ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KOTA KUPANG PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2005 – 2010 Oleh: Olivia Louise Eunike Tomasowa Mahasiswa Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang E-mail/No. Hp:
[email protected]/ Muhammad Pudjihardjo Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang Abstract The research is analyzing the absorption of workers at East Nusa Tenggara Province in period 2005-2010. Research aims at: identifying sectors with the strength of absorbing workers in period 2005-2010; understanding the output produced by sector workers at Kupang city; and acknowledging how is the effect of the economic growth on the absorption of workers at Kupang city in period 2005-2010. Analysis tools are Location Quotient (LQ), TK Productivity, TK Elasticity, MRP, and Klassen Typology. Result of research indicates that financial, building rent and company service sector, are superior sectors in absorbing workers. Keywords : labour absorption , labour productivity, and labour elasticity Abstrak Penelitian ini menganalisis penyerapan tenaga kerja di Provinsi Nusa Tenggara Timur pada periode 2005-2010. Penelitian bertujuan untuk: mengidentifikasi penyerapan tenaga kerja sektoral, memahami output yang dihasilkan oleh tenaga kerja sektoral di Kota Kupang, dan mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap penyerapan tenaga kerja di Kota Kupang pada periode 2005 -2010. Alat analisis yang Location Quotient (LQ), TK Produktivitas, Elastisitas TK, MRP, dan Tipologi Klassen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keuangan, sewa gedung dan sektor perusahaan jasa, merupakan sektor unggulan dalam menyerap tenaga kerja. Kata Kunci: penyerapan tenaga kerja, produktivitas tenaga kerja, dan elastisitas tenaga kerja. PENDAHULUAN Salah satu persoalan ekonomi yang senantiasa muncul di daerah
adalah lapangan
masalah pekerjaan
ketersediannya yang
dapat
menyerap tenaga kerja. Masalah ini
Analisis Penyerapan .… (Olivia Louise Eunike dan Muhammad Pudjihardjo)
biasanya muncul bila laju pertumbuhan
sehingga
penduduk lebih besar dibandingkan
yang muncul juga merupakan dampak
dengan laju pertumbuhan ekonomi.
dari masalah pembangunan ekonomi
Besarnya jumlah dan pertumbuhan
nasional.
angkatan kerja yang diiringi dengan
reformasi
terbatasnya
akan
kesempatan yang luas bagi masyarakat
pengangguran.
untuk berperan aktif dalam proses
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi
pembangunan ekonomi, di antaranya
idealnya diikuti dengan penyerapan
melalui kesempatan untuk bekerja dan
tenaga kerja yang tinggi pula. Salah
berusaha.
satu bentuk partisipasi penduduk adalah
ketenagakerjaan
melalui
yang
penduduk dan angkatan kerja. Jumlah
merupakan peluang bagi penduduk
penduduk usia kerja (15 tahun ke atas)
untuk melaksanakan fungsinya sebagai
di suatu daerah terus bertambah seiring
sumber daya ekonomi dalam proses
dengan
produksi.
penduduk. Jumlah penduduk di Kota
kemampuan
menimbulkan
kesempatan
kerja
Besarnya
pertumbuhan
ini
jumlah
dan
kerja
yang
angkatan
Kupang
masalah
ketenagakerjaan
Pembangunan perlu
di
memberikan
Pembahasan tidak
mengenai lepas
meningkatnya
pada
tahun
era
2005
dari
jumlah
adalah
diiringi dengan terbatasnya kemampuan
271.405 orang dan pada tahun 2010
ini akan menimbulkan pengangguran.
menjadi
Usaha-usaha
299.917
orang,
dengan
pembangunan
demikian selama kurun waktu tersebut
ekonomi daerah mempunyai tujuan
terjadi pertambahan jumlah penduduk
selain
juga
sebanyak 28.512 orang . Penduduk usia
upaya bagaimana untuk menurunkan
kerja di Kota Kupang pada tahun 2005
jumlah pengangguran, karena jika tidak
adalah 92.743 orang dan pada tahun
demikian maka jumlah pengangguran
2010 menjadi
akan terus meningkat dan mengganggu
terjadi pertambahan jumlah penduduk
proses
daerah
sebanyak 24.137 orang atau sebesar
selanjutnya. Pembangunan di bidang
5,63%. Pertumbuhan penduduk yang
ketenagakerjaan
besar yang biasanya diikuti dengan
pertumbuhan
ekonomi
pembangunan
merupakan
bagian
integral dari pembangunan nasional,
pertumbuhan
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 9 No. 1 Juli 2011
116.880 orang, maka
angkatan
kerja.
