Analisis Perbandingan Tingkat Biaya 7D¶ZLGK Kartu Kredit Bank Syariah dengan Tingkat Biaya Keterlambatan Kartu Kredit Bank Konvensional Ajeng Fitrianingtyas dan Zuliani Dalimunte Program Studi S1 Ekstensi M anajemen Fakultas Ekonomi Universitas I ndonesia
Abstrak Studi ini membahas tentang perbandingan antara biaya WD¶ZLGK kartu kredit bank syariah dengan biaya keterlambatan kartu kredit bank konvensional. Penelitian perbedaan digunakan uji beda rata-rata pada data asli dan data hasil simulasi bootstrapping, sedangkan untuk penelitian pengaruh digunakan analisis regresi linier sederhana. Hasil yang didapatkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada biaya WD¶ZLGK kartu kredit syariah dan biaya keterlambatan kartu kredit konvensional. Selain itu terbukti bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari biaya keterlambatan kartu kredit konvensional terhadap biaya WD¶ZLGK NDUWXNUHGLWV\DULDK+DO LQLGLVHEDENDQDGDQ\D SHUEHGDDQGDODPSHUKLWXQJDQELD\DWD¶ZLGK dan biaya keterlambatan dalam bank syariah dan bank konvensional. Hasil penelitian menyarankan bahwa sebaiknya digunakan data dengan jumlah besar dalam penelitian yang dilakukan untuk mencegah biasnya hasil penelitian. Kata Kunci : perbankan syariah, kartu kredit, biaya WD¶ZLGK, biaya keterlambatan Abstract This study discusses about the comparisons between the cost of late fees ta'widh Islamic bank (7D¶ZLGK) credit card and with a credit card late fees of conventional banks. The study used mean differences of the original data and the data generate by bootstrapping simulation. While the influence of the research used a simple linear regression analysis. The results found that there are significant differences in the ta'widh cost of Islamic credit card and conventional credit card late fees. In addition it is evident that there is no significant effect of a conventional credit card late fees on credit card charges ta'widh sharia. This is due to differences in the calculation of costs and late fees ta'widh in Islamic banks and conventional banks. The results suggest that it is better to use large amounts of data in a study conducted in order to prevent bias in research results. Key Words: Islamic banking, credit cards, ta'widh, late fees Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Perkembangan kartu kredit Islam di Indonesia dimulai dengan penerbitan Fatwa No. 54/DSN-08,;WHQWDQJ ³Syariah Card´ROHK'HZDQ6\DULDK1DVLRQDO0DMHOLV8ODPD Indonesia (Dewan Syariah Nasional). Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), jumlah kartu
Analisis Perbandingan..., Ajeng Fitrianingtyas, FEB UI, 2012
kredit yang diterbitkan perbankan nasional hingga Mei 2012 mencapai 15,06 juta unit. Jumlah tersebut meningkat sebesar 6,35% dibandingkan dengan Mei 2011 tercatat hanya sebesar 14,16 juta unit. Pertumbuhan itu masih di bawah kinerja tahun lalu, ketika jumlah kartu kredit bertambah 8,92% sepanjang 2011 menjadi 14,78 juta unit kartu pada akhir Desember 2012 Berdasarkan data Asosiasi Kartu Kredit Indonesia, Non Performing Loan (NPL) kartu kredit pada tahu 2012 sampai dengan kuartal ketiga tahun 2012 juga meningkat, hal ini pun senada dengan tahun sebelumnya 2011 yang meningkat dari kuartal pertama sampai dengan kuartal ketiga, kemudian turun pada saat kuartal keempat pada tahun yang sama. Kinerja kartu kredit memang kerap mengalami perubahan pada Desember yang merupakan peak season. Sehingga pada bulan itu konsumsi masyarakat termasuk penggunaan karu kredit cenderung meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Tabel 1. Non Performing Loan (NPL) Kartu Kredit
Sumber : Bank Indonesia Hasil penelitian Massoud et all pada tahun (2009) menemukan bahwa biaya pinalti kartu kredit yaitu biaya overlimit dan biaya keterlambatan kartu kredit semakin meningkat mencerminkan risiko pangsa pasar bank yang meningkat pula serta kesimpulan bahwa biaya pinalti kartu kredit sangat berhubungan dengan risiko gagal bayar. Penelitian Chong dan Liu (2009) menemukan bahwa tingkat imbal hasil nasabah pada bank syariah dipatok secara dekat (closely pegged) terhadap tingkat suku bunga bank konvensional. Dengan latar belakang di atas penelitian ini dilakukan untuk mengkaji bagaimana penetapan biaya keterlambatan kartu kredit bank syariah atau biaya WD¶ZLGK, apakah juga dipengaruhi oleh penetapan biaya keterlambatan kartu kredit pada bank konvensional. Karena secara teoritis bank syariah tidak terlalu berbeda dengan bank konvensional atau tetap terkait dengan suku bunga bank konvensional bila ditinjau dari tingkat bagi hasilnya. Hal ini diakibatkan adanya ketatnya kompetisi dengan bank konvensional pada negara dengan dual banking system. Oleh karena itu menarik untuk dikaji apakah, pada prakteknya, biaya keterlambatan kartu kredit bank syariah (biaya WD¶ZLGK) benar-benar tidak jauh berbeda dari biaya
Analisis Perbandingan..., Ajeng Fitrianingtyas, FEB UI, 2012
keterlambatan kartu kredit bank konvensional, juga apakah terdapat keterkaitan antara kedua hal tersebut. 1.2 Rumusan M asalah Berdasarkan latar belakang yang telah telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara biaya WD¶ZLGK kartu kredit bank syariah dengan biaya keterlambatan kartu kredit konvensional? 2. Apakah tingkat biaya keterlambatan kartu kredit bank konvensional berpengaruh terhadap tingkat biaya WD¶ZLGK kartu kredit bank syariah? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian yang dilakukan mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan antara tingkat biaya WD¶ZLGK kartu kredit bank syariah dengan tingkat biaya keterlambatan kartu kredit bank konvensional pada tiga jenis kartu kredit yaitu classic, gold, dan platinum. 2. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan tingkat biaya keterlambatan kartu kredit bank konvensional terhadap tingkat biaya WD¶ZLGK kartu kredit bank syariah pada tiga jenis kartu kredit yaitu classic, gold, dan platinum. 1.4 M anfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dapat diambil dari hasil penelitan ini adalah sebagai berikut: 1.
