawar konsumen. Lingkungan Makro Lingkungan makro terdiri dari faktor-faktor lingkungan luar perusahaan. Lingkungan ini terdiri dari beberapa kekuatan yaitu (1) kekuatan ekonomi, (2)
35 kekuatan politik, pemerintahan, dan hukum, (3) kekuatan sosial, budaya, demografis, dan lingkungan, (4) kekuatan teknologi. 1. Ekonomi Faktor ekonomi memiliki pengaruh yang cukup besar dan terdapat beberapa variabelnya yang memiliki dampak langsung terhadap kegiatan bisnis perusahaan termasuk Vizan Farm. Salah satu variabel ekonomi yang berpengaruh terhadap kegiatan bisnis Vizan Farm dan mampu memrepresentasikan peluang dan ancaman yaitu nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Per Kapita. PDB Per Kapita dalam pendekatan pendapatan menunjukkan penghasilan berupa gaji dan upah, bunga modal, dan keuntungan yang didapat per satu orang penduduk yang ada di negara tersebut. PDB lebih merepresentasikan daya beli masyarakat terhadap ikan hias yang dihasilkan oleh Vizan Farm dibandingkan menggunakan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) karena konsumen akhir dari ikan hias yang di produksi Vizan Farm tersebar di banyak wilayah di Indonesia, bukan hanya di kota atau provinsi tertentu. PDB Per Kapita Indonesia setiap tahunnya mengalami kenaikan. Berdasarkan data pada tabel 9 dibawah, nilai PDB Per Kapita penduduk di Indonesia terus mengalami peningkatan yang menunjukkan bahwa daya beli masyarakat setiap tahunnya meningkat pula. Hal ini dapat mendorong masyarakat untuk menambah konsumsi barang-barang sekunder dan tersier termasuk membeli ikan hias yang akhirnya dapat mendorong pertumbuhan bisnis para pembudidaya ikan hias termasuk Vizan Farm. Variabel ekonomi lainnya yang berpengaruh pada kegiatan bisnis ikan hias air tawar Vizan Farm ialah tingkat inflasi. Tingkat inflasi di Indonesia dalam periode antara desember 2006 sampai dengan bulan desember 2011 mengalami kondisi yang fluktuatif. Perkembangan laju tingkat inflasi selama kurun waktu antara bulan desember 2006 sampai dengan desember 2011 dapat dilihat pada Gambar 13.
Tabel 9 Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita Indonesia tahun 20062010 Tahun
Nilai PDB Per Kapita (rupiah)
2006
15,028,000
2007
17,500,000
2008 2009 2010
21,400,000 23,900,000 27,000,000
Sumber: Badan Pusat Statistika (2011)
36
Gambar 13 Grafik tingkat inflasi Indonesia 2006-2011 Kondisi tingkat inflasi di Indonesia yang berfluktuatif mengakibatkan terjadinya perubahan harga barang termasuk biaya faktor produksi dan fluktuasi daya beli masyarakat terutama kepada barang-barang sekunder dan tersier seperti ikan hias sehingga menuntut perusahaan untuk melakukan produksi se-efisien mungkin untuk mengantisipasi perubahan tingkat inflasi yang tajam. Selain itu variabel ekonomi yaitu Tarif Dasar Listrik (TDL) juga mempengaruhi kegiatan bisnis Vizan Farm. Pada tahun 2013 pemerintah berencana menaikkan TDL sekitar 15% secara bertahap. Rencana kenaikkan TDL ini perlu dipertimbangkan dengan serius oleh Vizan Farm karena listrik merupakan salah satu biaya produksi yang cukup besar dan berpotensi menjadi ancaman yang cukup berpengaruh bagi Vizan Farm. Biaya Listrik di Vizan Farm yaitu sekitar 1 juta per bulan. Vizan Farm menggunakan banyak peralatan yang memerlukan listrik sebagai pasokan energi utamanya seperti lampu, pompa air dan gelembung udara yang dinyalakan hampir selama 24 jam setiap harinya. Selain itu kenaikan TDL ini akan menimbulkan inflasi yang mengakibatkan kenaikan harga-harga barang input yang dibutuhkan Vizan Farm. 2. Sosial, Budaya, Demografis, dan Lingkungan Seiring laju pertumbuhan perekonomian dan daya beli masyarakat yang meningkat di Indonesia membuat banyak perubahan pada kehidupan sosial, budaya, demografis, dan lingkungan dalam masyarakat. Kesadaran masyarakat terhadap nilai-nilai estetika mulai tumbuh pesat termasuk didalamnya nilai estetika ruangan. Ikan hias sebagai salah satu produk yang menambah nilai estetika ruangan mulai banyak dikonsumsi oleh masyarakat baik di rumah, kantor, maupun tempat-tempat bisnis seperti restoran dan toko untuk menambah nilai keindahan ruangannya. Pengaruh variabel budaya yaitu kepercayaan dari masyarakat ras china yang menganggap apabila memelihara ikan hias tertentu dapat membawa keberuntungan bagi pemiliknya telah banyak mempengaruhi masyarakat dari ras
37 lainnya termasuk ras melayu yang banyak di Indonesia untuk memelihara ikan hias dengan salah satu alasannya yaitu mendatangkan keberuntungan. Gaya hidup yang mulai modern dan mengukur sesuatu dinilai dari materi membuat beberapa masyarakat membutuhkan kepemilikan suatu barang mewah yang dapat meningkatkan pengakuan kekayaannya termasuk memelihara ikan hias tertentu di dalam akuarium indah sebagai bukti keberhasilannya. Selain itu, kehidupan perkotaan yang membuat banyak kesibukan pekerjaan bagi masyarakatnya membuat tingkat stress meningkat. Hal ini menimbulkan kesadaran dan kepercayaan dengan memelihara ikan hias yaitu memberi makan ikan dan memandangnya akan membuat pemiliknya merasa tenang. Semua faktor ini berujung pada peningkatan konsumsi masyarakat terhadap ikan hias. Namun selera konsumen yang sering berubah-ubah terhadap konsumsi ikan hias perlu di antisipasi pembudidaya termasuk Vizan Farm dengan mengetahui informasi pasar dan tren ikan hias ke depan. Hal ini terjadi karena kejenuhan terhadap ikan hias tertentu akan membuat masyarakat beralih dengan memelihara ikan jenis lainnya. Selain itu perubahan kondisi lingkungan seperti perubahan cuaca yang ekstrim mengakibatkan flutuasi suhu yang tinggi yang mengganggu kualitas air yang dapat memunculkan penyakit bahkan kematian ikan dan pasokan air yang kurang saat musim kemarau membuat para pembudidaya harus mempertimbangkan kondisi lingkungannya agar tidak kekurangan air yang berkualitas untuk proses budidaya. 3. Politik, Pemerintahan, dan Hukum Indonesia merupakan salah satu negara bahari yang kaya akan sumber daya perairannya. Pemerintah sebagai pemegang kekuasaan dan pembuat regulasi, tentunya akan memperhatikan nelayan dan pembudidaya agar sumberdaya perairannya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk kemakmuran rakyat sesuai Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945. Pemerintah Indonesia mengeluarkan beberapa peraturan terkait usaha ikan hias diantaranya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 54 Tahun 2002 Tentang Usaha Perikanan. Dalam PP tersebut di sebutkan bahwa usaha pembudidayaan yang dilakukan di tambak atau di kolam di atas tanah yang berdasarkan undang-undang telah menjadi hak tertentu dari yang bersangkutan maka tidak dikenai pungutan perikanan sehingga usaha Vizan Farm tidak akan dikenakan pungutan perikanan karena berdiri di atas tanah milik pribadi. Selain itu berdasarkan Pasal 6 PP Nomor 54 Tahun 2002 dan Pasal 17 Keputusan Menteri (KepMen) Nomor 2 Tahun 2004 Tentang perizinan usaha pembudidayaan perikanan, Vizan Farm tidak perlu untuk mengurus dan memiliki izin usaha perikanan karena usaha Vizan Farm termasuk pembudidaya air tawar di kolam air tenang di atas tanah milik pribadi yang kurang dari dua hektar. Namun dalam PP dan KepMen ini Vizan Farm memiliki kewajiban melaporkan kegiatan kepada Dinas Perikanan Daerah atau Instansi yang berwenang di bidang perikanan setempat dalam hal ini Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Depok dalam rangka pengumpulan data produksi untuk menentukan pengelolaan sumber daya ikan yang bertanggung-jawab. Dalam PP dan Kepmen ini pula, Vizan memiliki hak untuk mendapatkan pembinaan meliputi pembinaan iklim usaha, sarana usaha, teknik produksi, pemasaran, dan mutu hasil perikanan.
38 Pemerintah melalui Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) berusaha mendorong produksi ikan hias nasional dengan membangun Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias di Depok untuk menghasilkan kualitas ikan hias yang bermutu baik dan menjaga produksi ikan hias yang berkelanjutan. Selain itu, Pemerintah melalui KKP dan Pemerintah Daerah juga membangun infrastruktur penunjang pemasaran ikan hias seperti Raiser di Cibinong dan pengembangan pengelolaan pasar ikan seperti di Parung dan Ciseeng. Pemerintah juga menggelar pameran ikan hias berskala nasional setiap tahun seperti ‘Explore the Indonesian Beauties’ yang diselenggarakan pada tanggal 11-14 mei 2011 di Raiser Cibinong dan Internernational Ornamen Fish Technical and Trade Conference and Exhibition (IOFTTCE) 2012 sebagai sarana pengenalan dan meningkatkan minat masyarakat terhadap ikan hias, sekaligus menjembatani kepentingan pembudidaya untuk memasarkan ikan hiasnya dan perusahaan pengumpul atau eksportir untuk memenuhi pasokan ikan hiasnya. Perhatian yang cukup besar dari pemerintah kepada usaha budidaya ikan hias ini dapat dijadikan pembudidaya termasuk Vizan Farm sebagai peluang untuk mengembangkan usahanya. 4. Teknologi Kekuatan teknologi merepresentasikan peluang dan ancaman besar yang harus dipertimbangkan dalam perumusan strategi. Kemajuan teknologi bisa secara dramatis mempengaruhi produk, jasa, pasar, pemasok, distributor, pesaing, konsumen, proses produksi, praktik pemasaran, dan posisi kompetitif organisasi. Kemajuan teknologi dapat menciptakan pasar produk baru, menghasilkan proses produksi/ pembudidayaan yang baru dan lebih baik, serta mengubah posisi biaya kompetitif relatif dalam suatu industri. Teknik budidaya ikan hias mengalami kemajuan teknologi yang cukup pesat. Adanya Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias di Depok membuat pembudidaya ikan hias khususnya yang ada di sekitar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) mendapatkan informasi yang cepat dan terbaru dalam hal metode budidaya maupun penanganan terhadap penyakit. Vizan Farm termasuk pembudidaya yang memanfaatkan perkembangan teknik tersebut. Vizan Farm menggunakan metode dan peralatan yang selalu terkini dalam proses budidayanya seperti pemijahan dengan teknik buatan dengan menyuntikkan hormon perangsang (ovaprime) untuk ovulasi, melakukan kultur pakan alami sendiri, menggunakan Methylene Blue untuk mencegah penyakit, dll.