108
Analisis Penyerapan .… (Olivia Louise Eunike dan Muhammad Pudjihardjo)
Timbulkan masalah serius terhadap
mengalami penggunaan yang penuh
penyerapan
bila
atas alat-alat modalnya dan mencapai
bertambahnya angkatan kerja tersebut
kesempatan kerja yang penuh dari masa
tidak diimbangi dengan bertambahnya
ke
penyerapan tenaga kerja.
diciptakan tingkat pertambahan alat
tenaga
kerja
Bandavid-Val
masa
(steady
growth),
harus
(1991:77-78)
modal dan tenaga kerja sama dengan
mengemukakan tentang teori basis
tingkat pertumbuhan yang dikehendaki
ekonomi bahwa pertumbuhan ekonomi
(warranted rate of growth). Oleh
regional
karena itu dalam kaitannya dengan
sangat
tergantung
pada
permintaan (demand) yang bersifat
pembangunan
ekstern dari luar daerahnya. Menurut
terbukanya perekonomian suatu daerah
Hoover (1984:316-317), pertumbuhan
menjadi sangat penting karena akan
beberapa sektor basis akan menentukan
memudahkan
pembangunan
modal dan tenaga kerja dari satu daerah
daerah
secara
daerah,
pergerakan
ke
basis hanya merupakan konsekuensi-
penggunaan alat modal dan kesempatan
konsekuensi dari pembangunan daerah.
kerja yang penuh dapat terjadi dari
Barang-barang dan jasa-jasa dari sektor
masa ke masa.
pendapatan
bagi
daerah
serta
yang
alat-alat
keseluruhan, sementara sektor non
basis yang diekspor akan menghasilkan
daerah
ekonomi
lain
sehingga
Teori Neo-klasik mengemukakan bahwa
faktor-faktor
yang
meningkatkan konsumsi dan investasi.
menentukan
Peningkatan pendapatan tidak hanya
pertumbuhan ekonomi
menyebabkan
permintaan
adalah pertambahan dalam alat modal (
terhadap sektor basis, tetapi juga akan
capital accumulation) yang meliputi
meningkatkan
investasi pada tanah, prasarana fisik
kenaikan
permintaan
terhadap
laju
suatu negara
sektor non basis, yang pada akhirnya
dan
akan
pertumbuhan penduduk dan angkatan
mendorong
pula
kenaikan
investasi sektor non basis. Menurut supaya
suatu
teori
kerja,
Harrod-Domar
perekonomian
modal
pertumbuhan
akan
tetap
serta
(technological merupakan
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 9 No. 1 Juli 2011
sumberdaya
kemajuan progress) sumber
manusia,
teknologi yang
pertumbuhan
109
Analisis Penyerapan .… (Olivia Louise Eunike dan Muhammad Pudjihardjo)
ekonomi
yang
penting.
penggunaan mesin-mesin yang dapat
Kemajuan teknologi itu dapat berwujud
memudahkan dan mempercepat serta
hemat
meningkatkan
pekerja
paling
atau
hemat
modal
(Todaro.2000 : 115).
produktifitas
tenaga
kerja.
Menurut Kuncoro (2004:112:113)
Analisis
mengenai
permintaan
mengatakan bahwa teori pembangunan
dan penawaran tenaga kerja merupakan
yang ada sekarang ini tidak mampu
analisis jangka pendek. Dalam periode
untuk menjelaskan kegiatan-kegiatan
seperti ini dianggap hanya tenaga kerja
pembangunan ekonomi daerah secara
mengalami perubahan. Faktor produksi
tuntas dan komprehensif. Maka perlu
lain seperti modal dan teknologi di
dibangun sebuah pendekatan alternatif
anggap tetap. Kegiatan memproduksi
sebagai
yang menganggap hanya salah satu
kerangka
paradigma
baru
pikir
baru
dalam
atau
konteks
yang
mengalami
perubahan,
pembangunan daerah. Hal tersebut
dipengaruhi oleh hukum hasil tambahan
dapat dilihat pada tabel 1.
yang laamakin berkurang. Maksudnya,
Boediono
(1992),
menyatakan
setiap
tambahan
pekerja
bahwa meningkatkan output sebagai
menghasilkan
konsekuensi
ekonomi
rendah dari tambahan produksi yang
dapat dilakukan dengan meningkatkan
diciptakan oleh pekerja sebelumnya.
