77
BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN MEKANISME PERHITUNGAN RETURN DAN DENDA DI KARTU KREDIT KONVENSIONAL DAN SYARIAH (STUDI KASUS KARTU KREDIT KONVENSIONAL DAN iB HASANAH CARD)
4.1.
MEKANISME PERHITUNGAN RETURN DAN DENDA DI KARTU KREDIT KONVENSIONAL Sebagai pembina dan pengawas industri kartu kredit, Bank Indonesia telah menetapkan batas-batas minimum untuk kartu kredit tersebut. Sebagaimana tertuang dalam SE BI/7/61/DASP tanggal 30 Desember 2005 ditetapkan diantarannya: a.
Batas maksimum kredit yang diberikan sebesar 2 kali penghasilan per bulan. Ini berlaku untuk kumulatif kartu utama termasuk kartu tambahan.
b.
Minimum pembayaran 10% dari total tagihan. Berikut adalah indikator dalam kartu kredit yang perlu diperhatikan
sebelum menentukan kartu kredit pilihan yang cocok dan sesuai dengan kebutuhan. Indikator tersebut adalah:
51
52
1. Return Return disini akan membahas mengenai bunga pada kartu kredit konvensional, di mana pendapatan atas bunga tersebut dianggap oleh bank konvensional sebagai pendapatan bank. Bunga yang dikenakan oleh bank atas jasa yang diberikan umumnya terdiri dari dua jenis yakni bunga untuk transaksi belanja di seluruh merchant yang tersedia. Kedua bunga atas transaksi penarikan pinjaman tunai (cash advance). Bunga tarik tunai atau popular juga disebut gestun (gesek tunai) selalu lebih besar dari bunga untuk belanja. Saat ini sebagian besar bank mengenakan bunga transaksi belanja sekitar 3,5%. Namun ada juga yang lebih rendah hanya 2,85% per bulan yakni BNI Mastercard. Bunga tertinggi juga relatif sama maksimal 4%. Dalam setahun menjadi 34% sampai 48% hampir 7 kali lebih besar dari BI rate. Perhitungan bunga umumnya menggunakan bunga harian. Untuk transaksi belanja (retail), bunga mulai diperhitungkan dan ditambahkan pada bulan berikutnya sejak tidak melunasi seluruh utang pada saat jatuh tempo. Bunga akan ditagih per bulan berdasarkan saldo harian sejak mulai tanggal transaksi dengan besaran yang tertera dalam lembaran tagihan yang diterima setiap bulan. Sebaliknya untuk tanggal penarikan uang tunai, bunga akan
53
diperhitungkan sejak tanggal penarikan dengan bunga yang telah tercantum.39 Pada kartu kredit, terdapat 3 tanggal penting yaitu: 1. Tanggal penggunaan kartu atau tanggal transaksi. Ini adalah tanggal dilakukannya transaksi. 2. Tanggal cetak tagihan atau tanggal tagihan. Ini adalah tanggal tagihan dibebankan dan dihitung. Biasanya tanggal tagihan setiap bulan dihitung 30-31 hari dari tanggal cetak sebelumnya. 3. Tanggal pembayaran atau banyak juga yang menyebut dengan tanggal jatuh tempo. Ini adalah menunjukkan waktu maksimal diberikan toleransi untuk membayar. Ternyata sebagian besar penerbit kartu kredit menghitung bunga yang menjadi kewajiban nasabah sejak 1 hari setelah transaksi. Katakanlah apabila nasabah menggunakan kartu pada tanggal 2 atau sehari setelah tagihan dicetak, dengan limit kartu Rp. 2 juta dan digunakan untuk pembelanjaan dengan kartu kredit sebesar Rp. 300.000 dengan bunga 3.25%. dengan demikian pada tanggal 3 bunga yang dikenakan adalah sebesar: Rp. 300.000 x (3.25%: 30) x 1 hari = Rp. 325
39
Beni Sindhunata, et. al., How to be a Wise and Smart Card Holder? Bijak, Pintar, Hemat Gunakan Kartu Kredit, Laksanakan 7 saran dan 7 Pantangan agar Terhindari dari Jebakan Iming-Iming, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, cet. Ke-1, 2011),hlm. 39.
54
Tidak semua kartu memberikan perhitungan seperti ini, ada juga yang menghitung pembagi bulan dengan 31 hari hari, tidak 30 hari, sehingga pembayaran bunga sedikit lebih kecil. Secara umum bank akan mengenakan bunga jika: a) Pembayaran melewati tanggal jatuh tempo b) Pembayaran minimum atau hanya sebagian c) Pembayaran kurang dari minimum d) Tidak melakukan pembayaran. 40 Rumus perhitungan bunga kartu kredit dari salah satu Bank nasional: = Selisih hari x suku bunga (%) x jumlah transaksi x 12 bulan 365 hari Rumus Selisih Hari: = (Tanggal cetak tagihan – Tanggal transaksi) + 1 hari41 Rumus perhitungan bunga kartu kredit dari Bank asing = Selisih hari x suku bunga (%) x jumlah transaksi x 12 bulan 360 hari 40
Beni Sindhunata, et. al., How to be a Wise and Smart Card Holder? Bijak, Pintar, Hemat Gunakan Kartu Kredit, Laksanakan 7 saran dan 7 Pantangan agar Terhindari dari Jebakan Iming-Iming, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, cet. Ke-1, 2011),hlm. 50 41 Eko Endarto, Jangan Mau Diperbudak Kartu Kredit, (Jakarta: PT Alex Media Komputindo, 2011), hlm. 84.
55
Jika diperhatikan, angka pembagi perhitungan bunga Bank nasional adalah 365 sedangkan bank asing adalah 360. Artinya bunga yang kita bayarkan ke bank asing lebih tinggi dari bank nasional. Selisihnya memang tidak besar, tetapi bayangkan jika angka pembilang menjadi lebih besar. Jadi cara menghitung dan angka pembagi (penyebut) menjadi penting bila kita tidak ingin terkena bunga yang terlalu besar. 42 Perbandingan Bunga dan Biaya Di Kartu Kredit Konvensional 43 Tabel. 3
No .