(a) (b) Gambar 14 Kultur pakan artemia (a) dan penyuntikan ovaprime
39 Kemajuan teknologi informasi tidak luput dari perhatian Vizan Farm. Saat ini Vizan Farm memiliki situs perusahaan yaitu http://www.vizanfarm.com. Situs tersebut dimanfaatkan untuk meningkatkan citra perusahaan, memperluas pemasaran, dan menyediakan informasi bagi masyarakat umum yang ingin membudidayakan ikan hias dengan membuka program ‘Open Farm’.
Gambar 15 Tampilan awal situs vizanfarm.com Kemajuan teknologi komunikasi juga menuntut perusahaan memiliki beberapa layanan telepon untuk memudahkan komunikasi dengan supplier dalam pemesanan bahan baku, komunikasi dengan perusahaan pengumpul untuk melakukan pemasaran, maupun komunikasi dengan calon pembeli atau masyarakat umum yang ingin mengetahui kegiatan Vizan Farm dalam hal budidaya ikan hias. Lingkungan Industri Lingkungan industri penting untuk di analisis untuk mengidentifikasi perusahaan pesaing dan menentukan kekuatan, kelemahan, kapabilitas, peluang, ancaman, tujuan, dan strategi perusahaan lain demi keberhasilan strategi yang dijalankan perusahaan. Menurut Porter dalam David (2009), keadaan persaingan dalam suatu industri tergantung pada lima kekuatan persaingan pokok yaitu persaingan antarperusahaan saingan, potensi masuknya pesaing baru, potensi pengembangan produk-produk pengganti, daya tawar pemasok, dan daya tawar konsumen. 1. Persaingan Antarperusahaan Saingan Persaingan antar perusahaan saingan merupakan kekuatan yang paling berpengaruh dari lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh sebuah perusahaan akan berhasil sejauh strategi tersebut memiliki kekuatan kompetitif atas strategi yang dijalankan perusahaan pesaing. Perubahan dalam strategi oleh suatu perusahaan sering ditanggapi dengan langkah balasan dari perusahaan saingan seperti: penurunan harga, peningkatan kualitas, penambahan fitur, penyediaan layanan, perpanjangan garansi, dan pengintensifan iklan. Persaingan dalam budidaya ikan hias berdasarkan data dan prediksi Kementrian Kelautan dan Perikanan akan semakin meningkat dan ketat setiap tahunnya. Hal ini disebabkan meningkatnya jumlah pembudidaya perseorangan yang tergabung dalam kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) dan pembudidaya perusahaan yang menghasilkan produksi cukup besar. Bertambahnya para pembudidaya perseorangan yang bergabung atau membentuk kelompok baru
40 membuat produksi mereka secara ukuran dan kapasitas produksi semakin setara dengan produksi yang dilakukan perusahaan-perusahaan pembudidaya ikan hias termasuk Vizan Farm. Pesaing utama Vizan Farm yaitu para pembudidaya yang tergabung dalam kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) dan perusahaan pembudidaya ikan hias lainnya di sekitar Depok dan Bogor yang memiliki kapasitas produksi yang hampir sama dengan Vizan Farm yaitu sekitar 450 ribu ekor/tahun, memiliki target pasar utama yang sama yaitu perusahaan pengumpul di daerah Depok dan Bogor dan membudidayakan salah satu atau beberapa ikan hias yang sejenis dengan ikan hias yang dihasilkan Vizan Farm. Saat ini terdapat 28 kelompok pembudidaya ikan dan perusahaan perikanan di daerah Depok dan Bogor yang dapat menjadi pesaing utama maupun potensial bagi Vizan Farm (lampiran data pembudidaya saingan). Meskipun cukup banyak pesaing Vizan Farm tetapi persaingan belum terasa ketat karena permintaan ikan hias yang datang dari pengusaha pengumpul, eksportir dan pembeli eceran masih mampu menyerap seluruh hasil produksi Vizan Farm dan para pesaingnya. 2. Potensi Masuknya Pesaing Baru Intensitas persaingan akan semakin meningkat ketika pesaing baru mudah untuk masuk ke dalam suatu industri. Industri budidaya ikan hias termasuk industri yang mudah untuk di masuki oleh perusahaan baru. Modal yang tidak terlalu besar, dapat dibudidayakan di lahan sempit, dan teknologi yang dapat dipelajari dengan cukup mudah membuat banyak pembudidaya-pembudidaya perseorangan dalam skala kecil/ rumah tangga mulai masuk dalam industri budidaya ikan hias ini. Sebagian besar pembudidaya perseorangan bergabung dalam kelompok pembudidaya ikan hias yang membuat kelompok pembudidaya memiliki tingkat kemampuan kapasitas dan kontinuitas produksi yang setara dengan perusahaan berskala sedang maupun besar. Berkembangnya jumlah pengusaha-pengusaha kecil ini dapat menjadi ancaman yang cukup serius bagi Vizan Farm, terlebih biasanya kelompok pembudidaya ikan hias memiliki target pasar utama yang sama dengan Vizan Farm yaitu para pengusaha pengumpul. 3. Potensi Pengembangan Produk Pengganti Tekanan kompetitif yang berasal dari potensi pengembangan produk pengganti memiliki pengaruh yang cukup besar terlebih ketika pesaing berusaha untuk memperluas kapasitas produksi dan penetrasi pasar. Produk pengganti dalam industri ikan hias adalah produk yang memiliki fungsi yang sama dengan ikan hias. Hewan peliharaan seperti hamster dan binatang reptil yang dapat dipelihara dalam terrrarium merupakan produk pengganti ikan hias yang memiliki potensi menggantikan ikan hias, baik sebagai bahan dekorasi untuk menambah nilai estetika ruangan maupun sebagai produk hobi untuk di pelihara. Nilai permintaan dan produksi hewan peliharaan dalam terrarium yang meningkat setiap tahun dapat memberikan tekanan kompetitif bagi industri ikan hias. 4. Daya Tawar Pemasok Daya tawar pemasok mempengaruhi intensitas persaingan di suatu industri, khususnya ketika terdapat sejumlah besar pemasok, atau ketika hanya terdapat sedikit bahan baku yang bagus atau ketika biaya peralihan ke bahan baku lain sangat tinggi. Produsen dan pemasok memiliki kepentingan untuk mendapatkan
41 keuntungan jangka panjang dengan cara saling membantu dengan jual-beli dengan harga yang wajar dan masuk akal, kualitas yang baik, pengembangan layanan baru, pengiriman tepat waktu, dan biaya persediaan yang lebih rendah. Dalam menjalankan bisnisnya, Vizan Farm tidak memiliki ketergantungan maupun kemitraan dengan salah satu pemasoknya. Vizan Farm biasa membeli kebutuhan bahan baku seperti pakan, obatobatan, indukan, bibit, tabung oksigen, plastik, dan lain sebagainya ke toko-toko perikanan maupun material yang ada disekitar Depok. Jumlah pemasok yang cukup banyak lebih dari 20 toko perikanan dan material disekitar Depok maupun Bogor membuat Vizan Farm memiliki alternatif yang cukup banyak untuk memilih dan berganti pemasok dengan dasar harga jual bahan baku yang lebih murah. Hal ini membuat daya tawar pemasok tidak terlalu memiliki ancaman yang besar terhadap kelangsungan bisnis Vizan Farm. 5. Daya Tawar Konsumen Daya tawar konsumen menjadi kekuatan terpenting yang mempengaruhi keunggulan kompetitif. Konsumen Vizan Farm adalah pengusaha pengumpul dan hobiis yang membeli langsung. Namun konsumen utama Vizan Farm adalah beberapa pengusaha pengumpul di sekitar Jabodetabek karena mereka biasa membeli ikan hias dalam kuantitas yang banyak dibandingkan hobiis yang hanya membeli ikan hias dalam jumlah sangat kecil dan tidak tentu. Konsumen Vizan Farm memiliki daya tawar yang cukup besar terhadap perusahaan. Hal ini disebabkan tidak adanya kemitraan atau perjanjian khusus mengenai kualitas maupum kekontinuan pemasaran hasil produksi Vizan Farm dengan pengusaha pengumpul (konsumen utama). Pengusaha pengumpul memiliki kendali mengenai jenis apa dan kapan mereka bisa membeli produk Vizan Farm. Namun jumlah pengumpul maupun konsumen lainnya seperti eksportir yang cukup banyak dan informasi harga ikan hias di pasaran yang mudah diakses membuat Vizan Farm memiliki kekuatan untuk menyeimbangkan kekuatan dari daya tawar konsumen yang cukup besar. Analisis Faktor Internal dan Eksternal Analisis faktor internal dan eksternal ini dilakukan untuk menyusun matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan matriks External Factor Evaluation (EFE). Penyusunan kedua matriks tersebut harus mengidentifikasi faktor-faktor eksternal seperti peluang dan ancaman, dan faktor internal seperti kekuatan dan kelemahan dari perusahaan tersebut. Identifikasi Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan) Identifikasi faktor-faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan perusahaan digunakan untuk menyusun matriks Internal Factor Evaluation (IFE). Aspek-aspek yang ditinjau dalam mengidentifikasi faktor internal meliputi manajemen, pemasaran, keuangan/ akutansi, dan produksi/ operasi, penelitian pengembangan, dan sistem informasi manajemen.
42 Faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan bagi bisnis Vizan Farm yaitu; 1. Hubungan baik antara pemilik dan karyawan Hubungan pemilik dan karyawan Vizan Farm sangat baik dan bersifat kekeluargaan. Pemilik selalu memberikan perhatian terutama terkait kesejahteraan para karyawannya. Pemilik memberikan tempat tinggal bagi para karyawannya dan selalu mendengar aspirasi yang disampaikan oleh karyawannya sehingga tercipta hubungan yang baik. 2. Pemberian pelatihan dan pengembangan keterampilan karyawan Karyawan Vizan Farm memperoleh pelatihan dan pengembangan keterampilan terutama dibidang teknik budidaya ikan hias oleh pimpinan Vizan Farm. Pimpinan juga memberikan kesempatan karyawan untuk mengikuti pelatihan diluar khususnya ketika ada teknik budidaya baru. Selain itu karyawan juga selalu diberi pengarahan dalam melakukan pekerjaannya sampai kinerja karyawan tersebut sesuai dengan yang diharapkan oleh Farm. 3. Program Open Farm yang dipublikasi di situs web perusahaan Vizan Farm memiliki program ‘open farm’ yang dipublikasikan di situs perusahaan yaitu http://www.vizanfarm.com. Program ini bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi para hobiis untuk melihat secara langsung bagaimana proses budidaya ikan hias yang akan dipeliharanya. Selain itu perusahaan juga berharap dengan program ini dapat meningkatkan penjualan vizan farm kepada kalangan konsumen akhir. 4. Variasi jenis ikan hias sebanyak 33 jenis Jenis ikan hias yang dibudidayakan Vizan Farm cukup banyak. Saat ini Vizan Farm memproduksi sekitar 33 jenis ikan hias air tawar beragam ukuran diantaranya Apistogramma Cocotedeus, Red Nose, Neon Berlian, Synodontis, Corydoras Panda, Tiger Catfish, Pontius Denisonii, Frontosa, Diamond Tetra, Rossy Tetra, Ctenopoma A, Congo Tetra, Blue King, Sky Blue Tetra, Blackghost, Leopard Catfish, Red Galaxy, Discus Blue Diamond, Cardinal Tetra, Neon Tetra, Neon Tetra Albino, Coridoras Sterbai, Oscellaris, Red Nose Albino, Silver Dollar, Ctenopoma, Red Phantom, Discus Bue Torquisse, Whiteghost, Synodontis Eupterus, Palmery, Yellow Phantom, Kissing Gurami Ballon Albino. Faktor-faktor internal yang menjadi kelemahan bagi bisnis Vizan Farm yaitu; 1. Penetapan tugas dan standar kinerja yang belum tertulis Vizan Farm tidak menetapkan tugas dan standar kinerja yang tertulis dan rinci kepada karyawannya. Karyawan hanya melakukan tugas yang diberikan oleh pimpinan Vizan Farm. Karyawan-pun kadang melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan divisinya dalam struktur organisasi. Hal ini dapat merepotkan karyawan karena harus mengerjakan pekerjaan yang bukan tugas utamanya. Selain itu, hal ini menyulitkan pimpinan dalam menilai kinerja para karyawannya secara obyektif.
