ANALISIS PENILAIAN KEWAJARAN HARGA SAHAM DAN EVALUASI BISNIS PADA PT.MYOH TECHNOLOGY, TBK SAAT DISUSPENSI OLEH BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011 Rahelyna Mairing Bina Nusantara University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Kebon Jeruk - Jakarta Barat 11530
Yen Sun, SE., Ak., M. Buss (Bank & Fin) Bina Nusantara University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Kebon Jeruk - Jakarta Barat 11530
ABSTRACT The purpose of this study is to assess the intrinsic value of the stock price PT. Myoh Technology, Inc. (Myoh) when suspend by the Indonesia Stock Exchange in 2011 and assist investors in assessing and evaluating whether to invest in myoh is the right decision. The focus of this study is the evaluation of non-financial terms of business and finance. In the non-financial evaluation, this study using a SWOT analysis and Porter analysis. In financial evaluation, the method using the Free Cash Flow to Firm (FCFF) and bankruptcy analysis. This study is qualitative, using weekly closing price composite index, BI rate, Financial Statements and Prospectus Myoh with a three-year study period (2009-2011). The results of theoretical research by non-financial terms of the SWOT analysis shows that the Myoh should make innovative products and services and the protection of copyright products, so Myoh can develop and achieve corporate goals. Porter analysis showed that the level of risk the company's inter-company competition, potential entry of new competitors, threat of substitute products, bargaining power of consumers have the high risk level, while the bargaining power of suppliers have low risk level. In evaluation of finances shows that the stock price Myoh is overvalued, making it less good for investment and in terms of the bankruptcy analysis showed in 2009 - 2011 Myoh condition being in the bankruptcy zone. Key words: Reasonable Price Stock, Free Cash Flow to Firm (FCFF), Evaluation of Business
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah menilai kewajaran harga saham PT. Myoh Technology, Tbk (Myoh) saat di suspend oleh Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011 dan membantu investor dalam menilai dan mengevaluasi apakah berinvestasi di myoh adalah keputusan yang tepat. Fokus penelitian ini adalah evaluasi bisnis dari segi non keuangan dan keuangan. Dalam segi non keuangan, penelitian ini menggunakan analisis SWOT dan analisis Porter. Dalam segi keuangan, metode yang digunakan adalah Free Cash Flow to Firm (FCFF) dan analisis kebangkrutan. Penelitian ini bersifat kualitatif, menggunakan closing price weekly IHSG, BI rate, Laporan Keuangan dan Prospektus Myoh dengan periode penelitian selama tiga tahun (20092011). Hasil penelitian yang dilakukan secara teoritis dari segi non keuangan yaitu analisis SWOT menunjukan bahwa sebaiknya Myoh melakukan pengembangan inovasi produk dan layanan serta proteksi terhadap hak cipta produk, agar Myoh dapat mengembangkan dan mencapai tujuan perusahaan. Dari analisis Porter menunjukan bahwa tingkat risiko perusahaan yaitu persaingan antar perusahaan, potensi masuknya pesaing baru, ancaman produk pengganti,
serta daya tawar konsumen menempati tingkat risiko high, sedangkan daya tawar pemasok menempati tingkat risiko low. Sedangkan dari segi keuangan menunjukan bahwa harga saham Myoh, Overvalued sehingga kurang baik untuk investasi dan dari segi analisis kebangkrutan menunjukan pada tahun 2009 - 2011 Myoh berada didalam zona kondisi bangkrut. Kata kunci : Harga Wajar Saham, Free Cash Flow to Firm (FCFF), Evaluasi Bisnis