Bank
Nama Kartu
Belanja
Pinjaman
Biaya Pinjaman Tunai 4%
1
Bank Central Asia
Master Crad MC2
3.25
4.00
Bank Central Asia
BCA Gold Card
3.25
4.00
Bank Central Asia
BCA Silver Card
3.25
4.00
Bank Central Asia
BCA Master Card
3.25
4.00
Bank Central Asia
BCA Platinum
3.25
4.00
Bank Central Asia
BCA Everyday Card
3.25
4.00
Bank Danamon
42
Infinite
3.59
3.99
dari
penarikan/
dari
penarikan/
dari
penarikan/
minimal Rp. 40.000 4%
7
penarikan/
minimal Rp. 40.000 4%
6
dari
minimal Rp. 40.000 4%
5
penarikan/
minimal Rp. 40.000 4%
4
dari
minimal Rp. 40.000 4%
3
penarikan/
minimal Rp. 40.000 4%
2
dari
dari
penarikan/
minimal Rp. 100.000
Eko Endarto, Jangan Mau Diperbudak Kartu Kredit, (Jakarta: PT Alex Media Komputindo, 2011), hlm. 87. 43 Beni Sindhunata, et. al., How to be a Wise and Smart Card Holder? Bijak, Pintar, Hemat Gunakan Kartu Kredit, Laksanakan 7 saran dan 7 Pantangan agar Terhindari dari Jebakan Iming-Iming, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, cet. Ke-1, 2011),hlm. 50.
56
5% 8
Bank Danamon
Word Card
3.59
3.99
dari
minimal Rp. 50.000 1.59%
9
Bank Danamon
ID Card
3.49
Visa/Master 10
Bank Danamon
11
Bank Danamon
Bank Danamon Bank
13
Indonesia
Indonesia
Gold
3.50
4.00
4.00
In’I.
Indonesia In’I.
Indonesia
Visa
Lion
Indonesia
Visa
Lion
4.00
Air 4.00
Visa
Platinum
4.00
Master Every Day 19
Bank Mandiri
Card
4.00
21
Bank Mandiri
Visa Gold Card
Bank
BNI Master Card
Indonesia Bank
22
Negara
Biru Negara
Indonesia
3.50
4.00
2.85
3.75
2.85
3.75
dari
penarikan/
dari
penarikan/
dari
penarikan/
dari
penarikan/
dari
penarikan/
dari
penarikan/
minimal Rp. 40.000 4%
20
penarikan/
minimal Rp. 40.000 4%
3.50
dari
minimal Rp. 40.000 4%
3.50
penarikan/
minimal Rp. 40.000 4%
3.50
dari
minimal Rp. 40.000 4%
3.50
Platinum
Bank Mandiri
4.00
Air
Reguler In’I.
3.50
penarikan/
minimal Rp. 40.000 4%
Visa Lion Air Gold
dari
minimal Rp. 40.000 4%
3.50
penarikan/
minimal Rp. 50.000 4%
Mandiri 18
3.99
dari
minimal Rp. 50.000 5%
3.59
MC2
Bank 17
Card
In’I.
Bank 16
3.99
bulan
minimal Rp. 50.000 5%
3.59
Infinite
Bank 15
Card
In’I.
Bank 14
3.99
per
(cicilan) 5%
3.59
Classic Visa/Master
12
Card
Platinum Visa/Master
-
penarikan/
dari
penarikan/
minimal Rp. 40.000
BNI Master Card Emas
3.5% dari penarikan/ 23
Bank Mega
Mega Visa Gold
3.50
4.00
minimal Rp. 50.000 3.5% dari penarikan/
24
Bank Mega
Mega Visa Platinum
3.50
4.00
minimal Rp. 50.000 3.5% dari penarikan/
25
Bank Mega
Mega Visa Silver
3.50
4.00
minimal Rp. 50.000
57
Bank 26
OCBC
Liquid Platinum
NISP
3.50
4.00 5%
27
Citibank
Citibank Silver
3.25
4.00
Citibank
Clear Card
3.25
4.00
Citibank
Cash Bach Card
3.25
4.00
Citibank
Choice Card
3.25
4.00
Citibank
Telkomsel
3.25
4.00
Citibank
Giant Card
3.25
4.00
Citibank
Citibank Gold Card
3.25
4.00
Citibank
Citibank Platinum Garuda
35
Citibank
Citibank
4.00
Indonesia
Citibank Card Citibank
36
3.25
4.00
Ultima
Card
3.25
Bank UOB Buana
Preferred Platinum
3.50
3.50
Bank UOB Buana
UOB Classic
3.50
3.50
Bank UOB Buana
UOB Gold
3.50
3.50
Bank UOB Buana
UOB One
3.50
3.50
41
HSBC
Classic
3.50
4.00
42
HSBC
Gold
3.50
4.00
43
HSBC
Platinum
3.50
4.00
penarikan/
dari
penarikan/
dari
penarikan/
dari
penarikan/
dari
penarikan/
dari
penarikan/
dari
penarikan/
minimal Rp. 50.000 4%
40
dari
minimal Rp. 50.000 4%
39
penarikan/
minimal Rp. 50.000 4%
38
dari
minimal Rp. 100.000 4%
37
penarikan/
minimal Rp. 100.000 5%
2.75
dari
minimal Rp. 50.000 5%
3.25
penarikan/
minimal Rp. 50.000 5%
34
dari
minimal Rp. 50.000 5%
33
penarikan/
minimal Rp. 50.000 5%
32
dari
minimal Rp. 50.000 5%
31
penarikan/
minimal Rp. 50.000 5%
30
dari
minimal Rp. 50.000 5%
29
penarikan/
minimal Rp. 50.000 5%
28
dari
dari
penarikan/
minimal Rp. 50.000
58
44
HSBC
Premiere Card
3.50
4.00
45
Panin Bank
Gold Card
3.25
4.00
46
Panin Bank
Panin Platinum
3.25
4.00
3.25
4.00
Visa Black 47
Panin Bank
Platinum Card
Standard 48
4%
Chartered Bank
Business Card
3.75
4.00
Standard 49
50
51
52
Gold Card
Standard
Just
Chartered Bank
Card
Standard
Master
Chartered Bank
Platinum
Standard
Titanium
Chartered Bank
Card
One
Credit
4% 3.59
4.00
penarikan/
Crad
4% 3.58
4.00
Credit 4.00
Visa Black Platinum
3.58
4.00
penarikan/
dari
penarikan/
minimal Rp. 50.000 4%
3.59
dari
minimal Rp. 50.000
dari
penarikan/
minimal Rp. 50.000 4%
Chartered Bank
dari
minimal Rp. 50.000
Standard 53
penarikan/
minimal Rp. 50.000 4%
Chartered Bank
dari
dari
penarikan/
minimal Rp. 50.000
Gesek tunai atau lebih familiar dengan gestun masih menjadi favorit card holder. Banyak masyarakat yang lebih memilih gestun dari pada tarik tunai di ATM karena apabila penarikan uang dengan gestun bunga 2.5% sedangkan penarikan uang melalui ATM akan terkena bunga sebesar 4.5%. Berikut gambaran mengenai perbedaan gestun dengan tarik tunai kartu kredit di ATM. 44
44
hlm.124.
