MANAGERIAL PROCESS ANALYSIS AND FEASIBILITY OF HENDRA SMEs FRESHWATER LOBSTER Hielda, Dr. Ambo Sakka Hadmar, SE.,MSi. Undergraduate Program, Faculty of Economics, 2010 Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id Keywords : managerial processes, feasibility, SME
ABSTRACT
Small and medium enterprises (SMEs) are one important part of the economy of a country or region, not least in Indonesia. Empowerment of Small and Medium Enterprises (SMEs) to be very strategic, because the large potential in driving the economic activities of society, and become the cornerstone source of income most people in improving their welfare. This research method is a sampling of non-random and methods used are judgmental sampling method. Qualitative analysis process were using POAC management (Planning, Organizing, Actuating, Controling), and analysis of the nine aspects of the cycle of entrepreneurship (new business opportunities, financing, marketing, ownership, human resources, organization, leadership, business evaluations, business development). Quantitative analyses are using Payback Period, Net Present Value and B / C ratio and the BEP. Can be concluded that the analysis result and the observations obtained on the SME freshwater crayfish were the managerial processes which are based on management function is good enough. Because of good managerial process, it can produce a smooth cash flow, gain, and maximal production process, and most importantly can achieve its business objectives.
Jurusan Manajemen, fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2010) 10206446
ANALISIS PROSES MANAJERIAL DAN KELAYAKAN USAHA UKM LOBSTER AIR TAWAR HENDRA Hielda Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2010 Pembimbing : Dr. Ambo Sakka Hadmar, SE.,MSi
ABSTRAK Usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara ataupun daerah, tidak terkecuali di Indonesia. Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraannya. Metode penelitian ini adalah pengambilan sampel secara non-random dan metode yang digunakan adalah metode judgemental sampling. Analisis kualitatif yaitu analisis proses manajemen POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controling), dan analisis sembilan aspek dalam siklus kewirausahaan ( peluang usaha baru, pembiayaan, pemasaran, kepemilikan, sumber daya manusia, organisasi, kepemimpinan, evaluasi usaha, pengembangan usaha ). Analisis kuantitatif yaitu menggunakan Payback Period, Net Present Value, B/C ratio dan BEP. Dapat disimpulkan bahwa Berdasarkan hasil analisis dan observasi yang didapat pada UKM lobster air tawar, maka proses manajerial yang dilakukan berdasarkan fungsi manajemen sudah cukup baik. Karena proses manajerial yang baik, maka dapat menghasilkan arus kas yang lancar, memperoleh keuntungan, dan proses produksi yang maksimal, dan yang paling penting dapat mencapai tujuan usahanya.
Kata kunci : Proses Manajerial
Jurusan Manajemen, fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2010) 10206446
Jurusan Manajemen, fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2010) 10206446
PENDAHULUAN Latar Belakang Krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997 membawa dampak yang sangat besar pada keadaan ekonomi di kawasan ASEAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami dampak yang paling parah dan sangat serius hingga saat ini. Banyak perusahaan yang mengalami gangguan kinerja baik dari sisi modal dan keamanan, bahkan ada yang di tutup total karena tidak sanggup lagi menanggung beban sebagai akibat krisis moneter yang berkepanjangan. Kondisi demikian menjadikan perusahaan-perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK), dan semakin sempitnya lapangan pekerjaan, hal itu terbukti dari jumlah angka pengangguran semakin hari semakin meningkat. Hilangnya penghasilan serta kesulitan memenuhi kebutuhan pokok merupakan persoalanpersoalan sosial yang sangat dirasakan masyarakat sebagai akibat dari krisis ekonomi. Dilihat dari sisi pembangunan pertanian di Indonesia mengalami periode pasang surut yang sangat berhubungan dengan kondisi perekonomian dan kebijakan pemerintah. Dari sejarah pertanian di Indonesia terbukti bahwa fondasi pembangunan pertanian yang kokoh dapat melahirkan terpenuhinya kebutuhan pangan secara mandiri (swasembada) pada pertengahan tahun 2 1980-an. Namun selanjutnya, pembangunan pertanian mengalami kelesuan karena perhatian di bidang pertanian mengalami penurunan, diperparah dengan terjadinya krisis ekonomi. Untuk memulihkan pertanian di Indonesia perlu peningkatan perhatian terhadap bidang pertanian yang dirumuskan dalam suatu kebijakan pembangunan negara berbasis pertanian yang strategis dan berjangka panjang dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia. Usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara ataupun daerah, tidak terkecuali di Indonesia. Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraannya. Eksistensi dan peran UKM pada tahun 2007 (www.depkop.go.id) mencapai 49,84 juta unit usaha, dan merupakan 99,99% dari pelaku usaha nasional. Sektor ekonomi UKM yang memiliki proporsi unit usaha terbesar adalah sektor (1) Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan; (2) Perdagangan, Hotel dan Restoran; (3) Industri Pengolahan; (4) Pengangkutan dan Komunikasi; serta (5) Jasa-jasa dengan perkembangan masing-masing sektor tercatat sebesar 52,48%, 28,12%, 6,49%, 5,54% dan 4,60%. Sedangkan sektor ekonomi yang memiliki
Jurusan Manajemen, fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2010) 10206446
proporsi unit usaha terkecil secara berturut turut adalah sektor (1) Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan; (2) Pertambangan dan Penggalian; (3) Bangunan; serta (4) Listrik, Gas dan Air Bersih dengan perkembangan masingmasing tercatat sebesar 1,87%, 0,53%. Proporsi Sektor Ekonomi UKM Berdasarkan Jumlah Unit Usaha 2007 Usaha kecil dan menengah (UKM) yang memiliki proporsi unit usaha terbesar adalah perikanan (52,48%). Sampai saat ini pula sumber tersebut belum tergali secara optimal sehingga menjadi komoditi unggulan yang mempunyai nilai ekspor yang cukup tinggi dalam menghasilkan devisa Jasa-jasa 4,60% Keuangan, Persewaan dan Jasa perusahaan 1,87% Pengankutan dan Komunikasi 5,54% Perdagangan, Hotel dan Restoran 28,12% Bangunan 0,35% Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,02% Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 1,87%
Jasa-jasa 4,60%
Pengangkutan & Komunikasi Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan
Perdagangan, Hotel & Restoran
Bangunan 0,35%
Pertambangan dan Penggalian 0 53%
Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,02%
Industri Pengolahan 6,49% Sumber : www.depkop.go.id
Diagram 1.1 Proporsi Sektor Ekonomi UKM Berdasarkan Jumlah Unit Usaha 2007
Jurusan Manajemen, fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2010) 10206446
Usaha kecil dan menengah (UKM) yang memiliki proporsi unit usaha terbesar adalah perikanan (52,48%). Sampai saat ini pula sumber tersebut belum tergali secara optimal sehingga menjadi komoditi unggulan yang mempunyai nilai ekspor yang cukup tinggi dalam menghasilkan devisa negara. Salah satu keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia dan patut dibanggakan adalah keragaman spesies lobster air tawar. Lobster air tawar mulai dibudidayakan di Indonesia pada tahun 2000. Padahal dibeberapa Negara lain, seperti Australia, Amerika Serikat, Cina dan Taiwan, hewan bercapit ini telah dibudidayakan sejak tahun 1980. Hal ini terjadi karena belum banyaknya ilmu pengetahuan alam, khususnya biologi yang membahas berbagai spesies lobster air tawar dihabitat aslinya. Selain itu, teknik adaptasi untuk domestikasi lobster air tawar juga masih minim. Belum diketahuinya teknik seleksi induk, pengelolaan induk dan calon induk, produksi benih dan pemeliharaan benih juga menjadi penyebab “ terlambatnya “ budidaya lobster air tawar di Indonesia. UKM di bidang perikanan salah satunya adalah lobster air tawar. Kegiatan usaha lobster air tawar memiliki beberapa keunggulan komparatif, di antaranya tidak memerlukan modal yang banyak, dapat dilakukan oleh industri rumah tangga, pasarnya tidak pernah jenuh, pengembangan jenis baru dapat dilakukan secara indvidu, dan kegiatan usaha ini dapat memberdayakan masyarakat melalui industri kecil yang bermuara pada ekspor. Indonesia memiliki potensi besar sebagai wilayah pengembangan lobster air tawar karena memiliki dua musim. Sayangnya, hal ini tidak dibarengi dengan tersedianya Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang andal dalam membudidayakan lobster air tawar. Kondisi ini menyebabkan lobster air tawar masih sulit diperoleh dipasaran dan harganya juga menjadi kurang terjangkau masyarakat luas. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa UKM di bidang perikanan sangat memiliki peranan penting terhadap perekonomian Indonesia. Perihal tersebut membuat ketertarikan untuk melakukan penelitian tentang proses manajerial UKM (Usaha Kecil Menengah) lobster air tawar dengan judul ANALISIS PROSES MANAJERIAL DAN KELAYAKAN USAHA UKM LOBSTER AIR TAWAR HENDRA di tangerang.