PENDAHULUAN PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, penghentian sementara (suspend) yang menjadi latar belakang masalah, yaitu pada 14 Desember 2011, Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara (suspensi) saham PT Myoh Technology, Tbk. Suspensi ini dilakukan sehubungan peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham PT Myoh Technology, Tbk sebesar Rp. 765 atau 180%, dari harga penutupan Rp. 425 pada 30 November 2011 menjadi Rp. 1190 pada 13 Desember 2011. Padahal standar peningkatan harga kumulatif yang ditentukan oleh BEI hanya sebesar 30%, otomatis saham dari PT. Myoh Technology, Tbk tersebut sudah pasti terkena suspend karena saham nya sudah melewati batas standar dan mengalami kenaikan sebesar 180% . BEI mencabut suspend tersebut pada tanggal 15 Desember 2011, akan tetapi pada tanggal 21 Desember 2011 kembali terjadi peningkatan harga kumulatif kembali atas saham PT Myoh Technology, Tbk. Dimana saham ini mengalami kenaikan sebesar 227,06% dibandingkan dengan harga Rp. 425 pada 30 November 2011 menjadi Rp. 1390 pada 20 Desember 2011 sehingga BEI kembali melakukan suspend, dan hingga akhir 2011 suspend tersebut belum juga dicabut. Di dalam penelitian ini akan dianalisis mengenai harga wajar saham pada PT Myoh Technology, Tbk dengan menggunakan analisis fundamental. Analisis fundamental dapat dilakukan dengan cara evaluasi bisnis, evaluasi bisnis terbagi atas segi keuangan dan non keuangan, karena kedua faktor tersebut adalah faktor utama yang dilihat oleh investor sebagai dasar asumsi bahwa berinvestasi di PT. Myoh Technology, Tbk memberikan keuntungan atau tidak, sehingga investor dapat melihat bagaimana prospek kedepan dari perusahaan tersebut. Dalam evaluasi bisnis dari segi non keuangan, penelitian ini menggunakan analisis SWOT dan analisis Porter untuk mendeskripsikan keadaan perusahaan dan strategi – strategi yang dapat ditempuh untuk mempertahankan bisnis dan menarik investor untuk berinvestasi didalam perusahaan tersebut. Sedangkan dari segi keuangan digunakan analisis FCFF (Free Operating Cash Flow To the Firm) untuk memperkuat bukti apakah saham tersebut undervalued atau overvalued dan pantas untuk disupensi oleh Bursa Efek Indonesia, Oleh karena itu akan dilakukan perhitungan kewajaran harga saham yang seharusnya dari PT. Myoh Technology, Tbk. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan analisis kebangkrutan untuk memperkirakan berada dalam kondisi apakah perusahaan tersebut, ditinjau dari segi keuangan nya. Setelah tahapan – tahapan tersebut peneliti akan menelusuri apakah perusahaan tersebut menguntungkan dan dapat menjanjikan keuntungan dimasa yang akan datang.
KAJIAN PUSTAKA Penelitian mengenai penilaian kewajaran harga saham dan evaluasi keuangan telah banyak dilakukan. Berikut adalah beberapa penelitian kewajaran harga saham dan evaluasi keuangan : 1. Elok Savitri Pusparini (2006) dalam jurnal ilmiah melakukan penelitian kewajaran harga saham terhadap PT. British American Tobacco dengan menggunakan analisis fundamental. Penilaian tersebut menggunakan Penilaian bisnis dengan metode capital asset pricing model (CAPM) dan free cash flow to the firm (FCFF). Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk menilai harga wajar saham yang seharusnya berlaku dan memberikan rekomendasi berdasarkan evaluasi hasil rasio perusahaan. Hasil penelitian tersebut memperoleh hasil bahwa nilai saham dinyatakan Undervalued . Undervalued ini menunjukan bahwa industri rokok di indonesia diproyeksikan akan tetap dapat bertumbuh meski dengan angka yang relatif stabil. evaluasi perhitungan rasio juga menunjukan keadaan perusahaan yang cukup baik. 2. Hauriah (2007) dalam jurnal ilmiah melakukan analisis harga saham terhadap PT. Medco Energi Internasional dengan metode FCFF dan PS Radio. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk membandingkan nilai intrinsik saham MedcoEnergi dengan harga
pasar di Bursa Efek Indonesia, dan memberikan rekomendasi beli, tahan, atau jual saham antam berdasarkan perbandingan tersebut. Hasil penelitian menunjukan bahwa harga saham berada dalam kondisi Overvalued dan menunjukan peluang dan resiko yang tinggi dalam memberikan rekomendasi baik jual maupun beli Antham.
METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan adalah studi kasus yang bersifat kualitatif dimana dari hasil penelitian diperoleh dengan cara menghitung dengan menggunakan acuan teori dan rumus yang sudah ada. Ruang lingkup dari penelitian ini adalah 1 (satu) perusahaan saja yakni PT. Myoh Technology, Tbk. Periode pengamatan terhadap harga saham dan Laporan Keuangan PT. Myoh Technology, Tbk dilakukan selama tiga tahun yaitu periode 2009 – 2011. Data yang diambil berupa data hisoris laporan keuangan tahunan PT. Myoh Technology, Tbk dan Prospektus MYOH diambil dari situs Bursa Efek Indonesia dan Harga IHSG (Indeks Harga saham Gabungan) historis di yahoo finance. Penilaian kewajaran harga saham akan dilakukan dengan analisis fundamental menggunakan evaluasi binis dari sisi non keuangan dan keuangan. Dari sisi non keuangan menggunakan analisis SWOT dan analisis Porter, sedangkan dari sisi keuangan menggunakan pendekatan Free Operating Cash Flow to The Firm (FCFF) dan analisis kebangkrutan
HASIL DAN BAHASAN I. Analisis SWOT Berdasarkan bisnis valuation dari segi non keuangan dengan pendekatan analisis SWOT dan matriks SWOT menggunakan diagram SWOT dalam memprediksi internal factors (IFAS) dan external factors (EFAS) strategi yang diasumsikan paling penting dan disarankan untuk digunakan adalah :
Strengths(S)
Weakness(W)
1. MYOH Hotel adalah produk unggulan perusahaan dan mempunyai 132 customer hotel berbintang yang loyal dan tetap 2.Memiliki pangsa pasar 23% dalam Hospitally software
1.Hanya berfokus pada penyedian jasa teknologi informasi 2.Kurangnya Inovasi dalam pengembangan produk dan jasa 3.Lemahnya system penagihan piutang 4.Sejak tahun 2008 tidak Menunjukan peningkatan pendapatan yang memadai sebagai perusahaan terbuka 5.Kurangnya proteksi terhadap produk software yang dihasilkan
Opportunity(O)
Strategi SO
Strategi WO
1. Mengakuisisi Sims akan menjadi peluang pangsa pasar baru, apalagi sims mempunyaikontrak tetap dengan PT.Kideco Jaya Agung 2.Sektor batu bara mempunyai potensi signifikan dalam jangka panjang 3.Semakin meningkatnya bisnis pariwisata, perhotelan, dan restoran di kota – kota besar indonesia
1.Mempertahankan customer loyal terhadap perusahaan dan menjaga hubungan baik yang sudah terjalin 2.Meningkatkan dari segi pelayanan maupun kualitas produk dan jasa 3.Mengembangkan dalam industri sektor batu bara yang akan digeluti agar bisa bertahan untuk jangka waktu yang panjang
1.Menagih semua piutang yang masih outstanding sehingga kondisi keuangan stabil 2.Mempertahankan fleksibilitas keuangan dan membangun struktur keuangan yang stabil 3.Menambahkan divisi baru yaitu divisi Research. Divisi yang bertugas untuk mencari inovasi – inovasi dalam produk – produk jasa
Internal Factors (IFAS)
Eksternal Factors (EFAS)
maupun piranti lunaknya
Threats(T)
Strategi ST
Strategi WT
1.Banyak pesaing baru yang menawarkan produk yang lebih canggih,variatif dan terjangkau 2.Meningkatnya pembajakan software 3.Persaingan dengan perusahaan lain yang mempunyai spesialisasi dalam bidang yang baru digeluti 4.Kemungkinan kerusakan alam 5.Kontrak mengalami masalah atau gagal 6.Terjadi bencana alam 7.Bisnis lama kehilangan Perhatian sehingga kehilangan tenaga ahli
1.Perbaikan berkelanjutan disegala bidang, baik dari segi kemampuan karyawan, fasilitas, peralatan / unit, manajemen system 2.Lebih memproteksi sistem dari software – software yang telah dibuat, agar tidak mudah dibajak. seperti dengan serial code atau proteksi – proteksi lainya 3.Meningkatkan iklan – iklan untuk layanan jasa dan peranti lunak agar tidak kalah bersaing dengan industri serupa. 4.Pengendalian lingkungan dengan cara mencegah pencemaran lingkungan dan meminimalkan insiden kerusakan alam 5.bekerja sama dengan pemerintah untuk proteksi produk – produk software yang ada dengan mengklaim hak cipta dan sanksi yang seberat – beratnya pada yang melanggar. Sehingga pembajakan software akan berkurang.