Imam Wibowo, Mukjizat Kartu Kredit, (Cibubur: Penerbit Gerrmedia Pressindo,2012),
59
Tabel. 4 Gesek Tunai
Tarik Tunai Kartu Kredit di ATM
Charge
2.5%
Rp. 50.000 atau 4-5% dari total penarikan
Limit yang bias diambil
100%
60-70% tergantung bank penerbit
Fleksibilitas
Tak ada batas transaksi Ada batas penarikan per per hari hari
Transaksi
Menggunakan EDC
Waktu Transaksi
Langsung
Langsung
Kredibilitas Nasabah
Baik
Dicap butuh uang
Peluang Naik Limit
Besar
Berat
mesin Menggunakan ATM
mesin
Dari gambaran perbedaan di atas dapat terlihat bahwa gestun banyak memiliki keunggulan dari pada tarik tunai kartu kredit di ATM
sehingga masyarakat lebih memilih menggunakan gestun.
Sebenarnya di Negara asalnya tidak ada istilah gesek tunai atau gesek kartu hanya untuk pengambilan uang. Biasanya kartu kredit membebankan bunga ambil tunai lebih besar dari pada bunga belanja. Beberapa kartu kredit membebankan bunga belanja 3.5% dan bunga tarik tunai 4%. Terdapat perbedaan 0.5%, selisih lumayan. Mari kita lihat selisihnya apabila ada nasabah
60
yang mengambil uang tunai Rp. 3 juta, dan kita bandingkan dengan menggunakan bunga belanja 3.5%. Beban bunga tarik tunai= 4% dari total penarikan = 4% x Rp.3.000.000 = Rp. 120.000 Beban bunga belanja = 3.5% x Rp. 3.000.000 = Rp. 105.000 Jadi selisih dari perhitungan di atas Rp. 120.000 – Rp. 105.000 = Rp. 15.000. Jumlah tagihan yang datang setiap bulan memang tidak harus selalu dilunasi, karena bank penerbit kartu kredit memberikan jumlah angka minimal yang mesti dibayar pada bulan tersebut. Yaitu minimal pembayaran adalah 10% dari total tagihan. Dan sisa tagihan tersebut akan dikenakan bunga yang umumnya berkisar 3.5% per bulan, disinilah yang dinamakan dengan sistem bunga berbunga. Karena bunga dihitung dari besarnya tagihan tunggakan. Misalnya nasabah telah melakukan pembayaran minimal 10% dari total tagihan, maka tunggakan yang 90% dari total tagihan itu yang akan terkena bunga, besarnya bunga sesuai dengan ketentuan masing-masing perusahaan penerbit kartu kredit. Dapat ditarik kesimpulan dari pernyataan di atas bahwa sisa tagihan adalah 90% + (bunga% x 90%). Misal bunga yang ditetapkan bank sebesar 3.5%, maka sisa tagihan adalah 90% + (3.5% x 90%).
61
Jadi bunga yang dibebankan adalah dari sisa tagihan bukan dari tetap.45 Berikut contoh kasus sederhana apabila nasabah berutang dengan kartu kredit Rp. 1.000.000, dengan dikenakan bunga 3% per bulan, pembayaran setiap bulan diasumsikan tetap yaitu Rp. 100.000. Tabel. 5 Pembayaran ke
Jumlah Utang
Bunga 3%
Total
1
1.000.000
30.000
1.030.000
100.000
930.0000
2
930.000
27.900
957.900
100.000
857.900
3
857.900
25.737
883.637
100.000
783.637
4
783.637
23.509
807.146
100.000
707.146
5
707.146
21.214
728.360
100.000
628.360
6
628.360
18.851
647.211
100.000
547.211
7
547.211
16.416
563.628
100.000
463.628
8
463.628
13.909
477.536
100.000
377.536
9
377.536
11.326
388.863
100.000
288.863
10
288.863
8.666
297.528
100.000
197.528
11
197.528
5.926
203.454
100.000
103.454
12
103.454
3.104
106.558
100.000
6.558
13
6.558
197
6.755
6.755
(0)
45
hlm.120.
Pembayaran
Sisa Utang
Imam Wibowo, Mukjizat Kartu Kredit, (Cibubur: Penerbit Gerrmedia Pressindo,2012),
62
Dari ilustrasi di atas, terlihat bahwa dibutuhkan waktu sekitar 1 tahun untuk melunasi utang kartu kredit sebesar Rp. 1.000.000 dengan membayaran secara rutin Rp. 100.000. Jangka waktu pembayaran akan bertambah panjang apabila membayarnya dengan jumlah di bawah Rp. 100.000. apalagi terjadi tunggakan, maka bunga yang harus dibayar akan bertambah besar. Jumlah bunga yang dibayarkan bertambah besar apabila nasabah tidak melunasi jumlah tagihan pada bulan tersebut. Hal ini disebabkan bunga yang dikenakan akan digabungkan juga pada tagihan bulan berikutnya. Jadi, apabila nasabah tidak melunasi tunggakan bulan lalu, sementara tagihan bulan mendatang sudah tercetak di lembar tagihan, bukan berarti tagihan pokok saja yang akan dikenakan bunga, melainkan bunganya juga akan dikenakan bunga. Seperti contoh di atas, apabila nasabah berutang Rp. 1.000.000 dengan dikenakan bunga 3% maka total utang menjadi Rp. 1.030.000. Apabila nasabah tidak membayar tetapi malah melakukan penarikan tunai sebesar Rp. 200.000. maka bunga 3% yang dikenakan apabila terjadi tunggakan akan dihitung Rp. 1.230.000.