Bagi PT Bank Syariah X, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan untuk memonitor tingkat biaya WD¶ZLGK kartu kredit syariah
2.
Bagi industri perbankan syariah, penelitan ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perusahaan yang berwenang dalam menetapkan berbagai kebijakan tentang kartu kredit syariah agar dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan bank syariah.
3.
Bagi akademisi dan penulis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan wawasan dan pengetahuan tentang biaya WD¶ZLGK kartu kredit syariah dan biaya keterlambatan kartu kredit konvensional. Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian sejenis
Analisis Perbandingan..., Ajeng Fitrianingtyas, FEB UI, 2012
1.5 Batasan Penelitian Batasan Penelitian pada penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini akan dilakukan dengan cara hanya mengambil dua sampel bank, yaitu satu sampel bank syariah dan satu sampel bank konvensional, yaitu PT Bank Syariah X dengan menggunakan data bulanan dengan periode penelitian mulai dari September 2012 sampai dengan November 2012 lalu untuk PT Bank Konvensional Y, data akan dihitung berdasarkan jumlah tagihan kartu kredit yang sama pada PT Bank Syariah X. Penelitian ini dibatasi pada pembahasan perbedaan antara tingkat biaya WD¶ZLGK kartu kredit syariah PT Bank Syariah X dan tingkat biaya keterlambatan kartu kredit PT Bank Konvensional Y. 2. Penelitian ini dibatasi pada bagaimana penetapan biaya WD¶ZLGK pada PT. Bank Syariah X tanpa melakukan analisis atas biaya bunga pada kartu kredit PT. Bank Konvensional Y. 3. Penelitian ini hanya akan membandingkan kartu kredit syariah jenis Classic dengan kartu kredit konvensional jenis Classic, kartu kredit syariah jenis Gold dengan kartu kredit konvensional jenis Gold, dan kartu kredit syariah jenis Platinum dengan kartu kredit konvensional jenis Platinum. 1.6 Sistematika Penelitian Bab 1 ± Pendahuluan : Pada bab ini Penulis akan menguraikan latar belakang penulisan, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, ruang lingkup penulisan, metode penulisan, serta teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan. Bab 2 - Tinjauan Pustaka : Pada bab ini penulis akan menjelaskan landasan teori berkaitan dengan topik penulisan skripsi. Teori-teori tersebut diantaranya meliputi hal-hal yang berkaitan dengan tingkat biaya penalti kartu kredit jika dilihat secara teks book dan dilihat secara peraturan. Penulis juga akan memaparkan metodologi yang penulis jadikan bahan analisis pada bab selanjutnya dikaitkan dengan beberapa kondisi aktual. Bab 3 - Metodologi Penelitian : Bab ini membahas mengenai jenis dan sampel data, metode pengumpulan data, metode pengambilan sampel, metode pengolahan data, model penelitian, definisi operasional variabel penelitian, pengujian pemilihan model, pengujian asumsi, pengujian hipotesis, dan framework penelitan. Bab 4 - Analisis dan Pembahasan : Pada bab ini akan diuraikan mengenai analisis tentang perbedaan signifikansi antara tingkat biaya WD¶ZLGK kartu kredit bank syariah dan tingkat biaya keterlambatan kartu kredit bank konvensional.
Analisis Perbandingan..., Ajeng Fitrianingtyas, FEB UI, 2012
Bab 5 - Kesimpulan dan Saran : Bab ini berisikan kesimpulan terhadap hasil penelitian serta saran-saran yang kiranya dapat bermanfaat sebagai masukan ataupun pertimbangan bagi perusahaan, pembaca, dan penelitian-penelitian selanjutnya. Tinjauan Teoritis 2.1
Kartu Kredit Kartu Kredit, Bithaqah al-,¶WLPDQ adalah kartu yang diterbitkan oleh bank atau
perusahaan pengelola kartu kredit yang memberikan hak kepada orang yang memenuhi persyaratan tertentu yang namanya tertera dalam kartu untuk menggunakannya sebagai alat pembayaran secara kredit atas perolehan barang atau jasa, atau untuk menarik uang tunai dalam batas kredit sebagaimana telah ditentukan oleh bank atau perusahaan pengelola kartu kredit; dalam melaksanakan pembayaran kembali kredit tersebut, pemegang kartu tidak diwajibkan untuk melakukan pembayaran sekaligus, tetapi diberikan kelonggaran untuk membayar secara angsuran dengan tingkat bunga tertentu dan nilai angsuran sebesar persentase tertentu dari saldo kredit yang telah, digunakan (credit card). 2.2 Biaya ganti rugi (WD¶ZLGK) dan denda Dalan bagian keenam Fatwa DSN-MUI disebutkan mengenai ketentuan ganti rugi yang disebut dengan WD¶ZLGK dan ketentuan denda. Dimana denda ini akan diakui seluruhnya sebagai dana sosial yang akan disumbangkan. Adapun penjelasan mengenai ganti rugi dan denda kartu kredit syariah adalah sebagai berikut : x
7D¶ZLGK : Penerbit kartu dapat mengenakan WD¶ZLGK yaitu ganti rugi terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan oleh Penerbit Kartu akibat keterlambatan pemegang kartu dalam membayar kewajibannya yang telah jatuh tempo.
x
Denda keterlambatan (late Charge) : Penerbit kartu dapat mengenakan keterlambatan pembayaran yang akan diakui seluruhnya sebagai dana sosial.
