ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENGUSAHAAN LOBSTER AIR TAWAR CV. VIZAN FARM DAN CV. SEJAHTERA LOBSTER FARM
Oleh FAISAL ERMIN A14103062
PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007
ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENGUSAHAAN LOBSTER AIR TAWAR CV. VIZAN FARM DAN CV. SEJAHTERA LOBSTER FARM
Oleh: FAISAL ERMIN A14103062
Skripsi Sebagai Bagian Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007
RINGKASAN FAISAL ERMIN. Analisis Kelayakan Investasi Pengusahaan Lobster Air Tawar di CV. Vizan Farm dan CV. Sejahtera Lobster Farm. Dibawah bimbingan RITA NURMALINA SURYANA. Lobster air tawar merupakan udang yang menyerupai lobster air laut dan mempunyai nilai ekonomis tinggi. Beberapa tahun terakhir ini peranan lobster air tawar semakin penting, terutama sebagai salah satu sumber devisa negara. Pasar ekspor lobster air tawar yang dapat diandalkan saat ini adalah Australia, Jepang, Amerika, Malaysia dan Singapura. Kelebihan lobster air tawar jika dibandingkan dengan udang windu diantaranya: (1) lobster air tawar dikenal lebih tahan terhadap penyakit-penyakit udang-udangan yang ada seperti White Spot, (2) lobster air tawar memiliki pertumbuhan yang relatif cepat, (3) lobster air tawar mengandung lemak rendah (< 2%), selenium yang merupakan antioksidan untuk menghindari penyakit jantung dan koroner, mempunyai sumber yodium, zink, asam lemak omega 3, magnesium, kalsium dan fosfor, (4) lobster air tawar memiliki tekstur daging yang kenyal dan rasa gurihnya melebihi lobster air laut. Selain keempat faktor tersebut, warnanya yang menarik dan teknik budidaya yang cukup sederhana, serta permodalan yang tidak terlalu besar, menjadikan komoditas ini menjanjikan peluang bisnis yang baik sehingga layak untuk dikembangkan Prospek yang cerah dari usaha lobster air tawar ini telah menarik masuknya perusahaan-perusahaan atau petani-petani ikan baru untuk ikut mendapatkan keuntungan dari usaha produksi maupun pemasarannya. Beberapa perusahaan yang baru mengembangkan usahanya ke bidang ini adalah CV. Vizan Farm, melalui proyeknya di daerah Sawangan Kabupaten Depok, dan CV. Sejahtera Lobster Farm di daerah Cikupa-Bogor. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Menganalisis kelayakan investasi meliputi aspek teknis, aspek pasar, aspek manajemen, dan aspek sosial, (2) Menganalisis kelayakan finansial usaha budidaya lobster air tawar masingmasing pola usaha (pembenihan, pembesaran maupun pembenihan sampai dengan pembesaran) dengan menggunakan beberapa kriteria kelayakan investasi seperti NPV, IRR, payback period, rasio antara manfaat dan biaya (Net B/C), (3) Menganalisis kepekaan usaha budidaya lobster air tawar terhadap perubahan harga output, input dan kombinasi keduanya. Penelitian untuk pembenihan lobster air tawar dilaksanakan di CV. Vizan Farm yang berlokasi di Jl. Rapi Rt. 01 Rw. 05 Pondok Petir, Kelurahan Pondok Petir kecamatan Sawangan, Depok. Sedangkan untuk pembesaran dilakukan di CV. Sejahtera Lobster Farm yang berlokasi di Kampung Cikupa Rt 03 Rw 01 Desa Situ Daun Kecamatan Tenjolaya Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive). Pertimbangannya adalah karena CV. Vizan Farm dan CV. Sejahtera Lobster Farm merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha lobster air tawar yang dikenal di JABODETABEK. Penelitian di lapang dilaksanakan pada bulan Maret-April 2007. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer yang diperoleh mencakup biaya-biaya yang dikeluarkan selama umur proyek baik biaya investasi, biaya operasional, biaya tetap, serta penerimaan selama masa satu
tahun usaha. Data-data tersebut digunakan untuk membuat proyeksi kelayakan usaha budidaya lobster air tawar, baik dalam pembenihan, pembesaran maupun gabungan antara keduanya. Sumber data ini diperoleh dari hasil wawancara dengan pemilik. Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi literatur beberapa skripsi, internet dan buku yang berkaitan dengan materi penelitian. Alat analisis yang digunakan untuk mengevaluasi kelayakan finansial usaha ini adalah nilai kriteria investasi yaitu NPV, Net B/C dan IRR. Tingkat diskonto yang digunakan adalah 8,75 persen. Pengusahaan Lobster Air Tawar dilatarbelakangi dengan melihat prospek usaha lobster air tawar memiliki prospek yang bagus, dan para pemilik mempunyai hobi terhadap komoditas perikanan. Lahan yang digunakan dalam analisis finansial tersebut diasumsikan membeli. Modal yang digunakan untuk melakukan pengusahaan Lobster Air Tawar, baik itu usaha pembenihan, pembesaran adalah berasal dari modal sendiri. Berdasarkan hasil kelayakan yang meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial, dan aspek finansial, pengusahaan lobster air tawar layak untuk dilaksanakan. Berdasarkan hasil analisis kelayakan finansial, Pola Usaha II lebih menguntungkan dari ketiga Pola Usaha. Hasil analisis switching value yang dilakukan terhadap ketiga pola usaha yang dilakukan, menunjukkan bahwa perubahan produksi dan harga output merupakan faktor yang paling peka terhadap kelayakan usaha ini. Sedangkan perubahan terhadap faktor input produksi yaitu pakan berupa pelet tidak terlalu berpengaruh terhadap kelayakan usaha ketiga Pola Usaha yang dilakukan. Padahal, jika dilihat dari besarnya kebutuhan pakan pelet terhadap total biaya operasional pada ketiga pola usaha tersebut adalah lebih kurang 38 persen dari total biaya operasional. Kenaikan harga pakan pelet tidak berpengaruh dikarenakan penerimaan pada tiap-tiap pola jauh lebih besar jika dibandingkan biaya operasionalnya. Hal tersebutlah yang menyebabkan kenaikan harga input pelet tidak terlalu berpengaruh. Hasil penelitian kelayakan investasi pengusahaan Lobster Air Tawar, saran yang dapat diajukan adalah antara lain : (1) Pola Usaha II yang merupakan usaha pembesaran layak untuk dipilih, karena memiliki analisis kelayakan finansial yang paling menguntungkan. (2) Dari analisis switcing value, perubahan output sangat mempengaruhi kelayakan produksi, salah satunya dapat disebabkan oleh penyakit yang paling banyak menyerang udang, yaitu white spot. Penyakit tersebut dapat dihindarkan dengan cara selalu menjaga kondisi air dan memperhatikan debit air yang masuk dan keluar harus secara teratur. (3) Dari analisis finansial dapat diketahui bahwa ketiga pola usaha memiliki potensi yang layak untuk dikembangkan. Oleh karena hal tersebut, kemungkinan akan banyak pengusaha yang mengusahakan Lobster Air Tawar. Dan harga jual benih maupun konsumsi Lobster Air Tawar akan mengalami penurunan, oleh karena itu para pengusaha diharapkan dapat lebih mengefisienkan biaya dalam pemeliharaan agar diperoleh keuntungan yang maksimal. (4) Karena diprediksi para pengusaha yang mengusahakan Lobster Air Tawar tersebut akan semakin bertambah, pengusaha perlu melakukan strategi pemasaran yang baik. Agar produksi yang dihasilkan oleh pengusaha akan dapat terserap oleh pasar. (5) Untuk penelitian selanjutnya, dalam melakukan analisis kelayakan finansial, perlu dilakukan perbandingan tingkat kelayakan finansial berdasarkan sumber modal yang digunakan.
Judul Skripsi
: Analisis Kelayakan Investasi Pengusahaan Lobster Air Tawar CV. Vizan Farm dan CV. Sejahtera Lobster Farm.
Nama
: Faisal Ermin
NRP
: A14103062
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Dr. Ir. Rita Nurmalina Suryana, MS NIP. 131 685 542
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019
Tanggal Lulus:
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENGUSAHAAN LOBSTER AIR TAWAR CV. VIZAN FARM DAN CV. SEJAHTERA LOBSTER FARM” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENARBENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.
Bogor, Agustus 2007
Faisal Ermin A14103062
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan kemudahan dalam proses penulisan skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai syarat dalam meraih gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Skripsi yang berjudul “Analisis Kelayakan Investasi Pengusahaan Lobster Air Tawar CV. Vizan Farm dan CV. Sejahtera Lobster Farm” menggambarkan pengusahaan Lobster Air Tawar dari beberapa pola pengusahaan seperti, pembenihan, pembesaran, maupun kombinasi antara keduanya. Penulis pun tak lupa menyampaikan terima kasih kepada: 1. Ermin Moechtar dan Artawardeni, selaku orang tua penulis, Fauzi dan Fahmi yang telah memberikan segala yang penulis perlukan selama proses belajar dan mencurahkan motivasi, kasih sayang serta doa kepada penulis. 2. Dr. Ir. Rita Nurmalina Suryana, Ms atas saran-saran, bimbingan dan kritikannya selama proses penelitian dan penulisan skripsi. 3. Dr. Iwan Riswandi, MS selaku dosen penguji utama yang telah memberikan masukan untuk penyempurnaan skripsi ini. 4. Faroby Falatehan, SP, ME selaku dosen penguji komisi pendidikan yang telah memberikan masukan untuk penulisan skripsi yang lebih baik. 5. Fitri Nurdiyani yang telah memberikan motivasi, kasih sayang, waktu dan kesabaran kepada penulis 6. Terimakasih kepada Pipin, Dedy, Tama, Panji, Arif, Juristama, Eko Restu, Agung, Drajat, Epang, Giri, Dodo, Sahat, Anindito, Pramudia, Fuad, Singkek,
Nurikhsan, Medi, Jujung, Alaya, Indra, Iis, Astrid, dan Synthe atas bantuan dan dukungannya selama proses seminar dan sidang. 7. Teman-teman satu bimbingan (Rosma, Adan, Gilda, dan Tria), terima kasih atas semangat yang telah diberikan. 8. Rekan-rekan Agribisnis 39, 40 dan 41 atas persahabatan dan pertemanannya, semoga tali silaturahmi kita tetap terjalin dengan erat. 9. Bapak Sugeng dan Bapak Tantri atas kemudahan dan seluruh informasi yang telah diberikan. 10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Akhir kata, penulis mengharapkan kritik dan saran kepada semua pihak untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.
Bogor, Agustus 2007
Faisal Ermin
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta, 8 Agustus 1985 sebagai anak tertua dari tiga bersaudara pasangan Ermin Moechtar dan Artawardeni. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Mojoroto VI Kediri pada tahun 1996. kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 4 Kediri. Pada tahun 2000 penulis melanjutkan pendidikan di SMU Negeri 3 Banda Aceh dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama menjadi mahasiswa penulis aktif di organisasi intra kampus Unit Kegiatan Mahasiswa CENTURY (Center of Entrepreunership Development for Youth) dan menjabat sebagai Ketua Divisi Kewirausahaan periode 2005-2007. Penulis juga aktif pada organisasi ekstra kampus yaitu Himpunan Mahasiswa Aceh sebagai Ketua Divisi Kewirausahaan periode 2005-2006. Selain itu, penulis pun pernah menjabat sebagai Ketua Divisi Kewirausahaan MISETA periode 2006-2007. Beberapa prestasi yang telah berhasil diukir selama masa perkuliahan diantaranya adalah Finalis Lomba Pembuatan Bisnis Plan di ITB (2007), Finalis Lomba Inovasi Teknologi Lingkungan di Surabaya (2007).
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR ............................................................................................v DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................1 1.1 Latar Belakang ................................................................................1 1.2 Perumusan Masalah ........................................................................5 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................................6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................8 2.1 Deskripsi Lobster Air Tawar ...........................................................8 2.2 Analisis Usaha Lobster Air Tawar ..................................................9 2.3 Penelitian Terdahulu .....................................................................10
BAB III
KERANGKA PEMIKIRAN ............................................................14 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ........................................................14 3.1.1 Analisis Kelayakan Investasi ................................................14 3.1.2 Analisis Finansial .................................................................18 3.1.3 Analisis Switching Value ......................................................21 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional .................................................22
BAB IV
METODE PENELITIAN .................................................................27 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................27 4.2 Jenis Data dan Sumber Data .........................................................27 4.3 Pengolahan dan Analisis Data .......................................................28 4.4 Analisis Kelayakan Investasi ........................................................28 4.5 Analisis Switching Value ...............................................................30 4.6 Asumsi Dasar yang Digunakan .....................................................31
BAB V
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN...........................................33 5.1 Sejarah dan Perkembangan CV. Vizan Farm ................................33 5.2 Sejarah dan Perkembangan CV. Sejahtera Lobster Farm ..............34
BAB VI
ANALISIS ASPEK TEKNIS, ASPEK PASAR, ASPEK MANAJEMEN DAN ASPEK SOSIAL .............................36 6.1 Kelompok Pola Usaha Lobster Air Tawar ....................................36 6.2 Aspek Teknis Pemeliharaan Lobster Air Tawar ...........................37 6.2.1 Gambaran Umum Lingkungan Usaha Budidaya ..................37 6.2.2 Keragaan Usaha Pembenihan Lobster Air Tawar .................39 6.2.3 Keragaan Usaha Pembesaran Lobster Air Tawar .................48
6.2.4 Hasil Analisis Aspek Teknis .................................................51 6.3 Aspek Pasar Lobster Air Tawar ....................................................52 6.3.1 Aspek Pasar Pola Usaha I .....................................................52 6.3.2 Aspek Pasar Pola Usaha II ....................................................53 6.3.3 Hasil Analisis Aspek Pasar ...................................................55 6.4 Aspek Manajemen ..........................................................................55 6.5 Aspek Sosial ...................................................................................56 BAB VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA LOBSTER AIR TAWAR .................................................................58 7.1 Analisis Kelayakan Finansial Pola Usaha I ..................................58 7.1.1 Arus Penerimaan (Inflow) .....................................................58 7.1.2 Arus Pengeluaran (Outflow)..................................................60 7.1.3 Kelayakan Finansial Pola Usaha I.........................................64 7.1.4 Analisis Switching Value.......................................................65 7.2 Analisis Kelayakan Finansial Pola Usaha II .................................66 7.2.1 Arus Penerimaan (Inflow) .....................................................66 7.2.2 Arus Pengeluaran (Outflow)..................................................68 7.2.3 Kelayakan Finansial Pola Usaha II .......................................72 7.2.4 Analisis Switching Value.......................................................73 7.3 Analisis Kelayakan Finansial Pola Usaha III .................................73 7.3.1 Arus Penerimaan (Inflow) .....................................................74 7.3.2 Arus Pengeluaran (Outflow)..................................................78 7.3.3 Kelayakan Finansial Pola Usaha III ......................................83 7.3.4 Analisis Switching Value.......................................................83 7.4 Perbandingan Kelayakan Usaha Berdasarkan Ketiga Pola Usaha yang Dilakukan ...............................................84 BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................87 8.1 Kesimpulan ...................................................................................87 8.2 Saran ..............................................................................................87 DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................89 LAMPIRAN ........................................................................................................91
viii
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1.
Alur Pemikiran Operasional.......................................................................26
2.
Alur Proses Persiapan Kolam Tempat Pembenihan ..................................41
3.
Alur Proses Produksi Pembenihan Lobster Air Tawar .............................47
4.
Alur Proses Persiapan KolamTempat Pembesaran ....................................49
5.
Saluran Pemasaran Benih Lobster Air Tawar ...........................................53
6.
Saluran Pemasaran Lobster Air Tawar konsumsi ......................................55
7.
Struktur Organisasi ....................................................................................56
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1.
Jadwal Kegiatan Usaha Lobster Air Tawar ...............................................91
2.
Cashflow Pola Usaha I ...............................................................................94
3.
Laporan Rugi Laba Pola Usaha I ...............................................................95
4.
Cashflow Pola Usaha II .............................................................................96
5.
Laporan Rugi Laba Pola Usaha II .............................................................97
6.
Cashflow Pola usaha III .............................................................................98
7.
Laporan Rugi Laba Pola Usaha III ............................................................99
8.
Cashflow Switching Value Pola Usaha I terhadap Penurunan Produksi Sebesar 22,15 % .....................................................................................100
9.
Laporan Rugi Laba Switching Value Pola Usaha I terhadap Penurunan Produksi Sebesar 22,15 % .......................................................................101
10.
Cashflow Switching Value Pola Usaha II terhadap Penurunan Produksi Sebesar 22,35 % ......................................................................................102
11.
Laporan Rugi Laba Switching Value Pola Usaha II terhadap Penurunan Produksi Sebesar 22,35 % .......................................................................103
12.
Cashflow Switching Value Pola Usaha III terhadap Penurunan Produksi Sebesar 22,33 % ......................................................................................104
13.
Laporan Rugi Laba Switching Value Pola Usaha III terhadap Penurunan Produksi Sebesar 22,33 % .......................................................................105
14.
Cashflow Switching Value Pola Usaha I terhadap Peningkatan Harga Pakan (Pelet) Sebesar 335,30 % .............................................................106
15.
Laporan Rugi Laba Switching Value Pola Usaha I terhadap Peningkatan Harga Pakan (Pelet) Sebesar 335,30 % ..................................................107
16.
Cashflow Switching Value Pola Usaha II terhadap Peningkatan Harga Pakan (Pelet) Sebesar 380,78 % ..............................................................108
17.
Laporan Rugi Laba Switching Value Pola Usaha II terhadap Peningkatan Harga Pakan (Pelet) Sebesar 380,78 % ..................................................109
18.
Cashflow Switching Value Pola Usaha III terhadap Peningkatan Harga Pakan (Pelet) Sebesar 348,60 % ..............................................................110
19.
Laporan Rugi Laba Switching Value Pola Usaha III terhadap Peningkatan Harga Pakan (Pelet) Sebesar 348,60 % ..................................................111
20.
Cashflow Switching Value Pola Usaha I terhadap Penurunan Harga Output Sebesar 22,15 % ..........................................................................112
xii
21.
Laporan Rugi Laba Switching Value Pola Usaha I terhadap Penurunan Harga Output Sebesar 22,15 %................................................................113
22.
Cashflow Switching Value Pola Usaha II terhadap Penurunan Harga Output Sebesar 22,35 % ..........................................................................114
23.
Laporan Rugi Laba Switching Value Pola Usaha II terhadap Penurunan Harga Output Sebesar 22,35 %................................................................115
24.
Cashflow Switching Value Pola Usaha III terhadap Penurunan Harga Output Sebesar 22,33 % ..........................................................................116
25.
Laporan Rugi Laba Switching Value Pola Usaha II terhadap Penurunan Harga Output Sebesar 22,33 %................................................................117
xiii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Dalam konsep agribisnis, sub sektor perikanan termasuk ke dalam sektor pertanian. Peran sub sektor perikanan dalam pembangunan nasional sangatlah penting, diantaranya adalah sebagai penyedia bahan pangan hewani, penyedia bahan baku untuk mendukung agroindustri, peningkatan devisa melalui ekspor perikanan, penyedia kesempatan kerja dan berusaha, peningkatan pelestarian sumberdaya perikanan dan lingkungan hidup (Direktorat Jendral Perikanan, 1993). Indonesia memiliki sumberdaya perikanan yang sangat besar dan kaya akan biota-biota yang bernilai ekonomis baik di wilayah perairan tawar (darat), dan perairan laut. Potensi sumberdaya perikanan di perairan tawar meliputi keanekaragaman jenis (plasma nutfah) ikan dan lahan perikanan. Di perairan tawar Indonesia terdapat sekitar 655 jenis ikan asli. Dari seluruh jenis ikan asli tersebut 160 jenis tergolong ikan bernilai ekonomis penting dan 13 jenis ikan diantaranya telah dibudidayakan (Rukmana, 1997). Pembangunan perikanan Indonesia dapat dikelompokan dalam dua kategori yaitu perikanan laut dan perikanan darat termasuk di dalamnya kegiatan penangkapan dan kegiatan budidaya ikan. Keanekaragaman jenis (plasma nutfah) ikan memberi peluang besar dalam kegiatan budidaya perikanan air tawar, baik usaha perikanan tangkap di perairan umum (waduk, danau dan sungai) maupun usaha budidaya ikan dikolam dan sawah (mina padi). Adapun potensi hasil perikanan Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1.
2
Tabel 1.
Produksi Perikanan Budidaya Menurut Jenis Budidaya 2000-2005 (ton)
Sub sektor Budidaya Laut Budidaya Tambak Budidaya Kolam Budidaya Keramba Budidaya Jaring Apung Budidaya sawah Sumber:
2000 2001 2002 2003 2004 2005 197 114 221 010 234 859 249 242 420 919 890 074 430 017 454 710 473 128 501 977 559 612 643 975 214 393 222 790 254 625 281 262 286 182 331 962 25 773 39 340 40 742 40 304 53 695 67 889 34 602 93 063
40 710 98 190
47 172 86 627
57 628 93 779
62 371 109 421 85 831 120 353
Statistik Perikanan Indonesia, 2005
Udang sebagai salah satu komoditas perikanan yang bernilai ekonomis, menjadi komoditas unggulan ekspor bagi pemerintah dalam rangka meningkatkan pemasukan devisa negara melalui sektor non migas. Berdasarkan Tabel 2, persentase nilai ekspor udang terhadap total nilai ekspor komoditas hasil perikanan tergolong stabil walaupun menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2003 meskipun persentase nilai ekspor udang terhadap total nilai komoditi perikanan mengalami penurunan sebesar 1,28 persen namun nilai ekspor udang mengalami peningkatan sebesar 1,63 persen. Meskipun pada tahun selanjutnya nilai ekspor komoditas ini mengalami penurunan, namun potensi pengembangan ini masih besar. Hal ini terlihat dari pangsa ekspor komoditas ini terhadap total ekspor perikanan masih di atas 50 persen. Tabel 2. Tahun 2002 2003 2004
Nilai Ekspor Udang Terhadap Perikanan 2002-2004 (US$) Nilai Ekspor Udang 836 563 280 850 222 203 810 905 190
Total Ekspor Komoditas
Total ekspor komoditas perikanan 1 570 353 113 1 635 167 850 1 611 855 014
% 53,27 51,99 50,31
Sumber: Statistik Perikanan Indonesia, 2004
Salah satu komoditas yang termasuk dalam ekspor tersebut adalah lobster air tawar. Lobster air tawar merupakan udang yang menyerupai lobster air laut dan mempunyai nilai ekonomis tinggi. Beberapa tahun terakhir ini peranan lobster
3
air tawar semakin penting, terutama sebagai salah satu sumber devisa negara. Pasar ekspor lobster air tawar yang dapat diandalkan saat ini adalah Australia, Jepang, Amerika, Malaysia dan Singapura 1 . Permintaan pasar akan lobster air tawar terus menunjukkan perkembangan. Banyak kolam-kolam yang tadinya diisi dengan udang windu kini diganti dengan lobster air tawar. Trend tersebut dikarenakan beberapa kelebihan yang dimiliki oleh lobster air tawar. Kelebihan lobster air tawar jika dibandingkan dengan udang windu diantaranya: (1) lobster air tawar dikenal lebih tahan terhadap penyakit-penyakit udang- udangan yang ada seperti White Spot, (2) lobster air tawar memiliki pertumbuhan yang relatif cepat, (3) lobster air tawar mengandung lemak rendah (< 2 persen ), selenium yang merupakan antioksidan untuk menghindari penyakit jantung dan koroner, mempunyai sumber yodium, zink, asam lemak omega 3, magnesium, kalsium dan fosfor, (4) lobster air tawar memiliki tekstur daging yang kenyal dan rasa gurihnya melebihi lobster air laut. Selain keempat faktor tersebut, warnanya yang menarik dan teknik budidaya yang cukup sederhana, serta permodalan yang tidak terlalu besar, menjadikan komoditas ini menjanjikan peluang bisnis yang baik sehingga layak untuk dikembangkan2 .
1 2
Informasi diperoleh dari web-site www.jogjalobster.com, diakses tanggal 11 Februari 2007. Informasi diperoleh dari web-site www.jogjalobster.com, diakses tanggal 11 Februari 2007.
4
Pada sisi harga, harga lobster air tawar juga cukup menjanjikan. Harga lobster siap konsumsi yang berusia sekitar tujuh bulan berkisar diantara Rp 200 000-Rp 300 000 per kilogram. Satu kilogram berisi sepuluh ekor hingga 15 ekor lobster 3 . Budidaya lobster air tawar di Indonesia telah dirintis oleh para pencinta dan petani ikan, tetapi belum dilakukan secara besar-besaran. Potensi budidaya lobster air tawar di Indonesia belum dimanfaatkan secara optimal, padahal iklim Indonesia sesuai untuk pertumbuhan lobster air tawar. Lobster ini merupakan komoditas perikanan yang perlu dikembangkan karena bernilai ekonomis tinggi. Permintaan lobster air tawar yang semakin meningkat baik didalam maupun luar negeri belum dapat dipenuhi, karena pembudidayaan lobster yang belum berkembang4 . Peluang untuk meningkatkan produksi lobster air tawar sangat terbuka luas, mengingat bahwa : (1) usaha budidaya dapat dilakukan dengan teknologi sederhana, (2) usaha budid aya tidak memerlukan modal yang besar dan dapat dilakukan di kolam-kolam kecil maupun akuarium, (3) kondisi iklim dan sumber pakan alami tersedia di alam, dan (4 ) pasarnya sangat baik 5 . Oleh karena itu pengembangan usaha budidaya lobster air tawar ini merupakan salah satu alternatif dalam membantu meningkatkan pendapatan masyarakat.
3
Kompas. 2007. Permintaan Lobster Air Tawar di Sumut Meningkat. www.kompas.com/kompas-cetak, diakses tanggal 11 Februari 2007. 4 Adijaya, Dian et al. Usaha Lobster Air Tawar Sungguh Menjanjikan. www.trubusonline.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=5, diakses tanggal 11 Februari 2007. 5 Adijaya, Dian et al. Usaha Lobster Air Tawar Sungguh Menjanjikan. www.trubusonline.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=5, diakses tanggal 11 Februari 2007
5
1.2 Perumusan Masalah Usaha di bidang budidaya lobster air tawar sangat potensial dan diperkirakan akan semakin berkembang. Tingkat permintaan lobster air tawar baik di dalam maupun luar negeri yang terus meningkat menunjukkan peluang pasar yang cukup besar. Prospek yang cerah dari usaha lobster air tawar ini telah menarik masuknya perusahaan-perusahaan atau petani-petani ikan baru untuk ikut mendapatkan keuntungan dari usaha produksi maupun pemasarannya. Beberapa perusahaan yang baru mengembangkan usahanya ke bidang ini adalah CV. Vizan Farm, melalui proyeknya di daerah Sawangan Kabupaten Depok, dan CV. Sejahtera Lobster Farm di daerah Cikupa-Bogor. CV. Vizan Farm merupakan perusahaan pembenihan di bidang lobster air tawar dan CV. Sejahtera Lobster Farm merupakan perusahaan pembesaran di bidang lobster air tawar. Jenis lobster air tawar yang di produksi yaitu Cherax quadricaritus. Produksi yang dihasilkan oleh CV. Vizan Farm dijual ke peternakpeternak lobster air tawar untuk di besarkan dan ke pedagang ikan hias, dan produksi CV. Sejahtera Lobster Farm akan dijual seluruhnya kepada pedagang pengumpul. Kedua perusahaan tersebut hingga saat ini masih beroperasi, namun kedua perusahaan tersebut memulai usahanya tanpa melakukan suatu analisis yang mendalam mengenai kelayakan investasi lobster air tawar 6 . Padahal dalam memulai suatu usaha, studi kelayakan usaha sangatlah penting untuk dilakukan
6
Hasil wawancara dengan pemilik pada tanggal 20 Maret 2007
6
sebagai bentuk antisipasi akan kerugian yang dapat ditimbulkan di masa mendatang. Menurut Gittinger (1996), suatu proyek seringkali meliputi porsi ruang lingkup yang sangat luas sehingga disusun secara kurang cermat. Hal ini dapat menimbulkan kerugian dalam jumlah yang sangat besar, sehingga batasan-batasan kegiatan beserta biaya dan manfaat perlu ditinjau dalam memulai suatu usaha, dalam hal ini adalah pengusahaan lobster air tawar. Oleh karena itu permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah apakah pengusahaan lobster air tawar, baik itu pembenihan, pembesaran maupun gabungan antara keduanya memiliki kelayakan investasi. Sehingga penelitian ini dapat menjadi suatu gambaran dalam memulai usaha.
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis kelayakan aspek teknis, aspek pasar, aspek manajeme n, dan aspek sosial. 2. Menganalisis kelayakan finansial usaha budidaya lobster air tawar masingmasing pola usaha (pembenihan, pembesaran maupun pembenihan sampai dengan pembesaran) dengan menggunakan beberapa kriteria kelayakan investasi seperti NPV, IRR, payback period, rasio antara manfaat dan biaya (Net B/C). 3. Menganalisis kepekaan usaha budidaya lobster air tawar terhadap perubahan harga output, input dan kombinasi keduanya.
7
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan evaluasi bagi CV. Vizan Farm dan CV. Sejahtera Lobster Farm, sekaligus memberikan gambaran usaha budidaya lobster air tawar kepada masyarakat khususnya petani dan pengusaha sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam memulai usaha ini. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi penelitian-penelitian selanjutnya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Lobster Air Tawar Lobster air tawar termasuk ke dalam keluarga parastacidae. Salah satu lobster ini dikenal dengan sebutan lobster air tawar capit merah, karena pada kedua capitnya terdapat warna merah. Berdasarkan Holthuis (1950) dan Meririck (1993), lobster air tawar diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom
: Animalia
Filum
: Anthropoda
Kelas
: Crustacea
Ordo
: Decapoda
Famili
: Parastacidae
Genus
: Cherax
Spesies
: Cherax quadricarinatus
Nama Lokal : Lobster air tawar capit merah Genus Cherax adalah krustasea air tawar yang mempunyai bentuk seperti lobster, karena memiliki capit yang besar dan kokoh, serta rostrum berbentuk segitiga yang meruncing (Holdich dan Lowery, 1981). Lobster air tawar dikenal dengan sebutan red claw atau biasa juga disebut Yabby Queensland Utara, karena lobster air tawar dewasa jenis ini memiliki warna merah pada capit bagian luarnya, khususnya pada lobster air tawar jantan. Umumnya dijumpai di sungaisungai di Diving Range. Lobster air tawar dengan warna dasar hijau coklat ini, di daerah asalnya merupakan makanan penduduk setempat.