63
Berikut ini adalah beberapa contoh perhitungan bunga kartu kredit dengan suku bunga pembelanjaan 3.5%.46 1. Perhitungan bunga kartu kredit dari salah satu bank nasional: Rumus perhitungan bunga kartu kredit: = Selisih hari x suku bunga (%) x jumlah transaksi x 12 bulan 365 hari
tgl cetak tghn 7/2
tgl jth tmp 18/2
Tagihan
Tarik retail
21/2
27/2
pembayaran
tgl cetak tghn 2/3
Tarik retail
Bulan lalu
tgl jth tmp
7/3 Timbul Bunga
Rp. 1.000.000 Rp. 500.000
Rp. 300.000
Rp. 100.000
1. Bunga dari tanggal cetak 7/2 sampai tanggal cetak 7/3: = (28 x Rp. 1.000.000 x 3.5% x 12) 365 = Rp. 32.219,18 2. Bunga dari tarik retail 18/2 sampai tanggal cetak 7/3: = (18 x Rp. 500.000 x 3.5% x 12) 365 = Rp. 10.356,16
46
Eko Endarto, Jangan Mau Diperbudak Kartu Kredit, (Jakarta: PT Alex Media Komputindo), hlm. 84-85.
27/3
64
3. Bunga dari tanggal pembayaran 21/2 sampai tanggal cetak 7/3: = (15 x Rp. 300.000 x -3.5% x 12) 365 = Rp. (5.178,08) 4. Bunga dari tanggal tarik retail 2/3 sampai tanggal cetak 7/3: = (6 x Rp. 100.000 x 3.5% x 12) 365 = 690,41 Jadi total bunga: = (32.219,18 + 10.356,16 - 5.178,08 + 690,41) = Rp. 38.087,67 2. Rumus perhitungan bunga kartu kredit dari Bank asing = Selisih hari x suku bunga (%) x jumlah transaksi x 12 bulan 360 hari Ketentuan: Tanggal billing
: 14 September 2009
Tanggal jatuh tempo
: 6 Oktober 2009
Suku bunga (%)
: 3.5% per bulan = 42% per tahun
Jumlah hari dalam 1 tahun
: 360
Saldo awal
: Rp. 1.117.588
Jumlah yang harus dibayar
: Rp. 111.759
77
65
Tabel. 6
No 1 2 3 4
Keterangan Pembelian Biaya Bunga Biaya Pembayaran Materai Tagihan Saldo 5 Awal Pembayaran 6 Tagiahan 7 Total Tagihan
Jumlah Rp 126.280 Rp 68.763 Rp 5.000 Rp 6.000
Tgl. Mulai 24 Juli 2009 15 Agustus 2009 15 Agustus 2009 15 Agustus 2009
Tgl. Berhenti 05 September 2009 05 September 2009 05 September 2009 05 September 2009
Jumlah hari 44 22 22 22
Besar biaya bunga
Rp 911.545
15 Agustus 2009
05 September 2009
22
Rp
23.396,32
14 September 2009 9 Biaya Bunga
Rp Rp
10.561,20 42.487,14
Rp Rp Rp Rp
6.482,37 1.764,92 128,33 154,00
Rp 111.759 Rp 1.005.829
06 September 2009
Rumus: 1 (126.280 x 42% x 44/360) 2 (68.763 x 42% x 22/360) 3 (5000 x 42% x 22/360) 4 ( 6000 x 42% x 22/360) 5 (911.545 x 42% x 22/360) 6 10% x (911.545 x 42% x 22/360) 7 (1.005.829 x 42% x 22/360) 8 (68.763 + 1.764,92 + 128,33 + 154,00 + 23.396,32 +
10.561,20)
51
66
2. DENDA Indikator lain yang perlu diperhatikan adalah denda dan sanksi yang akan dikenakan kepada pemilik kartu kredit, khususnya karena dua hal: Pertama, denda karena terlambat (late payment) melunasi tagihan atau utang atau membayar setelah tanggal jatuh tempo. Dalam lembaran tagihan yang dikirim setiap bulan selalu tercantum total tagihan pada bulan yang harus dilunasi. Atau cukup membayar minimum 10% dari total tagihan. Saat ini sebagian besar kartu kredit mengenakan denda keterlambatan minimal Rp. 50.000. Kedua, denda karena transaksi belanja melebihi kuota atau batas kredit yang telah ditentukan (over limit). Denda overlimit berkisar Rp. 75.000. Atau 5% dari jumlah over limit. Sampai maksimum Rp. 300.000.47 Pendapatan atas bunga dan denda yang didapat oleh bank akan diakui sebagai pendapatan bank.
47
Beni Sindhunata, et. al., How to be a Wise and Smart Card Holder? Bijak, Pintar, Hemat Gunakan Kartu Kredit, Laksanakan 7 saran dan 7 Pantangan agar Terhindari dari Jebakan Iming-Iming, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, cet. Ke-1, 2011),hlm. 51.
66
77
67
4.2
MEKANISME PERHITUNGAN RETURN DAN DENDA DI iB HASANAH CARD Perkembangan teknologi dalam transaksi pembayaran dengan kartu kredit juga sangat berpengaruh pada kinerja perbankan syariah sebagai bagian dari sistem perbankan nasional. Meskipun perbankan syariah terbilang baru eksis dan berkembang kurang lebih 14 tahunan dipentas bisnis perbankan Indonesia. Namun ketahanan terhadap terpaan krisis moneter cukup teruji. Hal ini terbukti perbankan syariah mampu memperlihatkan ketahanannya terhadap krisis moneter yang terjadi di Indonesia tahun 1998.