2.3
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Biaya Keterlambatan Kartu Kredit (Menurut
Massoud et all 2009) a. Non Performing Loan (NPL) Sumber-sumber penyebab terjadinya kegagalan pengembalian kredit oleh nasabah atau penyebab terjadinya kredit bermasalah adalah sebagai berikut Self Dealing (adanya interest tertentu dari
pejabat pemberi kredit terhadap permohonan yang diajukan nasabah, berupa pemberian kredit yang tidak layak atas dasar yang kurang sehat terhadap nasabahnya dengan harapan
Analisis Perbandingan..., Ajeng Fitrianingtyas, FEB UI, 2012
mendapatkan kompensasi berupa pemberian imbalan dari nasabah), Anxiety for Income (pendapatan yang diperoleh melalui kegiatan perkreditan merupakan sumber pendapatan
utama sebagian besar bank sehingga ambisi ataupun nafsu yang berlebihan untuk memperoleh laba bank melalui penerimaan bunga kredit sering menimbulkan pertimbangan yang tidak sehat dalam pemberian kredit), Compromise of Credit Principles (Pelanggaran prinsip-prinsip kredit oleh pimpinan bank yang menyetujui pemberian kredit yang mengandung risiko yang potensial menjadi kredit yang bermasalah), Incomplete Credit Information (Terbatasnya informasi seperti data keuangan dan laporan usaha, disamping informasi lainnya seperti penggunaan kredit, perencanaan, ataupun keterangan mengenai sumber pelunasan kembali kredit), Failure to Obtain or Enforce Liquidation Agreements (Sikap ragu-ragu dalam menentukan tindakan terhadap suatu kewajiban yang telah diperjanjikan, meskipun nasabah mampu dan wajib membayarnya, juga merupakan penyebab timbulnya kredit-kredit yang tidak
sehat
dan
mengakibatkan
kredit
bermasalah
bagi
bank. Complacency
(Sikap memudahkan suatu masalah dalam proses kredit akan mengakibatkan terjadinya
kegagalan atas pelunasan kembali kredit
yang diberikan), Lack of Supervising
(Karena kurangnya pengawasan yang efektif dan berkesinambungan setelah pemberian kredit,
kondisi kredit berkembang menjadi kerugian karena nasabah tidak memenuhi kewajibannya dengan baik), Technical Incompetence (Tidak adanya kemampuan teknis dalam menganalisis permohonan kredit dari aspek keuangan meupun aspek lainnya akan berakibat kegagalan dalam operasi perkreditan suatu bank. Para pejabat kredit harus senantiasan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan yang berkaitan dengan tugasnya dan jangan memberikan kredit kepada usaha atau sektor yang tidak dikenal dengan baik), Poor Selection of Risks, Overlending (pemberian kredit yang besarnya melampaui batas kemampuan pelunasan kredit oleh nasabah, Competition (risiko persaingan yang kurang sehat antar bank yang memperebutkan nasabah yang berakibat pemberian kredit yang tidak sehat) b. Suku Bunga Dasar Kredit Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) Rupiah adalah suku bunga dasar yang digunakan oleh Bank sebagai acuan dalam penentuan suku bunga kredit Rupiah kepada debitur. c. Pangsa Pasar Kartu Kredit Pasar yang menggambarkan semua pembeli dan penjual yang telibat dalam suatu transaksi aktual dan potensial terhadap barang atau jasa yang ditawarkan.
Analisis Perbandingan..., Ajeng Fitrianingtyas, FEB UI, 2012
M etode Penelitian 3.1 Kerangka Penelitian Untuk biaya WD¶ZLGK kartu kredit bank syariah Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data biaya WD¶ZLGK kartu kredit di bank syariah dan biaya keterlambatan kartu kredit di bank konvensional. Periode penelitian yang digunakan adalah dari September 2012 sampai dengan November 2012. Periode penelitian diambil pada jangka waktu ini dikarenakan terbatasnya data yang dapat diberikan oleh pihak perusahaan dikarenakan data tersebut bersifat sangat confidential dan mengacu kepada data nasabah kartu kredit. Objek penelitian ini adalah PT Bank Syariah X selaku pelopor kedua penerbit kartu kredit syariah di Indonesia dan PT Bank Konvensional Y. Data yang akan diuji oleh peneliti adalah data dari 3 jenis kartu kredit yang diterbitkan oleh pihak bank yaitu kartu kredit jenis Classic, Gold, dan Platinum. Penulis memakai metode penelitian deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta penampilan hasilnya. (Suharsini: 2006). 3.2 Data dan Sample Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan rata-rata total tagihan kartu kredit tertanggung yang diolah sendiri oleh pihak bank karena data tersebut tidak dipublikasikan, dengan periode September 2012 sampai dengan November 2012. Keterbatasan tersebut menyebabkan data masuk daam kategori cross section/data per tiga bulan. Data sekunder lainnya seperti data jenis-jenis kartu, tingkat biaya WD¶ZLGK, jumlah kategori hari keterlambatan, serta peraturan-peraturan tentang biaya WD¶ZLGK diperoleh dari publikasi PT. Bank Syariah X dalam websitenya. Pemilihan PT Bank Syariah X sebagai sampel dikarenakan merupakan satu-satunya bank yang menerbitkan kartu kredit syariah yang sudah berbentuk perseroan terbatas, sedangkan untuk PT Bank Konvensional Y yang dijadikan sampel oleh penulis adalah bank konvensional yang telah menerbitkan kartu kredit serta punya pangsa pasar yang besar di Indonesia. Dalam mengolah data variabel independen dan variabel dependen untuk data asli dan data bootstrapping adalah dengan menggunakan Microsoft Excel 2007. Untuk melakukan uji beda rata-rata adalah dengan menggunakan program aplikasi SPSS 16.0. Sedangkan untuk pemodelan regresi linier sederhana dengan menggunakan program aplikasi Eviews versi 6.