9
Lobster air tawar biasa dijumpai di perairan sungai, danau, dan rawa. Seperti halnya krustasea yang lain, yakni kepiting atau udang windu, lobster air tawar memiliki kerangka pelindung tubuh terdiri dari kerangka luar yang keras (cangkang). Cangkang ini secara berkala harus diganti (moulting) sejalan dengan pertumbuhan, karena rangka tersebut bersifat kaku dan tidak bisa ikut membesar. Cangkang berfungsi untuk melindungi diri dari pemangsa atau bahkan dari kelompok sendiri. Tubuh lobster air tawar sendiri dari dua bagian, yaitu bagian kepala dengan dada atau toraks (disebut sebagai cephalothorax) dan abdomen. Cephalothorax secara keseluruhan dilingkupi oleh cangkang yang disebut sebagai karapas. Bagian abdomennya terdiri dari enam ruas dan sebuah ekor berbentuk kipas.
2.2 Analisis Usaha Lobster Air Tawar Dalam analisis usaha lobster air tawar, komponen yang digunakan adalah investasi, biaya operasional, penerimaan usaha serta pendapatan yang diperoleh dari usaha budidaya lobster air tawar. Penerimaan adalah hasil perkalian dari jumlah produksi total dan harga satuan, sedangkan pengeluaran dimaksudkan sebagai nilai pengeluaran sumber-sumber untuk mendapatkan manfaat sumbersumber tersebut sebagian atau seluruhnya dapat dianggap sebagai barang-barang konsumsi yang dikorbankan dari penggunaan masa sekarang untuk memperoleh manfaat (Gitingger, 1996). Tujuan dari kegiatan usaha, baik pemerintah maupun swasta yaitu mencari laba atas investasi dan mempertahankan lajunya atau kelanggengan perusahaan.
10
Keberhasilan suatu usaha budidaya tergantung pada kemampuan manajemen perusahaan dalam mengatur biaya produksi dan penerimaan yang melibatkan aspek keteknikan dan ekonomi dalam analisis finansial (Gitingger, 1996).
2.3 Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai kelayakan budidaya udang pernah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Namun jenis komoditi udang yang diteliti adalah udang windu dan ikan gurame, bukan lobster air tawar. Hal ini dikarenakan jenis udang windu dan ikan gurame sudah terlebih dahulu populer di kalangan pengekspor. Yaser (2002) mengadakan penelitian komoditas perikanan, yaitu Analsis Kelayakan Finanisal Usaha Pemeliharaan Ikan Gurame Di Desa Purwasari Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pola usaha yang paling menguntungkan antara pola usaha I (pembenihan ikan gurame), pola usaha II (pendederan ikan gurame), dan pola usaha III (pembesaran ikan gurame), sedangkan pola usaha IV adalah pola rancangan alternatif yang dapat dikembangkan di Desa Purwasari (dari pembenihan hinga pembesaran). Mengevaluasi kelayakan finansial usaha ini adalah nilai kriteria investasi yaitu NPV, Net B/C, dan IRR. Tingkat diskonto yang digunaka adalah 18 persen, dan melakukan analisis sensitivitas. Berdasarkan hasil analisis investasi, keempat pola usaha menunjukan kelayakan untuk diusahakan. Pola Usaha I menghasilkan NPV sebesar Rp 1 159 348,50, IRR adalah 39 persen, Net B/C 1,48 dan payback period 3,09 tahun. Pola Usaha II memperoleh NPV sebesar Rp 6 771 987, IRR adalah 70persen, Net B/C 3,40 dan payback period 2,09 tahun. Sedangkan Pola Usaha III
11
menghasilkan NPV sebesar Rp 10 984 445,50, IRR adalah 76 persen, Net B/C 1,95 dan payback period
1,08 tahun. Pola usaha IV sebagai pola rancangan
alternatif menghasilkan NPV sebesar Rp 13 164 950, IRR adalah 94 persen; Net B/C 2,56 dan payback period 1,05 tahun. Hasil analisis kelayakan finansial dengan menggunakan beberapa kriteria investasi, semua pola usaha ikan gurame yang dilakukan di daerah penelitian, termasuk di dalamnya pola usaha IV layak untuk dilakukan, tapi yang paling menguntungkan dan layak untuk dilakukan adalah pola usaha IV. Hal tersebut terlihat pada NPV, IRR, Net B/C, dan IRR yang lebih besar diantara beberapa pola usaha lainnya. Hasil analisis switching value yang dilakukan terhadap keempat pola usaha yang dilakukan, menunjukan bahwa perubahan produksi dan harga output merupakan faktor yang sangat peka terhadap kelayakan usaha ini. Sedangkan perubahan terhadap faktor input produksi yaitu pakan tidak terlalu berpengaruh terhadap kelayakan usaha keempat pola usaha yang dilakukan, terlebih dengan pola usaha I karena pakan (pelet) yang digunakan tidak terlalu banyak, yaitu hanya digunakan sebagai pakan tambahan pada saat pemeliharaan induk, sedangkan pakan utama yang digunakan untuk benih adalah cacing sutera yang harganya tidak terlalu mahal. Pola yang digunakan oleh peneliti saat ini, hampir sama dengan pola yang dilakukan oleh peneliti terdahulu, bedanya pada komoditas yang diusahakan dan skala usaha.
12
Sulfuad (1998) melakukan penelitian pada usaha tambak udang dengan pola kemitraan di PT. Triasta Citarate, Desa Gunug Batu, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Analisis yang dilakukan meliputi analisis usaha dengan menggunakan R-C ratio dan analisis kelayakan finansial dengan menggunakan kriteria investasi NPV, Net B/C ratio, dan IRR. Hasil analisis usaha berdasarkan data riil pada saat panen menunjukan keuntungan sebesar Rp 62 128 280 per musim tanam dan R-C ratio 1,08. dari hasil analisis kelayakan diperoleh nilai NPV sebesar Rp 162 237 947, Net B/C ratio 2,04 dan IRR 199,49 persen. Hal ini menunjukan bahwa usaha pembesaran udang tersebut layak dilaksanakan. Penerimaan minimum yang harus diperoleh perusahaan untuk mencapai titik impas Rp 5 786 161.947 dan produksi minimum yang harus diperoleh perusahaan untuk mencapai titik impas adalah 184 861,61 kg. Berdasarkan analisis sensitivitas terhadap penurunan nilai SR (survival rate) udang sebesar 10 persen diperoleh nilai NPV sebesar Rp( 91 588 788,85); nilai Net B/C ratio 0,51 dan nilai IRR berdasarkan perhitungan tidak dapat ditentukan. Nilai di atas menunjukan bahwa apabila terjadi penurunan SR sebesar 10 persen akan mengakibatkan kerugian pada perusahaan dan usaha tidak layak utnuk diteruskan. Sari (1997) mengadakan penelitian pada PT. Ika Nusa Fishtama di Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Tanggamus, Propinsi Lampung. Dalam menganalisis proyek pengembangan usaha tambak udang digunakan kriteria investasi NPV, Net B/C dan IRR. Selain itu juga dilakukan analisis terhadap sensitivitas usaha terhadap kemungkinan terjadinya perubahan harga input maupun harga output.
13
Hasil analisis diperoleh nilai NPV sebesar Rp 4 884 762.372, Net B/C ratio 2,90 dan IRR 55,38. hal ini menunjukan bahwa pengembangan tambak udang yang direncanakan oleh PT. Ika Nusa Fishtama ini menguntungkan dan layak untuk dilaksanakan. Analisis sensitivitas terhadap kenaikan harga benur 9,14 persen diperoleh NPV sebesar Rp 3 834 027 935, IRR 50,68 dan Net B/C ratio 2,63. Sedangkan apabila terjadi penurunan harga udang sebesar 3,05 persen diperoleh nilai NPV Rp 4 393 831 656, IRR 54,93 persen dan Net B/C 2,87. Hasil analisis sensitivitas menunjukan bahwa kenaikan harga benur 9,14 persen dan penurunan harga udang 3,05 persen tidak terlalu mempengaruhi permintaan perusahaan.
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1
Analisis Kelayakan Investasi Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-
sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit) atau suatu aktivitas ya ng mengeluarkan uang dengan harapan untuk mendapatkan hasil (return) di waktu yang akan datang, dan yang dapat direncanakan, dibiayai dan dilaksanakan sebagai satu unit (Kadariah et al., 1999). Proyek pertanian adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumberdaya-sumberdaya untuk memperoleh keuntungan dan manfaat. Proyek merupakan suatu kegiatan yang mengeluarkan uang/biaya dengan harapan akan memperoleh hasil yang secara logika merupakan wadah untuk melakukan kegiatan-kegiatan perencanaan, pembia yaan dan pelaksanaan dalam satu unit. Perencanaan pembangunan yang baik membutuhkan proyek-proyek yang baik pula, dan demikian juga proyek yang baik membutuhkan perencanaan yang baik (Gittinger, 1996) Menurut Gittinger (1996),
maksud
analisis
proyek
ialah
untuk
memperbaiki pemilihan investasi. Karena sumber-sumber yang tersedia bagi pembangunan ialah terbatas, maka perlu sekali diadakan pemilihan antara berbagai macam proyek. Kesalahan dalam memilih proyek dapat mengakibatkan pengorbanan terhadap sumber-sumber yang langka. Untuk sebagian besar kegiatan-kegiatan pembangunan pertanian, persiapan pelaksanaan proyek secara cermat merupakan cara-cara yang terbaik yang dapat dilakukan untuk menjamin
15
terpakainya dana-dana kapital secara ekonomis, efisien dan untuk memungkinkan pelaksanaan proyek secara tepat menurut waktu atau jadwal. Proyek pertanian adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumberdaya-sumberdaya untuk memperoleh keuntungan atau manfaat. Kerangka proyek sangat cocok untuk proyek-proyek jenis produksi dengan investasi yang secara jelas dibatasi dan penentuan biaya-biaya dan manfaat- manfaat secara mudah, sebagaimana terdapat pada proyek-proyek pertanian. Tujuan utama dilakukan studi kelayakan proyek adalah untuk menghindari keterlanjuran investasi yang memakan dana relatif besar yang ternyata justru tidak memberikan keuntungan secara ekonomi. Manfaat yang diharapkan dari dilakukannya studi kelayakan proyek adalah memberikan masukan informasi kepada pengambil keputusan dalam rangka untuk memutuskan dan menilai alternatif proyek investasi yang akan dilakukan. Faktor yang menyebabkan kegagalan suatu proyek investasi dapat digolongkan menjadi tiga kategori yakni kesalahan dalam memutuskan dan menilai alternatif investasi, kesalahan dalam pengelolaan setelah proyek berjalan, faktor yang sulit untuk dikendalikan seperti kondisi ekonomi, lingkungan yang berubah, politik, sosial (Suratman, 2002). Investasi atau penanaman modal didalam perusahaan tidak lain adalah menyangkut penggunaan sumber-sumber yang diharapkan akan memberikan imbalan (pengembalian) yang menguntungkan di masa yang akan datang. Apapun investasi yang dilakukan diperlukan studi kelayakan meskipun intensitasnya berbeda. Hal ini mengingat masa mendatang yang penuh ketidakpastian.
16
Kelayakan investasi dalam suatu usaha dapat ditinjau dari berbagai aspek. Diantaranya dari aspek pasar, teknis, manejemen, dan sosial selain tentunya perlu dilihat pula kelayakannya secara finansial. a. Aspek Pasar Para pemasar menggunakan sejumlah alat untuk mendapatkan tanggapan yang diinginkan dari pasar sasaran mereka. Alat-alat itu membentuk suatu bauran pemasaran. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat-alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Alat-alat itu diklasifikasikan menjadi empat kelompok yang luas yang disebut empat P dalam pemasaran yaitu produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion). Empat P menggambarkan pandangan penjual tentang alat-alat pemasaran yang dapat digunakan untuk mempengaruhi pembeli. (Kotler, 2004).
b. Aspek Teknis Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan proyek secara teknis dan pengoperasiaannya setelah proyek tersebut selesai dibangun (Husnan dan Muhammad, 2000). Aspek teknis meliputi evaluasi tentang input dan output dari barang dan jasa yang akan diperlukan dan diproduksi oleh proyek (Kadariah et al., 1999). Hal yang perlu mendapat perhatian utama pada aspek teknis adalah lokasi proyek, skala operasi/ luas produksi, pemilihan mesin, proses produksi, dan jenis teknologi yang digunakan. Variabel utama yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lokasi proyek adalah
17
ketersediaan bahan mentah, letak pasar yang dituju, tenaga listrik dan air, penyediaan tenaga kerja, fasilitas transportasi (Husnan dan Muhammad, 2000). Analisis secara teknis berhubungan dengan input proyek (penyediaan) dan output (produksi) berupa barang-barang nyata dan jasa-jasa. Kerangka harus dibuat secara jelas agar analisis secara teknis dapat dilakukan secara teliti (Gittinger, 1996).
c. Aspek Manajemen Aspek ini membicarakan tentang bagaimana merencanakan pengelolaan proyek dalam operasinya nanti. Hal ini diperhatikan dalam aspek ini adalah bentuk badan usaha yang digunakan, jenis pekerjaan yang diperlukan agar usaha dapat berjalan dengan lancar, persyaratan-persyaratan yang diperlukan untuk menjalankan pekerjaan tersebut, struktur organisasi yang digunakan, penyediaan tenaga kerja yang dibutuhkan (Husnan dan Muhammad, 2000). Aspek ini menyangkut kemampuan staf proyek untuk menjalankan administrasi aktivitas dalam ukuran besar (large scale activities). Keahlian manajemen hanya dapat dievaluasi secara subyektif, tetapi meskipun demikian, kalau hal ini tidak mendapat perhatian yang khusus, maka banyaklah kemungkinan terjadi pengambilan keputusan yang kurang realistis dalam proyek yang direncanakan (Kadariah et al., 1999).
18
d. Aspek Sosial Analisis proyek dipandang bukan hanya dari sudut pandang perusahaan yang akan melaksanakan proyek tersebut, tetapi juga harus memperhatikan dampak yang ditimbulkan dan pengaruhnya terhadap lingkungan, masyarakat, dan negara. Oleh karena itu, usaha budidaya lobster air tawar akan memberikan beberapa dampak terhadap lingkunga n, masyarakat dan negara.
3.1.2
Analisis Finansial Analisis finansial merupakan salah satu pendekatan yang digunakan untuk
melakukan analisis proyek. Analisis finansial adalah analisis yang melihat proyek dari sudut pandang individu yang secara langsung terlibat dalam proyek (Gray et al., 1997). Analisis finansial adalah suatu analisis yang membandingkan antara biaya-biaya dengan manfaat (benefit) untuk menentukan apakah suatu proyek akan menguntungkan selama umur proyek (Gittinger, 1996). Dalam analisis finansial, proyek dilihat dari sudut badan-badan atau orangorang yang menanam modalnya dalam proyek atau yang berkepentingan langsung dalam proyek. Dalam analisis finansial yang diperhatikan adalah hasil untuk modal saham yang ditanam dalam proyek, ialah hasil yang harus diterima oleh para petani, pengusaha, perusahaan swasta, suatu badan pemerintah, atau siapa saja yang berkepentingan dalam pembangunan proyek. Hasil finansial sering juga disebut private return (Kadariah et al., 1999). Kriteria analisis finansial terdiri dari dua bagian yaitu undiscounted criterion dan dinscounted criterion. Undiscounted criterion tidak mengkonversi nilai uang yang akan diperoleh dikemudian hari dengan nilai sekarang. Perbedaan
19
antara kedua kategori ini adalah kriteria non-diskonto tidak menyertakan konsep time value of money sebagaimana yang diterapkan pada kriteria diskonto. Ukuran manfaat yang tidak berdiskonto mempunyai kelemahan umum, yaitu ukuranukuran tersebut belum mempertimbangkan secara lengkap mengenai lamanya arus manfaat yang diterima. Sedangkan kriteria diskonto merupakan suatu teknik yang dapat “menurunkan” manfaat yang diperoleh pada masa yang akan datang dan arus biaya menjadi “nilai biaya pada masa yang akan datang” (Gittinger, 1996). Kriteria analisis finansial yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode discounted criterion. Kriteria ini mengkonversi nilai uang yang akan diperoleh dikemudian hari dengan nilainya sekarang. Kriteria ini memasukan pengaruh waktu terhadap nilai uang. Tingkat suku bunga yang digunakan untuk mendiskontokan manfaat dan biaya-biaya haruslah mencerminkan opportunity cost of capital, yaitu tingkat pengembalian
(rate
of
return)
investasi
alternatif
proyek
lainnya
(Kadariah et al., 1999). Pada kenyataannya sulit untuk menentukan proyek alternatif yang dianggap sebagai patokan untuk menyatakan pemilihan tingkat diskonto. Sehubungan dengan metode Discounted Cash Flow, terdapat beberapa tolak ukur penilaian suatu investasi, yaitu : 1. Net Present Value (NPV), merupakan nilai sekarang dari selisih antara penerimaan dan biaya pada tingkat diskonto tertentu. Penggunaan kriteria NPV ditujukan untuk mengetahui gambaran nilai bersih suatu proyek. Suatu bisnis dikatakan layak bila NPV lebih besar dari nol dan semakin besar NPV menunjukan semakin layak bisnis tersebut untuk dilaksanakan. Sebaliknya
20
apabila NPV dibawah nol, maka menunjukan bahwa bisnis tidak layak untuk diusahakan karena kegiatan usaha tersebut tidak menguntungkan. 2. Internal Rate Return (IRR), merupakan tingkat diskonto pada saat NPV sama dengan nol. Penghitungan IRR dimaksudkan untuk mengetahui nilai tingkat suku bunga sosial yang membuat NPV proyek sama dengan nol. Tingkat suku bunga tersebut adalah tingkat suku bunga maksimum apabila modal yang digunakan didepositokan ke bank. Adapun pembanding yang digunakan untuk mengukur kelayakan berdasarkan IRR adalah tingkat suku bunga yang telah ditentukan. Suatu bisnis dikatakan layak bila dapat memberikan nilai IRR yang lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku. Sebaliknya suatu bisnis dinyatakan tidak layak bila nilai IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga yang berlaku. Pada uji kelayakan ini tingkat suku bunga yang digunakan adalah 8,75 persen. Angka ini diperoleh dari rata-rata suku bunga deposito yang diberikan oleh Bank Indonesia. 3. Net Benefit Coat Ratio (Net B/C), merupakan angka pembanding antara jumlah present value yang bernilai positif dengan jumlah present value yang bernilai negatif. Kriteria investasi Net B/C digunakan untuk mengetahui sampai sejauh mana manfaat yang diterima ole h bisnis dapat menutup seluruh biaya yang dikeluarkan dan mempunyai modal lagi bagi kelanjutannya. Suatu bisnis dikatakan layak berdasarkan kriteria investasi ini, apabila nilai Net B/C > 1. Sebaliknya, nilai Net B/C < 1, menunjukkan bahwa manfaat yang diperoleh adalah lebih kecil dari pada biaya yang dikeluarkan. Net B/C = 1 berarti besarnya manfaat yang diperoleh adalah sama besarnya dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat tersebut.
21
4. Masa pengembalian investasi (payback periode), merupakan kriteria tambahan dalam analisis kelayakan untuk melihat periode waktu yang diperlukan dalam melunasi seluruh pengeluaran investasi. Kriteria Payback Periode digunakan untuk mengetahui tingkat kecepatan modal investasi yang dikeluarkan dapat kembali. Semakin cepat modal dapat kembali, semakin baik untuk membiayai kegiatan lain. Dalam kriteria ini, suatu bisnis dikatakan layak apabila bisnis tersebut dapat mengembalikan modal sebelum berakhirnya umur proyek tersebut. Sebaliknya, suatu bisnis dikatakan tidak layak jika bisnis tersebut tidak dapat mengembalikan modal sampai saat proyek berakhir.
3.1.3
Analisis Switching Value Kadariah et al., (1999) mengemukakan bahwa tujuan analisis sensitivitas
adalah untuk melihat apa yang akan terjadi dengan hasil analisis proyek jika ada suatu kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya atau manfaat. Setiap kemungkinan yang akan terjadi harus dicoba yang berarti harus diadakan analisis kembali. Hal ini perlu karena analisis proyek didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang mengandung ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi diwaktu yang akan datang. Analisis nilai pengganti (switching value) merupakan salah satu variasi dari analisis sensitivitas. Analisis ini digunakan untuk menghitung kepekaan investasi pada pengusahaan proyek terhadap perubahan-perubahan.
22
Pada sektor pertanian, proyek dapat berubah-ubah sebagai akibat dari tiga permasalah utama : 1. Perubahan harga jual produk 2. Kenaikan biaya 3. Perubahan volume produksi Variabel harga jual produk dan biaya dalam analisis finansial diasumsikan tetap setiap tahunnya. Analisis finansial menggunakan harga produk dan biaya pada tahun pertama analisis sebagai nilai tetap. Walaupun dalam keadaan nyata kedua variabel dapat berubah-ubah sejalan dengan pertambahan waktu. Jadi analisis kepekaan dilakukan untuk melihat sampai berapa persen penurunan harga atau kenaikan biaya yang terjadi dapat mengakibatkan perubahan dalam kriteria investasi,
yaitu
dari
layak
menjadi
tidak
layak
untuk
dilaksanakan
(Gittinger, 1996).
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional Sebagai salah satu penyumbang kebutuhan protein hewani bagi masyarakat Indonesia, produk perikanan baik itu segar atau pun dalam bentuk olahan mulai digemari dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia dengan alasan produk perikanan memiliki berbagai keunggulan bila dibandingkan hewan ternak darat, diantaranya mempunyai kandungan lemak jenuh yang rendah dan mempunyai kandungan asam lemak omega-3 yang sangat diperlukan tubuh (Kinsella et al., 1998). Banyak sekali jenis ikan dengan nilai ekonomis tinggi yang dapat diusahakan, mulai dari ikan air laut, payau dan ikan air tawar. Salah satu jenis perikanan air tawar yang saat ini sangat potensial dan diperkirakan akan
23
semakin berkembang adalah lobster air tawar. Tingkat permintaan lobster air tawar yang terus meningkat menunjukan peluang pasar yang cukup besar. Lobster air tawar memiliki harga yang relatif murah bila dibandingkan dengan lobster air laut dan memiliki keunggulan dari segi citra rasa yang khas, tekstur daging yang kenyal serta rasa gurihnya melebihi lobster air laut. Keunggulan lobster air tawar lainnya jika dibandingkan dengan lobster air laut yaitu Lobster air tawar memiliki pertumbuhan yang relatif cepat, lobster air tawar juga mengandung lemak rendah (< 2 persen), selenium yang merupakan antioksidan untuk menghindari penyakit jantung dan koroner, lobster air tawar merupakan sumber yodium, zink, asam lemak omega-3, magnesium, kalsium dan fosfor. Hal tersebut menjadikan permintaan lobster air tawar tidak perna h surut di pasaran. Penelusuran Trubus selama enam bulan terakhir menunjukkan, kekhawatiran bisnis lobster air tawar hanya berputar di kalangan peternak saja tidak terbukti. Restoran dan hotel papan atas di Bali, Jakarta, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya, kini meliriknya sebagai menu spesial. Terutama untuk acara-acara khusus seperti peluncuran produk tertentu, perayaan Tahun Baru, Natal, dan acara instansi tertentu7 . Melihat propsek yang baik dari pasar lokal dan international usaha komoditi lobster air tawar, banyak individu/perusahaan yang ikut masuk dalam usaha budidaya komoditi ini. CV. Vizan Farm dan CV. Sejahtera Lobster Farm adalah beberapa perusahaan yang tergolong baru mengembangkan usahanya di bidang ini. Namun usaha tersebut dilakukan tanpa melakukan tinjauan kelayakan
7
Adijaya, Dian et al. Usaha Lobster Air Tawar Sungguh Menjanjikan. www.trubusonline.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=5, diakses tanggal 11 Februari 2007.
24
investasi terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan belum adanya penelitian yang secara jelas menggambarkan kelayakan investasi dalam menjalankan usaha ini dengan jelas. Dilatarbelakangi hal tesebut maka dilakukanlah penelitian kali ini. Penelitian dilakukan untuk mengkaji apakah proyek tersebut layak dilaksanakan/menguntungkan. Kriteria yang digunakan dalam menilai kelayakan suatu investasi adalah aspek teknis, aspek pasar, aspek manajemen, aspek sosial dan aspek finansial dengan me nggunakan NPV, Net B/C, IRR dan Payback period dalam perhitungannya. Sedangkan untuk menguji pengaruh suatu perubahan keadaan terhadap kelayakan proyek dilakukan analisis switching value. Hasil dari analisis kelayakan proyek tersebut diharapkan dapat me njadi bahan pertimbangan dalam memasuki usaha ini sekaligus menjadi pertimbangan dalam
pengambilan
berdasarkan
keputusan
perhitungan
usaha
mengenai ini
kelangsungan
layak
untuk
proyek.
dilaksanakan,
Apabila maka
individu/perusahaan yang ingin terjun dalam usaha ini dapat melakukannya, dan sebaliknya apabila usaha ini tidak layak, maka sebaiknya individu/perusahaan jangan memasuki usaha ini. Bagi beberapa perusahaan yang sebelumnya telah terlebih dahulu memasuki usaha ini, seperti CV Vizan Farm dalam usaha pembenihan lobster air tawar, dan CV. Sejahtera Lobster Farm dalam usaha pembesaran lobster air tawar, apabila usaha ini menguntungkan maka diharapkan dapat menjadi tolak ukur dalam mengembangkan usahanya lebih lanjut. Dan adanya analisis switching value juga dapat menjadikan bahan pertimbangan dalam melihat situasi yang cenderung selalu mengalami perubahan. Sebaliknya apabila dari hasil analisis diketahui bahwa proyek usaha tersebut tidak layak (merugikan), perusahaan sebaiknya segera melakukan perbaikan-perbaikan manajemen dan
25
teknis budidaya atau perusahaan dapat mempertimbangkan untuk mengalokasikan sumberdaya pada usaha lain yang lebih menguntungkan. Untuk lebih jelas konsep pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
26
g
Prospek usaha lobster air tawar
Trend pengusahaan lobster oleh pengusaha
Belum dilakukan analisis kelayakan Investasi
Usaha Lobster air tawar oleh CV. Vizan Farm dan CV. Sejahtera Lobster Farm
Banyak orang belum mengetahui secara pasti usaha ini menguntungkan atau tidak
Dilakukan kajian mengenai: o Analisis kelayakan Investasi o Analisis switching value pada pola pembenihan, pembesaran maupun gabungan antara keduanya
Layak
Individu/ perusahaan baru dapat memasuki usaha ini
Kebijakan pengembangan perusahaan bagi perusahaan lama
Tidak Layak
Bagi perusahaan baru, tidak perlu memasuki usaha
Tujuan perusahaan mencapai keuntungan
Gambar 1. Alur Pemikiran Operasional
Reorientasi alokasi sumberdaya bagi perusahaan lama
Perbaikan manajemen dan teknis budidaya
IV. METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian
untuk pembenihan lobster air tawar dilaksanakan di
CV. Vizan Farm yang berlokasi di Jl. Rapi RT. 01 RW. 05 Pondok Petir, Kelurahan Pondok Petir, Kecamatan Sawangan - Depok. Sedangkan untuk pembesaran dilakukan di CV. Sejahtera Lobster Farm yang berlokasi di Kampung Cikupa RT 03 RW 01 Desa Situ Daun Kecamatan Tenjolaya Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive). Pertimbangannya adalah karena CV. Vizan Farm dan CV. Sejahtera Lobster Farm merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha lobster air tawar yang dikenal di JABODETABEK. Pengambilan data di lapang dilaksanakan pada Bulan Maret sampai April 2007.
4.2 Jenis Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer yang diperoleh mencakup biaya-biaya yang dikeluarkan selama umur proyek baik biaya investasi maupun biaya operasional, serta penerimaan selama masa satu tahun usaha. Data-data tersebut digunakan untuk membuat proyeksi kelayakan usaha budidaya lobster air tawar, baik dalam pembenihan, pembesaran maupun gabungan antara keduanya. Sumber data ini diperoleh dari hasil wawancara dengan pemilik. Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi literatur beberapa skripsi, internet dan buku yang berkaitan dengan materi penelitian.
28
4.3 Pengolahan dan Analisis Data Data kuantitatif yang diperoleh khususnya tentang data penjualan yang dilakukan dan biaya-biaya baik investasi maupun operasional yang dikeluarkan oleh CV. Vizan Farm dan CV. Sejahtera Lobster Farm diolah dengan menggunakan Microsoft Excel. Pemilihan program tersebut didasarkan pada alasan bahwa program tersebut merupakan program yang telah banyak dan mudah digunakan. Untuk data kualitatif diolah dan disajikan secara deskriptif.
4.4 Analisis Kelayakan Investasi Kriteria kelayakan investasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi, Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) dan Payback Period. a. Net Present Value (NPV) Nilai bersih sekarang (Net Present Value = NPV) adalah selisih antara total present value dari manfaat dan biaya pada setiap tahun kegiatan usaha. Rumus perhitungan sebagai berikut :
NPV =
n
∑ t =1
Bt − C t (1 + i ) t
Keterangan: Bt = manfaat dari usaha pada tahun ke-t i
= tingkat suku bunga yang berlaku
Ct = biaya dari usaha pada tahun ke-t t
= umur ekonomis proyek
29
Kriteria dan keputusan diambil dalam analisis ini adalah layak jika NPV > 0, sedangkan bila NPV < 0 usaha tersebut tidak layak untuk diusahakan. b. Internal Rate of Return (IRR) IRR adalah tingkat suku bunga pada saat NPV sama dengan nol. Nilai IRR yang lebih besar atau sama dengan tingkat diskonto yang telah ditentukan, maka usaha layak diusahakan. Rumus perhitungannya adalah :
IRR = i1 +
NPV1 ( i1 − i 2 ) NPV1 + NPV2
Keterangan: NPV1 : NPV yang bernilai positif NPV2 : NPV yang bernilai negatif i1
: Tingkat diskonto yang menyebabkan NPV positif
i2
: Tingkat diskonto yang menyebabkan NPV negatif Jika ternyata IRR lebih besar dari tingkat diskonto yang telah ditentukan,
maka usaha layak untuk dilakukan, sedangkan jika tingkat diskonto lebih kecil dari tingkat diskonto yang telah ditentukan, maka usaha tidak layak untuk diusahakan. c. Net Benefit of Cost Ratio ( Net B/C) Net B/C merupakan perbandingan antara NPV total dari benefit bersih terhadap total dari biaya bersih ( Gray et al., 1997).
n
NetB / C =
Bt − Ct
∑ (1 + i) t =1 n
C t − Bt
∑ (1 + i) t =1
t
t
.......... ........ .......... ........