1.Membangun pasar lokal dan mengembangkan varian produk yang disesuaikan dengan permintaan pasar lokal. 2.Melakukan kerjasama penjualan dengan beberapa agen konsultan perhotelan, dan juga dengan perusahaan yang bergerak dibidang penunjang seperti piranti keras. 3.Tidak hanya berfokus kepada bisnis batu bara, tetapi terus juga memperhatikan bisnis jasa dan piranti lunak yang sudah ada, dengan memperhatikan dan merekrut tenaga kerja yang ahli, sehingga produk lebih variatif. 4.Meningkatkan hubungan baik dengan lingkungan sekitar bisnis, seperti dengan meningkatkan program – program CSR (Corporate social responsibility)
a.
b.
c.
d.
Mempertahankan customer yang loyal terhadap perusahaan dan menjaga hubungan baik yang sudah terjalin serta meningkatkan dari segi pelayanan maupun kualitas produk dan jasa disegala bidang, baik dari segi kemampuan karyawan, fasilitas, unit, serta manajemen system Mempertahankan fleksibilitas keuangan dan membangun struktur keuangan yang stabil Menambahkan divisi baru yaitu divisi Research. Divisi yang bertugas untuk mencari inovasi – inovasi dalam produk – produk jasa maupun piranti lunaknya Bekerja sama dengan pemerintah untuk proteksi produk – produk software yang ada dengan serial code atau mengklaim hak cipta dan sanksi yang seberat – beratnya pada yang melanggar. Sehingga pembajakan software akan berkurang. Mengembangkan dalam industri sektor batu bara yang akan digeluti agar bisa bertahan untuk jangka waktu yang panjang dan tidak hanya berfokus kepada bisnis batu bara, tetapi terus juga memperhatikan bisnis jasa dan piranti lunak yang sudah ada, dengan memperhatikan dan merekrut tenaga kerja yang ahli, sehingga produk lebih variatif.
II. Analisis Porter Berdasarkan bisnis valuation dari segi non keuangan dengan pendekatan Analisis Porter menggunakan 5 Tingkat kekuatan Porter. Kekuatan
Tingkat Resiko Low
Medium
High
Persaingan antar perusahaan saingan
√
Potensi masuknya pesaing baru
√
Ancaman produk atau jasa pengganti
√ √
Daya tawar pemasok Daya tawar konsumen
√
III. Analisis FCFF Tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperoleh dari data BPS (Badan Pusat Statisik) pada Tahun 2011 yaitu sebesar 6,5%. Oleh karena itu, tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang digunakan dalam penelitian ini adalah 6,5% Cost Of Equity yang diperoleh dengan menggunakan metode CAPM untuk tahun 2011 diperoleh adalah 14,57%. Artinya investor memiliki peluang untuk mendapatkan 14,57% laba perusahaan yang dibayarkan kepada mereka sebagai dividen jika kelak perusahaan memutuskan untuk membayar dividen sebagai pengembalian return atas investasi, maka biaya kesempatan perusahaan untuk ekuitas dari saldo laba ditahan adalah 14.57%. Nilai Cost of equity inilah yang akan menjadi dasar dalam perhitungan WACC. Perhitungan Default spread berdasarkan bond rating Indonesia yaitu pada tahun 2011 dengan asumsi perusahaan tidak memiliki bond sehingga peneliti mengasumsikan bahwa rating yang digunakan sama dengan rating bond Indonesia menurut Standar & Poor’s yakni BB+. RFR 7,21% yang telah dihitung pada bab sebelumnya. DSC adalah 3 % sesuai dengan rating Standar & Poor’s yaitu Indonesia berada pada peringkat BB+ sesuai tabel peringkat obligasi yang ada pada Lampiran 4 (L4), Default spread of firm (DSF) adalah 6,5%.Setelah dilakukan penjumlahan sesuai rumus perhitungan Cost of Debt diperoleh biaya hutang atau Cost Of Debt senilai 