Analisis Perbandingan..., Ajeng Fitrianingtyas, FEB UI, 2012
Pada data generating process Bootstrap akan digunakan dua jenis data yaitu Data Biaya (Memperhitungkan Hari Keterlambatan) dan Data Biaya (Tidak Memperhitungkan Hari Keterlambatan) yang akan dibootstrap sebanyak 100 kali pada setiap varibelnya. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data yang mendekati distribusi normal. 3.3 M odel Penelitian dan Operasionalisasi Variabel Penelitian menggunakan model penelitian Beng Soon Chong dan Ming-Hua Liu pada tahun 2009, yaitu dengan menggunakan model regresi sederhana. Akan tetapi penulis mengganti variabel dependen pada penelitian ini dengan biaya WD¶ZLGK kartu kredit bank syariah dan variabel independen dengan biaya keterlambatan kartu kredit bank konvensional. Sebelum melakukan pengujian atas model tersebut, akan dilakukan uji beda terlebih dahulu terhadap hipotesis H0 dan H1 yang bertujuan untuk melihat apakah terdapat perbedaan tingkat antara biaya WD¶ZLGK kartu kredit syariah dengan biaya keterlambatan kartu kredit bank konvensional. SYAi ȕ0 ȕ1 KONi İ Keterangan : SYA adalah tingkat biaya WD¶ZLGK kartu kredit bank syariah, KON adalah tingkat biaya keterlambatan kartu kredit bank syariah, i adalah tingkat biaya ke-I, ȕ0 adalah konstanta, ȕ1 adalah koefisien variabel independenİDGDODK error Sedangkan untuk prosedur penelitian uji beda rata-rata akan digunakan hipotesis sebagai berikut : H0 : µ SYA = µ KON; H1 : µ SYA µ KON Keterangan : syariah,
µ SYA
µ KON
adalah rata-rata tingkat ekuivalensi biaya WD¶ZLGK kartu kredit bank
adalah rata-rata tingkat ekuivalensi biaya keterlambatan kartu kredit bank
syariah. Persamaan untuk menghitung Variabel Terikat (Dependen)/biaya WD¶ZLGK kartu kredit bank syariah adalah : 1. Persamaan (1) mengacu/memperhitungkan hari keterlambatan
2. Persamaan (2) tidak mengacu/memperhitungkan hari keterlambatan
Persamaan untuk menghitung Variabel Bebas (Independen)/biaya keterlambatan kartu kredit bank konvensional adalah : 1. Persamaan (1) mengacu/memperhitungkan hari keterlambatan
Analisis Perbandingan..., Ajeng Fitrianingtyas, FEB UI, 2012
2. Persamaan (2) tidak mengacu/memperhitungkan hari keterlambatan
Hipotesis Penelitian Dan Statistik Hipotesis 1 : Terdapat perbedaan rata-rata antara biaya WD¶ZLGK kartu kredit bank syariah dengan biaya keterlambatan kartu kredit bank konvensional H0 : µ SYA = µ KON H1 : µ SYA µ KON Untuk Analisis regresi linier sederhana akan digunakan model penelitian yang diadopsi dari Chong dan Liu (2009) dengan model : SYAi ȕ0 + ȕ1 KONi İ SYA adalah tingkat biaya WD¶ZLGK kartu kredit bank syariah, KON adalah tingkat biaya keterlambatan kartu kredit bank syariah, i adalah tingkat biaya ke-I, ȕ0 adalah konstanta, ȕ1 adalah koefisien variabel independen, dan İ adalah error dengan hipotesis sebagai berikut : Hipotesis 2 yaitu terdapat pengaruh biaya keterlambatan kartu kredit bank konvensional terhadap biaya WD¶ZLGK kartu kredit bank syariah Hɍ : Ⱦ1 0 HΌ : Ⱦ1 > 0
Analisis Perbandingan..., Ajeng Fitrianingtyas, FEB UI, 2012
Berikut adalah 6 variabel yang diidentifikasi dan digunakan dalam penelitian ini beserta definisi operasional variabelnya : Tabel 2. Variabel Operasional Penelitian Variabel SYAC SYAG SYAP KONC KONG KONP
Definisi Tingkat ekuivalen biaya WD¶ZLGK kartu kredit bank syariah jenis classic Tingkat ekuivalen biaya WD¶ZLGK kartu kredit bank syariah jenis gold Tingkat ekuivalen biaya WD¶ZLGK kartu kredit bank syariah jenis platinum Tingkat ekuivalen biaya keterlambatan kartu kredit bank konvensional jenis classic Tingkat ekuivalen biaya keterlambatan kartu kredit bank konvensional jenis gold Tingkat ekuivalen biaya keterlambatan kartu kredit bank konvensional jenis platinum.
3.4 Pengujian Hipotesis Hipotesis ini akan diuji pada tiga jenis kartu kredit yang ada pada kartu kredit bank syariah dan bank konvensional yaitu jenis Classic, Gold, Platinum. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dibagi menjasi dua bagian yaitu 1) uji beda rata-rata dengan menggunakan Independent Sample t-Test atau Mann-Witney untuk melihat apakah terdapat perbedaan tingkat ekuivalen biaya WD¶ZLGK kartu kredit bank syariah dengan tingkat ekuivalen biaya keterlambatan kartu kredit bank konvensional, dan 2) model regresi sederhana data cross section untuk melihat bagaimana pengaruh tingkat ekuivalen biaya keterlambatan kartu kredit bank konvensional terhadap tingkat ekuivalen biaya WD¶ZLGK kartu kredit bank syariah 1. Perbandingan antara tingkat ekuivalen biaya WD¶ZLGK kartu kredit bank syariah dengan tingkat ekuivalen biaya keterlambatan kartu kredit bank konvensional H0
tingkat biaya keterlambatan kartu kredit bank konvensional tidak berbeda secara
:
signifikan dengan tingkat biaya WD¶ZLGK kartu kredit bank syariah H1
:
tingkat biaya keterlambatan kartu kredit bank konvensional
berbeda secara
signifikan dengan tingkat biaya WD¶ZLGK kartu kredit bank syariah 2. Pengaruh tingkat ekuivalen biaya keterlambatan kartu kredit bank konvensional terhadap tingkat ekuivalen biaya WD¶ZLGK kartu kredit bank syariah H0
:
tingkat biaya keterlambatan kartu kredit bank konvensional pengaruh terhadap tingkat biaya WD¶ZLGK kartu kredit bank syariah
Analisis Perbandingan..., Ajeng Fitrianingtyas, FEB UI, 2012
tidak memiliki
H1
: tingkat biaya keterlambatan kartu kredit bank konvensional memiliki pengaruh terhadap tingkat biaya WD¶ZLGK kartu kredit bank syariah
Pembahasan Tabel 3. Statistik Deskriptif Data Biaya dan Data Bootstrap (Memperhitungkan Hari Keterlambatan) N