(Bt – Ct = 0) (Bt – Ct = 0)
30
Net B/C digunakan untuk ukuran tentang efisiensi dalam penggunaan modal. Bila net B/C > 1 usaha dianggap layak untuk diusahakan, jika net B/C < 1 usaha tidak layak untuk diusahakan, dan jika net B/C =1 maka biaya yang keluarkan sama dengan keuntungan yang didapatkan. d. Payback Period Payback Period adalah jumlah tahun yang dibutuhkan untuk menutupi pengeluaran awal. Kriteria ini mengukur kecepatan proyek dalam mengembalikan biaya awal, maka ia menghitung arus kas yang dihasilkan dan bukan besarnya keuntungan akuntasi. Metode ini juga mengabaikan nilai waktu uang dan tidak mendiskonto arus kas ini kembali ke masa sekarang (Keown et al., 2001).
4.5 Analisis Switcing Value Untuk mengkaji sejauh mana perubahan unsur-unsur dalam aspek finansial kegiatan usaha yang akan dijalankan, digunakan analisis switching value. Analisis switching value akan melihat apa yang akan terjadi dengan hasil kegiatan usaha jika terjadi perubahan-perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya dan pendapatan. Dalam penelitian ini diusahakan analisis switching value untuk melihat sejauh mana perubahan pada input, output, ataupun kombinasi keduanya dapat mengakibatkan nilai NPV sama dengan nol (Gittinger, 1996).
31
4.6 Asumsi Dasar yang Digunakan Untuk memudahkan ana lisis, beberapa asumsi dasar yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah sebagai berikut: 1. Umur proyek adalah 10 tahun, didasarkan pada umur ekonomis dari kolam semen. 2. Pengusaha menggunakan sumber modal sendiri. 3. Tingkat diskonto yang digunakan merupakan tingkat suku bunga deposito Bank Indonesia pada bulan Juni 2007 sebesar 8,75 persen. 4. Biaya investasi dikeluarkan pada tahun pertama dalam penelitian ini, yakni tahun 2007. 5. Pola Usaha yang diusahakan dibedakan berdasarkan karakteristik usaha, yaitu Pola Usaha I adalah pembenihan (usaha pemijahan sampai pembenihan), Pola Usaha II, yaitu pembesaran (pengusahaan lobster air tawar dari mulai benih ukuran lima cm sampai benih ukuran konsumsi), dan Pola Usaha III adalah pengusahaan lobster air tawar mulai dari pemijahan sampai pembesaran. Pola Usaha I, dan II adalah pola usaha yang benar-benar terjadi dilapangan (di lokasi penelitian), sedangkan Pola Usaha III merupakan pola usaha rancangan yang didasarkan pada data di lapangan. 6. Inflow dan Outflow merupakan proyeksi yang berdasarkan pada penelitian dan informasi yang didapatkan pada tahun 2007. 7. Lobster Air Tawar yang diusahakan yaitu jenis Redclaw (Lobster capit merah) 8. Lobster air tawar yang digunakan dalam cash flow yaitu semua lobster yang dijual baik itu ukuran benih, maupun ukuran konsumsi yang berasal dari lahan baru.
32
9. Persiapan dalam usaha pembenihan membutuhkan waktu empat bulan, sedangkan persiapan dalam usaha pembesaran membutuhkan waktu dua bulan. 10. Satu set indukan terdiri dari tiga ekor jantan dan lima ekor betina. 11. Tingkat kehidupan (SR) telur menjadi benih sebesar 95 persen, SR benih lobster sampai ukuran lima cm sebesar 85 persen, dan SR dari ukuran lima cm sampai ukuran siap konsumsi sebesar 85 persen. Tingkat kehidupan lobster diambil berdasarkan rata-rata yang terjadi di tempat penelitian. 12. Berat lobster ukuran konsumsi dalam waktu enam bulan yaitu 100 gram per ekor, dan berat lobster ukuran konsumsi dalam waktu empat bulan yaitu 50 gram per ekor. 13. Harga yang digunakan adalah harga konstan. Harga dan input merupakan harga yang berlaku pada tahun 2007 dan harga dari output merupakan harga jual pada tahun penelitian yaitu Rp 1 500 per ekor untuk ukuran lima cm dan Rp 150 000 per kg untuk ukuran konsumsi. Petani menjual induk lobster jika umur induk dua tahun. Induk dijual sebagai lobster konsumsi. Berat lobster indukan adalah 150 gram per ekor. 14. Total produksi merupakan jumlah lobster yang dihasilkan dalam satu tahun. Nilai total penjualan merupakan jumlah produksi yang dihasilkan dalam satu tahun dikalikan dengan harga jualnya. 13.
Analisis data menggunakan data pajak penghasilan yang dikenakan berdasarkan tarif pajak menurut UU Republik Indonesia No. 17 tahun 2000 Tentang Tarif Umum PPh Wajib Pajak Badan Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap.
V . GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1 Sejarah dan Perkembangan CV. Vizan Farm CV. Vizan Farm adalah suatu usaha agribisnis yang dirintis sejak bulan April 2004 oleh Sugeng Widiyarso. Perusahaan ini merupakan usaha sampingan yang dibangun oleh pemilik. Pemilik merupakan marketing enginer di PT Pear. Pada tahun 2004, usaha pembenihan lobster air tawar mulai dirintis di daerah Kelurahan Pondok Petir Kecamatan Sawangan, Depok. Usaha pembenihan ini belum dimaksimalkan karena usaha tersebut masih bersifat percobaan. Pada awalnya bak yang diusahakan masih berjumlah satu dengan dua buah akuarium dan meningkat seterusnya menjadi delapan bak pemeliharaan dengan 20 buah akuarium. Kendati demikian pemilik usaha pembenihan lobster air tawar CV. Vizan Farm berkeinginan untuk mengembangkan lebih lanjut. Tempat pengusahaan terletak dekat dengan tempat tinggal pemilik, sehingga memudahkan dalam hal pengawasan. Pembenihan di CV. Vizan Farm secara keseluruhan memiliki luas 500 m2 . Lokasi tersebut dekat dengan aliran air yang menyebabkan ketersediaan air tanah selalu terjamin. CV. Vizan Farm didirikan oleh pemilik dengan modal sendiri. Tujuan dari usaha pembenihan lobster air tawar adalah sebagai usaha lain dari kerjanya sebagai marketing enginer di PT Pear dan sebagai hobinya terhadap komoditas perikanan. Pada awal pengusahaannya, usaha ini mengalami kegagalan panen, dan kematian induk yang cukup banyak. Tepatnya pada musim tanam yang pertama. Hal ini dikarenakan pengetahuan yang dimiliki kurang memadai, dan belum bisanya lobster beradaptasi dengan lingkungan sekitar, dikarenakan lobster ini
34
berasal dari Australia. Pengalaman dalam membudidayakan losbter ini pun menjadi pengetahuan yang dapat digunakan untuk mengembangkan usaha tersebut. Walaupun produksi lobster air tawar tidak stabil setiap tahunnya, namun usaha pembenihan CV. Vizan Farm masih mendapat laba. Masalah teknis seperti penyakit pada udang, tidak mempengaruhi produksi lobster air tawar. Dikarenakan lobster air tawar tidak rentan terhadap penyakit. Namun untuk mengantisipasi hal tersebut, pemilik selalu menjaga kualitas air dengan memperhatikan debit air yang masuk dan keluar, dan memberikan garam ikan untuk menjaga pH air. Bapak Sugeng dalam mengelola CV. Vizan Farm mempunyai dua orang pekerja. Dua pekerjanya yaitu Bapak Anto sebagai tenaga ahli dalam pemeliharaan lobster air tawar sekaligus merupakan orang kepercayaan, dan Bapak Firman sebagai pekerja yang bertugas membantu kerja Bapak Anto, memberi makan lobster, menjaga kualitas air, mengawasi benih, dan lain- lain.
5.2 Sejarah dan Perkembangan CV Sejahtera Lobster Farm CV. Sejahtera Lobster Farm adalah suatu usaha agribisnis yang dirintis pada tahun 2005 oleh Tantri yang merupakan alumni Institut Pertanian Bogor Jurusan Budidaya Perikanan. Pemilik merupakan pengusaha yang berkecimpung di bisnis perikanan. Mulanya pemilik melihat dari buku dan internet bahwa prospek usaha lobster air tawar sangat berpotensi untuk dikembangkan. Kemudian dari ketertarikannya itu, pemilik berniat untuk mengembangkan usaha pembesaran lobster air tawar. Dengan mencari tempat yang sesuai, akhirnya pemilik menyewa lahan
yang
luasnya
100
m2
di
daerah
Cikupa,
Dramaga
Bogor,
35
dengan mempertimbangkan ketersediaan air yang terus menerus, pakan alami, penduduk setempat dan sarana dan prasarana transportasi. Modal yang digunakan dalam usaha ini adalah modal sendiri. Pada mula pengusahaannya, usaha ini mengalami kegagalan panen disebabkan kelalaian yang berasal dari kesalahan pemilik dikarenakan pengetahuan yang dimiliknya. Namun, lama kelamaan pengusahaan sudah mengalami kemajuan dari sisi produksi dan pengelolaan yang disebabkan pengalaman. Usaha budidaya pembesaran lobster air tawar ini diawali dengan sebuah petak yang berikutnya menjadi empat, dan akhirnya 10 petak sampai dengan sekarang. Adapun masalah teknis yang ada seperti penyakit pada udang tidak mempengaruhi produksi lobster air tawar dikarenakan lobster air tawar tahan terhadap serangan penyakit. Namun hal tersebut tidak membuat pemilik lalai, pemilik selalu menjadi ketersediaan dan kualitas air yang masuk ke dalam kolam pembesaran. CV. Sejahtera Lobster Farm mempunyai dua orang teknisi yang dipekerjakan oleh Bapak Tantri bernama Bapak Asep dan Bapak Suandi. Bapak Asep merupakan tenaga ahli yang mengurusi lobster air tawar, dan sekaligus merupakan orang kepercayaan pemilik. Segala hal yang menyangkut teknis pembesaran diserahkan pada pekerjanya tersebut, mulai dari pemilihan pakan, jumlah padat tebar, kontrol, dan penyortiran lobster. Keterampilan dan pengalaman merupakan faktor sukses mengapa produksi lobster air tawar selalu baik setiap tahunnya.
VI . ANALISIS ASPEK TEKNIS, ASPEK PASAR, ASPEK MANAJEMEN DAN ASPEK SOSIAL
6.1 Kelompok Pola Usaha Lobster Air Tawar Pola usaha yang dilaksanakan dalam penelitian kali ini dibedakan berdasarkan karakteristik usaha, yaitu pola usaha I, pola usaha II, dan pola usaha III. Pola usaha I adalah usaha pembenihan lobster air tawar (usaha pemijahan sampai pembenihan), pola usaha II adalah usaha pembesaran lobster air tawar, dan pola usaha III adalah kombinasi dari pola usaha I dan pola usaha II (merupakan usaha pemijahan sampai pembesaran lobster air tawar). Berdasarkan asumsi yang digunakan, jumlah kolam yang digunakan untuk masing- masing kelompok adalah sebagai berikut: untuk pola usaha I, menggunakan sebuah bak pemijahan, empat bak pemeliharaan benih dengan kapasitas benih per bak adalah 2 000 ekor, satu bak penampungan air, dan sepuluh buah akuarium dengan kapasitas per akuarium adalah 800 butir telor. Untuk pola usaha II, menggunakan satu kolam besar dengan luas 100 m2 dengan kapasitas 13 ekor per m2 . Sedangkan untuk pola usaha III, menggunakan satu kolam besar dengan luas 50 m2 , dengan kapasitas 13 ekor per m2 , dan satu bak pemijahan, empat bak pemeliharaan benih dengan kapasitas per bak adalah 1 000 ekor, satu bak penampungan air, dan lima buah akuarium dengan kapasitas per akuarium adalah 800 butir telur. Pengusahaan lobster air tawar pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan pengusahaan ikan air tawar lainnya, yaitu melakukan usaha sampai ikan laku untuk dijual. Lobster air tawar mempunyai sifat yang cepat dalam pertumbuhan. Jika menanam lobster air tawar dari mulai benih sampai ukuran konsumsi
37
dilakukan sendiri, akan memakan waktu lebih kurang 10 bulan. Namun, kegiatan usaha lobster air tawar mulai dari pembenihan sampai pembesaran masih sedikit dilakukan oleh satu orang pengusaha saja karena berbagai alasan, diantaranya dikarenakan keterbatasan modal dan kerugian tidak terlalu besar jika hanya mengusahakan salah satu bidang usaha saja. Pengusaha diasumsikan mempunyai modal yang hampir sama, yaitu sebesar Rp 40 000 000.
6.2 Aspek Teknis Pemeliharaan Lobster Air Tawar. Aspek teknis mengenai pemeliharaan lobster air tawar akan diuraikan pada gambaran umum lingkungan pemeliharaan dan teknik pemeliharaan yang dikembangkan berdasarkan pola usaha yang dilakukan oleh pengusaha lobster air tawar di CV. Vizan Farm dan CV. Sejahtera Lobster Farm.
6.2.1
Gambaran Umum Lingkungan Usaha Budidaya Pengusahaan lobster air tawar di CV. Vizan Farm dan CV. Sejahtera
Lobster Farm, teknologi yang digunakan pada pembenihan tergolong maju. Namun pada pembesaran teknologi yang digunakan tergolong sederhana. Ketersediaan pakan, ketersediaan air, kandungan oksigen yang terlarut didalam air dan kualitas air merupakan faktor utama dalam pengusahaan lobster air tawar. Pakan yang diperlukan dalam pengusahaan lobster air tawar yaitu pelet, cacing sutera, bekicot, kaki ayam, dan ubi kayu. Pada pengusahaan lobster air tawar, baik CV. Vizan Farm dan CV. Sejahtera Lobster Farm, membangun kolam-kolamnya pada dataran yang lebih rendah untuk menjamin ketersediaan air. Selain jumlah air yang mencukupi,
38
kualitas air juga perlu diperhatikan, sehingga pertumbuhan lobster menjadi lebih cepat. Penilaian terhadap kualitas air yang bagus meliputi temperatur, dan pH air. Air yang bagus untuk pengusahaan lobster air tawar yaitu air yang memiliki temperatur 24-31 o C, karena apabila temperatur di bawah atau di atas angka tersebut sangat membahayakan kehidupan lobster air tawar (Cuncun, 2006). Jika temperatur lebih rendah dari angka tersebut, proses penetasan telur akan berlangsung lebih lama (Cuncun, 2006). Proses penetasan telur secara normal membutuhkan waktu empat minggu, tetapi jika temperaturnya rendah bisa menjadi tujuh atau delapan minggu. Selain itu, temperatur yang terlau rendah menyebabkan aktivitas lobster jauh berkurang atau tidak banyak bergerak sehingga nafsu makannya juga tidak terlalu besar. Hal ini mengakibatkan pertumbuhan lobster lambat (Cuncun, 2006). Tingkat keasaman yang ideal untuk budidaya lobster air tawar ada pada kisaran pH 6-8. Jika berada diluar kisaran itu, air perlu dimodifikasi dengan teknik tertentu. Misalnya, jika pH terlalu rendah (di bawah enam), perlu ditambahkan garam agar pH naik sedikit (Cuncun, 2006). Sedangkan jika pH terlalu tinggi (lebih dari delapan), bisa diturunkan sedikit dengan menggunakan daun ketapang kering yang dimasukkan ke dalam air kolam (Cuncun, 2006). Air yang digunakan pada pembenihan adalah air sumur yang memiliki temperatur 29 o C dan pH 7, sedangkan pada pembesaran, air yang digunakan yaitu air yang mengalir dari kali yang memiliki temperatur 27 o C dan pH 78 . Dengan demikian, kualitas air pada pengusahaan pembenihan dan pembesaran lobster air tawar memenuhi syarat untuk digunakan. Kapasitas pemeliharaan yang dilakukan
8
Hasil wawancara dengan pemilik Farm.
39
oleh pengusaha lobster air tawar untuk pembenihan (pola usaha I) adalah 2 000 ekor per bak, untuk usaha pembesaran (pola usaha II dan pola usaha III) adalah 13 ekor per m2 . Dari pengamatan langsung ke lokasi pengusahaan, kondisi alam di daerah pengusahaan cocok untuk melakukan usaha lobster air tawar. Kondisi air, ketersediaan oksigen dalam air dan ketersediaan pakan yang tersedia yang merupakan syarat penting untuk melakukan usaha lobster air tawar (Cuncun, 2006). Walaupun pelet tidak terdapat dilokasi usaha, tapi untuk mendapatkannya, pengusaha tinggal memesan ke agen terdekat, yang lokasinya tidak jauh dari tempat budidaya. Sedangkan cacing sutera, dan bekicot terdapat di sekitar lokasi usaha. Untuk faktor keamanan, secara umum relatif aman dari tindakan kriminalitas seperti pencurian ikan. Namun demikian tindakan pencegahan tetap dilakukan seperti selalu mengadakan ronda keliling secara bergiliran untuk mengontrol dan menjaga kolam pada malam hari.
6.2.2
Keragaan Usaha Pembenihan Lobster Air Tawar. Teknik pembenihan lobster air tawar pada CV. Vizan Farm dilakukan
dengan menggunakan teknologi yang ada saat ini, seperti menggunakan akuarium untuk penetasan telur, bak semen untuk pemeliharaan benih, dan Hi-blow untuk mensuplai oksigen pada akuarium penetasan telur dan kolam pembenihan. Pengetahuan yang didapatkan pemilik tentang pembenihan didapat dari mulut ke mulut antar sesama pengusaha lobster, dan juga melalui buku yang dibacanya. Selain itu juga, pemilik memperole h tambahan pengetahuan melalui pengalaman
40
yang didapatkannya dengan menjalankan usaha ini. Pembenihan lobster air tawar mempunyai tujuan untuk memperoleh benih ukuran lima cm atau dua inci. Beberapa teknik pembenihan yang dilakukan pada usaha pembenihan lobster air tawar adalah sebagai berikut : 1. Persiapan Tempat Pembenihan Persiapan kolam terdiri atas kegiatan mempersiapkan kolam pemijahan dan pemeliharaan benih.Kolam pemijahan dan pemeliharaan benih merupakan kolam permanen dari semen. Pada tahapan ini, hal- hal yang perlu diperhatikan, antara lain: •
Kolam baru yang sudah diplester dengan semen dibiarkan hingga kolam kering dan kuat.
•
Kolam yang telah kering dan kuat kemudian diisi dengan air sampai hampir penuh.
•
Air dalam kolam dibiarkan selama dua minggu untuk menetralkan semen. Kemudian air dikuras dan dikeringkan sampai dasar kolam.
•
Kemudian masukan air, dan menaburkan garam aquarium untuk proses menetralkan air secukupnya, kemudian ditebari dengan ikan kecil sebagai indikator apakah kolam tersebut sudah nyaman untuk lobster air tawar atau belum. Akuarium sebelum digunakan juga dilakukan perlakuan yang ditujukan
untuk menjaga kenyamanan dan keamanan lobster air tawar selama proses pembenihan. Perlakuan
ini
antara
lain
dengan
cara
mengisi
air
dan
membiarkannya kemudian menguras dan menjemurnya pada sinar matahari. Penggunaan akuarium dimaksudkan agar proses pengontrolan terhadap penetasan
41
telur dapat dimaksimalkan, sehingga jumlah benih lobster air tawar yang diproduksi dapat maksimal. Khusus kolam pemeliharaan benih dan pemijahan, dasar kolam ditaburi dengan pupuk kompos (kotoran sapi yang telah diurai oleh cacing) terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga bagian dasar kolam tetap gelap karena lobster air tawar merupakan binatang malam. Pemberian kompos ini juga ditujukan untuk memberikan pakan alami berupa cacing dan plankton yang banyak mengandung protein. Setelah diberi kompos kemudian kolam diisi dengan air dan dibiarkan selama satu minggu untuk menetralkan racun yang terkandung dalam pupuk kompos. Kemudian air dibuang dan diganti dengan air yang baru. Setelah dua hari maka kolam siap untuk digunakan. Debit air yang digunakan untuk pemijahan dan pemeliharaan benih yaitu 40 cm dari dasar kolam. Kolam pemeliharaan benih juga ditebari dengan cacing sutera untuk mendukung pakan alami lobster air tawar. Secara umum persiapan tempat pembenihan dapat dilihat pada Gambar 2. Kolam Permanen
Pengeringan Kolam
Pengisian air
Pengeringan kolam
Pengurasan air
Penaburan pupuk kompos
Pengisian air dan ikan kecil
Penetralan pH dan racun
Kolam siap digunakan Sumber : CV. Vizan Farm.
Gambar 2. Alur Proses Persiapan Tempat Pembenihan
42
2. Persiapan Peralatan Peralatan yang digunakan dalam proses pembeihan lobster air tawar antara lain: a) Tempat Persembunyian (Shelter) Tempat persembunyian terbuat dari bahan pipa paralon dengan diameter tiga inci (cukup dimasuki satu ekor lobster air tawar). Panjang potongan pipa yaitu sepanjang 15 cm. Tempat persembunyian dari pipa paralon diikat menjadi satu dan membenamkannya ke dalam dasar kolam. Persembunyian dari pipa paralon diutamakan untuk induk lobster air tawar. Pipa paralon yang dibutuhkan yaitu 35 buah. Untuk
pemeliharaan
benih,
pemilik
lebih
memprioritaskan
penggunaan kayu apu sebagai tempat persembunyian karena kayu apu juga berfungsi untuk peneduh dan juga penghasil oksigen pada siang hari selain itu kayu apu juga banyak terdapat disekitar lokasi usaha. Selain kayu apu, usaha ini juga menggunakan pelepah kelapa dan juga sabut kelapa sebagai tempat persembunyian dan peneduh. Pelepah kelapa dengan daunnya juga berfungsi untuk mengikat kotoran-kotoran sehingga memudahkan dalam proses penyiponan (pembersihan kolam). Selain sebagai tempat persembunyian, sabut kelapa juga berfungsi sebagai indikator ketersediaan oksigen pada kolam. b) Hi-Blow Hi-Blow berfungsi untuk mensuplai oksigen pada akuarium tempat penetasan telur dan kolam pemeliharaan benih.
43
c) Jaring kecil (Serok) Jaring kecil berfungsi untuk pemanenan benih. Serok terbuat dari waring dengan lubang kecil dan berbahan lembut. Hal ini dimaksudkan agar benih lobster air tawar tidak terluka saat pemanenan. d) Selang kecil Selang kecil berfungsi untuk mengalirkan udara dari Hi-Blow ke kolam pemeliharaan benih, kolam pemijahan dan akuarium yang dihubungkan dengan menggunakan selang aerasi. e) Jaring kawat Jaring kawat berfungsi sebagai tempat molting benih lobster air tawar ataupun induk lobster air tawar. f) Pompa air Pompa air berfungsi untuk mengalirkan air dari sumber air ke dalam bak penampungan air. g) Ember Ember berfungsi sebagai tempat sortir, pemindahan benih dari tempat penetasan telur ke tempat pemeliharaan benih serta digunakan pada saat pemanenan benih. h) Timbangan kecil Timbangan berfungsi untuk menimbang pakan lobster air tawar dan melakukan penimbangan terhadap benih lobster air tawar saat sortir. 3. Pemilihan Induk Induk yang digunakan yaitu berukuran 15 cm atau berumur delapan bulan. Induk lobster air tawar didatangkan dari Jakarta. Hal ini didasarkan atas
44
pengalaman usaha yang belum mumpuni dan juga untuk mendapatkan benih lobster air tawar yang berkualitas baik. Jumlah induk yang dibutuhkan pada usaha pembenihan ini yaitu sebanyak empat set (tiga jantan dan lima betina). Dalam satu tahun, induk betina mampu bertelur sebanyak tiga kali. 4. Pemeliharaan Induk Calon induk yang diperoleh perlu diperhatikan pada kondisi kolam yang menyenangkan bagi pertumbuhan dan perkembangan induk lobster air tawar, terutama perkembangan gonad dan kesehatan induk. Untuk kolam induk, yang perlu diperhatikan adalah air harus bersih dan cukup jernih dengan kedalaman sedikitnya 30 cm. Banyaknya calon induk yang dipelihara yaitu 32 ekor per kolam, dengan perbandingan tiga banding lima yang berarti untuk tiga induk jantan dapat mengawini lima ekor betina. Pemeliharaan induk dilakukan dengan menjaga supply oksigen pada kolam, memberikan pakan alami dan buatan secara optimal dan kontinyu serta tepat waktu. Supply oksigen dari tanaman air yang berada di kolam dan Hi-Blow. Pakan buatan yang digunakan yaitu pakan tenggelam dengan kadar protein minimal 22 persen. Pakan buatan yang digunakan yaitu pakan dengan merek Marine dengan kadar protein 22-28 persen. Sedangkan pakan alami yang digunakan yaitu tauge yang diberikan dua kali seminggu. 5. Pemijahan Induk Lobster Air Tawar Pemijahan merupakan proses pembuahan antara lobster jantan dengan lobster betina. Pemijahan dilakukan secara masal dengan menempatkan induk pada kolam pemijahan yang sama. Hal ini dilakukan untuk mengefisienkan tempat yang ada tanpa mengurangi kualitas benih yang dihasilkan.
45
Pada sistem pemijahan ini, induk jantan akan berusaha mencari pasangan induk betina yang siap mijah. Untuk tiga ekor induk jantan mampu mengawini lima ekor induk betina dalam satu kali masa pemijahan yaitu tiga sampai empat bulan. 6. Penetasan Telur Lobster air tawar betina yang telah bertelur kemudian dipindahkan ke dalam akuarium penetasan telur. Pemindahan dilakukan dengan cara mengurangi atau menguras bak pemijahan kemudian memindahkan induk betina yang telah bertelur. Sejak telur dikeluarkan sampai menetas berlangsung selama 40 hari atau lima minggu. Penetasan telur sengaja dilakukan pada akuarium untuk memudahkan pengontrolan, sehingga benih yang diperoleh optimal dan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Pada masing- masing akuarium ditempatkan dua induk betina yang menetaskan telurnya. Induk lobster air tawar yang berumur kurang dari satu tahun dan telah menetaskan telurnya kemudian dikarantina dan diberi pakan secara intensif. Hal ini ditujukan untuk memulihkan kondisi induk. 7. Pemeliharaan Benih Benih lobster yang telah menetas dan lepas dari induknya pada minggu ke enam sampai minggu ke delapan masih dipelihara di dalam akuarium. Pemindahan benih dilakukan pada minggu kesembilan dengan menggunakan selang dengan ukuran besar yang dialirkan dari akuarium penetasan ke dalam bak pemeliharaan benih.
46
Kegiatan yang dilakukan dalam proses pemeliharaan benih yaitu: a. Sortasi Sortasi dilakukan dua minggu sekali. Sortasi dimaksudkan untuk memilah benih lobster sesuai dengan ukurannya, sehingga benih yang diperoleh mempunyai ukuran sama. Pemilahan ukuran ini akan berpengaruh pada pertumbuhan lobster air tawar. b. Pemberian pakan Pakan yang diberikan selama pemeliharan benih yaitu pakan alami dan pakan buatan. Pakan buatan yaitu pelet dengan merek Bintang dengan prosentase pemberian pakan 25 persen pada pagi hari dan 75 persen pada sore hari. Pemberian pakan yaitu sebanyak tiga persen dari berat lobster air tawar. Pakan alami yang diberikan dalam kolam pemeliharaan benih yaitu cacing sutra. Pemberian pakan diberikan secara teratur dan intensif dikarenakan lobster dengan umur nol sampai empat bulan sering melakukan moulting (ganti kulit). 8.
Panen Panen dilakukan pada benih lobster air tawar dengan umur empat bulan atau berukuran lima cm. Pemanenan dilakukan pada pagi atau malam hari untuk menghindari minimnya oksigen saat pemanenan. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan jaring kecil (serok) dengan cara meletakannya dibelakang lobster air tawar kemudian mengejutkan lobster dari depan maka lobster akan masuk ke dalam jaring. Pola panen terlampir pada Lampiran 1.
47
9.
Pengemasan Pengemasan menggunakan styrofoam yang dilengkapi dengan lapisan (layer) kapas filter ataupun sabut kelapa yang dibasahi dan diberi es. Pengemasan menggunakan kotak styrofoam dapat mengangkat 1 000 ekor benih. Alur pembenihan lobster air tawar dapat dilihat pada Gambar 3.
Persiapan tempat pembenihan
o Kolam pemijahan o Kolam pemeliharaan benih o Akuarium penetasan
Persiapan peralatan Pemilihan dan pemeliharaan induk Pemijahan
Penetasan telur
Pemeliharaan benih
o Sortir o Pemberian pakan o Pengendalian hama penyakit o Pengelolaan air
Pemanenan dan pengemasan Sumber : CV. Vizan Farm.
Gambar 3. Alur Proses Produksi Pembenihan Lobster Air Tawar 10. Kontrol Mutu Kontrol mutu dilakukan untuk menghasilkan produk sesuai dengan yang diharapkan dengan permintaan pasar. Kontrol mutu tersebut meliputi pengawasan terhadap kualitas air, pemilihan, dan pemeliharaan induk, pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan benih dan pemanenan serta pengemasan. Pengawasan terhadap kualitas air dilakukan dengan menampung
48
dan mengendapkan air pada bak penampungan air, penyiponan kotoran pada bak pemeliharaan benih, pemijahan dan akuarium penetasan telur. Pengawasan terhadap pemilihan dan pemeliharaan induk dilakukan dengan memperhatikan ukuran, umur dan juga kualitas induk lobster air tawar serta pemberian pakan sesuai dengan waktu dan bobotnya. Pengawasan terhadap pemijahan dilakukan dengan memperhatikan kenyamanan induk dalam melakukan pemijahan dan memberikan pakan alami yang dapat merangsang kesuburan induk untuk melakukan pemijahan. Hal yang dilakukan pada saat pemeliharaan benih untuk menjaga kualitas lobster air tawar yaitu dengan memberikan kombinasi pakan alami dan pakan buatan dengan memperhatikan kadar kandungan protein dan kadar pemberian pakan. Kegiatan sortir dilakukan untuk menyeragamkan ukuran benih. Kegiatan sortir dilakukan dua minggu sekali. Hal ini juga ditujukan untuk melakukan penimbangan terhadap bobot lobster untuk mengetahui kadar pakan yang harus diberikan kepada benih lobster air tawar. Kontrol mutu yang dilakukan saat pemanenan yaitu dengan melakukan pemanenan sesuai dengan teknik yang baik. Sortir juga dilakukan saat pemanenan untuk menyeragamkan ukuran lobster air tawar.