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah : 1. Bagaimana proses manajerial yang dilakukan pada UKM Lobster air tawar? 2. Apakah proses tersebut dapat membuat mereka bertahan dalam persaingan?
Jurusan Manajemen, fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2010) 10206446
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menganalisis proses manajerial UKM Lobster air tawar. 2. Menganalisis proses manajerial dalam kaitannya dengan keberlangsungan usaha.
Kegunaan Penelitian 1. Bagi Peneliti Dapat menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman yang baru, khususnya penulis terkait dengan proses manajerial UKM lobster air tawar. 2. Bagi Akademis Sebagai bahas referensi bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian tentang proses manajerial. 3. Bagi Pemilik Usaha Hasil penelitian ini diharapkan akan berguna sebagai masukan bagi pihak pemilik usaha yang berhubungan dengan proses manajerial, terutama pihak pemilik usaha dalam meningkatkan atau mempertahankan usahanya di tahuntahun berikutnya.
Kerangka Pemikiran Di Indonesia pengertian mengenai usaha kecil masih sangat beragam. Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Dan usaha yang berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.” Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut: 1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha 2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (Satu Milyar Rupiah) 3. Milik Warga Negara Indonesia 4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar
Jurusan Manajemen, fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2010) 10206446
5. Berbentuk usaha orang perseorangan , badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi. Bank Indonesia dan Departemen Perindustrian mendefinisikan mengenai usaha kecil berdasarkan nilai assetnya. Menurut kedua lembaga tersebut, yang dimaksud dengan usaha kecil adalah usaha yang mana assetnya tidak termasuk tanah dan bangunan bernilai kurang dari Rp. 600 juta. Adapun Kadin terlebih dahulu membedakan usaha kecil menjadi dua kelompok besar. Kelompok pertama, adalah yang bergerak dalam bidang perdagangan, pertanian, dan industri. Kelompok yang kedua, adalah yang bergerak dalam bidang konstruksi. Menurut Kadin, yang dimaksud dengan usaha kecil adalah usaha yang memiliki modal kerja kurang dari Rp. 150 juta dan memiliki nilai usaha kurang dari Rp. 600 juta. Sehubungan dengan adanya keragaman dalam batasan tersebut, tampaknya perlu untuk diketahui tentang ciri-ciri umum dari usaha kecil. Berdasarkan studi yang telah dilakukan oleh Mitzerg dan Musselman serta Hughes dapat disimpulkan ciriciri umum usaha kecil, yaitu : 1. Kegiatannya cenderung tidak formal dan jarang yang memiliki rencana usaha; 2. Struktur organisasi bersifat sederhana; 3. Jumlah tenaga kerja terbatas dengan pembagian kerja yang longgar; 4. Kebanyakan tidak melakukan pemisahan antara kekayaan pribadi dengan kekayaan perusahaan; 5. Sistem akuntansi kurang baik, bahkan sukar menekan biaya; 6. Kemampuan pemasaran serta diversifikasi pasar cenderung terbatas; 7. Margin keuntungan sangat tipis.2 Berdasarkan pada beberapa ciri tersebut di atas, maka dapat diketahui bahwa kelemahan dari usaha kecil selain dipengaruhi oleh faktor keterbatasan modal juga tampak pada kelemahan manajerialnya. Hal ini terungkap baik pada kelemahan pengorganisasian, perencanaan, pemasaran, maupun pada kelemahan akuntansinya
Jurusan Manajemen, fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2010) 10206446
Jurusan Manajemen, fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2010) 10206446