M in
M ax
M ean
Std. Dev
Variabel
Asli
Bootstrap
Asli
Bootstrap
Asli
Bootstrap
Asli
Bootstrap
Asli
Bootstrap
SYAC
21
100
0.02630
0.03215
0.1059
0.08390
0.05718
0.05671
0.024840
0.010060
KONC
21
100
0.00813
0.01415
0.0986
0.07895
0.0439
0.04341
0.035320
0.015148
SYAG
21
100
0.02725
0.03712
0.1121
0.10038
0.05788
0.05852
0.026620
0.011240
KONG
21
100
0.00800
0.00912
0.0729
0.05310
0.02987
0.02926
0.024000
0.009829
SYAP
21
100
0.02233
0.04506
0.1331
0.11168
0.08132
0.08156
0.035300
0.014587
KONP
21
100
0.00182
0.00266
0.0453
0.03317
0.01737
0.01666
0.015410
0.006893
Ket : SYAC : Tingkat biaya tD¶ZLGK kartu kredit jenis Classic SYAG : Tingkat biaya tD¶ZLGK kartu kredit jenis Gold SYAP : Tingkat biaya tD¶Zidh kartu kredit jenis Platinum
KONC : Tingkat biaya keterlambatan kartu kredit jenis Classic KONG : Tingkat biaya keterlambatan kartu kredit jenis Gold KONP : Tingkat biaya keterlambatan kartu kredit jenis Platinum
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 16.0 Tabel 4.Statistik Deskriptif Data Biaya dan Data Bootstrap (Tidak Memperhitungkan Hari Keterlambatan) N
M in
M ax
Bootstrap
Asli
M ean
Variabel
Asli
Bootstrap
Asli
SYAC
21
100
0.00440
0.00620
0.05295
0.03394
0.01534
0.01531
0.01567
0.00604
KONC
21
100
0.00400
0.00512
0.00869
0.00795
0.00664
0.00653
0.00172
0.00077
SYAG
21
100
0.00479
0.00648
0.05603
0.04501
0.01566
0.01622
0.01676
0.00763
KONG
21
100
0.00400
0.00400
0.00588
0.00521
0.00466
0.00466
0.00062
0.00027
SYAP
21
100
0.00627
0.00803
0.05378
0.04032
0.01929
0.01855
0.01549
0.00694
KONP
21
100
0.00091
0.00112
0.00504
0.00390
0.00246
0.00245
0.00123
0.00058
Ket : SYAC : Persentase biaya tD¶ZLGK kartu kredit jenis Classic SYAG : Persentase biaya tD¶ZLGK kartu kredit jenis Gold SYAP : Persentase biaya tD¶ZLGK kartu kredit jenis Platinum
Bootstrap
Asli
Std. Dev
Bootstrap
Asli
Bootstrap
KONC : Persentase biaya keterlambatan kartu kredit jenis Classic KONG : Persentase biaya keterlambatan kartu kredit jenis Gold KONP : Persentase biaya keterlambatan kartu kredit jenis Platinum
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 16.0
Analisis Perbandingan..., Ajeng Fitrianingtyas, FEB UI, 2012
Tabel 5. Hasil regresi SYA dan KON (Data Memperhitungkan Hari Keterlambatan) Dependen No. Variabel : SYA 1 Classic
2
Gold
3
Platinum
Intercept KON Coeff 0,046016 0,254319 t 4,254440 1,568512 Sig 0,0004 0,1333 Coeff 0,052937 0,165564 t 4,289282 0,725962 Sig 0,0004 0,4767 Coeff 0,058693 1.302091 t 4,846302 2,957526 Sig 0,0001 0,0081 Sumber : Hasil Pengolahan Data
R2
0,130793
0,022281
0,323084
Tabel 6. Hasil regresi SYA dan KON (Data Tidak Memperhitungan Hari Keterlambatan) Dependen No. Variabel : SYA 1 Classic
2
Gold
3
Platinum
Intercept KON R2 Coeff 0,054353 -5,874450 t 3,366114 -2,804023 Sig 0,0032 0,0113 0,415245 Coeff 0,083201 -14,50530 t 2,849642 -2,565579 Sig 0,0103 0,0189 0,286551 Coeff 0,027915 -3,509447 t 2,715568 -1061983 Sig 0,0137 0,3016 0,078183 Sumber : Hasil Pengolahan Data
Tabel 7. Ringkasan Pengujian Hipotesis dengan Memperhitungan Hari keterlambatan Hubungan yang Diuji
Hasil Uji Beda Rata-Rata
Hasi Regresi Sederhana
Data Asli
Data Bootstrapping
Pengaruh
Signifikansi
Kartu Kredit jenis Classic
Terima H0 (Tidak Signifikan)
Tolak H0 (Signifikan)
Positif
Tidak signifikan
Kartu Kredit jenis Gold
Tolak H0 (Signifikan)
Tolak H0 (Signifikan)
Positif
Tidak signifikan
Kartu Kredit jenis Platinum
Tolak H0 (Signifikan)
Tolak H0 (Signifikan)
Positif
Signifikan
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Analisis Perbandingan..., Ajeng Fitrianingtyas, FEB UI, 2012
Berdasarkan hasil output uji beda rata-rata dan hasil regresi sederhana yang telah dilakukan, maka dapat dianalisis dari masing-masing hipotesis yang pernah dibuat sebelumnya, yaitu apabila memperhitungkan hari keterlambatan : 1. Perbedaan antara tingkat biaya WD¶ZLGK kartu kredit syariah dengan tingkat biaya keterlambatan kartu kredit bank konvensional H0
:
tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara biaya WD¶ZLGK kartu kredit bank syariah dan biaya keterlambatan kartu kredit bank konvensional.
H1 : terdapat perbedaan yang signifikan antara biaya WD¶ZLGK kartu kredit bank syariah dan biaya keterlambatan kartu kredit bank konvensional. Berdasarkan tabel 7 diatas maka dapat diketahui bahwa pada jumlah tagihan kartu kredit yang sama untuk kartu kredit jenis classic tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara biaya WD¶ZLGK yang dibebankan pada kartu kredit bank syariah dan biaya keterlambatan yang dibebankan pada kartu kredit bank konvensional sehingga H0 diterima. Sedangkan untuk dua jenis kartu kredit lainnya yaitu pada jenis kartu kredit Gold dan Platinum pada jumlah tagihan kartu kredit yang sama terdapat perbedaaan yang signifikan antara biaya WD¶ZLGK yang dibebankan pada kartu kredit bank syariah dan biaya keterlambatan yang dibebankan pada kartu kredit bank konvensional, sehingga H0 ditolak. Sekalipun dari segi biaya yang dibebankan atas keterlambatan pembayaran kartu kredit, bank syariah lebih besar bila dibandingkan dengan bank konvensional, tetapi dalam hal jumlah tagihan bank syariah lebih menguntungkan karena ketiadaan sistem bunga dalam perhitungannya. 2. Pengaruh antara tingkat biaya keterlambatan kartu kredit terhadap tingkat biaya WD¶ZLGK kartu kredit syariah, dengan hipotesis sebagai berikut: H0
:
biaya keterlambatan kartu kredit bank konvensional tidak mempunyai pengaruh terhadap biaya WD¶ZLGK kartu kredit bank syariah.