6.2.3
Keragaan Usaha Pembesaran Lobster Air Tawar. Teknik pembesaran lobster air tawar ini dilakukan secara sederhana.
Pengetahuan yang didapatkan pemilik tentang pembesaran didapat dari mulut ke mulut antar sesama pengusaha lobster, dan juga melalui buku yang dibacanya. Selain itu juga, pemilik memperoleh tambahan pengetahuan melalui pengalaman
49
yang didapatkannya dengan menjalankan usaha ini. Pembesaran lobster air tawar mempunyai tujuan untuk memperoleh lobster ukuran konsumsi yaitu berukuran 100 gram per ekor. Beberapa teknik pembesaran yang dilakukan oleh pengusaha lobster air tawar berdasarkan kegiatan yang dilakukan di CV. Sejahtera Lobster Farm adalah sebagai berikut : 1. Persiapan Kolam Proses persiapan tempat pemeliharaan dari pembuatan kolam sampai kolam siap digunakan memerlukan waktu antara empat sampai enam minggu. Persiapan tempat pembesaran dapat dilihat pada Gambar 4.
Kolam tanah
Pengeringan kolam
Pengisian air
Air dibiarkan
Kolam siap digunakan Sumber: CV. Sejahtera Lobster Farm
Gambar 4. Alur Proses Persiapan Kolam Tempat Pembesaran 2. Persiapan Peralatan Peralatan yang digunakan dalam proses pembesaran lobster air tawar antara lain : a). Tempat Persembunyian (Shelter) Tempat persembunyian terbuat dari bahan pipa paralon denga n diameter tiga inci (cukup dimasuki satu ekor lobster air tawar) dan bambu. Panjang potongan yaitu sepanjang sepuluh cm. Tempat persembunyian dari pipa paralon atau bambu tersebut diikat menjadi satu dan membenamkannya ke dalam dasar kolam.
50
b). Jaring Jaring berfungsi sebagai alat untuk menangkap lobster air tawar pada saat panen. c). Ember Ember berfungsi sebagai tempat sortir, yang dilakukan dua bulan sekali. d). Timbangan Timbangan berfungsi untuk menimbang pakan lobster air tawar dan melakukan penimbangan terhadap lobster air tawar saat sortir. e). Waring Waring berfungsi untuk mencegah lobster keluar dari kolam. 3. Pemilihan Benih Benih yang dipilih yaitu benih yang berukuran dua inci atau lima cm yang sehat. Benih yang bagus yaitu apabila berukuran dua inci, belum keluar capit merahnya, berarti benih tersebut tidak kuntet. 4. Pemeliharaan lobster air tawar Kolam pembesaran yang digunakan berukuran 100 m2 , kepadatan tebar 13 ekor per m2 , dan tinggi air 60 cm dengan debit air yang masuk ke dalam kolam 15-20 liter per menit. Pakan yang digunakan adalah pakan alami dan pakan buatan. Pakan buatan per hari diberikan tiga persen dari bobot lobster, setiap tujuh hari mengalami peningkatan satu persen dari jumlah tebar awal. Frekuensi pemberian pakan dua kali sehari, pada pagi hari sebanyak 25 persen dan sore hari sebanyak 75 persen. Pakan alami (tambahan) berupa bekicot, kaki ayam, dan ubi kayu. Pakan alami berupa kaki ayam diberikan setelah umur lobster tiga bulan dikolam. Pakan buatan yang digunakan pemilik adalah
51
merek marine dengan harga Rp 200 000 per kantong (isi 25 kg), sedangkan untuk pakan alami menggunakan bekicot dengan harga Rp 12 000 per karung. Perawatan sehari- hari selain memberikan pakan, lobster selalu dikontrol kesehatannya. Lobster meskipun tidak rentan terhadap penyakit, perlu diperhatikan juga dalam hal kesehatanya, seperti memperhatikan sirkulasi air yang masuk dan keluar. Karena hal tersebut berfungsi untuk menjaga kualitas air yang terdapat di kolam. Pembesaran ini memerlukan waktu sekitar lima hingga enam bulan. Lobster sebesar ini sudah siap panen. Pada saat panen, rata-rata ukuran lobster yaitu 100 gram per ekor. 5. Panen Pemanenan dilakukan dengan cara menguras kolam. Dengan membiarkan air kolam berkurang, maka lobster akan menjadi mudah untuk ditangkap. Setelah lobster ditangkap, lobster dimasukkan ke dalam wadah penampungan. Sebelum diangkut, sebaiknya lobster dipuasakan selama satu hari. Pola tanam pada usaha pembesaran dapat dilihat pada Lampiran 1.
6.2.4
Hasil Analisis Aspek Teknis Dari hasil analisis aspek teknis diatas, usaha pembenihan maupun
pembesaran lobster air tawar sudah memenuhi syarat teknis tersebut seperti, pH air, ketersediaan air, ketersediaan bahan input, persiapan kolam, pemilihan induk yang berkualitas, pemilihan benih yang berkualitas, kontrol mutu, dan keamanan. Maka dapat disimpulkan bahwa pada aspek teknis, usaha Lobster Air Tawar layak untuk diusahakan.
52
6.3 Aspek Pasar Lobster Air Tawar 6.3.1
Aspek Pasar Pola Usaha I (Pembenihan) Beberapa aspek pasar pada pola usaha I dapat digambarkan sebagai
berikut: a. Peluang pasar Semakin banyak orang yang membutuhkan lobster hias dan lobster air tawar berukuran konsumsi, otomatis akan meningkatkan permintaan terhadap benih lobster air tawar yang dihasilkan oleh para pengusaha penghasil benih. Pemasaran lobster air tawar di CV. Vizan Farm selama ini tidak mengalami masalah, karena para pembelinya adalah para pengusaha pembesaran dan pedagang yang ada di JABODETABEK yang datang langsung ke lokasi. b. Bauran Pemasaran Keberadaan
pesaing-pesaing
mengharuskan
CV.
Vizan
Farm
merencanakan strategi yang optimal dalam memasarkan hasil yang optimal dalam memasarkan hasil produksinya. Rencana tersebut terangkum dalam suatu strategi yang disebut dengan bauran pemasaran. Bauran pemasaran tersebut mencakup strategi produk, harga, tempat, dan promosi. Pada strategi produk, benih lobster air tawar yang dijual yaitu benih yang berukuran lima cm dengan warna yang masih muda. Warna muda tersebut mengindikasikan bahwa lobster tersebut masih muda dan memiliki pertumbuhan yang cepat. Karena apabila lobster tersebut memiliki warna merah pada capitnya, dan ukuran lobster tersebut lima cm, maka lobster tersebut memiliki perkembangan yang lambat. Benih yang berkualitas tersebut didapatkan dari penyortiran secara berkelanjutan. Sehingga benih yang dijual hanyalah benih yang
53
berkualitas. Harga yang ditawarkan oleh pengusaha adalah Rp 1 500 per ekor. Pengusaha pembenihan dapat menjual benih lobster air tawar ke pengusaha pembesaran yang berada di wilayah JABODETABEK atau ke pedagang yang berada di luar daerah JABODETABEK. Sekitar 70 persen konsumen dari benih lobster ini adalah pengusaha pembesaran yang ada di JABODETABEK dan sisanya sekitar 30 persen biasanya diambil oleh pedagang untuk menjual kepada konsumen yang ada di luar JABODETABEK, seperti Cianjur, Sukabumi, dan Bandung. Adapun saluran pemasaran benih lobster air tawar tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.
CV. Vizan Farm
Pedagang
Konsumen ikan hias
Pengusaha Pembesaran
Pengusaha pembesaran
Gambar 5. Saluran Pemasaran Benih Lobster Air Tawar
6.3.2
Aspek Pasar Pola Usaha II (Pembesaran) Beberapa aspek pasar pada pola usaha I dapat digambarkan sebagai
berikut: a. Peluang Pasar Saat ini pasar lobster air tawar segar ukuran konsumsi sangat ramai, ini terbukti dengan permintaan berbagai pihak terhadap ol bster air tawar, baik itu pedagang pengumpul, ataupun konsumen akhir seperti hotel- hotel dan restoran-
54
restoran yang tersebar diseputar wilayah JABODETABEK. Kegemaran orang dalam mengkonsumsi lobster air tawar ini, karena lobster air tawar mempunyai cita rasa yang lebih enak dibandingkan dengan udang windu, ataupun udang galah. Dan lebih menyehatkan dari pada lobster air laut, namun harganya lebih murah dibandingkan dengan lobster air laut. Sehingga permintaan akan ukuran konsumsi lobster ini terus meningkat. b. Bauran Pemasaran Pada strategi produk, Lobster Air Tawar ukuran konsumsi dipasarkan dalam ukuran 100 gram per ekor, karena sesuai permintaan dari pengumpul yang membeli hasil produksinya. Harga yang ditetapkan oleh pengusaha adalah Rp 150 000 per kg. Harga tersebut merupakan harga ditempat produksi, dan dikemas dalam kotak sterofom. CV. Sejahtera lobster Farm menjual produknya ke pengumpul. Kemudian pengumpul tersebut akan mendistribusikannya ke restoranrestoran, hotel, dan pengecer. Strategi pemasaran ini dilakukan untuk meminimalkan biaya distribusi dan meminimalkan resiko. CV. Sejahtera lobster Farm tidak perlu memikirkan bagaimana produk sampai ke konsumen. Harga yang diterima pun tentu menjadi lebih kecil jika dibandingkan tidak menggunakan pengumpul dalam mendistribusikan produk. Akan tetapi CV. Sejahtera lobster Farm tidak mengeluarkan investasi yang besar untuk transportasi atau armada jika melakukan distribusi sendiri. Aliran pemasaran lobster air tawar ukuran konsumsi tersebut dapat dilihat pada Gambar 6.
55
CV Sejahtera Lobster Farm
Pedagang pengumpul
Hotel dan Restoran
Pengecer
Konsumen Rumah tangga Gambar 6. Saluran Pemasaran Lobster Air Tawar Konsumsi
6.3.3
Hasil Analisis Aspek Pasar Berdasarkan analisis aspek pasar, peluang pasar dinilai memadai untuk
pemasaran produk. Produk yang dihasilkan pada usaha pembenihan dan pembesaran merupakan produk sesuai dengan permintaan konsumen, dan harga yang ditawarkan pun merupakan harga yang terjangkau oleh konsumen. Sehingga pemasaran dan distribusi dapat berjalan dengan baik. Maka dapat disimpulkan bahwa pada aspek pasar, pengusahaan lobster air tawar layak untuk dijalankan.
6.4 Aspek Manajemen CV. Vizan Farm dan CV. Sejahtera Lobster Farm memiliki struktur kepengurusan yang sederhana, karena usaha ini tergolong sedang. Dalam menjalankan aktivitas usahanya, pemilik mempekerjakan seorang manajer yang bertugas dalam mengawasi kerja karyawan, dan sebagai tenaga ahli. Manajer tersebut merupakan orang yang dipercaya oleh pemilik, dan memiliki satu orang
56
pekerja yang bertugas membantu kerja manajer. Struktur organisasi dari CV. Vizan Farm dan CV. Sejahtera Lobster Farm dijabarkan dalam Gambar 7.
Pemilik
Manajer
Karyawan
Gambar 7. Struktur Organisasi Hasil Analisis Aspek Manajemen Struktur organisasi yang sederhana tersebut memudahkan komunikasi antara tiap-tiap jabatan dalam organisasi. Analisis aspek manajemen mencakup struktur organisasi dan pekerjaan masing- masing bagian, membuat usaha ini layak untuk dilaksanakan.
6.5 Aspek Sosial Analisis proyek dipandang bukan hanya dari sudut pandang pengusahaan yang akan melaksanakan proyek tersebut, tetapi juga harus memperhatikan dampak yang ditimbulkan dan pengaruhnya terhadap lingkungan, masyarakat dan negara. Oleh karena itu, dampak terhadap lingkungan, masyarakat dan negara seharusnya bernilai positif. Berikut ini akan diuraikan secara lebih terperinci mengenai dampak yang akan timbul akibat dari adanya pengusahaan lobster air tawar. a. Lingkungan Pengusahaan losbter air tawar baik itu pembenihan maupun pembesaran, tidak menggangu dan merusak lingkungan sekitar. Air yang berasal dari
57
pemeliharaan
dapat
menyuburkan tanah dikarenakan pada air tersebut
mengandung bahan organik yang dapat menyuburkan tanah. Dan juga suara yang ditimbulkan oleh mesin pada usaha pembenihan tidak membuat bising masyarakat sekitar dikarenakan mesin tersebut tidak mengeluarkan suara yang bising. b. Masyarakat Pengusahaan lobster air tawar ini, dengan baik diterima oleh masyarakat sekitar, dikarenakan pekerja yang digunakan yaitu berasal dari lingkungan sekitar. Tenaga kerja yang digunakan tidak mensyaratkan pendidikan yang tinggi, sehingga tenaga kerja yang memiliki pendidikan yang rendah pun dapat dipekerjakan. c. Negara Kontribusi yang diberikan bagi negara yaitu, usaha ini dapat diikuti oleh masyarakat luas dikarenakan dalam pengusahaan lobster air tawar tidak terlalu susah. Sehingga mendorong para pengusaha lain untuk mengembangkan lobster air tawar yang kemudian dapat dijual ke dalam negeri ataupun ke luar negeri sebagai produk ekspor. Sehingga hal tersebut dapat meningkatkan pendapatan negara, dan juga dapat mengurangi angka pengangguran di Indonesia.
Hasil Analisis Aspek Sosial Berdasarkan analisis sosial, dampak pengusahaan lobster air tawar terhadap lingkungan, masyarakat dan negara bernilai positif. Sehingga, pengusahaan lobster air tawar dilihat dari aspek sosial layak untuk dilaksanakan.
VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA LOBSTER AIR TAWAR
Analisis kelayakan finansial dalam penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kelayakan usaha lobster air tawar yang dikembangkan oleh tiap pola usaha budidaya lobster air tawar di tempat penelitian, juga akan dilakukan rancangan analisis kelayakan finansial usaha lobster air tawar yang dilakukan secara sekaligus yaitu mulai dari pembenihan sampai pembesaran yang nantinya akan dibandingkan tingkat kelayakan finansialnya dengan usaha lobster air tawar per pola usaha. Kriteria yang digunakan dalam analisis finansial ini meliputi NPV, Net B/C, IRR, dan Payback Period serta analisis switching value.
7.1 Analisis Kelayakan Finansial Pola Usaha I (Pembenihan) 7.1.1
Arus Penerimaan (Inflow) Dalam pola usaha ini arus penerimaan berupa nilai produksi total yang
diperoleh setelah proyek berakhir. Pola usaha I merupakan salah satu karakter usaha yang dilakukan oleh CV. Vizan Farm. Penerimaan yang diperoleh pada pola usaha ini adalah penjualan benih yang dihasilkan dan pendapatan dari nilai sisa. Seekor induk betina, diasumsikan dapat menghasilkan 400 butir telur persatu kali pemijahan. Jumlah telur yang dihasilkan dari dua puluh ekor induk per satu kali pemijahan adalah 8 000 butir, selanjutnya telur dibiarkan dalam akuarium sampai menetas selama sekitar empat minggu, populasi per akuarium adalah 800 telur. Jadi, untuk bisa menampung jumlah telur yang dihasilkan dalam satu kali pemijahan adalah sepuluh buah akuarium. Rata-rata tingkat kehidupan telur
59
menjadi benih yaitu 95 persen. Jadi, telur yang menetas menjadi benih yaitu sebanyak 7 600 ekor. Setelah menetas benih tersebut dipindah ke dalam bak pemeliharaan benih selama kurang lebih tiga bulan sampai berukuran lima cm. Populasi per bak yaitu 1 500 – 2 000 ekor. Jadi, untuk dapat menampung jumlah benih yang dihasilkan dalam satu kali pemijahan adalah empat buah bak semen. Rata-rata tingkat kehidupan benih sampai berukuran lima cm adalah 85 persen. Sehingga benih yang dihasilkan sampai berukuran lima cm yaitu 6 460 ekor. Dalam satu tahun dapat dilaksanakan tiga kali proses produksi. Harga dari benih yang dihasilkan adalah Rp 1 500 per ekor. Penjualan induk yang sudah tidak produktif, yaitu induk yang sudah tua untuk dipijahkan, sehingga kalau dipaksakan untuk dipij ahkan akan menghasilkan kualitas dan kuantitas telur yang kurang baik, diantaranya yaitu tingkat pertumbuhan benih sangat lambat dan tingkat kematian tinggi. Harga induk yang sudah afkir ini adalah sama dengan harga pasaran lobster air tawar ukuran konsumsi yaitu Rp 150 000 per kg. Rata-rata berat induk afkir yaitu 150 gram. Salvage value adalah nilai sisa dari biaya investasi yang tidak habis terpakai selama umur ekonomis proyek. Salvage value terjadi pada akhir umur proyek sehingga nilai sisa diperhitungkan sebagai tambahan manfaat proyek. Nilai sisa pada budidaya lobster air tawar diperoleh dari komponen biaya yang tidak habis terpakai yakni tanah. Diasumsikan harga jual tanah sama dengan harga beli tanah. Penerimaan dari penjualan benih lobster air tawar dalam pola usaha I untuk setiap tahun dapat dilihat pada Tabel 3.
60
Tabel 3. Hasil Penjualan Output yang Dihasilkan Pola Usaha I Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
Produksi (ekor) 12 920 19 380 19 380 19 380 19 380 19 380 19 380 19 380 19 380 19 380 187 340
Nilai (Rp) 19 380 000 29 070 000 29 070 000 29 070 000 29 070 000 29 070 000 29 070 000 29 070 000 29 070 000 29 070 000 281 010 000
Penerimaan induk afkir diterima per dua tahun dengan berat lobster yaitu 150 gram per ekornya. Dalam analisis ini, pengusaha mempunyai jumlah induk sebanyak 32 ekor. Pada Tabel 4, akan dijabarkan mengenai penerimaan induk afkir yang diterima pada pola usaha I. Tabel 4. Penerimaan Induk Afkir pada Pola Usaha I Tahun 2 4 6 8 10
7.1.2
Harga/ kg 150 000 150 000 150 000 150 000 150 000 Total
Jumlah 4,8 kg 4,8 kg 4,8 kg 4,8 kg 4,8 kg
Total 720 000 720 000 720 000 720 000 720 000 3 600 000
Arus Pengeluaran (Outflow) Struktur biaya dalam usaha ini dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu
biaya investasi, biaya operasional dan biaya tetap. Ketiga komponen biaya ini dimasukkan ke dalam arus kas. a. Biaya Investasi Biaya investasi merupakan biaya yang dikeluarkan pada saat awal proyek. Biaya investasi yang dikeluarkan pada pola usaha I terdiri dari:
61
1. Lahan yang berfungsi untuk membangun tempat pengusahaan pembenihan lobster air tawar. 2. Biaya pembuatan kolam pemijahan dan kolam pembenihan, yang berfungsi untuk memijahkan induk dan sebagai tempat pembenihan. Kolam yang digunakan yaitu kolam pemijahan dan kolam pemeliharaan benih berukuran dua meter x tiga meter dengan jumlah lima petak kolam. Kolam penampungan air berukuran empat meter x tiga meter berjumlah satu buah. Keseluruhan kolam merupakan kolam permanen dengan umur teknis sepuluh tahun. Biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan kolam dapat dilihat pada Tabel 5. Harga tersebut berdasarkan informasi yang didapatkan dari toko bangunan di daerah Darmaga Bogor. 3. Pembelian induk lobster air tawar 4. Akuarium yang berfungsi untuk penetasan telur. Akuarium yang digunakan sebanyak sepuluh buah dengan ukuran 1m x 0,75m x 0,5m. Biaya yang digunakan untuk pembuatan keseluruhan akuarium yaitu sebesar Rp 800 000 dengan umur teknis lima tahun. 5. Biaya pembuatan rangka akuarium yang berfungsi untuk meletakkan akuarium. Rangka akuarium dibuat dengan dua tingkat untuk meletakkan lima buah akuarium dibawah dan lima buah diatas. 6. Jaring kawat berfungsi sebagai tempat moulting (ganti kulit) induk 7. Naungan yang berfungsi untuk melindungi akuarium dan bak dari hujan dan sinar matahari dan juga untuk menjaga kualitas air serta peralatan dari hujan agar tidak rusak.
62
8. Pembelian peralatan (timbangan, Hi-blow 100 titik, pompa air, serok, ember, paralon induk, lampu, selang sedang, sedang kecil dan selang sipon). 9. Handphone yang berfungsi untuk komunikasi. Tabel 5. Biaya Pembuatan Kolam Permanen No 1 2 3 4 5 6 7
Bahan Semen Pasir Batu Kerikil Upah Tenaga kerja Paralon Batu bata
Satuan sak m3 m3 m3
Harga/ satuan 38 500 120 000 56 000 166 000
Total Harga (Rp) 770 000 1 560 000 280 000 830 000
Rupiah/hari
35 000
700 000
24 500 375
49 000 1 500 000 5 689 000
Jumlah 20 13 5 5 4
2 m2 4 000 Buah Total Biaya untuk 6 Kolam
Tabel 6. Biaya Investasi Pola Usaha I Keterangan 1. Lahan 2. Kolam 3. Induk 4. Akuarium 5. Rangka akuarium 6. Jaring kawat 7. Naungan kolam dan akuarium 8. Peralatan Timbangan Hi-blow 100 titik Pompa air Serok Ember Paralon Induk Lampu Selang sedang Selang aerasi Selang sipon 9. Handphone Total
Harga (Rp/unit) 150 000 5 689 000 300 000 80 000 100 000 7 500 2 500 000 50 000 750 000 700 000 6 000 15 000 3 500 15 000 3 500 3 500 2 000 400 000
Jumlah (unit) 72 1 4 10
Total harga (Rp) 10 800 000 5 689 000 1 200 000 800 000
Umur Produktif 10 10 2 5
5
500 000
5
5
37 500
2
1
2 500 000
5
1
50 000
2
1
750 000
5
1 4 5 32 2 35 20 5 1
700 000 24 000 75 000 112 000 30 000 122 500 70 000 10 000 400 000 23 870 000
5 2 2 2 2 2 2 2 10
63
b. Biaya Operasional Biaya operasional yang dikeluarkan pada pola usaha I adalah biaya pakan yang terdiri dari pakan buatan (pelet) dan pakan alami (cacing sutera dan tauge). Kebutuhan pelet untuk satu kali pemijahan adalah 20 kg untuk pelet indukan dengan harga Rp 8 000 per kg dan 40 kg untuk pelet benih dengan harga Rp 12 000 per kg. Sedangkan untuk pakan alami, dalam satu kali proses produksi memerlukan cacing sutera sebanyak 36 liter dengan harga Rp 3 000 per liter dan tauge sebanyak 20 kg dengan harga per kg adalah Rp 1 000. Biaya operasional lainnya yaitu garam ikan, pemakaian listrik, pulsa, kotak styrofoam dan es. Pengeluaran terbesar untuk biaya operasional dalam pola usaha I adalah biaya pelet benih sekitar 38 persen dari total biaya operasional yang dikeluarkan. Pada Tabel 7 di bawah ini disajikan komponen biaya operasional pada pola usaha I. Tabel 7. Biaya Operasional Pola Usaha I (Satu Periode Produksi) No Perincian 1 Pakan Pelet indukan Pelet benih Cacing sutera Tauge 2 Garam ikan 3 Pemakaian listrik 4 Pulsa 5 Kotak sterofom 6 Es 7 Transportasi
Harga (Rp/unit) 8 000/kg 12 000/kg 3 000/liter 1 000/kg 1 500/ plastik 75 000/bulan 50 000/bulan 35 000/buah 1 000/plastik 50 000/bulan Total
Kebutuhan/ Periode
Total Harga (Rp)
20 kg 40 kg 36 liter 20 kg 10 plastik 4 bulan 4 bulan 7 buah 7 buah 4 bulan
160 000 480 000 108 000 20 000 15 000 300 000 200 000 245 000 7 000 200 000 1 735 000
c. Biaya tetap Biaya tetap adalah biaya yang besarnya tidak dipengaruhi oleh perubahan volume produksi dan dalam analisis ini diasumsikan tetap setiap tahunnya. Biaya tetap dalam budidaya pembesaran lobster air tawar ini berupa gaji manajer dan
64
gaji pemilik. Manajer diberi upah sebesar Rp 700 000 per bulannya yang mengawasi kerja karyawan dan sebagai tenaga ahli. Karyawan diberi upah Rp 400 000 per bulan. Serta biaya perawatan kolam Rp 12 500 perbulan. Tabel 8 menyajikan komponen biaya tetap pada pola usaha I. Tabel 8. Biaya Tetap Pola Usaha I Per Periode No 1 2 3
7.1.3
Perincian Gaji Manajer Gaji karyawan Perawatan kolam
Harga (Rp/unit) 700 000/bulan 400 000/bulan 12 500/bulan Total
Kebutuhan/ Periode 4 bulan 4 bulan 4 bulan
Total Harga (Rp) 2 800 000 1 600 000 60 000 4 460 000
Kelayakan Finansial Pola Usaha I Kriteria kelayakan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Net
Present Value, Net Benefit Cost Ratio, Internal Rate of Return dan Payback Periode. Berdasarkan hasil perhitungan terhadap analisis finansial pada tingkat diskonto 8,75 persen, diperoleh NPV sebesar Rp 35 883 920. Nilai ini menunjukan bahwa keuntungan yang diperoleh pada kegiatan usaha pembenihan lobster air tawar ini adalah sebesar Rp 35 883 920 selama 10 tahun menurut nilai sekarang. Nilai Net B/C yang diperoleh adalah 3,22 yang berarti untuk setiap satu rupiah yang diinvestasikan atau dikeluarkan akan memberikan manfaat sebesar Rp 3,22. IRR yang diperoleh yaitu 50 persen menunjukan bahwa tingkat suku bunga atau tingkat diskonto 50 persen merupakan tingkat diskonto yang menghasilkan nilai NPV sama dengan nol. Dengan melakukan perhitungan payback periode, dapat diketahui bahwa masa yang dibutuhkan untuk mengembalikan nilai invesatsi adalah selama 3,21 tahun. Berdasarkan nilai kriteria investasi, maka dapat dinyatakan bahwa usaha pembenihan lobster air tawar layak untuk
65
diusahakan. Hasil perhitungan analisis finansial pola usaha I dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Hasil Analisis Finansial Pola Usaha I Kriteria Investasi NPV (Rp) IRR (%) Net B/C Payback Period (Tahun)
7.1.4
Nilai 35 883 920 50 3,22 3,21
Analisis Switching Value Analisis switching value terhadap penurunan produksi, penurunan harga
output dan kenaikan harga produksi dilakukan untuk mengetahui sampai seberapa persen penurunan/kenaikan harga tersebut yang dapat menyebabkan proyek tersebut tidak layak lagi untuk dilaksanakan, dengan kata lain dicari tingkat perubahan harga yang menyebabkan nilai NPV negatif terkecil (NPV = 0) yang disebut nilai pengganti. Nilai presentase perubahan tersebut diperoleh dengan cara mengiterpolasikan presentase perubahan harga pembuat NPV negatif dan pembuat NPV positif dalam selang satu persen. Hasil analisis switching value pola usaha I dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Hasil Analisis Switching Value pada Pola Usaha I (Pada Saat NPV = 0) Faktor Perubahan Penurunan harga output Peningkatan harga pakan pelet Penurunan produksi
Persentase Perubahan 22,15 335,30 22,15
Tabel diatas menunjukan nilai- nilai kriteria investasi yang tidak layak lagi akibat adanya perubahan-perubahan pada masing- masing harga output, harga pakan pelet dan produksi. Hasil analisis switching value menunjukan bahwa nilai nol dari NPV diperoleh pada penurunan harga output sebesar 22,15 persen. Hal ini
66
mengandung arti bahwa penurunan harga output yang masih ditoleransi oleh kelayakan usaha adalah lebih kecil dari 22,15 persen. Demikian halnya dengan analisis switching value pada penurunan produksi. Usaha pembenihan lobster air tawar tidak layak lagi (NPV = 0) jika terjadi penurunan produksi sebesar 22,15 persen. Sedangkan analisis switching value terhadap kenaikan harga pakan menunjukkan NPV = 0 ketika terjadi kenaikan harga pakan sebesar 335,30 persen.
7.2 Analisis Kelayakan Finansial Pola Usaha II (Pembesaran) 7.2.1
Arus Penerimaan (Inflow) Kegiatan usaha yang dilakukan oleh pola usaha II ini adalah usaha
pembesaran lobster air tawar, yaitu usaha pemeliharaan lobster air tawar mulai dari benih berukuran lima cm sampai mencapai ukuran konsumsi yaitu 100 gram per ekor. Lama waktu kegiatan pembesaran lobster air tawar yang dilakukan dalam pola ini adalah enam bulan dengan tingkat kehid upan lobster air tawar diasumsikan sebesar 85 persen. Media yang digunakan adalah kolam semi permanen, yaitu kolam dengan dinding dan dasar kolam terbuat dari tanah, sedangkan untuk saluran keluar air terbuat dari beton. Hal ini dilakukan untuk memudahkan dan mempercepat pembuangan air ketika panen dan pengeringan kolam ketika persiapan kolam. Persiapan kolam ini terdiri dari9 : 1. Perbaikan kolam, misalnya memperbaiki saluran masuk dan keluar air, memperbaiki pematang yang mengalami kerusakan, mengeruk tanah dasar kolam bila terjadi penimbunan, meratakan tanah dasar kolam dan lain- lain.
