STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA IKAN HIAS AIR TAWAR PADA KELOMPOK BATARA MINA SEJAHTERA DI KOTA BOGOR
HASRIL BURHANUDDIN YUSUP
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Ikan Hias Air Tawar Pada Kelompok Batara Mina Sejahtera di Kota Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, September 2013 Hasril Burhanuddin Yusup NIM H34104049
vi
ABSTRAK HASRIL BURHANUDDIN YUSUP. Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Ikan Hias Air Tawar Pada Kelompok Batara Mina Sejahtera, Kota Bogor. Dibimbing oleh POPONG NURHAYATI. Ikan hias merupakan ikan yang memiliki beragam corak dan warna sehingga tiap jenisnya berbeda dan memiliki daya tarik sendiri. Bentuk ikan hias secara fisik tergantung dari jenis ikannya, ada yang berbentuk seperti panah, cakram dan seperti bendera atau umbul-umbul. Salah satu kelompok pembudidaya ikan hias di Kota Bogor adalah Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera yang terletak di Ciluar, Kota Bogor. Dari delapan pembudidaya ikan hias ar tawar, Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera merupakan kelompok pembudidaya yang fokus pada produsen benih ikan hias air tawar. Kelompok Batara Mina Sejahtera memiliki berbagai permasalahan diantaranya peningkatan permintaan, minimnya kemampuan manajemen, dan tingkat persaingan. Tujuan penelitian ini adalah merumuskan dan merekomendasikan strategi yang terbaik. Hasil perhitungan dari matriks Internal Factor Evaluation yaitu 2.730 dan matriks External Factor Evaluation sebesar 3.098 menempatkan perusahaan pada kuadran II dengan posisi tumbuh dan bina. Strategi yang tepat untuk posisi tersebut adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk). Analisis Strenght Weakness Oppotunities Threats menghasilkan enam alternatif strategi yaitu meningkatkan produksi, menambah jenis ikan, meningkatkan modal, promosi, meningkatkan pangsa pasar, dan meningkatkan pengawasan produksi Hasil perhitungan dari Quantitatif Strategic Planning Matrix menetapkan bahwa strategi yang paling utama untuk diterapkan pada Kelompok Batara Mina Sejahtera adalah meningkatkan modal dengan total nilai daya tarik sebesar 5.339. Kata kunci: Ikan hias, matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT, QSP matriks, pengembangan usaha, dan strategi. ABSTRACT HASRIL BURHANUDDIN YUSUP. Development Strategy Of Ornamental Fish In Batara Mina Sejahtera Group Of Agriculture, Bogor City. Supevised by POPONG NURHAYATI. Ornamental fish is a fish that has a variety of shades and colorsthat of each type is different and having an his own appeal. The physical form of ornamental fish depends on type of fish, form of like an arrow and the flag. One group of ornamental fish farmers in Bogor is Batara Ornamental Fish Business Group located in Mina Prosperous Ciluar, Bogor City. Of eight ar freshwater ornamental fish farmers, Ornamental Fish Business Group Batara Mina Prosperity is a group of farmers who focus on seed production of freshwater fish Batara Mina Sejahtera Group Of Agriculture that have a variety problem in demand increase, minim capability a management, and competition is fierce. The purpose of this study is to
vii formulate and prioritize the best strategy to Batara Mina Sejahtera Group Of Agriculture to expand its business. The results of the Internal Factor Evaluation and matrix External Factor Evaluation matrix of 2.730 and 3.098 puts the company in the quadrant II with the position growth strategy. Appropriate strategy for these positions are market penetration, market development, and product development. Strenght Weakness Oppotunity Treat analysis produced six alternative strategies that increase production, enhance fish spesies, increase financial, promotion, increase segment market, and conntrol increase production. The results of Quantitatif Strategic Planning Matrix determined that the most important strategies to be applied to Batara Mina Sejahtera Group Of Agriculture is in increase capital with a total value of 5.339 appeal. Keywords: Business development IFE Matrix, EFE Matrix, IE Matrix, SWOT matrix, QSP matrix, strategy, and ornamental fish.
viii
ix
© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2013 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
x
xi
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA IKAN HIAS AIR TAWAR PADA KELOMPOK BATARA MINA SEJAHTERA DI KOTA BOGOR
HASRIL BURHANUDDIN YUSUP
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
xii
xiii Judul Skripsi : Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Ikan Hias Air Tawar Pada Kelompok Batara Mina Sejahtera di Kota Bogor Nama : Hasril Burhanuddin Yusup NIM : H34104049
Disetujui oleh
Ir Popong Nurhayati, MM Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Nunung Kusnadi, MS Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
xiv
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan November 2012 ini ialah strategi pengembangan usaha, dengan judul Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Ikan Hias Air Tawar Pada Kelompok Batara Mina Sejahtera di Kota Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan ekstenal pada Kelompok Batara Mina Sejahtera, menyusun strategi usaha yang dapat diterapkan oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera, serta menentukan prioritas strategi dari alternatif strategi yang telah disusun bagi Kelompok Batara Mina Sejahtera. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini. Namun demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Semoga skripsi ini dapat memberikan dukungan kontribusi pemikiran bagi semua pihak yang berkepentingan. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, September 2013
Hasril Burhanuddin Yusup
xv UCAPAN TERIMA KASIH
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada : 1. Ir Popong Nurhayati, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi atas bimbingan, arahan, dan bantuan yang telah diberikan selama proses penelitian dan penyusunan skripsi ini. 2. Dr Amzul Rifin, SP, MA selaku dosen penguji utama yang berkenan memberikan saran, masukan, dan koreksi dalam perbaikan skripsi penulis. 3. Yanti Nuraini Muflikh, SP, MAgribuss selaku dosen penguji wakil komisi pendidikan yang berkenan memberikan saran, masukan, dan koreksi dalam perbaikan skripsi penulis. 4. Dr. Ir. Suharno, Mdev selaku dosen evaluator pada kolokium yang telah meluangkan waktunya dan memberikan masukan dalam proposal penelitian. 5. Dr. Ir. Dwi Rachmina, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan selama penulis menempuh masa perkuliahan. 6. Intan Nuraini selaku pembahas pada seminar penulis. 7. Seluruh staf kependidikan Program Alih Jenis Agribisnis atas kerjasamanya dalam pengurusan administrasi. 8. Orang tua dan keluarga tercinta untuk setiap dukungan, motivasi, dan doa yang diberikan. 9. Bapak Arifin selaku pengurus dan anggota Kelompok Batara Mina Sejahtera serta seluruh anggota Kelompok Batara Mina Sejahtera atas seluruh kesempatan, informasi, bantuan, dan dukungan yang diberikan. 10. Ir. Sumtiah Nur selaku Kepala Bidang Produksi Perikanan Kota Bogor serta Dinas Pertanian Kota Bogor atas dukungan, bantuan, kesempatan, dan informasi yang diberikan. 11. Teman-teman Ekstensi dan Alih Jenis Agribisnis yang telah memberikan bantuan, dukungan, semangat serta masukan. Bogor, September 2013
Hasril Burhanuddin Yusup
xvi
xvii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN
i ii iii 1
Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian TINJAUAN PUSTAKA
1 2 4 4 5 5
Penelitian Mengenai Strategi Pengembangan Usaha KERANGKA PEMIKIRAN
6 7
Kerangka Pemikiran Teoritis Konsep Manajemen Strategis Pengembangan Usaha Strategi Pengembangan Usaha Pernyataan Visi dan Misi Analisis Lingkungan Eksternal Analisis Lingkungan Internal Menentukan Alternatif Strategi Alat Analisis Kerangka Pemikiran Operasional METODE PENELITIAN
7 7 9 10 10 11 14 15 16 17 20
Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis Data dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data Metode Penentuan Responden Metode Pengolahan dan Analisa Data Tahap Analisis Input Analisis Faktor Internal Analisis Faktor Eksternal Tahap Pencocokan Matriks SWOT Tahap Keputusan GAMBARAN UMUM
20 20 20 21 21 21 21 23 26 27 28 29
Sejarah dan Perkembangan Letak dan Lokasi Visi, Misi dan Tujuan Struktur Organisasi Sumber Daya Perusahaan Sumber Daya Manusia Sumber Daya Fisik Sumber daya Modal
29 30 30 30 32 32 33 33
xviii Budidaya Ikan Hias pada Kelompok Batara Mina Sejahtera Kegiatan Operasional ANALISIS LINGKUNGAN KELOMPOK TANI
34 37 37
Analisis Lingkungan Internal Manajemen Sumberdaya Manusia Pemasaran Keuangan Produksi Penelitian dan Pengembangan Analisis Lingkungan Eksternal Hasil Penilaian Para Pakar (Expert) Hasil Teknik Delphi Faktor Ekonomi Faktor Sosial, Budaya dan Demografi Faktor Politik atau Kebijakan Pemerintah Faktor Teknologi Lingkungan Industri Potensi Masuknya Pesaing Baru Kekuatan Tawar Menawar Pemasok Kekuatan Tawar Menawar Konsumen Ancaman Produk Substitusi (pengganti) Pesaing Dalam Industri atau Perusahaan Sejenis Identifikasi Faktor-Faktor Kekuatan dan Kelemahan Kelompok Tani Identifikasi Faktor-Faktor Peluang dan Ancaman Kelompok Tani FORMULASI STRATEGI
37 38 39 40 42 43 44 44 44 45 46 47 48 49 49 50 51 51 52 52 53 57 59
Tahap Masukan (The Input Stage) Analisis Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) Analisis Matriks EFE (External Factor Evaluation) Tahap Pencocokan (The Matching Stage) Analisis Matrisk IE (Internal-External) Analisis Matriks SWOT (Strength-Weakness-Opportunitiy-Threat) Tahap Keputusan (The Decission Stage) SIMPULAN DAN SARAN
59 59 61 62 63 64 67 69
Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA
69 70 70
RIWAYAT HIDUP
106
xix DAFTAR TABEL
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Kelompok pembudidaya ikan hias di Kota Bogor Jumlah produksi ikan hias air tawar dari tahun 2007-2011 Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan Analisis Matriks IFE Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan Analisis Matriks EFE Matriks SWOT Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM) Daftar Anggota Kelompok Batara Mina Sejahtera Peralatan Penunjang Kegiatan Produksi Kelompok Batara Mina Sejahtera Tahun 2013 Daftar aset yang dimiliki oleh anggota kelompok Hasil konfirmasi faktor eksternal oleh pihak internal Nilai Ekspor Ikan Hias Indonesia Tahun 2008-2011 Nilai Ekspor Ikan Hias Nasional Bulan Januari-Desember 2011 Lembaga Pengembangan Ikan Hias Air Tawar Eksportir Ikan Hias di Wilayah Bogor Jumlah Permintaan Ikan Hias Air Tawar dari Kota Bogor Tahun 2011 Analisis Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) BMS Analisis Matriks EFE ( Eksternal Factor Evaluation) BMS Peringkat Alternatif Strategi pada Matriks QSP
2 3 22 23 25 26 28 29 30 33 32 44 45 45 47 50 51 60 62 68
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Model Komprehensif Manajemen Strategis Hubungan antara Kekuatan Eksternal Utama dengan Organisasi Model Lima Kekuatan Porter Kerangka Pemikiran Operasional Strategi Pengembangan Usaha Rancangan Implementasi Teknik Delphi Matriks Internal-Eksternal Struktur Organisasi Kelompok Batara Mina Sejahtera Alur Produksi Kelompok Batara Mina Sejahtera Matriks IE Kelompok Batara Mina Sejahtera
9 11 13 19 24 27 31 35 63
xx DAFTAR LAMPIRAN
1 Kuesioner Faktor Strategis Internal dan Eksternal 2 Kuesioner Hasil Teknik Delphi 3 Kuesioner Faktor Strategis Internal 4 Lampiran Kuesioner Faktor Strategis Eksternal 5 Kuesioner Penetuan Prioritas Strategi 6 Pembobotan Terhadap Faktor Kekuatan , Kelemahan, Peluang 7 Penilaian Bobot Rata-Rata Faktor Strategis Internal 8 Penilaian Bobot Rata-rata Faktor Strategis Eksternal 9 Penilaian Rating Rata-Rata Faktor Strategis Internal 10 Penilaian Rating Rata-rata Faktor Strategis Eksternal 11 Analisis Matriks SWOT 12 Analisis Matriks QSP 13 Foto-Foto Kelompok BMS dan Pelatihan Dinas 14 Foto Proses Produksi dan Budidaya Ikan Hias 15 Foto Wadah Pemeliharaan Budidaya Ikan Hias dan
73 76 78 82 86 89 92 94 95 96 97 98 103 104 105
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Ikan hias merupakan ikan yang memiliki beragam corak dan warna sehingga tiap jenisnya berbeda dan memiliki daya tarik tersendiri. Bentuk ikan hias secara fisik tergantung dari jenis ikannya, ada yang berbentuk seperti panah, cakram dan seperti bendera atau umbul-umbul. Hal ini yang menyebabkan ikan hias banyak diminati oleh masyarakat dan mulai diperdagangkan pada awal tahun 80’an sebagai komoditas hidup.1 Semua jenis ikan hias yang dipelihara sebagai hiasan hidup di dalam akuarium maupun kolam karena memiliki variasi warna, bentuk, dan jenis. Selain itu jenis ikan hias air tawar di Indonesia pada saat ini mencapai 450 spesies dari 1.100 jenis. Hal tersebut dapat menjadikan ikan hias air tawar berpotensi untuk terus dikembangkan. Menurut Dinas Pertanian Kota Bogor Potensi dan peluang perkembangan perikanan pada subsektor perikanan air tawar khususnya pada komoditas ikan hias memiliki prospek yang baik dan telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Terbukti untuk kebutuhannya mencapai 500.000 ekor dari berbagai jenis ikan hias dan dengan kemajuan perekonomian yang berpengaruh terhadap daya serap beli terhadap ikan hias serta perkembangan positif menyebabkan permintaan akan komoditas ikan hias semakin meningkat yang pada akhirnya juga akan memberikan pengaruh positif terhadap permintaan pasokan benih ikan hias yang semakin menarik perhatian sebagian besar masyarakat untuk mulai diusahakan. Peningkatan pendapatan juga dapat mempengaruhi tingkat kebutuhan non primer sehingga masyarakat pada umumnya tidak hanya mementingkan kebutuhan konsumsinya saja melainkan kebutuhan lain seperti hobi mengoleksi jenis-jenis ikan hias. Salah satu sentra budidaya ikan hias adalah provinsi Jawa Barat seperti di Kota Bandung yang secara geografis terletak diantara 5050’ - 7050’ Lintang Selatan dan 104048’ - 108048’ Bujur Timur. Kondisi geografis Jawa Barat yang strategis merupakan keuntungan bagi daerah Jawa Barat terutama dalam komunikasi dan perhubungan yang memiliki kedekatan dengan provinsi DKI Jakarta (BPS, 2012). Sehingga hal tersebut menguntungkan bagi provinsi Jawa Barat terutama dalam segi pemasaran ikan hias air tawar. Kota Bogor merupakan salah satu sentra penghasil ikan hias air tawar di provinsi Jawa Barat. Wilayah Kota Bogor didukung oleh potensi pasar seperti raiser, pasar ikan parung, dan depo agribisnis Kota Bogor serta iklim yang sesuai dengan habitat ikan hias air tawar. Untuk itu, pengembangan ikan hias air tawar di Kota Bogor dapat terus dilakukan. Pada tahun 2010 jumlah produksi ikan hias air tawar di Kota Bogor mencapai angka 13.519.206 ekor dan mengalami peningkatan menjadi 13.789.500 ekor pada tahun 2011.2 Pada saat ini produksi ikan hias air tawar di Kota Bogor digunakan untuk memenuhi pasar ekspor dan 1 2
Malau TLM.2011.http://www.omtimo.org [11 November 2012] Dinas Pertanian Kota Bogor. 2011. Perkembangan Produksi Ikan Hias. Laporan tahunan. Bogor.
2 kebutuhan pasar lokal. Produksi ikan hias air tawar di Kota Bogor tersebar di berbagai kecamatan di Kota Bogor. Sebagai upaya untuk mengembangkan usaha perikanan di Kota Bogor maka strategi yang dilakukan oleh pemerintah Kota Bogor yaitu melalui pendekatan wilayah atau kelompok-kelompok tani pembudidaya ikan hias yang ada di Kota Bogor. Upaya-upaya yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang bersifat lokalitas, dengan begitu dalam pendekatan pengembangan komunitas yang cukup efektif dengan sifat lokalitasnya adalah dengan pengembangan komunitas kelompok. Pembudidaya ikan hias di masyarakat khususnya Kota Bogor cukup berkembang dengan adanya data pembudidaya ikan hias di Kota Bogor seperti pada Tabel 1 berikut. Tabel 1 Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Air Tawar di Kota Bogor No
1 2 3 4 5 6 7 8
Nama Kelompok
Nama Ketua
Batara Mina Sejahtera Mina Pakuan Harmonis Bina Usaha Mandiri Bina Harapan Lestari Berkat Bersama Ikan Hias Tajur Bina Bakti
Robert Buni Hakim H. Musa Zuwono Rudi Wibawa Pribadi Muyke Febriana Sudiaman
Jumlah anggota 10 10 10 10 10 10 10 10
Tahun Berdiri Kelompok 2003 2003 2008 2008 2010 2010 2010 2010
Sumber: Dinas Pertanian Kota Bogor , 2012
Salah satu kelompok pembudidaya ikan hias di Kota Bogor adalah Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera yang terletak di Kelurahan Ciluar, Kota Bogor. Dari delapan pembudidaya ikan hias air tawar, Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera merupakan kelompok pembudidaya yang berfokus sebagai produsen benih ikan hias air tawar. Sehingga keberadaan Kelompok Batara Mina Sejahtera dalam industri ikan hias di Kota Bogor dianggap penting untuk menanggulangi permintaan benih ikan hias ke pengumpul. Salah satu bisnis utama di Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera adalah pembenihan ikan hias air tawar. Terdapat beberapa jenis benih ikan hias yang diproduksi oleh Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera, diantaranya blackghost (Apteronotus albifrons), corydoras, discus¸ guppy, leophard ctenopoma (Ctenopoma acutirostre). Perumusan Masalah Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera merupakan salah satu kelompok pembudidaya ikan hias yang bergerak pada aktivitas budidaya ikan hias berbagai jenis seperti blackghost (Apteronotus albifrons), corydoras, discus¸ guppy, dan leophard ctenopoma (Ctenopoma acutirostre). Kelompok Batara Mina Sejahtera ini berlokasi di Kelurahan Ciluar, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor. Kegiatan usaha yang dilakukan Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera ini dengan memanfaatkan lahan pekarangan seluas 500 m2 dengan menggunakan media budidaya berupa akuarium ukuran 100 cm x 50 cm x 30 cm dan kolam tembok ukuran 2 m x 1 m x 1 m. Selain itu, kelompok usaha ini juga
3 memanfaatkan ruang kosong dalam rumahnya masing-masing untuk membudidaya ikan hias. Sehingga semakin banyak masyarakat sekitar yang mulai membudidaya ikan hias dan bergabung dalam Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera. Dalam perkembangan usahanya Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera telah memiliki pelanggan ikan hias diantaranya pengumpul (Taufan Fish Farm) dan pasar ikan hias yang tersebar di seluruh Kota Bogor dan Kabupaten Bogor maupun untuk memenuhi permintaan ekspor. Dalam menjalankan usahanya Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera belum bisa memenuhi permintaan dan kebutuhan ikan hias, sebagai contoh jenis blackghost (Apteronotus albifrons) dan leophard ctenopoma (Ctenopoma acutirostre) pada tahun 2011 jumlah permintaannya sebesar 300.234 ekor dan 123.500 ekor.3 Hal ini dikarenakan masih minimnya kemampuan para pembudidaya untuk menghasilkan ikan hias yang bagus dalam skala besar disebabkan minimnya lahan budidaya, modal dan ukuran ikan yang seragam yang sesuai dengan permintaan pasar. Ukuran jenis ikan hias yang ukurannya sama atau seragam ini akan berpengaruh pada harga jenis ikan tersebut sehingga nantinya dapat diterima di pasar ekspor seperti untuk harga benih ikan hias ctenopoma ukuran 3/4 inchi seharga Rp 800/ekor, 1 inchi seharga Rp 1.500/ekor dan 1 ½ inchi seharga Rp 2.000/ekor sedangkan benih ikan hias blackghost ukuran 1 inchi seharga Rp 750/ekor, 1 ½ inchi seharga Rp 1.100/ekor dan 2 inchi seharga Rp 1.300/ekor untuk harga ke Taufan Fish Farm sebagai supplier. Tabel 2 Jumlah Produksi Ikan Hias Air Tawar dari Tahun 2007-2011 Jenis Ikan Hias Blackghost Corydoras Discus Guppy leophard ctenopoma
Produksi (ekor) 2007
2008
2009
2010
110.360 18.270 3.267 3,150 50.358
118.453 19.324 2.279 4.200 53.589
157.679 8.670 2.300 2.230 65.147
145.315 20.130 4.100 2.500 65.289
Mei 2011 118.789 15.200 6.245 5.547 40.379
Sumber: Kelompok Batara Mina Sejahtera (BMS) , 2011
Permintaan terhadap ikan hias yang terus meningkat mengakibatkan jumlah pelanggan semakin meningkat, namun peningkatan permintaan ini belum bisa diantisipasi oleh Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera sehingga dengan begitu perlu adanya peningkatan jumlah produksi benih ikan hias. Disamping itu, masih kurangnya pasokan induk ikan hias yang berkualitas dan minimnya kemampuan anggotanya dalam manajemen usaha ikan hias seperti manajemen produksi, keuangan/keterbatasan modal, dan administrasi serta kurangnya tenaga kerja operasional yang baik merupakan kendala Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera untuk berkonsentrasi pada pengembangan
3
Taufan Fish Farm. 2013. Perkembangan Permintaan dan Produksi Ikan Hias . Laporan Produksi. Bogor
4 usaha dalam memenuhi permintaan proses menjalankan kegiatan bisnisnya. Faktor lain seperti tingginya tingkat persaingan pasar yang semakin kompetitif memberikan pengaruh bagi Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera dalam upaya pengembangan kegiatan usahanya. Untuk mengatasi masalah yang ada tersebut, Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera harus dapat merumuskan strategi yang tepat dan sesuai dengan kondisi anggota kelompok agar mampu mengembangkan usahanya. Perumusan strategi tersebut dapat dilakukan dengan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan lingkungan internal perusahan dan mengidentifikasi peluang serta ancaman yang datang dari eksternal perusahaan. Faktor-faktor internal dan eksternal tersebut selanjutnya dapat dikombinasikan untuk menghasilkan beberapa strategi yang dijadikan pilihan atau alternatif strategi untuk dapat dijalankan perusahaan dalam upaya mengatasi berbagai masalah yang ada. Berdasarkan uraian tersebut maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Faktor-faktor lingkungan internal apa yang dapat menjadi kekuatan dan kelemahan bagi Kelompok Usaha Tani Ikan Hias Batara Mina Sejahtera? 2. Faktor-faktor lingkungan eksternal apa yang dapat menjadi peluang dan ancaman bagi Kelompok Usaha Tani Ikan Hias Batara Mina Sejahtera? 3. Apa rekomendasi alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh Kelompok Usaha Tani Ikan Hias Batara Mina Sejahtera dalam mengembangkan usahanya? Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian perumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menganalisis faktor-faktor lingkungan internal yang dapat menjadi kekuatan dan kelemahan bagi Kelompok Usaha Tani Ikan Hias Batara Mina Sejahtera. 2. Menganalisis faktor-faktor lingkungan eksternal yang dapat menjadi peluang dan ancaman bagi Kelompok Usaha Tani Ikan Hias Batara Mina Sejahtera. 3. Menyusun dan merekomendasikan alternatif strategi pengembangan usaha budidaya ikan hias air tawar pada Kelompok Usaha Tani Ikan Hias Batara Mina Sejahtera. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun strategi pengembangan bisnis perusahaan dimasa datang. Selain itu, penelitian ini juga merupakan sarana latihan dan pengembangan wawasan bagi penulis dalam penerapan ilmu-ilmu yang telah diperoleh selama masa perkuliahan di Institut Pertanian Bogor serta penelitian ini diharapkan mampu untuk dijadikan bahan referensi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam melakukan studi strategi pengembangan usaha.
5 Ruang Lingkup Penelitian Saat ini penyediaan benih ikan hias adalah komoditas utama yang di usahakan oleh Kelompok Usaha Tani Ikan Hias Batara Mina Sejahtera disamping itu juga melakukan kegiatan budidaya terhadap ikan hias. Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah perumusan strategi pengembangan usaha ikan hias. Selain itu, Penelitian ini hanya sampai kepada tahap formulasi dari manajemen strategis. Untuk tahap implementasi dan evaluasi strategi merupakan wewenang Kelompok Usaha Tani Ikan Hias Batara Mina Sejahtera.
TINJAUAN PUSTAKA Strategi Pengembangan Dalam melaksanakan pengembangan usaha, tentunya memerlukan strategi agar tidak salah dalam pengambilan keputusan. Strategi-strategi dalam pengembangan usaha apapun itu bentuknya harus dipersiapkan dengan baik agar mampu memenangkan persaingan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Pada umumnya strategi pengembangan berorientasi pada fungsi-fungsi manajemen. Fungsi manajemen yang dilakukan oleh suatu perusahaan sebagai berikut : 1. Fungsi Perencanaan Perencanaan merupakan suatu proses program kerja dari pelaksanaan strategi yang akan dilakukan dan merupakan tindak lanjut dari keputusan bersama. Fungsi perencanaan harus konsisten pada tujuan dan misi terhadap pelaksanaan berbagai kegiatan. 2. Fungsi Pengorganisasian Yaitu pembagian tugas dan wewenang dalam suatu perusahaan atau kelompok kepada para pelaku yang bertanggung jawab atas pelaksanaan rencana. Dalam pelaksanaannya pengurus memiliki kewajiban untuk menyusun organisasi kepengurusan secara terperinci. 3. Kepemimpinan Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi aktivitas kelompok yang ditujukan pada pencapaian tujuan tertentu. 4. Pengendalian Pengendalian mempunyai fungsi untuk memastikan bahwa hasil kegiatan usaha atau kegiatan lainnya dapat sesuai dengan apa yang direncanakan sebelumnya, serta menjamin agar usaha dapat berjalan lancar dan apabila terdapat penyimpangan-penyimpangan maka dapat diketahui sedini mungkin. Pengembangan usaha memerlukan suatu proses manajerial berupa perumusan dan penyusunan strategi yang tepat bagi perusahaan. Strategi yang telah dirumuskan perlu dikelola dalam suatu proses manajerial yang baik dalam suatu organisasi.
6 Penelitian Mengenai Strategi Pengembangan Usaha Penelitian mengenai strategi telah banyak dilakukan. Pada umumnya tujuan peneliti-peneliti yang mengkaji penelitian mengenai strategi pengembangan usaha adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal suatu perusahaan atau organisasi dan merumuskan alternatif strategi untuk perusahaan atau organisasi yang diteliti. Terdapat beberapa penelitian terdahulu baik yang terkait secara langsung mengenai penelitian kelompok usaha atau penelitian mengenai strategi pengembangan usaha budidaya ikan yang dapat dikaji pada penelitian ini. Penelitian mengenai strategi pengembangan usaha budidaya ikan telah banyak dilakukan dengan lokasi penelitian dan komoditi yang berbeda, diantaranya Kusniati (2007) dengan kajian Strategi Bisnis Ikan Hias Air Tawar Pada Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Nusa Hias, Desa Cibitung Tengah, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor, Azizah (2011) dengan kajian Strategi Usaha Budidaya Ikan Hias Air Tawar Kelompok Pembudidaya Ikan Curug Jaya, Kota Depok, Jawa Barat, Anshari (2011) dengan kajian Strategi Pengembangan Usaha Pembesaran Ikan Lele (Clarias sp) CV Jumbo Bintang Lestari di Gunung Sindur Kabupaten Bogor. Pinem (2011) dengan kajian Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Benih Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp) di Cahaya Kita, Gadog, Bogor, Jawa Barat. Wahyu (2012) dengan kajian Strategi Pengembangan Usaha pada Gerai Ayam Goreng Fatmawati Cabang Bandung, Jawa Barat. Kelima peneliti tersebut melakukan tahapan yang sama dalam merumuskan alternatif strategi terbaik bagi masing-masing permasalahan yang dikaji, yaitu dengan menggunakan matriks IFE, matriks EFE, matriks SWOT, matriks IE, dan matriks QSPM sebagai tahap akhir. Matrik IE dan matriks SWOT merupakan dua teknik yang berbeda yang digunakan dalam tahap pencocokan yaitu berfokus pada penciptaan strategi alternatif dengan memperhatikan faktor eksternal dan internal perusahaan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Anshari (2011) dan Pinem (2011) kedua teknik tersebut digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan strategi yang berbeda sehingga pada hasil akhirnya menciptakan suatu alternatif strategi yang yang berbeda. Penggunaan matrik IE oleh kedua peneliti tersebut menghasilkan alternatif strategi yang berbeda, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Anshari (2011) pada posisi perusahaan saat ini dalam pemetaan matriks IE pada posisi perusahaan di sel IV yaitu dengan strategi umum Grow and Build (tumbuh dan berkembang). Strategi yang tepat digunakan dalam kuadran ini adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Pinem (2011) posisi perusahaan dalam pemetaan matriks IE menempati posisi pada sel V. Hal ini menunjukkan perusahaan berada pada posisi jaga dan pertahankan. Untuk itu, strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Peneliti terdahulu dalam mengambil faktor internal dan eksternal yang terlalu umum atau kurang spesifik. Misalnya para peneliti terdahulu banyak yang membuat faktor internal seperti pasar dan pemasaran, keuangan dan akuntansi, produksi dan operasi, sumberdaya manusia dan sistem informasi tanpa diperinci lebih jauh tentang apa yang mencangkup halhal tersebut.
7 Namun perbedaan pada penelitian oleh Wahyu (2012) dengan kajian Strategi Pengembangan Usaha pada Gerai Ayam Goreng Fatmawati Cabang Bandung, Jawa Barat pada saat merumuskan matriks IFE dan matriks EFE dengan menggunakan teknik delphi dengan melibatkan para pakar atau expert yang berkompeten di bidangnya. Tentunya hal ini memudahkan dalam penentuan variabel-variabel yang mempengaruhi perkembangan Gerai Ayam Goreng Fatmawati Cabang Bandung, Jawa Barat. Perbedaan dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai strategi pengembangan yaitu dari segi lokasi atau tempat penelitian, komoditi yang menjadi bahan kajian, dan tahapan perumusan strategi. Dari segi lokasi penelitian, penelitian ini akan dilakukan di salah satu kelompok tani, yaitu Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera, yang merupakan penerima penghargaan Adibakti Mina Bahari (AMB) Tingkat Nasional Tahun 2011 sebagai Juara 1 Tingkat Nasional Kategori Kelompok Pembudidaya Ikan Hias. Penelitian ini akan mengambil judul Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Ikan Hias Air Tawar di Kelompok Batara Mina Sejahtera, Kota Bogor. Dalam merumuskan atau tahap awal akan menggunakan matriks EFE (External Factor Evaluation) untuk merangkum dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi, dan persaingan. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) digunakan untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam lingkup fungsional bisnis, dan juga memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara lingkup fungsional tersebut. Perumusan komponen yang termasuk dalam lingkungan ekternal dan internal Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera akan diperoleh melalui responden-responden internal adalah ketua kelompok dan koordinator teknologi sedangkan untuk responden eksternal adalah pengumpul dan Dinas Pertanian Kota Bogor serta Kementrian dan Kelautan perikanan (KKP) Raiser, Kabupaten Bogor. Matrik SWOT (Strength-WeaknessOpportunitiy-Threat) untuk membuat alternatif strategi yang tepat dan menggunakan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) sebagai salah satu teknik analisis dalam literatur yang didesain untuk menentukan daya tarik relatif dari alternatif tindakan yang layak. Teknik ini secara obyektif mengindikasikan alternatif strategi mana yang terbaik dan dominan yang tepat untuk dilakukan dan mengangkat permasalahan mengenai strategi pengembangan yang tepat dilakukan untuk Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera.
KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Konsep Manajemen Strategis Dalam merumuskan strategi salah satu pendekatan yang umum digunakan adalah konsep manajemen strategi. Manajemen strategi merupakan salah satu pendekatan yang umum digunakan dalam merumuskan strategi. Manajemen strategi didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Menurut David (2009)
8 manajemen strategi terfokus pada mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan atau akuntansi, produksi atau operasi, informasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi. Manajemen strategis memberikan berbagai manfaat bagi organisasi, karena memungkinkan suatu organisasi untuk proaktif dalam menentukan masa depannya, memungkinkan perusahaan untuk mempengaruhi aktivitas organisasinya, sehingga memiliki kontrol terhadap masa depan organisasinya. Secara historis manfaat utama manajemen strategis telah membantu organisasi memformulasikan strategi yang lebih baik dengan menggunakan pendekatan yang lebih sistematis, logis, dan rasional untuk pilihan stategis. Menurut David (2009) proses manajemen strategi terdiri dari tiga tahap, yaitu : 1. Perumusan Strategi Perumusan strategi mencakup kegiatan mengembangkan visi dan misi bisnis, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menetapkan kekuatan dan kelemahan internal perusahaan, menetapkan tujuan jangka panjang, membuat sejumlah alternatif strategi, dan memilih strategi tertentu untuk dijalankan. 2. Implementasi Strategi Implementasi strategi adalah tahap mengimplementasikan pilihan strategi dengan maksud mengalokasikan sumberdaya dan mengorganisasikannya sesuai dengan strategi. Implementasi strategi termasuk menetapkan tujuan objektif tahunan, melengkapi dengan kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumberdaya sehingga strategi yang dirumuskan dapat dilaksanakan. 3. Evaluasi Strategi Evaluasi strategi adalah tahap terakhir dalam manajemen strategi. Pada tahap ini akan mengevaluasi hasil pelaksanaan dan strategi yang telah dirumuskan dalam mencapai tujuan perusahaan. Tiga kekuatan pokok dalam evaluasi strategi yaitu mengkaji ulang faktor-faktor eksternal dan internal berdasarkan strategi yang telah ada, mengukur kinerja dan melakukan tindakan-tindakan korektif. Menurut David (2009) proses manajemen strategi dapat dipelajari dan diaplikasikan dengan menggunakan sebuah model. Adanya suatu perubahan pada komponen utama dalam model, dapat menyebabkan perubahan pada salah satu atau semua komponen lainnya. Hubungan antar bagian utama dalam proses manajemen strategi ditampilkan pada model berikut.
9
Melakukan Audit Eksternal
Mengembangkan pernyataan visi dan misi
Menetapkan sasaran jangka panjang
Merumuskan mengevaluasi dan memilih startegi
Implementasi strategi isu— isu manajemen
Implementasi strategi isu—isu pemasaran, keuangan, akuntansi, litbang, SIM
Menguk ur dan mengeva luasi kinerja
Melakukan Audit Internal
Perumusan Strategi
Penerapan Strategi
Penilaian Strategi
Gambar 1 Model Komprehensif Manajemen Strategis Sumber: David, 2009
Pengembangan Usaha Dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat maka segala jenis usaha dituntut untuk dapat mengembangkan usahanya untuk dapat maju dan besar serta menjadi pengusaha yang sukses. Menurut Dewinta (2012) Definisi pengembangan usaha adalah terdiri dari sejumlah tugas dan proses yang pada umumnya bertujuan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan peluang pertumbuhan. Tetapi pada kenyataanya untuk mengembangkan usaha yang pada awalnya dimulai dari nol besar atau baru memulai usaha sangatlah sulit. Banyak hambatan–hambatan yang dihadapi seperti kekurangan modal, tenaga kerja yang ahli atau terampil, kinerja keuangan usaha yang buruk, dan sebagainya. Tetapi hambatan- hambatan itu semua dapat diatasi dengan cara mengembangkan dan menerapkan strategi pengembangan usaha yang baik. Upaya yang harus dilakukan untuk dapat mengembangkan usaha dengan baik adalah dengan memberikan pendidikan meningkatkan keahlian kepada pengusaha (wirausaha) seperti memberi pelatihan workshop tentang pengembangan usaha, dan sebagainya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan yang lebih kepada pengusaha terhadap pengembangan usaha yang baik. Pengembangan usaha dalam perikanan adalah suatu kegiatan usaha yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan skala usaha sehingga terbentuk keseimbangan perusahaan atau organisasi dalam kelompok tani/nelayan menjadi kelompok yang tangguh dan mandiri. Pengembangan usaha itu merupakan bagian dari perencanaan pemasaran (marketing plan) sehingga setiap pengusaha baik pengusaha kecil maupun besar harus mampu membuat marketing plan terlebih dahulu sebelum mengembangkan usahanya.
10 Strategi Pengembangan Usaha Strategi bisnis berkaitan dengan cara-cara yang digunakan perusahaan untuk mendapatkan keunggulan persaingan di dalam bisnis utamanya. Pentingnya keputusan strategi berkaitan dengan sumberdaya perusahaan. Dapat kita ketahui bahwa strategi memberikan stabilitas arah dan orientasi yang konsisten dengan memungkinkan fleksibilitas untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Strategi yang berhasil pada umumnya mengkombinasikan beberapa hal berdasarkan perencanaan yang telah dilakukan yaitu : 1. Sasaran sederhana jangka panjang Setiap strategi bisnis harus merupakan kejelasan dari sasaran sehingga akan memberikan stabilitas dan kesatuan arah perusahaan. Sasaran ini harus konsisten dan jelas yang berorientasi tanggung jawab terhadap pegawai dan konsumen. 2. Analisis lingkungan persaingan Kemampuan dalam mengidentifikasi kebutuhan yang umum dari konsumen dapat berpengaruh pada penentuan posisi pasar. Kemampuan dalam memahami lingkungan bisnis ini dapat berupa pemahaman tentang mengidentifikasi dan memotivasi sumberdaya manusia. 3. Penilaian sumberdaya yang objektif Kesadaran akan kondisi sumberdaya dan kemampuan perusahaan akan berhubungan dengan nama perusahaan dan produk yang akan dijual. Kemampuan untuk memotivasi pegawai, keefektifan dalam menangani kemitraan dengan para pemasok, serta kemampuan dalam menangani dan mengendalikan mutu produk. 4. Penerapan yang efektif Strategi yang tepat bagi perusahaan akan berguna apabila dapat menerapkan strategi yang efektif dimana memerlukan pembentukan kepemimpinan, struktur organisasi dan sistem manajemen yang mampu memegang komitmen dengan baik serta koordinasi seluruh pegawai dan mobilisasi sumberdaya sebagai pelengkap strategi. Pernyataan Visi dan Misi Visi yang dimiliki oleh sebuah perusahaan merupakan suatu cita-cita tentang keadaan di masa datang yang diinginkan untuk diwujudkan oleh seluruh anggota organisasi. Menurut Umar (2008) cita-cita masa depan yang mewakili seluruh anggota perusahaan disebut dengan visi. Sedangkan misi merupakan penjabaran secara tertulis mengenai visi agar dapat atau mudah dimengerti dan jelas bagi seluruh staf perusahaan. Menurut David (2009) visi merupakan suatu pernyataan yang dirumuskan untuk menetapkan tujuan atau keadaan masa depan yang secara khusus digunakan oleh seseorang atau sekelompok. Visi adalah pernyataan masa depan yang mungkin dan didambakan oleh kelompok. Sedangkan misi adalah tujuan atau alasan mengenai keberadaan organisasi. Misi lebih berkaitan dengan tingkah laku pada masa kini. Pernyataan misi adalah pernyataan jangka panjang mengenai tujuan yang membedakan sebuah bisnis dari perusahaan lain yang serupa. Suatu pernyataan misi secara luas menggambarkan arah suatu organisasi dimasa depan.
11 Pernyataan misi juga dapat memastikan tujuan dalam suatu kelompok, standar untuk mengalokasikan sumberdaya kelompok dan berfungsi sebagai titik pusat bagi individu dalam menyelaraskan diri dengan tujuan dan arah kelompok. Tujuan merupakan titik sentral semua kegiatan perusahaan yang dapat dipakai menjadi alat untuk penilaian prestasi, pengendalian, koordinasi, dan juga untuk keputusan strategi. Analisis Lingkungan Eksternal Analisis eksternal yaitu analisis yang dilakukan untuk mengetahui faktorfaktor dari luar perusahaan yang dapat mempengaruhi perusahaan tersebut. Faktor eksternal dibagi menjadi dua yaitu peluang yang dapat memberikan manfaat dan ancaman yang harus dihindari. Menurut David (2009) secara garis besar analisis eksternal dapat dibagi menjadi dua lingkungan ekonomi yaitu analisis lingkungan makro dan analisis industri. Tujuan audit eksternal (external audit) adalah mengembangkan daftar yang terbatas tentang peluang yang dapat memberi manfaat dan ancaman yang harus dihindari. Menurut David (2009) kekuatan eksternal dapat dibagi menjadi lima kategori yaitu 1) kekuatan ekonomi, 2) kekuatan sosial, budaya dan demografi, 3) kekuatan politik, pemerintah dan hukum, 4) kekuatan teknologi, dan 5) kekuatan kompetitif. Hubungan antara kekuatan eksternal utama dengan organisasi dapat digambarkan pada Gambar 2 berikut.
Kekuatan ekonomi, kekuatan sosial, budaya, demografis, dan lingkungan Kekuatan politik, pemerintahan dan hukum Kekuatan teknologi Kekuatan kompetititf
Pesaing Pemasok Distributor Kreditor Konsumen Karyawan Masyarakat Manajer Para pemangku kepentingan Serikat buruh Pemerintah Asosiasi dagang Kelompok kepentingan khusus Produk Jasa Pasar Lingkungan Hidup
PELUANG DAN ANCAMAN ORGANISASI
Gambar 2 Hubungan antara Kekuatan Eksternal Utama dengan Organisasi Sumber : David, 2009
Lingkungan makro merupakan lingkungan yang berada di luar perusahaan yang memiliki arti yang luas dan tidak mempengaruhi kegiatan usaha secara langsung lingkungan makro tetap dapat mempengaruhi perkembangan usaha. Analisis lingkungan makro perusahaan meliputi aspek ekonomi, politik, sosial, budaya, dan teknologi. Uraian aspek-aspek tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Aspek ekonomi Kondisi ekonomi suatu negara dapat mempengaruhi iklim berbasis suatu perusahaan. Semakin buruk kondisi ekonomi maka akan semakin buruk juga
12 iklim berbisnis. Keadaan perekonomian saat sekarang dan di masa yang akan datang mempengaruhi keadaan dan strategi perusahaan. Beberapa faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam menganalisis ekonomi suatu daerah diantaranya siklus bisnis, ketersediaan energi, inflasi, suku bunga, investasi, harga-harga produk dan jasa, produktivitas, dan tenaga kerja. 2. Aspek sosial, budaya, demografi, dan lingkungan Perubahan sosial, budaya, demografis, dan lingkungan memiliki dampak yang besar atau hampir semua produk, jasa, pasar, dan konsumen. Faktor sosial ini akan mempengaruhi suatu perusahaan untuk menciptakan jenis konsumen yang berbeda dan menciptakan kebutuhan akan produk, jasa, dan strategi yang berbeda. 3. Aspek politik, pemerintahan, dan hukum Faktor-faktor politik, seperti stabilitas politik, kebijaksanaan dan peraturan pemerintah telah menjadi pertimbangan yang semakin penting bagi perusahaan dalam merumuskan strategi. Industri baru yang bergantung pada kontrak pemerintah dan subsidi. Perubahan dalam undang-undang paten, peraturan anti monopoli, tarif pajak, dan aktifitas lobi dapat mempengaruhi kelompok secara signifikan. 4. Aspek teknologi Untuk meningkatkan inovasi suatu perusahaan maka harus ada perubahan teknologi yang dapat mempengaruhi industrinya. Kemajuan teknologi tidak hanya mencakup penemuan-penemuan produk baru, tetapi juga mencakup cara-cara pelaksanaan atau metode baru dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Adaptasi teknologi yang kreatif dapat memungkinkan terciptanya produk baru, penyempurnaan produk yang sudah ada, atau penyempurnaan dalam teknik produksi dan pemasaran. Terobosan teknologi dapat memberikan peluang berupa membuka pasar dan produk yang canggih dan dapat berupa ancaman terhadap fasilitas produksi. 5. Lingkungan kompetitif Salah satu bagian terpenting dari lingkungan kompetitif adalah mengidentifikasi perusahaan pesaing dan menentukan kekuatan, kelemahan, kapabilitas, peluang, ancaman, tujuan, dan strategi mereka. Identifikasi pesaing utama tidak selalu mudah karena banyak perusahaan memiliki kompetisi dalam industri yang berbeda. Menurut Porter (1992) persaingan suatu industri dapat dilihat sebagai kombinasi atas lima kekuatan diantaranya persaingan antar perusahaan saingan, potensi masuknya pesaing baru, potensi pengembangan produk-produk pengganti, daya tawar pemasok, dan daya tawar konsumen. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 3 berikut.
13 Potensi pengembangan produk-produk pengganti
Daya tawar pemasok
Persaingan antar perusahaan saingan
Daya tawar konsumen
Potensi masuknya pesaing baru
Gambar 3 Model Lima Kekuatan Porter Sumber : David, 2009
Adapun penjelasan dari kekuatan yang menentukan intensitas persaingan dalam industri terdiri dari : 1. Persaingan antar perusahaan sejenis Semakin banyak pesaing dalam industri, maka persaingan dalam usaha tersebut akan semakin ketat. Strategi yang dijalankan oleh suatu perusahaan hanya dapat berhasil jika memberikan keunggulan kompetitif dibanding strategi yang dijalankan oleh pesaing. 2. Potensi masuknya pesaing baru Jika perusahaan semakin mudah masuk ke dalam industri, hal itu menunjukkan bahwa tingkat persaingan antar perusahaan akan semakin meningkat. Ada beberapa hambatan untuk masuk dalam industri bagi suatu perusahaan, diantaranya hambatan untuk mendapatkan teknologi dan pengetahuan khusus, kurangnya pengalaman, tingginya kesetiaan pelanggan, kuatnya preferensi merek, besarnya kebutuhan modal, kurangnya jalur distribusi yang memadai, peraturan pemerintah, tarif, kurangnya akses terhadap bahan mentah, kepemilikan paten, lokasi yang kurang menguntungkan, serta kejenuhan pasar. Terkadang perusahaan baru memasuki suatu bisnis dengan produk berkualitas lebih tinggi, harga lebih rendah dan sumberdaya pemasaran yang lebih besar. Hal ini memungkinkan penyusunan strategi lebih menitikberatkan pada identifikasi perusahaan yang berpotensi menjadi pesaing untuk memanfaatkan kekuatan dan peluang saat ini. 3. Potensi pengembangan produk substitusi Tekanan kompetisi yang berasal dari produk substitusi meningkat sejalan dengan menurunnya harga relatif dari produk substitusi dan sejalan dengan menurunnya biaya konsumen untuk beralih ke produk lain. Semakin banyak perusahaan lain yang menawarkan produk substitusi maka persaingan maka persaingan akan semakin tinggi dan dapat mengancam laba dan pertumbuhan dalam industri. 4. Kekuatan tawar menawar pemasok Kekuatan tawar menawar dengan pemasok mempengaruhi intensitas persaingan dalam industri. Hal ini khususnya pada saat pemasok berada pada posisi yang kuat dengan produk yang unik dan penting, jumlah pemasok terbatas, dan biaya mengganti pemasok cukup mahal.
14 5. Kekuatan tawar menawar konsumen Ketika pembeli berada dalam posisi yang kuat, mereka dapat memaksa untuk menurunkan harga. Hal ini dapat mempengaruhi tingkat profit perusahaan dan berdampak pada intensitas persaingan dalam industri. Hal lain yang membuat kekuatan tawar menawar konsumen lebih tinggi adalah ketika produk yang dibeli merupakan produk standar dan tidak terdiferensiasi. Perusahaan pesaing mungkin menawarkan garansi khusus untuk mendapatkan kesetiaan pelanggan ketika kekuatan tawar menawar konsumen cukup besar. Analisis Lingkungan Internal Lingkungan internal adalah faktor yang berasal dari dalam perusahaan sendiri dan umumnya dapat dikendalikan perusahaan. Menurut David (2009) analisis lingkungan internal merupakan proses identifikasi dan analisis terhadap kekuatan dan kelemahan dari dalam perusahaan, dengan mengkaji manajemen, pemasaran, operasi dan produksi perusahaan, sumberdaya manusia dan keuangan. Menurut Menurut David (2009) faktor-faktor internal perusahaan pada umumnya dibagi atas faktor : 1) manajemen, 2) pemasaran, 3) keuangan, 4) produksi dan operasi, 5) sumberdaya manusia, 6) penelitian dan pengembangan. 1. Manajemen Manajemen merupakan suatu tingkatan sistem pengaturan organisasi yang mencakup sistem produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, dan keuangan. Fungsi manajemen terdiri dari lima aktivitas dasar, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, dan penyusunan staf. 2. Pemasaran Pemasaran dapat diuraikan sebagai proses menetapkan, menciptakan, dan memenuhi kebutuhan, dan keinginan pelanggan akan produk. Terdapat tujuh fungsi dasar pemasaran, yaitu : 1) analisis pelanggan, 2) menjual produk, 3) merencanakan produk dan jasa, 4) menetapkan harga, 5) distribusi, 6) riset pemasaran, 7) analisis peluang. 3. Keuangan Kondisi keuangan sering dianggap ukuran tunggal terbaik dari posisi bersaing perusahaan dan daya tarik bagi investor. Menetapkan kekuatan dan kelemahan keuangan amat penting untuk merumuskan strategi secara efektif. 4. Produksi dan operasi Fungsi produksi terdiri atas aktivitas mengubah masukan menjadi barang dan jasa. Manajemen produksi dan operasi menangani masukan pengubahan dan keluaran yang bervariasi antar industri dan pasar. 5. Sumberdaya manusia Sumberdaya manusia merupakan modal utama bagi suatu perusahaan. Strategi yang terbaik sekalipun menjadi tidak berarti apabila manusia yang dipekerjakannya tidak memiliki keterampilan memadai untuk melakukan tugastugas tersebut. Kualitas kesesuaian sumberdaya manusia ini berpengaruh terhadap kinerja, kepuasan karyawan, dan perputaran tenaga kerja. 6. Penelitian dan Pengembangan Penelitian dan pengembangan (litbang) diarahkan untuk mengembangkan produk-produk baru, meningkatkan kualitas produk atau untuk memperbaiki proses produksi sehingga dapat menekan biaya.
15 Menentukan Alternatif Strategi Menurut David (2009) strategi generik dibagi menjadi empat, yaitu strategi integrasi, strategi intensif, strategi diversifikasi, dan strategi defensif. 1. Strategi integrasi Strategi ini memungkinkan perusahaan dapat mengendalikan para distributor, pemasok, dan pesaing yaitu a. Integrasi ke depan yaitu memiliki atau meningkatkan kendali atas distributor atau pengecer. b. Integrasi ke belakang yaitu mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pemasok perusahaan. Integrasi ke belakang cocok ketika pemasok perusahaan saat ini tidak dapat diandalkan, terlalu mahal atau tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan. c. Integrasi horizontal yaitu mencoba memiliki atau meningkatkan kendali atas para pesaing. 2. Strategi intensif Strategi ini memerlukan usaha yang intensif untuk meningkatkan posisi persaingan perusahaan dengan produk yang ada yaitu a. Penetrasi pasar yaitu mencari pangsa pasar yang lebih besar dari produk atau jasa yang sudah ada sekarang melalui usaha pemasaran yang lebih gencar. b. Pengembangan pasar yaitu memperkenalkan produk atau jasa yang telah ada ke wilayah geografi baru. c. Pengembangan produk yaitu mencoba meningkatkan penjualan dengan memperbaiki produk jasa yang sudah ada atau mengembangkan yang baru. 3. Strategi diversifikasi Strategi ini dimaksudkan untuk menambah produk baru. Strategi ini ditinjau dari tingginya tingkat manajemen dalam mengendalikan aktivitas perusahaan yang berbeda. Terdapat tiga tipe umum strategi diversifikasi yaitu a. Diversifikasi konsentrik yaitu menambah produk atau jasa baru, tetapi masih terkait. b. Diversifikasi konglomerat yaitu menambah produk atau jasa baru yang tidak berhubungan dengan pelanggan saat ini. Tujuan strategi ini adalah menambah produk baru yang tidak berhubungan untuk pasa yang berbeda. c. Diversifikasi horizontal yaitu menambah produk atau jasa baru yang tidak berhubungan dengan pelanggan yang sudah ada. Tujuan strategi ini adalah menambah produk baru yang tidak berhubungan untuk memuaskan pelanggan yang sama. 4. Strategi defensif Strategi defensif merupakan tipe strategi bertahan. Strategi ini terdiri dari a. Retrenchment yaitu strategi penghematan biaya dengan cara mengurangi sebagian asset dari perusahaan untuk menanggulangi turunnya penjualan atau keuntungan.
16 b. Divestasi yaitu strategi dengan menjual satu divisi atau bagian dari suatu organisasi yang bertujuan meningkatkan modal untuk akuisisi strategis atau investasi lebih lanjut. Divestasi dapat menjadi bagian dari keseluruhan strategi Retrenchment untuk menyingkirkan bisnis perusahaan yang tidak menguntungkan, membutuhkan biaya modal, atau yang tidak cocok dengan aktivitas perusahaan lainnya. c. Likuidasi yaitu strategi ini dilakukan dengan menjual seluruh asset perusahaan baik secara bertahap sesuai dengan nilainya. Alat Analisis Alat analisis yang digunakan yaitu EFE (External Factor Evaluation), IFE (Internal Factor Evaluation), Matriks Internal-Eksternal (I-E), Analisis SWOT dan Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). Masing-masing alat analisis tersebut dapat menghasilkan strategi yang tepat. 1. EFE (External Factor Evaluation) Matriks EFE (External Factor Evaluation) merupakan alat perumusan strategi pada tahap input yang meringkas dan mengevaluasi informasi peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal perusahaan. Data faktor-faktor eksternal dikumpulkan untuk menganalisis dan mengevaluasi hal-hal yang menyangkut masalah ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, teknologi, dan tingkat persaingan perusahaan. 2. IFE (Internal Factor Evaluation) Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) merupakan alat perumusan strategi yang meringkas dan mengevaluasi informasi mengenai kekuatan dan kelemahan dari lingkungan internal perusahaan. Data faktor-faktor internal didapat dari dalam perusahaan seperti pemasaran dan distribusi perusahaan, operasi dan produksi perusahaan, sumberdaya manusia dan karyawan serta faktor keuangan. 3. Matriks Internal-Eksternal (I-E) Matriks I-E menggunakan parameter yang meliputi parameter kekuatan internal dan pengaruh eksternal perusahaan yang masing-masing akan diidentifikasi kedalam elemen eksternal dan internal melalui matriks External Factor Evaluation (EFE) dan Internal Factor Evaluation (IFE). Pengembangan kedua matriks tersebut menghasilkan matriks Internal-Eksternal (IE) yang menghasilkan sembilan macam sel yang memperlihatkan kombinasi total nilai terboboti dari matriks IFE-EFE. Tetapi pada prinsipnya kesembilan sel dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama yang memiliki implikasi strategi yang berbeda. Pertama, Growth Strategy, dapat disebut tumbuh dan bina. Divisi ini berada pada sel I, II, atau IV. Dalam hal ini perusahaan biasanya mengejar pertumbuhan dalam keuntungan, pangsa pasar, dan tujuan primer lain. Strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk). Kedua, Stability Strategy, dapat dikelola dengan strategi pertahankan dan pelihara. Divisi ini berada pada sel III, V, dan VII . perusahaan menerapkan strategi tanpa mengubah arah strategi yang telah ditetapkan. Tujuannya relatif defensif, yaitu menghindari kehilangan penjualan dan kehilangan profit. Ketiga, retrenchment Strategy, dapat pula disebut strategi panen atau divestasi. Divisi ini
17 masuk kedalam sel VI, VII, IX, pada saat kelangsungan hidup perusahaan terancam dan tidak lagi dapat bersaing secara efektif. Seringkali strategi ini menekankan pada penghematan. 4. Analisis SWOT SWOT adalah singkatan dari Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), lingkungan internal perusahaan serta Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman) dalam lingkungan eksternal yang dihadapi perusahaan. Matriks SWOT merupakan alat pencocokan yang membantu manajer mengembangkan empat tipe yaitu 1) strategi S-O yaitu strategi yang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal perusahaan, 2) strategi W-O yaitu strategi yang bertujuan untuk memperbaiki atau memperkecil kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang eksternal perusahaan, 3) strategi S-T yaitu strategi yang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk menghindari atau mengurangi ancaman eksternal perusahaan, 4) strategi W-T yaitu strategi yang digunakan untuk mengurangi kelemahan internal perusahaan dan menghindari ancaman eksternal perusahaan. 5. Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) Menurut David (2009) matriks perencanaan strategi kuantitatif (Quantitative Strategic Planning Matrix atau QSPM) merupakan alat yang memungkinkan penyusunan strategi mengevaluasi berbagai strategi alternatif secara objektif berdasarkan faktor-faktor keberhasilan penting eksternal dan internal yang diidentifikasi sebelumnya. Teknik ini secara objektif menunjukkan strategi mana yang terbaik. Kerangka Pemikiran Operasional Pada dasarnya setiap orang atau perusahaan melakukan kegiatan usaha yang bertujuan untuk memaksimumkan keuntungannya, begitu pula halnya dengan Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera yang merupakan salah satu produsen ikan hias yang ada di Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera dihadapkan pada beberapa masalah internal diantaranya peningkatan permintaaan ikan hias, masih minimnya kemampuan manajemen para anggotanya dalam produksi, keuangan, administrasi, dan pemasaran serta kurangnya tenaga kerja operasional yang baik merupakan kendala Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera dalam berkonsentrasi pada pengembangan usahanya. Disamping itu, tingginya tingkat persaingan dalam industri ikan hias air tawar serta keterbatasan modal yang dimiliki menjadi kendala lain yang dimiliki Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera dalam mengembangkan usahanya. Berbagai kendala tersebut memaksa Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera untuk harus merumuskan strategi pengembangan usaha yang tepat agar tetap bertahan dan bersaing didalam lingkungan industri yang semakin kompetitif. Tahap awal dari penelitian ini adalah dengan menganalisis visi, misi, dan tujuan yang telah ditetapkan oleh Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera. Visi, misi dan tujuan tersebut tentunya akan menjadi penuntun dalam melakukan tahap analisis selanjutnya agar strategi yang diterapkan mengarah pada pencapaian tujuan akhir. Langkah berikutnya adalah mengidentifikasi
18 permasalahan yang terjadi pada Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera dalam menjalankan usahanya, kemudian menganalisis informasi lingkungan perusahaan baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Analisis lingkungan internal yang akan diteliti meliputi manajemen, pemasaran, keuangan, produksi/operasi, dan sumberdaya manusia. Sedangkan analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan umum dan lingkungan industri. Lingkungan umum mencangkup ekonomi, sosial budaya dan lingkungan, politik, teknologi, serta ekologi/alam. Lingkungan industri melalui pembentukan persaingan dengan menggunakan model kekuatan porter yaitu ancaman pendatang baru, kekuatan tawar menawar pembeli, kekuatan tawar menawar pemasok, ancaman produk subsitusi dan persaingan diantara perusahaan yang sejenis. Variabel-variabel eksternal dan internal yang telah dianalisis kemudian dirangkum dan dijabarkan dalam matriks IFE yang merupakan kekuatan dan kelemahan serta matriks EFE yang menjadi peluang dan ancaman bagi Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera. Tahap berikutnya yaitu memadukan hasil matriks IFE dan EFE dengan menggunakan alat analisis matriks IE untuk mengetahui posisi kelompok tani. Kemudian dengan menggunakan matriks SWOT Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), lingkungan internal perusahaan serta Opportunitiy (peluang) dan Threat (ancaman) akan diperoleh alternatif-alternatif strategi apa yang dapat dilakukan untuk pengembangan usaha ikan hias air tawar yang dijalankan oleh Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera. Tahap terakhir yaitu pengambilan keputusan strategi mana yang menjadi prioritas dengan menggunakan alat analisis matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) sebagai rekomendasi strategi yang harus dijalankan Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera. Matriks QSPM didesain untuk menentukan alternatif tindakan yang layak. Berdasarkan hal tersebut maka alur penelitian operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4 berikut.
19
Visi, Misi dan Tujuan Kelompok Batara Mina Sejahtera
Permasalahan yang dihadapi:
Peningkatan permintaan yang belum bisa diantisipasi perusahaan Minimnya kemampuan manajemen dan tenaga operasional yang baik Tingginya tingkat persaingan dalam industri penyediaan ikan hias air tawar. Adanya peluang pengembangan usaha yang cukup potensial
Analisis Lingkungan Usaha Kelompok Batara Mina Sejahtera
Lingkungan Internal
Lingkungan Eksternal
Manajemen Sumber Daya Manusia Pemasaran Administrasi dan Keuangan Produksi Penelitian dan Pengembangan
Evaluasi Kekuatan dan Kelemahan (Matriks IFE)
Lingkungan Umum Ekonomi Sosial, Budaya, dan Lingkungan Politik Teknologi Lingkungan Industri (5 kekuatan porter) Ancaman pendatang baru Kekuatan tawar menawar pembeli Kekuatan tawar menawar pemasok Ancaman produk subsitusi Persaingan anggota industri
Evaluasi Peluang dan Ancaman (Matriks EFE)
Penentuan posisi kelompok usaha BMS saat ini dengan matriks IE
Penentuan alternatif strategi dengan matriks SWOT
Penentuan urutan strategi dengan QSPM
Rekomendasi strategi terbaik
Gambar 4 Kerangka Pemikiran Operasional Strategi Pengembangan Usaha pada Kelompok Batara Mina Sejahtera.
20
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera, Kota Bogor. Teknik pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive sampling), dengan pertimbangan bahwa Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera merupakan kelompok pembudidaya yang berfokus sebagai produsen benih ikan hias air tawar, sehingga keberadaan Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera dalam industri ikan hias di Kota Bogor dianggap penting sebagai salah satu sentra dalam menanggulangi permintaan benih ikan hias ke pengumpul. Kegiatan penelitian dilakukan melalui dua tahapan, yaitu: 1) proses penyusunan proposal pada bulan September 2012 hingga Januari 2013, dan 2) proses pengumpulan, pengolahan, dan analisis data sebagai hasil penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2013. Jenis Data dan Sumber Data Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan penting dalam kegiatan penelitian. Data yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber pertama, berupa pencatatan dan wawancara langsung dengan responden terpilih melalui pengisian kuesioner untuk mengetahui faktor-faktor strategis eksternal dan internal perusahaan. Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pengumpulan data dari pihak lain yang digunakan untuk mendukung data primer. Data sekunder diperoleh dari data-data laporan di Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera, hasil riset atau hasil penelitian sebelumnya. Selain itu data sekunder juga diperoleh dari penelusuran literatur yang relevan dan pengumpulan data informasi dari instansi-instansi atau lembaga terkait baik pemerintah maupun swasta seperti Biro Pusat Statistik, Dinas Pertanian Kota Bogor, Departemen Kelautan dan Perikanan, dan instansi terkait lainnya. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah metode studi Literature, observasi, wawancara, diskusi, dan kuesioner. Data yang dikumpulkan adalah berupa data primer maupun data sekunder. Penjelasan metode pengumpulan data primer yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Studi literature adalah mengumpulkan data melalui buku-buku, jurnal, maupun sumber-sumber lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Tujuannya adalah untuk mengetahui suatu masalah dan metode apa saja yang telah dipakai. 2. Observasi yaitu melakukan pengamatan langsung mengenai kegiatan usaha yang dilakukan dan hal-hal lainnya yang mendukung penelitian. 3. Wawancara yaitu melakukan proses tanya jawab dengan objek penelitian.