H1 : biaya keterlambatan kartu kredit bank konvensional mempunyai pengaruh terhadap biaya WD¶ZLGK kartu kredit bank syariah. Berdasarkan tabel 7. diatas maka dapat diketahui bahwa untuk kartu kredit jenis Classic dan Gold, tingkat biaya keterlambatan kartu kredit bank konvensional tidak secara signifikan mempengaruhi tingkat biaya WD¶ZLGK kartu kredit bank syariah sekalipun koefisiennya positif, hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan kontrak keuangan yang diterapkan pada proses perhitungan tingkat biaya WD¶ZLGK pada bank syariah dan tingkat biaya keterlambatan pada bank konvensional. Bank syariah menerapkan perhitungan besar biaya WD¶ZLGK yang tetap berdasarkan pada jumlah hari
Analisis Perbandingan..., Ajeng Fitrianingtyas, FEB UI, 2012
keterlambatan pembayaran kartu kreditnya, hal ini dilakukan untuk menghapuskan sistem bunga yang mengarah pada riba. Sedangkan bank konvensional menerapkan besar biaya keterlambatan pembayarannya tidak berdasarkan hari keterlambatannya tetapi menerapkan persentase berdasarkan jumlah tagihan kartu kreditnya. Hal ini menyebabkan ketidakpastian besar biaya keterlambatan yang akan dibebankan kepada setiap nasabah yang menunggak pembayaran. Sedangkan untuk kartu kredit jenis Platinum terdapat pengaruh yang signifikan. Namun pengaruh ini bisa dikatakan lemah. Tabel 8. Ringkasan Pengujian Hipotesis dengan Tanpa Memperhitungkan Hari keterlambatan Hubungan Yang Diuji
Hasil Uji Beda Rata-Rata
Hasi Regresi Sederhana
Data Biaya
Data Bootstrapping
Pengaruh
Signifikansi
Kartu Kredit jenis Classic
Tolak H0 (Signifikan)
Tolak H0 (Signifikan)
Negatif
Signifikan
Kartu Kredit jenis Gold
Tolak H0 (Signifikan)
Tolak H0 (Signifikan)
Negatif
signifikan
Kartu Kredit jenis Platinum
Tolak H0 (Signifikan)
Tolak H0 (Signifikan)
Negatif
Tidak Signifikan
Sumber : Hasil Pengolahan Data Berdasarkan hasil output uji beda rata-rata dan hasil regresi sederhana yang telah dilakukan, maka dapat dianalisis dari masing-masing hipotesis yang pernah dibuat sebelumnya, yaitu apabila memperhitungkan hari keterlambatan : 1. Perbedaan antara persentase biaya WD¶ZLGK kartu kredit syariah dengan persentase biaya keterlambatan kartu kredit bank konvensional H0
:
tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara biaya WD¶ZLGK kartu kredit bank syariah dan biaya keterlambatan kartu kredit bank konvensional.
H1 : terdapat perbedaan yang signifikan antara biaya WD¶ZLGK kartu kredit bank syariah dan biaya keterlambatan kartu kredit bank konvensional. Berdasarkan tabel 8 diatas maka dapat diketahui bahwa pada jumlah tagihan kartu kredit yang sama untuk kartu kredit jenis classic, gold, dan platinum terdapat perbedaan yang signifikan antara biaya WD¶ZLGK yang dibebankan pada kartu kredit bank syariah dan biaya keterlambatan yang dibebankan pada kartu kredit bank
Analisis Perbandingan..., Ajeng Fitrianingtyas, FEB UI, 2012
konvensional sehingga H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa dengan tidak memperhitungkan hari sekalipun dari segi biaya yang dibebankan atas keterlambatan pembayaran kartu kredit terdapat perbedaan yang signifikan dan biaya yang dibebankan oleh bank syariah lebih besar bila dibandingkan dengan bank konvensional, tetapi dalam hal jumlah tagihan bank syariah lebih menguntungkan karena ketiadaan sistem bunga dalam perhitungannya. 2. Pengaruh antara persentase biaya keterlambatan kartu kredit terhadap persentase biaya WD¶ZLGK kartu kredit syariah, dengan hipotesis sebagai berikut: H0
:
biaya keterlambatan kartu kredit bank konvensional tidak mempunyai pengaruh terhadap biaya WD¶ZLGK kartu kredit bank syariah.