Dalam kenyataannya, praktek industri atau usaha kecil ini ternyata juga muncul dalam aneka tipe yang bermacam-macam, diantaranya dari sudut penggunaan tenaga kerja yaitu: 1. Industri kerajinan rumah tangga (conttage or household industry) yang hanya mempekerjakan beberapa tenaga kerja. Untuk di Indonesia batasan kategori ini adalah usaha (establishment) yang mempekerjakan satu sampai empat tenaga kerja, terutama anggota keluarga yang tidak dibayar (unpaid family labour). Industri kerajinan rumah tangga ini pada umumnya berorientasi pada pasar local dan menggunakan teknologi tradisional. 2. Industri kecil yang juga berskala kecil, akan tetapi tidak mengandalkan diri pada tenaga kerja keluarga. Industri ini mempekerjakan tenaga kerja keluarga. Industri ini mempekerjakan tenaga kerja yang dibayar upah dan di dalamnya terdapat suatu hirarkhi antara para pekerja. Sedangkan dari segi teknologinya, usaha kecil dapat di golongkan atas usaha kecil yang tradisional serta usaha yang berorientasi pada teknologi modern. Penggolongan ini tentunya juga menjadi salah satu faktor yang turut menentukan keberhasilan dalam menyerap pola hubungan kemitraan pada akhirnya. Berbagai variable independent maupun dependent mewarnai usaha kecil ini, tetapi yang pokok bahwa dalam kaitannya dengan struktur perekonomian nasional usaha kecil merupakan salah satu asset yang harus diperhatikan.
Proposisi Dalam penelitian ini dirumuskan proposisi sebagai berikut. 1. Proses manajerial yang dilakukan berdasarkan fungsi manajemen sudah cukup baik, sehingga dapat menghasilkan arus kas yang lancar dan memperoleh keuntungan. 2. UKM lobster air tawar dapat bertahan di masa yang akan datang, karena pasaran lobster air tawar banyak yang meminati terutama pasaran ekspor,
Jurusan Manajemen, fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2010) 10206446
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Manajemen George R.Terry (2006 ; 34 ), mencakup kegiatan untuk mencapai tujuan, dilakukan oleh individu-individu yang menyumbangkan upayanya yang terbaik melalui tindakan-tindakan yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal tersebut meliputi pengetahuan tentang apa yang harus mereka lakukan, menetapkan cara bagaimana melakukannya, memahami, bagaimana mereka harus melakukannya dan mengukur efektivitas dari usaha-usaha mereka. Planning atau Perencanaan Menurut Terry ( 2007 ; 20 ), Planning ialah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Planning mencakup kegiatan pengambilan keputusan, karena termasuk pemilihan alternatifalternatif keputusan. Diperlukan kemampuan untuk mengadakan visualisasi dan melihat ke depan guna merumuskan suatu pola dari himpunan tindakan untuk masa mendatang. Organizing atau Pengorganisasian Perkataan organisasi berasal dari istilah Yunani organon dan istilah latin organum yang berarti alat, bagian, anggota, atau badan. Organizing menurut George R.Terry (2008 ; 54), mencakup: (a) membagi komponen-komponen kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan ke dalam kelompok-kelompok. (b) membagi tugas kepada seorang manajer untuk mengadakan pengelompokan tersebut. (c) menetapkan wewenang di antara kelompok atau unit-unit organisasi.
Actuating atau Proses kerja yang dilakukan Actuating menurut Terry (2008 ; 10), disebut juga “gerakan aksi” mencakup kegiatan yang dilakukan seorang manajer untuk mengawali dan melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh unsur perencanaan dan pengorganisasian agar tujuan-tujuan tercapai. Actuating mencakup penetapan dan pemuasan kebutuhan manusiawi dari pegawai-pegawainya, memberi penghargaan, memimpin, mengembangkan dan memberi kompensasi kepada mereka. Controlling atau Pengawasan Menurut M. Manulang (2008 : 12) Controlling atau pengawasan sering disebut juga pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa
Jurusan Manajemen, fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2010) 10206446
mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud tercapai tujuan yang sudah digariskan semula. Dalam melaksanakan kegiatan controlling, atasan mengadakan pemeriksaan, mencocokkan, serta mengusahakan agar kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan serta tujuan yang ingin dicapai.