21 4. Diskusi yaitu melakukan wawancara mendalam dan bertukar pikiran mengenai permasalahan dan kondisi yang ada. 5. Kuesioner yaitu memberikan daftar pertanyaan berupa kuesioner kepada responden. 6. Teknik delphi yaitu suatu proses kelompok yang digunakan untuk memperoleh tanggapan tertulis dari beberapa individu yang dianggap ahli di bidangnya agar memudahkan dalam mengumpulkan pendapat dan pengambilan keputusan. Pengumpulan data mengenai visi, misi, tujuan, gambaran lingkungan internal, gambaran lingkungan eksternal, faktor strategis eksternal, dan faktor strategis internal. Pengumpulan data primer menggunakan kuesioner pihak yang dijadikan responden internal adalah ketua kelompok dan salah satu pengurus atau anggota dengan pertimbangan memahami kondisi keadaan internal sedangkan untuk responden eksternal adalah pengumpul dengan pertimbangan sering melakukan pembelian benih ikan hias, Dinas Pertanian Kota Bogor, serta Kementrian dan Kelautan perikanan (KKP) Raiser sebagai pemangku kebijakan pemerintah atau supporting system. Metode Penentuan Responden Metode penentuan responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling dengan menggunakan metode purposive sampling. Responden yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari pihak internal dan pihak eksternal. Pemilihan responden internal dipilih secara sengaja berdasarkan penilaian bahwa responden tersebut memiliki faktor penentu dalam pengambilan keputusan yang berjumlah 2 orang responden, sedangkan pihak eksternal dipilih berdasarkan pengetahuannya terhadap perkembangan usaha budidaya ikan hias air tawar di Kota Bogor sebanyak 3 responden. Pertimbangan menggunakan pihak eksternal adalah agar penilaian dapat lebih objektif dan lebih mengetahui kondisi yang sebenarnya. Metode Pengolahan dan Analisa Data Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif untuk mendefinisikan keadaan Kelompok Batara Mina Sejahtera secara umum. Analisis deskriptif terdiri dari dua yaitu analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, sedangkan analisis deskriptif kuantitatif digunakan pada matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT, dan matriks SWOT. Analisis yang digunakan dalam perumusan strategi yaitu tahap input, tahap pencocokan, dan tahap keputusan. Tahap Analisis Input Analisis Faktor Internal Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) mengidentifikasi faktor-faktor internal perusahaan yang meliputi aspek manajemen, sumberdaya manusia, pemasaran, keuangan, dan produksi. Penilaian internal ditujukan untuk mengukur sejauh mana kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Matriks IFE dibuat dalam lima tahapan, yaitu :
22
1. Identifikasi faktor internal perusahaan Langkah awal yang dilakukan adalah mengidentifikasi faktor internal, yaitu mendaftar semua kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan, seperti yang terlihat pada kuesioner, selanjutnya dilakukan wawancara atau diskusi dengan responden untuk menentukan apakah faktor-faktor tersebut telah sesuai dengan kondisi internal perusahaan saat ini. 2. Penentuan bobot variabel Penentuan bobot dalam matriks IFE dilakukan dengan cara mengajukan identifikasi faktor strategis internal tersebut kepada pihak manajemen atau pakar dengan perbandingan berpasangan atau disebut paired comparison. Metode ini digunakan untuk memberi penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu internal dan eksternal. Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1, 2, dan 3. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom: 1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal 3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal Bentuk penilaian pembobotan untuk matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 3 berikut. Tabel 3 Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan FAKTOR INTERNAL A B C D ........ Total
A
B
C
D
........
Total
Bobot
-
Bobot setiap variabel diperoleh dengan membagi jumlah nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus sebagai berikut : ∑ Keterangan : ai = bobot variabel ke i xi = nilai variabel ke i i = 1,2,3,.... n n = jumlah variabel Adapun bobot yang diberikan berkisar 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat penting) untuk masing-masing faktor. Bobot yang diberikan kepada masing-masing faktor mengindikasikan tingkat penting relatif dari faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam industri. Faktor kunci tersebut adalah kekuatan dan kelemahan internal, faktor yang dianggap memiliki pengaruh paling besar dalam kinerja perusahaan harus diberikan bobot yang paling tinggi. Jumlah seluruh bobot adalah harus sama dengan 1,0.
23 3. Penentuan rating (peringkat) Penentuan rating pada setiap faktor sukses kritis internal untuk menunjukkan respon strategi tertinggi perusahaan yang tengah dijalankan terhadap faktor. Skala rating yaitu sangat lemah (peringkat = 1) atau lemah (peringkat = 2), kuat (peringkat = 3) atau sangat kuat (peringkat = 4). Untuk faktor kekuatan harus mendapat peringkat 3 atau 4 sedangkan faktor kelemahan harus mendapat peringkat 1 atau 2. 4. Penghitungan nilai tertimbang (weighted score) Nilai tertimbang (weighted score) dari masing-masing faktor internal diperoleh dengan cara mengalikan bobot dengan rating pada masing-masing faktor internalnya. 5. Penghitungan total nilai tertimbang (total weighted score) Total nilai tertimbang (total weighted score) untuk keseluruhan faktor internal perusahaan diperoleh dengan menunjukkan nilai tertimbang (weighted score) pada masing-masing faktor internal. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tersebut bereaksi terhadap faktor-faktor kunci internalnya. Bentuk matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 4 berikut. Tabel 4 Analisis Matriks IFE Faktor Internal Utama Kekuatan 1. .......... Kelemahan 1. ........... Total
Bobot
Rating
Skor (Bobot x Rating)
Pada matriks IFE total skor pembobotan dalam berkisar 1,0 sampai dengan 4,0 dengan rata-rata 2,5. Jika total skor pembobotan (3,0-4,0) berarti kondisi internal perusahaan tinggi/kuat, jika (2,0-2,99) berarti kondisi internal perusahaan berada pada kondisi rata-rata. Sedangkan (1,0-1,99) berarti kondisi internal perusahaan rendah/lemah. Analisis Faktor Eksternal Matriks External Factor Evaluation (EFE) digunakan untuk merangkum dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, kebijakan pemerintah dan politik, teknologi dan ekologi serta tingkat persaingan. Analisis industri menggunakan konsep lima kekuatan porter yaitu persaingan antar perusahaan saingan, potensi masuknya pesaing baru, potensi pengembangan produk-produk pengganti, daya tawar pemasok, dan daya tawar konsumen. Faktor kunci dari hasil analisis eksternal dimasukkan ke dalam matriks External Factor Evaluation (EFE). Matriks ini digunakan untuk mengukur peluang dan ancaman yang dimiliki oleh perusahaan. Matriks EFE dibuat dalam lima tahapan, yaitu : 1. Identifikasi faktor eksternal perusahaan Langkah awal yang dilakukan adalah mengidentifikasi faktor eksternal, yaitu mendaftar semua peluang dan ancaman yang dimiliki oleh perusahaan, seperti yang terlihat pada kuesioner, selanjutnya dilakukan wawancara atau diskusi dengan responden untuk menentukan apakah faktor-faktor tersebut telah sesuai dengan kondisi eksternal perusahaan saat ini. Sedangkan proses penilaian
24 oleh pakar (expert) dilakukan melalui teknik delphi. Adapun prosedur nya sebagai berikut : a. Mengembangkan pertanyaan Awal dari memformulasikan pertanyaan yang dikembangkan oleh penulis adalah tentang faktor-faktor eksternal dari lingkungan makro dan industri yang mempengaruhi perkembangan budidaya ikan hias air tawar di Kota Bogor. b. Memilih dan kontak dengan responden Responden yang dipilih berdasarkan orang yang mengetahui perkembangan budidaya ikan hias air tawar di Kota Bogor oleh pakar (expert) yang dilakukan dengan wawancara langsung. c. Memilih ukuran contoh Responden yang dipilih sebanyak 3 orang yang terdiri dari satu orang dari Dinas Pertanian Kota Bogor, satu orang dari raiser (Kementrian Kelautan dan Perikanan), dan satu orang dari pengumpul (taufan fish farm). d. Mengembangkan kuesioner 1 Kuesioner ini berisi tentang pertanyaan umum dari hasil dugaan mengenai lingkungan makro dan industri yang mempengaruhi perkembangan budidaya ikan hias air tawar di Kota Bogor. e. Analisa kuesioner 1 Kuesioner ini berisi tentang pertanyaan umum dari hasil dugaan mengenai faktor-faktor eksternal yang termasuk ke dalam kualifikasi peluang atau ancaman. Adapun penambahan variabel juga dilakukan oleh responden. f. Diskusi Diskusi dilakukan dengan responden apabila ada penambahan variabel dari kuesioner pertama. g. Mengembangkan kuesioner 2 Kuesioner ini berisi tentang penilaian peringkat dari faktor-faktor eksternal dilihat dari lingkungan makro maupun industri. h. Menyiapkan laporan akhir Laporan hasil penilaian faktor eksternal baik lingkungan makro maupun industri yang mempengaruhi perkembangan budidaya ikan hias air tawar di Kota Bogor. Dalam pelaksanaanya di lapangan teknik delphi boleh digunakan dengan memodifikasi dan tidak berpatokan pada prosedur. Oleh karena itu, teknik delphi ini akan membantu dalam menentukan faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan budidaya ikan hias air tawar di Kota Bogor. Rancangan mengenai teknis implementasi teknik delphi ini dapat dilihat Gambar 5 berikut. Penilaian Eksternal (Pihak Internal)
Penilaian Eksternal (Pihak Expert)
Konfirmasi (Pihak Internal)
Hasil Akhir Faktor Strategis Eksternal
Gambar 5 Rancangan Implementasi Teknik Delphi
25 2. Penentuan bobot variabel Penentuan bobot dalam matriks EFE dilakukan dengan cara mengajukan identifikasi faktor strategis Eksternal tersebut kepada pihak manajemen atau pakar dengan perbandingan berpasangan atau disebut paired comparison. Metode ini digunakan untuk memberi penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu internal dan eksternal. Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1, 2, dan 3. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom: 1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal 3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal Bentuk penilaian pembobotan untuk matriks EFE dapat dilihat pada Tabel 5 berikut. Tabel 5 Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan FAKTOR EKSTERNAL A B C D ........ Total
A
B
C
D
........
Total
Bobot
-
Bobot setiap variabel diperoleh dengan membagi jumlah nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus sebagai berikut : ∑ Keterangan : ai = bobot variabel ke i xi = nilai variabel ke i i = 1,2,3,.... n n = jumlah variabel Adapun bobot yang diberikan berkisar 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat penting) untuk masing-masing faktor. Bobot yang diberikan kepada masing-masing faktor mengindikasikan tingkat penting relatif dari faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam industri. Peluang pada umumnya menerima bobot yang lebih besar dari ancaman tetapi ancaman dapat juga menerima bobot yang lebih besar bila perusahaan berada dalam keadaan yang sulit atau terancam. Jumlah seluruh bobot adalah harus sama dengan 1,0. 3. Penentuan rating (peringkat) Penentuan rating pada setiap faktor sukses kritis eksternal untuk menunjukkan respon strategi perusahaan yang tengah dijalankan terhadap faktor. Skala rating tersebut yakni 4 = respon sangat besar (superior), 3= respon diatas rata-rata 2 = respon rata-rata, 1 = respon dibawah rata-rata. 4. Penghitungan nilai tertimbang (weighted score) Nilai tertimbang (weighted score) dari masing-masing faktor eksternal diperoleh dengan cara mengalikan bobot dengan rating pada masing-masing faktor eksternalnya.
26 5. Penghitungan total nilai tertimbang (total weighted score) Total nilai tertimbang (total weighted score) untuk keseluruhan faktor eksternal perusahaan diperoleh dengan menunjukkan nilai tertimbang (weighted score) pada masing-masing faktor eksternal. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tersebut bereaksi terhadap faktor-faktor kunci internalnya. Bentuk matriks EFE dapat dilihat pada Tabel 6 berikut. Tabel 6 Analisis Matriks EFE Faktor Eksternal Utama Peluang 1. .......... Ancaman 1. ........... Total
Bobot
Rating
Skor (Bobot x Rating)
Dengan memperhatikan faktor peluang dan ancaman dalam matriks EFE, total skor tertinggi yang mungkin dicapai adalah 4,0 sedangkan yang terendah adalah 1,0 dengan rata-rata 2,5. Total skor (3,0-4,0) menunjukkan perusahaan merespon kuat terhadap peluang dan ancaman yang mempengaruhi perusahaan. Total skor (2,0-2,99) berarti perusahaan merespon sedang terhadap peluang dan ancaman yang ada. Sedangkan total skor (1,0-1,99) berarti perusahaan tidak dapat merespon peluang dan ancaman yang ada. Tahap Pencocokan Tahap pencocokan diperlukan untuk memasukkan hasil pembobotan matriks IFE dan EFE. Pada tahap pencocokan dalam penelitian ini menggunakan matriks internal-eksternal (IE) serta matriks SWOT. Alasan menggunakan dua matriks tersebut adalah matriks IE hanya memperoleh informasi strategi bisnis saja sedangkan untuk mengetahui strategi secara detail harus dirumuskan kembali menggunakan matriks SWOT. Matriks IE Matriks IE dapat mengidentifikasi sembilan strategi perusahaan, tetapi pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama, yaitu : 1. Divisi pada sel I, II, IV disebut tumbuh dan bangun (growth and build). Strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau integrative (integrasi ke belakang, ke depan dan horizontal) mungkin paling tepat untuk divisi ini. 2. Divisi pada sel III, V, atau VII terbaik dapat dikelola dengan strategi mempertahankan dan memelihara (hold and maintain). 3. Divisi pada sel VI, VIII, atau IX adalah mengambil hasil atau melepaskan (harvest and divest), yaitu usaha memperkecil atau mengurangi usaha yang dilakukan koperasi. Dalam matriks IE, total skor bobot IFE pada sumbu x dan total skor bobot EFE pada sumbu y. Pada sumbu x dari matriks I-E, total skor bobot IFE sebesar 1,00 hingga 1,99 menggambarkan posisi internal yang lemah, skor 2,00 sampai
27 2,99 merupakan pertimbangan rata-rata, dan skor 3,00 sampai 4,00 adalah kuat. Begitu pula dengan sumbu y, total skor bobot 1,00 hingga 1,99 adalah pertimbangan rendah, skor 2,00 hingga 2,99 merupakan pertimbangan menengah, dan skor 3,00 hingga 4,00 adalah tinggi. Matriks IE dapat dilihat pada Gambar 6 berikut.
Kuat 4,0 I
SKOR TOTAL IFE 3,0 2,0 Rata-rata Lemah II III
1,0
Tinggi SKOR TOTAL EFE
3,0 IV Menengah 2,0 VII
V
VI
VIII
IX
Rendah 1,0
Gambar 6 Matriks Internal-Eksternal Sumber : David, 2009
Keterangan : I : Strategi Pertumbuhan VI II : Strategi Pertumbuhan VII III : Strategi Penciutan VIII IV : Strategi Stabilitas IX V : Strategi Pertumbuhan atau Stabilitas
: Strategi Penciutan : Strategi Pertumbuhan : Strategi Pertumbuhan : Likuiditas
Matriks SWOT Matriks SWOT digunakan untuk menyusun strategi organisasi atau perusahaan. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength) dan peluang (Opportunitiy) namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan Ancaman (Threat). Langkah-langkah dalam membuat matriks SWOT adalah : 1. Membuat daftar peluang-peluang eksternal utama perusahaan. 2. Membuat daftar ancaman-ancaman eksternal perusahaan. 3. Membuat daftar kekuatan-kekuatan internal utama perusahaan. 4. Membuat daftar kelemahan-kelemahan internal utama perusahaan. Gabungan keempat faktor tersebut adalah empat set kemungkinan alternatif strategi, yaitu: 1. Strategi SO, strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. 2. Strategi WO, strategi yang meminimalkan kelemahan dengan memanfaatkan peluang. 3. Strategi ST, strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman.
28 4. Strategi WT, strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman. Adapun bentuk matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 7 berikut. Tabel 7 Matriks SWOT
Peluang (Opportunity - O) 1.......... 2.......... 3. Dsb Ancaman (Threat - T) 1.......... 2.......... 3. Dsb
Kekuatan (Strength - S) 1.......... 2.......... 3. Dsb Strategi S-O Rumusan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi S-T Rumuskan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Kelemaha (Weakness - W) 1.......... 2.......... 3. Dsb Strategi W-O Rumusan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Strategi W-T Rumuskan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman
Menurut David (2009) Tujuan dari pencocokan matriks IE dan SWOT pada tahap (Matching Stage) adalah untuk menghasilkan alternatif strategi yang layak tetapi bukan untuk memilih strategi mana yang terbaik. Tahap Keputusan Tahapan terakhir dari penyusunan strategi yaitu tahap pengambilan keputusan. Tahap ini memutuskan alternatif strategi yang menjadi prioritas. Sumber matriks QSPM diperoleh dari alternatif strategi yang layak direkomendasikan melalui analisis SWOT. Matriks perencanaan strategis kuantitatif atau yang disebut juga Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) adalah alat yang memungkinkan ahli strategi untuk mengevaluasi strategi alternatif secara objektif berdasakan faktor-faktor keberhasilan penting eksternal dan internal yang telah diidentifikasi sebelumnya (David, 2009). Ada enam langkah untuk membuat matriks QSPM, yaitu : 1. Membuat daftar peluang dan ancaman eksternal dan kekuatan serta internal kunci perusahaan dalam kolom kiri dari QSPM. Informasi ini diambil langsung dari matriks IFE dan EFE. 2. Memberi bobot untuk masing-masing faktor internal dan eksternal. Bobot disajikan dalam kolom disamping kanan faktor internal dan eksternal. 3. Mengevaluasi matrik tahap dua (pencocokan), dan identifikasi alternatif strategi yang harus dipertimbangkan perusahaan untuk diimplikasikan. Kemudian catat strategi-strategi ini pada baris atas dari QSPM. 4. Menentukan Nilai Daya Tarik (Attractiveness Score). Tentukan nilai numerik yang menunjukkan daya tarik relatif dari setiap strategi dalam alternatif tertentu. Secara spesifikasi nilai daya tarik harus diberikan pada setiap strategi untuk menunjukkan daya tarik relatif dari satu trategi atas strategi yang lain dengan mempertimbangkan faktor tertentu. Nilai daya tarik itu adalah Nilai 1 = Tidak Menarik Nilai 3 = Cukup Menarik Nilai 2 = Agak Menarik Nilai 4 = Sangat Menarik
29 Jika faktor tersebut tidak mempunyai pengaruh pada pilihan spesifik yang akan dibuat maka tidak perlu memberikan nilai daya tarik pada strategi. 5. Menghitung total nilai daya tarik (Total Attractiveness Score) TAS ditetapkan sebagai hasil hasil perkalian bobot (langkah dua) dengan nilai daya tarik (TAS) (langkah empat) dalam setiap baris. Semakin tinggi AS semakin menarik strategi alternatif. 6. Menghitung penjumlahan total nilai daya tarik. Menjumlahkan TAS dalam setiap kolom strategi QSPM. Jumlah TAS mengungkapkan strategi umum yang paling menarik dalam setiap set strategi. Semakin tinggi nilai menunjukkan strategi tersebut semakin menarik, dengan mempertimbangkan semua faktor sukses kritis eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi keputusan strategis. Besarnya perbedaan antara jumlah TAS dalam satu set strategi alternatif tertentu menunjukkan seberapa besar sebuah strategi lebih diinginkan relatif terhadap yang lain. Alternatif strategi yang memiliki total terbesar merupakan strategi yang paling baik. Matriks QSPM dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM) Faktor-faktor kunci
Bobot
Alternatif Strategi Strategi 1 Strategi 2 AS TAS AS TAS
Faktor-faktor kunci eksternal Faktor-faktor kunci internal Jumlah Total Daya Tarik Keterangan : AS = Nilai Daya Tarik TAS = Total Nilai daya Tarik
GAMBARAN UMUM Sejarah dan Perkembangan Kelompok Batara Mina Sejahtera adalah Kelompok Pembudidaya Ikan Hias yang berlokasi di Kelurahan Ciluar, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor. Kelompok Batara Mina Sejahtera ini dibentuk pada tanggal 20 Juni 2003 dan mempunyai anggota saat ini sebanyak 15 orang dengan mayoritas anggota berlokasi di Kecamatan Bogor Utara. Latar belakang pendirian Kelompok Batara Mina Sejahtera berawal dari lahan sempit yang merupakan kendala bagi masyarakat perkotaan untuk mengembangkan usaha agribisnisnya sehingga budidaya ikan hias tidak memerlukan luasan lahan yang luas, aspek ekonomi ikan hias dapat dikembangkan dengan modal skala usaha kecil. Untuk itu dalam pembentukan kelompok tani dalam usaha budidaya dalam suatu wadah kelompok di latar belakangi oleh lemahnya aksesbilitas pembudidaya ikan hias terhadap berbagai kelembagaan layanan usaha seperti lembaga keuangan, lembaga pemasaran, dan lembaga sarana produksi serta akan dapat meningkatkan posisi tawar petani (bargaining position) terhadap konsumen atau supplier dan memudahkan dalam hal operasional.
30 Nama Batara Mina Sejahtera dipilih sebagai nama kelompok karena besar harapan akan membawa kejayaan kesejahteraan bagi para anggota dan masyarakat sekitar khususnya di Kelurahan Ciluar. Bersamaan dengan pembentukan kelompok, pemilihan ketua kelompok Batara Mina Sejahtera menghasilkan keputusan bahwa Bapak Arifin yang merupakan seorang pembudidaya ikan hias air tawar menjadi ketua kelompok yang pertama. Di tahun 2010 Kelompok Batara Mina Sejahtera berhasil meraih penghargaan Juara 1 Lomba Penilaian Kinerja Kelembagaan Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) dan Unit Pelayanan Pengembangan (UPP), kategori POKDAKAN Ikan Hias Provinsi Jawa Barat. Selanjutnya pada tahun 2011 Kelompok Batara Mina Sejahtera berhasil meraih penghargaan Adibakti Mina Bahari dari Menteri Kelautan dan Perikanan sebagai Juara 1 Bidang Perikanan Budidaya kategori kelompok pembudidaya ikan hias yang merupakan penghargaan tingkat nasional. Letak dan Lokasi Sekretariat Kelompok Batara Mina Sejahtera yang berlokasi di Jalan Batara RT 02/RW 03 Kelurahan Ciluar Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Jawa Barat dengan suhu berkisar 28°C-32°C. Aksesbilitas Kecamatan Bogor Utara ini terhadap kota sejauh 15 km, dengan ibu kota Provinsi Jawa Barat sejauh 125 km. Visi, Misi dan Tujuan Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera mempunyai visi, misi dan tujuan kelompok. Visi Kelompok Batara Mina Sejahtera adalah untuk membentuk kelompok pembudidaya ikan yang mandiri yang beranggotakan atau terdiri dari pembudidaya ikan mandiri. Sedangkan misi Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera adalah membantu meningkatkan petani yang belum mandiri menjadi petani yang mandiri, bekerja sama dengan pihak-pihak lain yang berhubungan dengan usaha perikanan antara lain kelompok-kelompok tani, supplier, exportir, koperasi, dinas terkait dan perbankan, serta meningkatkan ketahanan pangan atau kesejahteraan anggota dengan meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja anggota kelompok. Tujuan Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera berdasarkan wawancara di lapangan adalah meningkatkan kesejahteraan para anggota pembudidaya ikan yang mandiri baik dalam produksi, kontinuitas, mencukupi dalam memenuhi kebutuhan anggota dan kenyamanan dalam berorganisasi serta memudahkan aksesbilitas ke instansi-instansi terkait. Struktur Organisasi Struktur organisasi dan manajemen harus diperhatikan dengan baik agar setiap orang yang terlibat dalam suatu organisasi dapat melaksanakan kegiatan dan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan wewenang masing–masing, dapat bekerja lebih terarah, terencana, dan bertanggung jawab dengan pekerjaannya. Pada akhirnya akan berpengaruh pada setiap kegiatan agar dapat berjalan dengan
31 sebagaimana mestinya. Di dalam menjalankan suatu bisnis, aspek ini berperan secara terus–menerus bagi kelangsungan usaha dan memiliki peran yang penting dalam mengkoordinasikan suatu usaha guna mendapatkan manfaat sebesar– besarnya bagi suatu individu atau perusahaan. Suatu organisasi atau perusahaan menjalankan kegiatan setiap harinya harus didukung oleh sumberdaya manusia yang sudah diorganisasikan dengan baik sesuai dengan tanggung jawab dan jenis pekerjaan yang diberikan. Perlu dilakukan penyusunan suatu struktur organisasi yang tepat dan baik agar dapat membantu perusahaan dalam menjalankan segala perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Adanya struktur organisasi tersebut, diharapkan semua sumberdaya manusia yang dimiliki dapat digunakan secara efektif dan efisien sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Berikut adalah struktur organisasi yang dimiliki oleh Batara Mina Sejahtera dapat dilihat pada Gambar 7 berikut. Ketua
Sekretaris
Koordinator Humas dan Dokumentasi
Bendahara
Koordinator Teknologi
Koordinator Permodalan
Koordinator Pemasaran
Anggota
Gambar 7 Struktur Organisasi Kelompok Batara Mina Sejahtera Sumber : Kelompok Batara Mina Sejahtera
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa masing–masing pengurus memiliki peranan tersendiri dan berbeda antara satu dengan yang lain. Sejak awal berdiri sampai pada tahun 2012, jabatan tertinggi pada Kelompok Batara Mina Sejahtera adalah Bapak Robert selaku Ketua Kelompok, dibantu dengan dua sekretaris yaitu Ibu Titik dan Bapak Sodikin, serta bendahara yaitu Bapak Iman dan Ibu Diah. Untuk kegiatan di lapang terdapat tiga kordinator yang berbeda tugas yaitu kordinator permodalan, teknologi, pemasaran dan Humas serta dokumentasi. Budidaya ikan hias air tawar di Kelompok Batara Mina Sejahtera yang diketuai oleh Bapak Robert bertanggung jawab terhadap jalannya kegiatan budidaya tiap anggotanya dan mempunyai wewenang penuh dalam mengambil keputusan. Fungsi dari tiga kordinator yaitu agar mengetahui dan memberikan laporan terhadap permasalahan yang ada di dalam kelompok untuk dilaporkan kepada ketua baik permasalahan modal, pemasaran, dan cara teknik budidaya.
32
Sumber Daya Perusahaan Sumber daya merupakan komponen yang penting dalam keberhasilan suatu usaha. Faktor sumberdaya ini membantu suatu organisasi dalam mencapai tujuan dalam melakukan pengembangan usaha dan mempertahankan organisasi didalam persaingan yang ada yang. Dalam kelompok tani ini, membagi sumber daya menjadi tiga bagian yaitu sumber daya manusia, sumber daya fisik dan sumber daya modal. Sumber Daya Manusia Sumberdaya manusia merupakan aset yang paling berharga dalam perusahaan. Pencapaian yang maksimal terhadap hasil perusahaan didukung oleh peran sumberdaya manusia. Pengembangan dan pengelolaan sumberdaya manusia sangat penting karena menjadi peranan utama dalam pelaksanaan kegiatan usaha. Dengan adanya sumberdaya manusia yang memiliki potensi maka kelompok dapat mencapai tujuan dan keberhasilan yang diharapkan. Tenaga kerja yang melakukan kegiatan sesuai dengan kemampuannya maka dapat memberikan kontribusi yang baik bagi kelompoknya. Tenaga kerja pada Kelompok Batara Mina Sejahtera terdiri kerja wanita dan pria. Total jumlah tenaga kerja keseluruhan selain pengurus dan anggota sebanyak 24 orang. Anggota kelompok Batara Mina Sejahtera yang berjumlah 16 anggota merupakan pembudidaya ikan hias air tawar. Berikut adalah daftar anggota kelompok yang dimiliki oleh Batara Mina Sejahtera dapat dilihat pada Tabel 9 berikut. Tabel 9 Daftar Anggota Kelompok Batara Mina Sejahtera No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Nama Robert Titik Sodikin Mudjari Imam Sugiyanti Arifin Kaligis Ajum Aim Taufik Elizabeth Diah Yotan Mudjiono Supriyadi
Kelurahan Ciluar Ciluar Ciluar Ciluar Ciluar Ciluar Ciluar Ciluar Ciluar Ciluar Ciluar Ciluar Ciluar Ciluar Ciluar Ciluar
Jabatan Ketua Sekretaris 1 Sekretaris 2 Bendahara 1 Bendahara 2 Kordinator Permodalan Kordinator Teknologi Kordinator Pemasaran Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota
Sumber : Kelompok Batara Mina Sejahtera (2012)
Jenis ikan hias yang dibudidayakan adalah blackghost (Apteronotus albifrons), corydoras, discus¸ guppy, leopard ctenopoma (ctenopoma acutirostre). Adapun agenda atau kegiatan rutin dari kelompok Batara Mina Sejahtera, yaitu rapat bulanan dan arisan pembudidaya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
33 kondisi masing-masing anggota, dan memotivasi anggota yang lain, serta mengevaluasi kegiatan usaha budidaya yang dilakukan selama satu bulan. Tenaga kerja yang terdapat pada kelompok ini merupakan masyarakat sekitar perusahaan yang diajak bergabung oleh masing-masing anggota. Karyawan ditempatkan dibagiannya bukan berdasarkan pendidikan, knowledge, atau skill mereka masing-masing. Hal ini dikarenakan karena sebagian besar pekerjaan yang dilakukan oleh perusahaan tidak memerlukan tingkat pendidikan yang tinggi. Tingkat pendidikan yang dimiliki setiap tenaga kerja di Kelompok Batara Mina Sejahtera terdiri dari pendidikan tingkat SD (Sekolah Dasar) hingga SMP (Sekolah Menengah Pertama). Sumber Daya Fisik Sumberdaya fisik merupakan aset yang dimiliki oleh kelompok meliputi sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana digunakan untuk mendukung kegiatan bisnis yang dijalankan oleh perusahaan. Sumberdaya fisik yang dimiliki oleh perusahaan antara lain lahan, bangunan, akuarium, rak akuarium dan peralatan produksi. Luas yang dimiliki tiap anggota kelompok berkisar ± 500 m². Lahan ini merupakan lahan milik sendiri. Dalam usaha budidaya ikan hias air tawar, sarana dan prasarana produksi yang digunakan meliputi bak pemijahan, ruang kultur pakan alami dan ruang pengemasan. Selain itu, untuk membantu kelancaran proses produksi Kelompok Batara Mina Sejahtera menggunakan peralatan penunjang kegiatan produksi. Peralatan penunjang yang dimiliki oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera pada Tabel 10 berikut. Tabel 10 Peralatan Penunjang Kegiatan Produksi Kelompok Batara Mina Sejahtera Tahun 2013 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Peralatan Penunjang Freezer Genset Tabung gas Pompa listrik Blower Ember Baskom Plastik Perlengkapan (busa) Serokan Selang
Jumlah (Unit) 4 16 4 4 20 50 75 16 75 25
Sumber : Kelompok Batara Mina Sejahtera (2012)
Sumber daya Modal Berjalannya suatu usaha dapat dipengaruhi oleh modal usaha. Modal usaha yang dimiliki oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera berasal dari masing–masing anggota. Hal tersebut menyebabkan kendala pada saat melakukan pengembangan usaha. Namun, saat ini Kelompok Batara Mina Sejahtera sudah mengajukan dana penguatan modal dan kelembagaan yang diluncurkan oleh Direktorat Bina Usaha Budidaya, Departemen Perikanan dan Kelautan melalui Unit Pelayanan dan Pengembangan (UPP). Berikut adalah aset yang dimiliki oleh anggota dan pengurus Batara Mina Sejahtera dapat dilihat pada Tabel 11 berikut.
34 Tabel 11 Daftar aset yang dimiliki oleh anggota kelompok Nama
Jumlah Akuarium
Jumlah Bak
Jumlah Kolam
Robert Titik Sodikin Mudjari Imam Sugiyanti Arifin Kaligis Ajum Aim Taufik Elizabeth Diah Yotan Mudjiono Supriyadi Total
16 60 65 50 30 20 90 50 20 14 11 19 30 29 11 10 535
6 30 0 0 0 0 42 0 10 0 0 0 0 0 0 0 88
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0 4
Jumlah Induk (ekor) blackghost 100 125 50 37 25 75 200 20 25 20 20 25 40 35 20 20 837
ctenopoma 55 85 25 30 20 50 100 20 15 20 10 55 40 25 10 10 570
corydoras 35 50 15 25 35 15 75 35 25 15 15 20 20 30 10 10 430
Discus 20 35 15 35 20 15 50 30 10 10 10 25 15 15 10 10 325
guppy 30 40 35 30 20 20 50 30 40 30 15 100 20 15 10 10 495
Sumber : Kelompok Batara Mina Sejahtera (2012)
Dilihat dari aset yang dimiliki tiap anggota dan pengurus bervariasi mulai dari jumlah akuarium, jumlah bak, jumlah kolam, dan indukan yang dimiliki seperti blackghost, ctenopoma, corydoras, discus, dan gupy. Hal ini akan berpengaruh terhadap jumlah produksi yang dihasilkan oleh masing-masing anggota. Dilihat dari data yang diperoleh jumlah akuarium sebanyak 535 buah digunakan baik dalam pemeliharaan induk maupun pemeliharaan benih. Sedangkan jumlah indukan yang paling banyak ialah jenis indukan blackghost sebanyak 837 ekor. Budidaya Ikan Hias pada Kelompok Batara Mina Sejahtera Kelompok Batara Mina Sejahtera memproduksi ikan hias air tawar dengan berbagai jenis dan ukuran. Adapun jenis ikan hias air tawar yang diproduksi diantaranya adalah ikan hias blackghost (Apteronotus albifrons), corydoras, discus¸ guppy, leopard ctenopoma (Ctenopoma acutirostre). Pada bagian budidaya ini proses produksi yang akan dijelaskan adalah ikan hias blackghost (Apteronotus albifrons) dan leopard ctenopoma (Ctenopoma acutirostre). Adapun pertimbangannya adalah kedua ikan hias tersebut merupakan primadona dan memiliki peluang dan pangsa pasar yang luas sehingga harus terjaga kontinuitas produksinya. Berikut adalah Kegiatan produksi ikan hias air tawar yang dilakukan oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera terdiri dari beberapa tahapan kegiatan, diantaranya kegiatan pemilihan induk, persiapan pemijahan, pemeliharaan larva dan benih, penyortiran, dan pemanenan. Berikut adalah penjelasan dan alur produksi mengenai kegiatan produksi di Kelompok Batara Mina Sejahtera dapat dilihat pada Gambar 8 berikut.