H1 : biaya keterlambatan kartu kredit bank konvensional mempunyai pengaruh terhadap biaya WD¶ZLGK kartu kredit bank syariah. Berdasarkan tabel 8 diatas maka dapat diketahui bahwa untuk kartu kredit jenis Classic dan Gold, persentase biaya keterlambatan kartu kredit bank konvensional signifikan mempengaruhi persentase biaya WD¶ZLGh kartu kredit bank syariah sekalipun koefisiennya negatif, hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan kontrak keuangan yang diterapkan pada proses perhitungan persentase biaya WD¶ZLGK pada bank syariah dan persentase biaya keterlambatan pada bank konvensional. Bank syariah menerapkan perhitungan besar biaya WD¶ZLGK yang tetap berdasarkan pada jumlah hari keterlambatan pembayaran kartu kreditnya, hal ini dilakukan untuk menghapuskan sistem bunga yang mengarah pada riba. Sedangkan bank konvensional menerapkan besar biaya keterlambatan pembayarannya tidak berdasarkan hari keterlambatannya tetapi menerapkan persentase berdasarkan jumlah tagihan kartu kreditnya dimana untuk perhitungan tagihan sudah dimasukkan unsure hari keterlambatan. Hal ini menyebabkan ketidakpastian besar biaya keterlambatan yang akan dibebankan kepada setiap nasabah yang menunggak pembayaran. Sedangkan untuk kartu kredit jenis Platinum terdapat pengaruh yang tidak signifikan dan negarif. Sehingga pengaruh ini bisa dikatakan lemah. Kesimpulan Hasil penelitian uji beda rata-rata dengan memperhitungkan hari pada data biaya maupun dengan data bootstrapping didapatkan bahwa pada jumlah tagihan kartu kredit yang sama terdapat perbedaan yang signifikan antara biaya WD¶ZLGK yang dibebankan pada kartu kredit bank syariah dengan biaya keterlambatan yang dibebankan pada kartu kredit bank
Analisis Perbandingan..., Ajeng Fitrianingtyas, FEB UI, 2012
konvensional terutama pada kartu kredit jenis Gold, dan Platinum. Hal ini diduga disebabkan oleh beberapa hal yaitu adanya perbedaan pembatasan terhadap jumlah biaya keterlambatan yang dibebankan oleh bank syariah dan bank konvensional dan cara perhitungan biaya yang dikenakan pada saat terjadinya keterlambatan pembayaran kartu kredit. Sedangkan untuk kartu kredit jenis Classic, didapatkan dari data biaya bahwa tidak terdapat perbedaan antara tingkat biaya WD¶ZLGK kartu kredit bank syariah dan tingkat biaya keterlambatan kartu kredit bank konvensional. Sedangkan dengan data hasil bootstrapping didapatkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat biaya WD¶ZLdh kartu kredit bank syariah dan tingkat biaya keterlambatan kartu kredit bank konvensional. Hal ini diduga disebabkan oleh beberapa hal yaitu, sedikitnya data yang digunakan dalam penelitian ini sehingga hasil yang didapatkan tidak bisa mewakili sampel. Hasil penelitian uji beda rata-rata tanpa memperhitungkan hari pada data biaya maupun dengan data bootstrapping didapatkan bahwa pada jumlah tagihan kartu kredit yang sama terdapat perbedaan yang signifikan antara biaya WD¶ZLGK yang dibebankan pada kartu kredit bank syariah dengan biaya keterlambatan yang dibebankan pada kartu kredit bank konvensional terutama pada kartu kredit jenis Classic, Gold, dan Platinum. Hal ini diduga disebabkan oleh beberapa hal yaitu adanya perbedaan pembatasan terhadap jumlah biaya keterlambatan yang dibebankan oleh bank syariah dan bank konvensional dan cara perhitungan biaya yang dikenakan pada saat terjadinya keterlambatan pembayaran kartu kredit. Dalam perhitungan biaya WD¶ZLGK kartu kredit, bank syariah telah menetapkan beVDUQ\DKDULNHWHUODPEDWDQGDQELD\DWD¶ZLGK\DQJDNDQGLEHEDQNDQNHSDGDSHPHJDQJNDUWX tanpa dipengaruhi oleh besarnya tagihan kartu kredit sehingga pemegang kartu sudah dapat mengetahui besarnya biaya WD¶ZLGK yang akan dibebankan pada saat mengalami keterlambatan. Sedangkan pada bank konvensional, perhitungan biaya keterlambatan sekalipun telah ditetapkan berdasarkan persentase tertentu namun biaya tersebut dipengaruhi oleh besarnya jumlah tagihan kartu kredit yang dibebankan. Sehingga pemegang kartu kredit tidak bisa meemperhitungkan sendiri besarnya biaya keterlambatan yang akan dibebankan tanpa mengetahui besarnya jumlah tagihan kartu kreditnya. Dari kedua hasil yang didapatkan yaitu dengan memperhitungkan hari keterlambatan dan dengan tanpa memperhitungkan hari keterlambatan, biaya WD¶ZLGK kartu kredit bank syariah dan biaya keterlambatan kartu kredit bank konvensional berbeda dengan pendapat dari
Analisis Perbandingan..., Ajeng Fitrianingtyas, FEB UI, 2012
Chong dan Liu yang menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan antara sistem syariah dan sistem konvensional pada Negara dengan dual banking system. Hasil penelitian analisis regresi sederhana data biaya dan bootstrapping degan memperhitungkan hari keterlambatan didapatkan bahwa pada jumlah tagihan kartu kredit yang sama untuk jenis kartu kredit Classic dan Gold tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara biaya WD¶ZLGK yang dibebankan pada kartu kredit bank syariah dengan biaya keterlambatan yang dibebankan pada kartu kredit bank konvensional. Hal ini diduga disebabkan oleh adanya perbedaan kontrak keuangan kartu kredit yang diterapkan pada bank konvensional dan bank syariah. Sedangkan untuk jenis kartu kredit Platinum terdapat pengaruh yang signifikan antara biaya WD¶ZLGK yang dibebankan pada kartu kredit bank syariah dengan biaya keterlambatan yang dibebankan pada kartu kredit bank konvensional. Hal ini diduga disebabkan oleh adanya perbedaan kontrak keuangan kartu kredit yang diterapkan pada bank konvensional dan bank syariah. Hasil penelitian analisis regresi sederhana data biaya dan bootstrapping dengan tanpa memperhitungkan hari keterlambatan didapatkan bahwa pada jumlah tagihan kartu kredit yang sama untuk jenis kartu kredit Classic dan Gold terdapat pengaruh negatif yang signifikan antara biaya WD¶ZLGK yang dibebankan pada kartu kredit bank syariah dengan biaya keterlambatan yang dibebankan pada kartu kredit bank konvensional. Hal ini diduga disebabkan oleh adanya perbedaan kontrak keuangan kartu kredit yang diterapkan pada bank konvensional dan bank syariah. Sedangkan untuk jenis kartu kredit Platinum terdapat pengaruh negatif yang tidak signifikan antara biaya WD¶ZLGK yang dibebankan pada kartu kredit bank syariah dengan biaya keterlambatan yang dibebankan pada kartu kredit bank konvensional. Perbedaan hasil analisis regresi ini diduga karena adanya faktor lain di luar biaya keterlambatan bank konvensional yang mempengaruhi besarnya biaya WD¶ZLGK kartu kredit bank syariah. Berdasarkan penelitian Nadia Massoud, Anthony Saunders, dan Barry Scholnick pada tahun (2009) ditemukan bahwa ada 3 hal yang kemungkinan besar mempengaruhi biaya pinalti (biaya keterlambatan dan biaya overlimit) yaitu risiko gagal bayar konsumen, tingkat suku bunga kartu kredit, dan pangsa pasar. Hal yang paling utama dari penelitian tersebut adalah ditemukannya fakta bahwa biaya pinalti sesungguhnya merupakan pengganti langsung untuk tingkat suku bunga kartu kredit.