12,22%. Artinya, tingkat suku bunga yang harus dibayarkan kepada lembaga pembiayaan atas hutang perusahaan adalah senilai 12,22% Rata – rata pajak dari tahun 2009 sampai dengan 2011 adalah 27 %. Selanjutnya sebelum menghitung proporsi Wd dan Ws, harus terlebih dahulu menghitung Jumlah total hutang jangka panjang yang dijumlahkan dengan Total Ekuitas. Selanjutnya adalah menghitung bobot hutang (Wd). Cara menghitung (Wd) adalah dengan membagi jumlah hutang dengan Total penjumlahan hutang dengan total ekuitas, setelah itu hasilnya disajikan dalam bentuk presentase.Langkah ketiga yang dilakukan adalah menghitung bobot Ekuitas (Ws).Cara perhitungannya adalah dengan membagi Jumlah Ekuitas dengan Hasil penjumlahan hutang dengan total ekuitas. Hasil perhitungan komponen Wd dan Ws harus berjumlah 100%. Wd merupakan struktur modal perusahaan yang terdiri dari utang, yakni 56,26%, perusahaan ini beresiko jika tidak mampu membayar utang, karena proporsi dari utang terhadap total aset cukup besar yakni 56.26% lebih tinggi dibandingkan jumlah rata – rata proporsi modal yaitu sebesar 43,74% pada periode 2009 sampai dengan 2011 Berdasarkan hasil pehitungan WACC sebesar 13.24% adalah mencerminkan didalam setiap penambahan satu rupiah modal dari MYOH akan terdiri 56.26 utang dan sisanya 43.74 berasal dari ekuitas. WACC bernilai 13.24 % juga berarti bahwa tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor utang maupun ekuitas sebesar 13.24%. Proporsi WACC ini dapat berubah seiring dengan kebijakan yang diambil oleh perusahaan dalam mencari sumber pendanaan lainnya. WACC ini akan dipakai untuk periode estimasi tahun 2012 (Forecasting). Setelah semua komponen dalam FCFF dihitung. Selanjutnya peramalan pendapatan MYOH tahun 2012 dapat dihitung dengan menggunakan fungsi Forecast yang ada di Mirosoft Excel. Dimana tahun 2012 adalah tahun ke-4. Langkah pertama yang dilakukan adalah memasukan pendapatan 2009 sampai dengan tahun 2011 yang ada didalam laporan keuangan. Perkiraan ini penting dalam proses mengestimasikan FCFF tahun 2012 dan dapat mencerminkan harga nilai wajar saham yang seharusnya, ketika saham MYOH di suspensi oleh Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan estimasi dari setiap komponen FCFF yang telah dihitung, maka perhitungan FCFF untuk tahun 2012 adalah sebesar Rp. 6.193.304 Selanjutnya nilai ekuitas dibagi dengan jumlah saham yang beredar dan selanjutnya hasil perhitungan akan menghasilkan nilai wajar harga saham MYOH. Setelah itu nilai wajar harga saham akan dibandingkan dengan harga saham MYOH pada saat disupensi oleh Bursa Efek Indonesia pada 13 desember 2011 dan 20 Desember 2011 akibat peningkatan harga saham secara drastis, dengan harga sebelum dan sesudah reverse stock split (1 : 8) yang dilakukan PT. MYOH Technology, Tbk
Dari hasil perhitungan diatas, estimasi nilai harga wajar saham MYOH adalah sebesar Rp. 59,01.Hasil estimasi nilai harga wajar saham tersebut setelah itu dibandingkan dengan harga saham MYOH pada saat di suspensi oleh Bursa Efek Indonesia untuk dinilai apakah Overpricing atau Underpricing. Harga saham MYOH yang beredar saat ini adalah harga sesudah reverse stock split yang dilakukan MYOH, dengan rasio reverse stock split (1 : 8), berdasarkan dengan acuan teori yang digunakan pada bab 2. Jika rasio reverse stock split telah diketahui adalah 1 : 8 maka peneliti mengasumsikan hasil valuasi sebelum reverse stock split dikalikan dengan 8. Berikut ini adalah perbandingan nya : Perbandingan Nilai Intrinsik Nilai Closing Price Closing Price MYOH Intrinsik MYOH saat saat disuspend BEI Yang Wajar disuspend BEI (20/12/2011) (13/12/2011)