43 2. Tidak ada perjanjian kerjasama pemasaran dengan konsumen Sebagian besar penjualan ikan hias air tawar Vizan Farm dijual kepada para pengusaha pengumpul ikan hias disekitar Depok dan Bogor. Namun penjualan tersebut masih mengandalkan pesanan kebutuhan konsumen (para pengusaha pengumpul) tanpa adanya perjanjian kerjasama pemasaran. Hal ini dapat mengancam keberlangsungan pemasaran Vizan Farm karena konsumen dapat dengan mudah berpindah ke produsen lainnya serta menyulitkan Vizan Farm dalam menyesuaikan jumlah produksi agar sesuai dengan kebutuhan para konsumennya. 3. Pencatatan data keuangan masih sangat sederhana Pencatatan data keuangan Vizan Farm masih sederhana dan tidak rinci. Data keuangan Vizan Farm hanya mencakup data pemasukan dari penjualan produk dan data pengeluaran dari pakan, obat-obatan, plastik packing, listrik dan gaji pegawai secara keseluruhan tanpa diketahui jumlah unit yang dibeli atau dibutuhkannya dalam setiap bulan. Selain itu biaya operasional lainnya yang dikeluarkan secara tidak rutin dan sewaktu-waktu seperti biaya pemeliharaan farm, pembelian peralatan kebersihan farm, bensin transportasi, iuran pajak bumi dan bangunan, pembayaran sewa website perusahaan sangat jarang tercatat. Hal ini membuat hasil pencatatan keuangan masih belum sesuai dengan biaya-biaya asli yang dikeluarkan untuk kebutuhan bisnis. Pencatatan keuangan yang belum rinci ini akhirnya dapat menghambat perusahaan dalam menganalisis fluktuasi data biaya produksi per item bahan baku dan fluktuasi pemasukan perusahaan setiap bahannya. 4. Sistem informasi manajemen yang masih lemah dan kurang efektif Sistem informasi manajemen saat ini masih lemah dan kurang efektif. Tidak adanya sumberdaya manusia yang khusus menangani SIM membuat banyak data penting tidak tercatat dan terolah dengan baik. Vizan Farm masih mengandalkan informasi yang terkumpul dari hasil pembicaraan pemilik, manajer farm, dan karyawan yang tidak tertulis untuk membuat keputusan strategis. Pemanfaatan komputer untuk menyimpan dan mengolah data-pun belum optimal. Komputer belum digunakan untuk mengolah data melalui peranti lunak khusus yang dapat mengubah data menjadi informasi yang berguna. Identifikasi Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman) Identifikasi faktor-faktor eksternal berupa peluang dan ancaman perusahaan digunakan untuk menyusun dan matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE). Aspek-aspek yang ditinjau dalam mengidentifikasi faktor internal meliputi ekonomi; sosial, budaya, demografis dan lingkungan; politik, pemerintahan dan hukum; teknologi dan kompetitif.
44 Tabel 10 Kekuatan dan kelemahan yang dihadapi Vizan Farm Faktor Internal
Kekuatan
Manajemen
Pemasaran
Kelemahan
Hubungan baik antar pemilik dan karyawan Pemberian pelatihan dan pengembangan keterampilan karyawan
Penetapan tugas dan standar kinerja yang belum tertulis
Program Open Farm yang dipublikasi di situs web perusahaan
Tidak ada perjanjian kerjasama dengan konsumen
Pencatatan data keuangan masih sangat sederhana
Sistem informasi manajemen masih lemah dan kurang efektif
Kekuangan/Akutansi Produksi/Operasi Sistem Informasi Manajemen
Variasi jenis ikan hias sebanyak 33 jenis
Faktor-faktor eksternal yang menjadi peluang bagi bisnis Vizan Farm yaitu; 1. Daya beli masyarakat meningkat setiap tahun Berdasarkan data Badan Pusat Statistika tahun 2006-2010, nilai PDB Per Kapita penduduk di Indonesia terus mengalami peningkatan yang menunjukkan bahwa daya beli masyarakat setiap tahunnya meningkat pula. Hal ini dapat mendorong masyarakat untuk menambah konsumsi barang-barang sekunder dan tersier termasuk membeli ikan hias yang akhirnya dapat mendorong pertumbuhan bisnis para pembudidaya ikan hias termasuk Vizan Farm. Kenaikan daya beli masyarakat ini dapat menjadi peluang bagi Vizan Farm. 2. Kesadaran masyarakat terhadap manfaat memelihara ikan hias meningkat Kesadaran masyarakat untuk memelihara ikan hias semakin meningkat setiap tahunnya ditandai oleh meningkatnya penjualan ikan hias secara global. Manfaat ikan hias yang cukup banyak antara lain untuk menurunkan tingkat stress, menambah nilai estetika ruangan dan keyakinan membawa keberuntungan membuat banyak masyarakat di dalam dan luar negeri mulai berminat untuk memelihara ikan hias. 3. Adanya Raiser dan Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias Pemerintah melalui Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) berusaha mendorong produksi ikan hias nasional dengan membangun Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias di Depok untuk menghasilkan kualitas ikan hias yang bermutu baik dan menjaga produksi ikan hias yang berkelanjutan.
45 Selain itu, pemerintah melalui KKP dan Pemerintah Daerah juga membangun infrastruktur penunjang pemasaran ikan hias seperti Raiser di Cibinong. Lokasi Vizan Farm yang cukup dekat dengan kedua tempat tersebut dapat menjadikan peluang yang besar untuk membantu pengembangan usaha Vizan Farm. 4. Pameran ikan hias berskala nasional setiap tahun Pemerintah menggelar pameran ikan hias berskala nasional setiap tahun seperti ‘Explore the Indonesian Beauties’ yang diselenggarakan pada tanggal 1114 mei 2011 di Raiser Cibinong dan Internernational Ornamen Fish Technical and Trade Conference and Exhibition (IOFTTCE) 2012 sebagai sarana pengenalan dan meningkatkan minat masyarakat terhadap ikan hias, sekaligus menjembatani kepentingan pembudidaya untuk memasarkan ikan hiasnya dan perusahaan pengumpul atau eksportir untuk memenuhi pasokan ikan hiasnya. Kegiatan ini dapat dimanfaatkan oleh Vizan Farm untuk memperluas pemasaran sekaligus membuat kerjasama dengan pengusaha pengumpul yang lebih saling menguntungkan. 5. Kemajuan teknologi komunikasi, teknik dan peralatan budidaya Kemajuan teknologi komunikasi yang cukup pesat terutama telepon genggam yang memiliki fungsi smart phone seperti telepon, pesan singkat, email, messenger, dan akses internet memberikan kemudahan dan kecepatan bagi kalangan pebisnis termasuk pemilik dan manajer Vizan Farm untuk memudahkan komunikasi dengan supplier dalam pemesanan bahan baku, komunikasi dengan perusahaan pengumpul untuk melakukan pemasaran, maupun komunikasi dengan calon pembeli atau masyarakat umum yang ingin mengetahui kegiatan Vizan Farm dalam hal budidaya ikan hias. Selain itu teknik dan peralatan pendukung budidaya ikan hias mengalami kemajuan yang cukup pesat. Adanya Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias di Depok membuat pembudidaya ikan hias khususnya yang ada di sekitar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) mendapatkan informasi yang cepat dan terbaru dalam hal teknik budidaya maupun penanganan terhadap penyakit. Teknik dan peralatan budidaya yang terkini dalam proses budidaya seperti pemijahan dengan teknik buatan dengan menyuntikkan hormon perangsang (ovaprime) untuk ovulasi, melakukan kultur pakan alami sendiri, menggunakan obat-obatan seperti Methylene Blue untuk mencegah penyakit, dll. 6. Banyak alternatif toko dan perusahaan pemasok Jumlah pemasok yang cukup banyak disekitar Depok maupun Bogor membuat Vizan Farm memiliki alternatif yang cukup banyak untuk memilih dan berganti pemasok dengan dasar harga jual bahan baku yang lebih murah. Hal ini menjadi peluang bagi Vizan Farm untuk mengefisienkan biaya produksinya dengan memilih toko yang memiliki harga relatif rendah. Faktor-faktor eksternal yang menjadi ancaman bagi bisnis Vizan Farm yaitu; 1. Rencana Kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) Pada tahun 2013 pemerintah berencana menaikkan TDL. Rencana kenaikkan TDL ini perlu dipertimbangkan dengan serius oleh Vizan Farm karena TDL merupakan salah satu biaya produksi yang cukup besar dan berpotensi
46 menjadi ancaman yang cukup berpengaruh bagi Vizan Farm. Selain itu secara tidak langsung kenaikan TDL akan memicu inflasi yang dapat menimbulkan kenaikan harga barang-barang input yang di butuhkan Vizan Farm untuk berproduksi. 2. Laju Inflasi yang fluktuatif Kondisi tingkat inflasi di Indonesia yang berfluktuatif mengakibatkan terjadinya perubahan harga barang termasuk biaya faktor produksi dan daya beli masyarakat terutama kepada barang-barang tersier seperti ikan hias sehingga menuntut perusahaan untuk melakukan produksi se-efisien mungkin untuk mengantisipasi perubahan tingkat inflasi yang tajam. 3. Perubahan cuaca yang ekstrim Perubahan cuaca yang ekstrim mengakibatkan flutuasi suhu yang tinggi yang mengganggu kualitas air yang dapat memunculkan penyakit bahkan kematian ikan. Selain itu pasokan air yang kurang saat musim kemarau membuat para pembudidaya harus mempertimbangkan kondisi lingkungannya agar tidak kekurangan air yang berkualitas untuk proses budidaya. 4. Jumlah pesaing yang semakin meningkat Persaingan dalam budidaya ikan hias berdasarkan data dan prediksi Kementrian Kelautan dan Perikanan akan semakin meningkat dan ketat setiap tahunnya. Pada tahun 2008 jumlah rumah tangga perikanan (rtp) dan perusahaan perikanan (pp) usaha budidaya kolam termasuk didalamnya rtt dan pp ikan hias air tawar sebesar 254.174, tahun 2009 sebesar 273.750, tahun 2010 sebesar 278.996 dan diprediksikan jumlah tersebut akan terus meningkat setiap tahunnya terutama rtp dan pp ikan hias. Saat ini terdapat 28 kelompok pembudidaya dan perusahaan perikanan ikan hias di daerah Depok dan Bogor yang dapat menjadi pesaing utama maupun potensial bagi Vizan Farm (lampiran data pembudidaya saingan). Banyaknya jumlah persaing Vizan Farm ini disebabkan meningkatnya jumlah pembudidaya perseorangan yang tergabung dalam kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) dan pembudidaya perusahaan yang menghasilkan produksi cukup besar. Bertambahnya para pembudidaya perseorangan yang bergabung atau membentuk kelompok baru membuat produksi mereka secara ukuran dan kapasitas produksi semakin setara dengan produksi yang dilakukan perusahaanperusahaan pembudidaya ikan hias termasuk Vizan Farm. Kenaikan jumlah pesaing ini dapat menjadi ancaman serius bagi perusahaan seperti Vizan Farm.