Pengertian UKM Berdasarkan Keputuasan Menteri Keuangan Nomor 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994, usaha kecil didefinisikan sebagai perorangan atau badan usaha yang telah melakukan kegiatan/usaha yang mempunyai penjualan/omset per tahun setinggi-tingginya Rp 600.000.000 atau aset/aktiva setinggi-tingginya Rp 600.000.000 (di luar tanah dan bangunan yang ditempati) terdiri dari : 1. badan usaha (Fa, CV, PT, dan koperasi) 2. perorangan (pengrajin/industri rumah tangga, petani, peternak, nelayan, perambah hutan, penambang, pedagang barang dan jasa). Ciri-ciri UKM Ciri-ciri usaha kecil : • Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak gampang berubah; • Lokasi/tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah-pindah; • Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga, sudah membuat neraca usaha; • Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP; • Sumberdaya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam berwira usaha; • Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal; • Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik seperti business planning. Contoh usaha kecil : • Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang memiliki tenaga kerja; • Pedagang di pasar grosir (agen) dan pedagang pengumpul lainnya; • Pengrajin industri makanan dan minuman, industri meubel air, kayu dan rotan, industri alat-alat rumah tangga, industri pakaian jadi dan industry kerajinan tangan; • Peternakan ayam, itik dan perikanan;
Jurusan Manajemen, fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2010) 10206446
• Koperasi berskala kecil.
Ciri-ciri usaha menengah : • Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara lain, bagian keuangan, bagian pemasaran dan bagian produksi; • Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan system akuntansi dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan; • Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah ada Jamsostek, pemeliharaan kesehatan dan lain-lain; • Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dan lain-lain; • Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan; • Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik. Jenis atau macam usaha menengah hampir menggarap komoditi dari hampir seluruh sektor mungkin hampir secara merata, yaitu: • Usaha pertanian, perternakan, perkebunan, kehutanan skala menengah; • Usaha perdagangan (grosir) termasuk expor dan impor; • Usaha jasa EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut), garment dan jasa transportasi taxi dan bus antar proponsi; • Usaha industri makanan dan minuman, elektronik dan logam; • Usaha pertambangan batu gunung untuk kontruksi dan marmer buatan. Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut: • Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha • Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (Satu Milyar Rupiah) • Milik Warga Negara Indonesia • Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar • Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi. Lobster Air Tawar Salah satu keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia dan patut dibanggakan adalah keragaman spesies Lobster air tawar. Saat ini lobster air tawar ukuran konsumsi mencapai harga Rp. 200.000 – Rp. 300.000/kg.
Jurusan Manajemen, fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2010) 10206446
Pada tahun 2005, konsumsi lobster air tawar dalam negeri diperkirakan mencapai 6-8 ton/bulan. Pasokan lobster air tawar tersebut paling banayak diserap didaerah Jakarta, yakni 2-3 ton/bulan. Di Indonesia, hidangan lobster memang masih terbatas dibeberapa restoran dikota-kota besar dan hotel berbintang. Namun beberapa Negara yang meminta pasokan lobster air tawar dari Indonesia diantaranya, Jepang, Hongkong, Malaysia, Singapore, Amerika Jerman dan beberapa Negara Eropa
Jurusan Manajemen, fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2010) 10206446
