EKONOMI KELEMBAGAAN UNTUK SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN
Analisis Stakeholder dan Evaluasi Kelembagaan Pengelolaan SDAL Oleh: Kastana Sapanli, S.Pi,M.Si
Kriteria dan Indikator Manajemen SDAL
1. Efisiensi (Produktivitas)
2. Sustainability (Keberlanjutan)
3. Distribusi (Pemerataan)
Tabel Evaluasi Manajemen SDAL Kriteria
Bio-
ekologi Efisiensi
ekonomi
Sosial-
Politik-
budaya
kepemerintahan
Indikator Indikator Indikator
Indikator
Keberlanjutan Indikator Indikator Indikator
Indikator
Pemerataan
Indikator
Indikator Indikator Indikator
Kriteria Keberhasilan Ko-Manajemen Indikator keberhasilan Ko-Manajemen menurut Dahuri et al (1998) Kriteria
Indikator
Cara Mengukur
Tingkat Pendapatan
Peningkatan relatif pendapatan masyarakat lokal
Secara kuantitatif membandingkan pendapatan sebelum dan sesudah ko-manajemen. Tingkat inflasi harus diperhitungkan Dengan melihat kualitas hidup masyarakat dalam memenuhi kebutuhan primer dan sekunder
Pendidikan formal dan informal
Peningkatan jumlah masyarakat yang mengikuti pendidikan formal dan informal
Perbandingan jumlah relatif lulusan masyarakat lokal dari pendidikan formal dan informal
Kesadaran masyarakat
Meningkatkan motivasi masyarakat dalam tahapan dan proses pengelolaan
Semakin berkurangnya kegiatan yang bersifat merusak dan sebaliknya semakin banyak kegiatan yang menunjang kelestarian sumberdaya alam
Lanjutan… Motivasi
Meningkatkan motivasi masyarakat dalam tahapan dan proses pengelolaan
Semakin banyak usulan dan keinginan masyarakat yang disampaikan dalam penyusunan perencanaan dan pelaksanaan ko-manajemen dan semakin meningkatkan peranan masyarakat dalam proses-proses pengelolaan sumberdaya alam
Kreativitas dan kemandirian
Meningkatkan bentuk dan variasi pemanfaatan sumberdaya alam yang lestari oleh masyarakat
Jumlah dan variasi pemanfaatan sumberdaya yang dilakukan masyarakat
Pengakuan Hak
Diakuinya hukum tradisional atau masyarakat lokal dalam pelaksanaan pengelolaan sumberdaya alam
Jumlah dan intensitas pelaksanaan aturan lokal dan tradisional
Program Kemitraan
Terbentuknya program kemitraan dalam pemanfaatan sumberdaya alam
Efisiensi dan intensitas program kemitraan dalam menunjang masyarakat lokal
1) Kriteria dan Indikator Efisiensi Kriteria efisiensi disebut juga dengan produktivitas yaitu kriteria penilaian kinerja suatu rezim dengan melihat besaran (magnitude) output yang dihasilkan rezim tersebut secara relatif dibandingkan output rezim lain atau biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh output itu.
Indikator mengukur efisiensi yang dipergunakan Nikijuluw (1994) dalam membandingkan kinerja sistem pengelolaan : 1. Peningkatan produksi,
2. Pengurangan penggunaan input, 3. Penghematan tenaga kerja, dan 4. Perbaikan harga komoditas.
Lanjutan… Sementara itu menurut Novaczek et al (2001)dalam mengevaluasi dan mengukur efisiensi menggunakan indikator : 1. Pengambilan keputusan secara bersama,
2. Kemudahan akses ke sumberdaya 3. Pengawasan terhadap akses ke sumberdaya, dan 4. Kepatuhan terhadap peraturan
2) Kriteria dan Indikator Keberlanjutan
1.untuk Stewardship adalah kecenderungan masyarakat mempertahankan produk-produk serta karakteristik ekologi sumberdaya. Ada tiga komponen yaitu horizon waktu, pemantauan, dan penegakan hukum.