47
Tabel 11 Peluang dan ancaman yang dihadapi Vizan Farm Faktor Eksternal
Peluang
Ancaman
Rencana kenaikan Ekonomi
TDL
Daya beli masyarakat meningkat setiap tahun
Laju inflasi fluktuatif
Sosial, Budaya,
Kesadaran masyarakat terhadap
Demografi dan
manfaat memelihara ikan hias
Lingkungan
meningkat
Politik, Pemerintahan dan Hukum
Perubahan cuaca yang ekstrim
Adanya Raiser dan Balai Riset Budidaya ikan hias
Adanya pameran ikan hias berskala nasional setiap tahun
Teknologi
Kemajuan teknologi komunikasi, teknik dan peralatan budidaya
Kompetitif
Banyak alternatif toko atau perusahaan pemasok
Jumlah pesaing yang semakin meningkat
Tahap Masukan (Input Stage) Tahap masukan merupakan tahap pertama dalam tahap-tahap formulasi suatu strategi. Pada tahap ini terdiri dari matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation). Kedua matriks tersebut merupakan hasil dari identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal. Penilaian matriks IFE dan EFE berdasarkan wawancara kuesioner kepada responden. Matriks IFE Vizan Farm Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) merupakan matriks yang berisikan faktor internal perusahaan berupa kelemahan dan kekuatan. Penilaian matriks IFE ini berdasarkan wawancara kuesioner kepada responden. Kuesioner matriks IFE terdiri dari nilai bobot, nilai peringkat dan nilai tertimbang. Hasil identifikasi kekuatan dan kelemahan sebagai faktor internal perusahaan, di beri bobot dan peringkat dan diperoleh hasil seperti tabel 12. Berdasarkan hasil analisis pada tabel 12 dapat dilihat bahwa variasi jenis ikan hias sebanyak 33 jenis mempunyai nilai tertimbang tertinggi yaitu sebesar 0,628 diikuti dengan hubungan baik antara pimpinan dan karyawan yaitu sebesar 0,624. Faktor ini merupakan kekuatan utama yang harus mampu dioptimalkan
48 oleh perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya. Kelemahan utama berdasarkan nilai tertimbang yang diperoleh adalah penetapan tugas dan standar kinerja yang belum tertulis dengan skor sebesar 0,164 diikuti dengan kelemahan lainnya yaitu pencatatan data keuangan yang masih sederhana yaitu sebesar 0,208. Kelemahan ini harus dapat diantisipasi oleh perusahaan dengan cara merumuskan strategi yang tepat. Total rataan skor tertimbang matriks IFE adalah sebesar 2,918. Nilai ini menunjukkan bahwa Vizan Farm berada pada posisi internal yang ratarata namun mendekati cukup kuat yang berarti perusahaan cukup mampu memanfaatkan kekuatan dan mengurangi kelemahan yang ada. Matriks EFE Vizan Farm Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) merupakan matriks yang berisikan faktor eksternal perusahaan berupa peluang dan ancaman. Penilaian matriks EFE ini berdasarkan wawancara kuesioner kepada responden. Dalam kuesioner matriks EFE terdapat juga nilai bobot, nilai peringkat dan nilai tertimbang. Dengan memasukan hasil identifikasi peluang dan ancaman sebagai faktor eksternal perusahaan, di beri bobot dan peringkat maka diperoleh hasil seperti tabel 13. Berdasarkan hasil analisis pada tabel dapat dilihat bahwa kesadaran masyarakat terhadap manfaat memelihara ikan hias yang meningkat mempunyai nilai tertimbang tertinggi yaitu sebesar 0,480 diikuti dengan daya beli masyarakat yang meningkat setiap tahunnya dengan nilai 0,436. Faktor ini merupakan peluang yang harus mampu dioptimalkan oleh perusahaan untuk mengembangkan usahanya. Ancaman utama berdasarkan nilai tertimbang yang diperoleh adalah rencana kenaikan tarif dasar listrik dan laju inflasi yang fluktuatif dengan skor yang sama yaitu sebesar 0,288. Ancaman ini menyebabkan perusahaan harus merumuskan strategi yang tepat agar mampu mengatasi ancaman tersebut. Total rataan skor tertimbang matriks EFE adalah sebesar 3,386. Nilai ini menunjukkan bahwa Vizan Farm berada pada posisi di atas rata-rata dan kuat yang berarti perusahaan mampu memanfaatkan peluang yang ada dan mampu mengatasi ancaman yang ada.
49 Tabel 12 Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) Vizan Farm No
Faktor-Faktor Strategis Internal
Bobot
Peringkat
Nilai
(Rata-rata)
(Rata-rata)
Tertimbang
Kekuatan 1
Hubungan baik antar pimpinan dan karyawan Pemberian
2
pelatihan
pengembangan
0,156
4
0,624
0,134
4
0,536
0,094
3,5
0,329
0,157
4
0,628
0,109
1,5
0,164
0,123
1,75
0,215
0,119
1,75
0,208
0,107
2
0,214
dan
keterampilan
karyawan Program 3
Open
Farm
yang
di
situs
web
dipublikasi perusahaan
4
Variasi jenis ikan hias sebanyak 33 jenis Kelemahan
1
2
3
4
Penetapan
tugas
dan
standar
kinerja yang belum tertulis Tidak ada perjanjian kerjasama dengan konsumen Pencatatan data keuangan masih sederhana Sistem
informasi
manajemen
masih lemah dan kurang efektif Total
2,918
50 Tabel 13 Matriks EFE (External Factor Evaluation) Vizan Farm No
Faktor-Faktor Strategis
Bobot
Peringkat
Nilai
Eksternal
(Rata-rata)
(Rata-rata)
Tertimbang
Peluang 1
Daya beli masyarakat meningkat setiap tahunnya
0,109
4
0,436
0,120
4
0,480
0,105
3.5
0,420
0,092
3,5
0,322
0,104
4
0,416
0,081
3
0,243
0,099
2,5
0,248
0,098
2.5
0,245
0,096
3
0,288
0,096
3
0,288
Kesadaran masyarakat 2
terhadap manfaat memelihara ikan hias meningkat
3
Adanya Raiser dan Balai Riset Budidaya Ikan Hias Adanya pameran ikan hias
4
berskala nasional setiap tahunnya Kemajuan teknologi
5
komunikasi, teknik, dan peralatan budidaya
6
Banyak alternatif toko atau perusahaan pemasok Ancaman
1
2
3 4
Jumlah pesaing yang semakin meningkat Perubahan
cuaca
yang
ekstrim Rencana kenaikan tarif dasar listrik Laju inflasi fluktuatif Total
3,386
51 Tahap Pencocokan (Matching Stage) Tahap pencocokan merupakan tahap selanjutnya dari tahap masukan. Pada tahap ini hasil identifikasi faktor internal seperti kekuatan dan kelemahan serta faktor eksternal seperti peluang dan ancaman dipadukan. Pada tahap ini, alat analisis yang digunakan yaitu matriks IE (Internal-External) dan matriks SWOT (Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats). Matriks IE (Internal-External) Vizan Farm Matriks IE merupakan matriks yang menunjukan posisi Vizan Farm dalam sembilan sel yang ada dan menunjukan strategi apa yang dapat diambil berdasarkan posisi sel yang di tempatinya. Matriks IE didasarkan pada skor bobot dua matriks IFE dan EFE. Total matriks IFE Vizan Farm sebesar 2,918 yang menggambarkan bahwa bisnis Vizan Farm berada pada kondisi internal rata-rata yang mendekati kuat. Skor total dari matriks EFE Vizan Farm sebesar 3,386 yang menggambarkan bahwa Vizan Farm berada pada kondisi eksternal yang kuat. Berdasarkan nilai skor pada kedua matriks IFE dan EFE maka posisi bisnis Vizan Farm berada pada sel II yang artinya usaha tersebut berada dalam kondisi internal yang sedang atau rata-rata dan kondisi eksternal yang kuat. Pada sel II ini bisnis Vizan Farm dapat digambarkan sebagai bisnis yang sedang tumbuh dan membangun (Growth and Build). Strategi yang dapat diterapkan yaitu strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau strategi integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan integrasi horizontal). Strategi intensif seperti penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk diperlukan untuk meningkatkan posisi kempetitif Vizan Farm dengan produk yang ada saat ini. Sedangkan strategi integratif seperti integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal diperlukan untuk memperoleh cukup kendali atas distributor, pemasok dan/atau pesaing. Skor Bobot Total IFE Kuat
Rata-rata
4,0-3,0
2,99-2,0
4,0
Skor Bobot Total
Tinggi
Lemah 1,99-1,0
3,0 I
2,0 II
1,0 III
3,0
EFE Sedang
IV
V
VI
VII
VIII
IX
2,0 Rendah
1,0
Gambar 16 Matriks IE bisnis Vizan Farm
52 Analisis SWOT (Strength-Weakness-Opportunities-Threats) Setelah mengetahui posisi perusahaan dengan matriks IE, tahap selanjutnya adalah dilakukan analisis SWOT. Analisis SWOT bertujuan untuk memformulasikan alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan dengan mengkombinasikan faktor kunci internal (kekuatan-kelemahan) dan faktor kunci eksternal (peluang-ancaman). Selain itu analisis SWOT yang di formulasikan tetap mempertimbangkan hasil matriks IE dimana kondisi perusahaan berada pada sel II yaitu sebagai bisnis yang sedang tumbuh dan membangun (Growth and Build). Strategi yang dapat diterapkan yaitu strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau strategi integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan integrasi horizontal). Formulasi strategi CV Vizan Farm dapat dilihat pada Gambar 7. Berdasarkan hasil analisis matriks SWOT alternatif strategi yang diperoleh adalah sebagi berikut: 1) Strategi SO Strategi SO adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal yang ada. Strategi pertama yang dapat dilakukan oleh Vizan Farm adalah dengan ikut aktif berpartisipasi dalam pameran ikan hias. Setiap tahun banyak event pameran ikan berskala nasional yang diadakan, baik oleh pemerintah daerah maupun kementrian kelautan dan perikanan. Pameranpameran tersebut umumnya diadakan dengan tujuan sarana pengenalan dan meningkatkan minat masyarakat terhadap ikan hias, sekaligus menjembatani kepentingan pembudidaya untuk memasarkan ikan hiasnya dan perusahaan pengumpul atau eksportir untuk memenuhi pasokan ikan hiasnya. Hal ini dapat dijadikan ajang penetrasi pasar bagi Vizan Farm untuk mendapatkan calon konsumen yang lebih banyak dan dapat bekerjasama dalam kurun waktu tertentu untuk menjamin pemasaran hasil produksi Vizan Farm. Strategi ini memiliki kesesuaian dengan hasil matrik IE yaitu termasuk strategi intensif. Strategi kedua adalah dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi. Peluang pemasaran ikan hias air tawar yang besar memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan kuantitas produksinya yaitu dengan melakukan investasi seperti menambah luas lahan produksi, jumlah karyawan dan menambah semua bahan-bahan input yang diperlukan untuk meningkatkan kapasitas produksi ikan hias Vizan Farm. Selain itu perusahaan juga harus terus berupaya meningkatkan kualitas ikan hias air tawar yang dihasilkan. Strategi ini juga memiliki kesesuaian dengan matriks IE yaitu termasuk strategi intensif yaitu penetrasi dan pengembangan pasar dan dalam pengembangan produk. 2) Strategi WO Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal yang ada. Strategi pertama yang dapat diterapkan adalah dengan meningkatkan kemampuan manajerial, akutansi, dan sistem informasi. Kemampuan tersebut dapat dilatih dengan memberikan kesempatan bagi salah satu atau beberapa sumberdaya manusia yang ada di Vizan Farm untuk mengikuti kursus atau pelatihan singkat. Sumberdaya manusia yang terlatih dalam bidang ini diharapkan mampu mengisi kegiatan perusahaan dalam mengolah berbagai data penting seperti data keuangan, produksi, perencanaan,dll. Strategi kedua adalah membuat perjanjian kerjasama dengan konsumen. Perjanjian dengan konsumen seperti para pengusaha pengumpul penting dilakukan