Perbankan syariah menunjukkan eksistensinya lewat
berbagai
pelayanan yang terus meningkat yang berorientasi pada nasabah. Ditengah persaingan yang ketat, perbankan syariah dituntut untuk terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Untuk ini teknologi terhadap transaksi pembayaran juga berpengaruh dalam segala bidang kegiatan perbankan. Wacana yang berkembang bahwa perbankan syariah identik dengan kelompok tertentu harus segala ditepis dengan pelayanan yang prima. Satu lagi, adanya kekhawatiran sulitnya melakukan transaksi karena anggapan infrastruktur teknologi perbankan syariah tertinggal jauh dari perbankan konvensional juga segera dijawab secara konkrit. Bisnis kartu kredit di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Jumlah kartu yang beredar saat ini telah mencapai lebih dari 10 juta kartu yang diterbitkan oleh 21
68
bank dan lembaga pembiayaan. Berbagai macam penawaran yang menarik, dari sisi joint promo maupun fitur. Bahkan saat ini jenis kartu kredit yang beredar telah ada yang menggunakan sistem Syariah. Bertepatan dengan Festival Ekonomi Syariah (FES) yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia, BNI Syariah telah meluncurkan salah satu jenis pembiayaan yang berbasis Kartu Kredit yaitu iB Hasanah Card. Berpijak pada fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No.54/DSNMUI/X/2006 mengenai Syariah Card, dan surat persetujuan dari Bank Indonesia No.10/337/DPbs tangal 11 Maret 2008, maka pada tanggal 7 Februari 2009, bersamaan dengan acara Festifal Ekonomi Syariah (FES) yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Unit Usaha Syariah (USS) PT. Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) meluncurkan kartu pembiayaan dengan nama iB Hasanah Card. Sesuai dengan fatwa DSN No.54/DSN-MUI/X/2006 Syariah Card didefinisikan sebagai kartu yang berfungsi sebagai Kartu Kredit yang hubungan hukum antara para pihak berdasarkan prinsip syariah sebagaimana diatur dalam fatwa. iB Hasanah Card (syariah card) merupakan kartu berbasis syariah yang dapat berfungsi layaknya seperti kartu kredit sehingga dapat diterima di seluruh tempat / merchant di seluruh dunia. Hal ini dapat dimungkinkan karena BNI Syariah menerbitkan kartu iB Hasanah Card ini bekerja sama
69
dengan MasterCard Word Wide sebagai penyedia akses (provider/gateway) transaksi kartu kredit dari seluruh dunia. Layaknya kartu kredit, iB Hasanah Card juga dapat digunakan untuk “semua” transaksi yang biasa digunakan pada kartu kredit konvensional seperti untuk melakukan pembelanjaan, smart spending, cash advanced (tarik tunai), Perisai Plus (asuransi syariah untuk syariah card) serta kemudahan pembayaran melalui ATM. Yang membedakan kartu iB Hasanah Card dengan kartu kredit konvensional adalah tidak menganut prinsip bunga berbunga, terdapat batasan penggunaan iB Hasanah Card yang diberikan kepada pemegang kartu yaitu tidak digunakan untuk transaksi yang tidak sesuai dengan syariah apabila kartu digunakan di tempat maksiat dan untuk membeli barang yang tidak sesuai dengan syariah maka dengan otomatis kartu akan terblokir dengan sendirinya. Pemegang kartu juga tidak diperbolehkan menggunakan kartu untuk pengeluaran yang berlebihan (israf) dan harus memiliki kemampuan finansial untuk melunasi tagihan iB Hasanah Card pada waktu yang ditentukan. Perkembangan iB Hasanah Card di Pekalongan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan berkisar 200 nasabah per tahun. 48 Dilihat dari peningkatan jumlah nasabah setiap tahunnya menunjukkan antusias para
48
Hasil wawancara dengan ibu Siska Novita (Penyelia Unit Pelayanan) Pada tanggal 18 September 2012 pukul 11.00 di BNI Syariah Cabang Pekalongan
70
nasabah mengenai kartu kredit dengan sistem syariah, karena iB Hasanah Card adalah kartu pembiayaan yang berfungsi seperti kartu kredit sesuai dengan prinsip syariah dengan menggunakan akad kafalah, akad qardh, akad ijarah. Sesuai dengan ketentuan fatwa mengenai akad dalam kartu kredit dengan sistem syariah, akad kafalah di mana BNI Syariah sebagai penjamin bagi pemegang iB Hasanah Card terhadap merchant atas semua kewajiban bayar yang timbul dari transaksi antara pemegang iB Hasanah Card dengan merchant, dan atau penarikan tunai. Atas pemberian kafalah, BNI Syariah dapat menerima monthly membership fee. Sedangkan akad qardh di mana BNI Syariah adalah pemberi pinjaman kepada pemegang iB Hasanah Card atas seluruh transaksi penarikan tunai dengan menggunakan kartu dan transaksi pinjaman dana. Dan yang terakhir akad ijarah di mana BNI Syariah sebagai penyedia jasa sistem pembayaran dan pelayanan terhadap pemegang iB Hasanah Card. Atas ijarah ini, pemegang iB Hasanah Card dikenakan annual membership fee. Bukan hanya itu saja iB Hasanah Card menerapkan prinsip keadilan, jadi biaya yang dikenakan lebih ringan karena tidak menganut prinsip bunga berbunga seperti kartu kredit konvensional. Dan fitur-fitur iB Hasanah Card dengan kartu kredit konvensional tidak jauh beda. Karena iB Hasanah Card juga dapat diterima di seluruh dunia di seluruh tempat usaha yang bertanda MasterCard dan semua ATM yang bertanda CIRRUS di seluruh dunia.
71
Oleh sebab itu dalam mekanisme dan perhitungan return dan denda berbeda dengan sistem konvensional. Karena iB Hasanah Card tidak menganut sistem bunga berbunga melainkan sistem biaya yang dikenakan, sehingga dalam perhitungannya juga tidak menggunakan istilah return atau bunga. Yang perlu dipahami saat memakai iB Hasanah Card tidak berbeda dengan kartu kredit lain adalah sebagai berikut :
1.
Tanggal transaksi = tanggal saat anda melakukan transaksi dengan menggunakan kartu kredit,
2.
Tanggal Cetak ( Cycle Date ) = tanggal saat bank mencetak seluruh transaksi pemakaian kartu,
3.
Tanggal Jatuh Tempo ( Due Date ) = tanggal batas waktu pembayaran yang ditetapkan bank (biasanya 15 hari setelah tanggal cetak).