2.untuk Resilience/kelenturan adalah kemampuan sistem menerima, mengadaptasi, serta mengantisipasi perubahan serta hal-hal yang terjadi secara tiba-tiba, tanpa mengorbankan atau bahkan mematikan sistem itu sendiri. Ada tiga komponen yaitu fleksibilitas peraturan, adaptasi struktural, dan adaptasi pasar
Lanjutan… Ostrom (1994) mengajukan indikator keberlanjutan yaitu kesesuaian atau kecocokan antara pemegang kepentingan atau semua pihak yang terlibat langsung dalam pelaksanaan suatu rezim. Novaczek et al (2001) membagi 2 kriteria keberlanjutan: Keberlanjutan sosial: bekerja baik secara sosial yaitu jika rezim tersebut dapat mempertahankan tradisi aksi kolektif, meningkatkan kesejahteraan keluarga dan pendapatan, menjaga keharmonisan masyarakat, serta memberi ruang bagi masalah-masalah lokal untuk dipecahkan secara bersama. Keberlanjutan biologi: rezim dikatakan berlanjut baik secara biologi apabila kesehatan sumberdaya dan hasil sumberdaya tetap baik
3) Kriteria dan Indikator Pemerataan Menurut Hanna (1994) kriteria pemerataan memiliki empat komponen yaitu: a) Representasi: suatu rezim manajemen yang lebih adil harus mampu mewakili keseluruhan keinginan dan mengakomodasi keseluruhan keragaman yang ada dalam masyarakat.
b) Kejelasan proses: proses manajemen harus memiliki tujuan yang jelas dan pelaksanaanya dilakukan secara transparan. c) Harapan yang homogen: seluruh pihak yang terlibat atau semua pemegang kepentingan harus memiliki kesepakatan tentang proses dan tujuan pengelolaan sumberdaya. d) Dampak distribusi: proses dan pelaksanaan manajemen harus mampu memberikan perubahan distribusi barang dan jasa.
I. Analisis Stakeholder Analisis stakeholder adalah analisis yang
dilakukan untuk mengidentifikasi dan memetakan aktor (tingkat kepentingan dan pengaruhnya) dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya serta potensi kerjasama dan konflik antar aktor. Aktor merupakan masyarakat yang memiliki
daya untuk sumberdaya
mengendalikan
penggunaan
Langkah-langkah Analisis Stakeholder 1. Identifikasi aktor 2. Membuat tabel aktor 3. Menganalisis pengaruh dan kepentingan
aktor 4. Membuat aktor grid
5. Menyepakati hasil analisis dengan aktor
utama
Proses Penentuan Aktor Mengidentifikasi
sendiri berdasarkan pengalaman dalam bidang pembangunan wilayah atau berkaitan dengan perencanaan kebijakan.
Mengidentifikasi berdasarkan catatan statistik
serta laporan penelitian. Identifikasi aktor menggunakan pendekatan
partisipatif dengan teknik snowball yaitu setiap aktor mengidentifikasi aktor lainnya untuk diteliti
Skor
Identifikasi dan Pemetaan Aktor Kriteria
5
Sangat Tinggi
4
Tinggi
3
Cukup Tinggi
2
Kurang Tinggi
1
Rendah
5
Sangat Tinggi
4
Tinggi
3
Cukup Tinggi
2
Kurang Tinggi
Keterangan
Kepentingan Aktor Sangat bergantung pada keberadaan sumberdaya Ketergantungan tinggi pada keberadaan sumberdaya Cukup bergantung pada keberadaan sumberdaya Ketergantungan pada keberadaan sumberdaya kecil Tidak bergantung pada keberadaan sumberdaya Pengaruh Aktor Jika responnya berpengaruh nyata terhadap aktivitas aktor lain Jika responnya berpengaruh besar terhadap aktivitas aktor lain Jika responnya cukup berpengaruh terhadap aktivitas aktor lain Jika responnya berpengaruh kecil terhadap aktivitas aktor lain Jika responnya tidak berpengaruh terhadap
Aktor Grid Tinggi
A.