53 oleh Vizan Farm untuk mendapatkan kepastian pemasaran selanjutnya. Perjanjian tersebut minimal berisi kesepakatan mengenai pembelian produk ikan hias Vizan Farm dalam kurun waktu tertentu. Adapun perjanjian kerjasama yang terbaik bagi Vizan Farm apabila berhasil mencapai kesepakatan mengenai waktu, kuantitas dan kualitas pembelian produk yang dihasilkan Vizan Farm sehingga menjamin kepastian pemasaran sekaligus produksi Vizan Farm. Strategi ini memiliki kesesuaian dengan hasil matriks IE yaitu integratif, dimana perusahaan dan konsumen akan saling memiliki kontrol satu dengan lainnya sehingga menjamin kejelasan pemasaran produk Vizan Farm dan menjamin pasokan ikan hias bagi konsumennya. 3) Strategi ST Strategi ST berusaha untuk menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Strategi ST yang dapat digunakan Vizan Farm adalah melakukan evaluasi biaya operasional untuk bisa melakukan efisiensi. Ancaman kenaikan TDL, meningkatnya persaingan, laju inflasi yang fluktuatif dan kondisi perubahan cuaca yang ekstrim akan menimbulkan ancaman terhadap membengkaknya kenaikan biaya operasional Vizan Farm. Hal ini perlu diantisipasi dengan melakukan analisis dan evaluasi biaya operasionalnya agar dapat melakukan efisiensi biaya operasional. Efisiensi dapat dilakukan dengan mempertimbangkan biaya untuk cadangan pakan, pembelian benih beberapa jenis ikan hias, biaya pengiriman produk, dan penghematan peralatan yang menggunakan listrik. Efisiensi ini akan bermanfaat juga untuk meningkatkan posisi kompetitif perusahaan karena berhasil memproduksi dengan biaya yang lebih murah. Strategi ini merupakan strategi tambahan diluar acuan strategi yang dihasilkan matriks internal eksternal (IE) sebagai strategi yang berupaya untuk mengurangi dampak eksternal. 4) Strategi WT Strategi WT merupakan strategi taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal. Strategi WT pertama yang dapat dilakukan Vizan Farm ialah dengan membuat SOP (standar operasional prosedur). SOP dibuat untuk memberikan pedoman atau instruksi kerja yang jelas dan rinci kepada setiap karyawan dan memberikan pedoman yang jelas bagi manajemen dalam mengambil keputusan. SOP yang tepat dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi karyawan dalam bekerja karena mereka mengerti tahapan tugas yang harus dilakukan. Selain itu, adanya SOP memudahkan pimpinan Farm untuk menilai dan mengevaluasi kinerja yang dilakukan oleh karyawannya. Strategi kedua yaitu melakukan kerjasama dengan rumah tangga perikanan (rtp), kelompok pembudidaya (pokdakan) dan perusahaan perikanan (pp) lainnya untuk memasok kebutuhan eksportir secara langsung. Eksportir biasanya membutuhkan pasokan ikan hias yang banyak dan berkelanjutan. Jumlah minimal yang dibutuhkan mencapai 350 ribu ekor/bulan namun dengan tingkat harga yang lebih tinggi dibanding dengan tingkat harga di pengusaha pemasok. Vizan Farm dapat bekerjasama dengan rtp, pokdakan, atau perusahaan lainnya untuk menggabungkan hasil produksi salah satu atau beberapa jenis ikan hias yang dihasilkan dan memasarkannya langsung ke eksportir sehingga dapat memperoleh keuntungan margin harga dan kepastian untuk pemasaran dan produksi yang berkelanjutan. Strategi ini memiliki kesesuaian dengan hasil matriks IE yaitu
54 intergratif horizontal dimana perusahaan dengan saingannya berusaha untuk bersatu dalam hal pemasarannya untuk memasok eksportir yang membutuhkan pasokan ikan hias dalam jumlah banyak setiap bulannya. Internal
1. 2. 3. 4.
1. 2.
3. 4. 5. 6.
1. 2. 3. 4.
Kekuatan (Strength-S) Hubungan baik antara pemilik dan karyawan Pemberian pelatihan dan pengembangan keterampilan karyawan Program Open Farm yang dipublikasikan di situs web perusahaan Variasi jenis ikan hias sebanyak 33 jenis
Kelemahan (Weaknesess-W) 1. Penetapan tugas dan standar kerja yang belum tertulis 2. Tidak adanya perjanjian kerjasama dengan konsumen 3. Pencatatan data keuangan masih sangat sederhana. 4. Sistem Informasi manajemen masih lemah dan kurang efektif
Eksternal Peluang Strategi SO Strategi WO (Opportunities-O) Daya beli masyarakat 1. Berpartisipasi dalam 3. Meningkatkan meningkat pameran ikan hias (S1, S2, kemampuan manajerial, Kesadaran masyarakat S3, S4, O1, O3, O4, O5) akutansi, dan sistem terhadap manfaat 2. Meningkatkan informasi. (W3, W4, O3, kuantitas memelihara ikan hias O5) dan kualitas produksi (S2, meningkat S4, O1, O2, O3, 05) 4. Membuat perjanjian Adanya Raiser dan Balai kerjasama dengan Riset Budidaya ikan hias konsumen (W2, O4, O5) Adanya pameran ikan hias berskala nasional setiap tahun Kemajuan teknologi komunikasi, teknik dan peralatan budidaya Banyak alternatif toko dan perusahaan pemasok
Ancaman (Threats-T) Jumlah pesaing semakin meningkat Perubahan cuaca ekstrim Rencana kenaikan Dasar Listrik Laju inflasi fluktuatif
Strategi ST yang 5. Melakukan evaluasi biaya operasional untuk bisa yang melakukan efisiensi (S1, S2, T1, T2, T3, T4) Tarif yang
Gambar 17 Matriks SWOT Vizan Farm
Strategi WT
6. Membuat SOP (standar operasional prosedur) (W1, W3, W4, T1, T3, T4) 7. Melakukan kerjasama dengan rtp, pokdakan dan pp untuk memasok ke eksportir secara langsung. (W2, T1, T2, T3, T4)
55 Tahap Keputusan (Decision Stage) Tahap keputusan merupakan tahap terakhir untuk menentukan prioritas strategi yang terbaik yang akan dijalankan perusahaan. Dalam tahap keputusan ini alat analisis yang digunakan adalah matriks QSPM. Matriks QSPM akan menunjukkan secara objektif strategi yang terbaik dengan menggunakan analisis input pada tahap penginputan dan tahap pencocokan dari alternatif strategi yang ada. Pada matriks ini, penilaian daya tarik (AS) faktor-faktor internal dan eksternal terhadap alternatif strategi dilakukan oleh manajer farm yaitu Ibu Epi Parida. Nilai AS (Alternatif Score) digunakan sebagi penentu daya tarik relatif dari berbagai alternatif strategi yang dihasilkan dari analisis SWOT, didasarkan pada sejauh mana faktor tersebut mempengaruhi strategi yang dibuat. Nilai TAS (Total Attractiveness Scores) dari responden diperoleh dari hasil perkalian antara bobot rata-rata dan nilai AS dari setiap faktor kunci strategis. Semakin tinggi nilai TAS bererti menunjukkan strategi tersebut paling menarik dari strategi lainnya. Urutan prioritas strategi berdasarkan analisis QSPM pada Vizan Farm yaitu: 1. Melakukan evaluasi biaya operasional agar dapat melakukan efisiensi (TAS: 5,910) 2. Meningkatkan kemampuan manajerial, akuntansi, dan sistem informasi (TAS: 5,891) 3. Membuat perjanjian kerjasama dengan konsumen (TAS: 5,654) 4. Berpartisipasi dalam pameran ikan hias (TAS: 5,619) 5. Meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi (TAS: 5,524) 6. Membuat Standar Operasional Prosedur yang tepat (TAS: 5,449) 7. Melakukan kerjasama dengan rumah tangga, kelompok budidaya atau perusahaan perikanan untuk memasok ke eksportir secara langsung (TAS: 4,835)
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada faktor internal perusahaan, terdapat kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh CV Vizan Farm. Kekuatan Vizan Farm adalah; hubungan baik antar pemilik dan karyawan, pemberian pelatihan dan pengembangan keterampilan karyawan, program open farm yang dipublikasi di situs web perusahaan, dan variasi jenis ikan hias 33 jenis. Kelemahan yang dimiliki adalah; Penetapan tugas dan standar kerja yang belum tertulis, Tidak ada perjanjian kerjasama dengan konsumen, Pencatatan data keuangan masih sangat sederhana, Sistem informasi manajemen masih lemah dan kurang efektif. Berdasarkan faktor eksternal CV Vizan Farm, peluang yang dimiliki bisnis ikan hias air tawar adalah; daya beli masyarakat meningkat setiap tahun, kesadaran masyarakat terhadap manfaat memelihara ikan hias meningkat, adanya Raiser dan Balai Riset Budidaya Ikan Hias, adanya pameran ikan hias berskala nasional setiap tahun, kemajuan teknologi komunikasi, teknik dan peralatan budidaya, dan banyak alternatif toko atau perusahaan pemasok. Ancaman yang dihadapi oleh CV Vizan Farm adalah; jumlah pesaing yang
56 semakin meningkat, perubahan cuaca yang ekstrim, rencana kenaikan Tarif Dasar Listrik, dan laju inflasi yang fluktuatif. Berdasarkan matriks IE, bisnis ikan hias air tawar CV Vizan Farm berada pada kuadaran II sehingga strategi yang cocok untuk diterapakan adalah strategi tumbuh dan membangun (Growth and Build) melalui strategi intensif atau strategi integratif. Berdasarkan matriks SWOT diperoleh beberapa alternatif strategi berdasarkan analisis faktor internal dan eksternal dengan tetap mempertimbangkan hasil IE. Alternatif strategi tersebut antaralain; berpartisipasi dalam pameran ikan hias (1), meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi (2), meningkatkan kemampuan manajerial, akuntansi, dan sistem informasi (3), membuat perjanjian kerjasama dengan konsumen (4), melakukan evaluasi biaya operasional agar dapat melakukan efisien (5), membuat Standar Operasional Prosedur yang tepat (6), melakukan kerjasama dengan rumah tangga, kelompok budidaya atau perusahaan perikanan untuk memasok ke eksportir secara langsung (7). Berdasarkan analisis matriks QSP (Quantitative Strategic Planning) diperoleh urutan prioritas strategi bisnis yang dapat diterapkan oleh Vizan Farm yaitu; (1) melakukan evaluasi biaya operasional agar dapat melakukan efisiensi, (2) meningkatkan kemampuan manajerial, akuntansi, dan sistem informasi, (3) membuat perjanjian kerjasama dengan konsumen, (4) berpartisipasi dalam pameran ikan hias, (5) meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi, (6) membuat Standar Operasional Prosedur, (7) melakukan kerjasama dengan rumah tangga, kelompok budidaya atau perusahaan perikanan untuk memasok ke eksportir secara langsung. Saran Berdasarkan hasil penelitian terhadap strategi bisnis ikan hias air tawar Vizan Farm, maka saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah: 1. Melakukan evaluasi biaya operasional seperti biaya cadangan pakan, pembelian benih beberapa jenis ikan hias, biaya pengiriman produk, dan penghematan peralatan yang menggunakan listrik 2. Pimpinan Vizan Farm sebaiknya mengintensifkan pelatihan akuntansi dan sistem informasi bagi karyawannya. 3. Terus memperbarui informasi dan tampilan situs perusahaan agar lebih menarik pengunjung. 4. Membuat standar operasional prosedur (SOP) perusahaan. 5. Menuliskan rencana-rencana yang akan dilakukan untuk jangka pendek, menengah, dan jangka panjang dengan jelas.