9
Hasil wawancara dengan pemilik CV. Sejahtera Lobster Farm
67
2. Setelah itu, kolam barulah dikeringkan. Lama waktu pengeringan kolam ini sangat tergantung dari kondisi cuaca pada saat tersebut, ketika sedang musim panas, pengeringan kolam biasanya cukup dengan waktu tiga hari. 3. Air sedikit dimasukan sehingga kondisi kolam menjadi becek. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menumbuhkan plankton atau makanan alami ikan. Kolam yang dimiliki pengusaha diasumsikan hanya berjumlah satu kolam berukuran besar dengan luas 100 m2 dengan kepadatan kolam adalah 13 ekor per m2 . Pada saat panen rata-rata berat lobster adalah 100 gram per ekor dengan lama waktu pemeliharaan enam bulan dan untuk waktu pemeliharaan selama empat bulan dihasilkan lobster ukuran konsumsi dengan berat 50 gram per ekor. Harga lobster konsumsi di tingkat pengusaha pada saat penelitian berlangsung, yaitu Rp 150 000 per kg. Karena waktu persiapan kolam pembesaran membutuhkan waktu dua bulan, maka lobster konsumsi dapat dipanen pada pertengahan tahun dengan ukuran 50 gram per ekor. Pendapatan dalam Pola Usaha II (pembesaran) diperoleh dari hasil penjualan lobster air tawar ukuran konsumsi yang dihasilkan setelah proses kegiatan berakhir. Selain pendapatan dari penjualan ikan yang dihasilkan, pendapatan lain diperoleh dari nilai sisa yang diperoleh pada akhir umur proyek. Nilai sisa lahan diasumsikan sama dengan harga beli lahan. Penerimaan dari penjualan untuk Pola Usaha II dapat dilihat pada Tabel 11 dan Tabel 12.
68
Tabel 11. Hasil Penjualan Output yang Dihasilkan Pola Usaha II pada tahun pertama
Periode 1 2
Jumlah benih (ekor) 1 300 1 300
Jumlah lobster SR (ekor) 0,85 1 105 0,85 1 105 Total
Berat lobster (kg) 55,25 110,5
Harga/ kg 150 000 150 000
Total 8 287 500 16 575 000 24 862 500
Pada Tabel 12, akan dijabarkan mengenai pendapatan yang diterima pola usaha II yaitu penerimaan yang didapatkan dari hasil penjualan output. Pada pola usaha II, terdapat dua kali penerimaan dalam satu tahun. Tabel 12. Hasil Penjualan Output yang Dihasilkan Pola Usaha II Per tahun
Periode 1 2
7.2.2
Jumlah benih (ekor) 1 300 1 300
Jumlah lobster SR (ekor) 0,85 1 105 0,85 1 105 Total
Berat lobster (kg) 110,5 110,5
Harga/ kg 150 000 150 000
Total 16 575 000 16 575 000 33 150 000
Arus Pengeluaran (Outflow)
a. Biaya Investasi Biaya investasi yang dikeluarkan pada pola usaha II terdiri dari: 1. Pembelian lahan yang berfungsi sebagai tempat membuat kolam pembesaran. 2. Pembuatan
kolam,
berfungsi
sebagai
media
budidaya
ikan
selama
pemeliharaan. 3. Handphone, berfungsi sebagai alat komunikasi untuk mencari informasi tentang harga, menghubungi pembeli, dan pemesanan pakan. 4. Waring, berfungsi untuk mencegah lobster keluar dari kolam.
69
5. Peralatan (terdiri dari timbangan, bambu, jaring, senter, ember, paralon lobster, dan lampu). Terjadi reinvestasi pada tahun kedua untuk penggantian waring, dan peralatan. Dari keseluruhan total investasi yang dikeluarkan oleh pola usaha II, biaya investasi terbesar adalah untuk pembelian lahan sebesar 87,8 persen dari total investasi yang dikeluarkan dan sisanya, yaitu sebesar 12,2 persen digunakan untuk biaya investasi yang lain seperti pembuatan kolam, handphone, waring dan peralatan. Tabel 13 di bawah ini menyajikan komponen biaya investasi pada pola usaha II Tabel 13. Biaya Investasi Pola Usaha II
Keterangan 1. Lahan 2. Pembuatan Kolam 3. Handphone 4. Waring 5. Peralatan Bambu Timbangan Jaring Senter Ember Paralon lobster Lampu
Total Harga (Rp) Umur 15 000 000 10
Harga (Rp/unit) 150 000
Jumlah (unit) 100 m2
800 000
1 buah
800 000
10
0
400 000 7 500
1 buah 120 m
400 000 900 000
10 2
0 0
10 000 50 000 30 000 50 000 15 000
4 batang 1 buah 3 buah 1 buah 5 buah
40 000 50 000 90 000 50 000 75 000
2 2 2 2 2
0 0 0 0 0
21 000
3 batang
63 000
2
0
15 000 Total
2 buah
30 000 17 498 000
2
0
Nilai Sisa 15 000 000
b Biaya Operasional Biaya operasional yang dikeluarkan dalam pola usaha II ini adalah setiap biaya yang digunakan untuk melakukan kegiatan sehari- hari dalam melakukan kegiatan usaha. Biaya operasional yang dikeluarkan pada pola usaha II terdiri dari:
70
1. Setiap tahun terjadi dua kali masa tanam sehingga dilakukan pembelian benih sebanyak dua kali. Benih yang dibutuhkan untuk satu periode yaitu 1 300 ekor dengan harga per ekornya yaitu Rp 1 500. 2. Biaya pakan dibedakan menjadi dua bagian yaitu pakan buatan (pelet) dan pakan alami (bekicot). Pelet yang dibutuhkan untuk satu periode produksi dengan jumlah benih sebanyak 1 300 ekor adalah 120 kg, harga per kg adalah Rp 8 000. Bekicot digunakan sebagai makanan tambahan. Banyaknya bekicot yang diberikan adalah 50 karung, harga per karung bekicot ditempat penelitian yaitu Rp 12 000. 3. Karung dalam satu periode dibutuhkan sebanyak sepuluh buah. Karung berfungsi sebagai tempat memanjat lobster air tawar apabila kandungan oksigen didalam air sedikit. Harga per karung di loksai penelitian yaitu Rp 1 000 per buah. 4. Pemakaian listrik selama satu bulan diasumsikan sebesar Rp 50 000. 5. Pemakaia n pulsa untuk berkomunikasi dengan para pelanggan, mencari informasi harga, dan pemesanan input diasumsikan berjumlah Rp 50 000. 6. Kotak styrofoam digunakan pada saat panen dilakukan. Satu kotak styrofoam dapat digunakan untuk mengemas sepuluh kg lobster konsumsi. Kebutuhan styrofoam untuk satu kali proses produksi yaitu sepuluh buah dengan harga Rp 35 000 per buah. 7. Es juga diperlukan dalam proses pengemasan. Kebutuhan es untuk satu kali proses produksi yaitu 20 buah dengan harga per buahnya yaitu Rp 1 000. 8. Baterai digunakan untuk membantu dalam ronda malam. Kebutuhan baterai untuk satu periode yaitu 24 buah, dengan harga per buahnya yaitu Rp 2 500.
71
9. Biaya transportasi per bulan adalah sebesar Rp 50 000. Adapun seluruh komponen biaya tersebut pada Pola Usaha II tersebut disajikan pada Tabel 14. Tabel 14. Biaya Operasional Pola Usaha II (Satu periode produksi) No Perincian 1 Benih 2 Pakan Pelet udang Bekicot 3 Karung 4 Pemakaian listrik 5 Pulsa 6 Kotak sterofom 7 Es 8 Baterai 9 Transportasi Total
Harga (Rp/unit) 1 500
Kebutuhan/ Periode 1 300 ekor
8 000 12 000 1 000 50 000 50 000 35 000 1 000 2 500 50 000
120 kg 50 karung 10 buah 6 bulan 6 bulan 10 buah 20 buah 24 buah 6 bulan
Total Harga (Rp) 1 950 000 960 000 600 000 10 000 300 000 300 000 350 000 20 000 60 000 300 000 4 950 000
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pengeluaran terbesar biaya operasional pola usaha II terdapat pada biaya pembelian benih, yaitu sekitar 39,39 persen dari total biaya operasional dan yang kedua terbesar adalah pada kebutuhan pakan pelet udang, yaitu sebesar 19,39 persen. Dari semua perincian biaya operasional, biaya pembelian karung merupakan yang paling kecil alokasi pengeluarannya. c. Biaya Tetap Biaya tetap adalah biaya yang besarnya tidak dipengaruhi oleh perubahan volume produksi dan dalam analisis ini diasumsikan tetap setiap tahunnya. Biaya tetap dalam budidaya pembesaran lobster air tawar ini berupa gaji manajer, gaji karyawan, dan biaya perbaikan kolam. Manajer diberi upah sebesar Rp 700 000 per bulannya yang bertugas untuk mengawasi kerja karyawan dan sebagai tenaga
72
ahli. Karyawan diberi upah Rp 400 000 per bulan. Tabel 15 menyajikan komponen biaya tetap pada Pola Usaha II. Tabel 15. Biaya Tetap Pola Usaha II Per Periode Perincian 1. Gaji manajer 2. Gaji karyawan 3. Perbaikan kolam
7.2.3
Gaji/ bulan 700 000 400 000 100 000 Total
Jumlah 6 bulan 6 bulan 1 kali
Total 4 200 000 2 400 000 100 000 6 700 000
Kelayakan Finansial Pola Usaha II Berdasarkan hasil analisis finansial yang dilakukan pada pola usaha II
dengan tingkat diskonto yang digunakan adalah 8,75 persen, maka diperoleh nilai NPV sebesar Rp 41 850 030. Nilai ini menunjukkan bahwa keuntungan yang diperoleh pada kegiatan usaha lobster air tawar adalah sebesar Rp 41 850 030 selama sepuluh tahun menurut nilai sekarang. Nilai Net B/C yang diperoleh adalah 4,53 yang berarti untuk setiap satu rupiah yang diinvestasikan atau dikeluarkan akan memberikan manfaat sebesar Rp 4,53. IRR yang diperoleh yaitu 66 persen menunjukan bahwa tingkat suku bunga atau tingkat diskonto 66 persen merupakan tingkat diskonto yang menghasilkan NPV sama dengan nol. Melalui hasil perhitungan Payback Period dapat diketahui bahwa masa yang dibutuhkan untuk mengembalikan nilai investasi adalah 2,69 tahun. Secara rinci hasil analisis kelayakan finansial berdasarkan kriteria investasi yang digunakan untuk pola usaha II dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Hasil Analisis Finansial Kelompok Pola Usaha II Kriteria Investasi NPV (Rp) IRR (%) Net B/C Payback Period (Tahun)
Nilai 41 850 030 66 4,53 2,69
73
7.2.4
Analisis Switching Value Hasil analisis switching value pola usaha II dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Hasil Analisis Switching Value pada Pola Usaha II (Saat NPV = 0) Faktor Perubahan Penurunan harga output Peningkatan harga pakan pelet Penurunan produksi
Persentase Perubahan 22,35 380,78 22,35
Tabel diatas menunjukan nilai- nilai kriteria investasi yang tidak layak lagi akibat adanya perubahan-perubahan pada masing- masing harga output, harga pakan pelet dan produksi. Hasil analisis switching value menunjukan bahwa nilai nol dari NPV diperoleh pada penurunan harga output sebesar 22,35 persen. Hal ini mengandung arti bahwa penurunan harga output yang masih ditoleransi oleh kelayakan usaha adalah lebih kecil dari 22,35 persen. Demikian halnya dengan analisis switching value pada penurunan produksi. Usaha pembesaran lobster air tawar tidak layak lagi (NPV = 0) jika terjadi penurunan produksi sebesar 22,35 persen. Sedangkan analisis switching value terhadap kenaikan harga pakan menunjukkan NPV = 0 ketika terjadi kenaikan harga pakan sebesar 380,78 persen.
7.3
Analisis Kelayakan Finansial Pola Usaha III (Pembenihan dan Pembesaran) Pola usaha III ini merupakan pengusahaan lobster air tawar yang
dilakukan melalui kombinasi dari pola usaha I dan pola usaha II yaitu usaha pembenihan dan usaha pembesaran. Analisis kelayakan finansial pada pola usaha ini dilakukan sebagai bahan pembanding tingkat kelayakan finansial antara usaha lobster air tawar yang dilakukan per pola usaha dengan pengusahaan lobster air tawar jika dilakukan secara sekaligus.
74
7.3.1
Arus Penerimaan (Inflow) Dalam usaha lobster air tawar ini, arus penerimaan berupa nilai produksi
total yang diperoleh pada setiap tahun selama umur proyek, ditambah dengan nilai sisa yang diperoleh setelah proyek berakhir. Pada Pola Usaha III, arus penerimaan berupa total produksi baik itu produksi lobster konsumsi maupun benih yang dihasilkan setiap tahunnya, penjualan dari surplus benih, penjualan induk afkir, dan nilai sisa lahan. Lama waktu kegiatan usaha ini adalah empat bulan untuk pembenihan dan enam bulan untuk pembesaran, dengan asumsi tingkat kehidupan lobster adalah 95 persen dari tahap telur ke menetas, 85 persen dari tahap baru menetas ke ukuran benih lima cm dan 85 persen pada tahap ukuran lima cm ke ukuran konsumsi. Media yang digunakaan adalah kolam bak semen, akuarium dan kolam semi permanen. Media yang dimiliki diasumsikan berjumlah satu kolam pemijahan, dua kolam pemeliharaan benih, lima buah akuarium dan satu kolam semi permanen. Jumlah induk yang digunakan diasumsikan sebanyak dua set yang terdiri dari enam ekor jantan dan sepuluh ekor betina. Masing- masing induk betina dapat menghasilkan telur sebanyak 400 butir. Sehingga jumlah telur yang dihasilkan per satu kali pemijahan adalah 4 000 butir. Selanjutnya telur dibiarkan dalam
akuarium
sampai
menetas
selama
sekitar
empat
minggu.
Populasi per akuarium adalah 800 telur. Sehingga untuk bisa menampung jumlah telur yang dihasilkan dalam satu kali pemijahan adalah lima buah akuarium. Ratarata tingkat kehidupan telur menjadi benih yaitu 95 persen. Jadi telur yang menetas menjadi benih yaitu sebanyak 3 800 ekor.
75
Setelah menetas, benih tersebut dipindah ke dalam bak pemeliharaan benih selama kurang lebih tiga hingga empat bulan sampai berukuran lima cm. Populasi per bak yaitu 1 500 - 2 000 ekor. Jadi, untuk dapat menampung jumlah benih yang dihasilkan dalam satu kali pemijahan adalah dua buah bak semen. Rata-rata tingkat kehidupan benih sampai berukuran lima cm adalah 85 persen. Sehingga benih yang dihasilkan sampai berukuran lima cm yaitu 3 230 ekor. Dalam satu tahun dapat dilaksanakan tiga kali proses produksi benih, sedangkan pada produksi lobster ukuran konsumsi dapat dilakukan dua kali dalam setahun. Setelah menjadi benih ukuran lima cm, benih tersebut dipindah ke dalam kolam pembesaran semi permanen selama kurang lebih empat sampai enam bulan sampai ukuran siap panen dengan ukuran 100 gram per ekornya. Kolam yang dimiliki pengusaha diasumsikan hanya berjumlah satu kolam berukuran besar dengan luas 50 m2 . Populasi per kolam yaitu 13 ekor per m2 . sehingga jumlah benih lobster yang dibutuhkan untuk kolam dengan ukuran 50 m2 adalah 650 ekor benih lobster ukuran dua inci. Rata-rata tingkat kehidupan benih ukuran lima cm sampai ukuran konsumsi yaitu 85 persen. Jadi, lobster ukuran konsumsi yang dihasilkan yaitu berjumlah 552 ekor dengan bobot per ekornya yaitu 100 gram. Sehingga pengusaha dapat menghasilkan lobster ukuran konsumsi berjumlah 55,2 kg dengan harga per kg yaitu Rp 150 000. Untuk lebih jelasnya pola tanam pada pola usaha III dapat dilihat pada Lampiran 1. Selain pendapatan dari penjualan lobster konsumsi dan penjualan benih tersebut, pengusaha juga mendapatkan pendapatan dari penjua lan benih yang tidak digunakan untuk pembesaran dikarenakan jumlah benih yang diproduksi
76
terlalu besar dari yang dibutuhkan. benih yang tidak digunakan berjumlah 2 580 ekor benih. Benih yang tidak digunakan untuk pembesaran tersebut dapat dijual dengan harga Rp 1 500 per ekornya. Induk yang sudah tidak produktif lagi juga dapat menjadi pendapatan pengusaha. Umur induk produktif hanya dua tahun, sehingga pendapatan dari penjualan induk afkir tersebut dapat diterima oleh pengusaha selama per dua tahun. Harga induk yang sudah afkir ini adalah sama dengan harga pasaran lobster air tawar ukuran konsumsi, yaitu Rp 150 000 per kg. Rata-rata berat induk afkir yaitu 150 gram. Tabel 18. Hasil Penjualan lobster konsumsi yang Dihasilkan Pola Usaha III pada tahun pertama
Periode 1 2
Jumlah benih (ekor) 650 650
Jumlah lobster SR (ekor) 0,85 552,5 0,85 552,5 Total
Berat lobster (kg) 27,625 55,250
Harga/ kg 150 000 150 000
Total 4 143 750 8 287 500 12 431 250
Pada Tabel 19, akan dijabarkan mengenai hasil penjualan lobster air tawar konsumsi yang dihasilkan. Tabel 19. Hasil Penjualan lobster konsumsi yang Dihasilkan Pola Usaha III
Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jumlah Benih (ekor) 1 300 1 300 1 300 1 300 1 300 1 300 1 300 1 300 1 300 1 300
SR 0,85 0,85 0,85 0,85 0,85 0,85 0,85 0,85 0,85 0,85
Jumlah Lobster (ekor) 1 105 1 105 1 105 1 105 1 105 1 105 1 105 1 105 1 105 1 105 Total
Berat Lobster (kg) 82,875 110,5 110,5 110,5 110,5 110,5 110,5 110,5 110,5 110,5
Harga/ Unit 150 000 150 000 150 000 150 000 150 000 150 000 150 000 150 000 150 000 150 000
Total 12 431 250 16 575 000 16 575 000 16 575 000 16 575 000 16 575 000 16 575 000 16 575 000 16 575 000 16 575 000 161 606 250
77
Selain itu, pendapatan lain diperoleh juga dari penjualan nilai sisa yang diperoleh pada akhir umur proyek, yaitu lahan tempat pengusahaan. Nilai sisa lahan diasumsikan sama dengan harga beli lahan. Penerimaan dari penjualan untuk pola usaha III dapat dilihat pada Tabel 20, Tabel 21 dan Tabel 22. Tabel 20. Hasil Pe njualan benih yang Dihasilkan Pola Usaha III Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
Produksi (ekor) 3 230 6 460 6 460 6 460 6 460 6 460 6 460 6 460 6 460 9 690 64 600
Nilai (Rp) 4 845 000 9 690 000 9 690 000 9 690 000 9 690 000 9 690 000 9 690 000 9 690 000 9 690 000 14 535 000 96 900 000
Tabel 22 merupakan tabel yang menjelaskan pendapatan yang diterima pengusaha pada Pola Usaha III dari tahun pertama hingga tahun sembilan. Tabel 21. Penjualan Surplus Benih Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jumlah benih (ekor) 2 580 2 580 2 580 2 580 2 580 2 580 2 580 2 580 2 580 Total
Total 3 870 000 3 870 000 3 870 000 3 870 000 3 870 000 3 870 000 3 870 000 3 870 000 3 870 000 34 830 000
78
Tabel 22. Penerimaan Penjualan Induk Afkir Pada Pola Usaha III
Tahun 2 4 6 8 10
7.3.2
Jumlah induk (ekor) 16 16 16 16 16
Bobot/induk (kg) 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 Total
Total bobot (kg) 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4
Harga/kg 150 000 150 000 150 000 150 000 150 000
Total Pendapatan 360 000 360 000 360 000 360 000 360 000 1 800 000
Arus Pengeluaran (Outflow) Struktur biaya dalam usaha ini dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu
biaya investasi, biaya operasional dan biaya tetap. Ketiga komponen biaya ini dimasukkan ke dalam arus kas. a. Biaya Investasi Biaya investasi merupakan biaya yang dikeluarkan pada saat awal proyek. Biaya investasi yang dikeluarkan pada pola usaha III terdiri dari: 1. Lahan berfungsi untuk membangun tempat pengusahaan lobster air tawar. 2. Biaya pembelian induk lobster air tawar. 3. Biaya pembuatan kolam pembesaran yang berfungsi untuk memelihara lobster hingga ukuran konsumsi . 4. Biaya pembuatan kolam pemijahan dan pembenihan. 5. Pembelian handphone untuk komunikasi. 6. Biaya pembelian akuarium untuk pembenihan. 7. Biaya pembuatan rangka akuarium untuk meletakkan akuarium. 8. Biaya pembuatan naungan untuk kolam bak dan akuarium, untuk melindungi dari hujan dan panas yang dapat merusah bak, akuarium dan kematian pada benih.
79
9. Biaya pembelian Hi-blow yang berfungsi untuk mensuplai oksigen ke bak pemijahan, bak pemeliharaan dan akuarium. 10. Pompa air yang berfungsi untuk mensuplai air ke kolam penampungan air. 11. Pembelian perlatan (waring, bambu, timbangan dan lain- lain). Adapun komponen biaya investasi yang dikeluarkan dalam pola usaha III dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 23. Biaya Investasi Pola Usaha III Harga (Rp/Unit) 150 000 300 000
Keterangan 1. Lahan 2. Induk 3. Pembuatan kolam 400 000 pembesaran 4. Bak semen 2 844 500 5. Handphone 400 000 6. Akuarium 80 000 6 Rangka akuarium 125 000 8. Naungan kolam 1 250 000 dan akuarium 9. Hi-blow 60 titik 400 000 10. Pompa air 350 000 11. Peralatan Waring 7 500 Bambu 10 000 Timbangan 50 000 Jaring 22 500 Senter 25 000 Ember 15 000 Paralon 3 inci 87 500 Lampu 15 000 Jaring kawat 18 750 Serok 6 000 Selang sedang 6 125 Selang aerasi 3 500 Selang sipon 2 500 Total Biaya Investasi
Jumlah (Unit) 86 2
Total Harga (Rp) 12 900 000 600 000
Umur Ekonomis 10 2
1 1 1 5 2
400 000 2 844 500 400 000 400 000 250 000
10 10 10 5 5
1 1 1
1 250 000 375 000 350 000
5 5 5
60 2 1 2 1 5 1 2 1 2 10 10 2
450 000 20 000 50 000 45 000 25 000 75 000 87 500 30 000 18 750 12 000 61 250 35 000 5 000 20 684 000
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Khusus untuk induk, dan peralatan setiap dua tahun diadakan reinvestasi, karena umur ekonomis yang digunakan adalah dua tahun. Reinvestasi dilakukan
80
juga pada akuarium, naungan, pompa, rangka akuarium, dan Hi-blow, yaitu setiap lima tahun sekali. b. Biaya Operasional Biaya operasional yang dikeluarkan pada pola usaha III adalah biaya pakan yang terdiri dari pakan buatan (pelet) dan pakan alami (bekicot, cacing sutera, dan tauge), garam ikan, pemakaian listrik, pulsa, baterai dan transportasi. Biaya operasional tersebut diasumsikan tetap setiap tahunnya. Rincian biaya operasional pola usaha III dapat dilihat pada Tabel 24, Tabel 25, Tabel 26, dan Tabel 27. Tabel 24. Biaya pembelian benih pada Pola Usaha III Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
Jumlah (ekor) 1 300 650 650 650 650 650 650 650 650 650 7 150
Nilai (Rp) 1 950 000 975 000 975 000 975 000 975 000 975 000 975 000 975 000 975 000 975 000 10 725 000
81
Pada Tabel 25 akan dijabarkan secara terperinci mengenai biaya operasional rata-rata per bulan. Tabel 25. Biaya Operasional Rata-Rata Pola Usaha III (Per Bulan) Rincian 1. Pakan Pelet udang Pelet Indukan Pelet benih Cacing sutera Tauge 2. Garam ikan 3. Pemakaian listrik 4. Pulsa 5. Baterai 6. Transportasi
Harga (Rp/unit) 8 000 8 000 12 000 3 000 1 000 1 500 62 500 50 000 5 000 50 000 Total
Kebutuhan
Total Harga (Rp)
10 kg 2,5 kg 5 kg 4,5 liter 2,5 kg 1,25 kg 1 bulan 1 bulan 1 bulan 1 bulan
80 000 20 000 60 000 13 500 2 500 1 875 62 500 50 000 5 000 50 000 345 375
Pada Tabel 26, kebutuhan kotak sterofom adalah tiga buah dan es enam plastik yang dibutuhkan untuk pengemasan dalam penjualan benih. Oleh karena itu pengeluaran ini dilakukan per empat bulan berdasarkan panen pada pembenihan. Tabel 26. Biaya Operasional Pola Usaha III (Per Empat Bulan) Perincian 1. Kotak sterofom 2. Es
Harga (Rp/unit) 35 000 1 000 Total
Kebutuhan 3 buah 6 plastik
Total Harga (Rp) 105 000 6 000 111 000
Pada Tabel 27, kebutuhan kotak sterofom adalah enam buah dan es sembilan plastik yang dibutuhkan untuk pengemasan dalam penjualan lobster konsumsi. Oleh karena itu pengeluaran ini dilakukan per enam bulan berdasarkan panen pada pembenihan.
82
Tabel 27. Biaya Operasional Pola Usaha III ( Per Enam Bulan) Perincian 1. Kotak sterofom 2. Es 3. Bekicot 4. Karung
Harga (Rp/unit) 35 000 1 000 12 000 1 000 Total
Kebutuhan 6 buah 9 plastik 25 karung 5 buah
Total Harga (Rp) 210 000 9 000 300 000 5 000 524 000
c. Biaya tetap Biaya tetap adalah biaya yang besarnya tidak dipengaruhi oleh perubahan volume produksi. Biaya tetap dalam budidaya pembesaran lobster air tawar ini berupa gaji manajer, gaji karyawan, perbaikan kolam pembesaran dan perawatan bak pembenihan. Manajer diberi upah sebesar Rp 700 000 per bulannya yang bertugas untuk mengawasi kerja karyawan dan sebagai tenaga ahli. Karyawan diberi upah Rp 400 000 per bulan. Biaya perbaikan kolam pembesaran adalah Rp 50 000 per enam bulan, dan biaya perawatan kolam pembenihan yaitu Rp 25 000 per empat bulan. Tabel 28 menyajikan komponen biaya tetap pada pola usaha III. Tabel 28. Biaya Tetap Pola Usaha III Per Tahun Perincian 1. Gaji Manajer 2. Gaji karyawan 3. Biaya perawatan kolam pembenihan 4. Biaya perbaikan kolam pembesaran
Harga (Rp/unit) 700 000/ bulan 400 000/ bulan 25 000/ 4 bulan 50 000/ 6 bulan Total
Kebutuhan
Total Harga (Rp)
12 bulan
8 400 000
12 bulan
4 800 000
1 tahun
75 000
1 tahun
100 000 13 375 000
83
7.3.3
Kelayakan Finansial Pola usaha III Berdasarkan hasil analisis finansial yang dilakukan pada pola usaha III
dengan tingkat diskonto yang digunakan adalah 8,75 persen, maka diperoleh nilai NPV sebesar Rp 37 457 890. Nilai ini menunjukkan bahwa keuntungan yang diperoleh pada kegiatan usaha lobster air tawar adalah sebesar Rp 37 457 890 selama sepuluh tahun menurut nilai sekarang. Nilai Net B/C yang diperoleh adalah 3,45 yang berarti untuk setiap satu rupiah yang diinvestasikan atau dikeluarkan akan memberikan manfaat sebesar Rp 3,45. IRR yang diperoleh yaitu 52 persen menunjukan bahwa tingkat suku bunga atau tingkat diskonto 52 persen merupakan tingkat diskonto yang menghasilkan NPV sama dengan nol. Hasil perhitungan payback period, dapat diketahui bahwa masa yang dibutuhkan untuk mengembalikan nilai investasi adalah 3,18 tahun. Secara rinci hasil analisis kelayakan finansial berdasarkan kriteria investasi yang digunakan untuk pola usaha III dapat dilihat pada Tabel 29. Tabel 29. Hasil Analisis Finansial Pola Usaha III Kriteria Investasi
Nilai 37 457 890 52 3,45 3,18
NPV (Rp) IRR (%) Net B/C Payback Period (Tahun)
7.3.4
Analisis Switching Value Pola Usaha III Hasil analisis switching value pola usaha III dapat dilihat pada Tabel 30.
Tabel 30. Hasil Analisis Switching Value Finansial pada Pola Usaha III (Saat NPV = 0) Faktor Perubahan Penurunan harga output Peningkatan harga pakan (pelet) Penurunan produksi
Persentase Perubahan 22,33 348,60 22,33
84
Tabel 30 menunjukan nilai- nilai kriteria investasi yang tidak layak lagi akibat adanya perubahan-perubahan pada masing- masing harga output, harga pakan pelet dan produksi. Hasil analisis switching value menunjukan bahwa nilai nol dari NPV diperoleh pada penurunan harga output sebesar 22,33 persen. Hal ini mengandung arti bahwa penurunan harga output yang masih ditoleransi oleh kelayakan usaha adalah lebih kecil dari 22,33 persen. Demikian halnya dengan analisis switching value pada penurunan produksi. Usaha ini tidak layak lagi (NPV = 0) jika terjadi penurunan produksi sebesar 22,33 persen. Sedangkan analisis switching value terhadap kenaikan harga pakan pelet menunjukkan NPV = 0 ketika terjadi kenaikan harga pakan pelet sebesar 348,60 persen.