pertumbuhan
produksi
yang
akan lebih
keterampilan pekerja, penerapan sistem pembangian
kerja
yang
tepat
berdasarkan keterampilan pekerja dan Tabel 1. Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Daerah Komponen
Konsep Lama
Konsep Baru
Kesempatan kerja
Semakin banyak perusahaan = semakin banyak peluang kerja
Basis Pembangunan
Pengembangan sektor ekonomi Keunggulan komparatif didasarkan pada aset fisik
Perusahaan harus mengembangkan pekerjaan yang sesuai dengan penduduk daerah Pengembangan lembagalembaga ekonomi baru Keunggulan kompetitif didasarkan pada kualitas lingkungan Pengetahuan dan inovasi
Aset-aset lokasi
Sumber daya
Ketersediaan angkatan kerja
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 9 No. 1 Juli 2011
110
Analisis Penyerapan .… (Olivia Louise Eunike dan Muhammad Pudjihardjo)
pengetahuan
sebagai penggerak ekonomi
Sumber :Kuncoro (2004) Menurut Muchdansyah Sinungan (1992)
menyatakan
produktivitas
adalah
konsep
Deskripsi
sektor
ekonomi
bahwa
potensial daerah dapat dilihat dengan
yang
menggunakan alat analisis Location
bersifat universal yang bertujuan untuk
Quotient
menyediakan lebih banyak barang dan
Pertumbuhan (MRP) (Yusuf, 1999).
jasa untuk
Analisis
lebih banyak manusia
(LQ)
Location
dengan menggunakan sumber-sumber
penelitian
riil
perbandingan
yang
semakin
sedikit
dengan
dan
ini
Model
Quotient
merupakan antara
Rasio
dalam rumusan
pangsa
suatu
produk perusahaan sehingga dikaitkan
sektor daerah kabupaten/kota dengan
dengan skill karyawan. Dari uraian
pangsa
tersebut
lain
provinsi. Analisis ini digunakan untuk
produktivitas merupakan tolok ukur
melihat seberapa besar kontribusi suatu
efisiensi produktif suatu perbandingan
sektor
antara hasil keluaran dan masukan.
(kabupaten/kota) dibandingkan dengan
Masukan
seringkali
oleh
wilayah referensi (provinsi). Bila nilai
masukan
tenaga
sedangkan
LQ sektor > 1, maka sektor tersebut
keluaran diukur dengan satuan fisik,
merupakan sektor ekonomi potensial,
bentuk atau nilai. Produktivitas tenaga
sedangkan bila nilai LQ sektor < 1,
kerja merupakan gambaran kemampuan
maka sektor tersebut bukan merupakan
pekerja dalam menghasilkan output
sektor ekonomi potensial.
maka
dengan
kata
dibatasi
kerja,
(Aris Ananta, 1993). Hal ini karena
sektor
tersebut
dalam
Jika
LQ
di
wilayah
menganalisis
daerah
studi
sektor
produktivitas merupakan hasil yang
ekonomi potensial dari sisi kontribusi,
diperoleh oleh suatu unit produksi
maka
dengan jumlah tenaga kerja yang
ekonomi
dimiliki, dengan produktivitas kerja
pertumbuhan dapat digunakan analisis
yang tinggi menunjukkan kemampuan
Model Rasio Pertumbuhan (MRP).
yang dimiliki oleh tenaga kerja juga
Analisis MRP merupakan modifikasi
tinggi
lebih lanjut dari analisis Shift-Share yang
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 9 No. 1 Juli 2011
untuk
menganalisis
potensial
digunakan
dari
untuk
sektor sisi
melihat 111
Analisis Penyerapan .… (Olivia Louise Eunike dan Muhammad Pudjihardjo)
pertumbuhan dari suatu sektor terutama
Tipologi Klassen
melihat perbedaan pertumbuhan, baik
menentukan sektor basis dan non basis
dalam skala yang lebih luas (daerah
dalam penyerapan tenaga kerja. Ketiga,
referensi) maupun dalam skala yang
Analisis Produktivitas Tenaga Kerja.
lebih kecil (daerah studi).