57
DAFTAR PUSTAKA Agus A. 2011. Seri Agrihobi Maskoki Revisi. Jakarta: Penebar Swadaya. Aji RB. 2010. Pembenihan ikan Platydoras Costatus di Vizan Farm, Sawangan, Depok [laporan penelitian]. Bogor: Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor. Azizah AM. 2011. Strategi usaha budidaya ikan hias air tawar kelompok pembudidaya ikan Curug Jaya, Kota Depok, Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Bachtiar Y. 2000. Menghasilkan Pakan Alami Untuk Ikan Hias. Jakarta: Agromedia Pustaka. [BI] Bank Indonesia. 2012. Laporan Inflasi (Indeks Harga Konsumen). [internet]. [diacu juli 6]. Tersedia dari: http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/Inflasi/Data+ Inflasi/. [BPS] Badan Pusat Statistika. 2012. Perkembangan Beberapa Indikator Utama Sosial-Ekonomi Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistika. David FR. 2009. Manajemen Strategis Konsep, Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat. Devi N. 2004. Analisis manajemen strategis bisnis ikan hias air tawar di Johanes Freshwater Fish Farm, Parung, Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen , Institut Pertanian Bogor. Dirgantoro C. 2007. Manajemen Stratejik. Jakarta: PT. Grasindo. [DISNAKAN] Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor. 2011. Data Pembudidaya Ikan Hias. Bogor: Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor. [DISTAN] Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Depok. 2011. Data Pembudidaya Ikan Hias. Depok: Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Depok. Hasibuan AH. 2008. Analisis formulasi strategi pengembangan bisnis ikan hias koi pada CV Ayunawa Freshwater Fish Farm, Bogor, Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen , Institut Pertanian Bogor. Hutagalung PR. 2007. Analisis strategi pengembangan produk pada CV Dinar, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen , Institut Pertanian Bogor. Indarta D. 2002. Memelihara dan Membudidayakan Diskus Unggul. Jakarta: Agromedia Pustaka. [KESDM] Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. 2012. Peraturan Menteri ESDM No. 30 Tahun 2012. Jakarta: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Kim WC, Mauborgne R. 2006. Blue Ocean Strategy (Strategi Samudra Biru). Jakarta: Serambi Ilmu Semesta. [KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2004. Keputusan Menteri No 2 Tahun 2004 Tentang Perizinan Usaha Pembudidayaan Ikan. Jakarta: Kementerian Kelautan dan Perikanan. [KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2010. Kelautan dan Perikanan dalam Angka. Jakarta: Kementerian Kelautan dan Perikanan. [KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2011. Kelautan dan Perikanan dalam Angka. Jakarta: Kementerian Kelautan dan Perikanan.
58 [KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2012. Pameran dan Seminar Internasional Ikan Hias 2012. [internet]. [diacu 2012 Maret 8]. Tersedia dari: http://pusjui.kkp.go.id/index.php/component/article/45-berita-bawah/704-kkpgelar-pameran-dan-seminar-internasional-ikan-hias-2012. Kumolo DC. 2011. Kaya Raya dari Budidaya Cacing Tanah dan Cacing Sutra. Jakarta: Arta Pustaka. Kuncoro EB. 2009. Ensiklopedia Populer Ikan Air Tawar. Jakarta: Niaga Swadaya. Kuncoro EB. 2010. Kiat Memasarkan Ikan Hias. Jakarta: Niaga Swadaya. Kusniati N. 2007. Strategi bisnis ikan hias air tawar pada kelompok pembudidaya ikan hias Nusa Hias, Desa Cibitung Tengah, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen , Institut Pertanian Bogor. Lesmana DS. 2001. Budidaya Ikan Hias Air Tawar Populer. Jakarta: Penebar Swadaya. Lestari Y. 2002. Analisis strategi bisnis perusahaan ikan hias di CV Aquatic, Bogor, Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen , Institut Pertanian Bogor. Novieanto P. 2006. Strategi pengembangan usaha ikan hias air tawar di CV Colisa Aquaria, Bogor, Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen , Institut Pertanian Bogor. Nugroho E. 2011. Budidaya Ikan dan Sayuran dengan Sistem Akuaponik. Jakarta: Niaga Swadaya. [PRI] Presiden Republik Indonesia. 2002. Peraturan Pemerintah No.54 Tahun 2002 Tentang Usaha Perikanan. Jakarta: Presiden Republik Indonesia. Porter ME. 1991. Strategi Bersaing: Teknik Menganalisis Industri dan Pesaing. Maulana A, penerjemah; Hutauruk G, editor; Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Competitive Strategy. Porter ME. 1994. Keunggulan Bersaing, Menciptakan dan Mempertahankan Kinerja Unggul. Jakarta: Binarupa Aksara. Saputro A. 2006. Analisis strategi bisnis ikan hias air tawar di PT Nusantara Aquatik Exporindo Bumi Bintaro Permai, Jakarta Selatan [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Siswanto A. 2008. Pengetahuan Kreatif: Memelihara Ikan Hias. Jakarta: Bestari. Steiner AG, Miner BJ. 1997. Kebijakan dan Strategi Manajemen. Jakarta: Erlangga. Tragistina VN. 2011. Indonesia Pacu Ekspor Ikan Hias ke Eropa. [internet]. [diacu 2011 Juli 11]. Tersedia dari: http://www.kkp.go.id/index.php/arsip/c/5008/Ind onesia-Pacu-Ekspor-Ikan-Hias-ke-Eropa.
59
LAMPIRAN Lampiran 1 Data penjualan Vizan Farm bulan juli No
Nama Ikan
Ukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Red Nose Neon Berlian Synodontis Neon Berlian Corydoras Panda Tiger Catfish Puntius Denisonii Red Nose Frontosa
LL ML
Harga/ekor Total (Rupiah) (Rupiah)
Jumlah 15,000 1,500 1,000 1,000 1,000 300 300 10,000 150
1.5" M M 5" 2" ML 2" Total
750 1,200 1,250 950 300 8,000 7,500 500 9,000
11,250,000 1,800,000 1,250,000 950,000 300,000 2,400,000 2,250,000 5,000,000 1,350,000 26,550,000
Lampiran 2 Data penjualan Vizan Farm bulan agustus No
Nama Ikan
Ukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Red Nose Neon Berlian Synodontis Neon Berlian Corydoras Panda Tiger Catfish Puntius Denisonii Red Nose Frontosa
LL ML
Harga/ekor Total (Rupiah) (Rupiah)
Jumlah
1.5" M M 5" 2" ML 2" Total
15,000 1,500 1,000 1,000 1,000 300 300 10,000 150
750 1,200 1,250 950 300 8,000 7,500 500 9,000
11,250,000 1,800,000 1,250,000 950,000 300,000 2,400,000 2,250,000 5,000,000 1,350,000 26,550,000
Lampiran 3 Data penjualan Vizan Farm bulan september No
Nama Ikan
Ukuran
1 2 3 4 5 6 7 8
Red Nose Neon Berlian Blackghost Leopard Catfish Red Galaxy Tiger Catfish Discus Blue Diamond Cardinal Tetra
ML L 2-2.5" 1.5" M 3" 3" ML Total
Jumlah 14,000 16,800 900 300 400 500 50 5,000
Harga/ekor Total (Rupiah) (Rupiah) 500 600 2,250 2,250 3,750 3,000 50,000 1,500
7,000,000 10,080,000 2,025,000 675,000 1,500,000 1,500,000 2,500,000 7,500,000 32,780,000
60 Lampiran 4 Data penjualan Vizan Farm bulan oktober No
Nama Ikan
Ukuran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Neon Tetra Neon Tetra Albino Corydoras Sterbai Sky Blue Tetra Oscellaris Oscellaris Red Nose Albino Red Nose Red Nose Silver Dollar Tiger Catfish Leopard Catfish Blackghost Ctenopoma
ML ML ML M 2" 1,5" ML L ML 1,5" 2,5" 2,5" 2" 1,5" Total
Harga/ekor Total (Rupiah) (Rupiah)
Jumlah 5,000 5,000 1,000 2,000 225 400 200 10,000 14,900 3,000 500 300 1,100 300
500 800 2,050 550 3,250 2,750 1,000 600 500 900 2,750 3,000 1,850 3,000
2,500,000 4,000,000 2,000,000 1,100,000 731,250 1,100,000 200,000 6,000,000 7,450,000 2,700,000 1,375,000 900,000 2,035,000 900,000 32,991,000
Lampiran 5 Data penjualan Vizan Farm bulan november No
Nama Ikan
1 2 3 4
Tiger Catfish Blue Eye Tetra Corydoras Sterbai Red Phantom Apistogramma Cocotedeus Discus Bue Torquisse Discus Bue Diamond Discus Bue Diamond Cardinal Tetra Neon Tetra Whiteghost
5 6 7 8 9 10 11
Ukuran 5"
Harga/ekor Total (Rupiah) (Rupiah)
Jumlah
1"
500 2,000 1,500 4,000
2,500 350 2,000 700
1,125,000 700,000 3,000,000 2,800,000
1"
1,500
2,000
3,000,000
3"
80
55,000
4,400,000
4"
30
60,000
1,800,000