_____03 Juni tgl cetak
18 Juni tgl jatuh tempo
03 Juli tgl cetak
Maksud dari penjelasan di atas adalah misalnya pemegang kartu melakukan transaksi tanggal 1 Juni maka bank akan mencetak tagihan atas transaksi tersebut tanggal 03 Juni dan menetapkan tanggal 18 Juni sebagai tanggal jatuh tempo pembayarannya. Namun bila pemegang kartu melakukan transaksi tanggal 04 Juni maka bank akan mencetak tagihan atas transaksi tersebut pada tanggal 03 Juli dan menetapkan tanggal 18 Juli sebagai tanggal jatuh tempo pembayarannya.
72
1.
BIAYA iB Hasanah Card Rumus perhitungan biaya iB Hasanah Card :
1.
Monthly Membership Fee = 2,95% x limit kartu
2.
Cash Rebate = 2,95% x (sisa pinjaman - net monthly membership bulan sebelumnya - limit kartu)
3.
Net Monthly Membership Fee = Monthly Membership Fee + Cash Rebate, atau
4.
Net Monthly Membership Fee = 2,95% x (sisa pinjaman - net monthly membership fee bulan sebelumnya)
Cash rebate adalah apreasi bank kepada pemegang kartu yang dapat mengurangi monthly membership fee. Cash rebate diberikan atas setiap transaksi pembayaran tagihan yang besarnya proporsional dari jumlah pembayaran.
Yang membedakan antara iB Hasanah Card dengan kartu kredit konvensional adalah dalam iB Hasanah Card semua fee tidak akan dihitung dalam perhitungan monthly fee berikutnya dan transaksi cash advance maupun transaksi retail diperlaku sama.
Sedangkan pada kartu kredit konvensional bunga transaksi cash advance dihitung mulai tanggal transaksi dengan rate yang lebih tinggi dari pada retail dan seluruh bunga, fee, denda akan dibungakan lagi.
73
Sehingga pada perhitungaan kartu kredit konvensional lebih besar dari pada syariah.
Dalam iB Hasanah Card juga terdapat tiga macam kartu yang dibagi berdasarkan jumlah limit yang ditentukan berdasarkan jumlah pendapatan nasabah dalam satu tahun. Limit kartu: Tabel. 7 Classic
Gold
Platinum
Rp. 4.000.000
Rp. 10.000.000
Rp. 40.000.000
Rp. 6.000.000
Rp. 15.000.000
Rp. 50.000.000
Rp. 8.000.000
Rp. 20.000.000
Rp. 75.000.000
-
Rp. 25.000.000
Rp. 100.000.000
-
Rp. 30.000.000
≥ Rp. 125.000.000 (max Rp. 900.000.000)
Annual Membership Fee Tabel. 8 Classic
Gold
Platinum
Kartu Utama
Rp. 120.000
Rp. 240.000
Rp. 600.000
Kartu Tambahan
Rp. 60.000
Rp. 120.000
Rp. 300.000
74
Monthly Membership Fee
Tabel. 9
Classic
Gold
Platinum
Kategori 1
Rp. 118.000
Rp. 295.000
Rp. 1.180.000
Kategori 2
Rp. 177.000
Rp. 442.500
Rp. 1.475.000
Kategori 3
Rp. 236.000
Rp. 590.000
Rp. 2.212.500
Kategori 4
-
Rp. 737.500
Rp. 2.950.000
Kategori 5
-
Rp. 885.000
≥ Rp. 3.687.500 (max Rp. 26.550.000)
Khusus iB Hasanah Card apabila disetujui maka di haruskan membuka tabungan iB Hasanah Card Classic dengan saldo minimal 10% dari total limit.
Ketentuan pembagian jenis kartu berdasarkan penghasilan nasabah.
Tabel. 10
Nasabah
Nasabah Dana
Payroll
Nasabah
Limit
Jenis
Pembiayaan
Kartu
Kartu
8 Juta
Klasik
≥ 3,5 Jt – 5 Jt
≥ 20 Jt – 50 Jt
> 5 Jt – 7,5 Jt
≥ 50 Jt – 75 Jt
≥ 100 Jt–200 Jt 10 Juta
Gold
>7,5 Jt – 10 Jt
>75 Jt–100 Jt
>200 Jt–300 Jt
15 Juta
Gold
>10 Jt – 15 Jt
>100 Jt–150 Jt
>300 Jt–400 Jt
20 Juta
Gold
>15 Jt – 25 Jt
> 150 Jt–200 Jt >400 Jt–500 Jt
25 Juta
Gold
-
75
> 25 Jt – 30 Jt
> 200 Jt–500 Jt >500 Jt–1 M
30 Juta
Gold
> 30 Jt – 40 Jt
> 500 Jt–999 Jt > 1 M – 2 M
50 Juta
Platinum
> 40 Jt
> 999 Jt
75 Juta
Platinum
2M
Dari pembagian tiga jenis kartu iB Hasanah Card di atas maka pihak BNI Syariah Cabang Pekalongan akan membagi jenis kartu yang akan diperoleh nasabah berdasarkan pada tingkat pendapatan yang diperoleh. Namun dalam perhitungan biaya iB Hasanah Card masih sama yaitu 2,95% dari jumlah limit.
Berikut adalah contoh perhitungan iB Hasanah Card Gold dengan limit Rp. 10.000.000.