35 Pemilihan Induk
Persiapan pemijahan
Pemeliharaan larva dan benih
Pemanenan
Penyortiran
Gambar 8 Alur Produksi Kelompok Batara Mina Sejahtera Sumber : Kelompok Batara Mina Sejahtera
1. Pemilihan Induk Untuk pemilihan induk blackghost dipilih yang sudah berumur 10-12 bulan. Induk jantan memiliki tubuh ramping, hitam mengkilap, dan dagu tampak panjang sedangkan induk betina memiliki perut gemuk, warna hitam dan dagu lebih pendek. Sedangkan pemilihan induk ctenopoma dipilih yang sudah berumur 10-12 bulan. Induk jantan memiliki warna cokelat, bentuk tubuh ramping, dan pangkal ekor jika dipegang terasa kasar sedangkan induk betina memiliki warna agak buram dan bentuk tubuh lebar dan pangkal ekor jika dipegang terasa halus. 2. Pemijahan Tahap pemijahan diawali dengan penyeleksian induk dan persiapan wadah pemijahan. Berikut adalah penjelasan proses pemijahan. a. Penyeleksian induk Seleksi induk blackghost dan ctenopoma diperlukan untuk memperoleh benih ikan hias yang berkualitas. Seleksi induk dilakukan dengan memisahkan induk jantan dan induk betina. Dalam seleksi induk ini yang dipilih yaitu induk yang tidak memiliki cacat tubuh, sehat dan sudah matang gonad. Untuk ukuran induk blackghost memiliki ukuran besar dan panjang tubuh yang telah mencapai 27-35 cm sedangkan ukuran induk ctenopoma memiliki ukuran besar dan panjang tubuh yang telah mencapai 10-12,5 cm. b. Persiapan wadah pemijahan Wadah untuk pemijahan ikan blackghost dapat berupa akuarium dengan ukuran 100 cm x 50 cm x 40 cm dengan tinggi air 30 cm dan bak tembok berukuran 3 m x 1,5 m x 0,6 m dengan tinggi air 30 cm. Untuk pemijahan ikan ctenopoma dilakukan pada akuarium dengan ukuran 100 cm x 50 cm x 40 cm dengan tinggi air 25-30 cm. Untuk kegiatan pemijahan ikan blackghost yang dilakukan di Kelompok Batara Mina Sejahtera menggunakan bak tembok sedangkan pemijahan ikan ctenopoma menggunakan akuarium. Air yang digunakan adalah air sumur yang telah diendapkan dengan kisaran pH 6,5 dan suhu 24-260 C. Media untuk telur yang digunakan saat pemijahan ikan blackghost adalah akar pakis yang di atasnya diberi keramik ukuran 10 cm x 20 cm dan diberi tiga buah paralon untuk tempat bersembunyi karena ikan blackghost menyukai tempat yang gelap. Media untuk telur yang digunakan saat pemijahan ikan ctenopoma adalah paralon. c. Proses Pemijahan Sebelum melakukan pemijahan wadah atau akuarium diberi dengan kaporit. Pemijahan dilakukan secara massal dengan perbandingan jantan dan betina (3:6) yaitu 3 ekor ikan blackghost jantan dan 6 ekor ikan blackghost betina. Pemijahan dilakukan pada sore hari yaitu pukul 18.00 WIB. Setelah itu,
36 pengecekan telur biasanya dilakukan pada esok hari dengan mengangkat akar pakis dan lempengan keramik sehingga telur dapat terlepas dari media tersebut. Telur hasil pemijahan tersebut dipindahkan ke akuarium penetasan yang berukuran 100 cm x 100 cm x 40 cm. Pemijahan ikan ctenopoma hampir sama dilakukan secara buatan atau menggunakan ovaprim dengan perbandingan jantan dan betina (1:1) yaitu 1 ekor ikan ctenopoma jantan dan 1 ekor ikan ctenopoma betina. Setelah itu, pengecekan telur biasanya dilakukan pada esok hari dengan mengangkat paralon sebagai media pemijahan. 3. Pemeliharaan larva dan benih a. Perawatan telur dan larva Setelah telur menetas dalam waktu tiga hari akuarium atau wadah dibersihkan dan diberi aerasi lemah lalu larva tersebut dipindahkan kedalam akuarium berukuran 100 cm x 50 cm x 30 cm yang sebelumnya diberikan methylene blue dan setelah tiga hari diberi pakan cacing. b. Perawatan benih ikan Perawatan benih ikan di bak tembok atau akuarium yang berukuran 100 cm x 50 cm x 30 cm dengan padat tebar 500-800 ekor. Setelah itu, padat tebar di kurangi menjadi 300-500 ekor per akuarium dengan ukuran yang sama. Pakan yang digunakan berupa cacing sutera sampai pemeliharaan mencapai umur 25-30 hari. c. Pencegahan dan Pengobatan Penyakit yang biasanya menyerang ikan hias diantaranya Velvet dan White Spot. Penyakit velvet yang dicirikan dengan sirip ikan yang rusak, badan ikan belendir dan warna tubuh ikan terlihat bintik-bintik berwarna kuning. Sedangkan ikan yang terkena White Spot dibagian siripnya terdapat bintik putih. Selain itu dapat disebabkan juga oleh kondisi air dengan pH yang terlalu rendah atau tinggi, kurang aerasi/oksigen, perubahan suhu yang mendadak, dan pakan dengan kualitas rendah. Beberapa obat-obatan yang digunakan untuk mengobati penyakit tersebut diantaranya Methylene Blue, Tetracycline, dan Elbajlu. Namun penyakit tersebut dapat ditanggulangi dengan penyiponan akuarium setiap hari dan membersihkan akuarium secara teratur. 4. Penyortiran Tahap terakhir dari proses produksi sebelum tahap pemanenan atau pengemasan yaitu tahap penyortiran. Pada tahap ini, ikan disortir sesuai ukuran yang diinginkan. Hal ini disebabkan oleh ketidakseragaman panjang tubuh ikan hias walaupun memiliki umur sama. Untuk ikan blackghost disortir sesuai ukuran yaitu ukuran 1 inchi, 1 ½, inchi dan 2. Sedangkan ikan hias ctenopoma disortir sesuai ukuran 3/4 inchi, 1 inchi, dan 1 ½ inchi. Fungsi dari penyortiran ini yaitu agar mencegah adanya predator atau ikan yang berukuran lebih besar sehingga akan menghambat pertumbuhan ikan yang berukuran lebih kecil dan keseragaman ukuran saat dilakukan pemanenan. 5. Pemanenan dan pengemasan (Packing) Setelah ikan hias sudah tepat ukuran dan baik kesehatannya maka ikan siap untuk dipanen dan di packing. Pengemasan merupakan hal penting untuk mempertahankan kualitas ikan yang akan dikirim ke konsumen. Bahan-bahan yang digunakan untuk pengemasan adalah plastik ukuran 60 cm x 40 cm, gas oksigen, dan karet gelang. Tahap ini dimulai dari pemindahan ikan ke ember
37 penampungan lalu dimasukkan kedalam kantong plastik berisi air yang sudah diberi daun ketapang. Kemudian ikan dimasukkan ke dalam kantong plastik sesuai dengan ukuran yang akan dijual. Ikan hias ctenopoma ukuran 3/4 inchi - 1 inchi satu kantong berisi 100 ekor, dan 1 ½ inchi satu kantong berisi 50 ekor sedangkan jenis ikan hias blackghost ukuran 1 inchi - 1 ½ inchi satu kantong berisi 100 ekor dan 2 inchi satu kantong berisi 50 ekor. Kemudian diisi dengan gas oksigen murni ke dalam kantong plastik dengan perbandingan oksigen dan air (1:3) serta diikat menggunakan karet gelang setelah siap ikan dikirim ke konsumen. Kegiatan Operasional Kelompok Batara Mina Sejahtera dalam budidaya ikan hias tidak menetapkan hari kerja karena dalam waktu bekerja harus standby di tempat. Hal ini mencegah agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan seperti kondisi force mejour atau keadaan yang dapat menyebabkan ikan mati contoh mati listrik yang menyebabkan blower sehingga oksigen di dalam akuarium akan berkurang. Tenaga kerja pria bekerja dimulai pagi hari dari pukul 07.00 WIB dengan kegiatan penyiponan atau pembersihan akuarium dan pemberian pakan hingga Pukul 11.00 WIB dan dilanjutkan pada sore hari pukul 15.00-16.00 WIB dengan kegiatannya sama pada pagi hari namun untuk tenaga kerja pria harus siap bekerja pada malam harinya. Sedangkan Tenaga kerja wanita bekerja saat pagi hari dari pukul 07.00 WIB dengan kegiatan pemberian pakan hingga Pukul 11.00 WIB dan dilanjutkan pada sore hari pukul 15.00-16.00 WIB dengan kegiatannya sama pada pagi hari namun untuk tenaga kerja wanita tidak bekerja pada malam harinya. Kegiatan yang dilakukan oleh setiap indinvidunya Sedangkan untuk kegiatan kelompok dilakukan oleh Tenaga kerja pria dengan memperoleh upah sebesar Rp1.200.00/bulan. Sedangkan tenaga kerja wanita harian memperoleh upah sebesar Rp 1.000.000/bulan. Namun, itu belum termasuk dari bonus saat pemanenan ikan yang akan di packing yang dihitung sebesar Rp 5/ekor. Sistem pembayaran pada tenaga kerja atau karyawan anggota Kelompok Batara Mina Sejahtera berbentuk bonus dari hasil total penjualan ikan hias serta gaji per bulan. Pembagian bonus dihitung dari berapa jumlah ikan hias yang dihasilkan atau pengemasan. Hal tersebut akan berpengaruh pada peningkatan jumlah produksi yang dihasilkan. Kelompok Batara Mina Sejahtera dapat menghasilkan kualitas ukuran, jumlah, dan kesehatan ikan namun tidak semuannya ukuran ikan seragam atau sama tetapi hal ini dapat diantisipasi dengan penyortiran saat pemanenan sehingga pelanggan atau konsumen Kelompok Batara Mina Sejahtera dapat membeli benih ikan secara kontinyu atau berkelanjutan.
ANALISIS LINGKUNGAN KELOMPOK TANI Analisis Lingkungan Internal Analisis lingkungan internal adalah mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Ruang lingkup identifikasi antara lain
38 manajemen, sumberdaya manusia, pemasaran, keuangan, produksi, penelitian dan pengembangan. Manajemen Menurut Umar (2008) manajemen adalah suatu proses yang berbeda terdiri dari planning, organizing, actuating, dan controlling yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditentukan dengan menggunakan manusia dan sumberdaya lainnya. Aspek manajemen yang terdapat di Kelompok Batara Mina Sejahtera meliputi perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan pada lingkungan dalam perusahaan. 1. Perencanaan (Planning) Perencanaan adalah proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi–fungsi lainnya tidak dapat berjalan. Pada awal mulanya, pendirian Kelompok Batara Mina Sejahtera dibentuk berdasarkan hobi dari beberapa pembudidaya ikan hias adapun salah satu pelopor pembentukan Kelompok Batara Mina Sejahtera yaitu Bapak Arifin yang pada awal tahun 2002 pernah berwirausaha sebagai petani pembudidaya yang mendistribusikan ke pengumpul. Kemudian pada tahun 2003 Kelompok Batara Mina Sejahtera lebih fokus ke budidaya ikan hias air tawar yang menjadi keunggulan dan memiliki prospek atau peluang pasar yang masih terbuka untuk ekspor. Berdasarkan informasi tersebut, Kelompok Batara Mina Sejahtera mulai membudidayakan jenis ikan hias air tawar yang berbasis profit oriented pada tahun 2004. Perencanaan pendirian Kelompok Batara Mina Sejahtera yaitu berawal dari hobi dan berkembang menjadi bisnis yang berorientasi terhadap profit. Kondisi ini yang dapat dijadikan peluang oleh pelaku usaha yang beralih profesi menjadi pembudidaya ikan hias karena dengan hobi memelihara ikan dapat mendapatkan keuntungan atau omset dari penjualan ikan hias yang sangat besar. Perencanaan aktivitas Kelompok Batara Mina Sejahtera dilaksanakan pada rapat bulanan yang mewajibkan seluruh anggota kelompok hadir. Pada rapat tersebut dibahas berbagai permasalahan baik terkait dengan kendala dalam budidaya ikan hias maupun cara meningkatkan kesejahteraan para anggota kelompok, seperti bantuan modal dari dinas terkait serta menjalin kerjasama dengan mitra (pengumpul). 2. Pengorganisasian (Organizing) Proses yang menyangkut strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan diatur dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan dapat bekerja secara efektif. Pengorganisasian pada Kelompok Batara Mina Sejahterasudah memiliki struktur organisasi. Namun, perusahaan sudah memiliki job description yang jelas untuk masing–masing tenaga kerja. Ketua kelompok memiliki peranan penting sebagai pemimpin dalam kelompok dalam melaksanakan tugas ketua dibantu dengan sekretaris dan bendahara yang bertugas mencatat administrasi. Aktivitas bulanan yang dilakukan oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera seperti rapat bulanan kelompok dan arisan pembudidaya ikan hias. Dalam rapat bulanan biasanya aktivitasnya berupa motivasi dimana para anggota saling berbagi informasi mengenai usaha masing-masing anggota dan saling
39 memberikan pendapat atau solusi terhadap permasalahan yang dihadapi dalam budidaya ikan hias. Dengan begitu komunikasi antara pengurus dan anggota akan berjalan baik sehingga tidak ada jarak atau gap antara pengurus dan anggota dalam berkomunikasi. 3. Pelaksanaan (Actuating) Actuating adalah usaha menggerakkan anggota–anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota–anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran–sasaran tersebut (George R. Terry, 1986). Pelaksanaan dalam pengambilan keputusan di Kelompok Batara Mina Sejahtera dipegang oleh Bapak Robert selaku ketua kelompok dibantu dengan sekretaris dan bendahara yaitu Ibu Titik dan Bapak Imam dalam hal yang menyangkut mengenai keuangan, pengambilan keputusan akan dirundingkan terlebih dahulu dengan pengurus anggota. Dalam pencatatan data produksi Kelompok Batara Mina Sejahtera sebagian besar dibantu oleh petugas Dinas Pertanian Kota Bogor terutama pada saat persiapan perlombaan Adibakti Mina Bahari tahun 2011. Pencatatan data yang ada saat ini hanya meliputi jumlah produksi berdasarkan nota penjualan pada pengumpul. Pencatatan juga belum meliputi data produksi masing-masing anggota dan kelompok secara keseluruhan. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera. 4. Pengawasan (Controlling) Pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan di mana letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya. Pengawasan yang dilakukan oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera dilakukan oleh ketua kelompok hanya terhadap kegiatan pemasaran usaha budidaya perikanan ikan hias air tawar ini. Ketua kelompok memiliki peranan dalam melakukan evaluasi kriteria ikan hias yang dijual ke pasaran. Kriteria ini dilihat dari kualitas atau ukuran yang diinginkan oleh konsumen sudah sesuai atau tidak. Apabila tidak sesuai dengan permintaan konsumen, maka ketua kelompok perlu mengantisipasi dengan perbaikan proses produksi. Aktivitas pengontrolan atau controlling ini meliputi kehadiran masing-masing anggota. Pengawasan yang telah dilakukan selama ini disetiap kegiatan tersebut dianggap masih kurang. Hal tersebut dikarenakan proses pengawasan hanya dilakukan oleh seorang ketua kelompok yang memiliki lebih dari satu tanggung jawab dan wewenang tugas perusahaan (bersifat rangkap). Ketua kelompok juga memiliki tanggung jawab terhadap budidaya ikan hias yang dikelolanya. Sumberdaya Manusia Sumberdaya manusia merupakan salah satu yang penting dalam perkembangan suatu organisasi dalam menjalankan usahanya. Oleh karena itu, penting bagi organisasi atau kelompok untuk menjaga kinerja atau pembagian kerja yang secara tidak langsung juga berperan dalam menentukan kemajuan suatu usaha. Pembinaan pelaku utama selama ini dilakukan melalui
40 pengembangan kelompok tani, namun demikian pada kenyataannya masih banyak kelompok tani yang belum mampu untuk mengembangkan posisinya sebagai kelembagaan petani yang menerapkan prinsip-prinsip manajemen modern dalam rangka meningkatkan kualitas usahanya agar berorientasi agribisnis yang memiliki posisi tawar. Kelompok Batara Mina Sejahtera memiliki kendala lain dalam usaha budidaya ikan hias, yaitu keterbatasan dalam pencatatan data produksi maupun keuangan sehingga untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan pelatihan dari dinas yang diikuti oleh pengurus dan anggota sehingga dapat menambah wawasan dan informasi yang dimiliki oleh pengurus dan angota. Adapun pelatihan dan seminar yang telah diikuti oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera antara lain sosialisasi kelembagaan UPR (Unit Pembenihan Rakyat) oleh Dinas Agribisnis Kota Bogor pada tahun 2006, pelatihan apresiasi peningkatan kapasitas kewirausahaan pembudidaya ikan air tawar di Sukabumi pada tahun 2009, pelatihan pembudidaya ikan hias melalui bimbingan teknis penyeragaman ukuran dan peningkatan mutu ikan hias di raiser Cibinong pada tahun 2010, dan seminar sosialisasi pengendalian penyakit dalam perikanan budidaya di Bandung pada tahun 2011. Dengan adanya pelatihan-pelatihan dari Departemen Kelautan dan Perikanan maupun Dinas Pertanian Kota Bogor akan menambah peningkatan kualitas dan kuantitas kelompok tani tersebut. Untuk itu diharapkan pengurus dan anggota Kelompok Batara Mina Sejahtera dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan hasil pelatihan seperti pencatatan data keuangan dan proses produksi. Pemasaran Pemasaran merupakan proses mendefinisikan, mengantisipasi, menciptakan, serta memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atas barang dan jasa. Aspek pemasaran berhubungan dengan bauran pemasaran, yaitu : 1. Product (produk) Produk yang dipasarkan oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera adalah ikan hias blackghost (Apteronotus albifrons), corydoras, discus¸ guppy, leophard ctenopoma (Ctenopoma acutirostre). Masing-masing jenis ikan hias memiliki variasi ukuran dan harga yang berbeda. Harga dari masing-masing ikan hias disesuaikan dengan ukuran ikan hias. Untuk penetapan harga jual Kelompok Batara Mina Sejahtera didasarkan pada harga pasar. Untuk jenis ikan hias blackghostdi jual saat mencapai umur 30 hari sedangkan ikan hias jenis ctenopoma di jual saat mencapai umur 40 hari. Untuk ukuran masing-masing jenis ikan hias memilik variasi ukuran 3/4 inchi, 1 inchi dan 1 ½ inchi untuk ikan hias jenis ctenopoma sedangkan jenis ikan hias blackghostmemiliki ukuran 1 inchi, 1 ½ inchi dan 2 inchi. Kedua jenis ikan hias ini merupakan produk unggulan yang di jual baik di pasar domestik maupun di jual ke luar negeri dibandingkan jenis ikan hias yang lainnya. 2. Place (tempat) Keadaan lingkungan Kelurahan Ciluar sesuai dengan kondisi budidaya ikan hias. Iklim di Indonesia memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan penghujan, selain itu suhu udara berkisar antara 240C-260C. Kondisi tersebut sesuai untuk jenis-jenis ikan hias air tawar seperti blackghost (Apteronotus
41 albifrons), corydoras, discus¸ guppy, leophard ctenopoma (Ctenopoma acutirostre) yang dibudidayakan Kelompok Batara Mina Sejahtera. Saluran distribusi pemasaran ikan hias pada Kelompok Batara Mina Sejahtera umumnya kepada pengumpul atau supplier ikan hias. Berdasarkan wawancara dengan pengurus Kelompok Batara Mina Sejahtera penjualan ikan hias yang dihasilkan oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera dipasarkan ke tokotoko ikan hias yang ada di Kota Bogor dan pedagang-pedagang pengecer di Pasar Parung dengan sistem penjualan cash, supplier kecil dan besar namun perbedaannya, yaitu dalam sistem pembayaran cash dan kredit, dan eksportir dengan sistem penjualan cash atau kredit selama 1 bulan. 3. Price (harga) Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk karena harga adalah satu dari empat bauran pemasaran. Harga adalah salah satu penentu keberhasilan suatu usaha karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh pengusaha dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa. Dalam pemasaran ikan hias yang dilakukan oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera, harga ditetapkan berdasarkan penyesuaian dengan harga pengumpul. Penetapan harga yang diperoleh oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera sangatlah rendah karena posisi tawar kelompok tani ini bergantung kepada pengumpul yang langsung membeli ikan hias tersebut dalam jumlah besar. Karena pada umumnya pengumpul akan menjual kembali ke eksportir ikan hias. Hal ini dilakukan oleh pengumpul karena nantinya ikan hias tersebut dijual kembali ke eksportir dengan harganya yang lebih tinggi. Namun hal yang perlu diperhatikan oleh pengumpul dalam menjual ke eksportir, yaitu harus dapat menjaga kualitas dan kuantitas ikan hias yang dijual sehingga kepercayaan dan kesetiaan eksportir pada pengumpul akan tetap terjaga harga dari masing-masing ikan hias disesuaikan dengan ukuran ikan hias. Untuk penetapan harga jual Kelompok Batara Mina Sejahtera didasarkan pada harga pasar. Harga benih ikan hias ctenopoma ukuran 3/4 inchi seharga Rp 800/ekor, 1 inchi seharga Rp 1.500/ekor dan 1 ½ inchi seharga Rp 2.000/ekor sedangkan benih ikan hias blackghost ukuran 1 inchi seharga Rp 750/ekor, 1 ½ inchi seharga Rp 1.100/ekor dan 2 inchi seharga Rp 1.300/ekor untuk harga ke Taufan Fish Farm sebagai pengumpul. 4. Promotion (promosi) Promosi yang dilakukan Kelompok Batara Mina Sejahtera saat ini adalah promosi dari mulut ke mulut (words of mouth). Di tahun 2011 Kelompok Batara Mina Sejahtera pernah mengikuti pameran ikan hias di Depo Pemasaran Ikan Hias dan di raiser ikan hias di Cibinong, akan tetapi pameran ikan hias ini dilakukan sebanyak 2 tahun sekali sehingga hal ini menyulitkan dalam mengenalkan jenis ikan hias ke masyarakat luas. Untuk pemesanan ikan hias pada kelompok batara mina sejahtera dilakukan melalui telepon, short message service (sms), dan datang langsung ke lokasi kelompok. Setelah itu, pendistribusian produk ikan hias dari lokasi Kelompok Batara Mina Sejahtera ke tempat pelanggan dilakukan dengan menggunakan motor dan sewa mobil bak, tetapi pada umumnya pelanggan atau supplier mengambil ikan hias langsung ke lokasi Kelompok Batara Mina Sejahtera.
42 Keuangan Keuangan adalah aspek yang harus diperhatikan dalam melakukan kegiatan usaha. Sumber modal Kelompok Batara Mina Sejahtera utamanya adalah modal sendiri para anggota dalam menjalankan usahanya ditambah dana bantuan dari pemerintah pada kelompok sehingga anggota Kelompok Batara Mina Sejahtera merupakan pelaku usaha yang memiliki modal dengan skala usaha yang kecil. Setiap anggota mempunyai aset berupa lahan dan farm masing-masing. Untuk dana penguatan modal dan kelembagaan yang diberikan oleh Direktorat Bina Usaha Budidaya, Departemen Kelautan dan Perikanan melalui Unit Pelayanan dan Pengembangan (UPP). Pada tahun 2011 Kelompok Batara Mina Sejahtera pernah mendapatkan bantuan dana PUMP PB sebesar 65 juta rupiah untuk memfasilitasi sarana dan prasarana para anggotanya yang dimanfaatkan oleh anggota untuk menambah jumlah akuarium. Hal ini menunjukkan keterbatasan modal sebagai kelemahan bagi Kelompok Batara Mina Sejahtera sehingga para anggota tidak dapat menambah kapasitas produksi atau berinisiatif untuk mencoba jenis ikan hias yang baru. Pencatatan mengenai pemasukkan dan pengeluaran seluruh anggota kelompok biasanya di catat oleh bagian bendahara namun karena keterbatasan waktu dalam mengurus usaha ikan hiasnya sendiri sehingga pencatatan pemasukkan dan pengeluaran seluruh anggota kelompok masih berada di tiap-tiap anggota. Pada saat perlombaan Adibakti Mina Bahari pada tahun 2011 pencatatan keuangan Kelompok Batara Mina Sejahtera sebelum perlombaan dibantu oleh pihak Dinas Pertanian Kota Bogor. Pencatatan sendiri masih belum meliputi total penjualan dan pengeluaran masing-masing anggota. Dalam mengantisipasi kelemahan dalam pencatatan keuangan dapat dilihat dari nota-nota penjualan yang dimiliki oleh masing-masing anggotanya namun hal ini tidak dapat mengetahui dari segi keuntungan dan kerugian yang diterima oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera. Hal tersebut dapat menjadi awal yang baik agar pencatatan keuangan yang rapih dan sesuai dengan sistem akuntansi yang benar. Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua kelompok dan koordinator pemasaran Kelompok Batara Mina Sejahtera, permintaan ikan hias cenderung menurun saat bulan ke lima sampai ke sembilan atau bulan mei sampai bulan september. Penurunan tersebut karena permintaan ikan hias pada bulan tersebut di Negara-negara Eropa, Amerika dan Cina yang menjadi tujuan eksportir konsumen mengalami musim semi dimana banyak orang sibuk dengan pekerjaan, berbeda dengan musim dingin yang orang banyak meliuangkan waktunya di rumah sehingga permintaan ikan hias tersebut pun menurun. Pada bulan tersebut masyarakat di wilayah Eropa, Amerika dan China sedang mengalami musim panas sehingga masyarakat lebih memilih liburan di ruangan terbuka dibandingkan hiburan berupa ikan hias di dalam ruangan. Penurunan permintaan ini bagi para anggota Kelompok Batara Mina Sejahtera yang sebagian besar sebagai mata pencaharian satu-satunya pada budidaya ikan hias sehingga dapat dikatakan ini merupakan masa yang sangat sulit bagi para anggota. Mereka membutuhkan pemasukan untuk kebutuhan sehari-hari dan operasional usaha namun pada masa sulit ini pemasukan mereka menurun cukup tajam. Berdasarkan wawancara di lapangan penurunan dapat mencapai dua puluh lima persen sampai lima puluh persen rata-rata penjualan.
43 Namun penurunan produksi juga dapat diakibatkan oleh jamur atau penyakit yang menyerang pada ikan hias sehingga perlu dilakukan pencegahan yang mengakibatkan kematian. Produksi Beberapa kegiatan budidaya yang harus diperhatikan apabila usaha yang dilakukan berjalan dengan baik dan produksi ikan hias dapat meningkat. Kegiatan tersebut meliputi pemijahan, pemeliharaan larva/benih, dan penyortiran. Umumnya pemijahan ikan hias dilakukan secara alami karena pemijahan alami dilakukan tanpa menggunakan hormon buatan untuk merangsang terjadinya pemijahan antara induk betina dan jantan. Dengan pemijahan alami juga dapat menekan biaya produksi dikarenakan biaya yang dikeluarkan untuk membeli hormon buatan atau yang sering disebut ovaprim harganya relatif mahal. Pemijahan alami memiliki kelebihan, antara lain : 1. Lebih hemat karena tidak membutuhkan hormon perangsang. 2. Proses pemijahan alami lebih sederhana. 3. Induk jantan dapat digunakan kembali untuk proses pemijahan. 4. Masa pemulihan gonad atau rentan waktu yang diperlukan untuk memulihkan satu pemijahan ke pemijahan berikutnya relatif cepat. Kelemahan dari pemijahan alami antara lain : 1. Derajat pembuahan telur yang dibuahi dengan jumlah telur yang dikeluarkan pada saat pemijahan sangat rendah. 2. Kondisi lingkungan saat pemijahan harus disesuaikan dengan media pemijahan. 3. Sulit untuk memprediksi kegagalan dalam pemijahan. Sedangkan untuk pemijahan buatan memiliki kelebihan dan kelemahan antara lain : 1. Tidak tergantung musim. 2. Derajat pembuahan telur kurang bagus. 3. Masa pemulihan induk relatif lebih lama. 4. Rentan kematian induk sangat tinggi. Kelompok Batara Mina Sejahtera melakukan pemijahan secara alami karena kontinuitas dari induk dapat dipertahankan selain benih yang dihasilkan lebih baik. Pemijahan secara alami ini juga merupakan cara yang mudah untuk menekan biaya produksi. Selain pemijahan faktor lain yang mendukung berhasilnya budidaya adalah penyortiran. Penyortiran benih adalah kegiatan menyeleksi benih sesuai dengan ukuran yang diharapkan. Dengan tujuan untuk mendapatkan keseragaman ukuran benih. Selain itu, untuk menghindarkan benih yang memiliki ukuran lebih besar agar tidak tercampur dengan benih yang berukuran lebih kecil. Penyortiran dilakukan sebanyak dua kali selama pemeliharaan sampai ukuran benih siap jual. Pemeliharaan benih juga penting diperhatikan selama kegiatan budidaya. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah pemberian pakan, penanggulangan hama, dan penyakit serta pengelolaan kualitas air. Seluruh kegiatan tersebut merupakan faktor penting agar benih yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik dan produktifitasnya dapat ditingkatkan. Agar seluruh kegiatan yang dilakukan dapat terlaksana dengan baik maka Kelompok Batara Mina Sejahtera melatih keterampilan anggota atau tenaga kerjanya dalam melakukan kegiatan budidaya.