Analisis Perbandingan..., Ajeng Fitrianingtyas, FEB UI, 2012
Dengan tidak konsistennya hasil regresi yang diperoleh baik menggunakan perhitungan hari keterlambatan atau tidak, dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat tiga kemungkinan yang muncul dari hubungan antara biaya WD¶ZLGK dan biaya keterlambatan, yaitu biaya keterlambatan mempengaruhi biaya WD¶ZLGK, biaya WD¶ZLGK mempengaruhi biaya keterlambatan, ataupun tidak terdapat pengaruh/hubungan antara biaya WD¶ZLGK maupun biaya keterlambatan. Dari hasil ini maka sebaiknya tidak dilakukan analisis regresi ataupun dilakukan penelitian ulang dengan analisis Granger Causality dengan data time series yang lebih banyak. Saran Agar perbankan syariah dapat diandalkan sebagai alternatif di bidang kartu kredit maka manajemen bank syariah sebaiknya tidak hanya mengedepankan biaya kartu kredit yang kompetitif
dengan
bank
konvensional.
perbankan
syariah
harus
mampu
untuk
mengembangkan fitur-fitur pada produk kartu kreditnya sehingga mampu memiliki competitive advantage dibandingkan dengan bank konvensional. Hal ini bisa berupa perbaikan tingkat biaya yang dibebankan kepada para nasabah pengguna kartu kredit, juga tentang peningkatan jenis produk yang dapat dibeli dengan menggunakan kartu kredit syariah yang selama ini masih terbatas, sekalipun tetap harus mengedepankan konsep-konsep syariah islam Bagi penelitian selanjutnya, penelitian ini bisa dikembangkan sepanjang data yang tersedia cukup banyak sehingga dapat menghilangkan bias hasil penelitian yang kemungkinan besar bisa terjadi akibat jumlah data yang sedikit. Jika tidak tersedia jumlah data yang cukup, maka penelitian ini sebaiknya tidak dilakukan. Daftar Referensi Abu Sulaiman, Prof.Dr.Abdul Wahab Ibrahim. (2006). Banking Cards Syariah, Kartu Kredit dan Debit Dalam Perspektif Fiqih. Jakarta : PT. Raja Grafinfo Persada. Ahmad Ifham Sholihin. 2010. Pedoman Umum Lembaga Keuangan Syariah. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta. Bank Indonesia. Surat Edaran (SE) Bank Indonesia nomor 14/17/DASP. Jakarta: BI, 2012.
Analisis Perbandingan..., Ajeng Fitrianingtyas, FEB UI, 2012
Barno, Sudarwanto. 2011. Menuju era Kartu Kredit Tanpa Bunga www.investor.com diakses November 2012. %RXPHGLHQH $QLVV ´,V FUHGLW ULVN UHDOO\ KLJKHU LQ ,VODPLF %DQN"´7KH -RXUQDO RI Credit Risk, Volume 7/Number3. Cho, S.Y., Lim, H.E, & Nur Azura Sanusi. (2005). The Consumer Choice of Islamic-based Credit Card : An Analysis of Bivariate Probit Model, Procoalings of Seminar Ekonomi dan Keuangan (SEKI) 2005. Jabaran Ekonomiam dan Keuangan, Fakulti Ekonomi, Universiti Utara Malaysia, Sintok. Hal 179-185. Efron, Bradley & Tibshirani, J. Robert. 1993. An Introduction to the Bootstrap. New York : Champman & Hall, Inc. +DQLI 0XKDPPDG ´'LIIHUHQFH DQG 6LPLOLDULWLHV LQ ,VODPLF DQG &RQYHQWLRQDO %DQNLQJ´,Qternational Journal of Business and Social Finance Science, Vol. 2 No. 2. Iqbal, Zamir dan Abbaz Mirakhor. Pengantar Keuangan Islam. Kencana : Jakarta Karim, Ir.Adiwarman. (2004). Bank Islam (Analisis Fiqih dan Keuangan). Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Kasmir, SE.,MM. (2007). Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta : PT. Rajawali Pers. Kasmir, SE.,MM (2008). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta. Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Indonesia Economic Outlook 2010. Jakarta: PT Grasindo, aggota IKAPI, 2009. Lungan, Richard. (2006). Aplikasi Statistik dan Hitung Peluang. Jakarta : Graha Ilmu. Mason, Robert D, and Douglas A. Lind. (1999). Teknik Statistik untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta Erlangga. 0DVVRXG16DXQGHUV$6FKROQLFN%´7KHFRVWRIEHLQJODWH"7KHFDVHRIFUHGLW FDUGSHQDOW\IHHV´-RXUQDORI)LQDQFLDO6WDELOLW\-59. Mutiara, Erna, dan Kuswadi. (2004). Statistik Berbasis Komputer untuk Orang-Orang Nonstatistik. Jakarta : Elex Media Komputindo.
Analisis Perbandingan..., Ajeng Fitrianingtyas, FEB UI, 2012
Nachrowi dan Hardius Usman, Pendekatan Populed dan Praktis Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006. Rodoni, Ahmad dan Abdul Hamid. 2008. Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta 6LGGLTXL $QMXP ´)LQDQFLDO FRQWUDFW ULVN DQG SHUIRUPDQFH RI ,VODPLF EDQNLQJ´ Journal of Managerial Finance, Vol.34 No.10, pp. 680-694 Suharsini, Arikunto. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta, PT Rineka Cipta, Cet. XIII, h. 12 Winarno, Wing Wahyu. (2011). Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews. Yogyakarta : STIM YKPN Yogyakarta. Tofik, Muhammad. (2009).Bekerja Secara Otomatis di Microsoft Office Excel 2007. Jakarta : Media Kita. www. bisnis-jabar.com www.wikipedia.org www.bisnisheri.com
Analisis Perbandingan..., Ajeng Fitrianingtyas, FEB UI, 2012