76
77
Keterangan49 Jan-09
Feb-09
Mar-09
Apr-09
Limit Kartu (Gold) Rp 10.000.000 Tagihan bulan lalu
-
1.000.000
Pembayaran
-
Outstanding setelah pembayaran
1.000.000 -
Pembelanjaan Penarikan Tunai Transfer Balance Biaya - Biaya: Biaya administrasi tarik tunai Biaya fasilitas danaplus Biaya keterlambatan Biaya pelampauan limit Monthly Membership Fee
295.000
Cash Rebate
(295.000)
Net Monthly Membership Fee Tagihan bulan ini
-
3.926.550
5.629.800
100.000
400.000
6.000.000
900.000
3.526.550
3.000.000
2.000.000
295.000
1.000.000
49
(370.200)
295.000
295.000
(268.450)
(191.750)
(295.000)
26.550 3.926.550
103.250 5.629.800
(370.200)
Hasil wawancara dengan ibu Siska Novita (Penyelia Unit Pelayanan) Pada tanggal 18 September 2012 pukul 11.00 di BNI Syariah Cabang Pekalongan
76
77
Penjelasan contoh kasus di atas:
Januari: pemegang kartu melakukan transaksi belanja total sebesar Rp 1.000.000 dan menerima tagihan bulan januari sebesar Rp 1.000.000. Februari: pemegang kartu melakukan transaksi belanja total Rp 3.000.000 dan membayar sebesar Rp 100.000 dari tagihan bulan lalu Rp 1.000.000 sehingga tersisa hutang Rp 900.000 karena itu terkena net
monthly
membership
fee
sebesar
Rp
26.550
(perhitungannya= 2,95% x 900.000 = 26.550 ). Jadi, tagihan bulan Februari Rp 900.000 + Rp 3.000.000 + Rp 26.550 = Rp 3.926.550. Maret:
pemegang kartu melakukan transaksi belanja total Rp 2.000.000 dan membayar sebesar Rp 400.000 dari tagihan bulan lalu Rp 3.926.550 sehingga tersisa hutang Rp 3.526.550 karena itu terkena
net
monthly
membership
fee
Rp
103.250
(perhitungannya= 2,95% x (3.526.550 – 26.550) = 103.250). Jadi, tagihan bulan maret Rp 3.526.550 + Rp 2.000.000 + Rp 103.250 = Rp 5.629.800. April:
pemegang kartu melakukan pembayaran tagihan sebesar Rp 6.000.000 dari tagihan Rp 5.629.800 (tersisa kelebihan pembayaran Rp 370.200), karena tidak ada sisa hutang maka tidak
terkena
net
77
monthly
membership
fee.
78
Jadi, dalam lembar tagihan bulan April terdapat kelebihan pembayaran Rp 370.200. Apabila tagihan tidak dilunasi nasabah akan terkena net monthly fee, misalkan nasabah kartu Gold dengan limit Rp. 10.000.000 melakukan penarikan tunai sebesar Rp. 1.000.000 namun nasabah tersebut tidak membayar lunas melainkan hanya membayar sebesar Rp. 500.000. Berikut hasil perhitungannya:
Monthly Membership Fee = 2,95% x limit kartu
= 2,95% x Rp. 10.000.000 = Rp. 295.000
Cash Rebate = 2,95% x (sisa pinjaman - net monthly membership bulan sebelumnya - limit kartu) atau (outstanding – limit kartu) x Fee Rate = 2,95% x (Rp. 10.000.000 – Rp. 500.000) = Rp. 280.250 Net Monthly Membership Fee = Monthly Membership Fee – Cash Rebate = Rp. 295.000 – Rp. 280.250 = Rp. 14.750
Jadi total Net Monthly Membership Fee yang akan muncul pada tanggal cetak sebesar Rp. 14.750. Pada iB Hasanah Card dapat melakukan transaksi tarik tunai yang sama dengan kartu kredit konvensional. Namun pada iB Hasanah Card tidak dilakukan proses perhitungan yang sama dengan kartu kredit
79
konvensional karena pada iB Hasanah Card hanya ditetapkan biaya atas penarikan yang telah diatur berdasarkan jenis masing-masing kartu, seperti kartu jenis Classic biayanya sebesar Rp. 25.000 setiap penarikan, Gold biayanya sebesar Rp. 50.000 setiap penarikan dan Platinum biayanya sebesar Rp. 75.000. Misalkan pemegang iB Hasanah Card Classic melakukan penarikan tunai sebesar Rp.2.500.000 di ATM pada tanggal 1 Maret 2011, transaksi itu lalu ditagih oleh pihak Bank kepada pemegang kartu melalui surat tagihan dengan tanggal cetak 18 Maret 2011 dan tanggal jatuh tempo 8 April 2011, lalu pemegang kartu membayar lunas tagihan tersebut pada tanggal 31 . biaya administrasi penarikan tunai: Rp. 25.000. Bunga selama 31 hari= Rp.0, karena net monthly fee hanya dikenakan kepada sisa pembayaran, dalam hal ini karena sudah dibayar lunas maka sisa pembayarannya = 0. Jadi, total biaya yang harus dibayarkan hanya Rp. 25.000 tanpa terkena nisbah/bunga. Dan biaya yang diperoleh akan dimasukkan kedalam dana sosial.
c.
DENDA Pada iB Hasanah Card juga
mengenakan denda kepada nasabahnya,
khususnya karena: Pertama, denda karena terlambat (late payment) melunasi tagihan atau utang atau membayar setelah tanggal jatuh tempo. Dalam lembaran tagihan yang dikirim setiap bulan selalu tercantum total tagihan pada bulan yang harus
80
dilunasi. Atau cukup membayar minimum 10% dari total tagihan atau minimal Rp. 50.000 (mana yang lebih besar). Berikut ketentuan denda yang telah ditetapkan. Tabel. 12 Classic
Gold
Platinum
X hari – 29 hari
15.000
35.000
110.000
30 – 59 hari
20.000
50.000
160.000
60 – 89 hari
25.000
65.000
220.000
90 – 119 hari
40.000
100.000
340.000
120 – 149 hari
50.000
120.000
410.000
150 – 179 hari
60.000
150.000
480.000
> 180 hari
320.000
800.000
2.800.000
Kedua, denda karena transaksi belanja melebihi kuota atau batas kredit yang telah ditentukan (over limit). Denda over limit berkisar Rp. 50.000.