Analisis
Oleh karena itu, berdasarkan paparan
tersebut,
penelitian
ini
ini
digunakan untuk
digunakan
untuk
menghitung output yang dihasilkan tenaga kerja secara sektoral.
berupaya menggambarkannya secara
Untuk
membantu
analisis
sistematis mengenai penyerapan tenaga
mengenai perubahan struktur tenaga
kerja di Kota Kupang agar dapat
kerja , maka diperlukan beberapa
menjadi
indikator
bahan
pertimbangan
bagi
tambahan
seperti
pemerintah daerah khususnya dalam
produktivitas dan elastisitas tenaga
penyusunan perencanaan dan kebijakan
kerja.
ekonomi dan ketenagakerjaan.
dihitung dengan rumus (lihat Hasnah,
Produktivitas
tenaga
kerja
1999) : METODE PENELITIAN Untuk
menjawab
........................................ (1) tujuan
penelitian yang diajukan, yaitu untuk
Indikator lain untuk membantu
memperoleh gambaran dan pemahaman
analisis mengenai perubahan struktur
terkait kondisi prekonomian daerah
tenaga kerja adalah elastisitas tenaga
dalam penyerapan tenaga kerja, dapat
kerja. Elastisitas tenaga kerja adalah
digunakan metode analisis berikut:
nilai yang menunjukkan persentase
Pertama, Analisis Elastisitas Tenaga
perubahan jumlah tenaga kerja yang
Kerja digunakan untuk mengetahui
dapat diserap di sektor i.
seberapa besar pengaruh pertumbuhan
kesempatan kerja dirumuskan sebagai
ekonomi terhadap penyerapan tenaga
berikut:
kerja di Kota Kupang – Propinsi Nusa
Elastisitas
............................... (2)
Tenggara Timur. Kedua, Analisis (1). Location Quotient (LQ), (2). MRP (overlay), (3).
Dimana: Pi = Produktifitas tenaga kerja pada sektor I; EKKi
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 9 No. 1 Juli 2011
=
112
Analisis Penyerapan .… (Olivia Louise Eunike dan Muhammad Pudjihardjo)
elastisitas penyerapan tenaga kerja pada
................................... (3)
sektor I; KK = laju pertumbuhan penyerapan tenaga kerja rata-rata pada
Dimana: Eij adalah tenaga kerja
sektor i di Kota Kupang tahun 2005-
sektor i di kabupaten/kota j; Ej adalah
2010; PDRB = laju pertumbuhan
tenaga kerja total di kabupaten/kota j;
ekonomi rata-rata di Kota Kupang
Ein adalah tenaga kerja sktor i propinsi;
tahun 2005-2010.
En adalah tenaga kerja total propinsi.
EKKi
adalah
kesempatan tenaga kerja sektor Propinsi
Nusa
Model
elastisitas
Tenggara
i
Timur.
Rasio
Pertumbuhan
(MRP) digunakan untuk mendapatkan nilai
rasio
pertumbuhan
daerah
Apabila EKK 1 menunjukkan laju
referensi (RPr) dan rasio pertumbuhan
pertumbuhan penyerapan tenaga kerja
daerah studi (RPs) dengan rumus: ...................... (4)
lebih besar dari laju produktivitas tenaga
kerja;
jika
menunjukkan
EKK
lau
1
dan
pertumbuhan
..................... (5)
penyerapan tenaga kerja lebih kecil dari laju produktivitas tenaga kerja; dan apabila EKK = 1 menunjukkan tingkat produktivitasnya konstan. Teknik
LQ
untuk
suatu daerah dalam menentukan sektor Dalam
analisis
ini
LQ
dihitung berdasarkan jumlah tenaga kerja
sektoral
dengan
tenaga kerja sektor i di daerah referensi; EiR(t) adalah tenaga kerja sektor i di
bertujuan
mengukur keunggulan komperatif dari
basisnya.
Dimana: EiR adalah perubahan
cara
membandingkan antara tenaga kerja di
daerah referensi tahun t; ER
perubahan tenaga kerja total di daerah referensi; ER(t) adalah tenaga kerja total di daerah referensi tahun (t); Eij adalah perubahan tenaga kerja sektor i di daerah studi; Eij(t) adalah tenaga kerja sektor i di daerah studi pada tahun t.
suatu daerah (kabupaten/ kota) dengan tenaga kerja pada wilayah pembanding (propinsi). Rumus yang digunakan
adalah
Analisis Overlay dimaksudkan untuk
melihat
deskripsi
kegiatan
ekonomi yang potensial berdasarkan
adalah (Arsyad, 1999) : Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 9 No. 1 Juli 2011
113
Analisis Penyerapan .… (Olivia Louise Eunike dan Muhammad Pudjihardjo)
kriteria
Model
Ratio
Pertumbuhan
diamati juga dibagi menjadi empat
(MRP) dan kriteria kontribusi (Location
klasifikasi, yaitu penyerapan tenaga
Quotient)
selanjutnya
kerja sektoral cepat maju dan cepat
4
(empat)
tumbuh (high growth employment and
kemungkinan dalam analisis Overlay
high employment), penyerapan tenaga
yang terkait dengan deskripsi struktur
kerja sektoral maju tetapi tertekan (high
ekonomi.