7.4 Perbandingan Kelayakan Usaha Berdasarkan Ketiga Pola Usaha yang Dilakukan Berdasarkan hasil analisis kelayakan finansial dengan menggunakan kriteria investasi yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) dan Payback Period, ketiga pola usaha menunjukkan kelayakan untuk diusahakan, tapi yang paling menguntungkan dan layak untuk dilakukan adalah pola usaha II (Tabel 31). Perbandingan berdasarkan hasil analisis switching value terhadap ketiga pola usaha dapat dilihat pada Tabel 32. Tabel 31. Perbandingan Hasil Analisis Finansial pada Ketiga Pola Usaha Kriteria Investasi NPV (Rp) IRR (%) Net B/C Payback Period (Tahun)
I 35 883 920 50 3,22 3,21
Pola Usaha II 41 850 030 66 4,53 2,69
III 37 457 890 52 3,45 3,18
85
Berdasarkan hasil analisis kelayakan finansial dengan menggunakan kriteria investasi yaitu NPV, IRR, Net B/C dan payback period, ketiga pola usaha menunjukkan kelayakan untuk diusahakan. Pola Usaha I menghasilkan NPV sebesar Rp 35 883 920, IRR adalah 50 persen, Net B/C 3,22 dan payback period 3,21 tahun. Pola Usaha II menghasilkan NPV sebesar Rp 41 850 030, IRR adalah 66 persen, Net B/C 4,53 dan payback period 2,69 tahun. Pola Usaha III menghasilkan NPV sebesar Rp 37 457 890, IRR adalah 52 persen, Net B/C 3,45 dan payback period 3,18 tahun. Dari hasil analisis kelayakan finansial dengan menggunakan beberapa kriteria investasi, semua pola usaha lobster air tawar yang dilakukan layak untuk dijalankan. Tapi yang paling menguntungkan dan layak untuk dijalankan adalah pola usaha II. Tabel 32. Perbandingan Hasil Analisis Switching Value pada Ketiga Pola Usaha (pada saat NPV=0) (dalam %) Kriteria Investasi Penurunan harga ouput Peningkatan harga pakan (pelet) Penurunan produksi
I 22,15 335,30 22,15
Pola Usaha II 22,35 380,78 22,35
III 22,33 348,60 22,33
Dari hasil analisis switching value yang dilakukan terhadap ketiga pola usaha yang dilakukan, menunjukkan bahwa pola usaha I merupakan pola usaha yang paling sensitif terhadap perubahan biaya pakan (pelet), perubahan produksi, dan perubahan harga output. Dari ketiga kriteria investasi diatas, perubahan produksi dan harga output merupakan faktor yang paling sensitif terhadap kelayakan usaha ini. Sedangkan perubahan terhadap faktor input produksi yaitu pakan berupa pelet tidak terlalu berpengaruh terhadap kelayakan usaha ketiga pola usaha yang dilakukan. Padahal jika dilihat dari besarnya kebutuhan pakan pelet terhadap total biaya operasional pada ketiga pola usaha tersebut adalah lebih
86
kurang 38 persen dari total biaya operasional. Kenaikan harga pakan pelet tidak berpengaruh dikarenakan penerimaan pada tiap-tiap pola jauh lebih besar jika dibandingkan biaya operasionalnya. Hal tersebutlah yang menyebabkan kenaikan harga pelet tidak terlalu berpengaruh terhadap keberlangsungan ketiga Pola Usaha.
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
8.1
Kesimpulan
1.
Berdasarkan analisis kelayakan yang meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan aspek sosial, maka pengusahaan lobster air tawar baik itu usaha pembenihan, pembesaran, maupun pengusahaan dari pembenihan sampai pembesaran layak untuk dilaksanakan
2.
Berdasarkan analisis kelayakan finansial pada pengusahaan lobster air tawar baik itu usaha pembenihan, usaha pembesaran, maupun usaha pembenihan samapai pembesaran layak untuk dilaksanakan. Namun usaha yang paling menguntungkan untuk dilaksanakan yaitu usaha pembesaran lobster air tawar.
3.
Berdasarkan hasil analisis switching value, penurunan output dan penurunan pada harga output merupakan faktor yang paling sensitif terhadap perubahan. Namun, peningkatan pada pakan berupa pelet tidak sensitif terhadap keberlangsungan pengusahaan lobster air tawar. Hal tersebut dikarenakan biaya pada pakan berupa pelet jauh lebi kecil dari apda penerimaan yang didaptkan dari pengusahaan lobster air tawar, walaupun persentase biaya pengeluaran pakan berupa pelet terhadap total biaya operasional diatas 30 persen.
8.2
Saran Dari hasil penelitian kelayakan usaha budidaya lobster air tawar, saran
yang dapat diajukan adalah antara lain :
88
1. Pola usaha II yang merupakan usaha pembesaran layak untuk dipilih, karena memiliki analisis kelayakan finansial yang paling bagus dari ketiga pola usaha. 2. Dari analisis switcing value, perubahan output sangat mempengaruhi kelayakan produksi, salah satunya dapat disebabkan oleh penyakit yang paling banyak menyerang udang, yaitu white spot. Penyakit tersebut dapat dihindarkan dengan cara selalu menjaga kondisi air dan memperhatikan debit air yang masuk dan keluar harus secara teratur. 3. Dari analisis finansia l dapat diketahui bahwa ketiga pola usaha memiliki potensi yang bagus untuk dikembangkan. Oleh karena itu, kemungkinan akan banyak pengusaha yang mengusahakan lobster air tawar. Dan harga jual benih maupun konsumsi Lobster Air Tawar akan mengalami penurunan, oleh karena itu para pengusaha diharapkan dapat lebih mengefisienkan biaya seperti penggunaan pakan alternatif pengganti pelet, dan memaksimalkan tenaga pekerja agar diperoleh keuntungan yang maksimal. 4. Karena diprediksi para pengusaha yang mengusahakan Lobster Air Tawar tersebut akan semakin bertambah, pengusaha perlu melakukan strategi pemasaran yang baik. Agar produksi yang dihasilkan oleh pengusaha akan dapat terserap oleh pasar. 5. Untuk penelitian selanjutnya, dalam melakukan analisis kelayakan finansial perlu dilakukan perbandingan tingkat kelayakan finansial berdasarkan sumber modal yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Perikanan.1994. Statistik Perikanan Indonesia 1993. Departemen Perikanan dan Kelautan. Jakarta. Direktorat Jenderal Perikanan. 2005. Statistik Perikanan Indonesia 2004. Departemen Perikanan dan Kelautan. Jakarta. Direktorat Jenderal Perikanan. 2006. Statistik Perikanan Indonesia 2005. Departemen Perikanan dan Kelautan. Jakarta. Gitinger, J.P. 1996. Analisa Ekonomi Proyek-proyek Pertanian. Universitas Indonesia (UI press). Jakarta. Gray, C., et al. 1997. Pengantar Evaluasi Proyek. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Husnan, S dan Muhammad, S. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Edisi Keempat. Penerbit AMP YKPN. Yogyakarta. Holdich, D. M and R. S, Lowery. 1981. Freshwater Cray fish : Biology, Management and Exploitation. Croom Helms, London and Sydney. Timber Press, Portland Oregan. Holthuis, LB. 1950. Decapoda Macrura with Revision of the New Guinea Parastacidae. Zoological Results of the Dutch New Guinea Expedition. 1939. New Guinea. New Ser. 5 : 289-328 Kadariah, Karlina dan Gray, C. 1999. Pengantar Evaluasi Proyek. LPFE. Universitas Indonesia. Jakarta. Keown, Arthur J., et al. 2001. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Buku satu. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Kinsella, J.E. 1998. Sources Of Omega-3 Fatty acid in human diets. In Omega-3 Fatty acid in Health adn desease. Lees, R.S and M. Karel (Eds). Macel Dekker, Inc. New and Basel. Kotler, Philip. 2004. Manajemen Pemasaran. Penerbit Gramedia. Jakarta. Merrick, JR. 1993. Freshwater Crayfish of New South Wales. Linnean Society of New South Wales, Australia. 127p. Rukmana, R. 1997. Ikan Nila Budidaya dan Prospek Agribisnis. Kanisius. Yogyakarta.
90
Sari. 1997. Analisis Kelayakan Finansial di PT. Ika Nusa Fishtama di Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Tanggamus, Propinsi Lampung. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Setiawan, Cuncun. 2006. Teknik Pembenihan & Cara Cepat Pembesaran Lobster Air Tawar. Agromedia Pustaka. Jakarta. Sulfuad. 1998. Analisis Finansial Usaha Tambak Udang dengan Pola Kemitraan di PT. Triasta Citarate, Desa Gunug Batu, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Suratman. 2002. Studi Kelayakan Proyek . Penerbit Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. Yaser. 2002. Analsis Kelayakan Finanisal Usaha Pemeliharaan Ikan Gurame Di Desa Purwasari Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Jawa Barat. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. www.bi.go.id
LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Usaha Lobster Air Tawar
Kegiatan Pola Usaha I per minggu per tahun dalam 1 tahun Tahun
Kegiatan
Bulan 1 1
1
1. Persiapan peralatan 2. Pembuatan kolam dan akuarium 3. Persiapan bak pemeliharaan induk 4. Persiapan akuarium pembenihan 5. Persiapan bak pemeliharaan benih 6, Pemeliharaan induk 7. Pemijahan 8. Penetasan telur 9. Pemulihan kondisi induk betina 9. Pemeliharaan benih 10. Pemanenan dan pengemasan
2 s/d 10 1. 2. 3, 4. 5. 6. 7. 8.
Persiapan akuarium pembenihan Persiapan bak pemeliharaan benih Pemeliharaan induk Pemijahan Penetasan telur Pemulihan kondisi induk betina Pemeliharaan benih Pemanenan dan pengemasan
2
2 3
4
1
2
3
4
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
5
6
7 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
8 4
1
2
9 3
4
1
2
10 3
4
1
2
11 3
4 1 2
3 4 1
2
12 3
4
Lanjutan Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Usaha Lobster Air Tawar.
Kegiatan Pola Usaha II per minggu per tahun dalam 1 tahun Tahun
Kegiatan
Bulan 1
7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
1. Pembuatan kolam pembesaran 2. Persiapan Peralatan 3. Persiapan kolam 4. Pembelian benih 5. Pemeliharaan benih sampai ukuran konsumsi 6. Panen
2 s/d 10 1. Persiapan kolam 2. Pembelian benih 3. Pemeliharaan benih sampai ukuran konsumsi 4. Panen
2
3
4
5
6
Lanjutan Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Usaha Lobster Air Tawar.
Kegiatan Pola Usaha III per minggu per tahun dalam 1 tahun Tahun
Kegiatan
Bulan 1 1
1
1. Persiapan peralatan 2. Pembuatan kolam dan akuarium 3. Persiapan bak pemeliharaan induk 4. Persiapan akuarium pembenihan 5. Persiapan bak pemeliharaan benih 6, Pemeliharaan induk 7. Pemijahan 8. Penetasan telur 9. Pemulihan kondisi induk betina 9. Pemeliharaan benih 10. Pemanenan pembenihan dan pengemasan 11. Pembuatan kolam pembesaran 12. Persiapan Peralatan 13. Persiapan kolam 14. Pembelian benih 15. Pemeliharaan benih sampai ukuran konsumsi 16. Panen lobster konsumsi
2 s/d 10 1. Persiapan akuarium pembenihan 2. Persiapan bak pemeliharaan benih 3, Pemeliharaan induk 4. Pemijahan 5. Penetasan telur 6. Pemulihan kondisi induk betina 7. Pemeliharaan benih 8. Pemanenan dan pengemasan 9. Persiapan kolam 10. Pembelian benih 11. Pemeliharaan benih sampai ukuran konsumsi 12. Panen
2
2 3
4
1
2
3 3
4
1
2
4 3 4 1
2 3 4
5 1
2 3
6 4
1
2 3 4
1
7 2 3
8 4
1
2
9 3
4
1
2
10 3
4
1
2
11 3
4
1
2
3
4 1
2
12 3
4
Lampiran 2. Cashflow Pola Usaha I A. Inflow Benih Induk afkir Nilai sisa
Uraian 1 19,380,000.00
2 29,070,000.00 720,000.00
3 29,070,000.00
4 29,070,000.00 720,000.00
Tahun 5 6 29,070,000.00 29,070,000.00 720,000.00
7 29,070,000.00
8 29,070,000.00 720,000.00
9 29,070,000.00
Total Inflow B. Outflow Biaya Investasi Lahan Kolam Naungan kolam dan akuarium Induk Akuarium Rangka akuarium Timbangan Hi-blow 100 titik Pompa air Serok Ember Paralon Induk Handphone Lampu Selang sedang Selang aerasi Selang sipon Jaring kawat Total Biaya Investasi Biaya Operasional Pelet indukan Pelet benih Cacing sutera Tauge Garam ikan Pemakaian listrik Pulsa Kotak sterofom Es Transportasi Total Biaya Operasional Biaya Tetap Perawatan kolam Gaji manajer Gaji karyawan Total Biaya tetap Total Outflow Manfaat bersih sebelum pajak Pajak Manfaat bersih sesudah pajak DF (8,75%) Present Value NPV IRR Net B/C Payback period
19,380,000.00
29,790,000.00
29,070,000.00
29,790,000.00
29,070,000.00
29,070,000.00
29,790,000.00
29,070,000.00
10,800,000.00 5,689,000.00 2,500,000.00 1,200,000.00 800,000.00 500,000.00 50,000.00 750,000.00 700,000.00 24,000.00 75,000.00 112,000.00 400,000.00 30,000.00 122,500.00 70,000.00 10,000.00 37,500.00 23,870,000.00 320,000.00 960,000.00 216,000.00 40,000.00 30,000.00 600,000.00 400,000.00 490,000.00 14,000.00 400,000.00 3,470,000.00 100,000.00 5,600,000.00 3,200,000.00 8,900,000.00 36,240,000.00 (16,860,000.00) 701,000.00 (17,561,000.00) 0.92 (16,156,120.00) 35,883,920.00 50% 3.22 3.21
29,790,000.00
10 29,070,000.00 720,000.00 10,800,000.00 40,590,000.00
2,500,000.00 1,200,000.00
1,200,000.00
1,200,000.00
1,200,000.00
50,000.00
50,000.00
800,000.00 500,000.00 50,000.00
50,000.00 750,000.00 700,000.00
24,000.00 75,000.00 112,000.00
24,000.00 75,000.00 112,000.00
24,000.00 75,000.00 112,000.00
24,000.00 75,000.00 112,000.00
30,000.00 122,500.00 70,000.00 10,000.00 37,500.00 1,731,000.00
30,000.00 122,500.00 70,000.00 10,000.00 37,500.00 1,731,000.00
30,000.00 122,500.00 70,000.00 10,000.00 37,500.00 1,731,000.00
5,250,000.00
30,000.00 122,500.00 70,000.00 10,000.00 37,500.00 1,731,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 18,555,000.00 11,235,000.00 1,123,500.00 10,111,500.00 0.85 8,594,775.00
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 20,286,000.00 8,784,000.00 1,051,500.00 7,732,500.00 0.78 6,031,350.00
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 18,555,000.00 11,235,000.00 1,123,500.00 10,111,500.00 0.72 7,280,280.00
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 20,286,000.00 8,784,000.00 1,051,500.00 7,732,500.00 0.66 5,103,450.00
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 23,805,000.00 5,985,000.00 1,123,500.00 4,861,500.00 0.60 2,916,900.00
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 20,286,000.00 8,784,000.00 1,051,500.00 7,732,500.00 0.56 4,330,200.00
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 18,555,000.00 11,235,000.00 1,123,500.00 10,111,500.00 0.51 5,156,865.00
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 20,286,000.00 8,784,000.00 1,051,500.00 7,732,500.00 0.47 3,634,275.00
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 18,555,000.00 22,035,000.00 1,123,500.00 20,911,500.00 0.43 8,991,945.00
96
Lampiran 3. Laporan Rugi laba Pola Usaha I Uraian A. Inflow Benih Induk afkir
1 19,380,000.00
Total Inflow B. Outflow Biaya Operasional Pelet indukan Pelet benih Cacing sutera Tauge Garam ikan Pemakaian listrik Pulsa Kotak sterofom Es Transportasi Total Biaya Operasional Biaya Tetap Perawatan kolam Gaji manajer Gaji karyawan Total Biaya tetap Total Outflow Manfaat bersih sebelum pajak Pajak Manfaat bersih sesudah pajak
Tahun 5 6 29,070,000.00 29,070,000.00 720,000.00 29,070,000.00 29,790,000.00
3 29,070,000.00
19,380,000.00
2 29,070,000.00 720,000.00 29,790,000.00
29,070,000.00
4 29,070,000.00 720,000.00 29,790,000.00
320,000.00 960,000.00 216,000.00 40,000.00 30,000.00 600,000.00 400,000.00 490,000.00 14,000.00 400,000.00 3,470,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
100,000.00 5,600,000.00 3,200,000.00 8,900,000.00 12,370,000.00 7,010,000.00 701,000.00 6,309,000.00
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 18,555,000.00 11,235,000.00 1,123,500.00 10,111,500.00
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 18,555,000.00 10,515,000.00 1,051,500.00 9,463,500.00
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 18,555,000.00 11,235,000.00 1,123,500.00 10,111,500.00
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 18,555,000.00 10,515,000.00 1,051,500.00 9,463,500.00
7 29,070,000.00
9 29,070,000.00
29,070,000.00
8 29,070,000.00 720,000.00 29,790,000.00
29,070,000.00
10 29,070,000.00 720,000.00 29,790,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 18,555,000.00 11,235,000.00 1,123,500.00 10,111,500.00
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 18,555,000.00 10,515,000.00 1,051,500.00 9,463,500.00
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 18,555,000.00 11,235,000.00 1,123,500.00 10,111,500.00
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 18,555,000.00 10,515,000.00 1,051,500.00 9,463,500.00
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 18,555,000.00 11,235,000.00 1,123,500.00 10,111,500.00
97
Lampiran 4. Cashflow Pola Usaha II Uraian A. Inflow Lobster konsumsi Nilai sisa Total Inflow B. Outflow Biaya Investasi Lahan Kolam Waring Bambu Timbangan Jaring Senter Ember Paralon Lobster Handphone Lampu Total Biaya Investasi Biaya Operasional Benih Pelet udang Bekicot Karung Pemakaian listrik Pulsa Kotak sterofom Es Batrei Transportasi Total Biaya Operasional Biaya Tetap Perbaikan kolam Gaji manajer Gaji karyawan Total Biaya Tetap Total Outflow Manfaat bersih sebelum pajak Pajak Manfaat bersih sesudah pajak DF (8,75%) Present Value NPV IRR Net B/C Payback period
1 24,862,500.00
2 33,150,000.00
3 33,150,000.00
4 33,150,000.00
Tahun 5 6 33,150,000.00 33,150,000.00
7 33,150,000.00
8 33,150,000.00
9 33,150,000.00
24,862,500.00
33,150,000.00
33,150,000.00
33,150,000.00
33,150,000.00
33,150,000.00
33,150,000.00
33,150,000.00
15,000,000.00 800,000.00 900,000.00 40,000.00 50,000.00 90,000.00 50,000.00 75,000.00 63,000.00 400,000.00 30,000.00 17,498,000.00 3,900,000.00 1,600,000.00 1,000,000.00 15,000.00 500,000.00 500,000.00 525,000.00 30,000.00 80,000.00 500,000.00 8,650,000.00 100,000.00 7,000,000.00 4,000,000.00 11,100,000.00 37,248,000.00 (12,385,500.00) 511,250.00 (12,896,750.00) 0.92 (11,865,010.00) 41,850,030.00 66% 4.53 2.69
33,150,000.00
900,000.00 40,000.00 50,000.00 90,000.00 50,000.00 75,000.00 63,000.00
900,000.00 40,000.00 50,000.00 90,000.00 50,000.00 75,000.00 63,000.00
900,000.00 40,000.00 50,000.00 90,000.00 50,000.00 75,000.00 63,000.00
900,000.00 40,000.00 50,000.00 90,000.00 50,000.00 75,000.00 63,000.00
30,000.00 1,298,000.00
30,000.00 1,298,000.00
30,000.00 1,298,000.00
30,000.00 1,298,000.00
10 33,150,000.00 15,000,000.00 48,150,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 23,100,000.00 10,050,000.00 1,005,000.00 9,045,000.00 0.85 7,688,250.00
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 24,398,000.00 8,752,000.00 1,005,000.00 7,747,000.00 0.78 6,042,660.00
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 23,100,000.00 10,050,000.00 1,005,000.00 9,045,000.00 0.72 6,512,400.00
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 24,398,000.00 8,752,000.00 1,005,000.00 7,747,000.00 0.66 5,113,020.00
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 23,100,000.00 10,050,000.00 1,005,000.00 9,045,000.00 0.60 5,427,000.00
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 24,398,000.00 8,752,000.00 1,005,000.00 7,747,000.00 0.56 4,338,320.00
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 23,100,000.00 10,050,000.00 1,005,000.00 9,045,000.00 0.51 4,612,950.00
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 24,398,000.00 8,752,000.00 1,005,000.00 7,747,000.00 0.47 3,641,090.00
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 23,100,000.00 25,050,000.00 1,005,000.00 24,045,000.00 0.43 10,339,350.00
98
Lampiran 5. Laporan Rugi Laba Pola Usaha II Uraian A. Inflow Lobster konsumsi Total Inflow B. Outflow Biaya Operasional Benih Pelet udang Bekicot Karung Pemakaian listrik Pulsa Kotak sterofom Es Batrei Transportasi Total Biaya Operasional Biaya Tetap Perbaikan kolam Gaji manajer Gaji karyawan Total Biaya Tetap Total Outflow Manfaat bersih sebelum pajak Pajak Manfaat bersih sesudah pajak
Tahun 5 6 33,150,000.00 33,150,000.00 33,150,000.00 33,150,000.00
1 24,862,500.00 24,862,500.00
2 33,150,000.00 33,150,000.00
3 33,150,000.00 33,150,000.00
4 33,150,000.00 33,150,000.00
3,900,000.00 1,600,000.00 1,000,000.00 15,000.00 500,000.00 500,000.00 525,000.00 30,000.00 80,000.00 500,000.00 8,650,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
100,000.00 7,000,000.00 4,000,000.00 11,100,000.00 19,750,000.00 5,112,500.00 511,250.00 4,601,250.00
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 23,100,000.00 10,050,000.00 1,005,000.00 9,045,000.00
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 23,100,000.00 10,050,000.00 1,005,000.00 9,045,000.00
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 23,100,000.00 10,050,000.00 1,005,000.00 9,045,000.00
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 23,100,000.00 10,050,000.00 1,005,000.00 9,045,000.00
7 33,150,000.00 33,150,000.00
8 33,150,000.00 33,150,000.00
9 33,150,000.00 33,150,000.00
10 33,150,000.00 33,150,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 23,100,000.00 10,050,000.00 1,005,000.00 9,045,000.00
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 23,100,000.00 10,050,000.00 1,005,000.00 9,045,000.00
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 23,100,000.00 10,050,000.00 1,005,000.00 9,045,000.00
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 23,100,000.00 10,050,000.00 1,005,000.00 9,045,000.00
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 23,100,000.00 10,050,000.00 1,005,000.00 9,045,000.00
99
Lampiran 6. Cashflow Pola Usaha III Uraian A. Inflow Lobster konsumsi Penjualan benih Penjualan surplus Benih Induk afkir Nilai sisa Total Inflow B. Outflow BIAYA INVESTASI Lahan Kolam pembenihan Naungan Induk Akuarium Rangka akuarium Timbangan Hi-blow Pompa air Serok Handphone Lampu Selang sedang Selang aerasi Selang sipon Jaring kawat Pembuatan kolam pembesaran Waring Bambu Jaring Senter Ember Paralon ukuran 3 inci Total Biaya Investasi BIAYA OPERASIONAL Pembelian benih Pelet indukan Pelet benih Pelet udang Cacing sutera Tauge Bekicot Pemakaian listrik Transportasi Garam ikan Karung Kotak sterofom Es Batrei Pulsa Total Biaya Operasional Biaya Tetap Gaji Manajer Gaji karyawan Perbaikan kolam pembesaran Perawatan kolam pembenihan Total Biaya Tetap Total Outflow Manfaat bersih sebelum pajak Pajak Manfaat bersih sesudah pajak DF (8,75%) Present Value NPV IRR Net B/C Payback period
1 12,431,250.00 4,845,000.00 3,870,000.00
21,146,250.00
2 16,575,000.00 9,690,000.00 3,870,000.00 360,000.00
3 16,575,000.00 9,690,000.00 3,870,000.00
30,495,000.00
30,135,000.00
12,900,000.00 2,844,500.00 1,250,000.00 600,000.00 400,000.00 250,000.00 50,000.00 375,000.00 350,000.00 12,000.00 400,000.00 30,000.00 61,250.00 35,000.00 5,000.00 18,750.00 400,000.00 450,000.00 20,000.00 45,000.00 25,000.00 75,000.00 87,500.00 20,684,000.00
4 16,575,000.00 9,690,000.00 3,870,000.00 360,000.00
Tahun 5 6 16,575,000.00 16,575,000.00 9,690,000.00 9,690,000.00 3,870,000.00 3,870,000.00 360,000.00
7 16,575,000.00 9,690,000.00 3,870,000.00
30,495,000.00
30,135,000.00
30,135,000.00
30,495,000.00
8 16,575,000.00 9,690,000.00 3,870,000.00 360,000.00
9 16,575,000.00 9,690,000.00 3,870,000.00
30,495,000.00
30,135,000.00
10 16,575,000.00 14,535,000.00 360,000.00 12,900,000.00 44,370,000.00
1,250,000.00 600,000.00
600,000.00
600,000.00
600,000.00
50,000.00
50,000.00
400,000.00 250,000.00 50,000.00
50,000.00 375,000.00 350,000.00
12,000.00
12,000.00
12,000.00
12,000.00
30,000.00 61,250.00 35,000.00 5,000.00 18,750.00
30,000.00 61,250.00 35,000.00 5,000.00 18,750.00
30,000.00 61,250.00 35,000.00 5,000.00 18,750.00
30,000.00 61,250.00 35,000.00 5,000.00 18,750.00
450,000.00 20,000.00 45,000.00 25,000.00 75,000.00 87,500.00 1,514,500.00
450,000.00 20,000.00 45,000.00 25,000.00 75,000.00 87,500.00 1,514,500.00
2,625,000.00
450,000.00 20,000.00 45,000.00 25,000.00 75,000.00 87,500.00 1,514,500.00
450,000.00 20,000.00 45,000.00 25,000.00 75,000.00 87,500.00 1,514,500.00
1,950,000.00 160,000.00 480,000.00 800,000.00 108,000.00 20,000.00 500,000.00 550,000.00 500,000.00 15,000.00 7,500.00 490,000.00 22,000.00 40,000.00 500,000.00 6,142,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
7,000,000.00 4,000,000.00 50,000.00 50,000.00 11,100,000.00 37,926,500.00 (16,780,250.00) 390,375.00 (17,170,625.00) 0.92 (15,796,975.00) 37,457,890.00 52% 3.45 3.18
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 19,852,500.00 10,642,500.00 1,064,250.00 9,578,250.00 0.85 8,141,512.50
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 21,367,000.00 8,768,000.00 1,028,250.00 7,739,750.00 0.78 6,037,005.00
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 19,852,500.00 10,642,500.00 1,064,250.00 9,578,250.00 0.72 6,896,340.00
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 21,367,000.00 8,768,000.00 1,028,250.00 7,739,750.00 0.66 5,108,235.00
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 22,477,500.00 8,017,500.00 1,064,250.00 6,953,250.00 0.60 4,171,950.00
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 21,367,000.00 8,768,000.00 1,028,250.00 7,739,750.00 0.56 4,334,260.00
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 19,852,500.00 10,642,500.00 1,064,250.00 9,578,250.00 0.51 4,884,907.50
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 21,367,000.00 8,768,000.00 1,028,250.00 7,739,750.00 0.47 3,637,682.50
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 19,852,500.00 24,517,500.00 1,161,750.00 23,355,750.00 0.43 10,042,972.50
100
Lampiran 7. Laporan Rugi Laba Pola Usaha III Uraian A. Inflow Lobster konsumsi Penjualan benih Penjualan surplus Benih Induk afkir Total Inflow B. Outflow BIAYA OPERASIONAL Pembelian benih Pelet indukan Pelet benih Pelet udang Cacing sutera Tauge Bekicot Pemakaian listrik Transportasi Garam ikan Karung Kotak sterofom Es Batrei Pulsa Total Biaya Operasional Biaya Tetap Gaji Manajer Gaji karyawan Perbaikan kolam pembesaran Perawatan kolam pembenihan Total Biaya Tetap Total Outflow Manfaat bersih sebelum pajak Pajak Manfaat bersih sesudah pajak
1 12,431,250.00 4,845,000.00 3,870,000.00
3 16,575,000.00 9,690,000.00 3,870,000.00
Tahun 5 6 16,575,000.00 16,575,000.00 9,690,000.00 9,690,000.00 3,870,000.00 3,870,000.00 360,000.00 30,135,000.00 30,495,000.00
21,146,250.00
2 16,575,000.00 9,690,000.00 3,870,000.00 360,000.00 30,495,000.00
30,135,000.00
4 16,575,000.00 9,690,000.00 3,870,000.00 360,000.00 30,495,000.00
1,950,000.00 160,000.00 480,000.00 800,000.00 108,000.00 20,000.00 500,000.00 550,000.00 500,000.00 15,000.00 7,500.00 490,000.00 22,000.00 40,000.00 500,000.00 6,142,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
7,000,000.00 4,000,000.00 50,000.00 50,000.00 11,100,000.00 17,242,500.00 3,903,750.00 390,375.00 3,513,375.00
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 19,852,500.00 10,642,500.00 1,064,250.00 9,578,250.00
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 19,852,500.00 10,282,500.00 1,028,250.00 9,254,250.00
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 19,852,500.00 10,642,500.00 1,064,250.00 9,578,250.00
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 19,852,500.00 10,282,500.00 1,028,250.00 9,254,250.00
7 16,575,000.00 9,690,000.00 3,870,000.00 30,135,000.00
8 16,575,000.00 9,690,000.00 3,870,000.00 360,000.00 30,495,000.00
9 16,575,000.00 9,690,000.00 3,870,000.00
10 16,575,000.00 14,535,000.00
30,135,000.00
360,000.00 31,470,000.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 19,852,500.00 10,642,500.00 1,064,250.00 9,578,250.00
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 19,852,500.00 10,282,500.00 1,028,250.00 9,254,250.00
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 19,852,500.00 10,642,500.00 1,064,250.00 9,578,250.00
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 19,852,500.00 10,282,500.00 1,028,250.00 9,254,250.00
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 19,852,500.00 11,617,500.00 1,161,750.00 10,455,750.00
101
Lampiran 8. Cashflow Switching Value Pola Usaha I terhadap Penurunan Produksi Sebesar 22,15 % A. Inflow Benih Induk afkir Nilai sisa
Uraian 1 15,087,330.00
2 22,630,995.00 720,000.00
3 22,630,995.00
4 22,630,995.00 720,000.00
Tahun 5 6 22,630,995.00 22,630,995.00 720,000.00
7 22,630,995.00
8 22,630,995.00 720,000.00
9 22,630,995.00
Total Inflow B. Outflow Biaya Investasi Lahan Kolam Naungan kolam dan akuarium Induk Akuarium Rangka akuarium Timbangan Hi-blow 100 titik Pompa air Serok Ember Paralon Induk Handphone Lampu Selang sedang Selang aerasi Selang sipon Jaring kawat Total Biaya Investasi Biaya Operasional Pelet indukan Pelet benih Cacing sutera Tauge Garam ikan Pemakaian listrik Pulsa Kotak sterofom Es Transportasi Total Biaya Operasional Biaya Tetap Perawatan kolam Gaji manajer Gaji karyawan Total Biaya tetap Total Outflow Manfaat bersih sebelum pajak Pajak Manfaat bersih sesudah pajak DF (8,75%) Present Value NPV IRR Net B/C Payback period