3"
40
50,000
2,000,000
5000 10,000 50
1,500 500 4,000
7,500,000 5,000,000 200,000 31,5251,000
ML ML
ML ML 3" Total
61
Lampiran 6 Data penjualan Vizan Farm bulan desember No
Nama Ikan
1 2 3 4 5
Synodontis Eupterus Palmery Red Nose Albino Corydoras Sterbai Yellow Phantom Kissing Gurami Ballon Albino Whiteghost Cardinal Tetra Corydoras Sterbai Red Nose Synodontis Ctenopoma Discus Blue Diamond Tiger Cat Fish Silver Dollar Silver Dollar
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Ukuran
Harga/ekor Total (Rupiah) (Rupiah)
Jumlah
1,5"
2,000 1,200 700 600 500
1,200 400 1,000 550 700
2,400,000 480,000 700,000 1,100,000 350,000
1"
100
1,200
120,000
3"
400 5,000 500 1,500 1,000 200
4,000 1,500 2,000 600 800 3,250
1,600,000 7,500,000 1,000,000 900,000 800,000 650,000
50
30,000
2,250,000
750 1,000 1,000
3,000 900 800
2,250,000 900,000 800,000 23,150,000
M ML ML ML
ML ML L 1" 1 3/4" 2" 3" 1,5" 3 cm Total
Lampiran 7 Data kelompok pembudidaya dan perusahaan saingan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Nama Kelompok/ Perusahaan CV Aquatik CV Terraria Arip Pang Lesmana Famili Jaya Kepupu KSM Mandiri Tetra Aquarim Bojong Sari Baru Mekar Jaya Bangkit Bersama Taruna Tani KPPIH Sejahtera Sejahtera TB Beji Bersama
No 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Nama Kelompok/ Perusahaan Tunas Rimbun Jalu Aquarium Pura Asih Mukti Makmur Sejahtera Mina Tirta KPPIH Bina Bersama Alam Saeri Alam Asri Tirta Jaya KPIH Jati Jajar Loemut Mitra Usaha Oscar
62 Lampiran 8 Data keuangan Vizan Farm juli - desember 2012 Bulan Juli Agustus September Oktober November Desember
Pemasukan (rupiah) 26.550.000 31.380.000 32.780.000 32.991.250 31.525.000 23.150.000
Pengeluaran (rupiah) 20.443.000 24.162.000 25.240.000 25.403.000 24.274.000 17.825.000
Keuntungan (rupiah) 6.107.000 7.218.000 7.540.000 7.588.250 7.251.000 5.325.000
63 Lampiran 9 Hasil kuisioner responden 1 Epi Parida (Manajer Vizan Farm) Tabel Penentuan rating faktor eksternal No 1
Faktor-faktor Eksternal Daya beli masyarakat meningkat setiap tahun
2
Peluang
Ancaman
4
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
3
2
Kesadaran masyarakat terhadap manfaat memelihara ikan meningkat
3
Adanya Raiser dan Balai Riset Budidaya Ikan Hias
4
Adanya pameran ikan hias berskala nasional setiap tahunnya
5
Kemajuan teknologi komunikasi, teknik, dan peralatan budidaya
6
Banyak alternatif toko atau perusahaan pemasok
7
Jumlah pesaing yang semakin meningkat
8
Perubahan cuaca yang ekstrim
9
Rencana kenaikan tarif dasar listrik
10
Laju inflasi yang fluktuatif
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
1
64
Tabel Penentuan rating faktor internal 4 Faktor-faktor Internal
Kekuatan
3
2
Kelemahan
No 1
Hubungan baik antar pimpinan dan karyawan
2
V
V
V
V
V
V
V
V
Pemberian pelatihan dan pengembangan keterampilan karyawan
3
Program Open Farm yang dipublikasi di situs web perusahaan
4
Variasi jenis ikan 33 jenis
5
Penetapan tugas dan standar kinerja yang
V
V
V
V
V
V
V
V
belum tertulis 6
Tidak
ada
perjanjian
kerjasama
dengan
konsumen 7
Pencatatan data keuangan masih sederhana
8
Sistem informasi manajemen masih lemah dan kurang efektif
1
65
Tabel Penentuan bobot faktor eksternal Faktor Strategis Eksternal
A
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
Total
3
3
3
3
3
3
3
3
3
27
3
3
3
3
3
3
3
3
25
2
2
2
2
2
2
2
16
2
2
2
2
2
2
16
3
3
3
3
3
21
1
1
1
1
11
3
3
3
19
3
3
17
1
13
B
1
C
1
1
D
1
1
2
E
1
1
2
2
F
1
1
2
2
1
G
1
1
2
2
1
3
H
1
1
2
2
1
3
1
I
1
1
2
2
1
3
1
1
J
1
1
2
2
1
3
1
1
Total
A. B. C. D. E. F. G. H. I. J.
3
15 180
Keterangan : Daya beli masyarakat meningkat setiap tahun Kesadaran masyarakat terhadap manfaat memelihara ikan hias meningkat Adanya Raiser dan Balai Riset Budidaya Ikan Hias Adanya pameran ikan hias berskala nasional setiap tahun Kemajuan teknologi komunikasi, teknik dan peralatan budidaya Banyak alternatif toko atau perusahaan pemasok Jumlah pesaing yang semakin meningkat Perubahan cuaca yang ekstrim Rencana kenaikan TDL Laju inflasi yang fluktuatif
66 Tabel Penentuan bobot faktor internal Faktor Strategis Internal
A
B 3
A
C
D
E
F
G
H
Total
3
3
3
3
3
3
21
3
3
3
3
3
3
19
1
1
1
1
1
7
3
3
3
3
17
1
1
1
9
1
1
11
1
13
B
1
C
1
1
D
1
1
3
E
1
1
3
1
F
1
1
3
1
3
G
1
1
3
1
3
3
H
1
1
3
1
3
3
3
Total
15 112
Keterangan : A. Hubungan baik antar pemilik dan karyawan B. Pemberian pelatihan dan pengembangan keterampilan karyawan C. Program Open Farm yang dipublikasi di situs web perusahaan D. Variasi jenis ikan hias 33 jenis E. Penetapan tugas dan standar kerja yang belum tertulis F. Tidak ada perjanjian kerjasama dengan konsumen G. Pencatatan data keuangan masih sangat sederhana H. Sistem informasi manajemen masih lemah dan kurang efektif
67 Lampiran 10 Hasil Kuisioner Responden II Ade (Karyawan Vizan Farm) Tabel Penentuan rating faktor eksternal No 1
Faktor-faktor Eksternal Daya beli masyarakat meningkat setiap tahun
2
Peluang
Ancaman
4
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
3
2
Kesadaran masyarakat terhadap manfaat memelihara ikan meningkat
3
Adanya Raiser dan Balai Riset Budidaya Ikan Hias
4
Adanya pameran ikan hias berskala nasional setiap tahunnya
5
Kemajuan teknologi komunikasi, teknik, dan peralatan budidaya
6
Banyak alternatif toko atau perusahaan pemasok
7
Jumlah pesaing yang semakin meningkat
8
Perubahan cuaca yang ekstrim
9
Rencana kenaikan tarif dasar listrik
10
Laju inflasi yang fluktuatif
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
1
68
Tabel Penentuan rating faktor internal 4 Faktor-faktor Internal
Kekuatan
3
2
Kelemahan
No 1
Hubungan baik antar pimpinan dan karyawan
2
V
V
V
V
V
V
V
V
Pemberian pelatihan dan pengembangan keterampilan karyawan
3
Program Open Farm yang dipublikasi di situs web perusahaan
4
Variasi jenis ikan hias 33 jenis
5
Penetapan tugas dan standar kinerja yang
V
V
V
V
V
V
V
V
belum tertulis 6
Tidak
ada
perjanjian
kerjasama
dengan
konsumen 7
Pencatatan data keuangan masih sederhana
8
Sistem informasi manajemen masih lemah dan kurang efektif
1
69 Tabel Penentuan bobot faktor eksternal Faktor Strategis Eksternal
A
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
Total
3
3
3
3
3
3
3
3
3
27
3
3
3
3
3
3
3
3
25
2
2
2
2
2
2
2
16
2
2
2
2
2
2
16
3
3
3
3
3
21
1
1
1
1
11
3
3
3
19
3
3
17
1
13
B
1
C
1
1
D
1
1
2
E
1
1
2
2
F
1
1
2
2
1
G
1
1
2
2
1
3
H
1
1
2
2
1
3
1
I
1
1
2
2
1
3
1
1
J
1
1
2
2
1
3
1
1
Total
3
15 180
Keterangan : A. Daya beli masyarakat meningkat setiap tahun B. Kesadaran masyarakat terhadap manfaat memelihara ikan hias meningkat C. Adanya Raiser dan Balai Riset Budidaya Ikan Hias D. Adanya pameran ikan hias berskala nasional setiap tahun E. Kemajuan teknologi komunikasi, teknik dan peralatan budidaya F. Banyak alternatif toko atau perusahaan pemasok G. Jumlah pesaing yang semakin meningkat H. Perubahan cuaca yang ekstrim I. Rencana kenaikan TDL J. Laju inflasi yang fluktuatif
70
Tabel Penentuan bobot faktor internal Faktor Strategis Internal
A
B 3
A
C
D
E
F
G
H
Total
3
3
3
3
3
3
21
3
3
3
3
3
3
19
1
1
1
1
1
7
3
3
3
3
17
1
1
1
9
1
1
11
1
13
B
1
C
1
1
D
1
1
3
E
1
1
3
1
F
1
1
3
1
3
G
1
1
3
1
3
3
H
1
1
3
1
3
3
3
Total
15 112
Keterangan : A. Hubungan baik antar pemilik dan karyawan B. Pemberian pelatihan dan pengembangan keterampilan karyawan C. Program Open Farm yang dipublikasi di situs web perusahaan D. Variasi jenis ikan hias 33 jenis E. Penetapan tugas dan standar kerja yang belum tertulis F. Tidak ada perjanjian kerjasama dengan konsumen G. Pencatatan data keuangan masih sangat sederhana H. Sistem informasi manajemen masih lemah dan kurang efektif
71
Lampiran 11 Hasil Kuisioner Responden III Meity S Hadingrum,SP,MM Tabel Penentuan rating faktor eksternal No 1