METODE PENELITIAN Pada penelitian skripsi ini yang menjadi objek adalah proses manajerial Usaha Kecil Menengah (UKM) lobster air tawar Bapak Hendra di tangerang Data diperoleh dari wawancara kepada pemilik usaha lobster air tawar Bapak Hendra diTangerang. Lama penelitian dilakukan selama kurang lebih satu bulan. Penelitian dilakukan di tempat usaha lobster air tawar milik bapak Hendra Sagita. Peneliti melakukan penelitian seorang diri. Analisis kualitatif yaitu analisis proses manajemen POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controling), dan analisis sembilan aspek dalam siklus kewirausahaan ( peluang usaha baru, pembiayaan, pemasaran, kepemilikan, sumber daya manusia, organisasi, kepemimpinan, evaluasi usaha, pengembangan usaha ). Analisis kuantitatif yaitu menggunakan Payback Period, Net Present Value, B/C ratio dan BEP. • Payback Period (PP) Untuk menilai apakah usaha layak diterima atau tidak dari segi PP. Apabila usaha layak diterima, maka PP sekarang harus lebih kecil dari umur ekonomis. Kelemahan metode PP adalah mengabaikan time value of money dan tidak mempertimbangkan arus kas yang terjadi • Net Present Value (NPV) NPV adalah selisih dari PV kas bersih dengan PV investasi. NPV positif, maka investasi diterima; dan jika NPV negative, sebaliknya investasi ditolak. • B/C ratio dihitung dengan melakukan pembagian antara total kas bersih dengan investasi yang dimiliki. • BEP adalah cara yang digunakan untuk menganalisis seluruh biaya yang diperlukan dan berapa pendapatan yang diterima perusahaan beserta hasil keuntungannya yang diperoleh usaha. Rumus BEP sebagai berikut : BEP = TR - TC Dimana : TR : Total Revenue (pendapatan) TC : Total Cost (biaya atau pengeluaran)
Jurusan Manajemen, fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2010) 10206446
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan Pembahasan Proses Manajerial Untuk melihat apakah kegiatan-kegiatan proses manajerial yang dilaksanakan oleh UKM pak Hendra sesuai dengan fungsi manajemen, maka harus dilakukan proses memonitoring, mengevaluasi, dan melakukan tindak lanjut dari kerja yang telah dilakukan sebelumnya. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam proses evaluasi dalam satu usaha ekonomi bisnis mencakup aspek-aspek berikut : aspek hukum, aspek pasar dan pemasaran, aspek keuangan, aspek teknis/operasi, aspek manajemen/organisasi, aspek ekonomi sosial, aspek dampak lingkungan Aspek Keuangan Tujuan jangka pendek yang diperoleh pada usaha pak Hendra dapat dikatakan sudah tercapai. Karena dengan modal sebesar Rp 60.000.000,00 ( Rp 30.000.000,00 pinjaman bank dengan bunga pengembalian 5% per tahun selama 4 tahun ). Usaha yang dijalankan sudah memperoleh keuntungan bersih setiap bulannya kurang lebih Rp 2.546.500,- per bulan . Sampai saat ini pak Hendra belum memiliki catatan keuangan yang rinci, menurut pak Hendra pengeluaran dan pendapatan belum tertib karena masih adanya hutang di bank. Jadi selama usaha ini berjalan, pak Hendra hanya bisa memperkirakan pendapatan dan pengeluaran yang diterima setiap bulannya. Dibawah ini adalah perhitungan Aliran kas masuk bersih, Payback Period, Net Present Value, B/C ratio dan BEP. Umur ekonomis 5 tahun dan disusutkan dengan metode garis lurus tanpa sisa. Penyusutan : Investasi (aktiva tetap) = 56.400.000,Umur Ekonomis 5 tahun Penyusutan = Rp 11.280.000,- /tahun
Jurusan Manajemen, fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2010) 10206446
Aliran Kas Masuk Bersih PerTahun Pendapatan ( Rp. 7.000.000 x 12 )
Rp. 84.000.000,-
Biaya oprasional (Rp 4.200.000 x 12 )
Rp. 50.400.000’-
Penyusutan
Rp. 11.280.000,- + Rp. 61.680.000,-
Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT)
Rp. 22.320.000,-
Bunga Pinjaman ( 5% x Rp 30.000.000)
Rp. 1.500.000 Rp. 20.820.000,-
Pajak 10%
Rp. 2.082.000,-
Laba setelah bunga dan pajak (EAIT)
Rp.18.738.000,-
Kas Masuk Bersih = EAIT + Penyusutan = Rp. 18.738.000 + Rp 11.820.000,= Rp. 30.558.000,Kas masuk per bulan = Rp 30.558.000 : 12 = Rp 2.546.500,Perhitungan Arus Kas berdasarkan UKM, untuk survive semua dana konsumsi dihitung. Jadi laba bersih adalah laba benar-benar bersih, dimana laba kotor dikurangi dengan biaya operasional ditambah dengan biaya konsumsi. Oleh karena itu akan terjadi akumulasi dana yang signifikan.