15,087,330.00
23,350,995.00
22,630,995.00
23,350,995.00
22,630,995.00
22,630,995.00
23,350,995.00
22,630,995.00
10,800,000.00 5,689,000.00 2,500,000.00 1,200,000.00 800,000.00 500,000.00 50,000.00 750,000.00 700,000.00 24,000.00 75,000.00 112,000.00 400,000.00 30,000.00 122,500.00 70,000.00 10,000.00 37,500.00 23,870,000.00 320,000.00 960,000.00 216,000.00 40,000.00 30,000.00 600,000.00 400,000.00 490,000.00 14,000.00 400,000.00 3,470,000.00 100,000.00 5,600,000.00 3,200,000.00 8,900,000.00 36,240,000.00 (21,152,670.00) 271,733.00 (21,424,403.00) 0.92 (19,710,450.76) (700.67) 9% 0.99 > 10 tahun
23,350,995.00
10 22,630,995.00 720,000.00 10,800,000.00 34,150,995.00
2,500,000.00 1,200,000.00
1,200,000.00
1,200,000.00
1,200,000.00
50,000.00
50,000.00
800,000.00 500,000.00 50,000.00
50,000.00 750,000.00 700,000.00
24,000.00 75,000.00 112,000.00
24,000.00 75,000.00 112,000.00
24,000.00 75,000.00 112,000.00
24,000.00 75,000.00 112,000.00
30,000.00 122,500.00 70,000.00 10,000.00 37,500.00 1,731,000.00
30,000.00 122,500.00 70,000.00 10,000.00 37,500.00 1,731,000.00
5,250,000.00
30,000.00 122,500.00 70,000.00 10,000.00 37,500.00 1,731,000.00
30,000.00 122,500.00 70,000.00 10,000.00 37,500.00 1,731,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 20,286,000.00 2,344,995.00 407,599.50 1,937,395.50 0.56 1,084,941.48
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 18,555,000.00 4,795,995.00 479,599.50 4,316,395.50 0.51 2,201,361.71
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 20,286,000.00 2,344,995.00 407,599.50 1,937,395.50 0.47 910,575.89
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 18,555,000.00 15,595,995.00 479,599.50 15,116,395.50 0.43 6,500,050.07
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 18,555,000.00 4,795,995.00 479,599.50 4,316,395.50 0.85 3,668,936.18
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 20,286,000.00 2,344,995.00 407,599.50 1,937,395.50 0.78 1,511,168.49
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 18,555,000.00 4,795,995.00 479,599.50 4,316,395.50 0.72 3,107,804.76
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 20,286,000.00 2,344,995.00 407,599.50 1,937,395.50 0.66 1,278,681.03
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 23,805,000.00 (454,005.00) 479,599.50 (933,604.50) 0.60 (560,162.70)
102
Lampiran 9. Laporan Rugi Laba Switching Value Pola Usaha I terhadap Penurunan Produksi Sebesar 22,15 % Uraian A. Inflow Benih Induk afkir
1 15,087,330.00
Total Inflow B. Outflow Biaya Operasional Pelet indukan Pelet benih Cacing sutera Tauge Garam ikan Pemakaian listrik Pulsa Kotak sterofom Es Transportasi Total Biaya Operasional Biaya Tetap Perawatan kolam Gaji manajer Gaji karyawan Total Biaya tetap Total Outflow Manfaat bersih sebelum pajak Pajak Manfaat bersih sesudah pajak
Tahun 5 6 22,630,995.00 22,630,995.00 720,000.00 22,630,995.00 23,350,995.00
3 22,630,995.00
15,087,330.00
2 22,630,995.00 720,000.00 23,350,995.00
22,630,995.00
4 22,630,995.00 720,000.00 23,350,995.00
320,000.00 960,000.00 216,000.00 40,000.00 30,000.00 600,000.00 400,000.00 490,000.00 14,000.00 400,000.00 3,470,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
100,000.00 5,600,000.00 3,200,000.00 8,900,000.00 12,370,000.00 2,717,330.00 271,733.00 2,445,597.00
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 18,555,000.00 4,795,995.00 479,599.50 4,316,395.50
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 18,555,000.00 4,075,995.00 407,599.50 3,668,395.50
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 18,555,000.00 4,795,995.00 479,599.50 4,316,395.50
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 18,555,000.00 4,075,995.00 407,599.50 3,668,395.50
7 22,630,995.00
9 22,630,995.00
22,630,995.00
8 22,630,995.00 720,000.00 23,350,995.00
22,630,995.00
10 22,630,995.00 720,000.00 23,350,995.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 18,555,000.00 4,795,995.00 479,599.50 4,316,395.50
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 18,555,000.00 4,075,995.00 407,599.50 3,668,395.50
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 18,555,000.00 4,795,995.00 479,599.50 4,316,395.50
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 18,555,000.00 4,075,995.00 407,599.50 3,668,395.50
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 18,555,000.00 4,795,995.00 479,599.50 4,316,395.50
103
Lampiran 10. Cashflow Switching Value Pola Usaha II terhadap Penurunan Produksi Sebesar 22,35 % Uraian A. Inflow Lobster konsumsi Nilai sisa Total Inflow B. Outflow Biaya Investasi Lahan Kolam Waring Bambu Timbangan Jaring Senter Ember Paralon Lobster Handphone Lampu Total Biaya Investasi Biaya Operasional Benih Pelet udang Bekicot Karung Pemakaian listrik Pulsa Kotak sterofom Es Batrei Transportasi Total Biaya Operasional Biaya Tetap Perbaikan kolam Gaji manajer Gaji karyawan Total Biaya Tetap Total Outflow Manfaat bersih sebelum pajak Pajak Manfaat bersih sesudah pajak DF (8,75%) Present Value NPV IRR Net B/C Payback period
1 19,305,731.25
2 25,740,975.00
3 25,740,975.00
4 25,740,975.00
Tahun 5 6 25,740,975.00 25,740,975.00
7 25,740,975.00
8 25,740,975.00
9 25,740,975.00
19,305,731.25
25,740,975.00
25,740,975.00
25,740,975.00
25,740,975.00
25,740,975.00
25,740,975.00
25,740,975.00
15,000,000.00 800,000.00 900,000.00 40,000.00 50,000.00 90,000.00 50,000.00 75,000.00 63,000.00 400,000.00 30,000.00 17,498,000.00 3,900,000.00 1,600,000.00 1,000,000.00 15,000.00 500,000.00 500,000.00 525,000.00 30,000.00 80,000.00 500,000.00 8,650,000.00 100,000.00 7,000,000.00 4,000,000.00 11,100,000.00 37,248,000.00 (17,942,268.75) 0.00 (17,942,268.75) 0.92 (16,506,887.25) (29.20) 9% 0.99 > 10 tahun
25,740,975.00
900,000.00 40,000.00 50,000.00 90,000.00 50,000.00 75,000.00 63,000.00
900,000.00 40,000.00 50,000.00 90,000.00 50,000.00 75,000.00 63,000.00
900,000.00 40,000.00 50,000.00 90,000.00 50,000.00 75,000.00 63,000.00
900,000.00 40,000.00 50,000.00 90,000.00 50,000.00 75,000.00 63,000.00
30,000.00 1,298,000.00
30,000.00 1,298,000.00
30,000.00 1,298,000.00
30,000.00 1,298,000.00
10 25,740,975.00 15,000,000.00 40,740,975.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 23,100,000.00 2,640,975.00 264,097.50 2,376,877.50 0.85 2,020,345.88
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 24,398,000.00 1,342,975.00 264,097.50 1,078,877.50 0.78 841,524.45
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 23,100,000.00 2,640,975.00 264,097.50 2,376,877.50 0.72 1,711,351.80
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 24,398,000.00 1,342,975.00 264,097.50 1,078,877.50 0.66 712,059.15
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 23,100,000.00 2,640,975.00 264,097.50 2,376,877.50 0.60 1,426,126.50
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 24,398,000.00 1,342,975.00 264,097.50 1,078,877.50 0.56 604,171.40
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 23,100,000.00 2,640,975.00 264,097.50 2,376,877.50 0.51 1,212,207.53
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 24,398,000.00 1,342,975.00 264,097.50 1,078,877.50 0.47 507,072.43
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 23,100,000.00 17,640,975.00 264,097.50 17,376,877.50 0.43 7,472,057.33
104
Lampiran 11. Laporan Rugi Laba Switching Value Pola Usaha II terhadap Penurunan Produksi Sebesar 22,35 % Uraian A. Inflow Lobster konsumsi Total Inflow B. Outflow Biaya Operasional Benih Pelet udang Bekicot Karung Pemakaian listrik Pulsa Kotak sterofom Es Batrei Transportasi Total Biaya Operasional Biaya Tetap Perbaikan kolam Gaji manajer Gaji karyawan Total Biaya Tetap Total Outflow Manfaat bersih sebelum pajak Pajak Manfaat bersih sesudah pajak
Tahun 5 6 25,740,975.00 25,740,975.00 25,740,975.00 25,740,975.00
1 19,305,731.25 19,305,731.25
2 25,740,975.00 25,740,975.00
3 25,740,975.00 25,740,975.00
4 25,740,975.00 25,740,975.00
3,900,000.00 1,600,000.00 1,000,000.00 15,000.00 500,000.00 500,000.00 525,000.00 30,000.00 80,000.00 500,000.00 8,650,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
100,000.00 7,000,000.00 4,000,000.00 11,100,000.00 19,750,000.00 (444,268.75) 0.00 (444,268.75)
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 23,100,000.00 2,640,975.00 264,097.50 2,376,877.50
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 23,100,000.00 2,640,975.00 264,097.50 2,376,877.50
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 23,100,000.00 2,640,975.00 264,097.50 2,376,877.50
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 23,100,000.00 2,640,975.00 264,097.50 2,376,877.50
7 25,740,975.00 25,740,975.00
8 25,740,975.00 25,740,975.00
9 25,740,975.00 25,740,975.00
10 25,740,975.00 25,740,975.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 23,100,000.00 2,640,975.00 264,097.50 2,376,877.50
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 23,100,000.00 2,640,975.00 264,097.50 2,376,877.50
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 23,100,000.00 2,640,975.00 264,097.50 2,376,877.50
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 23,100,000.00 2,640,975.00 264,097.50 2,376,877.50
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 23,100,000.00 2,640,975.00 264,097.50 2,376,877.50
105
Lampiran 12. Cashflow Switching Value Pola Usaha III terhadap Penurunan Produksi Sebesar 22,33 % Uraian A. Inflow Lobster konsumsi Penjualan benih Penjualan surplus Benih Induk afkir Nilai sisa Total Inflow B. Outflow BIAYA INVESTASI Lahan Kolam pembenihan Naungan Induk Akuarium Rangka akuarium Timbangan Hi-blow Pompa air Serok Handphone Lampu Selang sedang Selang aerasi Selang sipon Jaring kawat Pembuatan kolam pembesaran Waring Bambu Jaring Senter Ember Paralon ukuran 3 inci Total Biaya Investasi BIAYA OPERASIONAL Pembelian benih Pelet indukan Pelet benih Pelet udang Cacing sutera Tauge Bekicot Pemakaian listrik Transportasi Garam ikan Karung Kotak sterofom Es Batrei Pulsa Total Biaya Operasional Biaya Tetap Gaji Manajer Gaji karyawan Perbaikan kolam pembesaran Perawatan kolam pembenihan Total Biaya Tetap Total Outflow Manfaat bersih sebelum pajak Pajak Manfaat bersih sesudah pajak DF (8,75%) Present Value NPV IRR Net B/C Payback period
1 9,655,351.88 3,763,111.50 3,005,829.00
16,424,292.38
2 12,873,802.50 7,526,223.00 3,005,829.00 360,000.00
3 12,873,802.50 7,526,223.00 3,005,829.00
23,765,854.50
23,405,854.50
12,900,000.00 2,844,500.00 1,250,000.00 600,000.00 400,000.00 250,000.00 50,000.00 375,000.00 350,000.00 12,000.00 400,000.00 30,000.00 61,250.00 35,000.00 5,000.00 18,750.00 400,000.00 450,000.00 20,000.00 45,000.00 25,000.00 75,000.00 87,500.00 20,684,000.00
4 12,873,802.50 7,526,223.00 3,005,829.00 360,000.00
Tahun 5 6 12,873,802.50 12,873,802.50 7,526,223.00 7,526,223.00 3,005,829.00 3,005,829.00 360,000.00
7 12,873,802.50 7,526,223.00 3,005,829.00
23,765,854.50
23,405,854.50
23,405,854.50
23,765,854.50
8 12,873,802.50 7,526,223.00 3,005,829.00 360,000.00
9 12,873,802.50 7,526,223.00 3,005,829.00
23,765,854.50
23,405,854.50
10 12,873,802.50 11,289,334.50 360,000.00 12,900,000.00 37,423,137.00
1,250,000.00 600,000.00
600,000.00
600,000.00
600,000.00
50,000.00
50,000.00
400,000.00 250,000.00 50,000.00
50,000.00 375,000.00 350,000.00
12,000.00
12,000.00
12,000.00
12,000.00
30,000.00 61,250.00 35,000.00 5,000.00 18,750.00
30,000.00 61,250.00 35,000.00 5,000.00 18,750.00
30,000.00 61,250.00 35,000.00 5,000.00 18,750.00
30,000.00 61,250.00 35,000.00 5,000.00 18,750.00
450,000.00 20,000.00 45,000.00 25,000.00 75,000.00 87,500.00 1,514,500.00
450,000.00 20,000.00 45,000.00 25,000.00 75,000.00 87,500.00 1,514,500.00
2,625,000.00
450,000.00 20,000.00 45,000.00 25,000.00 75,000.00 87,500.00 1,514,500.00
450,000.00 20,000.00 45,000.00 25,000.00 75,000.00 87,500.00 1,514,500.00
1,950,000.00 160,000.00 480,000.00 800,000.00 108,000.00 20,000.00 500,000.00 550,000.00 500,000.00 15,000.00 7,500.00 490,000.00 22,000.00 40,000.00 500,000.00 6,142,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
7,000,000.00 4,000,000.00 50,000.00 50,000.00 11,100,000.00 37,926,500.00 (21,502,207.63) (21,502,207.63) 0.92 (19,782,031.02) (442.56) 9% 0.99 > 10 tahun
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 19,852,500.00 3,913,354.50 391,335.45 3,522,019.05 0.85 2,993,716.19
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 21,367,000.00 2,038,854.50 355,335.45 1,683,519.05 0.78 1,313,144.86
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 19,852,500.00 3,913,354.50 391,335.45 3,522,019.05 0.72 2,535,853.72
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 21,367,000.00 2,038,854.50 355,335.45 1,683,519.05 0.66 1,111,122.57
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 22,477,500.00 1,288,354.50 391,335.45 897,019.05 0.60 538,211.43
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 21,367,000.00 2,038,854.50 355,335.45 1,683,519.05 0.56 942,770.67
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 19,852,500.00 3,913,354.50 391,335.45 3,522,019.05 0.51 1,796,229.72
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 21,367,000.00 2,038,854.50 355,335.45 1,683,519.05 0.47 791,253.95
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 19,852,500.00 17,570,637.00 467,063.70 17,103,573.30 0.43 7,354,536.52
106
Lampiran 13. Laporan Rugi Laba Switching Value Pola Usaha III terhadap Penurunan Produksi Sebesar 22,33 % Uraian A. Inflow Lobster konsumsi Penjualan benih Penjualan surplus Benih Induk afkir Total Inflow B. Outflow BIAYA OPERASIONAL Pembelian benih Pelet indukan Pelet benih Pelet udang Cacing sutera Tauge Bekicot Pemakaian listrik Transportasi Garam ikan Karung Kotak sterofom Es Batrei Pulsa Total Biaya Operasional Biaya Tetap Gaji Manajer Gaji karyawan Perbaikan kolam pembesaran Perawatan kolam pembenihan Total Biaya Tetap Total Outflow Manfaat bersih sebelum pajak Pajak Manfaat bersih sesudah pajak
1 9,655,351.88 3,763,111.50 3,005,829.00
Tahun 5 6 12,873,802.50 12,873,802.50 7,526,223.00 7,526,223.00 3,005,829.00 3,005,829.00 360,000.00 23,405,854.50 23,765,854.50
3 12,873,802.50 7,526,223.00 3,005,829.00
16,424,292.38
2 12,873,802.50 7,526,223.00 3,005,829.00 360,000.00 23,765,854.50
23,405,854.50
4 12,873,802.50 7,526,223.00 3,005,829.00 360,000.00 23,765,854.50
1,950,000.00 160,000.00 480,000.00 800,000.00 108,000.00 20,000.00 500,000.00 550,000.00 500,000.00 15,000.00 7,500.00 490,000.00 22,000.00 40,000.00 500,000.00 6,142,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
7,000,000.00 4,000,000.00 50,000.00 50,000.00 11,100,000.00 17,242,500.00 (818,207.63) (818,207.63)
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 19,852,500.00 3,913,354.50 391,335.45 3,522,019.05
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 19,852,500.00 3,553,354.50 355,335.45 3,198,019.05
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 19,852,500.00 3,913,354.50 391,335.45 3,522,019.05
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 19,852,500.00 3,553,354.50 355,335.45 3,198,019.05
7 12,873,802.50 7,526,223.00 3,005,829.00
9 12,873,802.50 7,526,223.00 3,005,829.00
23,405,854.50
8 12,873,802.50 7,526,223.00 3,005,829.00 360,000.00 23,765,854.50
10 12,873,802.50 11,289,334.50
23,405,854.50
360,000.00 24,523,137.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 19,852,500.00 3,913,354.50 391,335.45 3,522,019.05
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 19,852,500.00 3,553,354.50 355,335.45 3,198,019.05
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 19,852,500.00 3,913,354.50 391,335.45 3,522,019.05
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 19,852,500.00 3,553,354.50 355,335.45 3,198,019.05
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 19,852,500.00 4,670,637.00 467,063.70 4,203,573.30
107
Lampiran 14. Cashflow Switching Value Pola Usaha I terhadap Peningkatan Harga Pakan (Pelet) Sebesar 335,30 % A. Inflow Benih Induk afkir Nilai sisa
Uraian 1 19,380,000.00
2 29,070,000.00 720,000.00
3 29,070,000.00
4 29,070,000.00 720,000.00
Tahun 5 6 29,070,000.00 29,070,000.00 720,000.00
7 29,070,000.00
8 29,070,000.00 720,000.00
9 29,070,000.00
Total Inflow B. Outflow Biaya Investasi Lahan Kolam Naungan kolam dan akuarium Induk Akuarium Rangka akuarium Timbangan Hi-blow 100 titik Pompa air Serok Ember Paralon Induk Handphone Lampu Selang sedang Selang aerasi Selang sipon Jaring kawat Total Biaya Investasi Biaya Operasional Pelet indukan Pelet benih Cacing sutera Tauge Garam ikan Pemakaian listrik Pulsa Kotak sterofom Es Transportasi Total Biaya Operasional Biaya Tetap Perawatan kolam Gaji manajer Gaji karyawan Total Biaya tetap Total Outflow Manfaat bersih sebelum pajak Pajak Manfaat bersih sesudah pajak DF (8,75%) Present Value NPV IRR Net B/C Payback period
19,380,000.00
29,790,000.00
29,070,000.00
29,790,000.00
29,070,000.00
29,070,000.00
29,790,000.00
29,070,000.00
10,800,000.00 5,689,000.00 2,500,000.00 1,200,000.00 800,000.00 500,000.00 50,000.00 750,000.00 700,000.00 24,000.00 75,000.00 112,000.00 400,000.00 30,000.00 122,500.00 70,000.00 10,000.00 37,500.00 23,870,000.00
29,790,000.00
10 29,070,000.00 720,000.00 10,800,000.00 40,590,000.00
2,500,000.00 1,200,000.00
1,200,000.00
1,200,000.00
1,200,000.00
50,000.00
50,000.00
800,000.00 500,000.00 50,000.00
50,000.00 750,000.00 700,000.00
24,000.00 75,000.00 112,000.00
24,000.00 75,000.00 112,000.00
24,000.00 75,000.00 112,000.00
24,000.00 75,000.00 112,000.00
30,000.00 122,500.00 70,000.00 10,000.00 37,500.00 1,731,000.00
30,000.00 122,500.00 70,000.00 10,000.00 37,500.00 1,731,000.00
30,000.00 122,500.00 70,000.00 10,000.00 37,500.00 1,731,000.00
5,250,000.00
30,000.00 122,500.00 70,000.00 10,000.00 37,500.00 1,731,000.00
1,392,960.00 4,178,880.00 216,000.00 40,000.00 30,000.00 600,000.00 400,000.00 490,000.00 14,000.00 400,000.00 7,761,840.00
2,089,440.00 6,268,320.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 11,642,760.00
2,089,440.00 6,268,320.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 11,642,760.00
2,089,440.00 6,268,320.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 11,642,760.00
2,089,440.00 6,268,320.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 11,642,760.00
2,089,440.00 6,268,320.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 11,642,760.00
2,089,440.00 6,268,320.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 11,642,760.00
2,089,440.00 6,268,320.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 11,642,760.00
2,089,440.00 6,268,320.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 11,642,760.00
2,089,440.00 6,268,320.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 11,642,760.00
100,000.00 5,600,000.00 3,200,000.00 8,900,000.00 40,531,840.00 (21,151,840.00) 271,816.00 (21,423,656.00) 0.92 (19,709,763.52) (154.24) 9% 0.99 > 10 tahun
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 24,992,760.00 4,797,240.00 479,724.00 4,317,516.00 0.85 3,669,888.60
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 26,723,760.00 2,346,240.00 407,724.00 1,938,516.00 0.78 1,512,042.48
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 24,992,760.00 4,797,240.00 479,724.00 4,317,516.00 0.72 3,108,611.52
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 26,723,760.00 2,346,240.00 407,724.00 1,938,516.00 0.66 1,279,420.56
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 30,242,760.00 (452,760.00) 479,724.00 (932,484.00) 0.60 (559,490.40)
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 26,723,760.00 2,346,240.00 407,724.00 1,938,516.00 0.56 1,085,568.96
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 24,992,760.00 4,797,240.00 479,724.00 4,317,516.00 0.51 2,201,933.16
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 26,723,760.00 2,346,240.00 407,724.00 1,938,516.00 0.47 911,102.52
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 24,992,760.00 15,597,240.00 479,724.00 15,117,516.00 0.43 6,500,531.88
108
Lampiran 15. Laporan Rugi Laba Switching Value Pola Usaha I terhadap Peningkatan Harga Pakan (Pelet) Sebesar 335,30 % Uraian A. Inflow Benih Induk afkir
1 19,380,000.00
Total Inflow B. Outflow Biaya Operasional Pelet indukan Pelet benih Cacing sutera Tauge Garam ikan Pemakaian listrik Pulsa Kotak sterofom Es Transportasi Total Biaya Operasional Biaya Tetap Perawatan kolam Gaji manajer Gaji karyawan Total Biaya tetap Total Outflow Manfaat bersih sebelum pajak Pajak Manfaat bersih sesudah pajak
29,070,000.00
4 29,070,000.00 720,000.00 29,790,000.00
Tahun 5 6 29,070,000.00 29,070,000.00 720,000.00 29,070,000.00 29,790,000.00
2,089,440.00 6,268,320.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 11,642,760.00
2,089,440.00 6,268,320.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 11,642,760.00
2,089,440.00 6,268,320.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 11,642,760.00
2,089,440.00 6,268,320.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 11,642,760.00
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 24,992,760.00 4,797,240.00 479,724.00 4,317,516.00
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 24,992,760.00 4,077,240.00 407,724.00 3,669,516.00
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 24,992,760.00 4,797,240.00 479,724.00 4,317,516.00
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 24,992,760.00 4,077,240.00 407,724.00 3,669,516.00
3 29,070,000.00
19,380,000.00
2 29,070,000.00 720,000.00 29,790,000.00
1,392,960.00 4,178,880.00 216,000.00 40,000.00 30,000.00 600,000.00 400,000.00 490,000.00 14,000.00 400,000.00 7,761,840.00 100,000.00 5,600,000.00 3,200,000.00 8,900,000.00 16,661,840.00 2,718,160.00 271,816.00 2,446,344.00
7 29,070,000.00
9 29,070,000.00
29,070,000.00
8 29,070,000.00 720,000.00 29,790,000.00
29,070,000.00
10 29,070,000.00 720,000.00 29,790,000.00
2,089,440.00 6,268,320.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 11,642,760.00
2,089,440.00 6,268,320.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 11,642,760.00
2,089,440.00 6,268,320.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 11,642,760.00
2,089,440.00 6,268,320.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 11,642,760.00
2,089,440.00 6,268,320.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 11,642,760.00
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 24,992,760.00 4,797,240.00 479,724.00 4,317,516.00
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 24,992,760.00 4,077,240.00 407,724.00 3,669,516.00
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 24,992,760.00 4,797,240.00 479,724.00 4,317,516.00
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 24,992,760.00 4,077,240.00 407,724.00 3,669,516.00
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 24,992,760.00 4,797,240.00 479,724.00 4,317,516.00
109
Lampiran 16. Cashflow Switching Value Pola Usaha II terhadap Peningkatan Harga Pakan (Pelet) Sebesar 380,78 % Uraian A. Inflow Lobster konsumsi Nilai sisa Total Inflow B. Outflow Biaya Investasi Lahan Kolam Waring Bambu Timbangan Jaring Senter Ember Paralon Lobster Handphone Lampu Total Biaya Investasi Biaya Operasional Benih Pelet udang Bekicot Karung Pemakaian listrik Pulsa Kotak sterofom Es Batrei Transportasi Total Biaya Operasional Biaya Tetap Perbaikan kolam Gaji manajer Gaji karyawan Total Biaya Tetap Total Outflow Manfaat bersih sebelum pajak Pajak Manfaat bersih sesudah pajak DF (8,75%) Present Value NPV IRR Net B/C Payback period
1 24,862,500.00
2 33,150,000.00
3 33,150,000.00
4 33,150,000.00
Tahun 5 6 33,150,000.00 33,150,000.00
7 33,150,000.00
8 33,150,000.00
9 33,150,000.00
24,862,500.00
33,150,000.00
33,150,000.00
33,150,000.00
33,150,000.00
33,150,000.00
33,150,000.00
33,150,000.00
15,000,000.00 800,000.00 900,000.00 40,000.00 50,000.00 90,000.00 50,000.00 75,000.00 63,000.00 400,000.00 30,000.00 17,498,000.00
33,150,000.00
900,000.00 40,000.00 50,000.00 90,000.00 50,000.00 75,000.00 63,000.00
900,000.00 40,000.00 50,000.00 90,000.00 50,000.00 75,000.00 63,000.00
900,000.00 40,000.00 50,000.00 90,000.00 50,000.00 75,000.00 63,000.00
900,000.00 40,000.00 50,000.00 90,000.00 50,000.00 75,000.00 63,000.00
30,000.00 1,298,000.00
30,000.00 1,298,000.00
30,000.00 1,298,000.00
30,000.00 1,298,000.00
10 33,150,000.00 15,000,000.00 48,150,000.00
3,900,000.00 7,692,480.00 1,000,000.00 15,000.00 500,000.00 500,000.00 525,000.00 30,000.00 80,000.00 500,000.00 14,742,480.00
3,900,000.00 9,230,976.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 17,010,976.00
3,900,000.00 9,230,976.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 17,010,976.00
3,900,000.00 9,230,976.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 17,010,976.00
3,900,000.00 9,230,976.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 17,010,976.00
3,900,000.00 9,230,976.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 17,010,976.00
3,900,000.00 9,230,976.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 17,010,976.00
3,900,000.00 9,230,976.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 17,010,976.00
3,900,000.00 9,230,976.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 17,010,976.00
3,900,000.00 9,230,976.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 17,010,976.00
100,000.00 7,000,000.00 4,000,000.00 11,100,000.00 43,340,480.00 (18,477,980.00) 0.00 (18,477,980.00) 0.92 (16,999,741.60) (423.07) 9% 0.99 > 10 tahun
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 30,410,976.00 2,739,024.00 273,902.40 2,465,121.60 0.85 2,095,353.36
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 31,708,976.00 1,441,024.00 273,902.40 1,167,121.60 0.78 910,354.85
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 30,410,976.00 2,739,024.00 273,902.40 2,465,121.60 0.72 1,774,887.55
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 31,708,976.00 1,441,024.00 273,902.40 1,167,121.60 0.66 770,300.26
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 30,410,976.00 2,739,024.00 273,902.40 2,465,121.60 0.60 1,479,072.96
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 31,708,976.00 1,441,024.00 273,902.40 1,167,121.60 0.56 653,588.10
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 30,410,976.00 2,739,024.00 273,902.40 2,465,121.60 0.51 1,257,212.02
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 31,708,976.00 1,441,024.00 273,902.40 1,167,121.60 0.47 548,547.15
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 30,410,976.00 17,739,024.00 273,902.40 17,465,121.60 0.43 7,510,002.29
110
Lampiran 17. Laporan Rugi Laba Switching Value Pola Usaha II terhadap Peningkatan Harga Pakan (Pelet) Sebesar 380,78 % Uraian A. Inflow Lobster konsumsi Total Inflow B. Outflow Biaya Operasional Benih Pelet udang Bekicot Karung Pemakaian listrik Pulsa Kotak sterofom Es Batrei Transportasi Total Biaya Operasional Biaya Tetap Perbaikan kolam Gaji manajer Gaji karyawan Total Biaya Tetap Total Outflow Manfaat bersih sebelum pajak Pajak Manfaat bersih sesudah pajak
1 24,862,500.00 24,862,500.00
2 33,150,000.00 33,150,000.00
3 33,150,000.00 33,150,000.00
4 33,150,000.00 33,150,000.00
Tahun 5 6 33,150,000.00 33,150,000.00 33,150,000.00 33,150,000.00
7 33,150,000.00 33,150,000.00
8 33,150,000.00 33,150,000.00
9 33,150,000.00 33,150,000.00
10 33,150,000.00 33,150,000.00
3,900,000.00 7,692,480.00 1,000,000.00 15,000.00 500,000.00 500,000.00 525,000.00 30,000.00 80,000.00 500,000.00 14,742,480.00
3,900,000.00 9,230,976.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 17,010,976.00