81
4.3
ANALISIS MEKANISME PERHITUNGAN RETURN DAN DENDA DI KARTU KREDIT KONVENSIONAL DAN SYARIAH Dari pembahasan pada penjelasan sebelumnya telah dibahas mengenai mekanisme dan perhitungan return dan denda di kartu kredit konvensional dan syariah. Di sini kita akan melihat perbedaan mekanisme perhitungan return kartu kredit konvensional dan biaya di kartu kredit syariah. Contoh kasus: Apabila pemegang kartu dengan limit Rp. 10.000.000 melakukan transaksi retail sebesar Rp.1.000.000 pada tanggal 1 Maret 2011, transaksi itu lalu ditagih melalui surat tagihan dengan tanggal cetak 18 Maret 2011 dan tanggal jatuh tempo 8 April 2011, lalu pemegang kartu membayar pada tanggal 5 April 2011, maka : Pada kartu kredit konvensional: 1. bila dibayar lunas seluruh tagihan maka tidak terkena bunga/No Interest. 2. bila dibayar sebagian sebesar Rp.500.000 maka terkena bunga sebesar Rp.38.310, dengan perhitungan sebagai berikut : Bunga dari tanggal posting sampai tanggal cetak = 1.000.000 x (16/365) x (2,95% x 12) = Rp.15.518 Bunga dari tanggal cetak sampai tanggal pembayaran = 1.000.000 x (17/365) x (2,95% x 12) = Rp.16.488 Bunga dari tanggal pembayaran sampai tanggal cetak berikut = 500.000 x (13/365) x (2,95% x 12)
= Rp. 6.304
82
Total bunga yang akan muncul ditagihan bulan berikutnya= Rp.38.310,Pada iB Hasanah Card: 1. bila dibayar lunas seluruh tagihan maka tidak terkena net monthly fee 2. bila dibayar sebagian sebesar Rp.500.000 (sisa hutang Rp500.000) maka dikenakan net monthly fee sebesar Rp.14.750, dengan perhitungan sebagai berikut:
Monthly Membership Fee = 2,95% x limit kartu
= 2,95% x Rp. 10.000.000 = Rp. 295.000
Cash Rebate = 2,95% x (sisa pinjaman - net monthly membership bulan sebelumnya - limit kartu) atau (outstanding – limit kartu) x Fee Rate = 2,95% x (Rp. 10.000.000 – Rp. 500.000) = Rp. 280.250
Net Monthly Membership Fee= =Monthly Membership Fee – Cash Rebate = Rp. 295.000 – Rp. 280.250 = Rp. 14.750
Total biaya yang akan muncul ditagihan berikutnya = Rp.14.750,Dari perhitungan di atas terdapat perbedaan, walaupun dengan suku bunga yang sama yaitu 2,95% dan dengan nominal yang sama namun
83
setelah dihitung dengan sistem konvensional dan sistem syariah ternyata jumlah bunga konvensional lebih besar dari pada dengan sistem syariah. Ini menunjukkan bahwa iB Hasanah Card tidak menganut sistem bunga berbunga seperti kartu kredit konvensional. Sehingga biaya yang dikenakan lebih murah. Contoh lain perbedaan perhitungan bunga di kartu kredit konvensional dan iB Hasanah Card: Apabila terdapat sisa tagihan dari bulan sebelumnya sebesar Rp.430.000 (terdiri dari hutang pokok Rp.400.000 dan bunga sebelumnya Rp.30.000), maka : Pada kartu kredit
konnvensional perhitungan bunga dibulan
berikutnya secara sederhana dihitung dari Rp.430.000 x 2,95%. Jadi, bunga dibulan sebelumnya akan dibungakan kembali dibulan berikutnya. Pada Hasanah Card perhitungan biaya dibulan berikutnya hanya dihitung dari sisa hutang pokoknya saja yaitu dari Rp.400.000 x 2,95%. Biaya Rp.30.000 tidak dibungakan kembali. Jadi, iB Hasanah Card tidak menganut sistem bunga yang berbunga. Sedangkan untuk perhitungan tarik tunai terdapat perbedaan antara kartu kredit konvensional dan iB Hasanah Card: Misal: Apabila pemegang kartu melakukan penarikan tunai sebesar Rp.2.500.000 di ATM pada tanggal 1 Maret 2011, transaksi itu lalu ditagih oleh pihak Bank kepada pemegang kartu melalui surat tagihan dengan tanggal cetak 18 Maret 2011 dan tanggal jatuh tempo 8 April 2011, lalu
84
pemegang kartu membayar lunas tagihan tersebut pada tanggal 31 Maret, maka: Pada kartu kredit konvensional: 1. biaya administrasi penarikan tunai : 4% X Rp.2.500.000 = Rp.100.000,2. bunga selama 31 hari (dari tanggal pelunasan 31 Maret sampai tanggal transaksi 1 Maret ) tentu sangat besar sekali. Pada iB Hasanah Card: 1. biaya administrasi penarikan tunai : Rp. 25.000 2. bunga selama 31 hari = Rp.0,- karena net monthly fee hanya dikenakan kepada sisa pembayaran, dalam hal ini karena sudah dibayar lunas maka sisa pembayarannya = 0. Jadi, total biaya yang harus dibayarkan hanya Rp.25.000,- tanpa terkena nisbah/bunga. Dari perhitungan tersebut membuktikan bahwa biaya iB Hasanah Card
lebih murah dari pada kartu kredit konvensional. Karena
perhitungan kartu kredit konvensional sendiri dalam transaksi tarik tunai nasabah sudah dikenakan bunga sebesar 4% dari jumlah penarikkan guna sebagai biaya administrasi dan masih akan terkena lagi bunga atas transaksi tersebut yang dihitung dari mulai tanggal penarikkan sampai tanggal pembayaran tagihan. Sedangkan dalam iB Hasanah Card, traksaksi tarik tunai diperlakukan sama dengan transaksi belanja. Dan dalam perhitungannnya tidak dikenakan biaya tambahan atas transaksi tersebut sampai tanggal
85
pembayaran seperti pada kartu kredit konvensional. Hanya dikenakan biaya administrasi saja berapapun itu nominal penarikkannya. Kartu kredit konvensional dan iB Hasanah Card dalam menerapkan denda karena dua hal, yaitu karena keterlambatan dan melebihi kuota atau batas kredit yang diberikan (over limit). Kartu kredit konvensional menetapkan denda karena keterlambatan berkisar minimal Rp. 50.000, sedangkan pada iB Hasanah Card denda dihitung dari berapa lama keterlambatan pembayarannya. Misalkan iB Hasanah Card Classic denda berkisar mulai Rp. 15.000, Gold berkisar mulai Rp. 35.000 dan Platinum berkisar mulai Rp. 110.000. Sedangkan untuk denda karena over limit di kartu kredit konvensional dikenakan berkisar Rp. 75.000 atau 5% dari over limit. Untuk iB Hasanah Card denda dikenakan dalam bentuk nominal berkisar Rp. 50.000. Ini menunjukkan bahwa iB Hasanah Card lebih murah dalam menerapkan denda. Baik untuk denda keterlambatan ataupun denda over limit.