Faktor-faktor Eksternal Daya beli masyarakat meningkat setiap tahun
2
Peluang
Ancaman
4
V
V
V
V
3
Kesadaran masyarakat terhadap manfaat memelihara ikan meningkat
3
Adanya Raiser dan Balai Riset Budidaya Ikan Hias
4
V
V
V
V
Adanya pameran ikan hias berskala nasional setiap tahunnya
5
Kemajuan teknologi komunikasi, teknik, dan
V
V
V
V
peralatan budidaya 6
Banyak alternatif toko atau perusahaan pemasok
7
Jumlah pesaing yang semakin meningkat
8
Perubahan cuaca yang ekstrim
9
Rencana kenaikan tarif dasar listrik
10
Laju inflasi yang fluktuatif
V
V
V
V
V
V
V
V
2
1
72 Tabel Penentuan rating faktor internal 4 Faktor-faktor Internal
Kekuatan
3
2
1
Kelemahan
No 1
Hubungan baik antar pimpinan dan karyawan
2
V
V
V
V
Pemberian pelatihan dan pengembangan keterampilan karyawan
3
Program Open Farm yang dipublikasi di situs
V
V
web perusahaan 4
Variasi jenis ikan hias 33 jenis
5
V
V
Penetapan tugas dan standar kinerja yang
V
V
V
V
V
V
belum tertulis 6
Tidak
ada
perjanjian
kerjasama
dengan
konsumen 7
Pencatatan data keuangan masih sederhana
8
Sistem informasi manajemen masih lemah dan kurang efektif
V
V
73 Tabel Penentuan bobot faktor eksternal Faktor Strategis Eksternal
A
A
C
D
E
F
G
H
I
J
Total
2
2
2
1
2
1
1
1
1
13
2
2
3
2
2
1
2
2
18
2
2
2
3
2
2
2
19
2
2
2
2
2
2
18
2
3
2
1
1
17
2
1
2
2
17
2
2
2
17
1
1
19
3
22
B
2
C
2
2
D
2
2
2
E
3
1
2
2
F
2
2
2
2
2
G
3
2
1
2
1
2
H
3
3
2
2
2
3
2
I
3
2
2
2
3
2
2
3
J
3
2
2
2
3
2
2
3
Total
A. B. C. D. E. F. G. H. I. J.
B
1
20 180
Keterangan : Daya beli masyarakat meningkat setiap tahun Kesadaran masyarakat terhadap manfaat memelihara ikan hias meningkat Adanya Raiser dan Balai Riset Budidaya Ikan Hias Adanya pameran ikan hias berskala nasional setiap tahun Kemajuan teknologi komunikasi, teknik dan peralatan budidaya Banyak alternatif toko atau perusahaan pemasok Jumlah pesaing yang semakin meningkat Perubahan cuaca yang ekstrim Rencana kenaikan TDL Laju inflasi yang fluktuatif
74 Tabel Penentuan bobot faktor internal Faktor Strategis Internal
A
B 3
A
C
D
E
F
G
H
Total
2
1
2
1
2
3
14
2
1
2
1
2
2
11
3
2
1
2
2
14
3
3
3
3
19
3
3
3
16
3
3
17
3
12
B
1
C
2
2
D
3
3
1
E
2
2
2
1
F
3
3
3
1
1
G
2
2
2
1
1
1
H
1
2
2
1
1
1
1
Total
9 112
Keterangan : A. Hubungan baik antar pemilik dan karyawan B. Pemberian pelatihan dan pengembangan keterampilan karyawan C. Program Open Farm yang dipublikasi di situs web perusahaan D. Variasi jenis ikan hias 33 jenis E. Penetapan tugas dan standar kerja yang belum tertulis F. Tidak ada perjanjian kerjasama dengan konsumen G. Pencatatan data keuangan masih sangat sederhana H. Sistem informasi manajemen masih lemah dan kurang efektif
75 Lampiran 12 Hasil Kuisioner Responden IV Elis Tabel Penentuan rating faktor eksternal No 1
Faktor-faktor Eksternal Daya beli masyarakat meningkat setiap tahun
2
Peluang
Ancaman
4
V
V
V
V
3
Kesadaran masyarakat terhadap manfaat memelihara ikan meningkat
3
Adanya Raiser dan Balai Riset Budidaya Ikan Hias
4
V
V
V
V
Adanya pameran ikan hias berskala nasional setiap tahunnya
5
Kemajuan teknologi komunikasi, teknik, dan
V
V
V
V
peralatan budidaya 6
Banyak alternatif toko atau perusahaan pemasok
7
Jumlah pesaing yang semakin meningkat
8
Perubahan cuaca yang ekstrim
9
Rencana kenaikan tarif dasar listrik
10
Laju inflasi yang fluktuatif
V
V
V
V
V
V
V
V
2
1
76
Tabel Penentuan rating faktor internal 4 Faktor-faktor Internal
Kekuatan
3
2
1
Kelemahan
No 1
Hubungan baik antar pimpinan dan karyawan
2
V
V
V
V
V
V
V
V
Pemberian pelatihan dan pengembangan keterampilan karyawan
3
Program Open Farm yang dipublikasi di situs web perusahaan
4
Variasi jenis ikan hias 33 jenis
5
Penetapan tugas dan standar kinerja yang
V
V
belum tertulis 6
Tidak
ada
perjanjian
kerjasama
dengan
V
V
V
V
V
V
konsumen 7
Pencatatan data keuangan masih sederhana
8
Sistem informasi manajemen masih lemah dan kurang efektif
77 Tabel Penentuan bobot faktor eksternal Faktor Strategis Eksternal
A
A
C
D
E
F
G
H
I
J
Total
2
2
2
1
2
1
1
1
1
13
2
2
3
2
3
1
2
2
19
2
2
2
2
2
2
2
18
2
2
1
2
2
2
17
2
3
2
1
1
17
2
2
2
2
18
2
2
2
18
1
1
19
3
22
B
2
C
2
2
D
2
2
2
E
3
1
2
2
F
2
2
2
2
2
G
3
1
2
3
1
2
H
3
3
2
2
2
2
2
I
3
2
2
2
3
2
2
3
J
3
2
2
2
3
2
2
3
Total
A. B. C. D. E. F. G. H. I. J.
B
1
20 180
Keterangan : Daya beli masyarakat meningkat setiap tahun Kesadaran masyarakat terhadap manfaat memelihara ikan hias meningkat Adanya Raiser dan Balai Riset Budidaya Ikan Hias Adanya pameran ikan hias berskala nasional setiap tahun Kemajuan teknologi komunikasi, teknik dan peralatan budidaya Banyak alternatif toko atau perusahaan pemasok Jumlah pesaing yang semakin meningkat Perubahan cuaca yang ekstrim Rencana kenaikan TDL Laju inflasi yang fluktuatif
78 Tabel Penentuan bobot faktor internal
Faktor Strategis Eksternal
A
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
Total
2
2
2
1
2
1
1
1
1
13
2
2
3
2
3
1
2
2
19
2
2
2
2
2
2
2
18
2
2
1
2
2
2
17
2
3
2
1
1
17
2
2
2
2
18
2
2
2
18
1
1
19
3
22
B
2
C
2
2
D
2
2
2
E
3
1
2
2
F
2
2
2
2
2
G
3
1
2
3
1
2
H
3
3
2
2
2
2
2
I
3
2
2
2
3
2
2
3
J
3
2
2
2
3
2
2
3
1
Total Keterangan : A. Hubungan baik antar pemilik dan karyawan B. Pemberian pelatihan dan pengembangan keterampilan karyawan C. Program Open Farm yang dipublikasi di situs web perusahaan D. Variasi jenis ikan hias 33 jenis E. Penetapan tugas dan standar kerja yang belum tertulis F. Tidak ada perjanjian kerjasama dengan konsumen G. Pencatatan data keuangan masih sangat sederhana H. Sistem informasi manajemen masih lemah dan kurang efektif
20 180
Lampiran 13 Hasil matriks QSP Faktor-Faktor
Bobot
Strategi 1 AS TAS
Strategi 2 AS TAS
Strategi 3 AS TAS
Strategi Strategi 4 AS TAS
Strategi 5 AS TAS
Strategi 6 AS TAS
Strategi 7 AS TAS
Faktor Eksternal No
Peluang
1
Daya beli masyarakat meningkat setiap tahun
2
Kesadaran masyarakat terhadap manfaat memelihara ikan hias meningkat Adanya Raiser dan Balai Riset Budidaya ikan hias Adanya pameran ikan hias berskala nasional setiap tahun Kemajuan teknologi komunikasi, teknik dan peralatan budidaya Banyak alternatif toko atau perusahaan pemasok
3 4
5
6
0,109
4
0,436
4
0,436
4
0,436
4
0,436
4
0,436
4
0,436
3
0,327
0,120
4
0,48
4
0,48
4
0,48
4
0,48
4
0,48
4
0,48
4
0,48
0,105
4
0,42
4
0,42
4
0,42
4
0,42
4
0,42
3
0,315
4
0,42
0.092
4
0,368
3
0,276
3
0,276
3
0,276
3
0,276
2
0,184
3
0,276
0,104
2
0,208
2
0,208
2
0,208
2
0,208
2
0,208
2
0,208
2
0,208
0,081
4
0,324
4
0,324
4
0,324
4
0,324
4
0,324
4
0,324
4
0,324
0,096 0,096
1 1
0,096 0,096
1 2
0,096 0,192
1 1
0,096 0,096
1 1
0,096 0,096
3 3
0,288 0,288
1 1
0,096 0,096
1 1
0,096 0,096
0,098
1
0,098
1
0,098
1
0,098
1
0,098
2
0,196
1
0,098
1
0,098
0,099
2
0,198
1
0,099
1
0,099
2
0,198
1
0,099
1
0,099
2
0,198
Ancaman 7 8 9 10
Rencana kenaikan TDL Laju inflasi fluktuatif Perubahan cuaca yang ekstrim Jumlah pesaing yang semakin meningkat
80
Faktor-Faktor
Bobot
Strategi 1 TAS AS
Strategi 2 AS TAS
Strategi 3 AS TAS
Strategi Strategi 4 AS TAS
Strategi 5 AS TAS
Strategi 6 A TAS S
Strategi 7 AS TAS
Faktor Eksternal N o
Kekuatan
1
Hubungan 1 baik antar pemilik dan karyawan
0,156
4
0,624
4
0,624
4
0,624
4
0,624
4
0,624
4
0,624
4
0,624
2
Pemberian 1 pelatihan pengembangan
0,134
4
0,536
4
0,536
4
0,536
4
0,536
4
0,536
4
0,536
4
0,536
0,094
3
0,282
3
0,282
3
0,282
3
0,282
3
0,282
3
0,282
3
0,282
0,157
4
0,628
4
0,628
4
0,628
4
0,628
4
0,628
4
0,628
4
0,628
0,109
1
0,109
1
0,109
2
0,218
1
0,109
1
0,109
3
0327
1
0,109
0,123
2
0,246
2
0,246
2
0,246
4
0,492
2
0,246
2
0,246
3
0,369
0,119
2
0,238
2
0,238
4
0,476
1
0,119
2
0,238
2
0,238
1
0,119
0,116
2
0,232
2
0,232
3
0,348
2
0,232
2
0,232
2
0,232
2
0,232
3
dan
Program 1 Open Farm yang dipublikasi di situs web perusahaan Variasi 1 jenis ikan hias 33 jenis
4 Kelemahan 5 6 7 8
Penetapan 1 tugas dan standar kinerja yang belum tertulis Tidak 1 ada perjanjian kerjasama dengan konsumen Pencatatan 1 data keuangan masih sangat sederhana Sistem 1 informasi manajemen masih lemah dan kurang efektif
Total
5.619
5.524
5.891
5.654
5.910
5.449
4.835
RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Bogor tanggal 6 juni 1990, merupakan putra terakhir dari tujuh bersaudara pasangan Bapak Djamil Hasanudin dan Ibu Pipih Apipatin. Penulis menempuh pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) pada tahun 2005 di SMAN 3 Bogor program akselerasi dan menamatkannya pada tahun 2007. Kesempatan untuk melanjutkan kuliah di IPB di peroleh melalui jalur PMDK pada tahun 2007. Selama mengikuti program sarjana penulis aktif di organisasi kemahasiswaan maupun sosial antara lain menjadi staff bidang akademik Center of Entrepreneurship Development for Youth ( CENTURY ), ketua seksi kepemudaan DKM Darussalam, anggota Himpunan Profesi Mahasiswa Peminat Agribisnis (HIPMA), anggota Forum Lingkar Pena Bogor, dan ketua Youth Islamic Study Club (YISC) Az-Zahran.