Overvalued / Undervalued
Nilai Intrinsik (Sebelum Reverse Stock Split 1:8)
59.01
148.75
173.75
Overvalued
Nilai Intrinsik (Setelah Reverse Stock Split 1:8)
472.09
1190
1390
Overvalued
Perbandingan nilai intrinsik wajar yang telah dihitung dengan nilai intrinsik harga saham pada saat disuspensi oleh Bursa Efek Indonesia, baik yang pertama kali (13 desember 2012) maupun yang kedua kali (20 desember 2012), hasilnya adalah Overpricing atau Overvalue yang artinya harga saham terlalu mahal jika dikaitkan dengan nilai perusahaan pada saat MYOH di suspensi oleh Bursa Efek Indonesia pada tanggal 13 Desember 2011 dan 20 Desember 2011.
IV. Analisis Kebangkrutan 2011
2010
2009
(0.07)
(0.01)
(0.54)
(0.17)
(0.19)
(0.26)
0.21
0.26
(0.003)
x4 = Market Value / Total Liabilities x5 = Sales / Total Assets
0.38
0.44
0.91
3.95
3.70
1.07
Z = 0.717 (X1) + 0.847 (X2) + 3.11 (X3) + 0.420 (X4) + 0.998 (X5)
0.46
0.46
0.19
(Bankruptcy Company) Z < 1.20
(Bankruptcy Company) Z < 1.20
(Bankruptcy Company) Z < 1.20
x1 = Net WorkingCapital / Total Assets x2 = Retained earnings / Total Assets x3 = EBIT / Total Assets
Hasil Perhitungan :
Kondisi yang dinilai kurang baik ini mengharuskan perusahaan harus bekerja lebih keras dan melakukan perbaikan dalam setiap aspek, agar perusahaan dapat keluar dari zona bankruptcy dan tetap bisa menjalankan kegiatan usaha dan bisnis nya, sehingga investor dapat mempercayai perusahaan dan berani menginvestasikan saham karena kondisi perusahaan dan evaluasi bisnis dari segi keuangan yang baik.
SIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian yang dilakukan secara teoritis dari segi non keuangan yaitu analisis SWOT menunjukan bahwa sebaiknya Myoh melakukan pengembangan inovasi produk dan layanan serta proteksi terhadap hak cipta produk, agar Myoh dapat mengembangkan dan mencapai tujuan perusahaan. Dari analisis Porter menunjukan bahwa tingkat risiko perusahaan yaitu persaingan antar perusahaan, potensi masuknya pesaing baru, ancaman produk pengganti, serta daya tawar konsumen menempati tingkat risiko high, sedangkan daya tawar pemasok menempati tingkat risiko low. Sedangkan dari segi keuangan menunjukan bahwa harga saham Myoh, Overvalued sehingga kurang baik untuk investasi dan dari segi analisis kebangkrutan menunjukan pada tahun 2009 - 2011 Myoh berada didalam zona kondisi bangkrut. PT. Myoh Technology, Tbk disarankan melakukan perbaikan untuk peningkatan dan menjaga kestabilan peningkatan tersebut dalam setiap aspek non keuangan dan keuangan, agar perusahaan bisa menentukan nilai wajar harga saham yang seharusnya dan perusahaan dapat keluar dari zona kebangkrutan, sehingga investor dapat mempercayai perusahaan dan berani menginvestasikan saham karena status dan kondisi keuangan perusahaan yang baik. Myoh juga disarankan untuk menggali peluang – peluang yang belum pernah terlihat sebelumnya dan berinovasi pada produk - produknya, rencana PT. Myoh untuk mengakuisisi PT. Sims Kaltim pada tahun 2012 dan berganti inti bisnis menjadi kontraktor batu bara pun dinilai penulis sebagai langkah yang cukup baik untuk memperbaiki pendapatan perusahaan. Dari segi investor. berdasarkan proyeksi ke depan, saham Myoh direkomendasikan untuk dijual (Sell), mengingat ternyata