employment
yang
digolongkan
ke
dalam
Keempat
kemungkinan
but
low
growth
tersebut adalah (Yusuf, 1999) : 1)
employment), penyerapan tenaga kerja
Pertumbuhan (+) dan kontribusi (+),
sektoral
berkembang cepat (high
menunjukkan suatu sektor yang sangat
growth
employment
dominan, baik pertumbuhan maupun
employment), dan penyerapan tenaga
kontribusi; 2) Pertumbuhan (+) dan
kerja sektoral relatif tertinggal (low
kontribusi
growth
(-),
menunjukkan
suatu
sektor yang pertumbuhannya dominan
but
employment
and
low
low
employment).
tetapi kontribusi kecil; 3) Pertumbuhan (-) dan kontribusi (+), menunjukkan suatu sektor yang pertumbuhannya kecil
tetapi
kontribusi
besar;
4)
PEMBAHASAN Hasil analisis Location Quotient sejak tahun 2005 - 2010 selengkapnya
Pertumbuhan (-) dan kontribusi (-),
pada Tabel 2. Dari
menunjukkan suatu sektor yang tidak
Tabel 2 dapat dilihat bahwa sejak tahun
potensial, baik dilihat dari kriteria
2005 sampai dengan tahun 2010 sektor
pertumbuhan maupun kontribusinya.
pertambangan dan penggalian; sektor
Dalam hal ini, analisis Tipologi Klassen menggunakan
nilai LQ pada
listrik, gas dan air; sektor bangunan;
data tenaga
sektor perdagangan, hotel dan restoran,
kerja. Hal ini bertujuan untuk melihat
sektor pengangkutan dan komunikasi,
posisi
yang
sektor keuangan,sewa bangunan dan
berpotensi dalam penyerapan tenaga
jasa perusahaan; dan sektor jasa - jasa
kerja di Kota Kupang.
merupakan sektor yang unggul dalam
sektor-sektor
ekonomi
Dalam analisis Tipologi Klassen,
penyerapan
tenaga
kerja
di
Kota
penyerapan tenaga kerja sektoral yang
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 9 No. 1 Juli 2011
114
Analisis Penyerapan .… (Olivia Louise Eunike dan Muhammad Pudjihardjo)
Kupang dengan nilai LQ >1 untuk
(dua), yaitu rasio pertumbuhan wilayah
periode penelitian.
referensi (RPr) dan rasio pertumbuhan
Penggunaan
Model
Rasio
wilayah studi (RPs).
Pertumbuhan (MPR) dibagi menjadi 2 Tabel 2. Hasil LQ Menurut Lapangan Usaha di Kota Kupang, 2005 - 2010 Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 2010 RataRata Pertanian 0,09 0,08 0,08 0,11 0,09 0,09 0,09 Pertambangan dan 4,25 7,12 3,88 4,46 2,52 3,05 4,21 Penggalian Industri Pengolahan 1,00 0,72 0,73 0,69 0,75 0,77 0,78 Listrik, Gas dan Air 58,62 55,30 60,43 40,33 46,89 43,88 50,91 Bangunan 5,92 5,82 4,82 4,90 4,31 4,86 5,11 Perdagangan, Hotel dan 2,41 1,88 1,68 1,53 1,66 1,73 1,81 Restoran Pengangkutan dan 6,53 4,34 3,39 3,22 3,47 3,52 4,08 Komunikasi Keuangan, Sewa Bangunan 45,20 35,99 55,90 40,77 32,70 42,49 42,18 dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa 3,76 2,48 2,50 2,61 2,37 2,29 2,67 Tabel 3. Overlay RPr, RPs dan LQ Perekonomian Kota Kupang Tahun 20052010 No Sektor RPr RPs LQ Overlay Riil Notasi Riil Notasi Riil Notasi 1 Pertanian -11,09 -0,42 0,09 --2 Pertambangan dan 26,05 + 0,71 + Penggalian 4,21 +-+ 3 Industri 0,59 -6,18 0,78 --Pengolahan 4 Listrik, Gas dan 15,27 + 0,00 50,91 + +-+ Air 5 Bangunan 33,09 + 1,04 + 5,11 + +++ 6 Perdagangan, 33,40 + 0,80 + Hotel dan 1,81 +-+ Restoran 7 Pengangkutan dan 47,70 + 0,56 + Komunikasi 4,08 +-+ 8 Keuangan, Sewa 3,30 + 4,90 + + Bangunan dan 42,18 +++ Jasa Perusahaan 9 Jasa-jasa 32,45 + 0,43 2,67 + +-+ Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 9 No. 1 Juli 2011