Jurusan Manajemen, fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2010) 10206446
Payback Periode PP = Investasi x 1 tahun Kas Bersih / Tahun = Rp. 60.000.000 x 12 bulan Rp. 30.558.000 = 23,5 bulan = 1 tahun 10 bulan Jadi, jangka waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal usaha, selama 1 tahun 10 bulan.
Net Present Value (NPV) Tabel 4.1 Perhitungan NPV dengan Kas Bersih Sama per Tahun
Tahun
Kas Bersih
DF ( 5% )
PV Kas Bersih
1
30.558.000,-
0,952
29.091.216,-
2
30.558.000,-
0,907
27.716.106,-
3
30.558.000,-
0,864
26.402.112,-
4
30.558.000,-
0,823
25.149.234,-
5
30.558.000,-
0,784
23.957.472
Total PV Kas
132.316.140,-
Bersih
Jurusan Manajemen, fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2010) 10206446
Total PV kas bersih = Rp. 132.316.140,Total PV investasi = Rp. 60.000.000,NPV = Rp. 72.316.140,NPV positif , maka investasi diterima.
Break Even Point (BEP) BEP = TR – TC = 7.000.000 – 4.200.000 = 2.800.000 per bulan TR > TC maka usaha yang dijalankan sudah bisa dikatakkan berhasil dan memperoleh keuntungan. B/C ratio B / C = Total Kas Bersih Investasi = Rp 132.316.140,- = 2,20 Rp 60.000.000,Berdasarkan B / C ratio hasilnya adalah > 1, maka usaha dapat dikatakan layak san memperileh keuntungan. Dibawah ini adalah perincian keuangan (aktiva tetap, perkiraan pengeluaran biaya untuk benih, perkiraan pendapatan dari penjualan, dan pengeluaran biaya operasional setiap bulannya) usaha kecil menengah lobster air tawar milik pak Hendra.
Aktiva Tetap • Tanah milik sendiri • Bangunan • Kolam semen @ 200.000 x 150 • Lem @ 25.000 x 10 • Pekerja buat Kolam @ 5000 x 150 • Pembuatan Filter @ 5000 X 150 • Spon (busa filter) • Blower (300 watt) • Pipa • Selang 5/8 @7000 x 20m • Pompa tarik • Tampungan Air / tandon (3x2,5x3m) • Paralon • Pompa Air • Tabung Oksigen @ 650.000 x 2
12.000.000,30.000.000,250.000,750.000,750.000,500.000,1.000.000,360.00,140.000,350.000,6.000.000,1.000.000,2.000.000,1.300.000,56.400.000,-
Jurusan Manajemen, fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2010) 10206446
Perkiraan Pengeluaran untuk membeli benih dalam satu bulan : • Cryfish : 6500 ekor x Rp 1.200,- = 7.800.000,• Crawfish : 3000 ekor x Rp 1.100,- = 3.300.000,• Crawdad : 1500 ekor x Rp 1.000,- = 1.500.000,• Albertisi : 3000 ekor x Rp 875,- = 2.625.000,• Auranus : 2000 ekor x Rp 9.00,- = 1.800.000,17.025.000,Perkiraan pendapatan rata-rata dari hasil budi daya selama 1 bulan : (tingkat kematian selama budi daya, kurang lebih sebanyak 20% dari jumlah pembelian benih) • Cryfish : 5000 ekor x Rp 2.500,- = 12.500.000,• Crawfish : 2800 ekor x Rp 1.700,- = 4.760.000,• Crawdad : 1000 ekor x Rp 1.600,- = 1.600.000,• Albertisi : 2500 ekor x Rp 1.400,- = 3.500.000,• Auranus : 1500 ekor x Rp 1.050,- = 1.575.000,23.935.000,Pendapatan kotor : Rp 23.935.000,- – Rp 17.025.000,- = Rp 6.910.000,Maka pendapatan kotor yang diperoleh pak Hendra dalam budi daya lobster air tawar selama satu bulan ± Rp 7.000.000,Pengeluaran untuk biaya operasional selama satu bulan : Perawatan : • Obat anti karat dan jamur 30.000,• Antibiotik 70.000,• Obat bakteri 40.000,• Garam 30.000,Pakan : • Pelet 150.000,Plastik untuk packaging 57.000,Oksigen (isi ulang) 30.000,Gaji Pekerja @ Rp 900.000,00 x 2 1.800.000,Gaji pak Hendra (biaya konsumsi keluarga pak Hendra) 1.300.000,Biaya Listrik 350.000,Biaya Telfon 250.000,Biaya lain-lain 93.000,4.200.000,Berdasarkan analisis dari segi keuangan, maka aspek keungan UKM pak Hendra sudah dapat dikatakan bagus karena memiliki arus kas yang lancar, memiliki keuntungan, cukup untuk menghidupi kebutuhan diri dan keluarganya, dapat membayar kewajiban hutangnya secara lancar (tidak pernah terlambat), Sehingga UKM lobster air tawar dapat berjalan lancar dan dapat mencapai tujuannya.