nilai intrinsik saham Myoh tetap berada dibawah harga pasarnya. Dikhawatirkan harga saham myoh hanya mengalami kenaikan sementara akibat adanya issue atau berita yang beredar mengenai corporate action yaitu perusahaan akan mengakuisisi PT. Sims Kaltim dan berganti inti bisnis, tetapi setelah dalam jangka waktu tertentu dikhawatirkan harga saham akan terus mengalami penurunan yang cukup drastis mengingat harga saham di pasar akan memiliki kecenderungan mendekati nilai intrinsik nya dan mengingat Bursa Efek Indonesia telah mengeluarkan keputusan suspend sampai dengan dua kali. Peneliti merekomendasikan investor yang belum membeli saham Myoh hendaknya menunggu dan melihat perkembangan pasar (wait and see). Peneliti juga merekomendasikan investor bahwa dalam mengambil keputusan dalam membeli atau menjual saham, investor sebaiknya tidak hanya mengambil keputusan karena adanya issue atau berita yang beredar mengenai saham atau perusahaan tersebut. investor juga harus melakukan perhitungan nilai intrinsik dan melihat evaluasi bisnis dari segi non keuangan maupun keuangan perusahaan untuk dapat mengambil keputusan investasi yang baik. Penelitian selanjutnya hendaknya lebih memperluas rentang waktu yang dijadikan sebagai bahan penelitian (sampel) dan menggunakan data atau sumber informasi lainnya seperti portofolio perusahaan yang akurat yang dapat diperoleh melalui lembaga pasar modal terkait, demi mendapatkan hasil yang lebih akurat. Selain itu sebaiknya penelitian selanjutnya menggunakan metode perhitungan lebih untuk mengestimasi nilai intrinsik dan mengevaluasi keuangan perusahaan, seperti discounted cash flow method atau relative valuation, begitu pula dalam evaluasi bisnis dan aspek lainya yang dimaksudkan dari satu unit dan pandangan yang lebih mendalam dibandingkan dengan yang telah peneliti lakukan dalam penelitian ini.
REFERENSI Badan Pusat Statistik. (2011). Berita resmi statistik. http://www.bps.go.id/brs_file/pdb- 06feb12.pdf. Diakses tanggal 24 Maret 2012 Bank Indonesia. (2012). BI Rate http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/BI+Rate/Data+BI+Rate/.Diakses tanggal 10 Mei 2012. Bank Indonesia. (2012). Historical Indonesia Sovereign Rating http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/91FB0560-7A76-4E8FA5E42C894A12B892/22749/rating_april2012.pdf.Diakses tanggal 11 Mei 2012. Biskom. (2011) Software lokal Berjaya. http://www.biskom.web.id/2011/02/20/software-lokal-berjaya.bwi.Diakses tanggal 15 April 2012 Blog Staff UI. (2006).PSAK 42 - 49. http://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/04/EDPPSAK-4-Pencabutan-PSAK-31-PSAK-42-dan-PSAK-49.pdf. Diakses tanggal 24 Maret 2012 Brigham, Eugene F. & Houston, Joel F. Alih bahasa oleh Yulianto, A. A. (2006).Dasar dasar manajemen keuangan (edisi 10). Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Brown, Keith C. & Reilly, Frank K. (2009). Analysis of investments and management of portfolios (9th ed.). United States: South-Western Cengage Learning, Publisher. Bursa Efek Indonesia. (2012). Laporan Keuangan (audit) PT. Myoh Technology, Tbk http://www.idx.co.id/index.php?. Diakses tanggal 10 Februari 2011. Bursa Efek Indonesia. (2012). Prospektus PT. Myoh Technology, Tbk