115
Analisis Penyerapan .… (Olivia Louise Eunike dan Muhammad Pudjihardjo)
Tabel 4. Tipologi Klassen Berdasarkan Pendekatan Penyerapan Tenaga Kerja (PTK) Sektoral di Kota Kupang
Laju Pertumbuhan PTK (R) Ri > R
Kontribusi PTK Sektoral Li > L Li < L PTK sektoral maju dan tumbuh dengan pesat (-)
PTK sektoral maju tapi tertekan (1)
Ri < R
PTK sektoral PTK sektoral relatif tertinggal potensial/dapat berkembang dengan pesat (3) ( 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9 ) Keterangan : 1 = Sektor Pertanian 2 = Sektor Pertambangan ,Penggalian 3 = Industri Pengolahan 4 = Listrik dan Air Bersih 5 = Bangunan 6 = Perdagangan,Hotel, Restoran 7 = Pengangkutan,Komunikasi 8 = Keuangan,Persewaan dan Jasa Perusahaan 9 = Jasa – jasa Berdasarkan hasil analisis MRP
pertanian termasuk dalam klasifikasi
menunjukkan bahwa laju pertumbuhan
sektor maju tapi tertekan. PTK sektoral
tenaga kerja dan kontribusi tenaga kerja
pertambangan dan penggalian; PTK
yang
sektoral listrik, gas, dan air bersih; PTK
dihasilkan
melalui
Sektor
Bangunan dan sektor Keuangan, sewa
sektoral
bangunan dan jasa perusahaan lebih
perdagangan, hotel dan restoran; PTK
tinggi
laju
sektoral pengangkutan dan komunikasi;
pertumbuhan sektor yang sama pada
PTK sektoral keuangan, sewa bangunan
tingkat Propinsi Nusa Tenggara Timur.
dan jasa perusahaan; dan PTK sektoral
dibandingkan
Berdasarkan
dengan
hasil
bangunan;
PTK
sektoral
analisis
jasa - jasa berada pada klasifikasi sektor
Tipologi Klassen Kota Kupang dengan
potensial dan dapat berkembang dengan
pendekatan penyerapan tenaga kerja
pesat. Adapun untuk PTK sektoral
sektoral, maka dapat diketahui bahwa
industri pengolahan tergolong sektor
tidak ada PTK sektoral yang termasuk
yang relatif tertinggal. Data tersebut
dalam klasifikasi daerah cepat maju dan
kemudian
dikelompokkan
menurut
tumbuh dengan pesat. PTK sektoral
klasifikasi
Tipologi
Klassen
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 9 No. 1 Juli 2011
116
Analisis Penyerapan .… (Olivia Louise Eunike dan Muhammad Pudjihardjo)
sebagaimana yang disajikan pada tabel 4.
Tabel 5 menunjukkan bahwa ratarata
Dalam
hal
ini
tenaga
kerja
produktivitas
tertinggi
selama
periode penelitian dicapai oleh sektor
merupakan salah satu faktor produksi
perdagangan,
yang memegang peranan penting dalam
Produktivitas terendah pada sektor
pembentukan
suatu
listrik, gas dan air. Produktivitas rata-
kegiatan ekonomi. Maka untuk melihat
rata untuk keseluruhan sektor adalah
gambaran tentang seberapa besar nilai
sebesar 19,22. Hal ini berarti bahwa
tambah yang diberikan oleh setiap
setiap tenaga kerja secara rata-rata
pekerja pada suatu kegiatan ekonomi
menghasilkan output atau sumbangan
dapat
menghitung
pada PDRB sebesar Rp. 19,22 juta.
produktivitas tenaga kerja. Adapun
Sektor perdagangan, hotel dan restoran
hasil perhitungan produktivitas tenaga
di
kerja di Kota Kupang tahun 2005
produktivitas tertinggi 49,39.
dilihat
nilai
tambah
dengan
Kota
hotel
Kupang
dan
restoran.