B. Subjek
Pemain
Kepentingan
C. Rendah
D. Penonton
Rendah
Aktor Pengaruh
Tinggi
Penjelasan Aktor Grid Kotak
A (subjek) menunjukkan kelompok yang memiliki kepentingan yang tinggi terhadap kegiatan tetapi rendah pengaruhnya, mencakup anggota organisasi yang melakukan kegiatan dan responsif terhadap pelaksanaan kegiatan tetapi bukan pengambil kebijakan. Kotak B (pemain) merupakan kelompok aktor yang memiliki derajat pengaruh dan kepentingan yang tinggi untuk mensukseskan kegiatan seperti tokoh masyarakat, kepala instansi terkait, dan kepala pemerintahan. Kotak C (penonton) mewakili kelompok aktor yang rendah pengaruh dan kepentingannya, Interest mereka dibutuhkan untuk memastikan dua hal yakni: (a) interest-nya tidak terpengeruh sebaliknya, dan (b) kepentingan dan pengaruhnya tidak mengubah keadaan. Kotak D (aktor) merupakan aktor yang berpengaruh tetapi rendah kepentingannya dalam pencapaian tujuan dan hasil kebijakan.
Contoh Analisis Stakeholder Pengelolaan Ekoturisme Raja Ampat Kriteria Evaluasi No
Stakeholder
Pengaruh Kepentingan
Skor
S
F
P
Skor
1
Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP)
Perencanaan dan Pengembangan dan Pengawasan Pengelolaan Sumberdaya Perikanan
4
3
4
4
3,67
2
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)
Membina masyarakat pesisir dalam pengelolaan dan pemanfaatan liingkungan
3
3
3
3
3,00
3
Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
Membuat masterplan dan rencana strategis pengembangan perikanan dan pariwisata, Melakukan koordinasi dengan instansi lain dalam mengembangkan tata letak perencanaan wilayah
2
3
2
3
2,67
4
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar)
Melaksanakan pengelolaan dan promosi kegiatan pariwisata bahari dan ekoturisme
4
4
3
4
3,67
5
Pemerintah Daerah (Pemda)
Melakukan inisiasi dan mengkoordinasikan program dari dinas-dinas terkait pengembangan ekoturisme
3
2
4
4
3,33
6
Dinas Perhubungan (Dishub)
Meningkatkan sarata kapal dan prasarana dermaga/pelabuhan serta jalan raya di kawasan pariwisata
2
3
5
2
3,33
7
Dinas Pertambang dan Energi (Distamgi)
Melakukan kegiatan penambangan, Penyediaan sarana bahan bakar kapal
2
2
3
2
2,33
Keterangan: S: Sumberdaya Manusia, F: Finansial, P: Politik
Contoh Analisis Stakeholder Pengelolaan Ekoturisme Raja Ampat Kepentingan
Pengaruh
II. ANALISIS RAPFISH Rapfish adalah teknik statistik untuk penilaian
cepat dari status keberlanjutan pengelolaan suatu sumberdaya atau wilayah. Penilaian ini dilakukan secara kuantitatif terhadap atribut yang menjadi parameter yang telah ditentukan. Evaluasi parameter ini dikelompokkan berdasarkan aspek yang bersifat multidisiplin.
Seluruh atribut yang diperoleh dari hasil
penelitian ini dianalisis denganmetode Rapfish untuk menentukan titik-titik dalam Rapfish yang dikaji relatif terhadap dua titik yang menjadi acuan. Trtik yang menjadi acuan tersebut adalah baik (good) dan buruk (bad) dan ada titik ekstrem good dan titik ekstrem bad.
Selang Indeks Keberlanjutan No Selang Keberlanjutan 1 0 – 25 2 26 – 50 3 51 – 75 4 76 – 100
Indeks Status Keberlanjutan Buruk Kurang Cukup Baik
SEKIAN DAN TERIMA KASIH