44 Penelitian dan Pengembangan Penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera masih terbatas karena dalam praktiknya yang digunakan hanya untuk kalangan kelompok tani. Permasalahan dalam hal yang lebih kompleks seperti pada budidaya ikan hias harus membutuhkan dasar ilmu pengetahuan untuk penanganan hama dan penyakit yang selama ini belum banyak diketahui oleh anggota, pengobatan dengan dosis yang sesuai, tepat serta cara membudidayakan jenis-jenis ikan hias secara baik. Penelitian dan pengembangan ini dilakukan agar dapat menjadi studi lapang bagi pihak-pihak yang membutuhkan informasi mengenai perkembangan usaha pada budidaya ikan hias sehingga akan mudah dikenal oleh masyarakat luas dan dengan adanya pengembangan teknologi dapat memberikan kontribusi terhadap Dinas Pertanian Kota Bogor dalam mengenalkan jenis ikan hias. Analisis Lingkungan Eksternal Analisis lingkungan eksternal adalah mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dimiliki oleh perusahaan. Analisis lingkungan eksternal ini dibagi menjadi dua Hasil Penilaian Para Pakar (Expert) Proses delphi dimulai dengan memberikan kuesioner kepada para pakar (expert) para stakeholder maupun pemangku kebijakan ataua pemerintah dengan instasi terkait di Kota Bogor mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan budidaya ikan hias di Kota Bogor. Kuesioner penilaian lingkungan eksternal menunjukkan hasil yang berbeda-beda dari masing-masing narasumber. Adapun beberapa penilaian tersebut sebagai berikut : a. Ir Sumthiah Nur (Dinas Pertanian Kota Bogor) Penilaian yang dilakukan oleh ibu Sumthiah terhadap beberapa variabel dari faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan budidaya ikan hias di Kota Bogor menunjukkan bahwa kegiatan pameran ikan hias sangat mempengaruhi dalam perkembangan budidaya ikan hias. Hal ini meurut beliau pengaruh atau dampaknya dalam mengenalkan ke masyarakat luas jenis-jenis ikan hias yang dibudidayakan sehingga dengan begitu akan lebih mudah dalam memasarkan produk ikan hias. Sedangkan yang mempengaruhi dalam perkembangan ikan hias di Kota bogor tentunya adalah bantuan modal dari pemerintah daerah atau pusat tentang bantuan bagi kelompok tani. Menurut beliau dengan adanya bantuan dari pemerintah tersebut akan membantu petani dalam mengembangkan usahanya lebih baik lagi. Akan tetapi, kecenderungan dengan adanya bantuan pemerintah sebetulnya tidak membuat pembudidaya ikan hias menjadi mandiri sehingga bantuan modal yang diberikan ke para pembudidaya harus bermanfaat bagi usahanya maupun kelompok pembudidaya. b. Bapak Ade (raiser) Penilaian dari Bapak Ade menunjukkan hasil yang sama dengan penilaian Ibu Sumthiah dilihat dari lingkungan umum atau makro. Hanya beliau berpendapat bahwa perkembangan teknologi budidaya ikan hias akan mempengaruhi produksi ikan hias agar memiliki kualitas produk yang baik
45 yang tahan dari serangan hama dan penyakit. Hal ini dikarenakan lingkungan budidaya saat ini sudah tercemar oleh kotoran yang akan berdampak pada kematian ikan hias. Namun untuk mencegah lingkungan yang sudah tercemar beliau berpendapat harus adanya penanganan teknik budidaya seperti penggunaan tandon yang berfungsi sebagai pengendapan kotoran yang ada pada air lalu pengobatan penyakit pada ikan hias agar meminimalisir kematian ikan. c. Ibu Euis (Pemilik taufan fish farm) Hasil penilaian faktor eksternal dari lingkungan industri oleh Ibu Eus menunjukkan bahwa penurunan permintaan ikan hias pada musim panas di Negara Amerika dan Eropa akan memberikan dampak terhadap penjualan ikan hias. Menurut Ibu Euis untuk mengantisipasi hal tersebut tentunya harus membuka pasar lokal yang ada di dalam negeri agar produksi yang ada tetap terserap atau terjual. Adapun penilaian lain yang mempengaruhi perkembangan ikan hias yaitu kesetiaan pembeli. Menurut beliau untuk menjaga kepercayaan pembeli tentunya akan mempengaruhi terhadap pembelian yang berkelanjutan sehingga konsumen tersebut merasa yakin bahwa ikan hias yang dibelinya memang memiliki kualitas yang sesuai dengan standar yang ada. Hasil Teknik Delphi Pendapat para pakar (expert) berfungsi sebagai dasar penentuan faktorfaktor eksternal yang mempengaruhi budidaya ikan hias air tawar di Kota Bogor. Sebelumnya peneliti terlebih dahulu menentukan beberapa variabel faktor eksternal dari lingkungan makro dan industri yang selanjutnya melakukan konfirmasi ke pihak internal. Hasil dari teknik delphi tersebut berdasarkan diskusi dengan para pakar (expert) menunjukkan bahwa lingkungan makro dari faktor ekonomi dilihat dari kondisi perekonomian global yang melihat dari peningkatan nilai ekspor. Sedangkan untuk faktor politik menyetujui tentang kebijakan pemerintah dalam pemberian modal terhadap kelompok tani. Untuk faktor sosial, budaya, dan demografi adalah dilihat potensi yang ada di Kelurahan Ciluar sedangkan untuk orientasi terhadap profit lebih ke arah kekuatan pada kelompok tani tersebut. Faktor teknologi yaitu perkembangan teknologi dan informasi yang memudahkan dalam pemesanan ikan hias. Hasil penilaian pada lingkungan industri dari beberapa variabel yang diduga hanya terdapat satu perubahan yaitu orientasi terhadap profit. Adapun variabel dari lingkungan industri yang berpengaruh terhadap penjualan yaitu pada saat permintaan ikan hias di Negara Amerika dan Eropa menurun menjelang musim panas. Setelah itu hasil teknik delphi tersebut dikonfirmasikan kepada pihak internal yang bertujuan menkonfirmasikan dalam penentuan hasil akhir faktorfaktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan budidaya ikan hias di Kota Bogor. Berdasarkan hasil konfirmasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 12 berikut.
46 Tabel 12 Hasil konfirmasi faktor eksternal oleh pihak internal No 1
Faktor Eksternal Ekonomi
2
Sosial, Budaya, dan Demografi
3 4 5
Politik Teknologi Potensi masuknya pesaing baru Kekuatan tawar menawar pemasok Pesaing dalam industri
6 7
-
Variabel Peningkatan nilai ekspor ikan hias air tawar Ikan hias jenis blackghost dan ctenopoma diminati di pasar lokal dan ekspor Loyalitas pembeli Potensi lingkungan Pameran ikan hias Kebijakan bantuan modal Perkembangan teknologi dan informasi Ancaman pendatang baru
-
Harga input produksi meningkat
-
Penerapan sistem penjualan oleh ketua kelompok Permintaan ikan hias menurun saat musim panas di Negara Amerikan dan Eropa
-
Dari beberapa variabel faktor eksternal bahwa peluang yang dapat dimaksimalkan dalam perkembangan budidaya ikan hias adalah peningkatan nilai ekspor dan ikan hias jenis blackghost dan ctenopoma yang diminati pasar lokal. Sedangkan ancaman yang mempengaruhi yaitu penurunan permintaan pada saat musim panas di Negara Amerika dan Eropa. Lingkungan Makro Lingkungan eksternal dalam Kelompok Batara Mina Sejahtera terdiri dari kekuatan ekonomi, kekuatan sosial dan budaya, lingkungan politik, kekuatan teknologi serta lingkungan kompetitif. Faktor Ekonomi Kondisi perekonomian akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan industri. Faktor ekonomi mengacu pada sifat, cara dan arah perekonomian dimana perusahaan sedang beroperasi. Indikator dari perekonomian antara lain tingkat inflasi, tingkat suku bunga, pertumbuhan ekonomi, dan kurs mata uang. Sedangkan dampak dari perdagangan bebas juga berperan serta dalam perkembangan dunia bisnis ikan hias khususnya. Dengan pemberlakuan AFTA (Asian Free Trade Area), GATT (General Agreement on Trade), dan CAFTA (Chinese Asian Free Trade Area) akan berimbas pada persaingan di dalam maupun luar negeri. Keadaan ini akan mempengaruhi harga input-input produksi seperti harga pakan ikan dan obat-obatan sehingga akan berpengaruh terhadap harga ikan hias di pasaran. Faktor ekonomi yang mempengaruhi Kelompok Batara Mina Sejahtera terutama dari sisi pemasaran. Ikan hias air tawar yang dipasarkan Kelompok Batara Mina Sejahtera merupakan komoditi ekspor Indonesia tetapi dalam distribusi nya Kelompok Batara Mina Sejahtera memasarkan produk nya ke pengumpul sehingga tren perdagangan ikan hias air tawar di dalam negeri mempengaruhi pelaku usaha ikan hias di Indonesia termasuk Kelompok Batara Mina Sejahtera. Perkembangan tersebut dapat menggambarkan tren permintaan ikan hias di Kota Bogor. Seiring dengan peningkatan volume dan nilai produksi perikanan di Indonesia, maka jumlah ekspor ikan hias juga mengalami peningkatan seperti
47 pada Tabel 13. Pada tahun 2010 sampai tahun 2011 mengalami peningkatan masing-masing sebesar 5,7 persen pada tahun 2010 dan 3,55 persen pada tahun 2011, sedangkan penurunan jumlah ekspor terjadi pada tahun 2009 sebesar 22,34 persen dari tahun 2008, penurunan nilai ekspor ini dipengaruhi oleh jumlah permintaan yang berfluktuatif. Pada Tabel 13 juga dapat dilihat jika peningkatan jumlah ekspor tidak seimbang dengan peningkatan nilai ekspor ikan hias. Hal ini dipengaruhi oleh jenis dan harga ikan hias yang berbeda-beda. Negara tujuan ekspor ikan hias yang berbeda juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perbedaan presentase nilai ekspor dan jumlah ikan yang diperdagangkan. Tabel 13 Nilai Ekspor Ikan Hias Indonesia Tahun 2008-2011 Tahun 2008 2009 2010 2011
Nilai Ekspor Ikan Hias (dollar AS) Nilai Persentase (%) 9.400.000 7.300.000 -28,76 8.300.000 13,69 10.000.000 20,48
Jumlah (juta ekor) Nilai Persentase (%) 8,40 8,24 -1,94 8,71 5,70 9,02 3,55
Sumber : Kementerian Kelautan dan Perikanan (2012)
Berdasarkan data Ornamental Fish International (2011), Indonesia menduduki peringkat ketiga dunia dengan ekspor senilai USD 12,6 juta atau menguasai 7,5 persen pasar dunia. Posisi Indonesia masih di bawah Singapura yang memiliki ekspor USD 41,5 juta dan menguasai 22,8 persen pasar dunia, serta Malaysia dengan ekspor USD 20 juta. Potensi kekayaan alam belum dimanfaatkan maksimal oleh pemangku kepentingan, seperti pelaku industri maupun pembuat kebijakan. Kondisi di beberapa negara pengimpor sendiri dapat dijadikan peluang bagi Indonesia karena keanekaragaman ikan hias di Indonesia lebih banyak dibandingkan dengan negara lain. Berdasarkan data statistik Kementrian Kelautan dan Perikanan nilai ekspor dapat dilihat pada Tabel 14 berikut. Tabel 14 Nilai Ekspor Ikan Hias Nasional Bulan Januari-Desember 2011 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah
Nilai Ekspor (USD) 1.012.229 643.208 758.364 985.754 745.679 804.438 970.500 556.194 374.238 661.513 524.829 808.884 8.845.830
Sumber : Kementrian dan Kelautan Perikanan (2011)
Faktor Sosial, Budaya dan Demografi Faktor sosial dan budaya lingkungan akan membentuk cara orang hidup, bekerja, memproduksi, dan mengkonsumsi (David, 2009). Tren untuk memelihara ikan hias terutama sebagai saran hiburan saat ini telah menyebar seperti negara-
48 negara maju Amerika dan Eropa. Di Indonesia sendiri jenis-jenis ikan hias seperti blackghost (Apteronotus albifrons), corydoras, discus¸ guppy, leophard ctenopoma (Ctenopoma acutirostre) sudah banyak dikenal oleh masyarakat luas karena harga yang sangat terjangkau dan dapat dipelihara di akuarium yang kecil. Masyarakat di negara maju memiliki kegemaran memelihara ikan hias saat musim dingin karena pada saat musim tersebut mereka lebih banyak berada di dalam ruangan dibanding dengan di luar ruangan sehingga memandangi ikan hias merupakan alternatif hiburan yang banyak digemari. Sedangkan pada musim panas masyarakat di Amerika maupun Eropa lebih banyak menikmati hiburan di luar ruangan atau berekreasi di lingkungan yang terbuka. Oleh karena itu, permintaan ikan hias di Negara-negara Amerika dan Eropa pada saat musim panas menurun. Berbeda dengan negara Indonesia masyarakat lebih memilih kegemaran memelihara ikan hias dengan cara membuat akuarium atau aquascape sebagai tempat tinggal ikan hias. Hal ini dapat membuat akuarium menjadi menarik untuk dilihat dengan berbagai macam jenis ikan hias. Konsumen ikan hias air tawar biasanya para penghobi tertarik membeli ikan hias karena keindahan warnanya. Di negara-negara maju popularitas ikan hias meningkat disebabkan adanya pengaruh budaya sosial sebagai sarana rekreasi dan ikan hias menjadi pilihan utama. Hal ini dapat dilihat dari komoditas impor yang paling dominan yaitu jenis guppy, neon tetra, platy, dan anggelfisf. Faktor Politik atau Kebijakan Pemerintah Pemerintah sebagai lembaga formal memegang peranan penting dalam pengembangan berbagai macam usaha yang ada. Pemerintah merupakan pemberi subsidi atau bantuan, pembuat kebijakan dan pelanggan dari berbagai organisasi. Oleh karena itu, faktor politik, pemerintah dan hukum dapat menjadi peluang sekaligus ancaman bagi suatu usaha. Salah satu kebijakan pemerintah yang mendukung pengembangan usaha budidaya dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya adalah adanya program Pengembangan Usaha Mina Pedesaan Perikanan Budidaya (PUMP PB). Program tersebut merupakan bagian dari Program Nasional Pemberdayaan masyarakat Kelautan dan Perikanan (PNPM KP) yang berada di bawah koordinasi Program Pengembangan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri). PUMP PB adalah program penyaluran bantuan modal usaha dalam bentuk Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) pada Kelompok Pembudidaya Ikan. Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) yang diberikan melalui PUMP PB dibagikan ke kelompok pembudidaya ikan termasuk di Kota Bogor. Hal ini sangat dipermudah untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah karena bersifat kelompok. Dengan demikian, Kelompok Batara Mina Sejahtera sebagai salah satu kelompok pembudidaya ikan hias di Kota Bogor berpeluang mendapatkan penyaluran Bantuan Langsung Masyarakat dalam PUMP PB yang penyalurannya melibatkan Dinas Pertanian Kota Bogor serta penyuluh perikanan. Dukungan pemerintah yang mendukung budidaya ikan hias dengan mendirikan RAISER yang berada di bawah Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP), yaitu pusat pengembangan dan informasi mengenai ikan hias. Hal ini bertujuan untuk memudahkan mendapatkan informasi baik pemasaran ikan hias maupun meningkatkan motivasi pelaku bisnis dalam mengembangkan usaha budidaya ikan hias. Selain itu juga Dinas Pertanian Kota Bogor membangun
49 sentra atau toko penjualan ikan hias jalan bina marga bogor yang merupakan lokasi penjualan ikan hias dan peralatan budidaya. Faktor Teknologi Faktor teknologi akan berdampak pada penciptaan pembaharuan dalam berbagai bidang bagi suatu perusahaan. Pada Kelompok Batara Mina Sejahtera teknologi komunikasi, informasi, dan peralatan budidaya memiliki pengaruh yang sangat besar. Dengan teknologi komunikasi dan informasi akan memudahkan dalam pertukaran informasi yang didapat oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera serta alat komunikasi berfungsi sebagai alat komunikasi saat pemesanan ikan hias baik dari pengumpul tanpa harus berpindah lokasi. Teknologi juga memiliki dampak dalam memudahkan pembayaran seperti contohnya pembayaran dapat dilakukan melalui transfer atau melalui bank, sedangkan teknologi informasi lainnya seperti laptop dimanfaatkan untuk pencatatan administrasi. Teknologi penanganan budidaya ikan hias di Kelompok Batara Mina Sejahtera sudah menggunakan Genset (Generator set) yang berfungsi untuk mengantisipasi apabila listrik padam sehingga ikan tidak kekurangan oksigen dari alat aerator. Kelompok Batara Mina Sejahtera juga sudah menggunakan tabung oksigen untuk mendapatkan oksigen murni dalam proses pengemasan agar ikan kuat atau tahan lama sampai tujuan. Akan tetapi penanganan penyakit seperti pencegahan hama dan penyakit serta penanganan penyakit belum sepenuhnya digunakan sehingga teknologi tersebut berpeluang untuk lebih dimanfaatkan. Ilmu pengetahuan dan teknologi didukung dengan adanya peran lembaga pendidikan, pelatihan maupun penelitian. Pendidikan lebih mengutamakan peningkatan sumberdaya manusia yang berkualitas, pelatihan merupakan unsur dalam meningkatkan keterampilan masyarakat yang mudah diaplikasikan sehingga memberikan perubahan yang lebih baik, sedangkan penelitian akan memberikan inovasi-inovasi terbaru yang bermanfaat bagi masyarakat. Lembaga pendukung dalam pengembangan ikan hias air tawar pada Tabel 15 berikut. Tabel 15 Lembaga Pengembangan Ikan Hias Air Tawar. No 1 2 3
Nama Lembaga Raiser (Pengembangan Budidaya Ikan Hias Air tawar) Perguruan Tinggi Dinas Terkait
Keterangan Kementrian Kelautan dan Perikanan Penyuluh Perikanan Dinas Pertanian Kota Bogor
Sumber : Dinas Pertanian Kota Bogor (2011)
Lembaga pendidikan yang berperan dalam peningkatan sumberdaya manusia baik dalam perbaikan sumberdaya manusia aparatur, pelaku usaha pembudidaya ikan hias di Kota Bogor adalah Perguruan Tinggi, Dinas terkait, dan lembaga-lembaga pemerintah pusat dibawah Kementrian Kelautan dan Perikanan. Lingkungan Industri Lingkungan industri adalah tingkatan dari lingkungan eksternal organisasi yang menghasilkan komponen-komponen yang secara normal memiliki implikasi yang relatif lebih spesifik dan langsung terhadap operasional perusahaan. Menurut Porter (1992) persaingan suatu industri dapat dilihat sebagai kombinasi atas lima kekuatan diantaranya persaingan antar perusahaan saingan, potensi masuknya
50 pesaing baru, potensi pengembangan produk-produk pengganti, daya tawar pemasok, dan daya tawar konsumen. Persaingan bagi suatu perusahaan tidak hanya dapat terjadi dengan perusahaan sejenis lainnya. Persaingan dapat juga terjadi dengan para pemasok bahan baku, pembeli, calon pesaing baru, pelaku usaha sejenis, serta produk substitusi. Persaingan tersebut dapat menekan laba perusahaan. Potensi Masuknya Pesaing Baru Masuknya pendatang baru dalam industri dapat menunjukkan tingkat persaingan yang dihadapi oleh suatu usaha dalam industri tersebut. Jika semakin banyak pendatang baru yang memasuki wilayah industri maka akan terjadi perebutan pangsa pasar yang ada. Sebaliknya dengan rendahnya ancaman pendatang baru dapat mengindikasikan kesulitan untuk memasuki pasar cukup tinggi. Sehingga besarnya ancaman masuk pendatang baru bergantung pada hambatan yang ada untuk memasuki industri tersebut. Beberapa kriteria sumber utama hambatan adalah skala ekonomi, kurangnya pengalaman, kebutuhan modal, tingginya kesetiaan pelanggan dan peraturan pemerintah. Usaha budidaya ikan hias air tawar dapat memulai usahanya dengan skala kecil atau skala rumah tangga. Setiap pembudidaya dapat melakukan kegiatan budidaya sesuai dengan kapasitas produksi yang dimiliki tanpa harus mengikuti skala usaha pembenihan yang sudah ada. Secara legal masalah regulasi tidak begitu berpengaruh terhadap pendatang baru yang ingin memasuki bisnis ini karena pemerintah tidak membatasi atau menghambat kemungkinan masuknya perusahaan ke dalam industri dengan peraturan-peraturan tertentu. Modal yang dibutuhkan juga tidak terlalu besar karena usaha tersebut sudah bisa dijalankan dengan hanya mempunyai beberapa akuarium saja apalagi jika hanya ingin membesarkan ikan hias. Ruangan yang dipakai dalam budidaya ikan hias tidaklah besar karena hanya menggunakan akuarium yang tersusun dalam rak-rak akuarium. Untuk pendatang baru dibutuhkan waktu lama untuk memperoleh pelanggan dan konsumen bagi produk yang dihasilkannya. Faktor keunggulan biaya adanya perusahaan yang muncul dengan keunggulan biaya yang lebih rendah dapat menjadi ancaman bagi perusahaan. Akan tetapi bagi konsumen harga yang murah belum tentu diminati karena sebelum membeli benih ikan hias tentunya konsumen melihat dari kondisi ikan tersebut dan tingkat keseragaman benih yang akan dibeli. Hambatan nyata yang akan dihadapi oleh pendatang baru adalah pendatang baru yang ingin melakukan bisnis budidaya pembenihan memerlukan keterampilan dalam budidaya. Untuk memperoleh keahlian atau keterampilan dalam membudidayakan ikan hias maka pendatang baru dapat mengikuti pelatihan. Kegiatan pelatihan ini tentunya menambah pengetahuan bagi pendatang baru sebelum memulai usahanya. Apabila keterampilan tidak dimiliki oleh pembudidaya maka akan berakibat saat proses budidaya, yaitu akan rentan terhadap kematian benih karena masih kurangnya keterampilan yang dimiliki. Peraturan pemerintah terhadap ikan hias, yaitu tentang masalah sertifikat kepemilikan ikan hias dimana saat kondisi karantina akan diperiksa kesehatan ikan tersebut.
51 Kekuatan Tawar Menawar Pemasok Penawaran adalah banyaknya barang yang ditawarkan oleh penjual pada suatu pasar tertentu, periode tertentu dan tingkat harga tertentu. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi produsen dalam menawarkan produknya pada suatu pasar diantaranya adalah harga barang itu sendiri, harga barang lain, ongkos biaya produksi, tujuan produksi dan teknologi yang diterapkan. Apabila beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat penawaran dianggap tetap selain harga barang itu sendiri maka penawaran hanya ditentukan oleh harga. Pemasok merupakan pihak yang menyediakan berbagai bahan baku kebutuhan perusahaan sehingga peran pemasok sangat penting bagi perusahaan. Kemampuan pemasok dalam menentukan harga dan kualitas pasokan bahan baku sangat dipengaruhi oleh daya tawar pemasok. Semakin kuat daya tawar pemasok maka semakin besar kemampuan pemasok untuk mengendalikan. Kelompok Batara Mina Sejahtera memiliki beberapa pemasok yang berada di sekitar. Pemasok tersebut terdiri dari bahan baku seperti pakan, cacing, obatobatan, plastik packing, oksigen, akuarium, rak akuarium, aerator, dan mesin air yang keseluruhannya didapatkan dari toko-toko perikanan dan material. Jalinan kerjasama antara perusahaan dengan pemasok hanya sebatas mitra kerja saja. Jalinan kerjasama tersebut tidak terikat kontrak apapun, sehingga perusahaan dapat melakukan pengambilan input kepada pemasok lainnya. Perusahaan dapat berpindah kepada pemasok lain pada saat produk yang diperlukan oleh perusahaan tidak tersedia baik dari segi kualitas maupun dari segi harga. Dengan kondisi seperti itu dapat memberikan keuntungan serta kekuatan bagi perusahaan dalam menentukan pemasok yang diinginkan. Berdasarkan hasil wawancara untuk pemasok kebutuhan input produksi seperti cacing sutera dan beku masih berada di daerah Kota Bogor sehingga masih dapat memenuhi kebutuhan permintaan para pembudidaya ikan hias. Namun pasokan cacing ini masih bergantung terhadap musim panas apabila musim penghujan sangat sulit untuk didapatkan. Oleh karena itu, Kelompok Batara Mina Sejahtera tidak mempunyai ketergantungan pada salah satu pemasok. Kelompok Batara Mina Sejahtera dapat memilih toko mana saja yang memberikan harga lebih rendah dengan kualitas baik. Hal ini menunjukkan bahwa daya tawar pemasok pada Kelompok Batara Mina Sejahtera rendah. Kekuatan Tawar Menawar Konsumen Daya tawar konsumen mempengaruhi harga dan kualitas komoditi yang diperjualbelikan. Konsumen Kelompok Batara Mina Sejahtera adalah pengumpul. Kekuatan tawar-menawar konsumen ditetapkan oleh harga pasar. Akan tetapi konsumen dalam hal ini tidak memperhatikan harga yang ditawarkan melainkan dari kualitas benih. Konsumen lebih mengutamakan kualitas, kuantitas, dan kesinambungan pada komoditas ikan hias. Kemampuan Kelompok Batara Mina Sejahtera dalam memenuhi ketiga kriteria tersebut menyebabkan pengumpul akan mempertahankan pembelian secara berkelanjutan. Hal ini berperan penting dalam Kelompok Batara Mina Sejahtera karena pembelian ikan hias secara berkelanjutan dan membeli dalam jumlah yang cukup besar. Konsumen benih ikan hias untuk daerah Jabodetabek di dominasi oleh pengumpul. Bagi konsumen mutu produk adalah yang paling penting terutama untuk para penghobi ikan hias. Dengan begitu harga yang ditawarkan tidak akan
52 mengurangi minat penghobi ikan hias untuk menambah koleksi jenis ikan hiasnya. Peran eksportir dalam pemasaran sangat diperlukan karena keberhasilan pasar ikan hias tidak hanya pasar lokal melainkan permintaan dari luar negeri. Eksportir ikan hias yang ada di wilayah bogor dapat dilihat pada Tabel 16 berikut. Tabel 16 Eksportir Ikan Hias di Wilayah Bogor No 1 2 3 4
Nama Eksportir Agung Mitra Aquatica Aquatic Indonesia PT Dua Ikan Selaras CV Maju Akuarium
Sumber : Kementrian Kelautan dan Perikanan (2011)
Ancaman Produk Substitusi (pengganti) Jenis produk yang mempunyai kesamaan dalam fungsi dan jasa untuk segmen pasar yang dituju dapat menekan volume penjualan. Faktor harga dan kualitas akan menentukan produk pengganti tersebut. Persaingan akan bertambah ketika harga produk pengganti relatif lebih murah dan biaya konsumen untuk beralih ke produk pengganti pun rendah. Produk pengganti merupakan produk berbeda yang mempunyai kesamaan fungsi dengan produk yang dihasilkan perusahaan sehingga dapat menjadi alternatif pemenuhan kebutuhan konsumen. Produk substitusi dari ikan hias blackghost (Apteronotus albifrons), corydoras, discus¸ guppy, leophard ctenopoma (Ctenopoma acutirostre) adalah jenis-jenis ikan hias lainnya yang memberikan fungsi dan manfaat yang sama. Pada umumnya ikan hias berfungsi sebagai hewan peliharaan di dalam akuarium yang menjadi hiburan bagi pemiliknya. Perbedaan ikan hias Kelompok Batara Mina Sejahtera dengan jenis ikan hias lainnya adalah bentuk tubuh dan perilaku ikan hias. Produk-produk substitusi ikan hias Kelompok Batara Mina Sejahtera dapat ditemukan di berbagai pengumpul dan pembudidaya ikan hias yang berada di Kota Bogor. Jenis-jenis ikan hias yang merupakan produk substitusi, misalnya Neon Tetra, Cardinal Tetra, dan Red Nose. Walaupun demikian, ikan hias merupakan komoditi yang sangat berhubungan dengan kesenangan, hobi dan selera subjektif konsumen. Jenis ikan hias blackghost dan ctenopoma merupakan jenis ikan hias yang harganya relatif murah dan perawatan relatif mudah sehingga banyak diminati oleh penghobi ikan hias. Hal tersebut menunjukkan bahwa masing-masing ikan hias cenderung memiliki peminatnya sendiri walaupun tidak menutup kemungkinan konsumen akan beralih atau mengkombinasikan ikan hias yang berbeda-beda jenis. Pesaing Dalam Industri atau Perusahaan Sejenis Menurut David (2009) persaingan antar perusahaan sejenis merupakan persaingan di antara perusahaan yang memiliki kesamaan hasil produksi dan konsumen atau berada di dalam industri yang sama. Pesaing bagi Kelompok Batara Mina Sejahtera adalah pengumpul, pembudidaya dan petani ikan hias lainnya yang menjual ikan hias.
53 Di Kota Bogor terdapat delapan kelompok pembudidaya ikan hias yang membudidayakan jenis ikan hias tersebut. Kedelapan pembudidaya ikan hias tersebut (Tabel 1) ada yang menerapkan sistem penjualan satu pintu dalam pemasarannya. Sistem tersebut dianggap efektif dan efisien dalam memenuhi keinginan konsumen dari kriteria kuantitas besar dan kesinambungan. Penerapan sistem tersebut membuat pembudidaya ikan hias dapat mempunyai kuantitas supply produk yang besar yang berasal dari gabungan supply para anggota dan kesinambungan produk karena supply difokuskan pada satu pintu penjualan. Kedua kriteria tersebut merupakan kriteria yang diinginkan oleh konsumen pada pemasok ikan hias karena dapat membeli secara terus-menerus. Selain pembudidaya ikan hias, pesaing Kelompok Batara Mina Sejahtera adalah pengumpul ikan hias yang juga menyuplai ikan hias sejenis pada eksportir. Pesaing Kelompok Batara Mina Sejahtera lainnya adalah pembudidaya ikan hias sejenis. Para pembudidaya tersebut memasok ikan hias yang dibutuhkan para pengumpul konsumen Kelompok Batara Mina Sejahtera dengan harga yang lebih rendah dari Kelompok Batara Mina Sejahtera. Para pembudidaya tersebut memiliki kuantitas produk yang sedikit dan tidak berkesinambungan, sedangkan para pengumpul membutuhkan produk yang berkesinambungan dengan kuantitas cukup banyak. Oleh karena itu, para pengumpul tetap membeli produk yang dihasilkan oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera. Kondisi permintaan para supplier dan pengumpul untuk kebutuhan pasar lokal biasanya dipenuhi dari para pembudidaya yang ada di Kota bogor. Dapat dilihat dalam Tabel 17 berikut. Tabel 17 Jumlah Permintaan Ikan Hias Air Tawar dari Kota Bogor Tahun 2011 No Pemasok Jumlah / per bulan (ekor) 1 Taufan Fish farm 224.573 2 Qolisaquaria 143.730 3 Pemasok Lainnya 311.261 Jumlah 679.564 Sumber : Dinas Pertanian Kota Bogor (2011)
Dilihat dari jumlah permintaan ikan hias air tawar di Kota Bogor memnujukkan tren yang positif dimana pemasok tersebut merupakan pengumpul yang akan memasarkan produk ikan hias ke pasar ekspor dan memudahkan para petani pembudidaya untuk mensuplai benih ikan hias air tawar. Identifikasi Faktor-Faktor Kekuatan dan Kelemahan Kelompok Tani Berdasarkan identifikasi analisis lingkungan eksternal dan internal Kelompok Batara Mina Sejahtera maka diperoleh faktor strategis internal yang berupa kekuatan dan kelemahan. Adapun faktor-faktor strategis internal yang menjadi kekuatan bagi Kelompok Batara Mina Sejahtera adalah sebagai berikut : a. Letak kelompok tani yang strategis Lokasi Kelompok Batara Mina Sejahtera termasuk ke dalam kategori strategis karena lokasi kelompok tani tersebut dekat dengan jalan raya BogorJakarta sehingga mudah untuk dilalui akses transportasi atau jarak dari jalan raya menuju lokasi kelompok tani tersebut hanya berjarak sekitar +200 meter. Hal tersebut memberikan kemudahan para pelanggan untuk menjangkau lokasi
54 perusahaan. Karena lokasi tersebut memudahkan dalam mengirim atau menjual ikan hias ke pengumpul yaitu taufan fish farm hal lain yang memudahkan, yaitu saat pengumpul ingin mengambil pesanan ikan hias nya langsung ke Kelompok Batara Mina Sejahtera. b. Komunikasi antar pengurus dan anggota berjalan baik Kelompok Batara Mina Sejahtera dalam memajukan usahanya perlu adanya komunikasi sesama anggota dan pengurus. Aktivitas rutin yang biasanya dilakukan oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera antara lain rapat bulanan dimana para anggota saling berbagi informasi mengenai usaha masing-masing anggota dan saling memberikan pendapat atau solusi terhadap permasalahan yang dihadapi dalam budidaya ikan hias. Dengan begitu komunikasi antara pengurus dan anggota akan berjalan baik sehingga tidak ada jarak antara pengurus dan anggota dalam berkomunikasi. Sesama pengurus dan anggota juga saling membantu dalam memajukan usahanya masing-masing. Para anggota juga memperhatikan kebutuhan benih dan kondisi keuangan. Selain itu juga para anggota saling membantu untuk meyukseskan program dari Kelompok Batara Mina Sejahtera yaitu usaha pembenihan ikan hias. c. Keikutsertaan pelatihan yang diikuti oleh anggota dan pengurus dalam meningkatkan sumberdaya manusia Keikutsertaan pelatihan bagi anggota dan pengurus akan membantu peningkatan kualitas dan kuantitas kelompok tani tersebut. Untuk itu diharapkan pengurus dan anggota Kelompok Batara Mina Sejahtera dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan hasil pelatihan seperti pencatatan data keuangan dan proses produksi. Adapun pelatihan dan seminar yang telah diikuti oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera antara lain sosialisasi kelembagaan UPR (Unit Pembenihan Rakyat) oleh Dinas Agribisnis Kota Bogor pada tahun 2006, pelatihan apresiasi peningkatan kapasitas kewirausahaan pembudidaya ikan air tawar di Sukabumi pada tahun 2009, pelatihan pembudidaya ikan hias melalui bimbingan teknis penyeragaman ukuran dan peningkatan mutu ikan hias di raiser Cibinong pada tahun 2010, dan seminar sosialisasi pengendalian penyakit dalam perikanan budidaya di Bandung pada tahun 2011. Dengan mengikuti pelatihan-pelatihan dari dinas terkait tentunya keterampilan para anggota tersebut dapat diaplikasikan secara langsung terhadap usahannya dan dengan diadakannya pelatihan tersebut maka akan menjalin hubungan baik pada pembudidaya ikan hias lainnya. d. Kualitas produk ikan hias jenis blackghost dan ctenopoma yang baik (keseragaman ukuran dan tidak cacat) Benih ikan hias yang dibudidayakan oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera memiliki kualitas yang baik karena induk yang digunakan merupakan induk yang berasal dari hasil budidaya kelompok tani tersebut. Kelompok Batara Mina Sejahtera memelihara induk dari mulai benih sampai menjadi induk yang siap untuk dipijah hal ini dikarenakan induk tersebut tidak terkontaminasi lingkungan dari luar yang akan rentan terhadap penyakit sehingga akan mengurangi daya tahan tubuh ikan. Standar dari kualitas produk ikan hias dilihat dari kondisi fisik ikan yaitu dilihat dari keseragaman ukuran, warna cerah dan gerakan nya lincah. Namun salah satu hal yang terpenting yaitu pada saat packing atau pengemasan karena
55 apabila oksigen yang ada di dalam plastik berkurang atau plastik packing itu bocor maka akan mengakibatkan kematian. e. Efisiensi saluran distribusi pemasaran Saluran distribusi pemasaran terkait dengan produk, tempat, harga, dan promosi. Ikan hias pada Kelompok Batara Mina Sejahtera umumnya dijual kepada pengumpul ikan hias. Produk yang dipasarkan oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera adalah ikan hias blackghost (Apteronotus albifrons), corydoras, discus¸ guppy, leophard ctenopoma (Ctenopoma acutirostre). Masing-masing jenis ikan hias memiliki variasi ukuran dan harga yang berbeda. Kelompok Batara Mina Sejahtera sebagian besar juga ada yang dipasarkan ke toko-toko ikan hias yang ada di Kota Bogor dan pedagang-pedagang pengecer di Pasar Parung dengan sistem penjualan cash. Dalam mengefisienkan distribusi pemasaran produk ikan hias Kelompok Batara Mina Sejahtera dengan cara menjual langsung ke pengumpul karena memiliki kepastian dalam pembelian secara berkesinambungan. Hal ini tentunya memdudahkan dalam memasarkan produk f. Ketersediaan input-input produksi Dilihat dari ketersediaan input-input produksi Kelompok Batara Mina Sejahtera dekat dengan pengumpul yang juga menyediakan berbagai macam input produksi dan mudah untuk dilalui akses transportasi. Jarak dari Kelompok Batara Mina Sejahtera menuju lokasi tersebut cukup dekat. Hal tersebut memberikan kemudahan para anggota maupun pengurus untuk memenuhi kebutuhan input produksi tersebut. g. Pengaruh teknologi budidaya dalam perkembangan usaha Teknologi yang digunakan dalam usaha budidaya ikan hias masih sangat sederhana yang dilakukan hanya untuk kalangan anggota. Dalam kegiatan budidaya yang dilakukan, yaitu berupa sistem resirkulasi dimana sistem tersebut dapat memudahkan dalam mengontrol kualitas air sehingga akan mencegah penyakit yang menyerang ke ikan hias yang dibudidayakan. Namun tentunya diharapkan kontribusi dari pengurus dan anggota sangat dibutuhkan agar dapat menjadi bahan studi lapang bagi pihak-pihak yang membutuhkan informasi mengenai budidaya ikan hias. h. Prestasi kelompok Kelompok Batara Mina Sejahtera merupakan kelompok pembudidaya ikan hias yang berhasil meraih penghargaan Adibakti Mina Bahari pada tahun 2011 dari Menteri Kelautan dan Perikanan sebagai Juara 1 Bidang Perikanan Budidaya kategori kelompok pembudidaya ikan hias yang merupakan penghargaan tingkat nasional. Hal ini akan berpengaruh kepada konsumen karena mereka akan berpikir bahwa dengan adanya prestasi kelompok tersebut tentunnya akan berdampak pada tingkat kepercayaan konsumen itu sendiri. i. Berorientasi terhadap profit Kebanyakan pelaku usaha ikan hias di Indonesia berawal dari hobi yang tidak berorientasi terhadap profit namun seiring dengan perkembangannya dari tahun ke tahun ternyata para pehobi ikan hias semakin bertambah. Kondisi ini yang dapat membuat para penghobi beralih profesi menjadi pembudidaya ikan hias.