menunjukkan
sampai tahun 2010 dijelaskan pada tabel 5. Tabel 5. Hasil Perhitungan Produktivitas Tenaga Kerja Kota Kupang, 20052010 Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Sewa Bangunan dan Jasa Perusahaan
2005 2006 2007 2008 12,86 14,39 17,63 11,89 8,00 8,07 11,60 8,01
2009 2010 14,79 14,45 7,54 6,85
Rata-Rata 14,34 8,34
10,41 9,66 11,08 12,38 123,10 12,36 2,58 2,38 2,83 3,01 2,77 3,09 15,07 12,85 16,06 19,47 18,44 17,95 51,00 42,90 54,04 52,46 48,56 47,37
29,83 2,78 16,64 49,39
18,96 17,70 23,10 19,41
20,17
Jasa-jasa Jumlah
22,30 20,08 26,18 23,64 17,50 15,86 20,09 18,86
4,63
3,97
5,38
5,46
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 9 No. 1 Juli 2011
20,75 21,10 0,56
5,85
4,31
24,30 26,24 23,35 19,65
23,79 19,22
117
Analisis Penyerapan .… (Olivia Louise Eunike dan Muhammad Pudjihardjo)
Pertumbuhan
ekonomi
mempunyai pengaruh bagi tenaga kerja
tersebut rata-rata sebesar 12,21% per tahun.
di daerah yang bersangkutan yaitu berupa
pertumbuhan
produktivitas
Menurut supaya
teori
suatu
Harrod-Domar
perekonomian
tetap
tenaga kerja dan daya penyerapan
mengalami penggunaan yang penuh
tenaga kerja. Pengaruh pertumbuhan
atas alat-alat modalnya dan mencapai
ekonomi terhadap penyerapan tenaga
kesempatan kerja yang penuh dari masa
kerja
ke
dilakukan
dengan
analisis
elastisitas tenaga kerja.
masa
(steady
growth),
harus
diciptakan tingkat pertambahan alat
Pada tabel 6 terlihat bahwa pada
modal dan tenaga kerja sama dengan
Kota Kupang rata-rata elastisitas PTK
tingkat pertumbuhan yang dikehendaki
tertinggi selama periode penelitian
(warranted rate of growth). Oleh
dicapai oleh sektor keuangan, sewa
karena itu dalam kaitannya dengan
bangunan
pembangunan
sedangkan
dan
jasa
perusahaan,
sektor
ekonomi
daerah,
pertanian
terbukanya perekonomian suatu daerah
menunjukkan PTK elastisitas terendah.
menjadi sangat penting karena akan
Sektor-sektor yang elastis (peka) dalam
memudahkan
penyerapan
modal dan tenaga kerja dari satu daerah
tenaga
kerja
adalah
ke
pengangkutan dan komunikasi, dan
penggunaan alat modal dan kesempatan
sektor keuangan, sewa bangunan dan
kerja yang penuh dapat terjadi dari
jasa
masa
Sektor
yang
ke
yang
masa.
lain
alat-alat
perdagangan.hotel dan restoran, sektor
perusahaan.
daerah
pergerakan
Kuncoro
(2004)
mempunyai elastisitas PTK tertinggi
mengatakan
adalah sektor keuangan, sewa bangunan
pembangunan ekonomi daerah untuk
dan jasa perusahaan sebesar 12,21 hal
kesempatan
kerja
ini berarti bila perekonomian di sektor
pekerjaan
harus
mengembangkan
ini tumbuh sebesar 1 (satu)% per tahun
pekerjaan
yang
sesuai
dapat
penduduk daerah.
menyebabkan
bertambahnya
paradigma
sehingga
adalah
baru
lapangan
dengan
penyerapan tenaga kerja di sektor
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 9 No. 1 Juli 2011
118
Analisis Penyerapan .… (Olivia Louise Eunike dan Muhammad Pudjihardjo)
Tabel 6. Hasil Perhitungan Elastisitas Tenaga Kerja Terhadap PDRB Kota Kupang, 2005-2010 Sektor
2006
2007
2008
-28,75
-3,04
9,21
-7,18
1,91
RataRata -5,57
-0,69
-4,05
-6,28
3,60
4,23
-0,64
Industri Pengolahan
4,61
-2,20
-5,64
0,04
0,00
-0,64
Listrik, Gas dan Air
6,06
-2,93
-0,88
2,20
0,02
0,90
Bangunan
4,16
0,14
0,37
-27,10
1,56
-4,17
17,90
-3,46
1,53
2,43
1,45
3,97
Pertanian Pertambangan dan Penggalian
Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Sewa Bangunan dan Jasa Perusahaan
teori
2010
2,03
-1,41
3,76
0,32
0,86
1,11
61,21
-1,26
1,03
0,00
0,05
12,21
4,33
-3,48
2,84
0,63
0,26
0,92
Jasa-jasa
Berbagai
2009
pertumbuhan
ditunjukkan
dengan
terciptanya
ekonomi yang telah diuraikan mampu
lapangan kerja yang dapat memberikan
untuk
kesejahteraan bagi masyarakatnya.
menjelaskan
keadaan
perekonomian
di
Kota
Kupang.