3,900,000.00 9,230,976.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 17,010,976.00
3,900,000.00 9,230,976.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 17,010,976.00
3,900,000.00 9,230,976.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 17,010,976.00
3,900,000.00 9,230,976.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 17,010,976.00
3,900,000.00 9,230,976.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 17,010,976.00
3,900,000.00 9,230,976.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 17,010,976.00
3,900,000.00 9,230,976.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 17,010,976.00
3,900,000.00 9,230,976.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 17,010,976.00
100,000.00 7,000,000.00 4,000,000.00 11,100,000.00 25,842,480.00 (979,980.00) 0.00 (979,980.00)
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 30,410,976.00 2,739,024.00 273,902.40 2,465,121.60
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 30,410,976.00 2,739,024.00 273,902.40 2,465,121.60
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 30,410,976.00 2,739,024.00 273,902.40 2,465,121.60
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 30,410,976.00 2,739,024.00 273,902.40 2,465,121.60
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 30,410,976.00 2,739,024.00 273,902.40 2,465,121.60
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 30,410,976.00 2,739,024.00 273,902.40 2,465,121.60
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 30,410,976.00 2,739,024.00 273,902.40 2,465,121.60
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 30,410,976.00 2,739,024.00 273,902.40 2,465,121.60
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 30,410,976.00 2,739,024.00 273,902.40 2,465,121.60
111
Lampiran 18. Cashflow Switching Value Pola Usaha III terhadap Peningkatan Harga Pakan (Pelet) Sebesar 348,60 % Uraian A. Inflow Lobster konsumsi Penjualan benih Penjualan surplus Benih Induk afkir Nilai sisa Total Inflow B. Outflow BIAYA INVESTASI Lahan Kolam pembenihan Naungan Induk Akuarium Rangka akuarium Timbangan Hi-blow Pompa air Serok Handphone Lampu Selang sedang Selang aerasi Selang sipon Jaring kawat Pembuatan kolam pembesaran Waring Bambu Jaring Senter Ember Paralon ukuran 3 inci Total Biaya Investasi BIAYA OPERASIONAL Pembelian benih Pelet indukan Pelet benih Pelet udang Cacing sutera Tauge Bekicot Pemakaian listrik Transportasi Garam ikan Karung Kotak sterofom Es Batrei Pulsa Total Biaya Operasional Biaya Tetap Gaji Manajer Gaji karyawan Perbaikan kolam pembesaran Perawatan kolam pembenihan Total Biaya Tetap Total Outflow Manfaat bersih sebelum pajak Pajak Manfaat bersih sesudah pajak DF (8,75%) Present Value NPV IRR Net B/C Payback period
1 12,431,250.00 4,845,000.00 3,870,000.00
21,146,250.00
2 16,575,000.00 9,690,000.00 3,870,000.00 360,000.00
3 16,575,000.00 9,690,000.00 3,870,000.00
30,495,000.00
30,135,000.00
12,900,000.00 2,844,500.00 1,250,000.00 600,000.00 400,000.00 250,000.00 50,000.00 375,000.00 350,000.00 12,000.00 400,000.00 30,000.00 61,250.00 35,000.00 5,000.00 18,750.00 400,000.00 450,000.00 20,000.00 45,000.00 25,000.00 75,000.00 87,500.00 20,684,000.00 1,950,000.00 717,760.00 2,153,280.00 3,588,800.00 108,000.00 20,000.00 500,000.00 550,000.00 500,000.00 15,000.00 7,500.00 490,000.00 22,000.00 40,000.00 500,000.00 11,162,340.00
4 16,575,000.00 9,690,000.00 3,870,000.00 360,000.00
Tahun 5 6 16,575,000.00 16,575,000.00 9,690,000.00 9,690,000.00 3,870,000.00 3,870,000.00 360,000.00
7 16,575,000.00 9,690,000.00 3,870,000.00
30,495,000.00
30,135,000.00
30,135,000.00
30,495,000.00
8 16,575,000.00 9,690,000.00 3,870,000.00 360,000.00
9 16,575,000.00 9,690,000.00 3,870,000.00
30,495,000.00
30,135,000.00
10 16,575,000.00 14,535,000.00 360,000.00 12,900,000.00 44,370,000.00
1,250,000.00 600,000.00
600,000.00
600,000.00
600,000.00
50,000.00
50,000.00
400,000.00 250,000.00 50,000.00
50,000.00 375,000.00 350,000.00
12,000.00
12,000.00
12,000.00
12,000.00
30,000.00 61,250.00 35,000.00 5,000.00 18,750.00
30,000.00 61,250.00 35,000.00 5,000.00 18,750.00
30,000.00 61,250.00 35,000.00 5,000.00 18,750.00
30,000.00 61,250.00 35,000.00 5,000.00 18,750.00
450,000.00 20,000.00 45,000.00 25,000.00 75,000.00 87,500.00 1,514,500.00
450,000.00 20,000.00 45,000.00 25,000.00 75,000.00 87,500.00 1,514,500.00
2,625,000.00
450,000.00 20,000.00 45,000.00 25,000.00 75,000.00 87,500.00 1,514,500.00
450,000.00 20,000.00 45,000.00 25,000.00 75,000.00 87,500.00 1,514,500.00
975,000.00 1,076,640.00 3,229,920.00 4,306,560.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 13,170,620.00
975,000.00 1,076,640.00 3,229,920.00 4,306,560.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 13,170,620.00
975,000.00 1,076,640.00 3,229,920.00 4,306,560.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 13,170,620.00
975,000.00 1,076,640.00 3,229,920.00 4,306,560.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 13,170,620.00
975,000.00 1,076,640.00 3,229,920.00 4,306,560.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 13,170,620.00
975,000.00 1,076,640.00 3,229,920.00 4,306,560.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 13,170,620.00
975,000.00 1,076,640.00 3,229,920.00 4,306,560.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 13,170,620.00
975,000.00 1,076,640.00 3,229,920.00 4,306,560.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 13,170,620.00
975,000.00 1,076,640.00 3,229,920.00 4,306,560.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 13,170,620.00
7,000,000.00 8,400,000.00 4,000,000.00 4,800,000.00 50,000.00 100,000.00 50,000.00 75,000.00 11,100,000.00 13,375,000.00 42,946,340.00 26,545,620.00 (21,800,090.00) 3,949,380.00 394,938.00 (21,800,090.00) 3,554,442.00 0.92 0.85 (20,056,082.80) 3,021,275.70 (66,84) 9% 0.99 > 10 tahun
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 28,060,120.00 2,074,880.00 358,938.00 1,715,942.00 0.78 1,338,434.76
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 26,545,620.00 3,949,380.00 394,938.00 3,554,442.00 0.72 2,559,198.24
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 28,060,120.00 2,074,880.00 358,938.00 1,715,942.00 0.66 1,132,521.72
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 29,170,620.00 1,324,380.00 394,938.00 929,442.00 0.60 557,665.20
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 28,060,120.00 2,074,880.00 358,938.00 1,715,942.00 0.56 960,927.52
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 26,545,620.00 3,949,380.00 394,938.00 3,554,442.00 0.51 1,812,765.42
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 28,060,120.00 2,074,880.00 358,938.00 1,715,942.00 0.47 806,492.74
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 26,545,620.00 17,824,380.00 492,438.00 17,331,942.00 0.43 7,452,735.06
112
Lampiran 19. Laporan Rugi Laba Switching Value Pola Usaha III terhadap Peningkatan Harga Pakan (Pelet) Sebesar 348,60 % Uraian A. Inflow Lobster konsumsi Penjualan benih Penjualan surplus Benih Induk afkir Total Inflow B. Outflow BIAYA OPERASIONAL Pembelian benih Pelet indukan Pelet benih Pelet udang Cacing sutera Tauge Bekicot Pemakaian listrik Transportasi Garam ikan Karung Kotak sterofom Es Batrei Pulsa Total Biaya Operasional Biaya Tetap Gaji Manajer Gaji karyawan Perbaikan kolam pembesaran Perawatan kolam pembenihan Total Biaya Tetap Total Outflow Manfaat bersih sebelum pajak Pajak Manfaat bersih sesudah pajak
1 12,431,250.00 4,845,000.00 3,870,000.00
30,135,000.00
4 16,575,000.00 9,690,000.00 3,870,000.00 360,000.00 30,495,000.00
Tahun 5 6 16,575,000.00 16,575,000.00 9,690,000.00 9,690,000.00 3,870,000.00 3,870,000.00 360,000.00 30,135,000.00 30,495,000.00
975,000.00 1,076,640.00 3,229,920.00 4,306,560.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 13,170,620.00
975,000.00 1,076,640.00 3,229,920.00 4,306,560.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 13,170,620.00
975,000.00 1,076,640.00 3,229,920.00 4,306,560.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 13,170,620.00
975,000.00 1,076,640.00 3,229,920.00 4,306,560.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 13,170,620.00
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 26,545,620.00 3,949,380.00 394,938.00 3,554,442.00
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 26,545,620.00 3,589,380.00 358,938.00 3,230,442.00
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 26,545,620.00 3,949,380.00 394,938.00 3,554,442.00
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 26,545,620.00 3,589,380.00 358,938.00 3,230,442.00
21,146,250.00
2 16,575,000.00 9,690,000.00 3,870,000.00 360,000.00 30,495,000.00
1,950,000.00 717,760.00 2,153,280.00 3,588,800.00 108,000.00 20,000.00 500,000.00 550,000.00 500,000.00 15,000.00 7,500.00 490,000.00 22,000.00 40,000.00 500,000.00 11,162,340.00 7,000,000.00 4,000,000.00 50,000.00 50,000.00 11,100,000.00 22,262,340.00 (1,116,090.00) (1,116,090.00)
3 16,575,000.00 9,690,000.00 3,870,000.00
7 16,575,000.00 9,690,000.00 3,870,000.00 30,135,000.00
8 16,575,000.00 9,690,000.00 3,870,000.00 360,000.00 30,495,000.00
9 16,575,000.00 9,690,000.00 3,870,000.00
10 16,575,000.00 14,535,000.00
30,135,000.00
360,000.00 31,470,000.00
975,000.00 1,076,640.00 3,229,920.00 4,306,560.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 13,170,620.00
975,000.00 1,076,640.00 3,229,920.00 4,306,560.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 13,170,620.00
975,000.00 1,076,640.00 3,229,920.00 4,306,560.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 13,170,620.00
975,000.00 1,076,640.00 3,229,920.00 4,306,560.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 13,170,620.00
975,000.00 1,076,640.00 3,229,920.00 4,306,560.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 13,170,620.00
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 26,545,620.00 3,949,380.00 394,938.00 3,554,442.00
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 26,545,620.00 3,589,380.00 358,938.00 3,230,442.00
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 26,545,620.00 3,949,380.00 394,938.00 3,554,442.00
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 26,545,620.00 3,589,380.00 358,938.00 3,230,442.00
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 26,545,620.00 4,924,380.00 492,438.00 4,431,942.00
113
Lampiran 20. Cashflow Switching Value Pola Usaha I terhadap Penurunan Harga Output Sebesar 22,15 % A. Inflow Benih Induk afkir Nilai sisa
Uraian 1 15,087,330.00
2 22,630,995.00 720,000.00
3 22,630,995.00
4 22,630,995.00 720,000.00
Tahun 5 6 22,630,995.00 22,630,995.00 720,000.00
7 22,630,995.00
8 22,630,995.00 720,000.00
9 22,630,995.00
Total Inflow B. Outflow Biaya Investasi Lahan Kolam Naungan kolam dan akuarium Induk Akuarium Rangka akuarium Timbangan Hi-blow 100 titik Pompa air Serok Ember Paralon Induk Handphone Lampu Selang sedang Selang aerasi Selang sipon Jaring kawat Total Biaya Investasi Biaya Operasional Pelet indukan Pelet benih Cacing sutera Tauge Garam ikan Pemakaian listrik Pulsa Kotak sterofom Es Transportasi Total Biaya Operasional Biaya Tetap Perawatan kolam Gaji manajer Gaji karyawan Total Biaya tetap Total Outflow Manfaat bersih sebelum pajak Pajak Manfaat bersih sesudah pajak DF (8,75%) Present Value NPV IRR Net B/C Payback period
15,087,330.00
23,350,995.00
22,630,995.00
23,350,995.00
22,630,995.00
22,630,995.00
23,350,995.00
22,630,995.00
10,800,000.00 5,689,000.00 2,500,000.00 1,200,000.00 800,000.00 500,000.00 50,000.00 750,000.00 700,000.00 24,000.00 75,000.00 112,000.00 400,000.00 30,000.00 122,500.00 70,000.00 10,000.00 37,500.00 23,870,000.00 320,000.00 960,000.00 216,000.00 40,000.00 30,000.00 600,000.00 400,000.00 490,000.00 14,000.00 400,000.00 3,470,000.00 100,000.00 5,600,000.00 3,200,000.00 8,900,000.00 36,240,000.00 (21,152,670.00) 271,733.00 (21,424,403.00) 0.92 (19,710,450.76) (700.67) 9% 0.99 > 10 tahun
23,350,995.00
10 22,630,995.00 720,000.00 10,800,000.00 34,150,995.00
2,500,000.00 1,200,000.00
1,200,000.00
1,200,000.00
1,200,000.00
50,000.00
50,000.00
800,000.00 500,000.00 50,000.00
50,000.00 750,000.00 700,000.00
24,000.00 75,000.00 112,000.00
24,000.00 75,000.00 112,000.00
24,000.00 75,000.00 112,000.00
24,000.00 75,000.00 112,000.00
30,000.00 122,500.00 70,000.00 10,000.00 37,500.00 1,731,000.00
30,000.00 122,500.00 70,000.00 10,000.00 37,500.00 1,731,000.00
5,250,000.00
30,000.00 122,500.00 70,000.00 10,000.00 37,500.00 1,731,000.00
30,000.00 122,500.00 70,000.00 10,000.00 37,500.00 1,731,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 20,286,000.00 2,344,995.00 407,599.50 1,937,395.50 0.56 1,084,941.48
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 18,555,000.00 4,795,995.00 479,599.50 4,316,395.50 0.51 2,201,361.71
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 20,286,000.00 2,344,995.00 407,599.50 1,937,395.50 0.47 910,575.89
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 18,555,000.00 15,595,995.00 479,599.50 15,116,395.50 0.43 6,500,050.07
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 18,555,000.00 4,795,995.00 479,599.50 4,316,395.50 0.85 3,668,936.18
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 20,286,000.00 2,344,995.00 407,599.50 1,937,395.50 0.78 1,511,168.49
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 18,555,000.00 4,795,995.00 479,599.50 4,316,395.50 0.72 3,107,804.76
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 20,286,000.00 2,344,995.00 407,599.50 1,937,395.50 0.66 1,278,681.03
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 23,805,000.00 (454,005.00) 479,599.50 (933,604.50) 0.60 (560,162.70)
114
Lampiran 21. Laporan Rugi Laba Switching Value Pola Usaha I terhadap Penurunan Harga Output Sebesar 22,15 % Uraian A. Inflow Benih Induk afkir
1 15,087,330.00
Total Inflow B. Outflow Biaya Operasional Pelet indukan Pelet benih Cacing sutera Tauge Garam ikan Pemakaian listrik Pulsa Kotak sterofom Es Transportasi Total Biaya Operasional Biaya Tetap Perawatan kolam Gaji manajer Gaji karyawan Total Biaya tetap Total Outflow Manfaat bersih sebelum pajak Pajak Manfaat bersih sesudah pajak
Tahun 5 6 22,630,995.00 22,630,995.00 720,000.00 22,630,995.00 23,350,995.00
3 22,630,995.00
15,087,330.00
2 22,630,995.00 720,000.00 23,350,995.00
22,630,995.00
4 22,630,995.00 720,000.00 23,350,995.00
320,000.00 960,000.00 216,000.00 40,000.00 30,000.00 600,000.00 400,000.00 490,000.00 14,000.00 400,000.00 3,470,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
100,000.00 5,600,000.00 3,200,000.00 8,900,000.00 12,370,000.00 2,717,330.00 271,733.00 2,445,597.00
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 18,555,000.00 4,795,995.00 479,599.50 4,316,395.50
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 18,555,000.00 4,075,995.00 407,599.50 3,668,395.50
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 18,555,000.00 4,795,995.00 479,599.50 4,316,395.50
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 18,555,000.00 4,075,995.00 407,599.50 3,668,395.50
7 22,630,995.00
9 22,630,995.00
22,630,995.00
8 22,630,995.00 720,000.00 23,350,995.00
22,630,995.00
10 22,630,995.00 720,000.00 23,350,995.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
480,000.00 1,440,000.00 324,000.00 60,000.00 45,000.00 900,000.00 600,000.00 735,000.00 21,000.00 600,000.00 5,205,000.00
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 18,555,000.00 4,795,995.00 479,599.50 4,316,395.50
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 18,555,000.00 4,075,995.00 407,599.50 3,668,395.50
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 18,555,000.00 4,795,995.00 479,599.50 4,316,395.50
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 18,555,000.00 4,075,995.00 407,599.50 3,668,395.50
150,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,350,000.00 18,555,000.00 4,795,995.00 479,599.50 4,316,395.50
115
Lampiran 22. Cashflow Switching Value Pola Usaha II terhada p Penurunan Harga Output Sebesar 22,35 % Uraian A. Inflow Lobster konsumsi Nilai sisa Total Inflow B. Outflow Biaya Investasi Lahan Kolam Waring Bambu Timbangan Jaring Senter Ember Paralon Lobster Handphone Lampu Total Biaya Investasi Biaya Operasional Benih Pelet udang Bekicot Karung Pemakaian listrik Pulsa Kotak sterofom Es Batrei Transportasi Total Biaya Operasional Biaya Tetap Perbaikan kolam Gaji manajer Gaji karyawan Total Biaya Tetap Total Outflow Manfaat bersih sebelum pajak Pajak Manfaat bersih sesudah pajak DF (8,75%) Present Value NPV IRR Net B/C Payback period
1 19,305,731.25
2 25,740,975.00
3 25,740,975.00
4 25,740,975.00
Tahun 5 6 25,740,975.00 25,740,975.00
7 25,740,975.00
8 25,740,975.00
9 25,740,975.00
19,305,731.25
25,740,975.00
25,740,975.00
25,740,975.00
25,740,975.00
25,740,975.00
25,740,975.00
25,740,975.00
15,000,000.00 800,000.00 900,000.00 40,000.00 50,000.00 90,000.00 50,000.00 75,000.00 63,000.00 400,000.00 30,000.00 17,498,000.00 3,900,000.00 1,600,000.00 1,000,000.00 15,000.00 500,000.00 500,000.00 525,000.00 30,000.00 80,000.00 500,000.00 8,650,000.00 100,000.00 7,000,000.00 4,000,000.00 11,100,000.00 37,248,000.00 (17,942,268.75) 0.00 (17,942,268.75) 0.92 (16,506,887.25) (29.20) 9% 0.99 > 10 tahun
25,740,975.00
900,000.00 40,000.00 50,000.00 90,000.00 50,000.00 75,000.00 63,000.00
900,000.00 40,000.00 50,000.00 90,000.00 50,000.00 75,000.00 63,000.00
900,000.00 40,000.00 50,000.00 90,000.00 50,000.00 75,000.00 63,000.00
900,000.00 40,000.00 50,000.00 90,000.00 50,000.00 75,000.00 63,000.00
30,000.00 1,298,000.00
30,000.00 1,298,000.00
30,000.00 1,298,000.00
30,000.00 1,298,000.00
10 25,740,975.00 15,000,000.00 40,740,975.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 23,100,000.00 2,640,975.00 264,097.50 2,376,877.50 0.85 2,020,345.88
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 24,398,000.00 1,342,975.00 264,097.50 1,078,877.50 0.78 841,524.45
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 23,100,000.00 2,640,975.00 264,097.50 2,376,877.50 0.72 1,711,351.80
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 24,398,000.00 1,342,975.00 264,097.50 1,078,877.50 0.66 712,059.15
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 23,100,000.00 2,640,975.00 264,097.50 2,376,877.50 0.60 1,426,126.50
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 24,398,000.00 1,342,975.00 264,097.50 1,078,877.50 0.56 604,171.40
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 23,100,000.00 2,640,975.00 264,097.50 2,376,877.50 0.51 1,212,207.53
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 24,398,000.00 1,342,975.00 264,097.50 1,078,877.50 0.47 507,072.43
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 23,100,000.00 17,640,975.00 264,097.50 17,376,877.50 0.43 7,472,057.33
116
Lampiran 23. Laporan Rugi Laba Switching Value Pola Usaha II terhadap Penurunan Harga Output Sebesar 22,35 % Uraian A. Inflow Lobster konsumsi Total Inflow B. Outflow Biaya Operasional Benih Pelet udang Bekicot Karung Pemakaian listrik Pulsa Kotak sterofom Es Batrei Transportasi Total Biaya Operasional Biaya Tetap Perbaikan kolam Gaji manajer Gaji karyawan Total Biaya Tetap Total Outflow Manfaat bersih sebelum pajak Pajak Manfaat bersih sesudah pajak
Tahun 5 6 25,740,975.00 25,740,975.00 25,740,975.00 25,740,975.00
1 19,305,731.25 19,305,731.25
2 25,740,975.00 25,740,975.00
3 25,740,975.00 25,740,975.00
4 25,740,975.00 25,740,975.00
3,900,000.00 1,600,000.00 1,000,000.00 15,000.00 500,000.00 500,000.00 525,000.00 30,000.00 80,000.00 500,000.00 8,650,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
100,000.00 7,000,000.00 4,000,000.00 11,100,000.00 19,750,000.00 (444,268.75) 0.00 (444,268.75)
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 23,100,000.00 2,640,975.00 264,097.50 2,376,877.50
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 23,100,000.00 2,640,975.00 264,097.50 2,376,877.50
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 23,100,000.00 2,640,975.00 264,097.50 2,376,877.50
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 23,100,000.00 2,640,975.00 264,097.50 2,376,877.50
7 25,740,975.00 25,740,975.00
8 25,740,975.00 25,740,975.00
9 25,740,975.00 25,740,975.00
10 25,740,975.00 25,740,975.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
3,900,000.00 1,920,000.00 1,200,000.00 20,000.00 600,000.00 600,000.00 700,000.00 40,000.00 120,000.00 600,000.00 9,700,000.00
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 23,100,000.00 2,640,975.00 264,097.50 2,376,877.50
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 23,100,000.00 2,640,975.00 264,097.50 2,376,877.50
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 23,100,000.00 2,640,975.00 264,097.50 2,376,877.50
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 23,100,000.00 2,640,975.00 264,097.50 2,376,877.50
200,000.00 8,400,000.00 4,800,000.00 13,400,000.00 23,100,000.00 2,640,975.00 264,097.50 2,376,877.50
117
Lampiran 24. Cashflow Switching Value Pola Usaha III terhadap Penurunan Harga Output Sebesar 22,33 % Uraian A. Inflow Lobster konsumsi Penjualan benih Penjualan surplus Benih Induk afkir Nilai sisa Total Inflow B. Outflow BIAYA INVESTASI Lahan Kolam pembenihan Naungan Induk Akuarium Rangka akuarium Timbangan Hi-blow Pompa air Serok Handphone Lampu Selang sedang Selang aerasi Selang sipon Jaring kawat Pembuatan kolam pembesaran Waring Bambu Jaring Senter Ember Paralon ukuran 3 inci Total Biaya Investasi BIAYA OPERASIONAL Pembelian benih Pelet indukan Pelet benih Pelet udang Cacing sutera Tauge Bekicot Pemakaian listrik Transportasi Garam ikan Karung Kotak sterofom Es Batrei Pulsa Total Biaya Operasional Biaya Tetap Gaji Manajer Gaji karyawan Perbaikan kolam pembesaran Perawatan kolam pembenihan Total Biaya Tetap Total Outflow Manfaat bersih sebelum pajak Pajak Manfaat bersih sesudah pajak DF (8,75%) Present Value NPV IRR Net B/C Payback period
1 9,655,351.88 3,763,111.50 3,005,829.00
16,424,292.38
2 12,873,802.50 7,526,223.00 3,005,829.00 360,000.00
3 12,873,802.50 7,526,223.00 3,005,829.00
23,765,854.50
23,405,854.50
12,900,000.00 2,844,500.00 1,250,000.00 600,000.00 400,000.00 250,000.00 50,000.00 375,000.00 350,000.00 12,000.00 400,000.00 30,000.00 61,250.00 35,000.00 5,000.00 18,750.00 400,000.00 450,000.00 20,000.00 45,000.00 25,000.00 75,000.00 87,500.00 20,684,000.00
4 12,873,802.50 7,526,223.00 3,005,829.00 360,000.00
Tahun 5 6 12,873,802.50 12,873,802.50 7,526,223.00 7,526,223.00 3,005,829.00 3,005,829.00 360,000.00
7 12,873,802.50 7,526,223.00 3,005,829.00
23,765,854.50
23,405,854.50
23,405,854.50
23,765,854.50
8 12,873,802.50 7,526,223.00 3,005,829.00 360,000.00
9 12,873,802.50 7,526,223.00 3,005,829.00
23,765,854.50
23,405,854.50
10 12,873,802.50 11,289,334.50 360,000.00 12,900,000.00 37,423,137.00
1,250,000.00 600,000.00
600,000.00
600,000.00
600,000.00
50,000.00
50,000.00
400,000.00 250,000.00 50,000.00
50,000.00 375,000.00 350,000.00
12,000.00
12,000.00
12,000.00
12,000.00
30,000.00 61,250.00 35,000.00 5,000.00 18,750.00
30,000.00 61,250.00 35,000.00 5,000.00 18,750.00
30,000.00 61,250.00 35,000.00 5,000.00 18,750.00
30,000.00 61,250.00 35,000.00 5,000.00 18,750.00
450,000.00 20,000.00 45,000.00 25,000.00 75,000.00 87,500.00 1,514,500.00
450,000.00 20,000.00 45,000.00 25,000.00 75,000.00 87,500.00 1,514,500.00
2,625,000.00
450,000.00 20,000.00 45,000.00 25,000.00 75,000.00 87,500.00 1,514,500.00
450,000.00 20,000.00 45,000.00 25,000.00 75,000.00 87,500.00 1,514,500.00
1,950,000.00 160,000.00 480,000.00 800,000.00 108,000.00 20,000.00 500,000.00 550,000.00 500,000.00 15,000.00 7,500.00 490,000.00 22,000.00 40,000.00 500,000.00 6,142,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
7,000,000.00 4,000,000.00 50,000.00 50,000.00 11,100,000.00 37,926,500.00 (21,502,207.63) (21,502,207.63) 0.92 (19,782,031.02) (442.56) 9% 0.99 > 10 tahun
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 19,852,500.00 3,913,354.50 391,335.45 3,522,019.05 0.85 2,993,716.19
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 21,367,000.00 2,038,854.50 355,335.45 1,683,519.05 0.78 1,313,144.86
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 19,852,500.00 3,913,354.50 391,335.45 3,522,019.05 0.72 2,535,853.72
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 21,367,000.00 2,038,854.50 355,335.45 1,683,519.05 0.66 1,111,122.57
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 22,477,500.00 1,288,354.50 391,335.45 897,019.05 0.60 538,211.43
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 21,367,000.00 2,038,854.50 355,335.45 1,683,519.05 0.56 942,770.67
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 19,852,500.00 3,913,354.50 391,335.45 3,522,019.05 0.51 1,796,229.72
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 21,367,000.00 2,038,854.50 355,335.45 1,683,519.05 0.47 791,253.95
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 19,852,500.00 17,570,637.00 467,063.70 17,103,573.30 0.43 7,354,536.52
Lampiran 25. Laporan Rugi Laba Switching Value Pola Usaha III terhadap Penurunan Harga Output Sebesar 22,33 % Uraian A. Inflow Lobster konsumsi Penjualan benih Penjualan surplus Benih Induk afkir Total Inflow B. Outflow BIAYA OPERASIONAL Pembelian benih Pelet indukan Pelet benih Pelet udang Cacing sutera Tauge Bekicot Pemakaian listrik Transportasi Garam ikan Karung Kotak sterofom Es Batrei Pulsa Total Biaya Operasional Biaya Tetap Gaji Manajer Gaji karyawan Perbaikan kolam pembesaran Perawatan kolam pembenihan Total Biaya Tetap Total Outflow Manfaat bersih sebelum pajak Pajak Manfaat bersih sesudah pajak
1 9,655,351.88 3,763,111.50 3,005,829.00
Tahun 5 6 12,873,802.50 12,873,802.50 7,526,223.00 7,526,223.00 3,005,829.00 3,005,829.00 360,000.00 23,405,854.50 23,765,854.50
3 12,873,802.50 7,526,223.00 3,005,829.00
16,424,292.38
2 12,873,802.50 7,526,223.00 3,005,829.00 360,000.00 23,765,854.50
23,405,854.50
4 12,873,802.50 7,526,223.00 3,005,829.00 360,000.00 23,765,854.50
1,950,000.00 160,000.00 480,000.00 800,000.00 108,000.00 20,000.00 500,000.00 550,000.00 500,000.00 15,000.00 7,500.00 490,000.00 22,000.00 40,000.00 500,000.00 6,142,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
7,000,000.00 4,000,000.00 50,000.00 50,000.00 11,100,000.00 17,242,500.00 (818,207.63) (818,207.63)
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 19,852,500.00 3,913,354.50 391,335.45 3,522,019.05
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 19,852,500.00 3,553,354.50 355,335.45 3,198,019.05
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 19,852,500.00 3,913,354.50 391,335.45 3,522,019.05
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 19,852,500.00 3,553,354.50 355,335.45 3,198,019.05
7 12,873,802.50 7,526,223.00 3,005,829.00
9 12,873,802.50 7,526,223.00 3,005,829.00
23,405,854.50
8 12,873,802.50 7,526,223.00 3,005,829.00 360,000.00 23,765,854.50
10 12,873,802.50 11,289,334.50
23,405,854.50
360,000.00 24,523,137.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
975,000.00 240,000.00 720,000.00 960,000.00 162,000.00 30,000.00 600,000.00 750,000.00 600,000.00 22,500.00 10,000.00 717,500.00 30,500.00 60,000.00 600,000.00 6,477,500.00
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 19,852,500.00 3,913,354.50 391,335.45 3,522,019.05
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 19,852,500.00 3,553,354.50 355,335.45 3,198,019.05
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 19,852,500.00 3,913,354.50 391,335.45 3,522,019.05
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 19,852,500.00 3,553,354.50 355,335.45 3,198,019.05
8,400,000.00 4,800,000.00 100,000.00 75,000.00 13,375,000.00 19,852,500.00 4,670,637.00 467,063.70 4,203,573.30