56 Hal ini akan merubah persepsi para pelaku usaha yang fokus terhadap budidaya ikan hias terlebih dengan keuntungan yang sangat besar sehingga banyak masyarakat yang ingin berbisnis di budidaya ikan hias Sedangkan faktor-faktor strategis internal yang menjadi kelemahan bagi Kelompok Batara Mina Sejahtera adalah sebagai berikut : j. Pencatatan data produksi masih belum rapih Pencatatan data produksi pada Kelompok Batara Mina Sejahtera sudah ada sejak penilaian lomba tahun 2011. Akan tetapi pencatatan yang saat itu banyak dibantu oleh petugas Dinas Pertanian Kota Bogor namun tidak dilanjutkan oleh pengurus dan anggota. Pencatatan produksi yang sudah ada belum meliputi jumlah keseluruhan produksi dari masing-masing anggota kelompok. k. Penetapan harga ditentukan oleh pengumpul Penetapan harga yang diperoleh oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera sangatlah rendah karena posisi tawar kelompok tani ini bergantung kepada pengumpul yang langsung membeli ikan hias tersebut dalam jumlah besar. Karena pada umumnya pengumpul akan menjual kembali ke eksportir ikan hias. Hal ini dilakukan oleh pengumpul karena nantinya ikan hias tersebut dijual kembali ke eksportir dengan harganya yang lebih tinggi. l. Promosi yang dilakukan masih belum optimal Promosi yang dilakukan oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera masih tergolong sederhana yaitu dari mulut ke mulut (word of mouth). Promosi tersebut akan menyulitkan dalam memasarkan produk yang dihasilkan. Walaupun demikian, di tahun 2011 Kelompok Batara Mina Sejahtera pernah mengikuti pameran ikan hias di Depo Pemasaran Ikan Hias dan di raiser ikan hias Cibinong, akan tetapi pameran ikan hias ini dilakukan sebanyak 2 tahun sekali sehingga hal ini menyulitkan dalam mengenalkan jenis ikan hias ke masyarakat luas. m. Masih kurangnya sistem pengawasan produksi Pengawasan yang telah dilakukan selama ini disetiap kegiatan tersebut dianggap masih kurang. Hal tersebut dikarenakan proses pengawasan hanya dilakukan oleh seorang ketua kelompok yang memiliki lebih dari satu tanggung jawab dan wewenang tugas perusahaan (bersifat rangkap). Selaku ketua kelompok, beliau juga memiliki tanggung jawab terhadap, budidaya ikan hias yang dikelolanya. Sehingga ketua kelompok memiliki peranan dalam melakukan evaluasi kriteria ikan hias yang dijual ke pasaran. n. Keterbatasan modal Sumber modal Kelompok Batara Mina Sejahtera utamanya adalah modal dari perorangan atau masing-masing anggota. Selain itu, dana bantuan yang diterima Kelompok Batara Mina Sejahtera pada tahun 2009 sebesar 65 juta rupiah dipakai untuk pemanfaatan operasional, sarana, dan prasarana. Dengan keterbatasan modal ini menjadi kendala dalam pengembangan usaha budidaya ikan hias. o. Pencatatan data keuangan masih belum rapih Pencatatan data keuangan pada Kelompok Batara Mina Sejahtera sudah ada sejak penilaian lomba tahun 2011. Akan tetapi pencatatan yang saat itu banyak dibantu oleh petugas Dinas Pertanian Kota Bogor namun, tidak dilanjutkan oleh pengurus dan anggota. Pencatatan keuangan yang sudah ada belum meliputi pengeluaran dan pemasukkan masing-masing anggota kelompok.
57 Identifikasi Faktor-Faktor Peluang dan Ancaman Kelompok Tani Berdasarkan identifikasi analisis lingkungan eksternal dan internal Kelompok Batara Mina Sejahtera maka diperoleh faktor strategis eksternal yang berupa Peluang dan Ancaman. Adapun faktor-faktor strategis eksternal yang menjadi peluang bagi Kelompok Batara Mina Sejahtera adalah sebagai berikut : a. Peningkatan nilai ekspor ikan hias air tawar sebesar 3,55 persen per tahun pada periode tahun 2008-2011 Nilai ekspor ikan hias air tawar Indonesia meningkat sebesar 3,55 persen per tahun pada periode tahun 2008-2011. Hal tersebut tidak terlepas dari peningkatan nilai impor ikan hias air tawar dunia dan perdagangan ikan hias dunia. Peningkatan ini menunjukkan bahwa permintaan ikan hias air tawar meningkat di tingkat eksportir-eksportir ikan hias baik yang sudah maupun yang belum menjadi pelanggan Kelompok Batara Mina Sejahtera. Tentunya hal ini menjadi peluang agar pembudidaya ikan hias memproduksi dengan jumlah banyak sehingga nantinya akan memenuhi permintaan itu sendiri. b. Potensi lingkungan Kelurahan Ciluar Lingkungan Kelurahan Ciluar mempunyai kecocokan dengan habitat hidup ikan hias yang membutuhkan pH asam, suhu ruangan mendekati suhu kamar, dan kesadahan air rendah. Hal ini dibuktikan dengan berhasilnya budidaya blackghost (Apteronotus albifrons), corydoras, discus¸ guppy, leophard ctenopoma (Ctenopoma acutirostre) oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera. Faktanya memang di lingkungan sekitar terdapat beberapa pabrik yang tentunya membuang limbah nya secara sembarangan ke sungai. Namun dalam budidaya ikan hias tentunya tidak berpengaruh terhadap proses produksi karena sumber air berasal dari pompa atau sumur yang selanjutnya di endapkan pada tandon untuk menetralkan air dari kotoran-kotoran yang ada. c. Kebijakan pemerintah program PUMP PB dan adanya Raiser Adanya program PUMP PB di Kota Bogor yang memberikan bantuan modal usaha bagi para pembudidaya ikan hias. Penyaluran bantuan sebesar 65 juta ini diberikan tunai oleh Dinas Pertanian Kota Bogor kepada kelompok pembudidaya ikan hias sehingga Kelompok Batara Mina Sejahtera berpeluang mendapatkan bantuan tersebut. Selain itu, dengan adanya Raiser akan memudahkan mendapatkan informasi baik pemasaran ikan hias maupun meningkatkan motivasi pelaku bisnis dalam mengembangkan usaha budidaya ikan hias. d. Perkembangan teknologi dan informasi Perkembangan teknologi dan informasi memudahkan bagi saat pemesanan ikan hias baik dari pengumpul tanpa harus berpindah lokasi. Teknologi juga memiliki dampak dalam memudahkan pembayaran seperti contohnya pembayaran dapat dilakukan melalui transfer atau melalui bank, sedangkan teknologi informasi lainnya seperti laptop dimanfaatkan untuk pencatatan administrasi. Selain itu perkembangan teknologi budidaya dalam hal pencegahan penyakit Kelompok Batara Mina Sejahtera sudah dilakukan namun terkendala terhadap pemberian dosis obat yang tepat.
58 e. Loyalitas pembeli Konsumen Kelompok Batara Mina Sejahtera adalah pengumpul seperti Taufan Fish Farm. Pembelian dilakukan secara berkelanjutan produk ikan hias dari Kelompok Batara Mina Sejahtera sampai saat ini. Hal ini diperlukan agar konsumen tidak beralih ke petani ikan hias lainnya untuk itu menjaga kualitas benih ikan hias yang baik dan terjaga tentunya menjadi tolak ukur sehingga konsumen akan senantiasa membeli ikan hias. f. Ikan hias jenis blackghost dan ctenopoma diminati pasar lokal dan ekspor Selain blackghost dan ctenopoma yang diminati oleh pasar ekspor baik di pasar lokal seperti pasar ikan hias di jakarta dan di Parung, jenis-jenis ikan hias lainnya seperti corydoras, discus¸ dan guppy juga banyak diminati. Konsumen benih ikan hias untuk daerah Jabodetabek di dominasi oleh pengumpul. Bagi konsumen mutu produk adalah yang paling penting terutama untuk para penghobi ikan hias. Dengan begitu jenis ikan hias tersebut tidak akan mengurangi minat penghobi ikan hias untuk menambah koleksi jenis ikan hiasnya. g. Pameran ikan hias tahunan Pameran ikan hias tahunan yang pernah diikuti oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera oleh Dinas Pertanian Kota Bogor, yaitu kontes ikan hias yang berlokasi di Depo Pemasaran Ikan Hias Bina Marga yang bekerjasama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Selain itu pameran ikan hias yang diselenggarakan oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan (Raiser) Ikan Hias Cibinong. Dampak yang dirasakan bagi pembudidaya ikan hias, yaitu dapat mengenalkan jenis ikan hias yang di budidayakan baik yang sudah ada atau dikenal di masyarakat maupun jenis ikan hias yang belum dikenal oleh masyarakat atau penghobi. Hal lain dari adanya pameran ikan hias sebagai media promosi yang akan membantu nantinya dalam pemasaran ikan hias. Sedangkan faktor-faktor strategis eksternal yang menjadi ancaman bagi Kelompok Batara Mina Sejahtera adalah sebagai berikut : h. Harga input produksi meningkat Harga input-input produksi yang fluktuatif menyebabkan kenaikan harga input-input produksi seperti harga pakan ikan dan obat-obatan sehingga akan berpengaruh terhadap harga ikan hias di pasaran. Hal ini diantisipasi dengan pemberian pakan yang efektif sehingga dapat menekan biaya operasional budidaya ikan hias. Hal ini merupakan ancaman karena dengan input produksi yang meningkat akan menyebabkan keuntungan yang di dapat oleh pembudidaya juga semakin sedikit. i. Permintaan ikan hias di pasar ekspor menurun saat musim panas Pada saat musim panas di negara-negara tujuan ekspor ikan hias terutama negara-negara di Eropa dan Amerika, permintaan ikan hias menurun karena masyarakat di sana cenderung lebih memilih berlibur ke ruangan terbuka. Hal tersebut berdampak pada penurunan permintaan ekspor ikan hias termasuk ikan hias Kelompok Batara Mina Sejahtera berkisar antara 25 persen sampai 50 persen. j. Ancaman pendatang baru Masuknya pendatang baru dalam industri dapat menunjukkan tingkat persaingan yang dihadapi oleh suatu usaha dalam industri tersebut. Jika semakin banyak pendatang baru yang memasuki wilayah industri maka akan terjadi
59 perebutan pangsa pasar yang ada. Sebaliknya dengan rendahnya ancaman pendatang baru dapat mengindikasikan kesulitan untuk memasuki pasar cukup tinggi. Sehingga besarnya ancaman masuk pendatang baru bergantung pada hambatan yang ada untuk memasuki industri tersebut. Untuk pendatang baru dibutuhkan waktu lama untuk memperoleh pelanggan dan konsumen bagi produk yang dihasilkannya. Faktor keunggulan biaya adanya perusahaan yang muncul dengan keunggulan biaya yang lebih rendah dapat menjadi ancaman bagi perusahaan. Akan tetapi bagi konsumen harga yang murah belum tentu diminati karena sebelum membeli benih ikan hias tentunya konsumen melihat dari kondisi ikan tersebut dan tingkat keseragaman benih yang akan dibeli. Usaha budidaya ikan hias dapat dilakukan dalam skala usaha kecil, sehingga dapat menjadi peluang bagi para pendatang baru. Hal tersebut tentunya dapat menjadi ancaman bagi Kelompok Batara Mina Sejahtera. k. Penerapan sistem penjualan pembudidaya ikan hias yang terpusat oleh ketua kelompok Kelompok Pembudidaya ikan hias yang membudidayakan ikan hias sejenis di Kota Bogor banyak yang menerapkan sistem penjualan satu pintu Mulai diterapkannya sistem tersebut menyebabkan para Kelompok Pembudidaya mampu menghasilkan produk berkuantitas besar dan berkesinambungan sehingga memudahkan dalam memasarkan produknya langsung pada eksportir. Hal tersebut menyebabkan tingkat persaingan antar pokdakan semakin meningkat.
FORMULASI STRATEGI Tahap Masukan (The Input Stage) Pada Tahap masukan, data yang dikumpulkan dianalisis, kemudian dibedakan menjadi faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor yang didapatkan dari analisis lingkungan internal kemudian dijabarkan dalam matriks IFE (Internal Factor Evaluation). Sedangkan faktor-faktor yang didapatkan dari analisis lingkungan eksternal dijabarkan kedalam matriks IFE (External Factor Evaluation). Analisis Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) Matriks IFE disusun setelah dilakukan identifikasi terhadap faktor internal yang meliputi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki Kelompok Batara Mina Sejahtera dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Identifikasi faktor-faktor kunci internal diperoleh melalui wawancara dengan pihak manajemen dan data-data internal perusahaan. Setelah faktor-faktor kunci internal diperoleh, selanjutnya dilakukan pembobotan dan peratingan terhadap faktor-faktor tersebut. Pembobotan dilakukan dengan metode paired comparation, yaitu pembobotan dengan cara membandingkan setiap faktor kunci untuk mengetahui tingkat kepentingan dari faktor-faktor tersebut bagi perusahaan. Sedangkan peratingan dilakukan untuk mengetahui apakah faktor-faktor tersebut merupakan kekuatan besar atau kecil serta kelemahan besar atau kecil.
60 Skor yang diperoleh dari matriks IFE menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memanfatkan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi kelemahan yang ada. Bobot dan rating dari masing-masing faktor internal ditentukan oleh dua responden yaitu Pemimpin Kelompok Batara Mina Sejahtera (Bapak Robert), dan koordinator Iptek (Bapak Arifin). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 1, sedangkan perhitungannya terdapat pada Lampiran 2. Berikut ini merupakan hasil analisis matriks IFE pada BMS yang dapat dilihat pada Tabel 18 berikut. Tabel 18 Analisis Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) BMS No Faktor Strategis Internal Kekuatan A Letak kelompok tani yang Strategis B Komunikasi antar pengurus dan anggota berjalan baik C Keikutsertaan pelatihan yang diikuti oleh anggota dan pengurus dalam meningkatkan sumberdaya manusia D Kualitas produk ikan hias jenis blackghost dan ctenopma yang baik dalam keseragaman ukuran dan tidak cacat E Efisiensi saluran distribusi pemasaran F Ketersediaan input-input produksi G Pengaruh teknologi budidaya dalam perkembangan usaha H Prestasi kelompok I Berorientasi terhadap profit Kelemahan J Pencatatan data produksi masih belum rapih K Penetapan harga ditentukan oleh pengumpul L Promosi yang dilakukan masih belum optimal M Masih kurangnya sistem pengawasan produksi N O
Keterbatasan modal Pencatatan data keuangan masih belum rapih Total IFE
Bobot
Rating
Skor
0,077 0,078
2,50 3,50
0,192 0,273
0,070
3,00
0,210
0,088
4,00
0,354
0,070 0,070
2,50 3,00
0,175 0,210
0,073
3,50
0,254
0,054 0,054
2,00 3,00
0,108 0,163
0,062 0,054 0,065 0,066
2,00 2,50 2,00 2,00
0,124 0,135 0,129 0,132
0,065 0,054
2,50 2,00
0,162 0,108 2,730
Dari hasil perhitungan matriks IFE yang dapat dilihat pada Tabel 16, diketahui bahwa kualitas produk yang baik adalah faktor strategis yang merupakan kekuatan terbesar dan paling berpengaruh bagi Kelompok Batara Mina Sejahtera dengan nilai skor sebesar 0,354. Hal ini menunjukkan mutu produk yang dihasilkan dan dijual oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera merupakan benih yang berkualitas. Tingginya kualitas benih ikan hias yang dihasilkan Kelompok Batara Mina Sejahtera dikarenakan adanya penggunaan teknologi pencegahan penyakit yang telah diterapkan dalam membuat benih ikan hias. Penggunaan teknologi pencegahan penyakit yang menjadikan produk yang dihasilkannya tidak mudah terkontaminasi oleh zat atau bahan-bahan yang nantinya menghambat pertumbuhan ikan itu sendiri. Disamping itu, teknologi pencegahan penyakit yang digunakan pada proses penyortiran akan menghasilkan benih ikan yang rata secara ukuran dan bobotnya yang umumnya lebih disukai dipasaran. Kekuatan lain yang dimiliki oleh perusahaan adalah komunikasi antar pengurus dan anggota berjalan baik nilai skor yang mencapai 0,273. Bentuk komunikasi tersebut seperti rapat bulanan yang rutin dijalankan untuk mengevaluasi kegiatan yang dilaksanakan tiap anggota dan saling tukar pendapat apabila terjadi kendala di dalam proses budidaya. Hal tersebut membuat
61 komunikasi yang terjalin baik pengurus dan anggota pada Kelompok Batara Mina Sejahtera dapat berjalan secara kesinambungan. Kelemahan utama yang dimiliki oleh kelompok Batara Mina Sejahtera adalah sumber modal atau keterbatasan modal dengan nilai skor sebesar 0,162. Kondisi tersebut membuat modal anggota Kelompok Batara Mina Sejahtera tidak dapat leluasa melakukan perubahan yang membutuhkan modal dalam rangka mempertahankan maupun mengembangkan usahanya. Kelemahan lain yang dimiliki perusahaan adalah penetapan harga yang ditentukan oleh pengumpul dengan nilai skor sebesar 0,135. Penetapan harga yang diperoleh oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera sangatlah rendah karena posisi tawar kelompok tani ini bergantung kepada pengumpul yang langsung membeli ikan hias tersebut dalam jumlah besar. Sehingga Kelompok Batara Mina Sejahtera tidak dapat menentukan harga melainkan menerima harga dari pengumpul (price taker). Berdasarkan hasil perhitungan melalui matriks IFE diperoleh total skor sebesar 2,730. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk mengatasi kelemahan dengan mengunakan kekuatannya tidak terlalu kuat dan tidak terlalu lemah. Analisis Matriks EFE (External Factor Evaluation) Penyusunan matriks EFE hampir sama dengan langkah penyusunan matriks IFE. Perbedaannya pada faktor strategis yang dimasukkan pada matriks EFE, yaitu faktor kunci peluang (opportunities) dan ancaman (threaths) yang berpengaruh terhadap usaha pembibitan ikan hias yang dilakukan oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera. Faktor-faktor strategis eksternal diperoleh dari hasil wawancara dan pengisian kuisioner oleh responden. Setelah menentukan faktor-faktor strategis eksternal dilakukan pembobotan dengan menggunakan matriks pasangan berganda (paired comparation) untuk mendapatkan bobot dari masing-masing variabel eksternal. Nilai pembobotan yang digunakan pada matriks EFE merupakan rata-rata dari tiga responden yang terpilih, yaitu Dinas Pertanian Kota Bogor, Kementerian Kelautan dan Perikanan (Raiser), dan Taufan Fish Farm. Pemberian peringkat (rating) dilakukan oleh responden yang sama dan merupakan nilai rata-rata dari tiga responden. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 1, sedangkan perhitungannya terdapat pada Lampiran 3 Berikut ini merupakan hasil analisis matriks IFE pada Kelompok Batara Mina Sejahtera dapat dilihat pada Tabel 19 berikut.
62 Tabel 19 Analisis Matriks EFE (External Factor Evaluation) BMS No Faktor Startegis Eksternal Peluang A Peningkatan nilai ekspor ikan hias air tawar sebesar 3,55 persen per tahun pada periode tahun 2008-2011 B Potensi lingkungan Kelurahan Ciluar C Kebijakan pemerintah program PUMP PB dan adanya Raiser D Perkembangan sistem teknologi dan informasi E Loyalitas pembeli F
Ikan hias jenis blackghost dan ctenopoma diminati pasar lokal dan ekspor G Pameran ikan hias tahunan Ancaman H Harga input produksi meningkat I Permintaan ikan hias di pasar ekspor menurun saat musim panas J Ancaman pendatang baru K Penerapan sistem penjualan pembudidaya ikan hias yang terpusat oleh ketua kelompok Total EFE
Bobot
Rating
Skor
0,09
3,33
0,294
0,10
3,00
0,301
0,08
2,67
0,217
0,10 0,12
2,67 3,33
0,259 0,400
0,07
3,33
0,235
0,10
3,00
0,302
0,08
2,33
0,222
0,08 0,10 0,09
2,33 3,33
0,214 0,318
3,67
0,337 3,098
Berdasarkan Tabel 17 diketahui bahwa peluang utama yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan adalah loyalitas pembeli dengan nilai skor 0,400. Loyalitas pembeli yang setia akan mempengaruhi pembelian yang secara kontinyu dan semakin meningkat. Hal ini merupakan indikasi yang baik dalam upaya pencapaian visi dan misi perusahaan dalam melakukan pengembangan usahanya. Peluang lain yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan adalah potensi lingkungan Kelurahan Ciluar dengan nilai skor sebesar 0,301 serta perkembangan teknologi dengan nilai skor sebesar 0,259. Ancaman utama yang dihadapi oleh perusahaan adalah penerapan sistem penjualan pembudidaya ikan hias yang terpusat oleh ketua kelompok dengan nilai skor sebesar 0,337. Penerapan sistem tersebut mempengaruhi kesinambungan dan kuantitas produk yang besar serta banyaknya pelaku usaha yang dulunya hanya melakukan budidaya sekarang juga bertindak sebagai penyedia benih ikan hias mengindikasikan persaingan dalam industri sejenis semakin ketat dalam menarik perhatian konsumen. Ancaman lain yang dihadapi perusahaan adalah ancaman pendatang baru dengan nilai skor sebesar 0,318. Berdasarkan hasil perhitungan melalui matriks EFE diperoleh total skor sebesar 3,098. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk mengatasi ancaman yang harus dihadapi dengan memanfaaatkan peluang yang ada sudah baik. Tahap Pencocokan (The Matching Stage) Tahap pencocokan merupakan tahapan kedua dalam perumusan strategi dan berfungsi untuk memadukan kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada perusahaan dengan peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal. Pada tahap pencocokan (The Matching Stage) dilakukan penyusunan matrik IE dan matriks SWOT untuk memperoleh beberapa pilihan alternatif strategi. Total skor pada matriks IFE dan EFE dipetakan kedalam matriks IE untuk melihat posisi
63 Kelompok Batara Mina Sejahtera berdasarkan tiga kelompok strategi, yaitu strategi tumbuh dan bina (growth and build), pertahankan dan pelihara (hold and maintain), serta panen atau divestasi (harvest or divest). Analisis SWOT dilakukan pada tahap yang sama. Matriks SWOT diperoleh dengan memetakan faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Faktor-faktor tersebut diperoleh dari hasil analisis lingkungan internal dan eksternal. Beberapa alternaltif strategi yang diperoleh dari analisis SWOT dapat menjadi pertimbangan bagi perusahaan dalam menyusun strategi. Analisis Matrisk IE (Internal-External) Matriks IE memposisikan suatu organisasi dalam tampilan sembilan sel. Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci yaitu skor total bobot IFE pada sumbu x dan skor total bobot EFE pada sumbu y. Total skor bobot IFE Kelompok Batara Mina Sejahtera sebesar 2,730 yang menggambarkan bahwa usaha Kelompok Batara Mina Sejahtera berada pada kondisi internal sedang atau ratarata dan nilai total skor untuk matrik EFE sebesar 3,098 yang menunjukkan bahwa usaha ikan hias Kelompok Batara Mina Sejahtera berada pada kondisi eksternal yang tinggi. Hasil skor tersebut menunjukkan posisi perusahaan pada matriks IE. Adapun matriks IE untuk Kelompok Batara Mina Sejahtera ditunjukkan pada Gambar 9. Gambar tersebut menunjukkan bahwa posisi Kelompok Batara Mina Sejahtera berada pada kuadran II yaitu memiliki kemampuan internal yang sedang dan eksternal yang kuat. Perusahaan yang masuk dalam kuadran ini sebaiknya dikelola dengan strategi grow and build. Strategi yang umum digunakan dalam kuadran ini adalah strategi intensif, seperti pengembangan produk (product development), pengembangan pasar (market development) dan penetrasi pasar (market penetration). Skor IFE (3,0-4,0) 4,0 Tinggi
(3,00- 4,00) Skor EFE
Kuat (2,0-2,99) I
Rata-rata (1,0-1,99) II
Lemah III
3,0
Menengah (2,00-2,99) 2,0 Rendah (1,00-1,99)
IV
V
VI
VII
VIII
IX
1,0
Gambar 9 Matriks IE Kelompok Batara Mina Sejahtera Pengembangan produk yaitu strategi pertumbuhan dimana sebuah bisnis bertujuan untuk memperkenalkan produk baru ke pasar yang ada. Strategi ini
64 memerlukan pengembangan kompetensi baru dan membutuhkan usaha untuk mengembangkan produk yang dapat diterima di pasar yang ada. Pengembangan produk dilakukan saat perusahaan produk yang sudah ada saat ini berada dalam tahap kematangan dalam siklus hidup produk. Perusahaan berusaha untuk menarik konsumen yang sebelumnya sudah merasa puas dengan produk sebelumnya untuk mencoba produk baru. Strategi ini mengupayakan peningkatan penjualan dengan membuat atau memasarkan produk kepada pelanggan yang sudah ada dengan cara melakukan inovasi produk atau pengenalan baru dimana dengan perkembangan teknologi industri yang berkembang pesat untuk itu yang dilakukan oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera mencoba mengembangkan jenis-jenis ikan hias air tawar yang terbaru seperti jenis ikan hias tetra. Untuk penetrasi pasar adalah strategi dalam meningkatkan pangsa pasar untuk produk melalui upaya-upaya pemasaran. Penetrasi pasar dapat meliputi penambahan jumlah tenaga penjualan, peningkatan pengeluaran untuk iklan, maupun penawaran produk-produk melalui promosi penjualan. Penetrasi pasar dapat menjadi sebuah strategi yang sangat efektif ketika pasar belum jenuh dengan produk atau jasa tertentu dan ketika tingkat pemakaian konsumen saat ini dapat ditingkatkan secara signifikan. Dengan mengikuti pameran ikan hias secara tidak langsung dapat memperkenalkan atau mempromosikan ke masyarakat. Sementara pengembangan pasar yaitu memperkenalkan produk atau jasa yang telah ada ke wilayah geografi baru. Kelompok Batara Mina Sejahtera dapat memulai strategi tumbuh dan berkembang dengan terus meningkatkan jumlah produksinya. Permintaan benih ikan hias air tawar jenis blackghost dan ctenopoma sangat diminati oleh pasar lokal dan ekspor. Upaya pengembangan pasar dapat dilakukan dengan meningkatkan jumlah produksi benih di Kelompok Batara Mina Sejahtera. Saluran distribusi pemasaran yang efisien akan memudahkan anggota memasarkan produk benih ikan hias kepada pengumpul. Analisis Matriks SWOT (Strength-Weakness-Opportunitiy-Threat) Analisis matriks SWOT menggunakan data yang telah diperoleh dari matriks IFE dan EFE, yakni kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang kemudian dirumuskan menjadi alternatif strategi perusahaan. Berdasarkan analisis matriks SWOT (Lampiran 6) maka alternatif strategi yang mungkin dijalankan oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera untuk mengembangkan usahanya adalah : 1. STRATEGI S-O Strategi S-O merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Beberapa alternatif strategi S-O yang dapat dipertimbangkan oleh Kelompok BMS diantaranya : 1. Meningkatkatkan kapasitas produksi jenis ikan hias blackghost dan ctenopoma Permintaan akan benih ikan hias yang belum dapat dipenuhi baik pasar lokal maupun ekspor merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera. Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya sebagai penyedia benih ikan hias, Kelompok Batara Mina Sejahtera selalu menjaga serta berusaha untuk lebih meningkat benih ikan hias yang dihasilkannya. Strategi ini bertujuan menambah kemampuan Kelompok Batara Mina Sejahtera dalam
65 menghasilkan produk lebih banyak sehingga dapat memasok ke konsumen yang menjadi pelanggan dengan meningkatnya ekspor ikan hias jenis air tawar dan diminatinya ikan hias jenis blackghost dan ctenopoma. Keterampilan para pembudidaya ikan hias air tawar masih perlu ditingkatkan sehingga dukungan pemerintah dalam meningkatkan sumberdaya manusia dengan mengadakan pelatihan dari pemerintah. Untuk itu Kelompok Batara Mina Sejahtera mengikuti keikusertaan pengurus dan anggota dalam seminar dan training dari Kemeterian Kelautan dan Perikanan maupun dari Dinas Pertanian Kota Bogor untuk meningkatkan pengetahuan serta keterampilan pengurus dan anggota sehingga dapat meningkatkan performa kelompok secara keseluruhan. Loyalitas pembeli yang tinggi juga akan mengakibatkan pembelian pelanggan semakin meningkat sehingga peluang dalam memasok dengan jumlah besar karena pelanggan lebih mengutamakan produk dari Kelompok Batara Mina Sejahtera. Strategi ini juga memanfaatkan kemampuan Kelompok Batara Mina Sejahtera dalam menghasilkan produk kualitas yang baik dilihat dari keseragaman ukuran dan tidak cacat dan komunikasi yang baik dari anggota dan pengurus akan membantu juga dalam peningkatan kapasitas produksi. Selain itu, potensi Kelurahan Ciluar yang cocok dalam budidaya ikan hias. Alternatif ini merupakan penjelasan dari strategi penetrasi pasar dan pengembangan pasar. 2. Menambah jenis ikan hias baru seperti ikan hias jenis tetra Strategi ini bertujuan menambah variasi jenis ikan hias yang dibudidayakan oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera terutama jenis ikan hias tetra. Strategi ini tentunya memanfaatkan anggota yang saling membantu sehingga komunikasi yang berjalan baik ini akan membantu dalam penerapan strategi ini. Peluang yang dimanfaatkan yaitu potensi lingkungan Kelurahan Ciluar yang mendukung dalam budidaya ikan hias dan adanya keberadaan Raiser akan perkembangan teknologi budidaya yang semakin berkembang. Selain itu, peluang seperti loyalitas pembeli akan mempengaruhi minat terhadap ikan hias sehingga diharapkan permintaan ikan hias jenis lain akan diminati pelanggan maupun konsumen baru. Strategi ini merupakan penjelasan dari strategi pengembangan produk pada matriks IE (Internal External). Jenis ikan hias baru yang dapat dibudidayakan sesuai dengan kondisi lingkungannya seperti Neon tetra dan Cardinal tetra. Melalui penerapan strategi ini diharapkan dapat menawarkan jenis ikan hias yang berbeda oleh konsumen baru dan pelanggan yang ada. 2. STRATEGI W-O Strategi W-O adalah strategi yang ditujukan untuk memperbaiki kelemahan dengan memanfaatkan peluang eksternal. Beberapa alternatif strategi yang dapat dipertimbangkan oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera adalah 1. Meningkatkan modal dengan cara pinjaman ke berbagai layanan usaha seperti perbankan Kurangnya modal dari tiap anggota menjadi kendala dalam mengembangkan usaha budidaya ikan hias air tawar. Untuk sumber permodalan seperti pinjaman dari perbankan seharusnya dapat dimanfaatkan bagi Kelompok Batara Mina Sejahtera dalam mengembangkan usahanya. Untuk itu diperlukan usaha atau upaya yang dilakukan oleh anggota dengan memanfaatkan kondisi tersebut menjadi peluang. Perkembangan teknologi informasi mempermudah
66 Kelompok Batara Mina Sejahtera dalam menjalin hubungan komunikasi dengan pemerintah dan layanan usaha agar dapat memberikan pinjaman dalam menambah modal. Peningkatan modal bagi Kelompok Batara Mina Sejahtera akan mendukung dalam meningkatkan kapasitas produksi. Disamping itu, kebanyakan pembudidaya ikan hias yang berada di wilayah Bogor merupakan pembudidaya dengan skala usaha kecil yang memiliki keterbatasan modal, sehingga dengan adanya bantuan dari pemerintah akan membantu Kelompok Batara Mina Sejahtera dalam mengembangkan usahanya. Penerapan strategi untuk meningkatkan modal akan mendukung strategi lainnya seperti meningkatkan kapasitas produksi dan menambah jenis ikan hias. 2. Melakukan promosi dengan berperan aktif dalam pameran ikan hias untuk memperkenalkan pada masyarakat luas Kelompok Batara Mina Sejahtera sebagai kelompok pembudidaya ikan hias air tawar sudah cukup dikenal terlebih pernah mendapatkan penghargaan. Kelompok Batara Mina Sejahtera merupakan kelompok pembudidaya ikan hias yang berhasil meraih penghargaan Adibakti Mina Bahari pada tahun 2011 dari Menteri Kelautan dan Perikanan sebagai Juara 1 Bidang Perikanan Budidaya kategori kelompok pembudidaya ikan hias yang merupakan penghargaan tingkat nasional. Hal tersebut dapat dijadikan modal penting bagi Kelompok Batara Mina Sejahtera dalam melakukan upaya pemasaran dan memperluas promosi usahanya. Promosi yang belum optimal yang mengandalkan dari mulut ke mulut dapat diatasi dengan mengikuti pameran ikan hias tahunan sehingga akan lebih mengenalkan produk yang dihasilkan oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera kepada para supplier atau eksportir yang akan menjadi pelanggan yang baru. Akses jalan menuju tempat usaha Kelompok Batara Mina Sejahtera yang dapat dilalui dengan kendaraan roda dua maupun empat akan memudahkan distribusi dalam proses memasarkan produk yang dihasilkan oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera. Strategi ini merupakan penjelasan dari strategi pengembangan pasar pada matriks IE (Internal External). 3. STRATEGI S-T Strategi S-T adalah strategi yang bertujuan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal dengan menggunakan kekuatan perusahaan yang ada. Beberapa strategi S-T yang dapat dijalankan oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera adalah : 1. Meningkatkan pangsa pasar lokal Adanya potensi peningkatan permintaan pasar terhadap benih ikan hias merupakan suatu peluang bagi Kelompok Batara Mina Sejahtera untuk dapat meningkatkan pangsa pasar. Pemasaram produk yang selama ini dilakukan oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera hanya mengandalkan kepada pengumpul. Masih kurangnya inisiatif dalam memasarkan produk menyebabkan para anggota hanya menunggu pengumpul untuk membeli hasil produksi. Hal ini dapat diantisipasi diantaranya dengan menambah jalur distribusi pemasaran misalnya dengan menjalin kerjasama dengan eksportir sehingga dapat memasok produk dalam jumlah tertentu secara berkelanjutan. Dengan menambah saluran distribusi Kelompok Batara Mina Sejahtera berkesempatan untuk meningkatkan pangsa pasarnya dengan tidak hanya bergantung pada pengumpul.