Berdasarkan hasil pembahasan
Pentingnya
menemukan
sektor
dapat dikatakan bahwa masih terdapat
basis/unggulan
untuk meningkatkan
ketimpangan
dalam
pertumbuhan
distribusi pendapatan dari luar daerah,
ekonomi. Tenaga kerja merupakan
mengamati komponen-komponen yang
salah satu komponen penting dalam
mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi suatu daerah, di
kerja,
penyerapan
mengamati
produksi
dikaitkan
produktivitas
tenaga
tenaga
pertumbuhan
kerja
penyerapan
serta
meningkatkanya produktivitas tenaga kerja
dasar
tingkat
tenaga kerjanya tidak diikuti dengan
Berdasarkan teori-teori yang telah bahwa
Kupang
dengan
elastisitas tenaga kerja.
dikemukakan,
Kota
pada
sektor
ekonomi
ini
menunjukkan bahwa Kota Kupang
untuk
belum
mengembangkan perekonomian daerah
dalam
terletak pada kemampuan daerah untuk
terciptanya lapangan kerja.
tumbuh dan berkembang sesuai dengan
menunjukkan bahwa pengembangan
endowment factor yang dimilikinya.
sektor
Keberhasilan
memaksimalkan
pembangunan
juga
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 9 No. 1 Juli 2011
berhasil
–
secara
keseluruhan
pembangunan
khususnya
sektor
Hal ini
ekonomi
untuk
penyerapan
tenaga
119
Analisis Penyerapan .… (Olivia Louise Eunike dan Muhammad Pudjihardjo)
kerja
sangat
dibutuhkan
for Practitioners. Four Edition. Westport, Connecticut; Praegaer. New York.
untuk
menciptakan sistem ekonomi yang seimbang. Badan PENUTUP Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sektor keuangan, sewa bangunan dan jasa perusahan merupakan sektor unggulan dalam penyerapan tenaga kerja dan sektor yang meniliki nilai
Perencanaan Pembangunan Daerah. Rencana Strategis Kota Kupang 2005-2010.
Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Timur. “NTT Dalam Angka ( berbagai tahun penerbitan Badan Pusat Statistik Propinsi NTT.” Profil Ketenagakerjaan Propinsi NTT” ( berbagai tahun penerbitan)
elastisitas tertinggi sehingga sektor ini mempunyai
pengaruh
yang
besar
terhadap pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. Dari sisi
Boediono, 1992, Teori Pertumbuhan Ekonomi, Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi, Balai Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
produktivitas tenaga kerjanya jumlah output/produksi
terus
meningkat
dengan pertumbuhan rata-rata selama kurun waktu tersebut sebesar 4,31% / tahunnya. DAFTAR PUSTAKA Arsyad. Lincolin. 1999. Ekonomika Pembangunan. Edisi pertama. Bagian Penerbitan STIEYKPN . Yogyakarta Aris Ananta, 1993, Ciri Demografis Kualitas Penduduk dan Pembangunan Ekonomi, Lembaga Demografi FE UI, Jakarta. Bandavid-Val, Avron, 1991, Regional and Local Economic Analysis
Hasnah. N. 1999. Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta “. Tesis S-2. Program Pascasarjana Universitas Gadjahmada Yogyakarta ( Tidak dipublikasikan). Hoover, E.M., 1984, An Introduction to Regional Economics, 2nd ed., N.Y.: Knof 1975, 3rd edition Kuncoro, Mudrajad (2004), Otonomi dan Pembangunan Daerah, Penerbit Erlangga, Yogyakarta. Muchdarsyah Sinungan, 1992, Produktivitas apa dan Bagaimana, Bina Aksara, Jakarta
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 9 No. 1 Juli 2011
120
Analisis Penyerapan .… (Olivia Louise Eunike dan Muhammad Pudjihardjo)
Todaro.,M.P. (2000). Economic Development (7th ed.) New York; Addition Wesley Longman, Inc. Yusuf, Maulana, (1999), “Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Sebagai
Salah Satu Alat Analisis Alternatif dalam Perencanaan Wilayah dan Kota – Aplikasi Model : Wilayah Bangka Belitung”, Jurnal Ekonomi dan Keuangam Indonesia, Vol. XLVII No.2, 220-233.
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 9 No. 1 Juli 2011
121