Jurusan Manajemen, fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2010) 10206446
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan observasi yang didapat pada UKM lobster air tawar, maka proses manajerial yang dilakukan berdasarkan fungsi manajemen sudah cukup baik. Karena proses manajerial yang baik, maka dapat menghasilkan arus kas yang lancar, memperoleh keuntungan, dan proses produksi yang maksimal, dan yang paling penting dapat mencapai tujuan usahanya. Dilihat dari aspek pemasaran, aspek keuangan dan aspek lainnya, UKM lobster air tawar dapat bertahan di masa yang akan datang, karena pasaran lobster air tawar banyak yang meminati pasaran ekspor, dan pesaing tidak menjadi kendala karena setiap UKM ikan hias memiliki jenis lobster dan kualitas yang berbeda Berdasarkan analisis dari segi keuangan, maka aspek keungan UKM pak Hendra sudah dapat dikatakan bagus karena memiliki arus kas yang lancar, memiliki keuntungan, cukup untuk menghidupi kebutuhan diri dan keluarganya, dapat membayar kewajiban hutangnya secara lancar (tidak pernah terlambat), Sehingga UKM lobster air tawar dapat berjalan lancar dan dapat mencapai tujuannya dan dapat dikatakan UKM lobster air tawar pak Hendra berhasil mencapai tujuan 85%.
Implikasi Meskipun UKM lobster air tawar sudah bisa mencapai tujuan usahanya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan atau ditingkatkan yaitu seperti : • Masalah catatan keuangan, sebaiknya pak Hendra memiliki catatan keuangan dalam periode-periode tertentu seperti periode harian, bulanan, atau tahunan. Dengan adanya catatan keuangan, pak Hendra dapat mengetahui secara pasti besar kecilnya pendapatan atau pengeluaran yang dilakukan. • Untuk PEMDA sebaiknya mendirikan laboratorium khusus untuk penelitian penyakit lobster air tawar, agar para pemilik UKM dapat memperkecil tingkat kematian lobster selama budi daya.
Jurusan Manajemen, fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2010) 10206446
DAFTAR PUSTAKA
Budiman. 2009. Materi Mata Kuliah Kewirausahaan. Jakarta.
Kasmir. 2006. Kewirausahaan. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta.
dan Jakfar. 2009. Studi Kelayakan Bisnis, Edisi Kedua. Kencana. Jakarta.
Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran Jilid 1. Prenhallindo. Jakarta.
Kountur, Ronny. 2008. Riset Pemasaran. PT Mitra Kerjaya. Jakarta.
Manulang, M. 2008. Dasar-Dasar Manajemen. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Nazir, Moh,. 2000. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Sule, Erni Trisnawati dan Kurniawan. Saefullah. 2008. Pengantar Manajemen. Kencana. Jakarta.
Terry, George R. 2008. Prinsip-Prinsip Manajemen. Bumi Aksara. Jakarta.
http://chichimooed.blogspot.com Pengertian UKM dan Kriteria UKM. 2009
http://infoukm.wordpress.com Keragaman Definisi UKM di Indonesia. 2008
http://www.depkop.go.id/statistik-ukm Proporsi Sektor Ekonomi UKM Berdasarkan Jumlah Unit Usaha. 2007
Jurusan Manajemen, fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2010) 10206446
http://www.lobsterairtawar.com Statistik Industri Lobster Air Tawar. 2009
Jurusan Manajemen, fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2010) 10206446