67 Strategi ini bertujuan untuk mengatasi ancaman penurunan permintaan ikan hias pada musim dingin di Negara Amerika dan Eropa. Hal ini dapat diatasi dengan pemasaran lokal yang diharapkan menjadi alternatif sasaran penjualan sehingga tidak akan berpengaruh pada penjualan. Saluran penjualan ke pasar ikan hias lokal seperti daerah Kota/Kabupaten Bogor, Jakarta, dan Kota Bandung. Strategi ini merupakan penjelasan dari strategi pengembangan pasar pada matriks IE (Internal External). Namun dalam memasarkan produk ke konsumen yang baru dan pasar lokal tidak mudah sehingga reputasi dan prestasi kelompok sangat dibutuhkan. 4. STRATEGI W-T Strategi W-T adalah strategi yang berusaha untuk meminimalkan kelemahan yang dimiliki serta dapat menghindari ancaman dari luar. Alternatif strategi tersebut diantaranya adalah: 1. Meningkatkan pengawasan sistem produksi dengan menerapkan pembagian tugas ke setiap pengurus dan anggota kelompok Dalam pembagian tugas pada Kelompok Batara Mina Sejahtera masih belum berjalan sesuai dengan SOP maupun pembagian tugas diantara pengurus dan anggota kelompok. Adanya struktur organisasi tidak menjamin berjalannya fungsi dalam organisasi tersebut.tidak berjalannya setiap fungsi dalam organisasi akan mengakibatkan tersendatnya perkembangan usaha. Pengawasan sistem produksi ini meliputi pemilihan induk, pemijahan induk, pemeliharaan larva, penyortiran dan pemanenan. Namun kondisi yang ada di lapang pengawasan tersebut masih kurang diawasi oleh ketua kelompok sehingga akan berdampak pada benih yang dihasilkan berkualitas baik atau buruk. Belum adanya koordinator produksi merupakan kendala yang dihadapi oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera sehingga perlu adanya SOP dalam sistem produksi agar menjaga kualitas benih yang dihasilkan. Masih kurangnya sistem pengawasan produksi ini diakibatkan adanya tugas yang tidak dijalankan oleh masing-masing kordinator. Kendala yang dihadapi yaitu karena masing-masing pengurus fokus terhadap usahanya sendiri sehingga tidak ada pengawasan dari pengurus. Perbaikan sistem tersebut diharapakan mampu memberikan pengaruh positif terhadap kinerja kelompok tani. Penerapan strategi ini dilakukan sebagai upaya meminimalkan ancaman yang mungkin timbul dariadanya persaingan dalam industri serta adanya pendatang baru yang masuk kedalam industri benih ikan hias. Tahap Keputusan (The Decission Stage) Dalam pengembangan matriks QSP, dibuat daftar kekuatan, kelemahan, ancaman, dan peluang serta nilai bobot rata-rata sesuai dengan hasil yang dipeoleh dari matriks IFE dan EFE. Kemudian dari masing-masing variabel ini dicari nilai Attractiveness Score (AS). Nilai AS menunjukkan daya tarik masing-masing strategi terhadap faktor kunci internal dan eksternal perusahaan. Nilai AS diperoleh melalui kuisioner yang ditujukan kepada responden yakni Bapak Robert sebagai ketua kelompok dan Bapak Arifin sebagai Koordinator IPTEK. Nilai AS dari masing-masing responden tersebut kemudian dikalikan dengan nilai bobot rata-rata dari masing-masing variabel sehingga diperoleh nilai TAS (Total Attractiveness Scores). Kemudian seluruh nilai TAS dari masing-masing variabel
68 tersebut dijumlahkan sehingga diperoleh nilai STAS (Sum Total Attractiveness Scores). Selanjutnya setelah diperoleh nilai STAS dari masing-masing responden maka dilakukan perhitungan nilai STAS rata-rata dari masing-masing responden tersebut dengan menjumlah masing-masing variabel STAS dari masing-masing responden kemudian dibagi dengan jumlah responden. Perhitungan STAS ratarata ini dapat dilihat pada Tabel 20 berikut. Tabel 20 Peringkat Alternatif Strategi pada Matriks QSP Alternatif Strategi
Responden Rata-rata
Peringkat Strategi
I
II
STAS 1
5,037
5,242
5,140
II
STAS 2
4,511
5,477
4,994
IV
STAS 3
4,905
5,772
5,339
I
STAS 4
5,015
5,172
5,094
III
STAS 5
4,154
5,135
4,645
V
Keterangan: Responden 1 : Bapak Robert sebagai ketua kelompok Responden 2 : Bapak Arifin sebagai kordinator IPTEK Berdasarkan hasil perhitungan STAS rata-rata pada Tabel 12, maka prioritas strategi terbaik yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mengembangkan usahanya adalah. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam budidaya dan organisasi seperti mengikuti pelatihan-pelatihan dari dinas atau KKP dalam peningkatan SDM dengan STAS (Sum Total Attractive Score) tertinggi sebesar 5,339 Selengkapnya strategi tersebut dapat diperingkatkan sebagai berikut : 1. Meningkatkan modal dengan cara pinjaman ke berbagai layanan usaha seperti perbankan dengan nilai STAS sebesar 5,339. 2. Meningkatkatkan kapasitas produksi jenis ikan hias blackghost dan ctenopoma dengan nilai STAS sebesar 5,140. 3. Meningkatkan pangsa pasar lokal dengan nilai STAS sebesar 5,094. 4. Menambah jenis ikan hias baru seperti ikan hias jenis tetra dengan nilai STAS sebesar 4,994. 5. Meningkatkan pengawasan sistem produksi dengan menerapkan pembagian tugas ke setiap pengurus dan anggota kelompok dengan nilai STAS sebesar 4,645.
69
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan diantaranya: 1. Berdasarkan hasil analisis faktor internal, diketahui faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan. Adapun faktor yang menjadi kekuatan utama Kelompok Batara Mina Sejahtera adalah Kualitas produk yang baik. Selain kekuatan tersebut, Kelompok Batara Mina Sejahtera juga memilki kekuatan lain seperti letak kelompok tani yang strategis, komunikasi antara pengurus dan anggota telah terjalin dengan baik, keikutsertaan pelatihan yang diikuti oleh anggota dan pengurus, efisiensi saluran distribusi pemasaran, ketersediaan input produksi, pengaruh teknologi budidaya dalam perkembangan usaha, prestasi kelompok, dan orientasi profit. Sedangkan kelemahan utama perusahaan adalah keterbatasan modal. Selain itu, Kelompok Batara Mina Sejahtera juga memiliki kelemahan lain seperti pencatatan data produksi dan keuangan masih belum rapih, promosi belum optimal, dan kurangnya sistem pengawasan produksi. 2. Berdasarkan hasil analisis faktor eksternal diketahui faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman. Adapun faktor yang menjadi peluang utama bagi Kelompok Batara Mina Sejahtera adalah loyalitas pembeli. Selain itu faktor yang menjadi peluang bagi perusahaan adalah peningkatan nilai ekspor, potensi lingkungan, kebijakan pemerintah, perkembangan teknologi dan informasi, jenis ikan hias yang diminati pasar ekspor dan lokal, serta pameran ikan hias. Adapun ancaman utama yang harus dihadapi Kelompok Batara Mina Sejahtera dalam menjalankan kegiatan bisnis adalah adanya penerapan sistem penjualan satu pintu oleh kelompok tani sejenis. Faktor-faktor lain yang merupakan ancaman bagi perusahaan diantaranya yaitu harga input produksi meningkat, ancaman pendatang baru dan penurunan permintaan di pasar ekspor pada musim panas. 3. Berdasarkan analisis matriks IE, diketahui bahwa Kelompok Batara Mina Sejahtera berada pada kuadran II. Dengan demikian jenis strategi yang cocok untuk diterapkan yaitu strategi grow and build (tumbuh dan kembang), melalui strategi intensif yaitu penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk. Sedangkan hasil analisis SWOT menghasilkan enam alternatif strategi yang dapat dijadikan pilihan strategi untuk dijalankan oleh Batara Mina Sejahtera yaitu: 1) meningkatkatkan kapasitas produksi jenis ikan hias blackghost dan ctenopoma, 2) menambah jenis ikan hias baru seperti ikan hias jenis tetra, 3) meningkatkan modal dengan cara pinjaman ke berbagai layanan usaha seperti perbankan, 4) melakukan promosi dengan berperan aktif dalam pameran ikan hias untuk memperkenalkan pada masyarakat luas, 5) meningkatkan pangsa pasar lokal, 6) meningkatkan pengawasan sistem produksi dengan menerapkan pembagian tugas ke setiap pengurus dan anggota kelompok. Hasil analisis matriks QSP menunjukkan bahwa strategi terbaik yang harus dilakukan Kelompok Batara Mina Sejahtera saat ini adalah meningkatkan modal dengan cara pinjaman ke berbagai layanan usaha seperti perbankan dengan nilai STAS sebesar 5,339.
70
Saran 1. Karena rumusan strategi yang dihasilkan dari matriks SWOT ada enam alternatif strategi, disarankan agar meningkatkan modal dengan cara pinjaman ke berbagai layanan usaha seperti perbankan sehingga akan Meningkatkatkan kapasitas produksi jenis ikan hias blackghost dan ctenopoma, serta meningkatkan sistem pengawasan produksi. 2. Meskipun bahan baku yang dibutuhkan untuk kegiatan operasional tersedia dengan mudah, hendaknya Kelompok Batara Mina Sejahtera menjalin kerjasama dengan pemasok untuk menjamin kualitas dan kontinyuitas bahan baku yang dibutuhkan dalam kegiatan operasional.
DAFTAR PUSTAKA Anshari. 2011. Strategi Pengembangan Usaha Pembesaran Ikan Lele Pada CV Jumbo Bintang Lestari [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Azizah. 2011. Strategi Usaha Budidaya Ikan Hias Air Tawar Kelompok Pembudidaya Ikan Curug Jaya Kota Depok, Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. [BPS] Badan Pusat Statistik Kota Bogor. 2012. Kota Bogor dalam Angka . BPS Kota Bogor Batara Mina Sejahtera. 2011. Company Profile Batara Mina Sejahtera. Kota Bogor David, FR. 2006. Manajemen Strategis Konsep. Sunardi D, penerjemah; Jakarta: Salemba Empat. Ed ke-12. Terjemahan dari: Strategic Management, 12thed. Dewinta. 2012. Strategi Pengembangan Unit Usaha Pasterurisasi Koperasi Peternak Garut Selatan Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Dinas Pertanian Kota Bogor. 2011. Jumlah Produksi Ikan Hias dan Jumlah Rumah Tangga Pembudidaya Ikan Hias. Bogor [KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2011. Kelautan dan Perikanan dalam Angka. Jakarta : Kementerian Kelautan dan Perikanan. Kotler, Philip.2005. Manajemen Pemasaran. Edisi kedua belas. Prenhalindo. Kusniati. 2007. Strategi Bisnis Ikan Hias Air Tawar Pada Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Nusa Hias, Desa Cibitung Tengah, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor. Lesmana, D. S. dan Iwan D., 2002. Budidaya Ikan Hias Air Tawar. Jakarta : Penebar Swadaya. Pinem. 2011. Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Benih Ikan Lele Sangkuriang Pada Cahaya Kita, Bogor, Jawa barat [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Rangkuti, F. 2000. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: Gramedia Umar H. 2008. Strategi Manajemen In Action. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
71 Wahyu. 2012. Strategi Pengembangan Usaha Pada Gerai Ayam Goreng Fatmawati Cabang Bandung, Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Wibowo, AE. 2010. Strategi Pengembangan Usaha Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang (Claris gariepenus strain Sangkuriang) di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor [skripsi] Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
72
73 Lampiran 1 Kuesioner Faktor Strategis Internal dan Eksternal KUISIONER PENELITIAN MENENTUKAN FAKTOR STRATEGIS INTERNAL DAN EKSTERNAL IDENTITAS RESPONDEN Nama
:
Pekerjaan/Jabatan
:
Dalam rangka pengumpulan data primer sebagai bahan penyusunan tugas akhir atau skripsi dengan judul ―Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Ikan Hias Air Tawar Pada Kelompok Batara Mina Sejahtera Kota Bogor, maka peneliti bermaksud menyebarkan kuisioner dan mengharapkan bantuan Bapak/Ibu untuk mengisi kuisioner ini secara lengkap, objektif, dan benar adanya, karena kuisioner ini digunakan untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah sehingga sangat dibutuhkan data yang valid dan akurat. Atas perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu, peneliti mengucapkan terima kasih.
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA IKAN HIAS AIR TAWAR PADA KELOMPOK BATARA MINA SEJAHTERA, KOTA BOGOR Peneliti HASRIL BURHANUDDIN YUSUP H34104049
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
74 Profil, Sejarah dan Gambaran Umum Kelompok Batara Mina Sejahtera a. Bagaimana sejarah Kelompok Batara Mina Sejahtera ? b. Bagaimana perkembangan hasil usaha budidaya ikan hias? c. Apa visi, misi dan tujuan kelompok BMS? d. Bagaimana struktur organisasi kelompok BMS? e. Apa latar belakang berdirinya kelompok BMS ? f. Dimana alamat kelompok BMS ? Analisis Lingkungan Internal 1. Aspek Manajemen a. Apakah kelompok BMS menerapkan fungsi manajemen seperti planning, controlling, actuating and organizing? b. Apakah fungsi tersebut berjalan dengan baik? c. Bagaiman proses perekrutan anggota kelompok? d. Seperti apa insentif yang diberikan pada karyawan (gaji, bonus dan tunjangan)? e. Bagaimana cara kelompok BMS menjalankan pembagian pekerjaan? 2. Aspek Pemasaran a. Jenis produk yang dipasarkan kelompok BMS ? b. Target dan segmentasi pasar yang di tuju? c. Saluran distribusi dalam pemasaran? d. Bagaimana perkembangan pangsa pasar ? e. Bagaimana strategi penetapan harga yang dilakukan ? f. Apakah ada promosi/iklan mengenai produk ? 3. Produksi a. Bagaimana ketersediaan sarana produksi? b. Adakah kekurangan pasokan sarana produksi? c. Bagaimana proses produksi dilakukan? d. Target produksi dilakukan berdasarkan apa? e. Apa saja peralatan untuk kegiatan produksi? f. Bagaimana kualitas dan kuantitas produk? 4. Keuangan a. Berasal dari mana sumber modal? c. Berapajumlah awal modal tiap anggota? d. Bagaiman sistem manajemen keuangan? 5. Sumberdaya Manusia a. Berapa jumlah anggota kelompok BMS? b. Bagaimana tingkat keterampilan anggota kelompok BMS ? c. Pelatihan apa saja yang pernah diikuti oleh kelompok BMS? 6. Penelitian dan Pengembangan a. Apakah ada inovasi terbaru dalam budidaya ikan hias?
75 Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan 1. Aspek Ekonomi a. Dampak perusahaan terhadap pertumbuhan ekonomi perekonomian ? b. Bagaimana tingkat pendapatan di sekitar perusahaan? c. Adakah perubahan harga bahan baku? 2. Aspek Sosial dan Budaya, Lingkungan a. Pernahkah perusahaan melakukan kegiatan sosial? b. Adakah bentuk tanggung jawab sosial pada masyarakat? c.Adakah permasalahan kondisi lingkungan terhadap jamur tiram putih? 3. Aspek Teknologi a. Teknologi apa yang diterapkan perusahaan? b. Berapa besar biaya untuk memenuhi kebutuhan teknologi? c. Bagaimana perkembangan dalam mengakses informasi? 4. Aspek Hukum dan Politik a. Apakah ada aturan tentang pendirian usaha setempat? b. Ada bantuan dari pemerintah setempat? 5. Aspek Demografi a. Bagaimana pekerjaan penduduk di sekitar perusahaan? b. Jumlah penduduk di sekitar perusahaan yang bekerja? c. Kondisi penduduk di sekitar perusahaan? 6. Kompetitif a. Jumlah kompetitor di lingkungan perusahaan? b. Keunggulan kompetitor? c. Apa produk subtitusi di sekitar perusahaan? d. Strategi apa yang dilakukan pesaing terhadap produk, proses produksi, pasar dll.
76 Lampiran 2 Kuesioner Hasil Teknik Delphi No
1
2
Variabel
Lingkungan Umum Faktor Ekonomi
Faktor Sosial
Tahap 1 (Deskripsi)
Tahap 2 (Penambahan atau Pengurangan)
Tahap 3
- Kondisi perekonomian - Perkembangan tingkat harga - Peran penetapan harga produk - Permintaan produk untuk pasar lokal dan ekspor
- Kondisi perekonomian - Permintaan produk untuk pasar lokal dan ekspor
-
- Kegiatan pameran ikan hias tahunan
- Kegiatan pameran ikan hias tahunan
-
-
-
Peningkatan nilai ekspor ikan hias air tawar Ikan hias jenis blackghost dan ctenopoma diminati di pasar lokal dan ekspor Kegiatan pameran ikan hias tahunan Potensi lingkungan
3
Faktor Budaya
- Orientasi terhadap hobi atau profit
- Orientasi terhadap hobi atau profit
4
Faktor Politik
- Kebijakan pemerintah tentang bantuan modal - Kebijakan mengenai ekspor ikan hias
- Kebijakan pemerintah tentang bantuan modal - Kebijakan mengenai ekspor ikan hias
- Kebijakan pemerintah tentang bantuan modal
5
Faktor Teknologi
- Perkembangan teknologi produksi usaha budidaya ikan hias - Teknologi yang digunakan sudah tepat
- Perkembangan teknologi produksi usaha budidaya ikan hias - Teknologi yang digunakan sudah tepat
- Perkembangan teknologi dan informasi
6
Faktor Ekologi dan Alam
- Perubahan iklim dan cuaca yang tidak menentu
-
-
77 No
Variabel
1
Lingkungan Industri Ancaman Pendatang Baru
Tahap 1 (Deskripsi)
Tahap 2 (Penambahan/Pengurangan)
Tahap 3
- Ancaman dari petani ikan hias sejenis
- Ancaman dari petani ikan hias sejenis
- Ancaman dari petani ikan hias sejenis
2
Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
- Pengaruh pembeli terhadap proses tawar menawar - Perbedaan harga antara supplier dan pengumpul
- Perbedaan harga antara supplier dan pengumpul
-
3
Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
- Persediaan bahan baku atau input produksi - Bentuk kerjasama antara kelompok BMS dengan supplier
- Persediaan bahan baku atau input produksi - Bentuk kerjasama antara kelompok BMS dengan supplier
- Harga input produksi meningkat
4
Ancaman Produk Substitusi
- Produk substitusi yang mengancam produk utama - Ancaman produk pengganti dari pesaing bisnis - Pengaruh terhadap penjualan
- Produk substitusi yang mengancam produk utama - Pengaruh terhadap penjualan
-
5
Persaingan Anggota Industri
- Pesaing utama pada bisnis ikan hias - Jumlah kompetitor mempengaruhi permintaan - Hambatan keluar yang sulit
- Pesaing utama pada bisnis ikan hias - Jumlah kompetitor mempengaruhi permintaan
Penerapan sistem penjualan oleh ketua kelompok Permintaan ikan hias menurun saat musim panas di Negara Amerikan dan Eropa
78 Lampiran 3 Kuesioner Faktor Strategis Internal KUISIONER PENELITIAN IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS INTERNAL IDENTITAS RESPONDEN Nama : Pekerjaan/Jabatan : Dalam rangka pengumpulan data primer sebagai bahan penyusunan tugas akhir atau skripsi dengan judul ―Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Ikan Hias Air Tawar Pada Kelompok Batara Mina Sejahtera Kota Bogor, maka peneliti bermaksud menyebarkan kuisioner dan mengharapkan bantuan Bapak/Ibu untuk mengisi kuisioner ini secara lengkap, objektif, dan benar adanya, karena kuisioner ini digunakan untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah sehingga sangat dibutuhkan data yang valid dan akurat. Atas perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu, peneliti mengucapkan terima kasih.
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA IKAN HIAS AIR TAWAR PADA KELOMPOK BATARA MINA SEJAHTERA, KOTA BOGOR Peneliti HASRIL BURHANUDDIN YUSUP H34104049
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
79 IDENTIFIKASI FAKTOR INTERNAL Tujuan : Menentukan kekuatan dan kelemahan dari faktor internal serta peluang dan ancaman dari variabel-variabel faktor eksternal Tabel 2. Analisis Faktor Intenal Perusahaan No Faktor-faktor Strategis Peluang Eksternal 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Ancaman 4
Rating 3 2
1
10. 11. .....
.........
PENENTUAN FAKTOR INTERNAL Faktor Internal dalam penelitian merupakan faktor yang berpengaruh terhadap strategi pengembangan usaha ikan hias air tawar pada Kelompok Batara Mina Sejahtera, Kelurahan Ciluar, Kecamatan Bogor Utara.Tujuan melakukan analisis lingkungan internal adalah untuk menentukan faktor-faktor strategis yang akan dimasukkan kedalam kelompok kekuatan dan kelemahan dalam strategi pengembangan usaha ikan hias air tawar pada Kelompok Batara Mina Sejahtera, Kelurahan Ciluar, Kecamatan Bogor Utara. Untuk masing-masing faktor strategis kekuatan dan kelemahan, diharapkan menghasilkan 5-10 faktor yang paling berpengaruh. Responden dapat menambahkan atau mengurangi aspek-aspek penilaian terhadap lingkungan internal apabila hal tersebut dianggap relevan. Penentuan peringkat (rating) dimaksudkan untuk mengukur pengaruh masing-masing variabel terhadap kondisi lingkungannya. Variabel lingkungan internal ini terdiri dari faktor kekuatan yang dapat dimanfaatkan dan faktor kelemahan yang dapat diatasi dalam upaya penentuan starategi pengembangan usaha ikan hias air tawar pada Kelompok Batara Mina Sejahtera, Kelurahan Ciluar, Kecamatan Bogor Utara.
80 PETUNJUK PENGISIAN 1. Berikan tanda (v) pada kolom kekuatan pada tabel 1 berikut ini, apabila faktor-faktor tersebut menjadi kekuatan dalam strategi pengembangan usaha ikan hias air tawar pada Kelompok Batara Mina Sejahtera, Kelurahan Ciluar, Kecamatan Bogor Utara . 2. Berikan tanda (v) pada kolom kelemahan pada tabel 1 berikut ini, apabila faktor-faktor tersebut menjadi kelemahan dalam strategi pengembangan usaha ikan hias air tawar pada Kelompok Batara Mina Sejahtera, Kelurahan Ciluar, Kecamatan Bogor Utara. 3. Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor kekuatan dan kelemahan berdasarkan keterangan berikut : a) Nilai 4, jika faktor tersebut dinilai sebagai kekuatan terbesar (kekuatan mayor) yang dimiliki perusahaan b) Nilai 3, jika faktor tersebut dinilai sebagai kekuatan kecil (kekuatan minor) yang dimiliki perusahaan c) Nilai 2, jika faktor tersebut dinilai sebagai kelemahan kecil (kelemahan minor) yang dimiliki perusahaan d) Nilai 1, jika faktor tersebut dinilai sebagai kelemahan besar (kelemahan mayor) yang dimilki perusahaan I.
Pembobotan terhadap lingkungan internal industry (kekuatan dan kelemahan) Petunjuk Pengisian : 1. Pemberian nilai didasarkan pada perbandingan berpasangan antra dua faktor secara relatif berdasarkan kepentingan dan pengaruhnya terhadap usaha 2. Cara membaca perbandingan dimulai dari variabel 1 pada baris 1 (huruf cetak miring) terhadap kolom 1 (huruf cetak tegak) dan harus konsisten, dengan ketentuan berikut : Bila lebih penting nilainya 1 Bila sama penting nilainya 2 Bila tidak lebih penting nilainya 3
81 Faktor-faktor Strategis Eksternal A B C D E F G H I J K TOTAL
Keterangan : A. ...... B. ...... C. ...... D. ...... E. ...... F. ...... G. ...... H. ...... I. ...... J. ...... K. ......
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
82 Lampiran 4 Lampiran Kuesioner Faktor Strategis Eksternal KUISIONER PENELITIAN IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS EKSTERNAL IDENTITAS RESPONDEN Nama : Pekerjaan/Jabatan : Dalam rangka pengumpulan data primer sebagai bahan penyusunan tugas akhir atau skripsi dengan judul ―Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Ikan Hias Air Tawar Pada Kelompok Batara Mina Sejahtera Kota Bogor, maka peneliti bermaksud menyebarkan kuisioner dan mengharapkan bantuan Bapak/Ibu untuk mengisi kuisioner ini secara lengkap, objektif, dan benar adanya, karena kuisioner ini digunakan untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah sehingga sangat dibutuhkan data yang valid dan akurat. Atas perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu, peneliti mengucapkan terima kasih.
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA IKAN HIAS AIR TAWAR PADA KELOMPOK BATARA MINA SEJAHTERA, KOTA BOGOR Peneliti HASRIL BURHANUDDIN YUSUP H34104049
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
83 IDENTIFIKASI FAKTOR EKSTERNAL Tujuan : Menentukan peluang dan ancaman dari variabel-variabel faktor eksternal Tabel . Analisis Faktor Eksternal Perusahaan No Faktor-faktor Strategis Peluang Eksternal 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Ancaman 4
Rating 3 2
1
10. 11. .....
.........