http://www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From _EREP/201109/AE89E983-E40C-4FE7-9C5DDD42B482 2A2F.PDF. Diakses tanggal 10 Februari 2011 Damodaran, Aswath. (2012). Investment Valuation: Tools and techniques for determining the value of any assets (3nd edition). Canada: John Wiley & Sons, Inc. Damodaran, Aswath. (2006). Damodaran on valuation: Security analysis for investment and corporate finance (2nd edition). United States: John Wiley & Sons, Inc. Darmadji, Tjiptono & Fakhruddin, Hendy M. (2006). Pasar modal di indonesia Pendekatan tanya jawab (edisi 2). Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Detik Finance. (2011). Lompat 180% saham MYOH di suspend. http://finance.detik.com/read/2011/12/14/103555/1790708/6/lompat-180-sahammyoh-disuspen. Diakses tanggal 20 Desember 2011. Detik Finance. (2011). Ganti bisnis inti, saham MYOH bergerak tak wajar. http://finance.detik.com/read/2011/12/08/153148/1786222/6/ganti-bisnis-inti- saham-myohbergerak-tak-wajar. Diakses tanggal 20 Desember 2011 Fraser, M.L & Ormiston, A (2010). Understanding Financial Statement (9th edition). United States: Pearson Highhered,inc. Gibson, Charles H. (2009). Financial reporting & analysis: Using financial accounting information (11th ed.). Mason: South-Western Cengage Leraning Gibson, Charles H. (2010). Portofolio dan investasi teori dan aplikasi (edisi 1). Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Goldberg, John L. (2009). The valuation of toll roads and the implication for future solvency with special reference to the transurban group. Journal of Business Valuation and Economic Loss Analysis, 4(1) : 2 Jurnal Lontar UI. (2006). Elok Savitri Pusparini. http://lontar.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-107558.pdf. Diakses tanggal 24 Maret 2012 Jurnal Lontar UI. (2007). Hauriah. http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=pdf/metadata96824.pdf. Diakses tanggal 24 Maret 2012 Hin, L, Thian. (2008) Panduan berinvestasi saham. Jakarta : Penerbit PT. Elex media Komputindo Hoboken, New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. Equity asset valuation. Sugiono, Arief. (2008). Manajemen keuangan untuk praktisi keuangan.Jakarta: Penerbit Grasindo. Hunger, J. David & Thomas L. Wheelen. Alih bahasa oleh Agung Julianto (2003). Manajemen strategis (edisi 5). Yogyakarta: Penerbit Andi Palepu, G, Krishna. Healy, M, Paul. & Peek, Erik. (2010) Business analysis and Valuation (IFRS Edition). United States : South-Western Cengage Learning, Publisher. Robinson & Pearce. (2008). Strategic Management, formulation, implementation, and control. United States : McGraw-Hill/Irwin Reuters. (2012). Company Profile MYOH (Beta & Profile) http://www.reuters.com/finance/stocks/ overview?symbol=MYOH.JK Scribd. (2006). Jurnal amir Hamzah. http://www.scribd.com/doc/76011138/15/Teori- S tock-Split. Diakses tanggal 24 Maret 2012 Sugiono, Arief. (2008). Manajemen keuangan untuk praktisi keuangan. Jakarta: Penerbit Grasindo. Tandelilin, Eduardus. (2010). Financial reporting & analysis: Using financial accounting information (11th ed.).Mason: South-Western Cengage Leraning. Weygandt, J.J, Kieso, E.D & Kimmel, DP (2005).Accounting Principles (7th edition). United States: John wiley & sons,inc. Yahoo Finance. (2011). ^JKSE historical prices.http://finance.yahoo.com/q/hp?s=^JKSE &a=00&b=1&c=2006&d=11&e=12&f=2011&g=w&z=66&y=0.Diakses tanggal 18 April 2012.
RIWAYAT PENULIS Rahelyna Mairing lahir di kota Cirebon pada 17 Oktober 1990 dan menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Ekonomi dan Komunikasi jurusan Akuntansi dan Keuangan pada tahun 2012.