PENENTUAN FAKTOR EKSTERNAL
Faktor eksternal dalam penelitan ini merupakan faktor yang berpengaruh terhadap strategi pengembangan usaha ikan hias air tawar pada Kelompok Batara Mina Sejahtera, Kelurahan Ciluar, Kecamatan Bogor Utara. Tujuan melakukan analisis lingkungan eksternal adalah untuk menentukan faktor-faktor strategis yang akan dimasukkan kedalam kelompok peluang dan ancaman dalam strategi pengembangan usaha ikan hias air tawar pada Kelompok Batara Mina Sejahtera, Kelurahan Ciluar, Kecamatan Bogor Utara. Untuk masing-masing faktor strategis peluang dan ancaman, diharapkan menghasilkan 5-10 faktor yang paling berpengaruh. Responden dapat menambahkan atau mengurangi aspek-aspek penilaian terhadap lingkungan eksternal apabila hal tersebut dianggap relevan. Penentuan peringkat (rating) dimakasudkan untuk mengukur pengaruh masing-masing variabel terhadap kondisi lingkungannya. Variabel lingkungan eksternal ini terdiri dari faktor peluang yang dapat dimanfaatkan dan faktor ancaman yang dapat diatasi dalam upaya penentuan strategi pengembangan usaha ikan hias air tawar pada Kelompok Batara Mina Sejahtera, Kelurahan Ciluar, Kecamatan Bogor Utara
84 Petunjuk Pengisian : 1. Berikan tanda (v) pada kolom kekuatan pada tabel 1 berikut ini, apabila faktor-faktor tersebut menjadi kekuatan dalam strategi pengembangan usaha ikan hias air tawar pada Kelompok Batara Mina Sejahtera, Kelurahan Ciluar, Kecamatan Bogor Utara . 2. Berikan tanda (v) pada kolom kelemahan pada tabel 1 berikut ini, apabila faktor-faktor tersebut menjadi kelemahan dalam strategi pengembangan usaha ikan hias air tawar pada Kelompok Batara Mina Sejahtera, Kelurahan Ciluar, Kecamatan Bogor Utara . 3. Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor kekuatan dan kelemahan berdasarkan keterangan berikut : a) Nilai 4, jika faktor tersebut dinilai sangat penting dan berpengaruh bagi perusahaan b) Nilai 3, jika faktor tersebut dinilai penting dan berpengaruh bagi perusahaan c) Nilai 2, jika faktor tersebut dinilai cukup penting dan berpengaruh bagi perusahaan d) Nilai 1, jika faktor tersebut dinilai kurang penting dan berpengaruh bagi perusahaan. II. Pembobotan tehadap lingkungan eksternal industri (peluang dan ancaman) 1. Pemberian nilai didasarkan pada perbandingan berpasangan antra dua faktor secara relatif berdasarkan kepentingan dan pengaruhnya terhadap usaha 2. Cara membaca perbandingan dimulai dari variabel 1 pada baris 1 (huruf cetak miring) terhadap kolom 1 (huruf cetak tegak) dan harus konsisten, dengan ketentuan berikut : Bila lebih penting nilainya 1 Bila sama penting nilainya 2 Bila tidak lebih penting nilainya 3 Tabel matriks banding berpasangan terhadap kekuatan dan kelemahan perusahaan
85 Faktor-faktor Strategis Eksternal A B C D E F G H I J K TOTAL
Keterangan : A. ...... B. ...... C. ...... D. ...... E. ...... F. ...... G. ...... H. ...... I. ...... J. ...... K. ......
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
86 Lampiran 5 Kuesioner Penetuan Prioritas Strategi KUISIONER PENELITIAN PENENTUAN PRIORITAS STRATEGI IDENTITAS RESPONDEN Nama : Pekerjaan/Jabatan : Dalam rangka pengumpulan data primer sebagai bahan penyusunan tugas akhir atau skripsi dengan judul ―Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Ikan Hias Air Tawar Pada Kelompok Batara Mina Sejahtera Kota Bogor, maka peneliti bermaksud menyebarkan kuisioner dan mengharapkan bantuan Bapak/Ibu untuk mengisi kuisioner ini secara lengkap, objektif, dan benar adanya, karena kuisioner ini digunakan untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah sehingga sangat dibutuhkan data yang valid dan akurat. Atas perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu, peneliti mengucapkan terima kasih.
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA IKAN HIAS AIR TAWAR PADA KELOMPOK BATARA MINA SEJAHTERA, KOTA BOGOR Peneliti HASRIL BURHANUDDIN YUSUP H34104049
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
87 Tujuan : Penentuan alternatif strategi dengan QSPM dilakukan untuk menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal dimanfaatkan atau diperbaiki. QSPM secara objektif akan mengindikasikan alternatif strategi mana yang terbaik untuk dilakukan. Alternatif Strategi : Strategi 1 : Strategi 2 : Strategi 3 : Strategi 4 : Strategi 5 : Strategi 6 : Petunjuk Pengisian : Tentukan Attractive Score (AS) atau daya tarik masing-masing faktor internal (kekuatan dan kelemahan) serta faktor eksternal (peluang dan ancaman) untuk masing-masing alternatif strategi pengembangan yang sudah ada diatas. Mengajukan pertanyaan, apakah faktor sukses kritis ini mempengaruhi pilihan strategi yang dibuat. Jika jawabannya ―tidak‖, maka kolom AS tidak perlu diisi, Jika jawabannya ―Ya‖ makan kolom AS diisi dengan : 1 = Jika alternatif strategi tidak menarik dibandingkan relatif dengan alternatif lain 2 = Jika alternatif strategi agak menarik dibandingkan relatif dengan alternatif lain 3 = Jika alternatif strategi cukup menarik dibandingkan relatif dengan alternatif lain 4 = Jika alternatif strategi sangat menarik dibandingkan relatif dengan alternatif
88 Tabel . Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) Faktor Kunci
Bobot
Kekuatan 1 2 3 4 5 Kelemahan 1 2 3 4 5 Peluang 1 2 3 4 5 Ancaman 1 2 3 4 5
Total
Strategi 1 AS
TAS
Strategi 2 AS
TAS
Strategi 3 AS
TAS
Strategi 4 AS
TAS
Strategi 5 AS
TAS
Strategi 6 AS
TAS
89 Lampiran 6 Pembobotan Terhadap Faktor Kekuatan , Kelemahan, Peluang dan Ancaman pada Kelompok Batara Mina Sejahtera A. Pemberian Bobot Terhadap Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan). Bagian Pengisian Matriks Berpasangan Petunjuk Pengisian 1. Pemberian nilai berdasarkan pada perbandingan berpasangan antara dua faktor secara relatif berdasarkan kepentingan atau pengaruhnya terhadap usaha 2. Cara membaca perbandingan dimulai dari faktor pada baris horizontal terhadap kolom vertikal dan harus konsisten Nilai 1 = Jika indikator horizontal kurang penting dari pada indikator vertikal Nilai 2 = Jika indikator horizontal sama penting dari pada indikator vertikal Nilai 3 = Jika indikator horizontal lebih penting dari pada indikator vertikal Responden 1 (Ketua) Faktor Internal A
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
TOTAL
BOBOT
0
2
2
1
1
1
2
3
2
3
2
2
2
2
3
28
0,074
B
3
0
2
3
2
3
1
2
1
3
3
2
2
2
2
31
0,082
C
2
2
0
1
1
1
2
3
2
3
2
3
2
2
2
28
0,074
D
3
2
3
0
3
3
2
3
1
2
3
3
2
3
2
35
0,092
E
2
2
2
1
0
2
2
3
1
3
1
1
2
2
3
27
0,071
F
2
1
2
1
2
0
3
2
2
2
1
2
2
2
2
26
0,068 0,071
G
2
1
2
1
2
2
0
2
2
3
2
2
1
2
3
27
H
1
2
2
1
1
1
2
0
1
2
1
1
2
1
2
20
0,053
I
2
1
1
2
1
2
1
1
0
2
2
1
1
2
1
20
0,053
J
3
1
1
1
2
2
2
3
1
0
2
1
1
2
1
23
0,061 0,055
K
1
1
2
1
2
2
1
2
1
1
0
2
1
2
2
21
L
2
1
3
1
2
1
1
2
2
1
2
0
3
2
1
24
0,063
M
1
2
2
1
2
1
1
2
2
3
2
3
0
1
3
26
0,068
N
1
1
2
1
1
3
3
3
1
1
1
2
1
0
3
24
0,063
0
20
0,053
380
1,000
O
1
1
2
1
2
3 1 1 TOTAL
1
2
1
1
1
2
90 Responden 2 (Kordinator IPTEK) Faktor Internal A
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
TOTAL
BOBOT
0
2
2
2
1
2
2
3
2
3
2
2
2
2
3
28
0,074
B
3
0
1
3
1
3
1
2
1
3
3
2
2
1
2
31
0,082
C
2
2
0
1
2
1
2
2
2
1
2
3
2
1
2
28
0,074
D
3
2
3
0
2
2
2
3
1
2
2
3
2
3
2
35
0,092
E
2
2
2
1
0
1
2
3
1
2
1
3
2
2
2
27
0,071
F
2
3
2
1
1
0
2
2
2
3
1
2
1
3
2
26
0,068
G
2
1
3
1
2
3
0
2
2
3
1
2
3
2
1
27
0,071
H
1
2
2
1
3
1
2
0
1
1
1
1
2
1
2
20
0,053
I
2
1
1
2
1
2
1
1
0
2
2
1
1
2
2
20
0,053
J
3
1
2
1
2
2
2
2
1
0
2
1
2
2
1
23
0,061
K
1
1
2
1
2
1
1
3
1
1
0
2
1
1
2
21
0,055
L
2
1
3
2
2
1
1
2
2
1
2
0
3
2
1
24
0,063
M
1
2
2
1
2
1
1
2
2
2
2
2
0
1
3
26
0,068
N
1
2
2
3
1
2
2
2
1
1
1
2
3
0
2
24
0,063
O
2
1
2
2
1
1
2
1
1
2
1
2
1
2
0
20
0,053
377
1,000
TOTAL
Keterangan : Kekuatan A Letak kelompok tani yang strategis B Komunikasi antar pengurus dan anggota berjalan baik C Keikutsertaan pelatihan yang diikuti oleh anggota dan pengurus D Kualitas produk yang baik E Efisiensi saluran distribusi pemasaran F Ketersediaan input-input produksi G Pengaruh teknologi budidaya dalam perkembangan usaha H Prestasi kelompok I Berorientasi terhadap profit Kelemahan J Pencatatan data produksi masih belum rapih K Penetapan harga ditentukan oleh pengumpul L Promosi yang dilakukan masih belum optimal M Masih kurangnya sistem pengawasan produksi N Keterbatasan modal O Pencatatan data keuangan masih belum rapih
91 B. Pemberian Bobot Terhadap Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman). Bagian Pengisian Matriks Berpasangan Petunjuk Pengisian 1. Pemberian nilai berdasarkan pada perbandingan berpasangan antara dua faktor secara relatif berdasarkan kepentingan atau pengaruhnya terhadap usaha 2. Cara membaca perbandingan dimulai dari faktor pada baris horizontal terhadap kolom vertikal dan harus konsisten Nilai 1 = Jika indikator horizontal kurang penting dari pada indikator vertikal Nilai 2 = Jika indikator horizontal sama penting dari pada indikator vertikal Nilai 3 = Jika indikator horizontal lebih penting dari pada indikator vertikal Responden 1 (Dinas Pertanian Kota Bogor) Faktor Eksternal
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
TOTAL
BOBOT
A
0
1
2
1
1
2
2
2
2
1
2
16
0,082
B
2
0
2
3
1
3
2
2
1
2
3
21
0,108
C
1
2
0
2
1
3
2
1
1
1
1
15
0,077
D
3
1
1
0
2
2
1
3
3
2
1
19
0,098
E
3
3
2
3
0
2
2
2
3
1
2
23
0,119
F
1
2
3
2
1
0
2
1
1
2
1
16
0,082
G
2
2
1
1
2
2
0
3
1
2
3
19
0,098
H
1
1
2
3
1
1
1
0
2
2
1
15
0,077
I
1
2
3
2
2
1
2
1
0
1
1
16
0,082
J
1
1
2
2
2
3
2
1
2
0
2
18
0,093
K
2
2
1
1
1
2
2
3
1
1
0
16
0,082
194
1,000
TOTAL
Responden 2 (Raiser) Faktor Eksternal
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
TOTAL
BOBOT
A
0
2
1
2
1
2
3
2
1
2
2
18
0,096
B
2
0
2
3
1
1
3
2
2
1
2
19
0,101
C
1
2
0
2
1
3
2
1
1
1
1
15
0,080
D
3
1
1
0
2
2
1
3
3
2
1
19
0,101
E
3
3
2
3
0
3
1
3
2
1
3
24
0,128
F
1
1
2
2
1
0
1
1
1
1
1
12
0,064
G
2
1
3
1
2
1
0
3
1
2
3
19
0,101
H
1
1
1
3
1
1
1
0
2
1
1
13
0,069
I
1
2
1
3
1
2
1
1
0
1
1
14
0,074
J
1
1
2
2
2
3
2
1
2
0
2
18
0,096
K
2
2
1
2
1
2
2
3
1
1
0
17
0,090
188
1,000
TOTAL
92 Responden 3 (Taufan Fish Farm) Faktor Eksternal
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
TOTAL
BOBOT
A
0
1
1
1
2
2
2
2
1
2
2
16
0.087
B
2
0
2
3
1
1
2
2
1
1
2
17
0.093
C
2
1
0
1
1
2
1
2
2
1
1
14
0.077
D
2
1
1
0
2
2
1
3
2
2
1
17
0.093
E
3
3
2
3
0
3
1
1
2
1
2
21
0.115
F
1
1
2
2
1
0
1
1
1
1
1
12
0.066
G
2
1
3
1
2
1
0
3
1
2
3
19
0.104
H
2
1
1
2
1
1
3
0
2
1
1
15
0.082
I
1
2
2
3
1
1
1
1
0
2
1
15
0.082
J
1
1
1
3
3
2
2
1
2
0
2
18
0.098
K
2
2
1
2
1
3
1
1
3
3
0
19
0.104
183
1,000
TOTAL
Keterangan : Peluang A Peningkatan nilai ekspor ikan hias air tawar sebesar 3,55 persen per tahun pada periode tahun 2008-2011 B Potensi lingkungan Kelurahan Ciluar C Kebijakan pemerintah program PUMP PB dan adanya Raiser D Perkembangan teknologi dan informasi E Loyalitas pembeli F Ikan hias jenis blackghost dan ctenopoma diminati pasar lokal dan ekspor G Pameran ikan hias tahunan Ancaman H Harga input produksi meningkat I Permintaan ikan hias di pasar ekspor menurun saat musim panas J Ancaman pendatang baru K Penerapan sistem penjualan pembudidaya ikan hias yang terpusat oleh ketua kelompok
93 Lampiran 7 Penilaian Bobot Rata-Rata Faktor Strategis Internal Responden
Faktor Strategis Internal Kekuatan A B C
D
E F G H I
1
Letak kelompok tani yang Strategis Komunikasi antar pengurus dan anggota berjalan baik Keikutsertaan pelatihan yang diikuti oleh anggota dan pengurus dalam meningkatkan sumberdaya manusia Kualitas produk ikan hias jenis blackghost dan ctenopma yang baik dalam keseragaman ukuran dan tidak cacat Efisiensi saluran distribusi Pemasaran Ketersediaan input-input Produksi Pengaruh teknologi budidaya dalam perkembangan usaha Prestasi kelompok Berorientasi terhadap profit
2
Total
Skor Ratarata
0,074
0,080 0,153
0,077
0,082
0,074 0,156
0,078
0,074
0,066 0,140
0,070
0,092
0,085 0,177
0,088
0,071
0,069 0,140
0,070
0,068
0,072 0,140
0,070
0,071
0,074 0,145
0,073
0,053
0,056 0,108
0,054
0,053
0,056 0,108
0,054
Kelemahan J K L M N O
Pencatatan data produksi masih belum rapih Penetapan harga ditentukan oleh pengumpul Promosi yang dilakukan masih belum optimal Masih kurangnya sistem pengawasan produksi Keterbatasan modal Pencatatan data keuangan masih belum rapih TOTAL
0,061
0,064
0,124
0,062
0,055
0,053
0,108
0,054
0,063
0,066
0,129
0,065
0,068
0,064
0,132
0,066
0,063
0,066
0,129
0,065
0,053
0,056
0,108
0,054
2,000
1
94 Lampiran 8 Penilaian Bobot Rata-rata Faktor Strategis Eksternal Faktor Startegis Eksternal Peluang A
B C D E F
G
Peningkatan nilai ekspor ikan hias air tawar sebesar 3,55 persen per tahun pada periode tahun 20082011 Potensi lingkungan Kelurahan Ciluar Kebijakan pemerintah program PUMP PB dan adanya Raiser Perkembangan teknologi dan informasi Loyalitas pembeli Ikan hias jenis blackghost dan ctenopoma diminati pasar lokal dan ekspor Pameran ikan hias tahunan
Responden Total
Skor Rata-rata
1
2
3
0,082
0,096
0,086
0,265
0,09
0,108
0,101
0,092
0,301
0,10
0,077
0,080
0,086
0,244
0,08
0,098
0,101
0,092
0,291
0,10
0,119
0,128
0,114
0,360
0,12
0,082
0,064
0,065
0,211
0,07
0,098
0,101
0,103
0,302
0,10
0,077
0,069
0,081
0,228
0,08
0,082
0,074
0,081
0,238
0,08
0,093
0,096
0,097
0,286
0,10
0,082
0,090
0,103
0,276
0,09
3,000
1
Ancaman H I J K
Harga input produksi meningkat Permintaan ikan hias di pasar ekspor menurun saat musim panas Ancaman pendatang baru Penerapan sistem penjualan pembudidaya ikan hias yang terpusat oleh ketua kelompok TOTAL
95 Lampiran 9 Penilaian Rating Rata-Rata Faktor Strategis Internal Responden
Faktor Strategis Internal Kekuatan
Total
Skor Rata-rata
3
6
3
4
3
7
3.5
4
2
6
3
4
4
8
4
3
3
6
3
3
3
6
3
3
4
7
3.5
3
3
6
3
3
3
6
3
1
2
3
1.5
2
1
3
1.5
L Promosi yang dilakukan masih belum optimal M Masih kurangnya sistem pengawasan produksi
2
2
4
2
2
2
4
2
N Keterbatasan modal O Pencatatan data keuangan masih belum rapih
2
1
3
1.5
1
1
2
1
77
38.5
A Letak kelompok tani yang Strategis B Komunikasi antar pengurus dan anggota berjalan baik C Keikutsertaan pelatihan yang diikuti oleh anggota dan pengurus dalam meningkatkan sumberdaya manusia D Kualitas produk ikan hias jenis blackghost dan ctenopma yang baik dalam keseragaman ukuran dan tidak cacat E Efisiensi saluran distribusi Pemasaran F Ketersediaan input-input Produksi G Pengaruh teknologi budidaya dalam perkembangan usaha H Prestasi kelompok I Berorientasi terhadap profit Kelemahan J Pencatatan data produksi masih belum rapih K Penetapan harga ditentukan oleh pengumpul
TOTAL
1
2
3
96 Lampiran 10 Penilaian Rating Rata-rata Faktor Strategis Eksternal Faktor Startegis Eksternal Peluang A
B
Peningkatan nilai ekspor ikan hias air tawar sebesar 3,55 persen per tahun pada periode tahun 2008-2011 Potensi lingkungan Kelurahan Ciluar
D
Kebijakan pemerintah program PUMP PB dan adanya Raiser Perkembangan teknologi dan informasi
E
Loyalitas pembeli
F
Ikan hias jenis blackghost dan ctenopoma diminati pasar lokal dan ekspor Pameran ikan hias tahunan
C
G
Responden Total
Skor Rata-rata
1
2
3
3
4
3
10
3,33
3
3
3
9
3,00
3
3
2
8
2,67
4
2
2
8
2,67
4
3
3
10
3,33
4
4
2
10
3,33
3
4
2
9
3,00
3
1
3
7
2,33
3
2
2
7
2,33
4
3
3
10
3,33
4
4
3
11
3,67
99
33,00
Ancaman H
Harga input produksi meningkat
I
Permintaan ikan hias di pasar ekspor menurun saat musim panas Ancaman pendatang baru
J K
Penerapan sistem penjualan pembudidaya ikan hias yang terpusat oleh ketua kelompok TOTAL
97
Lampiran 11 Analisis Matriks SWOT
PELUANG 1. Peningkatan nilai ekspor ikan hias air tawar sebesar 3,55 persen per tahun pada periode tahun 2008-2011 2. Potensi lingkungan Kelurahan Ciluar 3. Kebijakan pemerintah program PUMP PB dan adanya Raiser 4. Perkembangan teknologi dan informasi 5. Loyalitas pembeli 6. Ikan hias jenis blackghost dan ctenopoma diminati pasar lokal dan ekspor 7. Pameran ikan hias tahunan ANCAMAN 1. Harga input produksi meningkat 2. Permintaan ikan hias di pasar ekspor menurun saat musim panas 3. Ancaman pendatang baru 4. Penerapan sistem penjualan satu pintu oleh kelompok pembudidaya ikan hias sejenis
KEKUATAN 1. Letak kelompok tani yang strategis 2. Komunikasi antar pengurus dan anggota berjalan baik 3. Keikutsertaan pelatihan yang diikuti oleh anggota dan pengurus dalam meningkatkan sumberdaya manusia 4. Kualitas produk ikan hias jenis blackghost dan ctenopma yang baik dalam keseragaman ukuran dan tidak cacat 5. Efisiensi saluran distribusi pemasaran 6. Ketersediaan input-input produksi 7. Pengaruh teknologi budidaya dalam perkembangan usaha 8. Prestasi kelompok 9. Berorientasi terhadap profit STRATEGI S-O
KELEMAHAN 1. Pencatatan data produksi masih belum rapih 2. Penetapan harga ditentukan oleh pengumpul 3. Promosi yang dilakukan masih belum optimal 4. Masih kurangnya sistem pengawasan produksi 5. Keterbatasan modal 6. Pencatatan data keuangan masih belum rapih
1. Meningkatkatkan kapasitas produksi jenis 1. ikan hias blackghost dan ctenopoma (S1, S2, S3, S4, S7, O1, O2, O3, O5, O6) 2. Menambah jenis ikan hias baru seperti ikan 2. hias jenis tetra (S1, S6, S7, O1, O4, O5)
1.
STRATEGI W-O Meningkatkan modal dengan cara pinjaman ke berbagai layanan usaha seperti perbankan (W5, O4) Melakukan promosi dengan berperan aktif dalam pameran ikan hias untuk memperkenalkan pada masyarakat luas (W3, O7)
STRATEGI S-T
STRATEGI W-T
Meningkatkan pangsa pasar lokal (S5,S6, S7, 1. S8, T2)
Meningkatkan pengawasan sistem produksi dengan menerapkan pembagian tugas ke setiap pengurus dan anggota kelompok (W4, T1, T2, T3, T4)
98
Lampiran 12 Analisis Matriks QSP Responden I Keterangan
Faktor-faktor kunci
Bobot
Strategi 1
Strategi 2
Alternatif Strategi Strategi 3 Strategi 4
Strategi 5
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
0,077
1
0,077
1
0,077
1
0,077
1
0,077
1
0,077
0,078
4
0,312
2
0,156
3
0,234
4
0,312
4
0,312
0,070
3
0,210
3
0,210
3
0,210
3
0,210
3
0,210
0,088
3
0,265
4
0,354
2
0,177
3
0,265
2
0,177
0,070
2
0,140
4
0,280
2
0,140
3
0,210
2
0,140
0,070
2
0,140
4
0,280
2
0,140
3
0,210
3
0,210
0,073
3
0,218
3
0,218
2
0,145
1
0,073
2
0,145
0,054
2
0,108
2
0,108
2
0,108
1
0,054
1
0,054
0,054
1
0,054
2
0,108
1
0,054
1
0,054
1
0,054
0,062
1
0,062
1
0,062
4
0,248
3
0,186
4
0,248
0,054
4
0,217
1
0,054
3
0,162
3
0,162
4
0,217
Faktor Internal Kekuatan (Streanghth) Letak kelompok tani yang Strategis
A
Komunikasi antar pengurus dan anggota berjalan baik
B
Keikutsertaan pelatihan yang diikuti oleh anggota dan pengurus dalam meningkatkan sumberdaya manusia Kualitas produk ikan hias jenis blackghost dan ctenopma yang baik dalam keseragaman ukuran dan tidak cacat Efisiensi saluran distribusi pemasaran Ketersediaan input-input produksi Pengaruh teknologi dalam perkembangan usaha
C
D
E F G
Prestasi kelompok
H
Berorientasi terhadap profit
I Kelemahan
Pencatatan data produksi masih belum rapih Penetapan harga ditentukan oleh pengumpul
J K
Responden I Keterangan
Faktor-faktor kunci
Bobot
Strategi 1
Strategi 2
99
Alternatif Strategi Strategi 3 Strategi 4
Strategi 5
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
0,065
3
0,194
3
0,194
3
0,194
4
0,259
2
0,129
0,066
2
0,132
1
0,066
2
0,132
2
0,132
1
0,066
0,065
2
0,129
1
0,065
3
0,194
1
0,065
1
0,065
0,054
1
0,054
1
0,054
2
0,108
1
0,054
2
0,108
0,088
1
0,088
1
0,088
1
0,088
1
0,088
1
0,088
0,100
1
0,100
1
0,100
1
0,100
1
0,100
1
0,100
0,081
3
0,244
3
0,244
3
0,244
1
0,081
2
0,162
0,097
4
0,388
2
0,194
4
0,388
4
0,388
4
0,388
0,120
4
0,480
3
0,360
4
0,480
4
0,480
2
0,240
0,070
4
0,282
1
0,070
3
0,211
3
0,211
1
0,070
0,101
2
0,201
3
0,302
3
0,302
2
0,201
2
0,201
Faktor Internal Kekuatan (Streanghth) Promosi yang dilakukan masih belum optimal Masih kurangnya sistem pengawasan produksi
L M
Keterbatasan modal
N
Pencatatan data keuangan masih belum rapih
O Faktor Eksternal Peluang
Peningkatan nilai ekspor ikan hias air tawar sebesar 3,55 persen per tahun pada periode tahun 2008-2011 Potensi lingkungan Kelurahan Ciluar Kebijakan pemerintah program PUMP PB dan adanya Raiser
A
B C
Perkembangan teknologi
D
Loyalitas pembeli
E
Ikan hias jenis blackghost dan ctenopoma diminati pasar lokal dan ekspor
F
Pameran ikan hias tahunan
G
Responden I
100 Keterangan
Faktor-faktor kunci
Bobot
Strategi 1
Strategi 2
Alternatif Strategi Strategi 3 Strategi 4
Strategi 5
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
0,076
2
0,152
1
0,076
2
0,152
1
0,076
1
0,076
0,079
4
0,317
4
0,317
3
0,238
4
0,317
3
0,238
0,095
4
0,381
4
0,381
3
0,286
4
0,381
3
0,286
0,092
1
0,092
1
0,092
1
0,092
4
0,367
1
0,092
Faktor Internal Kekuatan (Streanghth)
Ancaman Harga input produksi meningkat Permintaan ikan hias di pasar ekspor menurun saat musim panas
H I
Ancaman pendatang baru
J
Penerapan sistem penjualan pembudidaya ikan hias yang terpusat oleh ketua kelompok
K
5,037
Total
4,511
4,905
5,015
4,154
Responden II Keterangan
Faktor-faktor kunci
Bobot
Strategi 1
Strategi 2
Alternatif Strategi Strategi 3 Strategi 4
Strategi 5
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
0,077
1
0,077
2
0,153
1
0,077
2
0,153
1
0,077
0,078
3
0,234
2
0,156
3
0,234
3
0,234
3
0,234
0,070
3
0,210
2
0,140
3
0,210
2
0,140
4
0,280
0,088
3
0,265
3
0,265
4
0,354
3
0,265
2
0,177
Faktor Internal Kekuatan (Streanghth) Letak kelompok tani yang Strategis
A
Komunikasi antar pengurus dan anggota berjalan baik
B
Keikutsertaan pelatihan yang diikuti oleh anggota dan pengurus dalam meningkatkan sumberdaya manusia Kualitas produk ikan hias jenis blackghost dan ctenopma yang baik dalam
C
D
Responden I Keterangan
Faktor-faktor kunci
Bobot
Strategi 1
Strategi 2
101
Alternatif Strategi Strategi 3 Strategi 4
Strategi 5
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
0,070
2
0,140
2
0,140
3
0,210
2
0,140
3
0,210
0,070
4
0,280
4
0,280
4
0,280
4
0,280
4
0,280
0,073
3
0,218
3
0,218
2
0,145
4
0,291
3
0,218
0,054
2
0,108
3
0,163
4
0,217
3
0,163
2
0,108
0,054
3
0,163
3
0,163
3
0,163
2
0,108
3
0,163
0,062
4
0,248
3
0,186
3
0,186
3
0,186
3
0,186
0,054
4
0,217
3
0,162
3
0,162
3
0,162
3
0,162
0,065
2
0,129
3
0,194
4
0,259
3
0,194
2
0,129
0,066
2
0,132
2
0,132
3
0,198
2
0,132
3
0,198
0,065
3
0,194
2
0,129
3
0,194
3
0,194
1
0,065
0,054
3
0,163
3
0,163
4
0,217
4
0,217
2
0,108
0,088
2
0,176
1
0,088
2
0,176
2
0,176
3
0,265
Faktor Internal Kekuatan (Streanghth) keseragaman ukuran dan tidak cacat Efisiensi saluran distribusi pemasaran Ketersediaan input-input produksi Pengaruh teknologi dalam perkembangan usaha
E F G
Prestasi kelompok
H
Berorientasi terhadap profit
I Kelemahan
Pencatatan data produksi masih belum rapih Penetapan harga ditentukan oleh pengumpul Promosi yang dilakukan masih belum optimal Masih kurangnya sistem pengawasan produksi
J K L M
Keterbatasan modal
N
Pencatatan data keuangan masih belum rapih
O Faktor Eksternal Peluang
Peningkatan nilai ekspor ikan hias air tawar sebesar 3,55 persen per tahun pada periode tahun 2008-2011
A
Responden I
102 Keterangan
Faktor-faktor kunci
Bobot
Strategi 1
Strategi 2
Alternatif Strategi Strategi 3 Strategi 4
Strategi 5
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
0,100
1
0,100
2
0,201
3
0,301
1
0,100
2
0,201
0,081
3
0,244
3
0,244
3
0,244
2
0,162
1
0,081
0,097
4
0,388
4
0,388
4
0,388
4
0,388
4
0,388
0,120
3
0,360
3
0,360
3
0,360
3
0,360
4
0,480
0,070
3
0,211
2
0,141
2
0,141
2
0,141
2
0,141
0,101
2
0,201
3
0,302
2
0,201
2
0,201
2
0,201
0,076
1
0,076
3
0,228
2
0,152
1
0,076
1
0,076
0,079
3
0,238
4
0,317
3
0,238
3
0,238
3
0,238
0,095
3
0,286
4
0,381
2
0,191
3
0,286
3
0,286
0,092
2
0,184
2
0,184
3
0,276
2
0,184
2
0,184
Faktor Internal Kekuatan (Streanghth) Potensi lingkungan Kelurahan Ciluar Kebijakan pemerintah program PUMP PB dan adanya Raiser
B C
Perkembangan teknologi
D
Loyalitas pembeli
E
Ikan hias jenis blackghost dan ctenopoma diminati pasar lokal dan ekspor
F
Pameran ikan hias tahunan
G Ancaman
Harga input produksi meningkat Permintaan ikan hias di pasar ekspor menurun saat musim panas Ancaman pendatang baru Penerapan sistem penjualan pembudidaya ikan hias yang terpusat oleh ketua kelompok Total
H I J K
5,242
5,477
5,772
5,172
5,135
103 Lampiran 13. Foto-Foto Kelompok BMS dan Pelatihan Dinas
Kelompok BMS dengan Dinas
Pelatihan-Pelatihan
Pembinaan dari Dinas
Pembinaan dari Dinas
Pelatihan-Pelatihan
Kelompok BMS
104 Lampiran 14 Foto Proses Produksi dan Budidaya Ikan Hias
Akuarium Pemeliharaan
Daun Ketapang
Artemia
Akar Pakis
Pakan Alami
Benih blackghost
105 Lampiran 15 Foto Wadah Pemeliharaan Budidaya Ikan Hias dan Sekretariat Kelompok BMS
Akuarium
Bak Pemeliharaan
Akuarium
Bak Pemeliharaan
Kantor S
Sekretariat
Gazeebo Tempat Pertemuan
106
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 03 Januari 1988. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari keluarga Bapak H. Sofyan Anshori dan Ibu Siti Hasanah. Tahun 1999, penulis berhasil menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SDN Pengadilan 2 Kota Bogor. Selanjutnya, masih di kota yang sama, penulis berhasil menyelesaikan pendidikan sekolah menengah pertama di SMP Negeri 12 Kota Bogor pada tahun 2002, dan pendidikan sekolah menengah atas di SMA Negeri 8 Kota Bogor pada tahun 2005. Penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor pada tahun 2005 melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) pada Program Studi Diploma III Teknologi Produksi dan Manajemen Perikanan Budidaya. Pada tahun 2010 penulis melanjutkan studi pada Program Pendidikan Alih Jenis Agribisnis.
76